BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas 4 SD Kristen 3 E

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Diskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen 3 Eben Haezer kelas 4 semester II
tahun pelajaran 2014/2015. Sekolah tersebut terletak di Jalan Jenderal Sudirman
11B Salatiga. Kelas 4 SD Kristen 3 Eben Haezer berjumlah 51 siswa yang terbagi
menjadi 2 kelas yaitu kelas 4A dengan jumlah 26 siswa dan kelas 4B dengan
jumlah 25 siswa. Kelas tersebut akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelas 4B sebagai kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division), sedangkan pada kelas 4A sebagai kelas kontrol dengan
model pembelajaran konvensional.
4.2. Hasil Analisis Data
Menurut Sugiyono (2010: 207) analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh respoden atau sumber lain terkumpul. Oleh karena itu dapat dilakukan
analisis data kuantitatif yaitu uji normalitas, homogenitas, dilanjutkan dengan uji beda
rata-rata hasil belajar siswa (kelas kontrol dan kelas eksperimen). Berikut adalah

uraian hasil analisis data dalam penelitian.
4.2.1


Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam soal post-test.
Untuk mengetahui validitas alat evaluasi, instrumen terlebih dahulu diujicobakan
pada siswa kelas V SD Kristen 4 Eben Haezer. Setelah di uji tingkat validitasnya,
hasil instrumen tersebut di ujikan pada ke dua kelas kontrol dan kelas eksperimen
untuk mengetahui tingkat homogenitasnya. Hasil analisis menggunakan SPSS 20
for windows version dengan teknik yang digunakan Corrected Item Total
Correlation untuk menguji kesahihan item instrumen yang didasarkan dalam
pengambilan keputusan soal valid menggunakan tabel r (product moment) dengan
dp dalam penelitisn ini adalah n – 2 yaitu 27 – 2 = 25 dengan taraf signifikansinya

32

33

5% sebesar 0,396. Dari jumlah 30 soal terdapat 23 soal yang valid, dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1

Hasil Validitas Instrumen
Standar
Kompetensi
Memahami
sifat bangun
ruang
sederhana dan
hubungan
antar bangun
datar.

Kompetensi
Dasar
Mengidentifi
-kasi bendabenda dan
bangun datar
simetris.

Indikator
Memberi contoh bangun

datar yang simetris dan
tidak simetris.

Bentuk
Soal
Pilihan
Ganda

Nomor
Soal Valid
1, 2, 11,
19.

Mengelompokkan
contoh bangun datar
yang simetris dan tidak
simetris.

3, 4, 5, 14,
27.


Mengidentifikasi dan
menggunakan garis
simetri pada bangun
datar sederhana.

8, 9, 16,
18, 23, 25,
29.

Menentukan sumbu
simetri suatu bangun
datar.
Jumlah soal

10, 12, 17,
21, 24, 26,
30.
23


Menguji reliabilitas variabel menggunakan input data yang sama dengan data
validitas. Uji reliabilitas yang banyak digunakan pada penelitian adalah dengan
menggunakan metode Cronbach Alpha.
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's

N of Items

Alpha
,937

23

Berdasarkan tabel 4.2 tentang hasil uji reliabilitas dengan jumlah soal pilihan
ganda yang terdiri dari 23 soal ini, terdapat Cronbach’s Alpha (r) sebesar 0,937,
maka instrument dinyatakan reliable.

34


4.2.2

Uji Normalitas

4.2.2.1 Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas data pre-test menggunakan metode Shapiro-Wilk. Data yang
dianalisis adalah nilai dari pre-test pada siswa kelas 4 SD Kristen 3 Eben Haezer
sebelum dilakukan perlakuan baik pada kelas eksperimen atau kelas kontrol.
Berikut disajikan hasil analis uji normalitas pada tabel 4. 3:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kelas

Kolmogorov-Smirnova
Statistic

df


Shapiro-Wilk

Sig.

