DAMPAK HUBUNGAN INDONESIA DAN AMERIKA SE
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perpolitikan Amerika Serikat (AS) dalam hubungan internasional tidak perlu diragukan lagi. AS memiliki perekonomian yang mapan dan teknologi yang canggih awal yang baik dan dibutuhkan dalam melaksanakan hubungan antarnegara. Berakhirnya Perang Dingin yang dimenangkan oleh AS, membuat AS semakin melebarkan sayapnya di kancah internasional. AS merupakan negara yang mandiri dan negara yang dapat menarik negara-negara lain untuk melakukan hubungan kerjasama, terutama bagi negara-negara berkembang yang belum cukup mapan untuk memiliki pengaruh dalam hubungan internasional.
Amerika Serikat telah mengalami berbagai pengalaman pahit sepanjang sejarah negara ini terbentuk seperti Perang Saudara Amerika (1861-1865) dan kejatuhan ekonomi Great Depression (1929-1939), bukan hanya AS yang merasakan melainkan hampir seluruh dunia juga turut ikut merasakan kejatuhan ekonomi ini. Negara ini juga mengambil bagian dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II serta Perang Dingin yang terbagi dalam dua blok yaitu blok Barat dan blok Timur. Blok Barat didominasikan oleh negara-negara yang menganut paham kapitalis termasuk AS, berperan penting di dalamnya sedangkan blok Timur identik dengan negara-negara yang percaya akan paham komunis, dimana Uni Soviet yang memiliki peranan dalam blok ini. Jatuhnya Uni Soviet pada Perang Dingin, membuat AS bangkit menjadi sebuah kekuatan ekonomi dan militer yang Amerika Serikat telah mengalami berbagai pengalaman pahit sepanjang sejarah negara ini terbentuk seperti Perang Saudara Amerika (1861-1865) dan kejatuhan ekonomi Great Depression (1929-1939), bukan hanya AS yang merasakan melainkan hampir seluruh dunia juga turut ikut merasakan kejatuhan ekonomi ini. Negara ini juga mengambil bagian dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II serta Perang Dingin yang terbagi dalam dua blok yaitu blok Barat dan blok Timur. Blok Barat didominasikan oleh negara-negara yang menganut paham kapitalis termasuk AS, berperan penting di dalamnya sedangkan blok Timur identik dengan negara-negara yang percaya akan paham komunis, dimana Uni Soviet yang memiliki peranan dalam blok ini. Jatuhnya Uni Soviet pada Perang Dingin, membuat AS bangkit menjadi sebuah kekuatan ekonomi dan militer yang
Serangan yang terjadi pada 11 September 2001 di World Trade Center dan Pentagon, AS yang dilakukan para teroris membuat keamanan dan pertahanan AS semakin diperkuat. Tidak hanya di AS, serangan tersebut memberikan efek yang luar biasa terhadap perkembangan keamanan di dunia. AS mengeluarkan berbagai kebijakan mengenai masalah yang terjadi pada 11 September 2001, dengan mengajak seluruh negara yang ada di dunia untuk bersama-sama memberantas dan memerangi teroris terutama negara-negara lemah yang memiliki peluang yang cukup besar dijadikan tempat perlindungan dan pengoperasian para teroris tersebut terutama di wilayah Asia Tenggara, seperti: Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Indonesia merupakan negara terbesar di kawasan Asia Tenggara yang juga memiliki penduduk yang banyak yang memungkinkan sebagai tempat persembunyian jaringan terorisme. Pada awal pernyataan kemerdekaannya, sejumlah negara di dunia tidak mengakui eksistensi negara Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus 1945, segala kebijakan yang dikeluarkan dan pelaksanaan politik luar negerinya seluruhnya diarahkan untuk memperoleh pengakuan internasional. Upaya untuk mendapatkan pengakuan internasional dilakukan melalui jalan diplomasi maupun tindakan militer. Jalur diplomasi Indonesia merupakan negara terbesar di kawasan Asia Tenggara yang juga memiliki penduduk yang banyak yang memungkinkan sebagai tempat persembunyian jaringan terorisme. Pada awal pernyataan kemerdekaannya, sejumlah negara di dunia tidak mengakui eksistensi negara Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus 1945, segala kebijakan yang dikeluarkan dan pelaksanaan politik luar negerinya seluruhnya diarahkan untuk memperoleh pengakuan internasional. Upaya untuk mendapatkan pengakuan internasional dilakukan melalui jalan diplomasi maupun tindakan militer. Jalur diplomasi
Jalur diplomasi dan tindakan militer yang dilakukan oleh Indonesia mendapatkan titik terang setelah Belanda mendapat desakan dari PBB ditambah tekanan militer TNI untuk menerima Perjanjian Roem-Van Roijen 7 Mei 1949. Perjanjian ini pada pokoknya berisi kesediaan kedua pihak untuk menyelesaikan pertikaian melalui Konferensi Meja Bundar di Den Haag paling lambat 31 Desember 1949. Akhirnya, pada 27 Desember 1949, Belanda mengakui
pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai hasil Konferensi Meja Bundar. 1 Pada tahap proses pendewasaan, Indonesia mengalami berbagai masalah
dalam negerinya sendiri. Seperti yang terjadi pada masalah Irian Barat, dimana Indonesia melawan Belanda yang keduanya saling mengakui dan mempertahankan wilayah tersebut sebagai wilayah masing-masing negara. Akan tetapi, Indonesia pada saat itu melakukan berbagai cara sehingga mendapatkan bantuan baik dari blok Timur maupun blok Barat. Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur memberikan bantuan ekonomi dan bantuan militer, sehingga memacu dan secara politis menekan AS untuk memberikan konsesi terhadap tuntutan Indonesia atas Irian Barat tanpa memperdulikan perasaan Belanda.
