BAB II PROFIL KABUPATEN LANGKAT DAN DPC PDI PERJUANGAN KABUPATEN LANGKAT A. Sejarah Ringkas Pemerintahan Kabupaten Langkat - Pengaruh Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Terhadap Sosialisasi Ideologi Partai Dalam Kampanye (StudiPada : DPC Partai PDI Perjua

BAB II PROFIL KABUPATEN LANGKAT DAN DPC PDI PERJUANGAN KABUPATEN LANGKAT A. Sejarah Ringkas Pemerintahan Kabupaten Langkat Pada masa pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berupa Keresidenan dan Kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang

  disebut dengan Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten.Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang asli (pribumi) berada ditangan pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut dijaabat oleh:

1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892 2.

  Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah 1893-1927 3.

  Sultan Mahmud 1927-1945/46 Dibawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur

  Pemerintahan disebut Luhak dan dibawah Luhak didebut Kejuruan (Raja kecil) dan Distrik, secara berjenjang disebut dengan Penghulu Balai (Raja kecil karo) yang berada di desa.

  Pemerintahan Luhak dipimpin oleh Pangeran, Pemerintahan Kejuruan dipimpin oleh seorang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin oleh seorang kepala Distrik, dan untuk jabatan kepala kejuruan/Datuk harus dipegang oleh penduduk asli yang pernah menjadi raja di daerahnya. Pemerintahan Kesultanan di Langkat dibagi atas 3 (tiga) kepala Luhak, yaitu :

  1. Luhak Langkat Hulu, yang berkedudukan di Binjai dipimpin oleh T.Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri dari 3 kejuruan dan 2 distrik.

  2. Luhak Langkat Hilir, yang berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin oleh Pangeran Tengku Jambak/T.Pangeran Ahmad. Wilayah ini terdiri dari 2 kejuruan dan 4 distrik.

  3. Luhak Teluk Haru, berkedudukan di Pangkalan Brandan dipimpin oleh Pangeran Tumenggung (Tengku Djakfar). Wilayah inni terdiri dari 1 kejuruan dan 2 distrik.

  Awal 1942, kekuasaan pemerintahan Kolonial Belanda beralih ke Pemerintahan Jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan, hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh Syucokan.Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco.Kekuasaan Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17-08-1945.

  Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia Sumatera dipimpin oleh seorang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya dijabatoleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati.

  Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer belanda I,dan II< dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur (NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Berandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah.

  Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secaar administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit. Mengingat luas kabupaten Langkat, maka Kabupaten Langkat dibagi menjadi 3 kewedaan yaitu : 1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai.

  2. Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura.

  3. Kewedanan Langkat Teluk Haru berkedudan di Panagkalan Berandan.

  Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Asisten Wedana (Camat) sebagai perangkat akhir. Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dipegang oleh seorang Care Taher (Pak Wongso) dan selanjutnya oleh Sutikno yang pada waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat.

  Dan secara berturut-turut jabatan Bupati Kdh.Tingkat II Langkat dijabat oleh : 1.

  T. Ismail Ashwin 1967-1974 2. HM. Iscad Idris 1974-1979 3. R. Mulyadi 1979-1984 4.

H. Marzuki Erman 1984-1989

5. H. Zulfirman Siregar 1989-1994 6.

  Drs. H. Zulkifli Harahap 1994-1998 7.

  H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH 3-9-1998s/d 20-2-1999 8.

  H. Syamsul Arifin, SE 1999-2009 9. Ngoggesa Sitepu 2009-sekarang

  Untuk melaksanakan pembangunan yang merata, Kabupaten Langkat dibagi atas 3 wilayah pembangunan, yaitu :

1. Wilayah Pembangunan I (Langkat Hulu) meliputi, : a.

  Kecamatan Bahorok dengan 18 desa dan 1 kelurahan

  b. Kecamatan Serapit dengan 10 desa c.

  Kecamatan Salapian dengan 16 desa dan 1 kelurahan d.

  Kecamatan Kutambaru dengan 8 desa e. Kecamatan Sei Bingai dengan 15 desa dan 1 kelurahan f. Kecamatan Kuala dengan 14 desa dan 2 keluarahan

  g. Kecamatan Selesai dengan 13 desa dan 1 kelurahan h.

  Kecamatan Binjai dengan 6 desa dan 1 kelurahan 2. Wilayah Pembangunan II (Langkat Hilir) a.

  Kecamatan Stabat dengan 6 desa dan 6 kelurahan b.

  Kecamatan Wampu dengan 13 desa dan 1 kelurahan c. Kecamatan Batang Serangan dengan 7 desa dan 1 kelurahan d.

  Kecamatan Sawit Seberang dengan 6 desa dan 1 kelurahan e. Kecamatan Padang Tualang dengan 12 desa dan 1 kelurahan f.

  Kecamatan Hinai dengan 12 desa dan 1 kelurahan g.

  Kecamatan Secanggang dengan 16 desa dan 1 kelurahan h. Kecamatan Tanjung Pura dengan 18 desa dan 1 kelurahan 3. Wilayah pembangunan III (Teluk Haru), meliputi : a.

  Kecamatan Gebang dengan 10 desa dan 1 kelurahan b.

