SISTEM INFORMASI POLISI DAN MASYARAKAT P

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang baik dan berkualitas
dalam melakukan setiap kegiatan administrasi negara masih terus diupayakan. Dalam era
globalisasi dengan kondisi persaingan yang cukup ketat dan penuh tantangan, aparatur
pemerintah dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada
masyarakat dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Kualitas pelayanan kepada
masyarakat ini yang akan menjadi salah satu indikator dari keberhasilan penyelenggaraan
negara oleh pemerintah.
Di Indonesia sendiri, pelayanan juga dilakukan oleh aparat penegak hukum.
Institusi Kepolisian merupakan salah satu institusi yang dibentuk guna memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Kepolisian dalam hal ini menyangkut dengan Kepolisian
Resor yang kemudian disingkat Polres sebagai struktur komando Kepolisian Republik
Indonesia di tingkat kabupaten/kota.
Dalam buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Republik Indonesia “bahwa pemeliharaan keamanan dalam negeri melalui
upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi ketertiban masyarakat,
penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku alat negara yang dibantu
oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia”. Pemberian pelayanan

dalam hal ini perlu diperhatikan secara khusus karena menyangkut dengan kepentingan
dan kebutuhan masyarakat selaku penerima layanan.
Pemberian pelayanan oleh pihak kepolisian seharusnya berjalan secara sistematis,
terarah dan terpantau sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan diberlakukan, tetapi
kenyataannya hal tersebut masih belum tercapai. Banyaknya aduan dan keluhan yang
diungkapkan oleh masyarakat menyangkut kinerja kepolisian, yaitu pelayanan yang
berbelit-belit, tidak transparan, kurang informatif, minim konsistensi, terbatasnya fasilitas
sarana dan prasarana pelayanan sehingga tidak menjamin kepastian (hukum, waktu,
biaya), bahkan aduan atas praktek pungutan liar masih sering dijumpai.
Keluhan terhadap kondisi penyedia layanan publik yang dikelola oleh Polri masih
sering terdengar, sehingga memerlukan pemikiran yang serius dalam meningkatkan

1

kualitas pelayanan melalui inovasi-inovasi pelayanan publik yang memungkinkan untuk
dilakukan diranah Kepolisian.
Berdasarkan persoalan di atas yang mempertanyakan inovasi-inovasi pelayanan
guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan Polri yang lebih berkualitas.
Sehingga pengaplikasian pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan oleh masyarakat. Dengan memberikan pelayanan atau fasilitas yang lebih

baik, masyarakat akan merasa puas dan hubungan sosial antara pihak Kepolisian dan
masyarakat dapat tercipta dengan baik. Dari penjelasan tersebut di atas penyusun tertarik
untuk

menulis

makalah

mengenai

“SISTEM

INFORMASI

POLISI

DAN

MASYARAKAT POLRES KOTABARU”.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun telah merumuskan beberapa
masalah sebagai acuan pengambilan data dalam penulisan makalah. Adapun rumusan
masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan pelayanan?
b. Apakah yang dimaksud dengan pelayanan prima?
c. Apakah yang dimaksud dengan kualitas pelayanan?
d. Apakah yang dimaksud dengan inovasi?
e. Bagaimana Sistem Informasi Polisi dan Masyarakat Polres Kotabaru?
f.

Bagaimanakah relevansi Sistem Informasi Polisi dan Masyarakat Polres Kotabaru
dengan konsep pelayanan prima?

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui upaya Polres Kotabaru dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat.
b. Untuk mengetahui inovasi pelayanan yang diciptakan Polres Kotabaru sebagai
upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.


2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pelayanan
Pengertian pelayanan (service) menurut American Marketing Association
(dalam Hardiyansyah 2011: 10) yaitu pelayanan pada dasarnya merupakan
kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan
pada hakekatnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu,
proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
Sedangkan menurut Lovelock (dalam Hardiyansyah (2011: 10) pelayanan
adalah produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar dan dirasakan atau
dialami. Artinya pelayanan merupakan produk yang tidak ada wujud atau
bentuknya sehingga tidak ada bentuk yang dapat dimiliki dan berlangsung sesaat
atau tidak tahan lama, tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh penerima layanan.
Pengertian

umum


pelayanan

publik

menurut

Keputusan

Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah segala
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hakikat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada
masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai
abdi masyarakat. Karena itu pengembangan kinerja pelayanan publik senantiasa
menyangkut tiga unsur pokok pelayanan publik, yakni: unsur kelembagaan
pelayanan, proses pelayanan serta sumber daya manusia pemberi layanan. Dalam
hubungan ini maka upaya peningkatan kinerja pelayanan publik senantiasa

berkenaan dengan pengembangan tiga unsur pokok tersebut.
2.1.2

Pelayanan Prima

Atep Adya Barata (2003: 25) mengemukakan hakikat pelayanan prima
bertitik tolak pada upaya pelaku bisnis untuk memberikan layanan terbaiknya
3

sebagai wujud kepedulian perusahaan kepada konsumen atau pelanggan. Secara
luas kemudian dikembangkan budaya pelayanan prima menjadi A6, yaitu :
1. Kemampuan (Ability)
Kemampuan (ability) adalah pengetahuan dan keterampilan tertentu yang
mutlak diperlukan untuk menunjang program layanan prima yang meliputi
kemampuan dalam bidang kerja yang ditekuni, melaksanakan komunikasi yang
efektif, mengembangkan motivasi dan menggunakan public relations sebagai
instrument dalam membina hubungan ke dalam dan ke luar organisasi/perusahaan.
2. Sikap (Attitude)
Sikap (attitude) adalah perilaku atau perangai yang harus ditonjolkan ketika
menghadapi pelanggan.

