DAMPAK TAHKIM TERHADAP UMAT ISLAM KINI
AFKAR
KONFLIKSEKTARIANDANPERKEMBANGAN
PEMIKIRANDALAMISLAM
Abdul Hakim
Manajer Keuangan STAI Madinatul Ilmi
ABSTRAK
Tulisan ini menganalisis akar dari perpecahan umat Islam. Menurut penulis
polarisasi pertama umat Islam bermula dari peristiwa perang Shiffin. Dari situlah
kemudian muncul kelompok Sunni dan Syi’ah serta kelompok ekstrim Khawarij.
Polarisasi ini telah menyedot energi umat Islam sehingga melupakan agenda besar
merekauntukmenjadiumatyangterbaik.Pertanyaanyangmunculkemudianapakah
umat Islam bisa melepaskan dari polarisasi ini? Di sini penulis menawarkan berbagai
pandangan pemikiran sekaligus kritik atasnya dan penulis di akhir tulisan berusaha
menawarkan sebuah pemikiran alternatif agar umat Islam bisa keluar dari polarisasi
yangtelahberusiaratusantahunitu.
PENDAHULUAN
A
da sebuah pernyataan menarik
-nya itu (Thohari 2015). “Alih-alih de-
dari
kader
mikian, Muhammadiyah harus tampil ke
Hajriyanto
depan sebagai perekat persaudaraan ke-
opininya
bangsaandanperedamkonflikprimordial
Muhammadiyah di Abad Kedua di harian
dan sektarian dengan amal-amal nyata."
Kompas(Senin,3/8/15).Beliaumenyatakan
tegasHajriyanto.
Y
salah
seorang
Muhammadiyah,
Thohari,
dalam
artikel
bahwa Muhammadiyah tak boleh meng-
Perlu diingat bahwa yang dimak-
habiskan energi untuk melayani polemik-
suddenganperangShiffinadalahperang
polemik sektarian warisan lama pasca
saudara di antara umat Islam dari gen-
Perang Shiffin (657 M) dengan Tahkim1
erasi sahabat, yang terjadi antara pasu-
1
Tahkim, adalah peristiwa perundingan damai antara pihak Ali bin Abi Thalib dengan pihak Muawiyyah bin Abi
Sufyan,yangmemberontakterhadapkekhalifahanAlibinAbiThalibsetelahberkecamuknyaperangShiffin,dengan
dalihuntukmenuntutkeadilanatasterbunuhnyakhalifahUstmanbinAffan.
56
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
AFKAR
kan Imam Ali bin Abi Thalib sebagai
DAMPAK TAHKIM TERHADAP UMAT
khalifah umat Islam pada saat itu mela-
ISLAM KINI
wan pasukan gubernur Syam (Suriah)
Muawiyah bin Abi Sufyan yang melaku-
khalifah ketiga, Ustman bin Affan, yang
S
masihtergolongkerabatnya.
sebagai pengikut Ali disebut Syiah, mereka
kan pemberontakan dengan dalih untuk
menuntut keadilan atas terbunuhnya
ejak perang Shiffin dan peristiwa
Tahkim itulah kemudian umat Islam
secara tajam terpolarisasi ke dalam
beberapa kelompok. Mereka yang setia
Pada perang tersebut, atas saran pe-
yang setia kepada Muawiyah disebut
nasehatnya, Amr bin Ash, ketika pasukan
Sunni, dan dari kelompok Khawarij ke-
Muawiyah hampir mengalami kekalah-
mudian
an, mereka menancapkan mushaf al-
radikal dan ekstrem seperti Alqaedah,
Quran di atas ujung tombak sebagai tan-
BokoHaram,danISISsekarangini.
mewariskan
gerakan-gerakan
da untuk melakukan perdamaian dengan
Pertanyaan yang mengemuka atas
pasukan Imam Ali, yang sesungguhnya
persoalan yang diungkap di atas adalah:
merupakan siasat licik untuk memecah
Apakah umat Islam sekarang ini bisa me-
kekuatan dari para pendukung Ali bin
lepaskan diri dari polarisasi sektarian
AbiThalib.
warisan Islam masa awal itu, dan apa
Hal itu terbukti benar, setelah diadakan proses perundingan (Tahkim)
di antara kedua belah pihak, ketika Abu
pengaruhnya
terhadap
perkembangan
pemikiran Islam setelah itu?
Kalau
pertanyaan
tersebut
kita
Musa al-Asya’ari sebagai juru runding
minta jawabannya dari kelompok yang
dari pihak Ali menyatakan penurunan
menyerukan gerakan pemurnian agama,
Ali dari kursi khilafah, maka kemu-
mereka akan memberikan solusi dengan
dian Amr bin Ash yang mewakili pihak
cara mengikuti metode salaf ash-shalih,
Muawiyah dengan serta merta menobat-
yakni menjadikan generasi Islam awal
kan Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai
dari kalangan sahabat, tabi’in, dan tabi’it
khalifahyangbaruatasumatIslam.
tabi’in sebagai model paripurna dalam
Bertitik tolak dari peristiwa Tahkim
mengikuti dan menjalankan ajaran Is-
itulah kemudian melahirkan kelompok
lam. Inilah faham yang dikembangkan
ekstrem pertama di dalam Islam, yakni
olehMuhammadbinAbdulWahhabyang
kaum Khawarij, yang karena kekece-
sekarang menjadi mazhab resmi dari
waannya atas hasil proses Tahkim itu,
kerajaan Arab Saudi, yang dikenal secara
kemudian justru memerangi Ali bin Abi
umumsebagaifahamWahabi.
Thalib dan umat Islam pada umumnya.
Namun, solusi ini telah banyak dikri-
Dan, oleh kelompok Khawarij ini pula
tik oleh para ulama dan pemikir Islam, ka-
pada akhirnya Imam Ali dibunuh pada
rena kecendrungan yang sangat tekstual
waktu shalat subuh, yang dilaksanakan
dan anti rasionalisme dalam pemahaman-
oleh kader militannya, Abdurrahman bin
nyaterhadapteks-teksdasarajaranIslam.
Muljam.
