3.1.2. Waktu Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Settirng penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri 02 Gendongan Saltiga yang beralamat di Jl. Margorejo no. 581, Kecamatan Tingkir, Salatiga.

3.1.2. Waktu Penelitian

  Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017 di kelas 5 SD Negeri 02 Gendongan Jl. Margorejo No. 581 Kecamatan Tingkir, Salatiga. Penelitian akan dilakukan ± 5 bulan mulai dari bulan Januari 2017 sampai bulan Mei 2017. Penelitian ini akan dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut: a.

  Tahap persiapan penelitian Tahap persiapan penelitian dilakukan antara bulan Januari 2017 sampai Maret 2017. Tahap persiapan penelitian mencakup penyususnan judul, penyusunan proposal, penyusunan RPP, penyusunan instrumen penelitian, permohonan surat izin untuk observasi.

  b.

  Tahap pelaksanaan penelitian Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan antara bulan April 2017 sampai Mei 2017. Tahap pelaksanaan penelitian mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakuan di sekolah untuk pengambilan data, pengolahan data serta penyusunan laporan dan jurnal untuk persiapan publikasi

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Siklus I dan Siklus II Siklus Pertemuan Ke- Hari/Tanggal Kegiatan

  1

  1 Senin/ 3 April 2017 Guru melaksanakan tindakan (Guru menjelaskan pengertian bercerita dan kiat-kiat dalam bercerita, melakukan membaca komik bersama siswa, siswa praktek bercerita di depan kelas melalui model talking stick)

  1

  2 Selasa/4 April 2017 Melanjutkan pelaksanaan tindakan (Guru tanya jawab dengan siswa tentang materi yang diberikan sebelumnya, Guru melaksanakan model talking stick berbantuan media komik) Guru melakukan penilaian pada

  1

  3 Jum’at/ 7 April 2017 pelaksanaan siklus I Guru melaksanakan tindakan siklus II. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahuk keterampilan bercerita setelah diberi tindakan pada siklus I

  2

  1 Senin/ 10 April 2017 (Guru menjelaskan kembali pengertian bercerita dan kiat-kiat dalam bercerita, melakukan membaca komik bersama siswa, siswa praktek bercerita di depan kelas melalui model talking stick) Melanjutkan pelaksanaan tindakan (Guru tanya jawab dengan siswa tentang materi yang diberikan

  2

  2 Selasa/11 April 2017 sebelumnya, Guru melaksanakan model talking stick berbantuan media komik) Guru melakukan penilaian pada

  2

  3 Kamis/13 April 2017 pelaksanaan siklus II

3.1.3. Subjek Penelitian

  Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Gendongan 02 Salatiga, yang berjumlah 38 siswa. Terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Siswa di SD ini berasal dari latar belakang dan karakteristik yang berbeda-beda. Terdapat siswa yang memiliki karakter suka berbicara dengan teman saat guru menerangkan, siswa kurang bersemangat saat pembelajaran dan suka bermain.

3.2. Variabel yang Diselidiki 3.2.1. Variabel Bebas (X)

  Menurut Slameto (2015) variabel bebas yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain. Variabel ini erat kaitannya terhadap kegiatan guru saat belajar mengajar, kondisi siswa saat di dalam kelas metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, dan sebagainya. Unsur tersebut yang nantinya akan mempengaruhi keberhasilan dalam penelitian.

  Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran talking stick berbantuan dengan media komik yang diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri Gendongan 02 Salatiga

3.2.2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini ialah keterampilan bercerita anak.

  Keterampilan bercerita ini dapat dketahui dengan meningkatnya keterampilan bercerita peserta didik, yang terlihat dari aspek pelafalan, intonasi, ekspresi, urutan cerita dan kelancaran.

3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Slameto (2015) mengatakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang menerapkan strategi pemecahan masalah pembelajaran yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah dengan melibatkan guru, siswa dan media.

  Sedangkan menurut Wiriaatmadja (2005) penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.

  Dari definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah upaya penelitian praktis dan nyata guna memperbaiki masalah dalam proses belajar mengajar yang melibatkan warga dan fasilitas kelas.

