PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)

  Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ICT Pembelajaran PAI

  Dosen Pengampu : Saiful Amin M.Pd

  Disusun oleh :

  Pendidikan Agama Islam FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Tahun Ajaran 2016/2017

  Muhammad Alif Hakim 201510010311027 Williannisa Basith 201510010311028 Muhammad Agus Fauzi 201510010311029 Nurmiati Karomah 201510010311030 Ernawati 201510010311034

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini, seiring berkembangnya era globalisasi teknologi

  informasi dan komunikasi terus berkembang dan mendapat banyak respon dari masyarakat, sehingga interaksi dan penyampaian informasi bisa berlangsung dengan cepat dan mudah. Salah satu pengaruh dan dampak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ialah dalam aspek pembelajaran, yang mana pada saat ini proses pembelajaran menjadi lebih mudah dari pada zaman dahulu yaitu dengan cara berbasis komputer.

  Pembelajaran yang berbasis web atau biasa disebut dengan E- learning merupakan aktifitas pembelajaran yang menggunakan jaringan internet untuk menyampaikan dan memfasilitasi ketika dalam proses pembelajaran. Dewasa ini, dengan berkembangnya teknologi membuat gaya hidup kebanyakan manusia cenderung bergerak secara dinamis sehingga kebutuhan akan proses belajar jarak jauh yang biasa disebut tele- edukasi semakin meningkat pula.

  Menggunakan internet sebagai salah satu sarana untuk pembelajaran merupakan cara agar kita tidak tertinggal dengan teknologi yang semakin maju ini. Adapun langkah-langkah awal yang harus dilakukan sebelum mengunakan metode pembelajaran yang berbasis web ialah dengan menentukan ranah mana yang harus akan dipakai oleh proses pembelajaran ini, apakah kognitif, psikomotorik atau efektif.

  Web merupakan kumpulan dokumen yang banyak tersebar diseluruh server penjuru dunia dan terhubung menjadi satu jaringan yang disebut dengan internet. Didalam pembelajaran yang menyertakan web sebagai salah satu cara pengembangan dalam proses pembelajaran ini sangat membantu kita dalam melakukan berbagai kegiatan secara efektif, karena kita dapat mencari dan mendapatkan ilmu seluas mungkin disini, serta mengetahui banyak hal belum kita fahami sebelumya. Dan yang terpenting ialah menggunakan web ini untuk kebutuhan yang positif tidak untuk keperluan yang negatif.

B. Rumusan Masalah a.

  Bagaimana Konsep Pembelajaran Berbasis Web (E-Learning)? b.

  Apa Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web? c. Bagaimana Cara Memilih Metode Pembelajaran Berbasis Web yang

  Sesuai? d. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web? e. Bagaimana Metode Blended Learning dalam Pembelajaran Berbasis

  Web? f. Apa Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Web? g.

  Bagaimana Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran? h.

  Mengapa Internet Sebagai Sumber Belajar? i. Apa Saja Jenis-Jenis Pemanfaatan Internet? j. Bagaimana Interaksi Tatap Muka dan Virtual? k.

  Apa Saja Teknologi Pendukung E-Learning? l. Bagaimana Pengembangan Model E-Learning? m.

  Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan E-Learning? C.

   Tujuan

  Dari berbagai macam rumusan masalah diatas, makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat : a.

  Mengetahui Bagaimana Konsep Pembelajaran Berbasis Web (E-Learning) b.

  Mengetahui Apa Saja Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web c. Mengetahui Cara Memilih Metode Pembelajaran Berbasis Web yang

  Sesuai d. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web e.

  Mengetahui Metode Blended Learning dalam Pembelajaran Berbasis Web f. Mengetahui Berbagai Prinsip dari Pembelajaran Berbasis Web h.

  Mengetahui Bahwa Internet Sebagai Sumber Belajar i. Mengetahui Jenis-Jenis Pemanfaatan Internet Mengetahui Interaksi Tatap Muka dan Virtual k.

  Mengetahui Teknologi Pendukung E-Learning l. Mengetahui Bagaimana Pengembangan Model E-Learning m.

  Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan E-Learning.

BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Pembelajaran Berbasis Web (E-Learning)

  (Rusman, 2015 : 335) Pembelajaran berbasis web merupakan suatu pembelajaran yang bisa diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis web yang popular dengan sebutan “web-based traning” (WBT) atau kadang juga disebut “web based education” (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan.

  Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran yang memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sabagai pembelajaran berbasis web. Yang ditawarkan dalam pembelajaran berbasis web adalah kecepatan dan tidak terbatasnya pada ruang dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja. Selama komputer saling terhubung dengan jaringan internet akan memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk mendapatkan informasi.