Karena itu, mereka sangat membenci
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
57
AFKAR
filsafat, tasawuf, dan mazhab-mazhab
zaman. Para ulama Wahabi seringkali
fikih, yang menurut mereka merupakan
melontarkan fatwa-fatwa yang terlihat
bid’ah yang masuk ke dalam Islam karena
menggelikan di tengah perkembangan
adanya pengaruh dari luar Islam, seperti
ilmu dan teknologi yang telah bekembang
Persia,Turki,danYunani.Padahal,seperti
pesat sekarang. Adanya larangan me-
dinyatakan oleh Khaled Abou El Fadl, pe-
nyetir mobil bagi kaum wanita, mewajib-
nolakan mereka itu sebenarnya lebih
kan wanita ditemani mahramnya ketika
didasari oleh semangat nasionalistik pro-
ke luar rumah, dan pandangan bahwa
Arab dengan menerima budaya Badui
matahari mengelilingi bumi yang menjadi
Najd dan kemudian menguniversalkan ke
pusatnya, seperti yang difatwakan oleh
dalamIslam(elFadl,2006:69).
para ulama di Saudi, merupakan sedikit
2
Kemudian, kalau dilihat melalui
contohdaripersoalanini.
pendekatan sejarah untuk menjadikan
generasi Islam dari masa awal itu sebagai
satu model khusus dalam keberislaman
adalahsangatbermasalah.Karena,seperti
GERAKAN PEMBARUAN
ISLAM
telah diungkap di awal tulisan ini, justru
konflik dan perpecahan di antara umat
yang lebih mengkhawatirkan lagi, faham
P
seperti ini dengan semangat pemurnian
Hadis. Gerakan seperti ini telah banyak
agamanya kemudian memandang kaum
menginspirasi kelompok-kelompok yang
Muslim di luar kelompoknya sebagai
disebut sebagai kaum modernis Islam,
ahli bid’ah dan musyrik dalam praktek
yang di Indonesia diwakili terutama oleh
Islam itu telah terjadi pada generasi yang
merekasebutsebagaikaumsalafitu.Dan,
keagamaannya.Daricarapandangseperti
itu, kemudian muncul apa yang disebut
faham takfiri, yang menyesatkan dan
membolehkan untuk membunuh umat
Islamlainnya.Sehingga,tidakheranoleh
sementara orang, faham Wahabi itu di-
andangan lain yang sering dikemukan adalah yang dinamakan
gerakan pembaruan Islam, dengan
jargonnya kembali kepada Alquran dan
Muhammadiyah. Gerakan ini terutama
mengacu kepada pemikiran Muhammad
Abduh yang berbeda halnya dengan faham Wahabi, di samping berusaha untuk mengembalikan umat seperti di masa
salaf, ia terbuka terhadap pemikiran ra-
pandang sebagai ibu kandung dari ber-
sional dan berusaha menyesuaikan aja-
bagai gerakan radikal dan teroris yang
ranIslamdenganperkembanganmodern.
berkembangsekarangini.
Atas dasar itu, Muhammad Abduh mene-
Di samping itu, faham ini tampak
kankan pentingnya ijtihad dan mening-
sangat anti peradaban dan tidak kompati-
galkan taklid, dengan merujuk langsung
bel dengan perkembangan dan kemajuan
2
MenurutAbouElFadl,WahabismehanyamemandangdirinyasebagaipemegangkebenaranIslamdanhendak
memaksakanbudayaArabBaduisebagaiidentikdenganIslamitusendiri(elFadl2006,70)
58
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
AFKAR
kepada Alquran dan Hadis, khususnya di
ruan ini pun tak bisa melepaskan dirinya
bidang muamalah dan kemasyarakatan
dari polarisasi umat yang terjadi di masa
sebagai jalan untuk menghadapi perkem-
lalu.
bangan baru dalam kehidupan umat
Islam.
Kemudian
sebagai
respon
atas
dua pemikiran tersebut muncul mereka
Gerakan
pembaruan
dari
yang menyatakan diri sebagai kelom-
Muhammad Abduh itu kemudian dite-
pok liberal. Mereka memproklamasi-
ruskan oleh muridnya yang bernama
kan diri sebagai pemikir modern dan
Sayyid Muhammad Rasyid Ridha. Untuk
liberal yang mengusung gagasan untuk
menuangkan
pembaruan-
mendekonstruksi seluruh aspek ajaran
nya Rasyid Ridha menerbitkan majalah
Islam yang mereka pandang sebagai kon-
mingguan al-Manar. Di samping itu, ia
servatif, dengan misalnya mengusulkan
juga menulis tafsir al-Manar yang merupa-
keabsahan pernikahan homoseksual, per-
kan lanjutan dari penafsiran Muhammad
samaan dan kebebasan wanita dalam se-
Abduh
galahaldanlainsebagainya.
gagasan
(Hamid,
2010:239).
3
Dalam
masalah teologi Rasyid Ridha banyak
Dalam kasus homoseksual misalnya,
dipengaruhi oleh pemikiran Salafiyah, Ia
mereka berdalih bahwa Islam memberi-
berpandangan bahwa kemunduran umat
kan kebebasan bagi setiap individu untuk
Islam karena akidah dan amal perbuatan
bertindak sesuai dengan orientasi seksu-
mereka telah menyimpang dari ajaran
alnya dan pilihannya sendiri. Menurut
Islamyangasli.Sebagaijalankeluarnyaia
mereka, kita harus memandang ajaran-
menyerukan agar umat kembali kepada
ajaran Islam, termasuk hukum-hukum
sumber ajaran Islam, yakni Alquran dan
yang ada di dalam Alquran, dengan cara
Hadis.
pandang baru yang sesuai dengan perkem-
Namun, pemikiran ini pun tak
banganduniamodernsekarangini.Mere-
lepas dari kritik. Karena, seperti kita ke-
ka menganggap banyak dari teks-teks
tahui, untuk memahami Alquran dan
Alquran yang sudah tidak relevan lagi.