3.3.2. Prosedur Penelitian

  Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian yang dimaksud ialah penelitian dengan siklus sistem spiral yang masing-masing siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planing), tindakan (acting), observasi (observasing), dan refleksi (reflecting). Berikut ini adalah gambar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart.

Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Mc Taggart Secara lengkap langkah-langkah dalam setiap siklus diuraikan sebagai berikut.

  a.

  Perencanaan Pada tahap ini peneliti akan berkolaborasi dengan guru kelas untuk berkoordinasi dan berdiskusi merancang tindakan yang akan dilakukan pada tahap ini dalam upaya meningkatkan keterampilan bercerita. Adapun rencan yang akan dilakukan sebagai berikut.

   Peneliti dan guru kelas merencanakan skenario pembelajaran keterampilan bercerita.  Peneliti menentukan langkah-langkah pembelajaran keterampilan bercerita yang akan di bantu oleh guru kelas.  Peneliti merancang instrumen yang di gunakan sebagai pedoman observasi dalam pembelajaran keterampilan bercerita  Menyiapkan bahan ajar menggunakan metode talking stick menggunakan media komik.

  Plan Act & Observe

  Reflect Revised Plan

  Act & Observe Next Reflect b.

  Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari rencana yang sudah dirancang pada tahap sebelumnya. Tindakan dituntun oleh perencanaan namun tindakan tidak secara mutlak sehingga rencana tindakan harus bersifat fleksibel yang siap diubah sesuai keadaan yang ada. Jadi, tindakan bersifat dinamis dan tidak tetap, yang memerlukan keputusan cepat terhadap hal yang pelu dilakukan. Adapun tindakan yang dilakukan pada setiap siklus yaitu,  Guru mengkondisikan siswa  Siswa memperhatikan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang berkaitan keterampilan bercerita  Guru melakukan apersepsi yang akan membawa kesiapan siswa dalam situasi pembelajaran  Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang teknik bercerita  Siswa diarahkan untuk memperhatikan penjelasan guru mengenai maksud pembelajaran yang dilakukan dengan model talking stick berbantuan media komik  Siswa diberi kesempatan untuk membaca komik yang sudah disiapkan oleh guru  Setelah waktu selesai membaca komik, siswa diberikan sebuah tongkat, tongkat akan berjalan yang diarahkan dari satu anak ke anak yang lain dengan diringi sebuah lagu  Siswa yang mendapat tongkat ketika lagu selesai dipersilahkan untuk menceritakan kembali cerita komik yang telah sebelumnya  Siswa lain memperhatikan teman yang sedang tampil bercerita  Setelah selesai bercerita, tongkat akan berjalan kembali sampai waktu pembelajaran  Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan guru melakukan pengamatan. c.

  Observasi Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran keterampilan bercerita berlangsung di mana peneliti mengamati segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa yang berkaitan dengan pembelajaran keterampilan siswa. Peneliti akan dibantu oleh guru saat melakukan observasi. Instrumen yang digunakan dalam tindakan ini adalah lembar observasi.

  d.

  Refleksi Tahap ini dimaksudkan untuk mengulas dan mengkaji secara keseluruhan tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengamatan. Peneliti akan menganalisis data hasil pengamatan untuk mengetahui tentang kemampuan siswa setelah diberikan tindakan dalam praktik keterampilan bercerita menggunakan model talking stick berbantuan media komik. Apabila pada tindakan pertama hasil yang diperoleh di bawah hasil yang diharapkan, maka akan dilakukan tindakan selanjutnya yaitu siklus II yang prosedurnya sama dengan siklus I.

3.4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari beberapa sumber.

  Sumber-sumber tersebut yaitu angket, wawancara, pengamatan dan penilaian keterampilan bercerita.