  Kecamatan Babalan dengan 4 desan dan 4 kelurahan c. Kecamatan Sei Lepan dengan 9 desa dan 5 kelurahan d.

  Kecamatan Berandan Barat dengan 5 desa dan 2 kelurahan e. Kecamatan Pangkalan Susu dengan 9 desan dan 2 kelurahan f. Kecamatan Pematang Jaya dengan 8 desa.

  Tipa-tiap wilayah pembangunan dipimpin oleh seorang pembantu Bupati. Disamping itu dalam melaksanakan otonomi daerah Kabupaten Langkat dibantu atas dinas-dinas otonom, Instansi pusat baik Departemen maupun non Depertemen yang kesemuanya merupakan pembantu-pembantu Bupati dalam melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan dan pembangunan.

  B. Gambaran Umum Kabupaten Langkat

  Kabupaten Langkat merupakan salah satu daerah yang berada di Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Langkat berada pada 3

  14’ 00’’ - 4 13’ 00’’ Lintang Utara, 97

  52’ 00’’ - 98 45’ 00’’ Bujur Timur dan 4-105 m dari

  2

  permukaan laut. Kabupaten Langkat menempati area seluas ± 6.263,29 Km

  (626.329 Ha) yang terdiri dari 23 Kecamatan dan 240 Desa serta 37 Kelurahan Definitif.

  15 Secanggang 231,19 3,69

  2

  atau 17 ,59 persen didikuti kecamatan Batang Serangan dengan luas 899,38 km

  2

  Berdasarkan tabel diatas, luas daerah menurut kecamatan di Kabupaten Langkat luas daerah terbesar adalah kecamatan Bahorok dengan luas 1.101,83 km

  Sumber : BPS Kabupaten Langkat

  23 Pematang Jaya 209,00 3,34 Langkat 6263,29 100,00

  22 Pangkalan Susu 151,35 2,42

  21 Besitang 720,74 11,5

  20 Brandan Barat 89,80 1,43

  19 Sei Lepan 280,68 4,48

  18 Babalan 76,41 1,22

  17 Gebang 178,49 2,85

  16 Tanjung Pura 179,61 2,87

  14 Hinai 105,26 1,68

Tabel 2.1 Luas Daerah Menurut Kecamatan Tahun 2013 No. Kecamatan Luas Kecamatan Ratio Terrhadap Total

  13 Padang Tualang 221,14 3,53

  12 Sawit Seberang 209,10 3,34

  11 Batang Serangan 899,38 14,36

  10 Wampu 194,21 3,10

  9 Stabat 108,85 1,74

  8 Binjai 42,05 0,67

  7 Selesai 167,73 2,68

  6 Kuala 206,23 3,29

  5 Sei Bingai 333,17 5,32

  4 Kutambaru 236,84 3,78

  3 Salapian 221,73 3,54

  2 Serapit 98,50 1,57

  1 Bahorok 1101,83 17,59

  atau 14,36 persen. Sedangkan luas daerah terkecil adalah kecamatan Binjai

  2

  dengan luas 42,05 km atau 0,67 persen dari total luas wilayah kabupaten Langkat.

  Wilayah kabupaten Langkat memiliki batas-batas wilayah, adapun batas- batas tersebut adalah area Kabupaten Langkat di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh dan Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo, di sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Aceh, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kota Binjai.

  Kabupaten Langkat dipimpin oleh seorang Bupati, Ngogesa Sitepu melalui pemilu Kada Kabupaten Langkat tahun 2009 dan memenangkan pemilu Kada periode selanjutnya dan menjabat sebagai Bupati Kabupaten Langkat hingga sekarang. Pada April 2009 diadakan pemilu untuk memilih wakil rakyat di DPR Pusat, DPRD Provinsi, dan DPRD Kab/Kota. Jumlah partai yang ada bertambah dari 24 partai padapemilu tahun 2004 menjadi 44 partai tahun 2009, yang terdiri dari 6 partai lokal dan 38 partai nasional.

  Pemilu 2009 menunnjukkan bahwa perolehan suara Partai Golongan Karya (Golkar) yang mendominasi pemilu dari tahun 2004 tergeser oleh Partai Demokrat. Dari 38 partai peserta Pemilu tahun 2009 ada 5 partai yang menonjol dalam perolehan suara, yaitu Partai Demokrat, PDIP, Partai Golkar, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Persatuan Pembangunan.

  Jumlah suara sah yang diperoleh untuk organisasi peserta pemilu di Kabupaten Langkat sebanyak 430.162 suara. Untuk 5 partai terbesar sebanyak 248.551 suara dengan rincian 103.638 suara untuk Partai Demokrat atau 24,09 persen; 50.403 suara untuk partai PDI-P tau 11,72 persen; 43.444 suara untuk Partai Golkar atau 10,10 persen; 26.656 suara untuk PBB atau 6,20 persen; dan 24.410 untuk PPP atau 5,67 persen dari perolehan suara.

  Dari hasil pemilu legislatif tahun 2009 ada 50 orang wakil rakyat yang duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Langkat dengan rincian 12 orang dari Partai Demokrat, 6 orang dari partai PDI-P, 6 orang dari partai Golkar, 4 orang dari PBB, 4 orang dari PAN, 4 orang dari Hanura, 3 orang dari PKPB, 3 orang dari PKS, 3 orang dari PPP, 2 orang dari Gerindra, dan masing-masing 1 orang dari PDK, PKB, PDP.

