Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Tutor Sebaya Dipadu dengan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas V SD Negeri Kauman Kidul Tahun 2016/2017

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian, Setting, dan Karakteristik Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan PTK atau penelitian tindakan
kelas pada anak kelas V di SD Kauman Kidul. Jenis PTK yang digunakan adalah
PTK guru sebagai peneliti, yaitu guru berperan sebagai pengajar dan peneliti ketika
berlangsungnya penelitian. Di kelas V SD N Kauman Kidul siswanya berjumlah
22 siswa. Siswa tersebut terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Kondisi ekonomi siswa dikelas V SD N Kauman kidul cukup beragam. Ada
beberapa siswa berada dalam kategori mampu, namun ada juga yang berkecukupan
dan kurang mampu. Dalam kelas ini, siswa dengan kategori mampu cukup
dominan. Namun tidak memberikan jarak bagi siswa yang mampu dan siswa yang
bukan kategori mampu. Kondisi kelas cukup kondusif meskipun sering didapati
rame. Akan tetapi solidaritas antar siswa baik siswa laki-laki ataupun siswa
perempuan cukup baik tanpa membeda-bedakan status social dan gender. Sehingga
tidak ada siswa yang dikucilkan dikelas ini. Proses belajar mengajar di SD ini setiap
harinya diawal dengan kegiatan literasi, yaitu membaca buku apapun terlebih
dahulu selama 15 menit sebelum dimulainya pelajaran. Setelah selesai barulah
pelajaran yang sebenarnya dimulai dan selesai pada jam 12.10. Sampel dalam kelas
ini adalah seluruh kelas V yang berjumlah 22 siswa.
3.2 Variabel Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan dua Variabel. Variabel tersebut adalah
variabel bebas (x) dan variabel terikat (y). variabel bebas dalam penelitian ini
adalah metode yang peneliti gunakan dan variabel terikat adalah hasil belajar dari
siswa.
3.2.1 Variabel X
Variabel bebas adalah variabel yang berdiri sendiri dan mempengaruhi
variabel terikat atau variabel dependent. Variabel bebas adalah variabel yang
nantinya akan digunakan untuk mempengaruhi hasil belajar sebagai variabel
terikatnya. variabel bebas dalam penelitian ini menggunakan metode tutor sebaya
yang dipadukan dengan metode inkuiri. Dengan metode tutor sebaya dipadu

43

44

metode inkuiri siswa akan diminta untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh
guru. Siswa yang sebelumnya dibagi dalam beberapa kelompok akan memecahkan
masalah dengan bantuan tutor sebaya dan menggunakan tahap-tahap proses ilmiah.
Metode tutor sebaya pada pelaksanaannya akan menggunakan tutor sebaya
yaitu siswa yang lebih pandai dalam matapelajaran matematika untuk menjadi tutor

bagi teman-teman yang lainnya. Pada metode ini, tutor sebaya diberikan hak penuh
untuk memberikan pengajaran kepada siswa lain, sedangkan peran guru adalah
sebagai fasilitator yang nantinya akan membantu apabila ada yang belum dipahami
siswa. meskipun nantinya akan membantu, guru tidak akan mengambil alih
kepemimpinan dari tutor sebaya. sedangkan untuk metode inkuri adalah metode
penyelidikan yang memiliki tahapan mengidentifikasi masalah, merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data dan menyimpulkan. Dimana
pada tahapan ini siswa akan belajar untuk menemukan sendiri pengetahuan yang
ingin mereka cari sehingga ketika siswa mampu menemukannya maka siswa akan
lebih mudah menyimpan pengetahuan tersebut kedalam memori ingatannya dalam
jangka yang lama. Berikut ini adalah sintak yang akan digunakan dalam
pembelajaran metode tutor sebaya dan metode inkuiri pada matapelajaran
matematika:
1) Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam dan mengondisikan siswa.*
b. Guru melakukan presensi.
c. Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan bertanya
jawab.*
d. Guru menuliskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.*
2) Kegiatan Inti

Eksplorasi
a. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 5-6 orang
dan disetiap kelompok akan ditempatkan satu tutor sebaya.*
b. Guru mengaitkan apersepsi kedalam pembelajaran untuk
menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya jawab.*

45

c. Guru

menjelaskan

materi

dengan

media-media

yang


menunjang.*
d. Siswa menyimak penjelasan guru.
e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila ada yang belum dipahami.*
f. Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk
mengidentifikasi suatu masalah.*
g. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) berbentuk bagan
kepada setiap kelompok sebagai acuan pemecahan masalah.
h. Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Elaborasi
a. Dengan bimbingan tutor sebaya, siswa menuliskan hipotesis
pada lembar kerja siswa (LKS) sesuai masalah yang telah
dibeirikan.*
b. Tutor sebaya mengarakan seluruh siswa dalam kelompoknya
untuk melakukan penghitungan.
c. Guru berkeliling mengamati kemajuan kelompok dan
membantu kelompok apabila tutor sebaya mengalami
kesulitan.
d. Seluruh siswa dalam satu kelompok mendiskusikan dan

menganalisis penghitungan untuk dibandingkan dengan
hipotesis.*
e. Setiap kelompok menuliskan kesimpulan apakah hipotesis
mereka diterima atau ditolak pada lembar kerja siswa (LKS).*
f. Salah satu siswa dari beberapa kelompok maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil dari kelompoknya.*
g. Siswa dari kelompok lain yang tidak presentasi memberikan
komentar pada siswa yang presentasi.*

46

h. Setiap kelompok bertugas untuk memberikan nilai pada
kelompok yang presentasi dan kelompok yang memberikan
komentar.*
i. Siswa yang telah melakukan presentasi menempelkan LKS
berbentuk bagan dipapan pajang.*
j. Guru dan siswa membahas bersama hasil presentasi yang telah
dilakukan.
Konfirmasi
a. Guru memberikan apresiasi bagi siswa yang maju kedepan dan

siswa yang berkomentar berupa tepuk tangan dan hadiah untuk
kelompok yang mendapatkan nilai terbanyak.*
b. Guru memberikan umpan balik dan penguatan pada siswa.
c. Siswa

merefleksikan

pelaksanaan

pembelajaran

yang

diperolehnya.
3) Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dipelajari.*
b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.*
c. Guru menanyakan perasaan siswa selama proses pembelajaran.
d. Siswa diinformasikan tindak lanjut pembelajaran berikutnya*

e. Guru menutup pelajaran dengan salam.
Pemberian tanda flag (*) menunjukkan kesesuaian dengan standar
proses dan sintaks pembelajaran metode tutor sebaya dan metode inkuiri.