3. Penampilan (Appearance)
Penampilan (appearance) adalah penampilan seseorang, baik yang bersifat
fisik saja maupun fisik dan non-fisik yang mampu merefleksikan kepercayaan diri
dan kredibilitas dari pihak lain.
4. Perhatian (Attention)
Perhatian (attention) adalah kepedulian penuh terhadap pelanggan, baik yang
berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan dan keinginan pelanggan maupun
pemahaman atas saran dan kritiknya.
5. Tindakan (Action)
Tindakan (action) adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam
memberikan layanan kepada pelanggan.
6. Tanggung jawab (Accountability)
Tanggung jawab (accountability) adalah suatu sikap keberpihakan kepada
pelanggan sebagai wujud kepedulian untuk menghindarkan atau meminimalkan
kerugian atau ketidakpuasan pelanggan.
2.1.3

Kualitas Pelayanan

Sinambela dkk. (dalam Hardiyansyah 2011: 36) mendefinisikan kualitas

adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan
pelanggan (meeting the needs of customers).

4

Goetsch dan Davis (dalam Hardiyansyah 2011: 36) mengemukakan kualitas
pelayanan merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Juga
diartikan

sebagai

sesuatu

yang

berhubungan

dengan


terpenuhinya

harapan/kebutuhan pelanggan, dimana pelayanan dikatakan berkualitas apabila
dapat menyediakan produk dan jasa (pelayanan) sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan.
Fandy Tjiptono (dalam Hardiyansyah 2011: 40) menjelaskan pengertian
kualitas adalah :
1. Kesesuaian dengan persyaratan
2. Kecocokan untuk pemakaian
3. Perbaikan berkelanjutan
4. Bebas dari kerusakan/cacat
5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat
6. Melakukan segala sesuatu secara benar
7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan
2.1.4

Inovasi

Muluk (dalam PKP2A III LAN 2013: 10) mengemukakan bahwa konsep
inovasi terkait kemampuan bersaing (competitive advantage) dalam menjaga

keberlangsungan hidup organisasi, dimana inti dari inovasi adalah perubahan
menuju hal-hal baru. Inovasi sebagai kreasi dan implementasi dari proses, produk
dan layanan, serta metode pelayanan baru yang merupakan pengembangan nyata
dalam efisiensi, efektifitas atau kualitas hasil.
Evert M. Rogers (dalam PKP2A III LAN 2013: 10) mengatakan bahwa
inovasi adalah sebagai suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari
dan diterima sebagai suatu hal baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
Sejalan dengan itu, West & Far (dalam PKP2A III LAN 2013: 10) mengartikan
inovasi sebagai pengenalan dan penerapan dengan sengaja gagasan, proses,
produk dan prosedur yang baru pada unit yang menerapkannya yang dirancang

5

untuk memberikan keuntungan bagi individu, kelompok, organisasi dan
masyarakat luas.
Ellitan dan Anatan (dalam PKP2A III LAN 2013: 10) secara singkat
mendefinisikan inovasi sebagai perubahan yang dilakukan dalam organisasi yang
di dalamnya mencakup kreatifitas dalam menciptakan produk baru, jasa, ide atau
proses baru. Sedangkan Fontana (dalam PKP2A III LAN 2013: 10) menjelaskan
inovasi sebagai keberhasilan ekonomi berkat adanya pengenalan cara baru atau

kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output
(teknologi) yang menghasilkan perubahan besar atau drastis dalam perbandingan
antara nilai guna yang dipersepsikan oleh konsumen atas manfaat suatu produk
(barang/jasa) dan harga yang ditetapkan oleh produsen.
Samson (dalam PKP2A III LAN 2013: 10) menerangkan salah satu alasan
mengapa inovasi sangat diperlukan karena cepatnya perubahan lingkungan bisnis
yaitu semakin dinamik dan hostill sehingga sebuah organisasi harus bisa
mengelola inovasi sebagai penentu keberhasilan organisasi untuk menjadi
competitive. Ada tiga kunci sukses organisasi untuk melakukan inovasi secara
efektif yang disebutkan oleh Saleh (dalam PKP2A III LAN 2013: 10) adalah :
1. Enterprenueral strategis yaitu berani mengambil resiko, melakukan pendekatan
bisnis yang proaktif dan komitmen manajemen.
2. Struktur organisasi yaitu dengan struktur yang lebih fleksibel, adanya disiplin
interfungsional dan orientasi pada tim kerja lintas fungsional.
3. Iklim organisasi, yaitu iklim yang promotif dan terbuka, kekuatan dan
kekuasaan dalam organisasi disebarkan tidak berpusat pada jenjang atas dan
memberikan sistem imbalan yang efektif.

2.2 SIPOMAS (Sistem Informasi Polisi dan Masyarakat) Polres Kotabaru
SIPOMAS (Sistem Informasi Polisi dan Masyarakat) Polres Kotabaru adalah
aplikasi berbasis android yang berfungsi untuk memberikan pelayanan Kepolisian
Resor Kotabaru kepada masyarakat Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Sebagai bagian dari Polda Kalsel, Polres Kotabaru senantiasa memberikan

6

layanan yang terbaik bagi Masyarakat. Beberapa layanan online yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Pengaduan Masyarakat
2. Pengawalan
3. Perizinan (Izin Keramaian)
4. SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian)
5. SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan)
6. Informasi Layanan Kepolisian
7. Tribrata News
8. Peta Kantor Polisi
Beberapa layanan online yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan
adanya aplikasi SIPOMAS yaitu masyarakat Kotabaru yang menggunakan
android akan dimudahkan dalam melakukan komunikasi dengan Polres Kotabaru.
Tambahnya lagi aplikasi ini dibuat sendiri oleh Polres Kotabaru yang mana
merupakan program Kapolri untuk menciptakan pelayanan yang lebih cepat.
Namun ada satu kecamatan yang belum memiliki akses jaringan internet, yaitu
Kecamatan Pulau Sembilan.
2.2.1

Pengaduan Masyarakat
Pengertian laporan/pengaduan dapat kita temukan didalam Pasal 1 Angka 24

dan 25 UU No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP). “Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh
seorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat
yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa
pidana”. (Pasal 1 Angka 24 KUHAP)
Sedangkan yang dimaksud dengan pengaduan adalah “Pengaduan adalah
pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada
pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah
melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya”. (Pasal 1 Angka 25
KUHAP)

