Efek dan daya analgesik dari campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa dengan komposisi 20,7%:9,3% pada mencit betina - USD Repository

  

EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN

EKSTRAK RIMPANG KUNYIT DAN EKSTRAK DAGING

BUAH ASAM JAWA DENGAN KOMPOSISI 20,7% : 9,3%

PADA MENCIT BETINA

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Helen Tanujaya NIM: 068114133

FAKULTAS FARMASI

  

EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN

EKSTRAK RIMPANG KUNYIT DAN EKSTRAK DAGING

BUAH ASAM JAWA DENGAN KOMPOSISI 20,7% : 9,3%

PADA MENCIT BETINA

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Helen Tanujaya NIM: 068114133

FAKULTAS FARMASI

  16 Februari 2010

  ‘‘Jikalau kamu tinggal di dalam AKU dan

FirmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja

yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya’’

  Yohanes 15 :7

Kupersembahkan karya ini untuk

Jesus Christ ,atas kasih karunia,berkat dan tuntunanNYA di

sepanjang hidupku

Orang tuaku atas doa, biaya, kasih sayang dan

pengorbanannya

Kakak dan Adik tersayang

  

Seseorang yang telah dan akan selalu mengisi hatiku

Sahabat, teman sepelayan dan teman komsel di GKA

Para dosen dan teman-teman seperjuangan di angkatan 2006

Farmasi USD

  

Serta almamaterku

  

PRAKATA

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

  Adapun skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm) Dalam proses penyusunan skripsi ini tentunya sangat tidak mudah. Penulis mendapat banyak bantuan pikiran, tenaga, semangat, doa dan dana agar akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis ingin berterima kasih kepada berbagai pihak yang banyak membantu penulis antara lain :

  1. Rita Suhadi, M.Si, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Ipang Djunarko, S.Si.,Apt. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

  3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  4. Drs. Mulyono, Apt. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  5. Orang tuaku untuk segala doa, bimbingan, dana, nasehat, tuntunan dan semangatnya .

  7. Andri Okti Agung atas dukungan, semangat, doa, harapan, hiburan, perhatian, kasih sayang, dan cinta yang diberikan.

  8. Tim kerja kunyit-asam, teman seperjuangan skipsi; Esti Nugraheni dan Fidela Antonisca Nitasari atas kebersamaan dan kekompakkan dalam menyelesaikan rangkaian penelitian ini. Semoga semua suka duka ini dapat terkenang selamanya.

  9. Sahabat terbaikku; Donny, Audy, Tina atas doa, dukungan, semangat dan hiburannya selama penyusunan naskah skripsi ini.

  10. Teman-teman sepelayanan; cie Chen, ko Bany, ko Hengky, Jesica, Adil, Rio, dan teman lain atas doa dan semangatnya.

  11. PKS tercinta mami Lily dan teman-teman komsel GKA lain; Dewi, Nia, mba Weli, mba Monic, cie Vina, cie Ester, cie Evelyn, cie Vita, cie Liana, Ayu, atas doa, semangat, hiburan dan dukungannya selama ini.

  12. Teman-teman PosKes KotaBaru; ko Feri, mas Ronny, mas Donald, mas Rizky, cie Ratna, Kevin, Ayu, Aming, Maria, Dita, Nila, Diana, drg. Anton, dr. Ady, dr. Ita, dr. Tita, dr. Erik, dr. Verdy, atas kerjasama, pengalaman, pembelajaran berbagai ilmu dan nilai-nilai kehidupan selama ini yang sangat berguna bagi penulis. Suka duka yang telah kita jalani ini akan menjadi suatu goresan cerita yang indah.

  13. Saudaraku David Christiansen yang telah memberi wejangan, dukungan, dorongan, semangat dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.

  14. Anak-anak FKK 2006 atas perjuangannya, khususnya teman kelompok praktikum dan kelompok makalah; Dewi, Tanti, Oline, Citra P., Cita, Citra D., Riri, Yustine, Jeffry serta ketua kelas abadi Felix.

  15. Teman-teman wakil PCE 2009 USD: mas Ronny, mas Donald, mba Vita, mba Christina, ko Feri, Cita, Ayu juga Diana, atas pengalaman berharga berjuang bersama kalian untuk mengharumkan nama Sanata Dharma di ITB Bandung.

