Resume dasar dasar bahasa jepang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jepang merupakan salah satu negara yang berkembang
pesat di Asia, oleh sebab itu orang ramai mulai mempelajari bahasa
jepang, karena orang jepang sendiri sangat sulit berbahasa Inggris dan
sangat sedikit orang yang dapat memahami bahasa inggris.
Semakin banyaknya perusahaan jepang di Indonesia juga
menjadikan bahasa jepang menjadi bahasa yang banyak dipelajari oleh
orang Indonesia, banyak lembaga-lembaga kursus bahasa jepang dan
universitas-universitas dengan jurusan sastra atau bahasa jepang.
Orang jepang sendiri banyak yang berkunjung ke Indonesia
baik itu hanya sebagai turis, pelajar ataupun kerjasama dalam urusan
bisnis. Jika kita perhatikan makanan-makanan jepang pun sudah banyak di
impor ke Indonesia, belum lagi restoran-restoran jepang di Indonesia
berhasil menarik perhatian warga indonesia dengan cita rasa yang
mengugah selera dan tentunya sehat untuk dikonsumsi, seperti sushi.
1.2
Rumusan Masalah
1
1. Apa saja hal-hal yang penting untuk diperhatikan di Jepang?
2. Bagaimana cara orang jepang memperkenalkan diri?
3. Bagaimana iklim di jepang?
4. Bagaimana pembendaharaan kosakata dan penggunaannya?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengenal jepang secara geografis dan budaya.
2. Untuk mempelajari dasar-dasar berkomunikasi dalam bahasa jepang.
3. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus dihindari untuk
diucapkan.
1.4
Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan untuk membuat makalah ini
adalah modul bahasa jepang yang kami download dari repository STBA
YAPARI-ABA dan melalui penjelasan di kelas oleh pak Ari selaku dosen
jurusan bahasa jepang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Mengenal Jepang 1
2
Jepang merupakan negara kepulauan yang kurang lebih
memiliki 3000 pulau kecil dan empat pulau besar seperti Hokkaido,
Honshu, Kyushu dan Shikoku. Provinsi dalam bahasa Jepang disebut
Prefectur.
Jepang merupakan negara subtropis yang memiliki 4
musim yang disebut haru atau musim semi, natsu atau musim panas yang
terkenal dengan cerita horornya, aki atau musim gugur yang terkenal
dengan makanan dan koyo yang berarti daun-daunan berubah warna
sebagian, dan fuyu atau musim dingin yang lebih identik dengan bunga
sakura.
Di jepang tahun baru merupakan puncak hari raya terbesar
seperti saat lebaran di Indonesia, dimana mereka akan berlibur atau
mengambil cuti selama satu minggu yaitu saat H-3 dan H+3.
Ada beberapa kosakata di jepang yang tidak boleh
digunakan di keluarga seperti konnichi wa, karena kata tersebut hanya
khusus digunakan dilingkungan luar saja dan jepang memperhatikan
mana bahasa yang termasuk uchi (dalam) dan soto (luar). Begitupun
dengan kata konban wa bisa berarti hi atau hello.
2.2
Ungkapan dan Huruf Jepang
Jepang memiliki huruf tersendiri yang terbagi menjadi tiga
yaitu hiragana, katakana, dan juga kanji. Beberapa ungkapan umum
dalam bahasa jepang yaitu:
3
1. Ohayou gozaimasu, yang diungkapkan saat pagi hari untuk menyapa
selamat pagi.
2. Konnichi wa, kata sapaan untuk mengungkapkan selamat siang.
3. Oyasuminasai, digunakan untuk mengatakan selamat tidur atau
selamat berisitirahat.
4. Konban wa, berarti selamat malam.
5. Arigatou gozaimasu, diungkapkan untuk mengucapkan terimakasih,
kemudian dibalas dengan ucapakn iie, doitashimashite yang artinya
sama-sama.
6. Ogenki desuka, digunakan untuk menanyakan kabar dan di jawab
dengan genki desu, jika kita dalam kondisi baik.
7. Ittekimasu, kata permisi untuk meninggalkan rumah dan dijawab
dengan ucapan itteirsasshai.
2.3
Jikoshokai
Dalam bahasa jepang jikoshokai berati memperkenalkan
diri biasanya diawali dengan mengucapkan hajimemashite yang berarti
senang bertemu dengan anda, lalu memperkenalkan tentang diri kita
seperti nama, kebangsaan, pekerjaan dll. Kemudian diakhiri dengan
mengucapkan yoroshiku, douzo yoroshiku atau douzo yoroshiku
onegaishimasu yang paling sopan yang berati mohon bimbingannya.
Biasanya dalam bahasa jepang kata ‘anata’ yang berati
kamu tidak digunakan untuk umum, mereka biasa menyebutkan nama
orang tersebut secara langsung atau menyebutkan nama jabatannya
langsung seperti sensei untuk dosen atau guru. Kata anata dinilai kasar
4
dan tidak sopan, yang bisa digunakan untuk seseorang yang menduduki
jabatan atas untuk menyebut bawahannya.
