Ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa antara dosen dan mahasiswa Program Studi PBSID, FKIP, USD angkatan 2009-2011 - USD Repository

  

K KETIDAK KSANTUNA AN LINGU UISTIK DA AN PRAGM MATIK BE ERBAHASA A

ANT TARA DOS SEN DAN MAHASIS SWA

PROGR RAM STUD DI PBSID, , FKIP, US

  D, ANGKA ATAN 2009 9—2011

SKRIPSI

  

Diaju ukan untuk M Memenuhi S Salah Satu S Syarat

M emperoleh Gelar Sarja ana Pendidik kan

Prog gram Studi Pendidikan n Bahasa, Sa astra Indone esia, dan Da aerah

  Disusun oleh D

  h:

Olivia M Melissa Pus spitarini

091224034

  4 PROG GRAM STU UDI PENDI

  IDIKAN BA AHASA, S ASTRA IN NDONESIA

  A, DAN DA AERAH JURUSA AN PENDI

IDIKAN BA AHASA DA AN SENI

  

FAKULTA F S KEGURU UAN DAN N ILMU PE ENDIDIKA AN

UN NIVERSITA AS SANAT TA DHARM MA

YO OGYAKAR RTA

2013

  

KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIK DAN PRAGMATIK BERBAHASA

ANTARA DOSEN DAN MAHASISWA

PROGRAM STUDI PBSID, FKIP, USD, ANGKATAN 2009—2011

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

  

Disusun oleh:

  Olivia Melissa Puspitarini 091224034

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2013

  

MOTTO

“D iberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan,

yang menaruh harapannya pada Tuhan”

  

(Yeremia 17:7)

“Kesuksesan bukan kunci kebahagian, tetapi kebahagian adalah kunci kesuksesan. Jika kamu

mencintai apa yang kamu lakukan, kamu akan sukses”

(Albert Schwitzer)

  

“Keberanian bukanlah ketiadaan rasa takut, tetapi penghakiman bahwa sesuatu yang lain

lebih penting daripada rasa takut”

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

Kary a ini k upersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus y ang selalu memberikan

berkat dan cinta untukk u.

Orang tua say a, Bapak Cornelius S upriy anto dan Ibu Ch. Asih, terima kasih

untuk doa, dukungan, nasihat, kasih say ang Bapak dan Ibu hingga saat ini

  

Adik say a, Alvin Christianto,

terima kasih untuk doa dan canda tawany a.

  

Teman-teman seperjuangan, Elizabeth Rita, Agustina Galuh Eka N, dan

Caecilia Petra Gading May W, terima kasih untuk setiap duk ungan, doa,

dan bantuan y ang luar biasa.

S emua sahabat y ang say a kasihi, terima kasih untuk setiap semangat, doa,

duk ungan, canda tawa kalian.

  

ABSTRAK

  Melissa Puspitarini, Olivia. 2013. Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik

  Berbahasa antara Dosen dan Mahasiswa Program Studi PBSID, FKIP, USD, Angkatan 2009—2011. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, JPBS, FKIP,

  USD. Penelitian ini membahas ketidaksantunan linguistik dan pragmatik antara dosen dan mahasiswa Program Studi PBSID, USD, angkatan 2009—2011. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa antara dosen dan mahasiswa Program Studi PBSID, FKIP, USD, angkatan 2009—2011, (2) mendeskripsikan penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa yang digunakan oleh dosen dan mahasiswa Program Studi PBSID, FKIP, USD, angkatan 2009—2011, dan (3) mendeskripsikan makna ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa yang digunakan oleh dosen dan mahasiswa Program Studi PBSID, FKIP, USD, angkatan 2009—2011.

  Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa Program Studi PBSID. Data penelitian berupa tuturan lisan yang tidak santun. Instrumen penelitian ini adalah panduan wawancara, daftar pertanyaan pancingan, dan daftar kasus. Metode pengumpulan data adalah metode simak dan metode cakap. Teknik pengumpulan data dari metode simak diwujudkan dengan teknik dasar yaitu teknik sadap. Teknik dasar ini diikuti dengan teknik lanjutan yang berupa teknik simak libat cakap. Teknik tersebut diakhiri dengan teknik catat. Teknik pengumpulan data dari metode cakap adalah teknik pancing sebagai teknik dasar. Teknik dasar ini diikuti dengan teknik cakap semuka dan tansemuka. Teknik tersebut diakhiri dengan teknik rekam dan catat. Teknik rekam dan catat ini diwujudkan peneliti dengan mengintepretasikan, mengidentifikasi, dan mengklasifikasi. Peneliti menganalisis data dengan mengutip data dan konteks tuturan. Langkah terakhir yaitu peneliti mengintepretasikan makna tuturan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kontekstual.

  Simpulan hasil penelitian ini sebagai berikut pertama, wujud ketidaksantunan linguistik berdasarkan tuturan lisan dan wujud ketidaksantunan pragmatik berbahasa yaitu uraian konteks tuturan tersebut. Kedua, penanda ketidaksantunan linguistik yaitu nada, intonasi, tekanan, dan diksi, serta penanda pragmatik yaitu konteks yang menyertai tuturan yakni penutur, mitra tutur, situasi, dan suasana. Ketiga, makna ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa meliputi 1) melecehkan muka yakni penutur menyindir atau mengejek mitra tutur, 2) memainkan muka yakni penutur membuat jengkel dan bingung mitra tutur, 3) kesembronoan yang disengaja yakni penutur bercanda kepada mitra tutur dan mitra tutur terhibur namun candaan tersebut dapat menimbulkan konflik bila candaan tersebut ditanggapi secara berlebihan, 4) menghilangkan muka yakni penutur mempermalukan mitra tutur di depan banyak orang, dan 5) mengancam

  

ABSTRACT

  Melissa Puspitarini, Olivia. 2013. Linguistic and Pragmatic Language

  Impoliteness between Lecturers and Students at PBSID, USD, Academic Year 2009—2011. Thesis. Yogyakarta: PBSID, JPBS, FKIP, USD.

  This research aims to discuss abous the Linguistic and Pragmatic Language Impoliteness Between Lecturers and Students at PBSID, USD, academic year 2009—2011. The purpose of this research are (1) to describe the form of linguistic and pragmatic language impoliteness between lecturers and students in the PBSID, FKIP, USD, academic year 2009—2011, (2) to describe the language impoliteness marker linguistic and pragmatic used by lecturers and students in the PBSID, FKIP, USD, academic year 2009—2011, and (3) describe the meaning language impoliteness linguistic and pragmatic used by PBSID, FKIP, USD, academic year 2009—2011.

  The type of research include descriptive qualitative research. The subjets of this research are lecturers and students of PBSID, USD, academic year 2009— 2011. The objects of this research were the speeches not impolite. This research instrument is a guideline or interview guide, inducement, and a list of cases. The instruments used in this research are interview, elicitation, and cases studies using language impoliteness theory. The roundup data method used are grouping and interview. The collecting data method uses tapping method as a basic method, the continuation technique is direct interview and the last technique is written data recording.Interview technique is an elicitation technique as a basic technique. The follow up technique is direct interview and indirect interview. Both the techniques can be applied both in grouping and interview. The researcher can use those two techniques both in grouping and interview by inventoring, indentifying, clarifying, and alayzing the data. In analyzing the data, the research cites the data and the spoken language. The final step done by the researcher is interpreting the meaning of the language. The data analysis used in this research is contextual analysis method.

