TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH ATRIBUTATRIBUT PRODUK ... EJOURNAL UNP 1 SM

PENGARUH ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN GREEN PRODUCT COSMETICS
SARIAYU MARTHA TILAAR DI KOTA PADANG
Kenshi Poneva Yulindo
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Barat, Padang
Email : kenshiponeva888@gmail.com

ABSTRACT
This objective of this study is to determine the impact of product attributes on purchase
decision of Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar in Padang. The population of this
study was all females in Padang who have age between 20-49 years old and do not ever yet buy
Sariayu cosmetics, but they know about its product. Based on purposive sampling, 100
respondents were selected. To answer the research question, binary logistic regression was used.
The results of this study showed that (1) there is no a significant influence of brand product on
purchase decision, (2) there is a significant that effect of product quality on purchase decision,
(3) product design has a significant influence on purchase decision, (4) product label has no
significant affect on purchase decision, and (5) there is no significant influence of product
packaging on purchase decision.
Keyword : product attributes, purchase decision, green product
PENDAHULUAN

Peningkatan penjualan dan peluang yang
terjadi pada industri kosmetik menyebabkan
persaingan yang semakin ketat. Untuk
menguasai persaingan tersebut, saat ini
banyak produk kosmetik yang beredar
menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya
yang dapat mengganggu kesehatan serta
merugikan para pengguna kosmetik. Jika
dilihat dari sudut pandang konsumen,
konsumen akan menginginkan produk yang
alami dan dapat didaur ulang serta ramah
lingkungan (Green Product Cosmetics).
Namun pada kenyataannya, masih bisa
dilihat bahwa konsumen wanita masih
banyak
menggunakan
produk
yang
berbahaya
dan

tidak
memperhatikan
kandungan dan jaminan yang tercantum pada
label dalam kemasan produk tersebut.
Fenomena diatas muncul permasalahan
mengenai keputusan pembelian konsumen
yang tetap memilih kosmetik berbahan kimia
meskipun Green Product Cosmetics telah

dipasarkan di tengah masyarakat. Di
Indonesia sendiri, produk hijau belum begitu
dikenal oleh konsumen. Walaupun demikian,
terdapat beberapa produk hijau yang diterima
dengan baik oleh pasar Indonesia seperti
kosmetik hijau.
Ketertarikan konsumen untuk membeli
Green Product Cosmetics seperti produk
Sariayu Martha Tilaar dinilai cukup tinggi.
Hal tersebut terbukti dengan terus
meningkatnya penjualan kosmetik Sariayu

khususnya di kota Padang. Rata-rata
kenaikan penjualan kosmetik Sariayu di kota
Padang yaitu sebesar 20% setiap bulannya.
Martha Tilaar juga masuk dalam kategori
Top Brand 2010 khusus pada perawatan
pribadi yaitu bedak wajah. Sariayu Martha
Tilaar juga berhasil kembali pada tahun 2011
meraih tiga penghargaan dalam kategori
Perawatan Pribadi Top Brand Award 2011.
1

Namun juga dilihat dari besar pangsa
pasar Sariayu sebesar 10.2% yang
mendapatkan peringkat dari Top Brand 2011
juga masih dikalahkan oleh merek lain
seperti Viva dan Pixy.
Hal ini membawa kosmetik Sariayu
Martha Tilaar ke dalam persaingan yang
semakin ketat pada industri kosmetik agar
dapat mempertahankan dan memperebutkan

konsumen. Penguatan daya saing industri di
dalam negeri menjadi strategi penting agar
dapat bertahan dalam percaturan ekonomi
global dan memperluas penetrasi pasar global
melalui ‘green product‘. Salah satu cara
pemasar membedakan produknya dengan
pesaing adalah dengan menyediakan atribut
produk yang unik. Oleh karena itu penting
bagi pemasar untuk mengetahui sejauh
manakah
atribut
produknya
mampu
menghantarkan kebutuhan psikologi yang
diharapkan konsumen. Studi ini bermaksud
untuk menemukan atribut produk apa saja
yang dinilai penting oleh konsumen dalam
pemilihan kosmetik dan mengevaluasi
kepuasan mereka.
Konsumen dalam memilih produk

terutama produk kosmetik hijau Martha
Tilaar, mereka dapat melihat atribut dari
produk tersebut. Atribut produk yang
digunakan antara lain merek, kualitas, desain,
label, dan kemasan produk. Konsumen
cenderung tertarik pada produk yang
memiliki merek yang terpercaya, kualitas
yang bagus, desain yang menarik, label yang
dapat menerangkan komposisi secara
lengkap dari produk, dan kemasan yang unik.
Atribut produk tersebut dapat mempengaruhi
sikap dan perilaku konsumen sebelum
membeli.
Uraian diatas menunjukkan bahwa
atribut-atribut produk yang dimiliki Green
Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar
telah mampu membuat konsumen untuk
membeli. Namun karena adanya persaingan
yang sangat begitu kuat dikarenakan adanya
pesaing lain yang menciptakan produk yang

lebih baik . Maka berdasarkan hal tersebut,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
2

pengaruh atribut-atribut terhadap keputusan
pembelian pada Green Product Cosmetics
Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang.
TINJAUAN TEORI
Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:
226) keputusan pembelian merupakan tahap
dalam proses pengambilan keputusan
pembeli dimana konsumen benar-benar
membeli. Selanjutnya Kotler dam Armstrong
(2001: 222) mengatakan bahwa keputusan
pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan membeli, dan perilaku
pasca pembelian.
Pengambilan keputusan konsumen pada

dasarnya merupakan proses pemecahan
masalah. Kebanyakan konsumen, baik
konsumen individu maupun pembeli
organisasi—melalui proses mental yang
hampir sama dalam memutuskan produk dan
merek apa yang akan dibeli. Walaupun nyata
sekali bahwa berbagai konsumen akhirnya
memilih untuk membeli barang-barang yang
berbeda
disebabkan
oleh
perbedaan
karakteristik pribadi dan pengaruh sosial
(Boyd et.al., 2009).
Menurut Fandy (1997:21), sebuah
proses pengambilan keputusan pembelian
tidak hanya berakhir dengan terjadinya
transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula
oleh tahap perilaku purna-beli (terutama
dalam pengambilan keputusan yang luas),

dalam tahap ini konsumen merasakan
tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu
yang
akan
mempengaruhi
perilaku
pembelian berikutnya, jika konsumen
merasa puas ia akan memperlihatkan
peluang yang besar untuk melakukan
pembelian ulang. Seseorang konsumen yang
merasa puas cenderung akan mengatakan
kepada orang lain.
Green Product
Green Product adalah barang-barang
yang salah satu cirinya adalah menggunakan
material yang baik, yang bisa didaur ulang,
dan proses pembuatan Green Product pun
menggunakan manajemen persampahan yang
baik,
sehingga,