Berikut merupakan pola kalimat untuk memperkenalkan diri:
1.
2.
Hajimemashite. (senang bertemu anda)
Watashi wa ari desu. (nama saya ari)
Dago kara kimashita. (saya tinggal di dago)
Douzo yoroshiku onegaishimashu
Untuk kalimat negatif bisa ditambahkan dewa, contoh
Anata wa Cindy san desuka? (apakah anda cindy)
Iie, watashiwa cindy dewa arimasen (tidak, saya bukan Cindy)
Atau
Iie, watashi wa ari desu (tidak, saya ari), kita bisa menyebutkan siapa
kita secara langsung untuk kalimat negatif.
3.
Untuk kalimat pertanyaan dengan jawaban positif kita dapat gunakan
hai yang berarti ya, contoh:
Ari san wa gakusei desuka? (apakah ari seorang mahasiswa?)
Hai, gakusei desu (ya, ari seorang mahasiswa)
2.4
Denwa Ban Go
Denwa ban go digunakan untuk menanyakan nomor
telepon kepada seseorang, sedangkan nomor handphone adalah keitai
denwa. Dalam melafalkan nomor telepon dalam bahasa jepang sama
dengan melafalkan nomor dalam bahasa jepang, namun kata ‘no’
ditambahkan untuk membaca tanda penjeda atau tanda strip pada nomor
telepon agar tidak kesulitan untuk mengingat nomor telepon tersebut.
Berikut merupakan contoh pola kalimat:
1.
Denwa ban go wa 081-910-366-970 desu. (nomor teleponnya....)
5
Cara melafalkannya yaitu denwa ban go wa zero hachi ichi no kyuu
ichi zero no san roku roku no kyuu nana zero desu.
2.
Penulisan tambahan desune, untuk mengkonfirmasi ulang nomor
telepon, contoh: 081-910-366-970 desune.
2.5
Sore Wa Nan Desuka
Bab ini menjelaskan tentang kata tunjuk benda dengan
menggunakan kata kore sore dan are. Kata kore digunakan untuk
menunjukan sesuatu yang letaknya dekat dengan yang sedang berbicara,
atau sama dengan kata ‘ini’. Sore merupakan kata yang digunakan untuk
menunjuk sesuatu yang letaknya dekat dengan lawan bicara, atau sama
dengan kata ‘itu’. Sedangkan, are adalah kata yang digunakan untuk
menunjuk benda yang letaknya jauh dari keduanya baik yang sedang
berbicara ataupun dengan lawan bicara atau sama dengan ‘yang disana
itu’. Berikut merupakan pola kalimat kore sore are:
1. Kore wa zasshi desu, (ini majalah)
Artinya letak majalahnya dekat dengan dengan yang berbicara.
2. Sore wa kaban desu. (buku itu)
Artinya letak buku tersebut dekat dengan lawan bicara.
3. Are wa kasa desu. (payung itu)
Artinya letak payung tersebut jauh dari keduanya baik pembicara
ataupun lawan bicara
4. Untuk kalimat tanya polanya menjadi seperti ini:
Kore wa kutsu desu ka. (apakah ini sepatu?)
Sore wa nan desuka. (apakah itu?) Yang berarti letak benda yang
ditanyakan dekat dengan lawan bicara.
2.6
Ikura Desu Ka
6
Ikura desu ka berarti menanyakan harga dalam bahasa
jepang atau sama artinya dengan ‘berapa harganya?’. Mata uang negara
jepang adalah yen atau disebut ‘En’ digunakan pada akhir penyebutan
harga, dollar menjadi doru dan rupiah menjadi rupia.
Pola kalimat dapat menggunakan kore sore are atau kono
sono ano untuk menunjukan benda dan dipakai di depan benda yang
ditunjuk. Namun untuk penggunaan kono sono ano tidak dapat berdiri
sendiri, penggunaannya harus diikuti oleh kata benda.
Berikut contoh pola kalimatnya:
1. Kono shatsu wa ikura desu ka. (berapa harga kemeja ini?) dengan
menambahkan kata benda yang dimaksud yaitu kemeja.
2. Sore wa ikura desu ka. (berapa harga yang itu?) dengan menunjuk
benda yang dimaksud tanpa menyebutkan benda tersebut.
2.7
Koko Wa Kyooshitsu Desu
bab ini menjelaskan tentang kata tunjuk tempat yang dapat
dilihat dengan menggunakan kata koko, soko dan asoko. Koko artinya
disini, biasanya digunakan apabila tempat yang dimaksud dekat dengan
pembicara. Soko artinya disitu biasanya digunakan apabila tempat yang
dimaksud dekat dengan lawan bicara. Sedangkan asoko berarti disana
digunakan apabila tempat yang dimaksud jauh dari keduanya baik lawan
bicara maupun pembicara. Berikut merupakan contoh pola kalimat:
1.
