DRAF AWAL RENSTRA STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DI SDN 2 JAMPIROSO BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah di SD Negeri 2 Jampiroso Temanggung

DRAF AWAL RENSTRA

STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH

DI SDN 2 JAMPIROSO

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan sarana melaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar membutuhkan pengelolaan oleh orang- orang yang profesional, sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Harapan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan, sekolah menyusun rencana strategis yang dapat dijadikan barometer derajad mutu pendidikan di SDN 2 Jampiroso.

Mutu sekolah tidak lepas dari kinerja guru- guru yang mengampu di SDN 2 Jampiroso. Guru adalah suatu pekerjaan yang mulia. Dalam proses pembelajaran guru menbimbing peserta didik agar tumbuh ke arah kedewasaan, kematangan dan kemandirian, sehingga guru sering dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru tidak hanya menguasai bahan ajarnya dan kemampuan teknis, namun juga harus menguasai kepribadian serta integritas pribadi yang dapat diandalkan. Sehingga menjadi panutan bagi peserta didik, keluarga, maupun masyarkat. Perilaku guru menjadi contoh dan ditiru. Kedudukan dan peran semakin bermakna dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam menghadapi era global. Peranan guru dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar, yaitu membantu dan memfasilitasi peserta Mutu sekolah tidak lepas dari kinerja guru- guru yang mengampu di SDN 2 Jampiroso. Guru adalah suatu pekerjaan yang mulia. Dalam proses pembelajaran guru menbimbing peserta didik agar tumbuh ke arah kedewasaan, kematangan dan kemandirian, sehingga guru sering dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru tidak hanya menguasai bahan ajarnya dan kemampuan teknis, namun juga harus menguasai kepribadian serta integritas pribadi yang dapat diandalkan. Sehingga menjadi panutan bagi peserta didik, keluarga, maupun masyarkat. Perilaku guru menjadi contoh dan ditiru. Kedudukan dan peran semakin bermakna dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam menghadapi era global. Peranan guru dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar, yaitu membantu dan memfasilitasi peserta

Rencana strategi dimanfatkan untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Proses yang berperan penting dalam menentukan tujuan-tujuan strategi dikembangkan oleh berbagai macam konfigurasi kekuatan dari dalam dan luar organisasi,dan melibatkan berbagai fihak seperti kepala sekolah, guru, stakeholders, peserta didik dan orang tua peserta didik, pemerintah, dan kelompok- kelompok sosial yang menaruh perhatian terhadap program sekolah.

Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengelola suatu program sekolah. Peran serta masyarakat sangat membantu dan mendukung pencapaian tujuan program pendidikan. Keberadaan komite

partner dalam mengembangkan sekolah yang berkualitas. Dalam menentukan strategi harus difahami bahwa yang pokok dari formulasi strategi adalah menyusun perencanaan yang berkelanjutan, seperti yang dikemukakan Sharplin (dalam Sagala, 2013: 131) bahwa langkah-langkah menyusun perencanaan strategi menetapkan misi suatu organisasi dengan melibatkan pemilik, pelanggan, dan pengawas sebagai konstituen

sekolah

sebagai

organisasi. Melakukan assessmen lingkungan eksternal dengan memperhatikan kondisi yang ada, kemudian menetapkan arah dan sasaran organisasi.

Mempertegas arah dan sasaran organisasi bukan sekedar penting, namun manjadi inti dalam manajemen strategi. Arah dan sasaran hendaknya bersifat menantang dan dapat diraih oleh karenanya harus spesifik dan dapat diukur.

Perkembangan dunia pendidikan yang dinamis dan persaingan yang ketat menyebabkan tuntutan bagi setiap sekolah untuk merumuskan, menyusun, mengimplementasikan, mengevaluasi, dan membuat Perkembangan dunia pendidikan yang dinamis dan persaingan yang ketat menyebabkan tuntutan bagi setiap sekolah untuk merumuskan, menyusun, mengimplementasikan, mengevaluasi, dan membuat

Rencana strategis diharapkan mampu menjawab tantangan dan harapan masyarakat, serta menjadi pedoman sekolah dalam mengimple- mentasikan strategi menuju sekolah yang bermutu secara berkelanjutan dan menghasilkan prestasi siswa baik akademis maupun non akademis yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas penulis menawarkan sebuah draft renstra dengan harapan sekolah dapat memahami proses penyusunan renstra menggunakan analisis SWOT.

1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan disusunnya renstra peningkatan mutu sekolah adalah sebagai berikut:

1. Siswa responsif terhadap kegiatan sekolah dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan minat dan bakatnya.

2. Adanya semangat juang yang tinggi dikalangan siswa.

3. Sekolah menjanjikan lingkungan dan suasana yang

menyenangkan, menggairahkan dan menantang bagi guru dan murid.

4. Sekolah mempunyai program untuk perbaikan keterampilan pada anak

5. Sekolah mempunyai rencana baik disertai dengan program yang berulang dan terorganisasi.

6. Guru mengajar dengan antusias.

7. Mengefektifkan kegiatan belajar mengajar agar tujuan pendidikan tercapai.

8. Guru menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif.

9. Guru mempersiapkan diri untuk mengajar .

10. Guru mengakomodasi kesulitan belajar siswa.

visi untuk mengembangkan sekolah.

11. Kepala sekolah

memiliki

12. Kepala sekolah responsif dan suportif terhadap kepentingan guru

13. Sekolah mempunyai seperangkat nilai etika, moralitas dan etos yang dianggap penting.

14. Kepala sekolah, guru dan murid menunjukkan kepedulian dan royalitas terhadap tujuan dan nilai-nilai.

15. Adanya iklim saling menghargai dan saling mempercayai sesam adiantara guru dan murid.

1.3 Landasan Hukum

1. Peraturan Pemerintah RI No. 10 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan

2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

3. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

4. Permendiknas RI No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik

5. Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kopetensi Guru

6. Permendiknas RI No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

7. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru

8. Permendiknas RI No. 16 tahun 2009 tentang Penilaian Kinerja Guru.

9. Permendiknas RI No. 63 tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan

1.4 Sistematika Rencana Strategi SDN 2 Jampiroso dibuat dengan sistematika sebagai berikut: BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