secara
keseluruhan
menggunakan
Green
Product
berarti

mengurangi emisi karbon, dan turut
membantu
mengurangi
dampak
dari
pemanasan global (ugreenitb.tumblr.com).
Di dunia ini, sekarang sedang marak
penggunaan Green Product, karena itu
muncullah berbagai label yang menyatakan
bahwa produk mereka termasuk Green
Product, diantaranya:
1. Energy Star
Produk-produk yang dilabeli “energy

star” bisa dibilang Green Product, karena
salah satu standar diberinya label energy
star, adalah konsumsi energi yang
digunakan produk tersebut berkurang 2030% dari barang-barang yang sama yang
tidak dilabeli “energy star”. Energy star
pun sekarang sedang mengembangkan
rumah-rumah dengan sertifikasi “energy
star”.
2. TCO (Sertifikat Pekerja Swedia)
Pelabelan Green Product ini dilakukan
oleh TCO pada peralatan elektronik.
Penilaiannya berdasarkan tingkat energi
yang dipakai, emisi, ergonomis, dan
ekologinya.
3. Green Seal
Kebanyakan produk yang diberi label ini
adalah pada barang-barang kebutuhan
sehari-hari, misalnya pembersih kaca, cat,
dan perkakas rumah.
4. Clear Car Campaign

Kendaraan-kendaraan yang mendapat
label ini adalah kendaraan dengan
efisiensi 1,5 kali lebih baik pada pipa
pembuangannya, juga menghasilkan
bahan kimia berbahaya yang lebih
sedikit.
5. Green Map (peta hijau)
Sebenarnya, peta hijau tidak melabeli
produk-produk, tapi lebih ke tempattempat ‘green’, contohnya lokasi green
building, lokasi pengelolaan sampah, dan
sebagainya.
Konsep Atribut Produk
Menurut Gitosudarmo dalam Eka
(2008),Atribut
produk
adalah
suatu
komponen yang merupakan sifat-sifat produk
yang menjamin agar produk tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang
diharapkan oleh pembeli. Atribut produk
dapat berupa sesuatu yang berwujud

(tangible) maupun sesuatu yang tidak
berujud (intangible). Atribut yang berwujud
dapat berupa merek, kualitas produk, desain
produk, label produk, kemasan dan
sebagainya. Sedangkan yang tidak berwujud
seperti kesan atau image konsumen terhadap
nama merek yang diberikan kepada produk
tersebut. Setiap produk akan memiliki atribut
yang berbeda dengan jenis produk yang lain.
Fandy (2008:103) menyatakan bahwa atribut
produk adalah unsur- unsur produk yang
dipandang penting oleh konsumen dijadikan
dasar pengambilan keputusan pembelian.
Merek Produk
Merek sebagai bagian produk memegang
peranan yang sangat penting sekali, bahkan
mungkin lebih penting daripada produk atau
layanan
itu
sendiri.
Merek
dapat
didefinisikan sebagai sebuah nama, istilah,
tanda, lambang atau desain, atau kombinasi
semua ini, yang menunjukkan identitas
pembuat atau penjual produk atau jasa
(Kotler dan Armstrong, 2008: 275).
Agar suatu merek dapat mencerminkan
makna-makna yang ingin disampaikan, maka
ada beberapa persyaratan yang harus
diperhatikan, yaitu (Fandy, 2008: 106):
1) Merek harus khas atau unik.
2) Merek harus menggambarkan sesuatu
mengenai
manfaat
produk
dan
pemakaiannya.
3) Merek harus menggambarkan kualitas
produk.
4) Merek harus mudah diucapkan, dikenali,
dan diingat.
5) Merek tidak boleh mengandung arti yang
buruk di Negara dan dalam bahasa lain.
6) Merek harus dapat menyesuaikan diri
(adaptable) dengan produk- produk baru
mungkin ditambahkan ke dalam lini
produk.
Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Keller (2009: 143),
kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik
produk atau jasa yang bergantung pada
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas adalah
manfaat yang dirasakan dari suatu produk
oleh konsumen atau pemakainya. Kualitas
produk mempunyai dua dimensi, yaitu
3

tingkat
dan
konsistensi
dalam
mengembangkan suatu produk. Menurut
Kotler dan Keller (2009: 143) kualitas
produk tersebut memiliki isyarat intrinsik dan
ekstrinsik. Isyarat-isyarat intrinsik berkaitan
dengan karakter fisik produk itu sendiri,
seperti ukuran, warna, rasa, atau aroma dan
keunggulan produk. Sedangkan isyaratisyarat ekstrinsik berkaitan dengan harga,
kemasan, iklan, dan bahkan dorongan teman
sebaya.
Desain Produk
Menurut Gitosudarmo (2000: 192) dalam
Eka (2008), desain atau bentuk produk
merupakan atribut yang sangat penting untuk
mempengaruhi konsumen agar konsumen
tertarik dan kemudian membelinya. Hal ini
dikarenakan makin banyaknya konsumen
yang mulai sensitif terhadap kebutuhan dan
keinginannya terutama dalam masalah
desain.
Konsumen yang cenderung
mempermasalahkan
desain/rancangan
memiliki pola pemikiran tersendiri dimana
mereka menginginkan sesuatu (produk) yang
berbeda dengan konsumen yang lainnya, agar
dapat menjadi ciri khas bagi masing-masing
konsumen tersebut.
Label Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:
276), label berkisar dari penanda sederhana
yang ditempelkan pada produk sampai
rangkaian huruf rumit yang menjadi bagian
kemasan. Label juga bisa menggambarkan
beberapa hal tentang produk—siapa yang
membuatnya, dimana produk itu dibuat,
kapan produk itu dibuat, kandungannya, cara
pemakaiannya, dan bagaimana menggunakan
produk itu dengan aman.
Secara garis besar terdapat 3 macam label
menurut Stanton, et. al (1994) dalam Fandy
(1997) sebagai berikut:
a) Brand Label, yaitu nama merek yang
diberikan pada produk atau dicantumkan
pada kemasan.
b) Descriptive Label, yaitu label yang
memberikan informasi obyektif mengenai
penggunaan, konstruksi/ pembuatan,
perawatan/perhatian dan kinerja produk,
serta karakteristik-karakteristik lainnya
yang berhubungan dengan produk.
4