3.2.2 Variabel Y
Variabek terikat adalah variabel yang mendapat pengaruh dari variabel
bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikat yang digunakan adalah hasil belajar
matematika dengan pokok bahasan menggunakan pecahan dalam pemecahan
masalah pada siswa kelas lima SD N Kauman Kidul kota Salatiga semester genap
tahun pelajaran 2016/2017. Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan dalam dua
siklus. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang terkait dengan aspek

47

kognitif, afektif, dan psikomotor dan dapat diukur menggunakan teknik tes dan
nontes. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini akan dipengaruhi oleh metode
tutor sebaya yang dipadu dengan metode inkuiri dalam matapelajaran matematika.
berikut ini adalah indikator yang akan dicapai dalam penelitian ini:
1) Keterampilan


yang dimiliki guru dalam mengelolah pembelajaran

matematika ketika mengunakan metode Tutor Sebaya dipadukan metode
Inkuiri
2) Keaktifan belajar siswa pada pembelajaran matematika ketika menggunakan
metode Tutor Sebaya dipadukan metode Inkuiri.
3) Hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika ketika menggunakan
metode Tutor Sebaya dipadukan metode Inkuiri.
Ketrampilan guru dan keaktifan siswa akan diukur dengan nontes lembar
observasi. Sedangkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika pada
ranah kognitif akan dikur dengan tes objektif (pilihan ganda) dan tes submatif (tes
uraian), dan nontes LKS. Sedangkan pada afektif dan psikomotor akan diukur
dengan nontes berupa rubrik.
3.3 Rencana Tindakan
Penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitan Tindakan Kelas atau sering
disebut PTK. Dalam PTK ini, diharapkan adanya peningkatan pada suatu objek
yang diteliti. PTK yang peneliti gunakan adalah PTK dengan model guru sebagai
peneliti. Diamana gurulah yang menjadi peneliti sekaligus pengajar dalam proses
pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dimana sebelumnya akan
dilaksanakan tes pra siklus dan pemberian pelatihan untuk siswa-siswa yang

menjadi tutor sebaya. Model yang digunakan adalah model penelitian tindakan
kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Tahapan siklus tersebut
terdiri dari 1) Rencana atau Planning, 2) Tidakan atau Action dan Pengamatan atau
Observation, dan 4) Refleksi atau Reflection. Dalam setiap siklus terdiri dari tiga
kali pertemuan. Sedangkan, prosedur tindakan untuk setiap siklusnya akan
diperlihatkan pada gambar satu berikut ini.

48

Gambar 3.1
Alur siklus PTK model spiral menurut Kemmis dan Taggart

3.3.1 Rencana Tindakan Siklus I
A. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan di siklus I, peneliti akan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelas 5 pada mata pelajaran matematika
dengan metode tutor sebaya dipadu metode inkuiri. Persiapan selanjutnya
adalah mempersiapkan alat pengumpulan data selama tiga kali pertemuan yang
berkaitan dengan lembar tes, lembar observasi pembelajaran, dan lembar
aktivitas belajar siswa. Selain itu peneliti akan membagi siswa kedalam

beberapa kelompok belajar dan menentukan siapa saja yang akan menjadi tutor
sebaya.
B.

Tahap Pelaksanaan dan Observasi
Pada tahap pelaksanaan siklus I, penelitian teridiri dari 3 kali pertemuan

yang disesuaikan dengan skenario yang telah dibuat yaitu menggunakan metode
tutor sebaya dipadu metode inkuiri. Pada setiap pertemuannya, pelaksanaan
tindakan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1) Pendahuluan, 2) Kegiatan inti yang

49

teridiri dari eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan 3) Penutup. Pada tahap ini juga
akan dilaksanakan observasi untuk mengetahui apakah yang terdapat dalam
pelaksanaan penelitian sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Observasi
dilakukan pada setiap pertemuan siklus 1,yaitu pada pertemuan ke satu, dua, dan
tiga. Observasi akan dilakukan oleh seorang observer atau pengamat. Dalam
tahap ini observer akan melakukan pengamatan baik kepada guru (peneliti) dan
kepada siswa melalui lembar observasi yang terlampir. Setiap berakhirnya

pertemuan 1,2, dan 3 akan ada refleksi yang nantinya akan digunakan sebagai
perbaikan pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan Pertama
1. Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan mengondisikan siswa.
2) Guru melakukan presensi.
3) Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan bertanya jawab
mengenai gambar kotak kecil berwarna merah dan kuning ketika
disusun akan menjadi kotak besar.
4) Guru menuliskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai di papan
tulis.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 5-6 orang dan
setiap kelompok akan ditempatkan 1 orang tutor sebaya.
2) Guru mengaitkan apersepsi kedalam pembelajaran untuk menggali
pengetahuan awal siswa tentang pecahan dengan bertanya jawab.
3) Guru menjelaskan materi pecahan dengan menggunakan media
gambar kotak kotak kecil dan media lingkaran.
4) Siswa menyimak penjelasan guru.
5) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada
yang belum dipahami.

50

6) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk mengidentidikasi
suatu masalah yang berkaitan dengan pecahan senilai antara pecahan
biasa dan pecahan campuran.
7) Guru membagi lembar kerja siswa (LKS) berbentuk bagan kepada
setiap kelompok acuan pemecahan masalah.
8) Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Elaborasi
1) Dengan bimbingan tutor sebaya, siswa menuliskan hipotesis pada
lembar kerja siswa (LKS) sesuai masalah yang telah dibeirikan.
2) Tutor sebaya mengarakan seluruh siswa dalam kelompoknya untuk
melakukan penghitungan.
3) Guru berkeliling mengamati kemajuan kelompok dan membantu
kelompok apabila tutor sebaya mengalami kesulitan.
4) Seluruh

siswa

dalam

satu

kelompok

mendiskusikan

dan

menganalisis penghitungan untuk dibandingkan dengan hipotesis.
5) Setiap kelompok menuliskan kesimpulan apakah hipotesis mereka
diterima atau ditolak pada lembar kerja siswa (LKS).
6) Salah satu siswa dari beberapa kelompok maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil dari kelompoknya.
7) Siswa dari kelompok lain yang tidak presentasi memberikan
komentar pada siswa yang presentasi.
8) Setiap kelompok bertugas untuk memberikan nilai pada kelompok
yang presentasi dan kelompok yang memberikan komentar.
9) Siswa yang telah melakukan presentasi menempelkan LKS
berbentuk bagan dipapan pajang.
10) Guru dan siswa membahas bersama hasil presentasi yang telah
dilakukan.

