HAKIKAT PENDIDIKAN TINJAUAN FILSAFAT PEN

HAKIKAT PENDIDIKAN
(TINJAUAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM)
Oleh Muntaha
A. Pendahuluan
Secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam
kandungan sampai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian
pula kejadian alam semesta ini diciptakan melalui proses setingkat demi
setingkat. Pola perkembangan manusia dan alam semesta yang berposes
demikian berlangsung di atas hukum alam yang di tetapkan oleh Allah sebagai
“sunnatullah”.
Pendidikan sebagai usaha mebina dan mengembangkan pribadi manusia;
aspek rohani dan jasmani, juga berlangsung secara bertahap. Oleh karena itu,
suatu
kematangan
yang
bertitik
akhir
pada
optimalisasi
perkembangan/pertumbuhan, baru dapat tercapai bila mana berlangsung
melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan/pertumbuhan.

[CITATION Muz091 \p 12 \l 1057 ].
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT telah diberikan bekal
potensi yang luar biasa berupa jasmani dan rohani yang sempurna.
Kesempurnaan manusia itu semakin lengkap dan paripurna dengan tambahan
berupa akal fikiran. Dengan potensi tersebut manusia mengembangkan diri
untuk mendayagunakan seluruh potensi tersebut hingga mencapai derajat
kesempurnaan kemanusiaannya. Secara tegas dan jelas Allah SWT
menyatakan kesempurnaan penciptaan manusia itu sebagaimana firmannya
dalam Al-qur'an Surat At-Tin ayat 4 : " Sungguh Kami telah menciptakan
manusia itu dalam bentuk yang sebaik-baiknya ". Namun kesempurnaan
manusia itu bisa saja turun derajatnya, bahkan turunnya melebihi derajat
hewan jika manusia tidak mampu menjaga kesempurnaannya tersebut.
"Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendahnya-rendahnya"
(QS.At-Tin : 5). Untuk menjaga agar derajat manusia tidak lebih rendah dari
derajat hewan, maka manusia harus memahami, menjaga dan
mengembangkan fitrahnya melalui pendidikan.
Dengan bekal potensi itu manusia diberikan kebebasan untuk
menentukan jalan hidupnya, apakah memilih jalan kebaikan atau memilih jalan
keburukan. Kelak dihadapan Allah, atas pilihannya tersebut manusia dimintai
pertanggungjawabannya. Namun demikian atas segala kemurahan dan kasih

sayang Allah kepada manusia, ia tidak dibiarkan begitu saja memilih jalan
hidupnya, akan tetapi Allah menurunkan Al-qur'an sebagai petunjuk dan

1 |Halaman

sumber pengetahuan sebagai bekal menggapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Pendidikan Islam dalam pengertian secara umum (luas) dapat dikakatan
muncul dan berkembang siring dengan kemunculan islam itu sendiri, yakni
berawal dari pendidikan informal berupa dakwah islamiyah untuk menyebarkan
islam, terutama yang berkaitan dengan aqidah [CITATION Mak99 \p vii \l
1057 ].
Pendidikian Islam adalah salah satu aspek saja dari keseluruhan ajaran
Islam. Karenanya tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup
manusia dalam Islam ; yaitu menciptakan pribadi hamba Allah yang bertakwa
kepada-Nya, dan dapat mencapai kebahagian hidup di dunia maupun di
akhirat. Tujuan akhir manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga tujuan
akhir pendidikan Islam. Lalu kemudian, bagaimana cara menggapai tujuan
hidup manusia itu? Maka Allah SWT menurunkan Al-qur'an sebagai petunjuk
dan sumber untuk dipelajari melalui pendidikan untuk kemudian diamalkan

dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah proses
pendidikan yang didasari oleh nilai-nilai Islam sebagaimana termaktub di dalam
Al-qur'an dan Hadits Nabi. Karena itulah sangat penting untuk menggali
konsepsi-konsepsi teoritis mengenai pendidikan sebagaimana yang terkandung
di dalam Al-qur'an dan Hadits.
Makalah ini berisi tentang sistem pendidikan Islam sebagaimana yang
dipesankan dalam Al-qur'an dan Hadits. Secara ringkas tulisan ini akan
menjelaskan tentang pengertian pendidikan, pengertian pendidikan Islam,
sumber dan dasar pendidikan islam, tujuan pendidikan islam dan fungsi
pendidikan Islam.
B. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberikan awalan
“pe” dan akhiran “an” mengandung arti “perbuatan” (hal dan cara). Istilah
pendidikan berasal dari bahasa yunani yaitu “paedagogie” yang berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa inggri dengan istilah “education” yang berarti pengembangan
atau bimbingan. Dalam bahasa arab istilah ini sering diterjemahkan dengan
“tarbiyah” yang berarti pendidikan.[CITATION Ram09 \p 83 \l 1057 ]
Pendidikan sebagai usaha mebina dan mengembangkan pribadi manusia;
aspek rohani dan jasmani, juga berlangsung secara bertahap. Oleh kerna itu,

suatu
kematangan
yang
bertitik
akhir
pada
optimalisasi
perkembangan/pertumbuhan, baru dapat tercapai bila mana berlangsung
melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan/pertumbuhan.

