DAFTAR ISI - Kajian Yuridis Pelaksanaan Warisan Pada Masyarakat Adat Batak Mandailing Di Padang Lawas

   DAFTAR ISI

  KATA PENGANTAR ....................................................................................... i ABSTRAKSI ................................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR ISTILAH ........................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................ 5 C. Tujuan dan manfaat Penelitian ................................................ 5 D. Keaslian Penulisan ................................................................. 6 E. Metode Penulisan ................................................................... 7 F. Sistematika Penulisan ............................................................. 11 BAB II KAJIAN TENTANG WARISAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT A. Pengertian Warisan Menurut Hukum Islam

  dan Hukum Adat .................................................................... 14

  B. Dasar Hukum Pembagian Warisan Menurut Hukum Islam dan Hukum Adat .................................................................... 21 C. Macam-Macam Ahli Waris Menurut Hukum Islam dan Hukum Adat .................................................................... 35

  D. Sebab-Sebab Terhalangnya Seseorang Mendapatkan Warisan Menurut Hukum Islam dan Hukum Adat ........................................................... 46

  BAB III TANGGUNG JAWAB AHLI WARIS TERHADAP HARTA WARISAN A. Hak dan Kewajiban Ahli Waris .............................................. 51 B. Syarat – Syarat Orang yang Menerima Warisan ...................... 53 C. Cara Pemindahan Hak Kepemilikan Menurut Hukum Islam

  dan Hukum Adat .................................................................... 56

  BAB IV PELAKSANAAN WARISAN PADA MASYARAKAT ADAT BATAK MANDAILING DI PADANG LAWAS A. Hukum Waris yang Hidup dalam Masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas ...................................................................... 80 B. Pelaksanaan Pembagian Harta Warisan yang Berlaku Pada Masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas .............................. 86 C. Penyelesaian Sengketa Warisan Pada Masyarakat Mandailing Di Kabupaten Padang Lawas ...................................................................... 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................... 117 B. Saran ..................................................................................... 118 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 119

DAFTAR ISTILAH

  No Nama-nama Istilah Arti

  1 Olong Ate Pemberian berdasarkan rasa kasih sayang semata.

  2 Uhum Hukum / sanksi.

  3 Ulos na so ra buruk Kain selimut yang tidak mau lapuk.

  4 Saba ulos Pemberian harta warisan kepada anak atau saudara perempuan berdasarkan kasih sayang semata.

  5 Anak boru Seluruh keluarga dari pihak menantu.

  6 Surat tumbaga holing Suatu surat yang tidak nampak tapi dapat dibaca oleh masyarakat.

  7 Bayo pangolin Pengantin laki-laki. Yang dimaksud disini adalah orang tua sengaja menghibahkan sebagian hartanya lebih dahulu kepada anak laki-laki yang bellum menikah untuk dipergunakan kelak biaya perkawinannya.

  8 Horja margondang Acara pesta perkawinan yang dilaksanakan dengan tiga hari tiga malam bahkan ada yang sampai tujuh hari tujuh malam.

  9 Ingot-ingot Tanda ingatan. Yang dimaksud adalah pemberian berupa uang kepada para hatobangun yang hadir untuk selalu ingat atas peristiwa pemberian hibah tersebut. Kalau sudah diberikan ingot-ingot, maka kewajiban para untuk

  hatobangun

  memberitahukan peristiwa penyerahan harta hibah tersebut kepada anak cucunya.

  10 Hatobangun Orang-orang yang dituakan dalam masyarakat. hatobangun ini terdiri dari wakil-wakil ketua setiap kepala-kepala suku.

  11 Dalihan na Tolu Dalihan artinya “tungku”. Na artinya “ yang”, Tolu artinya “tiga”. Jadi Dalihan na Tolu artinya “tungku yang berkaki tiga” yakni tiga buah batu yang yang dipakai sebagai landasan atau tumpuan periuk untuk memasak. Jadi yang dimaksud dengan

  Dalihan na Tolu adalah suatu

  lembaga adat kemasyarakatan yang merupakan suatu kesatuan dari seluruh masyarakat yang memiliki aturan adat tersendiri dalam mengatur berbagai sendi kehidupan yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam mengatasi berbagai benturan hak dan kewajiban.