51

Konfirmasi
1) Guru memberikan apresiasi bagi siswa yang maju kedepan dan
siswa yang berkomentar berupa tepuk tangan dan hadiah untuk
kelompok yang mendapatkan nilai terbanyak.
2) Guru memberikan umpan balik dan penguatan pada siswa.
3) Siswa

merefleksikan

pelaksanaan

pembelajaran

yang

diperolehnya.
3. Penutup
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
2) Guru menanyakan perasaan siswa selama proses pembelajaran.
3) Siswa diinformasikan tindak lanjut pembelajaran berikutnya.
4) Guru menutup pelajaran dengan salam.
Pertemuan Kedua
1.Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan mengondisikan siswa.
2) Guru melakukan presensi.
3) Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan bertanya jawab
mengenai gambar bola berjumlah 100 yang beberapa masuk kedalam
kotak berbentuk persegi panjang.
4) Guru menuliskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai di papan
tulis.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 5-6 orang dan
setiap kelompok akan ditempatkan 1 orang tutor sebaya.
2) Guru mengaitkan apersepsi kedalam pembelajaran untuk menggali
pengetahuan awal siswa tentang pecahan dengan bertanya jawab.

52

3) Guru menjelaskan materi pecahan persen dengan menggunakan
gambar bola berjumlah 100 yang masuk kedalam kotak dan gambar
diskon di took baju.
4) Siswa menyimak penjelasan guru.
5) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada
yang belum dipahami.
6) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk mengidentidikasi
suatu masalah yang berkaitan dengan perbandingan jumlah siswa
yang mengikuti ekstra karawitan dan siswa yang tidak mengikuti
ekstra karawitan.
7) Guru membagi lembar kerja siswa (LKS) berbentuk bagan kepada
setiap kelompok acuan pemecahan masalah.
8) Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Elaborasi
1) Dengan bimbingan tutor sebaya, siswa menuliskan hipotesis pada
lembar kerja siswa (LKS) sesuai masalah yang telah dibeirikan.
2) Tutor sebaya mengarakan seluruh siswa dalam kelompoknya untuk
melakukan penghitungan.
3) Guru berkeliling mengamati kemajuan kelompok dan membantu
kelompok apabila tutor sebaya mengalami kesulitan.
4) Seluruh siswa dalam satu kelompok mendiskusikan dan menganalisis
penghitungan untuk dibandingkan dengan hipotesis.
5) Setiap kelompok menuliskan kesimpulan apakah hipotesis mereka
diterima atau ditolak pada lembar kerja siswa (LKS).
6) Salah satu siswa dari beberapa kelompok maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil dari kelompoknya.
7) Siswa dari kelompok lain yang tidak presentasi memberikan
komentar pada siswa yang presentasi.
8) Setiap kelompok bertugas untuk memberikan nilai pada kelompok
yang presentasi dan kelompok yang memberikan komentar.

53

9) Siswa yang telah melakukan presentasi menempelkan LKS
berbentuk bagan dipapan pajang.
10) Guru dan siswa membahas bersama hasil presentasi yang telah
dilakukan.
Konfirmasi
1) Guru memberikan apresiasi bagi siswa yang maju kedepan dan
siswa yang berkomentar berupa tepuk tangan dan hadiah untuk
kelompok yang mendapatkan nilai terbanyak.
2) Guru memberikan umpan balik dan penguatan pada siswa.
3) Siswa

merefleksikan

pelaksanaan

pembelajaran

yang

diperolehnya.
3. Penutup
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
2) Guru menanyakan perasaan siswa selama proses pembelajaran.
3) Siswa diinformasikan tindak lanjut pembelajaran berikutnya.
4) Guru menutup pelajaran dengan salam.
Pertemuan Ketiga
1. Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan mengondisikan siswa.
2) Guru melakukan presensi.
3) Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan bertanya jawab
tentang apa saja yang teleh dipelajari pada pertemuan pertama dan
kedua.
4) Guru menuliskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai di papan
tulis.

54

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 5-6 orang dan
setiap kelompok akan ditempatkan 1 orang tutor sebaya.
2) Guru mengaitkan apersepsi kedalam pembelajaran untuk menggali
pengetahuan awal siswa tentang pecahan dengan bertanya jawab.
3) Guru menjelaskan materi pecahan desimal dengan menggunakan
media gambar barang degan keterangan beratnya.
4) Siswa menyimak penjelasan guru.
5) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada
yang belum dipahami.
6) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk mengidentidikasi
suatu masalah yang berkaitan dengan pecahan desimal berupa
pembuktian angka-angka pembilang berpenyebut 100.
7) Guru membagi lembar kerja siswa (LKS) berbentuk bagan kepada
setiap kelompok acuan pemecahan masalah.
8) Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Elaborasi
1) Dengan bimbingan tutor sebaya, siswa menuliskan hipotesis pada
lembar kerja siswa (LKS) sesuai masalah yang telah dibeirikan.
2) Tutor sebaya mengarakan seluruh siswa dalam kelompoknya untuk
melakukan penghitungan.
3) Guru berkeliling mengamati kemajuan kelompok dan membantu
kelompok apabila tutor sebaya mengalami kesulitan.
4) Seluruh

siswa

dalam

satu

kelompok

mendiskusikan

dan

menganalisis penghitungan untuk dibandingkan dengan hipotesis.
5) Setiap kelompok menuliskan kesimpulan apakah hipotesis mereka
diterima atau ditolak pada lembar kerja siswa (LKS).
6) Salah satu siswa dari beberapa kelompok maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil dari kelompoknya.

