ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
SELA SEMESTER

Tugas
Analisa Perbandingan Pemberitaan Metro TV Dan Tvone Mengenai Mundurnya Gita
Wirijawan Dalam Praktek Jurnalistik Televisi

Oleh :
Muhammad Rhodin Fawaeit
201110040311110
Jurnalisme

“Tugas ini adalah hasil karya saya sendiri, bukan karya orang lain, kecuali kutipan-kutipan
yang telah saya sebutkan sumbernya dengan jelas. Apabila terbukti karya saya ini hasil copypaste/plagiarism. Saya bersedia menanggung sanksi akademik”

Malang, 10/02/2014

(Muhammad Rhodin Fawaeit)

Analisa Perbandingan Pemberitaan Metro TV Dan Tvone Mengenai Mundurnya Gita

Wirijawan Dalam Praktek Jurnalistik Televisi
I. Latar Belakang
Televisi saat ini merupakan bagian dari kehidupan manusia, dimana banyak dari
mereka menghabiskan waktunya duduk di depan televisi. Bahkan terkadang televisi mereka
anggap sebagai teman mereka, dikarenakan setiap harinya mereka tidak lepas dari menonton
televisi. Televisi setiap harinya memberikan bermacam-macam informasi kepada manusia
agar selalu menontonnya, sehingga beberapa dari mereka kecanduan akannya dan cendrung
menghabiskan kebanyakan waktunya berdiam diri didepan televisi dibandingkan dengan
bersosialisasi dengan yang lain. Walaupun memberikan beranekaragam infoermasi,
membatasi diri dari hal yang berlebihan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Televisi di Indonesia atau yang dikenal dengan nama Televisi Republik Indonesia
(TVRI) di buka oleh pemerintah pertama kali pada tanggal 24 Agustus 1962. Kemudian 27
tahun setelahnya muncul saluran baru yang merupakan stasiun televisi swasta pertama kali di
Indonesia, yaitu RCTI pada tahun 1989. Pada tahun 1988 industri pertelevisian di Indonesia
berkembang, hingga saat ini kurang lebih ada 12 stasiun televisi swasta nasional di Indonesia
dan puluhan stasiun televisi swasta lokal di berbagai daerah di Indonesia. Setiap stasiun
televisi menayangkan bermacam-macam program acara, seperti film, musik, kuis, talk show,
life style, berita dan sebagainya. Dan setiap stasiun televisi tersebut memiliki keunggulan di
programnya, sehingga sebagai konsumen kita diharuskan untuk cermat dalam menonton
setiap acara diberbagai stasiun televisi. Dalam penulisan kali ini, penulis ingin memberikan

analisis dari 2 stasiun televisi swasta nasional di Indonesia, yaitu Metro TV dan TvOne.
2 staisun swasta nasional tersebut memang dikenal menyuguhkan lebih banyak berita
dibandingkan dengan yang lain sehingga dikenal dengan televisi berita. Setiap harinya Metro
TV dan Tv One memberikan

bermacam-macam informasi seputar Indonesia dan

internasional, baik dari segi politik, ekonomi hingga permasalahan yang dialami oleh Negara
tersebut. Mengenai berita-berita yang disiarkan ke publik, kemasan paket berita yang
disuguhkan kepada pemirsa berbeda satu dengan yang lain baik dari segi judul, gambar,
naskah dan lain-lain. Oleh karena itu dalam makalah kali ini penulis ingin memberikan
analisis pemberitaan dari segi praktek jurnalistik televisi dari kedua media komunikasi massa
yang memberitakan mengenai permasalahan politik yang di alami oleh Gita Wirijawan
mantan Mentri Perdagangan Indonesia yang mundur menjelang konvensi calon presiden.

II. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan dari latar belakang diatas ditemukan permasalahan
mengenai kemasaan paket berita dari 2 stasiun swasta nasional Metro TV dan TvOne, yaitu:
Perbedaan kemasaan paket berita dalam praktek jurnalistik televisi, baik dari segi naskah
berita, gambar, tulisan dan lain-lain.

III. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah kali ini adalah menganalisis pemeberitaan dari
Metro TV dan TvOne adalah agar pembaca dapat mencermati pemberitaan dari setiap media
komunikasi massa dan khususnya mengetahui praktek jurnalistik apa saja yang diterapkan
dalam membuat sebuah kemasaan paket berita di televisi.
III. Bahasan Konsep
Sebuah berita umumnya mengandung unsur 5W+1H, dimana unsur tersebut biasanya
dapat ditemukan di dalam segala jenis berita yang disiarkan ke publik, baik disiarkan melalui
radio dan televisi. Begitu juga dengan kelayakan sebuah berita untuk di publikasikan ke
masyarakat, dimana hal tersebut berlaku dalam berita televisi. Kelayakan sebuah berita bisa
saja seperti sesuatu yang luar biasa contohnya manusia menggigit anjing, bukan anjing
menggigit manusia. Begitu juga dengan kabar gembira atau sedih, sesuatu yang belum pernah
terdengar dan sesuatu yang menurut redaktur atau reporter dianggap sebuah berita yang patut
dan layak dipublikasikan. Oleh karena itu sebuah berita yang layak tidak lepas dari seperti
apa berita tersebut di buat dan dipublikasikan ke khalayak umum. Sebuah berita yang telah
dipublikasikan ke khalayak membutuhkan pertanggung jawaban dari sebuah stasiun televisi
yang menyiarkannya. Terkadang sebuah media komunikasi massa seperti televisi
memberitakan sebuah pristiwa ataupun permasalah yang belum jelas kepastiannya namun
sudah dipublikasikan secara nyata, istilah tersebut terkenal dengan Trial By The Press.
Umumnya sebuah paket berita televisi memiliki beberapa tahapan dalam

pembuatannya dari segi format dan strukturnya baik secara live maupun tidak, seperti bahasa
yang digunakan dalam berita televisi, penentuan narasumber, hal-hal teknis dalam wawancara
atau reportse serta persiapannya, penentuan angel gambar saat merekam dan lain sebagainya.
Seorang reporter yang membawakan sebuah berita termasuk dalam paket berita yang
dipublikasikan. Praktek-praktek diatas tidak selalu sama satu dengan yang lain, contohnya
berita yang disiarkan oleh Metro TV dan TvOne. Kedua stasiun televisi swasta nasional yang

dikenal dengan televisi berita tersebut tidak selalu sama dalam menanyangkan pemberitaan
sebuah masalah yang terjadi, walaupun topik masalah yang diangkat sama. Seperti TvOne
menyiarkan langsung sebuah wawancara berita dengan narasumber yang bersangkutan
sebagai pemberi informasi, sedangkan Metro TV yang memberitakan masalah yang serupa
dengan menghadirkan pakar-pakar politik dan jubir dari yang bersangkutan. Perbedaan
serupa juga terdapat dalam bahasa yang digunakan, naskah berita, summary lead, angel
kamera dan lain-lainnya.
IV. Pembahasan
Pemilu 2014 tinggal menghitung hari, dimana banyak partai yang sudah menyiapkan
kandidatnya untuk maju menjadi orang nomer satu di Indonesia. Gita Wirijawan salah
satunya, mantan Mentri Perdagangan Indonesia tersebut mengundurkan diri agar dapat fokus
dalam proses konvensi calon presiden dari Partai Demokrat. Kemundurannya tersebut
berbarengan dengan munculnya isu mengenai derasnya beras impor dari Vietnam yang tidak

diketahui asalnya, dimana Mentri Pertanian menyebutkan bahwa impor beras tersebut adalah
illegal. Sehingga Gita selaku