1.3 Dasar Hukum

1.4 Sistematika

BAB II Profil Sekolah

2.1 Deskripsi Sekolah

2.2 Visi, Misi dan Tujuan

2.3 Kesiswaan

2.4 Sarana dan Prasarana

2.5 Prestasi

BAB III Analisis Lingkungan dan Pendidikan

3.1 Analisis Lingkungan

3.2 Analisis Pendidikan saat ini

3.3 Analisis Kondisi 4 tahun kedepan

3.4 Faktor-faktor Kunci Keberhasilan

BAB IV Rencana Strategi

4.1 Sistem Prosedur Pelaksanaan Rencana Strategi

4.1.1 Sistem Pelaksanaan Rencana Strategis

4.1.2 Prosedur Pelaksanaan Strategis

4.1.3 Pelaksanaan Strategis peningkatan Mutu Sekolah

BAB V PENUTUP

BAB II PROFIL SEKOLAH

2.1 Deskripsi Sekolah SDN 2 Jampiroso letaknya sangat strategis, berada di tengah yang kota kabupaten Temanggung. Dari jalan raya sekitar 100 m yang menghubungkan kabupaten Magelang dengan kabupaten wonosobo. Sejak tahun ajaran 2012/ 2013 telah menjadi SD Piloting dengan melaksanakan kurikulum 13, hingga sampai tahun ajaran 2014/ 2015 ini. Siswa-siswa yang bersekolah di SDN 2 Jampiroso tidak hanya dari kelurahan Jampiroso kec temanggung, namun ada yang berasal dari luar kecamatan Temanggung.

2.2 Visi, Misi dan Tujuan SDN 2 Jampiroso

2.2.1 Visi “PRIMA DALAM PRESTASI, SANTUN PERILAKU, BERWAWASAN BUDAYA BANGSA SERTA ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI”

2.2.2 Misi

1. Memantapkan penghayatan dan pengalaman hidup beragama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing siswa;

2. Menanamkan nilai-nilai aqidah dan budi pekerti luhur dengan maksimal;

3. Mengimplementasikan proses pembelajaran dengan efektif dan maksimal;

4. Menumbuhkan prestasi siswa yang cakap dan handal serta mampu bersaing di dunia pendidikan maupun lingkungan masyarakat;

5. Menumbuhkan karakter siswa yang dapat dipercaya (trustworthines), mempunyai rasa hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence), tanggung jawab (responsibility), berani (courage), integritas (integrity), peduli (caring), jujur (fairnes), dan kewarganegaraan (citizenship);

6. Menanamkan nilai-nilai budaya bangsa sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia;

7. Mendorong siswa untuk memahami dan mengkaji serta menumbuhkan potensi siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa melalui Proses Pembelajaran maupun Bimbingan Karir.

2.2.3 Tujuan

1. Terciptanya pribadi siswa yang mampu dan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut sehingga melahirkan out put yang beriman, taqwa, cakap serta handal diwarnai dengan nuansa kepribadian yang bermoral tinggi dan akhlaq yang mulia;

2. Tercapainya proses pembelajaran yang efektif dan optimal;

3. Tercapainya prestasi siswa yang cakap dan andal serta mampu bersaing di dunia pendidikan maupun lingkungan masyarakat;

4. Terbentuknya pribadi siswa yang percaya diri dan tidak menggantungkan kepada orang lain;

5. Terciptanya pribadi siswa yang memilki keberanian untuk menanamkan kepercayaan diri kepada diri sendiri;

6. Terciptanya pribadi siwa yang santun dalam perilaku maupun tindakan;

7. Terciptanya pribadi siswa yang mencintai, memilki dan melestarikan budaya bangsa yang sesuai dengan khasanah budaya asli bangsa Indonesia;

8. Terciptanya pribadi siswa yang cerdas trampil dan memiliki kecakapan hidup dalam berbagai ilmu pengetahuan;

9. Terselenggaranya penambahan jam belajar/ ekstra kurikuler yang efektif sesuai dengan rencana program sekolah, sehingga program bimbingan karir dan pembekalan kecakapan hidup

terlaksana dengan maksimal;

pada

siswa

10. Terciptanya lingkungan sekolah sebagai pusat penengemabangan

pembaharuan pendidikan sehingga lahirlah peserta didik yang cerdas dan kreatif untuk bekal hidup pada jenjang pendidikan selanjutnya maupun di lingkungan masyarakat;

dan

11. Terciptanya pribadi siswa yang cerdas dan tanggap dalam membaca situasi dan kondisi dimana siswa berada;

12. Terciptanya pribadi siswa yang mampu mengatasi berbagai masalah yang di hadapi dengan arif dan bijaksana;

13. Terciptanya hubungan yang harmonis dan mesra antara keluarga sekolah, komite sekolah maupun paguyuban wali murid tiap kelas, serta masyarakat sekitarnya.

2.3 Kesiswaan

Tabel 2.1 Keadaan Murid SDN 2 Jampiroso 4 Tahun Terakhir Tahun 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015

Kelas P W Jml P W Jml P W Jml P W Jml P W Jml 1 25 19 44 28 22 50 29 22 51 22 27 49 20 13 43 2 20 21 41 25 19 44 25 19 44 22 27 49 20 13 43 3 34 12 46 20 18 38 17 21 38 22 27 49 20 13 43 4 20 20 40 34 12 46 34 12 46 22 27 49 20 13 43 5 26 19 45 21 20 41 21 20 41 22 27 49 20 13 43 6 21 23 44 26 18 44 26 18 44 22 27 49 20 13 43

Jml 146 114 260 154 109 263 152 112 264 151 112 260 145 112 257

2.4 Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan belum sepenuhnya berijazah S 1 dan tenaga guru

masih dibantu guru wiyata bhakti dengan honor di bawah upah minimum regional. Namun demikian tenaganya dapat diandalkan untuk peningkatan mutu sekolah. Dari tabel di bawah ini dapat dilihat jenjang kualifikasi

dan tenaga kependidikan.

Kualifikasi Pendidikan

No Jabatan

SMP SPG/

D2 D3 S 1 Jml Keteran gan

SMA

1 Kepsek

1 1 PNS 2 Guru Kelas

3 6 PNS 3 Gr Ag Islam

1 1 PNS Gr

4 Penjasorkes

1 1 PNS Gr Bhs.

