PEMBELAJARAN MATA KULIAH SOSIOLOGI PERTA

PEMBELAJARAN MATA KULIAH SOSIOLOGI PERTANIAN
SEMESTER GENAP 2014

PERANAN SOSIOLOGI DALAM DINAMISASI
PEDESAAN DAN PERKOTAAN

DISUSUN OLEH :

Raden Annisa T

150510130177

Kristina Junita P

150510130179

Anglia Rebecca T

150510130182

Alin Kusumah D


150510130212

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya dan anugrahnya
yang telah membuat makalah ini selesai. Bahwasannya penulis dapat membuat
makalah peranan sosiologi dalam dinamisasi pedesaan dan perkotaan walaupun
tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, tiada daya dan upaya
kecuali dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa.
Makalah ini berisi beberapa informasi tentang pengenalan sosiologi di
dalam pedesaan dan perkotaan. Walaupun demikian, makalah ini masih terdapat

kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan
penulis.
Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua
pihak penulis harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan
datang bisa lebih baik lagi. Kiranya rahmat Tuhan menyertai bagi semua yang
telah membantu pengerjaan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang
membacanya.

Jatinangor, Februari 2014

Penyusun,

Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..... .......................................................................................... i

DAFTAR ISI... ......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan........................ .......................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah..... .......................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN... ..................................................................................... 3
2.1 Pengertian Sosiologi............................................................................ 3
2.2 Karakteristik Sosiologi........................................................................
4
2.3 Peranan Sosiologi Dalam Dinamika Pedesaan Dan Perkotaan........... 5
BAB III. PENUTUP.............................................................................................. ... 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 12
3.2 Saran.......... ........................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.. ............................................................................................. 13

Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Di dalam kehidupan perkembangan sosiologi di daerah pedesaan mulai
mengarah dan mengacu ke daerah di perkotaan, sejak adanya era reformasi.
Saat ini pun, seluruh informasi dapat diakses dengan cepat dan praktis,
sehingga kita bisa mengetahui sosiologi pertanian di dalam pedesaan dan
perkotaan.
Sesungguhnya, dinamika yang dialami di pedesaan dan perkotaan itu
banyak sekali, sehingga dibutuhkan suatu kajian dan tindakan untuk
mengatasi dinamika yang dialami di kedua daerah tersebut. Maka dari itu
sosiologi mampu mempunyai peran yang penting dalam

membantu dan

mengkaji masalah tentang masyarakat pedesaan dan perkotaan serta dinamikanya.
Dalam mempelajari sosiologi ini kita mampu untuk mengumpulkan
keterangan mengenai masyarakat pedesaan dan perkotaan serta hubunganhubungannya yang melukiskan tentang tingkah laku, sikap, perasaan, motif, dan
kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan, ini sesuai dan saling berkaitan
erat dan juga dapat merupakan salah satu instrumen bagi kehidupan di pedesaan

maupun di perkotaan saat ini di era globalisasi dan reformasi untuk mengatasi
dinamika tersebut.

1.2 TUJUAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sosiologi
Pertanian yang berisi tentang peranan sosiologi dalam dinamika yang ada di
pedesaan dan perkotaan. Informasi tersebut kami ambil dari beberapa
sumber. Makalah ini mempunyai beberapa tujuan agar pembaca :
1. Untuk mengetahui maksud dan pengertian dari sosiologi itu
sendiri.
2. Dapat menerapkan aspek-aspek dalam sosiologi yang ada didalam
kehidupan sehari-hari.

Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

1

3. Mengetahui peranan sosiologi di daerah pedesaan dan perkotaan.
4. Untuk mengetahui karakteristik yang ada dalam sosiologi.
1.3 RUMUSAN MASALAH

a. Apakah pengertian dari sosiologi ?
b. Apa sajakah karakteristik yang dimiliki sosiologi ?
c. Apa peranan sosiologi di daerah perkotaan dan pedesaan ?
d. Bagaimana cara agar adanya dinamisasi di daerah pedesaan dan
perkotaan ?