mantan Mentri Perdagangan bertanggung jawab besar

mengenai kementrian yang dipimpinnya saat itu dalam pemberian izin impor beras yang
berasal dari Vietnam. Hal ini memicu berbagai stasiun televisi swasta nasional memburu
informasi mengenai masalah yang terjadi dengan Gita Wirijawan. Tidak terkecuali Metro TV
dan TvOne, dua stasiun televisi yang terkenal dengan televisi beritanya berusaha mencari
informasi dibalik kemunduran Gita Wirijawan dari Mentri Perdagangan Indonesia dengan
berbarengannya isu miring terhadapnya yaitu polemic mengenai impor beras Vietnam.
Pemberitaan mengenai mundurnya mantan Mentri Perdagangan Gita Wirijawan di
siarkan oleh Metro TV dan TvOne pada tanggal 31 Januari 2014. Pemberitaan mengenai Gita
tersebut berisikan tema yang sama namun terdapat perberbedaan praktek satu dengan yang
lain, baik dari pengambilan gambar, shooting lokasi, dan lainnya. Dalam makalah kali ini,
penulis bermaksud membandingkan praktek jurnalistik televisi yang digunakan oleh kedua
televisi berita tersebut. Dimana pada tanggal 31 Januari 2014, Metro TV dan TvOne
menyiarkan berita mengenai mundurnya Gita Wirijawan dan keterlibatannya akan impor
beras Vietnam sebanyak dua kali, pada siang hari dan sore harinya. Walaupun pemberitaan
kedua televisi tersebut sama, namun format berita yang disiarkan ke publik berbeda satu

dengan yang lainnya. Hal tersebut

dikarenakan kebijakan dari pengelola televisi yang

menginginkan format dari paket berita yang disiarkan sedemikian rupa.

Pemberitaan pertama Metro TV dalam Sisi Berita (31/1/2014), menayangkan berita
mundurnya Gita Wirijawan dari Mentri Perdagangan dan mewawancarainya sebagai
narasumber. Format berita dari Sisi Berita adalah laporan langsung (Live Report), dimana
program berita masih berlangsung dan reporter lapangan berada dengan narasumber untuk
dimintai keterangan seputar masalah yang terkait. Hal tersebut memungkinkan dikarenakan
komunikasi antara penyiar atau presenter dapat dilakukan melalui satelit atau microwave.
Dalam format ini durasi dari sebuah laporan tergantung pada masalah yang diangkat oleh
pihak pengelola. Setiap format berita pula memiliki paragraph pembuka yang memuat intisari
berita tersebut. Adapun pargaraf tersebut atau yang dikenal dengan summary lead atau lead in
haruslah jelas ketika disampaikan oleh sang presenter berita, sehingga inti dari pemberitaan
yang dibawakan dapat menarik audience yang melihatnya. Penyiar berita dari Metro Tv
tersebut mempertegas summary leadnya dalam penyebutan “Gita Wirijawan” dan
“pengunduran diri”, dimana hal tersebut merupakan focal point (fockus utama) dalam
susunan membuat summary lead yang perlu diperhatikan oleh setiap penyiar yang

membawakan sebuah berita. Hal tersebut berguna untuk menarik khalayak menyimak berita
secara keseluruhan yang disiarkan oleh televisi tersebut.
Wawancara Metro TV dengan Gita Wirijawan dalam Sisi Berita (31/1/2014)
merupakan salah satu cara dalam menggali informasi, guna mendapatkan data sehingga dapat
disusun kembali menjadi berita yang akan ditayangkan kedepannya. Berdasarkan
kelompoknya, waawncara terbagi menjadi tiga kategori, Hard Interview, Soft Interview dan
News Interview. Adapun wawancara dengan Gita merupakan News Interview karena meliputi
isi dari kedua kelompok wawancara tersebut. Pemberitaan Sisi Berita dalam kasus ini
meliputi 5W+1H, dan selaku reporter yang melakukan wawancara, pertanyaan yang
diberikan pada narasumber juga jelas dan langsung pada pokok permasalahan. Hasil
wawancara Metro TV dengan Gita Wirijawan meliputi pokok permasalahan yang terjadi,
sehingga pengungkapan fakta dalam penulisan berita dapat diwujudkan berdasarkan 5W+1H,
seperti yang diungkapkan Deddy Iskandar Muda1. Pertnyaan wawancara sebagai berikut :
“Kenapa mengeluarkan keputusan ini?”, “Kenapa keputusannya sekarang, jarak yang cukup
dekat?”, “Kapan mengajukannya?”, “Ada isu mengenai beras Vietnam”, “Mundur bukan
karena beras Vietnam?”. Jawaban dari Gita Wirijawan sudah cukup jelas jika meliputi unsur
5W+1H. Oleh karena keterampilan reporter dalam mewawancarai juga haruslah cermat

1 Muda, Deddy Iskandar. 2003. JURNALISTIK TELEVISI, Menjadi Reporter Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.


