GEOGRAFI POLITIK PERANAN PEMERINTAH DAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap bangsa sudah pasti mempunyai cita-cita yang ingin diwujudkan dalam
hidup dan kehidupan nyata.Cita-cita itu merupakan arahan dan atau tujuan yang
sebenar-benarnya dan mempunyai fungsi sebagai penentu arah dari tujuan
nasionalnya.
Namun demikian, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional itu bukan sesuatu
yang mudah diwujudkan karena dalam perjalanannya kearah itu akan muncul
energi baik yang positif maupun negatif yang memaksa suatu bangsa untuk
mencari solusi terbaik, terarah, konsisten, efektif, dan efisien.
Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus
1945 pun tidak lepas dan luput dari persoalan yang berkaitan dengan ketahanan
nasional karena dalam perjalanan sejarahnya, Negara Kesatuan Republik
Indonesia mengalami pasang surut dalam menjaga eksistensi dan kelangsungan
hidup sebagai sebuah bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat. Apabila
dilihat dari geopolitik dan geostrategi yang kemudian dikaitkan dengan potensipotensi yang dimilikinya maka bangsa Indonesia berada pada posisi yang rawan
dengan instabilitas nasional yang diakibatkan dari berbagai kepentingan seperti
persaingan dan atau perebutan pengaruh baik dari dalam negeri maupun dari luar
negeri. Hal itu sudah dipastikan akan memberikan dampak bagi hidup dan
kehidupan bangsa dan negara Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka

panjang.
Kemampuan,

kekuatan,

ketangguhan

dan

keuletan

sebuah

bangsa

melemahkan dan atau menghancurkan setiap tantangan, ancaman, rintangan dan
gangguan itulah yang yang disebut dengan Ketahanan Nasional. Oleh karena itu,
ketahanan nasional mutlak senantiasa untuk dibina dan dibangun serta
ditumbuhkembangkan secara terus-menerus dengan simultan dalam upaya
mempertahankan hidup dan kehidupan bangsa.

Lebih jauh dari itu adalah makin tinggi tingkat ketahanan nasional suatu
bangsa maka makin kuat pula posisi bangsa itu dalam pergaulan dunia. Indonesia
adalah negara yang bersandar pada kekuatan hukum sehingga kekuasaan dan

1

penyelenggaraan hidup dan kehidupan kenegaraan diatur oleh hukum yang
berlaku. Dengan kata lain, hukum sebagai pranata sosial disusun untuk
kepentingan seluruh rakyat dan bangsa yaitu menjaga ketertiban bagi seluruh
rakyatnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan ketahanan nasional?
2. Jelaskan asas-asas ketahanan nasional?
3. Jelaskan sifat-sifat dari ketahanan nasional?
4. Jelaskan kedudukan dan fungsi ketahanan nasional?
5. Jelaskan peranan pemerintah dalam mempertahankan negara?
6. Jelaskan peranan masyarakat dalam mempertahankan negara?
7. Jelaskan peranan mahasiswa dalam mewujudkan pertahanan negara?

1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan dalam makalah
ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari ketahanan nasional
2. Untuk mengetahui asas-asas ketahanan nasional
3. Untuk mengetahui sifat-sifat ketahanan nasional
4. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi ketahanan nasional
5. Untuk mengetahui peranan pemerintah dalam mempertahankan negara
6. Untuk mengetahui peranan masyarakat dalam mempertahankan negara
7. Untuk mengetahui peranan mahasiswa dalam mewujudkan pertahanan
Negara