BAB II
PEMBAHASAN

Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

2

2.1 PENGERTIAN SOSIOLOGI
Secara terminologi sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata socius
dan logos. Socius berarti kawan, berkawan ataupun bermasyarakat. Sedangkan
logos berarti ilmu atau pengetahuan. Secara harfiah sosiologi dapat diartikan
sebagai ilmu tentang masyarakat (Spencer dan Inkeles, 1982:4; Abdulsyani,
1987:1).
Menurut Pitrin Sorikin (1928: 760-761) berpendapat bahwa sosiologi

adalah suatu ilmu yang mempelajari (1) hubungan dan pengaruh timbal balik
antara aneka macam gejala-gejala sosial, (2) pengaruh timbal balik antara gejala
sosial dan gejala non sosial . Roucek dan Warren (1962: 3) mengemukakan
bahwa sosiologi adalah ilmu tentang hubungan antara manusia dalam kelompokkelompoknya (Soekanto, 2003).
Selo Soemardjan dan Solaeman Soemardi (1982: 107-108) berpendapat
bahwa sosiologi adalah ilmu masyarakat yang mempelajari tentang struktur sosial
dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial (Soekanto, 2003).
Menurut Priyotamtomo (2001) sosiologi mempelajari perilaku masyarakat dan
perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Kelompok
tersebut mencakup keluarga, suku, komunitas, pemerintah, organisasi sosial,
kelompok ekonomi, kelompok politik dan lain sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu
masyarakat mengenai hubungan timbal balik antara manusia, gejala-gejala sosial
serta tentang proses-proses sosial yang terjadi dalam suatu kelompok sosial
dengan memfokuskan kajian pola-pola interaksi antar manusia.

2.2 KARAKTERISTIK SOSIOLOGI
Karakteristik sosiologi menurut Soekanto (1986: 17) :

Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan


3

1. Sosiologi termasuk dalam bagian ilmu sosial, bukan dari ilmu lain seperti
ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu kerohanian. Perbedaan tersebut
terlihat dari perbedan cara, isi, dan pandangan suatu ilmu terhadap
lingkungan yang meliputi alam dan masyarakat. Hal itulah yang membuat
perbedaan antara ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan alam seperti fisika,
geologi, biologi, dan lain-lain.
Kajian sosiologi juga sangat luas yang menyangkut tentang masyarakat,
seperti interaksi sosial, gejala sosial, organisasi sosial, struktur sosial,
proses sosial, dan perubahan sosial.
2. Sosiologi merupakan ilmu murni (pure science) artinya sosiologi
merupakan ilmu yang benar-benar digunakan untuk mengetahui sesuatu
bukan untuk merubah sesuatu. Hal itulah yang menyebabkan sosiologi
disebut sebagai disiplin yang normatif dan bersifat kategoris, artinya
sosiologi mengikuti dan membatasi pada apa yang sedang terjadi sekarang.
Sosiologi tidak menjadi sebuah peraturan yang berisi tentang sesuatu yang
harus dilakukan melainkan hanya memberikan petunjuk bagi masyarakat
untuk kehidupan bersama. Dalam sosiologi tidak dikenal apa yang baik

dan buruk juga apa yang benar dan salah.
3. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan prinsip, pola, dan hukum yang
bersifat umum yang didapatkan dari interaksi sosial di masyarakat bukan
bersifat khusus seperti sejarah yang mengkaji keunikan sesuatu secara
spesifik.
4. Sosiologi merupakan ilmu yang bersifat empiris, teoretis, kumulatif, dan
nonetis. Empiris artinya hasilnya berdasarkan dari suatu pengamatan
(observasi) dan tidak menduga-duga (spekulatif) melainkan bersifat
objektif. Teoretis artinya sosiologi selalu berusahan untuk menyusun hasil
yang logis, berdasarkan hasil observasi yang nyata di lapangan, dan
bertujuan untuk mengkaji tentang hubungan sebab akibat sehingga dapat
menjadi teori. Kumulatif artinya teori-teori dalam sosiologi berasal dari
teori-teori yang sudah ada, kemudian sosiologi memperkuat atau
memperluas teori lama tersebut. Nonetis artinya pembahasan suatu

Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

4

masalah tidak dipandang dari baik atau buruknya masalah tersebut

melainkan lebih ditekankan pada penjelasan dari masalah itu sendiri.
5. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak bukan
konkrit. Artinya sosiologi mengkaji suatu pola dalam masyarakat bukan
wujudnya tentang masyarakat yang konkrit.

