HUKUM DAN KEHAKIMAN DALAM AL QURAN

HUKUM DAN KEHAKIMAN DALAM AL- QURAN

A. Pendahuluan.
Penggunaan kata

mempunyai empat makna, yaitu :

% !)*+ ' ( $% & !"#
1

% 0 /" ! . ,-

“makna yang pertama al-hukm berarti menetapkan sesuatu terhadap
sesuatu. Pengertian ini berasal dari kalangan ahli manthiq, seperti
engkau mengatakan, Zaid adalah seorang yang alim, maka yang
engkau maksud adalah menetapkan kata berilmu kepada si Zaid”.



9 :; 63 7 8 6( 4%5 3 2 .


“Makna yang kedua, adalah hukum-hukum yang ditetapkan oleh
hakim, inilah pengertian hukum secara hakiki”.

H4

6( 4F G E

D C @ AB

/:> ? .
- @ P O-

D C @ AB - ,- K L M
T

(
(

/:> IJ
/:>

/:>

N ,S="( ! F

“ Makna yang ke empat, al- hukm adalah ‘bekas’ khitab (titah) Allah,
ini adalah pengertian menurut fukaha’. Maka hukum menurut ahli
ushul adalah ayat itu sendiri, sedangkan hukum menurut fuqaha’
adalah bekas dari khitab Allah tersebut, yaitu wajib, haram dan
seterusnya yang menunjukkan hukum syar’I”

1
2

CD program al- Maktabah al- Syamilah, Syarh al- Mu’tamad, Juz -1 h. 70
Ibid.,

2

Berdasarkan keempat pandangan para ahli ini dapat dinyatakan
bahwa kata hukum mempunyai makna yang berbeda sesuai dengan

disiplin ilmu ahli yang mendefenisikannya.
Abdul Wahab Khalaf (seorang ahli ushul fikih) memformulasikan
bahwa hukum adalah :

/:> 9 :; Z YO%3N XF4 a

4 K W % ( /:>

^ ` - ^Q=_ - ] 8\#