  Cara belajar melalui web syarat utama yang harus dipenuhi yaitu adanya akses dengan sumber informasi melalui internet. Selanjutnya adanya informasi tentang dimana letak sumber informasi yang ingin kita dapatkan. Ada beberapa sumber data yang dapat diakses dengan bebas dan gratis, tanpa proses administrasi pengaksesan yang rumit. Ada beberapa sumber informasi yang hanya diakses oleh pihak yang memang pembelajaran berbasis web bukan sekedar meletakkan materi belajar pada web kemudian diakses melalui komputer, web digunakan bukan hanya dokumen atau informasi. Web digunakan untuk mendapatkan sisi unggul yang tidak dimiliki kertas maupun yang lain. Pembelajaran berbasis web itu unik tapi serius. Yang dimaksud serius disini adalah merancang sampai dengan mengimplementasikan pembelajaran berbasis web tidak semudah yang dibayangkan. Selain infrastruktur internet, Pembelajaran berbasis web memerlukan sebuah model instruktur yang memang dirancang khusus untuk keperluan pembelajaran. Model intruksional merupakan komponen vital yang menentukan keefektifan proses belajar. Adapun model intruksional yang dirancang, interaktivitas antara peserta didik, guru, pihak pendukung dan materi belajar harus mendapatkan perhatian khusus.

  Monitoring proses pembelajaran berbasis web lebih sulit dari pada diruang kelas. Menyediakan bahan ajar online tidak cukup. Diperlukan sebuah desain instruksional sebagai model belajar yang mengundang sejumlah (sama banyaknya dengan kegiatan di ruang kelas) peserta didik untuk terlibat dalam berbagai kegiatan belajar.

  Satu hal yang perlu diingat bagaimana teknologi web ini dapat membantu proses belajar. Untuk kepentingan ini materi belajar perlu dikemas berbeda dengan penyampaian yang berbeda pula.

B. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web

  Kruse menyatakan dalam salah satu tulisannya yang berjudul

  “using the web for learning” yang dimuat dalam situs

  www.elearningguru.com mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis web sering kali memiliki manfaat yang banyak bagi peserta didiknya. Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka pembelajaran berbasis web bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan, memiliki unsur interaktivitas yang tinggi menyebabkan peserta didik mengingat lebih banyak materi pelajaran serta mengurangi biaya-biaya operasional yang biasanya dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti pembelajaran (contohnya uang jajan/ biaya transportasi sekolah) www.elearningguru.com. pembelajaran dianggap telah memberikan fleksibilitas terhadap kegiatan pengaksesan materi pembelajaran. Pengantar materi pembelajaran tidak lagi tergantung pada medium fisik seperti buku pembelajaran cetak atau CD-ROM. Materi pembelajaran kini terbentuk data digital yang bisa di

  decode (diuraikan) melaui perangkat elektronik seperti komputer, smartphone, telepon seluler atau piranti elektronik lainnya.

  Disamping beberapa keunggulan tersebut, pembelajaran berbasis web juga memiliki kelemahan, yaitu kurangnya interaksi langsung antara siswa dan guru yang disebabkan oleh banyak faktor teknis. Menyikapi hal tersebut, Kruse berpandangan, dengan semakin majunya teknologi internet dan jaringan, dengan semakin lebanya bandwidh dan semakin cepatnya koneksi internet beberapa tahun belakangan ini, maka kelemahan terbesar dari pembelajaran berbasis web ini bisa diminimalisasi dalam beberapa tahun ke depan.

C. Memilih Metode Pembelajaran Berbasis Web yang Sesuai Terdapat berbagai macam pembagian pembelajaran bebasis web.

  Driscoll (Hutagalung, 2009 : 26), dalam bukunya, Web-Based Training:

  Creating e-Learning Experience, membagi pembelajaran berbasis web

  menjadi empat jenis. Ada dua langkah yang harus dilakukan untuk menetukan metode pembelajaran berbasis web jenis apa yang cocok untuk diterapkan dalam suatu kondisi pembelajaran.

  Langkah pertama adalah menentukan terlebih dahulu tipe

  pembelajaran yang akan disampaikan. Analisis kebutuhan dilakukan pada langkah ini, untuk menentukan ranah mana yang akan disentuh dalam oleh proses pembelajaran ini, apakah kognitif, psikomotorik atau afektif.

  Dalam pembelajaran berbasis web, untuk mengelompokan tujuan mengetahui jenis kemampuan kognitif yang masing-masingnya membutuhkan penyampaian informasi, latihan, dan penilaian yang tingkat kecerdasan dan kemampuan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan tujuan kognitif. Pemahaman terhadap tingkatan yang berbeda tersebut sangat penting karena akan menentukan metode pembelajaran/pelatihan mana yang akan digunakan dalam menyampaikan materi.

  Telah disebutkan sebelumnya, bahwa pengelompokkan tujuan pembelajaran berbasis web adalah penting. Cara untuk menganalisis tujuan tersebut berada pada kelompok highly structure atau ill-

  

structured. Kemampuan yang berhubungan dengan pengetahuan,

  pemahaman dan aplikasi digolongkan dalam highly structure. Evaluasi yang dapat dilakukan dengan jawaban benar-salah, kinerja mudah terlihat dan trukur, dan aplikasi variasi pengetahuan antarsituasi sangat sedikit. Analisis, sintesis, dan evaluasi dikelompokkan sebagai pembelajaran ill-

  

structure karena melibatkan kemampuan terapan dan pengetahuan

  terhadap permasalahan yang kompleks dan membutuhkan kombinasi pemecahan yang kompleks antara komplek, konsep, prinsip dan teori. Aplikasi dari pengetahuan dari ill-struckture ini juga mengharuskan pembelajar mengaplikasikan pengetahuan ke dalam situasi yang berbeda antara satu permasalahan lainnya dan pada permasalahan yang tidak memiliki datu jawaban yang tepat.

