BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Pendekatan Scientifi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 PELAKSANAAN TINDAKAN

  4.1.1 Gambaran Sekolah

  Penelitian ini dilaksanakan di kelas V semester II SD Negeri Rejosari 1 Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun ajaran 2014/2015. Lokasi SD Negeri Rejosari 1 cukup strategis karena terletak di dekat jalan raya, mudah dijangkau, dan tempatnya sangat nyaman. Masyarakat disekitar lingkungan sekolah juga sangat ramah dan mempunyai rasa solidaritas yang tinggi. Siswa SD Negeri Rejosari 1 mayoritas berasal dari lingkungan sekitar Desa Rejosari.

  4.1.2 Gambaran Subjek Penelitian

  Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V semester II SD Negeri Rejosari 1 tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 27 siswa, yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Siswa kelas V SD Negeri Rejosari 1 mengalami masalah terhadap hasil belajar mata pelajaran

  IPA yang rendah. Masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu para siswa banyak yang pasif saat mengikuti pembelajaran hanya 5 siswa yang bisa aktif, siswa kurang diberikan kesempatan dalam mengemukakan pendapat sehingga siswa kurang tertarik dan bosan dalam mengikuti pembelajaran, apabila dibentuk kelompok hanya siswa tertentu yang mau bekerja, serta kurang optimalnya guru dalam menggunakan media lingkungan sekitar. Permasalahan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

4.1.2.1 Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA

  Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri Rejosari 1 Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung, terdapat masalah tentang hasil belajar mata pelajaran IPA yang rendah. Data IPA, yang menunjukkan bahwa dari 27 siswa terdapat 15 (55,5 %) siswa yang tidak tuntas, dan terdapat 12 (44 %) siswa yang sudah tuntas dengan nilai rata-rata 60,5. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang aktif dan bosan dengan proses pembelajaran yang selalu sama, serta kurang memiliki sikap tanggungjawab dengan tugas yang diberikan oleh guru.

4.1.2.2 Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPA

  Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V SD Negeri Rejosari 1 kurang inovatif, karena guru hanya mengandalkan buku lembar kerja siswa (LKS), selain itu guru juga kurang dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan ide atau gagasannya pada saat proses pembelajaran berlangsung, kurangnya dalam memberikan contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari, serta kurangnya pemanfaatan media lingkungan sekitar.

  Sehingga saat proses pembelajaran berlangsung siswa menjadi bosan dan hanya diam mendengarkan guru menjelaskan materi. Berdasarkan hal tersebut hasil belajar siswa rendah atau belum sesuai KKM yang sudah ditentukan.

4.1.3 Kondisi Awal

  Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas V SD Negeri Rejosari 1 dengan jumlah 27 siswa. Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi. Selain pengamatan secara langsung peneliti juga mendapatkan data dokumentasi melalui guru kelas. Berdasarkan data dokumentasi yang diperoleh dari guru kelas menunjukkan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil ulangan siswa pada sup pokok bahasan perubahan sifat benda yaitu dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70. Hasil belajar siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pada kondisi awal

  Frekuensi No. Kriteria Presentase Laki-laki Perempuan Jumlah

  1. Tuntas

  5

  7 12 44,5 %

  2. Tidak tuntas

  11

  4

  15 55,5 % Rata-Rata kelas 60,5

  Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 27 siswa terdapat 12 siswa dengan presentase 44,5 % yang sudah sesuai KKM (tuntas) yaitu terdiri dari5 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan, serta terdapat 15 siswa dengan presentase 55,5 % yang mendapat nilai dibawah KKM (tidak tuntas) yaitu terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan, dengan nilai rata-rata kelas 60,5.

  Berdasarkan permasalahan pada hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih rendah, maka dilakukan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Pada penelitian tersebut menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan scientific, yang akan diterapkan melalui dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi dari permasalahan yang ada, sehingga dengan adanya penelitian ini hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran

  IPA dapat meningkat.

4.1.4 Siklus I

  Pelaksanaan siklus I yang telah dilakukan terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan peneliti membuat RPP terlebih dahulu kemudian dikonsultasikan pada guru kelas dan dosen pembimbing, serta menyiapkan alat peraga yang akan digunakan pada saat proses pengajaran di dalam kelas.