  16. Para laboran; mas Parjiman, mas Heru, mas Kayat, mas Yuwono, mas Wagiran, mas Sigit, mas Andre serta laboran-laboran yang lain atas bantuannya selama penulis menyelesaikan penelitian di laboratorium dan selama penyusunan laporan akhir.

  17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan karena ketidaksempurnaan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun yang berguna bagi penelitian selanjutnya. Demikian, semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian. Tuhan memberkati.

  Penulis

  

INTISARI

  Penelitian ini merupakan pengujian efek dan daya analgesik campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3%. Sebelumnya telah dilakukan pengujian daya analgesik campuran ekstrak tersebut komposisi 20% : 10%, didapat dosis efektif 2730 mg/Kg BB dan % penghambatan geliat 71,90%, kemudian dilakukan optimasi komposisi kunyit asam dan didapat komposisi optimum 20,7% : 9,3% (Fadeli, 2008).

  Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak lengkap, pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode rangsang kimia. Sebanyak 30 ekor mencit betina, dibagi 5 kelompok: kontrol negatif (aquadest), kontrol positif (Asetosal 91 mg/Kg BB), dan 3 kelompok peringkat dosis campuran ekstrak rimpang kunyit kering dan ekstrak asam Jawa kental yaitu 1365, 2730, dan 5460 mg/Kg BB. Tiga puluh menit kemudian mencit diinduksi asam asetat 1% (25 mg/Kg BB). Geliat diamati selama 60 menit. Jumlah kumulatif geliat diubah menjadi bentuk persentase penghambatan geliat. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan One-way ANOVA dilanjutkan uji taraf kepercayaan 95%.

  Scheffe

  Persentase penghambatan geliat campuran ekstrak kunyit asam komposisi 20,7%: 9,3% pada ketiga peringkat dosis 1365, 2730, dan 5460 mg/Kg BB berturut-turut 6,80 %, 22,00%, dan -22,80%. Dari ketiga peringkat dosis tersebut tidak ada yang memiliki efek analgesik (Anonim, 1991).

  Kata kunci: rimpang kunyit, buah asam Jawa, ekstrak, metode rangsang kimia, daya analgesik, efek analgesik

  

ABSTRACT

  This research is test about analgesic effect and capacity of combination between the extract of turmeric rhizome and tamarind with the composition 20,7% : 9,3%. Combination between the extract of turmeric rhizome and tamarind with the composition of 20% turmeric rhizome extract and 10% tamarind extract was reported as having percentase protection of writhing about 71,90% at the effective dosage 2730 mg/Kg BB, whereas calculation of optimum formula compotition was reported 20,7% : 9,3% (Fadeli, 2008).

  This is a pure experimental research with one-way pattern, random, complete research design. The method used is chemistry stimulant method. Approximately 30 female mice were divided randomly into 5 groups. They were; negative control given aquadest, positive control given Asetosal 91 mg/Kg BB, and three group of combination extract of dry turmeric rhizome and the stickiness extract of tamarind dosages, there were 1365, 2730 and 5460 mg/Kg BB. Thirty minutes later the mice were inducted acetate acid 1% dosage 25 mg/Kg BB. The behavior emerged then were being observed for 60 minutes. After that, the total of behavior cumulative was changed into the form of barrier percentage toward the behavior. Then the data achieved was analyzed statistically with One-way ANOVA and continued with Scheffe test which might be trusted up to 95%.

  Percentase protection of writhing of the combination between the extract of turmeric rhizome and tamarind with the composition of 20,7% turmeric rhizome extract and 9,3% tamarind extract in three group dosages; 1365, 2730, and 5460 mg/Kg BB consecutively 6,80 %, 22,00%, and -22,80%.

  There are no found three group dosages above (Anonim, 1991). analgesic effect

  Key words : turmeric rhizome, tamarind, extract, chemistry stimulant method, analgesic capacity, analgesic effect

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. iv HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................ vii PRAKATA...................................................................................................... viii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................... xi

  INTISARI........................................................................................................ xii

  

ABSTRACT ...................................................................................................... xiii

  DAFTAR ISI................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL........................................................................................... xix DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xx DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xxii

  BAB I. PENGANTAR.................................................................................... 1 A. Latar Belakang........................................................................................... 1

  1. Permasalahan......................................................................................... 4

  2. Keaslian penelitian................................................................................. 4

  3. Manfaat yang diharapkan....................................................................... 6

  a. Manfaat teoritis.................................................................................. 6

  B. Tujuan Penelitian........................................................................................ 6

  1. Tujuan umum.......................................................................................... 6

  2. Tujuan khusus......................................................................................... 6

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA............................................................ 7 A. Obat Tradisional......................................................................................... 7 B. Kunyit......................................................................................................... 8

  1. Keterangan botani.................................................................................. 8

  2. Kandungan kimia................................................................................... 8

  3. Kegunaan............................................................................................... 8

  4. Kurkumin............................................................................................... 9 C. Asam Jawa................................................................................................