Hadisitumemerlukanpenafsiran.Dalam
Karena itu, kisah mengenai kaum Luth,
kenyataannya ketika melakukan penafsir-
misalnya, menurut mereka harus direin-
an terhadap kedua sumber utama ajaran
terpretasi bahwa sesungguhnya yang di-
Islam itu di antara para ulama terdapat
larang oleh Alquran itu bukan perbuatan
berbagai kecenderungan yang berbeda.
homoseksualnya, melainkan pemaksaan
Di samping itu, pandangan dari para ahli
dalammelakukanperbuatantersebut.Ka-
dan ulama terdahulu yang sangat be-
rena itu, dalam masalah pernikahan, sese-
ragam dan bahkan saling bertentangan,
orang boleh menentukan pilihan apa pun
juga ikut berperan dalam melakukan
yang sesuai dengan orientasi seksualnya.
suatupenafsiran.Alhasil,gerakanpemba-
Dari pemikiran seperti ini, kemudian
3
Dalam hal ini Rasyid Ridha melanjutkan apa yang telah dirintis oleh Muhammad Abduh, dalam melakukan
pembaharuan keagamaan, dengan meneruskan penerbitan majalah al-Manar dan tafsir Alquran dengan nama yang
sama(Hamid2010,239).
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
59
AFKAR
berkembang seperti yang kita lihat seka-
dengan kemajuan dan perkembangan
rang ini, kelompok-kelompok pendukung
zaman. Islamtidak literal dan tidak pula
LGBT yang dipandang sebagai trend gaya
liberal, melainkan berada di antara ke-
hidupmanusiamodern.
duanya (Muthahhari, 1996:59-60). Dalam
Memang betul bahwa umat Islam
hal-hal yang prinsip, kita harus tetap ber-
harus melepaskan diri dari konserva-
pegang teguh padanya dalam waktu dan
tismeyangmembelenggufikirandanber-
situasiapapun.Namun,dalamhal-haldan
tentangan dengan prinsip perubahan dan
urusan sekunder, kita bisa menyesuaikan
kemajuan, yang di dalam kehidupan nyata
diri atau mengubahnya sesuai dengan ke-
tak mungkin dibendung. Namun, hal itu
butuhan dan perkembangan peradaban
tidak berarti bahwa prinsip-prinsip dasar
manusia ketika itu. Hal ini berbeda de-
di dalam ajaran Islam, dapat diubah atau
ngan filsafat dialektis yang digagas oleh
diganti oleh prinsip-prinsip lain seperti
Hegel dan materialisme dialektis dari
liberalisme, dengan alasan hal itu diperlu-
Karl Marx yang memandang bahwa se-
kan untuk menyesuaikan diri dengan ke-
gala sesuatu akan mengalami perubahan
majuanzaman.Akantetapi,untukmeng-
sesuai dengan hukum dialektika: tesis-
hadapi tuntutan zaman itu diperlukan
antitesis-sintesis. Teori ini, kemudian se-
suatu pemikiran yang utuh yang memi-
cara serampangan diadopsi oleh kalangan
liki landasan yang benar, dan juga secara
liberal Islam, guna mendukung gagasan-
linear terus berkembang sesuai dengan
gagasan yang mereka pandang sebagai se-
kemajuan di bidang ilmu dan teknologi
buah pembaharuan terhadap pemikiran
yang tak akan pernah bisa dihentikan.
Islam.
Karena itu, kita harus memahami secara
Berikutnya adalah gerakan moderasi
benar bagaimana konsep kemajuan dan
Islam. Gerakan seperti ini dapat dikata-
kemodernan itu, dan bagaimana Islam
kan sebagai sebuah kecenderungan mu-
memandang perubahan dan kemajuan
takhir di kalangan umat Islam. Dalam
zamanitu,termasukdalamhalmenghar-
gerakan moderasi Islam ini watak inklusif
gai kebebasan pemikiran harus memiliki
dalam pemahaman ajaran agama sangat
landasan filosofis yang jelas, metodologi
ditekankan.Dengancarapandangseperti
yang tepat dan teruji, dan dapat menun-
itu, perbedaan mazhab atau bahkan
tun manusia kepada tujuan hidup yang
agama tidak dipandang sebagai problem
bermakna dengan dilandasi oleh nilai-
yang menjadi sumber konflik di antara
nilaimoraldanspiritual.
umat. Semangat toleransi dan kesedia-
Ketika melihat adanya berbagai ke-
an untuk menerima dan bekerja sama
cenderungan dalam pemikiran Islam itu,
dengan mereka yang berbeda mazhab
Murtadha Muthahhari di dalam Islam dan
dan
Tantangan Zaman, menyatakan bahwa
dalam aktivitas gerakan ini. Keragam-
dalam pandangan Islam ada hal-hal prin-
an pendapat justru dipandang sebagai
sip dan tetap dan ada pula faktor-faktor
rahmatyangharusdisyukuri.
lain yang berubah dan perlu disesuaikan
60
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
keyakinannya,
menjadi
dasar
Apa yang sekarang dikumandangkan
AFKAR
kalangan NU sebagai Islam Nusantara
berusaha mengembangkan sisi material
dan gerakan pencerahan yang berkema-
dari kehidupan manusia tetapi juga men-
juan oleh Muhammadiyah, nampaknya
dorong manusia untuk menyempurnakan
mengadopsi cara pandang dari gerakan
dirinya melalui ketaatan hukum dan pe-
moderasi Islam itu. Di tengah kecende-
nyucian diri dari dorongan hawa nafsu.
rungan dunia Islam di Timur Tengah
Hal itu, hanya bisa dicapai dengan tuntun-
yang penuh konflik dan pertumpahan
an keilmuan yang mencakup pelbagai sisi
darah sekarang ini, yang dipicu oleh
kehidupan, sehingga pada akhirnya sese-
kelompok-kelompok
orang mampu menjadikan dirinya seba-
ekstrem
berlabel
Islam, pandangan moderasi Islam ini
gaimanusiaparipurna.