5 Ingris

1 1 GTT 6 Penjaga

- 1 PNS 6 TU

2 - 2 PTT 7 Perpus

1 - 1 PTT 8 Satpam

- 1 PTT Jml

2.5 Sarana dan prasarana SDN 2 Jampiroso lokasi lahan yang ditempati adalah tanah milik desa dengan luas lahan 1.350 m

2.6 Prestasi

Prestasi yang telah diperoleh siswa SDN 2 Jampiroso meliputi prestasi akademik dan akademik. Dari prestasi yang menjadi tolak ukur keberhasilan adalah hasil ujian sekolah yang digunakan untuk melanjutkan sekolah di jenjang berikutnya. Dari hasil ujian sekolah berdasarkan prestasi tahun lalu banyak dari siswa SDN 2 jampiroso yang melanjutkan ke SMP

I, II, III dan sebagainya.

Event Tahun Nama Anak Juara Tingkat Tenis

2010 Desan Inti Inka 1 Kab.Temanggung Lapangan

Renang 2010 M Zulfan 2 Kab.Temanggung Renang

2010 Krisna S 1 Kab.Temanggung Renang 200

2010 Karina 1 Kab.Temanggung M

Bulutangkis 2010 Sabila Wahyu 1 Kab.Temanggung Renang 50 M

2010 Luluk 1 Kab.Temanggung

Oktafiani

Renang 200 2010 Edo 1 Kab.Temanggung M

Sepakbola 2010 Alek Senada 1 Kab.Temanggung Bola Folly

2010 Adinda 2 Kab.Temanggung

Maharani

ONS IPA 2011 Rahadian 1 Kab.Temanggung

Hafis

ONS IPA 2011 Rahadian 11 /115 Provinsi Jateng

Hafis

ONS IPA 2011 Rahadian 17/45 Provinsi Jateng

Hafis

Macapat 2011 Firma F 1 Kec.Temanggung Islami

Tartil /MTQ 2011 Nanda Trisna 2 Kec.Temanggung Kaligrafi

2011 Febri Arista 1 Kec.Temanggung Renang 50 M

2011 Edo 1 Kab.Temanggung Sepakbola

2011 Nanda Lintang 1 Kab.Temanggung

Renang gy 2011 Luluk 1 Kab.Temanggung Kupu

Foli Putri 2011 Adinda 2 Kab.Temanggung

Maharani

Renang 200 2012 Edo 1 Kab.Temanggung M

Khitobah 2012 Fadlilah I 2 Kec.Temanggung Mapsi

Tartil MTQ 2012 Fadlilah I 2 Kab.Temanggung Macapat

2012 Firma F 1 Kec.Temanggung Islami

Tartil MTQ 2012 Nanda Lintang 2 Kec.Temanggung OSN Mapel

2015 Salman 1 Kec. Temanggung Matematika

Abdurrohman

OSN Mapel 2015 Salman 1 Kab. Matematika

Temanggung OSN Mapel

Abdurrohman

2015 Salman 11/205 Provinsi Matematika

Abdurrohman

FLS2N / Seni 2015 Beregu 3 Kec. Temanggung Tari

BAB III ANALISIS SWOT

3.1 Analisis SWOT Analisis dilakukan peneliti bersama kepala sekolah, guru dan komite di SDN 2 Jampiroso dalam Focus Group Discussion (FGD) selama 1 kali pertemuan yaitu pada tanggal 21 bulan April 2015 bertemapat di SDN 2 Jampiroso, yang berlangsung pada jam 13.30 sampai 17.00. FGD dilakukan dengan menggunakan panduan FGD.

Dalam pelaksanaan FGD masing-masing peserta memiliki pendapat yang berbeda-beda sehingga

pada waktu mengidentifikasi faktor-faktor strategi internal dan faktor-faktor strategi eksternal. Data dibagi dalam tiga matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary), matrik EFAS (External Factors Analysis Summary), dan

terjadi

brainstorming

Weaknesses, Opportunities, and Threats). Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi peningkatan mutu sekolah SDN 2 Jampiroso dalam tiga aspek yaitu Input, proses dan output yang diuraikan sebagai berikut:

3.1.1 Aspek Input Yang

aspek input berdasarkan pendekatan terbuka Lewis dan Smith (dalam Tjiptono & Diana, 2003) meliputi kemampuan dasar siswa, sumber daya finansial, fasilitas, program dan jasa pendukung.

termasuk

dalam

Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan aspek input, serta pembiaran skor sampai diperoleh

matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary),

dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Matrik IFAS Aspek Input No

Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor 1 Minat dan motivasi belajar siswa

3 0,30 tinggi

0,10

2 Jumlah buku ajar untuk guru dan

4 0,40 siswa terpenuhi

0,10

Dana untuk operasional sekolah 2 3 tahun memenuhi dari murid yang

4 0,40 tersedia

0,10

4 Kepemimpinan kepala sekolah

4 0,60 yang kompeten

0,15

5 Sekolah mempunyai program kerja

3 0,30 yang jelas

0,10

6 Tenaga pengajar/ guru yang

3 0,45 profesional 75%

0,15

7 75% guru berpendidikan S1

3 0,30 8 Lokasi sekolah sangat strategis

0,10

4 0,40 9 Keberadaan komite berperan

0,10

4 0,40 dalam program sekolah

0,10

Total Skor 1,00 32 3,55

KELEMAHAN

1 Jumlah siswa tiap kelas melebihi

4 0,40 Standar Pelayanan Minimal (SPM)

0,10

2 Fasilitas seni belum memadai

3 0,30 3 Media pembelajaran berupa audio visual sangat kurang

0,10

2 0,30 Halaman sekolah yang sempit

0,15

4 untuk tempat bermain, dengan

2 0,30 rasio jumlah siswa yang banyak Area sekolah kurang hijau dan 5 kurang bersih lingkungan sekolah