7

Ruang lingkup materi dalam pengaduan adalah adanya kepastian telah terjadi
sebuah tindak pidana yang termasuk dalam delik aduan, dimana tindakan seorang
pengadu yang mengadukan permasalahan pidana delik aduan harus segera
ditindaklanjuti dengan sebuah tindakan hukum berupa serangkaian tindakan
penyidikan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Artinya dalam proses
penerimaan pengaduan dari masyarakat, seorang pejabat yang berwenang dalam
hal ini Polri khususnya, harus bisa menentukan apakah sebuah peristiwa yang
dilaporkan oleh seorang pengadu merupakan sebuah tindak pidana delik
aduan atau bukan.
KUHAP telah membedakan apa yang dimaksud dengan laporan dan
pengaduan, artinya penanganan yang harus dilakukan oleh pihak Kepolisian pada
saat menerima laporan dan pengaduan berbeda. Bahwa segala bentuk laporan atau
pengaduan online yang dilakukan masyarakat pada aplikasi SIPOMAS, dimana
pengklasifikasi bentuk laporan tersebut apakah sebuah laporan atau sebuah
pengaduan merupakan tindak lanjut dari pihak Polres Kabupaten Kotabaru.
Pada dasarnya masyarakat dapat membuat laporan pengaduan bila memang
terjadi sesuatu hal yang merugikan atau tidak diinginkan.
Pasal 108 Ayat (1) dan Ayat (6) KUHAP:
(1) Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban
peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau
pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tulisan;
(6) Setelah menerima laporan atau pengaduan, penyelidik atau penyidik harus
memberikan surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan kepada yang
bersangkutan.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, artinya pengaduan atau laporan
dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pengaduan atau laporan
kepada Kepolisian secara langsung adalah dengan datang ke kantor Kepolisian
terdekat. Untuk pengaduan atau laporan secara tidak langsung dapat dilakukan
melalui telepon, di dalam Peraturan Kepala Kepolisian No. 7 Tahun 2008 tentang
Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat Dalam
Penyelenggaraan Tugas POLRI, Kepolisian membuka dan menyediakan akses

8

komunikasi informasi tentang keluhan masyarakat yang ingin melapor melalui
telepon nomor khusus seperti 110, 112, serta melalui sms ke 1717.
Hal ini merupakan prosedur lama bagi POLRES Kabupaten Kotabaru.
Bahwa yang kita kenal pengaduan kepada pihak berwajib pada dasarnya harus
meluangkan waktu dan tenaga. Sehingga masyarakat kerap kali malas sehingga
menciptakan sikap ketidakpedulian pada lingkungan sekitar, padahal masyarakat
merupakan sumber informasi utama dan pencegah utama terhadap tindak pidana.
Saat ini POLRES Kabupaten Kotabaru memanfaatkan fitur yang ada dalam
aplikasi SIPOMAS, yaitu pengaduan yang dapat dilakukan secara tidak langsung
melalui sistem pengaduan online.
Cara membuat laporan pengaduan online melaui SIPOMAS
Surat Laporan Pengaduan tersebut tidak jauh berbeda dengan surat
tertulis. Dalam surat tertulis ada tiga informasi penting yang harus ada berkaitan
dengan pelaporannya yaitu sebagai berikut:
1. Data diri pelapor
2. Data orang yang dilaporkan
3. Rincian perkara (masalah)
Dalam laporan tersebut setidaknya tiga informasi di atas haruslah jelas agar
dapat dengan mudah dipahami dan ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.
Beberapa informasi data diri bisa mencakup nama, alamat, nomor KTP, jenis
kelamin dan juga informasi kontak (nomor handphone).
Di POLRES Kabupaten Kotabaru, memberikan pelayanan pengaduan
melalui Sistem Pengaduan Online kepada Polres Kabupaten Kotabaru cukup
dengan mengklik Pengaduan yang ada pada Menu Sipomas Polres Kotabaru
kemudian menuliskan judul laporan. Setelah itu mendeskripsikan isi laporan dan
selanjutnya memilih unit yang sesuai dengan judul dan isi laporan yang dibuat.
Misalnya melaporkan sebuah tindak pidana dengan judul Tindak Pidana
Pencurian dan deskripsi bentuk dan proses perjudian yang terjadi kemudian
memilih unit RESKRIM yakni unit yang menangani khusus reserse dan kriminal
guna menertibkan keamanan masyarakat dengan memberantas tindak kriminal.

9

Untuk identitas diri pelapor dalam pengaduan online SIPOMAS tidak perlu
disebutkan atau dituliskan kembali karena jika sudah Login maka data pribadi
sudah sangat lengkap.
Contoh Surat Laporan Pengaduan ke Polisi
Kepada Yth,
Bapak Kapolres Kotabaru
di Kotabaru
Hal

: Laporan Penipuan (bisa diganti, sesuaikan dengan perkara Anda)

Lamp

: Fotocopy surat perjanjian

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: DESY

Jenis kelamin : Perempuan
No. KTP

: 123456789101112

Alamat

: Jl. Beringin Kotabaru

No. Telpon

: (021) 72777777

Dengan ini melaporkan seseorang yang namanya saya sebutkan dibawah ini :
Nama

: RATNA SARI

Jenis kelamin : Perempuan
Alamat

: Jl. Belimbing No. 33 Kotabaru

No. Telpon

: (021) 52555555

Saudari RATNA SARI telah melakukan tindak penipuan kepada saya berupa
peminjaman uang sebesar Rp 10.000.0000 (Sepuluh Juta Rupiah), setelah 5 (lima)

10

bulan peminjaman uang tersebut akan dikembalikan dan sampai saat ini atau 8
(delapan) bulan setelah dipinjam uang tersebut belum juga dikembalikan hingga
surat ini dibuat.
Sebagai bahan bukti, berikut saya lampirkan foto copy surat perjanjian hutangpiutang yang dibuat dan ditanda tangani oleh kami berdua.
........ :: Lampirkan fotocopy surat perjanjian Anda :: ........
Demikian laporan pengaduan penipuan ini saya buat. Saya berharap Bapak
Kapolres Kotabaru bersedia untuk membantu menyelesaikan perkara penipuan
ini. Atas perhatiannya saya sampaikan terimakasih.
Kotabaru, 24 November 2016
Hormat saya,