55

7) Siswa dari kelompok lain yang tidak presentasi memberikan
komentar pada siswa yang presentasi.
8) Setiap kelompok bertugas untuk memberikan nilai pada kelompok
yang presentasi dan kelompok yang memberikan komentar.
9) Siswa yang telah melakukan presentasi menempelkan LKS
berbentuk bagan dipapan pajang.
10) Guru dan siswa membahas bersama hasil presentasi yang telah
dilakukan.
Konfirmasi
1) Guru memberikan apresiasi bagi siswa yang maju kedepan dan siswa
yang berkomentar berupa tepuk tangan dan hadiah untuk kelompok
yang mendapatkan nilai terbanyak.
2) Guru memberikan umpan balik dan penguatan pada siswa.
3) Siswa merefleksikan pelaksanaan pembelajaran yang diperolehnya.
3. Penutup
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
2) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
3) Siswa mengerjakan tes siklus 1.
4) Guru menanyakan perasaan siswa selama proses pembelajaran.
5) Siswa diinformasikan tindak lanjut pembelajaran berikutnya.
6) Guru menutup pelajaran dengan salam.
C. Tahap Refleksi
Tahap refleksi dilaksanakan setelah berakhirnya pertemuan pertama,
kedua, dan ketiga. Tahap ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apa
saja kekurangan dan kelebihan pada setiap pertemaunnya sehingga pada
pertemuan selanjutnya dapat lebih baik dari sebelumnya. Untuk pertemuan
ketiga nantinya akan menjadi refleksi pada pertemuan pertama siklus II.

56

3.3.2 Rencana Tindakan Siklus II
A. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan di siklus II, peneliti akan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelas 5 pada mata pelajaran matematika
dengan metode tutor sebaya dipadu metode inkuiri. Persiapan selanjutnya
adalah mempersiapkan alat pengumpulan data selama tiga kali pertemuan yang
berkaitan dengan lembar tes, lembar observasi pembelajaran, dan lembar
aktivitas belajar siswa. Selain itu peneliti akan membagi siswa kedalam
beberapa kelompok belajar dan menentukan siapa saja yang akan menjadi tutor
sebaya.
B. Tahap Pelaksanaan dan Observasi
Pada tahap pelaksanaan siklus II, penelitian teridiri dari 3 kali pertemuan
yang disesuaikan dengan skenario yang telah dibuat yaitu menggunakan metode
tutor sebaya dipadu metode inkuiri. Pada setiap pertemuannya, pelaksanaan
tindakan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1) Pendahuluan, 2) Kegiatan inti yang
teridiri dari eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan 3) Penutup. Pada tahap ini
juga akan dilaksanakan observasi untuk mengetahui apakah yang terdapat
dalam pelaksanaan penelitian sesuai dengan skenario yang telah dibuat.
Observasi dilakukan pada setiap pertemuan siklus 1,yaitu pada pertemuan ke
satu, dua, dan tiga. Observasi akan dilakukan oleh seorang observer atau
pengamat. Dalam tahap ini observer akan melakukan pengamatan baik kepada
guru (peneliti) dan kepada siswa melalui lembar observasi yang terlampir.
Setiap berakhirnya pertemuan 1,2, dan 3 akan ada refleksi yang nantinya akan
digunakan sebagai perbaikan pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan Pertama
1. Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan mengondisikan siswa.
2) Guru melakukan presensi.
3) Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan bercerita dan
bertanya jawab tentang seorang pelari yang mengelilingi stadion.

57

4) Guru menuliskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai di papan
tulis.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 5-6 orang dan
setiap kelompok akan ditempatkan 1 orang tutor sebaya.
2) Guru mengaitkan apersepsi kedalam pembelajaran untuk menggali
pengetahuan awal siswa tentang pecahan dengan bertanya jawab.
3) Guru menjelaskan materi penjumlahan pecahan dengan media
gambar tampak atas seorang pelari mengelilingi stadion.
4) Siswa menyimak penjelasan guru.
5) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada
yang belum dipahami.
6) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk mengidentidikasi
suatu masalah yang berkaitan dengan perbandingan dua pasang
pecahan yang dijumlahkan.
7) Guru membagi lembar kerja siswa (LKS) berbentuk bagan kepada
setiap kelompok acuan pemecahan masalah.
8) Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Elaborasi
1) Dengan bimbingan tutor sebaya, siswa menuliskan hipotesis pada
lembar kerja siswa (LKS) sesuai masalah yang telah dibeirikan.
2) Tutor sebaya mengarakan seluruh siswa dalam kelompoknya untuk
melakukan penghitungan.
3) Guru berkeliling mengamati kemajuan kelompok dan membantu
kelompok apabila tutor sebaya mengalami kesulitan.
4) Seluruh

siswa

dalam

satu

kelompok

mendiskusikan

dan

menganalisis penghitungan untuk dibandingkan dengan hipotesis.
5) Setiap kelompok menuliskan kesimpulan apakah hipotesis mereka
diterima atau ditolak pada lembar kerja siswa (LKS).

58

6) Salah satu siswa dari beberapa kelompok maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil dari kelompoknya.
7) Siswa dari kelompok lain yang tidak presentasi memberikan
komentar pada siswa yang presentasi.
8) Setiap kelompok bertugas untuk memberikan nilai pada kelompok
yang presentasi dan kelompok yang memberikan komentar.
9) Siswa yang telah melakukan presentasi menempelkan LKS
berbentuk bagan dipapan pajang.
10) Guru dan siswa membahas bersama hasil presentasi yang telah
dilakukan.
Konfirmasi
1) Guru memberikan apresiasi bagi siswa yang maju kedepan dan
siswa yang berkomentar berupa tepuk tangan dan hadiah untuk
kelompok yang mendapatkan nilai terbanyak.
2) Guru memberikan umpan balik dan penguatan pada siswa.
3) Siswa merefleksikan pelaksanaan pembelajaran yang diperolehnya.
3. Penutup
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
2) Guru menanyakan perasaan siswa selama proses pembelajaran.
3) Siswa diinformasikan tindak lanjut pembelajaran berikutnya.
4) Guru menutup pelajaran dengan salam.
Pertemuan Kedua
1. Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan mengondisikan siswa.
2) Guru melakukan presensi.
3) Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan bercerita dan
bertanya jawab mengenai seorang siswa yang berangkat sekolah lalu
kembali lagi kerumah karena ada barang yang tertinggal.