2 |Halaman

Suatu proses yang diharapkan dari pendidikan adalah proses yang terarah dan
bertujuan, yaitu mengarahkan anak didik (manusia) kepada titik optimal
kemampuannya. Sedangkan tujuan yang hendak di capai adalah terbentuknya
kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan sosial serta
hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepadan-Nya [CITATION Muz091 \p 12 \l
1057 ].
Banyak ahli filsafat pendidikan yang mengatakan bahwa arti pendidikan adalah
pendidikan sebagai suatu proses, berikut beberapa pengertian yang

mengatakan pendidikan sebagai suatu proses :
1. Herman H Horne mengartikan : Pendidikan harus dipandang sebagai
suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dengan alam
sekitar, dengan sesama manusia, dengan tabiat tertinggi dari kosmos,
bila pengertian diatas dijadikan landasan filosofis maka secara ideal,
filsafat pendidikan mengakui bahwa manusia itu harus menemukan
dirinya sendiri sebagai suatu bagian yang integral dari alam raya yang
rohaniah dan jasmaniah[CITATION Muz091 \p 14 \l 1057 ].
2. William Mc Gucken, SJ, seorang tokoh pendidikan katholik berpendapat,
bahwa pendidikan adalah suatu perkembangan dan kelengkapan dari
kemampuan-kemapuan manusia, moral, intelektual, dan jasmaniah ynag
diorganisasikan, dengan atau kepentingan individual atau sosial dan
diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang bersatu dengan penciptanya
sebagai tujuan akhir [CITATION Muz091 \p 14 \l 1057 ]
3. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pendidikan versi online,
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik
(http://kbbi.web.id/didik)
4. UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB 1

pasal 1, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik
secara
aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdsan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara” (UU RI No. 20/2003).
Jadi arti pokok yang terkandung dalam pengertian diatas adalah bahwa
proses kependidikan itu mengandung “pengarahan” ke arah tujuan
tertentu. Selanjutnya bahwa pendidikan tidak hanya menumbuhkan,
melainkan mengembangkan ke arah tujuan kahir. Juga tidak hanya suatu
proses yang sedang berlangsung melainkan suatu proses yang

3 |Halaman

berlangsung ke arah sasarannya. Dalam pengertian analisis, pendidikan
pada hakikatnya adalah membentuk kemanusiaan dalam citra Tuhan.
[CITATION Muz091 \p 14 \l 1057 ].

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami, pendididkan adalah
suatu proses atau usaha yang dilakukan secara sadar untuk memberikan
bimbingan atau pengarahan terhadap perkembangan jasmani dan rohani
anak menuju kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusiaan. Atau
dengan kata lain menuju terbentuknya manusia yang dewasa, memiliki
ketrampikan,eahlian yang sempurna dengan kepribadian atau akhlak yang
utama.
C. Pengertian Pendidikan Islam
Dalam khazanah pendidikan islam terdapat sejumlah istilah yang
merujuk langsung pada pengertian pendidikan dan pengajaran seperti atarbiyah, al-ta'lim, al-ta'dib dan al-tabyin. [CITATION Mak99 \p 11 \l 1057 ]
1. Al Tarbiyah.
Istilah tarbiyah bisa dilihat dari beberapa akar kata, antara lain
pertama raba-yarbu yang berarti berkembang. Kedua rabiya- yarba yang
berarti tumbuh. Ketiga rabba-yarubbu yang berarti memperbaiki,
mengasuh, memimpin, menjaga dan memelihara atau mendidik.
[CITATION Mak99 \p 13 \l 1057 ] Firman Allah yang mendukung istilah ini
antara lain : Artinya : "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : Wahai Tuhanku,
kasihanilah mereka keduanya sebagaimana mereka mendidikku di
waktu kecil." (QS. Al-Isro’ 24)