c) Grade Label, yaitu label yang
mengidentifikasi
penilaian
kualitas
produk dengan suatu huruf, angka, atau
kata.
Kemasan Produk
Menurut Fandy (2008: 106), kemasan
produk adalah proses yang berkaitan dengan
perancangan
dan
pembuatan
wadah
(container) atau pembungkus (wrapper)
untuk suatu produk
Tujuan penggunaan kemasan antara lain
meliputi (Fandy, 2008: 106):
1. Sebagai pelindung isi, misalnya dari
kerusakan, kehilangan, berkurangnya
kadar/isi, dan sebagainya.
2. Untuk memberikan kemudahan dalam
penggunaan (operating), misalnya supaya
tidak tumpah, sebagai alat pemegang,
mudah
menyemprotkannya
(seperti
nyamuk, parfum), dan lain-lain.
3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang,
misalnya untuk diisi kembali atau untuk
wadah lain.
4. Memberikan daya tarik, yaitu aspek
artistik,
warna,
bentuk,
maupun
desainnya.
5. Sebagai identitas produk, misalnya
berkesan kokoh/awet, lembut, atau
mewah.
6. Distribusi, misalnya mudah disusun,
dihitung, dan ditangani.
7. Informasi,
yaitu
menyangkut
isi,
pemakaian, dan kualitas.
8. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan
dengan kemajuan teknologi dan daur
ulang.
Penelitian Terdahulu
Bayu (2007) melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Atribut Produk Terhadap
Keputusan Pembelian pada Kebab Turki
Baba Rafi di Yogyakarta.” Penelitian ini
menemukan
adanya
pengaruh
yang
signifikan antara atribut produk terhadap
keputusan pembelian dengan variabel X
yaitu: Harga, Rasa/Aroma, Kemasan,
Pelayanan, dan Ukuran).
Baut (2011), dengan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Atribut Produk terhadap
Keputusan Pembelian pada Mie Sedap di
Kota Surakarta”. Hasil penelitian ini

diketahui bahwa harga, merek, dan kemasan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian. Penelitian ini merek adalah
variabel yang paling dominan dalam
mempengaruhi pada keputusan pembelian.
Kerangka Konseptual
Berikut dapat digambarkan kerangka
konseptual penelitian ini pada gambar 1.
Atribut-Atribut Produk (X)
Merek
Produk X1
Kualitas
Produk X2
Desain
Produk X3

Keputusan
Pembelian Green
Product Cosmetics
(Y)

Label Produk
X4

Kemasan
Produk
X5

Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian adalah
keputusan pembelian terhadap Green
Product Cosmetics yang terdiri dari:
produk
secara
positif
H1: Merek
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan pembelian Green Product
Cosmetics Martha Tilaar di Kota
Padang.
produk
secara
positif
H2: Kualitas
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan pembelian Green Product
Cosmetics Martha Tilaar di Kota
Padang.
produk
secara
positif
H3: Desain
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan pembelian Green Product
Cosmetics Martha Tilaar di Kota
Padang.
produk
secara
positif
H4: Label
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan pembelian Green Product
Cosmetics Martha Tilaar di Kota
Padang.
H5: Kemasan produk secara positif
berpengaruh
signifikan
terhadap

keputusan pembelian Green Product
Cosmetics Martha Tilaar di Kota
Padang.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang akan dilakukan ini
termasuk ke dalam penelitian yang bersifat
kausatif dimana tujuan utama dari variabel
yang diteliti ini adalah untuk menentukan
hubungan
sebab-akibat
dari
suatu
fenomena/permunculan atau pemecahan
masalah yang diteliti untuk melihat pengaruh
variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian
ini dilakukan peneliti pada masyarakat kota
Padang yang belum pernah menggunakan
Green Product Cosmetics Sariayu Martha
Tilaar tetapi mengetahui mengenai produk ini
yang dikhususkan pada warga Kota Padang
yang berjenis kelamin perempuan berusia 2049 tahun yang ditemui selama rentang waktu
penelitian.
Pemilihan sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik purposive sampling,
yang memilih sampel berdasarkan pada
karakteristik
tertentu
yang
dianggap
mempunyai
sangkut
paut
dengan
karakteristik populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Selanjutnya untuk menentukan
wilayah sampel, peneliti menggunakan teknik
Clustered
Sampling/pemilihan
sampel
berdasarkan kelompok. Dalam penelitian ini
digunakan pemilihan sampel melalui satu
tahap tahap (one stage) dimana sampel
dikelompokkan berdasarkan tiap kecamatan.
Kecamatan yang ada di Kota Padang
berjumlah 11 kecamatan yaitu: Bungus Teluk
Kabung, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung,
Padang Selatan, Padang Timur, Padang
Barat, Padang Utara, Nanggalo, Kuranji,
Pauh, dan Koto Tangah. Metode penyebaran
sampel adalah metode accidental sampling.
Teknik pengumpulan data yang di-gunakan
dengan cara kuesioner dan wawan-cara.
Untuk pengujicobaan instrumen penelitian selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengujian validitas, dimana tujuannya untuk mengetahui sejauh mana validitas data
yang didapat dari penyebaran kuesioner.
2. Pengujian reliabilitas, dimana tujuannya
untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif
yang tidak jauh berbeda bila dilakukan
5

pengukuran kembali pada subyek yang
sama.
Guna membuktikan hipotesis penelitian,
diperlukan alat analisis terhadap data yang
telah terkumpul.
1. Regresi Logistic Binary. Digunakan
ketika variabel dependen (respon)
merupakan jenis data nominal dengan dua
criteria seperti “iya atau tidak” dan
“pernah atau tidak pernah”.
2. Uji Hipotesis. Untuk mengetahui
pengaruh variabel terikat dilakukan uji
“Analisis Wald Test” yang digunakan
untuk melihat pengaruh dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel
terikat dengan nilai signifikansi nya <
0.05
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Variabel Penelitian
Dari pengolahan data distribusi frekuensi
mengenai pengaruh merek produk terhadap
keputusan pembelian pada Green Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota
Padang (Tabel 1), yang mendapat skor
tertinggi adalah pada komponen yang
menyatakan tentang kemudahan dalam
pengucapan merek dengan skor rata-rata 4.15
dan tingkat capaian responden 83% pada
kategori jawaban sangat kuat. Hal ini
menunjukkan bahwa merek produk pada
komponen tingkat pengucapan dinilai sangat
mudah oleh responden. Sedangkan skor ratarata terendah terletak pada indikator tingkat
pengenalan yang memiliki skor rata-rata 4.04
dengan tingkat capaian responden 80%
kategori sangat kuat. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pengenalan merek Sariayu
dinilai baik oleh responden.
Selanjutnya pengolahan data distribusi
frekuensi mengenai pengaruh kualitas produk
terhadap keputusan pembelian pada Green
Product Cosmetics di Kota Padang (Tabel 2),
yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi
adalah komponen keanekaragaman produk
yang sesuai jenis kulit. Responden setuju
bahwa dari informasi yang mereka dapat
pada Green Product Cosmetics Sariayu
Martha Tilaar merupakan kosmetik memiliki
jenis produk yang sesuai jenis kulit. Dengan
skor sebesar 4.14 dengan tingkat capaian
6