  Sedangkan pada pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Langkat setidaknya terdapat 12 partai politik nasinal yang ikut dalam perebutan 50 kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Langkat. Keduabelas partai tersebut adalah Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Adapun perolehan suara dan jumlah kursi yang diperoleh masing-masing partai ditunjukkan dalam tabel berikut:

  Tabel 2.2

Perolehan Suara Dan Kursi DPRD Masing-Masing Partai Politik

Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014.

  9 PKS 3 23.030

  Tabel 2.3

Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten Langkat

No. Daerah Pemilihan Kecamatan

  Adapun pada pemilu legislatif tahun 2014, wilayah Kabupaten Langkat dibagi menjadi lima daerah pemilihan. Pembagian wilayah daerah pemilihan tersebut terlihat pada tabel dibawah ini.

  Berdasarkan data-data diatas, partai PDIP selalu menempati posisi 5 besar perolehan suara dan kursi terbanyak pada pemilu legislatif di kabupaten langkat.Terkhusus pada pemilu legislatif tahun 2014, setidaknya partai PDIP menempati posisi ketiga perolehan suara terbanyak, dan berhasil mengantarkan 6 lalegnya menuju kursi DPRD Kabupaten Langkat.

  Sumber : KPU Kabupaten Langkat

  11 PKB 2 23.613 Jumlah - 50 -

  10 PAN 2 29.563

  8 PPP 3 24.934

  No Partai Politik Jumlah Kursi Jumlah Suara

  7 PBB 3 26.144

  6 Hanura 3 39.061

  5 Nasdem 4 38.891

  4 Gerindra 5 52.932

  3 PDIP 6 54.290

  2 Demokrat 8 76.037

  1 Golkar 11 101.936

  1 Langkat 1 Batang Serangan, Secanggang, Stabat,

  Wampu

  2 Langkat 2 Babalan, Besitang, Brandan Barat, Pangkalan Susu, Pematang Jaya, Sei Lepan

  3 Langkat 3 Gebang, Hinai, Padang Tualang, Sawit Seberang, Tanjung Pura

  4 Langkat 4 Binjai, Selesai, Sirapit

  5 Langkat 5 Bahorok, Kuala, Kutambaru, Salapian, Sei Bingei.

  Sumber : KPU Kabupaten Langkat

  Daerah pemilihan Langkat 2 dan Langkat 3 merupakan wilayah daerah pemilihan terbesar, dimana masing masing daerah pemilihan memiliki 12 alokasi kursi DPRD Kabupaten Langkat. Daerah Pemilihan Langkat 1, Langkat 4 dan Langkat 5 masing-masing memiliki 11, 7,dan 8 alokasi kursi DPRD Kabupaten Langkat.

  Selanjutnya penduduk di Kabupaten Langkat, berdasarkan angka Sensus Penduduk Tahun 2010, Pendududuk Kabupaten Langkat berjumlah 967.535 jiwa

  2

  dengan kepadatan penduduk sebesar 154.48 jiwa per Km . Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Langkat pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2000 adalah sebesar 0,88 persen per tahun. Pada tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Langkat bertambah menjadi 978.734.

  Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun1999-2013

No. Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah

  1 1999 449 800 434 900 884 700 2 2000 448 385 440 569 888 954 3 2001 462 741 454 159 916 900 4 2002 466 656 459 413 926 069 5 2003 480 398 464 182 944 580 6 2004 483 462 471 886 955 348

  7 2005 491 424 479 009 970 433 8 2006 513 461 500 388 1 013 849 9 2007 513 651 513 763 1 027 414 10 2008 521 484 521 039 1 042 523 11 2009 529 296 528 472 1 057 768 12 2010 487 676 479 859 967 535 13 2011 492 271 484 311 976 582 14 2012 492 424 484 461 976 885 15 2013 492 783 485 951 978 734

  Sumber : BPS Kabupaten Langkat

  Jumlah penduduk terbanyak terdapat di kecamatan Stabat, yaitu sebanyak 83.273 jiwa dengan kepadatan penduduk 765.03 per Km

  2

  , sedangkan penduduk paling sedikit berada di kecamatan Pematang Jaya sebesar 13.131 jiwa.

  Berdasarkan tabel diatas jumlah penduduk Kabupaten Langkat per jenis kelamin lebih banyak laki-laki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2013 jumlah penduduk laki-laki sebesar 492.783 jiwa sedangkan penduduk perempuan sebanyak 485.951 jiwa dengan rasio jenis kelamin 101,41 persen.

Tabel 2.5 Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Pendidikan Di Kabupaten Langkat Tahun 2013 Pencari Kerja Sarjana Diploma SLTA SLTP SD

  Jumlah 880 574 1.709 317

  96 Sumber : BPS Kabupaten Langkat Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kabupaten Langkat pada tahun 2013 sebanyak 3.576 orang, yang terdiri dari 1.248 tenaga kerja laki-laki dan

  2.328 perempuan. Pencari kerja yang terdaftar tersebut paling banyak mempunyai tingkat pendidikan SLTA sebnayak 1.709 orang atau 47,79 persen. Sarjana 24,61 persen, diploma 16,05 persen, SLTP 8,86 persen dan SD sebnyak 2,86 persen.