harusterusdikedepankan.Danbagibang-
Jadi, untuk menghadapi kemajuan
sa Indonesia yang sangat plural, gerakan
danperkembanganzamanitu,tidakbisa
moderasi Islam seperti yang diusung oleh
hanya mengandalkan diri kepada jargon-
kalangan NU dan Muhammadiyah itu,
jargon seperti menjalankan Islam secara
merupakan pilihan yang paling rasional
kaffah dengan berpegang teguh kepada
sebagai
meningkatnya
Alquran dan Sunnah Rasul, atau seperti
eksklusifisme, radikalisme dan ekstrem-
yang didengungkan oleh kalangan liberal
isme yang telah merasuk ke tanah air
dengan mengadopsi metode dan pe-
kita dalam beberapa dekade belakangan
mikiran para Islamis Barat secara mentah
ini, dalam rangka menebarkan Islam
dan dangkal. Yang kita perlukan adalah
sebagai rahmat untuk seluruh umat
suatu bangunan pemikiran yang utuh
manusia.
dan berakar dari ajaran Islam itu sendiri,
jawaban
atas
Prinsip kemajuan di dalam Islam,
yang memiliki landasan filosofis yang
mengandung arti bahwa secara fitri,
jelas, metodologi yang tepat dan teruji,
manusia
kemampuan
dan lebih dari itu mampu menggerakkan
untuk berkreasi, memilih antara yang
masyarakat kepada tujuan hidup yang
baik dan buruk, yang benar dan salah,
jauh lebih bermakna daripada sekedar
serta rasa bertanggung jawab atas segala
pencapaian material yang kosong dari
perbuatannya. Dalam Islam, seseorang
nilai-nilaimoraldanspiritual.
itu
memiliki
harus bertanggung jawab sebagai diri
pribadinya, terhadap masyarakat dan
lingkungannya,sertaTuhanPenciptanya.
APA YANG HARUS KITA
LAKUKAN?
Karena itu, sekalipun manusia pada
dasarnya dipandang sebagai makhluk
hukum-hukum dan aturan, baik yang ber-
U
sifatalamimaupunsosialdanmoral.
rah, akhlak, tasawuf, dan lainnya tetap
yang bebas berkehendak, namun pada
saat yang sama ia terikat pula dengan
Islam adalah agama yang berdiri
di atas prinsip keadilan. Ia tidak hanya
ntuk mencapai tujuan tersebut,
ilmu-ilmu keislaman tradisional
seperti bahasa arab, logika, filsa-
fat, kalam, ushul fiqh, tafsir, hadis, sejakita perlukan, karena merupakan unsur
dasar dari bangunan pemikiran Islam itu
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
61
AFKAR
sendiri.Demikianpulailmu-ilmumodern
dicapai oleh para sarjana Islam terdahulu
seperti sosiologi, ekonomi, metodologi
untuk disumbangkan dalam peradaban
penelitian,
modernsekarangini.
hermeneutika,
ilmu-ilmu
kealaman dan teknologi juga kita perlu-
Karena itu, satu-satunya jalan yang
kan. Namun, semua kegiatan ilmiah itu
diperlukan adalah, energi umat Islam
harus berjalan secara seimbang di bawah
harus diarahkan untuk kembali meng-
bangunan pemikiran dan pandangan du-
kaji ajaran agamanya sebagai pandangan
nia Islam itu sendiri, alih-alih mengadopsi
dunia
pemikiran Barat yang dipandang dengan
secara secara filosofis dan spiritual yang
tanpa sikap kritis sebagai terapi mujarab
menyatukan dan mencerahkan, untuk
bagikemajuanIslam.Denganitu,diharap-
membangun peradaban bersama yang
kan kita akan memiliki sebuah pemikiran
berkemajuan di segala aspek kehidupan.
yang utuh dan terhindar dari kebodohan
Dan untuk mencapai hal itu, kegiatan
dan kejumudan (tafrit) serta keberlebihan
penelitian di berbagai bidang keilmuan
dan kebebasan (ifrat) dalam menawarkan
perlu dilakukan dengan menggunakan
suatugagasandanpemikiran.
metode yang dapat dipertanggung jawab-
yang
memberikan
panduan
Sejalan dengan pernyataan Hajriyanto
kan keabsahannya secara ilmiah, baik
Y Thohari di atas, sudah saatnya bagi para
dari sisi ilmu-ilmu keagamaan maupun
ulama dan intelektual Islam, untuk tidak
dari sisi ilmu-ilmu modern. Dan sebagai
menghabiskan waktunya dalam polemik
kuncinya, seperti pernah dicanangkan
sektarian berkepanjangan sebagai warisan
oleh Ali Syari’ati, umat Islam harus di-
dari masa silam yang kelam dalam sejarah
dorong untuk mendapatkan pendidikan
umat Islam itu. Mereka seharusnya
di sepanjang kehidupan mereka, dengan
bergerak terus dengan menatap ke masa
memanfaatkan
depan untuk mewujudkan kejayaan agama
ilmiah dan budaya dari semua peradaban,
yang luhur itu dengan mengembangkan
agama dan bangsa lain yang telah maju di
pelbagai warisan keilmuan yang telah
seluruhdunia(Syariati,1993:143).4
4
berbagai
pengalaman
Mengenai hal ini Ali Syari’ati menegaskan, “Tujuan gerakan semacam itu adalah menunjukkan kebenaran
sesungguhnya dan wajah Islam yang asli; meningkatkkan pemahaman dan kesadaran beragama di dalam masyarakat;
dan mengakrabkan kalangan terpelajar dan generasi muda dengan Islam, yang dari situlah para penjajah budaya
telahberusahakerasuntukmemisahkanmereka,denganmenanamkannilai-nilaidankebudayaanmerekasendiri.”
(Syariati, 1993:143)
62
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
AFKAR
Bibliography
elFadl,KhaledAbou.2006.Selamatkan Islam dari Muslim Puritan.Jakarta:
Serambi.
Hamid,YayaAbdul.2010.Pemikiran Modern dalam Islam.Jakarta:PustakaSetia.
Muthahhari,Murtadha.1996.IslamdanTantanganZaman.Jakarta:Pustaka
Hidayah,
Syariati,Ali.1993.Membangun Masa Depan Islam.Jakarta:Mizan.
Thohari,HajriyantoY."Muhammadiyah di Abad Kedua."OpiniKompas.Jakarta:
Kompas,Agustus3,2015.