0,15

2 0,30 masih kurang Belum ada ruang kegiatan 6 ekstrakurikuler dan serba guna

7 Belum ada tim evaluasi program

4 0,40 sekolah

0,10

8 Kualitas pendidik ada yang belum

2 0,20 S1

0,10

9 Ruang Mushola masih sempit

2 0,20 Total Skor

0,10

1,00 2,8 Total Skor Akhir (Kekuatan-

Kelemahan) 0,75 Sumber: Hasil Fokus Group Discussion, 2015

Untuk hasil input, kekuatan yang paling berpengaruh adalah kepemimpinan kepala sekolah yang kompten dengan bobot 0,15 dan skor 4. Kepemimpinan sekolah memegang peranan yang penting karena maju mundurnya suatu sekolah berada pada pucuk pimpinan yang mampu mengarahkan dan memberi motivasi pada guru. Hal itu semakin bersinergi tenaga pengajar /guru yang provesional dengan bobot 0,15 dan skor 3. Ditunjang buku ajar untuk guru dan siswa terpenuhi dengan satu anak satu buku akan lebih maksimal dalam belajar. Usaha untuk siswa juga ditunjang oleh dana operasional sekolah yang mencukupi, yang diberi bobot 0,10 dan skor 4. Dengan dana yang cukup maka sekolah bisa memberi honor guru-guru wiyata bhakti yang terdiri dari 6 orang untuk mengatasi jumlah guru PNS yang kurang dan juga bisa mencukupi kebutuhan operasional lainnya. Meskipun demikian dana yang ada belum bisa untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah, sehingga disamping menunggu bantuan dari pemerintah juga tetap membutuhkan bantuan dari komite sekolah. Dengan demikian keberadaan komite berperan dalam program sekolah dengan bobot 1,10 dan skor 4.

Lokasi sekolah yang strategis dengan bobot 0,10 dan skor 4, ini menjadi daya tarik masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di SD Negeri 2 Jampiroso. Kualifikasi tenaga pendidik yang profesional dengan bobot 0,15 dan skor 3, disertai minat dan motivasi belajar siswa tinggi diberi bobot 0,10 dan skor 3 dengan sekolah mempunyai program kerja yang jelas merupakan kekuatan bagi sekolah. Dengan keberadaan ini sekolah mempunyai kekuatan untuk menyiapkan diri dalam usaha meningkatkan mutu sekolah khususnya mutu input. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan aspek input adalah 3,55.

Walaupun memiliki beberapa kekuatan yang diandalkan, sekolah juga memiliki kelemahan- kelemahan yang perlu diatasi, jumlah siswa tiap kelas Walaupun memiliki beberapa kekuatan yang diandalkan, sekolah juga memiliki kelemahan- kelemahan yang perlu diatasi, jumlah siswa tiap kelas

Disamping itu, fasilitas seni belum memadai dengan bobot 0,10 dan skor 3, media pembelajaran berupa audio visual sangat kurang diberi bobot 0,15 dan skor 2, halaman sekolah yang sempit untuk bermain dengan rasio jumlah siswa yang banyak ini perlu mendapat perhatian agar sumber daya yang ada dapat berkembang.

Demikian pula area sekolah kurang hijau dan kurang bersih lingkungan dengan bobot 0,15 dan skor 2. Lingkungan sekolah yang asri ini, dapat diupayakan karena sangat mendukung proses pembelajaran. Kualitas pendidik ada yang belum S1 dengan bobot 0,10 dan skor 2 berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Ruang mushola masih sempit dengan bobot 0,10 dan skor 2, hal ini menjadikan kegiatan sholat berjamaah tidak dapat dilaksanakan di sekolah. Hal ini merupakan kegiatan untuk meningkatkan imtaq kepada peserta didik

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 2,8. Total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan untuk aspek input adalah 0,75, berarti faktor kekurangan lebih dominan daripada kelemahan. Ini bearti sekolah bisa menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan- kelemahan yang muncul.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek input dapat dilihat pada Tabel 3.2 Selanjutnya diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan skor akhir dan diperoleh Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Matrik EFAS Aspek Input

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor 1 Kebijakan sekolah yang

4 1,20 mendukung program sekolah

2 Kepedulian masyarakat

4 1,20 terhadap pendidikan tinggi

Perkembangan teknologi 3 komunikasi dan informasi

3 0,60 semakin mudah diakses Hubungan dengan dinas 4 pendidikan kecamatan,

3 0,60 Kabupaten dan Propinsi

sangat kondusif Total Skor

1 Prestasi sekolah lain semakin

3 1,20 bersaing

2 Banyak sekolah lain yang

3 0,60 vasilitasnya lebih lengkap

Sebagian kecil masyarakat 3 masih menggunakan aset

2 0,40 sekolah (anak-anak)

4 Keamanan sekolah masih

2 0,40 kurang optimal

Total Skor

10 2,60 Total Skor Akhir (Peluang-

1,00 Ancaman)

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi SDN 2 Jampiroso dalam meningkatkan mutu. Menurut pihak sekolah peluang yang memiliki bobot paling tinggi pada aspek input adalah kebijakan Pemerintah yang mendukung program sekolah, yang diberi bobot 0,30 dan skor 4. Selain itu kepedulian masyarakat terhadap pendidikan tinggi, dengan bobot 0,30 dan skor 4. Faktor tersebut dengan bobot tinggi karena sangat penting untuk mendukung kemajuan belajar siswa dan kemajuan sekolah. Sedangkan skor diberi tinggi karena kepedulian orang tua dan keberadaan komite yang bagus memberikan pengaruh besar pada peningkatan mutu sekolah. Peluang berikutnya

adalah perkembangan teknologi adalah perkembangan teknologi

Di samping mempunyai peluang yang tinggi sekolah juga menemui beberapa ancaman pada aspek input, banyak sekolah lain yang fasilitasnya lebih lengkap dengan bobot 0,20 dan skor 3, serta sebagian kecil masyarakat masih menggunakan aset sekolah yang di beri bobot 0,20 dan skor 2. Kalau SDN 2 Jampiroso tidak memperhatikan hal ini dengan serius maka bisa saja pada waktu selanjutnya SDN 2 Jampiroso tertinggal dengan SD yang lain. Termasuk juga keamanan sekolah kurang optimal, diberi bobot 0,20 dan skor 2,keamanan sekolah menunjukkan kenyamanan warga sekolah, demikian pula prestasi sekolah lain makin bersaing. Hal tersebut kalau tidak segera ditangani bisa menyebabkan turunnya prestasi belajar siswa dan otomatis mutu sekolah juga pasti akan menurun.Total akhir untuk faktor ancaman bobot dikalikan skor adalah 2,6.

