UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA KELAS III SDN IV NGUNGGAHAN KECAMATAN BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN
DENGAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY
UNTUK SISWA KELAS III SDN IV NGUNGGAHAN KECAMATAN BANDUNG
KABUPATEN TULUNGAGUNG
SUYONO1)
1)
Guru SDN IV Ngunggahan Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung

e-mail: yono.jaya@gmail.com 1)
ABSTRAK
Berdasarkan pengalaman peneliti di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi
oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Untuk itu dibutuhkan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya mem-bangkitkan motivasi belajar siswa,
misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang
melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan
konsepIPA. Maka peneliti bermaksud meneliti peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkannya metode pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) pada materi

perkembangbiakan tumbuhan untuk siswa kelas III SDN IV Ngunggahan tahun pelajaran
2014/2015 dan juga ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan
metode pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery). Penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat
tahap yaitu perancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian
ini adalah siswa kelas III SDN IV Ngunggahan tahun pelajaran 2014/2015. Data yang
diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Adapun
teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil analis didapatkan
bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu siklus
I (64%) dansiklus II (88%). Proses pembelajaran dari siklus I dan II juga menunjukkan adanya
peningkatan. Pada siklus II guru melaksanakan pembelajaran dengan baik dan siswa pun
telah aktif mengikuti pembelajaran di kelas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan
metode pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) dapat meningkatkan
prestasi dan motivasi belajar siswa kelas III SDN IV Ngunggahan kecamatan Bandung
kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015. Metode pembelajaran ini dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran IPA.
Kata Kunci: Prestasi belajar IPA, Metode penemuan terbimbing, SD

BAB I PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi tidak akan lepas


IPA yang rata-rata masih rendah bila dibanding-

dari perkembangan dalam bidang IPA. Perkem-

kan dengan pe-lajaran lainnya. Ini Menunjukkan

bangan dari bidang IPA tidak mungkin terjadi bila

masih rendahnya mutu pelajaran IPA.

tidak disertai dengan peningkatan mutu pendidi-

Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam

kan IPA, sedangkan selama ini pelajaran IPA di-

rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pen-

anggap sebagai pelajaran yang sulit.


gajaran salah satunya adalah dengan memilih
strategi atau cara dalam menyampaikan materi

Hal ini dapat dilihat dari Nilai mata pelajaran

65

E-ISSN: 2477-8486

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi be-

silkan penguasaan materi yang optimal bagi sis-

lajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya

wa.


dengan membimbing siswa untuk bersama-sama

Berdasarkan uraian tersebut di atas peneliti

terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan

mencoba menerapkan salah satu model pembela-

mampu mem-bantu siswa berkembang sesuai

jaran, yaitu metode pembelajaran penemuan ter-

dengan taraf intelektualnya akan lebih me-

bimbing

nguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-

ungkapkan apakah dengan metode pembelajaran


konsep yang diajarkan. Pe-mahaman ini memer-

penemuan terbimbing (Guided Discovery) dapat

lukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat

meningkatkan motivasi belajar dan prestasi bela-

me-nandakan bahwa siswa tidak mempunyai mo-

jar IPA. Peneliti memilih metode pembelajaran ini

tivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus membe-

mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemu-

rikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga

kan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkai-


dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari

tan dengan peng-ajaran (Siadari, 2001: 4). Dalam

kesulitan belajar.

metode

(Guided

Discovery)

pembelajaran

untuk

penemuan

meng-


terbimbing

Berdasarkan pengalaman peneliti di lapan-

(Guided Discovery) siswa lebih aktif dalam meme-

gan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi

cahkan untuk menemukan sedang guru berperan

oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki doron-

sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk

gan belajar. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan

cara memecahkan masalah itu.

yang dilakukan oleh guru dengan upaya mem-


Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebe-

bangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya den-

lumnya yang membuktikan bahwa hasil belajar

gan membimbing siswa untuk terlibat langsung

siswa dengan menerapkan metode pembelajaran

dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru

penemuan terbimbing (Guided Discovery) lebih

yang berperan sebagai pembimbing untuk me-

baik dari hasil belajar siswa yang diajar dengan

nemukan konsep IPA.