DESY
Pelapor
Contoh di atas merupakan standar penulisan laporan pengaduan secara
tertulis dan menyerahkan laporan tersebut dengan datang langsung ke Polres
tujuan. Polres Kabupaten Kotabaru telah memudahkan laporan pengaduan dengan
Sistem Pengaduan Online. Format yang digunakan tidak jauh berbeda dengan
contoh di atas, yang membedakan hanya media yang digunakan untuk melaporkan
pengaduan. Melalui pengaduan online ini masyarakat dapat melakukannya di
setiap waktu dan tempat tanpa memikirkan situasi kondisi sehingga lebih efektif
dan efisien.
2.2.2

Pengawalan
Pada dasarnya menggunakan sarana dan prasarana jalan untuk keperluan

berlalu lintas adalah hak asasi setiap orang. Semua orang mempunyai hak yang
sama untuk menggunakan jalan untuk berlalu lintas. Tidak ada seorang pun

11

mempunyai hak untuk diutamakan, kecuali didasarkan pada peraturan perundangundangan yang berlaku. Peraturan perundang-undangan yang ada memberikan
peluang bagi orang tertentu atau kendaraan yang digunakan bagi keperluan
tertentu mendapatkan prioritas menggunakan jalan untuk berlalu lintas. Hak
utama itu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 1993.
UU yang mengatur Patwal ialah UU Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 134
tertulis sebagai berikut “Pengguna Jalan yang memperoleh hak utama untuk
didahulukan seusai dengan urutan berikut ialah:
1.

Kendaraan Pemadam Kebakaran yang sedang melaksanakan tugas.

2.

Ambulans yang mengangkut orang sakit.

3.

Kendaraan yang memberikan pertolongan pada korban kecelakaan lalu lintas.

4.

Kendaraan Pimpinan Lembaga Republik Indonesia.

5.

Kendaraan Pimpinan dan Pejabat Negara Asing serta Lembaga Internasional
yang menjadi tamu Negara.

6.

Iring – iringan Mobil Jenazah.

7.

Konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut
pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Point terakhir atau point 7 diberikan penebalan agar masyarakat atau

oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tidak asal menggunakann jasa
patwal polisi yang mana bisa saja disalahgunakan, untuk itu dibuatlah point
“menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia”. Hal ini
untuk menegaskan bahwa pelayanan patwal tidak bisa sesuka hatinya digunakan
namun ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.
Mengenai tarif, sumber yang didapat mengatakan bahwa untuk pengawalan
menggunakan mobil patroli dengan biaya dua juta rupiah. Sedangkan pengawalan
menggunakan sepeda motor mulai dari Rp 750.000 hingga Rp 1.000.000.
Dari pemaparan di atas bisa kita ketahui bahwa pengawalan memang
merupakan suatu fasilitas pelayanan yang diberikan pihak polisi kepada
masyarakat yang membutuhkanya. Dalam aplikasi SIPOMAS, masyarakat tidak
perlu mengunjungi secara langsung kantor polisi terdekat untuk meminta
pengawalan atau memesan pengawalan pada waktu tertentu. Dengan adanya

12

aplikasi ini masyarakat bisa langsung memesan lewat android dengan
memasukkan data, yaitu:
a. Nama Pemohon
b. Alamat Pemohon
c. Tanggal Pengawalan yang diinginkan
d. Tujuan
e. Rute yang akan dilalui
Dengan mengisi formulir yang memuat data di atas maka fasilitas Patwal
akan langsung diproses tanpa harus susah payah mendatangi Kapolres sekitar.
2.2.3

Perizinan (Izin Keramaian)
Izin keramaian dimaksudkan untuk menjaga suasana yang kondusif bagi

semua pihak. Kelancaran suatu acara keramaian pasti harus didukung dengan
persiapan pengamanan yang pas. Pemberian izin dipertimbangkan dengan resikoresiko yang mungkin timbul, kesiapan kuantitas personil, sarana dan prasarana
Polres Kabupaten Kotabaru untuk antisipasinya. Berikut Jenis Keramaian dan
Persyaratannya pada umumnya:
Dalam hal ini kegiatan yang dimaksud adalah:
1.

Pentas Musik Band/Dangdut

2.

Wayang Kulit

3.

Ketoprak

4.

dan pertunjukan lain

Persyaratan:
1. Izin keramaian yang mendatangkan massa 300-500 orang (Kecil)
a. Surat Keterangan dari kelurahan Setempat
b. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang punya Hajad sebanyak 1 (satu)
Lembar
c. Fotocopy Kartu Keluarga (KK) yang punya Hajad sebanyak 1 (satu) lembar
2. Izin keramaian yang mendatangkan massa lebih dari 1000 orang (Besar)
a. Surat Permohonan Izin Keramaian
b. Proposal Kegiatan

13

c. Identitas Penyelenggara/Penanggung Jawab
d. Izin tempat berlangsungnya kegiatan
Selama ini, segala jenis keramaian kerap kali terlaksana tanpa adanya
pemberitahuan kepada POLRES Kabupaten Kotabaru. Penyebabnya tidak lain
karena susahnya persyaratan pengurusan berbagai macam jenis perizinan
keramaian yang harus dipenuhi untuk kelengkapan permohonan izin keramaian.
Biasanya pelaku tidak lain ialah organisasi-organisasi yang terdiri dari pemuda
dan pemudi daerah yang melakukan kegiatan diluar tanpa membuat surat
perizinan.
Dalam hal ini dengan adanya aplikasi SIPOMAS, segala jenis Izin
Keramaian beserta persyaratannya tidak lagi menjadi masalah untuk permohonan
perizinan keramaian. Karena dengan SIPOMAS, permohonan perizinan
keramaian bisa dilakukan dengan mengklik fitur perizinan yang ada dalam
aplikasi SIPOMAS dan kemudian mengisi formulir perizinan. Tetapi harus tetap
memprioritaskan bentuk, ketentuan dan persyaratan yang menjadi landasan
perizinan apa yang akan diajukan untuk mengisi formulir perizinan. Dengan
demikian perizinan online dari aplikasi SIPOMAS dengan konsep mengisi
formulir perizinan online tersebut lebih mudah dibuat dari pada formulir perizinan
tertulis atau offline.
2.2.4

Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (disingkat SKCK) sebelumnya dikenal

sebagai Surat Keterangan Kelakuan Baik (disingkat SKKB) adalah surat
keterangan yang diterbitkan oleh Polri yang berisikan catatan kejahatan seseorang.
Dahulu sewaktu bernama SKKB, surat ini hanya dapat diberikan yang
tidak/belum pernah tercatat melakukan tindakan kejahatan hingga tanggal
dikeluarkannya SKKB tersebut.
Surat Keterangan Catatan Kepolisian atau SKCK adalah surat keterangan
resmi yang diterbitkan oleh POLRI melalui fungsi Intelkam kepada seseorang
pemohon/warga
bersangkutan

masyarakat
atau

suatu

untuk

memenuhi

keperluan

14

karena

permohonan
adanya

dari

yang

ketentuan

yang

mempersyaratkan, berdasarkan hasil penelitian biodata dan catatan Kepolisian
yang ada tentang orang tersebut. (Vide Peraturan Kapolri Nomor 18 Tahun 2014).
SKCK memiliki masa berlaku sampai dengan 6 (enam) bulan sejak tanggal
diterbitkan. Jika telah melewati masa berlaku dan bila dirasa perlu, SKCK dapat
diperpanjang oleh yang bersangkutan.
Tata cara mendapatkan SKCK:
Membuat SKCK Baru
1.

Membawa Surat Pengantar dari Kantor Kelurahan tempat domisili pemohon.

2.

Membawa fotocopy KTP/SIM sesuai dengan domisili yang tertera di surat
pengantar dari Kantor Kelurahan.

3.

Membawa fotocopy Kartu Keluarga.

4.

Membawa fotocopy Akta Kelahiran.

5.

Membawa Pas Foto terbaru dan berwarna ukuran 4×6 sebanyak 6 lembar.

6.

Mengisi Formulir Daftar Riwayat Hidup yang telah disediakan di Kantor
Polisi dengan jelas dan benar.

7.

Pengambilan Sidik Jari oleh petugas.

Memperpanjang masa berlaku SKCK
1.

Membawa lembar SKCK lama yang asli/legalisir (maksimal telah habis
masanya selama 1 tahun)

2.

Membawa fotocopy KTP/SIM.

3.

Membawa fotocopy Kartu Keluarga.

4.

Membawa fotocopy Akta Kelahiran/Kenal Lahir.

5.

Membawa Pas Foto terbaru yang berwarna ukuran 4×6 sebanyak 3 lembar.

6.

Mengisi formulir perpanjangan SKCK yang disediakan di Kantor Polisi.

SKCK Online
Dalam rangka pelayanan yang lebih baik, Polri telah menyediakan fasilitas
pendaftaran permohonan SKCK secara online, dengan cara mengunggah (upload)
dokumen yang dipersyaratkan serta mengisi formulir yang tersedia sesuai dengan urutan.

15

2.2.5

Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP)
Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) merupakan

hak bagi pelapor. Dalam hal menjamin akuntabilitas dan transparansi
penyelidikan/penyidikan, penyidik wajib memberikan SP2HP kepada pihak
pelapor baik diminta atau tidak diminta secara berkala. POLRES Kabupaten
Kotabaru

memberikan

kemudahan

bagi

pelapor

dengan

menerbitkan

perkembangan hasil penyidikan melalui fitur SP2HP (Surat Pemberitahuan
Perkembangan Hasil Penyidikan) dalam aplikasi SIPOMAS yang sangat mudah
untuk diakses, karena tinggal mengisi PIN yang diberikan dari Pengaduan Online
sebelumnya.
Berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2009 tentang Pengawasan dan Pengendalian Penanganan Perkara
Pidana di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pasal 39 Ayat 1
berbunyi dalam hal menjamin akuntabilitas dan transparansi penyidikan, penyidik
wajib memberikan SP2HP kepada pihak pelapor baik diminta atau tidak diminta
secara berkala paling sedikit 1 kali setiap 1 bulan.
SP2HP sekurang-kurangnya memuat tentang:
1.

Pokok perkara;

2.

Tindakan penyidikan yang telah dilaksanakan dan hasilnya;

3.

Masalah/kendala yang dihadapi dalam penyidikan;

4.

Rencana tindakan selanjutnya; dan

5.

Himbauan atau penegasan kepada pelapor tentang hak dan kewajibannya
demi kelancaran dan keberhasilan penyidikan.
SP2HP online merupakan layanan kepolisian yang memberikan informasi

kepada masyarakat sampai sejauh mana perkembangan perkara yang ditangani
oleh pihak Polres Kabupaten Kotabaru. Sehingga dengan adanya transparansi
penanganan perkara, masyarakat dapat menilai kinerja Kepolisian dalam
menangani berbagai perkara tindak pidana yang terjadi di masyarakat.

16

Interval Pemberian SP2HP
SP2HP pertama kali diberikan adalah pada saat setelah mengeluarkan surat
perintah penyidikan dalam waktu 3 (tiga) hari Laporan Polisi dibuat. SP2HP yang
diberikan kepada pelapor berisi pernyataan bahwa laporan telah diterima, nama
penyidik dan nomor telepon/HP.
Waktu pemberian SP2HP pada tingkat penyidikan untuk kasus:
1.

Kasus ringan, SP2HP diberikan pada hari ke-10, hari ke-20 dan hari ke-30.

2.

Kasus sedang, SP2HP diberikan pada hari ke-15, hari ke-30, hari ke-45 dan
hari ke-60.

3.

Kasus sulit, SP2HP diberikan pada hari ke-15, hari ke-30, hari ke-45, hari ke60, hari ke-75 dan hari ke 90.

4.

