Deskripsi motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010 - USD Repository
DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR
MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN TAHUN 2010
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Antonius Yudha Budi Purnomo
NIM : 051114015
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA i
DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR
MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Antonius Yudha Budi Purnomo
NIM : 051114015
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“
Kelahiran suatu pikiran sering menyamai kelahiran seorang anak. Ia
.” didahului dengan penderitaan-penderitaan pembawaan kelahirannya
(Tan Malaka)
“Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi
(Aristoteles) buahnya manis.” PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk: Bapak, Ibu dan abangku Stefanus
Broto Wahyudi atas kesabaran dan kasih yang dilimpahkan kepadaku Sahabat-sahabatku Almamaterku tercinta Sanata
Dharma
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 14 Juni 2012 Penulis, Antonius Yudha Budi Purnomo
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:Nama : Antonius Yudha Budi Purnomo NIM : 05 1114 015
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : DESKRIPSI
MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN TAHUN 2010
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 14 Juni 2012 Yang menyatakan, Antonius Yudha Budi Purnomo
ABSTRAK
DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR
MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN TAHUN 2010
Antonius Yudha Budi Purnomo
Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingginya motivasi belajar mahasiswaprogram studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun
2010. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah
mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
angkatan tahun 2010 yang berjumlah 80 orangInstrumen penelitian yang digunakan berupa skala motivasi belajar yang terdiri
dari 48 pernyataan dan dibuat peneliti berdasarkan model Likert dengan modifikasi
berupa penyusunan empat alternatif jawaban dan disusun dengan sistem summated
rating scale. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan kategorisasi
distribusi normal dengan kontinum jenjang yang disusun berdasarkan Azwar (2007).
Kategorisasi ini terdiri dari lima jenjang yaitu sangat bermotivasi, bermotivasi, cukup
bermotivasi, kurang bermotivasi dan sangat kurang bermotivasi.Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) mahasiswa yang tingkat motivasi
belajarnya tergolong sangat bermotivasi ada 23 orang (28,75%); (2) mahasiswa yang
tingkat motivasi belajarnya tergolong bermotivasi ada 36 orang (45%); (3) mahasiswa
yang tingkat motivasi belajarnya tergolong cukup bermotivasi ada 21 orang (26,25%);
(4) tidak ada mahasiswa yang tingkat motivasi belajarnya tergolong kurang bermotivasi
dan sangat kurang bermotivasi (0%). Dari keseluruhan data penelitian yang diperoleh,
maka tingkat motivasi belajar mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma angkatan tahun 2010 secara umum masuk ke dalam golongan sangat
bermotivasi dalam belajar.
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF LEARNING MOTIVATION OF THE STUDENTS OF
GUIDANCE AND COUNSELING STUDY PROGRAM
AT SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA BATCH 2010
Antonius Yudha Budi Purnomo
Sanata Dharma University
2012
This research aims to find out the degree of learning motivation of the studentsof guidance and counseling study program at Sanata Dharma University Yogyakarta
batch 2010. This research belongs to a descriptive research. The subject of this research
is Sanata Dharma University students from guidance and counseling study program
batch 2010 that consists of 80 people.The research instrument used is learning motivation scale which consists of 48
statements, prepared by the researcher himself based on the modified technique from
Likert. This learning motivation scale has four alternative answers which are based on
summated rating scale system. The technique of data analysis used in this research is
the categorization of normal distribution with continuum level, based on Azwar (2007).
The categorization has five degrees of rating, namely very high, high, average, low, and
very low.The results of this research show that: There are 23 students (28.75%) have very
high motivation; there are 36 students (45%) have high motivation; there are 21
students (26.25%) have average motivation; there are no students (0%) have low and
very low motivation. From all data gained, it can be concluded that the learning
motivation of the students of guidance and counseling study program at Sanata Dharma
University Yogyakarta batch 2010 is high.KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Sang Maha Guru, atas segala
kebaikan dan kebijaksanaanNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.Penulisan skripsi ini dapat berjalan lancar karena dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati peneliti ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:1. Dr. Gendon Barus M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Br. Yustinus Triyono, SJ selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam membimbing serta mendampingi peneliti pada setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini.
3. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik serta membagikan pengetahuan dan ilmunya.
4. Seluruh mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010 yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
5. Bapak Albertus Sunaryo, Ibu M.G. Suci Rahayu dan Abangku Stefanus Broto
Wahyudi serta seluruh keluarga besar yang tidak berhenti memberikan dukungan doa dan finansial sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.6. Agnes Dwijayanti Ningrum yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan semangat selama kuliah sampai dengan skripsi ini terselesaikan.
7. Beni Sitanggang, Anna, Ikhe, Marselus Gondu, Hendra, Br. Cahyo, Sr. Miryam,
Sr. Aquila, Siska, Rose, Agam, Nisa, Hendrayani, Putri, Sisil, Estu, Bul-Bul, Sendy dan semua teman BK angkatan 2005 atas kerjasama, kebersamaan dan dukungannya selama peneliti menempuh masa studi sampai dengan menyelesaikan skripsi.
8. Gpnk, Titus, Bendot, Budi, Cipe, Kumis, Igoy, Kuro, Arbi, Sugeng, Sudung,
Ayu, dan semua teman alumni SMP Strada Budi Luhur Bekasi atas tempat singgah dan bertukar pikiran selama peneliti menempa diri dalam pembelajaran panjang.
9. Seluruh rekan kerja dan anak-anak di Kumon Griya Indah, terima kasih atas
dukungan, keceriaan, dan kesempatan untuk memahami makna : Smile, Praise, and Encourage .Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Antonius Yudha Budi Purnomo
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 E. Definisi Operasional ........................................................................... 7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 8
A. Motivasi ............................................................................................. 81. Pengertian motivasi ...................................................................... 8
2. Motivasi intrinsik ......................................................................... 10
3. Motivasi ekstrinsik ....................................................................... 14
B. Motivasi Belajar .................................................................................. 16
C. Aspek-Aspek Motivasi Belajar ............................................................ 19
D. Bagaimana Motivasi dapat Dikembangkan oleh Mahasiswa ............... 21
BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................ 25
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 25 B. Variabel Penelitian ............................................................................. 25 C. Populasi Penelitian .............................................................................. 25 D. Instrumen Penelitian............................................................................ 261. Jenis alat ukur ............................................................................... 26
2. Penentuan skor (scoring) .............................................................. 26
3. Kisi-kisi kuesioner ........................................................................ 27
4. Uji coba alat ukur ......................................................................... 29
5. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen ............................... 29
a. Validitas ................................................................................. 29
b. Daya beda item ....................................................................... 31
c. Reliabilitas ............................................................................. 32
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 35
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 38
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 38 B. Pembahasan ....................................................................................... 39 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................ 42 B. Saran .................................................................................................. 43DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 45
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian kisi-kisi motivasi belajar .................................................. 28
Tabel 2. Hasil uji coba validitas instrumen ................................................ 31
Tabel 3. Hasil uji reliabilitas skala .............................................................. 33
Tabel 4. Kualifikasi reliabilitas .................................................................. 34
Tabel 5. Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar mahasiswa setelah uji coba ... 34
Tabel 6. Deskripsi data secara umum ......................................................... 35
Tabel 7. Norma kategorisasi tingkat motivasi belajar mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2010 ........................... 37 Tabel 8. Tingkat motivasi belajar mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010 ... 39DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Uji Coba .......................................................................... 48
Lampiran 2 : Tabulasi Data Uji Coba ..................................................................... 53
Lampiran 3 : Pengolahan Data Item Uji Coba ........................................................ 63
Lampiran 4 : Tabulasi Data Penelitian .................................................................. 65
Lampiran 5: Kuesioner Penelitian ......................................................................... 72
Lampiran 6 : Surat-Surat ....................................................................................... 76
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini jumlah mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma meningkat secara
signifikan. Sebagai contoh, jika membandingkan jumlah mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2005 dengan angkatan 2010, maka didapatkan jumlah 44 : 87 dimana kuantitas ini hampir mendekati rasio 1:2. Perbandingan ini hanya menunjukkan kuantitas mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang meningkat, lalu bagaimana dengan kualitas?