1 Hassan wirajuda, 2004, Percikan Pemikiran Diplomat Indonesia , PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 6
Hasil dari kecerdikan pemimpin Indonesia pada saat itu berbuah manis dengan kemenangan politik Indonesia atas Irian Barat. Hal ini merupakan akibat dari sukses diplomasi yang ditopang oleh tindakan militer yang mendapatkan dukungan dari pihak AS maupun Uni Soviet sehingga membuat Belanda tak berkutik. Meskipun hal tersebut tidak sesuai dengan Politik Luar Negeri Indonesia yang bebas aktif yang tidak mendukung salah satu pihak baik blok Barat maupun blok Timur.
Berakhirnya Perang Dingin dan bangkitnya negara adidaya baru yaitu AS, membuka peluang bagi negara ini untuk memiliki pengaruh dominan terhadap seluruh kebijakan yang terjadi di semua negara terutama yang berpengaruh langsung terhadap kepentingan nasionalnya. Sebagai anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa yang memegang kekuatan penuh atas segala hal terutama yang menyangkut mengenai perdamaian dunia. Hubungan Indonesia dan AS yang telah terjalin sejak lama dapat digunakan Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan posisi Indonesia di mata dunia terutama dalam mengatasi masalah keamanan dalam negeri Indonesia.
Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat (AS) telah terbina sejak sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945. Kemudian, pada 28 Desember 1949, AS membuka Kedutaan Besar Amerika di Jakarta dan menunjuk Duta Besar AS pertama untuk Indonesia, Horace Merle Cochran. Pada 20 Februari 1950, Pemerintah Indonesia menunjuk Dr. Ali Sastroamidjojo sebagai Duta Besar RI pertama untuk Amerika. Kedua negara memiliki landasan kuat dalam Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat (AS) telah terbina sejak sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945. Kemudian, pada 28 Desember 1949, AS membuka Kedutaan Besar Amerika di Jakarta dan menunjuk Duta Besar AS pertama untuk Indonesia, Horace Merle Cochran. Pada 20 Februari 1950, Pemerintah Indonesia menunjuk Dr. Ali Sastroamidjojo sebagai Duta Besar RI pertama untuk Amerika. Kedua negara memiliki landasan kuat dalam
berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kedua belah pihak. 2 Indonesia dan Amerika Serikat mengadakan kerjasama dalam bidang
keamanan dengan mengadakan dialog bersama, dialog tersebut didirikan pada tanggal 19 September 2001 oleh Presiden George W. Bush dan Presiden Megawati Soekarnoputri di Washington DC. Dialog keamanan ini menyediakan tempat bagi pejabat pemerintahan dari departemen masing-masing negara yang berkaitan dengan masalah keamanan dan pertahanan secara berkala dan bertukar pandangan mengenai masalah situasi keamanan regional, kebijakan keamanan nasional, pembajakan, reformasi militer, daerah kebijakan kontra-terorisme, dan proses anggaran. Sebagai hasil dari dialog ini, masing-masing pihak diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, persepsi serta kebijakan tentang isu-isu strategis dan keamanan.
Tanggal 25 April 2002, di Jakarta diadakan dialog I yang telah disepakati antara Indonesia dan AS, masing-masing perwakilan atau delegasi kedua negara sepakat bahwa dialog ini adalah membangun kunci kepercayaan untuk
2 http://www.theindonesianinstitute.com/index.php/pendidikan-publik/wacana/269-kerja-sama- indonesia-amerika, diakses tanggal 26 April 2011
memperkuat perdamaian dan stabilitas regional. Dari pihak atau delegasi AS sendiri menganggap bahwa dialog ini amatlah penting, dan berjanji bahwa AS akan mencari cara untuk terus dapat membantu Indonesia seperti bekerja untuk memperkuat demokrasi dan melaksanakan reformasi. Masing-masing negara menunjukkan presentasinya, dimana keduanya sepakat bahwa serangan 11 September 2001, merupakan kebutuhan untuk fokus pada upaya bersama dalam melawan terorisme internasional dan ancaman trans-nasional lainnya, selain itu mereka berbagi pandangan bahwa masih ada konflik regional lama yang perlu dikelola dan diselesaikan secara damai.
Pada akhir Dialog I tersebut, kedua delegasi menyatakan bahwa Dialog sebagai salah satu pilar penting dalam hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat dan menghargai semangat terbuka dan konstruktif yang ditunjukkan oleh seluruh peserta dialog, kemudian, mengambil sebuah kesepakatan bahwa akan mengadakan putaran kedua perundingan resmi pada awal tahun 2003. Dialog II diadakan pada awal tahun 2004, tepatnya pada tanggal 23 April di Washington DC, lanjutan dari pertemuan pertama, pada Dialog II ini pembicaraan lebih meninjau situasi keamanan internasional dan Asia-Pasifik pada waktu itu. Selain itu, membahas upaya masing-masing untuk kontra terhadap aksi terorisme dan sepakat tentang perlunya untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia.
Pemerintah AS menghargai upaya pemerintah Indonesia dalam mereformasi TNI dan pernyataan TNI yang akan menjaga profesionalisme serta
berkomitmen untuk tetap netral dalam pemilihan umum yang sedang berlangsung saat itu. Delegasi AS juga memberikan paparan beberapa aspek strategis keamanan nasional mereka serta perubahan bentuk pertahanan global AS, sedangkan Indonesia menjelaskan soal keamanan nasional dan isu kontra teroris regional. Dalam kesepakatan itu juga, delegasi Indonesia meminta klarifikasi mengenai kebijakan AS terhadap Selat Malaka, dan delegasi Amerika Serikat memberikan jaminan akan menghormati kedaulatan Indonesia atas air dan memperjelas konsep Maritim Regional Security Initiative (MRSI) dan AS juga setuju untuk terus berkonsultasi dengan Indonesia dan negara-negara regional lainnya.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah Hegemoni AS di seluruh wilayah dunia terlihat dengan kerjasama yang
dilakukan beberapa negara dengan negara adidaya ini, terutama Negara Indonesia yang termasuk dalam kawasan Asia Tenggara yang menjadi tujuan utama AS dalam mengatasi masalah keamanan dunia yang telah terganggu oleh adanya aksi teroris. Berdasarkan hubungan bilateral yang telah lama terjalin antara Indonesia dan AS, maka tentu masing-masing negara memiliki dampak tersendiri bagi negaranya, pada tulisan ini masalah yang ada akan dibatasi pada bidang keamanan, dimana untuk mengetahui dampak hubungan Indonesia dan AS terhadap stabilitas keamanan di Indonesia.