Kasus sangat sulit, SP2HP diberikan pada hari ke-20, hari ke-40, hari ke-60,
hari ke-80, hari ke-100 dan hari ke-120.
Tahap penyelesaian dihitung pada saat penyerahan berkas perkara yang

pertama. Bila tidak diberikan/mendapatkan SP2HP bahwa mengenai penyampaian
SP2HP kepada pelapor/pengadu atau keluarga tidak diatur waktu perolehannya.
Dahulu dalam ketentuan Pasal 39 Ayat (1) Perkap No. 12 Tahun 2009 (yang saat
ini sudah dicabut dan diganti dengan berlakunya Perkap No. 14 Tahun 2012)
disebutkan setiap bulan paling sedikit 1 (satu) penyidik secara berkala wajib
memberikan SP2HP kepada pihak pelapor baik diminta maupun tidak diminta,
namun dalam Perkap No. 14 Tahun 2012 tidak lagi diatur mengenai waktu
perolehannya. Dalam hal ini SIPOMAS memudahkan Tim Penyidik Polres
Kabupaten Kotabaru untuk menerbitkan SP2HP kepada pengadu.
Oleh karena itu untuk mengetahui perkembangan proses penyidikan yang
sedang berlangsung, pihak pelapor tidak perlu mengajukan permohonan untuk
dapat diberikan SP2HP kepada pihak kepolisian terkait karena Tim Penyidik
Polres Kabupaten Kotabaru akan mengirimkan SP2HP tersebut sebagaimana telah
diatur dalam ketentuan Pasal 11 ayat (1) huruf A Perkap No. 21 Tahun 2011
juncto Pasal 12 huruf C Perkap No. 16 tahun 2010.
Jika Penyidik belum menerbitkan atau menolak untuk memberikan SP2HP,
maka kita dapat melaporkannya ke atasan Penyidik tersebut dan jika atasan

17

Penyidik tersebut juga tidak mengindahkan laporan kita, maka kita dapat
melaporkannya ke Divisi Propam Kepolisian Daerah terkait.
2.2.6

Informasi Pelayanan Kepolisian
Fitur ini berisikan syarat-syarat dan mekanisme dari setiap layanan yang

diberikan oleh pihak Polres seperti penerbitan SIM, Penerbitan SKCK, Penerbitan
Izin Keramaian, Penerbitan SP2HP, Pengawalan Jalan, Penerbitan STNK dan
TNKB serta Info Hukum.
Fitur ini menenekankan pada aspek pemberian informasi kepada para
pengguna jasa layanan. Agar langsung mengetahui berkas apa yang harus mereka
lengkapi tanpa harus berlama-lama. Mengecek berkas apa saja yang harus
dilengkapi di Polres yang bersangkutan. Jadi fitur ini memudahkan akses
informasi persyaratan yang dibutuhkan dalam pengurusan berkas.
2.2.7

Tribrata News
Tribrata News merupakan program dari seluruh unit kepolisian dari Mabes

Polri hingga ke substansi kepolisian terkecil yaitu Polsek. Pengadaan Tribrata
News bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
kejadian atau peristiwa dan berita yang dapat bersifat positif dan negatif. Dimana
berita yang bersifat negatif biasanya sebuah tindak kriminal dan yang bersifat
positif merupakan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh unit kepolisian itu sendir
seperti penyuluhan, pengamanan dan seminar-seminar yang bertujuan pembinaan
masyarakat.
Polres Kabupaten Kotabaru salah satu unit kepolisian yang menggunakan
Tribrata News secara online sehingga dapat diakses dengan mudah baik melalui
aplikasi SIPOMAS maupun aplikasi google lainnya. Informasi yang diterbitkan
Tribrata News Polres Kabupaten Kotabaru juga beragam dari tindak kriminal
hingga kegiatan-kegiatan positif. Dengan harapan melalui Tribrata News tersebut
masyarakat Kabupaten Kotabaru lebih mengetahui informasi secara akurat dan
cepat.

18

2.2.8

Peta Kantor Polisi
Fitur peta kantor polisi ini memudahkan mayarakat untuk mengetahui

dimanakah letak polres terdekat dari jangkauan masyrakat tersebut. Hal ini
memudahkan masyrakat di dalam aspek pemangkasan waktu mencari polres dan
memudahkan masyrakat jika ada suatu keadaan darurat/urgent.

2.3 Relevansi Pelayanan SIPOMAS dengan Pelayanan Prima
Polres Kotabaru telah memunculkan inovasi berupa aplikasi SIPOMAS
yang mana merupakan terobosan baru dibidang pelayanan kepolisian. Inovasi ini
memudahkan masyarakat/pengguna jasa pelayanan dalam mengakses atau
mengetahui persyaratan apa yang harus dilengkapi sang penerima pelayanan
dalam melakukan kegiatan pengurusan berkas administratif yang di perlukan.
Dengan demikian Polres Kabupaten Kotabaru terkait inovasi telah
memberikan kemampuannya dengan konsep dari aplikasi SIPOMAS untuk
bersaing dalam menjaga pencitraan kepolisian. Bahwa Pelayanan dari aplikasi
SIPOMAS dimaksudkan untuk memberikan pelayanan terbaik melalui hal-hal
baru. Pelayanan SIPOMAS sebagai kreasi dan implementasi dari proses
pelayanan masyarakat dengan metode pelayanan baru yang merupakan
pengembangan nyata dalam bentuk aplikasi online sebagai alat pencapaian hasil
yang efisiensi dan efektifitas dalam pelayanan.
Pelayanan SIPOMAS dipercaya oleh Polres Kabupaten Kotabaru dan
diterima oleh masyarakat Kabupaten Kotabaru untuk diadopsi. Dengan harapan
memberikan keuntungan kedua belah pihak guna mewujudkan tujuan negara
bersama.
Pelayanan SIPOMAS dapat dikatakan telah memiliki kualitas yang baik.
Jika pelayanan yang diberikan mampu menumbuhkan rasa kepuasan terhadap
masyarakat sebagai penerima pelayanan. Hal ini dibuktikan melalui tingginya
rate pengunduhan aplikasi SIPOMAS pada aplikasi Play Store. Berhubungan
dengan tingginya rate pengunduhan aplikasi SIPOMAS, merupakan bukti
terpenuhnya harapan atau kebutuhan masyarakat dimana pelayanan dikatakan