Berbicara tentang kualitas mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, sudah tentu akan meliputi berbagai kriteria penilaian. Misalnya saja kuantitas mahasiswa dalam menghasilkan karya ilmiah, partisipasi mahasiswa dalam bidang akademik, jumlah mahasiswa yang lulus dan bekerja pada instansi tertentu, lama menganggur ketika lulus kuliah, dan berbagai macam kriteria penilaian yang dapat mewakili segi kualitas mahasiswa. Kualitas dalam penilaian di atas lebih mencerminkan produk, hasil, output atau lulusan mahasiswa, kurang menekankan pada proses perkuliahan, proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu dipahami lebih lanjut bahwa proses membuahkan hasil, kegiatan
2 Dalam Winkel & Hastuti (2005), mahasiswa meliputi rentang umur
18/19 tahun sampai 24/25 tahun. Rentang umur itu masih dapat dibagi-bagi
atas periode 18/19 tahun sampai 20/21 tahun, yaitu mahasiswa dari semester I
sampai dengan semester IV; dan periode 21/22 tahun sampai 24/25 tahun,
yaitu mahasiswa dari semester V sampai dengan VIII. Pada rentang umur
yang pertama pada umumnya tampak ciri-ciri sebagai berikut: stabilitas dalam
kepribadian mulai meningkat, pandangan yang lebih realistis tentang diri
sendiri dan lingkungan hidupnya; kemampuan untuk menghadapi segala
macam permasalahan secara lebih matang; gejolak-gejolak dalam alam
perasaan mulai berkurang. Pada rentang umur yang kedua pada umumnya
tampak ciri-ciri sebagai berikut: usaha dalam memantapkan diri dalam bidang
keahlian yang telah dipilih dan dalam membina hubungan percintaan;
memutar-balikkan pikiran untuk mengatasi aneka ragam masalah, seperti
kesulitan ekonomi, kesulitan mendapat kepastian tentang bidang pekerjaan
kelak, kesulitan membagi perhatian secara seimbang antara tuntutan akademik
dan tuntutan kehidupan perkawinan (kalau sudah menikah); ketegangan atau
stress karena belum berhasil memecahkan berbagai persoalan mendesak
secara memuaskan.Terkait dengan rentang umur, mahasiswa angkatan 2010 termasuk dalam
rentang umur yang pertama (seperti yang telah dijabarkan di atas), oleh karena
itu maka sekurang-kurangnya mahasiswa pada periode ini sudah memiliki
kematangan dalam mempertahankan motivasi belajar pada tingkatan ideal.
Tingkatan motivasi belajar disebut ideal ini jika mahasiswa memiliki orientasi
3
pada prestasi cenderung menunjukkan performa terbaik di kelas yang
menekankan pada pembelajaran arahan-mandiri (self-directed). Mahasiswa
yang mandiri dan memiliki orientasi pada prestasi dapat dilihat dari partisipasi
aktif mahasiswa dalam kelompok diskusi, dan atau kelompok belajar. Hal ini
misalnya dapat diamati pada salah satu kegiatan kelompok diskusi pada
program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2010, beberapa mahasiswa
secara aktif membentuk kelompok belajar dan mendiskusikan materi
perkuliahan dengan berbagai referensi yang dimiliki. Mahasiswa tersebut
kerap kali mencari berbagai literatur yang terdapat pada setiap silabus mata
kuliah. Selain dari kelompok mahasiswa tersebut, terdapat juga kelompok
mahasiwa yang lebih bergantung pada orang lain dan mudah beradaptasi
dengan lingkungan. Mahasiswa dengan tipe seperti ini akan belajar lebih baik
dalam lingkungan yang terstruktur. Terstruktur dalam hal ini berarti
mahasiswa belajar dengan terpola dan terencana, dapat membatasi diri antara
waktu belajar dan bersosialisasi dengan lingkungan sosialnya. Pola dan
rencana yang dibuat mahasiswa dalam mempertahankan motivasi belajar ini
juga dapat dikatakan dengan kemampuan mahasiswa mempertahankan
motivasi belajar pada tingkatan ideal.Beranjak dari pemaparan di atas, kiranya terdapat beberapa hal yang
patut dijadikan penekanan lebih lanjut: yakni motif, atau yang menjadi tujuan