Koko wa daigaku desu. (disini adalah universitas)
7
Kalimat di atas menunjukan bahwa universitas tersebut dekat
dengan si pembicara atau bisa jadi pembicara sedang berada di
tempat tersebut. Untuk mengubah kalimat tersebut menjadi kalimat
2.
tanya maka akhiran desu diubah menjadi desu ka.
Soko wa kyooshitsu desu. (disitu adalah ruang kelas)
Kalimat di atas menunjukan bahwa tempat yang dimaksud dekat
dengan lawan bicara atau bahkan lawan bicara sedang berada di
3.
tempat tersebut.
Asoko wa rasutoran desu ka. (apakah disana adalah kamar kecil?)
Kalimat di atas menunjukan bahwa si pembicara menanyakan
kepada lawan bicara mengenai tempat yang belum yakin benar
tidaknya, bisa jadi tempat tersebut jauh dari keduanya baik
pembicara ataupun lawan bicara.
2.8
Mengenal Jepang II
Persalaman dalam bahasa jepang disebut aisatsu, orang
jepang sangat memperhatikan betul bentuk persalaman, karena dalam
pikiran mereka bentuk penerimaan yang baik akan menghasilkan
kerjasama yang baik pula. Aisatsu yang baik adalah dengan muka cerah
dan ramah, serta memberikan aisatsu terlebih dahulu. Berikut merupakan
contoh aisatsu:
1.
Membungkuk (ojigi)
Membungkuk adalah suatu keharusan entah untuk meminta maaf,
berkenalan, bertamu atau berbicara di telepon. Jenis-jenis cara
membungkuk:
8
a.
Mengangguk pelan 5º, digunakan untuk orang yang
b.
berpangkat tinggi seperti perdana menteri atau bos.
Membungkuk salam (eshaku) 15º, digunakan untuk
memberi salam kepada orang-orang yang sudah atau belum
2.
c.
dikenal di kantor.
Membungkuk hormat (keirei) 30º, digunakan untuk orang
d.
yang jabatannya lebih tinggi atau orang yang lebih tua.
Membungkuk hormat tertinggi (sai-keirei) 45º, digunakan
untuk meminta maaf karena berbuat kesalahan besar.
Bertukar kartu nama
Bertukar kartu nama merupakan hal terpenting bagi orang jepang,
dalam bertukar kartu nama jepang memiliki aturannya sendiri.
Hal yang terpenting adalah ketika kartu nama diterima tidak
langsung dimasukkan ke kantong tetapi disimpan di meja,
tujuannya adalah agar kita dapat mengingat nama lawan bicara.
2.9
Mengenal Jepang III
Salah satu yang terkenal di Jepang yaitu festivalnya yang
disebut matsuri. Sebagian besar pelaksana matsuri adalah kuil shinto atau
kuil buddha, namun ada pula festival yang bersifat sekuler dan tidak
berkaitan dengan keagamaan. Matsuri biasanya dilaksanakan dalam
rangka keberhasilan panen atau tangkapan ikan, kesuksesan dalam bisnis,
kesembuhan, keselamatan dari bencana dll.
Selain itu chanoyu atau upacara minum teh telah menjadi
salah satu bagian penting di Jepang dan untuk menjadi ahli chanoyu
dibutuhkan proses belajar hingga puluhan tahun. Terakhir adalah ikebana
9
atau seni merangkai bunga yang merupakan tradisi mempersembahkan
bunga ke kuil Buddha di Jepang, ada tiga jenis ikebana, yatiu rikka yang
merupakan gaya tradisional dalam acara keagamaan, shoka yang tidak
terlalu formal tapi masih tradisional dan jiyuka yang bersifat bebas sesuai
imajinasi.
2.10
Kaban Wa Dokoni Arimasuka
Arimasu adalah kata yang digunakan untuk menunjukan
posisi atau keberadaan benda mati termasuk tumbuhan, bisa dengan
menggunakan koko, soko, asoko dan doko. Pola kalimatnya adalah
sebagai berikut:
1. Asoko wa takai yama ga arimasu. (disana ada gunung yang tinggi).
Untuk menanyakan apa bendanya menggunakan kata nani dan kata
arimasu diubah menjadi arimasu ka.
Untuk menyebutkan semua benda yang jumlahnya banyak
adalah dengan menggunakan kata sambung to, atau kata nado apabila
disebutkan dua benda saja. Berikut contoh kalimatnya:
1. sensei no tsukue no ue ni nani ga arimasu ka? (di atas meja dosen
ada apa saja?)
a. hon to borupen to kaban ga arimasu (menyebutkan semua benda
yang ada dimeja, yaitu buku tulis, pulpen dan tas dengan
menggunakan penghubung ‘to’)
b. hon ya borupen nado ga arimasu (menyebutkan hanya dua benda
saja, yaitu buku dan pulpen dengan menggunakan penghubung
‘nado’).