Total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman untuk aspek input adalah 1,00, berarti faktor peluang lebih dominan daripada faktor ancaman. Sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk meminimalisir ancaman yang datang.

3.1.2. Aspek Proses Komponen proses meliputi kemampuan guru, desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas belajar, kurikulum, media dan evaluasi. Hasil analisis faktor kekuatan dan faktor kelemahan untuk aspek proses sampai diperoleh Matrik Internal Factors

Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Matrik IFAS Aspek Proses

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

KEKUATAN

1 Memiliki kurikulum yang inovatif

4 1,00 2 Ditetapkan pembelajaran pendekatan saintifik

4 0,80 Guru menentukan KKM setiap

mata pelajaran dan

3 0,60 melaksanakan program

perbaikan dan pengayaan 4 Kerjasama antar guru

3 0,45 kondusif

5 Ada jam pelajaran tambahan

3 0,30 (les) untuk kelas IV, V dan VI.

Menerapkan konsep pendidikan yang prima, 6 beriman, berkarakter dan

3 0,30 akademis sesuai visi, misi sekolah Total Skor

3 0,60 2 Masih ada guru yang mengajar secara konvensional

1 Belum semua kegiatan berjalan sesuai kurikulum

2 0,40 3 Lab komputer belum optimal

4 0,80 4 Kegiatan siswa yang bersifat

3 0,30 keagamaan belum maksimal

Supervisi dan pembinaan dari 5 kepala sekolah belum

4 0,80 maksimal

6 Kedisiplinan guru belum

4 0,40 optimal

Total Skor

3,30 Total Skor Akhir (Kekuatan-

0,15 Kelemahan)

Sumber: Hasi Focus Group Discussion, 2015

Faktor kekuatan yang paling berpengaruh pada aspek proses yaitu sekolah memiliki kurikulum yang inovatif dengan bobot 0,25 dan skor 4. Kalau semua kegiatan dilaksanakan sesuai kurikulum tentu Faktor kekuatan yang paling berpengaruh pada aspek proses yaitu sekolah memiliki kurikulum yang inovatif dengan bobot 0,25 dan skor 4. Kalau semua kegiatan dilaksanakan sesuai kurikulum tentu

3. Hal tersebut untuk mendorong siswa untuk semakin berpacu dalam meraih prestasi baik saat ulangan harian maupun ulangan semester. Ditunjang lagi dengan kerjasama antar guru kondusif, dengan bobot 0,15 dan skor 3. Kekuatan lain yang juga mempengaruhi mutu adalah adanya jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI yang diberi bobot 0,10 dan skor 3. Di samping les sangat berguna meningkatkan prestasi siswa di kelas masing-masing, juga berpengaruh dalam peningkatan hasil UN karena materi UN terdiri dari materi kelas IV, V dan VI sehingga kematangan materi di kelas bawahnya akan mendukung prestasi UN.

Kekuatan terakhir yaitu sekolah menerapkan konsep pendidikan yang prima dalam prestasi, santun dalam berperilaku, dan berwawasan budaya sesuai yang tertuang dalam visi misi sekolah, dengan bobot 0,10 dan skor 3. Kalau guru memahami konsep pendidikan tersebut dan melaksanakan semua kegiatan visi misi sekolah maka mutu pendidikan di SDN 2 Jampiroso akan maksimal. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,45.

Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki sekolah dalam aspek proses adalah Penguasaan guru terhadap TIK masih kurang bobot 0,20 dan skor 3. Serta tersedianya lab komputer dengan bobot 0,20 dan skor 4. Memiliki kurikulum yang inovatif harus ditunjang dengan kemampuan guru dalm penguasaan IPTEK, tetapi kalau tidak dilaksanakan secara maksimal hasilnya tetap saja tidak ada peningkatan. Disamping itu, supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah belum maksimal dengan bobot 0,20 dan skor

4, juga masih ada guru yang mengajar secara konvensional, serta kedisiplinan guru belum optimal 4, juga masih ada guru yang mengajar secara konvensional, serta kedisiplinan guru belum optimal

supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah maka hal-hal yang menjadi kekukarangan dan ket guru ketidaktahuan guru mengajar tidak segera diperbaiki dan guru cenderung mengelola kelas dengan apa adanya tidak kreatif. Hal itu menyebabkan potensi siswa tidak berkembang secara maksimal.

kurang

maksimalnya

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan yaitu 3,30. Sedangkan total skor akhir faktor kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 0,15. Dari kedua faktor yang mempengaruhi aspek proses SDN 2 Jampiroso tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan dibandingkan

kelemahan. Kelemahan- kelemahan

faktor

diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan. Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek proses dapat dilihat pada Matrik External Factors Analysis Summary (EFAS) pada tabel 3.4:

yang

ada

bisa

Tabel 3.4 Matrik EFAS Aspek Proses

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

PELUANG

Ada kesadaran dari wali murid 1 untuk menyumbang dana

4 1,20 pendidikan Semakin banyak media 2 pembelajaran yang bisa

4 0,80 diakses Kegiatan Kelompok Kerja Guru 3 (KKG) yang aktif di gugus

Kebutuhan orang tua 4 terhadap kegiatan keagamaan

3 0,90 anak sangat tinggi Total Skor

Semakin tinggi persaingan

4 0,80 positif antar sekolah

Banyak muncul bimbel di luar 2 sekolah sehingga ada siswa

4 1,20 yang tidak serius les disekolah

Munculnya sekolah favorit lain 3 yang mempunyai kelebihan

3 0,60 dibidang keagamaan

4 Masyarakat semakin kritis

3 0,90 menilai kualitas guru

Total Skor

3,50 Total Skor Akhir (Peluang-

0,20 Ancaman)