dalam memilih pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan pertanyaan yang diinginkan oleh
masyarakat luas sehingga mendapatkan informasi yang diinginkan.
Berita serupa mengenai Gita Wirijawan mundur dari jabatannya selaku Mentri
Perdagangan Indonesia juga disiarkan oleh TvOne dalam Kabar Siang (31/1/2014) yang
menyiarkan laporan langsung (live report) pernyataan resmi Gita Wirijawan dalam konferensi
pers di Gedung Kementrian Perdagangan Jakarta. Unsur berita dalam pemberitaan ini
meliputi 5W+1H dimana Gita mengumumkan mundurnya dari Mentri Perdagangan dalam
jumpa pers yang diadakannya. Penyataan dalam jumpa pers yang berlangsung sekitar 5
menit saat itu tidak ada tanya jawab seperti jumpa pers pada umumnya, dimana Gita hanya
memberikan pernyataan dirinya mundur dari jabatan Mentri Perdagangan Indonesia. Hal
tersebut diungkapkan oleh reporter lapangan yang berada dalam Gedung Kementrian
Perdagangan, Jakarta.
Adapun summary lead dari presenter pria yang membawakan Kabar Siang terlalu
panjang, yaitu “Pemirsa Mentri Perdagangan Kabinet Indonesia jilid 2 Gita Wirijawan
dikabarkan akan mundur dari jabatannya. Kabar akan mundurnya mantan kepala BKPM
tersebut mencuat dalam beberapa hari terakhir. Kabar akan mundurnya beserta konvensi
calon presiden dari partai Demokrat tersebut diperkuat oleh sejumlah pernyataan Gita melalui
Twitter, namun belum jelas apa yang terjadi pemicu mundurnya Gita.”. seperti yang
dikatakan Fajar Junaedi2, “Ketentuan summary lead atau lead in dalam sebuah berita tidak
diperkenankan menggunakan kalimat tunggal dan maksimal 35 kata. Hal tersebut merupakan

ketentuan yang tidak bisa ditawar menawar".
Shooting lokasi pada pemberitaan Gita oleh Metro TV dan TvOne tentunya berbeda
pula. Metro TV yang menyiarkan berita dengan mewawancarai Gita Wirijawan sebagai
narasumber, praktek shooting tersebut tidak lepas dari beberapa faktor yang telah
diperhatikan karena berada diluar stadio. Seperti latar belakang, komposisi gambar, sumber
cahaya, gangguan suara, posisi dan gerakan kamera, mata narasumber, ukuran gambar,
gambar penyela, trik dua kamera dan lainnya. Untuk gambar penyela dan trik dua kamera
tergantung dari paket berita dan situasional saja, adapun faktor yang lain terdapat dalam Sisi
Berita oleh Metro TV. Sedangkan shooting lokasi pada jumpa pers yang ditayangkan oleh
TvOne, posisi juru kamera sudahlah benar dengan berada diposisi yang baik dimana selama
konferensi pers berlangsung interaksi Gita tergambar jelas. Namun untuk shooting dalam sesi
2 Junaedi, Fajar. 2013. Jurnalisme Penyiaran dan Reportase Televisi. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

tanya jawab, baik dari reporter sendiri tidak dapat direkam, dikarenakan saat itu Gita
langsung meninggalkan lokasi setelah pernyataan dirinya mundur dari jabatan mentri.
Kedua pemberitaan diatas dapat diperbandingkan penyiarannya dalam sebuah tabel
dibawah ini:
Televisi

Metro TV


TvOne

Jenis Berita

Hard News (staright news)

Hard News (staright news)

Format Berita

Live report (wawancara)

Live report (konferensi pers)