10
2.11
Asoko Ni Sato San Ga Imasu
imasu adalah kata yang digunakan untuk menunjukan
benda hidup termasuk manusia, hewan dan hantu. Untuk menanyakan
orang menggunakan kata dare yang berarti siapa. Berikut merupakan
pola kalimatnya:
1. (+)soko ni neko ga imasu. (disitu ada kucing)
(?)neko wa doko ni imasuka. (dimana ada kucing?)
Macam-macam kosakata untuk menunjukan letak suatu
benda yaitu mae yang berarti depan, ushiro yang berarti belakang, migi
yang berarti kanan, hidari yang berarti kiri, ue yang berarti atas, naka
yang berati tengah, shita yang berarti kiri dan tonari untuk yang sejajar.
2.12
Watashi Wa Nin 4 Kazoku Desu
Dalam bahasa jepang penggunaan kosakata keluarga sendiri
dan keluarga orang lain berbeda. Ketika berbica dengan orang lain, misal
ibu saya adalah dokter, maka kalimatnya adalah haha wa isha desu.
Tetapi apabila kita mengatakan ibu cindy adalah perawat maka
kalimatnya menjadi Cindy san no ookosan wa kangoushi desu. Namun
dalam keluarga apabila kita ingin memanggil ibu sendiri tidak menjadi
haha
melainkan
ookosan.
Berikut
adalah
pola
kalimat
untuk
menyebutkan jumlah anggota keluarga:
1. a. Ari san wa nan nin kazoku desu ka. (berapa jumlah keluarga
ari)
11
b. Gonin kazoku desu, kyodai to ani to ane desu (keluarga inti
saya berjumlah lima orang, kedua orang tua satu kaka laki-laki
dan satu kakak perempuan. Diri sendiri tidak disebut lagi apabila
menggunakan ryoushin yang berarti kedua orang tua maka ayah
dan ibu tidak disebutkan lagi).
2.13
Ima Nan Ji Desu Ka
Ima nan ji desu ka dalam bahasa jepang berarti ‘sekarang
jam berapa?’. Jam dalam bahasa jepang disebut ji dan menit dalam
bahasa jepang disebut fun. Dalam pengucapan menit hampir sama
dengan pengucapan angka dalam bahasa jepang kecuali satu menit yaitu
ippun dan dua menit yaitu nifun.
2.14
Asep San Wa Hansamu Desu
Kata sifat dalam bahasa jepang yang dipelajari pada bab
terakhir ini adalah kata sifat yang berkhiran –i, cirinya huruf i itu berdiri
sendiri tidak melibatkan huruf sebelumnya dan yang kedua kata sifat
yang ditambahkan -na. Ada beberapa kata yang berakhiran –i, namun
tidak termasuk kata sifat –i mandiri, yaitu kirei yang berarti cantik, kirai
yang berarti benci, yuumei yang berarti terkenal, dsb. Untuk kata sifat
yang berakhiran –i dapat disambung secara langsung apabila berhadapan
dengan kata benda, tetapi untuk yang tidak berakhiran –i maka kata sifat
disambung dengan –na untuk menjelaskan benda tersebut.
12
Berikut merupakan pola kalimat untuk kata sifat yang
berakhiran –i:
1. (+) Neko wa shiroi desu. ( kucing yang berwana putih)
(-) Neko wa shirokunai desu. (kucing yang tidak berwarna putih),
maka bentuk negatif yang berakhiran –i ditambah kunai
(?) Neko wa shiroi desuka? (apakah kucing yang berwarna
putih?)
Berikut merupakan pola kalimat untuk kata sifat yang tidak
berkahiran –i dan ditambah –na:
2. (+) London wa yuumei na machi desu. (london adalah kota yang
terkenal).
(?) London wa yuumei na machi desuka? (apakah London kota
yang terkenal?)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jepang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 4 kepulauan
besar dan memiliki iklim subtropis yaitu memiliki empat musim. Di jepang
13
membungkuk merupakan hal yang wajib dilakukan karena merupakan suatu
penghormatan kepada orang lain. Jepang kaya akan budaya, seperti minum
teh dan merangkai bunga.
Jepang memiliki tiga model tulisan yaitu hiragana, katakana dan
kanji. Kata tunjuk dalam bahasa jepang yaitu kore sore are untuk kata tunjuk
benda dan koko soko asoko untuk kata tunjuk tempat. Kata sifat dalam
bahasa jepang dibagi menjadi dua yang berakhiran –i dan yang ditambahkan
–na.
3.2 Saran
Modul yang dibuat sudah cukup baik dan mudah dipahami bagi
pemula untuk belajar bahasa jepang, namun masih terdapat beberapa
kesalahan dalam penulisan sehingga membuat saya ragu dalam menulis
terutama pada kalimat tanya, apakah perlu menggunakan tanda tanya
ataukah tidak?.
DAFTAR PUSTAKA
Muhlisian, A.A. dkk. 2014. Dasar-Dasar Bahasa Jepang. Bandung: STBA
YAPARI-ABA.