  11

  1. Keterangan botani................................................................................... 11

  2. Kandungan kimia.................................................................................... 11

  3. Kegunaan................................................................................................ 12

  D. Ekstrak........................................................................................................ 12

  E. Komposisi Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan Daging Buah Asam Jawa.............................................................................................

  13 F. Nyeri........................................................................................................... 15

  1. Definisi nyeri........................................................................................... 15

  2. Klasifikasi nyeri...................................................................................... 15

  3. Reseptor nyeri........................................................................................ 16

  6. proses penghantaran nyeri....................................................................... 22

  G. Analgetik.................................................................................................... 25

  1. Analgetika non narkotik.......................................................................... 25

  2. Analgetika narkotik................................................................................ 26

  H. Asetosal...................................................................................................... 27

  I. Metode Pengujian Efek Analgesik.............................................................. 29 J. Kromatografi Lapis Tipis………………………………………………....

  34 K. Landasan Teori...........................................................................................

  35 L. Hipotesis..................................................................................................... 37

  BAB III. METODE PENELITIAN................................................................ 38 A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................................. 38 B. Variabel dan Definisi Operasional............................................................. 38

  1. Variabel utama....................................................................................... 38

  2. Variabel pengacau.................................................................................. 38

  3. Definisi operasional............................................................................... 39

  C. Bahan Penelitian......................................................................................... 41

  1. Bahan..................................................................................................... 41

  2. Bahan kimia........................................................................................... 41

  D. Alat atau Instrumen Penelitian................................................................... 42

  1. Alat uji geliat.......................................................................................... 42

  2. Lain-lain................................................................................................. 42

  E. Tata Cara Penelitian.................................................................................... 42

  1. Pengumpulan barang.............................................................................. 42

  2. Pembuatan larutan CMC Na 1%............................................................ 43

  3. Pembuatan suspensi asetosal.................................................................. 43

  4. Pembuatan asam asetat 1%.................................................................... 44

  5. Pembuatan campuran ekstrak rimpang kunyit dan daging buah asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3%.....................................

  44

  6. Penetapan kriteria geliat......................................................................... 45

  7. Penetapan kadar dan dosis asam asetat.................................................. 46

  8. Penetapan selang waktu pemberian rangsang........................................ 47

  9. Penetapan dosis dan kadar asetosal........................................................ 48

  10. Penetapan dosis ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3%.........................................................

  50

  11. Seleksi hewan uji................................................................................. 51

  12. Perlakuan hewan uji............................................................................. 51

  13. Identifikasi senyawa kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .................................................

  52 F. Tata Cara Analisis Hasil............................................................................. 52

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 54 A. Efek Analgesik Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan Daging Buah Asam Jawa dengan Komposisi 20,7% : 9,3% ................................................

  54

  C. Identifikasi Senyawa Kurkumin dalam Ekstrak Rimpang Kunyit dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)....................................................................

  63 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 67

  A. Kesimpulan................................................................................................ 67

  B. Saran........................................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 69 LAMPIRAN.................................................................................................... 72 BIOGRAFI PENULIS.................................................................................... 98

  

DAFTAR TABEL

Halaman

  Tabel I. Rata-rata jumlah kumulatif geliat, % penghambatan geliat pada kelompok perlakuan terhadap kontrol negatif dan kontrol posistif.............

  54 Tabel II. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif pada kelompok perlakuan..........................

  57 Tabel III. Hasil analisis uji Scheffe % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif pada kelompok perlakuan...................................................

  58 Tabel IV. Hasil pengembangan KLT ekstrak kering rimpang kunyit dan warna yang tampak di bawah sinar UV 254 dan 365..................................

  64

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

  Gambar 1. Kunyit (Curcuma longa L.) (Annies, 2000).............................