metode pembelajaran

kon-vensional (Siadari,

Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terli-

2001:68). Menurut hasil penelitian Arif Kurniawan

bat dalam kegiatan akademik, motivasi juga pent-

(2002) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

ing dalam menentukan seberapa jauh siswa akan

menggunakan metode pem-belajaran penemuan

belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau se-

terbimbing (Guided Discovery) dapat mening-


berapa jauh menyerap informasi yang disajikan

katkan prestasi belajar siswa, yang ditandai den-

kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk be-

gan peningkatan prestasi belajar siswa setiap sik-

lajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif

lus. Serta dengan menggunakan metode pembe-

yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu,

lajaran penemuan ter-bimbing (Guided Discovery)

sehingga siswa itu akan menyerap dan mengen-

terjadi peningkatan pola berpikir kritis dan kreatif


dapan materi itu dengan lebih baik. Tugas pent-

pada kelas yang berdampak positif terhadap hasil

ing guru adalah merencanakan bagaimana guru

belajar yang dicapai lebih baik daripada tanpa

men-dukung motivasi siswa (Nur, 2001: 3). Untuk

diberi metode pembelajaran

itu sebagai seorang guru disamping menguasai

2002). Dari beberapa hasil penelitian tersebut

materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan

membuktikan bahwa metode pem-belajaran pe-

melaksanakan penyajian materi yang sesuai ke-

nemuan terbimbing (Guided Discovery) sangat

serupa (Lestari,

mampuan dan kesiapan anak, sehingga mengha-

66

E-ISSN: 2477-8486

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

erat digunakan dalam kegiatan pembelajaran te-

dapat memberikan manfaat bagi siswa, sumban-

rutama ke-giatan pembelajaran IPA.

gan pemikiran bagi guru, hasil dan temuan pene-

Berdasarkan latar belakang di atas, maka da-

litian ini dapat memberikan informasi tentang pe-

pat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: (1)

nerapan model pembelajaran tuntas oleh guru

Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa

kelas III SDN IV Ngunggahan Kecamatan Bandung

dengan diterapkannya metode pem-belajaran

Kabupaten

penemuan terbimbing (Guided Discovery) pada

2014/2015; (2) Bagi sekolah, selaku penentu ke-

materi perkembang-biakan tumbuhan untuk sis-

bijakan dalam upaya meningkatkan prestasi bela-

wa kelas III SDN IV Ngunggahan Kecamatan Ban-

jar siswa khususnya pada pelajaran IPA; (3) Bagi

dung Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran

siswa, dapat meningkatkan prestasi belajar dan

2014/2015?; (2) Bagaimanakah pengaruh metode

melatih sikap sosial agar saling peduli akan ke-

pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Dis-

berhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan bela-

covery) terhadap motivasi belajar siswa kelas III

jar, meningkatkan pemahaman siswa; (4) Bagi pe-

SDN IV Ngunggahan Kecamatan Bandung Kabu-

neliti, menambah pengetahuan dan wawasan pe-

paten Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015?.

neliti tentang peranan guru dalam meningkatkan

Tulungagung

tahun

pelajaran

pemahaman siswa.

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan: (1) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya

BAB II KAJIAN TEORI

metode

1.

pembelajaran

penemuan

terbimbing

Metode

Pembelajaran

Penemuan

Ter-

(Guided Discovery) pada siswa kelas III SDN IV

bimbing (Guided Discovery)

Ngunggahan Kecamatan Bandung Kabupaten Tu-

Metode pembelajaran penemuan adalah sua-

lungagung tahun pelajaran 2014/2015; (2) Ingin

tu metode pembelajaran di-mana dalam proses

me-ngetahui pengaruh motivasi belajar siswa se-

belajar mengajar guru memperkenankan siswa-

telah diterapkan metode pembelajaran penemuan

siswanya menemukan sendiri informasi-informasi

terbimbing (Guided Discovery) pada siswa kelas III

yang secara tradisional bisa di-beritahukan atau

SDN IV Ngunggahan Kecamatan Bandung Kabu-

diceramahkan saja (Suryabrata, 1997:1972). Me-

paten Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015.

tode pem-belajaran ini merupakan suatu cara un-

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak

tuk menyampaikan ide/gagasan melalui proses

kabur, maka diperlukan pembatasan masalah

menemukan. Fungsi pengajar disini bukan untuk

yang meliputi: (1) Penelitian ini hanya dikenakan

menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya,

pada siswa kelas III SDN IV Ngunggahan Kecama-

melainkan membuat peserta didik mampu me-

tan Bandung Kabupaten Tulungagung tahun pe-

nyelesaikan masalah itu sendiri (Hudojo, 1988,

lajaran 2014/2015; (2) Penelitian ini dilaksanakan

114). Metode pembelajaran yang ekstrim seperti

pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015;

ini sangat sulit dilaksanakan karena peserta didik

(3) Materi yang disampaikan adalah perkem-

belum sebagai ilmuwan, tetapi mereka masih ca-

bangbiakan tumbuhan.

lon ilmuwan. Peserta didik masih memerlukan

Adapun maksud peneliti meng-adakan pene-

bantuan dari pengajar sedikit demi sedikit sebe-

litian ini diharapkan dapat berguna sebagai beri-

lum menjadi penemu yang murni. Jadi metode

kut: (1) Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan

pembelajaran yang mungkin dilaksanakan adalah

dalam menentukan metode pembelajaran yang

metode

67

pembelajaran

penemuan

terbimbing

E-ISSN: 2477-8486

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

2.

