PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP DAN
SOCIAL CHARACTER DALAM INTERAKSI SOSIAL REMAJA ZAMAN NOW
Anggi Mutiara Rangkuti

1

, Widya Dwi Gempita2 , M. Januar Ibnu Adham3

1

Mahasiswa FKIP Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang
2
Dosen FKIP Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang
Universitas Singaperbangsa Karawang

ABSTRAK
Era globalisasi ini teknologi semakin maju, tidak dapat dipungkiri
hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik
dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dsb. Tidak dapat
dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam
kehidupan seseorang. Seseorang yang awalnya kecil bisa menjadi besar

dengan media sosial, atau sebaliknya. Bagi masyarakat khususnya
kalangan remaja, media sosial sudah menjadi candu yang membuat
penggunanya tiada hari tanpa membuka media sosial. Padahal dalam
masa perkembangannya, remaja berusaha mencari identitasnya dengan
bergaul bersama teman sebayanya. Penulisan karya tulis ini bertujuan
untuk memaparkan pengertian maupun hal-hal yang berkaitan dengan
pengaruh penggunaan media sosial terhadap gaya hidup dan social
character dalam interaksi sosial remaja zaman now.
Kata Kunci : Media sosial, Gaya hidup, Social character,
Interaksi sosial, Kebudayaan.

ABSTRACT
In this era of globalization technology is more advanced, it can’t be denied
the presence of the internet more needed in everyday life, both in
socialization, education, business, etc. We can’t be denied that social
media have a big influence in our life. Someone who initially small can be
great with social media, or otherwise. For the community particularly
among teenagers, social media have to make opium user gone days
without opening a social media. While in a fact, teenagers in school trying
to find his identity with his peers hang out together with friends. Writing

this paper aims to explain the understanding and matters relating to the
use of social media to lifestyle and social character in the social
interaction of teenagers millenial.
Keywords : Social media, Lifestyle, Social character, Social
interaction, Culture.

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Interaksi sosial merupakan sebuah syarat terjadinya aktivitas sosial. Dalam melakukan
interaksi terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu kontak sosial dan komunikasi
sosial. Teknologi Informasi di era globalisasi sangat berkembang pesat di dalam kehidupan
masyarakat. Penggunaan fasilitas komunikasi yang semakin canggih memberikan peluang
bagi setiap individu untuk mengakses informasi sesuai keinginan serta dapat berkomunikasi
dengan mudah tanpa memikirkan waktu. Perkembangan teknologi yang semakin canggih
memberikan suatu perubahan besar dalam komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat di era
modern.
Memasuki era globalisasi, remaja

merupakan


kalangan

yang

sering

menggunakan media internet khusunya media sosial sebagai sarana untuk mencari informasi,
hiburan maupun berkomunikasi dengan teman di situs jejaring sosial. Media sebagai sarana
penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan.
Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi
feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang
cepat dan tak terbatas. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang
besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang awalnya kecil bisa menjadi besar dengan
media sosial, atau sebaliknya. Bagi masyarakat khususnya kalangan remaja, media sosial
sudah menjadi candu yang membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka media sosial.
Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasanya memposting tentang
kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama teman. Dalam media sosial
siapapun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya tanpa rasa
khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media sosial sangat mudah
memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan. Padahal dalam perkembangannya, remaja

berusaha mencari identitasnya dengan bergaul bersama teman sebayanya. Namun saat ini
seringkali remaja beranggapan bahwa semakin aktif dirinya di media sosial maka mereka
akan semakin dianggap keren dan gaul. Sedangkan remaja yang tidak mempunyai media
sosial biasanya dianggap kuno atau ketinggalan jaman dan kurang bergaul.
Kata remaja berasal dari kata bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat
transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi
memiliki status anak. Masa remaja merupakan masa transisi sebab pada saat itu, seseorang