BAB II
PEMBAHASAN

2

2.1 PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL
Pada dasarnya, setiap orang membutuhkan suatu organisasi yang disebut
negara. Apa yang akan terjadi jika tidak ada negara? Thomas Hobbes pernah

melukiskan kehidupan manusia sebelum adanya negara yaitu ”manusia
merupakan serigala bagi manusia lainnya” (Homo Homini Lupus) dan ”perang
manusia lawan manusia” (Bellum Omnium Contra Omnes).
Dengan demikian, jika tidak ada negara pasti tidak akan ada ketertiban,
keamanan, dan keadilan. Supaya hidup tertib, aman, dan damai maka diperlukan
negara. Negara akan tegak berdiri jika dipertahankan oleh setiap warga negaranya.
Oleh karena itu, membela negara sangat penting dilakukan oleh setiap warga
negara.
Ada beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan
oleh setiap warga negara Indonesia, diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman
2. Untuk menjaga keutuhan wilayah negara
3. Merupakan panggilan sejarah
4. Merupakan kewajiban setiap warga negara
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa, meliputi seluruh
aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan, dan ketangguhan serta
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan dari luar maupun dari
dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakan integrasi, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mengejar tujuan

nasionalnya.
Pengertian baku Ketahanan Nasional bangsa Indonesiam adalah kondisi
dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun

3

dari dalam untuk menjamin identitas , integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.
Oleh karena itu, Ketahanan Nasional merupakan kondisi hidup dan
kehidupan nasional yang harus senantiasa diwujudkan dan dibina secara terusmenerus serta sinergik. Hal demikian itu, dimulai dari lingkungan terkecil yaitu
diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara dengan modal dasar
keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional.
Proses berkelanjutan itu harus selalu didasari oleh pemikiran geopolitik dan
geostrategi sebagai sebuah konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan
memperhatikan konstelasi yang ada disekitar Indonesia.
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan

keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan
secara utuh, menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan
Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan
ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam
menumbuhkembangkan nilai-nilai nasionalnya, demi sebesar-besar kemakmuran
yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Sementara itu, keamanan adalah
kemampuan bangsa dan negara untuk melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap
ancaman dari luar maupun dari dalam.
Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan
bangsa yang mengandung kemampuan mengambangkan kekuatan nasional untuk
dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan
nasional.
Hakikat konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang , serasi dan selaras
dalam aspek hidup dan kehidupan nasional.

4


Manusia bermasyarakat untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya yaitu
kesejahteraan, keselamatan dan keamanan. Ketiga hal itu adalah hakekat dari
ketahanan nasional yang mencakup dan meliputi kehidupan nasional yaitu aspek
alamiah dan aspek sosial/kemasyarakatan sebagai berikut :
Aspek alamiah adalah :
1.

Posisi dan lokasi geografi Negara

2.

Keadaan dan kekayaan alam

3.

Keadaan dan kemampuan penduduk

Aspek sosial/kemasyarakatan adalah :
1.

2.
3.
4.
5.
Aspek

Ideologi
Politik
Sosial
Budaya
Pertahanan dan Keamanan
alamiah bersifat statis dan sering disebut dengan istilah Trigatra,

sedangkan aspek sosial/kemasyarakatan bersifat dinamis disebut juga dengan
istilah Pancagatra. Kedua aspek itu biasanya disebut dengan Astagatra. Aspekaspek di atas mempunyai hubungan timbal balik antargatra yang sangat erat yang
disebut

dengan

istilah


keterhubungan

(korelasi)

dan

ketergantungan

(interdependensi).
2.2 ASAS KETAHANAN NASIONAL
Asas Ketahanan Indonesia berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila, UUD 1945,
dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari :
1.

Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan kemakmuran dapat dibedakan tetapi tidak dapat

dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial.
Dengan demikian, kesejahteraan dan keamanan merupakan asa dalam sistem

kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan keamanan, sesitem kehidupan
nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan merupakan
nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasuional itu sendiri. Kesejahtrean
maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apa pun. Dalam

5

kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai
merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional.
2.

Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam

bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras
pada seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara
utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif intergral).
3.


Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar
Sistem kehidupan naasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan

bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga
berinteraksi dengan linkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut
dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk
itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun keluar.
1) Mawas ke Dalam
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi
kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemadirian yang
proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa
yang ulet dan tangguh.
2) Mawas ke Luar
Mawas Ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta
mengatasi dampak lingkungan stategis luar negeri dan menerima
kenyataan

adanya

interaksi

dan

ketergantungan

dengan

dunia

internasional.
4. Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan kebersamaan,
kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perbedaan tersebut harus dikembangkan
secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembangkan menjadi
konflik yang bersifat saling menghancurkan.

6

2.3 SIFAT-SIFAT KETAHANAN NASIONAL
Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada mungkin akan kami jabarkan
seperti dibawah ini :
1. Mandiri
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan
tidak mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu
kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata
tergantung oleh pihak lain.
2. Dinamis
Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan
negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa
depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih baik.
3. Wibawa
Keberhasilan

pembinaan

ketahanan

nasional

yang

berlanjut

dan

berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan
bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan
diperhatikan oleh bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya. Atas
dasar pemikiran diatas, maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan
nasional, maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai
penyelenggara kehidupan nasional.
4. Konsultasi dan Kerjasama
Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan mengandalkan
pada moral dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua belah pihak perlu
diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada keterbukaan dalam melihat
kondisi masing-masing didalam rangka hubungan ini diharapkan tidak ada usaha
mengutamakan konfrontasi serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan
kekuatan fisik semata.
2.4 KEDUDUKAN DAN FUNGSI KETAHANAN NASIONAL
Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kedudukan

7

Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya
oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di
implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan
nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional
berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai
landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma
pembangunan nasional.
2. Fungsi
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar
nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap,
pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter –
regional (wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini
perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan
adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu,
tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan
nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada
hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman
nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang
dilaksanakan sesuai dengan rancangan program
Dalam hal ini ada beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai
bahan motivasi setiap warga negara untuk ikut membela negara Indonesia.Yaitu :
1. Pengalaman sejarah perjuangan RI
2. Kedudukan geografis Nusantara yang strategis;
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar;
4. Kekayaan sumber daya alam;
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan;
6. Kemungkinan timbulnya bencana perang.
2.5 PERAN PEMERINTAH DALAM MEMPERTAHANKAN NEGARA
Dalam rangka menjaga, melindungi, dan memelihara keamanan nasional.
Peran pemerintah dalam pertahanan dan keamanan rakyat semesta adalah

8

mnegawasi berjalannya Pasal 30 ayat (1) UUD 1945,. Berikut peranan pemerintah
dalam rangka mempertahankan negara:
Dalam pengamanan batas wilayah juga dilakukan operasi pengamanan batas
wilayah laut RI-RDTL-Australia, RI-Filipina, RI-Singapura, RI-Malaysia, dan
operasi patroli terkoordinasi (patkor) di wilayah perbatasan laut negara yaitu,
Patkor Indonesia-Singapura, Malaysia-Indonesia (Malindo), India-Indonesia,
MSSP dan Optima. Di samping itu, terlaksananya pemotretan udara melalui foto
udara vertikal terhadap 42 pulau kecil terluar yang berada di wilayah NKRI. Dan
dilaksanakan pula operasi patroli udara maritim (patmar) di seluruh wilayah udara
nasional,

dilaksanakan operasi pertahanan udara terkoordinasi Malindo di

wilayah udara perbatasan RIMalaysia, serta patroli pengamatan udara
terkoordinasi Eye in the Sky (EIS) antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura di
wilayah udara Selat Malaka. Beberapa bentuk kerja sama dengan negara tetangga
wilayah perbatasan yang telah dilakukan di antaranya RI-RDTL, RIAustralia, RIPilipina, RI-Singapura, RI-Malaysia, Rl-lndia, RIThailand, RI-PNG.
1. Doktrin dan Strategi Pertahanan.
Doktrin Pertahanan dan Strategi Pertahanan disusun untuk mensinergikan
kinerja komponen Militer dan Nir Militer dalam rangka menjaga, melindungi dan
memelihara kepentingan nasional Indonesia. Doktrin pertahanan merupakan
keterpaduan komponen militer dan Nir Militer bersifat Dwiwarna Nusantara.
Doktrin Militer bersifat Trimatra Nusantara (AD, AL, AU) sedangkan Doktrin Nir
Militer bersifat Dwidarma Nusantara dari komponen cadangan dan komponen
pendukung. Berdasarkan faktor- faktor yang mempengaruhi ditingkat global,
regional, dan nasional disusun strategi pertahanan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berupa strategi Penangkalan yaitu:


Pertahanan multilapis dengan pusat gravitasi dukungan rakyat atas peran
TNI sebagai kekuatan utama yang menentukan di darat, di laut dan di
udara.



Merupakan pertahanan total secara terpadu antara komponen Militer dan
Nir Militer untuk menghadapi setiap bentuk ancaman.

9



Di tingkat nasional berupa jaringan terpadu Ketahanan Nasional di daerah
termasuk di wilayah perbatasan dan daerah terpencil didasari semangat
bela negara.



Di tingkat regional berupa jaringan kerjasama antara negara-negara
Association of South East Asia Nations (ASEAN) dengan menggunakan
komponen Militer dan Nir-Militer (ekonomi, budaya, identitas) secara
terpadu dalam rangka menjaga, melindungi dan memelihara kepentingan
Nsional Indonesia.

2. Kebijakan Pembangunan Kekuatan Pertahanan.
Pembangunan kekuatan Pertahanan mencakup pembangunan kemampuan
nasional di bidang pertahanan pada tingkat Kebijakan maupun tingkat
Operasional. Pada tingkat Kebijakan berupa peningkatan kemampuan birokrasi
pemerintah (Departemen Pertahanan dan Departemen/Instansi lain yang terkait)
dalam merumuskan keputusan politik yang terkait dengan pengelolaan Pertahanan
Negara. Sedangkan pada tingkat Operasional berupa pembangunan kekuatan
Komponen Pertahanan, yang terdiri dari Komponen Utama/Tentara Nasional
Indonesia (TNI), Komponen Cadangan, dan Komponen Pendukung.
Pembangunan Komponen Pertahanan diprioritaskan pada pembangunan
Komponen Utama, sedangkan penyiapan Komponen Cadangan dan Komponen
Pendukung dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan sumber daya yang
tersedia. Pelaksanaannya memanfaatkan sebesar-besarnya kemampuan sumber
daya nasional secara terpadu sebagai salah satu wujud Sishankamrata. Untuk itu
perlu segera dilakukan langkah-langkah untuk mempercepat terwujudnya
kemandirian Industri Pertahanan.
Pembangunan Komponen Utama didasarkan pada konsep Pertahanan
Berbasis Kemampuan (Capability-based defence) tanpa mengesampingkan
kemungkinan

ancaman

yang

dihadapi

serta

tahap

mempertimbangkan

kecenderungan perkembangan lingkungan strategik. Pelaksanaannya diarahkan
kepada tercapainya kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force), yakni
tingkat kekuatan yang mampu menjamin kepentingan strategis pertahanan yang

10

mendesak, Pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan peralatan lain
diprioritaskan untuk menambah kekuatan pokok minimal dan/atau mengganti
Alutsista/alat peralatan yang sudah tidak layak pakai.. Oleh karenanya
pembangunan komponen cadangan dilaksanakan secara bertahap sesuai
kemampuan sumber daya yang tersedia, dengan terlebih dahulu menyusun
Undang-Undang Komponen Cadangan sebagai landasan hukum pembentukan dan
penggunaannya. Sedangkan

