Ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa antar mahasiswa Program Studi PBSID angkatan 2009-2011 Universitas Sanata Dharma - USD Repository

  

KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIK DAN PRAGMATIK BERBAHASA

ANTARMAHASISWA PROGRAM STUDI PBSID ANGKATAN 2009 —2011

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun oleh:

  Caecilia Petra Gading May Widyawari 091224015

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIK DAN PRAGMATIK BERBAHASA

ANTARMAHASISWA PROGRAM STUDI PBSID ANGKATAN 2009 —2011

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun oleh:

  Caecilia Petra Gading May Widyawari 091224015

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

MOTO

Jika kamu ingin mengatakan sesuatu, katakanlah. Jika kamu ingin melakukan sesuatu,

lakukanlah. Jangan berpikir bahwa kamu akan jatuh dan sakit. Yang terpenting adalah

kamu selalu menggunakan hatimu (Mis Jul)

  

Kita tidak dapat melakukan hal-hal hebat, kita hanya bisa melakukan hal-hal kecil dengan

cinta yang berlimpah (Ibu Teresa)

  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menjadi sahabat dan pelindungku dalam setiap langkah dan keputusanku

  Orang tua tercinta, Bapak Alexandre Suramto dan Ibu Theresia Nur Istiyani yang selalu memberikan cinta, doa, dukungan, dan kesabaran yang begitu besar untukku

  Mas dan adik tersayang, Gregorius Advent Gilang Arlingga dan Yohanes Febbry Bagas Pamungkas yang selalu memberikan semangat, doa dan canda tawa serta pertengkaran lucu setiap kita bertemu

  Mbah Putri, Mbah Gumi, dan Om Kunto yang selalu mendukung, membantu dan memberikan semangat, serta menemaniku selalu

  Teman-temanku ‘sepayung’, Rita, Galuh, dan Melisa yang selama ini jatuh-bangun dan berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan skripsi ini

  ABSTRAK Widyawari, Caecilia Petra Gading May. 2013. Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik

  Berbahasa Antarmahasiswa Program Studi PBSID Angkatan 2009 —2011 Universitas Sanata Dharma. SKRIPSI. Yogyakarta: PBSID, JPBS, FKIP, USD.

  Penelitian ini membahas ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa yang dituturkan antarmahasiswa Program Studi PBSID Angkatan 2009 —2011 di Universitas

  Sanata Dharma. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa, (2) mendeskripsikan penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa, dan (3) mendeskripsikan makna ketidaksantunan berbahasa yang digunakan antarmahasiswa PBSID Angkatan 2009

  —2011 di Universitas Sanata Dharma. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah mahasiswa PBSID Angkatan 2009

  —2011 di Universitas Sanata Dharma. Instrumen penelitian berupa panduan wawancara (daftar pertanyaan), pertanyaan pancingan, dan pernyataan kasus. Metode pengumpulan data yakni, pertama metode simak dengan teknik dasar berupa teknik sadap dan teknik lanjutan berupa teknik simak libat cakap dan teknik cakap, kedua metode cakap dengan teknik dasar berupa teknik pancing dan dua teknik lanjutan berupa teknik lanjutan cakap semuka dan tansemuka. Beberapa teknik tersebut diwujudkan peneliti dengan cara menginventarisasi, mengidentifikasi, dan mengklasifikasi.

  Dalam analisis data, peneliti mengutip data beserta konteksnya. Selanjutnya, peneliti menginterpretasi wujud, penanda dan makna ketidaksantunan linguistik dan pragmatik tuturan-tuturan yang telah dikutip dengan memerhatikan konteks yang melingkupi terjadinya tuturan itu. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode kontekstual.