  Ketika tujuan telah dianalisis dan dikelompokkan maka rancangan pelaksanaan pembelajaran (silabus) dibuat untuk merancang proses pembelajaran dari tujuan yang telah disusun. Strategi pembelajaran kemudian dipilih. Strategi pembelajaran membantu dalam merencanakan empat fase pembelajaran bagi pelajar, yaitu : penyimpanan informasi, latihan dengan bimbingan, latihan mandiri dan tes.

  Langkah kedua dari pemilihan proses pembelajaran , adalah

  memilih tipe pembelajaran berbasis web yang paling tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk mulai memilih tipe pembelajaran pembelajaran yang paling merepresentasikan tujuan yaitu, kognitif, psikomotorik, atau efektif. Jika ranah tujuan tersebut adalah kognitif, permasalahan belajar highly structured atau ill-structured.

D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web

  Sebagaimana media pembelajaran pada umumnya, pembelajaran berbasis web pun memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan.

1. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Web a.

  c.

  Menyediakan mesin pencari yang dapat digunakan untuk mencari informasi yang mereka butuhkan.

  Pembelajar dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan langkah- langkah dirinya sendiri karena pembelajaran berbasis web membuat pembelajaran menjadi bersifat individual.

  Internet telah menjadi sebuah sarana komunikasi 2 arah yang sangat banyak digunakan. Kini seorang peserta didik memiliki akses

   Acces is available anytime, anywhere, around the globe (akses tersedia kapan pun, dimana pun, di seluruh dunia).

  Sedangkan menurut Rusman (2009 : 118), ada lima kelebihan pembelajaran berbasis web yaitu : 1)

  Isi dari materi pelajaran dapat di up-date dengan mudah.

  h.

  g.

  Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga pembelajar dapat mengakses informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun luar lingkungan belajar.

  Memungkinkan setiap orang mempelajari apa pun, dimana pun, dan kapan pun b.

  f. pembelajaran. Melalui koneksi internet pada laptopnya, komputernya, hpnya, atau koneksi internet sarana-sarana umum, siswa bisa informasi perkembangan materi pembelajaran, berkomunikasi dan berdiskusi dengan guru/peserta didik lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran berbasis web, semua dilakukan secara online. 2)

  Dapat mendorong pembelajar untuk lebih aktif dan mandiri di dalam belajar.

  e.

  Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pembelajar yang tidak memiliki cukup waktu untuk belajar.

  d.

  Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk memperkaya materi pembelajaran.

  Per-student equipments costs are affordable (Biaya operasional setiap siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi lebih terjangkau)

  Bila dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran secara konvensional, kegiatan pembelajaran berbasis web mengeluarkan biaya operasional lebih terjngkau bagi peserta didiknya. Salah satu faktor penyebanya ialah adalah biaya koneksi yang murah. Hampir setiap piranti yang bergerak dibidang telpon seluler sudah dilengkapi browser yang dapat digunakan untuk mengakses internet. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis web, siswa tidak perlu lagi mengeluarkan ongkos transportasi biaya yang besar atau penunjang pendidikan yang akan lebih mahal bila dibandingkan dengan pembelajaran secara online melalui web based instruction ini. 3)

  Student tracking is made easy (Pengawasan terhadap perkembangan siswa jadi lebih mudah) Melalui pembelajaran berbasis web, segala aktifitas pembelajaran siswa akan dicatat dalam sebuah data base yang tersimpan diserver. Administrator, guru, orangtua dan murid itu sendiri dapat melihat data- data akademik seperti program pembelajaranyang telah diikuti murid, tugas-tugas yang harus dikerjakannya, nilai pada mata pelajaran tertentu, nilainya secara akumulatif, catatan kegiatan hasil diskusinya dan data- data lainnya. Hal akses terhadap informasi akademik ini tentunya bisa diatur sesuai kebutuhan. Misalnya, pihak yang berhak untuk melihat nilai akumulatif siswa hanyalah guru atau orangtua murid saja, sedangkan murid hanya bisa mengakses nilai terakhir saja. 4)

  Possible “learning object” architecture supports on demand memungkinkan dilakukannya kegiatan pembelajaran yang sudah terpersonalisasi) batasan untuk materi pembelajaran. Misalnya, untuk menerangkan materi tentang gerakan dalam shalat dan wudhu, guru tidak hanya memberikan materi lewat tulisan saja, tapi ia juga bisa menyisipkan media-media pembelajaran seperti animasi yang bergerak untuk mempraktikan detail-detailnya gerakan dalam shalat dengan baik dan benar. Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih variatif dan menarik, sehingga pengalaman belajar siswa pun menjadi lebih bermacam-macam. Untuk menunjang penyediaan media pembelajaran dalam pembelajaran berbasis web ini, guru dituntut untuk memiliki skill lain dalam bidang pengembanagn media, misalnya kemampuan olah gambar untuk menyediakan media grafis, atau kemampuan mengembangakan animasi berbasis flash untuk menyediakan media animasi. 5)