2.3 PERANAN SOSIOLOGI DALAM DINAMIKA PEDESAAN DAN
PERKOTAAN
Masyarakat pedesaan dan perkotaan memiliki kehidupan yang berbeda.
Perbedaan ini berasal dari adanya perbedaan yang mendasar yaitu dari keadaan
lingkungan, yang menyebabkan adanya dampak terhadap personalitas dan segisegi kehidupan. Kita dapat membedakan masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan melalui ciri-ciri masyarakat tersebut, diantaranya ; sejumlah orang yang
tinggal dalam suatu daerah tertentu, adanya sistem hubungan, ikatan atas dasar
kepentingan bersama, tujuan, rasa solidaritas, norma-norma dan kebudayaan.
Tentunya dalam hal ini ilmu kemasyarakatan atau sosiologi berperan penting
dalam mempelajari suatu hubungan masyarakat yang memiliki ciri-ciri tersebut.
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang struktur sosial dan
proses-proses

sosial


termasuk

di

dalamnya

perubahan

sosial

dalam

perkembangannya melahirkan berbagai teori sosiologi dan berbagai cabang
sosiologi. Obyek kajian yang berbeda selanjutnya menjadi cabang baru seperti
sosiologi

industri,

sosiologi politik, sosiologi agama dan cabang sosiologi

lainnya. Perkembangan ini juga

termasuk sosiologi pedesaan dan sosiologi

perkotaan sebagai cabang sosiologi yang khusus mengkaji masalah tentang
masyarakat pedesaan dan perkotaan serta dinamikanya.
Pada dasarnya peranan sosiologi di pedesaan dan perkotaan itu sama, yaitu
mengkaji tentang struktur dan proses-proses sosial yang terjadi. Bidang kajian ini
menekankan pada masyarakat pedesaan dan perkotaan serta segala dinamikanya
yang antara lain mencakup struktur sosial, proses sosial, mata pencaharian, pola

Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

5

perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Sosiologi
tersebut juga mencakup hubungan manusia didalamnya sebagai individu dan
antara kelompok-kelompok yang ada di lingkungannya. Maksud mempelajari
sosiologi

ini adalah untuk mengumpulkan keterangan mengenai masyarakat

pedesaan dan perkotaan serta hubungan-hubungannya yang melukiskan tentang
tingkah laku, sikap, perasaan, motif, dan kegiatan manusia yang hidup dalam
lingkungan itu. Hasil dari pengkajian dari sosiologi ini dapat dipergunakan
sebagai penyedia dan pensuplai data dan informasi-informasi yang

sangat

dibutuhkan dalam upaya-upaya pengembangan masyarakat.
Perbedaan terdapat pada pendapat yang mengatakan bahwa sosiologi juga
membantu untuk membagi community menjadi jenis rural dan jenis urban. Rural
community adalah jika anggota masyarakat berjumlah relatif sedikit dan bermata
pencaharian agraris. Sedangkan urban community adalah jika jumlah anggota
masyarakat lebih besar dan mata pencaharian utamanya berdagang dan industri.
Perbedaan disini terdapat pada ciri masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan tersebut.
1. Masyarakat perkotaan
Kota merupakan pusat kegiatan-kegiatan kebudayaan , sosial, ekonomi,
dan komunikasi. Sehingga dengan adanya sistem komunikasi dan transportasi
yang baik, tidaklah aneh jika kota tersebut merupakan jaringan ekonomi yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota itu sendiri bahkan negara
pada umumnya. Maka dari itu, kota yang letaknya strategis baik dari lalu
lintas darat, laut maupun udara akan berkembang dengan pesat seperti
contohnya Jakarta, Surabaya dan sebagainya.
Pertambahan penduduk dan kemajuan teknik merupakan dua hal yang
sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan masyarakat di perkotaan.
Semakin padat penduduk kota maka akan berkurang kebebasan individu dan
semakin tajam persaingan antar manusia. Ikatan sosial dan kekeluargaanya
pun menjadi lemah, pudar sangat berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Kemajuan