  Simpulan hasil penelitian ini adalah: (1) wujud ketidaksantunan linguistik dapat dilihat dari tuturan antarmahasiswa yang terdiri dari melecehkan muka, sembrono, mengancam muka dan menghilangkan muka. Lalu wujud ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat berdasarkan konteks (penutur, mitra tutur, situasi, suasana, tindak verbal, tindak perlokusi dan tujuan tutur), (2) penanda ketidaksantunan linguistik yang ditemukan berupa nada, tekanan, intonasi, dan diksi. Penanda ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat berdasarkan konteks tuturan yang berupa penutur dan mitra tutur, situasi dan suasana, tindak verbal, tindak perlokusi, dan tujuan tutur, dan (3) makna ketidaksantunan berbahasa yaitu: a) melecehkan muka, ejekan penutur kepada mitra tutur dan dapat melukai hati, b) memain- mainkan muka, membingungkan mitra tutur dan itu menjengkelkan, c) kesembronoan, bercanda yang menyebabkan konflik, d) menghilangkan muka, mempermalukan mitra tutur di depan banyak orang, dan e) mengancam muka, menyebabkan ancaman pada mitra tutur.

  Saran penelitian ini untuk para mahasiswa adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau gambaran umum mengenai ketidaksantunan berbahasa, supaya para mahasiswa dapat mengurangi dan menghindari ketidaksantunan berbahasa itu. Lalu untuk peneliti berikutnya dapat memperdalam penelitian ketidaksantunan tentang cara orang melecehkan muka, mengancam muka dan menghilangkan muka serta tentang penanda ketidaksantunan dalam hal nonkebahasaan.

  

ABSTRACT

  Widyawari, Caecilia Petra Gading May. 2013. Linguistic and Pragmatic Language

  

Impoliteness among PBSID Students of the Academic Year 2009

—2011 in Sanata Dharma University. THESIS. Yogyakarta: PBSID, JPBS, FKIP, USD.

  This research discussed the forms of impoliteness utterance among PBSID students of the Academic Year 2009 —2011 in Sanata Dharma University. The purposes of this research are: (1) describe a form of linguistic and pragmatic language impoliteness, (2) describe a sign of linguistic and pragmatic language impoliteness, and (3) describe the meaning of impoliteness among PBSID students of the Academic Year 2009

  —2011 in Sanata Dharma University. Type of this research is descriptive qualitative. The data sources of this research were the PBSID students of the Academic Year 2009

  —2011 in Sanata Dharma University. The instruments used in this research are interview, elicitation, and cases studies using language impoliteness theory. The roundup data method used are grouping and interview.

  The collecting data method uses tapping method as a basic method, the continuation technique is direct interview and the last technique is written data recording. Interview technique is an elicitation technique as a basic technique. The follow up technique is direct interview and indirect interview. Both the techniques can be applied both in grouping and interview. The researcher can use those two techniques both in grouping and interview by inventoring, indentifying, and clarifying the data. In analyzing the data, the research cites the data and the spoken language. The final step done by the researcher is interpreting the meaning of the language. The data analysis used in this research is contextual analysis method.

  The conclusions of this research are: (1) the linguistics impoliteness form can be seen from the spoken language used among students consisting face-aggravate, face- gratuitous, face-threaten, and face-loss. Then pragmatic impoliteness form can be observed based on contextual (speaker, receiver, situation, condition, verbal act, perlocutionary act, and purpose of speech). (2) the sign of linguistic impoliteness can be observed based on tone, stress, intonation, and diction. The sign of pragmatic impoliteness can be observed based on the context consists of speaker, receiver, situation, condition, verbal act, perlocutionary act, purpose of speech. (3) the meaning of impoliteness are (a) face-aggravate, taunt from the speaker to the receiver and it hurts the person. (b) Face expression which confuses the speaker and receiver and it is annoying. (c) face-gratuitous, intended jokes which cause a conflict. (d) face-loss, mortifies somebody in front of the people. (e) face-threatening which cause a threat to the person.

  Suggestion of this research for students is the results of this study can be used as a

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

  

Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik Berbahasa Antarmahasiswa Program Studi

PBSID Angkatan 2009 —2011 Universitas Sanata Dharma ini dengan baik. Sebagaimana

  disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

  Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, dan selaku dosen Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian telah mendampingi, membimbing, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari proses awal hingga akhirnya penulis boleh menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Universitas Sanata Dharma.

  4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum., selaku dosen Pembimbing I yang dengan pengertian dan kesabaran, membimbing, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari proses awal hingga akhirnya penulis boleh menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  5. Segenap dosen Program Studi PBSID yang dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing, memberikan dukungan, bantuan, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah sampai selesai.