Menurut Quraish Shihab, kata rabb disebut dalam al-Qur’an sebanyak
224 kali. Kata ini biasa diterjemahkan dengan “Tuhanmu.” Kata rabb
berasal dari kata tarbiyah yang berarti “pendidikan”. Kata-kata yang
bersumber dari akar kata ini memiliki arti yang berbeda-beda, tetapi
pada akhirnya arti-arti tersebut mengacu pada arti pengembangan,
peningkatan, ketinggian, kelebihan serta perbaikan. Sementara
Kata rabb apabila berdiri sendiri, maka yang dimaksudkan adalah Tuhan
yang
tentunya
antara
lain
karena
Dialah
yang
melakukan tarbiyah (pendidikan) yang pada hakikatnya adalah
pengembangan, peningkatan serta perbaikan makhluk yang dididik-Nya.
Artinya, ativitas pendidikan dan menuntut ilmu harus senantiasa
disandarkan kepada Allah swt. Sebab Dia adalah sumber dari segala

4 |Halaman


ilmu, dan hanya atas Izin-Nyalah seseorang mungkin memiliki
ilmu[CITATION Mak99 \p 13 \l 1057 ].
Abdurrahman Al-Bani mengatakan bahwa at-tarbiyah mengandung
pengertian-pengertian sebagai berikut :
a. Pendidik yang sesungguhnya adalah Allah SWT
b. Pendidikan berpegang kepada syari’at ilahiyah dan berjalan sesuai
hukum dengan hukum-hukum dan kebaikanNya;
c. Pendidikan merupakan kegiatan yang memilki tujuan;
d. Pendidikan meniscayakan adanya pentahapan yang merupakan satu
kesatuan;
e. Aktivitas pendidikan mengikuti penciptaan dan aturan-aturan Tuhan
(sunnatullah)[CITATION Mak99 \p 14 \l 1057 ].
2. Al-ta’lim
Istilah ta’lim memberi pengertian sebagai proses memberi pengetahuan,
pemahaman, pengertian, tanggungjawab penanaman amanah sehingga
terjadi pembersihan diri (tazkiyah) dari segala kotoran dan menjadikan
dirinya senantiasa dalam kondisi siap untuk menerima hikmah serta
mempelajari segala sesuatu yang belum diketahuinya dan berguna bagi
dirinya. [CITATION Mak99 \p 18 \l 1057 ] Abdul Fatah Jalal mengatakan

istilah ta’lim tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang lahiriyah,
tetapi juga mencakup pengetahuan teoritis mengulang secara lisan,
pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan,
perintah untuk melaksanakan pengetahuan dan pedoman untuk
berperilaku [CITATION Ram09 \p 85 \l 1057 ]
3. Al-Ta’dib
Istilah ta’dib mengandung arti ilmu pengetahuan, pengajaran, dan
pengasuhan. Syed muhammad naquib al-Attas mengatakan, istilah
ta’dib telah mencakup beberapa aspek yang menjadi hakekat pendidikan
yang saling terkait, seperti ‘ilm (ilmu), ‘adl (adil), hikmah (kebijakan),
‘amal (tindakan), haqq (kebenaran), nutq (nalar), nafs (jiwa), qalb (hati),
‘aql (pikiran), dan ‘adab (adab).[CITATION Mak99 \p 19 \l 1057 ]
4. Al-Tabyin
Istilah ini di gunakan al-Qur’an dalam kaitan tugas untuk mencerahkan
manusia dengan kebenaran ilahi. Seperti tercantun dalam QS alBaqarah :99) “dan sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu
ayat-ayat yang jelas , dan tidak ada yang ingkar kepadanya, melainkan
orang-orang yang fasiq”. Dalam kaitannya dengan kebenaran ilahi

5 |Halaman


tersebut, al-Faruqi menekankan pentingnya islamisasi pengetahuan agar
pengetahuan yang ada dan dianggap sekuler dapat berguna untuk
membantu manusia mencapai kebenaran ilahi[CITATION Mak99 \p 22 \l
1057 ]
Dalam penggunaannya, terdapat perbedaan di antara para pakar. Misalnya
Abdurrahman Al-Bani lebih condong pada istilah tarbiah, Abdul Fatah Jalal lebih
kepada istilah al-Ta’lim, Syed Naquib al-Attas lebih condong pada istilah ta'dib,
sementara Ismail Rozi al-Faruqi lebih kepada tabyin.
Hasil rumusan Seminar Pendidikan Islam Se-Indonesia Tahun 1960,
memberikan pengertian “pendidikan islam sebagai bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran islam dengan hikmah
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya
semua ajaran islam” [CITATION Muz091 \p 15 \l 1057 ]
Term pendidikan islam tidak tergantung dan terbatas pada salah satu makna
dari term tersebut, dalam al-Muktamar al-Ta’limiyyah al-Islamiyyah al-‘alamiyah
ke IV di Makkah tahun 1983, salah satu rekomendasi tentang pengertian
pendidikan (Ta’rif al-Ta’lim) adalah :
“makna yang lengkap bagi ta’lim (pendidikan) dalam pandangan yang
islami ialah apa tercakup dalam keseluruhan istilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib
dan tabyin. Makna-makna yang terkandung pada seluruh istilah tersebut
yang berkaitan dengan manusia, masyarakatnya, lingkungannya, dan
hubungannya dengan Allah adalah makna-makna yang saling
berhubungan dan saling melengkapi. Semuanya menyusun lapangan
pendidikan al-ta’lim dalam islam, baik yang resmi maupun tidak resmi”.
[CITATION Mak99 \p 22 \l 1057 ]
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami, pendididkan suatu sistem yang
memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya
sesuai sesuai dengan ideologi islam, melalui pendekatan ini ia akan dapat
dengan meudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran
islam[CITATION Ram09 \p 88 \l 1057 ]
D. Pendidikan Islam Dalam Perspektif Al-Qur'an
Dalam Al-Qur’an di tegaskan bahwa Allah adalah Rabbul'alamin, artinya
adalah pendidik semesta alam dan juga pendidikan bagi manusia. Pengertian
tersebut diambil. Karena kata Rabb dalam arti Tuhan dan Rabb dalam arti
pendidik berasal dari asal kata yang sama. Dengan demikian menurut AlQur'an tersebut alam dan manusia mempunyai sifat tumbuh dan berkembang
dan yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tersebut tidak lain kecuali

