DAMPAK TAHKIM TERHADAP UMAT ISLAM KINI

AFKAR

KONFLIK­SEKTARIAN­DAN­PERKEMBANGAN­
PEMIKIRAN­DALAM­ISLAM
Abdul Hakim
Manajer Keuangan STAI Madinatul Ilmi

ABSTRAK
Tulisan­ ini­ menganalisis­ akar­ dari­ perpecahan­ umat­ Islam.­ Menurut­ ­penulis­
­polarisasi­ pertama­ umat­ Islam­ bermula­ dari­ peristiwa­ perang­ Shiffin.­ Dari­ situlah­
­kemudian­ muncul­ kelompok­ Sunni­ dan­ Syi’ah­ serta­ kelompok­ ekstrim­ Khawarij.­
Polarisasi ini telah menyedot energi umat Islam sehingga melupakan agenda besar
mereka­untuk­menjadi­umat­yang­terbaik.­Pertanyaan­yang­muncul­kemudian­apakah­
umat Islam bisa melepaskan dari polarisasi ini? Di sini penulis menawarkan berbagai
pandangan pemikiran sekaligus kritik atasnya dan penulis di akhir tulisan berusaha
menawarkan sebuah pemikiran alternatif agar umat Islam bisa keluar dari polarisasi
yang­telah­berusia­ratusan­tahun­itu.

PENDAHULUAN

A


da sebuah pernyataan menarik

-nya­ itu­ (Thohari­ 2015).­ “Alih-alih­ de-

dari

kader

mikian, Muhammadiyah harus tampil ke

Hajriyanto

depan sebagai perekat persaudaraan ke-

opininya

bangsaan­dan­peredam­konflik­­primordial­

Muhammadiyah di Abad Kedua di harian


dan­ sektarian­ dengan­ amal-amal­ nyata."­

Kompas­(Senin,­3/8/15).­Beliau­­menyatakan­

tegas­Hajriyanto.

Y

salah

seorang

Muhammadiyah,

Thohari,

dalam

artikel


bahwa Muhammadiyah tak boleh meng-

Perlu diingat bahwa yang dimak-

habiskan energi untuk melayani polemik-

sud­dengan­perang­Shiffin­adalah­perang­

polemik sektarian warisan lama pasca

saudara di antara umat Islam dari gen-

Perang­ Shiffin­ (657­ M)­ dengan­ Tahkim1

erasi sahabat, yang terjadi antara pasu-

1

Tahkim, adalah peristiwa perundingan damai antara pihak Ali bin Abi Thalib dengan pihak Muawiyyah bin Abi


Sufyan,­yang­memberontak­terhadap­kekhalifahan­Ali­bin­Abi­Thalib­setelah­berkecamuknya­perang­Shiffin,­dengan­
dalih­untuk­menuntut­keadilan­atas­terbunuhnya­khalifah­Ustman­bin­Affan.

56

safina

Volume 01/Nomor 01/Maret 2016

AFKAR

kan Imam Ali bin Abi Thalib sebagai

DAMPAK TAHKIM TERHADAP UMAT

khalifah umat Islam pada saat itu mela-

ISLAM KINI


wan pasukan gubernur Syam (Suriah)
Muawiyah bin Abi Sufyan yang melaku-

khalifah ketiga, Ustman bin Affan, yang

S

masih­tergolong­kerabatnya.

sebagai pengikut Ali disebut Syiah, mereka

kan pemberontakan dengan dalih untuk
menuntut keadilan atas terbunuhnya

ejak­ perang­ Shiffin­ dan­ peristiwa­
Tahkim itulah kemudian umat Islam
secara tajam terpolarisasi ke dalam

beberapa­ kelompok.­ Mereka­ yang­ setia­


Pada perang tersebut, atas saran pe-

yang setia kepada Muawiyah disebut

nasehatnya, Amr bin Ash, ketika pasukan

Sunni, dan dari kelompok Khawarij ke-

Muawiyah hampir mengalami kekalah-

mudian

an, mereka menancapkan mushaf al-

radikal dan ekstrem seperti Alqaedah,

Quran di atas ujung tombak sebagai tan-

Boko­Haram,­dan­ISIS­sekarang­ini.