Judul Berita

Gita Wirijawan Mundur Dari Mentri

Gita Umumkan Mundur Dari Jabatan


Perdagangan// Gita: Ingin Fokus Ke

Mentri//

Politik

Pernyataannya Di Media Sosial

Mengandung 5W+1H, namun disisi

Mengandung 5W+1H

Unsur Berita

Pernyataannya

Diperkuat

pertanyaan tidak
Summary Lead

Benar. Tidak lebih dari 35 kata

Salah. Melebihi 35 kata

Shooting Lokasi

MCU (Medium Close Up). Shooting

MCU (Medium Close Up). Shooting

wawancara

konfrensi pers

Perbandingan tersebut tidak lepas dari praktek atau kebijakan yang digunakan oleh
pengelola media dalam menyiarkan sebuah berita untuk khalayak. Sehingga perbedaan dari
satu televisi dengan yang lain banyak ditemukan jika pemirsa mencermati praktek jurnalistik
yang digunakan, serta kebijakaan berita dibuat sedemikian rupa.
Pemberitaan kedua TvOne mengenai alasan mundurnya mantan Mentri Perdagangan
Gita Wirijawan pada Kabar Petang (31/1/2014), yang format beritannya berupa live report
dengan mewaawncarai Gita sebagai narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada
Gita kebanyakan sama dengan pertnyaan yang diajukan reporter Metro TV pada Sisi Berita.
Begitu juga dengan unsur berita 5W+1H terdapat dalam tayangan langsung oleh Kabar
Petang. Perbedaan pemberitaan antara Sisi Berita dan Kabar Petang adalah judul berita yang
menyebutkan Gita mantan mentri perdagangan, shooting lokasi dan kemasan paket berita
yang dibawakan oleh Kabar Petang. Untuk shooting lokasi background Gita adalah tanaman,
kemungkinan gambar tersebut diambil di halaman Gedung Kementrian Perdagangan setelah
jumpa pers. Dan untuk kemasaan berita dari Kabar Petang, adanya cuplikan-cuplikan
mengenai Gita ketika melakukan konvensi calon presiden dari parta Demokrat.

Metro TV yang menayangkan pula pada sore hari pada program berita Primetime
News (31/1/2014) yang berjudulkan “Mentri Gita Mundur Atau Kabur?”. Format berita
Primetime News adalah Laporan Khusus. Morissan 3 mengatakan, “Laporan khusus adalah
berita dengan format paket, lengkap dengan narasi dan soundbite dan sejumlah narasumber
yang memberikan pendapat dan analisis mereka. Program seperti Primetime News
ditayangkan tersendiri diluar program berita dikarenakan durasi yang panjang dan umumnya
memiliki laporan panjang yang komperhensif mengenai pristiwa atau isu seperti politik,
hukum, kriminal dan bencana yang dikenal dengan istilah current affair”. Primetime News
(31/1/2014) yang berjudulkan Mentri Gita Mundur Atau Kabur?, ditayangkan secara live
dengan mengundang Firman Soebagyo selaku Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Hanta Yuda
sebagai Analis Politik dan Ade Armando selaku Anggota Tim Sukses Gita Wirijawan.
Dengan 3 narasumber berada studio shooting lokasi dapat dilakukan dengan praktek
shooting wawancara. Dimana dalam mewawancarai ketiga narasumber tersebut pertanyaan
yang diajukan kepada satu dengan yang lainnya belum tentu sama.jenis wawancara itu sendiri
terbagi menjadi 4, yaitu wawancara penyingkapan, wawancara emosional, wawancara reaktif
dan wawancara informatif. Dalam wawancara penyingkapan reporter memberikan
pertanyaan-pertanyaanyang singkat dan spesifik pada orang yang bersangkutan. Wawancara
emosional dilakukan pada korban atau keluarga korban atas suatu. Wawancara reaktif
dilakukan ketika ada reaksi spontan atau langsung terhadap suatu pristiwa, contohnya
meninggalnya tokoh masyarakat. Sedangkan wawancara informatif dilakukan pada saksi
mata atau ahli yang dapat memberikan sebuah pandangan ataupun penjelasan. Oleh karena
itu terkadang presenter berita atau reporter mengajukan pertanyaan yang sama beberapa kali
pada narasumber yang berbeda.
Dalam Primetime News yang berjudulkan Mentri Gita Mundur Atau Kabur?,
pertnyaan mengenai “Tepatkah pengunduran diri ini ditengah polemik kebijakan impor
beras?”. Pertanyaan yang sama diperuntukkan pada Firman Soebagyo dan Hanta Yuda. Hal
tersebut berguna menggali informasi atau penjelasan mengenai hal yang terkait terhadap
pemberitaan tersebut. Berbeda dengan pertanyaan yang diberikan pada tim sukses Gita
Wirijawan, yaitu “Apakah ini Gita seakan cuci tangan dari pemasalahan yang ada di
kementriannya?”. Jenis wawancara ini bermaksud untuk menyikap permasalahan, dimana
narasumber merupakan bagian dari Gita Wirijawan selaku anggota tim suksesnya.