Statistic

df

Sig.

Eksperimen

,179

25

,038

,918


25

,047

Kontrol

,204

26

,007

,914

26

,032

Nilai
a. Lilliefors Significance Correction


Berdasarkan hasil analisis uji normalitas pre-test kelas kontrol dan kelas
eksperimen pada tabel 4.3, menunjukkan bahwa data kelas eksperimen nilai
signifikansinya sebesar 0,047 dan data kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar
0,032. Karena kedua kelas tersebut mempunyai signifikansi lebih dari 0,05 jadi
data kelas eksperimen dan kelas control berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Normalitas Post-tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas data akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada
nilai post-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Uji normalitas data post-tes juga menggunakan metode ShapiroWilk. Hasil uji normalitas post-test dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Uji Normalitas Post-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kelas

Kolmogorov-Smirnova
Statistic

df


Sig.

Shapiro-Wilk
Statistic

df

Sig.

Eksperimen

,215

25

,004

,911

25


,033

Kontrol

,173

26

,044

,912

26

,029

Nilai
a. Lilliefors Significance Correction

35

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas post-test kelas kontrol dan kelas
eksperimen pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa data kelas eksperimen nilai
signifikansinya sebesar 0,033 dan data kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar
0,029. Karena kedua kelompok tersebut mempunyai nilai signifikansi lebih dari
0,05 jadi data berdistribusi normal.
4.2.3

Uji Homogenitas

4.2.3.1 Uji Homogenitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji homogenitas data awal kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan
pada nilai pre-test sebelum dilaksanakan perlakuan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen untuk mengetahui tingkat varian data yang sama atau tidak. Analisis
data dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Uji Homogenitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
PRE-TEST
Levene Statistic

df1

,537

df2
1

Sig.
49

,467

Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansinya
adalah 0,467 > 0,05, maka nilai signifikan kedua kelas lebih dari 0,05 yang berarti
data kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian sama atau homogen.
4.2.3.2 Uji Homogenitas Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji homogenitas data akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan
pada nilai post-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Uji homogenitas data akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen
dilakukan untuk mengetahui tingkat varian data yang sama atau tidak. Berikut
pada tabel 4.6 adalah hasil uji homogenistas post-test:
Tabel 4.6
Uji Homogenitas Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
POST-TEST
Levene Statistic
1,109

df1

df2
1

Sig.
49

,298

36

Dari data hasil tes homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilakukan uji homogenitas. Berdasarkan tabel 4.6 ditunjukkan bahwa nilai
signifikansinya adalah 0,298 > 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian
(varian kelas kontrol dan kelas eksperimen) tersebut sama atau homogen.
4.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
4.3.1 Analisis Deskriptif Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil pengukuran deskriptif variable disajikan dalam table 4.7 dibawah ini
merangkum data pre-test siswa kelas 4 SD Kristen 3 Eben Haezer pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum,
maximum, mean dan standar deviasi.
Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Descriptives
PRE-TEST
N

Mean

Std.

Std. Error

Minimum

Maximum

Deviation
EKSPERIMEN

25

71,1200

10,91375

2,18275

43,00

85,00

KONTROL

26

72,7308

9,58565

1,87990

52,00

88,00

Total

51

71,9412

10,18707

1,42648

43,00

88,00

Berdasarkan tabel 4.7 tentang statistik deskriptif pre-test menunjukkan bahwa
data pre-test siswa kelas 4 SD Kristen 3 Eben Haezer pada kelas eksperimen
dalam mata pelajaran matematika dengan jumlah 25 siswa mempunyai skor nilai
terendah 43 dan skor nilai tertinggi 85 dengan rata-rata skor (mean) sebesar
71,1200 serta standar deviasinya sebesar 10,91375. Sedangkan pada kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa mempunyai skor nilai terendah 52 dan
skor nilai tertinggi 88 dengan rata-rata skor (mean) sebesar 72,7308 serta standar
deviasinya sebesar 9,58565.
4.3.2 Analisis Deskriptif Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Setelah dilakukan analisis deskriptif pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol, pada bagian ini akan ditunjukkan analisis deskriptif post-test kelas 4
siswa SD Krsten 3 Eben Haezer pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data
hasil pengolahan dapat terlihat pada tabel 4.8.