59

4) Guru menuliskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai di papan
tulis.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 5-6 orang dan
setiap kelompok akan ditempatkan 1 orang tutor sebaya.
2) Guru mengaitkan apersepsi kedalam pembelajaran untuk menggali
pengetahuan awal siswa tentang pecahan dengan bertanya jawab.
3) Guru

menjelaskan

materi

pengurangan

pecahan

dengan

menggunakan gambar tampak atas siswa yang berangkat kesekolah.
4) Siswa menyimak penjelasan guru.
5) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada
yang belum dipahami.
6) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk mengidentidikasi
suatu masalah yang berkaitan dengan perbandingan dua pasang
pecahan yang dikurangkan.
7) Guru membagi lembar kerja siswa (LKS) berbentuk bagan kepada
setiap kelompok acuan pemecahan masalah.
8) Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Elaborasi
1) Dengan bimbingan tutor sebaya, siswa menuliskan hipotesis pada
lembar kerja siswa (LKS) sesuai masalah yang telah dibeirikan.
2) Tutor sebaya mengarakan seluruh siswa dalam kelompoknya untuk
melakukan penghitungan.
3) Guru berkeliling mengamati kemajuan kelompok dan membantu
kelompok apabila tutor sebaya mengalami kesulitan.
4) Seluruh siswa dalam satu kelompok mendiskusikan dan menganalisis
penghitungan untuk dibandingkan dengan hipotesis.
5) Setiap kelompok menuliskan kesimpulan apakah hipotesis mereka
diterima atau ditolak pada lembar kerja siswa (LKS).

60

6) Salah satu siswa dari beberapa kelompok maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil dari kelompoknya.
7) Siswa dari kelompok lain yang tidak presentasi memberikan
komentar pada siswa yang presentasi.
8) Setiap kelompok bertugas untuk memberikan nilai pada kelompok
yang presentasi dan kelompok yang memberikan komentar.
9) Siswa yang telah melakukan presentasi menempelkan LKS
berbentuk bagan dipapan pajang.
10) Guru dan siswa membahas bersama hasil presentasi yang telah
dilakukan.
Konfirmasi
1) Guru memberikan apresiasi bagi siswa yang maju kedepan dan
siswa yang berkomentar berupa tepuk tangan dan hadiah untuk
kelompok yang mendapatkan nilai terbanyak.
2) Guru memberikan umpan balik dan penguatan pada siswa.
3) Siswa

merefleksikan

pelaksanaan

pembelajaran

yang

diperolehnya.
3. Penutup
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
2) Guru menanyakan perasaan siswa selama proses pembelajaran.
3) Siswa diinformasikan tindak lanjut pembelajaran berikutnya.
4) Guru menutup pelajaran dengan salam.
Pertemuan Ketiga
1. Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan mengondisikan siswa.
2) Guru melakukan presensi.
3) Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan bertanya jawab
tentang apa saja yang teleh dipelajari pada pertemuan pertama dan
kedua.

61

4) Guru menuliskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai di papan
tulis.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 5-6 orang dan
setiap kelompok akan ditempatkan 1 orang tutor sebaya.
2) Guru mengaitkan apersepsi kedalam pembelajaran untuk menggali
pengetahuan awal siswa tentang pecahan dengan bertanya jawab.
3) Guru menjelaskan materi hitung campuran pada pecahan dengan
menggunakan media soal cerita bergambar.
4) Siswa menyimak penjelasan guru.
5) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada
yang belum dipahami.
6) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk mengidentidikasi
suatu masalah yang berkaitan dengan perbandingan soal hitung
campuran.
7) Guru membagi lembar kerja siswa (LKS) berbentuk bagan kepada
setiap kelompok acuan pemecahan masalah.
8) Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Elaborasi
1) Dengan bimbingan tutor sebaya, siswa menuliskan hipotesis pada
lembar kerja siswa (LKS) sesuai masalah yang telah dibeirikan.
2) Tutor sebaya mengarakan seluruh siswa dalam kelompoknya untuk
melakukan penghitungan.
3) Guru berkeliling mengamati kemajuan kelompok dan membantu
kelompok apabila tutor sebaya mengalami kesulitan.
4) Seluruh

siswa

dalam

satu

kelompok

mendiskusikan

dan

menganalisis penghitungan untuk dibandingkan dengan hipotesis.
5) Setiap kelompok menuliskan kesimpulan apakah hipotesis mereka
diterima atau ditolak pada lembar kerja siswa (LKS).

62

6) Salah satu siswa dari beberapa kelompok maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil dari kelompoknya.
7) Siswa dari kelompok lain yang tidak presentasi memberikan
komentar pada siswa yang presentasi.
8) Setiap kelompok bertugas untuk memberikan nilai pada kelompok
yang presentasi dan kelompok yang memberikan komentar.
9) Siswa yang telah melakukan presentasi menempelkan LKS
berbentuk bagan dipapan pajang.
10) Guru dan siswa membahas bersama hasil presentasi yang telah
dilakukan.
Konfirmasi
1) Guru memberikan apresiasi bagi siswa yang maju kedepan dan siswa
yang berkomentar berupa tepuk tangan dan hadiah untuk kelompok
yang mendapatkan nilai terbanyak.
2) Guru memberikan umpan balik dan penguatan pada siswa.
3) Siswa merefleksikan pelaksanaan pembelajaran yang diperolehnya.
3. Penutup
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
2) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
3) Siswa mengerjakan tes siklus 2.
4) Guru menanyakan perasaan siswa selama proses pembelajaran.
5) Siswa diinformasikan tindak lanjut pembelajaran berikutnya.
6) Guru menutup pelajaran dengan salam.