14
15
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jepang merupakan salah satu negara yang berkembang
pesat di Asia, oleh sebab itu orang ramai mulai mempelajari bahasa
jepang, karena orang jepang sendiri sangat sulit berbahasa Inggris dan
sangat sedikit orang yang dapat memahami bahasa inggris.
Semakin banyaknya perusahaan jepang di Indonesia juga
menjadikan bahasa jepang menjadi bahasa yang banyak dipelajari oleh
orang Indonesia, banyak lembaga-lembaga kursus bahasa jepang dan
universitas-universitas dengan jurusan sastra atau bahasa jepang.
Orang jepang sendiri banyak yang berkunjung ke Indonesia
baik itu hanya sebagai turis, pelajar ataupun kerjasama dalam urusan
bisnis. Jika kita perhatikan makanan-makanan jepang pun sudah banyak di
impor ke Indonesia, belum lagi restoran-restoran jepang di Indonesia
berhasil menarik perhatian warga indonesia dengan cita rasa yang
mengugah selera dan tentunya sehat untuk dikonsumsi, seperti sushi.
1.2
Rumusan Masalah
1
1. Apa saja hal-hal yang penting untuk diperhatikan di Jepang?
2. Bagaimana cara orang jepang memperkenalkan diri?
3. Bagaimana iklim di jepang?
4. Bagaimana pembendaharaan kosakata dan penggunaannya?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengenal jepang secara geografis dan budaya.
2. Untuk mempelajari dasar-dasar berkomunikasi dalam bahasa jepang.
3. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus dihindari untuk
diucapkan.
1.4
Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan untuk membuat makalah ini
adalah modul bahasa jepang yang kami download dari repository STBA
YAPARI-ABA dan melalui penjelasan di kelas oleh pak Ari selaku dosen
jurusan bahasa jepang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Mengenal Jepang 1
2
Jepang merupakan negara kepulauan yang kurang lebih
memiliki 3000 pulau kecil dan empat pulau besar seperti Hokkaido,
Honshu, Kyushu dan Shikoku. Provinsi dalam bahasa Jepang disebut
Prefectur.
Jepang merupakan negara subtropis yang memiliki 4
musim yang disebut haru atau musim semi, natsu atau musim panas yang
terkenal dengan cerita horornya, aki atau musim gugur yang terkenal
dengan makanan dan koyo yang berarti daun-daunan berubah warna
sebagian, dan fuyu atau musim dingin yang lebih identik dengan bunga
sakura.
Di jepang tahun baru merupakan puncak hari raya terbesar
seperti saat lebaran di Indonesia, dimana mereka akan berlibur atau
mengambil cuti selama satu minggu yaitu saat H-3 dan H+3.
Ada beberapa kosakata di jepang yang tidak boleh
digunakan di keluarga seperti konnichi wa, karena kata tersebut hanya
khusus digunakan dilingkungan luar saja dan jepang memperhatikan
mana bahasa yang termasuk uchi (dalam) dan soto (luar). Begitupun
dengan kata konban wa bisa berarti hi atau hello.
2.2
Ungkapan dan Huruf Jepang
Jepang memiliki huruf tersendiri yang terbagi menjadi tiga
yaitu hiragana, katakana, dan juga kanji. Beberapa ungkapan umum
dalam bahasa jepang yaitu:
3
1. Ohayou gozaimasu, yang diungkapkan saat pagi hari untuk menyapa
selamat pagi.
2. Konnichi wa, kata sapaan untuk mengungkapkan selamat siang.
3. Oyasuminasai, digunakan untuk mengatakan selamat tidur atau
selamat berisitirahat.
4. Konban wa, berarti selamat malam.
5. Arigatou gozaimasu, diungkapkan untuk mengucapkan terimakasih,
kemudian dibalas dengan ucapakn iie, doitashimashite yang artinya
sama-sama.
6. Ogenki desuka, digunakan untuk menanyakan kabar dan di jawab
dengan genki desu, jika kita dalam kondisi baik.
7. Ittekimasu, kata permisi untuk meninggalkan rumah dan dijawab
dengan ucapan itteirsasshai.
2.3
Jikoshokai
Dalam bahasa jepang jikoshokai berati memperkenalkan
diri biasanya diawali dengan mengucapkan hajimemashite yang berarti
senang bertemu dengan anda, lalu memperkenalkan tentang diri kita
seperti nama, kebangsaan, pekerjaan dll. Kemudian diakhiri dengan
mengucapkan yoroshiku, douzo yoroshiku atau douzo yoroshiku
onegaishimasu yang paling sopan yang berati mohon bimbingannya.
Biasanya dalam bahasa jepang kata ‘anata’ yang berati
kamu tidak digunakan untuk umum, mereka biasa menyebutkan nama
orang tersebut secara langsung atau menyebutkan nama jabatannya
langsung seperti sensei untuk dosen atau guru. Kata anata dinilai kasar
4
dan tidak sopan, yang bisa digunakan untuk seseorang yang menduduki
jabatan atas untuk menyebut bawahannya.