(Guided Discovery) dengan demikian kegiatan be-

Keuntungan

dan

Kelemahan

lajar mengajar melibatkan secara maksimum baik

Pembelajaran

Penemuan

pengajar maupun pesertra didik.

(Guided Discovery).

Metode

Terbimbing

Seperti uraian di atas bahwa penemuan ter-

Menurut Siadari (2001:26) ke-untungan dari

bimbing (Guided Discovery) merupakan salah satu

pembelajaran metode pembelajaran penemuan

dari jenis metode pembelajaran penemuan. Oleh

terbimbing (Guided Discovery) adalah (1) Pe-

Howe (dalam Hariyono, 2001:3) menyatakan bah-

ngetahuan ini dapat bertahan lama, mudah diin-

wa penemuan terbimbing (Guided Discovery) ti-

gat dan mudah diterapkan pada situasi baru; (2)

dak hanya sekedar ke-terampilan tangan karena

Meningkatkan pe-nalaran, analisis dan keterampi-

pengalaman,

dengan

lan siswa memecahkan masalaha tanpa per-

model in tidak sepenuhnya diserahkan pada sis-

tolongan orang lain; (3) Meningkatkan kreatifitas

wa, namum guru masih tetap ambil bagian seba-

siswa untuk terus belajar dan tidak hanya mene-

gai pembimbing. Penemuan ter-bimbing (Guided

rima saja; (4) Terampil dalam menemukan konsep

Discovery) merupakan suatu metode pembelaja-

atau me-mecahkan masalah.

kegiatan

pembelajaran

ran yang tidak langsung (Indirect Instuction). Siswa

Sedangkan

kelemahan

metode

pem-

tetap memiliki porsi besar dalam proses penye-

belajaran penemuan terbimbing (Guided Discov-

lenggaraan kegiatan pembelajaran.

ery) menurut Ruseffendi (dalam Siadari, 2001:26)
Purwaningsari,

adalah sebagai berikut: (1) Tidak semua materi

2001:1) metode pembelajaran penemuan ter-

dapat disajikan dengan mudah, menggunakan

bimbing (Guided Discovery) adalah metode pem-

metode pembelajaran penemuan terbimbing (G-

belajaran yang sengaja dirancang dengan meng-

uided Discovery); (2) Proses pembelajaran memer-

gunakan pendekatan pe-nemuan. Para siswa di-

lukan waktu yang relatif lebih banyak; (3) Bukan

ajak atau didorong untuk melakukan kegiatan

merupakan metode pembelajaran murni, mak-

eksperimental, sedemikian sehingga pada akhir-

sudnya tidak dapat berdiri sendiri (hanya dapat

nya siswa dapat menemukan sesuatu yang diha-

digunakan jika ada keterlibatan metode lain misal

rapkan.

ekspositori, ceramah, dan lain sebagainya).

Menurut

Soedjadi

(dalam

Dalam pembelajaran penemuan terbimbing

Sintak penemuan terbimbing (Guided Discov-

(Guided Discovery) tugas guru cenderung menjadi

ery) menurut Arends (dalam Haryono, 2001:25),

fasilitator. Tugas ini tidaklah mudah, lebih-lebih

dapat di-tabelkan sebagai berikut:

kalau menghadapi kelas besar atau siswa yang

Tabel Sintaks Penemuan terbimbing (Guided Discovery)

lambat atau sebaliknya amat cerdas. Karena itu

Model Arends

No

sebelum melaksanakan metode pembelajaran

1

dengan penemuan ini guru perlu benar-benar
mem-persiapkan diri dengan baik. Baik dalam tiap
hal pemahaman konsep-konsep yang akan diajar-

Fase-Fase

Kegiatan Guru

Menyampaikan tu-

Guru menyampaikan tujuan

juan, mengelompok-

pembelajaran serta guru menje-

kan dan menjelaskan

laskan aturan dalam metode

prosedur discovery

pembelajaran dengan penemuan terbimbing (Guided Dis-

kan maupun memikirkan kemungkinan yang akan

covery)

2

terjadi di kelas sewaktu pembelajaran tersebut
berjalan. Dengan kata lain guru perlu mem-

3

persiapkan pembelajaran dengan cermat, Soedja-

Guru menyampaikan

Guru mejelaskan masalah secara

suatu masalah

sederhana

Siswa memperoleh

Guru mengulangi pertanyaan

data eksperimen

pada siswa tentang masalah
dengan mengarahkan siswa

di (dalam Purwaningsari, 2001:18).

