BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Studi Korelasional Antara Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Perempuan Penggemar

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Manusia adalah mahluk sosial, artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Manusia juga memiliki kemampuan untuk menyampaikan keinginan dan hasrat diri kepada orang lain di sekitarnya. Hal tersebut merupakan awal dari keterampilan manusia dalam berkomunikasi secara otomatis dan alamiah melalui lambang-lambang, isyarat (non-verbal), kemudian disusun dengan kemampuan untuk memberi arti dari lambang tersebut kedalam bentuk verbal. Sementara itu sifat dasar manusia adalah “keingintahuan” yang kuat dalam diri manusia untuk terus menerus mengumpulkan, saling bertukar dan mengendalikan informasi juga menjadi tonggak penting manusia untuk melakukan komunikasi (Purba, dkk, 2006: 1)

  Harold Lasswell mengatakan bahwa, komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa (who), mengatakan apa (says what), dengan saluran apa (in which chanel), kepada siapa (to Whom), dengan akibat/ hasil apa (with what effect)”. Sedangkan menurut Bernard Berelson & Gary A. Steiner (dalam Riswandi, 2009: 2), komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan lainnya.

  Di dalam ruang lingkup ilmu komunikasi terdapat berbagai macam bentuk atau tatanan komunikasi. Bentuk komunikasi tersebut seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa, Salah satu bagian dalam ruang lingkup ilmu komunikasi tersebut yang berkembang pesat saat ini adalah komunikasi massa (mass communications).

  Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa) yang merupakan di hasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media massa yakni media tradisional seperti kentongan, angklung, gamelan, dan lain-lain. Jelas bahwa media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Menurut Bittner (dalam Riswandi, 2009: 103)

  Menurut Joseph A. Devito yakni komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukkan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk di definisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita) (Nurdin, 2004: 10 -11).

  Media merupakan pembentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang signifikan (Ardianto dan Erdinaya, 2004:57). Media juga membantu membentuk dan memelihara peraturan dan ideologi yang mendasarinya karena kemampuan teknisnya yang unik dan kuat, serta isinya yang memikat merupakan sarana untuk difusi informasi yang paling efektif yang pernah diciptakan manusia. Media massa tidak hanya melintasi batas-batas geografis tetapi juga batas-batas kelas, ras, budaya, politik, pendidikan dan jenis kelamin, dalam rangka mendistribusikan – sebagai produk rutin–hiburan dan informasi yang menanamkan dan menyegarkan sudut pandang dan cara pemahaman tertentu (Lull, 1998: 70). Media massa memiliki kapasitas dapat melipatgandakan pesan- pesan komunikasi dalam jumlah yang sangat besar serta menyebarluaskan dalam waktu relatif cepat kepada sejumlah audiens (Wiryanto, 2000 : 16) Kebutuhan akan informasi mendorong manusia untuk mengonsumsi media. Terdapat berbagai cara masyarakat untuk mengonsumsi media, salah satunya dengan menonton televisi. Televisi merupakan media yang paling luas di konsumsi masyarakat Indonesia. Jenis media ini, audio –visual, tidak membebani banyak syarat bagi masyarakat untuk menikmatinya (Wirodono, 2005:vii ). Menurut Alexis S Tan (dalam Nurdin, 2007: 65), media massa memiliki empat fungsi yakni, menyiarkan informasi yang di butuhkan masyarakat (to inform), Mendidik dengan menyajikan informasi- informasi yang dapat menambah pengetahuan (to educate), membujuk/mempersuasi khalayak untuk melakukan sesuatu tindakan (to persuate) dan menyenangkan/menghibur dengan menyajikan tayangan yang dapat menghibur khalayak (to entertain).

  Televisi saat ini merupakan media massa yang paling populer di kalangan masyarakat Indonesia. Sebahagian besar penduduk di negara-negara berkembang memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan tertentu saja namun telah memberikan pengaruh besar terhadap perubahan kehidupan masyarakat, kehidupan sosial masyarakat yang tadinya tradisional berubah cepat menjadi modern akibat modernisasi yang dibawa oleh televisi.