3.4.1. Angket

  Menurut Atmaja (2016) angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan dinilai (responden). Pertanyaan yang terdapat dalam angket ini berisi masalah-masalah tertentu yang bertujuan untuk mengetahui ranah afektif siswa dalam melakukan pembelajaran bercerita. Ranah afektif yang dimaksudkan adalah sikap, penerimaan, tanggapan, perhatian, keyakinan siswa, serta partisipasi siswa dalam pembelajaran bercerita menggunakan model talking

  

stick berbantuan media komik. Angket ini terdiri dari dua jenis, yaitu angket

  pratindakan yang akan diberikan kepada siswa sebelum diberikan tindakan serta angket pascatindakan yang akan diberikan kepada siswa setelah diberikan tindakan.

  3.4.2. Wawancara

  Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk menggali informasi yang berguna memperoleh data yang berkenaan dengan aspek-aspek pembelajaran dan respon yang timbul dari perlakuan tindakan yang dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya, wawancara terhadap siswa hanya beberapa siswa yang mengalami peningkatan. Selain itu, wawancara juga dilakukan dengan guru saat pratindakan maupun pasca tindakan.

  3.4.3. Pengamatan

  Pengamatan adalah kegiatan yang digunakan sebagai alat pengambilan data untuk mengetahui proses pembelajaran keterampilan bercerita yang berlangsung di SD Negeri Gendongan 02 Salatiga beserta perkembangannya. Teknik ini dilaksanakan dengan cara peneliti mencatat hal-hal yang terjadi saat tindakan dan mendiskripsikan penampilan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini menggunakan instrumen lembar pengamatan. Dari hasil tersebut, maka peneliti akan memperoleh data yang berupa gambaran proses praktik model pembelajaran talking stick berbantuan media komik.

  3.4.4. Penilaian Keterampilan Bercerita

  Penilaian keterampilan bercerita yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penilaian secara praktik, yaitu melalui tugas bercerita di depan kelas. Penilaian ini dilakukan untuk mengukur kemampuan bercerita siswa setelah diberikan tindakan. Adapun aspek yang dinilai dalam keterampilan bercerita meliputi (1) pelafalan, (2) pilihan kata, (3) kelancaran, (4) gaya (ekspresi) dan (5) penghayatan cerita.

3.5. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini meliputi angket, lembar pengamatan (observasi), dan lembar penilaian keterampilan bercerita. Selain itu, peneliti juga menggunakan rekaman kegiatan pembelajaran berupa foto-foto pelaksanaan kegiatan penelitian sebagai bukti yang akurat.

3.5.1. Angket

  2 Ketika kegiatan pembelajaran tentang bercerita, apakah guru kalian sering memberi tugas kepada kalian untuk bercerita di depan kelas?

  8 Pada saat kalian di tunjuk untuk bercerita di depan kelas, apakah kalian

  7 Apaka kalian berani bercerita di depan kelas pada saat pembelajaran bercerita di depan kelas berlangsung?

  6 Ketika pembelajaran bercerita di depan kelas, apakah kalian antusias dan tertarik selama proses pembelejaran berlangsung?

  5 Ketika pembelajaran bercerita, apakah kalian aktif berperan serta selama proses pembelajaran berlangsung?

  4 Apakah kalian merasa kesulitan saat mendapat giliran bercerita di depan kelas?

  3 Apakah kalian merasa senang jika mendapat tugas dari guru untuk bercerita di depan kelas?

  Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu angket pratindakan yang akan diberikan kepada siswa sebelum diberikan tindakan guna mengetahui keterampilan bercerita mereka, serta angket pascatindakan yang diberikan kepada siswa setelah diberikan tindakan guna melihat peningkatan setelah pemberian tindakan menggunakan model talking stick berbantuan media komik. Angket yang peneliti gunakan adalah hasil adopsi dan modifikasi dari instrumen angket Anafi (2012). Angket yang digunakan peneliti berguna untuk mendapatkan data tentang proses pembelajaran keterampilan bercerita siswa kelas

  5 SD Negeri Gendongan 2 Salatiga. Adapun angket yang akan disajikan kepada siswa yatiu:

  Pilihan Jawaban Ya Tidak merasa malu, grogi dan tidak mempunyai ide cerita?

Tabel 3.3 Angket Pratindakan No. Beri tanda centang (√) pada setiap jawaban (Ya atau Tidak) yang kalian pilih!