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Untuk aspek peluang adanya kesadaran dari wali untuk menyumbang dana pendidikan dengan bobot 0,30 dan skor 4. kebutuhan orang tua terhadap kegiatan keagamaan anak sangat tinggi di beri bobot 0,30 dan skor 3. Hal tersebut sangat penting untuk pengembangan sarana dan prasarana sekolah yang menunjang pendidikan. Disamping itu semakin banyak media pembelajaran yang bisa diakses yang diberi bobot 0,20 dan skor 4, sehingga guru bisa mencari sumber belajar baik berupa materi pokok, Untuk aspek peluang adanya kesadaran dari wali untuk menyumbang dana pendidikan dengan bobot 0,30 dan skor 4. kebutuhan orang tua terhadap kegiatan keagamaan anak sangat tinggi di beri bobot 0,30 dan skor 3. Hal tersebut sangat penting untuk pengembangan sarana dan prasarana sekolah yang menunjang pendidikan. Disamping itu semakin banyak media pembelajaran yang bisa diakses yang diberi bobot 0,20 dan skor 4, sehingga guru bisa mencari sumber belajar baik berupa materi pokok,

Untuk faktor ancaman yang mempunyai bobot paling tinggi adalah banyak muncul bimbel diluar sekolah sehingga ada siswa yang tidak serius les di sekolah yang diberi bobot 0,30 dan skor 4. Disamping itu masyarakat semakin kritis menilai kualitas guru diberi bobot 0,30 dan skor 3. semakin tingginya persaingan positif antar sekolah dengan bobot 0,20 dan skor 4. Demikian pula munculnya sekolah favorit lain yang mempunyai kelebihan dibidang keagamaan dengan bobot 0,30 dan skor 3.Hal tersebut ditandai sekolah lain baik negeri maupun swasta bersaing dalam meraih prestasi baik prestasi akademik dan non akademik. Bagaimanapun guru kelas pasti lebih paham dengan karakteristik siswanya dibandingkan dengan guru yang lain, bahkan guru kelas juga sangat paham dengan materi pelajaran yang kurang dikuasai siswa sehingga les di sekolah sangat diperlukan utamanya untuk memperdalam materi yang dianggap sulit oleh siswa.

Kadang les yang bermunculan diluar sekolah cenderung mengarah ke komersial bukan ke kualitas, sehingga kalau ada siswa yang mengandalkan les diluar sekolah dan tidak serius les di sekolah prestasinya bisa tertinggal dibanding siswa yang lain. Kalau SDN 2 Jampiroso tidak berlomba dalam bidang tersebut bisa jadi suatu saat kalah dalam bersaing. Hal tersebut harus menjadi kewaspadaan sekolah agar senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas guru. Total bobot dikalikan skor untuk faktor Kadang les yang bermunculan diluar sekolah cenderung mengarah ke komersial bukan ke kualitas, sehingga kalau ada siswa yang mengandalkan les diluar sekolah dan tidak serius les di sekolah prestasinya bisa tertinggal dibanding siswa yang lain. Kalau SDN 2 Jampiroso tidak berlomba dalam bidang tersebut bisa jadi suatu saat kalah dalam bersaing. Hal tersebut harus menjadi kewaspadaan sekolah agar senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas guru. Total bobot dikalikan skor untuk faktor

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SDN 2 Jampiroso memiliki banyak peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek proses yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor peluang masih lebih dominan.

3.1.3. Aspek Output Komponen output meliputi prestasi siswa dan pasca kelulusan. Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan aspek output yang diperoleh melalui FGD dapat dilihat pada Tabel 3.5 dibawah ini. Tahap selanjutnya diberi bobot dan penilaian, serta dilakukan perhitungan skor akhir dan diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS) sebagai berikut:

Tabel 3.5 Matrik IFAS Aspek output

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

KEKUATAN

1 Nilai rata-rata UN/ US tinggi

4 1,00 2 Prosentase kelulusan 100%

4 1,00 Lulusan berprestasi dalam

3 bidang akademik dan non

3 0,75 akademik Sebagian besar melanjutkan 4 ke jenjang yang lebih tinggi

4 1,00 dan diterima di sekolah favorit Total Skor

Sebagian kecil siswa masih 1 ada nilai UN/ US dibawah

3 1,20 rata-rata

2 Prestasi dalam bidang non

3 0,90 akademis belum merata

3 Beberapa lulusan tidak di

3 0,90 terima di sekolah favorit

Total Skor

2,80 Total Skor Akhir (Kekuatan-

0,95 Kelemahan)

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Untuk aspek output, kekuatan berasal dari nilai rata-rata UN/US tinggi yang diberi bobot 0,25 skor 4, juga presentase kelulusan 100% dengan bobot 0,25 dan skor 4. Di samping itu, sebagian besar melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi dan diterima di sekolah favorit dengan bobot 0,25 dan skor 4, lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik dengan bobot 0,25 dan skor 3. Prestasi tersebut dapat menjadi daya tarik sekolah, karena orang tua cenderung tertarik menyekolahkan putra- putrinya ke sekolah yang berprestasi. Itu disebabkan karena rata-rata perolehan nilai UN tinggi sehingga bisa bersaing dengan siswa yang berasal dari sekolah lain. Total akhir bobot dikalikan skor adalah 3,75.

Selain kekuatan, sekolah juga mempunyai kelemahan dalam aspek output. Faktor kelemahan yang mempunyai bobot paling tinggi adalah sebagian kecil siswa masih ada nilai UN/US di bawah rata-rata dengan bobot 0,40 dan skor 3. Hal tersebut di sebabkan karena prestasi dalam bidang non akademik belum merata bobot 0,30 dan skor 3. Kelemahan berikutnya adalah beberapa lulusan tidak diterima di sekolah favorit diberi bobot 0,30 dan skor 3.