untuk mendapat informsi yang

68

E-ISSN: 2477-8486

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

No

Fase-Fase

keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk be-

Kegiatan Guru

kerja sampai menemukan jawaban (Syafi’udin,

membantu proses inquiry dan
penemuan

4

Siswa membuat hipo-

Guru membantu siswa dlam

tesis dan penjelasan

membuat prediksi dan memper-

2002:19).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpul-

siapkan penjelasan masalah

5

kan bahwa dengan adanya motivasi dalam pem-

Analisis proses pene-

Guru membimbing siswa berfikir

muan

tentang proses intelektual dn

belajaran metode pembelajaran penemuan ter-

proses penemuan dan menghu-

bimbing (Guided Discovery) tersebut maka hasil-

bungkan dengan pelajaran lain.

hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat

Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa guru dalam me-

motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula

tode pembelajaran penemuan terbimbing (Guided

pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka

Discovery) adalah sebagai pembimbing siswa da-

intensitas usaha belajar siswa akan tingi pula. Jadi

lam menemukan konsep.
3.

motivasi akan senantiasa menentukan intesitas

Hubungan Motivasi dan Prestasi Belajar

usaha belajar siswa. Hasil ini akan dapat mening-

Terhadap Metode Pem-belajaran Pene-

katkan prestasi belajar siswa.

muan terbimbing (Guided Discovery)
Motivasi adalah suatu kondisi yang mendo-

BAB III METODE PENELITIAN

rong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam

Jenis Penelitian

mencapai tujuan tertetntu. Siswa yang termotivasi

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses

(action research), karena pe-nelitian dilakukan un-

kognitif yang lebih tinggi dalam mem-pelajari

tuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif,

mengendapkan materi itu dengan lebih baik (Nur,

sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik

2001:3). Sedangkan prestasi belajar adalah hasil

pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil

yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan selu-

yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Sukidin

ruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu me-

dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian

lakukan kegiatan belajar.

tindakan, yaitu: (1) penelitian tindakan guru seba-

Sedangkan metode pembelajaran penemuan

gai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3)

terbimbing (Guided Discovery) adalah suatu me-

penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4)

tode pembelajaran yang memberikan kesempatan

penelitian tindakan sosial eksperimental.

dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam

Keempat bentuk penelitian tindakan di atas,

men-capai tujuan pembelajaran dengan membe-

ada persamaan dan perbedaan-nya. Menurut Oja

rikan informasi singkat (Siadari, 2001:7). Pengeta-

dan Smulyan se-bagaimana dikutip oleh Kasbo-

huan yang diperoleh dengan belajar penemuan

lah, (dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari se-

terbimbing (Guided Discovery) akan bertahan la-

tiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan uta-

ma, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan

manya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolabo-

meningkatkan siswa dan ke-mampuan berfikir

rasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar,

secara bebas. Secara umum belajar penemuan

(3) proses yang digunakan dalam melakukan pe-

terbimbing (Guided Discovery) ini melatih kete-

nelitian, dan (4) hubungan antara proyek dengan

rampil-an kognitif untuk menemukan dan me-

sekolah. Dalam penelitian ini menggunakan ben-

mecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

tuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat

Selain itu, belajar penemuan membangkitkan

69

E-ISSN: 2477-8486

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

berperan sekali dalam proses penelitian tindakan

faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui perma-

kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian

salahan efektivitas pembelajaran ilmu pengeta-

tindakan kelas adalah untuk meningkatkan prak-

huan alam di SDN IV Ngunggahan dilakukan ob-

tik-praktik pem-belajaran di kelas. Dalam kegiatan

servasi terhadap kegiatan pem-belajaran yang

ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam

dilakukan guru selain itu diadakan diskusi antara

proses perencanaan, tindakan, observasi, dan ref-

guru sebagai peneliti dengan para pengamat se-

leksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini

bagai kolaborator dalam penelitian ini. Melalui

peranannya tidak dominan dan sangat kecil.

langkah-langkah tersebut akan diapat ditentukan

Penelitian ini mengacu pada perbaikan pem-

bersama-sama antara guru dan pengamat untuk

belajaran yang ber-kesinambungan. Kemmis dan

menetapkan tindakan yang tepat dalam rangka

Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model pe-

meningkatkan

nelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Taha-

pengetahuan alam.

efektivitas

pem-belajaran

ilmu

pan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi

Berdasarkan hasil diskusi dengan para kola-

perencanaan atau pelaksanaan observasi dan ref-

borator, maka langkah yang paling tepat untuk

leksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika

meningkatkan pembelajaran adalah dengan me-

sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cu-

ningkat-kan motivasi, aktivitas dan peran serta

kup.

siswa dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Se-

1.

Tempat dan Waktu Penelitian

hubungan dengan hal tersebut, maka tindakan
yang paling tepat adalah dengan mengembang-

Tempat Penelitian

kan keterampilan intelektual siswa.