  12 Harajaon Raja adat atau keturunannya yang masih hidup.

  13 Patik Setiap peraturan yang tidak boleh dilanggar.

  14 Anak Siakkaan Anak pertama.

  15 Bagas Godang Rumah besar atau rumah adat yang dijadikan sebagai tempat rapat adat termasuk sebagai tempat mahkamah persidangan adat.

  16 Ugari Kebiasaan yang diangkat sebagai peraturan selama tidak merusak adat istiadat yang berlaku.

  17 Kahanggi Kerabat dekat dari keluarga

   DAFTAR TABEL TABEL I Jawaban Responden Tentang Pilhan Hukum yang Biasa

  Digunakan dalam Kehidupan Sehari-Hari Oleh Masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas .................................... 85

  TABEL II Jawaban Responden Tentang Pilihan Hukum Masyarakat

  Mandailing di Kabupaten Padang Lawas dalam Melakukan Pelaksanaan Pembagian Warisan ............................................. 98

  TABEL III Jawaban Responden Tentang Alasan Masyarakat Mandailing

  di Kabupaten Padang Lawas dalam Memilih Hukum adat sebagai Pedoman dalam Melakukan Pembagian Warisan ...................... 99

  TABEL IV Jawaban Responden Tentang Pilihan Peradilan dalam

  Penyelesaian Sengketa Warisan Pada Masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas .................................................... 108

  TABEL V Jawaban Responden Mengenai Sanksi Hukum yang Paling Berat

  Dirasakan Oleh Masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas dalam Bidang Pembagian Warisan ................................. 113

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Negara Republik Indonesia terdiri dari beribu–ribu kepulauan yang

  mempunyai berbagai suku Bangsa, Bahasa, Agama dan Adat Istiadat yang memiliki banyak perbedaan dan persamaan. Demikian pula mengenai ketentuan pembagian waris dalam masing–masing suku budaya di Indonesia yang juga memiliki persamaan dan perbedaan. Hukum ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia, karena Hukum Adat Indonesia telah dipatuhi dan di ikuti oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu kala.

  Masyarakat Indonesia didalam kehidupan sehari–harinya sudah hidup dalam suasana hukum adat, sehingga harus disadari bahwa hukum adat tersebut merupakan hukum yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Adat istiadat mempunyai ikatan dan pengaruh yang kuat dalam masyarakat. Kekuatan mengikatnya tergantung pada masyarakat yang mendukung adat istiadat tersebut yang terutama berpangkal tolak

  1 pada perasaan keadilannya.

  Hukum waris sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup kehidupan manusia, sebab setiap manusia pasti akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian.

  1

  Akibat hukum yang selanjutnya timbul, dengan terjadinya peristiwa hukum kematian seseorang, diantaranya ialah masalah bagaimana pengurusan dan kelanjutan hak–hak dan kewajiban–kewajiban seeoarang yang meninggal dunia tersebut. Penyelesaian hak-hak dan kewajiban–kewajiban sebagai akibat

  2 meninggalnya seseorang, diatur oleh hukum waris.

  Hukum waris adat berbeda dengan hukum waris lainnya, seperti dalam hukum waris Islam, Pada masyarakat adat di Indonesia tidak memiliki sifat kekeluargaan yang sama, tetapi dibeberapa daerah mempunyai perbedaan-perbedaan sifat kekeluargaan, yang mana hal ini membawa dampak pada keadaan warisan atau kekayaan dalam masyarakat itu sendiri.