6 |Halaman

Allah juga. Jadi mendidik dan pendidik pada hakikatnya adalah fungsi Tuhan
dan mendidik adalah mengatur serta, mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan alam dan manusia sekaligus. Dalam pandangan filsafat Islam,
sebagai mana ditegaskan dalam Al-Qur'an, bahwa pada hakikatnya manusia
adalah "Khalifah Allah di alam semesta ini" Khalifah berarti kuasa atau wakil.
[CITATION Ham \p 6 \l 1057 ]
E. Pendidikan Islam Dalam Perspektif Al- Hadits
Pengertian pendidikan dalam hadits terdiri dari 3 (tiga) konsep, yaitu :
1. Perkembangan manusia
Konsep hadits nabi tentang perkembangan manusia berasal dari Hadits
Riwayat Muslim “setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Maka kedua
orangtuanyalah yang menjadikan anak beragama Yahudi, atau nasrani
atau bahkan majusi). Ibnu Hajar mengatakan Fitrah adalah islam, dengan
demikian fitrah dapat difahami sebagai suatu keadaan (Yaitu agama
islam) dalam diri manusia yang telah diciptakan oleh Allah sejak manusia
itu dilahirkan. Esensi dari islam tersebut adalah tauhid. Fitrah
mengandung komponen psikologis: bakat, Insting, Karakter, hereditas
dan intuisi, yang harus mendapat bimbingan yang yang benar yaitu
melalui pendidikan [CITATION Niz08 \p 128 \l 1057 ]
2. Pendidikan Jasmani
Bertolak dari hadits Nabi Riwayat Al-Baihaqi “ ajarilah anak-anakmu
(olahraga) renang dan lempar panah (memanah) dan (ajarilah)
perempuan dengan memintal” hadits ini menurut Bukhari tidak sah,
namun kandungan maknanya tidak bertentangan dengan ajaran universal
islam. Hadits ini memberi inspirasi terhadap bentuk pendidikan islam ke
depan yang relevan dan sesuai dengan konteks kehidupan zaman.
[CITATION Niz08 \p 132 \l 1057 ]
3. Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education)
Bersumber dari hadits masyhur “ Carilah ilmu sejak ayunan sampai liang
lahat”. Pada dasarnya ilmu pengetahuan selalu mengalami
perkembangan, karenanya manusia dalam mencari ilmu tidak dibatasi
oleh usia mulai dari pra-natal sampai akhir hayat.[CITATION Niz08 \p 133
\l 1057 ]
Jadi menurut perspektif hadits pendidikan adalah Proses tranformasi ilmu
pengetahuan dari tingkat dasar menuju tingkat lanjut. Sejalan dengan Hadits