Masalah yang dibahas dalam penulisan ini yang berkaitan dengan hubungan kerjasama antara Indonesia dan AS dalam bidang keamanan, lebih difokuskan pada hubungan antara kedua negara pada tahun 2005-2010 karena pada tahun 2005 hubungan Indonesia dan Amerika Serikat mulai mengalami perubahan menuju arah yang lebih baik, dimana embargo militer AS kepada Indonesia secara bertahap mulai dihapuskan pada tahun 2005. Hal ini dilihat oleh pemerintah AS bahwa sudah mencapai kemajuan penting dalam memajukan demokrasi dan AS akan membantu Indonesia untuk memodernisasi militernya serta meningkatkan usaha kontra-terorisme dan pertolongan bencana.
Hubungan antara Indonesia dan AS pada kerjasama dalam bidang keamanan terlihat dan signifikan dari adanya diadakan dialog keamanan oleh kedua negara yang terus dilanjutkan meskipun, telah mengalami pergantian pemerintahan dari kedua negara. Dialog keamanan antara kedua negara memfokuskan pada kerjasama untuk melawan aksi terorisme yang dapat mengancam kedaulatan kedua negara, dan juga mengancam keamanan dunia. Selain itu, hubungan kerjasama antara dua negara ini mengacu pada dampak yang akan diterima oleh Indonesia terhadap stabilitas keamanan negara ini.
Pada tahun 2010, adanya Kemitraan Komprehensif yang memungkinkan kedua negara yaitu Indonesia dan AS untuk sepenuhnya mengeksplorasi dan membangun bersama di atas kepentingan nasional, memaksimalkan kerjasama pada prioritas bersama, dan memperkuat hubungan yang telah terjalin lama antara Indonesia dan Amerika Serikat. Kemitraan Komprehensif bagi kedua negara, Pada tahun 2010, adanya Kemitraan Komprehensif yang memungkinkan kedua negara yaitu Indonesia dan AS untuk sepenuhnya mengeksplorasi dan membangun bersama di atas kepentingan nasional, memaksimalkan kerjasama pada prioritas bersama, dan memperkuat hubungan yang telah terjalin lama antara Indonesia dan Amerika Serikat. Kemitraan Komprehensif bagi kedua negara,
2. Rumusan Masalah Dari masalah dan bahasan di atas, maka dibuat rumusan masalah yang
akan diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana faktor pendorong dan penghambat kerjasama Indonesia dan AS di bidang keamanan?
b. Bagaimana dampak hubungan Indonesia dan Amerika Serikat terhadap stabilitas keamanan di Indonesia?
c. Bagaimana prospek hubungan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat di bidang keamanan?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor yang menjadi pendorong dan penghambat dalam kerjasama Indonesia dan AS di bidang keamanan tahun 2005-2010.
b. Untuk mengetahui dan menjelaskan dampak hubungan Indonesia dan Amerika Serikat terhadap stabilitas keamanan di Indonesia tahun 2005-2010.
c. Untuk mengetahui dan menjelaskan peluang dan tantangan hubungan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat dalam bidang keamanan.
2. Kegunaan Penelitian
a. Diharapkan dapat menjadi sumbangsih bagi pengembangan studi Ilmu Hubungan Internasional dalam mengkaji masalah hubungan internasional, khususnya bagi pemerhati masalah-masalah keamanan di Indonesia.
b. Diharapkan pula dapat menjadi masukan bagi pemerintah dan berbagai pihak para pengambil kebijakan terkait masalah kebijakan keamanan di Indonesia.
D. Kerangka Konseptual Hubungan yang terjalin antara Indonesia dan AS merupakan hal yang wajar karena setiap negara saling membutuhkan dengan negara lain, dimana masing-masing negara dalam melakukan hubungan kerjasama mendapatkan keuntungan bagi negaranya. Hubungan bilateral dapat dilakukan dalam berbagai bidang, namun dalam pembahasan ini adalah hubungan bilateral dalam bidang keamanan. Menurut Didi Krisna dalam kamus politik internasional bahwa: “hubungan bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang D. Kerangka Konseptual Hubungan yang terjalin antara Indonesia dan AS merupakan hal yang wajar karena setiap negara saling membutuhkan dengan negara lain, dimana masing-masing negara dalam melakukan hubungan kerjasama mendapatkan keuntungan bagi negaranya. Hubungan bilateral dapat dilakukan dalam berbagai bidang, namun dalam pembahasan ini adalah hubungan bilateral dalam bidang keamanan. Menurut Didi Krisna dalam kamus politik internasional bahwa: “hubungan bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang
Adapun di dalam melakukan kerjasama bilateral, sebaiknya terlebih dahulu melihat pada variabel-variabel yang dapat diperhitungkan dalam melakukan kerjasama antara dua negara. Menurut Holsti, variabel-variabel dalam kerjasama bilateral yaitu:
1. kualitas dan kuantitas kapabilitas yang dimiliki suatu negara
2. keterampilan mengarahkan kapabilitas tersebut untuk mendukung berbagai tujuan
3. kredibilitas ancaman dan ketergantungan
4. derajat kebutuhan dan ketergantungan
5. 4 responsibilitas dikalangan pembuat keputusan. Variabel-variabel yang dikemukakan, Indonesia telah memiliki beberapa
aspek yang mendukung di dalam melakukan kerjasama dengan negara lain terutama negara AS, yang juga memiliki aspek yang dapat menarik negara lain untuk bekerja sama dengan negara adidaya ini. Dengan memiliki potensi dari geografis serta memiliki sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, Indonesia memiliki peluang dan membutuhkan negara lain untuk dapat ikut turut serta di dalam pelaksanaan kepentingan nasionalnya, begitu pula dengan AS yang telah mapan dalam melakukan hubungan internasional dengan negara lain. Kedua negara ini saling membutuhkan dalam bidang keamanan, dimana AS dan Indonesia memiliki tujuan yang sama terutama dalam mengatasi
3 Didi Krisna, 1993, Kamus Politik Internasional , PT. Grasindo, Jakarta. hal 18 4 K.J. Holsti. Politik Internasional ; Kerangka Untuk Analisis, Edisi Keempat, Jilid 2, Erlangga: Jakarta.