telah meninggalkan masa kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa.
Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering memposting kegiatan
sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba
mengikuti perkembangan zaman. Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak
selalu menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja
tersebut memposting sisi hidupnya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam
hidupnya mereka merasa kesepian. Tuntutan yang disebut sabagai suatu standar idela
meangkibatkan terbentuknya karakter remaja dari apa yang orang bilang. Memang manusia
sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal,salah satunya adalah ruang
interaksi dunia maya dengan dunia nyata. Namun mengakibatkan remaja kehilangan jati

dirinya sendiri.
Media sosial seakan sudah menjadi candu bagi masyarakat Indonesia khususnya
kalangan remaja. Remaja masa kini identik dengan smartphone ditangan hampir 24 jam.
Media sosial yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja seperti facebook, twitter,
path, youtube, Instagram, line, dan bbm. Media sosial tersebut mempunyai keunggulan dan
ketertarikan sendiri bagi penggunanya. Media sosial sangat banyak menawarkan kemudahan
yang membuat remaja betah berlama-lama dalam menggunakannya.
Belum sempurna nya kematangan pemikiran remaja dan ketidakstabilan emosi
remaja membawa pengaruh yang negatif terhadap hasil penyerapan informasi yang tidak baik
melalui media sosial. Seperti yang kita ketahui, media sosial merupakan wadah menuangkan
kebebasan berekspresi, baik itu dalam bentuk gambar ataupun pesan-pesan yang terkadang
menyesatkan.
Informasi yang tersebar melalui media sosial secara rutin dan disimak oleh remaja
secara langsung mengarah kedalam pembentukan opini dikalangan remaja. Salah satu
contohnya yaitu suatu official account yang khusus membahas mengenai manisnya hubungan
pacaran, gambaran seorang pacar yang ideal, bagaimana hubungan pacaran yang dikatakan
ideal, dan lainnya. Rutinnya account yang bermunculan memposting pesan seperti itu secara
langsung, tidak hanya mengarahkan fokus perhatian remaja yang mengarah kepada
percintaan bukannya fokus sekolah, namun juga membentuk suatu “tuntutan” kondisi yang
ideal. Hal tersebut berpengaruh terhadap karakter remaja yang cenderung terbentuk karena

tuntutan yang disebut sebagai suatu standar yang “ideal”. Karakter yang terbentuk dari apa
yang dikatakan orang, dan tidak berasal dari pemikiran diri sendiri menyebabkan remaja akan
mudah kehilangan jati dirinya sendiri.

Media sosial tidak akan pernah lepas dari pengaruh positif dan negatifnya, dampaknya
tetap tergantung dari diri kita sendiri sebagai penggunanya. Walaupun masa remaja
merupakan masa yang dapat dikatakan sangat kritis karena memasuki transisi pencarian jati
diri, namun remaja juga bisa berdaya membentengi diri sendiri dengan norma dan moral yang
baik. Pembentukan karakter yang baik sejak dini termasuk saat remaja sangatlah penting bagi
masa depan diri remaja itu sendiri dan lebih luas lagi yaitu masa depan bangsa. Remaja
sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki karakter yang kuat dan tangguh tentunya
akan dapat membuat negaranya maju dan mempertahankan kebudayaan bangsanya
sendiri. So, concern for having a good character, karena karaktermu akan mencerminkan
dirimu dan bangsamu yang sebenarnya.
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Media Sosial
terhadap Gaya Hidup dan Social Character dalam Interaksi Sosial Remaja Zaman Now.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Media Sosial?
2. Apakah yang dimaksud dengan Gaya Hidup?