7 |Halaman

Nabi “ jadilah engkau pendidik yang penyantun, ahli fiqh, dan berilmu
pengetahuan. Dan diakatan predikat robbani jika seseorang telah mendidik
manusia dengan ilmu pengetahuan dari sekecil-kecilnya sampai menuju yang
tinggi” HR. Bukhari dari Ibnu Abbas)
Al-Attas memberikan makna robbani yaitu predikat yang diberikan bagi
orang-orang yang bijaksana yang terpelajar dalam bidang pengetahuan tentang
al-rabb. Ia memberi contoh Ibnu Abbas sebagai robbani ummat. [CITATION
Niz08 \p 122 \l 1057 ]
F. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Islam
Menurut maksum, ada empat hal yang menjadi prinsip dasar pendidikan
islam, yaitu :
1. Pendidikan Islam adalah bagian dari proses rububiyyah Allah
Dalam penciptaan alam semesta Allah menggunakan proses yang
konsisten dan keteraturan (sunnatullah), dalam proses pemeliharaan
Allah juga menggunakan prinsip sunnatullah. Allah mengurus,
memelihara dan menumbuhkembangkan alam semesta secara bertahap
dan berangsur-angsur. Dalam konteks ini Allah adalah murobbi yang
sebenarnya. Peranan manusia dalam pendidikan secara teologis
dimungkinkan karena posisinya sebagai makhluk yang paling sempurna
dan dijadikan khalifah dimuka bumi. Status ini mengimplikasikan bahwa
manusia secara potensial memiliki sejumlah kemampuan yang
diperlukan untuk bertindak sesuai dengan ketentuan Allah. Dengan
demikian karatkter pendidikan islam pada intinya terletak pada fungsi
rubbubiyah Allah yang secara praktis dikuasakan atau diwakilkan kepada
manusia.[CITATION Mak99 \p 29 \l 1057 ]
2. Pendidikan Islam berusaha membentuk manusia seutuhnya.
Manusia dalam pandangan al-Qur’an dan al-Hadits adalah manusia
yang lengkap terdiri dari unsur jasmani dan rohani, unsur jiwa dan akal,
unsur nafs dan qolb. Pendidikan islam tidak bersikap dikotomis dalam
menangani unsur-unsur tersebut dengan menganggap lemah atau
mengunggulkan yang satu atas yang lainnya, melainkan dengan
menganggap semuanya merupakan organis dan dinamis yang saling
berinteraksi. Semua unsur tersebut adalah potensi yang dianugerahkan
Allah kepada manusia. Pendidikan islam dalam hal ini merupakan usaha
untuk mengubah kesempurnaan potensi tersebut menjadi kesempurnaan
aktual, melalui setiap tahapan hidupnya. Dengan demikian fungsi
pendidikan islam adalah untuk menjaga keutuhan unsur-unsur individual

8 |Halaman

anak didiknya dan mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaan
Allah, termasuk yang harus dioptimalkan dalam hal ini adalah aspek
perkembangan dan semangat untuk bertahan hidup dan aspek
ketrempilan peserta didik.[CITATION Mak99 \p 30 \l 1057 ]
3. Pendidikan Islam Selalu Berkaitan Agama.
Pendidikan islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk
menumbuhkan dan memantabkan kecenderungan tauhid yang telah
menjadi fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk dan penuntun kearah
tersebut. Karena itu, pendidikan aislam selalu menyelenggarakan
pendidikan agama yang menitikberatkan pada fungsinya sebagai sumber
moral dan nilai. Dalam pengertian ini titikberatnya dalaha dalam rangka
mencerdaskan manusia dan menanamkan nilai dan moral yang sesuai
dengan nilai ketuhanan dan prinsip -prinsip kemanusiaan yang menjadi
esensi ajaran agama. Dengan demikian akan terbentuk manusia yang
mengerti akan posisi dirinya. Pendidikan islam bukan hanya
mengajarkan ilmu sebagai materi atau kegiatan sebagai kegiatan materi
semata, melainkan selalu mengaitkan semua itu dengan kerangka
praktik (amaliah) yang bermuatan nilai dan moral.[CITATION Mak99 \p
31 \l 1057 ]
4. Pendidikan Islam Merupakan Pendidikan Terbuka.
Dalam islam diakui adanya perbedaan manusia, namun perbedaan yang
hakiki ditentukan oleh amal perbuatannya (QS al-Mulk :2) atau
ketaqwaannya QS al-Hujarat:13), karena itu pendidikan islam pada
dasarnya bersifat terbuka, demokratis, dan universal, berwawasan
kemanusiaan, melampui batas tempat, waktu dan bahasa sesuai
universalitas ajaran islam sendiri. Islam juga ditandai dengan ketentuan
untuk mengadopsi unsur-unsur positif dari luar, sesuai perkembangan
dan kebutuhn masyarakatnya, dengan tetap menjaga dasar-dasarnya
yang original yang bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadits.[CITATION
Mak99 \p 32 \l 1057 ]
G. Pokok-Pokok Kandungan Pendidkan Islam
Pendidikan islam dicirikan oleh kandungan kandungannya yang
merupakan representasi dari dari ajaran islam, yaitu :
1. Aqidah Tauhid