  4 Kemauan siswa untuk maju 9, 10

  3 Proses dalam pembelajaran keterampilan bercerita 5, 6, 6, 7, 8

  2 Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran bercerita 3, 4

  1 Pengertian awal siswa tentang pembelajaran bercerita 1, 2

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Pratindakan No Aspek No. Pernyataan

  1 Apakah kalian sering melakukan kegiatan bercerita?

  9 Menurut kalian, apakah perlu adanya suatu pembelajaran yang dilakukan oleh guru agar pembelajaran lebih menarik dan tidak mombasankan saat pembelajaran kegiatan bercerita?

  10 Menurut kalian, apakah perlu adanya media yang digunakan agar membantu kelancaran kegiatan bercerita?

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Pascatindakan No Aspek No. Pernyataan

  1 Keberhasilan pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan 1, 2, 3, 4, 5 metode talking stick berbantuan media komik

  2 Interaksi siswa dalam proses pembelajaran keterampilan bercerita

  6

  3 Penilaian siswa terhadap media komik

  7

  4 Penilaian siswa dalam proses pembelajaran metode talking stick 8, 9, 10

  (tongkat berjalan)

Tabel 3.5 Angket Pascatindakan Pilihan Beri tanda centang (

  √) pada setiap jawaban (Ya atau Tidak)

  Jawaban No yang kalian pilih! Ya Tidak

  1 Apakah kalian merasa senang mengikuti pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode talking stick (tongkat berjalan) berbantuan media komik?

  2 Menurut kalian, apakah pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode talking stick (tongkat berjalan) berbantuan media komik dapat mempermudah kalian dalam kegiatan bercerita?

  3 Ketika pembelajaran keterampilan bercerita, apakah kalian berminat dan antusias selama proses pembelajaran berlangsung?

  4 Pada saat kalian bercerita di depan kelas, apakah kalian masih merasa malu, grogi dan tidak mempunyai ide cerita?

  5 Ketika mendapat tugas untuk bercerita melalui metode tailking stick (tongkat berjalan) berbantuan media komik, apakah kalian merasa kesulitan?

  6 Pada saat teman kalian bercerita di depan kelas, apakah kalian mendengarkan dan menyimak cerita dari teman kalian?

  7 Menurut kalian, apakah media komik dapat membantu anda dalam memahami isi bacaan?

  8 Apakah dengan menggunakan metode talking stick (tongkat berjalan) dapat membantu kalian dalam pembelajaran keterampilan bercerita?

  9 Apakah dengan menerapkan metode talking stick (tongkat berjalan) dapat meningkatkan keterampilan kalian dalam bercerita?

  10 Menurut kalian, apakah kegiatan keterampilan bercerita menggunakan metode talking stik (tongkat berjalan) berbantuan media komik perlu diterapkan di sekolah?

3.5.2. Lembar Pengamatan

  Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok tentang materi yang akan dibahas

  Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang pembelajaran yang sudah berlangsung

  Guru melakukan evaluasi keterampilan bercerita setelah selesai pembelajaran Tahap 11 Menutup Pembelajaran

  Guru memberikan kesimpulan setelah melakukan pembelajaran selesai Tahap 10 Evaluasi

  Tahap 9 Pemberian Kesimpulan

  Guru memberi pertanyaan dan kesempatan siswa yang memegang tongkat untuk bercerita

  Tahap 8 Pemberian Pertanyaan

  Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa dan tongkat akan berjalan

  Guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan Tahap 7 Mempraktekan Kegiatan Tongkat Berjalan

  Tahap 6 Menutup Bacaan Materi

  Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati proses pembelajaran keterampilan bercerita Bahasa Indonesia di kelas V berlangsung. Lembar pengamatan disusun berdasarkan pedoman langkah-langkah model pembelajaran

  

talking stick berbantuan media komik yang meliputi kegiatan guru dan siswa

  Guru memberi kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran

  Guru Menyampaikan pokok materi yang akan diajarkan Tahap 4 Membaca Materi

  Guru membagi siswa menjadi kelompok Tahap 3 Penyampaian Pokok Materi

  Guru Menyiapkan tongkat untuk pembelajaran talking stick Tahap 2 Pembagian Kelompok