responden sebesar 82,8% yang termasuk
dalam kategori jawaban yang sangat kuat.
Sedangkan skor rata-rata terendah pada
kualitas produk adalah komponen keramahan
lingkungan
terhadap
Green
Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar dengan skor
3.86% dan tingkat capaian responden sebesar
77.2% yang dikategorikan kuat. Hal ini
menunjukkan bahwa keramahan lingkungan
terhadap Green Product dinilai cukup baik
oleh konsumen.
Dari pengolahan data distribusi frekuensi
mengenai pengaruh desain produk terhadap
keputusan pembelian pada Green Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota
Padang (Tabel 3), yang mendapat skor
tertinggi adalah komponen ciri khas Green
Product. Responden setuju nahwa kosmetik
Sariayu Martha Tilaar memiliki desain yang
khas dibandingkan dengan kosmetik green
lainnya. Dengan skor 4.07 dimana tingkat
capaian responden sebesar 81.4% yang
termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal ini
menunjukkan bahwa komponen cirri khas
dinilai sangat baikoleh responden. Sedangkan
skor terendah pada desain produk adalah
komponen bentuk produk. Dengan skor ratarata sebesar 3.79% dan tingkat capaian
responden sebesar 75.8 yang dikategorikan
kuat. Hal ini menunjukkan bahwa responden
menilai baik namun kurang tertarik pada
bentuk desain Green Product Cosmetics
Sariayu Martha Tilaar.
Selanjutnya pengolahan data distribusi
frekuensi mengenai pengaruh label produk
terhadap keputusan pembelian pada Green
Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di
Kota Padang (Tabel 4), yang mendapat skor
tertinggi adalah komponen pencantuman
petunjuk cara pemakaian produk. Dengan
skor rata-rata sebesar 4.14 dan timgkat
capaian responden sebesar 82.8% yang
termasuk ke dalam kategori jawaban sangat
kuat. Hal ini menunjukkan bahwa komponen
pencantuman pemakaian produk Green
Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar
dinilai sangat bail oleh responden.
Sedangkan skor rata-rata terendah adalah
komponen pencantuman bahan kandungan
produk dengan skor rata-rata sebesar 3.98
dan tingkat capaian responden sebesar 79.6%
yang
dikategorikan
kuat.
Hal
ini

menunjukkan bahwa dinilai baik oleh
responden namun masih ada keraguan pada
bahan kandungan yang terkandung pada
Green Product Cosmetics Sariayu Martha
Tilaar.
Dari pengolahan data distribusi frekuensi
mengenai pengaruh kemasan produk
terhadap keputusan pembelian pada Green
Product Cosmetics di Kota Padang (Tabel 5),
yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi
adalah komponen kemudahan untuk dibawa
kemana-mana. Dengan skor rata-rata sebesar
4.11 dan tingkat capaian responden sebesar
82.2 % yang termasuk dalam kategori
jawaban sangat kuat. Hal ini menunjukkan
bahwa responden menilai baik pada
kepraktisan
produk
saat
bepergian.
Sedangkan skor terendah pada variabel
kemasan produk terletak di komponen daya
tarik konsumen. Dengan skor rata-rata
sebesar 3.94 dan tingkat capaian responden
sebesar 78.8% yang dinilai kuat. Hal ini
menunjukkan komponen daya tarik produk
dinilai baik oleh responden namun warna dan
gambar pada kemasan Green Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar kurang
menarik.
Selanjutntya pengolahan data distribusi
frekuensi mengenai keputusan pembelian
(Tabel 6), yang menunjukkan bahwa dari
hasil penelitian terhadap 100 responde, maka
didapatkan sebanyak 72 orang atau 72%
memutuskan untuk membeli Green Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar. Hal ini
menunjukkan bahwa kebanyakan responden
memutuskan untuk membeli green kosmetik
Sariayu Martha Tilaar.
Analisi Regresi Logistik
Dalam menacari analisis Regresi
Logistik tersebut digunakan rumus sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +
e
Sumber: Idris (2010:55)
Dimana Y adalah variabel keputusan
pembelian dalam hal ini sebagai variabel
terikat, a adalah nilai konstanta, b adalah
koefisien regresi, X1 adalah variabel merek
produk, X2 adalah variabel kualitas produk,
X3 adalah variabel desain produk, X4 adalah

variabel label produk, X5 adalah variabel
kemasan produk dan E adalah error term.
Dari hasil analisis regresi (Tabel 7)
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y= -13.000 - 0.137X1 + 0.542X2 + 0.766X3 –
0.313X4 – 0.015X5 + e
Dari persamaan dapat dilihat bawa
persamaan menunjukkan angka yang
signifikan dan tidak signifikan pada variabel
bebas. Interpretasi dari persamaan diatas
adalah:
1. Nilai konstanta sebesar -13.000 , yang
menunjukkan bahwa tanpa adanya
pengaruh dari variabel bebas yaitu, merek
produk (X1), kualitas produk (X2), desain
produk (X3), label produk (X4), kemasan
produk (X5) maka keputusan pembelian
konsumen akan turun sebesar 13.000.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanpa
adanya variabel merek produk, kualitas
produk, desain produk, label produk dan
kemasan produk maka kemungkinan
konsumen untuk melakukan pembelian
terhadap Green Products Cosmetics
Sariayu Martha Tilaar akan berkurang.
2. Variabel
merek
produk
(X1)
menunjukkan koefesien regresi negatif
sebesar -0.137. Hal ini menyatakan
bahwa semakin tinggi merek produk yang
dimiliki Sariayu maka akan menurunkan
keputusan pembelian pada kosmetik
green Sariayu Martha Tilaar. Jika
variabel merek produk (X1) meningkat
maka keputusan pembelian (Y) akan
mengalami penurunan sebesar -0.137
dengan anggapan variabel bebas lain
tetap.
3. Variabel kualitas produk (X2) memiliki
memiliki koefisien regresi positif sebesar
0.542. Hal ini menyatakan bahwa setiap
satuan variabel kualitas produk akan
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian sebesar 0.542 apabila variabel
lainnya tetap. Hal ini memberikan
pengertian bahwa setiap peningkatan
kualitas produk akan berdampak pada
keputusan pembelian konsumen. Artinya,
semakin bagus kualitas yang disediakan
maka akan berdampak pada semakin
tingginya
keputusan
pembelian
konsumen.
7