  The conclusions of this research discusses the linguistic and pragmatic language impoliteness. There are, first, form of the linguistic language impoliteness is form speech not polite by lecturers and students and form of the pragmatic language impoliteness is e observed according to the contextual explanation used in the language. Secondly, the language impoliteness marker linguistic are tone, intonation, stress, and diction, the pragmatic language impoliteness is observed according to the contextual explanation used in the language, they are speaker, hearer, situation and mood. Third, meaning linguistic and pragmatic language impoliteness are 1) insulting in form of affront, taunt from the speaker to the receiver and it hurts the person. (2) Face expression which confuses the speaker and receiver and it is annoying. (3) Intended jokes which cause a conflict. (4) Threatening face which cause a threat to the person. (5)

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Ketidaksantunan Linguistik Dan Pragmatik Berbahasa Antara Dosen Dan Mahasiswa Program Studi PBSID, FKIP, USD, Angkatan 2009/2011” ini dengan baik. Sebagaimana disyaratkan dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan, doa, dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis dari lubuh hati terdalam mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

  2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

  3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah sekaligus dosen pembimbing II yang bijaksana memberikan bimbingan, motivasi, dan masukan yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing I selalu memberikan nasihat, bimbingan, motivasi, dan masukan yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah yang ramah, selalu mendukung, dan memberikan perhatian, bantuan, pengarahan, dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan penulis selama menempuh pendidikan di PBSID. Penulis juga mengucapkan terima

  6. Sdr. Robertus Marsidiq, selaku staf sekretariat PBSID yang selalu sabar dalam memberikan pelayanan adminitrasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  7. Kedua orang tua, Bapak Cornelius Supriyanto dan Ibu Ch. Asih yang penuh kasih sayang dan ketulusan memberikan doa dan motivasi. Serta adikku, Alvin Christianto, terima kasih dukungan, semangat, dan doanya.

  8. Para sahabatku Elizabeth Rita, Agustina Galuh Eka, Caecilia Petra Gading, dan OMK se-Paroki Pakem, terima kasih untuk waktu, pikiran, tenaga, perhatian, serta motivasi yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

  9. Teman-teman seperjuangan PBSID angkatan 2009 terima kasih atas dukungan, doa, kebersamaan, canda tawa, kerja sama, dan pertemanan kita yang luar biasa.

  10. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah angkatan 2009—2011 yang telah bersedia menjadi sumber data dalam penelitian ini.

  11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna seperti pepatah tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan keterbatasan penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

  Yogyakarta, 8 Juli 2013 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….... iii

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ………………………………… vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …………. vii

ABSTRAK ………………………………………………………..………………. viii

ABSTRACT ………………………………………………………..……………… ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………..…………….. x

DAFTAR ISI ………………………………………………………..……………. xii

DAFTAR TABEL …………………………………………………..……………. xvii

DAFTAR BAGAN …………………………………………………..…………… xviii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………..……………

  1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………..…………

  1.6 Sistematika Penyajian …………………………………………..……….……

  17

  15 2.2.2 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan Bousfield ….…..

  15 2.2.1 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan Locher ……..…..

  12 2.2 Teori Ketidaksantunan Berbahasa ……………………………..……………..

  11 2.1 Penelitian yang Relevan ………………………………………..……………..

  9 BAB II KAJIAN TEORI …………………………………………..……….……

  8

  1

  1

  7

  1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………..…………..……

  7

  1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………..…………………

  6

  1.2 Rumusan Masalah …………………………………………..…………..……

  1.5 Batasan istilah ………………………………………………..………….……

  2.2.3 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan Culpeper …..…..

  2.5.1 Tinggi-rendah (Nada, Tona, Pitch)

  46

  2.4.3 Tujuan Sebuah Tuturan ………………………………..…………..……

  48

  2.4.4 Tuturan Sebagai Bentuk Tindakan atau Kegiatan: Tindak Ujar …..……

  49

2.4.5 Tuturan Sebagai Produk Tindak Verbal ………………..……………….

  50

  2.4.6 Rangkuman …………………………………………..…………....……. 53

  2.5 Bunyi Suprasegmental ……………………………………..…………......……

  51

  52

  45

  2.5.2 Keras-lemah (Tekanan, Aksen, Stress) ………………..…………..……

  53

  

2.5.3 Intonasi …………………………………………..…………...........……

  54

  2.5.4 Rangkuman …………………………………………..…………....……

  55

  2.6 Pilihan Kata …………………………………………..…………....…......……

  55 2.6.1 Bahasa Standar dan Nonstandar ………………..…………....….... .…..