  6. Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSID yang selalu sabar memberikan

  7. Kedua orang tua tercinta, Alexandre Suramto dan Ibu Theresia Nur Istiyani, yang telah memberikan cinta, doa dan dukungan, baik secara moral maupun material bagi penulis selama menjalani masa kuliah.

  8. Mbah putri Maryati, Mbah Gumi dan Om Kunto, yang telah memberi semangat, bantuan, dan doa bagi penulis.

  9. Rita, Melisa dan Galuh, teman ‘sepayung’ dan seperjuangan yang sudah bersama-sama berjuang dengan skripsi ini.

  10. Mas dan adik tersayang, Mas Gilang dan Febbry yang sudah memberikan semangat, doa dan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.

  11. Para mahasiswa PBSID Angkatan 2009—2011 USD Yogyakarta yang telah bersedia dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini.

  12. Fajar, Asa, Tofan, Melisa, Woro yang telah berjuang belajar bersama dalam perkuliahan dan bersedia menemani, memberikan semangat, bantuan, dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  13. Uli, Fina, dan Puput yang masih menjaga persahabatan dengan penulis dan tak lelah memberikan motivasi, semangat dan doa kepada penulis.

  14. Teman-teman Mahasiswa PBSID Sanata Dharma Angkatan 2009 s.d. 2012; melalui kebersamaan selama berproses dan kuliah ini saya dapat merasakan bagaimana arti sebuah keakraban dan kesetiakawanan. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila laporan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan berbagai saran dan kritik dari para pembaca. Penulis berharap agar laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

  Yogyakarta Penulis

  DAFTAR ISI Hal.

  

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................

  ii

  

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN MOTO ................................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

ABSTRACT ............................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................. x

DAFTAR ISI............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvii

  

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................

  6 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................

  7 1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................................................

  7 1.5 Definisi Istilah ......................................................................................................

  8

  BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................

  34 2.3.4 Rangkuman ................................................................................................

  2.4.1.4 Aspek-aspek Fisik

  ‘Language Users’ ........................... 45

  2.4.1.3 Aspek-aspek Sosial dan Budaya

  ‘Language Users’ ............................................ 43

  2.4.1.2 Aspek-aspek Mental

  ‘The utterer’ dan ‘The Interpteter’ .................................................... 42

  2.4.1.1

  40

  36 2.4.1 Penutur dan Lawan Tutur ..........................................................................

  36 2.4 Konteks Tuturan...................................................................................................

  30 2.3.3 Tindak Perlokusi ........................................................................................

  11 2.1 Penelitian yang Relevan .......................................................................................

  29 2.3.2 Tindak Ilokusi ............................................................................................

  28 2.3.1 Tindak Lokusi ............................................................................................

  27 2.3 Tindak Tutur ........................................................................................................

  25 2.2.6 Rangkuman ................................................................................................

  24 2.2.5 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan Locher and Watts ..

  22 2.2.4 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan Terkourafi ..............

  19 2.2.3 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan Culpeper ................

  16 2.2.2 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan Bousfield ...............

  15 2.2.1 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan Locher ....................

  11 2.2 Teori Ketidaksantunan Berbahasa .......................................................................

  ‘Language Users’ ................................................ 48

  2.4.5 Tuturan Sebagai Produk Tindak Verbal ....................................................

  54 2.4.6 Rangkuman ................................................................................................

  55 2.5 Bunyi Suprasegmental .........................................................................................

  56 2.5.1 Tinggi-Rendah (Nada, Tona, Pitch) ..........................................................

  56 2.5.2 Keras-Lemah (Tekanan, Aksen, Stress) ....................................................

  57 2.5.3 Intonasi.......................................................................................................

  58 2.5.4 Rangkuman ................................................................................................

  59 2.6 Pilihan Kata ..........................................................................................................

  60 2.6.1 Bahasa Standar dan Nonstandar ................................................................

  62 2.6.2 Kata Ilmiah dan Kata-kata Populer ............................................................

  63 2.6.3 Jargon .........................................................................................................

  64 2.6.4 Kata Percakapan ........................................................................................

  65 2.6.5 Kata Slang ..................................................................................................

  66 2.6.6 Idiom ..........................................................................................................

  67 2.6.7 Bahasa Artifisial ........................................................................................