9 |Halaman

Fitrah bertauhid merupakan unsur orisinal yang melekat pada diri
manusia, sejak penciptaanya. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi SAW.
artinya
“ setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah” (HR. AlSaikhani). Jadi pengajaran tauhid pada dasarnya adalah memenuhi fitrah
manusia. Prinsip ketauhidan dalam pendidikan islam menjadi dasar bagi
perumusan tujuan, perancangan metode dan penyusunan bahan-bahan
pendidikan. Dengan demikian tujuan, metode, dan bahan-bahan
pendidkan harus sejalan dengan jiwa tauhid, dan harus dalam rangka
mengekalkan dan memantabkan jiwa tauhid tersebut, baik yang uluhiyyah
maupun yang rubbubiyah.[CITATION Mak99 \p 33 \l 1057 ]
2. Manusia
Manusia dalam pandangan islam adalah makhluk yang paling sempurna
(QS. Al-Tin :4), akan tetapi manusia juga memiliki potensi menjadi
makhluk yang paling rendah (QS. Al-Tin :5), bahkan lebih rendah dari
binatang (QS. Al-A’raf :179), jadi manusia adalah makhluk yang memiliki
potensi untuk baik dan jahat sekaligus. Kondisi itu adalah karena karena
karakter unsur pembentuk manusia itu sendiri yaitu dari tanah dan ruh.
[CITATION Mak99 \p 34 \l 1057 ].
3. Masyarakat
Msayarakat dalam pandangan islam dilihat dalam pamndangan prinsip
persamaan (al-Musawah), prinsip tersebut dilahirkan dari ajaran keesaan
Allah (tauhid), sehingga sesorang akan selalu merasa merdeka dan
terbebas dari penghambaan antara satu dengan yang lainnya. Islam
menegaskan bahwa asal dan perjalanan semua manusia adalah sama
(inna lillahi wa inna ilaihi rojiun). Dari prinsip ini lahirlah prinsip
“kesetiakawanan sosial”, mulai dari lingkup yang kecil yaitu keluarga
sampai pada yang besar yaitu masyarakat yang diarahkan dan
dimasukkan dalam lingkup ibadah. Berangkat dari hubungan yang telah
diatur itu, masyarakat yang terbentuk adalah ummatan wasatan (QS. albaqarah : 143)[CITATION Mak99 \p 37 \l 1057 ]
4. Alam semesta
Menurut islam, Tuhan adalah esa dalam esensi-Nya, dalam siaft-sifatNya, dan dalam perbuatan-Nya.konsekuensi dari dari kesadaran tauhid
tersebut adalah pengakuan terhadap realitas obyektif kesatuan alam
semesta. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa kesatuan kosmos
merupakan bukti yang jelas akan keesaan Tuhan (QS. al-Anbiya’ : 22).

10 | H a l a m a n

Artinya “ Sekiranya ada dilangit dan di bumi Tuhan-Tuhan selain Allah,
tentulah keduanya itu telah rusak binasa”
Alam semesta diciptakan adalah untuk kepentingan manusia. Dengan
kata lain alam semesta diciptakan sejalan dengan tujuan hidup manusia,
atau sebagai mitra manusia dalam menjalankan tugas Allah yang
dibebankan kepadanya, agar potensi alam itu dapat diadayagunakan
secara maksimal manusia harus mengenalinya melalui ilmu
pengetahuan.[CITATION Mak99 \p 39 \l 1057 ]
5. Ilmu Pengetahuan
Ibadah yang hakiki tidak dibatasi pada ibadah ritual saja, akan tetapi
harus difahami sebagai bentuk kesatuan antara tujuan-tujuan yang
bersifat ritual dengan tujuan yang bersifat duniawi. Dengan demikian
tugas sebagai ‘abd dan sebagai khalifah mempunyai kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Untuk menjalankan kedua peran tersebut manusia
membutuhkan ilmu. Konsekuensinya antara agama dan ilmu tidak dapat
dipisahkan. Sejalan dengan pandangan tauhid, umat islam meyakini
bahwa yang mutlak adalah Allah, dengan demikian dipercaya bahwa
hanya ilmu Allah yang memilki kebenaran mutlak. Ilmu Allah dikenal
dengan ilmu ilahi yaitu ilmu yang memberikan kepada manusia
pengetahuan menyeluruh dan lengkap yang dapat menimbulkan
keyakinan dengan penngetahuan-pengetahuan yang lebih rinci dan
parsial dibawahnya. Pengetahuan ini hanya dapat terpenuhi melalui kitab
Allah yang maha luhur dan hanya para Nabi dan rasul Allah yang dapat
memperoleh Ilmu ilahi secara sempurna melalui wahyu dan ilham (QS. al
Najm : 3-4). Ilmu manusia dengan sendirinya bersifat nisbi, yang
kebenaran hakikinya tergantung pada kesesuaian dengan ilmu Allah.
Dengan demikian, jika dilakukan rekonstruksi, maka menurut islam ilmu
yang selayaknya dikuasai oleh manusia merupakan perpaduan dari ilmuilmu yang diperoleh manusia melalui kawasan alam semesta dan ilmu
yang dikirimkan melalui wahyu yang dapat ditangkap oleh para nabi dan
Rasul. Ilmu yang demikian itu merupakan ilmu yang dijiwai oleh tauhid
karena dibimbing oleh kebenaran mutlak.[CITATION Mak99 \p 42 \l 1057 ]
H. Tujuan Pendidikan Islam
Berdasarkan kepada pengertian pendidikan Islam sebagai suatu proses,
maka tujuan yang akan dicapai oleh pendidikan islam adalah suatu perwujudan
dari nilai-nilai ideal islami yang terbentuk dalam pribadi manusia yang
dinginkan