1980. Hal 210 1980. Hal 210
Hubungan bilateral sebagai salah satu produk dari kebijaksanaan luar negeri suatu negara yang merupakan implementasi dari kepentingan nasional negara-negara yang bersangkutan. Pokok permasalahan dalam hal penentuan kebijaksanaan luar negeri pada umumnya lebih ditekankan pada usaha-usaha untuk memecahkan berbagai persoalan baik persoalan yang berhubungan dengan masalah luar negeri atau masalah dalam negeri. Terjalinnya hubungan bilateral antarnegara oleh karena setiap negara memiliki kepentingan nasional. Menurut Hans J. Morgenthau kepentingan nasional adalah :
Kepentingan nasional setiap negara adalah mengejar kekuasaan, yaitu apa saja yang bisa membentuk dan mempertahankan pengendalian suatu negara atas negara lain. Hubungan kekuasaan dan pengendalian
itu bisa diciptakan melalui teknik-teknik paksaan maupun kerja sama. 5
Konsep kepentingan nasional sering kali digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara. Dimana segala kebijakan yang dikeluarkan atau yang diputuskan dalam proses interaksi antarnegara berdasarkan kepentingan atau tujuan masing-masing negara yang tentunya menguntungkan negaranya sendiri. Pada hubungan bilateral antara Indonesia dan AS yang dibahas dalam tulisan ini menyangkut dalam bidang keamanan dimana melihat dampak dari hubungan kedua negara ini terhadap stabilitas keamanan di Indonesia.
5 Mohtar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasinal; Disiplin dan Metodologi , Jakarta, PT Pusataka LP3ES hal 139
Konsep yang akan digunakan kemudian adalah mengenai konsep keamanan. Definisi keamanan pasca Perang Dingin tidak lagi bertumpu pada konflik ideologis antara blok barat dan blok timur, namun, definisi keamanan kini meliputi masalah-masalah ekonomi, pembangunan, lingkungan, hak-hak asasi manusia, demokratisasi, konflik etnik, dan berbagai masalah sosial lainnya. Pasca Perang Dingin, keamanan tidak lagi diartikan secara sempit sebagai hubungan konflik atau kerjasama antarnegara, tetapi juga berpusat pada keamanan untuk masyarakat. Hal ini berarti masalah-masalah yang sebelumnya dianggap sebagai urusan internal suatu negara seperti lingkungan hidup, semakin memerlukan kerjasama dengan negara lain dalam cara mengatasinya.
Konsep keamanan berkisar seputar dua aliran besar, yakni antara definisi strategis ( strategic definition ) dan definisi non-strategis ekonomi ( economic non-strategic definition ). Definisi yang pertama umumnya menempatkan keamanan sebagai nilai abstrak, terfokus pada upaya mempertahankan independensi dan kedaulatan negara yang umumnya berdimensi militer. Sementara, definisi kedua terfokus pada penjagaan terhadap sumber-sumber ekonomi dan aspek non-
militer dari fungsi negara. 6 Melihat dari definisi konsep keamanan tersebut, hubungan Indonesia dan
AS bertumpu pada definisi pertama yaitu menempatkan keamanan sebagai nilai abstrak dimana mempertahankan independensi dan kedaulatan negara yang umumnya berdimensi militer. Lembaga atau pasukan militer dalam melaksanakan tugasnya yaitu melindungi kedaulatan negara dan melindungi seluruh komposisi
6 http://www.propatria.or.id/download/Paper%20Diskusi/konsep_kamnas_rs.pdf, diakses tanggal 04 Mei 2011 6 http://www.propatria.or.id/download/Paper%20Diskusi/konsep_kamnas_rs.pdf, diakses tanggal 04 Mei 2011
Militer menunjuk pada suatu lembaga pemaksaan yang dimanajemen secara sah yang berada di bawah pengendalian Negara termasuk dalam batasan pengertian, lembaga ini adalah segala kesatuan yang terorganisir, baik regular maupun bukan (misalnya kesatuan-kesatuan
cadangan militer) baik di tingkat nasional maupun di bawahnya. 7 Peran dari lembaga atau pasukan militer serta masyarakat setiap negara
sudah selayaknya memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang terjadi di negaranya terutama lebih kepada masalah keamanan yang menunjukkan kedudukannya yang semakin kuat sebagai instrumen politik luar negeri baik dalam kaitannya dengan tujuan nasional maupun kepentingan nasional suatu negara. Misalnya mengenai kejahatan internasional yang telah menjadi suatu tantangan serius terutama mengenai isu terorisme internasional yang kapan saja juga dapat mengancam kedaulatan suatu negara. Kerjasama yang terbina antara Indonesia dan AS dalam bidang keamanan memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk memberikan kestabilan bagi keamanan negaranya dari gangguan- gangguan internal maupun eksternal yang bisa mengancam kedaulatan negaranya.
Pada hubungan yang terjadi antara Indonesia dan AS dalam pembahasan ini, melihat dari dampak yang akan dialami oleh Indonesia terhadap stabilitas keamanan negaranya. Dalam menjalin dan membina hubungan kerjasama dengan negara lain, maka dibutuhkan faktor keamanan nasional, regional dan pertahanan
7 Dwi Purtomo Yulianto, 2005, Militer dan Kekuasaan: Puncak-Puncak Krisis Hubungan Sipil Militer di Indonesia , Narasi, Yogjakarta: hal 1-2 7 Dwi Purtomo Yulianto, 2005, Militer dan Kekuasaan: Puncak-Puncak Krisis Hubungan Sipil Militer di Indonesia , Narasi, Yogjakarta: hal 1-2
E. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Tipe penelitian kualitatif adalah tipe penelitian dengan jenis studi kasus dimana penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu. Tipe penelitian ini akan digunakan untuk menggambarkan Dampak Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat Terhadap Stabilitas Keamanan di Indonesia.