  Contentisealy update (Materi pembelajaran bisa diperbarui secara lebih mudah ) Poin ini merupakan poin keuntungan terbesar yang bisa didapat dari sebuah pembelajaran berbasi web. Di zaman seperti sekarang ini, dimana ilmu pengetahuan semakin berkembang, materi-materi pembelajaran bisa berubah setiap saat. Dalam pembelajaran konvensional yang menggunakan media tercetak atau CD/ROM, materi pembelajaran tentunya tidak bisa diperbarui dengan mudah, melainkan harus melalui proses revisi, cetak ulang, atau pembuatan ulang. Hal ini tentunya akan memakan biaya yang besar, apalagi bila terdapat banyak jumlah medium yang ingin direvisi. Tapi dalam pelajaran berbasis web, materi-materi ajar bisa dengan mudah direvisi oleh guru dengan hanya memodifikasi database didalam server. Bahkan dengan perencanaan khusus, materimateri ajar yang sebelumnya pun tetap bisa ditampilkan ( contohnya pada sistem ‘wiki’ dalam situs web ensiklopedia ‘wikipedia’). Hal ini memberikan keuntungan besar kepada siswa karena menjamin bisa mengamati perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini pun memberikan keuntungan kepada guru karena mereka bisa dengan mudah Lima manfaat atau keunggulan utama dari pembelajaran berbasis web yang disebutkan diatas, hanya akan muncul bila pembelajaran berbasis web telah didesain, direncanakan akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Manfaat keunggulan-keunggulan tersebut tentunya tidak akan muncul apabila, misalnya internet hanya digunakan sebagai media untuk menyimpan bahan bahan ajar saja tanpa memperhitungkan aspek intertivitasnya. Maka dari itu, dalam mengembangkan sebuah pembelajaran berbasis web, guru atau pengembang web pembelajaran sebaiknya tidak hanya memperhitungkan aspek teknik saja, tapi juga merencanakan secara matang alur kgiatan pembelajaran dan memperhitungkan aspek pedagogisnya dan berpatokan juga kepada model-model E-Learning yang ada.

2. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web a.

  Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada kemandirian dan motivasi pembelajaran.

  b.

  Akses untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan web seringkali menjadi masalah bagi pembelajar.

  c.

  Pembelajar dapat cepat merasa bosan dan jenuh jika mereka tidak mengakses informasi, dikarenakan tidak terdapatnya peralatan yang memadai dan bandwith yang cukup.

  d.

  Dibutuhkannnya panduan bagi pembelajar untuk mencari informasi yang eleven, karena informasi yang terdapat dalam web sangat bergam.

  e.

  Dengan menggunakan pembelajaran berbasis web, pembelajar terkadang merasa terisolasi, terutama jika terdapat keterbatasan dalam fasilitas komunikasi. Sedangkan menurut Rusman (2009 : 122) Kelemahan pembelajaran berbasis web sebagai berikut :

  Seperti telah disebutkan secara diatas, satu kelemahan terbesar dari pembelajaran berbasis web kurangnya interaksi langsung antara guru siswa, karena walaupun mereka bisa berkomunikasi secara synchoronous melalui live chat atau asynchoronous melalui e-mail/forum diskusi, tetap saja interaksi antar manusia secara langsung tidak dapat tergantikan.

  Satu jalan komunikasi synchoronous yang dipercaya nantinya akan bisa meminimalisir kelemahan pembelajaran berbasis web adalah teknologi videoconferencing melalui videoconferencing, siswa dan guru serta siswa dan siwa bisa bertatap muka secara langsung dan berkomunikasi melaui gambar dan suara. Hanya saja dikarenakan infrasruktur internet yang memadai (terutama di Indonesia), menyebabkan videoconferencing ini tidak dapat terlaksana secara optimal. Audiovisual yang dikirimkan seringkali tidak berkualitas baik selain itu terkadang terjadi delay /penundaan yang menyebabkan komunikasi tidak berjalan mulus. Hal-hal seperti ini yang menyebabkan video konferencing sama sekali belum bisa menggantikan proses komunikasi langsung antar manusia.

  Untuk menanggulangi hal tersebut sudah ada beberapa pihak yang berusaha untuk membuat teknologi videoconferencing menjadi senyata mungkin, diantarannya dengan memperlebar bandwith untuk pertukaran data videoconferencing, atau meningkatkan kualitas hardware pendukung videoconferencing. System sudah menghadirkan solusi untuk hal ini perusahaan komunikasi internet skype pun sudah mencoba untuk menerapakannya secara luas. Hanya tinggal masalah waktu saja (3/5) agar teknologi ini bisa menjadi lebih sempurna dan diadopsi oleh masyarakat seluruh dunia.