  Tahap tindakan pada siklus I dilakukan pada tanggal 19 maret 2015 dan 20 maret 2015, pada jam pelajaran pertama sampai jam pelajaran kedua. Observasi pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas V. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru yang telah dilakukan oleh observer pada siklus I diperoleh data sebagai berikut: a.

  Guru belum mengajak siswa untuk melakukan refleksi pada akhir pembelajaran.

  e.

  Siswa sudah melakukan aturan yang diberikan oleh guru pada saat diskusi dalam kelompok.

  d.

  Pada saat chips yang dimiliki masih ada beberapa siswa yang berbicara membantu temannya.

  c.

  Belum semua aktif saat menjawab pertanyaan dari guru.

  b.

  Siswa terlihat bersemangat saat kegiatan awal pembelajaran, karena diberikan motivasi terlebih dahulu.

  Data hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut: a.

  g.

  Kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan sudah baik, tujuan pembelajaran juga sudah disampaikan.

  Pada saat diskusi kelompok, guru sudah membimbing siswa dalam melakukan diskusi tersebut.

  f.

  Pembentukan kelompok yang dilakukan sudah berjalan dengan baik, guru juga sudah menyampaikan aturan dan membagikan chips.

  e.

  Pada saat kegiatan menanya dan menalar belum terlihat pada proses pembelajaran.

  d.

  Materi yang diberikan sudah cukup baik, sudah memberikan contoh- contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

  c.

  Pada saat siswa melakukan pengamatan isi kantong plastik, sebaiknya kantong plastik di buka dan diusahakan setiap siswa mendapatkan supaya lebih maksimal.

  b.

  Siswa yang pasif kurang mempunyai keberanian dalam mengungkapkan f.

  Siswa tidak mempunyai keberanian untuk bertanya jika ada materi yang belum jelas.

  g.

  Pada kegiatan akhir siswa terlihat tenang dalam mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru.

  Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut: dari 27 siswa terdapat 23 (85,2%) siswa yang sudah mencapai KKM atau tuntas, dan terdapat 4 (14,8%) siswa yang belum mencapai KKM atau tidak tuntas dengan nilai rata-rata kelas 82,9. Pada pelaksanaan siklus I terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai 55, 3 siswa yang mendapatkan nilai 65, 3 siswa yang mendapatkan nilai 70, 2 siswa yang mendapatkan nilai 75, ada 2 siswa yang mendapatkan nilai 80, 5 siswa yang mendapatkan nilai 85, 4 siswa mendapat nilai 90, 3 siswa mendapat nilai 95, dan terdapat 4 siswa yang mendapat nilai 100.

  Berdasarkan data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan belum maksimal karena belum semua siswa mencapai nilai KKM. Untuk itu peneliti harus berusaha supaya pembelajaran yang dilakukan dapat maksimal. Setelah memperoleh data dari pembelajaran siklus I, kemudian peneliti melakukan refleksi. Hasil refleksi yang diperoleh adalah sebagai berikut: a.

  Peneliti hendaknya mengoptimalkan pelaksanaan proses pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan scientific agar siswa dapat dengan mudah dalam memahami materi yang diajarkan, sehingga hasil yang dicapai juga maksimal.

  b.

  Nilai yang dicapai pada pelaksanaan sikus I sudah ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai sebelum diadakan penelitian, walaupun hasil yang dicapai belum maksimal.

  c.

  Peneliti sebaiknya melakukan pertemuan dengan siswa-siswa yang tidak masuk sekolah, supaya mereka paham dengan materi yang diajarkan dan

  Dari hasil refleksi pada pelaksanaan siklus I, maka dalam membuat perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran untuk siklus II harus diperbaiki, sehingga mencapai hasil yang maksimal.

4.1.5 Siklus II

  Penelitian pada siklus II dilakukan pada tanggal 26 maret 2015 dan 27 maret 2015, pada jam pelajaran pertama sampai jam pelajaran kedua. Tahapan yang dilakukan pada siklus II sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Tetapi secara teknis dalam pelaksanaannya guru berpedoman pada hasil refleksi pada siklus I.