  Penyediaan sarana fisik pendidikan dan jumlah tenaga guru yang memadai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi sekolah penduduk.Berikut merupakan gambaran yang jelas tentang jumlah sekolah, guru, dan murid pada tahun ajaran 2013/2014 dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan tingkat menengah.

Tabel 2.6 Jumlah Sekolah, Guru Dan Murid Di Kabupaten Langkat No. Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah Jumlah Guru Jumlah Murid

  1 TK 81 316 4.098

  2 SD 618 7.703 111.796

  3 SLTP 154 3.082 37.681

  4 SLTA 64 1.820 16.365

  5 SMK 50 1570 16.664

  Sumber : BPSKabupaten Langkat

  Di Kabupaten Langkat, rasio murid terhadap sekolah pada tahun 2013/2014 dapat dijelaskan sebagai berikut :

   Rasio murid SD terhadap sekolah adalah 181,90. Hal ini menunjukkan bahwa tiap sekolah dasar rata-rata memiliki 181 murid. Rasio tertinggi dijumpai pada Kecamatan Stabat yaitu 276 orang murid per sekolah, sedangkan rasio terendah dijumpai pada Kecamatan Selesai yaitu 114 orang murid per sekolah.

   Rasio murid SLTP terhadap sekolah adalah 244,68. Hal ini berarti bahwa tiap SSLTP rata-rata memiliki 245 murid. Rasio tertinggi dijumpai pada

  Kecamatan Gebang yaitu 425 murid persekolah dan rasio terendah dijumpai pada Kecamatan Sirapit yaitu 116 murid per sekolah.

   Rasio murid SLTA terhadap sekolah adalah 255,70 murid per sekolah. Hal ini berarti bahwa tiap SLTA rata-rata memiliki 256 murid. Rasio tertinggi dijumpai pada Kecamatan Gebang yaitu 665 murid per sekolah dan rasio terendah dijumpai pada Kecamatan Sirapit yaitu 52 murid per- sekolah,sedangkan di kecamatan Kutambaru dan Pematang Jaya mempunyai rasio 0. Sarana kesehatan di tingkat kecamatan dan pedesaaan di Kabupaten Langkat cukup memadai. Pada tahun 2013 tercatat ada 30 buah Puskesmas, 167 Puskesmas Pembantu, dan 1308 Pos Yandu yang tersebar di setiap kecamatan. Tenaga medis pemerintah yang tersedia di Kabupaten Langkat ada 192 dokter umum, 61 dokter gigig, dan 14 dokter spesialis. Sementara itu tenaga medis lain seperti bidan ada 935 orang.

  Jumlah sarana ibadah bagi umat beragama di Kabupaten Langkat cukup memadai jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Pada tahun 2013 jumlah Mesjid ada 1.067 buah, Mushollah dan Langgar ada 1.069 buah, Gereja 357 buah, Kuil ada 30 buah dan Vihara 25 buah.

  C. Gambaran Umum Partai PDI Perjuangan

  Lahirnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) tidak bisa dilepaskan dari konflik yang terjadai dalam tubuh Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menguatnya sosok Megawati Soekarnoputri di panggung politik.

  PDI lahir pada 10 januari 1973, sebagai fusi dari 5 partai politik (parpol) pasca pemilu tahun 1971, yang tergabung dalam Kelompok Demokrasi Pembangunan. Kelima parpol itu adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Murba, Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik. Berfusinya kelima parpol memang tak lepas dari peranan pemerintah yang berupaya menjalankan agenda politik memperkecil jumlah parpol dengan alasan untuk lebih mudah mengendalikan stabilitas politik.

  Para deklarator PDI yang terlibat pada saat fusi itu antara lain: Mohamad Isnaeni dan Abdul Madjid (PNI), Ben Mang Reng Say dan FS Wingnyo Sumarsono (Partai Katolik), Sabam Sirait dan A.Wenas (Parkindo), S Murbantoko dan Djon Pakan (Partai Murba) sementara dari IPKI diwakili Achmad Sukmadidjaja dan MH Sadri. Namun dikemudian hari, pada 11 Oktober 1994,

  IPKI menyatakan diri kembali kepada jati diri ormas yang independen, non politik dan non afiliasi.

  Pada rapat pertama lima pimpinan parpol, Mohamad Isnaeni Ketua PNI terpilih menjadi Ketua Umum PDI yang pertama. Susunan kepengurusan Partai Demikrasi Indonesia pada saat itu terdiri dari 25 anggota MPP (Majelis Pimpinan Pusat) dan 11 DPP (Dewan Pimpinan Pusat) termasuk Ketua Umum, 5 Ketua dan 4 Sekjen.

  Ragam konflik yang terjadi dalam lima tahun pertama berdirinya PDI pada dasarnya menjadi ciri khas dinamika internal PDI yang berkelanjutan pada waktu - waktu sesudahnya. Satu dekade setelahnya, PDI masih terus direpotkan oleh pertentangan diantara jajaran elit partai.Ketua Umum PDI saat itu Soerjadi, ditentang oleh kelompok Achmad Subagyo yang membuat manuver politik dengan membentuk DPP perlihan pada 21 Agustus 1991.Perjalanan konflik terus berlanjut hingga terselenggaranya Kongres PDI IV di Medan.Intervensi pemerintah melalui tangan tangan aparat keamanan dan pejabat sospol dalam berbagai kemelut di tubuh PDI juga sudah berlangsung sesaat sejak ahirnya PDI.