11 | H a l a m a n

Tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita
ajaran Islam, yang membawa misi bagi kesejahteraan manusia di dunia dan
akhirat. Sesuai dengan do’a kita seharai-hari, artinya “ wahai Tuhan kami
berilah kepada kami kebahagiaan di dunia dan juga kebahagiaan di kahirat”
[CITATION Muz091 \p 109 \l 1057 ]. al-Ghazali perpendapat pendidikan harus
mencapai keutamaan dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, bukan
untuk mencari kedudukan tinggi atau kemewahan. Manusia akan tersesat dan
hidup penuh madharat jika menempuh pendidikan dengan tujuan selain itu.
orang yang berakal sehat adalah orang yang mampu menggunakan dunia
untuk tujuan akhirat dengan derajat yang lebih mulia, karena dunia bukanlah
tujuan.[CITATION Ibn10 \p 106 \l 1057 ]
Menurut hasan Langgulung tujuan pendidikan islam pada dasarnya sama
dengan tujuan hidup manusia itu sendiri (QS. al-Dzariyat : 56) artinya “ tidaklah
aku menciptakan jin dan manusia kecualai untuk beribahdah kepadaku”,
menurutnya tugas pendidkan adalah memelihara hidup manusia, oleh karena
itu diskursus pendidikan islam harus melibatkan perbincangan tentang sifatsifat asal manusia dalam pandangan islam.
Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa manusia adalah khalifah dimuka bumi.
Manusia akan mampu mempertahankan kekhalifahannya jika ia dibekali
dengan potensi-potensi yang membolehkannya berbuat demikian. Potensi
tersebut adalah fitrah, ruh, kemauan dan akal. dengan demikian tujuan
pendidikan islam adalah membentuk pribadi khalifah bagi peserta didik yang
memilki fitrah ruh, kemauan, dan akal sehingga pendidik/guru bertugas
mengembangkan keempat aspek tersebut agar eksis dalam kekhalifahannya
itu sebagai wujud pengamdian kepada Allah.[CITATION Mak99 \p 46 \l 1057 ]
I. Tugas dan Fungsi Pendidikan Islam
Pada hakikatnya pendidikan islam adalah suatu proses yang berlangsung
secara kontiniu dan berkesinambungan, berdasarkan hal ini tugas dan fungsi
yang diemban oleh pendidikan islam adalah pendidikan manusia seutuhnya
dan berlangsung sepanjang hayat. yakni tugas dan fungsi pendidikan islam
senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis mulai dari kandungan
sampai akhir hayat.
Menurut Ramayulis tugas pendidikan islam dapat difahami setidaknya dari
3 (tiga) pendekatan :
a. Pendidikan islam sebagai pengembang potensi.
Dalam hal ini tugas pendidikan islam adalah menemukan dan
mengembangkan kemampuan dasar (fitrah) yang dimiliki peserta didik,
sehingga dapat diaktualisasikan dalam kehidupannya.