3. Apakah yang dimaksud dengan Social character?
4. Apakah yang dimaksud dengan Interaksi Sosial?
5. Apa pengaruh penggunaan Media sosial terhdap gaya hidup dan social character
dalam interaksi sosial remaja zaman sekarang?
KAJIAN TEORI
Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum
dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media
sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan
teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Media sosial menurut Wikipedia (2014). Media sosial merupakan sebuah media online,
dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi
Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi,

kemudian terhubung dengan temanteman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.
Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional
menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet.
Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi
kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam
waktu yang cepat dan tak terbatas.
Gaya Hidup
Menurut Setiadi (2003:148), “gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup
yang diidentifikasikan oleh bagaimana manusia menghabiskan waktu mereka, apa yang
mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya. Oleh karenanya, hal
ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku sejak lahir”. Sedangkan menurut Kottler
(didalam Sepriadi.2010:11), “gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya”. Pendapat lain juga diungkapkan oleh
Suratno dan Rismiati (didalam Sepriadi.2010:11), menyatakan bahwa “gaya hidup adalah
pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan,
minat dan pendapat yang bersangkutan”. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi
yang berinteraksi dengan lingkungan.
Menurut Susanto (didalam Setiadi.2003:24), faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
hidup yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari
luar (eksternal).

Faktor internal yang mempengaruhi gaya hidup yaitu:
a) Sikap
b) Pengalaman dan pengamatan
c) Kepribadian
d) Konsep diri
e) Motif
f) Persepsi
Adapun faktor eksternal yang dijelaskan oleh Setiadi (2003:24), yaitu sebagai berikut :
a) Kelompok referensi

b) Keluarga
c) Kelas sosial
d) Kebudayaan
Social Character
Menurut Wikipedia, karakter sosial adalah konsep dasar utama dari analisis psikologi
sosial. Karakter sosial menggambarkan sikap emosional yang umum terjadi pada orang-orang
di kelas sosial atau masyarakat. Karakter sosial diperoleh secara substansial dalam keluarga
sebagai agen masyarakat tetapi juga dikembangkan di institusi masyarakat lain seperti
sekolah dan tempat kerja. Fungsi karakter sosial adalah memotivasi orang untuk
menyelesaikan tugas sosial yang diharapkan mengenai pekerjaan dan interaksi, pendidikan

dan

konsumsi.

Berawal

dari

interaksi struktur

sosial

sosio-ekonomi dan struktur

libidinous sosial, karakter sosial memungkinkan penggunaan energi manusia sebagai sumber
produktif sosial.
Erich Fromm menekankan kebutuhan sosial, yang harus dipatuhi oleh anggota
masyarakat. Agar masyarakat berfungsi secara memadai, anggotanya harus memperoleh
struktur karakter yang memungkinkan mereka melakukan apa yang perlu dilakukan agar bisa
makmur.

Interaksi Sosial
Menurut Soekanto (2002), interaksi sosial adalah bentuk-bentuk yang tampak apabila
orang-orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu
sama lain terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur
pokok struktur sosial. Interaksi sosial dapat dipandang sebagai dasar proses-proses sosial
yang ada, menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar dua atau lebih individumanusia, dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu
yang lain (Gerungan, 2004). Kelangsungan interaksi sosial ini, sekalipun dalam bentuknya
yang sederhana, tenyata merupakan proses yang kompleks. Sedangkan Tubbs dan Moss
dalam bukunya 14 Human Communication (2001), suatu interaksi sosial diartikan sebagai
suatu sistem sosial dua orang atau lebih yang dilengkapi dengan beberapa aturan dan harapan,
serta beberapa ganjaran dan hukuman yang berlaku diantaranya.
Gea, Wulandari, dan Babari (2003) melihat suatu kebutuhan berinteraksi manusia
dimana setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya. Kebutuhan

ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk
mempersatukan manusia yang satu dengan lainnya, yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi.
Mengenai interaksi yang terjalin tersebut, yang dianggap paling ideal adalah secara
tatap muka (langsung). Interaksi tatap muka lebih memungkinkan suatu proses yang bersifat
dinamis dan timbal balik secara langsung. Selain itu menurut Morey (2004), pertukaran
informasi secara tatap muka dapat mempercepat proses saling mempengaruhi antara pihakpihak yang berinteraksi didalamnya. Sedangkan menurut Soekanto (2002), suatu interaksi
sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
1. Adanya kontak sosial (social-contact)
2. Adanya komunikasi
Kebudayann
Budaya atau kebudayaan berasal

dari bahasa

Sanskerta yaitu

buddhayah,

yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budidaya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di
istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa
Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan
mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture,
yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar”
di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,

ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.
Sedangkan

Linton:

1940,

mengartikan

budaya

dengan: Keseluruhan

dari

pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan
diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
Adapun Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua
rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional,
irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku
manusia.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan bendabenda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
PEMBAHASAN
ISI
Di zaman modern ini, teknologi menjadi hal yang sangat penting dan dibutuhkan
dalam aktivitas harian masyarakat termasuk remaja, salah satunya yaitu teknologi internet.
Banyak hal yang dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan koneksi internet, salah
satunya yang menjadi trend saat ini adalah media sosial atau jejaring sosial (social
networking). Di Indonesia, dari 63 juta orang pengguna internet, 95% nya menggunakan
internet untuk mengakses jejaring sosial. Berdasarkan data kementerian komunikasi dan
informatika (kemenkominfo), pada tahun 2013 Indonesia menempati peringkat 4 pengguna
Facebook terbesar setelah USA, Brazil, dan India, dimana remaja merupakan lapisan
masyarakat yang paling aktif setiap harinya dalam menggunakan facebook. Kini, tidak hanya
facebook yang menjadi media sosial paling digandrungi tapi juga twitter, line, Instagram,

ask.fm, skype, path, dan lainnya. Media sosial tersebut bagaikan pisau bermata dua, dapat
memberikan efek postif maupun negatif.
Menurut McGraw Hill Dictionary – Media sosial adalah sarana yang digunakan oleh
orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta
bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual.
Menurut Varinder Taprial dan Priya Kanwar (2012) – Media sosial adalah media yang
digunakan oleh individu agar menjadi sosial, atau menjadi sosial secara daring dengan cara
berbagi isi, berita, foto dan lain-lain dengan orang lain.
Menurut B.K. Lewis (2010) – Media sosial adalah label bagi teknologi digital yang
memungkinkan orang untuk berhubungan, berinteraksi, memproduksi, dan berbagi isi pesan.
Menurut Mark Hopkins (2008) – Sosial media adalah istilah yang tidak hanya
mencakup berbagai platform Media Baru tetapi juga menyiratkan dimasukkannya sistem
seperti FriendFeed, Facebook, dan lain-lain yang pada umumnya dianggap sebagai jejaring
sosial. Idenya adalah bahwa berbagai platform media yang memiliki komponen sosial dan
sebagai media komunikasi publik.
Menurut P.N. Howard dan M.R Parks (2012) – Media sosial adalah media yang terdiri
atas tiga bagian, yaitu : Insfrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk memproduksi
dan mendistribusikan isi media, Isi media dapat berupa pesan-pesan pribadi, berita, gagasan,
dan produk-produk budaya yang berbentuk digital, Kemudian yang memproduksi dan
mengkonsumsi isi media dalam bentuk digital adalah individu, organisasi, dan industri.
Pengguna media sosial dikalangan remaja memberikan pengaruh langsung baik
positif maupun negatif. Remaja yang sering menggunakan media sosial bisa mengganggu
proses belajar mereka. Seperti contohnya ketika mereka sedang belajar masuk pemberitahuan
chat dari temannya dapat mengganggu proses belajar mereka. Kebiasaan seorang remaja yang
berkicau dimedia sosial terkadang hanya untuh mengeluhkan betapa sulitnya pelajaran yang
sedang mereka kerjakan.
Oleh karena itu remaja sebagai pengguna aktif terbanyak dan hampir setiap hari
menggunakan media sosial. Secara langsung pesan atau informasi yang ada di media sosial
sangat cepat tersebar pada kalangan remaja. Belum sempurna nya kematangan pemikiran
remaja dan ketidakstabilan emosi remaja membawa pengaruh yang negatif terhadap hasil
penyerapan informasi yang tidak baik melalui media sosial. Seperti yang kita ketahui, media
sosial merupakan wadah menuangkan kebebasan berekspresi, baik itu dalam bentuk gambar
ataupun pesan-pesan yang terkadang menyesatkan.