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
63
KONFLIKSEKTARIANDANPERKEMBANGAN
PEMIKIRANDALAMISLAM
Abdul Hakim
Manajer Keuangan STAI Madinatul Ilmi
ABSTRAK
Tulisan ini menganalisis akar dari perpecahan umat Islam. Menurut penulis
polarisasi pertama umat Islam bermula dari peristiwa perang Shiffin. Dari situlah
kemudian muncul kelompok Sunni dan Syi’ah serta kelompok ekstrim Khawarij.
Polarisasi ini telah menyedot energi umat Islam sehingga melupakan agenda besar
merekauntukmenjadiumatyangterbaik.Pertanyaanyangmunculkemudianapakah
umat Islam bisa melepaskan dari polarisasi ini? Di sini penulis menawarkan berbagai
pandangan pemikiran sekaligus kritik atasnya dan penulis di akhir tulisan berusaha
menawarkan sebuah pemikiran alternatif agar umat Islam bisa keluar dari polarisasi
yangtelahberusiaratusantahunitu.
PENDAHULUAN
A
da sebuah pernyataan menarik
-nya itu (Thohari 2015). “Alih-alih de-
dari
kader
mikian, Muhammadiyah harus tampil ke
Hajriyanto
depan sebagai perekat persaudaraan ke-
opininya
bangsaandanperedamkonflikprimordial
Muhammadiyah di Abad Kedua di harian
dan sektarian dengan amal-amal nyata."
Kompas(Senin,3/8/15).Beliaumenyatakan
tegasHajriyanto.
Y
salah
seorang
Muhammadiyah,
Thohari,
dalam
artikel
bahwa Muhammadiyah tak boleh meng-
Perlu diingat bahwa yang dimak-
habiskan energi untuk melayani polemik-
suddenganperangShiffinadalahperang
polemik sektarian warisan lama pasca
saudara di antara umat Islam dari gen-
Perang Shiffin (657 M) dengan Tahkim1
erasi sahabat, yang terjadi antara pasu-
1
Tahkim, adalah peristiwa perundingan damai antara pihak Ali bin Abi Thalib dengan pihak Muawiyyah bin Abi
Sufyan,yangmemberontakterhadapkekhalifahanAlibinAbiThalibsetelahberkecamuknyaperangShiffin,dengan
dalihuntukmenuntutkeadilanatasterbunuhnyakhalifahUstmanbinAffan.
56
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
AFKAR
kan Imam Ali bin Abi Thalib sebagai
DAMPAK TAHKIM TERHADAP UMAT
khalifah umat Islam pada saat itu mela-
ISLAM KINI
wan pasukan gubernur Syam (Suriah)
Muawiyah bin Abi Sufyan yang melaku-
khalifah ketiga, Ustman bin Affan, yang
S
masihtergolongkerabatnya.
sebagai pengikut Ali disebut Syiah, mereka
kan pemberontakan dengan dalih untuk
menuntut keadilan atas terbunuhnya
ejak perang Shiffin dan peristiwa
Tahkim itulah kemudian umat Islam
secara tajam terpolarisasi ke dalam
beberapa kelompok. Mereka yang setia
Pada perang tersebut, atas saran pe-
yang setia kepada Muawiyah disebut
nasehatnya, Amr bin Ash, ketika pasukan
Sunni, dan dari kelompok Khawarij ke-
Muawiyah hampir mengalami kekalah-
mudian
an, mereka menancapkan mushaf al-
radikal dan ekstrem seperti Alqaedah,
Quran di atas ujung tombak sebagai tan-
BokoHaram,danISISsekarangini.
mewariskan
gerakan-gerakan
da untuk melakukan perdamaian dengan
Pertanyaan yang mengemuka atas
pasukan Imam Ali, yang sesungguhnya
persoalan yang diungkap di atas adalah:
merupakan siasat licik untuk memecah
Apakah umat Islam sekarang ini bisa me-
kekuatan dari para pendukung Ali bin
lepaskan diri dari polarisasi sektarian
AbiThalib.
warisan Islam masa awal itu, dan apa
Hal itu terbukti benar, setelah diadakan proses perundingan (Tahkim)
di antara kedua belah pihak, ketika Abu
pengaruhnya
terhadap
perkembangan
pemikiran Islam setelah itu?
Kalau
pertanyaan
tersebut
kita
Musa al-Asya’ari sebagai juru runding
minta jawabannya dari kelompok yang
dari pihak Ali menyatakan penurunan
menyerukan gerakan pemurnian agama,
Ali dari kursi khilafah, maka kemu-
mereka akan memberikan solusi dengan
dian Amr bin Ash yang mewakili pihak
cara mengikuti metode salaf ash-shalih,
Muawiyah dengan serta merta menobat-
yakni menjadikan generasi Islam awal
kan Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai
dari kalangan sahabat, tabi’in, dan tabi’it
khalifahyangbaruatasumatIslam.
tabi’in sebagai model paripurna dalam
Bertitik tolak dari peristiwa Tahkim
mengikuti dan menjalankan ajaran Is-
itulah kemudian melahirkan kelompok
lam. Inilah faham yang dikembangkan
ekstrem pertama di dalam Islam, yakni
olehMuhammadbinAbdulWahhabyang
kaum Khawarij, yang karena kekece-
sekarang menjadi mazhab resmi dari
waannya atas hasil proses Tahkim itu,
kerajaan Arab Saudi, yang dikenal secara
kemudian justru memerangi Ali bin Abi
umumsebagaifahamWahabi.
Thalib dan umat Islam pada umumnya.
Namun, solusi ini telah banyak dikri-
Dan, oleh kelompok Khawarij ini pula
tik oleh para ulama dan pemikir Islam, ka-
pada akhirnya Imam Ali dibunuh pada
rena kecendrungan yang sangat tekstual
waktu shalat subuh, yang dilaksanakan
dan anti rasionalisme dalam pemahaman-
oleh kader militannya, Abdurrahman bin
nyaterhadapteks-teksdasarajaranIslam.
Muljam.