4. Variabel desain produk (X3), memiliki
memiliki koefisien regresi positif sebesar
0.766. Hal ini menyatakan bahwa setiap
satuan variabel desain produk akan
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian sebesar 0.766 apabila variabel
lainnya tetap. Hal ini memberikan
pengertian bahwa setiap peningkatan
desain produk akan berdampak pada
keputusan pembelian konsumen. Artinya,
semakin bagus desain yang diciptakan
maka akan berdampak pada semakin
tingginya
keputusan
pembelian
konsumen.
5. Variabel label produk (X4) menunjukkan
koefesien regresi negatif sebesar -0.313.
Hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi
label produk yang dimiliki Sariayu maka
akan menurunkan keputusan pembelian
pada kosmetik green Sariayu Martha
Tilaar. Jika variabel label produk (X4)
meningkat maka keputusan pembelian
(Y) akan mengalami penurunan sebesar 0.313 dengan anggapan variabel bebas
lain tetap.
6. Variabel
kemasan
produk
(X5)
menunjukkan koefesien regresi negatif
sebesar -0.015. Hal ini menyatakan
bahwa semakin tinggi kemasan produk
yang dimiliki Sariayu maka akan
menurunkan keputusan pembelian pada
kosmetik green Sariayu Martha Tilaar.
Jika variabel kemasan produk (X5)
meningkat maka keputusan pembelian
(Y) akan mengalami penurunan sebesar 0.313 dengan anggapan variabel bebas
lain tetap
Uji Hipotesis (Wald Test)
Uji “Analisis Wald Test” yang digunakan
untuk melihat pengaruh dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat
dengan nilai signifikansi nya < 0.05.
1) Hipotesis 1
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik
diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.137 (sig=0.548). Pada tingkatan
siginifikan 0.548 > 0.05. Dengan
demikian maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
merek produk (X1) tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
8

keputusan pembelian (Y) Green Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di kota
Padang

2) Hipotesis 2
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik
diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
0.542 (sig=0.004). Pada tingkatan
siginifikan 0.004 < 0.05. Dengan
demikian maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara
kualitas produk (X2) terhadap keputusan
pembelian (Y) Green Product Cosmetics
Sariayu Martha Tilaar di kota Padang.
3) Hipotesis 3
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik
diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
0.766 (sig=0.005). Pada tingkatan
siginifikan 0.005 < 0.05. Dengan
demikian maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara
Desain Produk (X3) terhadap keputusan
pembelian (Y) Green Product Cosmetics
Sariayu Martha Tilaar di kota Padang.
4) Hipotesis 4
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik
diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.313 (sig=0.254).
Pada tingkatan
siginifikan 0.254 > 0.05. Dengan
demikian maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara
Label Produk (X4) terhadap keputusan
pembelian (Y) Green Product Cosmetics
Sariayu Martha Tilaar di kota Padang.
5) Hipotesis 5
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik
diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.015 (sig=0.955). Pada tingkatan
signifikan 0.955 > 0.05. Dengan
demikian maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara kemasan produk (X5) terhadap
keputusan pembelian (Y) Green Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di kota
Padang.

Pengaruh Merek Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Green Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota
Padang
Pengujian hipotesis menunjukkan merek
produk (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y) Green
Product Cosmetics Sariayu di Kota Padang,
dengan nilai sig sebesar 0.548 > 0.05. Hal ini
berarti merek produk tidak mempengaruhi
keputusan pembelian kosmetik Sariayu.
Tidak signifikannya merek produk terhadap
keputusan pembelian tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Baut (2011)
yang menyatakan ada pengaruh yang
signifikan antara merek terhadap keputusan
pembelian.
Tidak signifikannya merek produk
terhadap keputusan pembelian
dapat
diperjelas dari pendapat Patrick Hartmann
et.al (2005) pada jurnalnya yang berjudul
Green Branding Effects on Attitude:
Functional Versus Emotional Positioning
Strategies” yang menyatakan bahwa “There
is little doubt about the strategic importance
of a well-defined brand identity as a
prerequisite for delivering brand value”
Dari
pernyataan
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa adanya sedikit keraguan
tentang pentingnya strategis identitas merek
yang jelas sebagai prasyarat untuk
memberikan nilai merek pada suatu produk
disaat konsumen ingin membeli. Pada intinya
merek yang ada pada green product
khususnya pada kosmetik tidak menjadi
bahan pertimbangan konsumen untuk
memutuskan pembelian.
Hal ini juga didukung dari penelitian
yang dilakukan oleh Patrick De Pelsmacker,
dkk (2005) yang berjudul “Consumer
preferences for the marketing of ethically
labelled
coffee”.
Penelitian
mereka
mengatakan bahwa “There is no significant
difference between brand and label
information toward buying decision of
consumer.”

Dengan demikian, dalam penelitian ini
didapati bahwa merek tidak berpengaruh
secara signifikan atas keputusan pembelian
Green Product Cosmetics Sariayu Martha
Tilaar di Kota Padang. Karena konsumen
masih belum menyadari arti merek pada
green product pada suatu kosmetik. Berarti
merek produk yang mudah diucapkan,
didengar , dan diingat oleh konsumen tidak
mempengaruhi keputusan pembelian produk
kosmetik Sariayu. Konsumen cenderung
lebih menimbang faktor lain dalam memilih
kosmetik.
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Green Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota
Padang
Dari uji hipotesis ditemukan bahwa
kualitas produk (X2) berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian (Y)
Green Product Cosmetics Sariayu Martha
Tilaar di kota Padang, dengan nilai sig
sebesar 0.004 < 0.05. Hal ini berarti kualitas
produk akan mempengaruhi keputusan
pembelian kosmetik Sariayu.
Dapat diartikan bahwa produk dikatakan
memiliki kualitas jika apa yang diharapkan
konsumen sesuai dengan manfaat yang ada
produk dan bisa memenuhi kebutuhan
konsumen. Menurut Handri (2005) dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Atribut
Produk
terhadap
Keputusan
Konsumen Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Unversitas Negeri Malang” yang menyatakan
bahwa kualitas menunjukkan bahwa 56,31%
responden menyatakan terpengaruh dengan
kualitas produk.
Hasil signifikan pada kualitas produk
terhadap keputusan pembelian sesuai juga
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Eka (2011) yang menyatakan variabel
kualitas berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap sikap konsumen dalam
membeli produk. Artinya konsumen sangat
memperhatikan kualitas yang ada pada Green
Product Cosmetics.
Berdasarkan Tabel 2, dimana distribusi
frekuensi variabel kualitas produk memiliki
skor rata-rata 3,98 dengan tingkat capaian
responden
(TCR)
79,7%.
Hal
ini
menunjukkan bahwa konsumen lebih
9