  Talking Stick

  Tahap 1 Menyiapkan Perlengkapan

  Talking Stick Indikator Ya Tidak

Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Guru Tahap Model

  dalam proses belajar mengajar. Adapun rincian lembar pengamatan (observasi) yang digunakan dalam penelitian dalam tabel berikut:

  Tahap 5 Diskusi Kelompok

Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Siswa Tahap Model

  Siswa mempraktekan kegiatan tongkat berjalan dengan panduan dari guru Tahap 8 Pemberian Pertanyaan

   Lembar Penilaian Keterampilan Bercerita

  Siswa melakukan refleksi bersama degan guru tentang pembelajaran yang telah berlangsung 3.5.3.

  Siswa melakukan evaluasi dengan dibantu oleh guru Tahap 11 Menutup Pembelajaran

  Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah di lakukan Tahap 10 Evaluasi

  Tahap 9 Pemberian Kesimpulan

  Siswa yang memegang tingkat terakhir di beri pertanyaan dan dipersilahkan bercerita di depan kelas

  Siswa menutup bacaan dan memperhatikan kembali penjelasan guru Tahap 7 Mempraktekan Kegiatan Tongkat Berjalan

  Talking Stick Indikator Ya Tidak

  Siswa melakukan kegiatan diskusi bersama kelompoknya Tahap 6 Menutup Bacaan Materi

  Siswa membaca materi bersama kelompoknya Tahap 5 Diskusi Kelompok

  Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan pokok materi Tahap 4 Membaca Materi

  Siswa menempatkan diri di kelompoknya masing-masing Tahap 3 Penyampaian Pokok Materi

  Siswa mengamati guru dalam dalam penyiapan perlengkapan Tahap 2 Pembagian Kelompok

  Talking Stick

  Tahap 1 Menyiapkan Perlengkapan

  Lembar penilaian keterampilan bercerita digunakan sebagai alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan keterampilan bercerita Bahasa Indonesia siswa kelas 5 SD Negeri Gendongan 2 Salatiga. Alat ukur yang digunakan adalah pengamatan kegiatan bercerita anak. Peneliti mengadopsi dan memodifikasi instrumen penilaian keterampilan bercerita milik Anafi (2012). Instrumen yang digunakan peneliti dalam penilaian keterampilan bercerita, meliputi, (1) pelafalan, (2) pilihan kata, (3) kelancaran, (4) gaya (ekspresi), (5) penghayatan cerita. Adapun rincian tiap aspek dan pedoman penilaian keterampilan bercerita sebagai berikut:

Tabel 3.8 Pedoman Penilaian Keterampilan Bercerita Aspek yang

  

No Keterangan Skor

dinilai Sangat baik, pelafalan fonem sangat jelas,

  4 suara dan intonasi sangat jelas

  Baik, pelafalan fonem jelas, suara dan intonasi

  3 jelas

  1 Pelafalan Cukup, pelafalan fonem cukup jelas,

  2 terpengaruh dialek, suara dan intonasi jelas

  Kurang, pelafalan fonem kurang jelas,

  terpengaruh dialek, suara dan intonasi kurang

  1 jelas

  Sangat baik, penggunaan kata-kata, istilah,

  sesuai dengan tema dan karakter tokoh dalam

  4 cerita, terdapat variasi dalam pemilihan kata

  Baik, penggunaan kata-kata, istilah, sesuai

  dengan tema dan karakter tokkuh dalma cerita,

  3 kurang terdapat variasi dalam pemilihan kata

  2 Pilihan Kata

  Cukup, penggunaan kata-kata, istilah, sesuai

  dengan tema dan karakter tokoh dalam cerita,

  2 tidak ada variasi dalam pemilihan kata

  Kurang, penggunaan kata-kata, istilah, kurang

  sesuai dengan tema dan karakter tokoh dalam

  1 cerita, tidak ada variasi dalam pemilihan kata

  Sangat baik, bercerita sangat lancar, tidak ada

  4 hambatan

  Baik, bercerita lancar dan sesekali berhenti

  3 (mengucapkan bunyi e)