Karena itu, mereka sangat membenci
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
57
AFKAR
filsafat, tasawuf, dan mazhab-mazhab
zaman. Para ulama Wahabi seringkali
fikih, yang menurut mereka merupakan
melontarkan fatwa-fatwa yang terlihat
bid’ah yang masuk ke dalam Islam karena
menggelikan di tengah perkembangan
adanya pengaruh dari luar Islam, seperti
ilmu dan teknologi yang telah bekembang
Persia,Turki,danYunani.Padahal,seperti
pesat sekarang. Adanya larangan me-
dinyatakan oleh Khaled Abou El Fadl, pe-
nyetir mobil bagi kaum wanita, mewajib-
nolakan mereka itu sebenarnya lebih
kan wanita ditemani mahramnya ketika
didasari oleh semangat nasionalistik pro-
ke luar rumah, dan pandangan bahwa
Arab dengan menerima budaya Badui
matahari mengelilingi bumi yang menjadi
Najd dan kemudian menguniversalkan ke
pusatnya, seperti yang difatwakan oleh
dalamIslam(elFadl,2006:69).
para ulama di Saudi, merupakan sedikit
2
Kemudian, kalau dilihat melalui
contohdaripersoalanini.
pendekatan sejarah untuk menjadikan
generasi Islam dari masa awal itu sebagai
satu model khusus dalam keberislaman
adalahsangatbermasalah.Karena,seperti
GERAKAN PEMBARUAN
ISLAM
telah diungkap di awal tulisan ini, justru
konflik dan perpecahan di antara umat
yang lebih mengkhawatirkan lagi, faham
P
seperti ini dengan semangat pemurnian
Hadis. Gerakan seperti ini telah banyak
agamanya kemudian memandang kaum
menginspirasi kelompok-kelompok yang
Muslim di luar kelompoknya sebagai
disebut sebagai kaum modernis Islam,
ahli bid’ah dan musyrik dalam praktek
yang di Indonesia diwakili terutama oleh
Islam itu telah terjadi pada generasi yang
merekasebutsebagaikaumsalafitu.Dan,
keagamaannya.Daricarapandangseperti
itu, kemudian muncul apa yang disebut
faham takfiri, yang menyesatkan dan
membolehkan untuk membunuh umat
Islamlainnya.Sehingga,tidakheranoleh
sementara orang, faham Wahabi itu di-
andangan lain yang sering dikemukan adalah yang dinamakan
gerakan pembaruan Islam, dengan
jargonnya kembali kepada Alquran dan
Muhammadiyah. Gerakan ini terutama
mengacu kepada pemikiran Muhammad
Abduh yang berbeda halnya dengan faham Wahabi, di samping berusaha untuk mengembalikan umat seperti di masa
salaf, ia terbuka terhadap pemikiran ra-
pandang sebagai ibu kandung dari ber-
sional dan berusaha menyesuaikan aja-
bagai gerakan radikal dan teroris yang
ranIslamdenganperkembanganmodern.
berkembangsekarangini.
Atas dasar itu, Muhammad Abduh mene-
Di samping itu, faham ini tampak
kankan pentingnya ijtihad dan mening-
sangat anti peradaban dan tidak kompati-
galkan taklid, dengan merujuk langsung
bel dengan perkembangan dan kemajuan
2
MenurutAbouElFadl,WahabismehanyamemandangdirinyasebagaipemegangkebenaranIslamdanhendak
memaksakanbudayaArabBaduisebagaiidentikdenganIslamitusendiri(elFadl2006,70)
58
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
AFKAR
kepada Alquran dan Hadis, khususnya di
ruan ini pun tak bisa melepaskan dirinya
bidang muamalah dan kemasyarakatan
dari polarisasi umat yang terjadi di masa
sebagai jalan untuk menghadapi perkem-
lalu.
bangan baru dalam kehidupan umat
Islam.
Kemudian
sebagai
respon
atas
dua pemikiran tersebut muncul mereka
Gerakan
pembaruan
dari
yang menyatakan diri sebagai kelom-
Muhammad Abduh itu kemudian dite-
pok liberal. Mereka memproklamasi-
ruskan oleh muridnya yang bernama
kan diri sebagai pemikir modern dan
Sayyid Muhammad Rasyid Ridha. Untuk
liberal yang mengusung gagasan untuk
menuangkan
pembaruan-
mendekonstruksi seluruh aspek ajaran
nya Rasyid Ridha menerbitkan majalah
Islam yang mereka pandang sebagai kon-
mingguan al-Manar. Di samping itu, ia
servatif, dengan misalnya mengusulkan
juga menulis tafsir al-Manar yang merupa-
keabsahan pernikahan homoseksual, per-
kan lanjutan dari penafsiran Muhammad
samaan dan kebebasan wanita dalam se-
Abduh
galahaldanlainsebagainya.
gagasan
(Hamid,
2010:239).
3
Dalam
masalah teologi Rasyid Ridha banyak
Dalam kasus homoseksual misalnya,
dipengaruhi oleh pemikiran Salafiyah, Ia
mereka berdalih bahwa Islam memberi-
berpandangan bahwa kemunduran umat
kan kebebasan bagi setiap individu untuk
Islam karena akidah dan amal perbuatan
bertindak sesuai dengan orientasi seksu-
mereka telah menyimpang dari ajaran
alnya dan pilihannya sendiri. Menurut
Islamyangasli.Sebagaijalankeluarnyaia
mereka, kita harus memandang ajaran-
menyerukan agar umat kembali kepada
ajaran Islam, termasuk hukum-hukum
sumber ajaran Islam, yakni Alquran dan
yang ada di dalam Alquran, dengan cara
Hadis.
pandang baru yang sesuai dengan perkem-
Namun, pemikiran ini pun tak
banganduniamodernsekarangini.Mere-
lepas dari kritik. Karena, seperti kita ke-
ka menganggap banyak dari teks-teks
tahui, untuk memahami Alquran dan
Alquran yang sudah tidak relevan lagi.