  E.

  

Metode Blended Learning dalam Pembelajaran Berbasis Web

  Blended Learning adalah proses mempersatukan beragam metode belajar yang dapat dicapai dengan penggabungan sumber-sumber virtual dan fisik . Driscoll mendefinisikan “blended

  

learning integrates – or blends/ learning programs in different format

to achieve a common goal” Driscoll (dalam Hutagalung, 2009 :37) yang

  program belajar dalam format yang berbeda dalam mencapai tujuan umum.

  Blended learning merupakan sebuah kombinasi dari berbagai

  pendekatan didalam pembelajaran. Sehingga dapat dinyatakan bahwa

  

blended learning adalah metode pembelajaran yang menggabungkan dua

  atau lebih metode pendekatan dalam pembelajar untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran tersebut. Salah satu contohnya adalah kombinasi penggunaan pembelajaran berbasis web dan penggunaan metode tatap muka yang dilakukan secara bersamaan didalam pembelajaran. Istilah blended learning juga dikenal dengan sebutan hybrid learning dan mixed learning.

  Pada umumnya blended learning dikenal sebagai pengintegrasian dalam belajar online dengan kelas konvensional, padahal sesungguhnya blended learning lebih luas dari itu. Menurut Driscoll (dalam Hutagalung 2009: 39) Blended learning juga dapat berupa pengintegrasian materi dalam format yang berbeda misalnya suatu program blended learning dimuali dengan penyampaian materi prerekuisite secara asynchronous, kemudian materi berikutnya dilakukan melalui kelas virtual. Driscoll mereview hasil penelitian yang dilakukan Rosseatte, Toughlist and Frazee (2003). Mereka melihat bahwa semua dapat dipadukan dalam blended learning, apakah itu kelas konvensional dengan e-learning, dua jenis e- learning, atau dua jenis atau lebih pembelajaran ofline. Mereka menunjukkan bahwa program blended learning memadukan materi yang disampaikan dalam kelas tradisional kelas virtual synchorous dan pembelajaran asynchorous.

  Metode Blended learning memberikan kesempatan bagi peserta pembelajaran online, salah satunya untuk bertatap muka metode blended yang demikian banyak diterapkan utamanya ketika kompetensi yang hendak dicapai adalah ketrampilan (psikomotorik) tertentu. Metode ini dipelajarinya. Walaupun online learning memberikan kemudahan bagi para pelajar untuk mengikuti pembelajaran dimana saja dan kapan saja, dalam suatu komunitas ( dalam hal ini komunitas belajar) yang sesungguhnya dan hal ini dipandang penting dalam pembelajaran. Selain itu, Prawiradilaga (2007) sosok pengajar walau tidak dominan seperti dalam paradigma mengajar, tetap diperlukan untuk pembinaan perilaku atau sikap berorientasi pada norma masyarakat.

F. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Web.

  Pembelajaran berbasis web dibangun melalui beberapa prinsip yang berperan dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran ini pada tahap implementasi. Hal yang membuat pembelajaran berbasis web ini efektif pada dasarnya bergantung pada pandangan dari pemegang kepentingan . oleh akrenanya sangat sulit untuk menentukan prinsip utama yang setidaknya harus ada dalam pembelajaran berbasis web diantaranya : 1.

   Interaksi

  Interaksi berarti kapasitas komunikasi dengan oranglain yang tertarik pada komunikasi yang sama atau menggunakan pembelajaarn berbeasis web yang sama. Dalam lingkungan belajar, interaksi berarti kapasistas berbicara baik antar peserta maupun antara peserta dengan instruktur.

  Interaksi membedakan pembelajaran berbasis web dengan pembelajaran berbasis komputer (computer-based intruction). Hal ini berarti bahwa mereka yang terlibat dalam pembelajaran berbasis web tidak berkomunikasi dengan mesin, melainkan dengan oranglain ( baik peserta maupun tutor) yang kemungkinan tidak berada pada lokasi bahkan waktu yang sama.

  Interaksi tidak hanya menyediakan hubungan antar manusia, tetapi juga menyediakan keterhubungan isi, dimana setiap orang dapat saling membantu antara satu dengan lainnya untuk memahami isi materi dengan berkomunikasi. Hal tersebut menciptakan lapisan belajar terdalam yang tidak bisa diciptakan oleh pengembangan media.

   Ketergunaan.

  Ketergunaan yang dimaksud disini adalah bagaimana siswa mudah menggunakan web. Terdapat dua elemen penting dalam prinsip ketergunaan ini, yaitu konsistensi dan kesederhanaan. Intinya dalah bagaimana pengembang pembelajaran berbasis web ini menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan sederhana, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan baik dalam proses pembelajaran maupun navigasi konten (materi dan aktifitas belajar lain).