mewariskan

gerakan-gerakan

da untuk melakukan perdamaian dengan

Pertanyaan yang mengemuka atas

pasukan Imam Ali, yang sesungguhnya

persoalan yang diungkap di atas adalah:

merupakan siasat licik untuk memecah

Apakah umat Islam sekarang ini bisa me-

kekuatan dari para pendukung Ali bin

lepaskan diri dari polarisasi sektarian


Abi­Thalib.

warisan Islam masa awal itu, dan apa

Hal itu terbukti benar, setelah diadakan proses perundingan (Tahkim)
di antara kedua belah pihak, ketika Abu

pengaruhnya

terhadap

perkembangan

pemikiran Islam setelah itu?
Kalau

pertanyaan

tersebut


kita

Musa al-Asya’ari sebagai juru runding

minta jawabannya dari kelompok yang

dari pihak Ali menyatakan penurunan

menyerukan gerakan pemurnian agama,

Ali dari kursi khilafah, maka kemu-

mereka akan memberikan solusi dengan

dian Amr bin Ash yang mewakili pihak

cara mengikuti metode salaf ash-shalih,

Muawiyah dengan serta merta menobat-


yakni menjadikan generasi Islam awal

kan Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai

dari kalangan sahabat, tabi’in, dan tabi’it

khalifah­yang­baru­atas­umat­Islam.

tabi’in sebagai model paripurna dalam

Bertitik tolak dari peristiwa Tahkim

mengikuti dan menjalankan ajaran Is-

itulah kemudian melahirkan kelompok

lam.­ Inilah­ faham­ yang­ dikembangkan­

ekstrem pertama di dalam Islam, yakni


oleh­Muhammad­bin­Abdul­Wahhab­yang­

kaum Khawarij, yang karena kekece-

sekarang­ menjadi­ mazhab­ resmi­ dari­

waannya atas hasil proses Tahkim itu,

kerajaan Arab Saudi, yang dikenal secara

kemudian justru memerangi Ali bin Abi

umum­­sebagai­faham­Wahabi.

Thalib­ dan­ umat­ Islam­ pada­ umumnya.­

Namun, solusi ini telah banyak dikri-

Dan, oleh kelompok Khawarij ini pula

tik oleh para ulama dan pemikir Islam, ka-

pada akhirnya Imam Ali dibunuh pada

rena kecendrungan yang sangat tekstual

waktu shalat subuh, yang dilaksanakan

dan anti rasionalisme dalam pemahaman-

oleh kader militannya, Abdurrahman bin

nya­terhadap­teks-teks­dasar­ajaran­Islam.­

Muljam.

Karena itu, mereka sangat membenci

safina

Volume 01/Nomor 01/Maret 2016

57

AFKAR

filsafat,­ tasawuf,­ dan­ mazhab-mazhab­

zaman.­ Para­ ulama­ Wahabi­ seringkali­

fikih,­ yang­ menurut­ mereka­ ­merupakan­

melontarkan fatwa-fatwa yang terlihat

bid’ah yang masuk ke dalam Islam karena

menggelikan di tengah perkembangan

adanya pengaruh dari luar Islam, seperti

ilmu dan teknologi yang telah bekembang

Persia,­Turki,­dan­Yunani.­Padahal,­­seperti­

pesat­ sekarang.­ Adanya­ larangan­ me-

dinyatakan oleh Khaled Abou El Fadl, pe-

nyetir mobil bagi kaum wanita, mewajib-

nolakan mereka itu sebenarnya lebih

kan wanita ditemani mahramnya ketika

didasari oleh semangat nasionalistik pro-

ke luar rumah, dan pandangan bahwa

Arab dengan menerima budaya Badui

matahari mengelilingi bumi yang menjadi

Najd dan kemudian menguniversalkan ke

pusatnya, seperti yang difatwakan oleh

dalam­Islam­(elFadl,­2006:69).