19

berkualitas apabila dapat menyediakan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan
harapan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa pelayanan SIPOMAS dapat dikatakan
bertitik tolak pada upaya untuk memberikan layanan terbaik dengan beberapa fitur
yang terprogram dalam aplikasi SIPOMAS. Upaya yang diberikan SIPOMAS
tersebut ialah Pengaduan Masyarakat, Pengawalan, Perizinan, SKCK, SP2HP,
Informasi Layanan Kepolisian, Tribrata News dan Peta Kantor Polisi. Seluruh
pelayanan online yang terprogram dalam SIPOMAS tersebut menjadi lebih
mudah diakses dan lebih efektif serta efisien dari pada pelayanan pada umumnya.
Upaya strategis yang diciptakan Polres Kabupaten Kotabaru melalui SIPOMAS
dengan memberikan pelayanan-pelayanan online tersebut pada hakekatnya
merupakan pelayanan prima bertitik tolak pada upaya untuk memberikan layanan
terbaiknya kepada masyarakat sebagai wujud kepedulian dan perhatian Polres
Kabupaten Kotabaru. Karena dengan aplikasi SIPOMAS tersebut mampu
meminimalkan atau menghindarkan dari sebuah kerugian atau ketidakpuasan
masyarakat.
Relevansi Pelayanan Prima dengan Pelayanan SIPOMAS ialah pelayanan
SIPOMAS sudah menetapkan konsep pelayanan yang prima. Hal ini dapat dilihat
dari tersedianya informasi mengenai persyaratan yang harus dilengkapi dalam
aplikasi tersebut, efisiennya waktu proses registrasi dengan pemangkasan
registrasi secara offline atau langsung dengan melakukan registrasi secara online
melalui fitur aplikasi SIPOMAS. Sehingga pelayanan SIPOMAS dengan
pelayanan prima telah relevansi karena memiliki konsep pelayanan yang
indikatornya bertujuan memenuhi kebahagiaan atau kepuasan para pelanggan atau
masyarakat selaku penerima layanan.

20

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang baik dan
berkualitas dalam melakukan setiap kegiatan administrasi negara masih terus
diupayakan. Dalam era globalisasi dengan kondisi persaingan yang cukup ketat
dan penuh tantangan, aparatur pemerintah dituntut untuk bisa memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat dan berorientasi pada
kebutuhan masyarakat. Kualitas pelayanan kepada masyarakat ini yang akan
menjadi salah satu indikator dari keberhasilan penyelenggaraan negara oleh
pemerintah.
Pelayanan adalah produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar dan
dirasakan atau dialami. Artinya pelayanan merupakan produk yang tidak ada
wujud atau bentuknya sehingga tidak ada bentuk yang dapat dimiliki dan
berlangsung sesaat atau tidak tahan lama, tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh
penerima layanan.
Hakikat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada
masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai
abdi masyarakat. Karena itu pengembangan kinerja pelayanan publik senantiasa
menyangkut tiga unsur pokok pelayanan publik, yakni: unsur kelembagaan
pelayanan, proses pelayanan serta sumber daya manusia pemberi layanan. Dalam
hubungan ini maka upaya peningkatan kinerja pelayanan publik senantiasa
berkenaan dengan pengembangan tiga unsur pokok tersebut.
Kualitas pelayanan merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan. Juga diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan terpenuhinya
harapan/kebutuhan pelanggan, dimana pelayanan dikatakan berkualitas apabila
dapat menyediakan produk dan jasa (pelayanan) sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan.

21

SIPOMAS (Sistem Informasi Polisi dan Masyarakat) Polres Kotabaru adalah
aplikasi berbasis android yang berfungsi untuk memberikan pelayanan Kepolisian
Resor Kotabaru kepada masyarakat Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Sebagai bagian dari Polda Kalsel, Polres Kotabaru senantiasa memberikan
layanan yang terbaik bagi Masyarakat. Beberapa layanan online yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat adalah sebagai berikut:
1.

Pengaduan Masyarakat

2.

Pengawalan

3.

Perizinan (Izin Keramaian)

4.

SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian)

5.

SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan)

6.

Informasi Layanan Kepolisian

7.

Tribrata News

8.

Peta Kantor Polisi
Beberapa layanan online yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan

adanya aplikasi SIPOMAS yaitu masyarakat Kotabaru yang menggunakan
android akan dimudahkan dalam melakukan komunikasi dengan Polres Kotabaru.
Tambahnya lagi aplikasi ini dibuat sendiri oleh Polres Kotabaru yang mana
merupakan program Kapolri untuk menciptakan pelayanan yang lebih cepat.
Relevansi Pelayanan Prima dengan Pelayanan SIPOMAS ialah pelayanan
SIPOMAS sudah menetapkan konsep pelayanan yang prima. Hal ini dapat dilihat
dari tersedianya informasi mengenai persyaratan yang harus dilengkapi dalam
aplikasi tersebut, efisiennya waktu proses registrasi dengan pemangkasan
registrasi secara offline atau langsung dengan melakukan registrasi secara online
melalui fitur aplikasi SIPOMAS. Sehingga pelayanan SIPOMAS dengan
pelayanan prima telah relevansi karena memiliki konsep pelayanan yang
indikatornya bertujuan memenuhi kebahagiaan atau kepuasan para pelanggan atau
masyarakat selaku penerima layanan.

22

3.2 Saran
Berdasarkan pemaparan makalah tentang Sistem Informasi Polisi dan
Masyarakat Polres Kotabaru maka dapat diberikan beberapa saran, yaitu:
1.

Inovasi yang telah diterapkan oleh Polres Kotabaru dapat menjadi
percontohan terhadap pelayanan yang dikelola oleh pihak keamanan lainnya.

2.

Penerapan aplikasi SIPOMAS Polres Kotabaru diharapkan dapat memberikan
jaminan privasi terhadap masyarakat yang melakukan pengaduan atau
pelaporan.

3.

SIPOMAS sebagai salah satu sistem informasi sekaligus sistem keamanan
yang berbasis teknologi dan online ini diharapkan mendapatkan perhatian
khusus agar terhindar dari cyber crime.

4.

Mengupayakan akses jaringan internet di Kecamatan Pulau Sembilan, agar
pelayanan berbasis online ini dapat terlaksana dengan baik.

23

DAFTAR PUSTAKA

Barata, Atep Adya. 2003. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Gramedia
Pustaka.
Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik, Konsep, Dimensi, Indikator dan
Implementasinya. Yogyakarta: Gava Media.
Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi
Negara. 2012. Kajian Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Implementasi
Reformasi Birokrasi di Wilayah Kalimantan. Perpustakaan Nasional RI:
Data Katalog Dalam Terbitan (KDT).
Dokumen-dokumen :
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003
Tentang Pedoman Umum Penyelengaraan Pelayanan Publik.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008
Tentang

Pedoman

Dasar

Strategi

dan

Implementasi

Pemolisian

Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas POLRI.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2009
Tentang Pengawasan dan Pengendalian Penanganan Perkara Pidana di
Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-

undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik
Indonesia.