  8 Gambar 2. Struktur senyawa kurkumin (Majeed, 1995).............................

  9 Gambar 3. Struktur kimia demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin (Cashman, 2008)…………………………………

  10 Gambar 4. Buah asam Jawa (Tamarindus indica, Linn) (Maguire, 2008)...........................................................................................

  11 Gambar 5. Diagram metabolime arachidonat (Rang et al., 2003)……...... 20 Gambar 6. Transmisi nyeri dan transformasi sinyal nyeri (Mutschler dan Derrendorf, 1995)...............................................................

  22 Gambar 7. Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen (Mutschler, 1986)..................................

  24 Gambar 8.

  Penghambatan sintesis eicosanoid oleh ( )……………………………….....................

  26 Analgetika Rang et al., 2003 Gambar 9. Struktur molekul asetosal…………………..............................

  27 Gambar 10. Diagram batang rata-rata % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif pada kelompok perlakuan...................................................

  56 Gambar. 11. Bagan kriteria efek nyeri (Anonim, 1991) dan (Vogel, 2002)…………………………………………………………

  59 Gambar 12. Diagram batang rata-rata % penghambatan geliat terhadap

  Gambar 13. Bercak kurkumin di bawah sinar UV 365 dengan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat (95:4:1 v/v) dan fase diam silica gel GF 254………………………………………………………………………...

  63 Gambar 14. Hasil kromatogram KLT dari Kunyit (Curcuma longa) dan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) pada fase gerak kloroform : etanol : asam asetat (95:4:1 v/v) dan di bawah sinar UV 365 (Wagner, 1984)…...

  65

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

  Lampiran I. Surat keterangan pemakaian hewan uji mencit Swiss............. 73 Lampiran II. Dokumentasi.......................................................................... 74 Lampiran III. Jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat pada kelompok perlakuan campuran ekstrak kunyit dan daging buah asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3 % dan hasil analisisnya.......................

  78 Lampiran IV. Data % penghambatan terhadap kontrol negatif dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan campuran ekstrak kunyit dan daging buah asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3 % ………………………............

  84 Lampiran V. Data % penghambatan terhadap kontrol positif dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan campuran ekstrak kunyit dan daging buah asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3 % …………………………........

  89 Lampiran VI. Perhitungan persamaan Simplex Lattice Design………..…

  94 Lampiran VII. Data respon persentase penghambatan geliat untuk mencari komposisi optimum ekstrak kunyit : asam………………………

  97

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Nyeri merupakan respon langsung terhadap kejadian/peristiwa yang tidak

  menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, seperti luka, inflamasi, atau kanker (Rang et al., 2003). Timbulnya rasa nyeri ini menyebabkan seseorang berusaha menyembuhkan rasa nyeri yang menggangu aktivitas. Pengobatan tradisional lebih dipilih oleh masyarakat sebagai pertolongan pertama untuk pengobatan. Pengobatan ini dipilih karena khasiatnya telah terbukti secara turun-menurun oleh masyarakat dan efek sampingnya lebih kecil dibanding obat sintetis. Menurut Keputusan Menkes RI No. 0584/MENKES/SK/VI/1995, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galanik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat (Anonim, 1995b).

  Salah satu produk obat tradisional atau jamu yang sering digunakan masyarakat adalah jamu kunyit asam, yaitu perpaduan antara perasan rimpang kunyit dan buah asam Jawa. Jamu kunyit asam ini sangat terkenal di kalangan masyarakat sehingga beberapa industri obat tradisional mencoba membuat jamu kunyit asam ini menjadi jamu instan yang dapat langsung dapat dikonsumsi tanpa kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%, monodemetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin). Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan komponen terbesar (Anonim, 2008). Kurkumin memiliki kemampuan untuk menghambat aktivasi mediator nyeri yaitu melalui ikatan dengan enzim siklooksigenase-2 dan lipooksigenase (Bengmark, 2006).

  Penggunaan obat tradisional di kalangan masyarakat secara umum dapat dipercaya menyembuhkan, tetapi dalam kenyataannya masyarakat belum mengetahui seberapa besar efek yang ditimbulkan dari penggunaan obat-obat tradisional tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan menguji daya anlagesik campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa yang merupakan bahan baku dalam pembuatan jamu kunyit asam instan “SM”.