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk mempe-

Dengan berpedoman pada refleksi awal ter-

roleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertem-

sebut, maka prosedur pe-laksanaan penelitian

pat di SDN IV Ngunggahan Kecamatan Bandung

tindakan kelas ini meliputi: (1) perencanaan, (2)

Kabupaten Tulungagung.

pelaksana-an tindakan, (3) observasi, dan (4) ref-

Waktu Penelitian

leksi dalam setiap siklus.

Waktu penelitian adalah waktu berlangsung-

Pada tahap perencanaan ini peneliti dan

nya penelitian atau saat penelitian ini dilangsung-

pengamat menetapkan alternatif peningkatan

kan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester

efektivitas pembelajaran ilmu pengetahuan alam.

ganjil tahun pelajaran 2014/2015.

Kemudian peneliti bersama-sama kolaborator

3.

Subyek Penelitian

mem-buat perencanaan pengajaran yang men-

Subyek penelitian adalah 25 siswa-siswi kelas

gembangkan keterampilan intelek-tual. Selain itu

III SDN IV Ngunggahan Kecamatan Bandung Ka-

juga didiskusikan tentang pembelajaran ilmu

bupaten Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015

pengetahuan

dengan pokok bahasan perkembang-biakan tum-

keterampilan intelektual siswa. Dilakukan juga in-

buhan.

ventarisir media pembelajaran, mem-buat lembar

4.

observasi, dan mendesain alat evaluasi .

Prosedur Penelitian

alam

yang

mengembangkan

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan ke-

Pada tahap pelaksanaan tindakan kegiatan-

las ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus

nya adalah melaksanakan ke-giatan pembelajaran

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang di-

sebagaimana yang telah direncanakan. Lalu pada

capai, seperti yang telah didesain dalam faktor-

tahap observasi kegiatan yang dilaksanakan yaitu

70

E-ISSN: 2477-8486

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

mengobservasi terhadap pelaksanaan tindakan

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau

dengan menggunakan lembar observasi yang te-

persentase keberhasilan siswa setelah proses be-

lah dipersiapkan.

lajar mengajar setiap siklusnya dilakukan dengan

5.

Instrumen Penelitian

cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis

Instrumen yang digunakan dalam penelitian

pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung

ini terdiri dari rencana Pe-laksanaan Pembelajaran

dengan menggunakan statistik sederhana yaitu

(RPP) yaitu merupakan perangkat pembelajaran

untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti

yang digunakan sebagai pedoman guru dalam

me-lakukan penjumlahan nilai yang diperoleh

mengajar dan disusun untuk tiap siklus, masing-

siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah

masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator

siswa yang ada di kelas tersebut sehingga dipero-

pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran

leh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: se-

khusus, dan kegiatan belajar mengajar. Kemudian

dangkan untuk ketuntasan belajar ada dua kate-

ada juga lembar observasi kegiatan belajar men-

gori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan

gajar yang meliputi lembar observasi pengelolaan

dan secara klasikal. Berdasar-kan petunjuk pelak-

pembelajaran

kemampuan

sanaan belajar mengajar kurikulum 2006 yaitu

guru dalam mengelola pembelajaran dan lembar

seorang siswa telah tuntas belajar bila telah men-

observasi aktivitas siswa dan guru, untuk menga-

capai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut

mati aktivitas siswa dan guru selama proses pem-

tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 80%

belajaran.

yang telah mencapai daya serap lebih dari atau

untuk

mengamati

sama dengan 70%.

Instrumen berikutnya adalah tes. Tes ini disusun berdasarkan tujuan pem-belajaran yang

Adapun untuk menghitung lembar observasi

akan dicapai, digunakan untuk mengukur ke-

pengelolaan pembelajaran di-gunakan rumus

mampuan pemaham-an konsep ilmu pengeta-

sebagai berikut:

huan alam pada pokok bahasan perkembangbia-

X 

kan tumbuhan. Tes formatif ini diberikan setiap

P1  P2
2

Dimana: P1 = pengamat 1
P2 = pengamat 2

akhir siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah
pilihan ganda (objektif).

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas
6.

Analisis Data

guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut.

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode
dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada pe-nelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

%

X
x100% dengan
X

X 

jumlah.hasil. pengama tan P1  P2
Dimana:

2
jumlah. pengamat

%

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang

= Persentase pengamatan

X = Rata-rata
 X = Jumlah rata-rata

diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk mem-

P1
P2

peroleh respon siswa terhadap kegiatan pembela-

= Pengamat 1
= Pengamat 2

jaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

71

E-ISSN: 2477-8486

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

II

Pengelolaan Waktu
Antusiasme Kelas
III
1. Siswa
2. Guru
Jumlah
Keterangan: Nilai
: Kriteria
1
: Tidak Baik
2
: Kurang Baik
3
: Cukup Baik
4
: Baik

BAB IV HASIL PENELITIAN

Analisis Data Penelitian Persiklus
Siklus I
Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
RPP 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Kemudian dilan-