Hadisitumemerlukanpenafsiran.Dalam
Karena itu, kisah mengenai kaum Luth,
kenyataannya ketika melakukan penafsir-
misalnya, menurut mereka harus direin-
an terhadap kedua sumber utama ajaran
terpretasi bahwa sesungguhnya yang di-
Islam itu di antara para ulama terdapat
larang oleh Alquran itu bukan perbuatan
berbagai kecenderungan yang berbeda.
homoseksualnya, melainkan pemaksaan
Di samping itu, pandangan dari para ahli
dalammelakukanperbuatantersebut.Ka-
dan ulama terdahulu yang sangat be-
rena itu, dalam masalah pernikahan, sese-
ragam dan bahkan saling bertentangan,
orang boleh menentukan pilihan apa pun
juga ikut berperan dalam melakukan
yang sesuai dengan orientasi seksualnya.
suatupenafsiran.Alhasil,gerakanpemba-
Dari pemikiran seperti ini, kemudian
3
Dalam hal ini Rasyid Ridha melanjutkan apa yang telah dirintis oleh Muhammad Abduh, dalam melakukan
pembaharuan keagamaan, dengan meneruskan penerbitan majalah al-Manar dan tafsir Alquran dengan nama yang
sama(Hamid2010,239).
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
59
AFKAR
berkembang seperti yang kita lihat seka-
dengan kemajuan dan perkembangan
rang ini, kelompok-kelompok pendukung
zaman. Islamtidak literal dan tidak pula
LGBT yang dipandang sebagai trend gaya
liberal, melainkan berada di antara ke-
hidupmanusiamodern.
duanya (Muthahhari, 1996:59-60). Dalam
Memang betul bahwa umat Islam
hal-hal yang prinsip, kita harus tetap ber-
harus melepaskan diri dari konserva-
pegang teguh padanya dalam waktu dan
tismeyangmembelenggufikirandanber-
situasiapapun.Namun,dalamhal-haldan
tentangan dengan prinsip perubahan dan
urusan sekunder, kita bisa menyesuaikan
kemajuan, yang di dalam kehidupan nyata
diri atau mengubahnya sesuai dengan ke-
tak mungkin dibendung. Namun, hal itu
butuhan dan perkembangan peradaban
tidak berarti bahwa prinsip-prinsip dasar
manusia ketika itu. Hal ini berbeda de-
di dalam ajaran Islam, dapat diubah atau
ngan filsafat dialektis yang digagas oleh
diganti oleh prinsip-prinsip lain seperti
Hegel dan materialisme dialektis dari
liberalisme, dengan alasan hal itu diperlu-
Karl Marx yang memandang bahwa se-
kan untuk menyesuaikan diri dengan ke-
gala sesuatu akan mengalami perubahan
majuanzaman.Akantetapi,untukmeng-
sesuai dengan hukum dialektika: tesis-
hadapi tuntutan zaman itu diperlukan
antitesis-sintesis. Teori ini, kemudian se-
suatu pemikiran yang utuh yang memi-
cara serampangan diadopsi oleh kalangan
liki landasan yang benar, dan juga secara
liberal Islam, guna mendukung gagasan-
linear terus berkembang sesuai dengan
gagasan yang mereka pandang sebagai se-
kemajuan di bidang ilmu dan teknologi
buah pembaharuan terhadap pemikiran
yang tak akan pernah bisa dihentikan.
Islam.
Karena itu, kita harus memahami secara
Berikutnya adalah gerakan moderasi
benar bagaimana konsep kemajuan dan
Islam. Gerakan seperti ini dapat dikata-
kemodernan itu, dan bagaimana Islam
kan sebagai sebuah kecenderungan mu-
memandang perubahan dan kemajuan
takhir di kalangan umat Islam. Dalam
zamanitu,termasukdalamhalmenghar-
gerakan moderasi Islam ini watak inklusif
gai kebebasan pemikiran harus memiliki
dalam pemahaman ajaran agama sangat
landasan filosofis yang jelas, metodologi
ditekankan.Dengancarapandangseperti
yang tepat dan teruji, dan dapat menun-
itu, perbedaan mazhab atau bahkan
tun manusia kepada tujuan hidup yang
agama tidak dipandang sebagai problem
bermakna dengan dilandasi oleh nilai-
yang menjadi sumber konflik di antara
nilaimoraldanspiritual.
umat. Semangat toleransi dan kesedia-
Ketika melihat adanya berbagai ke-
an untuk menerima dan bekerja sama
cenderungan dalam pemikiran Islam itu,
dengan mereka yang berbeda mazhab
Murtadha Muthahhari di dalam Islam dan
dan
Tantangan Zaman, menyatakan bahwa
dalam aktivitas gerakan ini. Keragam-
dalam pandangan Islam ada hal-hal prin-
an pendapat justru dipandang sebagai
sip dan tetap dan ada pula faktor-faktor
rahmatyangharusdisyukuri.
lain yang berubah dan perlu disesuaikan
60
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
keyakinannya,
menjadi
dasar
Apa yang sekarang dikumandangkan
AFKAR
kalangan NU sebagai Islam Nusantara
berusaha mengembangkan sisi material
dan gerakan pencerahan yang berkema-
dari kehidupan manusia tetapi juga men-
juan oleh Muhammadiyah, nampaknya
dorong manusia untuk menyempurnakan
mengadopsi cara pandang dari gerakan
dirinya melalui ketaatan hukum dan pe-
moderasi Islam itu. Di tengah kecende-
nyucian diri dari dorongan hawa nafsu.
rungan dunia Islam di Timur Tengah
Hal itu, hanya bisa dicapai dengan tuntun-
yang penuh konflik dan pertumpahan
an keilmuan yang mencakup pelbagai sisi
darah sekarang ini, yang dipicu oleh
kehidupan, sehingga pada akhirnya sese-
kelompok-kelompok
orang mampu menjadikan dirinya seba-
ekstrem
berlabel
Islam, pandangan moderasi Islam ini
gaimanusiaparipurna.