2. Sumber dan Jenis Data Sumber data utama yang diperlukan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang dibutuhkan untuk menjaga keutuhan terhadap obyek penelitian. Data sekunder adalah data yang dapat diperoleh dari beberapa sumber baik berupa buku, jurnal, laporan tertulis, surat kabar, majalah dan 2. Sumber dan Jenis Data Sumber data utama yang diperlukan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang dibutuhkan untuk menjaga keutuhan terhadap obyek penelitian. Data sekunder adalah data yang dapat diperoleh dari beberapa sumber baik berupa buku, jurnal, laporan tertulis, surat kabar, majalah dan
3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana dalam menggambarkan permasalahan yang diteliti tergantung pada validitas data yang memberikan informasi dalam penelitian ini. Untuk itu penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data dalam bentuk telaah pustaka ( library research ), di dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data melalui dokumen. Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk penelusuran berbagai dokumen tertulis yang berkaitan dengan fokus penelitian, yang menyangkut hubungan Indonesia dan Amerika Serikat dalam bidang keamanan. Dimana, teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini menitik beratkan pada catatan-catatan atau arsip-arsip yang relevan dengan penelitian ini melalui analisis kontent.
4. Teknik dan Unit Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Dimana, data yang dikumpulkan melalui penelitian lapang ( field research ) dilakukan dengan metode kualitatif, karena sifat data penelitian ini merupakan informasi kualitatif. Dengan demikian data dianalisis dan dideskripsikan secara kualitatif pula. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun yang terucapkan dari para pelaku yang diamati.
Salah satu masalah yang dianggap penting dalam menganalisa sebuah fenomena dalam hubungan internasional adalah tingkat analisis ( level of analysis ). Terdapat enam tingkat analisis: individu (personal), individu (dalam peran sebagai pembuat keputusan), struktur pemerintah, masyarakat, jaringan pembuat keputusan dan sistem dunia. Penelitian ini akan menggunakan unit analisis struktur pemerintah dalam perannya sebagai pembuat kebijakan.
Kebijakan disini merujuk pada hubungan antara Indonesia dan AS untuk pencapaian stabilitas keamanan di Indonesia, bagaimana kedua negara melakukan hubungan kerjasama dalam bidang keamanan dengan mempertimbangkan faktor- faktor pendukung misalnya kondisi geografis dan kepemilikan angkatan militer. Disamping itu, analisis data dilakukan melalui proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dimana, analisis ini dilakukan secara kualitatif yang bertujuan membuat penjelasan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat dan fenomena yang diteliti melalui studi dokumentasi yang mendalam.
5. Definisi Operasional Istilah atau konsep yang digunakan dalam pembahasan ini diberikan batasan pengertian dalam bentuk definisi operasional, untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam mengartikan istilah atau konsep yang digunakan :
1. Kerjasama bilateral adalah hubungan yang menggambarkan kerjasama antarnegara dimana saling memiliki hubungan timbal balik antarnegara tersebut.
2. Konsep kepentingan nasional, konsep yang terealisasikan ketika suatu negara melakukan interaksi atau hubungan kerjasama dengan negara lain. Dimana dalam pelaksanaannya, terdapat keuntungan yang diinginkan atau diharapkan oleh negara yang juga sebagai tanda dari Politik Luar Negeri Indonesia dalam bidang keamanan.
3. Konsep keamanan merupakan konsep yang digunakan untuk menganalisis suatu permasalahan keamanan Indonesia.
6. Metode Penulisan Metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode deduktif, dimana penulis terlebih dahulu menggambarkan secara umum, lalu kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus mengenai hubungan Indonesia dan Amerika Serikat dalam bidang keamanan tahun 2005-2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerjasama Bilateral Hubungan Internasional pada dasarnya merupakan perwujudan dari interaksi antar-aktor atau kesatuan sosial, termasuk segala sesuatu yang berkaitan dengan interaksi dan interaksi tersebut berlangsung dalam suatu sistem internasional. Interaksi akan muncul apabila terjadi hubungan antara dua belah pihak atau lebih yang memiliki satu tujuan yang sama. Seperti halnya dengan negara yang ada di dunia ini, interaksi terjadi antara negara yang satu dengan negara lain demi mencapai tujuan diinginkan masing-masing negara agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup negaranya.
Hubungan antara suatu negara terhadap negara lain adalah bukti bahwa setiap negara saling membutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan negara tersebut terutama pada era dunia yang semakin modern dan kompleks. Semakin meningkatnya kompleksitas hubungan internasional, maka setiap negara tidak dapat bebas akan saling ketergantungannya dengan negara lain. Dalam hubungan ini, negara merupakan subjek utama yang mempunyai intensitas keterlibatan yang tinggi, maka hubungan antarbangsa yang berlangsung dapat dilihat dari jumlah negaranya, dimulai dari tingkat hubungan yang paling sederhana yaitu hubungan bilateral yang menyangkut dua negara dan tingkat hubungan multilateral yang berhubungan dengan lebih dari dua negara.
Hubungan internasional dikenal pula dengan istilah hubungan global ( globa l relations ), dalam artian bahwa aspek politik dan aspek bagi proses Hubungan internasional dikenal pula dengan istilah hubungan global ( globa l relations ), dalam artian bahwa aspek politik dan aspek bagi proses
kepentingan politik. 8 Hubungan internasional yang didefinisikan sebagai hubungan global
meliputi semua hubungan yang terjadi dengan melampaui batas-batas negara. Sekecil apapun bentuk hubungan yang dilakukan apabila telah melewati batas negara maka hal tersebut dapat dikatakan hubungan internasional, dilihat dalam jumlah negara yang melakukan interaksi maka hubungan bilateral merupakan hubungan yang paling sederhana karena hanya menyangkut dua negara. Hubungan bilateral terjadi dapat disebabkan diantaranya letak geografis, sumber- sumber kekayaan alam, kependudukan dan tenaga kerja, politik, ekonomi, militer dan keamanan.