3. Relevansi

  Relevansi diperoleh melaui ketepatan dan kemudahan. Setiap informasi dalam web hendaknya dibuat sangat spesifik untuk meningkatkan pemahaman pembelajar dan menghindari bias. Menempatkan konten yang relevanndalam konteks yang tepat dan pada waktu yang tepat adalah bentuk seni tersendiri, dan sedikit pengembangan e-learning yang berhasil menggunakan komninasi ini. Hal ini melibatkan aspek keefektifan desain konten secara kedinamisan pencarian dan penempatan konten (materi).

G. Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran

  Internet singkatan dari inter connection and networking, adalah jaringan informasi global, yaitu “merupakan sebuah jaringan global yang merupakan kumpulan dari jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (

  Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962. Untuk

  dapat menggunakan internet diperlukan sebuah komputer yang memadai,

  hardisk yang cukup, modem (berkecepatan minimal 14.400) , sambungan

  telepon (multifungsi : telepon, faksimili, dan internet), ada program windows, dan sedikit banyak tahu cara mengoperasikannya.

  Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar mandiri. “Thorough independent siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, databese, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai 1995). Informasi yang diberikan server-computers itu dapat berasal dari

  commercial bussinesses (.com),goverment service (.gov), nonprofit organizations (.org), educational institutions (.edu) atau artistic and cultural groups (.arts).

  Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.

  1) Dimungkinkan terjadinya distribusi pedidikan kesemua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas

  2) Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa

  3) Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing

  4) Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa;

  5) Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran;

  6) Pembelajaran dapat dilakukan secra interaktif, sehingga menarik siswa; dan memugkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru

  ) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.

  Perkembangan/kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan merambah keseluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi , dan ahli untuk bebagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/ pembelajaran terus dilakukan.

  Penggunaan Internet dalam Pembelajaran

  Internet mempermudah para pemakainya untuk mendapatkan informasi-informasi di dunia cyber,lembaga-lembaga milik pemerintah dan terdapat pada komputer, seperti Trantion Control Protocol (TCP) yaitu suatu

  

protocol yang sanggup memungkinkan sistem apa pun antarsistem jaringan

  komputer dapat berkomunikasi baik secara lokal maupun internasional, yaitu dengan modus koneksi Serial Line Internet Protocol (SLIP) atau Point to

  

Point Protocol (PPP). Tahun 1983 merupakan tahun kelahiran internet yang

  di tandai dengan diadopsinya Trantion Control Protocol (TCP) sebagai standar bagi Aparnet. Protokol yang lainnya adalah IP (Internet Protocol).

  Berikut ini adalah hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya Internet:

  

Discovery (penemuan), ini meliputi browsing pencarian informasi-informasi

  tertentu. Communication (komunikasi), internet menyediakan jaringan komunikasi yang cepat dan murah dari mulai pesan-pesan yang berupa buletin sampai dengan pertukaran komunikasi yang bersifat kompleks antar atau imter organisasi. Juga termasuk di antaranya transfer informasi (antarkomputer) dan proses informasi. Adapun contoh-contoh media komunikasi yang utama seperti E-mail, chat group (percakapan secara berkelompok), dan newsgroup (gabungan kelompok yang bertukar berita).

  

Collaboration (kolaborasi), seiring dengan semakin meningkatnya

  komunikasi, dan kolaborasi antarmedia elektronik baik itu antarindividu maupun antarkelompok, maka beberapa fasilitas canggih dan modern pun mulai digunakan dari mulai screen sharing sampai dengan teleconferencing. Kolaborasi juga meliputi jasa/pelayanan resource-sharing (pertukaran sumber-sumber informasi, yang meyediakan akses pada server-server yang sesuai dengan bidangnya masing-masing).

  Internet juga dapat digunakan dalam dunia pendidikan dan dunia hiburan. Selain itu untuk mempermudah perusahaan dalam melakukan berbagai transaksi bisnisnya, internet juga menyediakan fasilitas electronic

  

commerce (EC) yang membantu berbagai kegiatan bisnis yang beragam dari

  mulai periklanan sampai dengan berbagai jasa pelayanan yang ditawarkan pada para konsumen. Beberapa peralatan yang dikembangkan dalam internet juga dikembangkan dalam network yag berada dalam suatu organisasi tertentu yang dikenal dengan nama fasilitas internet. Karena jumlah tahunnya, maka untuk mempermudah pencarian data yang di butuhkan, beberapa perusahaan mengembangkan fasilitas pencari data yang bersifat otomatis yang dikenal dengan nama software agents.

H. Internet sebagai sumber belajar

  Teknologi informasi sudah menjadi jaringan komputer terbesar di dunia, yang dapat berfungsi dengan baik jka didukung oleh perangkat komputer dengan perangkat lunak yang baik, dan dengan guru yang terlatih baik. Menggunakan internet dengan segala fasilitasnya akan memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi untuk pendidikan yang secara langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa bagi keberhasilannya dalam belajar. Kerena internet merupakan sumber data utama dan pengetahuan. Melalui teknologi ini kita dapat melakukan di antaranya untuk :

  1) Penelusuran dan pencarian bahan pustaka

  2) Meberi kemudahan untuk mengakses apa yang disebut dengan virtual clasroom ataupun virtual university

3) Pemasaran dan promosi hasil karya penelitian.