harusterusdikedepankan.Danbagibang-
Jadi, untuk menghadapi kemajuan
sa Indonesia yang sangat plural, gerakan
danperkembanganzamanitu,tidakbisa
moderasi Islam seperti yang diusung oleh
hanya mengandalkan diri kepada jargon-
kalangan NU dan Muhammadiyah itu,
jargon seperti menjalankan Islam secara
merupakan pilihan yang paling rasional
kaffah dengan berpegang teguh kepada
sebagai
meningkatnya
Alquran dan Sunnah Rasul, atau seperti
eksklusifisme, radikalisme dan ekstrem-
yang didengungkan oleh kalangan liberal
isme yang telah merasuk ke tanah air
dengan mengadopsi metode dan pe-
kita dalam beberapa dekade belakangan
mikiran para Islamis Barat secara mentah
ini, dalam rangka menebarkan Islam
dan dangkal. Yang kita perlukan adalah
sebagai rahmat untuk seluruh umat
suatu bangunan pemikiran yang utuh
manusia.
dan berakar dari ajaran Islam itu sendiri,
jawaban
atas
Prinsip kemajuan di dalam Islam,
yang memiliki landasan filosofis yang
mengandung arti bahwa secara fitri,
jelas, metodologi yang tepat dan teruji,
manusia
kemampuan
dan lebih dari itu mampu menggerakkan
untuk berkreasi, memilih antara yang
masyarakat kepada tujuan hidup yang
baik dan buruk, yang benar dan salah,
jauh lebih bermakna daripada sekedar
serta rasa bertanggung jawab atas segala
pencapaian material yang kosong dari
perbuatannya. Dalam Islam, seseorang
nilai-nilaimoraldanspiritual.
itu
memiliki
harus bertanggung jawab sebagai diri
pribadinya, terhadap masyarakat dan
lingkungannya,sertaTuhanPenciptanya.
APA YANG HARUS KITA
LAKUKAN?
Karena itu, sekalipun manusia pada
dasarnya dipandang sebagai makhluk
hukum-hukum dan aturan, baik yang ber-
U
sifatalamimaupunsosialdanmoral.
rah, akhlak, tasawuf, dan lainnya tetap
yang bebas berkehendak, namun pada
saat yang sama ia terikat pula dengan
Islam adalah agama yang berdiri
di atas prinsip keadilan. Ia tidak hanya
ntuk mencapai tujuan tersebut,
ilmu-ilmu keislaman tradisional
seperti bahasa arab, logika, filsa-
fat, kalam, ushul fiqh, tafsir, hadis, sejakita perlukan, karena merupakan unsur
dasar dari bangunan pemikiran Islam itu
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
61
AFKAR
sendiri.Demikianpulailmu-ilmumodern
dicapai oleh para sarjana Islam terdahulu
seperti sosiologi, ekonomi, metodologi
untuk disumbangkan dalam peradaban
penelitian,
modernsekarangini.
hermeneutika,
ilmu-ilmu
kealaman dan teknologi juga kita perlu-
Karena itu, satu-satunya jalan yang
kan. Namun, semua kegiatan ilmiah itu
diperlukan adalah, energi umat Islam
harus berjalan secara seimbang di bawah
harus diarahkan untuk kembali meng-
bangunan pemikiran dan pandangan du-
kaji ajaran agamanya sebagai pandangan
nia Islam itu sendiri, alih-alih mengadopsi
dunia
pemikiran Barat yang dipandang dengan
secara secara filosofis dan spiritual yang
tanpa sikap kritis sebagai terapi mujarab
menyatukan dan mencerahkan, untuk
bagikemajuanIslam.Denganitu,diharap-
membangun peradaban bersama yang
kan kita akan memiliki sebuah pemikiran
berkemajuan di segala aspek kehidupan.
yang utuh dan terhindar dari kebodohan
Dan untuk mencapai hal itu, kegiatan
dan kejumudan (tafrit) serta keberlebihan
penelitian di berbagai bidang keilmuan
dan kebebasan (ifrat) dalam menawarkan
perlu dilakukan dengan menggunakan
suatugagasandanpemikiran.
metode yang dapat dipertanggung jawab-
yang
memberikan
panduan
Sejalan dengan pernyataan Hajriyanto
kan keabsahannya secara ilmiah, baik
Y Thohari di atas, sudah saatnya bagi para
dari sisi ilmu-ilmu keagamaan maupun
ulama dan intelektual Islam, untuk tidak
dari sisi ilmu-ilmu modern. Dan sebagai
menghabiskan waktunya dalam polemik
kuncinya, seperti pernah dicanangkan
sektarian berkepanjangan sebagai warisan
oleh Ali Syari’ati, umat Islam harus di-
dari masa silam yang kelam dalam sejarah
dorong untuk mendapatkan pendidikan
umat Islam itu. Mereka seharusnya
di sepanjang kehidupan mereka, dengan
bergerak terus dengan menatap ke masa
memanfaatkan
depan untuk mewujudkan kejayaan agama
ilmiah dan budaya dari semua peradaban,
yang luhur itu dengan mengembangkan
agama dan bangsa lain yang telah maju di
pelbagai warisan keilmuan yang telah
seluruhdunia(Syariati,1993:143).4
4
berbagai
pengalaman
Mengenai hal ini Ali Syari’ati menegaskan, “Tujuan gerakan semacam itu adalah menunjukkan kebenaran
sesungguhnya dan wajah Islam yang asli; meningkatkkan pemahaman dan kesadaran beragama di dalam masyarakat;
dan mengakrabkan kalangan terpelajar dan generasi muda dengan Islam, yang dari situlah para penjajah budaya
telahberusahakerasuntukmemisahkanmereka,denganmenanamkannilai-nilaidankebudayaanmerekasendiri.”
(Syariati, 1993:143)
62
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
AFKAR
Bibliography
elFadl,KhaledAbou.2006.Selamatkan Islam dari Muslim Puritan.Jakarta:
Serambi.
Hamid,YayaAbdul.2010.Pemikiran Modern dalam Islam.Jakarta:PustakaSetia.
Muthahhari,Murtadha.1996.IslamdanTantanganZaman.Jakarta:Pustaka
Hidayah,
Syariati,Ali.1993.Membangun Masa Depan Islam.Jakarta:Mizan.
Thohari,HajriyantoY."Muhammadiyah di Abad Kedua."OpiniKompas.Jakarta:
Kompas,Agustus3,2015.
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
63