Pengertian hubungan bilateral menurut Didi Krisna dalam kamus politik internasional adalah “keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang
saling mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua belah pihak atau dua negara”. 9 Hubungan bilateral yang dimaksudkan adalah hubungan yang
8 Budiono Kusumohamidjojo, 1987, Hubungan Internasional : Kerangka Studi Analisis , Bina Cipta,
Jakarta. Hal 7.
9 Didi Krisna, 1993, Kamus Politik Internasional , PT. Grasindo, Jakarta. hal 18 9 Didi Krisna, 1993, Kamus Politik Internasional , PT. Grasindo, Jakarta. hal 18
“kerjasama bilateral merupakan interaksi dan transaksi yang terjadi secara langsung di antara dua negara yang menghadapi masalah-masalah atau hal tertentu yang mengandung kepentingan bersama.” Selanjutnya, Holsti mengemukakan, dalam kebanyakan kasus, pemerintah negara yang bersangkutan saling mendekati dengan penyelesaian yang diusulkan, merundingkan maupun membahas masalah, mengemukakan bukti teknis untuk menyetujui satu penyelesaian atau yang lainnya dan perundingan dengan perjanjian atau
pengertian tertentu yang memuaskan kedua belah pihak. 10 Kerjasama bilateral merupakan keinginan atau niat baik negara-negara
yang menjalin hubungan, dari situasi yang kurang baik menuju situasi yang lebih baik, dan situasi tersebut mustahil terwujud tanpa adanya kerjasama. Seperti kerjasama bilateral bidang perdagangan dan keamanan, kedua negara menghendaki adanya hubungan dagang yang mengarah kepada peningkatan ekonomi kedua negara yang bekerja sama. Begitu pula kerjasama bilateral dalam bidang keamanan, adanya keinginan antara negara-negara yang melakukan kerjasama terutama Indonesia dan AS untuk mendapatkan rasa aman, tentram, bebas mengembangkan nilai-nilai kolektif baik dalam lingkup nasionalnya maupun lingkup internasional.
10 K.J. Holsti. 1980. Politik Internasional ; Kerangka Untuk Analisis Edisi Keempat, Jilid 2, Erlangga: Jakarta. hal 210
Terselenggaranya hubungan bilateral juga tidak terlepas dari tercapainya beberapa kesepakatan antara dua negara yang melakukan hubungan yang mana mengabdi pada kepentingan nasionalnya, dalam usaha untuk menyelenggarakan politik luar negerinya masing-masing. Dengan tujuan nasional yang ingin dicapai suatu bangsa dapat terlihat dari kepentingan nasional yang dirumuskan oleh elit suatu negara. Seperti yang dikemukakan oleh Plano dan Olton bahwa:
Hubungan kerjasama yang terjadi antara dua negara di dunia ini pada dasarnya tidak terlepas dari kepentingan nasional masing-masing negara. Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat vital yang mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah,
keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi. 11
B. Kepentingan Nasional Kepentingan nasional suatu bangsa dan negara muncul ketika terjadi interaksi antara bangsa-bangsa dan negara-negara baik secara bilateral maupun multilateral. Pada dasarnya politik luar negeri dari suatu negara merupakan alat untuk memperjuangkan dan mencapai kepentingan nasionalnya ( national interest ), yang menjadi dasar hubungan bagi setiap negara dalam melakukan hubungan internasional. Dan setiap negara dalam pelaksanaan pencapaian kepentingan nasionalnya, akan berusaha untuk dapat memperoleh keuntungan sebesar mungkin di dalam melakukan kerjasama bilateral dengan negara lain.
Tujuan atau kepentingan nasional adalah sasaran kebijaksanaan luar negeri, merupakan konsep yang sangat umum, namun merupakan elemen yang
11 Jack Plano C dan Roy Olton, 1990, Kamus Hubungan Internasional , Abardin, Bandung. hal 7 11 Jack Plano C dan Roy Olton, 1990, Kamus Hubungan Internasional , Abardin, Bandung. hal 7
Kepentingan nasional ( na tional interest ) adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan kebutuhan bangsa atau negara yang telah dicita- citakan. Dalam hal ini kepentingan nasional relatif sama dengan kepentingan nasional negara lain, yaitu: keamanan (mencakup kelangsungan hidup rakyatnya dan keutuhan wilayah serta kesejahteraan). Kedua hal pokok tersebut merupakan
dasar suatu negara dalam merumuskan kepentingan dan tujuan nasional. 12 Konsep kepentingan nasional yang mengacu pada konsepsi keamanan juga diungkapkan
oleh Hans J. Morgenthau, yang menyatakan bahwa: Kepentingan nasional setiap negara adalah mengejar
kekuasaan, yaitu apa saja yang bisa membentuk dan mempertahankan pengendalian suatu negara atas negara lain. Hubungan kekuasaan dan pengendalian itu bisa diciptakan
melalui teknik-teknik paksaan maupun kerjasama. 13
Hubungan antarnegara untuk mencapai kepentingan nasional negaranya tergantung pada prioritas dan kapabilitas negara tersebut, dimana, kapabilitas
12 T. May Rudy, 2002, Study Strategis: Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin, Refika Aditama, Jakarta, hal 70.