mahasiswa belajar; dan orientasi, dengan kata lain peninjauan untuk
menentukan sikap. Kedua hal ini dapat disederhanakan ke dalam satu
kerangka pikir, yaitu motivasi. Istilah motivasi (motivation) sendiri berasal
4
dari bahasa latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (to move)
(Robbins, 2006). Secara sederhana, berdasarkan arti katanya, motivasi dapat
dikatakan sebagai kekuatan -baik itu yang berasal dari dalam maupun dari luar
individu- yang dapat menggerakkan seseorang untuk bertindak. Motivasi
merupakan faktor pendorong manusia untuk melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan. Motivasi juga mengacu pada usaha yang mengarahkan perilaku
untuk memperoleh kepuasan dari beberapa kebutuhan (King, 2010).Tidak lepas dari pengertian tersebut, motivasi belajar mahasiswa menjadi
sesuatu hal yang penting untuk diperhatikan lebih lanjut. Motivasi belajar
mahasiswa dikatakan menjadi sesuatu hal yang penting dikarenakan
mahasiswa memerlukan suatu dorongan dalam belajar atau mempelajari suatu
ilmu pengetahuan tertentu. Adanya suatu dorongan inilah yang mengakibatkan
mahasiswa tergerak untuk mencari, mengarahkan sikapnya untuk mengetahui,
memahami, memaknai setiap proses pembelajaran sehingga mendapat nilai
(value) dari kegiatan belajarnya tersebut. Jika mahasiswa sudah sampai pada
kesadaran nilai dalam belajar, maka kualitas program studi terbaik adalah efek
samping proses tersebut.Mengingat fungsi penting dari motivasi dalam belajar dan melihat
peranannya dalam belajar, timbul pertanyaan dalam benak penulis: bagaimana
jika motivasi belajar mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling rendah? Bisa
jadi jawaban pertanyaan tersebut adalah penguasaan bahan pembelajaran
mahasiswa juga rendah. Motivasi belajar yang rendah dapat diukur pada
perilaku mahasiswa mengikuti perkuliahan, tingkat kehadiran mahasiswa yang
5 tidak 100%, tingkat partisipasi aktif mahasiswa untuk menggali lebih jauh mengenai bidang ilmu yang digeluti serta bertolak belakang dengan kondisi ideal yang tersebut pada paragraf ke-empat. Pada kondisi ini, mahasiswa yang secara tidak langsung memiliki tujuan utamanya dalam mengikuti perkuliahan hanya sekadar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, bukan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, gelar sarjana menjadi motif utama mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dibanding ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh lebih dalam lagi sehingga sunggu-sungguh mencerminkan profesionalitas tenaga bimbingan di sekolah nantinya.
Berbagai permasalahan yang dipaparkan di atas menarik minat peneliti untuk mengungkap motivasi belajar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling, terlebih belum pernah ada penelitian untuk mengungkap motivasi belajar mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling. Oleh karena itu, peneliti ingin mengungkap tingkat motivasi belajar mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: bagaimanakah tingkat motivasi belajar mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010?
6 C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat motivasi belajar para mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling: dapat memperoleh masukan empirik mengenai tingkat motivasi belajar para mahasiswa pada program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010.
b. Bagi peneliti: sebagai sarana penerapan kompetensi peneliti sendiri, sehingga peneliti dapat mengetahui lebih dalam motivasi belajar pada mahasiswa.
c. Bagi program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma: hasil penelitian ini dapat memperkaya hasil karya ilmiah mahasiswa.