menimbangkan kualitas pada Green Product
Cosmetics untuk membeli kosmetik Sariayu
Martha Tilaar.
Dari penjelasan diatas terlihat jelas
bahwa
kualitas
produk
menentukan
keputusan pembelian konsumen terhadap
Green Product Cosmetics Sariayu Martha
Tilaar. Dengan demikian, perusahaan harus
mampu meningkatkan kualitas yang lebih
ramah lingkungan dan aman untuk dipakai
oleh konsumen.
Pengaruh Desain Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Green Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota
Padang
Dari uji hipotesis ditemukan bahwa desain
produk berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian Green
Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di
Kota Padang, dengan nilai sig sebesar 0.005
< 0.05. Hal ini dapat diartikan bahwa desain
produk mempengaruhi keputusan pembelian
kosmetik Sariayu.
Menurut Gitosudarmo (2000: 192) dalam
Eka (2008), desain atau bentuk produk
merupakan atribut yang sangat penting untuk
mempengaruhi konsumen agar konsumen
tertarik dan kemudian membelinya. Hal ini
dikarenakan makin banyaknya konsumen
yang mulai sensitif terhadap kebutuhan dan
keinginannya terutama dalam masalah
desain.
Konsumen
yang
cenderung
mempermasalah desain/rancangan memiliki
pola pemikiran tersendiri dimana mereka
menginginkan sesuatu (produk) yang berbeda
dengan konsumen yang lainnya, agar dapat
menjadi ciri khas bagi masing-masing
konsumen tersebut.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rizky (2010)
yang berjudul “Pengaruh Harga, Kualitas
Produk dan Desain Produk terhadap
Keputusan Pembelian Kijang Innova Tipe G
pada PT. Nasmoco Pemuda Semarang”.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
terdapat pengaruh yang positif antara harga,
kualitas produk dan desain produk terhadap
keputusan pembelian.
Berdasarkan Tabel 3, dimana distribusi
frekuensi variabel desain produk memiliki
skor rata-rata 3,97 dengan tingkat capaian
10

responden
(TCR)
79,4%.
Hal
ini
menunjukkan bahwa konsumen lebih
mementingkan desain pada Green Product
Cosmetics untuk membeli kosmetik Sariayu
Martha Tilaar.
Dari penjelasan diatas terlihat jelas
bahwa desain produk menentukan keputusan
pembelian konsumen terhadap Green
Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar.
Dengan demikian, perusahaan harus mampu
membuat desain yang lebih menarik agar
konsumen cenderung untuk membeli green
product.
Pengaruh Label Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Green Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota
Padang
Dari hipotesis ditemukan bahwa label
produk tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian konsumen
pada Green Product Cosmetics Sariayu
Martha Tilaar di Kota Padang dengan nilai
signifikan sebesar 0.254 > 0.05. Hal ini
berarti label produk tidak menimbulkan
hasrat konsumen untuk membeli kosmetik
Sariayu.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Zaidi dan Muhammad (2012) yang berjudul
Awareness of Pakistani Consumers towards
Nutritional Labeling on Product Packaging
in Terms of Buying Behavior. Hasil
penelitian mereka mengatakan bahwa
keterangan label nutrisi pada produk
mempengaruhi konsumen dalam melakukan
pembelian karena mereka butuh informasi
tentang makanan (kadaluarsa).
Tidak signifikannya label produk terhadap
keputusan
pembelian
sesuai
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Patrick De
Pelsmacker, dkk (2005) yang berjudul
“Consumer preferences for the marketing of
ethically labelled coffee”. Penelitian mereka
mengatakan bahwa “There is no significant
difference between label information toward
buying decision of consumer. Label
information is less significant impact (p >
0.01) with low Beta of 0.448”
Selain itu juga ada pendapat menurut
Clare D’Souza (2006) dalam jurnalnya yang
berudul “Green Products and Corporate

Strategy: An Empirical Investigation” yang
menyatakan
bahwa
konsumen
tidak
menyadari hal-hal penting tentang keamanan
lingkungan
atau
implikasi
yang
memungkinkan
perusahaan
untuk
memberikan label pada produk. Ini mungkin
bisa menjadi faktor kebingungan pelanggan
pada
umumnya.
Beberapa
peneliti
menemukan bahwa konsumen memiliki
masalah memahami informasi yang diberikan
pada label produk. Misalnya: keprihatinan
atas kekeliruan tentang atribut lingkungan
produk dan informasi yang diberikan masih
kurang jelas.
Pengaruh Kemasan Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Green Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota
Padang
Dari hipotesis ditemukan bahwa kemasan
produk tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian konsumen
pada Green Product Cosmetics Sariayu
Martha Tilaar di Kota Padang dengan nilai
signifikan sebesar 0.955 > 0.05.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
teori Gitosudarmo (2000: 194) dalam Eka
(2008) yang mengatakan bahwa kemasan
yang baik adalah kemasan yang indah atau
menarik yang dapat menambah hasrat untuk
membeli, kemasan yang khas yang
memudahkan pembeli untuk mengingat
produknya, kemasan yang dapat melindungi
kualitas (mutu) produk, memudahkan
pengangkutan
(transportasi),
dan
memudahkan penyimpanan dan penyusunan
di rak took (show room).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa perusahaan seharusnya mampu
membuat produk tersebut menarik mungkin
di mata konsumen. Konsumen di Kota
Padang tidak tertarik pada Green Product
Cosmetics Sariayu Martha Tilaar pada segi
kemasan. Dalam hal ini telah membuktikan
bahwa kemasa kosmetik Sariayu belum
mampu menarik konsumen untuk membeli
dikarenakan kurangnya warna dan gambar
yang menarik, tidak praktis untuk dibawa
kemana-mana, dan tidak mampu melindungi
kualitas produk yang ada di dalamnya agar
tetap bagus.