C. Tahap Refleksi
Tahap refleksi dilaksanakan setelah berakhirnya pertemuan pertama, kedua,
dan ketiga. Tahap ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apa saja
kekurangan dan kelebihan pada setiap pertemaunnya sehingga pada pertemuan
selanjutnya dapat lebih baik dari sebelumnya. Jika hasil penelitian yang dicapai
pada siklus II sudah sesuai dengan yang diharapkan maka siklus tindakan dapat

63

diberhentikan. Akan tetapi, jika hasil penelitian yang dicapai belum sesuai dengan
yang diharapkan maka perlu dilaksanakan siklus berikutnya.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan teknik tes dan
non tes. Pada teknik tes peneliti akan menggunakan pilihan ganda dan uraian.
Sedangkan untuk teknik nontes peneliti akan menggunakan lembar observasi dan
lembar kerja siswa (tugas kelompok).
1) Tes
Tes merupakan alat yang dirancang untuk mengukur indikator atau
kompetensi tertentu (Slameto, 2015:233-234). Maka dari itu peneliti akan
menggunakkan teknik tes untuk mengetahui seberepa jauh pemahaman
kognitif siswa terhadap materi yang nantinya akan diajarkan. Dalam teknik tes
ini, peneliti akan menggunakan tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda
(objektif) dan uraian (submatif).
2) Tugas kelompok
Tugas kelompok merupakan tugas yang diberikan secara kelompok. Bentuk
instrumen yang digunakan dapat berupa tertulis dengan menjawab uraian
secara bebas dengan tingkat berfikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi
(Wardani, Slameto dan Winanto, 2014:75). Dalam penelitian ini akan
menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai instrumen penilaian dari tugas
kelompok (terlampir).
3) Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pencatatan fenomena yang
dilakukan secara sistematis (Slameto, 2015:232). Dalam observasi ini yang
akan diukur adalah kegiatan pembelajar guru dengan menggunakan metode
tutor sebaya dan metode inkuiri, serta aktivitas belajar yang dilakukan siswa.
Untuk itu, pada kegiatan ini diperlukan adanya kerjasama dengan seorang
pengamat atau observer. Dalam penelitian ini, yang akan berperan sebagai
observer atau pengamat adalah seorang guru. Lembar observasi ketrampilan

64

guru dan aktifitas siswa akan terlampir, sedangkan rubrik pengukuran afektif
dan psikomotor siswa akan dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Instrumen pengumpulan data untuk hasil belajar siswa dalam penelitian ini
adalah butir soal berupa pilihan ganda,uraian, dan LKS serta lembar observasi
berupa rubrik pengukuran afektif dan rubrik pengukuran psikomotor. Berikut ini
adalah tabel 3.1 yang menyajikan rubrik pengukuran afektif, tabel 3.2 menyajikan
rubrik pengukuran psikomotor, tabel 3.3 menyajikan kisi-kisi instrument
pengukuran hasil belajar untuk siklus I dan tabel 3.4 menyajikan kisi-kisi
instrument pengukuran hasil belajar untuk siklus II.
Tabel 3.1
Rubrik Pengukuran Afektif
Siklus I dan Siklus II
Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan!
Kolom “Terlihat”/T = jika siswa melakukan
Kolom “Tidak Terlihat”/TT = jika siswa tidak melakukan
Aktivitas yang diamati

No

Menyimak
permasalah

Nama
siswa

Diskusi pemecahan
masalah

Mengomentari
presntasi

Menerima
penghargaan
Skor
Afektif

1
T

2
TT

T

3
TT

T

4
TT

T

1.
2.
3.
4.
5.
dst

22
Keterangan:
1= Menerima permasalahan pecahan
2= Menerima lembar kerja dari guru dalam kelompok
3= Menyampaikan pendapat dalam kelompok
4= Menyimpulkan hasil diskusi dalam kelompok
5= Memberikan pendapat atas suatu pernyataan.
6= menerima pendapat.

5
TT

T

6
TT

T

7
TT

T

8
TT

T

TT

65

7= Menerima penghargaan berupa tepuk tangan.
8= Menerima ucapan selamat dari guru
Skor Akhir = Ʃ A1 + A4 + A2 + A1
= 25+25+25+25
= 100

Tabel 3.2
Rubrik Pengukuran Psikomotor
Siklus I dan Siklus II
Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan!
Kolom “Terlihat”/T = jika anak melakukan
Kolom “Tidak Terlihat”/TT = jika anak tidak melakukan
Aktivitas yang diamati
Terampil membuat laporan
No

Nama
siswa

Membuat
laporan sesuai
dengan urutan

T

TT

Laporan dibuat
rapi, bersih dan
jelas

T

1.
2.
3.
4.
5.

dst

22

Skor Psikomotor

= Ʃ P3 + P3
= 50+50
= 100

TT

Terampil merefleksi
Mengemukakan
apa yang sudah
dipelajari

T

TT

Mengemukakan
kelebihan dan
kelemahan dari apa
yang dipelajari
T

TT

Skor
Psikomotor

66

Sekolah
Mata pelajaran
Materi
Kelas/semester
Standar Kompetensi
Kom
peten
si
Dasa
r

Mate
ri
Pemb
elajar
an

5.1.
Men
guba
h
peca
han
kebe
ntuk
perse
n dan
desi
mal
serta
sebal
iknya
.

Men
guba
h
bennt
uk
peca
han

Indikator yang
dinilai

5.1.1 menyimak
permasalahan
5.1.2 diskusi
pemecahan masalah
5.1.3 mengomentari
siswa yang
presentasi
5.1.4 menerima
penghargaan.
5.1.5 melaporkan
hasil diskusi
5.1.6 terampil
merefleksi
5.1.7 merumuskan
hipotesis
5.1.8 menghitung
data
5.1.9 menganalisis
data
5.1.10
menyimpulkan
hasil
5.1.11
membedakan
pecahan biasa dan
pecahan campuran
5.1.12 mengubah
pecahan kebentuk
persen dan
sebaliknya.
5.1.13 mengubah
bentuk pecahan
kebentuk desimal
dan sebaliknya

Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Pengukuran
Hasil Belajar Matematika Siklus I
: SD Negeri Kauman Kidul
: Matematika
: Mengubah bentuk pecahan.
: V (Lima) / II
: 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Aspek
Afektif
Kognitif
Psikomotor

1

2

3

4 5

1 2 3



Teknik
Non-tes
Tug
as
Obj Sub
AfekPsiko
kelo
4 5 6 1 2 3 4 5 ekti mati
tif motor
mpo
f f
k

Tes








No.
Item

Rubrik



Rubrik



Rubrik



Rubrik


Rubrik
Rubrik

















LKS



LKS



LKS

1
2,5,6,7




LKS

1,3,8








2,4
4,9,10



3

67

Sekolah
Mata pelajaran
Materi
Kelas/semester
Standar Kompetensi
Kom
peten
si
Dasa
r

Mate
ri
Pemb
elajar
an

5.2
Menj
umla
hkan
dan
meng
urang
kan
berba
gai
bentu
k
peca
han.

Menj
umla
hkan
dan
meng
urang
kan
peca
han

Indikator yang
dinilai

5.2.1 menyimak
permasalahan
5.2.2 diskusi
pemecahan masalah
5.2.3 mengomentari
siswa yang
presentasi
5.2.4 menerima
penghargaan.
5.2.5 melaporkan
hasil diskusi
5.2.6 terampil
merefleksi
5.2.7 merumuskan
hipotesis
5.2.8 menghitung
data
5.2.9 menganalisis
data
5.2.10
menyimpulkan
hasil
5.2.11
menjumlahkan
berbagai bentuk
pecahan.
5.2.12
mengurangkan
berbagai bentuk
pecahan.
5.2.13
melakukukan
hitung campuran
berbagai bentuk
pecahan.

Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Pengukuran
Hasil Belajar Matematika Siklus II
: SD Negeri Kauman Kidul
: Matematika
: Menjumlahkan dan mengurangkan pecahan
: V (Lima) / II
: 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Aspek
Afektif
Kognitif
Psikomotor

1

2

3

4 5

1 2 3



Teknik
Non-tes
Tug
as
Obj Sub
AfekPsiko
kelo
4 5 6 1 2 3 4 5 ekti mati
tif motor
mpo
f f
k

Tes








No.
Item

Rubrik



Rubrik



Rubrik



Rubrik


Rubrik
Rubrik













LKS



LKS



LKS



LKS

2,5,6,7,
8








2,3
3,9





1

1,4,10


4

68

3.5 Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis uji
ketuntatasan dan analisis deskriptif komparatif. Analisis uji ketuntasan merupakan
analisis yang membandingkan skor yang siswa peroleh dengan KKM matematika
yaitu 65. Sedangkan analisis dekriptif komparatif adalah membandingkan nilai tes
sebelum perbaikan dengan nilai tes antar siklus. Data kauntitatif adalah data yang
berbentuk angka-angka sedangkan data kualitatif adalah data yang berbentuk katakata. Setelah data dari kualitatif dan data kuantitatif diperoleh, kemudian akan
dianalisis dengsn deskriptif komparatif yang melihat perpandingan dari nilai pra
siklus, siklus 1, dan siklus 2. Selanjutnya pada bab 5 nantinya akan disimpulkan
hasil dari penelitian berdasarkan deskripsi data yang telah dibuat.
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa instrumen penilaian hasil belajar
siswa dalam penelitian ini adalah butir soal berupa pilihan ganda,uraian, dan LKS
serta lembar observasi berupa rubrik pengukuran afektif dan rubrik pengukuran
psikomotor. Akan tetapi

dalam penelitian ini yang akan diuji validitas dan

reliabilitas hanyalah instrumen tes dari butir soal pilihan ganda dan uraian. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui mana soal yang valid dan mana soal
yang tidak valid, sehingga soal tersebut dapat dikerjakan secara maksilmal oleh
siswa kelas V SD N Kauman Kidul tahun 2016/2017. Pengujian validitas dan
reliabilitas butir soal akan diujikan pada siswa satu tingkat diatas kelas yang diteliti
yaitu kelas VI SD N Kauman Kidul tahun 2016/2017.
3.6.1 Uji Validitas
Validitas berasal dari validity yang memiliki makna sejaumana ketepatan dan
kecermatan yang dimiliki alat ukur dalam melakukakan fungsinya sebagai alat ukur
(Djali dan Muljono, 2007:49). Instrument atau alat ukur yang digunakan dapat
dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut dapat
memperhatikan sejauh mana kesesuaian alat ukur mampu mejalankan fungsi
ukurnya sehingga diperlolehlah data yang sesuai dengan tujuan dari penelitian
tersebut dilakukan. Sehingga dengan kata lain, validitas dapat dikatakan sebagai
suatu alat untuk membuktikan apakah instrument atau tes dapat mengukur dengan

69

baik apa yang akan diukur. Berikut ini adalah indeks validitas istrumen yang dibagi
dalam beberapa interpretasi dan diperlihatkan pada tabel 6.
Tabel 3.5
Koefisien Validitas Instrumen
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Indeks
0,81 – 1,00
0,61 – 0,80
0,41 – 0,60
0,21 – 0,40
0,00 – 0,20

Interpretasi
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah

(Wardani, dkk, 2012:346)
Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan penelitian pada siklus I
dengan jumlah soal pilihan ganda 35 butir soal dan soal uraian 10 soal diperoleh
hasil yang valid pada soal pilihan ganda sebanyak 10 soal dan pada uraian sebanyak
10 soal, sehingga dapat dikatakan bahwa 25 soal pilihan ganda tidak valid dan pada
soal uraian tidak ada yang tidak valid. Kemudian pada soal uraian divalidkan lagi
menjadi 4 soal. Pada siklus II uji validitas dilaksanakan dengan jumlah soal pilihan
ganda 35 butir soal dan soal uraian 10 soal diperoleh hasil soal yang valid pada soal
pilihan ganda sebanyak 13 soal dan pada uraian sebanyak 10 soal, sehingga dapat
dikatakan bahwa 22 soal pilihan ganda tidak valid dan pada soal uraian tidak ada
yang tidak valid. kemudian soal pilihan ganda divalidkan lagi menjadi 10 soal dan
soal uraian divalidkan lagi menjadi 4 soal. Uji validitas dapat ketahui dengan
melihat nilai Corrected Item-Total Correlation. Jika nilai Corrected Item-Total
Correlation lebih besar dari 0,41 maka instrumen tersebut dikatakan valid dan dapat
digunakan. Sedangkan jika nilai Corrected Item-Total Correlation lebih kecil dari
0,41 maka instrumen tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti sejauh mana suatu
pengukuran dapat dipercaya (Djali dan Muljono, 2007:55). Konsep reliabilitas
dalam arti alat ukur berkaitan dengan kesesuaian hasil pengukuruan yang terjadi
apabila pengukuran ulang dilakukan pada subjek yang sama, sedangkan konsep
reliabilitas dalam arti hasil ukur berkaitan dengan kesesuaian hasil pengukuruan
yang terjadi apabila pengukuran ulang dilakukan pada subjek yang berbeda (Djali

70

dan Muljono, 2007:55-56). Berikut ini adalah patokan yang digunakan dalam
menentukan nilai reliabilitas dalam suatu instumen.
Tabel 3.6
Rentang Indeks Reliabilitas
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Indeks
0,80 – 1,00
0,60 – 0,80
0,40 – 0,60
0,20 – 0,40
< 0,20