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan pada aspek output adalah 2,80 sehingga total skor akhir IFAS adalah faktor kekuatan dikurangi faktor kelemahan 0,95 pada aspek output SDN 2 Jampiroso tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek output dapat dilihat pada tabel 0,95. Selanjutnya faktor-faktor tersebut diberi bobot dan skor, serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS). Sebagai berikut:

Tabel 3.6 Matrik EFAS Aspek Output

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor Hasil UN dapat dijadikan

pertimbangan untuk

4 0,80 melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi Kepercayaan masyarakat

3 0,60 tinggi Harapan orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam bidang

2 terhadap sekolah semakin

4 0,80 akademik tetapi juga

maksimal dalam bidang non akademik (ekstrakurikuler). Harapan orang tua agar lulusan menjadi generasi yang 4 cerdas, agamis dan siap

4 0,80 menghadapi tantangan masa depan. Mempunyai peluang yang 5 bagus untuk menjalin

3 0,60 kerjasama dengan alumni. Total Skor

Kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan lulusan

4 1,60 hanya bagus dalam

kompetensi akademik 2 Kompetitis lulusan antar

3 0,90 sekolah sangat tinggi

3 Tuntutan wali murid terhadap

3 0,90 mutu sekolah semakin tinggi

Total Skor

3,40 Total Skor Akhir (Peluang-

0,20 Ancaman)

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan sekolah adalah hasil UN/US dapat dijadikan pertimbangan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih ting diberi bobot 0,20 dan skor 4. Dengan harapan orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik tetapi juga Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan sekolah adalah hasil UN/US dapat dijadikan pertimbangan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih ting diberi bobot 0,20 dan skor 4. Dengan harapan orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik tetapi juga

yang paling berpengaruh adalah kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan kelulusan hanya bagus dalam kompetensi akademik yang diberi bobot 0,40 dan skor

4. Termasuk juga tuntutan wali murid terhadap mutu sekolah semakin tinggi yang diberi bobot 0,30 dan skor 3. Ancaman yang terakhir adalah kompetisi lulusan antar sekolah sangat tinggi dengan bobot 0,30 dan skor 4. Total bobot dikali skor untuk faktor ancaman adalah 3,40. Sehingga total akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 0,20.

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SDN 2 Jampiroso memiliki banyak peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Meskipun ada beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek output yang perlu mendapat perhatian, tetapi sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman-ancaman yang muncul.

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SDN 2 Jampiroso mempunyai banyak peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek output yang perlu mendapat perhatian, tetapi sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman-ancaman yang muncul.

Rencana Strategis

Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Input

Tabel 3.7 Skor Akhir IFAS Aspek Input IFAS

EFAS Kategori

Kategori Total Skor Kekuatan (S)

Total Skor

Peluang (O) 3,6 Kelemahan (W)

Ancaman (T) 2.6 Total (S-W)

Total (O-T) 1,00 Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal untuk aspek input di SDN 2 Jampiroso diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan-kelemahan) adalah 0,75 sedangkan skor akhir EFAS (Peluang- Ancaman)

analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO (Strength-Opportunity) yang mendukung strategi agresif, menggunakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah dan meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya pada aspek input (Umar, 2002). Hasil analisis tersebut digambarkan pada gambar 3.1 berikut:

Kuadran SO Strategi Agresif

4 Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang

3 yang ada

1 (0,75;1,00) Kelemahan -4 -3 -2 -1

Kekuatan

-3 -4

Ancaman

Gambar 3.2 Matrik SWOT untuk Aspek Input

Eksternal Peluang Faktor

masi akat usif olo or Internal

iakses dinas

am sek

Kab, Dan Faktor

ikan tinggi

udah d dengan an p an Kec,

idik insi sangat munikasi d

op

ko semakin m Hubungan pend Pr Kekuatan

Minat dan 1. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK motivasi belajar

sebagai sarana untuk belajar peserta didik. siswa tinggi

2. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju Jumlah buku ajar

komunitas belajar melalui program 9 K. untuk guru dan

3. Mengembangkan sarana dan prasarana. siswa terpenuhi

4. Membentuk klub-klub sesuai dengan bakat Dana untuk

dan minat operasi sekolah 2 5. Membentuk klub-klub prestasi untuk tahun terakhir

mengembangkan potensi siswa. terpenuhi

Kepemimprnan kepala sekolah sudah kompeten Sekolah mempunyai program kerja yang jelas Tenaga pengajar/ guru yang profesional 75% 75% guru berpendidikan S 1 Lokasi sekolah sangat strategis

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka rencana strategis yang perlu di buat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek input Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka rencana strategis yang perlu di buat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek input

prasarana. 4) Membentuk klub-klub sesuai dengan bakat dan minat. 5)Membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa.

sarana

dan

Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Proses Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk aspek proses kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8 Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses

IFAS EFAS Kategori

Total Skor Kategori Total Skor Kekuatan (S)

Peluang (O) 3,70 Kelemahan (W)

Ancaman (T) 3,50 Total (S-W)

Total (O-T) 0,20

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal (IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek proses SDN 2 Jampiroso diperoleh hasil skor akhir IFAS aspek proses (kekuatan-kelemahan) adalah 0,15. Sedangkan skor akhir EFAS aspek proses (peluang- ancaman)

analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada dikuadran SO (strengh-opportunity) yang mendukung strategi agresif, memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menangkap peluang yang ada dari luar. Hasil analisis tersebut pada gambar 3.3 berikut:

adalah

Hasil

Peluang

Kuadran SO Strategi Agresif

4 Memanfaatkan kekuatan

3 untuk menangkap peluang

2 yang ada

1 (0,15;0,20 Kelemahan -4 -3 -2 -1

-1

Kekuatan

-2

-3 -4

Ancaman

Gambar 3.4 Matrik SWOT untuk Aspek Proses Eksternal

tua ana di rang

ari

media

aktif Faktor

Internal

aran d

untuk

ang d an

an yang

banyak

kegiatan erwiga

an anak inggi

gugus P Kebutuhan o terh keagama sangat t Kekuatan

Ada kesad

wali murid

menyumb pend

KKG yang

1. Mengoptimalkan peran guru dalam proses Memiliki

pembelajaran.

kurikulum yang 2. Mengefektifkan kegiatan supervisi kepala sekolah inovatif

1. Mengefektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan Diterapkan

masalah-masalah yang ditemui guru dalam PBM Pembelajaran

dan membntu guru dalam menyusun PKB Pendekatan

Saintifik Guru

menentukan KKM setiap mata pelajaran dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan Kerjasama antara guru kondusif Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI Menerapkan konsep pendidikan yang prima, beriman dan berkarakter dan akademis sesuai visi misi sekolah

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses di SDN 2 Jampiroso adalah: (1) Mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran. 2) Mengefektifkan kegiatan supervisi kepala sekolah. 3) Mengefektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan masalah–masalah yang ditemui guru dalam PBM dan membantu guru dalam menyusun PKB.

Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Output

Setelah hasil analisis lingkungan internal (IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek output di SDN 2 Jampiroso diperoleh hasil skor akhir IFAS aspek output (kekuatan-kelemahan) adalah 3,75. Sedangkan skor akhir EFAS aspek output (peluang- ancaman) adalah 2,80.

Tabel 3.9 Skor Akhir IFAS Aspek Output IFAS

EFAS Kategori

Kategori Total Skor Kekuatan (S)

Total Skor

Peluang (O) 3,60 Kelemahan (W)

Ancaman (T) 3,40 Total (S-W)

Total (O-T) 0,20

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada dikuadran SO (strengt-opportunity) yang mendukung strategi agresif, memanfaatkan peluang yang ada dari luar untuk mengatasi ancaman yang muncul dari lingkungan eksternal sekolah pada aspek output. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut:

Peluang

Kuadran SO Strategi

Agresif

Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang

4 yang ada

Kelemahan -4 -3 -2 -1

Gambar 3.6 Matrik SWOT untuk Aspek Output Eksternal

a adap adi a

kolah

rdas, ang g ce

rang tu uk Internal erjasama

gan unt

emakin

rang tu

san se

N dapat

kat terh

ademi

asi dalam

san menj dan siap dapi Faktor unyai pelu

Harapan o agar lulu generasi yan agamis mengha Memp bagus unt menjalin k Kekuatan Nilai rata-rata

Hasil U dijadikan

pertimban

Kepercayaan

masyara sekoalh s

Harapan o agar lulu tidak hany berprest bidang ak

1. Membangun kepercayaan masyarakat melalui UN/ US tinggi

prestasi akademik dan non akademik Proses

2. Meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter kelulusan 100% 3. Membangun jaringan alumni untuk

Lulusan diberdayakan dalam kegiatan sekolah berprestasi

dalam bidang akademik dan non akademik Sebagian besar melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan diterima di sekolah favorit

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek output di SDN 2 Jampiroso adalah: 1) Membangun kepercayaan masyarakat melalui prestasi akademik dan non akademik, (2) Meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter, (3) Membentuk jaringan alumni untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah.

BAB IV Rencana Strategi

4.1 Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Rencana Strategi

4.1.1 Sistem Pelaksanaan Rencana Strategi Rencana

yang akan di implementasikan

strategis

program strategi peningkatan mutu sekolah. Sistem pelaksanaan rencana strategi yang dituangkan dalam program kerja adalah sebagai berikut:

berupa

1. Menyusun kepanitiaan melalui rapat sekolah yang dihadiri kepala sekolah, guru dan komite sekolah.

2. Dibuat SK pelaksanaan program kegiatan oleh kepala sekolah.

3. Program kerja (strategi peningkatan mutu sekolah) selanjutnya disosialisasikan pada semua warga sekolah.

4. Jika rencana program sudah mendapat respon positif selanjutnya dikonsultasikan pada pihak komite dan tim ahli untuk mendapat pertimbangan dan masukan sebagai penyempurnaan.

5. Kepala sekolah melakukan evaluasi perbaikan program dan dibahas dalam rapat kerja sekolah.

6. Hasil konsep strategi peningkatan mutu sekolah disosialisasikan kepada wali murid melalui rapat pleno yang dihadiri oleh wali murid dan komite sekolah,

selanjutnya disahkan dan untuk dilaksanakan.

7. Monitoring dan Evaluasi

4.1.2 Prosedur Pelaksanaan Rencana Strategis

Peningkatan Mutu Sekolah

Gambar 4.1 Tahap-tahap penyusun rencana program kerja

Rapat Penyusunan Kepanitiaan

Menyusun SK pelaksanaan program kegiatan

Sosialisasi Program Strategi

Mengkonsultasikan

Peningkatan Mutu

Program (komite & Ahli)

Merevisi Konsep Program Kerja

Mensosialisasikan

Monitoring Pelaksanaan

Program Strategi di

dan Evaluasi

Program Kerja

rapat Pleno

4.1.3 Program Strategi Peningkatan Mutu Sekolah

1. Rencana Strategi Aspek Input

SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strength-Opportunities), yaitu

strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekutan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter, 2009) Berikut ini adalah rencana strategi yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input di SDN 2 Jampiroso.

Renstra pertama, pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana untuk belajar peserta didik. Masih minimnya penguasaan TIK dalam proses pembelajaran menjadi hambatan sekolah untuk

sekolah Dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang disesuaiakan dengan

meningkatkan

mutu

mudah dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Diharapkan

dapat mengikuti perkembangan itu. Dengan penguasaan Iptek, peserta didik dapat mengembangkan dalam mencari/ memperoleh wawasan pengetahuan lebih luas. Sehingga dapat menjadi sumber belajar yang mudah untuk diakses.

peserta

didik

Renstra kedua, mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar melalui program 9 K yang terdiri atas keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, keterbukaan dan keteladanan. Dengan penanaman pembiasaan dalam sikap dan tingkah laku dalam keseharian di sekolah diharapkan menjadikan lingkungan sekolah tercipta kondusif, nyaman dan mendukung proses pembelajaran. Pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Renstra ketiga, mengembangkan sarana prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana sekolah sangat diperlukan dalam proses pembelajaran menuju peningkatan prestasi belajar siswa. Sarana dan prasarana yang perlu dikembangkan di SDN 2 Jampiroso diantaranya ruang mushola perlu dilebarkan agar kegiatan praktek keagamaan dapat dilaksanakan,

untuk kegiatan ekstrakurikuler perlu dilebarkan, ruang TIK beserta perabotanya agar siswa dapat memanfatkan untuk mengembangkan

ruang

aula

dan sarana menambah wawasan. Renstra keempat, membentuk klub-klub penelusuran bakat dan minat. Potensi pada anak perlu diketahui sejak dini agar dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Sekolah

kemampuannya kemampuannya

3. Rencana Strategi Aspek Proses Renstra Pertama, mengoptimalkan peran guru dalam

Dalam proses pembelajaran guru merupakan ujung tombak keberhasilan

proses

pembelajaran.