para ulama di Saudi, merupakan sedikit

2

Kemudian, kalau dilihat melalui

contoh­dari­persoalan­ini.

pendekatan sejarah untuk menjadikan
generasi Islam dari masa awal itu sebagai
satu model khusus dalam keberislaman
adalah­sangat­bermasalah.­Karena,­­seperti­

GERAKAN PEMBARUAN
ISLAM

telah diungkap di awal tulisan ini, justru
konflik­ dan­ perpecahan­ di­ antara­ umat­

yang lebih mengkhawatirkan lagi, faham

P

seperti ini dengan semangat pemurnian

Hadis.­ Gerakan­ seperti­ ini­ telah­ banyak­

agamanya kemudian memandang kaum

menginspirasi kelompok-kelompok yang

Muslim di luar kelompoknya sebagai

disebut sebagai kaum modernis Islam,

ahli bid’ah dan musyrik dalam praktek

yang di Indonesia diwakili terutama oleh

Islam itu telah terjadi pada generasi yang
mereka­sebut­sebagai­kaum­salaf­itu.­Dan,­

­keagamaannya.­Dari­cara­pandang­­seperti­
itu, kemudian muncul apa yang disebut
­faham­ takfiri,­ yang­ menyesatkan­ dan­
membolehkan untuk membunuh umat
Islam­lain­nya.­Sehingga,­tidak­heran­oleh­
­sementara­ orang,­ faham­ Wahabi­ itu­ di-

andangan lain yang sering dikemukan adalah yang dinamakan
gerakan pembaruan Islam, dengan

jargonnya kembali kepada Alquran dan

Muhammadiyah.­ Gerakan­ ini­ terutama­
mengacu kepada pemikiran Muhammad
Abduh yang berbeda halnya dengan faham­ Wahabi,­ di­ samping­ berusaha­ untuk mengembalikan umat seperti di masa
salaf, ia terbuka terhadap pemikiran ra-

pandang sebagai ibu kandung dari ber-

sional dan berusaha menyesuaikan aja-

bagai gerakan radikal dan teroris yang

ran­Islam­dengan­perkembangan­modern.­

berkembang­sekarang­ini.

Atas dasar itu, Muhammad Abduh mene-

Di samping itu, faham ini tampak

kankan pentingnya ijtihad dan mening-

sangat anti peradaban dan tidak kompati-

galkan taklid, dengan merujuk langsung

bel dengan perkembangan dan kemajuan

2

Menurut­Abou­El­Fadl,­Wahabisme­hanya­memandang­dirinya­sebagai­pemegang­kebenaran­Islam­dan­hendak­

memaksakan­budaya­Arab­Badui­sebagai­identik­dengan­Islam­itu­sendiri­(elFadl­2006,­70)

58

safina

Volume 01/Nomor 01/Maret 2016

AFKAR

kepada Alquran dan Hadis, khususnya di

ruan ini pun tak bisa melepaskan dirinya

bidang muamalah dan kemasyarakatan

dari polarisasi umat yang terjadi di masa

sebagai jalan untuk menghadapi perkem-

lalu.­

bangan baru dalam kehidupan umat
­Islam.

Kemudian

sebagai

respon

atas

dua pemikiran tersebut muncul mereka

Gerakan

pembaruan

dari

yang menyatakan diri sebagai kelom-

Muhammad Abduh itu kemudian dite-

pok­ ­liberal.­ Mereka­ memproklamasi-

ruskan oleh muridnya yang bernama

kan diri sebagai pemikir modern dan

Sayyid­ Muhammad­ Rasyid­ Ridha.­ ­Untuk­

liberal yang mengusung gagasan untuk

menuangkan

pembaruan-

mendekonstruksi seluruh aspek ajaran

nya­ ­Rasyid­ Ridha­ menerbitkan­ majalah­

Islam yang mereka pandang sebagai kon-

mingguan al-Manar.­ Di­ samping­ itu,­ ia­

servatif, dengan misalnya mengusulkan

juga menulis tafsir al-Manar yang merupa-

keabsahan pernikahan homoseksual, per-

kan lanjutan dari penafsiran Muhammad

samaan dan kebebasan wanita dalam se-

­Abduh­

gala­hal­dan­lain­sebagainya.­

gagasan

(Hamid,­

2010:239).