pembangunan

Komponen Pendukung adalah

pembangunan setiap aspek kehidupan nasional yang dilaksanakan oleh
departemen/instansi masing-masing yang hasilnya diarahkan untuk kepentingan
pertahanan.
3. Kebijakan Pengerahan dan Penggunaan Kekuatan Pertahanan.
Pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan didasarkan pada doktrin
dan strategi Sishankamrata yang dilaksanakan berdasarkan pertimbangan ancaman
yang dihadapi Indonesia. Agar pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan
dapat terlaksana secara efektif dan efisien, diupayakan keterpaduan yang sinergis
antara unsur militer dengan unsur militer lainnya, maupun antara kekuatan militer
dengan kekuatan nir militer. Keterpaduan antara unsur militer diwujudkan dalam
keterpaduan Tri-Matra, yakni keterpaduan antar kekuatan darat, kekuatan laut, dan
kekuatan udara. Sedangkan keterpaduan antara kekuatan militer dan kekuatan nir
militer diwujudkan dalam keterpaduan antar komponen utama, komponen
cadangan, dan komponen pendukung. Keterpaduan tersebut diperlukan dalam
pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan, baik dalam rangka menghadapi
ancaman tradisional maupun ancaman non-tradisional.
Berdasarkan analisa lingkungan strategik, maka ancaman militer dari
negara

lain

(ancaman

tradisional)

yang

berupa

invasi,

adalah

kecil

kemungkinannya. Namun demikian, kemungkinan ancaman tersebut tidak dapat
diabaikan dan harus tetap dipertimbangkan. Ancaman tradisional yang lebih
mungkin adalah konflik terbatas yang berkaitan dengan pelanggaran wilayah dan
atau menyangkut masalah perbatasan. Komponen Utama disiapkan untuk
melaksanakan Operasi Militer untuk Perang (OMP). Penggunaan komponen

11

cadangan dilaksanakan sebagai pengganda kekuatan komponen utama bila
diperlukan,

melalui

proses

mobilisasi/demobilisasi.

Kendatipun

kekuatan

pertahanan siap dikerahkan untuk melaksanakan OMP, namun setiap bentuk
perselisihan dengan negara lain selalu diupayakan penyelesaiannya melalui jalan
damai. Penggunaan kekuatan pertahanan untuk tujuan perang hanya dilaksanakan
sebagai jalan terakhir apabila cara-cara damai tidak berhasil.
Ancaman non-tradisional adalah ancaman yang dilakukan oleh aktor
nonnegara terhadap keutuhan wilayah, kedaulatan negara, dan keselamatan
bangsa Indonesia. Ancaman non-tradisiona l merupakan ancaman faktual yang
saat ini dihadapi oleh Indonesia. Termasuk didalam ancaman ini adalah gerakan
separatis bersenjata, terorisme internasional maupun domestik, aksi radikal,
pencurian sumber daya alam, penyelundupan, kejahatan lintas negara, dan
berbagai bentuk aksi ilegal lain yang berskala besar. Oleh karenanya kekuatan
pertahanan, terutama TNI, juga disiapkan untuk melaksanakan Operasi Militer
Selain Perang (OMSP) guna menghadapi ancaman non-tradisional.
Struktur organisasi TNI dirancang sebagai organisasi yang kokoh,
memiliki mobilitas tinggi, serta memiliki kemampuan personil dan peralatan
lengkap untuk mengatasi kondisi darurat. Dengan karakteristik seperti itu, maka
TNI disiapkan untuk mampu membantu tugas-tugas negara untuk melaksanakan
tindakan tanggap darurat dalam menghadapi akibat bencana alam. Disamping itu,
TNI juga dapat dikerahkan untuk membantu pelaksanaan tugas-tugas negara
lainnya, seperti mengatasi wabah penyakit, mengatasi huru-hara, menjaga
ketertiban masyarakat, dan sebagainya. Tugas-tugas tersebut adalah bagian dari
OMSP.
4. Kebijakan Penganggaran
Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam mengalokasikan anggaran
pertahanan merupakan hambatan yang sangat signifikan bagi upaya pembangunan
kekuatan maupun pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan. Padahal,
penentuan alokasi anggaran tidak cukup hanya berdasarkan kondisi ekonomi
nasional, tetapi juga harus didasarkan pada rasio kebutuhan pertahanan yang
mampu menjamin stabilitas keamanan. Oleh karenanya pengalokasian anggaran