  Terlepas dari intervensi dan tekanan terhadap DPP PDI, di tangan Soerjadi PDI berkembang pesat menjadi partai yang kian diperhitungkan, artinya niat rezim penguasa untuk terus mengkerdilkan PDI tidak berhasil. Sebaliknya pada pemilu1992 perolehan suara PDI meninggkat.PDI memperoleh banyak pengikut dan simpatisan melalui berbagai strategi jajaran pimpinan PDI yang cerdik.Salah satu strategi adalah mengakomodir tampilnya keluarga Bung Karno dan penonjolan semangat Soekarnoisme.Pada masa inilah muncul nama-nama Megawati Sukarno putri, Guruh Sukarnoputa, BN Marbun dan lai-lain.

  Dua kali masa kepemimpinan Soerjadi, PDI berhasil menambah perolehan 32 kursi di DPR RI. Pada pemilu 1987 PDI memperoleh tambahan 16 kursi dari 24 kursi pemilu sebelumnya, dan dalam pemilu 1992 naik 16 dari 40 kursi. PDI memperoleh 56 kursi di DPR RI.

  Kongres IV PDI, 21-25 Juli 1993 di Medan, berakibat tidak diakuinya segala keputusan dalam kongres, termasuk tepilihnya Soerjadi sebagai pimpinan DPP PDI yang terpilih melalui aklamasi. Megawati menyatakan diri secara de facto menjadi Ketua Umum PDI periode 1993-1998 lewat sebuah konferensi pers dihadapan seluruh utusan DPC-DPC dan media massa dalam KLB Kongres Luar Biasa Surabaya (2-6 Desember 1993). Dalam acara pemandangan umum sebelumnya pada 4 Desember 1993, Megawati Soekarnoputri sudah memperoleh 84 persen utusan DPC-DPC PDI. Sebanyak 52 fungionaris DPD dari 27 provinsi secara aklamasi memilih Megawati.

  Naiknya Megawati Soekarnoputri ke tampuk PDI mengkhawatirkan pemerintah. Berbagai hasil analisis ahli politik Soeharto menyatakan, munculnya sosok megawati akan meradikalisasi suara masyarakat yang sudah jenuh dengan segala stabilitasa dan dan kemapana ala Orde Baru. Hal ini berpotensi mengancam stabilitas politik yang sudah dibangun Orde Baru.Langkah-langkah penggembosan PDI yang selama ini dilakukan pun kemudian lebih diintensifkan, salah satunya dengan memfasilitasi dan memperbesar konflik yang sedang terjadi anrata kubu Megawati dan kubu Soerjadi maupun dalam jajaran pengurus PDI lainnya.

  Puncak kemelut penjegalan Megawati oleh pemerintah terjadi dalam skenario Kongres Medan yang digelar kubu Soerjadi pada tahun 1996, yang bertujuan menggoyang kepemimpinan Megawati. Pada 20 Juni 1996, Ribuan warga simpatisan Megawati/PDI di Jakarta melakukan gerakan long march, demikian keesokaannya diikuti duabelas ribu massa yang setibanya di Gambir bentrok dengan ABRI. Aksi serupa berupa penolakan juga merebak di Semarang, Surabaya, Solo, Lampung dan berbagai daerah lainnya.

  Pada peristiwa yang terkenal dengan peristiwa “27 Juli” kelompok massa

  Pro Kongres Medan dibantu aparat keamanan merebut secara paksa kantor DPP PDI. Akibat akibat dari peristiwa itu tercata lima korban tewas, puluhan hilang dan ratusan luka-luka dan menjadi peristiwa paling kelabu dalam sejarah PDI hingga saat ini.

  Imbas dari berbagai kemelut internal PDI serta sikap Megawati terhadap Pemilu terlihat pada perolehan kursi PDI pada pemilu 1997. Hasil perolehan suara PDI secara nasional anjlok dari 14,89 persen menjadi 3,06 persen, perolehan kursi DPR menurun dari 56 kursi menjadi 11 kursi. Menguatya citra PDI dibawah Megawati membuat partai memiliki kesempatan melakukan pembenahan internal.

  Merebaknya aksi massa serta lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 membuka lembaran baru bagi PDI Perjuangan untuk mengkokohkan organisasi partai.

  Dalam perkembangan selanjutnya, serta didorong oleh tuntutan situasi dan kondisi politik nasional, maka pada taggal 1 Februari 1999, PDI Pro Mega akhirnya membentuk partai baru yang merupakan kelanjutan tak terpisahkan dari PDI yang didirikan pada 10 Januari 1973. Nama partai diubah menjadi PDI Perjuangan, dengan azas Pancasila dan bercirikan Kebangsaan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial. Selain nama, PDI Perjuangan juga mengubah logo kepala banteng dalam segilima menjadi banteng gemuk dalam lingkaran. Sesuai dengan hasil keputusan kongres ke-5 PDI di Denpasar Bali sebelumnya, maka secara mendasar tidak banyak terjadi perubahan platform kecual lebih konsisten pada nilai-nilai kejujuran, keadilan dan kerakyatan.