Berikut merupakan pola kalimat untuk memperkenalkan diri:
1.
2.
Hajimemashite. (senang bertemu anda)
Watashi wa ari desu. (nama saya ari)
Dago kara kimashita. (saya tinggal di dago)
Douzo yoroshiku onegaishimashu
Untuk kalimat negatif bisa ditambahkan dewa, contoh
Anata wa Cindy san desuka? (apakah anda cindy)
Iie, watashiwa cindy dewa arimasen (tidak, saya bukan Cindy)
Atau
Iie, watashi wa ari desu (tidak, saya ari), kita bisa menyebutkan siapa
kita secara langsung untuk kalimat negatif.
3.
Untuk kalimat pertanyaan dengan jawaban positif kita dapat gunakan
hai yang berarti ya, contoh:
Ari san wa gakusei desuka? (apakah ari seorang mahasiswa?)
Hai, gakusei desu (ya, ari seorang mahasiswa)
2.4
Denwa Ban Go
Denwa ban go digunakan untuk menanyakan nomor
telepon kepada seseorang, sedangkan nomor handphone adalah keitai
denwa. Dalam melafalkan nomor telepon dalam bahasa jepang sama
dengan melafalkan nomor dalam bahasa jepang, namun kata ‘no’
ditambahkan untuk membaca tanda penjeda atau tanda strip pada nomor
telepon agar tidak kesulitan untuk mengingat nomor telepon tersebut.
Berikut merupakan contoh pola kalimat:
1.
Denwa ban go wa 081-910-366-970 desu. (nomor teleponnya....)
5
Cara melafalkannya yaitu denwa ban go wa zero hachi ichi no kyuu
ichi zero no san roku roku no kyuu nana zero desu.
2.
Penulisan tambahan desune, untuk mengkonfirmasi ulang nomor
telepon, contoh: 081-910-366-970 desune.
2.5
Sore Wa Nan Desuka
Bab ini menjelaskan tentang kata tunjuk benda dengan
menggunakan kata kore sore dan are. Kata kore digunakan untuk
menunjukan sesuatu yang letaknya dekat dengan yang sedang berbicara,
atau sama dengan kata ‘ini’. Sore merupakan kata yang digunakan untuk
menunjuk sesuatu yang letaknya dekat dengan lawan bicara, atau sama
dengan kata ‘itu’. Sedangkan, are adalah kata yang digunakan untuk
menunjuk benda yang letaknya jauh dari keduanya baik yang sedang
berbicara ataupun dengan lawan bicara atau sama dengan ‘yang disana
itu’. Berikut merupakan pola kalimat kore sore are:
1. Kore wa zasshi desu, (ini majalah)
Artinya letak majalahnya dekat dengan dengan yang berbicara.
2. Sore wa kaban desu. (buku itu)
Artinya letak buku tersebut dekat dengan lawan bicara.
3. Are wa kasa desu. (payung itu)
Artinya letak payung tersebut jauh dari keduanya baik pembicara
ataupun lawan bicara
4. Untuk kalimat tanya polanya menjadi seperti ini:
Kore wa kutsu desu ka. (apakah ini sepatu?)
Sore wa nan desuka. (apakah itu?) Yang berarti letak benda yang
ditanyakan dekat dengan lawan bicara.
2.6
Ikura Desu Ka
6
Ikura desu ka berarti menanyakan harga dalam bahasa
jepang atau sama artinya dengan ‘berapa harganya?’. Mata uang negara
jepang adalah yen atau disebut ‘En’ digunakan pada akhir penyebutan
harga, dollar menjadi doru dan rupiah menjadi rupia.
Pola kalimat dapat menggunakan kore sore are atau kono
sono ano untuk menunjukan benda dan dipakai di depan benda yang
ditunjuk. Namun untuk penggunaan kono sono ano tidak dapat berdiri
sendiri, penggunaannya harus diikuti oleh kata benda.
Berikut contoh pola kalimatnya:
1. Kono shatsu wa ikura desu ka. (berapa harga kemeja ini?) dengan
menambahkan kata benda yang dimaksud yaitu kemeja.
2. Sore wa ikura desu ka. (berapa harga yang itu?) dengan menunjuk
benda yang dimaksud tanpa menyebutkan benda tersebut.
2.7
Koko Wa Kyooshitsu Desu
bab ini menjelaskan tentang kata tunjuk tempat yang dapat
dilihat dengan menggunakan kata koko, soko dan asoko. Koko artinya
disini, biasanya digunakan apabila tempat yang dimaksud dekat dengan
pembicara. Soko artinya disitu biasanya digunakan apabila tempat yang
dimaksud dekat dengan lawan bicara. Sedangkan asoko berarti disana
digunakan apabila tempat yang dimaksud jauh dari keduanya baik lawan
bicara maupun pembicara. Berikut merupakan contoh pola kalimat:
1.