teknik

juga

ikut

menentukan

struktur

hubungan

sosial/kemanusiaan.
Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

6

Di kota-kota besar kesenjangan pendiikan juga sangat berpengaruh
terhadap kesenjangan ekonomi masyarakatnya. Dikarenakan banyaknya
lapangan kerja yang membutuhkan keahlian maka yang memiliki pendidikan
tinggi akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar dibanding dengan
yang berpendidikan rendah.
Dapatlah disimpulkan bahwa masyarakat perkotaan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
(1) Hiterogenitas sosial
Kota merupakan melting pot bagi suku maupun ras, sehingga masingmasing kelompok berusaha di atas kelompok yang lain. Maka dari itu sering
terjadi usaha untuk memperkuat kelompoknya untuk melebihi kelompok yang
lain. Misalnya, mengumpulkan dan mengorganisir anggota kelompoknya
secara rapi, memelihara jumlah anak yang banyak bagi kelompok minoritas
dan sebagainya. Disamping itu kepadatan penduduk memang mendorong
terjadinya persaingan dalam pemanfaatan ruang.
(2) Hubungan sekunder
Dalam masyarakat kota pergaulan dengan sesama anggota (orang lain)
serba terbatas pada bidang hidup tertentu.

Misalnya teman kerja, teman

seagama, atau seorganisasi yang lain. Jadi pergaulan yang mendalam, secara
kekeluargaan dan saling mengisi kebutuhan sulit untuk dilakukan.

(3) Toleransi sosial
Pada masyarakat kota orang tidak memperdulikan tingkahlaku sesamanya
secara mendasar dan pribadi, sebab masing masing anggota mempunyai
kesibukan sendiri. Sehingga control social pada masyarakat kota dapat
dikatakan lemah sekali. Walaupun ada kontrol sosial namun sifatnya nonpribadi. Selama tingkah laku dari orang yang bersangkutan tidak merugikan

Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

7

umum atau tidak bertentangan dengan norma yang ada, masih dapat diterima
dan ditolerir.

(4) Kontrol sekunder
Anggota masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan, tetapi secara
pribadi atau social berjauhan. Di mana bila ada anggota masyarakat yang
susah, senang, jahat, dan lain sebagainya, anggota masyarakat yang lain tidak
mau mengerti. Urusan orang lain biarlah diurus sendiri, sedangkan ia sibuk
mengurus tugasnyasendiri.

(5) Mobilitas sosial
Di kota sangat mudah sekali terjadi perubahan maupun perpindahan status,
tugas mau pun tempat tinggal. Tidak jarang orang yang semula bekerja pada
suatu instansi kemudian bekerja pada instansi yang lain yang lebih
menguntungkan. Demikian pula seseorang menduduki suatu jabatan tertentu
kemudian naik menduduki posisi yang lebih tinggi. Di kota besar perpindahan
tempat tinggal menunjukan frekuensi yang tinggi, seseorang yang tinggal di
suatu rumah kemudian menjual danmembeli lagi terjadi dalam proses yang
gampang dan lancar.

(6) Individual
Akibat hubungan sekunder, maupun control sekunder, maka kehidupan
masyarakat di kota menjadi individual. Apakah yang mereka inginkan dan
rasakan, harus mereka rencanakan dan laksanakan sendiri. Bantuan dan
kerjasama dari anggota masyarakat yang lain sulit untuk diharapkan.

(7) Ikatan sukarela

Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

8

Walaupun hubungan social bersifat sekunder, tetapi dalam organisasi
tertentu yang mereka sukai(kesenian, olahraga, politik) secara sukarela ia
menggabungkan diri dan berkorban.

(8) Segregasi keuangan
Akibat dari hiterogenitas social dan kompetisi ruang, sering terjadi pola
sosia yang berdasarkan pada social ekonomi, ras, agama, suku, bangsa, dan
sebagainya. Maka dari itu terjadi pemisahan tempat tinggal dalam kelompokkelompok tertentu. Oleh karena itu di kota pernah kita jumpai kampung cina,
kampung orang beragama Islam (kauman), kampung elite, dan sebagainya.

2. Masyarakat pedesaan

Sebagian besar dari wilayah Indonesia bertempat tinggal di desa, oleh karena
itu partisipasi masyarakat pedesaan sangat diperlukan dalam pembangunan yang
sekaligus akan dapat meningkatkan penghidupan masyarakat di pedesaan. Desa
itu dalah hasil perpaduan

antara kegiatan sekelompok manusia dengan

lingkungannya berupa suatu kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang saling
berinteraksi antar unsur tersebut.
Menurut Sutardjo Kartohadikusumo, dinyatakan bahwa :
“Desa ialah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu
masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.”