7
E. Definisi Operasional
1. Deskripsi adalah penggambaran dan pemaparan dengan kata-kata secara jelas dan terinci.
2. Motivasi adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan. Intensitas di sini berarti menyangkut tingkat usaha seseorang dalam mencapai tujuan pribadinya. Tingkat intensitas juga harus diarahkan dengan sungguh- sungguh ke tujuan yang diinginkan supaya dapat membuahkan hasil yang dibutuhkan. Ketekunan merupakan tolok ukur tentang berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya dalam meraih tujuan.
3. Motivasi belajar adalah daya penggerak psikis dalam aspek dinamik- afektif, di dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar secara bertanggung jawab dengan cara mempertahankan konsentrasi, efisiensi waktu dalam kegiatan belajar dan demi mencapai suatu tujuan yang realistis.
4. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2010 adalah mereka yang terdaftar untuk menempuh pendidikan di Prodi BK USD mulai tahun akademik 2010/2011.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian motivasi Motivasi merupakan akibat dari interaksi individu dan situasi. Setiap individu pasti akan mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Demikian juga dengan tingkat motivasi akan beraneka pula, baik
antar individu maupun di dalam diri individu yang sama pada waktu-waktu yang berlainan. Robbins (2006) mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Unsur kunci yang terdapat dalam definisi di atas adalah intensitas, tujuan dan ketekunan. Intensitas di sini berarti menyangkut tentang tingkat usaha seseorang dalam mencapai tujuan pribadinya dan merupakan salah satu fokus pada saat berbicara tentang motivasi. Tingkat intensitas juga harus diarahkan dengan sungguh-sungguh ke tujuan yang diinginkan supaya dapat membuahkan hasil yang bagus. Sedangkan ketekunan merupakan tolok ukur tentang berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya dalam meraih tujuan.
9 Pengertian motivasi dijelaskan oleh Marpaung (2000) sebagai
suatu dorongan, arah dan persistensi dari perilaku. Pengertian ini
juga sejalan oleh Kreitner & Kinicki (Marpaung, 2000) yang
mendeskripsikan motivasi sebagai proses psikologis yang
membangkitkan dan menuntun perilaku yang mengarah pada
tujuan. Motivasi adalah istilah umum yang menunjukkan pada
pengaturan perilaku yang disebabkan oleh stimulasi dari luar
individu dan dorongan dari dalam untuk memuaskan kebutuhan
atau tujuan yang diharapkan. Dapat dikatakan bahwa motivasi
merupakan faktor pendorong manusia untuk melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan. Motivasi juga mengacu pada usaha yang
mengarahkan perilaku untuk memperoleh kepuasan dari beberapa
kebutuhan (Djamarah, 2002).Dari uraian di atas jelas kiranya bahwa motivasi bertalian erat
dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang
bersangkutan, makin kuat pula motivasinya. Jadi motivasi itu
sangat berguna bagi tindakan atas perbuatan seseorang. Hal-hal
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Motivasi itu diperlukan oleh manusia untuk berbuat atau
bertindak, motivasi berfungsi sebagai penggerak yang memberikan energi atau kekuatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.10 b. Motivasi dapat menentukan agar perbuatan yang dilakukan tetap mengacu pada arah perwujudan dari tujuan yang ingin dicapai atau dicita-citakan; motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang lurus untuk mencapai tujuan. Maka makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang akan ditempuh.
c. Motivasi menyeleksi perbuatan. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai suatu tujuan dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak atau kurang bermanfaat bagi tujuan semula.
2. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik diartikan sebagai suatu dorongan untuk berperilaku demi kepentingan pribadi. Motivasi intrinsik tersebut berasal dari kepuasan yang muncul dari perilaku itu sendiri. Perilaku yang termotivasi secara intrinsik berdampak pada perolehan kesenangan dari pelaksanaan suatu tugas daripada mengharapkan suatu imbalan tertentu (Koeswara, 1989). Pekerjaan yang menarik dan menantang kemungkinan lebih mengarah pada motivasi intrinsik daripada pekerjaan yang membosankan atau tidak menggunakan skill dan kemampuan individu. Ryan & Deci (2000) mengungkapkan bahwa motivasi intrinsik diartikan sebagai usaha melakukan tindakan untuk mendapatkan kepuasan yang
11
diinginkan secara sadar dan mantap, yang berasal dari dalam
dirinya.Menurut Worchel (Ryan & Deci, 2000) ada dua dasar motivasi
intrinsik. Pertama, individu memiliki kebutuhan untuk menjadikan
dirinya menjadi kontrol atas perilaku mereka sendiri. Kedua,
individu ingin dirinya dianggap mampu dan kompeten. Imbalan
secara intrinsik, seperti tantangan intelektual atau rasa bangga
membuat individu merasa bahwa mereka berada dalam suatu
kontrol. Sebaliknya, ketika individu bekerja hanya untuk
memperoleh imbalan eksternal seperti uang, ini menunjukkan
bahwa imbalan tersebut mengontrol perilaku mereka (Koeswara,
1989). Pengertian ini menekankan bahwa individu tidak hanya
butuh kendali atas lingkungannya, melainkan juga butuh perasaan
kompeten dalam mengendalikan lingkungan.Menurut Ryan & Deci (2000), motivasi intrinsik menghasilkan
tingkah laku yang menyebabkan individu mengalami perasaan
kompeten. Tingkah laku yang dihasilkan oleh motivasi intrinsik
terdiri dari dua bentuk tingkah laku, yakni tingkah laku yang
ditujukan pada peningkatan stimulasi, dan tingkah laku yang
ditujukan pada upaya mengatasi situasi-situasi atau tantangan-
tantangan. Tingkah laku kedua inilah yang akan menghasilkan
perasaan kompeten pada individu. Mereka juga menekankan bahwa
individu dalam bertingkah laku akan melibatkan pembuatan pilihan
12
atau keputusan. Keputusan ini dilaksanakan berdasarkan informasi-
informasi yang tersedia di lingkungan maupun ingatannya.
Pembuatan pilihan atau keputusan tidak hanya didasarkan pada
informasi-informasi yang objektif seperti sikap-sikap atau
perasaan-perasaan. Di samping itu, pembuatan keputusan atau
pilihan untuk bertingkah laku yang dilakukan individu bisa
dipengaruhi pula oleh tujuan-tujuan yang akan dicapainya.Ryan & Deci (2000) juga mengemukakan bahwa motivasi
dipicu oleh gambaran-gambaran atau pengharapan-pengharapan
yang ada pada individu mengenai situasi atau kejadian yang akan
muncul pada waktu yang akan datang. Berkaitan dengan hal ini,
mereka mencatat bahwa energi yang mendorong tingkah laku
individu adalah kesadaran, sehingga tujuan akan bisa dicapainya.
Di samping mendorong, kesadaran akan tercapainya tujuan juga
bertindak sebagai pengarah individu pada tujuan. Pada saat
individu berhasil mencapai tujuan, maka imbalan akan muncul,
yakni berupa rasa mampu atau kompeten.Motivasi intrinsik lebih dimaknai seperti melakukan suatu
kegiatan lebih karena alasan kepuasan daripada karena adanya
beberapa konsekuensi (Koeswara, 1989). Seseorang yang
termotivasi secara intrinsik, berperilaku karena kesenangan atau
tantangan daripada karena adanya dorongan dari luar, tekanan, atau
imbalan. Senada dengan yang diungkapkan oleh Hunt (Ryan &
13 Deci, 2000) dimana motivasi intrinsik adalah motivasi yang
mengacu pada fakta bahwa individu bisa dan sering termotivasi
untuk bertingkah laku bukan adanya perkuatan atau kekuatan
eksternal, melainkan karena tingkah laku itu sendiri cukup
memberikan kepuasan bagi individu.Motivasi itu sendiri timbul apabila terjadi kesenjangan antara
apa yang telah diketahuinya dengan apa yang belum diketahuinya.