13 Mohtar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasinal; Disiplin dan Metodologi , , Jakarta, PT Pusataka LP3ES hal 139 13 Mohtar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasinal; Disiplin dan Metodologi , , Jakarta, PT Pusataka LP3ES hal 139
kepentingan nasional. 14 Hakikat kepentingan nasional menurut Frankel sebagai keseluruhan nilai
yang hendak ditegakkan oleh suatu bangsa. Lebih lanjut Frankel mengatakan konsep kepentingan nasional dapat melukiskan aspirasi negara dan dapat dipakai secara operasional dalam aplikasinya pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang aktual serta rencana yang dituju. Dengan demikian baik kebijaksanaan maupun
rencana yang dituju berorientasi pada kepentingan nasional. 15
C. Keamanan Pengkajian keamanan internasional dalam studi Hubungan Internasional telah berlangsung lama. Berakhirnya Perang Dingin telah membuka era baru dalam pemahaman tentang keamanan. Definisi keamanan kini meliputi pula soal- soal ekonomi, pembangunan, lingkungan, hak-hak asasi manusia, demokratisasi, konflik etnik dan berbagai masalah sosial lainnya.
14 Hans J. Morgenthau,1991, Politik Anta r Bangsa , Buku Kesatu, revisi oleh Thompson, Kenneth W, Yayasan Obor, Jakarta. hal 7
15 J. Frankel, 1990, Hubungan Internasional , ANS Sungguh Bersaudara, Jakarta. hal 159
Adanya berbagai konflik di berbagai belahan dunia seperti konflik etnis, konflik antar negara maju dan negara terbelakang, pelanggaran hak asasi manusia oleh rezim otoriter dan makin pesatnya proses globalisasi dan perkembangan teknologi informasi menempatkan makna keamanan telah pesat berkembang seiring dengan proses peradaban manusia. Akibatnya, penyelesaian keamanan yang lebih mengedepankan kekuatan militer dianggap hanya memberikan keamanan untuk sebagian orang, sementara di lain pihak sebagian lainnya merasa terancam penderitaan dan ketakutan. Maka dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwa konsep keamanan adalah konsep yang masih diperdebatkan ( contested concept ), yang mempunyai makna berbeda bagi aktor yang berbeda, hal ini disebabkan makna konsep keamanan makin luas yang didorong dengan meningkatnya interdependensi dan semakin kompleksnya jaringan hubungan antarbangsa ( international rela tions ) dalam era globalisasi.
Masalah keamanan merupakan persoalan yang penting bagi seluruh negara di dunia, dan bahkan tidak menutup kemungkinan di dalam pelaksanaan politik luar negeri dan kepentingan nasional masing-masing negara mencantumkan keamanan sebagai salah satu yang penting untuk dibahas dan menjadi tujuan nasional. Di era modern saat ini, perkembangan teknologi yang semakin meningkat mengakibatkan meningkatnya mobilitas sosial, juga dapat mengakibatkan gejala-gejala perubahan internasional di bidang kejahatan internasional. Banyaknya bentuk-bentuk kejahatan yang awalnya bersifat nasional Masalah keamanan merupakan persoalan yang penting bagi seluruh negara di dunia, dan bahkan tidak menutup kemungkinan di dalam pelaksanaan politik luar negeri dan kepentingan nasional masing-masing negara mencantumkan keamanan sebagai salah satu yang penting untuk dibahas dan menjadi tujuan nasional. Di era modern saat ini, perkembangan teknologi yang semakin meningkat mengakibatkan meningkatnya mobilitas sosial, juga dapat mengakibatkan gejala-gejala perubahan internasional di bidang kejahatan internasional. Banyaknya bentuk-bentuk kejahatan yang awalnya bersifat nasional
Kejahatan internasional seperti terorisme, penyelundupan manusia, senjata, kejahatan lingkungan, kejahatan hak asasi manusia menunjukkan peningkatan cukup tajam dan berkembang menjadi isu keamanan internasional. Hubungan yang berlangsung dalam proses perubahan global, regional, dan domestik telah membentuk spektrum ancaman dan gangguan keamanan nasional suatu negara yang bersifat kompleks, oleh karena itu, isu keamanan regional dan global memerlukan keterlibatan aktif semua negara untuk mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia. Kerjasama internasional merupakan hal mutlak yang diperlukan dan menunjukkan bukti dari adanya saling pengertian antarbangsa ( international understanding ) sebagai akibat dari adanya interdependensi antarbangsa dan bertambah kompleksnya kehidupan dalam masyarakat internasional.
Konsep keamanan berkisar seputar dua aliran besar, yakni antara definisi strategis ( strategic definition ) dan definisi non-strategis ekonomi ( economic non-strategic definition ). Definisi yang pertama umumnya menempatkan keamanan sebagai nilai abstrak, terfokus pada upaya mempertahankan independensi dan kedaulatan negara yang umumnya berdimensi militer. Sementara, definisi kedua terfokus pada penjagaan terhadap sumber-sumber ekonomi dan aspek non-
militer dari fungsi negara. 16 Dalam menganalisis keamanan memerlukan suatu cara pandang yang
menempatkan negara dan sistem ke dalam sebuah hubungan timbal balik yang
16 http://www.propatria.or.id/download/Paper%20Diskusi/konsep_kamnas_rs.pdf, diakses tanggal 04 Mei 2011 16 http://www.propatria.or.id/download/Paper%20Diskusi/konsep_kamnas_rs.pdf, diakses tanggal 04 Mei 2011
Keamanan nasional merupakan faktor penunjang untuk terciptanya stabilitas keamanan regional, keamanan nasional menuntut secara keseluruhan adanya kemampuan untuk mempertahankan negaranya dari serangan atas wilayah teritorial darat, laut, dan udara. Konteks keamanan regional tidak terlepas dari keamanan nasional tiap-tiap negara yang berada dalam satu kawasan tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Morgenthau, bahwa dalam bekerjanya sistem keamanan kolektif, masalah keamanan bukan lagi merupakan masalah masing- masing suatu negara yang harus dipelihara dengan mempersenjatai diri sebagai elemen dari kekuatan nasional. Keamanan menjadi masalah dari semua negara yang harus dipelihara secara bersama-sama dari masing-masing negara, seakan-
akan keamanan masing-masing dipertaruhkan. 17 Kepentingan nasional erat kaitannya dengan masalah keamanan, integritas
dan posisi negara melalui perimbangan kekuatan. Strategi keamanan nasional
17 Hans J. Morgenthau, 2001. Politik Anta rbangsa Perjuangan Untuk Kekuasaan dan Perdamaian. PT.Banacipta. Bandung. Hal. 44 17 Hans J. Morgenthau, 2001. Politik Anta rbangsa Perjuangan Untuk Kekuasaan dan Perdamaian. PT.Banacipta. Bandung. Hal. 44
Keamanan nasional suatu negara sangat berhubungan erat dengan posisi negara itu dalam interaksinya dengan negara-negara lain pada sistem internasional. Lingkungan internasional akan memunculkan baik itu kesempatan maupun paksaan bagi suatu negara dalam upayanya mencapai tujuan-tujuan nasionalnya. Dengan kata lain, keamanan nasional adalah suatu kemampuan untuk melindungi nilai hakiki negara terhadap ancaman dari dalam maupun luar negeri. Konsep tentang keamanan nasional suatu negara sangat dipengaruhi oleh latar belakang sejarah negara tersebut.