12

dilaksanakan berdasarkan skala prioritas secara ketat. Ke depan, diharapkan
alokasi anggaran pertahanan dapat ditingkatkan secara bertahap, sekurangkurangnya sampai dapat tercapai kekuatan pertahanan pada tingkat kekuatan
pokok minimum.
5. Kebijakan Kerjasama Internasional.
Kerjasama internasional dibidang pertahanan merupakan bagian dari
kebijakan politik luar negeri, sehingga tidak akan mengarah atau suatu Pakta
Pertahanan. Kerjasama internasional dibidang pertahanan dilaksanakan baik
dalam rangka pembangunan kekuatan maupun pengerahan dan penggunaan
kekuatan. Kendatipun demikian untuk memenuhi kebutuhan pembangunan
kekuatan, penggunaan produk dalam negeri merupakan prioritas. Sedangkan
pengerahan

dan

penggunaan

kekuatan

dalam

kerjasama

internasional

dilaksanakan sebagai bagian dari upaya membangun kepercayaan serta diplomasi,
dan untuk memecahkan masalah keamanan yang perlu untuk ditangani secara
bersama. Dalam rangka ikut serta secara aktif mewujudkan perdamaian dunia,
pengiriman pasukan perdamaian dilaksanakan hanya atas permintaan dan mandat
dari Persatuan Bangsa-Bangsa.
6. Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Nasional.
Dalam rangka pengelolaan sumber daya nasional untuk kepentingan
Pertahanan Negara, Departemen Pertahanan berperan sebagai penjuru melibatkan
departemen/instansi lain terkait sesuai bidang tugas masing- masing. Dalam kaitan
itu setiap departemen/instansi wajib mempunyai program untuk menjaga dan
menciptakan kondisi ketahanan nasional dalam rangka pertahanan negara.
Kerjasama
Pertahanan

Ilmu

dengan

Pengetahuan

lembaga-lembaga

dan Teknologi
lain

antara

dilaksanakan

Departemen

dalam

rangka

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang pertahanan, mendorong
terwujudnya kemandirian industri pertahanan, serta memberi ruang bagi sektor
lain untuk berperanserta dalam pengelolaan pertahanan negara.

13

7. Kebijakan Pengembangan Postur Pertahanan.
Pengembangan postur pertahanan dilatarbelakangi kondisi lingkungan
strategis dan kemampuan dukungan anggaran pertahanan, serta kebutuhan
mendesak untuk menghadapi ancaman keamanan nasional. Untuk mewujudkan
postur pertahanan yang memiliki kapabilitas memadai, diperlukan adanya skala
prioritas pada rencana pengembangan yang mencakup Pengembangan Alat Utama
Sistem Senjata, Penataan Ruang Kawasan Pertahanan, Pembangunan Pertahanan
Sipil, dan Penataan Struktur Organisasi.
8. Kebijakan Pengawasan.
Guna menjamin akuntabilitas pelaksanaan fungsi pertahanan, diperlukan
pengawasan eksekutif maupun legislatif terhadap penyelenggaraan pertahanan
negara.
2.6 PERANAN MASYRAKAT DALAM MEMPERTAHANKAN NEGARA
1. Peran masyarakat negara di bidang hukum
Peran warga negara dalam bidang hukum ini memang sangat eratnya dalm
jaminan persamaan dalam hukum seperti dalam prinsip demokrasi yang telah
dikatakan oleh Lyman Tower. Masalah persamaan hukum telah diatur dalam
konstitusi di Indonesia yaitu pasal 28D. Warga negara yang otonom harus
melakukan tiga hal untuk mewujudkan demokrasi konstitusional, yaitu
menciptakan kultur taat hukum yang sehat dan aktif (culture of law), ikut
mendorong proses pembuatan hukum yang aspiratif (process of law making),
mendukung pembuatan materi-materi hukum yang responsif (content of law), ikut
menciptakan aparat penegak hukum yang jujur dan bertanggung jawab (structure
of law).
Selain itu negara harus mengakui 1. Adanya proteksi konstitusional 2.
Adanya kekuasaan peradilan yang bebas dan tidak memihak; 3. Adanya pemilihan
umum yang bebas; 4. Adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat dan
berserikat; 5. Adanya tugas-tugas oposisi; dan, 6. Adanya pendidikan civils. Dan
warga negara yang baik akan senantiasa mengerti tentang peranan warga Negara

