PERBEDAAN DARI TES URAIAN ESSAY DAN TES

PERBEDAAN DARI TES URAIAN (ESSAY) DAN TES OBJEKTIF

Ada dua jenis tes yakni tes uraian dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas,
uraian terbatas, dan uraian berstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk,
yakni bentuk pilihan benar – salah, pilihan ganda, menjodohkan, isian pendek dan
melengkapi.
A. Tes Uraian
Tes uraian merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes
uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan,
menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang
sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata – kata dan bahasa
sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal
mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.
1. Kelebihan dan Kelemahan Tes Uraian.
a.

Kelebihan
Adapun kelebihan atau keunggulan tes uraian ini antara lain adalah :

1) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi.
2) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan

benar sesuai dengan kaidah – kaidah bahasa.
3) Dapat terlatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berfikir logis, analitis, dan
sistematis.
4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving).
5) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan waktu
yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berfikir siswa.

b. Kelemahan
Dilain pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini antara lain adalah :
1) Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan
yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan banyak hal
melalui sejumlah pertanyaan.
2)

Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun
dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal – hal yang menarik baginya,
dan jawaban nya juga berdasarkan apa yang dikehendakinya.

3)


Tes ini biasanya kurang reliabel mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya
memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relatif besar.

22. Jenis – jenis Tes Uraian
Bentuk tes uraian dibedakan menjadi uraian bebas (free essay) dan uraian terbatas
(berstruktur).
a.

Uraian bebas (Free Essay)
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu
sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya umum. Melihat
karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk
:

1) Mengungkapkan pandangan para siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas
dan intensitasnya.
2)

Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak
ada satupun jawaban yang pasti.


3) Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi atau
dimensinya.

Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa bisa bervariasi, sulit
menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai
penilainya.
b. Uraian terbatas (berstruktur).
Bentuk kedua dari tes uraian adalah uraian terbatas. Dalam bentuk ini pertanyaan
telah diarahkan kepada hal – hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan bisa dari
segi : ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya, dan indikator – indikatornya.
Dengan adanya pembatasan tersebut jawaban siswa akan lebih terarah sesuai dengan
yang diharapkan. Cara memberikan penilaian juga lebih jelas indikatornya. Kriteria
kebenaran jawaban bisa lebih mudah ditentukan. Oleh sebab itu, bentuk soal uraian terbatas
terasa lebih terarah dan lebih tepat digunakan dari pada bentuk uraian bebas.
Di samping kedua bentuk uraian di atas ada pula bentuk tes uraian yang disebut soal –
soal berstruktur. Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal – soal objektif dengan
soal – soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun
bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal yang berstruktur berisi unsur-unsur pengantar
soal, seperangkat data, dan serangkaian subsoal.

3. Syarat Menyusun Soal Bentuk Uraian
Agar diperoleh soal – soal bentuk uraian yang dikatakan memadai sebagai alat
penilaian hasil belajar, hendaknya diperhatikan hal – hal berikut :
a.

Dari segi isi yang diukur
Segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas abilitasnya, misalnya
pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu permasalahan, dan aspek kognitif
lainnya. Dengan kejelasan apa yang akan diungkapkan maka soal atau pertanyaan yang
dibuat hendaknya mengungkapkan kemampuan siswa dalam abilitas tersebut.

Setelah abilitas yang hendak diukur cukup jelas, tetapkan materi yang ditanyakan.
Dalam memilih materi sesuai dengan kurikulumnya atau silabusnya, pilih materi yang
esensial sehingga tidak semua materi perlu ditanyakan. Materi esensial adalah materi yang
menjadi inti persoalan dan menjadi dasar untuk penguasaan materi lainnya. Dengan perkataan
lain, bila konsep esensial dikuasai, maka secara keseluruhan siswa akan mengetahui aspek –
aspek yang berkenaan dengan konsep tersebut. Aturlah penyajian pertanyaan secara berurutan
mulai dari yang mudah menuju kepada yang lebih sulit, atau dari yang sederhana menuju
kepada yang lebih kompleks. Gunakan bentuk uraian terbatas atau yang berstruktur.
b. Dari segi bahasa

Gunakan bahasa yang baik dan benar sehingga muda diketahui makna yang
terkandung dalam rumusan pertanyaan. Bahasanya sederhana, singkat, tetapi jelas apa yang
ditanyakan.
c.