3

Dalam

masalah­ teologi­ Rasyid­ Ridha­ banyak­

Dalam kasus homoseksual misalnya,

dipengaruhi­ oleh­ pemikiran­ Salafiyah,­ Ia­

mereka berdalih bahwa Islam memberi-

berpandangan bahwa kemunduran umat

kan kebebasan bagi setiap individu untuk

Islam karena akidah dan amal perbuatan

bertindak sesuai dengan orientasi seksu-

mereka telah menyimpang dari ajaran

alnya­ dan­ pilihannya­ sendiri.­ Menurut­

­Islam­yang­asli.­Sebagai­jalan­keluarnya­ia­

mereka, kita harus memandang ajaran-

menyerukan agar umat kembali kepada

ajaran Islam, termasuk hukum-hukum

sumber ajaran Islam, yakni Alquran dan

yang ada di dalam Alquran, dengan cara

­Hadis.

pandang baru yang sesuai dengan perkem-

Namun, pemikiran ini pun tak

bangan­dunia­modern­sekarang­ini.­Mere-

lepas­ dari­ kritik.­ Karena,­ seperti­ kita­ ke-

ka menganggap banyak dari teks-teks

tahui, untuk memahami Alquran dan

Alquran­ yang­ sudah­ tidak­ relevan­ lagi.­

Hadis­itu­memerlukan­penafsiran.­Dalam­

Karena itu, kisah mengenai kaum Luth,

kenyataannya ketika melakukan penafsir-

misalnya, menurut mereka harus direin-

an terhadap kedua sumber utama ajaran

terpretasi bahwa sesungguhnya yang di-

Islam itu di antara para ulama terdapat

larang oleh Alquran itu bukan perbuatan

berbagai­ kecenderungan­ yang­ berbeda.­

homoseksualnya, melainkan pemaksaan

Di samping itu, pandangan dari para ahli

dalam­melakukan­perbuatan­tersebut.­Ka-

dan ulama terdahulu yang sangat be-

rena itu, dalam masalah pernikahan, sese-

ragam dan bahkan saling bertentangan,

orang boleh menentukan pilihan apa pun

juga ikut berperan dalam melakukan

yang­ sesuai­ dengan­ orientasi­ seksualnya.­

suatu­penafsiran.­Alhasil,­gerakan­pemba-

Dari pemikiran seperti ini, kemudian

3

Dalam­ hal­ ini­ Rasyid­ Ridha­ melanjutkan­ apa­ yang­ telah­ dirintis­ oleh­ Muhammad­ Abduh,­ dalam­ melakukan­

pembaharuan keagamaan, dengan meneruskan penerbitan majalah al-Manar dan tafsir Alquran dengan nama yang
sama­(Hamid­2010,­239).­

safina

Volume 01/Nomor 01/Maret 2016

59

AFKAR

berkembang seperti yang kita lihat seka-

dengan kemajuan dan perkembangan

rang ini, kelompok-kelompok pendukung

zaman.­ Islam­tidak­ literal­ dan­ tidak­ pula­

LGBT yang dipandang sebagai trend gaya

liberal, melainkan berada di antara ke-

hidup­manusia­modern.