14

yang bersifat aktif, pasif, positif, dan negatif, yang pada dasarnya merupakan
manifestasi dari prinsip-prinsip dari demokrasi politik.
2. Peran masyarakat negara di bidang politik
Peran dalam bidang politik ini mayoritas tentang masalah partisipasi dalam
politik. Demokratisasi dalam bidang politik memberi peluang agar warga negara
berpartisipasi dalam bidang poltik diantaranya adalah peartisipasi lewat partai
politik dengan cara menjadi anggota parpol ataupun beberapa organisasi kecil di
masyarakat, selalu mengkontrol dan mengkritisi kinerja pemerintah dalam hal
kebijakan politik, membangun suatu sarana sosialisasi politik agar membantu
upaya peningkatan identitas nasional dan integrasi nasional, selalu ingin berperan
dalam pengambilan keputusan politik lewat aksi demo maupun ikut serta dalam
pemilu.
Peran ini sangat penting dalam perkembangan negara Indonesia terlebih
karenna kita sudah pernah merasakan rezim keotoriteran yang tidak bebas dalam
meakukan partisipasi politik. Peran dalam bidang politik sangat penting karena
bersentuhan langsung dengan kebijakan maupun keputusan politik yang diambil
untuk kepentingan bersama yaitu seluruh rakyat Indonesia.
3. Peran masyarakat negara di bidang sosial budaya
Konsep ini mengacu pada persamaan sosial dari Lyman. Persamaan ini
mengacu pada tidak adanya perbedaan-perbedaan status dan kelas yang telah dan
masih dikenal diseluruh masyarakat sehingga masyarakat mempunyai kedudukan
martabat yang sama. Dalam hal ini persamaan mencakup aspek-aspek persamaaan
kesempatan. Jadi peran warga negara dalam bidang sosial adalah menghapuskan
segala macam bentuk diskriminasai terhadap ras, warna kuli serta agama, ikut
dalam pelaksanaan tiap kegiatan menyangkut sosial dan menghormati adanya
keanekaragaman, ikut dalam pembangunan daerah, memajukan daerah dan
menjaga keamanan agar tidak rentan terhadap konflik sosial masyarakat,
melestarikan warisan budaya masyarakat dari adanya isu globalisasi.

15

4. Peran masyarakat negara di bidang ekonomi
Peran dalam bidangg ekonomi adalah menyangkut permasalahan
persamaan ekonomi dalam suatu masyarakat. Jadi peran warga negara adalah
mengusahakan persamaan dalam hal pendapatan yang sama, jaminan minimum di
bidang keamanan ekonomi, mewujudkan pengembangan ekonomi kerakyatan
yang berbasis kekeluargaan sehingga menguntungkan banyak orang, menyantuni
fakir miskin, membuat lapangan pekerjaan, tidak melakukan tindak pidana
korupsi, dan mengontrol kinerja pemerintah dalam urusan kebijakan ekonomi
serta membangun suatu perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efifisien berkeadilan,
berkelanjutan, berwawawsan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Sesuai pasal 28H ayat
1pasal 33 ayat 1, 2, 3,dan 4 UUD 1945 sesudah amandemen.
2.7 PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN PERTAHANAN
NEGARA
Mahasiswa pada dasarnya tidak mempunyai sangkut paut dalam urusan
ketahanan militer. Mereka berperan dalam mempertahankan NKRI dalam bentuk
aksi solidaritas ataupun sosial. Mereka memberikan kontribusi yang berbeda dan
sangat bertolak belakang dengan cara militer. Kalau kita hanya melihat dari satu
sisi, ketahanan militer ini mungin hanya eksklusif dimiliki oleh lembaga-lembaga
militer (dalam hal ini TNI) tapi, ini bukan berarti mahasiswa tidak bisa ikut andil
dalam ketahanan militer.
Ada sebuah pertanyaan yang mencuat. Apakah perlu seorang mahasiswa
bergabung dalam Menwa untuk bisa ikut andil dalam urusan ketahanan militer?
Apalagi tugas utama seorang mahasiswa bukan lah itu. Mungkin jawabannya
relatif oleh masing-masing individu, tapi mahasiswa yang berjiwa nasionalis tentu
merasa terpanggil untuk bisa berbakti kepada negara, tanpa harus memasuki
organisasi apapun.