Dari segi teknis penyajian soal
Hendaknya jangan mengulang – ulang pertanyaan terhadap materi yang sama
sekalipun untuk asibilitas yang berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang diajukan lebih
komprehensif daripada segi lingkup materinya. Perhatikan waktu yang tersedia untuk
mengerjakan soal tersebut sehingga soal tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Bobot
penilaian untuk setiap soal hendaknya dibedakan menurut tingkat kesulitan soal. Soal – soal
yang tergolong sulit diberi bobot yang lebih besar. Tingkat kesulitan soal dilihat dari sifat
materinya dan abilitas yang diukurnya. Abilitas analisis lebih sulit daripada aplikasi dan
pemahaman demikian juga sintesis lebih sulit daripada analisis. Sedangkan dari aspek materi,
konsep lebih sulit daripada fakta.

d. Dari segi jawaban

Setiap pertanyaan yang diajukan sebaiknya telah ditentukan jawaban yang
diharapkan, minimal pokok – pokoknya. Tentukan pula besarnya skor maksimal untuk setiap

soal yang dijawab benar dan skor minimal bila jawaban dianggap salah atau kurang memadai.

B. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif.siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama. Hal ini memang
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai. Tes objektif sering
juga disebut tes dikotomi (dichotomously scorred item) karena jawabannya antara benar atau
salah dan skornya antara satu atau nol.
Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, menberikan jawaban singkat, dan melengkapi
pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai
kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi,seperti mengingat,
mengenal, pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip.
1. Kelemahan dan Kelebihan Tes Objektif
a.

Kelebihan bentuk soal jawaban singkat :

1) Menyusun soalnya relatif mudah.
2) Kecil kemungkinan siswa memberi jawaban dengan cara menebak.

3) Menuntut siswa untuk dapat menjawab dengan singkat dan tepat.
4) Hasil penilaiannya cukup objektif.
5)

Lebih representatif dalam mewakili isi dan luas bahan, dapat menghindari campur tangan
unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun guru yang memeriksa

6) Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya

7) Pemeriksaanya dapat diserahkan kepada orang lain
b. Kelemahan bentuk soal jawaban singkat:
1) Persiapan untuk menyusunya jauh lebih sulit dari pada tes esai, karena soalnya banyak dan
harus teliti untuk menghindari kelemahan yang lain
2) Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali serta
sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
3) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan
4) “ kerja sama” antar siswa antar siswa dalam melaksanakan tes lebih terbuka
5) Dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi.
6) Memerlukan waktu yang agak lama untuk menilainya sekalipun tidak selama bentuk uraian.
7) Menyulitkan pemeriksanaan apabila jawaban siswa membingungkan pemeriksa

c.

Cara mengatasi kelemahan

1) Kesulitan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih hingga mahir
2) Menggunakan tabel spesifikasi untuk mengatasi kelemahan yang pertama dan kedua
3) Menggunakan norma (standar) penilaian yang memperhitungkan faktor tebakan yang
bersifat spekulatif
2. Bentuk Bentuk Tes Objektif
a.

Bentuk Tes Benar Salah (True-False, or Yes-No)
Bentuk tes benar salah (B-S) adalah pertanyaan yang mengandung dua kemungkinan
jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik di minta untuk menentukan pilhannya
mengenai pertanyaan atau pernyataan dengan cara seperti yang diminta dalam petunjuk
mengerjakan soal. Bentuk soal benar salah ini lebih banyak digunakan untuk mengukur

kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana. Dalam
penyusunan soal bentuk B-S ini tidak hanya menggunakan kalimat pertanyaan atau
pernyataan tetapi juga dalam bentuk gambar, tabel, dan diagram.

1) Macam macam bentuk tes benar salah dari segi pola pengerjaaannya yaitu :
a) Tes benar salah bentuk pertanyaan
b)

Tes benar salah yang menuntut alasan

c) Tes benar salah dengan membetulkan
d) Tes benar salah berganda
2) Kelebihan tes benar salah
a) Dapat mencakup bahan yang luas dan pertanyaanya lebih singkat
b) Mudah menyusunnya
c) Dapat digunakan berlaki-kali
d) Dapat dilihat secara cepat dan objektif
e) Petunjuk cara mengerjakannya mudah di mengerti
3) Kelemahan tes benar salah
a) Bisa membingungkan siswa
b) Kurang dapat membedakan murid yang pandai dan murud yang kurang pandai
c)

Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan benar atau

salah

d) Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan pengenalan kembali
Contoh:


Bilangan bulat dioperasikan dengan bilangan bulat akan menghasilkan bilangan bulat (B-S)



Kuadrat dari suatu bilangan asli lebih besar dari 20 (B-S)



Selisih suatu bilangan dengan 23 lebih besar dari 10 (B-S)

b. Tes Pilihan Ganda (Multiply Choice Test)
Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu
pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Tes pilihan ganda terdiri atas bagian

keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (options).