  67 2.6.8 Kata Seru....................................................................................................

  67 2.6.9 Kata Fatis ...................................................................................................

  68 2.6.10 Rangkuman ..............................................................................................

  68 2.7 Kerangka Berpikir ................................................................................................

  70 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 71

  3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...............................................................

  72 3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................................

  74 3.5 Metode dan Teknik Analisis Data........................................................................

  74 3.6 Sajian Analisis Data .............................................................................................

  76 3.7 Trianggulasi Hasil Analisis Data .........................................................................

  77 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................

  78 4.1 Deskripsi Data ......................................................................................................

  78 4.2 Hasil Analisis Data ..............................................................................................

  84 4.2.1 Melecehkan Muka......................................................................................

  84 4.2.1.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik....................................................

  86 4.2.1.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik....................................................

  87 4.2.1.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik .................................................

  88 4.2.1.4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik .................................................

  89 4.2.1.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang Melecehkan Muka ...........

  91 4.2.2 Memain-mainkan Muka .............................................................................

  92 4.2.2.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik....................................................

  94 4.2.2.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik....................................................

  95 4.2.2.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik .................................................

  96 4.2.2.4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik .................................................

  97

  4.2.2.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang Memain-mainkan Muka... 100

  4.2.3.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik ................................................. 104

  4.2.3.4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik ................................................. 105

  4.2.3.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang Berupa Kesembronoan yang Disengaja ........................................................................................................ 107

  4.2.4 Menghilangkan Muka ................................................................................ 108

  4.2.4.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik.................................................... 110

  4.2.4.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik.................................................... 111

  4.2.4.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik ................................................. 112

  4.2.4.4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik ................................................. 113

  4.2.4.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang Menghilangkan Muka ...... 116

  4.2.5 Mengancam Muka Sepihak ...................................................................... 116

  4.2.5.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik.................................................... 119

  4.2.5.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik.................................................... 119

  4.2.5.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik ................................................. 121

  4.2.5.4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik ................................................. 122

  4.2.5.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang Mengancam Muka ........... 124

  4.3 Pembahasan.......................................................................................................... 125

  4.3.1 Melecehkan Muka...................................................................................... 125

  4.3.2 Memain-mainkan Muka ............................................................................. 142

  4.3.3 Kesembronoan yang Disengaja ................................................................. 157

  

BAB V PENUTUP.................................................................................................... 201

  5.1 Simpulan .............................................................................................................. 201

  5.2 Saran .................................................................................................................... 206

  

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 208

LAMPIRAN.............................................................................................................. 211

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

Hal.

  Tabel 1 Tuturan yang Melecehkan Muka ........................................................................... 79 Tabel 2 Tuturan yang Memain-mainkan Muka .................................................................. 80 Tabel 3 Tuturan Kesembronoan yang Disengaja ................................................................ 81 Tabel 4 Tuturan yang Menghilangkan Muka...................................................................... 82 Tabel 5 Tuturan yang Mengancam Muka sepihak .............................................................. 83

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bekerja sama satu sama lain. Peranan bahasa dalam kehidupan manusia membuat bahasa penting untuk dikaji lebih dalam. Adapun ilmu yang mempelajari mengenai bahasa adalah linguistik. Sosok linguistik sebagai ilmu bahasa yang meneliti dan mengkaji seluk-beluk bahasa natural manusia, tidak saja aspek-aspek internal tetapi juga bagian-bagian eksternalnya, di dalam perkembangannya memiliki beberapa cabang atau ranting-ranting ilmu (Rahardi, 2007:9). Sebagai ilmu kajian bahasa, linguistik memiliki berbagai cabang ilmu yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Secara umum, linguistik menganalisis bahasa mengenai aspek yang berhubungan dengan struktur kebahasaannya (fonologi, sintaksis, semantik, morfologi).

  Percabangan ilmu bahasa menunjukkan bahwa pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang terakhir. Pragmatik merupakan studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca) (Yule, 2006:3). Pendapat lain dikemukakan oleh Levinson (melalui Nugroho, 2009:118), pragmatik adalah kajian ihwal hubungan antara bahasa dan konteks yang digramatikalisasikan atau dikodekan di dalam struktur bahasa.