  Hukum waris adat Indonesia sangat dipengaruhi oleh prinsip garis keturunan

  3

  yang berlaku pada masyarakat yang bersangkutan. Hukum adat mengikuti perkembangan dan kemajuan masyarakat, serta dapat pula menerima pengaruh dari berbagai agama dan kebudayaan. agama dan kebudayaan merupakan bagian dari adat istiadat yang ada dalam masyarakat Indonesia, oleh karena itu adanya perbedaan tersebut akan banyak membawa perbedaan pada sistem hukum adat di Indonesia. Perbedaan ini berdampak pada sistem pewarisan yang menganut sistem kekerabatan Patrilineal, seperti di daerah Batak Mandailing mereka berpedoman pada hukum waris adat Batak Mandailing daripada hukum waris Islam.

  Umumnya bagian para ahli waris masih berdasarkan hukum adat walaupun ada bagian ahli waris berdasarkan hukum waris Islam, ayah dan ibu belum termasuk ahli waris utama. Cara pembagian harta warisan pada umumnya langsung

  2 3 Erman Suparman, Hukum Waris Indonesia, Bandung : Refika Aditama, 2007, h. 1 Soerjono Soekanto, Hukum Adat Indonesia, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012, h. 259 melaksanakan musyawarah. Padahal seharusnya ditentukan lebih dahulu bagian masing-masing ahli waris.

  Dalam hukum waris adat, keturunan darah ayah sebagai titik tolak untuk menelusuri orang-orang pewaris. Hubungan keluarga terdekat dan jenis kelamin laki- laki merupakan golongan yang utama untuk mendapatkan hak waris terhadap harta benda, sehingga golongan anak laki–laki beserta turunannya menurut garis vertikal adalah menjadi golongan yang utama.

  Prinsip hukum waris adat batak Mandailing adalah hanya pihak laki-laki saja yang dijadikan sebagai ahli waris, sedangkan pihak perempuan tidak dianggap sebagai ahli waris. Kalaupun ia dapat itu sifatnya sebagai pemberian rasa kasih sayang dari saudara laki–lakinya. Pemberian semacam ini dalam adat dinamakan

  Olong Ate (pemberian berdasarkan rasa kasih sayang semata). Dalam hukum waris adat batak Mandailing anak laki-laki bertanggung jawab melindugi keluarganya.

  Akibat dari pengaruh perkembangan zaman yang menyetarakan kedudukan laki-laki dan perempuan tidak lagi banyak dilakukan hukum adat batak Mandailing tersebut karena sudah merantau dan berpendidikan. Perkembangan ini sangat berpengaruh terhadap semua anak termasuk anak perempuan dalam hal warisan.

  Sehingga adanya persamaan gender dan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Pembagian warisan dalam masyarakat adat batak Mandailing saat ini sudah mengikuti kemauan dari orang yang ingin memberikan warisan. Tetapi bagaimanapun juga, dia akan menghargai asal usul leluhurnya itu. Hanya orang– orang yang tinggal di kampung atau daerahlah yang masih menggunakan hukum

  4 waris adat tersebut. 4 http://rudini76ban.wordpress.com/2009/06/07/pembagian-warisan-dalam-adat-batak/ diakses tanggal 12 September 2014 pukul 18.00 WIB Demikiannya dengan masyarakat adat Padang Lawas dimana mereka juga melaksanakan pembagian warisan memanfaatkan hukum adat setempat dengan tidak mengesampingkan hukum waris Islam yang berlaku, karena memang mereka mayoritas menganut agama Islam. Oleh karenanya pelaksanaan warisan pada masyarakat Padang Lawas tidak sepenuhnya menggunakan hukum waris Islam semata namun juga berpedoman pada hukum adat yang belaku, sehingga perlu dilakukan penelitian mendalam untuk mengetahui status hukum pembagian warisan semacam ini.

  1 http://rudini76ban.wordpress.com/2009/06/07/pembagian-warisan-dalam-adat-batak/ diakses tanggal 12 September 2014 pukul 18.00 WIB

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka terdapat beberapa permasalahan yang perlu diteliti sebagai berikut :

  1. Bagaimana hukum waris yang hidup dalam masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas ?

  2. Bagaimana pelaksanaan pembagian harta warisan yang berlaku pada masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas ?