Jika berbicara mengenai remaja, salah satu hal yang menarik perhatian untuk diamati
yaitu tingkah lakunya, kehidupan sosial, termasuk yang kini sering dibicarakan adalah
karakter remaja. Karakter merupakan akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan yang lainnya. Karakter menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena kaitannya
secara langsung dengan sikap dan perilaku seseorang termasuk remaja.
Damapak Positif dan Negatif Media Sosial Dampak positif Media sosial dalam
interaksi yaitu :
Dampak Positif dari Media Sosial, yaitu:
1. Memudahkan untuk berinteraksi dengan orang banyak. Lewat media sosial, anda
dapat mengatur langkah dan strategi anda tanpa takut terlihat seperti seekor cacing
kepanasan lagi. Komunikasi lebih mudah mengalir dibandingkan saat anda
berbicara langsung.
2.

Remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui temanteman yang mereka jumpai secara online, karena di sini mereka berinteraksi dan
menerima umpan balik satu sama lain.

3. Situs jejaring social membuat remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan
empati, misalnya memberi perhatian saat ada teman mereka yang ulang tahun,
mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan
persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
4. Membantu remaja dalam pengapresiasian diri
5. Jarak dan Waktu bukan masalah. Di era media sosial seperti sekarang ini,
hubungan jarak jauh atau long distance bukan lagi halangan besar (meskipun tetap
sulit). Anda tidak lagi harus mengirim surat tiap minggu kepada pasangan anda
yang sedang bekerja di luar kota atau luar negeri karena media sosial sudah
menghilangkan batasan jarak dan waktu bagi anda yang harus membina hubungan
jarak jauh.
6. Media pertukaran data : dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www
(world wide web : jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh
dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
7. Mempermudah para remaja mengkonsultasikan pelajaran dan tugas-tugas mereka
yang belum mereka mengerti.
8. Kemudahan memperoleh informasi : kemudahan untuk memperoleh informasi
yang ada di internet banyak membantu manusia sehingga manusia tahu apa saja

yang terjadi. Selain itu internet juga bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk
bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
Dampak negatif dari Media sosial, yaitu :
1. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat
pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak
berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk beluk
berkomunikasi di kehidupan nyata, seperti bahas tubuh dan nada suara, menjadi
berkurang.
2.

Situs jejaring social akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri
sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena
kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak
menjadi kurang berempati di dunia nyata.

3. Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di jejaring social.
Hal ini akan membuat mereka semakin sulit membedakan anatara berkomunikasi
di situs jejaring social dan dunia nyata.
4. Menurunnya prestasi remaja di sekolah. Kebanyakan para remaja yang telah
menggunakan media sosial, lebih banyak menggunakan waktunya untuk
berkomunikasi di media sosial dibandingkan belajar dirumah
5.

Kemungkinan besar remaja menjadi unsur penculikan. Hal ini sedang marakmaraknya terjadi, yaitu kasus penculikan remaja.

6.

Mudahnya akses jaringan pornografi akan membuat rusaknya moral dan tingkah
laku remaja sebagai pelajar. Mudahnya akses media sosial ternyata juga
mempermudah remaja untuk mengakses jaringan pornografi.

7. Kurangnya sopan santun remaja saat ini. Dengan adanya media sosial, semakin
banyak para remaja yang menggunakan bahasa yang tidak sepantasnya. Dan bagi
remaja yang masih polos, tentu akan menganggap bahwa bahasa tersebut adalah
bahasa modern anak zaman sekarang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Juwita (2016:5), menyatakan bahwa
penggunaan media sosial berdampak terhadap gaya hidup remaja di Kota Bandung. Adanya
media sosial berdampak terhadap gaya hidup remaja baik positif maupun negatif di SMAN 5
Bandung. Dampak positif yang dirasakan melalui adanya media sosial mudahnya komunikasi
serta arus informasi yang semakin cepat. Sedangkan, dampak negatif tersebut dapat terlihat
dari munculnya sifat konsumtif, indivdualistis, kurang peka terhadap lingkungan,