  Semakin berkembangnya industri penyiaran, masyarakat sangat tergantung dan membutuhkan berbagai informasi yang di sajikan oleh televisi karena dirasa memiliki tampilan sempurna berupa penyajian audio dan visual yang secara bersamaan, bahkan saat ini program acara yang ada di televisi banyak menyajikan tayangan dan siaran secara langsung (live) baik tayangan yang ada di dalam negeri bahkan yang ada di belahan bumi lain seperti liputan mancanegara, reality show, bahkan pertandingan olah raga yang ada di dalam dan luar negeri seperti pertandingan sepakbola baik liga lokal maupun internasional kini dapat di sajikan secara langsung oleh televisi.

  Salah satu program acara televisi adalah tayangan olahraga sepakbola. Banyak sekali pertandingan liga-liga di dunia yang ditayangkan oleh televisi. Liga Italia, Liga Spanyol, Liga Jerman, Liga Perancis, Liga Belanda, Liga Indonesia dan Liga yang paling gemerlap seperti Liga Inggris (BPL, Barclays Premiere League) yang masing disiarkan oleh stasiun televisi swasta dan nasional yang mengudara di Indonesia.

  Media massa televisi saat ini banyak menayangkan berbagai tayangan olahraga sepakbola baik tayangan liga sepak bola nasional maupun internasional. Seperti halnya liga Inggris yang disiarkan secara langsung dan menarik di televisi nasional seperti dengan memberikan analisis pertandingan, kuis interaktif dengan pemirsa serta dengan menyajikan profil klub serta pemain sepakbola, dan kemasan tayangan sepakbola juga di pandu oleh pembawa acara yang memiliki kemampuan dan kapabilitas di bidang olahraga sepakbola seperti Darius Sinatria, Dona Agnesia, Pangeran Siahaan serta juga dengan dipandu oleh analisis analisis sepakbola yang berpengalaman seperti Tomy Welly, Roni Pangemanan, Dannur Windo dan lain sebagainya. Penyajian tayangan sepakbola yang dikemas oleh media massa televisi (SCTV, Indosiar) tentunya telah membuat citra dari tayangan Liga Inggris memiliki nilai exclusivitas bagi para penikmat Liga Inggris di seluruh nusantara.

  Liga Utama Inggris (EPL England Premiere League) saat ini menyajikan kompetisi yang ketat dengan pemain-pemain top di dunia seperti Angel Di Maria, Eden Hazard, Diego Costa, Wayne Rooney, Cesc Fabregas, Sergio Aguero, Mesut Ozil dan lain sebagainya serta di pesertai oleh klub-klub yang sebagian besar termasuk klub-klub sepakbola paling elite di Eropa, seperti Chelsea FC, Manchester United FC, Arsenal FC,

  Liga Utama Inggris sebelumnya disebut dengan F.A Premiere League dan pada tanggal 20 Februari 1992 mendapat dukungan sponsor dari Bank Barclays sehingga nama resminya pun menjadi Barclasys Premiere League (BPL) dan di luar Inggris raya biasa disebut dengan English Premiere League (www.thefa.com).

  Liga Inggris (Premier) adalah liga sepak bola yang paling banyak ditonton di dunia, disiarkan di 212 wilayah negara kepada 643 juta pemirsa. Pada musim 2013-2014 rata-rata kehadiran penonton dalam setiap pertandingan Liga Inggris adalah 35.363, yang merupakan tertinggi kedua di dunia, dengan tingkat hunian stadion mencapai 92,2%. Liga

  Premier juga mendapat peringkat koefesien liga (coefficients of leagues) pertama dari

  UEFA Union of Europe Football Associations (badan tertinggi sepak bola Eropa di bawah FIFA) berdasarkan penampilan di kompetisi Eropa selama lima tahun terakhir (www.UEFA.com).

  Liga Premier musim 2014-2015 terdiri dari 20 klub peserta liga diantaranya: 1. Chelsea Football Club 2.

  Manchester City Footbal Club 3. Manchester United Football Club 4. West ham United Football Club 5. Southampton Football Club 6. Arsenal Football Club 7. Tottenham Hotspurs Football Club 8. Swansea City Football Club 9. Newcastle United Football Club 10.