16

Intinya adalah, seorang mahasiswa tidak perlu terjun secara langsung
sebagai unsur yang ikut andil dalam ketahanan militer. Mereka cukup menjadi
aktor dibelakang layar melalui tulisan serta gagasan.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa, meliputi seluruh
aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan, dan ketangguhan serta

17

mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan dari luar maupun dari
dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakan integrasi, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mengejar tujuan
nasionalnya.
Asas Ketahanan Indonesia berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila, UUD 1945,
dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari asas kesejahteraan dan keamanan, asas
komprehensif integral atau menyeluruh terpadu, asas mawas ke dalam dan mawas
ke luar, dan asas kekeluargaan. Ada beberapa sifat ketahanan nasional yaitu
mandiri , dinamis, wibawa , konsultasi dan kerjasama.
Ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari
oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional
dalam paradigma pembangunan nasional.
Ketahanan nasional nasional berfungsi sebagai doktrin dasar nasional perlu
dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan
pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional
(wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Ketahanan nasional juga
berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan
arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang
dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan
rancangan program
Dalam rangka menjaga, melindungi, dan memelihara keamanan nasional.
Peran pemerintah dalam pertahanan dan keamanan rakyat semesta adalah
menagawasi berjalannya Pasal 30 ayat (1) UUD 1945,. Berikut peranan
pemerintah dalam rangka mempertahankan negara.
Selain Pemerintah, masyarakat juga memiliki peranan penting dalam
mempertahankan negara. Peran masyarakat dalam mempertahankan Negara ada
dalam beberapa bidang yaitu peran masyarakat negara di bidang hukum, peran
masyarakat negara di bidang politik, peran masyarakat negara di bidang sosial
budaya, dan peran masyarakat negara di bidang ekonomi

18

Peranan mahasiswa dalam mewujudkan pertahanan negara perlu terjun secara
langsung sebagai unsur yang ikut andil dalam ketahanan militer. Mereka cukup
menjadi aktor dibelakang layar melalui tulisan serta gagasan.

DAFTAR PUSTAKA
Agus. 2011. Ketahanan Nasional. http://gilatugas.blogspot.com/p /ketahanannasional.html. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2013 pukul 11.19 WIB.

19

Chaniago, Khairul. 2011. Pengertian & Arti Definisi Ketahanan Nasional Bangsa
Negara indonesia. http://khairulchaniago.wordpress.com/ pengertian-artidefinisi-ketahanan-nasional-bangsa-negara-indonesia/.
Diakses
pada
tanggal 05 Oktober 2013 pukul 11.10 WIB.
Pratiwi, Endah. 2012. Peran Negara dan Masyarakat Dalam Ketahanan
Nasional.
http://endah-gegek.blogspot.com/2012/01/peran-negara-danmasyarakat-dalam.html. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2013 pukul
11.00 WIB.
Puspa , dkk. 2011. Ketahanan Nasional. http://emperordeva.wordpress.com/
about/ketahanan-nasional/. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2013 pukul
11.05 WIB.
Wikipedia. 2013. Pertahanan negara. http://id.wikipedia.org/wiki/Pertahanan_
negara. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2013 pukul 11.14 WIB.

20