  Dalam hal ini pragmatik mengkaji mengenai bagaimana bahasa dipakai untuk berkomunikasi, terutama hubungan antara kalimat dengan konteks dan situasi pemakaiannya.

  Konteks penting dalam kajian pragmatik karena konteks digunakan untuk memahami semua faktor yang berperan dalam produksi dan komprehensi tuturan (Jumanto melalui Nugroho, 2009:123). Menurut Rahardi (2006:20) konteks tuturan dapat pula diartikan sebagai semua latar belakang pengetahuan (background

  

knowledge ) yang diasumsikan sama-sama dimiliki dan dipahami bersama oleh

  penutur dan mitra tutur, serta yang mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan oleh si penutur itu di dalam keseluruhan proses bertutur. Menurut Leech (melalui Nugroho, 2009:119), konteks dalam pragmatik adalah aspek-aspek yang terdapat di dalam situasi tuturan atau

  „speech situation‟ itu dapat dibedakan

  menjadi lima macam, yakni: (1) penutur dan lawan tutur, (2) konteks tuturan, (3) tujuan tuturan, (4) tuturan sebagai tindak verbal, dan (5) tuturan sebagai produk tindak verbal. Dengan demikian, konteks memiliki fungsi yang penting dan memang harus ada untuk membuat sebuah tuturan benar-benar bermakna.

  Penekanan konteks dalam pragmatik memberikan kejelasan mengenai analisis perbedaan pragmatik dengan ilmu lain termasuk linguistik. Jika pada analisis linguistik struktur yang dikaji adalah aspek yang berhubungan dengan struktur kebahasaannya (fonologi, morfologi, sintaksis, semantik) sedangkan pada kajian pragmatik yang dikaji adalah situasi tutur yang dapat menimbulkan makna sebenarnya secara tidak langsung. Oleh sebab itu, perpaduan analisis kajian linguistik dan pragmatik semakin memperjelas maksud penggunaan bahasa dalam berkomunikasi (lisan maupun tulis).

  Lebih dari itu, salah satu kajian pragmatik adalah mengupas mengenai kesantunan dan ketidaksantunan penggunaan bahasa oleh para pemakainya.

  Pembahasan mengenai kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa penting dilakukan untuk membantu keberhasilan proses interaksi dan komunikasi penutur dan mitra tuturnya. Memang sudah banyak peneliti yang mengkaji mengenai kesantunan berbahasa, namun untuk masalah ketidaksantunan berbahasa masih jarang peminatnya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rahardi (2010) yang mengemukakan bahwa sampai dengan tahun 2008, yakni tahun diterbitkannya buku

  

Impoliteness in Language oleh Bousfield et al (Eds.) yang sesungguhnya merupakan

  salah satu wujud keprihatinan linguis khususnya yang berkecimpung dalam pragmatik, ihwal ketidaksantunan berbahasa itu belum pernah dikaji secara komperehensif dan mendalam. Hal ini menimbulkan ketimpangan kajian antara kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa itu. Dengan kata lain, terdapat ketidakseimbangan mengenai pembahasan dua kajian tersebut. Terlalu banyak penelitian mengenai kesantunan berbahasa di berbagai ranah kehidupan tetapi belum ada penelitian mengenai ketidaksantunan berbahasa.

  Penelitian mengenai bahasa memang menarik untuk dilakukan terlebih mengenai ketidaksantunan berbahasa. Salah satu alasan pokoknya bahasa merupakan alat komunikasi, berkomunikasi merupakan interaksi antara penutur dengan mitra karakter seseorang. Hal ini dapat dibuktikan dari penggunaan bahasanya baik lisan maupun tulisan. Kesantunan berbahasa ditunjukkan dari penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, teratur, sistematis, jelas dan lugas sehingga dapat mencerminkan pribadi yang baik oleh penuturnya. Sebaliknya, ketidaksantunan berbahasa ditunjukkan melalui penggunaan bahasa yang kasar, menghina, memaki, memfitnah, mengejek atau melecehkan yang akan menggambarkan pribadi yang tidak baik. Dengan demikian, sifat dan kepribadian seseorang dapat pula dicerminkan dari penggunaan bahasanya itu.