duanya­ (Muthahhari,­ 1996:59-60).­ Dalam­

Memang betul bahwa umat Islam

hal-hal yang prinsip, kita harus tetap ber-

harus melepaskan diri dari konserva-

pegang teguh padanya dalam waktu dan

tisme­yang­membelenggu­fikiran­dan­ber-

situasi­apapun.­Namun,­dalam­hal-hal­dan­

tentangan dengan prinsip perubahan dan

urusan sekunder, kita bisa menyesuaikan

kemajuan, yang di dalam kehidupan nyata

diri atau mengubahnya sesuai dengan ke-

tak­ mungkin­ dibendung.­ Namun,­ hal­ itu­

butuhan dan perkembangan peradaban

tidak berarti bahwa prinsip-prinsip dasar

manusia­ ketika­ itu.­ Hal­ ini­ berbeda­ de-

di dalam ajaran Islam, dapat diubah atau

ngan­ filsafat­ dialektis­ yang­ digagas­ oleh­

diganti oleh prinsip-prinsip lain seperti

Hegel dan materialisme dialektis dari

liberalisme, dengan alasan hal itu diperlu-

Karl­ Marx­ yang­ memandang­ bahwa­ se-

kan untuk menyesuaikan diri dengan ke-

gala sesuatu akan mengalami perubahan

majuan­zaman.­Akan­tetapi,­untuk­meng-

sesuai dengan hukum dialektika: tesis-

hadapi­ tuntutan­ zaman­ itu­ diperlukan­

antitesis-sintesis.­ Teori­ ini,­ kemudian­ se-

suatu pemikiran yang utuh yang memi-

cara serampangan diadopsi oleh kalangan

liki landasan yang benar, dan juga secara

liberal Islam, guna mendukung gagasan-

linear terus berkembang sesuai dengan

gagasan yang mereka pandang sebagai se-

kemajuan di bidang ilmu dan teknologi

buah pembaharuan terhadap pemikiran

yang­ tak­ akan­ pernah­ bisa­ dihentikan.­

Islam.

Karena itu, kita harus memahami secara

Berikutnya adalah gerakan moderasi

benar bagaimana konsep kemajuan dan

Islam.­ Gerakan­ seperti­ ini­ ­dapat­ dikata-

kemodernan itu, dan bagaimana Islam

kan sebagai sebuah kecenderungan mu-

memandang perubahan dan kemajuan

takhir­ di­ kalangan­ umat­ ­Islam.­ Dalam­

zaman­itu,­termasuk­dalam­hal­menghar-

gerakan moderasi Islam ini watak inklusif

gai kebebasan pemikiran harus memiliki

dalam pemahaman ajaran agama sangat

landasan­ filosofis­ yang­ jelas,­ metodologi­

ditekankan.­Dengan­cara­pandang­­seperti­

yang tepat dan teruji, dan dapat menun-

itu,­ perbedaan­ mazhab­ atau­ bahkan­

tun manusia kepada tujuan hidup yang

agama tidak dipandang sebagai problem

bermakna dengan dilandasi oleh nilai-

yang­ menjadi­ sumber­ ­konflik­ di­ antara­

nilai­moral­dan­spiritual.

umat.­ ­Semangat­ ­toleransi­ dan­ kesedia-

Ketika melihat adanya berbagai ke-

an untuk menerima dan bekerja sama

cenderungan dalam pemikiran Islam itu,

dengan­ mereka­ yang­ berbeda­ mazhab­

Murtadha Muthahhari di dalam Islam dan

dan

Tantangan­ Zaman,­ menyatakan­ bahwa­

dalam­ ­aktivitas­ gerakan­ ini.­ Keragam-

dalam pandangan Islam ada hal-hal prin-

an pendapat justru dipandang sebagai

sip dan tetap dan ada pula faktor-faktor

­rahmat­yang­harus­­disyukuri.