Koko wa daigaku desu. (disini adalah universitas)
7
Kalimat di atas menunjukan bahwa universitas tersebut dekat
dengan si pembicara atau bisa jadi pembicara sedang berada di
tempat tersebut. Untuk mengubah kalimat tersebut menjadi kalimat
2.
tanya maka akhiran desu diubah menjadi desu ka.
Soko wa kyooshitsu desu. (disitu adalah ruang kelas)
Kalimat di atas menunjukan bahwa tempat yang dimaksud dekat
dengan lawan bicara atau bahkan lawan bicara sedang berada di
3.
tempat tersebut.
Asoko wa rasutoran desu ka. (apakah disana adalah kamar kecil?)
Kalimat di atas menunjukan bahwa si pembicara menanyakan
kepada lawan bicara mengenai tempat yang belum yakin benar
tidaknya, bisa jadi tempat tersebut jauh dari keduanya baik
pembicara ataupun lawan bicara.
2.8
Mengenal Jepang II
Persalaman dalam bahasa jepang disebut aisatsu, orang
jepang sangat memperhatikan betul bentuk persalaman, karena dalam
pikiran mereka bentuk penerimaan yang baik akan menghasilkan
kerjasama yang baik pula. Aisatsu yang baik adalah dengan muka cerah
dan ramah, serta memberikan aisatsu terlebih dahulu. Berikut merupakan
contoh aisatsu:
1.
Membungkuk (ojigi)
Membungkuk adalah suatu keharusan entah untuk meminta maaf,
berkenalan, bertamu atau berbicara di telepon. Jenis-jenis cara
membungkuk:
8
a.
Mengangguk pelan 5º, digunakan untuk orang yang
b.
berpangkat tinggi seperti perdana menteri atau bos.
Membungkuk salam (eshaku) 15º, digunakan untuk
memberi salam kepada orang-orang yang sudah atau belum
2.
c.
dikenal di kantor.
Membungkuk hormat (keirei) 30º, digunakan untuk orang
d.
yang jabatannya lebih tinggi atau orang yang lebih tua.
Membungkuk hormat tertinggi (sai-keirei) 45º, digunakan
untuk meminta maaf karena berbuat kesalahan besar.
Bertukar kartu nama
Bertukar kartu nama merupakan hal terpenting bagi orang jepang,
dalam bertukar kartu nama jepang memiliki aturannya sendiri.
Hal yang terpenting adalah ketika kartu nama diterima tidak
langsung dimasukkan ke kantong tetapi disimpan di meja,
tujuannya adalah agar kita dapat mengingat nama lawan bicara.
2.9
Mengenal Jepang III
Salah satu yang terkenal di Jepang yaitu festivalnya yang
disebut matsuri. Sebagian besar pelaksana matsuri adalah kuil shinto atau
kuil buddha, namun ada pula festival yang bersifat sekuler dan tidak
berkaitan dengan keagamaan. Matsuri biasanya dilaksanakan dalam
rangka keberhasilan panen atau tangkapan ikan, kesuksesan dalam bisnis,
kesembuhan, keselamatan dari bencana dll.
Selain itu chanoyu atau upacara minum teh telah menjadi
salah satu bagian penting di Jepang dan untuk menjadi ahli chanoyu
dibutuhkan proses belajar hingga puluhan tahun. Terakhir adalah ikebana
9
atau seni merangkai bunga yang merupakan tradisi mempersembahkan
bunga ke kuil Buddha di Jepang, ada tiga jenis ikebana, yatiu rikka yang
merupakan gaya tradisional dalam acara keagamaan, shoka yang tidak
terlalu formal tapi masih tradisional dan jiyuka yang bersifat bebas sesuai
imajinasi.
2.10
Kaban Wa Dokoni Arimasuka
Arimasu adalah kata yang digunakan untuk menunjukan
posisi atau keberadaan benda mati termasuk tumbuhan, bisa dengan
menggunakan koko, soko, asoko dan doko. Pola kalimatnya adalah
sebagai berikut:
1. Asoko wa takai yama ga arimasu. (disana ada gunung yang tinggi).
Untuk menanyakan apa bendanya menggunakan kata nani dan kata
arimasu diubah menjadi arimasu ka.
Untuk menyebutkan semua benda yang jumlahnya banyak
adalah dengan menggunakan kata sambung to, atau kata nado apabila
disebutkan dua benda saja. Berikut contoh kalimatnya:
1. sensei no tsukue no ue ni nani ga arimasu ka? (di atas meja dosen
ada apa saja?)
a. hon to borupen to kaban ga arimasu (menyebutkan semua benda
yang ada dimeja, yaitu buku tulis, pulpen dan tas dengan
menggunakan penghubung ‘to’)
b. hon ya borupen nado ga arimasu (menyebutkan hanya dua benda
saja, yaitu buku dan pulpen dengan menggunakan penghubung
‘nado’).