  Penggunaan bahasa dapat dilakukan di mana saja salah satunya di perguruan tinggi. Pada prinsipnya perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan tertinggi sebagai penghasil kaum intelektual muda yaitu mahasiswa yang cerdas, kreatif dan kompetitif. Dalam hal ini, mahasiswa di perguruan tinggi dapat dikatakan sebagai pelajar di ranah tertinggi pendidikan. Sebagai pelajar tertinggi, mahasiswa harus dapat memiliki sikap yang berbeda dengan orang-orang yang masih memiliki tingkat pendidikan di bawah perguruan tinggi bahkan dengan orang yang kurang berpendidikan. Sikap berbeda itu terutama dalam hal berkomunikasi dengan orang lain.

  Bahasa yang dipakai dalam lingkungan perguruan tinggi tentu saja berbeda dengan yang berada di luar lingkungan. Hal ini disebabkan perguruan tinggi menjadi salah satu tempat interaksi sosial orang-orang berpendidikan. Orang-orang yang berpendidikan tinggi seharusnya dapat bertutur santun karena mereka diajarkan satu alasan mengapa kesantunan berbahasa sangat diutamakan dalam lingkungan perguruan tinggi. Sebagai orang yang memiliki pendidikan tinggi, mahasiswa harus memahami dan menguasai kesantunan dalam berbahasa. Tujuannya selain untuk menghormati orang lain, yang lebih hakiki adalah bahwa berlaku santun justru untuk menjaga harkat dan martabat diri (mahasiswa) sebagai penutur bahasa (Pranowo, 2009:150). Ironisnya masih banyak mahasiswa yang kurang santun ketika berbicara.

  Ketidaksantunan berbahasa yang dilakukan khususnya antarmahasiswa sering kali terjadi baik di lingkungan perguruan tinggi maupun di luar. Ketidaksantunan tersebut terjadi karena berbagai alasan yaitu adanya kedekatan antarmahasiswa, kebiasaan berbahasa tidak santun, latar belakang keluarga, kurang adanya pengetahuan mengenai bahasa yang santun, bahkan bahasa tidak santun digunakan untuk bersosialisasi antarmahasiswa kelompok tertentu. Contoh kalimat yang diutarakan Pie kabare cuk?, Bajingan, soal ujiane susah-susah. Hal-hal seperti ini dapat berakibat fatal apabila sedang terjadi komunikasi, terlebih komunikasi yang dilakukan dengan mitra tutur seperti orang-orang besar dan berpendidikan tinggi.

  Pada dasarnya fenomena seperti di atas telah terjadi di berbagai lingkup ranah pendidikan seperti halnya di perguruan tinggi. Penulis secara khusus memilih untuk meneliti ketidaksantunan berbahasa para mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Angkatan 2009

  —2011 Universitas Sanata Dharma yang notabene para mahasiswanya berasal dari berbagai pelosok daerah di Indonesia yang juga memiliki tata karma dan cara berbahasa masing-masing. Hal kekhasan tersendiri dalam berkomunikasi karena mereka lebih mendalami kajian bahasa daripada mahasiswa program studi lain. Selain itu, kedekatan penulis dengan para mahasiswa PBSID tersebut juga menjadi salah satu faktor utama pemilihan subjek penelitian ini.

  Berdasarkan fakta di atas, seharusnya para mahasiswa khususnya mahasiswa PBSID dapat menghindari penggunaan bahasa yang kurang santun baik dengan sesama mahasiswa maupun dengan orang yang lebih tua bahkan berpendidikan tinggi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mendeskripsikan ketidaksantunan linguistik dan pragmatik terutama dalam komunikasi antarmahasiswa di Program Studi PBSID Angkatan 2009 —2011 Universitas Sanata Dharma.

1.1 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah seperti di atas, masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi: a.

  Wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa apa sajakah yang digunakan antarmahasiswa Program Studi PBSID Angkatan 2009 —2011 di

  Universitas Sanata Dharma? b. Wujud penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa apa sajakah yang digunakan antarmahasiswa Program Studi PBSID Angkatan

  2009 —2011 di Universitas Sanata Dharma? c.