  Pada pemilu 1999,PDI Perjuangan secara dramatis memenangkan Pemilu dengan perolehan 34 persen suara atau 36 juta pemilih, sementara PDI Soerjadi tak tembus electoral treshold. Kongres I PDI Perjuangan tanggal 27 Maret -1 April 2000 menhasilkan kepengurusan PDI Perjuangan masa bakti 2000-2005 dan memantapkan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum dan calon presiden dari PDI Perjuangan.

Tabel 2.7 Pencapaian Suara Dan Kursi DPR RI Partai PDI Perjuangan

  

Tahun Suara Kursi Peringkat

  1999 35.689.073 (33,74%) 153 (33,12%)

  1 2004 21.026.629 (18,53%) 109 (19,82%) 2 2009 14.600.091 (14,03%) 95 (16,96%) 3 2014 23.681.471 (18,95 %) 109 (19,46 %)

  1 Sumber : KPU, diolah dari berbagai sumber.

  Pencapaian pada Pemilu Anggota DPR 2009 PDI Perjuangan mendapat 95 kursi (16,96 %) di DPR, setelah mendapatkan 14.600.091 suara (14,0 %). Dengan hasil ini PDI Perjuangan menempati posisi ketiga dalam perolehan suara serta kursi di DPR.Pada pemilu selanjutnya perolehan suara dan kursi PDI Perjuangan mengalami peningkatan dari hasil pemilu sebelumnya. Pencapaian pada Pemilu Anggota DPR 2014 PDI Perjuangan mendapat 109 kursi (19,46%) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR tahun 2014, setelah mendapat 23.681.471 suara (18,95 %). Dengan hasil ini, PDI Perjuangan menempati posisi pertama dalam perolehan suara serta kursi di DPR.

  D. Perspektif Ideologi dan Susunan Kepengurusan Partai D.1 Perspektif Ideolologi Partai

  Adapun kerangka landasan yang menjadi dasar bagi PDI Perjuangan dalam melangkah di dunia politik, sebagaimana yang dituangkan dalam dokumen partai PDI Perjuangan, yakni : Azas Partai, Ciri Dan Watak Partai, Tujuan, Fungsi Serta Platform Partai.

  Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan merupakan partai yang berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sesuai jiwa dan semangat lahirnya pada 1 Juni 1945. Ciri partai adalah organisasi politik yang terbuka untuk semua warga negara Indonesia tanpa membedakan suku, keturunan, agama, kedudukan, sosial, dan gender. Partai PDI Perjuangan memiliki jati diti Kebangsaa Indonesia, Kerakyatan dan Keadilan Sosial yang perjuangannya berlandaskan Pancasila dan watak partai adalah gotong royong, demokratis, merdeka, pantang menyerah dan terbuka.

  Partai PDI Perjuangan memiliki tujuan umum partai yaitu :

  1. Mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagaimana yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

2. Membangun masyarakat pancasila 1 Juni 1945 dalam Negara Kesatuan

  Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur.

  Adapun tujuan khusus Partai yaitu : 1. Menghimpun dan membangun kekuatan politik rakyat; 2.

  Memperjuangkan kepentingan rakyat di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya secara demokratis; dan

  3. Berjuang mendapatkan kekuasaan poitik secara konstitusional guna mewujudkan pemerintahan yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Partai ini memiliki fungsi yaitu : 1. Menjadi alat perjuangan guna membentuk dan membangun karakter bangsa;

  2. Mendidik dan mencerdaskan rakyat agar bertanggung jawab menggunakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara;

  3. Menghimpun, merumuskan dan memperjuangkan aspirasi rakyat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan nnegara;

  4. Menghimpun, membangun dan menggerakkan kekuatan rakyat guna membangun masyarakat Pancasila ; dan

5. Melakukan komunikasi politik dan partisipasi politik warga negara.

  Tugas partai PDI Perjuangan adalah : 1. Mempertahankan dan mewujudkan cita-cita negara proklamasi 17 Agustus 1945 di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;

  2. Melaksanakan, mempertahankan dan menyebarluaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa;

  3. Menghimpun dan memperjuangkan aspirasi rakyat sebagai arah kebijakan politik Partai;

  4. Memperjuangkan kebijakan politik Partai menjadi kebijakan politik penyelenggaraan negara;

  5. Mempersiapkan kader partai dalam pengisian jabatan politik dan jabatan publik melalui mekanisme demokrasi, dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender; 6. Mempengaruhi dan mengawasi jalannya penyelenggaraan negara agar terwujud pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

  Platform PDI Perjuangan adalah organisai politik yang terbuka untuk semua warga negara Indonesia tanpa membedakan susku, keturunan, agama,kedudukan sosial, dan gender serta berwatak: Kebangsaan Indonesia, Kerakyatan dan Keadilan Sosial yang perjuangannya berlandaskan Pancasila. PDI Perjuangan telah berketetapan menjadikan dirinya sebagai sebuah partai modern yang mempertahankan jati dirinya sebagai Partai Kerakyatan dengan tetap berrpegang teguh pada prinsip berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan.