1) Jenis-jenis tes pilihan berganda
a)

Dilihat dari segi bentuk-bentuknya stem soal-soal pilihan ganda bisa berupa Pertanyaan
dimana alternatif atau option nya merupakan kemungkinan- kemungkinan jawabannya

b) Kalimat tidak sempurna dimana option nya merupakan kemungkinan terusannya
c)

Persoalan yang diungkapkan secar verbal, dengan gambar, grafik, denah dan sebagainya
dimana optionnya merupakan pernyataan-pernyataan yang benar atau salah yang berasal dari
persoalan gambar, grafik atau denah yang dimaksud

2) Secara umum tes pilihan ganda dibedakan menjadi lima :
a) Tes pilhan ganda dengan menemukan satu-satunya jawaban yang benar
b) Tes pilihan ganda dengan memilih jawaban yang terbaik
c) Tes pilihan ganda dengan memilih lebih dari satu jawaban benar
d) Tes pilihan ganda dengan soal kalimat negatif
e) Tes pilihan ganda yang menggunakan gambar, bagan, peta dan lain-lain

c.

Tes Bentuk Menjodohkan (Matching)
Soal tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan bentuk pilihan-ganda.
Perbedaannya dengan bentuk pilihan-ganda adalah pilihan ganda terdiri dari stem dan option,
kemudian peserta didik tinggal memilih salah satu option yang paling tepat, sedangkan
bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya
dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunukukkan
kumpulan persoalan dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah
pilihan jawaban dibuat lebih banyak dariapa jumlah persoalan

1) Kelebihan soal bentuk menjodohkan, antara lain:
a)

Realatif mudah disusun

b)

Penskorannya mudah, objektif dan cepat

c)

Dapat digunakan untuk menilai teori dengan penemunya, sebab dan akibatnya, istilah dan
definisinya

d)

Materi tes cukup luas

2) Kelemahan soal bentuk menjodohkan adalah:
a) Ada kecendrungan untuk menekankan ingatan saja
b) Kurang baik untuk menilai pengertian guna membuat tafsiran
c) Untuk meyusun soal perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:


Buatlah petunjuk tes dengan jelas, singkat, dan mudah dipahami



Sesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator



Kumpulan soal diletakkan disebelah kiri, sedangkan jawabannya diletakka disebalah kanan



Susunlah item-item dan alternatif jawaban denga sistematika tertentu. Misalnya, sebelum
pokok persoalan didahului oleh stem atau bisa juga lansung pada pokok persoalan



Seluruh kelompok soal dan jawaban hanya terdapat dalam satu halaman.



Gunakan kalimat yang singkat, tepat dan jelas



Jumlah alternatif jawaban hendaknya lebih banyak dari pada jumlah soal.

d. Tes Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi (Completion)
Tes jawaban singkat yaitu tes tertulis yang menuntut siswa untuk mengisikan perkataan,
ungkapan atau kalimat pendek sebagai jawaban terhadap kalimat yang tidak lengkap, atau
jawaban atas suatu pertanyaan atau jawaban atas asosiasi yang harus dilakukan.

1) Kelebihan tes jawaban singkat:
a) Mudah dalam penyusunannya, terutama untuk mengukur ingatan atau pengetahuan.
b) Sedikit kesempatan untuk menduga-duga jawaban.
c) Cocok untuk siswa kelas tingkat rendah.
2) Kelemahan tes jawaban singkat:
a) Sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
b) Sulit menyusun soal yang hanya satu jawaban, lebih-lebih untuk proses mental yang tinggi.
c) Sulit penilaiannya jika terdapat bermacam-macam jawaban yang benar.
d) Cenderung hanya mengukur hafalan.
3) Petunjuk penyusunan soal tes jawaban singkat:
a) Untuk soal hitungan guru hendaknya lebih spesifik terutama untuk jawaban
b) Hilangkan kata-kata yang penting (fill in blank)

c) Jangan terlalu banyak kata-kata yang dihilangkan
d) Secara umum lebih baik yang berbentuk direct question dari pada incomplate statement
4) Ciri – ciri Tes yang Baik
Sebuah tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan :
1. Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan valid bila
tes itu isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya alat ukur yang
digunakan tepat.
2. Bersifat reliable, atau memiliki reliabelitas yang baik. Reliabelitas sering diartikan
dengan keterandalan. Suatu tes dikatakan relliabel jika tes itu diberikan berulangulang memberikan hasil yang sama.
3. Bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Tes memiliki sifat kepraktisan artinya
praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai ekonomi tetapi harus
tetap mempertimbangkan kerahasiaan tes.