Ciri-ciri masyarakat pedesaan :
(1). Homogenitas sosial
Masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa kerabat
saja, sehingga kebudayaan dan tingkah laku homogen/sama. Oleh karena itu
hidup di desa terasa aman dan tentram. Kebersamaan, keserasian dan
kemanunggalan selalu menjiwai setiap masyarakat desa.
Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

9

(2). Hubungan primer
Pada masyarakat desa hubugan kekeluargaan sangat akrab, dan smeua
kegiatan idilakukan secara musyawarah dan gotong royong dan satu sama
lain saling mengenal secara intim.
(3). Kontrol sosial yang ketat
Karena hubungan sangat dekat maka satu sama lain saling mengetahui
sampai masalah pribadi, dan ikut mengurusinya sampai membenahinya.
(4). Gotong royong
Nilai-nilai gotong royong paa masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur.
Semua kegiatan dilakukan bersama, baik sukarela maupun gotong royong
yang ada timbal baliknya.
(5). Ikatan sosial
Setiap anggota masyarakat di ikat oleh aturan nilai-nilai adat dan
kebudayaan, dimana ketika ada yang melakukan kesalahan akan dikenakan
hukuman dengan cara mengucilkan.
(6). Magis religius
Kepercayan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat
mendalam. Seperti diadakannya selamatan-selamatan untuk meminta rezeki
dan perlindungan.
(7). Pola kehidupan
Mata pencaharian masyarakat desa yaitu di bidang agraris, baik pertanian,
perkebunan, perikanan, dan peternakan. Pada umumnya tiap anggota hanya
mampu melaksanakan salah satu bidang saja. Jika bidangnya sedang tidak ada
kegiatan terpaksa menunggu sampai ada lagi kegiatan tersebut. Disamping itu
pengolahannya bidang kegiatannya pun tetap tidak ada kemajuan dikarenaka
pengetahuan dan keterampilan yang kurang memadai.

Dari uraian diatas kita bisa melihat perbedaan kehidupan diantara masyarakat
pedesaan dan perkotaan. Peranan sosiologi dari kedua masyarakat tersebut tidak

Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

10

berbeda, meliputi struktur sosial, proses sosial dan perubahan sosial. Hanya saja
kajian sosiologi berbeda dikarenakan ciri-ciri dari masyarakatnya yang berbeda.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Jadi, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
hubungan manusia. Maka dari itu, sosiologi mempunyai karakteristik yaitu,
pertama, termasuk dalam bagian ilmu sosial, bukan dari ilmu lain seperti ilmu
pengetahuan alam ataupun ilmu kerohanian. Kedua, sosiologi merupakan ilmu
yang benar-benar digunakan untuk mengetahui sesuatu bukan untuk merubah
sesuatu. Ketiga, bertujuan untuk menghasilkan prinsip, pola, dan hukum yang
Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

11

bersifat umum. Keempat, bersifat empiris, teoretis, kumulatif, dan nonetis.
Sosiologi pun mempunyai peranan di daerah pedesaan dan perkotaan dan hampir
tidak berbeda yaitu meliputi, struktur sosial, proses sosial dan perubahan sosial.
Hanya saja kajian sosiologi berbeda dikarenakan ciri-ciri dari masyarakatnya yang
berbeda.
3.2 Saran
Saran dari kelompok kami dalam peranan sosiologi dalam dinamisasi di
daerah pedesaan dan perkotaan adalah :
1. Sosiologi masih harus ditanamkan dikalangan anak muda, terutama
mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa, agar nanti iya dapat
mempraktikan dan mengamalkan peranan sosiologi dalam kehidupannya.
2. Agar masyarakat yang belum mengetahui sosiologi dapat diberi
penyuluhan agar dapat mengatasi dinamika yang dialami di wilayahnya
dengan kritis.

DAFTAR PUSTAKA

Soelaeman, Munandar. 1992. Ilmu Sosial Dasar. PT Eresco. Bandung
Hartomo dkk. 2004. Ilmu Sosial Dasar. Bumi Aksara. Jakarta.
Rustandi, Yudi. 2010. Buku Ajar Sosiologi Pedesaan. STPP. Malang.

Peranan Sosiologi Dalam Dinamisasi Pedesaan dan Perkotaan

12

Dokumen yang terkait

STUDI ANALISA PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI JAWA TIMUR

24 197 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62