  57 2.6.2 Kata Ilmiah dan Kata-kata Populer ……………..…………....….....…..

  59 2.6.3 Jargon …………………………………………..…………....…............

  

2.4.2 Konteks Sebuah Tutur ………………………………..…………....……

  2.4.1.4 Aspek-aspek Fisik Pengguna Bahasa ………..…………....……

  19 2.2.4 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan Terkourafi ……..

  2.3.2 Tindak Ilokusi …………………………………………..………………

  21

  2.2.5 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan Locher and Watts

  22

  2.2.6 Rangkuman …………………………………………..…………....……

  24

  2.3 Tindak Tutur …………………………………………..…………....…....……

  25

  

2.3.1 Tindak Lokusi …………………………………………..………………

  25

  26

  42

  2.3.3 Tindak Perlokusi …………………………………………..……………

  30

  

2.3.4 Rangkuman …………………………………………..…………....……

  32

  2.4 Konteks Tuturan …………………………………………..…………......……

  33

  2.4.1 Penutur dan Lawan Tutur …………………………..…………......……

  36 2.4.1.1 The Utterer dan The Interpteter……………..…………......…..

  39 2.4.1.2 Aspek-aspek Mental Pengguna Bahasa ……..…………......…..

  40 2.4.1.3 Aspek-aspek Sosial dan Budaya Pengguna Bahasa ……......…..

  60

  2.6.4 Kata Percakapan ……………………………..…………....…................

  60 2.6.5 Slang …………………………………………..…………....…..............

  61 2.6.6 Idiom …………………………………………..…………....….............

  62 2.6.7 Bahasa Artifisial ……………………………..…………....…...............

  62 2.6.8 Kata Seru ………………………………………..…………....…..........

  63 2.6.9 Kata Fatis ………………………………………..…………....…..........

  63 2.6.10 Rangkuman …………………………………..…………....….............

  64 2.7 Kerangka Berpikir…………………………………..…………....…...............

  65 BAB III METODELOGI PENELITIAN ……………..…………....…..............

  67 3.1 Jenis Penelitian …………………………………..…………....…....................

  67 3.2 Subjek Penelitian ………………………………..…………....….....................

  67 3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ………..…………....….......................

  68 3.4 Instrumen Penelitian ……………………………..…………....…....................

  70 3.5 Metode dan Teknik Analisis Data ………………..…………....…....................

  71 3.6 Sajian Hasil Data ………………………………..…………....….....................

  73 3.7 Trianggulasi Hasil Analisis Data ………………..…………....….....................

  74 BAB IV PEMBAHASAN …………………………..…………....…....................

  75 4.1 Deskripsi Data ………………………………..…………....….........................

  75 4.2 Hasil Analisis Data …………………………..…………....…..........................

  79

4.2.1 Melecehkan Muka ……………………..…………....….........................

  79 4.2.1.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik ………....….........................

  82 4.2.1.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik ………....….........................

  83 4.2.1.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik……....…...........................

  85 4.2.1.4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik ……....…..........................

  86 4.2.1.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang Melecehkan Muka ....

  88 4.2.2 Memain-mainkan Muka …………………………..…………....…........

  89 4.2.2.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik ………..…………....... .......

  91

  4.2.2.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik ………..…………..............