  3. Bagaimana penyelesaian sengketa warisan pada masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas ?

  C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

  a. Untuk mengetahui hukum waris yang hidup dalam masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas.

  b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembagian harta warisan yang berlaku pada masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas.

  c. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa warisan pada masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas.

2. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis antara lain :

  1. Secara teoritis Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran dibidang ilmu hukum, khususnya dalam disiplin ilmu hukum dibidang hukum waris, baik dari segi penerapannya khususnya tentang penerapan hukum waris adat dan hukum waris Islam pada masyarakat Adat Batak Mandailing di Padang Lawas.

  2. Secara praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang hukum, khususnya hukum waris adat dan hukum waris Islam, sehingga dapat memberikan bahan hukum bagi kalangan yang berminat mempelajarinya.

  D. Keaslian Penulisan

  Berdasarkan penelitian dan penelurusan yang telah dilakukan, baik hasil – hasil penelitian yang sudah ada maupun yang sedang dilakukan di Program Strata Satu (S1) Fakultas Hukum USU Medan, belum ada penelitian yang mengangkat masalah ‘ Kajian Yuridis Pelaksanaan Warisan Pada Masyarakat Adat Batak Mandailing di Padang Lawas “. Adapun penelitian yang terkait dengan pelaksanaan warisan yaitu :

  1. Skripsi yang berjudul : Perbandingan pengalihan hak cipta kepada ahli waris secara pewarisan menurut KUHPerdata dan menurut undang – undang hak cipta, Penelitian ini dilakukan oleh Irwan Dwi H.P.D.Purba.

  2. Skripsi yang berjudul : Kedudukan anak luar kawin dan akibat hukumnya dalam pewarisan menurut hukum perdata (BW) (studi kasus dikantor Catatan Sipil Medan dan Pengadilan Negeri Medan), Penelitian ini dilakukan oleh Sastra Yani Sinaga.

  Berdasarkan hal tersebut diatas, objek kajian dalam penelitian ini merupakan suatu permasalahan yang belum pernah tersentuh secara komprehensif dalam suatu penelitian ilmiah.oleh karenanya penelitian ini adalah asli.

  E. Metode Penelitian

1. Sifat Penelitian dan Metode Penelitian

  Penulisan ini bersifat deskriptif dalam arti tidak bertujuan menguji hipotesa penelitian tetapi memberikan gambaran reaalitas mengenai pelaksanaan warisan pada masyarakat adat batak Mandailing di Padang Lawas. Penelitian ini juga berupaya melakukan pencarian terhadap fakta dengan memberikan interpretasi yang tepat terhadap data dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis dan fakta-fakta mengenai persoalan.

  Metode deskriptif dimaksudkan untuk melukiskan keadaan objek semata-mata apa adanya. Langkah ini diambil sebagai awal yang penting karena menjadi dasar bagi metode pembahasan selanjutnya. Mengingat bahwa pemikiran senantiasa dipengaruhi oleh kondisi setempat, adalah perlu untuk menggambarkan latar belakang social yang relevan dengan judul di atas. Khususnya terhadap pelaksanaan warisan pada masyarakat adat batak Mandailing di Padang Lawas.

  Metode penelitian yang dipakai adalah metode penilitian hukum empiris, karena penelitian empiris merupakan penelitian tentang hukum yang hidup di masyarakat, yang diterapkan atau dilaksanakan oleh anggota masyarakat, permasalahan yang diteliti menyangkut praktek nyata yang dilakukan masyarakat adat batak Mandailing di Padang Lawas terhadap pelaksanaan warisan. Sedangkan pendekatan yang dipakai adalah dengan menggunakan pendekatan yuridis empiris, yakni pendekatan kenyataan hukum masyarakat dengan mempelajari fenomena sosial dalam masyarakat yang tampak aspek hukumnya, mengingat permasalahan utama yang diteliti dan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1) identifikasi terhadap hukum waris yang hidup dalam masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas, 2) pelaksanaan pembagian harta warisan yang berlaku pada masyrakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas, 3) penyelesaian sengketa warisan pada masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas.