37

Tabel 4.8
Statistik Deskriptif Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Descriptives
POST-TEST
N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Minimum

Maximum

EKSPERIMEN

25

91,5200

5,45527

1,09105

84,00

100,00

KONTROL

26

86,3846

6,24869

1,22547

76,00

96,00

Total

51

88,9020

6,36633

,89146

76,00

100,00

Berdasarkan tabel 4.8 tentang statistik deskriptif post-test menunjukkan
bahwa data post-test siswa kelas 4 SD Kristen 3 Eben Haezer pada kelas
eksperimen dalam mata pelajaran matematika dengan jumlah 25 siswa
mempunyai skor nilai terendah 84 dan skor nilai tertinggi 100 dengan rata-rata
skor (mean) sebesar 91,5200 serta standar deviasinya sebesar 5,45527. Sedangkan
pada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa mempunyai skor nilai
terendah 76 dan skor nilai tertinggi 96 dengan rata-rata skor (mean) sebesar
86,3846 serta standar deviasinya sebesar 6,24869.
4.4 Hasil Uji Hipotesis Data Penelitian
4.4.1 Uji Hipotesis pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Hasil analisis data uji hipotesis pre-test bertujuan untuk melihat hasil rata-rata
hasil belajar matematika, yaitu sebelum dilakukan treatment antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji t-test dapat dilihat pada
tabel berikut :

38

Tabel 4.9
Uji T pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
F

Equal
variances
assumed

,537

Equal
variances
not
assumed

Sig.

t-test for Equality of Means

T

,467 -,561

Df

Sig. (2tailed)

Mean
Difference

Std.
Error
Differen
ce

95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper

49

,578

-1,61077

2,87327

-7,38482 4,16328

-,559 47,644

,579

-1,61077

2,88070

-7,40392 4,18238

Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa pada tabel Independent Samples T-Test
bahwa nilai signifikansi pada kolom T-Test For Equality Of Means diperoleh nilai
signifikan 0,578 > 0,05, yang berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil
belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan
kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.
4.4.2

Uji Hipotesis post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Hasil pengolahan data uji hipotesis post-test bertujuan untuk melihat hasil
analisis rata-rata belajar matematika setelah dilakukan treatment antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji t-test dapat dilihat pada
tabel berikut:

39

Tabel 4.10
Uji T post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
F
Sig.

Equal
variances
assumed

1,109

,298

Equal
variances
not
assumed

t-test for Equality of Means

t

df

Sig.
(2tailed)

Mean
Differenc
e

Std. Error
Differenc
e

95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper

3,121

49

,003

5,13538

1,64522 1,82919

8,44158

3,130

48,559

,003

5,13538

1,64078 1,83735

8,43342

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat pada tabel Independent Samples T-Test
bahwa nilai signifikansi pada kolom T-Test For Equality Of Means diperoleh nilai
signifikan 0,03 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan setelah
diberi perlakuan antara kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan
kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.
4.5 Diskripsi Hasil Data Penelitian
4.5.1 Diskripsi Hasil pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Penggambaran distribusi skor pre-test siswa kelas eksperimen dan kontrol
diklasifikasikan berdasarkan perolehan pre-test. Sebelum menampilkan skor pretest siswa dalam bentuk interval harus menentukan interval yang akan
digunakan. Interval dalam distribusi skor postes siswa kelas eksperimen dan
kontrol menggunakan rumus interval menurut Sudijono (2008 : 11), sebagai
berikut:
Batas 1 = mean + 0,5.SD => batas atas
Batas 2 = mean - 0,5.SD => batas bawah
Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapat tiga kelas
interval yang dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan
tinggi, sebagai berikut:

40

Batas 1 = mean + 0,5. SD
= 71,9412 + (0,5 . 10,18707)
= 77 (hasil pembulatan)
Batas 2 = mean - 0,5. SD
= 71,9412 - (0,5 . 10,18707)
= 67 (hasil pembulatan)
Maka interval kategori skor pre-test adalah sebagai berikut:
Tinggi = nilai > 77
Sedang = 67 < nilai < 77
Rendah = nilai < 67
Hasil pengukuran pre-test terdapat subyek penelitian depat dilihat pada
tabel 4.11:
Tabel 4.11
Diskripsi Hasil pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tinggi
Sedang

Kelas eksperimen
F
%
7
28%
13
48%

F
8
12

%
31%
44%

Rendah

5

5

25%

Kategori

24%

Kelas control

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan kategori tinggi kelas eksperimen
terdapat 7 siswa (28%) dan kelas kontrol yaitu 8 siswa (31%). Kategori sedang
pada kelas eksperimen terdapat 13 siswa (48%) dan pada kelas kontrol 12 siswa
(44%). Kategori nilai rendah pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol
sebanyak 5 siswa, presentase untuk kelas eksperimen 24% dan pada kelas kontrol
25%. Dapat dilihat pada grafik 4.1 dibawah ini mengenai hasil pre-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol.

41

100
90
80
70

Nilai

60
50

Eksperimen

40

Kontrol

30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526

Siswa ke-

Grafik 4.1
Hasil pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.5.2 Diskripsi Hasil post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Penggambaran distribusi skor post-test siswa kelas eksperimen dan kontrol
diklasifikasikan berdasarkan perolehan post-test. Interval dalam distribusi skor
post-tes

siswa kelas

eksperimen dan kontrol menggunakan rumus interval

menurut Sudijono (2008 : 11), sebagai berikut:
Batas 1 = mean + 0,5.SD => batas atas
Batas 2 = mean - 0,5.SD => batas bawah
Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapat tiga kelas
interval yang dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan
tinggi, sebagai berikut:
Batas 1 = mean + 0,5. SD
= 88,9020 + (0,5 . 6,36633)
= 92 (hasil pembulatan)
Batas 2 = mean - 0,5. SD
= 88,9020 - (0,5 . 6,36633)

42

= 86 (hasil pembulatan)
Maka interval kategori skor post-test adalah sebagai berikut:
Tinggi = nilai > 92
Sedang = 86 < nilai < 92
Rendah = nilai < 86
Hasil pengukuran post-test terdapat subyek penelitian depat dilihat pada tabel
4.12:
Tabel 4.12
Diskripsi Hasil post-test Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah

Kelas eksperimen
F
%
12
48%
7
28%
6
24%

Kelas kontrol
F
9
6
11

%
35%
23%
42%

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan kategori tinggi kelas eksperimen
terdapat 12 siswa (48%) dan kelas kontrol yaitu 9 siswa (35%). Kategori sedang
pada kelas eksperimen terdapat 7 siswa (28%) dan pada kelas kontrol 6 siswa
(23%). Kategori nilai rendah pada kelas eksperimen terdapat 6 (24%) dan kelas
kontrol sebanyak 11 siswa(42%). Dapat dilihat pada grafik 4.2 dibawah ini
mengenai hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.