  Apa makna ketidaksantunan berbahasa yang digunakan antarmahasiswa

  1.2 Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah seperti di atas, maka tujuan penelitian ini secara rinci sebagai berikut.

  a.

  Mendeskripsikan wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa yang digunakan antarmahasiswa Angkatan 2009 —2011 di Universitas Sanata Dharma.

  b.

  Mendeskripsikan wujud penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa yang digunakan antarmahasiswa Program Studi PBSID Angkatan 2009 —2011 di Universitas Sanata Dharma.

  c.

  Mendeskripsikan makna ketidaksantunan berbahasa yang digunakan antarmahasiswa Program Studi PBSID Angkatan 2009 —2011 di Universitas Sanata Dharma.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian ketidaksantunan berbahasa dalam ranah pendidikan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pihak yang memerlukan. Terdapat dua manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian sebagai berikut.

  a.

  Manfaat teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas kajian serta memperkaya khasanah teoretis tentang ketidaksantunan dalam berbahasa sebagai fenomena pragmatik baru. Penelitian ini dapat dikatakan dikemukakan oleh para ahli dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan baru dan referensi untuk menghindari ketidaksantunan berbahasa dalam berkomunikasi.

  b.

  Manfaat Praktis Penelitian ketidaksantunan berbahasa ini juga diharapkan dapat memberikan masukan khususnya bagi mahasiswa dalam berkomunikasi untuk menghindari penggunaan bahasa yang kurang santun. Demikian pula, penelitian ini akan memberikan masukan kepada para praktisi dalam bidang pendidikan terutama bagi dosen, guru, mahasiswa, siswa, dan tenaga kependidikan untuk mempertimbangkan adanya ketidaksantunan berbahasa dalam komunikasi yang harus dihindari.

1.5 Batasan Istilah a.

  Ketidaksantunan Ketidaksantunan berbahasa menurut Culpeper (2008:3) adalah

  , ‘Impoliteness,

  as I would define it, involves communicative behavior intending to cause the “face loss” of a target or perceived by the target to be so.‟ Dengan kata lain

  ketidaksantunan dapat dilihat dari penekanan pada fakta ‘face loss‟ atau fakta ‘kehilangan muka’.

  b. Linguistik Linguistik adalah ilmu tentang (aspek) bahasa, dalam arti salah satu ilmu yang sebagai objek sasarannya atau ilmu yang mengkaji seluk beluk bahasa (Kesuma melalui Sudaryanto, 1995:5)

  c. Pragmatik Pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks yang dimaksud telah tergramatisasi dan terkodifikasi sehingga tidak pernah dapat dilepaskan dari struktur bahasanya. (Levinson melalui Rahardi, 2009:20) d. Konteks

  Konteks tuturan dapat diartikan sebagai semua latar belakang pengetahuan (background knowledge) yang diasumsikan sama-sama dimiliki dan dipahami bersama oleh penutur dan mitra tutur serta yang mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan oleh si penutur itu di dalam keseluruhan proses bertutur (Rahardi, 2006:20).

1.6 Sistematika Penyajian

  Sistematika penulisan penelitian dijabarkan beberapa hal, yang meliputi pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, dan penutup.

  Bab I adalah pendahuluan, yang berisi beberapa sub bab, yaitu (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) sistematika penyajian.

  Bab II adalah kajian teori yang berisi tiga pokok bahasan yaitu (1) penelitian yang relevan, (2) kajian pustaka, dan (3) kerangka berpikir. Bab III metode penelitian yang berisi enam hal yaitu (1) jenis penelitian, (2) subjek penelitian, (3) metode dan teknik pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, (5) metode dan teknik analisis data, (6) hasil analisis data.

  Bab IV hasil dan pembahasan yang berisi tiga hal yaitu (1) deskripsi data, (2) hasil analisis data, dan (3) pembahasan. Bab V penutup yang berisi dua hal yaitu (1) kesimpulan dan (2) saran. Selain beberapa bab di atas, peneliti juga menyajikan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang mendukung penelitian ini.