  Kegunaan-kegunaan seperti di atas itu dapat diperluas bergantung kepada peralatan komputer yang dimiliki jaringan dan fasilitas telepon yang tersedia dan provider yang bertanggung jawab untuk tetap terpeliharanya penggunaan jaringan komunikasi dan informasi tersebut.

  Internet untuk Manajemen pembelajaran

  Telah kita ketahui bersama bahwa perkembangan dunia saat ini memasuka era informasi sebagai konsekuensi dari revolusi digital yang berdampak mengubah masyarakat industri menjadi masyarakat informasi.

  Agar pemanfaatan teknologi informasi tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal maka juga dibutuhkan kemampuan pengelola melalui pendidikan dan pelatihan baik untuk tingkat pembuat kebijakan pendidikan di daerah maupun pada tingkat sekolah. Pemahaman dan kemmpuan manajerial kepala sekolah berkaitan dengan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi tersebut merupakan salah satu persyaratan pokok dalam pemilihan kepala sekolah. Mintzberg misalnya mengemukakan beberapa peran pemimpin yang meliputi : 1)

  informational roles menempatkan manajer sebagai manajer sebagai monitor, desseminator dan spokes person,2) decisional roles yang

  melibatkan manajer sebagai entrepreneur, distirbance handler, allocator, dan negotiator, 3) interpersonal roles melibatkan manajer sebagai

  figurhead, liason, dan leader.

  Sistem informasi telah dikembangkan untuk mendukung ketiga peranan itu. Dalam tulisan ini akan difokuskan pada peranan pembuat keputusan khusus dalam bidang pendidikan. Keberhasialn seorang menajer dalam membuat keputusan bergantung atas pelaksanaan fungsi manajerial seperti, planning, organizing, directing dan controlling. Di era imformasi para pembuat keputusan harus menguasai alat dan teknik baru untuk membantu membuat keputusan. Saat membuat keputusan para manajer pendidikan akan melalui proses yang sistematis. (Simon,1977) mengatakan bahwa prosesnya ada tiga tahap yaitu : intelligence, design, dan choice, kemudian dia menambahkan dengan implementation. Proses ini sebenarnya cukup dikenal dan dapat didukung dengan alat bantu keputusan dan modelling. Untuk memperoleh modelling dan alat bantu keputusan itu para manajer dapat mengakses dan mengambil software dari internet.

I. Jenis-Jenis Pemanfaatan Internet 1. Pembelajaran Berbasis WEB

  Pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan web- based training (WBT) atau kadang disebut web-based education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.

  Kemudian yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya pada tempat dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakuakan oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja dirasakan aman oleh peserta didik tersebut. Batas ruang, jarak dan waktu tidak lagi rumit untuk dipecahkan.

  Banyak pihak mencoba menggunakan teknologi web untuk pembelajaran dengan meletakkan materi belajar secara online, lalu menugaskan peserta didik untuk mendapatkan (downloading) materi belajar itu sebagai tugas baca. Setelah itu mereka diminta untuk mengumpulkan laporan, tugas dan lain sebagainya kembali ke guru juga melalui internet.

2. Implementasi pembelajaran berbasis Web

  Untuk merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis web, langkahnya adalah sebagai berikut.

  1. Sebuah program pendidikan untuk peningkatan mutu pembelajaran di lingkungan kampus dengan berbasis web. Program ini dilakukan idealnya selama 5-10 bulan dan dibagi menjadi 5 tahap. Yaitu tahap 1,3,5 dilakukan secara jarak jauh dan untuk itu dipilih media web sebagai alat komunikasi. Sedangkan fase 2 dan 4 di lakukan secara konvensional atau tatap muka.

  2. Menetapkan sebuah mata kuliah pilihan jurusan. Pembelajaran dengan tatap muka dilakukan secara rutin tiap minggu pada tujuh minggu pertama . Setelah itu tatap muka dilakukan setiap 2 atau 3 minggu sekali.

  Program pendidikan itu disampaikan melalui berbagai macam kegiatan belajar secara berkelompok. Belajar dan mengerjakan tugas secara

  J. Interaksi Tatap Muka dan Virtual

  Sekalipun teknologi web memungkinkan pembelajaran dilakukan dengan cara virtual secara menyeluruh, namun kesempatan itu tidak sepenuhnya dipilih. Interaksi satu sama lain dengan cara bertatap muka masih sangat diperlukan. Ada tiga alasan mengapa interaksi tatap muka itu diperlukan, yaitu : 1.

  Perlunya forum untuk menjelaskan maksud dan mekanisme belajar yang akan di lalui bersama secara langsung dengan semua peserta didik.

  Keberhasilah dalam sebuah proses belajar juga ditentukan oleh pemahaman dari pesrta didik tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses belajar dan mengerjakan tugas berlangsung. Peserta didik juga perlu mengetahui keluaran dan kompetensi apa yang akan di dapat setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pengalaman, menjelaskan maksud dan mekanisme belajar merupakan langkah awala yang sangat vital. Kelanara proses belajar selanjutnya sangat di tentukan pada tahap ini.