  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan guru pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: a.

  Kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan sudah baik, tujuan pembelajaran juga sudah disampaikan.

  b.

  Pada saat kegiatan mengamati sudah baik, guru sudah memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk mengamati dan memegang.

  c.

  Materi yang diberikan sudah baik, sudah memberikan banyak contoh- contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

  d.

  Pada saat kegiatan menanya sudah baik, sudah terlihat jelas dan tidak tergesa-gesa untuk ke langkah selanjutnya.

  Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan siswa selama proses pembelajaran siklus II dapat diperoleh data sebagai berikut: a.

  Siswa terlihat siap dan bersemangat saat mengikuti proses pembelajaran.

  b.

  Seluruh siswa sangat aktif dan antusias dalam mengungkapkan ide atau gagasannya dan menghabiskan chips.

  c.

  Siswa sudah mempunyai keberanian untuk bertanya jika ada materi yang belum jelas.

  d.

  Siswa mampu merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru.

  e.

  Siswa aktif dalam mengambil kesimpulan pada kegiatan akhir

  Berdasarkan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: dari 27 siswa terdapat 27 (100%) siswa sudah mencapai KKM dengan nilai rata-rata kelas 90,1. Perolehan nilai hasil belajar siswa yang didapat pada pelaksanaan siklus II yaitu terdapat 1 siswa mendapatkan nilai 70, 4 siswa yang mendapatkan nilai 80, 5 siswa yang mendapat nilai 85, 6 siswa yang mendapatkan nilai 90, 4 siswa yang mendapatkan nilai 95, dan terdapat 7 siswa yang mendapatkan nilai 100.

  Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sudah lebih baik jika dibandingkan dengan pelaksanaan pada siklus I, hal ini dapat dilihat dari nilai ketuntasan yang dicapai siswa pada proses pembelajaran. Selesai pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini, selanjutnya diadakan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Dari hasil refleksi diperoleh data sebagai berikut: a.

  Proses pembelajaran yang berlangsung sudah sesuai dengan rencana, dan siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.

  b.

  Siswa sudah mempunyai keberanian dalam menyampaikan pendapatnya c. Hasil belajar yang dicapai siswa sudah ada peningkatan dibandingkan dengan pelaksanaan pada siklus I.

  Dari data dan hasil refleksi yang diperoleh pada siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dengan judul upaya peningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan scientific pada siswa kelas V semester II SD Negeri Rejosari 1 tahun ajaran 2014/2015 dapat membuktikan hipotesis dalam penelitian ini.

4.2 HASIL ANALISIS DATA

4.2.1 Hasil Analisis Data Siklus I

  Analisis data pada siklus I dilakukan pada soal evaluasi siklus I yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Hasil analisis data pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil belajar siswa pada siklus I

  Frekuensi No

  Kriteria Persentase

  Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Tuntas

  13

  10 23 85,2 % 2. Tidak Tuntas

  3

  1 4 14,8% Rata-rata Kelas 82,9 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah

  55 Berdasarkan tabel 4.2 ditunjukkan bahwa pada pelaksanaan siklus I dari 27 siswa terdapat 23 siswa yang sudah mencapai KKM (tuntas) yaitu terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan dengan persentase 85,2 %, serta terdapat 4 siswa yang belum mencapai KKM (tidak tuntas) yaitu terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan dengan persentasi 14,8 % dengan nilai rata-rata 82,9.

  Pada pelaksanaan siklus I ini terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai 55, 3 siswa yang mendapatkan nilai 65, 3 siswa yang mendapatkan nilai 70, 2 siswa yang mendapatkan nilai 75, ada 2 siswa yang mendapatkan nilai 80, 5 siswa yang mendapatkan nilai 85, 4 siswa mendapat nilai 90, 3 siswa mendapat nilai 95, dan terdapat 4 siswa yang mendapat nilai 100.