  4.2.4.4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik ………....…..................... 111

  4.3.4 Menghilangkan Muka …………………..…………....…....................... 166

  4.3.3 Kesembronoan yang Disengaja ……..…………....…............................ 150

  4.3.2 Memain-mainkan Muka ……………..…………....…........................... 136

  4.3.1 Melecehkan Muka …………………..…………....…............................ 123

  

4.3. Pembahasan ………………………………..…………....…........................... 122

  4.2.5.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang Mengancam Muka ... 121

  4.2.5.4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik ………....…..................... 119

  4.2.5.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik ………....…..................... 118

  4.2.5.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik ……..…………....……...... 117

  4.2.5.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik ……..…………....…........ 116

  4.2.5 Mengancam Muka Sepihak ……………………..…………....….......... 113

  4.2.4.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa Menghilangkan Muka ...... 113

  4.2.4.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik ………....…..................... 110

  92 4.2.2.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik ………..…………............

  4.2.4.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik …………....…............. ...... 108

  4.2.4.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik .…………....…............ ...... 108

  4.2.4 Menghilangkan Muka ……………………..…………....…............ ...... 105

  4.2.3.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa Kesembronan Sengaja ....... 104

  4.2.3.4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik ……………..………........ 103

  4.2.3.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik ……………..………........ 102

  4.2.3.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik ……………..……….......... 100

  99

  97 4.2.3.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik ……………..………..........

  96

4.2.3 Kesembronoan yang Disengaja …………………………..……….........

  94 4.2.2.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa Memainkan Muka ...... .......

  93 4.2.2.4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik ………..…………............

  4.3.5 Mengancam Muka Sepihak ……………..…………....…...................... 183

BAB V PENUTUP ………………………………………………………….……. 199

5.1 Simpulan ………………………………………………………..……….……. 199

  

5.1 Saran ………………………………………………………..…………...……. 204

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..…………..……. 206

LAMPIRAN ………………………………………………………..……….……. 208

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Lima Fungsi Umum Tindak Tutur ………………………………….…….. 30

Tabel 2. Tuturan Ketidaksantunan yang Melecehkan Muka ……………………….

  76 Tabel 3. Tuturan Ketidaksantunan yang Memain-mainkan Muka …………..…….

  77 Tabel 4. Tuturan Ketidaksantunan Kesembronoan yang Disengaja ……………….

  77 Tabel 5. Tuturan Ketidaksantunan yang Menghilangkan Muka ……………..…….

  78 Tabel 6. Tuturan Ketidaksantunan yang Mengancam Muka ………………....……. 79

  DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Berpikir ………………………………………………………. 66

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat untuk menunjukkan identitas masyarakat pemakai bahasa. Hal penting yang berkenaan dengan keberhasilan berkomunikasi adalah melalui pengaturan interaksi sosial yang mempertimbangkan status penutur dan mitra tutur.

  Keberhasilan ini menciptakan suasana kesantunan yang memungkinkan transaksi sosial berlangsung tanpa mempermalukan penutur dan mitra tutur.

  Keberhasilan berkomunikasi juga ditentukan oleh konteks atau situasi antara penutur dan mitra tutur.

  Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa. Bahasa diartikan sebagai sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2008:46). Linguistik dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusasteraan, filologi, pengajaran bahasa, penerjemahan, dan sebagainya. Satuan gramatikal linguistik adalah fonetik, fonologi, sintaksis, dan semantik. Satuan gramatikal tersebut masih memandang bahasa dari segi linguistiknya (stuktural), analisis bahasa yang mengfokuskan penggunaan bahasa yaitu konteks dan latar belakang penuturnya masih jarang dikaji.

  Penelitian bahasa selama ini hanya mengkaji dari struktural saja. Hal tersebut memungkinkan untuk melakukan pembenahan bahwa analisis bahasa bukan hanya dipandang dari segi struktural (internal bahasa) tetapi bahasa perlu dikaji dari segi eksternal bahasa, dalam hal ini pragmatik menawarkan paradigma ilmu baru untuk menganalisis tuturan bahasa. Studi bahasa yang mempelajari makna yang disampaikan penutur dan ditafsirkan oleh mitra tutur disebut pragmatik.