2

2

2

3
3
31

3
3
31

3
3
31

jutkan tahap kegiatan dan pelaksanaan dimana

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk sik-

mendapatkan kriteria kurang baik adalah memo-

lus I dilaksanakan pada tanggal 5 September 2014

tivasi siswa, men-yampaikan tujuan pembelajaran,

di kelas III dengan jumlah siswa 25 siswa. Dalam

pe-ngelolaan waktu. Ketiga aspek yang mendapat

hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu

proses belajar mengajar mengacu pada rencana

kelemahan yang terjadi pada siklus I. Hasil ini

pelajaran yang telah dipersiap-kan. Pengamatan

akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan

(observasi) dilaksana-kan bersamaan dengan pe-

revisi yang akan dilakukan pada siklus II. Hasil ob-

laksaaan belajar mengajar.

servasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa
seperti pada tabel berikut.

Adapun data hasil penelitian pada siklus I

Tabel Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I

adalah sebagai berikut:
No

Tabel Pengelolaan Pembelajaran pada Siklus I
No

Aspek yang diamati

3
P1

A.
1.
2.

I

A. Pengamatan KBM
Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkahlangkah kegiatan bersama
siswa
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan
pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa
merumuskan
kesimpulan/menemukan
konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi

Ratarata

Penilaian

1
2

P2
4

3
1

2
2

2,5
1,5

3

3

3

5
6
7

Aktivitas Guru yang diamati

Persentase

Menyampaikan tujuan
Memotivasi siswa/merumuskan masalah
Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya
Menyampaikan materi/langkahlangkah/strategi
Menjelaskan materi yang sulit
Membimbing dan mengamati siswa dalam
menemukan konsep
Meminta siswa menyajikan dan
mendiskusikan hasil kegiatan
Memberikan umpan balik
Membimbing siswa merangkum pelajaran

10.00
10.00

8
9
No

3

3

3

1

3

3

3

2
3

3

3

3

4
5
6
3

3

3
7
8
9

3
3

3
3

6.67
8.33
13.33
15.00
10.00
18.33
8.33

Aktivitas Siswa yang diamati

Persentase

Mendengarkan/memperhatikan penjelasan
guru
Membaca buku siswa
Bekerja dengan sesama anggota kelompok
Diskusi antar siswa/antara siswa dengan
guru
Menyajikan hasil pembelajaran
Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
Menulis yang relevan dengan KBM
Merangkum pembelajaran
Mengerjakan tes evaluasi

19.16
11.86
18.13
14.38
5.83
5.63
9.17
6.86
8.96

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa akti-

3
3

vitas guru yang paling dominan pada siklus I ada-

72

E-ISSN: 2477-8486

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

lah memberi umpan balik dan membimbing dan

kan guru dengan menerapkan metode pembela-

mengamati siswa dalam menemukan konsep yai-

jaran penemuan terbimbing (Guided Discovery).

tu masing-masing 18,33 dan 15,00%. Aktivitas lain

Siklus II

yang persentasenya cukup besar adalah menje-

Pada tahap perencanaan siklus II peneliti

laskan materi yang sulit dan menjelaskan materi

mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

yang sulit yaitu 13,33%. Sedangkan aktivitas siswa

terdiri dari RPP 2, LKS 2, soal tes formatif 2, dan

yang

alat-alat pengajaran yang mendukung. Lalu dilan-

paling

dominan

kan/memperhatikan

adalah

penjelasan

mengerjaguru

yaitu

jutkan tahap kegiatan dan peng-amatan dimana

19,16%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Sik-

besar adalah be-kerja dengan sesama anggota

lus II dilaksanakan pada tanggal 19 September

kelompok, diskusi antar siswa/antara siswa den-

2014 di kelas IIIdengan jumlah siswa 25 siswa. Da-

gan guru, dan membaca buku yaitu masing-

lam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Ada-

masing 18,13%, 14,38 dan 11,86%.

pun proses belajar mengajar mengacu pada ren-

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan be-

cana pelajaran dengan memperhatikan revisi pa-

lajar mengajar dengan me-tode penemuan ter-

da siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan

bimbing (Guided Discovery) sudah dilaksanakan

pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus II.

dengan baik, walaupun peran guru masih cukup

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dominan untuk memberikan penjelasan dan ara-

dengan pelaksanaan belajar mengajar.

han karena model tersebut masih dirasakan baru

Pada akhir proses belajar mengajar siswa di-

oleh siswa. Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes

beri tes formatif II dengan tujuan untuk mengeta-

formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut.

hui tingkat keberhasilan siswa dalam proses bela-

Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No
1
2
3
4

Uraian
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa belum tuntas
Nilai rata-rata tes formatif
Persentase ketuntasan belajar

jar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen
Hasil Siklus I

yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun

16
9
67,82
64

data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut:
Tabel Pengelolaan Pembelajaran
pada Siklus II