10
2.11
Asoko Ni Sato San Ga Imasu
imasu adalah kata yang digunakan untuk menunjukan
benda hidup termasuk manusia, hewan dan hantu. Untuk menanyakan
orang menggunakan kata dare yang berarti siapa. Berikut merupakan
pola kalimatnya:
1. (+)soko ni neko ga imasu. (disitu ada kucing)
(?)neko wa doko ni imasuka. (dimana ada kucing?)
Macam-macam kosakata untuk menunjukan letak suatu
benda yaitu mae yang berarti depan, ushiro yang berarti belakang, migi
yang berarti kanan, hidari yang berarti kiri, ue yang berarti atas, naka
yang berati tengah, shita yang berarti kiri dan tonari untuk yang sejajar.
2.12
Watashi Wa Nin 4 Kazoku Desu
Dalam bahasa jepang penggunaan kosakata keluarga sendiri
dan keluarga orang lain berbeda. Ketika berbica dengan orang lain, misal
ibu saya adalah dokter, maka kalimatnya adalah haha wa isha desu.
Tetapi apabila kita mengatakan ibu cindy adalah perawat maka
kalimatnya menjadi Cindy san no ookosan wa kangoushi desu. Namun
dalam keluarga apabila kita ingin memanggil ibu sendiri tidak menjadi
haha
melainkan
ookosan.
Berikut
adalah
pola
kalimat
untuk
menyebutkan jumlah anggota keluarga:
1. a. Ari san wa nan nin kazoku desu ka. (berapa jumlah keluarga
ari)
11
b. Gonin kazoku desu, kyodai to ani to ane desu (keluarga inti
saya berjumlah lima orang, kedua orang tua satu kaka laki-laki
dan satu kakak perempuan. Diri sendiri tidak disebut lagi apabila
menggunakan ryoushin yang berarti kedua orang tua maka ayah
dan ibu tidak disebutkan lagi).
2.13
Ima Nan Ji Desu Ka
Ima nan ji desu ka dalam bahasa jepang berarti ‘sekarang
jam berapa?’. Jam dalam bahasa jepang disebut ji dan menit dalam
bahasa jepang disebut fun. Dalam pengucapan menit hampir sama
dengan pengucapan angka dalam bahasa jepang kecuali satu menit yaitu
ippun dan dua menit yaitu nifun.
2.14
Asep San Wa Hansamu Desu
Kata sifat dalam bahasa jepang yang dipelajari pada bab
terakhir ini adalah kata sifat yang berkhiran –i, cirinya huruf i itu berdiri
sendiri tidak melibatkan huruf sebelumnya dan yang kedua kata sifat
yang ditambahkan -na. Ada beberapa kata yang berakhiran –i, namun
tidak termasuk kata sifat –i mandiri, yaitu kirei yang berarti cantik, kirai
yang berarti benci, yuumei yang berarti terkenal, dsb. Untuk kata sifat
yang berakhiran –i dapat disambung secara langsung apabila berhadapan
dengan kata benda, tetapi untuk yang tidak berakhiran –i maka kata sifat
disambung dengan –na untuk menjelaskan benda tersebut.
12
Berikut merupakan pola kalimat untuk kata sifat yang
berakhiran –i:
1. (+) Neko wa shiroi desu. ( kucing yang berwana putih)
(-) Neko wa shirokunai desu. (kucing yang tidak berwarna putih),
maka bentuk negatif yang berakhiran –i ditambah kunai
(?) Neko wa shiroi desuka? (apakah kucing yang berwarna
putih?)
Berikut merupakan pola kalimat untuk kata sifat yang tidak
berkahiran –i dan ditambah –na:
2. (+) London wa yuumei na machi desu. (london adalah kota yang
terkenal).
(?) London wa yuumei na machi desuka? (apakah London kota
yang terkenal?)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jepang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 4 kepulauan
besar dan memiliki iklim subtropis yaitu memiliki empat musim. Di jepang
13
membungkuk merupakan hal yang wajib dilakukan karena merupakan suatu
penghormatan kepada orang lain. Jepang kaya akan budaya, seperti minum
teh dan merangkai bunga.
Jepang memiliki tiga model tulisan yaitu hiragana, katakana dan
kanji. Kata tunjuk dalam bahasa jepang yaitu kore sore are untuk kata tunjuk
benda dan koko soko asoko untuk kata tunjuk tempat. Kata sifat dalam
bahasa jepang dibagi menjadi dua yang berakhiran –i dan yang ditambahkan
–na.
3.2 Saran
Modul yang dibuat sudah cukup baik dan mudah dipahami bagi
pemula untuk belajar bahasa jepang, namun masih terdapat beberapa
kesalahan dalam penulisan sehingga membuat saya ragu dalam menulis
terutama pada kalimat tanya, apakah perlu menggunakan tanda tanya
ataukah tidak?.
DAFTAR PUSTAKA
Muhlisian, A.A. dkk. 2014. Dasar-Dasar Bahasa Jepang. Bandung: STBA
YAPARI-ABA.
14
15