  3 Kelancaran

  Cukup, bercerita cukup lancar dan jarang

  2 tersendat

  Kurang, bercerita kurang lancar dan sering

  1 tersendat

  Sangat baik, sikap yang eksprektif, gestur

  4 tepat, tingkah laku wajar, tenang dan tidak grogi

  Baik, sikap yang eksprektif, gestur tepat,

  tingkah laku wajar sesekali tidak wajar, cukup

  3 tenang dan tidak grogi

  Cukup, sikap yang cukup eksprektif, gestur

  4 Gaya (ekspresi) cukup, tingkah laku waar beberapa kali tidak

  2 wajar, cukup tenang dan sedikt grogi

  Kurang, sikap yang kurang eksprektif, gestur

  kurang tepat, gerak-gerik atau tingkah laku

  1 wajar beberapa kali tidak wajar, kurang tenang dan grogi

  Sangat baik, mampu menguasai cerita dengan

  sangat baik (isi cerita sesuai, mudah dipahami,

  4 Penghayatan

  5 cerita alur terkonsep dengan jelas)

  Baik, mampu mengusai cerita dengan baik (isi

  3 cerita sesuai, mudah dipahami alur terkonsep dengan jelas)

  Cukup, mampu menguasai cerita dengan cukup

  baik (isi cerita sesuai, mudah dipahami alur

  2 terkonsep dengan cukup jelas)

  Kurang, mampu menguasai cerita dengan

  kurang baik (isi cerita kurang sesuai, mudah

  1 dipahami, alur terkonsep)

  3.6. Validitas Data

  Validasi digunakan untuk mengkur derajat keterpercayaan sebuah penelitian. Sebelum instrumen penelitian digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan validasi instrumen. Peneliti menggunakan prosedur dan pelaksanaan validasi dari Hopkins yaitu expert opinion (Wiriaatmadja, 2005). Dalam hal ini dosen pembimbing bertindak sebagai pemeriksa instrumen penelitian yang dikembangkan oleh peneliti. Validasi dilakukan dengan cara memeriksa semua tahapan instrumen penelitian dan memberikan arahan atau

  

judments terhadap instrumen yang dikembangkan, sehingga dapat meningkatkan

derajat keterpercayaan penelitian yang dilakukan.

  3.7. Teknik Analisis Data

  Penelitian ini menggunakan teknik analisi deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari angket, lembar observasi dan penilaian keterampilan bercerita akan dianalisis menggunakan teknik deskriptif, tabulasi dan menghitung rata-rata. Dalam analisis ini hasil kemampuan siswa diberi skor dan dimasukan dalam tabel, kemudian dicari skor rata-rata dan digunakan sebagai objek penelitian. Adapun rumus perhitungan sebagai berikut:

  Sesuai dengan karakteristik dalam penelitian tindakan kelas, keberhasilan dalam penelitian ditandai dengan adanya peningkatan dan perubahan ke arah yang lebih baik.

3.8. Indikator Keberhasilan Tindakan

  Indikator keberhasilan dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu keberhasilan dalam proses dan keberhasilan dalam produk. Keberhasilan dalam proses ditandai dengan peningkatan aktivitas dalam pembelajaran yang dilakukan dan keaftifan siswa dalam pembelajaran. Tampubolon (2014) mengemukakan penentuan keberhasilan secara klasikal minimal 75% dari jumlah siswa yang mencapai KKM yang ditetapkan. Penentuan keberhasilan tindakan dalam penelitian ini berdasarkan kemampuan siswa dalam keterampilan bercerita, melihat kesulitan dalam materi bercerita dan nilai siswa pada aspek lain dalam berbahasa Indonesia oleh sebab itu guru dan peneliti sepakat menghentikan tindakan jika 80% atau 30 siswa sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Di SMP Negeri 2 Boja Tahun 2014/2015

0 1 24

Pedoman Wawancara Penelitian Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik di SMP Negeri 2 Boja

2 2 96

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV

0 0 6

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Metode Pembelajaran Take and Give 1. Metode Pembelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV

0 0 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV

0 0 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas I

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV

0 0 114

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 25