24

NOTULENSI DISKUSI

1.

Pertanyaan dari Edy Suranta Sebayang
 Apakah hardcopy persyaratan yang diperlukan untuk SKCK diberikan
juga?
 Apakah SKCK online keabsahannya dapat dibuktikan oleh pihak Polres
Kotabaru?
Jawab:
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) adalah surat keterangan
yang diterbitkan oleh Polri yang berisikan catatan kejahatan seseorang. Pada
dasarnya tata cara mendapatkan SKCK ialah dengan memenuhi persyaratan
berikut:
a. Membawa Surat Pengantar dari Kantor Kelurahan tempat domisili
pemohon.
b. Membawa fotocopy KTP/SIM sesuai dengan domisili yang tertera di
surat pengantar dari Kantor Kelurahan.
c. Membawa fotocopy Kartu Keluarga.
d. Membawa fotocopy Akta Kelahiran.
e. Membawa Pas Foto terbaru dan berwarna ukuran 4×6 sebanyak 6
lembar.
f.

Mengisi Formulir Daftar Riwayat Hidup yang telah disediakan di Kantor
Polisi dengan jelas dan benar.

g. Pengambilan Sidik Jari oleh petugas.
Telah diketahui dari persyaratan tersebut sangatlah tidak efisien dan
efektif. Karena setiap kali masyarakat membuat SKCK selalu membutuhkan
waktu lama. Waktu seminggu terlewatkan hanya dengan satu urusan yakni
minggu pertama yang terlewatkan hanya untuk mengajukan permohonan
pembuatan SKCK.

25

Dalam rangka pelayanan yang lebih baik, Polri telah menyediakan
fasilitas pendaftaran permohonan SKCK secara online, dengan cara
mengunggah (upload) dokumen yang dipersyaratkan serta mengisi formulir
yang tersedia sesuai dengan urutan. Jadi, dari pemaparan ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa program sistem online ini khususnya pembuatan
SKCK hanya memudahkan masyarakat dalam mengajukan surat
permohonan pembuatan SKCK. Karena dalam SKCK online hanya
meminta informasi dasar dari pribadi pemohon seperti menulis nomor
KTP, nomor KK dan informasi pribadi pemohon. Namun terkait
hardcopy persyaratan yang tercantum tersebut tetap harus dikumpulkan
pada saat permohonan SKCK online telah diterima. Sehingga Pemohon
masih harus pergi ke kantor Polres Kotabaru untuk menyelesaikan
proses pembuatan SKCK mereka. Dengan demikian SKCK yang telah jadi
masih berbentuk hardcopy dan diberikan kepada pemohon.
Selanjutnya, mengenai keabsahan sistem SKCK online masih belum
dapat dilakukan oleh Polres Kotabaru seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Bahwa program SKCK online hanya untuk memudahkan
masyarakat dan Polres Kotabaru untuk meng-input data pribadi
pemohon dalam formulir permohonan pembuatan SKCK dan bukan
merupakan program penerbitan SKCK secara online.
2.

Pertanyaan dari Asha Annete Desmarina
 Apakah hanya pejabat–pejabat tertentu saja yang mendapatkan
pengawalan dan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan Jasa Patwal?
 Mengapa softfile SKCK online tidak dikirim via email kepada Pemohon
agar lebih memudahkan? Sehingga Pemohon dapat langsung mencetak
sendiri SKCK yang sudah distampel dan ditandatangani melalui sistem
elektronik serta dicetak sesuai keperluan ataupun kebutuhan Pemohon?
Jawab:

26

UU yang mengatur Patwal ialah UU Nomor 22 Tahun 2009 Pasal
134 tertulis sebagai berikut “Pengguna Jalan yang memperoleh hak
utama untuk didahulukan seusai dengan urutan berikut ialah:
1.

Kendaraan Pemadam Kebakaran yang sedang melaksanakan
tugas.

2.

Ambulans yang mengangkut orang sakit.

3.

Kendaraan

yang

memberikan

pertolongan

pada

korban

kecelakaan lalu lintas.
4.

Kendaraan Pimpinan Lembaga Republik Indonesia.

5.

Kendaraan Pimpinan dan Pejabat Negara Asing serta Lembaga
Internasional yang menjadi tamu Negara.

6.

Iring – iringan Mobil Jenazah.

7.

Konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut
pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Menurut UU di atas bisa dilihat bahwa point ketujuh merupakan suatu

pengecualian dari jasa pengawalawan yang disediakan. Yang mana bisa
mendapatkan Jasa Patwal namun menurut pertimbangan dari pihak
Kepolisian. Pertimbangan ini bisa terdiri dari jauhnya jarak, kemungkinan
krimininalitas yang akan terjadi di jalur perjalanan yang akan dilintasi, jumlah
anggora konvoi dan untuk kepentingan apa konvoi itu dilakukan.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan Jasa Patwal ini
berkisar antara Rp 750.000 hingga Rp 1.000.000 untuk Jasa Patwal
menggunakan sepeda motor, sedangkan untuk Jasa Patwal dengan
menggunakan kendaraan mobil berkisar kurang lebih Rp 2.000.000.
Selanjutnya, mengenai softfile SKCK asli yang diurus secara online
tidak bisa dikirim via email kepada Pemohon. Mengingat belum ada
peraturan dari Kemendagri yang mengesahkan penandatanganan
berkas dan stampel berkas resmi yang bisa dilakukan melalui program
komputer otomatis. Hal ini juga masih menjadi pertimbangan untuk

27

mengembangkan teknologi tersebut di bidang pengesahan berkas dan
surat–surat penting lainnya. Serta mengingat mudahnya kriminalitas
dalam teknologi yang kita kenal cyber crime dilakukan dengan
menggunakan metode mencuri, memalsukan atau menggandakan
identitas maupun berkas dan surat penting pihak lain. Apalagi SKCK
yang notabene diperlukan untuk melamar pekerjaan dan keperluan untuk
masuk ke perguruan tinggi serta keperluan penting lainnya.

28