lain yang berubah dan perlu disesuaikan

60

safina

Volume 01/Nomor 01/Maret 2016

keyakinannya,

menjadi

dasar

Apa yang sekarang dikumandangkan

AFKAR

kalangan NU sebagai Islam Nusantara

berusaha mengembangkan sisi material

dan gerakan pencerahan yang berkema-

dari kehidupan manusia tetapi juga men-

juan oleh Muhammadiyah, nampaknya

dorong manusia untuk menyempurnakan

mengadopsi cara pandang dari gerakan

dirinya melalui ketaatan hukum dan pe-

­moderasi­ Islam­ itu.­ Di­ tengah­ kecende-

nyucian­ diri­ dari­ dorongan­ hawa­ nafsu.­

rungan dunia Islam di Timur Tengah

Hal itu, hanya bisa dicapai dengan tuntun-

yang­ penuh­ konflik­ dan­ pertumpahan­

an keilmuan yang mencakup pelbagai sisi

darah sekarang ini, yang dipicu oleh

kehidupan, sehingga pada akhirnya sese-

kelompok-kelompok

orang mampu menjadikan dirinya seba-

ekstrem

berlabel

Islam, pandangan moderasi Islam ini

gai­manusia­paripurna.

harus­terus­­dikedepankan.­Dan­bagi­bang-

Jadi,­ untuk­ menghadapi­ kemajuan­

sa Indonesia yang sangat plural, gerakan

dan­perkembangan­zaman­itu,­tidak­bisa­

moderasi Islam seperti yang diusung oleh

hanya mengandalkan diri kepada jargon-

kalangan NU dan Muhammadiyah itu,

jargon seperti menjalankan Islam secara

merupakan pilihan yang paling rasional

kaffah dengan berpegang teguh kepada

sebagai

meningkatnya

Alquran­ dan­ Sunnah­ Rasul,­ atau­ seperti­

­eksklusifisme,­ ­ ­radikalisme­ dan­ ekstrem-

yang didengungkan oleh kalangan liberal

isme yang telah merasuk ke tanah air

dengan mengadopsi metode dan pe-

kita dalam beberapa dekade belakangan

mikiran para Islamis Barat secara mentah

ini, dalam rangka menebarkan Islam

dan­ dangkal.­ Yang­ kita­ perlukan­ ­adalah­

sebagai rahmat untuk seluruh umat

suatu bangunan pemikiran yang utuh

­manusia.

dan berakar dari ajaran Islam itu sendiri,

jawaban

atas

Prinsip kemajuan di dalam Islam,

yang­ memiliki­ landasan­ filosofis­ yang­

mengandung­ arti­ bahwa­ secara­ fitri,­

jelas, metodologi yang tepat dan teruji,

manusia

kemampuan

dan lebih dari itu mampu menggerakkan

untuk berkreasi, memilih antara yang

masyarakat kepada tujuan hidup yang

baik dan buruk, yang benar dan salah,

jauh lebih bermakna daripada sekedar

serta rasa bertanggung jawab atas segala

pencapaian material yang kosong dari

­perbuat­an­nya.­ Dalam­ Islam,­ seseorang­

nilai-nilai­moral­dan­spiritual.­

itu

memiliki

harus bertanggung jawab sebagai diri
pribadinya, terhadap masyarakat dan
lingkungannya,­serta­Tuhan­­Penciptanya.­

APA YANG HARUS KITA
LAKUKAN?

Karena itu, sekalipun manusia pada
dasarnya dipandang sebagai makhluk

hukum-hukum dan aturan, baik yang ber-

U

sifat­alami­maupun­sosial­dan­moral.

rah, akhlak, tasawuf, dan lainnya tetap

yang bebas berkehendak, namun pada
saat yang sama ia terikat pula dengan

Islam adalah agama yang berdiri
di­ atas­ prinsip­ keadilan.­ Ia­ tidak­ hanya­

ntuk mencapai tujuan tersebut,
ilmu-ilmu keislaman tradisional
seperti­ bahasa­ arab,­ logika,­ filsa-

fat,­ kalam,­ ushul­ fiqh,­ tafsir,­ hadis,­ sejakita perlukan, karena merupakan unsur
dasar dari bangunan pemikiran Islam itu