  2. Perlunya memberikan pemahaman sekaligus pengalaman belajar dengan mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaboratif pada setiap peserta didik. Karena model pembelajaran yang di rancang menuntut kerja kelompok, maka peserta didik perlu memiliki kompetesni dan komunikasi. Berpartisipasi dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan perlu dikenalkan sekaligus dialami oleh setiap siswa. Untuk itu mengenal pribadi satu dengan yang lain perlu dilakukan secara langsung guna membangun suatu kelompok yang kokoh selama kerja secara virtual selanjutnya.

  3. Perlunya pemberian pelatihan secukupnya dalam menggunakan computer yang akan digunakan sebagai media komunikasi berbasis web kepada setiap peserta didik. Dengan menyertakan berbagai kegiatan menggunakan computer beserta fasilitas sistem komunikasi pendukungnya, maka setiap peserta didik harus mempunyai keterampilan sangat berdampak pada kemungkinan rendahnya partisipasi mereka dalam berbagai kegiatan diskusi virtual selanjutnya.

  Dari tiga alasan dan manfaatnya di atas, sudah dapat di katakan internet itu dijadikan sebagai infrastruktur dalam pendidikan. Dalam proses pembelajaran sudah ada beberapa software yang dapat dijadikan sebagai bahan perancangan pembelajaran, guru dapat menggunakan salah satu bahasa pemrograman baik itu Delphi, pascal, macromedia

  

flesh, swiss dan lainnya. Bahasa pemrograman dengan demikian hal ini

  dapat menjadi variasi dalam pengajaran, sehingga murid tidak merasa bosan saat berlangsungnya proses belajar. Walaupun pembelajaran berbasis computer bisa dilakukan, namun pembelajaran dalam bentuk tatap muka secara langsung masih diperlukan dalam menyampaikan pembahasan topik - topik yang penting untuk di pahami bersama - sama.

  Pemanfaatan E-Learning untuk pembelajaran

  Ada beberapa pendapat tentang pemanfaatan E-learning, yaitu : 1)

  Jaya Kumar C. Koran (2002), menurutnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau Internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau bimbingan. 2)

  Rosenberg (2001), menurutnya e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini selaras dengan pendapat Cambell (2002) dan Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakikat e-learning. 3)

  Onno W. Purbo (2002), menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha – usaha pembelajaran lewat teknologi elektronik internet.

  Sedangkan karakteristik e-learning, antara lain : 1.

  Memanfaatkan jasa teknologi internet. Dimana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal – hal yang protokoler.

2. Memanfaatkan keunggulan computer (digital media dan computer net- works).

  3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di computer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.

  4. Memanfaatkan jadwal pelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal – hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di computer.

  Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan dinikmati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning, yaitu :

  1) Sederhana, sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada planel yang disediakan, dan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar siswa dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan e-learningnya.

  2) Personal, pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas.

  Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang di hadapinya. 3)

  Cepat, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola pendidikan.

  K. Teknologi Pendukung E-Learning

  Dalam mempraktikannya e-learning membutuhkan bantuan teknologi. Karenanya dikenal istilah: Computer Based Learning (CBL), yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer, dan

  Computer Assisted Learning (CAL), yaitu pembelajaran yang

  menggunakan alat bantu utama komputer. Teknologi pembelajaran terus berkembang, namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology based learning dan Technology based web-learning.

  Technology Based Learning yang terdiri dari Audio information technologies (radio, audio tape, voice mail, telephone) dan Video information technologies (video tape, video text, video messanging).

  Sedangkan Technology Based Web-Learning pada dasarnya adalah Data

  Information Tehnologies (bulletin board, Internet, e-mail, tele- collaboration).

  Dalam keperluan pendidikan ada lima aplikasi standar yang biasa digunakan, yaitu email, Mailing List (milis), News group, file transfer

  protocol (FTC), dan Word Wide Web (WWW).

  Ada tiga kriteria dasar yang terdapat dalam e-learning, yaitu : 1)

  E-learning bersifat jaringan, yang menjadikannya mampu memperbaiki seara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. 2)

  E-learning di kumpulkan kepada pengguna melalui computer dengan menggunakan standar teknologi internet. 3)

  E-learning terfokus pada pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigm tradisional dalam pelatihan. Beberapa alternative paradigma pendidikan melalui internet, yaitu : 1)

  Paradigma virtual teacher resources, yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak harus secara intensif memerlukan dukungan guru, karena peranan guru maya (virtual teacher) dan sebagian besar diambil alih oleh sistem belajar tersebut. 2)

  Paradigma virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan waktu. Keunggulan pada paradigma ini ialah daya tampung siswa tidak terbatas. Siswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja, dan dari mana saja. 3)

  Paradigma cyber educational resources system, atau dot com learning

  resources system. Merupakan pendukung kedua paradigma di atas, dalam

  membantu akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet.

  L. Pengembangan Model E-Learning

  Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode web ,ada tiga macam pengembangan system pembelajaran E-Learning, yaitu web course,