Chapter I Interpretasi Tutupan Lahan di Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Unit XIV Kabupaten Toba Samosir Menggunakan Citra Landsat 8

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Semua hutan di wilayah Republik Indonesia, termasuk kekayaan alam
yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.Dalam rangka penguasaan tersebut, Negara memberikan
kewenangan kepada Pemerintah untuk mengatur dan mengurus segala sesuatu
yang berkaitan dengan hutan. Pengelolaan hutan bertujuan untuk memperoleh
manfaat sebesar-besarnya serta serbaguna dan lestari untuk kemakmuran rakyat
(Kemenhut, 2011).
Kepemerintahan yang baik dibidang kehutanan (good forestry governance)
seharusnya dicirikan oleh adanya kelembagaan pengurusan hutan yang
menggambarkan keseimbangan peran dan tanggung jawab pemerintah, dunia
usaha dan masyarakat madani, serta ditopang oleh kebijakan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan lembaga penegakan hukum yang dapat dipercaya.
KPH sebagai instrumen legal untuk meningkatkan kemantapan kawasan hutan dan
menjamin eksistensi institusi pengelola hutan di lapangan, walapun telah
dimandatkan dalam UU 41 Tahun 1999, namun masih dianggap barang baru
dalam kepemerintahan kehutanan. Di tingkat tapak, pembentukan wilayah KPH
diwarnai oleh tingginya tingkat konflik dengan masyarakat, baik masyarakat adat,
masyarakat lokal, maupun masyarakat umum yang memiliki kepentingan terhadap

kawasan hutan. Pembentukan KPH yang dilandaskan pada ketentuan hukum
mengenai kawasan hutan, seringkali dibenturkan dengan proses penataan ruang
yang kental dengan isu pelepasan kawasan hutan (Kemenhut, 2011).

1

Dalam perencanaan dan pengembangan suatu wilayah, diperlukan datadata penunjang antara lain peta tutupan lahan. Peta tutupan lahan adalah peta yang
memberikan informasi mengenai objek-objek yang tampak di permukaan bumi
(Campbel dalam Winardi dan Cahyono, 2005). Ketepatan informasi tutupan lahan
akan memberikan kemudahan dalam pemantauan terhadap perubahan tutupan
lahan. Interpretasi secara visual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang
mendasarkan pada pengenalan ciri/karakteristik objek secara keruangan.
Informasi terkini mengenai tutupan lahan sangat penting bagi keberadaan
suatu KPH yaitu untuk membantu KPH terkait pengelolaan hutan, sesuai yang
ditetapkan oleh Kementerian Kehutanan yang meliputi penataan hutan dan
penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dalam hal pemantauan
dan pengendalian terhadap pemegang ijin, penggunaan kawasan hutan dalam hal
pemantauan dan pengendalian terhadap pemegang ijin, pemanfaatan hutan di
wilayah tertentu, rehabilitasi hutan dan reklamasi, perlindungan hutan dan
konservasi alam.

Mengingat bahwa KPHL Toba Samosir belum lama terbentuk sehingga
updatedata terkait tutupan lahan di lokasi ini belum diperoleh dan lokasi KPHL
ini memiliki banyak potensi yang belum terdokumentasi, maka hal ini menjadi
alasan peneliti untuk memilih KPHLModel Tobas Samosir Unit XIV untuk
dijadikan sebagai objek penelitian. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh
KPHL Model Unit XIV ini dalam tahap penyusunan basis data untuk perencanaan
dimasa yang akan datang.

2

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisispenutupan

lahan

tahun

2014


dengan

menggunakan

tekhnologi remote sensing dan mengklasifikasikan tutupan lahan
berdasarkan tipe tutupan lahan di KPHL Model Toba Samosir Unit XIV.
2. Memetakan tutupan lahan KPHL Model Toba Samosir Unit XIV.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah memberikan
informasi mengenai tutupan lahan di KPHL Model Toba Samosir Unit XIV
kepada pihak-pihak yang membutuhkan serta dapat digunakan sebagai informasi
atau masukan dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya lahan, memberikan peta
tutupan lahan bagi pihak pengelola KPHL untuk membantu dalam perencanaan
kegiatan KPHL dimasa yang akan datang.

3

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24