  Pragmatik merupakan ilmu baru yang menganalisis apa yang dimaksudkan seseorang dengan tuturan-tuturan melalui kata atau frasa yang digunakan. Penafsiran maksud yang disampaikan tidak lepas dari konteks diperlukan pertimbangan penyampaian maksud dengan orang lain yang mereka ajak bicara, di mana, kapan, dan dalam keadaan apa. Oleh karena itu, pragmatik disebut pula studi tentang makna kontekstual (Yule, 2006:4).

  Alasan lain pentingnya bahasa dikaji dari segi pragmatik yaitu kebanyakan peneliti linguistik formal hanya meneliti sebuah satuan bahasa tanpa kaitan dengan pemakaian bahasa sehari-hari. Peneliti tidak akan mempermasalahkan mengapa dan bagaimana sebuah kalimat atau tuturan muncul. Padahal, dalam pemakaian bahasa sehari-hari, terdapat unsur-unsur penting yang memengaruhi pemakaian bahasa. Unsur tersebut adalah konteks. Konteks sangat memengaruhi bentuk bahasa yang digunakan oleh sang penutur. Oleh karena itu, ketidakpedulian peneliti linguistik terhadap unsur konteks itulah, hasil analisisnya menjadi tidak memadai (Nugroho, 2009:117).

  Menurut Rahardi (2007:20), konteks tuturan diartikan sebagai semua latar belakang (background knowledge) yang diasumsikan sama- sama dimiliki dan dipahami bersama oleh penutur dan mitra tutur, serta yang mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan oleh si penutur dalam proses keseluruhan proses bertutur. Dengan kata lain, sebuah tuturan tidak hanya dianalisis dari segi struktural saja, keterlibatan konteks sangat memengaruhi daya pragmatik (pragmatic force ) dalam sebuah peristiwa tutur.

  Penekanan aspek konteks dalam pragmatik memberikan kejelasan mengenai analisis linguistik dan analisis pragmatik. Kajian pragmatik adalah situasi dan latar belakang penutur. Oleh karena itu, perpaduan penelitian analisis linguistik dan pragmatik memperjelas maksud dan tujuan dari penutur sehingga terjadi komunikasi yang lancar tanpa ada persinggungan yang tidak diinginkan.

  Pragmatik adalah kajian mengenai hubungan antara bahasa dengan konteks yang menjadi dasar dari penjelasan tentang pemahaman bahasa. Bentuk-bentuk pragmatik adalah implikatur, tindak tutur, maksim, dan kesantunan. Banyak peneliti mengkaji bentuk-bentuk pragmatik itu dalam komunikasi di masyarakat, tertulis ataupun lisan. Penelitian ini mengfokuskan salah satu bentuk pragmatik yaitu kesantunan. Banyak ahli bahasa menganalisis teori-teori kesantunan berbahasa dalam lingkup masyarakat yang menjadi sebuah patokan berkomunikasi. Fraser dalam Gunarwan (1992) mendefinisikan kesantunan adalah “property associated with neither exceeded any right

  nor failed to fullfill any obligation” . Dengan kata lain, kesantunan

  adalah properti yang diasosiasikan dengan ujaran dan di dalam hal ini menurut pendapat si pendengar, si penutur tidak melampaui hak-haknya atau tidak mengingkari memenuhi kewajibannya. Pernyataan tersebut dimaksudkan bahwa kita dalam berkomunikasi haruslah santun, tidak boleh menyinggung perasaan orang lain sehingga tidak akan timbul perselisihan.

  Pranowo (2009:13) menjelaskan bahwa pemakaian bahasa yang santun merupakan bentuk pengaktualisasi diri secara terbuka tanpa harus ada perasaan takut. Selain fenomena kesantunan, ada pula fenomena ketidaksantunan berbahasa yang banyak terjadi di kalangan masyarakat penutur bahasa. Ketidaksantunan berbahasa mengakibatkan interaksi antara penutur dan mitra tutur tidak lancar. Teori-teori yang membahas ketidaksantunan berbahasa masih jarang dikupas sehingga timbul ketimpangan studi antara teori kesantunan dan ketidaksantunan. Hal tersebut mengakibatkan fenomena pragmatik tidak dikaji secara mendalam, tidak akan bermanfaat banyak bagi perkembangan ilmu bahasa, khususnya pragmatik.