  Sebelumnya telah dilakukan penelitian terdahulu yaitu penelitian daya analgesik dari campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa dengan komposisi 20% : 10% dan optimasi komposisi menggunakan metode simplex

  

lattice design (Fadeli, 2008). Pada penelitian ini dilakukan uji daya analgesik dari

  campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa dengan komposisi 20% : 10% pada tiga peringkat dosis yaitu 1365 mg/Kg BB, 2730 mg/Kg BB dan 5460 mg/Kg BB dan dari ketiga peringkat dosis tersebut diperoleh dosis efektif 2730 mg/Kg BB yaitu dosis yang setara dengan 2x dosis terapi manusia atau dosis dua bungkus jamu kunyit asam instan “SM” dan diperoleh persentase penghambatan nyeri sebesar 71,90%. Pada pengujian daya analgesik kelompok perlakuan dosis 2730 mg/Kg BB memiliki efek analgesik. Tetapi dosis 2730 mg/Kg BB merupakan 2x dosis terapi pada manusia, artinya agar dapat memberikan efek analgesik, maka jamu diminum 2 bungkus. Namun jika diminum pada dosis 1365 mg/Kg BB (dosis yang setara dengan dosis 1 bungkus jamu kunyit asam instan “SM”) dan komposisi 20% : 10% belum dapat memberikan daya analgesik yang optimum. Oleh karena itu penelitian ini berlanjut pada pencarian komposisi optimum dari ekstrak rimpang kunyit : ekstrak daging buah asam Jawa, karena itu dilakukan uji daya analgesik pada dosis 2730 mg/Kg BB dengan 4 komposisi lain yaitu (25% : 5%), (15% : 15%), (10% : 20%), dan (5% : 25%). Dari data persentase penghambatan geliat keempat komposisi tersebut diperoleh persamaan SLD : Y = 59,69 (A) + 34,73 (B) + 65,28 (A) (B), yang dapat digunakan untuk memprediksi komposisi optimum dari campuran kedua ekstrak tersebut. Dari persamaan inilah didapat komposisi optimum campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa adalah 20,7% : 9,3%, yang kemudian oleh peneliti dilanjutkan pengujian daya analgesiknya secara in vivo.

  Dalam penelitian ini digunakan metode rangsang kimia karena metode ini direkomendasikan sebagai metode awal untuk skrining mengenai efek analgesik suatu senyawa uji (Vogel, 2002). Dalam penelitian ini senyawa uji yang dimaksud adalah campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa dengan komposisi 20,7% : 9,3%.

  1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut ini: a. Apakah campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam

  Jawa dengan komposisi 20,7% : 9,3% memiliki efek analgesik pada dosis terapi 1365 mg/Kg BB dan berapa besarnya? b.

  Apakah campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa dengan komposisi 20,7% : 9,3% memiliki daya analgesik pada dosis terapi 1365 mg/Kg BB dan berapa besarnya?

2. Keaslian penelitian

  Sepengetahuan penulis, penelitian mengenai uji daya analgesik dari rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa, juga mengenai kunyit dan asam itu sendiri, yang telah dilakukan sebelumnya adalah: a.

  Daya Analgesik dari Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan Ekstrak Daging Buah Asam Jawa dengan Komposisi 20% : 10% dan Optimasi Komposisi Menggunakan Metode Simplex Lattice Design (Fadeli, 2008), dan disimpulkan bahwa dosis efektif dari campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa adalah 2730 mg/Kg BB yang menghasilkan daya analgesik sebesar 71,90%. Dari hasil prediksi berdasarkan Simplex Lattice Design, komposisi campuran 20,7% : 9,3% adalah campuran yang optimum karena dapat menghasilkan % b. Uji Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Instan dan Jamu Kunyit Asam Ramuan Segar pada Mencit Putih Betina (Rahmawati, 2009), dan disimpulkan bahwa jamu kunyit asam instan memiliki daya analgesik yaitu pada dosis 4.550 mg/Kg BB sebesar 46,25%; 9.100 mg/Kg BB sebesar 45,90%; dan 18.200 mg/Kg BB sebesar 70,68%. Pada jamu ramuan segar, daya analgesik yang dimiliki yaitu pada dosis 1.365 mg/Kg BB sebesar 37,00%; 2.730 mg/Kg BB sebesar 46,43%; dan 5.460 mg/Kg BB sebesar 49,57%. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa jamu kunyit asam instan dan ramuan segar tidak memiliki perbedaan daya analgesik.

  c.