  Hasil belajar pada siklus I sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan

  scientific , walaupun masih ada 4 siswa yang mendapatkan nilai dibawah perbandingan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal yaitu 60,5 menjadi 82,9 pada siklus I.

  Berdasarkan hasil tersebut maka akan dilakukan siklus II, karena pada siklus I ini belum mencapai keberhasilan 100%, yang berarti bahwa belum semua siswa mencapai nilai ≥ 70.

4.2.2 Hasil Analisis Data Siklus II

  Hasil analisis data yang dilakukan pada soal evaluasi siklus II pada siswa kelas V SD Negeri Rejosari 1 dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan scientific telah mencapai keberhasilan belajar. Karena pada siklus II ini sudah 100% atau 27 siswa mencapai nilai ≥ 70 atau KKM. Keberhasilan belajar tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil belajar siswa pada siklus II

  Frekuensi No Kriteria

  Persentase Laki-laki Perempuan Jumlah

  1. Tuntas

  16

  11 27 0 %

  2. Tidak Tuntas 100 %

  Rata-rata Kelas 90,1 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah

  70 Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai rata-rata pada siklus II adalah 90,1. Perolehan nilai hasil belajar siswa yang didapat pada pelaksanaan siklus II yaitu terdapat 1 siswa mendapatkan nilai 70, 4 siswa yang mendapatkan nilai 80, 5 siswa yang mendapat nilai 85, 6 siswa yang mendapatkan nilai 90, 4 siswa yang mendapatkan nilai 95, dan terdapat 7 siswa yang mendapatkan nilai 100.

  Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sudah lebih baik jika dibandingkan dengan pelaksanaan siklus II. Penelitian tindakan kelas ini tidak perlu dilanjutan ke siklus berikutnya karena penelitian pada siklus II sudah berhasil tuntas, yaitu sudah 10 0% siswa mencapai nilai ≥ 70.

4.3 PERBANDINGAN HASIL PEMBELAJARAN KONDISI AWAL, SIKLUS I, DAN SIKLUS II

  Pada perbandingan hasil pembelajaran ini akan dipaparkan data tentang peningkatan hasil belajar pada kondisi awal sebelum diadakan penelitian, siklus I, dan siklus II. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Peningkatan hasil belajar

  Peningkatan Hasil Belajar Kondisi Awal Siklus I Siklus II

  No Kriteria Jumlah Jumlah Jumlah

  (%) (%) (%) Siswa Siswa Siswa

  1 Tuntas 12 44,5% 23 85,2% 27 100%

  2 Tidak Tuntas 15 55,5% 4 14,8% Rata 60,5 82,9 90,1

  • –Rata Nilai Tertinggi

  75 100 100 Nilai Terendah

  35

  55

  70 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan scientific dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejosari 1 Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 yaitu perbandingan hasil belajar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II.

  Pada kondisi awal sebelum diadakan tindakan menunjukkan bahwa dari keseluruhan siswa yang berjumlah 27 hanya 12 siswa yang nilainya mencapai KKM dan terdapat 15 siswa yang belum mencapai KKM, dengan nilai rata- diadakan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan scientific.

  Pada pelaksanaan tindakan siklus I terdapat 23 siswa yang sudah mencapai KKM dengan persentase 85,2 %, serta terdapat 4 siswa yang belum mencapai KKM dengan persentasi 14,8 %. Rata-rata nilai pada siklus I yaitu 82,9.

  Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I menunjukkan bahwa pada siklus I belum semua siswa mencapai nilai ketuntasan, sehingga peneliti perlu mengadakan tindak lanjut dengan pelaksanaan siklus II.

  Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus II menunjukkan bahwa dari 27 siswa terdapat 27 siswa yang sudah mencapai KKM dengan presentase 100%. Dari data tersebut terbukti bahwa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan

  scientific dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V semester II SD Negeri Rejosari 1 tahun ajaran 2014/2015.