Terciptanya stabilitas keamanan di setiap negara adalah tanggung jawab dari masing-masing negara yang bersangkutan dan menjadi hak mutlak, oleh karena itu usaha yang dilakukan untuk menjaga stabilitas keamanan beragam, tidak jarang langkah yang ditempuh bersifat unilateral. Keamanan menjadi kunci eksistensi sebuah negara, keamanan menjadi faktor pendukung terlaksananya berbagai kegiatan antara lain perekonomian yang membantu pertumbuhan negara. Keamanan yang stabil dapat mendorong masuknya investasi asing yang dapat Terciptanya stabilitas keamanan di setiap negara adalah tanggung jawab dari masing-masing negara yang bersangkutan dan menjadi hak mutlak, oleh karena itu usaha yang dilakukan untuk menjaga stabilitas keamanan beragam, tidak jarang langkah yang ditempuh bersifat unilateral. Keamanan menjadi kunci eksistensi sebuah negara, keamanan menjadi faktor pendukung terlaksananya berbagai kegiatan antara lain perekonomian yang membantu pertumbuhan negara. Keamanan yang stabil dapat mendorong masuknya investasi asing yang dapat
Menurut K.J. Holsti agar keamanan bersama dapat tercipta maka ada beberapa fungsi mencegah perang yaitu:
1. sistem bersama tersebut mampu pada setiap saat mengharapkan kekuatan untuk menghadapi setiap pelanggaran yang potensial atau kualitas pelanggaran-pelanggaran, hingga yang disebut akhir ini tidak akan berani menentang tata tertib yang dipertahankan dari sistem tersebut. Setidak- tidaknya negara yang kekuatan gabungannya memenuhi persyaratan yang terutama dalam memiliki konsep keamanan yang sama yang mereka harapkan untuk dipertahankan.
2. negara-negara mensubordinasikan kepentingan-kepentingan politik, mereka yang berlawanan dengan kebaikan bersama, dalam istilah pertahanan bersama semua negara anggota.
BAB III HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT DALAM BIDANG KEAMANAN
A. Indonesia
1. Kondisi Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia Tenggara, memiliki kurang lebih 17.000 pulau
2 dengan luas daratan 1.922.570 km 2 dan luas perairan 3.257.483 km . Berdasarkan posisi geografisnya, negara Indonesia memiliki batas-batas
sebagai berikut: Utara : Malaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan Selatan : Australia, Samudera Hindia Barat : Samudera Hindia
Timur : Papua Nugini, Timor Leste, Samudera Pasifik. 18 Posisi geografis Indonesia terdiri atas letak astronomis, letak geografis
serta letak geologis yang berbeda pengertian dan pandangannya, yaitu:
a. Letak Astronomis Letak astronomis suatu negara adalah posisi letak yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari permukaan bumi secara horizontal, sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Letak
18 http://eritristiyanto.wordpress.com/2010/03/29/posisi-geografis-posisi-letak-indonesia/, diakses tanggal 16 Juni 2011 18 http://eritristiyanto.wordpress.com/2010/03/29/posisi-geografis-posisi-letak-indonesia/, diakses tanggal 16 Juni 2011
yaitu garis khayal pada peta atau globe yang membagi bumi menjadi dua bagian sama besarnya. Garis equator atau garis khatulistiwa terletak pada
garis lintang 0 o .
b. Letak Geografis Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian.
c. Letak Geologis Letak geologis adalah letak suatu wilayah dilihat dari jenis batuan yang ada di permukaan bumi. Secara geologis wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur. Adanya dua jalur pegunungan tersebut menyebabkan Indonesia banyak memiliki
gunung api yang aktif dan rawan terjadinya gempa bumi. 19 Kondisi geografis suatu negara tidak hanya dipandang dari segi bentuk
negara dan apa yang terdapat di dalam negara tersebut, tetapi faktor geo-
19 Ibid 19 Ibid
Hankam, Melindungi seluruh tumpah darah Indonesia dan ikut serta mewujudkan perdamaian dunia. Ekonomi, Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan devisa negara. Politik, Menyadarkan warga negara akan hak dan kewajibannya dan kepentingan diplomatik serta ketertiban masyarakat dunia. Sosial, Mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengaturan pengiriman misi olahraga dan kesenian ke luar negeri secara bergiliran dalam rangka memperkenalkan Indonesia ke luar negeri. 20
Geo-strategis Indonesia adalah perumusan strategis nasional yang memperhitungkan konstelasi geografis suatu negara:
a. Secara fisik, Indonesia berada pada posisi silang dunia yang berarti ikut menentukan atau mengatur lalu lintas kekuatan dunia.
b. Secara sosial, Indonesia berada di antara dua kekuatan sosial dunia yaitu dunia barat dan dunia timur.
20 Dikutip dari skripsi A.Herawati, Analisis Hubungan Kerjasama Militer Indonesia-AS : Masalah dan Prospek (2000-2005) hal 34 20 Dikutip dari skripsi A.Herawati, Analisis Hubungan Kerjasama Militer Indonesia-AS : Masalah dan Prospek (2000-2005) hal 34