  Berbahasa yang santun sudah selayaknya dipraktikkan di lingkungan masyarakat terutama dalam lingkungan yang formal, misalnya saja di lingkungan pendidikan. Berbahasa yang santun selayaknya terjadi dalam interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam suasana formal. Namun pada kenyataannya, banyak terjadi pelanggaran kesantunan yang disebut ketidaksantunan berbahasa. Bentuk-bentuk ketidaksantunan berbahasa harus dihindari dalam praktik berkomunikasi, terutama di lingkungan pendidikan.

  Penulis memfokuskan indikator ketidaksantunan berbahasa ranah pendidikan di lingkungan universitas. Kesantunan berbahasa selayaknya tercipta di lingkungan kampus yaitu kesantunan berbahasa antara dosen dan mahasiswa. Kesantunan berbahasa dalam lingkungan pendidikan merupakan wujud pembentukan karakter bangsa. Subjek penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra.

  Alasan pemilihan subyek penelitian tersebut karena jurusan tersebut lebih menekankan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.

  Penulis memilih angkatan 2009—2011 dengan alasan bahwa peristiwa ketidaksantunan biasanya terjadi antara orang yang mempunyai kedekatan secara emosional maupun fisik.

  Pemakaian bahasa Indonesia yang baik adalah penggunaan bahasa sesuai dengan situasi atau konteks sedangkan benar yaitu sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia. Mahasiswa program studi bahasa Indonesia seharusnya mampu menggunakan bahasa Indonesia itu yang benar dan baik terutama berbicara dengan orang yang lebih tua misalnya dosen. Oleh karena itu, kita berkomunikasi kita harus mengetahui siapa lawan bicara kita dan tempat kita berbicara. Orang Jawa mengatakan bahwa dalam berkomunikasi harus ada unggah-ungguh atau tata kramanya terutama saat berkomunikasi dengan orang yang lebih tua.

  Dari fenomena-fenomena di atas, penulis beranggapan bahwa penelitian mengenai kesantunan berbahasa di lingkungan pendidikan terutama di universitas antara dosen dan mahasiswa sangat menarik dan perlu untuk dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, secara terperinci masalah- masalah yang akan ditelti sebagai berikut.

  1. Wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik apa saja yang diucapkan antara dosen dan mahasiswa PBSID, FKIP, USD, angkatan 2009—2011?

  2. Penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa apa saja yang digunakan oleh dosen dan mahasiswa PBSID, FKIP, USD, angkatan 2009—2011?

  3. Apa makna ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa yang digunakan oleh dosen dan mahasiswa PBSID, FKIP, USD, angkatan 2009—2011?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah seperti di atas, tujuan penelitian ini secara terperinci sebagai berikut.

  1. Mendeskripsikan wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa antara dosen dan mahasiswa PBSID, FKIP, USD, angkatan 2009—2011.

  2. Mendeskripsikan penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa yang digunakan oleh dosen dan mahasiswa PBSID, FKIP, USD, angkatan 2009—2011.

  3. Mendeskripsikan makna ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa yang digunakan oleh dosen dan mahasiswa PBSID, FKIP, USD, angkatan 2009—2011.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian kesantunan berbahasa dalam ranah pendidikan khususnya antara dosen dan mahasiswa ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pihak yang memerlukan. Ada dua manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut.

  1. Manfaat teoretis yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah memberikan sumbangan untuk perkembangan teori-teori pragmatik dan memperluas kajian dan memperkaya khasanah teoretis tentang ketidaksantunan dalam berbahasa sebagai fenomena pragmatik baru.

  Teori-teori tersebut menjadi referensi bagi praktisi yaitu dosen, guru, mahasiswa, siswa, dan tenaga kependidikan sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai ketidaksantunan berbahasa.