  Liverpool Football Club 11. Everton Football Club 12. Aston Villa Football Club 13. Stoke City Football Club 14. Sunderland Football Club 15. West Bromwich Albion Football Club 16. Queens park Rangers Football Club 17. Crystal Palace Football Club 18. Burnley Football Club 19. Hull City Football Club 20. Leichster City Football Club

  Setiap klub masing-masing bertanding sebanyak dua kali, sekali di stadion mereka (home stadion) dan sekali lagi di stadion lawan (away stadion), sebanyak 38 pertandingan untuk setiap klub menjadi total 380 pertandingan di liga utama Inggris selama semusim penuh. Tiga klub pada urutan terbawah terdegradasi dan empat klub teratas masuk kompetisi Champions League. Tiga klub teratas masuk secara otomtis, sedangkan urutan ke empat masuk babak play off klub pada urutan ke lima akan masuk kompetisi Europe League untuk memperebutkan piala UEFA (kompetisi Eropa kedua setelah Champions League). Klub pada urutan ke enam dan ketujuh bisa juga masuk kompetisi piala UEFA tergantung pada situasi kompetisi liga lainnya. Sedangakn klub urutan 18-20 akan terdegradasi ke divisi Championship (liga kedua di bawah Liga Inggris) dan akan digantikan oleh klub peringkat 1-2 dari divisi championship yang otomatis promosi serta klub peringkat 3-6 dari divisi championship yang memperebutkan satu tiket yang tersisa untuk berlaga di kompetisi EPL melalui babak Play Of (www.BarclaysPremiereLeague.com).

  Saat ini pemegang hak siar tayangan Liga Inggris Barclays Premiere League (BPL) adalah Indosiar, SCTV (tv lokal), dan Next Media, Orange TV, First Media dan

  

Big TV (televisi berbayar). Bukan fenomena yang aneh lagi jika Liga Inggris begitu di

minati di Indonesia mengalahkan liga-liga lainnya bahkan Liga Indonesia.

  Para pengemar tayangan sepak bola di Indonesia sebagian besar adalah remaja dan anak muda, dan dengan memiliki ketertarikan yang sama dan memiliki klub favorit yang sama masyarakat Indonesia mendirikan perkumpulan-perkumpulan fans sepak bola dalam kelompok-kelompok sesuai dengan klub sepak bola yang di gemari masing masing yang biasa disebut dengan Fans Club (dalam Hinca, 2007).

  Fenomena fans Club di Indonesia sangat pesat dan telah terjadi sejak awal tahun 2000, dan terus berkembang hingga saat ini. Fans Club adalah sekumpulan orang yang memiliki kesukaan yang sama, dan yang paling marak di Indonesia saat ini adakah Fans

  

Club sepak bola. Fans Club sepak bola adalah sekumpulan fans yang memiliki

  ketertarikan terhadap sebuah tim tertentu dan memiliki tujuan yang sama (dalam Hinca,2007).

  Fans Club rata-rata terbentuk atas dasar keinginan untuk bersatu bertukar pikiran.

  Karena jika sekumpulan orang bersatu dengan kesamaan visi yang sama dan hobi yang sama maka akan lebih mudah untuk bersosialisasi. Dan atas dasar ini akan lebih mudah untuk menyamakan keinginan, tujuan, serta untuk menjalin silaturahmi di antara Fans

  Fans Club Sepak bola saat ini sangat banyak di Indonesia, hampir setiap liga

  besar di eropa memiliki Fans Club di Indonesia termasuk juga dengan klub –klub Liga Inggris (EPL). Menurut MISC (Medan Indonesia Suporters Club) Tim seperti

  

Manchester United, Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City dan Totenham

Hotspurs memiliki Fans Club nya sendiri di Indonesia, ada United Indonesia (Fans Club

Manchester United), AIS Arsenal Indonesia Suporters (Fans Club Arsenal FC), CISC

Chelsea Indonesia Suporters Club (Fans Club Chelsea FC), MCIS Manchester City

Indonesia Suporters (Fans Club Manchester City), Big Reds (Fans Club Liverpool FC)

serta Indo Spurs (Fans Club Totenham Hotspurs . Keseluruhan Fans Club ini adalah Fans

Club resmi dan mendapatkan lisensi dan terdaftar dari klub masing-masing.

  Fans Club dalam perjalanannya memiliki berbagai macam agenda seperti

  menonton bersama saat klub bertanding, fun futsal fans club, fun football fans club, menghadiri pertandingan klub baik saat klub kesayangan bertanding di eropa melalui media televisi, ataupun menonton klub bertanding secara langsung di stadion dalam tour Asia tenggara yang dilakukan saat jeda kompetisi. Fans Club juga memiliki agenda lain yang tidak berkaitan dengan sepak bola.