3 M.A., Morissan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Dalam sesi lanjutan dari dialog mengenai Mentri Gita Mundur Atau Kabur?, presenter
Primetime News menyatakan bahwa “Polemik soal impor beras dari Vietnam yang masuk ke
Jakarta tahun ini memunculkan dugaan adanya upaya untuk mencari keuntungan dari
kebijakan ini, pengamat menilai ada kemungkinan keuntungan digulirkan untuk kelompok
politik tertentu.” Hal tersebut memunculkan isu dibalik mundurnya Gita dari jabatannya.
Dalam lanjutannya dimunculkan tayangan hasil wawancara dengan Firman Soebagyo selaku
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Golkar dan pengamat ekonomi Rizal Ramli menyatakan
bahwa Gita adalah orang yang bertanggung jawab atas impor beras Vietnam dan berupaya
mengambil keuntungan dari meloloskan impor beras yang terjadi. Format berita ini adalah
VO-SOT, yaitu format berita dengan menggabungkan Voice Over dan Sound On Tape yang
mana VO mengenai isu atau pristiwa yang ada kaitannya diungkapkan dalam SOT.
Sedangkan SOT adalah bagian dari pernyataan narasumber yang penting dan berkaitan
dengan pristiwa tersebut. Contoh VO adalah gambar atau video yang ditayangkan dan naskah
berita dibacakan oleh presenter. Sedangkan salah satu contoh dari Reader SOT adalah seperti
video yang berisikan rekaman narasumber yang diwawancarai.
Dalam sebuah program Talkshow perbincangan mengenai berita terdapat lebih dari
satu jenis format berita. Dalam primetime sendiri ditemukan tiga format, yang pertama
laporan khusus, laporan langsung (live report) dan VO-SOT. Live report sendiri mempunyai
dua cara dalam melakukan laporan langsung. Jika stasiun televisi atau reporter tidak dapat
menjumpai narasumber yang dapat memberikan keterangan atau informasi, maka presenter
tersebut dapat mewawancarai narasumber melalui telepon atau yang terkenal dengan istilah
live by phone. Hal tersebut dilakukan oleh presenter Primetime dengan mewawancarai
pengamat ekonomi Rizal Ramli guna mendapatkan keterangan mengenai dana politik bisa
diambil dari kebijakan impor pangan. Dalam format live by phone presenter akan tampil
bersama dengan grafis yang menampilkan foto dari narasumber yang diwawancarai atau
reporter yang sedang menyampaikan laporan.
Teknik pengambilan gambar dalam Primetime News (31/1/2014) Mentri Gita
Mundur Atau Kabur ini menggunakan shooting wawancara dengan menggunakan faktorfaktor yang terkait dalam pengambilan gambar. adapun summary lead yang dibawakan oleh
presenter tersebut tidak lebih dari 35 kata seperti ketentuan yang berlaku. Dan dalam
tayangan primetime tersebut beberapa kali ditampilkan video yang berkaitan dengan
pembahasan saat itu, yaitu Gita Wirijawan yang sedang melakukan konvensi, diwawancarai
oleh wartawan, beras impor Vietnam dan lain. Dari pembahasaan diatas paket berita yang

disampaikan oleh Primetime News lengkap secara keseluruhan dengan berbagai format berita
didalamnya.
Analisis dari kedua pemberitaan yang sama diatas, dapat disimpulkan dalam tabel
dibawah ini:
Televisi

Metro TV

TvOne

Jenis Berita

Hard News (staright news)

Format Berita

Laporan

Khusus//

Hard News (staright news)

VO-SOT

//

Live report (wawancara)

Wawancara dengan Live report dan
Judul Berita

Live by phone
Mentri Gita Mundur Atau Kabur?//

Gita

Dibalik Mundurnya Mentri Gita//

Demokrat// Presiden Izinkan Gita

Fokus

Untuk

Konvensi

Mengundurkan Diri
Summary Lead

Benar. Tidak lebih dari 35 kata

Benar. Tidak Melebihi 35 kata

Unsur Berita

Meliputi 5W+1H

Meliputi 5W+1H

Shooting Lokasi dan

MCU (Medium Close Up) dan MS

MCU (Medium Close Up). Shooting

Tampilan Berita

(Medium

Shot).