12 | H a l a m a n

b. Pendidikan islam sebagai proses pewarisan budaya
Tugas pendidikan dimaksudkan sebagai alat transmisi unsur-unsur
pokok budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga
identitas umat islam tetap terpelihara dan terjamin dalam tantangan
zaman.
c. Pendidikan islam sebagai interaksi antara potensi dan budaya.
Pendekatan ini menjelaskan tugas pendidikan islam sebagai proses
transaksi (memberi dan mengadopsi), antara manusia dan lingkungan,
sehingga perserta didik akan dapt menciptakan dan mengembangkan
ketrampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengubah atau
memperbaiki kondisi-kondisi kemanusiaan dan lingkungan.[CITATION
Ram09 \p 92 \l 1057 ]
Sedangkan Fungsi
pendidikan Islam adalah memelihara dan
mengembangkan fitrah dan sumber daya manusia menuju terbentuknya
manusia seutuhnya (insan kamil) yakni manusia berkualitas sesuai dengan
pandangan Islam.[CITATION Had13 \p 45 \l 1057 ]
Fungsi pendidikan Islam dijelaskan dalam Alqur'an yang secara eksplisit
menyebutkan fungsi risalah Nabi, atau lebih spesifik dapat dikatakan fungsi
pedagogik misi profetis Nabi Muhammad SAW. Diantara ayat Al-qur'an yang
memuat fungsi pedagogis profetis Muhammad SAW adalah surat Al-baqarah
ayat 151 : " Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kamu sekalian
seorang Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepadamu,
menyucikanmu, mengajarkan Al-Kitab dan Al-Hikmah, dan mengajarkan
kepadamu yang belum kamu ketahui "
Dari ayat tersebut ada lima fungsi pedagogik misi profetis
yaitu :
a. membacakan ayat-ayat Allah, Makna membacakan ayat-ayat Allah
adalah bahwa pendidikan Islam memiliki fungsi untuk mengenalkan
kepada anak didik tentang segala ciptaan Allah SWT. Ayat-ayat Allah
terdiri dari dua hal, yaitu ayat-ayat yang tertulis (Qauliyah) dan ayatayat yang bisa kita saksikan atau sering disebut dengan ayat-ayat
yang tersirat (kauniyah).
b. menyucikan diri (tazkiyatun nafs), Pendidikan Islam harus pula dapat
membawa anak untuk dapat memiliki akhlak Islami, budi perkerti yang
luhur, shaleh secara individual maupun secara social. Inilah makna
bahwa fungsi pendidikan adalah proses untuk menusucikan diri atau
tazkiyatun nafs

13 | H a l a m a n

c. mengajarkan al-Kitab, bahwa pendidikan islam berfungsi mengenalkan
kepada peserta didik tentang berita gembira bagi orang yang taat
keapda Allah dan memberi peringatan keapda orang yang
mengingkari-Nya. Agar mereka faham apa yang seharusnya mereka
lakukan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
d. mengajarkan al-Hikmah, Pendidikan Islam memiliki fungsi
mengajarkan al-Hikmah, artinya adalah bahwa pendidikan harus
mampu membawa anak didik untuk mehamami makna-makna
kehidupan, bersikap wisdom (bijak) dalam menanggapi segala hal
yang berhubungan dengan hubungan sosial (hablum minannas).
e. mengajarkan ilmu pengetahuan, pendidikan Islam berfungsi sebagai
wahana bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Sebagaimana dalam
prinsip Islam yang dalam hal pengetahuan berprinsip integralistik,
bahwa tidak ada dikotomi ilmu pengetahuan atau pemisahan antara
ilmu-ilmu umum dan ilmu- ilmu agama, maka pendidikan Islam harus
mengajarkan seluruhilmu pengetahuan secara utuh (integral) tidak
terpisah- pisah.
Dengan demikian pengetahuan yang dimiliki anak didikmenjadi utuh,
komprehensif dan tidak parsial.[CITATION Had13 \p 47 \l 1057 ]
Jadi secara umum tugas pendidikan islam adalah membimbing dan
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan perserta didik dari tahap ke
tahap kehidupannya smpai mencapai titik kemampuan optimal. Sementara
fungsi pendidikan islam adalah menyediakan fasilitas yang dapat
memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar sejalan dengan fungsi
profetis.
J. Kesimpulan
Pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang
(peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan
ideologi Islam. Tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan
perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap kehidupannya sampai
mencapai titik kemampuan optimal. Sementara fungsi pendidikan
berjalan dengan lancar. Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai
keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia (peserta didik) secara
menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal
pikiran (intelektual), diri manusia yang rasional ; perasaan dan indera.

14 | H a l a m a n

Karena itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh
aspek fitrah peserta didik ; aspek spiritual, intelektual, imajinasi,fisik,
ilmiah, dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif ; dan
mendorong semua aspek tersebut berkembang kearah kebaikan dan
kesempurnaan. (wallahu a’lam bissawab)
K.

15 | H a l a m a n

Referensi
Ali, N. (2008). Kependidikan Islam dalam Perspektif Hadits Nabi. Penelitian
Agama, Vol. XVII, 117-135.
Arifin, M. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Hadi, M. (2013). Hakikat Sistem Pendidikan Islam. Tarbawiyah Vol. 10, 32-48.
Hambali. (t.thn.). Hakikat Dan Tujuan Pendidikan.
Hasan, I. (2010). Relevansi Pemikiran Pendidikan Islam Al Ghazali di Tengah
Idiologi Pemikiran Dewasa ini. Islamadina Vol. IX, 104-110.
http://kbbi.web.id/
Maksum. (1999). Madrasah Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu.
Ramayulis. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1.

16 | H a l a m a n

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

TINJAUAN HISTORIS GERAKAN SERIKAT BURUH DI SEMARANG PADA MASA KOLONIAL BELANDA TAHUN 1917-1923

0 26 47

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA CERPEN-CERPEN KARYA SISWA SMP DALAM MAJALAH HORISON DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMP

2 33 89

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59