  2. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 2 sumber, yaitu data primer dan data sekunder.

  a. Sumber data primer Merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari para responden yang ditetapkan, terdiri dari:

  1. Tokoh agama pada daerah penelitian;

  2. Tokoh adat pada daerah penelitian; 3. Masyarakat adat batak mandailing pada daerah penelitian.

  b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder dimaksudkan adalah data yang diperoleh dari kepustakaan yang berkaitan dengan materi penelitian.

  Dalam hal ini bahan kepustakaan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bahan hukum primer, berupa perundang–undangan yang berkaitan dengan masalah waris seperti hukum adat, kompilasi hukum Islam (KHI), dan lain sebagainya.

  2. Bahan hukum sekunder, berupa hasil–hasil penelitian dari pakar hukum dan para ulama seperti jurnal ilmiah, buku-buku, teori-teori makalah-makalah dan lain- lain.

  3. Bahan hukum tertier, berupa kamus umum serta ensiklopedia.

  3. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara, dimana terdiri dari 9 Kecamatan, dari 9 kecamatan tersebut di ambil satu kecamatan yakni kecamatan Barumun Tengah. Kecamatan Barumun Tengah terdiri dari 39 Desa dan dari 39 Desa tersebut diambil 1 Desa untuk dilakukan survey tentang keadaan wilayah, terutama menyangkut pelaksanaan warisan pada masyarakat adat batak Mandailing di Padang Lawas, maka lokasi penelitian dipilih pada Desa Binanga. Penentuan lokasi di atas didasarkan atas beberapa pertimbangan berikut:

  a. Banyaknya masyarakat Mandailing yang bertempat tinggal di daerah tersebut;

  b. Masyarakat yang tinggal pada daerah tersebut masih kuat menggunakan hukum adat;

  c. Daerah tersebut merupakan wilayah yang memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam.

  4. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penilitian ini adalah Masyarakat Muslim Mandailing di Kabupaten Padang Lawas.

  Prosedur penentuan sampling dalam penelitian kualitatif yang terpenting bagaimana menentukan informan kunci (key informan) atau situasi social tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian. Untuk memilih sampel (didalam hal ini informan kunci atau situasi social) lebih tepat dilakukan secara sengaja (purposive sampling)

  Untuk dapat menjamin keberhasilan pengumpulan data dalam penelitian ini, maka informan dibatasi dan ditentukan oleh mereka yang secara langsung terkait, yaitu pihak tokoh adat, tokoh agama, masyarakat adat batak muslim yang tersebar di wilayah penelitian.

  Sampel penelitian ditentukan berdasarkan purposive sampling, karena penelitian ini dikelompokkan berdasarkan keterlibatan pihak-pihak atas penggunaan hukum adat sebagai pedoman pelaksanaan warisan di daerah penelitian. Penentuan sampel tidak merujuk sesuatu perwakilan formal, tetapi lebih merujuk kepada kesesuaian melalui ciri atau kriteria yang perlu ada pada sampel.

  Adapun jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 6 orang perempuan yang diambil dari masyarakat Desa Binanga dengan syarat sebagai berikut:

  a. Mereka pernah melakukan pembagian warisan di dalam keluarganya;

  b. Mereka bergama Islam tetapi masih menggunakan hukum adat dalam kehidupan sehari-hari, dan c. Mereka merupakan penduduk tetap di Desa Binanga.

F. Sistematika Penulisan

  Suatu penulisan ilmiah perlu dibatasi ruang lingkupnya agar hasil yang akan diuraikan terarah dan data yang diperoleh relevan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Agar materi ini dapat diikuti dan di mengerti dengan baik, maka disusun secara sistematis dalam pembahasan yang semakin meningkat bab per bab. Secara keseluruhan sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

  BAB I : PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan yang menguraikan apa yang menjadi alasan pemilihan skripsi ini, sekaligus merumuskan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan serta memaparkan cara untuk mencapai tujuan pembahasan skripsi ini dan juga membatasi ruang lingkup pembahasan.