43

100
90
80
70
Nilai

60
50
Eksperimen
40
Kontrol

30
20
10
0
1

3

5

7

9

11 13 15 17 19 21 23 25
Siswa ke-

Grafik 4.2
Hasil post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.6 Analisis Hasil Penelitian
4.6.1

Observasi

Observasi dalam penelitian ini oleh guru kelas 4 yang memantau jalannya
pembelajaran untuk mengetahui kesesuaian atau langkah-langkah pembelajaran
dengan model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
Berdasarkan hasil observasi yang didapat menyatakan bahwa kedua model
pembelajaran yang diterapkan peneliti dalam kegiatan mengajar pada siswa kelas
4A dan siswa kelas 4B SD Kristen 3 Eben Haezer sudah dilaksanakan dengan
baik.
Berdasarkan perolehan skor yang diberikan oleh observer pada pembelajaran,
didapat nilai 3 dan 4 pada lembar observasi pembelajaran. Hasil observasi
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada
pertemuan pertama didapat 25 aspek dari 26 apek pembelajaran dan dipertemuan
kedua didapat semua apek 25 aspek perolehan skor pembelajaran. Sedangkan
hasil observasi kegiatan pembelajaran model pembelajaran konvensional pada

44

pertemuan pertama didapat 18 aspek dari semua apek pembelajaran dan
dipertemuan kedua didapat 19 aspek dari 20 aspek skor pembelajaran. Dalam
analisis pembelajaran ini dilaksanakan selama 2x pertemuan pada kelas 4A
sebagai kelas kontrol dan IVB sebagai kelas eksperimen dalam pembelajaran
matematika materi Simetris di SD Kristen 3 Eben Haezer.
4.7

Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan menjabarkan pembahasan terhadap hasil

penelitian. Pengukuran pemahaman konsep matematika materi ajar simetris antara
kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Team Achievement Division) dan kelas kontrol dengan model pembelajaran
konvensional, menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hasil perhitungan
didapat dari nilai t adalah 3,121 dengan nilai signifikansi 0,03, dari nilai
signifikansi menunjukkan lebih kecil dari 0,05 atau 0,03 < 0,05. Berdasarkan data
rata-rata hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada kelas
eksperimen adalah 91,500 lebih tinggi dari penggunaan model konvensional pada
kelas kontrol dengan rata-rata hasil belajarnya adalah 86,3846. Dengan demikian,
terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dengan model
pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) dan kelas kontrol
dengan model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran matematika.
Terjadinya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
ini salah satunya disebabkan adanya penerapan pembelajaran kooperatif tipe
STAD

(Student

Team

Achievement

Division)

pada

kelas

eksperimen.

Pembelajaran pada kelas eksperimen dapat mendorong siswa untuk berinteraksi
dan saling bekerjasama dalam kelompok, sehingga terjalin komunikasi bagi setiap
siswa dalam pemahaman konsep antara siswa yang lebih pandai dan siswa yang
kurang pandai terhadap materi yang dipelajari. Dengan belajar secara
berkelompok, siswa juga termotivasi untuk berkompetisi agar kelompoknya dapat
menjadi pemenang dalam pembelajaran untuk memperoleh skor tertinggi. Tidak
hanya nilai diskusi kelompok tetapi juga akan ditambahkan nilai individu setiap
anggota kelompok. Suasana kelas menjadi seperti kelas kompetisi untuk menjadi

45

yang terbaik, sehingga berdampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa karena dengan menerapkan model pembelajaran yang baru, agar siswa tidak
merasa jenuh sehingga termotivasi dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
Pada kelompok kontrol dengan pembelajaran menggunakan metode
konvensional,

perananan

guru

lebih

aktif

dalam

proses

pembelajaran

dibandingkan dengan aktifitas siswa. Aktivitas siswa dalam proses kegiatan
pembelajaran kurang berperan aktif karena model pembelajaran ini merupakan
pembelajaran yang terpusat pada guru yang seringkali kurang memperhatikan
kondisi siswa. Guru memberikan penjelasan tentang materi melalui ceramah dan
siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru sehingga saat evaluasi
mereka cenderung menghafal tentang materi yang telah dipelajari.
Berdasarkan data hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa
hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.
Secara umum adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol karena adanya pengaruh penerapan pembelajaran pada kelas eksperimen
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Division).