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
No

nemuan terbimbing (Guided Discovery) diperoleh
nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 67,82
dan ketuntasan belajar mencapai 64% atau ada 16
siswa

dari 25 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

tersebut me-nunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, ka-

I

rena siswa yang memperoleh nilai ≥70 hanya sebesar 64% lebih kecil dari per-sentase ketuntasan
yang dikehendaki yaitu sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan be-

Penilaian

Aspek yang diamati
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkahlangkah kegiatan bersama
siswa
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan
dalam kelompok

Ratarata

dengan menerapkan metode pembelajaran pe-

P1

P2

4
4

4
4

4
4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

lum mengerti apa yang dimaksudkan dan diguna-

73

E-ISSN: 2477-8486

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

II
III

C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi
Pengelolaan Waktu
Antusiasme Kelas
1. Siswa
2. Guru
Jumlah

Keterangan:

Nilai
1
2
3
4

3

4

3,5
4

4
3

4
3

4

3

4
45

4
45

4
5

3
6
3,5
4

7

kan konsep yaitu 15.00%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami penurunan.
Aktivitas guru yang meng-alami peningkatan adalah menyampaikan materi/langkah-langkah/ strategi dan memberi umpan balik/evaluasi/tanya

pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing

jawab yaitu 13.33% dan 16,67%.

siswa merumuskan kesimpulan / me-nemukan

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling

konsep, dan pengelolaan waktu. Penyempurnaan

dominan pada siklus II adalah menulis yang rele-

aspek-aspek tersebut dalam menerapkan metode

van dengan KBM yaitu 14,57%, merangkum pem-

pe-nemuan terbimbing (Guided Discovery) diha-

belajaran 12,29% dan menyajikan hasil pembela-

rapkan dapat berhasil semaksimal mungkin.

jaran yaitu (12,08%). Berikutnya adalah rekapitu-

Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan

lasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada

siswa.

tabel berikut.

Tabel Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus II

6

7

12.29
8.96

bimbing dan mengamati siswa dalam menemu-

Discovery) mendapatkan penilaian cukup baik dari

5

14.57

adalah memberi umpan balik yaitu 16,67%, mem-

nerapkan metode penemuan terbimbing (Guided

4

10.63

vitas guru yang paling dominan pada siklus II

lus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan me-

3

12.08

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa akti-

: Kriteria
: Tidak Baik
: Kurang Baik
: Cukup Baik
: Baik

yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (sik-

1
2

11.46

8
9

45

Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek

No

lompok
Diskusi antar siswa/antara siswa
dengan guru
Menyajikan hasil pembelajaran
Mengajukan/menanggapi
pertanyaan/ide
Menulis yang relevan dengan KBM
Merangkum pembelajaran
Mengerjakan tes evaluasi/latihan

Aktivitas Guru yang diamati
Menyampaikan tujuan
Memotivasi siswa/merumuskan masalah
Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya
Menyampaikan materi/langkahlangkah/strategi
Menjelaskan materi yang sulit
Membimbing dan mengamati siswa
dalam menentukan konsep
Meminta siswa menyajikan dan
mendiskusikan hasil kegiatan
Memberikan umpan balik
Membimbing siswa merangkum pelajaran

Persentase
8.33
10.00

Aktivitas Siswa yang diamati
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
Membaca buku siswa
Bekerja dengan sesama anggota ke-

Persentase
9.38

Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No
1
2
3
5

6.67

Uraian
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa belum tuntas
Nilai rata-rata tes formatif
Persentase ketuntasan belajar

Hasil Siklus II
22
3
77,39
88

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-

13.33

rata tes formatif sebesar 77,39 dan dari 25 siswa
yang telah tuntas sebanyak 22 siswa dan 3 siswa

11.67

belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara

15.00

klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 88% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada

8.33

siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada

No

1
2
3

siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan
kemampuan guru dalam menerapkan pembelaja-

8.96
11.67

ran penemuan terbimbing (Guided Discovery) se-

74

E-ISSN: 2477-8486

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

hingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pem-

(Guided Discovery) memiliki dampak positif dalam

belajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah

me-ningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini da-

dalam memahami materi yang telah diberikan.

pat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman

Refleksi

siswa terhadap materi yang disampaikan guru.

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah ter-

Ketuntasan belajar meningkat dari siklus Idan II

laksana dengan baik maupun yang masih kurang

yaitu masing-masing 64%dan 88%. Pada Siklus II

baik dalam proses belajar mengajar dengan pene-

ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah ter-

rapan

capai.

pembelajaran

penemuan

terbimbing

(Guided Discovery). Dari data-data yang telah di-

Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembela-

peroleh dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Sela-

jaran

ma proses belajar meng-ajar guru telah melaksa-

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas

nakan semua pembelajaran dengan baik; Meski-

siswa dalam proses pem-belajaran penemuan

pun ada beberapa aspek yang belum sempurna,

terbimbing (Guided Discovery) dalam setiap siklus

tetapi persentase pelaksana-annya untuk masing-

mengalami peningkatan. Hal ini berdampak posi-

masing aspek cukup besar; (2) Berdasarkan data

tif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat di-

hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif se-

tunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata

lama proses belajar berlangsung; (3) Kekurangan

siswa pada setiap siklus yang terus mengalami

pada siklus-siklus sebelum-nya sudah mengalami

peningkatan.