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

  Penelitian yang relevan dengan ketidaksantunan berbahasa di Indonesia masih belum ditemukan oleh peneliti. Hal ini disebabkan penelitian mengenai ketidaksantunan berbahasa merupakan bahan kajian baru yang belum ditelaah oleh para peneliti bahasa secara lebih mendalam. Sebaliknya, sudah banyak ditemukan penelitian mengenai kesantunan berbahasa di berbagai ranah kehidupan. Terlebih dalam ranah pendidikan, sudah banyak penelitian mengenai kesantunan berbahasa yang dapat ditemukan salah satunya pada penelitian mahasiswa PBSID Universitas Sanata Dharma. Selain itu, adanya fakta dalam et al. pada tahun 2008 yang

  buku Impoliteness in Language oleh Bousfield

  diterbitkan sebagai wujud keprihatinan linguis khususnya yang berkecimpung dalam pragmatik, masalah ketidaksantunan berbahasa itu masih belum pernah dikaji secara komperehensif dan mendalam. Fakta kebahasaan yang demikian itu menunjukkan bahwa masih langkanya studi ketidaksantunan pragmatik khususnya di dalam bahasa Indonesia.

  Pada prinsipnya, penelitian mengenai kesantunan berbahasa ini dapat dikatakan sebagai penelitian pionir dalam mengkaji ketimpangan kajian antara kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa. Oleh karena itu, peneliti

  12

  berbahasa. Peneliti menemukan empat penelitian mengenai kesantunan berbahasa yang akan dipaparkan secara ringkas sebagai berikut.

  Penelitian dilakukan oleh Weny Anugraheni (2011) dengan judul penelitian

  

“Jenis Kesantunan dan Penyimpangan Maksim Kesantunan dalam Tuturan Imperatif

Guru Kepada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pringsurat Temanggung dalam Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia.”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

  kualitatif dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak dan teknik catat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada dua jenis kesantunan dalam tuturan imperatif yaitu kesantunan imperatif tuturan deklaratif dan kesantunan imperatif tuturan imperatif. Kedua jenis tuturan tersebut masih dibagi lagi menjadi bermacam-macam jenis sesuai dengan tuturan. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pringsurat Temanggung masih melakukan penyimpangan kaidah berbahasa kepada siswa. Hal ini disebabkan oleh (1) tidak konsistennya keinginan guru dalam praktik pemakaian tuturan, (2) kaidah kesantunan belum sepenuhnya dimiliki oleh guru, (3) guru bahasa belum sepenuhnya memahami bagaimana pemakaian bahasa yang baik dan santun.

  Penelitian lain dilakukan oleh Ayuningtyas Kusumastuti (2010) dengan judul

  

“Kesantunan Berbahasa Indonesia Pembawa Acara Stasiun Televisi Swasta

Nasional.” Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan metode

  pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak berupa teknik sadap sebagai teknik dasar, serta teknik simak bebas libat cakap dan teknik

  13

  kelompok tuturan santun pembawa acara televisi, yaitu (1) tuturan yang menunjukkan

  

sikap menghargai terhadap mitra tutur, (2) tuturan yang menunjukkan sikap peduli

terhadap mitra tutur, (3) tuturan yang mengandung upaya menarik minat pemirsa,

(4) tuturan yang berisi nasihat, (5) tuturan yang menunjukkan prioritas terhadap

mitra tutur berjarak paling jauh, dan (6) tuturan yang menunjukkan sikap rendah

hati . Untuk mewujudkan keenam tuturan tersebut, ditemukan empat strategi yang

  dapat digunakan para pembawa acara televisi, yaitu strategi bertutur dengan

  

kesantunan positif, strategi bertutur lugas, strategi bertutur samar-samar, dan

strategi bertutur dengan kesantunan negatif. Ditemukan penanda bahasa verbal dan

  nonverbal yang menunjukkan kesantunan berbahasa para pembawa acara televisi, yaitu nomina pengacu dan nomina penyapa, adverbial modalitas, gaya bahasa,

  interjeksi, jenis kalimat, serta bahasa nonverbal yang menyertai tuturan.

  Penelitian sejenis juga pernah dilakukan oleh Oratna Sembiring (2011) berjudul

  

Bentuk-bentuk Tindak Tutur Imperatif dan Penanda Kesantunan Berbahasa

Indonesia Studi Kasus di Komunitas Suster SCMM Pringwulung-Yogyakarta.