menginginkan segala sesuatu didapatkan dengan instan, serta sebagai tolak ukur seorang
individu dapat dikatakan sebagai remaja yang memiliki keeksistensian diri di lingkungannya.
Untuk itu, di zaman yang serba ada atau modern ini, mari kita sebagai penerus bangsa
Indonesia harus memajukan bangsa Indonesia terutama dalam budayanya karena negara
Indonesia yang terkenal akan kayanya kebudayaan. Hindari hal-hal yang berdampak negatif,
hindari pergaulan bebas, hindari narkoba. Pilihlah teman yang dapat membuat anda cerdas
dan selalu mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Boleh kita mengikuti gaya kebaratbaratan asalkan itu mengandung nilai yang positif

KESIMPULAN
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum
dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Dampak positif dari media sosial adalah
memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan
waktu bukan lagi masalah, lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi
dapat berlangsung secara cepat, biaya lebih murah. Sedangkan dampak negatif dari media
sosial adalah menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya, interaksi secara
tatap muka cenderung menurun, membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet,
menimbulkan konflik, masalah privasi, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain. Meskipun
jejaring sosial memiliki segelintir pengaruh positif terhadap kelakuan remaja, namun perlu di
ingat, jejaring sosial ternyata mempunyai lebih banyak sisi/pengaruh negatifnya terhadap
remaja, hingga dapat mempengaruhi remaja bertingkah di luar batasan orang normal, hingga
menyebabkan “Dehumanisasi”atau remaja lebih peduli pada dunia maya di internet daripada
lingkungan nyata di sekitarnya, pada remaja yang terkena dampak negatifnya.
Pencegahan pengaruh negatif dari jejaring sosial dapat di lakukan mulai dari orangorang terdekat individu tersebut, seperti orang tua, teman, dan saudara, dan kita sebagai
manusia juga harus bersikap kritis dan waspada jangan mudah terbawa arus modern yang
sekarang sedang melanda kehidupan, jangan pernah menjadikan jejaring-jejaring sosial
tersebut menjadi seperti sebuah kebutuhan pokok dalam kehidupan, namun jadikan jejaring
sosial sebagai media yang bermanfaat untuk membantu kehidupan manusia bukan malah
menghambatnya dan menyebabkan pengaruh yang buruk untuk hidup kita.

DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Juwita, Elsa Puji. 2016. Peran Media Sosial Terhadap Gaya Hidup Siswa SMA 5 Bandung.
Jurnal Sosietas Vol 5 No. 01 Thn 2016.
Sepriadi, Antonius. 2010. Pengaruh Gaya Hidup yang Hedonis dengan Pelanggaran Kode
Etik UNILA pada Mahasiswa PPKn FKIP Universitas Lampung Angkatan 20072009. Universitas Lampung.
Buku
Gea, Antonius Atosokhi, Antonio Panca Yuni Wulandari & Yohanes Babari. Character
Building II, Relasi Dengan Sesama. Jakarta : PT Gramedia, 2003.
Gerungan, W.A. Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama, 2004.
Morey, Doc. Phone Power : Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di Telepon. Jakarta:
PT Gramedia, 2004.
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen. Bogor: Kencana.
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: P.T.Raja Grafindo.
Tubbs, Steward L & Sylvia Moss. 2001. Human Communication, Konteks-konteks
Komunikasi. Cetakan Ketiga. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Internet
Wikipedia.2014. Media sosial.(online)http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial. Diakses: 12
Desember 2017
Wikipedia.2017.Social Character. (online) http://en.wikipedia.org/wiki/Social character.
Diakses: 12 Desember 2017.
Almaqasasary,Ardi.pengertian kebudayaan.(online) ) http://www.ejurnal.com/2013/10/pengertian-kebudayaan.html. Diakses: 17 Desember 2017

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124

KOMPETENSI SOSIAL PADA REMAJA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PASKIBRA DAN TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PASKIBRA

5 114 59