  Sebagai partai yang mempunyai roh kedaulatan rakyat, PDI Perjuangan dicirikan oleh adanya pengakuan dan penghargaan terhadap demokrasi kebangsaan dan keadilan sosial.Demokrasi menempatkan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat yang diwujudkan melalui kedaulatan anggota partai dan diselenggarakan sepenuhnya melalui kongres partai.Kebangsaan menempatkan prinsip “kewarganegaraan” yang mengakui adanya kesamaan hak dan kewajiban warga negara tanpa kecuali sebagai dasar satu-satunya dalam pengelolaan partai.Bagi PDI Perjuangan prinsip ini menemukan bentuk konkretnya lewat sifatnya sebagai partai terbuka yang menempatkan kemajemukan sebagai kekayaan dan rahmat Tuhan.Keadilan soaial mengungkapkan komitmen PDI Perjuangan untuk senantiasa mengarahkan semua aktifitas bagi kepentingan rakyat banyak.

  Cita-cita Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur, serta beradab dan berketuhanan tidak hanya menuntut sebuah organisasi politik yang modern dan mempunyai roh kedaulatan rakyat, tetapi juga menuntut komitmen, moralitas dan etika yang tinggi bagi para penyelenggaranya.

  D.2 Susunan Kepengurusan Partai

  Berikut merupakan susunan pengurus PDI Perjuangan untuk massa kerja 2015-2020 hasil kongres IV di Hotel Inna Grand Bali Beach, Bali, April 2015.

  Ketua Umum : Megawati Soekarnoputri

   Ketua Dewan Pimpinan Pusat:

    Bidang Kehormatan Partai : Komaruddin Watubun  Bidang Politik dan Keamanan : Puan Maharani  Bidang Pemenangan Pemilu : Bambang Dwi Hartono  Bidang Ideologi dan Kaderisasi : Idham Samawi  Bidang Keanggotaan dan Organisasi : Djarot Saiful Hidayat  Bidang Hukum dan HAM dan Perundang-undangan : Trimedya Panjaitan  Bidang Perekonomian : Hendrawan Supratikno  Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup : Muhammad Prakosa  Bidang Kemaritiman : Rokhmin Dahuri  Bidang Pembanngunnan Manusia dan Kebudayaan : Andreas Hugo Pariera  Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana : Ribka Tjiptaning  Bidang Buruh Tani dan Nelayan : Mindo Sianipar  Bidang Kesehatan dan Anak : Sri Rahayu  Bidang Pendidikan dan Kebudayaan : I Made Urip  Bidang Koperasi dan UMKM : Nursiwan Sujono  Bidang Pariwisata : Wiryanti Sukamdani

   Bidang Pemuda dan Olahraga : Sukur Nababan  Bidang Keagamaan dan Kepercayaan : Hamka Haq  Bidang Ekonomi Kreatif : Muhammad Prananda Prabowo Sekretaris Jenderal : Hasto Kritiyanto   Wakil Bidang Internal : Utut Adiyanto  Wakil Bidang Program Kerakayatan : Eriko Sotarduga  Wakil Bidang Program Pemerintahan : Ahmad Basarah Bendahara Umum : Olly Dondokambey   Wakil Bidang Internal : Rudianto Tjen  Wakil Bidang Program : Juliari Pieter Batubara Berikut merupakan nama Komposisi Personalia DPC PDI Perjuangan Kabupaten Langkat masa bakti tahun 2015-2020.

  Ketua DPC : Ralin Sinulingga. SE

    Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai : Romelta Ginting. SE  Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Ideologi : Beren Muli Sinuraya  Wakil Ketua Bidang Organisasi : Jumari. S  Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu : Sedar Sembiring  Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik/Agitasi Propaganda:

  Rasmi. H. Hutabarat  Wakil Ketua Politik Hukum dan Keamanan : Heri Lesmana Surbakti

   Wakil Ketua Bidang Maritim : Siti Aulia  Wakil Ketua Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan : Kirana Sitepu

   Wakil Ketua Bidang Ekonomi : Joni Sitepu  Wakil Ketua Bidang Nelayan : Nazaruddin  Wakil Ketua Bidang Petani : Endang Sri Hastuti  Wakil Ketua Bidang Buruh : Malem Ukur. SP  Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak : Ari Ani  Wakil Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga : Suhardi Surbakti  Wakil Ketua Bidang Pariwisata, Seni Budaya dan Ekonomi Kreatif : Nurdiansyah Sekretaris : Sugiono. S.Pd

    Wakil Sekretaris : Ahmad Muhajir Bendahara : Hasrizal. SH

  

D.3Daftar Caleg Tetap (DCT) DPC PDI Perjuangan Kabupaten Langkat

pada Pemilu Legislatif tahun 2014.

  Berikut merupakan 50 nama calon legislatif DPC PDI Perjuangan Kabupaten Langkat yang dibagi kedalam lima daerah pemilihan yakni daerah pemilihan langkat 1, daerah pemilihhan langkat 2, daerah pemilihan Langkat 3, daerah pemilihan langkat 4, dan daerah pemilihan langkat 5.