  Sepak Bola adalah olahraga universal dan mayoritas pelaku olah raga adalah pria, namun sepak bola yang merupakan olah raga yang tidak mengenal jenis kelamin tidak selamanya di ciptakan hanya untuk pria, dewasa ini wanita juga mulai mengambil peran dalam olah raga sepak bola bukan hanya sebagai pemain amatir tetapi juga pemain

  

professional , bahkan di Eropa dan negara negara sepakbola maju seperti Amerika Latin

  telah ada kompetisi sepak bola Profesional untuk wanita bahkan FIFA (Federation of

  

International Football Association ) telah mengadakan Piala Dunia untuk wanita dan pada

  edisi terakhir di menangkan oleh wakil Asia yakni Negara Jepang, dan berikutnya Piala Dunia wanita akan di adakan pada tahun 2015 ini dengan Kanada sebagai tuan rumah (www.FIFA.com).

  Di Indonesia wanita menyalurkan ketertarikan mereka terhadap sepakbola dengan menyaksikan tayangan-tayangan sepakbola bahkan tidak jarang yang hadir ke stadion untuk menikmati pertandingan lokal. Banyak dari wanita yang bergabung ke dalam Fans Club untuk memfasilitasi minat dan ketertarikan mereka terhadap tayangan sepak bola. Begitu juga dengan Liga Inggris sebagai liga nomor satu di dunia tentunya mengundang magnet tersendiri bagi para wanita penggemar sepakbola.

  Fenomena Fans Club ternyata tidak hanya menjalar di daerah-daerah yang dekat yang kebanyakan dari fans club Medan adalah perpanjangan tangan dari fans club yang ada dipusat (kebanyakan Ibukota) Seperti CISC (Chelsea Indonesia Suporters Club) regional Medan, United Indonesia Regional Medan, AIS (Arsenal Indonesia Suporters) regional Medan, Big Reds regional dan lain sebagainya. Tidak sedikit dari para Fans Club tersebut beranggotakan wanita sebagai member resminya dan ini merupakan daya tarik tersendiri di kalangan Fans Club dan masyarakat.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Program Tayangan Sepak Bola Liga Inggris Terhadap Tindakan Menonton Di kalangan Babes” dengan judul “Studi Korelasional Antara Program Tayangan Sepak Bola Liga Inggris Terhadap Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Perempuan Anggota Fans Club) CISC (Chelsea Indonesia Suporters

  Club) Regional Medan Dan UI (United Indonesia) Regional Medan”

  1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang dapat di rumuskan adalah: “Sejauh mana pengaruh Program Tayangan Tayangan Sepakbola Liga Inggris Terhadap Tindakan Menonton Di kalangan Babes (Studi Korelasional Antara Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dengan Tindakan Menonton Di Kalangan

  Babes (Perempuan Anggota Fans Club) CISC (Chelsea Indonesia Suporters Club) Regional Medan Dan UI (United Indonesia) Regional Medan).

  1.3 Pembatasan Masalah

  Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan di teliti. Pembatasan masalah yang akan di teliti adalah sebagai berikut: 1. Fokus penelitian yaitu daya tarik wanita pecinta sepak bola (Babes) terhadap Liga Inggris itu sendiri seperti, klub-klub peserta liga, para pemain sepakbola di klub peserta Liga

  Inggris, Kompetisi dan sistem kompetisi liga.

  2. Tindakan terbatas pada unsur kognitif, afektif dan konatif.

  3. Penelitian ini terbatas pada para wanita penggemar sepak bola (Babes) di Fans Club CISC

5. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – April 2015.

1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui bagaimana program tayangan Liga Inggris (BPL) terhadap (Babes) wanita pengemar sepakbola.

  2. Untuk mengetahui bagaimana tindakan para (Babes) wanita penggemar sepakbola terhadap tayangan Liga Inggris (BPL)

  3. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan tayangan Liga Inggris (BPL) terhadap tindakan menonton di kalangan Fans Club di Indonesia terutama di kalangan wanita (babes).

1.5 Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan peneliti dalam bidang komunikasi, khususnya mengenai media televisi.

2. Manfaat Akademis

  Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan memperkaya bahan penelitian dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya bagi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

  3. Manfaat Praktis Penelitian ini di harapkan dapat memberi masukan kepada siapa saja yang tertarik terhadap perkembangan media massa dan tayangan sepak bola.Serta sebagai sarana penulis untuk menyelesaikan kewajiban untuk memenuhi pendidikan strata 1 dan memiliki ketertarikan dengan bidang sepakbola.