Interpretasi
Tinggi reliabel
Reliabel
Cukup reliabel
Agak reliable
Kurang reliable

(Wardani, dkk, 2012:344)
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I
dilakukan dengan SPSS versi 16.00. Koefisien reliabilitas dapat dilihat memalui
besarnya nilai Cronbach’s Alpha yang disesuaiakan dengan klasifikasi koefisien
yang sudah diungkapkan. Pada siklus I soal pilihan ganda nilai Cronbach’s Alpha
mencapai 0,761 berarti memiliki tingkat interpretasi yang reliabel dan pada soal
uraian nilai Cronbach’s Alpha mencapai 0,922 berarti memiliki tingkat interpretasi
yang tinggi reliabel. Sementara pada siklus II soal pilihan ganda nilai Cronbach’s
Alpha mencapai 0,813 berarti memiliki tingkat interpretasi yang tinggi reliabel dan
pada soal uraian nilai Cronbach’s Alpha mencapai 0,954 berarti memiliki tingkat
interpretasi yang tinggi reliabel.
3.7 Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian tindakan kelas ini dinyatakan akan berhasil apabila hasil
belajar siswa mampu mencapai ketuntasan klasikal sebesar 80% dan rata-rata nilai
satu kelas lebih besar dari nilai KKM. Nilai KKM di SD N Kauman Kidul pada
kelas 5 untuk matapelajaran matematika adalah 65, sehingga rata-rata nilai seluruh
siswa pada kelas 5 haruslah diatas 65.
Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal, diperoleh
dengan rumus:
Ketuntasan Klasikal =

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

x 100%

71

3.8 Uji Taraf Kesukaran Soal
Tes hasil belajar yang diperuntukkan pada setiap siklusnya perlu diuji tingkat
kesekurannya. Sudjana (2012: 137) berpendapat bahwa kriteria yang digunakan
dalam menentukan taraf kesukaran soal adalah jika indeks semakin kecil maka
semakin sulit soal tersebut dan jika semakin besar indeks maka semakin mudah soal
tersebut. Berikut ini adalah rumus dan kriteria yang digunakan untuk menentukan
taraf kesukaran soal (Sudjana, 2012: 137).
P=

B

N

P = Proporsi siswa yang menjawab benar
B = jumlah siswa yang menjawab benar
N = Jumlah seluruh siswa.
Tabel 3.7
Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal
No
Rentang Skor
Tingkat Kesukaran
1.
0.00 – 0.30
Sukar
2.

0.31 – 0.70

Sedang

3.

0.71 – 1.00

Mudah

Berikut hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa kelas 6
SD Negeri Kauman Kidul dengan jumlah responden 16 siswa didapat hasil sebagai
berikut:

72

Tabel 3.8
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda Siklus I
No.

Banyak siswa
yang menjawab
benar (B)
15

Indeks
𝐵
𝑁
15/16

Hasil

Kategori
Soal

16

Banyak siswa
yang menjawab
(N)
16

0,93

Mudah

17

16

14

14/16

0,87

Mudah

19

16

6

6/16

0,37

Sedang

21

16

13

13/16

0,81

Mudah

22

16

15

15/16

0,93

Mudah

24

16

13

13/16

0,81

Mudah

27

16

15

15/16

0,93

Mudah

28

16

15

15/16

0,93

Mudah

30

16

15

15/16

0,93

Mudah

32

16

13

13/16

0,81

Mudah

Berdasarkan tabel diatas terdapat 10 soal pilihan ganda pada siklus I yang
telah dipilih sesuai uji validitas yang telah dilaksanakan. Dari 10 soal ini, soal sukar
yang sebanyak 0 soal, sedang sebanyak 1 soal yaitu nomor 19, dan mudah sebanyak
9 soal yaitu nomor 16, 17, 19, 21, 22, 24, 27, 28, 30, 32.
Tabel 3.9
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uraian Siklus I

16

Banyak siswa yang
menjawab benar
(B)
9

Indeks
𝐵
𝑁
9/16

6

16

15

7

16

10

16

No
.

Banyak siswa yang
menjawab (N)

3

Hasil

Kategori
soal

0,56

Sedang

15/16

0,93

Mudah

15

15/16

0,93

Mudah

4

4/16

0,25

Sukar

73

Berdasarkan tabel di atas dari 4 soal uraian yang memiliki kategori soal
sukar sebanyak 1 soal yaitu nomor 10. Item yang memiliki soal sedang sebanyak
1 soal yaitu nomor 3, dan yang memiliki soal mudah sebanyak 2 soal yaitu nomor
6, 7.
Tabel 3.10
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda Siklus I
No.

Banyak siswa
yang menjawab
benar (B)
13

Indeks
𝐵
𝑁
13/16

Hasil

Kategori
Soal

5

Banyak siswa
yang menjawab
(N)
16

0,81

Mudah

11

16

15

15/16

0,93

Mudah

21

16

12

12/16

0,75

Mudah

23

16

10

10/16

0,62

Sedang

24

16

12

12/16

0,75

Mudah

26

16

10

10/16

0,62

Sedang

27

16

14

14/16

0,87

Mudah

28

16

12

12/16

0,75

Mudah

29

16

10

10/16

0,62

Sedang

32

16

12

13/16

0,75

Mudah

Berdasarkan tabel diatas terdapat 10 soal pilihan ganda pada siklus I yang
telah dipilih sesuai uji validitas yang telah dilaksanakan. Dari 10 soal, soal yang
sukar sebanyak 0 soal, sedang sebanyak 3 soal yaitu nomor 23, 26, 29, dan mudah
sebanyak 7 soal yaitu nomor 5, 11, 21, 24, 27, 28, 32.

74

Tabel 3.11
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uraian Siklus I

16

Banyak siswa yang
menjawab benar
(B)
11

Indeks
𝐵
𝑁
11/16

6

16

8

7

16

9

16

No
.

Banyak siswa yang
menjawab (N)

4

Hasil

Kategori
soal

0,68

Sedang

8/16

0,50

Sedang

9

9/16

0,56

Sedang

7

7/16

0,43

Sedang

Berdasarkan tabel di atas dari 4 soal uraian yang memiliki kategori soal
sukar sebanyak 0 soal. Item yang memiliki soal sedang sebanyak 4 soal yaitu
nomor 4,6,7,8 dan yang memiliki soal mudah sebanyak 0 soal.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24