safina

Volume 01/Nomor 01/Maret 2016

61

AFKAR

sendiri.­Demikian­pula­ilmu-ilmu­­modern­

dicapai oleh para sarjana Islam terdahulu

seperti sosiologi, ekonomi, metodologi

untuk disumbangkan dalam peradaban

penelitian,

modern­sekarang­ini.­

hermeneutika,

ilmu-ilmu

kealaman dan teknologi juga kita perlu-

Karena itu, satu-satunya jalan yang

kan.­ Namun,­ semua­ kegiatan­ ilmiah­ itu­

diperlukan adalah, energi umat Islam

harus berjalan secara seimbang di bawah

harus diarahkan untuk kembali meng-

bangunan pemikiran dan pandangan du-

kaji ajaran agamanya sebagai pandangan

nia Islam itu sendiri, alih-alih mengadopsi

dunia

pemikiran Barat yang dipandang dengan

­secara­ secara­ filosofis­ dan­ spiritual­ yang­

tanpa sikap kritis sebagai terapi mujarab

menyatukan dan mencerahkan, untuk

bagi­kemajuan­Islam.­Dengan­itu,­diharap-

membangun peradaban bersama yang

kan kita akan memiliki sebuah pemikiran

berkemajuan­ di­ segala­ aspek­ kehidupan.­

yang utuh dan terhindar dari kebodohan

Dan untuk mencapai hal itu, kegiatan

dan kejumudan (tafrit) serta keberlebihan

penelitian di berbagai bidang keilmuan

dan kebebasan (ifrat) dalam menawarkan

perlu dilakukan dengan menggunakan

suatu­gagasan­dan­pemikiran.

metode yang dapat dipertanggung jawab-

yang

memberikan

panduan

Sejalan dengan pernyataan Hajriyanto

kan keabsahannya secara ilmiah, baik

Y Thohari di atas, sudah saatnya bagi para

dari sisi ilmu-ilmu keagamaan maupun

ulama dan intelektual Islam, untuk tidak

dari­ sisi­ ilmu-ilmu­ modern.­ Dan­ sebagai­

menghabiskan waktunya dalam polemik

kuncinya, seperti pernah dicanangkan

sektarian berkepanjangan sebagai warisan

oleh Ali Syari’ati, umat Islam harus di-

dari masa silam yang kelam dalam sejarah

dorong untuk mendapatkan pendidikan

umat­ Islam­ itu.­ ­Mereka­ seharusnya­

di sepanjang kehidupan mereka, dengan

bergerak terus dengan menatap ke masa

memanfaatkan

depan untuk mewujudkan kejayaan agama

ilmiah dan budaya dari semua peradaban,

yang luhur itu dengan mengembangkan

agama dan bangsa lain yang telah maju di

pelbagai warisan keilmuan yang telah

­seluruh­dunia­(Syariati,­1993:143).4

4

berbagai

pengalaman

Mengenai hal ini Ali Syari’ati menegaskan, “Tujuan gerakan semacam itu adalah menunjukkan kebenaran

sesungguhnya dan wajah Islam yang asli; meningkatkkan pemahaman dan kesadaran beragama di dalam masyarakat;
dan mengakrabkan kalangan terpelajar dan generasi muda dengan Islam, yang dari situlah para penjajah budaya
telah­berusaha­keras­untuk­memisahkan­mereka,­dengan­menanamkan­nilai-nilai­dan­kebudayaan­mereka­sendiri.”­
(Syariati, 1993:143)

62

safina

Volume 01/Nomor 01/Maret 2016

AFKAR

Bibliography
elFadl,­Khaled­Abou.­2006.­Selamatkan Islam dari Muslim Puritan.­Jakarta:­
Serambi.
Hamid,­Yaya­Abdul.­2010.­Pemikiran Modern dalam Islam.­Jakarta:­Pustaka­Setia.­
Muthahhari,­Murtadha.­1996.­Islam­dan­Tantangan­Zaman.­Jakarta:­Pustaka­
Hidayah,
Syariati,­Ali.­1993.­Membangun Masa Depan Islam.­Jakarta:­Mizan.­
Thohari,­Hajriyanto­Y.­"Muhammadiyah di Abad Kedua."­Opini­Kompas.­Jakarta:­
Kompas,­Agustus­3,­2015.

safina

Volume 01/Nomor 01/Maret 2016

63