4.4 PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas V SD Negeri Rejosari 1 ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA rendah. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain yaitu para siswa banyak yang pasif saat mengikuti pembelajaran hanya 5 siswa yang bisa aktif, siswa kurang diberikan kesempatan dalam mengemukakan pendapat sehingga siswa kurang tertarik dan bosan dalam mengikuti pembelajaran dan apabila siswa dibentuk dalam belajar kelompok, hanya anak-anak tertentu saja yang mengerjakan. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Rejosari 1 semester II tahun ajaran 2014/2015 melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan

  scientific.

  Dari tindakan penelitian yang sudah dilakukan, terdapat peningkatan hasil melalui perbandingan hasil belajar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan menunjukkan bahwa dari 27 siswa terdapat 15 (55,5%) siswa yang belum mencapai KKM dan terdapat 12 (44,5%) siswa yang mendapat nilai KKM atau tuntas, dengan nilai rata-rata 60,5. Setelah dilakukan tindakan siklus I, terdapat peningkatan hasil belajar siswa yaitu dari 27 siswa terdapat 23 (85,2%) siswa yang telah mendapat nilai KKM dan 4 (14,8%) yang mendapat nilai dibawah KKM, dengan rata-rata 82,9. Walaupun sudah mengalami peningkatan pada pelaksanaan siklus I, tetapi hasil tersebut belum mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan.

  Sehingga perlu diadakan tindakan siklus II. Hal tersebut disebabkan karena pada pembelajaran siklus I, guru belum melaksanakan semua tahapan yang terdapat pada pendekatan scientific, siswa belum semuanya mengerti tentang aturan kerja kelompok dengan penggunaan teknik kancing gemerincing, dan belum semua siswa berani mengeluarkan ide atau gagasannya.

  Pelaksanaan siklus II dilakukan dengan memperbaiki kekurangan berdasarkan refleksi dari pembelajaran siklus I. Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus II terdapat peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA yang signifikan. Dari 27 siswa terdapat 27 (100%) siswa yang sudah mendapat nilai KKM. Berdasarkan refleksi pada siklus II mendapatkan hasil bahwa peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya guru dan siswa sudah melakukan semua tahapan yang terdapat pada model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dan pendekatan scientific, sehingga selama pembelajaran semua siswa menjadi aktif, antusias, tidak bosan, percaya diri, berani mengkomunikasikan pendapat atau ide yang dimiliki, serta pada saat dibentuk kelompok dengan aturan yang ada siswa dapat berdiskusi dengan baik karena semua anggota kelompok mempunyai tanggungjawab untuk ikut berkontribusi dalam menyelesaikan tugas yang diperoleh dengan menghabiskan chips yang dimiliki. Hal tersebut sesuai dengan prinsip dari pendekatan scientific yang dipaparkan oleh para ahli. Seperti Sani dan Kurniasih (2014:34) prinsip siswa dan mengajar guru, pembelajaran menjadi aktif, pembelajaran berpusat pada siswa, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam mengkomunikasikan. Selain itu juga sesuai dengan kelebihan dari teknik kancing gemerincing yang dipaparkan oleh Lie (2004: 63) yaitu memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.

  Peningkatan hasil belajar dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dan pendekatan scientific sesuai dengan pendapat Sani dan Kuniasih (2014: 35) bahwa dengan penggunaan pendekatan scientific dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  Berdasarkan pencapaian hasil belajar pada mata pelajaran IPA siklus II maka dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran tipe kancing gemerincing dengan pendekatan scientific dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester II SD Negeri Rejosari 1 tahun ajaran 2014/2015. Hal tersebut sesuai atau sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Riski Astuti (2012) y ang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Teknik Kancing Gemerincing Pada Mata Pelajaran Sains di Kelas 5 SD Negeri 020270 Binjai Timur Tahun Ajaran 2011/2012

  ” bahwa dari pemberian tindakan dengan pembelajaran menggunakan teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Realistic Mathematic Education dan Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas III SD Gugus Pangeran Dipon

0 0 42

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Realistic Mathematic Education dan Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas III SD Gugus Pangeran Diponegoro Bringin

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Realistic Mathematic Education dan Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas III SD Gugus Pangeran Diponegoro Bringin

0 0 127

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 86

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Pendekatan Scientific pada Siswa Kela

0 0 17

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Pendekatan Scientific pada Siswa

0 0 9