Bagi manusia, motivasi intrinsik bukan hanya bentuk dari motivasi,
atau aktivitas yang dilakukan karena kemauannya, tetapi bahwa
motivasi intrinsik adalah sesuatu yang menempel dan penting
dalam diri manusia. Sejak lahir, manusia adalah pribadi yang aktif,
ingin tahu, curiga dan menunjukkan bahwa dimanapun mereka siap
untuk belajar dan melakukan suatu penyelidikan dan bukan karena
adanya dorongan dari luar. Hal ini senada pula dengan McGreror
(Ryan & Deci, 2000) yang mengungkapkan bahwa apabila suatu
pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan pribadi individu seperti
harga diri, keingintahuan, kompetensi, maka seseorang akan
termotivasi secara intrinsik.Kecenderungan motivasi alami ini adalah elemen yang penting
dalam kognitif, sosial, dan perkembangan secara fisik dengan
perilaku yang didasari oleh kesenangan, yang berarti
menumbuhkan pengetahuan dan kemampuan diri. Kecenderungan
untuk tertarik pada sesuatu yang baru, dengan aktif berasimilasi,
14 dan secara kreatif menerapkan keahlian kita tidak terbatas saat masa kanak-kanak saja, tetapi merupakan segi yang signifikan dari manusia yang mempengaruhi kinerja, ketekunan dan kesejahteraan sepanjang hidup (Feldman, 2009). Motivasi intrinsik ini ada dalam diri individu dan dalam relasi antara individu dan aktivitasnya. Dengan kata lain, motivasi intrinsik merupakan pilihan bebas bagi individu untuk melakukan suatu aktivitas.
Dalam Self Determination Theory yang dikemukakan oleh Ryan & Deci (2000) menjelaskan bahwa konteks sosial dapat meningkatkan motivasi intrinsik. Peristiwa dan struktur interpersonal seperti komunikasi dan umpan balik dapat meningkatkan motivasi intrinsik dalam berperilaku karena dasar kebutuhan psikologis dari kompetensi terpenuhi atau terpuaskan, termasuk juga adanya tantangan yang maksimal, efek dari umpan balik (feedback). Lebih jauh Ryan & Deci (2000) menjelaskan bahwa kompetensi tidak akan meningkatkan motivasi intrinsik, kecuali jika bekerja sama dengan otonomi. Individu akan memiliki tingkat motivasi intrinsik yang tinggi jika mengalami kepuasan dalam kompetensi dan otonomi.
3. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik diartikan sebagai dorongan berperilaku karena adanya imbalan dari luar diri atau karena ingin menghindari
15
itu sendiri. Perilaku yang termotivasi secara ekstrinsik tergantung
pada kondisi eksternal yang mendukung perilaku tersebut.
Misalnya saja beasiswa, keinginan untuk mendapatkan IP tinggi,
status, jabatan atau berbagai jenis imbalan yang lainnya. Dapat pula
dikatakan bahwa perilaku yang termotivasi secara ekstrinsik
merupakan perilaku yang dilakukan untuk memperoleh imbalan
sosial ataupun untuk menghindari suatu hukuman. Sumber dari
motivasi ini adalah konsekuensi dari perilaku tersebut bukan
perilaku itu sendiri.Motivasi ekstrinsik (Ryan & Deci, 2000) merupakan suatu
konsep tentang kegiatan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang
berasal dari luar diri. Motivasi ekstrinsik lebih dimaknai sebagai
dorongan untuk melakukan suatu perilaku yang berasal dari luar
diri atau lingkungan luar yang mendukung pelaksanaan pekerjaan
individu. Misalnya pujian, hukuman/ganjaran, dan lain-lain. Self
Determination Theory memiliki asumsi bahwa manusia adalah
organisme yang aktif, yang memiliki perkembangan dan
pertumbuhan psikologis, yang berusaha keras untuk terus menerus
menghadapi berbagai tantangan dan mengintegrasikan
pengalaman-pengalaman mereka ke dalam diri. Motivasi ekstrinsik
yang berasal dari lingkungan, nantinya akan diinternalisasi ke
dalam diri sehingga mendorong mereka untuk berperilaku.
Internalisasi adalah proses manusia mentransformasikan aturan
16 yang berasal dari peristiwa-peristiwa eksternal ke dalam regulasi yang dihasilkan oleh proses internal (Ryan & Deci, 2000).