Tidak signifikannya kemasan produk
terhadap keputusan pembelian sesuai
penelitian yang dilakukan oleh Hokey Min
and William P. Galle (1997) dalam jurnalnya
yang berudul “Green Purchasing Strategies:
Trends and Implications” yang menyatakan
bahwa 64,9% responden percaya bahwa
kemasan hijau tidak harus secara signifikan
berbeda dari kemasan tradisional. Hal ini
berarti pembelian secara profesional pada
strategi kemasan hijau tidak mencakup
kemajuan teknologi terbaru dalam desain
kemasan. Ini artinya konsumen masih tidak
mempedulikan bentuk kemasan yang baik
untuk
lingkungan.
Mereka
masih
menganggap bahwa kemasan itu adalah sama
dengan produk lainnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan mengenai pengaruh atributatribut produk terhadap keputusan pembelian
pada Green Product Cosmetics Sariayu
Martha Tilaar di Kota Padang, dapat
disimpulkan bahwa hanya kualitas produk
dan desain produk yang mempunya pengaruh
yang
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian Green Product Cosmetics Sariayu
Martha Tilaar di Kota Padang. Hal tersebut
dikarenakan, kosmetik Sariayu memiliki
kualitas yang terpercaya dan desain yang
menarik konsumen pada saat membeli.
Sedangkan merek produk, label produk, dan
kemasan produk tidak memiliki pengaruh
yang
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian pada Green Product Cosmetics
Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang.
Saran
Adapun saran yang dapat dikemuka-kan
berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah:
1. PT. Martina Berto harus terus
memberikan kualitas yang terpercaya
kepada konsumen bahwa produk ini
mengandung bahan yang tidak merusak
kulit dan konsumen semakin yakin
terhadap kualitas produk kosmetik
tersebut
sebagai
Green
Product
Cosmetics.
2. PT. Martina Berto sebaiknya lebih
memberikan suatu program pada
11

konsumen yang mengajak untuk mendaur
ulang produk yang telah habis pakai
dengan memberikan kembali produk
tersebut kepada pihak Sariayu. Ini akan
memberikan nilai yang lebih pada produk
kosmetik yang ramah lingkungan
3. PT.
Martina
Berto
juga
harus
meningkatkan desain produk pada
kosmetiknya agar konsumen semakin
tertarik dan berminat untuk membeli
kosmetik tersebut. Seperti contoh:
memberikan warna dan bentuk yang
bervariasi sesuai jenis produknya.
4. PT. Martina Berto menciptakan inovasi
pada produk kosmetik yang menyediakan
berbagai macam ukuran agar konsumen
pun bebas memilih sesuai pilihan dan
selera mereka.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Armstrong, Gery dan Philip Kotler. 2001.
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1.
Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
_____________________________. 2008.
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi ke12. Jakarta: Erlangga.
Badan Pusat Statistik. (2010). Padang Dalam
Angka. Kota Padang.
Buchari

Alma.
2005.
Management
Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
Alfabeta: Bandung.

Boyd, et.al. _____. Manajemen Pemasaran:
Suatu Pendekatan Strategis dengan
Orientasi Global. Jakarta: Erlangga.
De Pelsmacker ,Patrick, et.al.
(2005).
Consumer preferences for the
marketing of ethically labelled coffee.
Emerald
Article:
International
Marketing Review, Vol. 22 No: 5,
pp.512 - 530.
D’Souza, et.al. 2006. “Green Product and
Corporate Strategy: An Empirical
Investigation”. Society and Business
Review, Vol. 1 (2), pp. 144-157.
Diakses pada tanggal 25 September
2012
dari
12

http://dro.deakin.edu.au/eserv/DU:30
008943/taghian-greenproducts-post2006.pdf
Dergibson Siagian. 2006. “Moderasi Atribut
Produk dan Niat Beli Konsumen
Terhadap Hubungan Antara
Keterlibata Produk dan Komitmen
Merek.” Jurnal Manajemen
Pemasaran. No. 2, vol. 13, pp 185196. Diakses tanggal 12 September
2012 dari
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal
/13208185196_0854-8153.pdf
Eka Laniasti Sihite. 2008. Pengaruh Atribut
Produk Terhadap Sikap Konsumen
Pada Green Product Cosmetics
(Studi Kasus Pada Puri Ayu Martha
Tilaar Sun Plaza Medan) .Skripsi.
USU: Medan.
Fandy Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: Andi.
Handri

Dian Wahyudi.2005. “Pengaruh
Atribut Produk terhadap Keputusan
Konsumen
Fakultas
Ekonomi
Universitas Negeri Malang”. Jurnal
Eksekutif Vol. 2 (3). Diakses pada
tanggal 15 Agustus 2012.

Hendrickson, et. al. 2010. “Introduction to
Green Design”. Green Design
Initiative.
Carnegie
Mellon
University: Pittsburgh PA. Diakses
pada tanggal 25 September 2012 dari
http://gdi.ce.cmu.edu/gd/education/gd
edintro.pdf
Husein, Umar. 2011. Metode Penelitian
untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi
kedua. Jakarta : Rajawali Pers.
Idris. 2010. Aplikasi Model Analisis Data
Kuantitatif dengan Program SPSS
edisi revisi III. Padang. Himpro
Manajemen Fakultas Ekonomi UNP.
Min,H and Galle,W.1997. “Green Purchasing
Strategies: Trends and Implications”.

International Journal of Purchasing
and Materials Management. Summer
1997.
Novian

Yuga Pamujo. 2011. Analisis
Pengaruh Atribut Produk, Bauran
Promosi, dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan Pembelian
Produk
Merchandise.
Skripsi.
Universitas Diponegoro: Semarang.