Tabel 2.8 DCT Langkat 1 Nomor Nama Jenis Kelamin

  Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah DCT partai PDI Perjuangan dari daerah pemilihan Langkat 1 berjumlah 11 orang. Hal ini sesuai dengan jumlah kursi DPRD Kabupaten Langkat yang diperebutkan yaitu sebanyak 11 kursi.Dari DCT diketahui caleg laki-laki berjumlah 7 orang dan caleg perempuan berjumlah 4 orang.Partai PDI Perjuangan telah memenuhi kuota 30 % dalam DCT dan mengurutkan DCTnya berdasarkan zipper sistem.

  8 Fenty Helmy Matondang P

  7 Siswanto L

  6 Rasmi H Hutabarat P

  5 Nazaruddin L

  4 Hasrizal SH L

  3 Faridah Ariani SS P

  2 Suhardi Surbakti L

  1 Kirana Sitepu L

Tabel 2.9 DCT Langkat 2 Nomor Nama Jenis Kelamin

  Sumber : KPU Kab.Langkat

  1 Safril L

  11 Hj. Lismawati P

  10 Ahmad Muhajir, S.Sos L

  9 Khaira Yani P

  8 Suwanto L

  7 Darma Sinulaki L

  6 Maulani Maudini P

  5 Rosman Sitepu L

  4 Budiman Arif Silalahi, SE L

  3 Arisma P

  2 Sugito L

  9 Yusni Faridah P

  10 Heri Lesmana Surbakti L

  6 Yuyun Sofiana P

  Sumber : KPU Kab. Langkat

  12 Yuni Ermayani P

  11 Yusuf Ginting L

  10 Bambang Sumitro S.Pd M.Si L

  9 Nasrah P

  8 Maryono L

  7 Maulana Maudandi L

  5 Sandrak Herman Manurung S.Sos L

  11 Saiful Azhar L

  4 Arianto L

  3 Endang Sri Astuti P

  2 Jumari S L

  1 Romelta Ginting, SE L

Tabel 2.10 DCT Langkat 3 Nomor Nama Jenis Kelamin

  Di wilayah pemilihan Langkat 2 diisi oleh 12 orang caleg sesuai jumlah kursi yang diperebutkan.Daftar caleg diisi oleh 7 caleg laki-laki dan 5 orang caleg perempuan.

  Sumber : KPU Kab. Langkat

  12 Ade Irma Suryani P

  Untuk daerah pemilihan Langkat 3, jumlah DCTnya sama dengan jumlah pada daerah pemilihan Langkat 2 yang berjumlah 12 orang. DCT pada dapil ini diisi oleh 8 caleg laki-laki dan 4 caleg perempuan.Pengurutan daftar caleg perempuan terletak pada kelipatan 3.

Tabel 2.11 DCT Langkat 4 Nomor Nama Jenis Kelamin

  1 Beren Muli Sinuraya L

  Sumber : KPU Kab. Langkat

  8 Marsiska Elvi Yesma P

  7 Sunardi L

  6 Sri Ulina P

  5 Basmasa Bangun L

  4 Hendra Calvin Sembiring L

  3 Siti Faradila P

  2 Ralin Sinulingga L

Tabel 2.12 DCT Langkat 5 Nomor Nama Jenis Kelamin

  1 Malem Ukur L

  Daerah Pemilihan langkat 4 adalah daerah pemilihan paling kecil.Jumlah DCT dari dapil hanya berjumlah 7 orang sesuia dengan kursi yang diperebutkan.DCT dari dapil ini diisi oleh 4 orang caleg laki-laki dan 3 orang caleg perempuan.

  Sumber : KPU Kab. Langkat

  7 Febri Susilawati Br Sinuraya P

  6 Joni Sitepu L

  5 Oktanina Sari Br Sijabat P

  4 Jumadi L

  3 Elisabet Sitepu P

  2 Abdi Surbakti L

  Untuk daerah pemilihan langkat 5 terdapat 8 orang caleg partai PDI Perjuangan.Daftar caleg diisi oleh 5 orang caleg laki-laki dan 3 orang caleg perempuan.

  Berdasarkan tabel nama caleg PDI Perjuangan terdapat 31 orang caleg berjenis kelamin laki-laki dan 19 orang caleg perempuan dati total 50 daftar calon tetap DPC PDI P Kabupaten Langkat. Hal ini menunjukkan PDI Perjuangan telah memenuhi persyaratan 30 % kuota caleg perempuan dalam DCTnya.PDI Perjuangan memasukkan 38 % Kuota perempuan dalam daftar caleg tetapnya.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang - Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan di Bank Perkreditan Solider Cabang Pematangsiantar

0 0 36

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan Di Bank Perkreditan Rakyat Solider Cabang Pematangsiantar SKRIPSI

0 2 13

2.1.1.1. Ruang Lingkup Komunikasi - Public Relations Sebagai Tools Marketing

0 1 24

Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Terminal Terpadu Amplas Medan)

0 1 46

2.1 Kerangka Teori - Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Terminal Terpadu Amplas Medan)

0 0 18

1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Terminal Terpadu Amplas Medan)

0 3 8

Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Terminal Terpadu Amplas Medan)

0 0 16

BAB II KEMENYAN 2.1. Sejarah Kemenyan di desa Hutajulu. - Mata Pencaharian Petani Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Studi Etnografi)

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Mata Pencaharian Petani Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Studi Etnografi)

0 0 16

Mata Pencaharian Petani Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Studi Etnografi)

0 0 12