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi le-

Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran

bih baik; (4) Hasil belajar siswa pada Siklus II men-

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas

capai ketuntasan.

siswa dalam proses pem-belajaran IPA pada po-

Revisi Pelaksanaan

kok bahasan perkembangbiakan tumbuhan dengan

Pada siklus II guru telah menerapkan pembe-

metode

pembelajaran

penemuan

ter-

lajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery)

bimbing (Guided Discovery) yang paling dominan

dengan baik dan di-lihat dari aktivitas siswa serta

adalah

hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar

alat/media, mendengarkan/ memperhatikan pen-

meng-ajar sudah berjalan dengan baik. Maka ti-

jelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa

dak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang

dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivi-

perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya

tas siswa dapat dikategorikan aktif.

bekerja

dengan

meng-gunakan

adalah me-maksimalkan dan mempertahankan

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pem-

apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pe-

belajaran telah melaksanakan langah-langkah

laksanaan proses belajar mengajar selanjutnya

pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Dis-

penerapan pembelajaran penemuan terbimbing

covery) dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas

(Guided Discovery) dapat meningkatkan proses

guru yang muncul di antaranya aktivitas mem-

belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran

bimbing dan mengamati siswa dalam mengerja-

dapat tercapai.

kan kegiatan LKSmenemukan konsep, menje-

Pembahasan

laskan/me-latih menggunakan alat, memberi um-

Ketuntasan Hasil belajar Siswa

pan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Melalui hasil peneilitian ini me-nunjukkan
bahwa

pembelajaran

penemu-an

terbimbing

75

E-ISSN: 2477-8486

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

BAB V PENUTUP

nantinya dapat menemukan pe-ngetahuan baru,

Kesimpulan

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah

siswa ber-hasil atau mampu memecahkan masa-

dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan se-

lah-masalah yang dihadapinya; (3) Perlu adanya

luruh pembahasan serta analisis yang telah dila-

penelitian yang lebih lanjut, karena hasil peneli-

kukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)

tian inihanya dilakukan di SDN IV Ngunggahan

Pem-belajaran dengan metode penemuan ter-

tahun pelajaran 2014/2015; (4) Untuk penelitian

bimbing (Guided Discovery) memiliki dampak po-

yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-

sitif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

kelas III SDN IV Ngunggahan Kecamatan Bandung
Kabupaten

Tulungagung

tahun

DAFTAR PUSTAKA

pelajaran

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi

2014/2015 yang ditandai dengan peningkatan

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Su-

siklus I (64%) dan siklus II (88%); (2) Penerapan
metode

pembelajaran

penemuan

atu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa

terbimbing

(Guided Discovery) mempunyai pengaruh positif,

Cipta.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Er-

yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

langga.

yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994.

yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan
berminat
penemuan

dengan

metode

terbimbing

Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Menga-

pembelajaran

(Guided

jar, Jakarta. Balai Pustaka.

Discovery)

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar

sehingga mereka menjadi termotivasi untuk

Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

belajar.

Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar.

Saran

Jakarta: Rineksa Cipta.

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Ban-

uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar

dung: Citra Aditya Bakti.

IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
optimal bagi siswa, maka disampaikan saran se-

KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

bagai berikut: (1) Untuk melaksanakan metode

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action

pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Dis-

Research Planner. Victoria Dearcin University

covery) me-merlukan persiapan yang cukup ma-

Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan.

tang, sehingga guru harus mampu me-nentukan

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode pembelajaran penemuan

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar.

terbimbing (Guided Discovery) dalam proses bela-

Surabaya. University Press. Universitas Ne-

jar mengajar sehingga diperoleh hasil yang op-

geri Surabaya.

timal; (2) Dalam rangka meningkatkan prestasi

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Eva-

belajar siswa, guru hendaknya lebih sering mela-

luasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda

tih siswa dengan ber-bagai metode pengajaran,

Karya.

walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa

76

E-ISSN: 2477-8486

PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 1 Nomor 1 Desember 2015: 65 - 77

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana. 1996. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran
Nasional. Bandung: Jemmars.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di
Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di
Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu
Pendekatan

Baru.

Bandung:

Remaja

Rosdakarya.
Usman,

Moh.

Uzer.

2001.

Menjadi

Guru

Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

77

E-ISSN: 2477-8486