  BAB II : KAJIAN TENTANG WARISAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT Bab ini berisikan uraian teoritis secara umum,dimana akan diuraikan mengenai Pengertian Warisan Hukum Islam dan Hukum Adat,Dasar Hukum Pembagian Warisan Menurut Hukum Islam dan Hukum Adat,Macam– Macam Ahli Waris Menurut Hukum Islam dan Hukum Adat, Sebab–Sebab Terhalangnya Seseorang Mendapatkan Warisan. BAB III : TANGGUNG JAWAB AHLI WARIS TERHADAP HARTA WARISAN Bab ini berisikan uraian teoritis secara umum mengenai Hak dan Kewajiban Ahli Waris, Syarat–Syarat Orang Yang Menerima Warisan,Cara Pemindahan Hak Kepemilikan Menurut Hukum Islam dan Hukum Adat. BAB IV : PELAKSANAAN WARISAN PADA MASYARAKAT ADAT BATAK MANDAILING DI PADANG LAWAS Bab ini memuat tentang pembahasan dan hasil penelitian tentang hukum waris yang hidup dalam masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas, cara pelaksanaan pembagian harta warisan yang berlaku pada masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas dan cara penyelesaian sengketa warisan pada masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas.

  BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dan saran yang ditarik berdasarkan apa yang telah dijabarkan secara jelas di dalam BAB Pembahasan. Berdasarkan kesimpulan ini kemudisn diberikan saran yang dianggap dapat memberikan masukan– masukan, minimal untuk memperluas cakrawala pengetahuan dan pemikiran dalam bidang Hukum Waris.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Investasi - Pengaruh Firm Size, Earning Per Share Dan Book To Market Ratio Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Deviden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Yang Terdaftar

0 0 22

KATA PENGANTAR - Pengaruh Firm Size, Earning Per Share Dan Book To Market Ratio Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Deviden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN DAN MODAL VENTURA A. Tinjauan Umum Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian - Pertanggungjawaban Perusahaan Pasangan Usaha Dalam Perjanjian Pembiayaan Pola Bagi Hasil Pada Perusahaan Modal Ventura (Studi Pada Pt. Sarana Sumut Ve

0 1 42

KATA PENGANTAR - Pertanggungjawaban Perusahaan Pasangan Usaha Dalam Perjanjian Pembiayaan Pola Bagi Hasil Pada Perusahaan Modal Ventura (Studi Pada Pt. Sarana Sumut Ventura)

0 0 23

BAB II PERANAN DAN PENGATURAN HUKUM TERHADAP NOTARIS - Pertanggungjawaban Pidana Notaris Dalam Hal Tindak Pidana Pemalsuan Surat Akta Authentik (Studi Putusan Nomor: 40/Pid.B/2013/Pn.Lsm)

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Notaris Dalam Hal Tindak Pidana Pemalsuan Surat Akta Authentik (Studi Putusan Nomor: 40/Pid.B/2013/Pn.Lsm)

0 0 12

BAB II PERAN NEGARA SEBAGAI PEMEGANG SAHAM PADA BUMN YANG SUDAH GO PUBLIC A. Dasar Hukum BUMN Melakukan Go Public - Konflik Kepentingan Negara Sebagai Pemegang Saham Pada Penjualan Saham Bumn Dalam Kejahatan Perdagangan Orang Dalam

0 0 39

Konflik Kepentingan Negara Sebagai Pemegang Saham Pada Penjualan Saham Bumn Dalam Kejahatan Perdagangan Orang Dalam

0 0 30

BAB II PENGATURAN ANAK SEBAGAI PEKERJA BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL A. Pekerja Anak Berdasarkan Hukum Internasional - Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Anak Berdasarkan Hukum Internasional

0 0 20

BAB II KAJIAN TENTANG WARISAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT A. Pengertian Warisan Menurut Hukum Islam dan Hukum Adat 1. Menurut Hukum Islam - Kajian Yuridis Pelaksanaan Warisan Pada Masyarakat Adat Batak Mandailing Di Padang Lawas

0 0 31