Patrick Hartmann. et. al. (2005). Green
Branding Effects On Attitude:
Functional
Versus
Emotional
Positioning
Strategies.
Emerald
Article: Marketing Intelligence &
Planning, Vol. 23 No: 1, pp. 9-29.

pp 156-168. Diakses tanggal 5
Agustus 2012 dari
http://puslit.petra.ac.id/files/published
/journals/IND/IND040602/IND04060
208.pdf
Zaidi and Muhammad. 2012. Awareness of
Pakistani Consumers towards
Nutritional Labeling on Product
Packaging of Buying Behavior”.
International Journal of Business and
Social Science Vol.3 (16). Diakses
pada tanggal 23 September 2012 dari
http://www.ijbssnet.com/journals/Vol
_3_No_16_Special_Issue_August_20
12/11.pdf

Rizky Firmaulida. 2010. Pengaruh Harga,
Kualitas Produk dan Desain Produk
terhadap
Keputusan
Pembelian
Kijang Innova Tipe G pada PT.
Nasmaco
Pemuda
Semarang.
Skripsi. Semarang.
Septin Puji Astuti, dkk. 2004. “Evaluasi
Konsep Produk Dengan Pendekatan
Green Quality Function Eployment
II”. Jurnal Teknik Industri. Vol. 6 (2),

13

LAMPIRAN
Tabel
1. Distribusi Frekuensi Variabel Merek Produk
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Variabel Merek Produk (X1)
No
Item

Pernyataan

STS (1)

TS (2)

KS(3)

S (4)

SS(5)

Mean

TCR
(%)

Kriteria

Fi

% Fi

%

Fi

%

Fi

%

Fi

%

1

8

8

77

77

14

14

4.04

80

Sangat
Kuat

0

8

8

69

69

23

23

4.15

83

Sangat
Kuat

0

15

15

60

60

25

25

4.10

82

Sangat
Kuat

4.09

81.6

1

Merek kosmetik green
Sariayu mudah dikenali

0

0

2

Merek kosmetik green
Sariayu mudah
diucapkan

0

0

3

Merek dari kosmetik
green Sariayu Martha
Tilaar mudah untuk
diingat

0

0

1

0

0

Rerata

Sangat
Kuat

2. Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Produk
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Produk (X2)

14

No
Item

Pernyataan

4

STS (1)

TS (2)

KS(3)

S (4)

SS(5)

Mean

TCR
(%)

Kriteria

Fi

% Fi

%

Fi

%

Fi

%

Fi

%

Kosmetik green Sariayu
merupakan produk
ramah lingkungan yang
tidak menyebabkan kulit
rusak

1

1

1

21

21

65

65

12

12

3.86

77.2

Kuat

5

Kosmetik green Sariayu
menawarkan beraneka
ragam produk sesuai
dengan jenis kulit
(berminyak, normal,
kering)

0

0

1

7

7

69

69

23

23

4.14

82.8

Sangat
Kuat

6

Kosmetik green Sariayu
menawarkan produk
yang memiliki daya
tahan produk yang lama
dan aman digunakan.

0

0

0

0

17

17

64

64

19

19

4.02

80.4

Sangat
Kuat

7

Kosmetik green Sariayu
menawarkan produk
yang memiliki
spesifikasi (bahan
kandungan) yang sesuai
keterangan pada kemasn

0

0

1

1

13

13

73

73

13

13

3.98

79.6

Kuat

1

1

8

Menurut saya keindahan
dari tampilan Kosmetik
green Sariayu menarik

0

0

0

0

20

20

67

67

13

13

Rerata

3.93

78.6

Kuat

3.98

79.7

Kuat

3. Distribusi Frekuensi Variabel Desain Produk
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Variabel Desain Produk (X3)
No
Item

Pernyataan

STS (1)

TS (2)

KS(3)

S (4)

SS(5)

Mean

TCR
(%)

Kriteria

Fi

% Fi

%

Fi

%

Fi

%

Fi

%

9

Bentuk dessain produk
kosmetik green Sariayu
mampu menarik saya
untuk membeli.

0

0

0

25

25

71

71

4

4

3.79

75.8

Kuat

10

Kosmetik green Sariayu
menyediakan berbagai
ukuran pada produk agar
saya bebas memilih
produk sesuai kebutuhan
saya

0

0

0

15

15

65

65

20

20

4.05

81

Sangat
Kuat

11

Produk kosmetik green
Sariayu memiliki ciri
khas tersendiri
dibandingkan dari merek
kosmetik lainnya

0

0

0

16

16

61

61

23

23

4.07

81.4

Sangat
Kuat

3.97

79.4

Kuat

0

0

0

Rerata

4. Distribusi Frekuensi Variabel Label Produk
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Variabel Label Produk (X4)
No
Item

Pernyataan

STS (1)

TS (2)

KS(3)

S (4)

SS(5)

Mean

TCR
(%)

Kriteria

Fi

% Fi

%

Fi

%

Fi

%

Fi

%

12

Produk green kosmetik
Sariayu mencantumkan
dengan jelas nama
perusahaannya.

0

0

0

7

7

73

73

20

20

4.13

82.6

Sangat
Kuat

13

Produk green kosmetik
Sariayu mencantumkan
dengan jelas cara
pemakaian produk.

0

0

0

7

7

72

72

21

21

4.14

82.8

Sangat
Kuat

14

Produk green kosmetik
Sariayu mencantumkan
dengan jelas infrormasi
tentang bahan utama
yang terkandung.

0

0

0

23

23

56

56

21

21

3.98

79.6

Kuat

4.08

81.6

Sangat
Kuat

0

0

0

Rerata

15

5. Distribusi Frekuensi Variabel Kemasan Produk
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Variabel Kemasan Produk (X5)
No
Item

Pernyataan

STS (1)

TS (2)

KS(3)

S (4)

SS(5)

Mean

TCR
(%)

Kriteria

Fi

% Fi

%

Fi

%

Fi

%

Fi

%

0

16

16

74

74

10

10

3.94

78.8

Kuat

0

10

10

69

69

21

21

4.11

82.2

Sangat
Kuat

0

16

16

63

63

21

21

4.05

81

Sangat
Kuat

4.03

80.6

15

Produk green kosmetik
Sariayu memberikan
warna dan gambar
kemasan yang sangat
menarik

0

0

16

Kemasan produk green
kosmetik praktis dibawa
sesuai konsumen
inginkan.

0

0

17

Kemasan produk green
kosmetik Sariayu
mampu melindungi
kualitas produk yang ada
di dalamnya agar tetap
bagus

0

0

0

0

0

Rerata

Sangat
Kuat

6. Distribusi Frekuensi Keputusan Pembelian (Y)
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Keputusan Pembelian (Y)
Tidak
Membeli (0)

Membeli (1)

No
Item

Pernyataan

18

Memutuskan untuk membeli

Fi

%

Fi

%

72

72

28

28

Rerata

7. Hasil Uji Analisis Regresi Logistik
Tabel 7
Hasil Uji Analisis Regresi Logistik
B
a

Step 1

Merek (X1)
Kualitas (X2)
Desain (X3)
Label (X4)

16

S.E.

Wald

Df

Sig.

Exp(B)

-.137

.228

.361

1

.548

.872

.542

.190

8.167

1

.004

1.719

.766

.271

7.964

1

.005

2.151

- .313

.275

1.299

1

.254

.731

Kemasan (X5)

Constant

-.015

.262

.003

1

.955

.985

-13.000

4.122

9.946

1

.002

.000

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4,X5.

17