wawancara// adanya tampilan video

wawancara//

tamilan

narasumber

yang

Shooting
foto

dari

mengenai narasumber yang terkai.

diwawancarai

secara live by phone// tampilan video
mengenai topik yang dibahas//

Perbedaan serta perbandingan yang terdapat pada kedua stasiun televisi swasta
nasional Metro TV dan TvOne yang terkenal dengan televisi berita, merupakan kebijkan
pengelolah media dalam melakukan praktek jurnalistik yang mereka anut. Dua stasiun
televisi tersebut memang membuat berita sebagai bagain dari programming-nya yang
mengkhususkan pada program berita.oleh karena itu masyarakat dapat lebih banyak
mengetahui informasi seputar permasalahan yang terjadi. Terlepas dari hal itu kita juga patut
mencermati media yang memberitakan isu-isu tersebut dengan membandingkannya dengan
media-media yang lain. Analisa diatas tidak lepas dari pemahaman penulis dalam mencermati
praktek-praktek jurnalistik terdapat dalam penayangan berita diatas. Pemberitaan tersebut
tidak lepas dari fakta-fakta yang terkait sebelumnya serta isu-isu yang akan bergulir
kedepannya, yaitu pemilu 2014.
V. Kesimpulan

Metro Tv dan TvOne merupakan televisi berita yang sering berburu isu-isu terhangan
seputar politik, ekonomi, hukum, kriminalitas dan bencana. Sebagai televisi yang programnya
lebih banyak menanyagkan berita-berita seputar permasalahan yang terjadi dalam negri
maupun luar, mereka memiliki kebijakan yang berbeda dalam pengemasan paket berita yang
akan dipublikasikan ke khalayak masyarakat. Terkadang mereka menggunakan satu format
berita dalam tayangannya, dan terkadang menggabungkan beberapa jenis format berita dalam
sekali tayang. Hal tersebut juga terjadi dalam paragraf pembuka pertama atau yang dikenal
dengan summary lead atau lead in. Begitu juga dengan teknik pengambilan gambar yang
berbeda-beda. Perbedaan tersebut tidak membuat isi dari berita berbeda dengan yang lain,
bahkan terkadang dengan membandingkannya dengan media yang lain kita dapat
mendapatkan informasi lebih mengenai isu yang serupa.

VI. Daftar Pustaka

1. Buku
Muda, Deddy Iskandar. 2003. JURNALISTIK TELEVISI, Menjadi Reporter Profesional.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Junaedi, Fajar. 2013. Jurnalisme Penyiaran dan Reportase Televisi. Jakarta: Kencana
Predana Media Group.
M.A., Morissan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Idris, Soewardi. 1987. Jurnalistik Televisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
F. Fraser, Bond. 1983. Jurnalistik; Publik dan Media. Saduran Drs. Kustadi Suhandang.
Bandung: Sinar Baru.
2. Internet
http://www.startindonesia.com/tv.htm diakses tanggal 2 Februari 2014 jam 21.05 WIB
Parlina,

Iin.

(2011).

Trial

By

The

Press.

http://hukum.kompasiana.com/2011/02/19/trial-by-the-press-343045.html

Tersedia

diakses

pada

tanggal 3 Februari 2014 jam 08.00 WIB
http://www.youtube.com/watch?v=Vy5BGRQJKA0 diakses pada tanggal 3 Februari 2014
jam 08.25 WIB
http://www.youtube.com/watch?v=1Gziiil_DFM diakses pada tanggal 3 Februari 2014 jam
08.30 WIB
http://www.metrotvnews.com/videoprogram/detail/2014/01/31/22022/816/Menteri-GitaMundur-atau-Kabur/Primetime_News diakses pada tanggal 3 Februari 2014 jam 09.00 WIB
http://video.tvonenews.tv/arsip/view79864/2014/01/31/gita wirijawan resmi mundur sebagai
mendag.tvOne pernyataan resmi gita diakses pada tanggal 3 Februari 2014 jam 09.03 WIB