  Keamanan dan Aktivitas Antiinflamasi dari Kurkumin : Komponen dari Tumeric (Curcuma longa) (Chainani-wu, 2003), yang disimpulkan bahwa kurkumin terbukti aman dan terbukti menunjukkan aktivitas antiinflamasi pada 6 subjek uji. Kurkumin menunjukkan aktivitas antiinflamasi dengan menghambat molekul-molekul yang berperan dalam reaksi inflamasi.

  d.

  Optimasi Penetapan Kadar Parasetamol Tercampur Kunyit Asam dalam Plasma Darah secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda (Erlinda, 2005) dan disimpulkan bahwa spektrofotometri ultraviolet dengan aplikasi metode panjang gelombang berganda dapat digunakan untuk optimasi kadar parasetamol tercampur kunyit asam dalam plasma darah dengan presisi, akurasi, LOD,

  3. Manfaat yang diharapkan

  a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kefarmasian yaitu mengenai penggunaan obat tradisional yang berkhasiat sebagai analgesik, salah satunya yaitu campuran ekstrak kunyit dan asam.

  b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai dosis efektif penggunaan campuran ekstrak kunyit asam yang dapat menunjukkan efek dan daya analgesik.

B. Tujuan Penelitian 1.

  Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menambah informasi mengenai khasiat campuran ekstrak kunyit dan asam yang dapat digunakan sebagai analgesik atau penghilang rasa sakit.

  2. Tujuan khusus

  a. Mengetahui ada tidaknya efek analgesik pada campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa dengan komposisi 20,7% : 9,3% dosis terapi 1365 mg/Kg BB dan seberapa besar efek yang dimiliki.

  b. Mengetahui ada tidaknya daya analgesik pada campuran ekstrak rimpang

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Obat Tradisional Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang

  jenis dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku (Anonim, 2007a). Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galanik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat (Anonim, 1995b).

  Dengan adanya perkembangan jenis produk obat bahan alam tidak hanya dalam bentuk Obat Tradisional (Jamu), tetapi juga dalam bentuk Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka (Anonim, 2007a). Obat Herbal Terstandar (OHT) yaitu sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah distandarisasi. Fitofarmaka yaitu sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi (Anonim, 2007a).

B. Kunyit

  Gambar 1. Kunyit (Curcuma longa L.) (Annies, 2000)

  1. Keterangan Botani Kunyit (Curcuma longa Linn.) atau C domestica Val. Termasuk ke dalam famili Zingiberaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah kunyir, koneng temen, kunir, cahang, hunik, kunyik, atau kurlai. Nama asingnya tumeric . Nama simplisia Curcumae longae Rhizoma (Anonim, 2008).

  2. Kandungan Kimia Rimpang kunyit mengandung pati atau amilum, gom dan getah. Minyak atsiri juga memberi aroma harum dan rasa khas pada umbinya. Kunyit mengandung kurkumin (Zat berwarna kuning dan turunannya yang berwarna kuning yang meliputi demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin), turmeron, zingiberen, turmerol (minyak turmerin, yang menyebabkan rasa aromatis dan wangi kunyit), fellandren, kamfer, curcumon, lemak, pati, damar- damaran (Anonim, 2000a).

3. Kegunaan

  Kunyit dapat digunakan untuk mengatasi penyakit antara lain perut mulas saat haid, memperlancar ASI, amandel, berak lendir, morbili, cangkrang (Waterproken) (Anonim, 2005b).

  Berdasarkan Farmakope Cina, umbi akar kunyit dipakai sebagai obat sakit dada dan perut, lengan sakit, sakit pada saat haid, luka-luka dan borok.

  Kunyit dianggap sangat mujarab untuk menyembuhkan haid yang tidak teratur, melancarkan aliran darah, melarutkan gumpalan darah dan dijadikan resep untuk mengobati sakit perut, dada dan punggung (Anonim, 2000a).

4. Kurkumin Kurkumin merupakan senyawa kandungan utama tanaman kunyit.

  Kurkumin murni sangat sulit diperoleh langsung dari kunyit karena sering kali tercampur dengan dua turunannya yaitu demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin (Bone dan Mills, 2000).

  Gambar 2. Struktur senyawa kurkumin (Majeed, 1995)

  Keterangan gambar: 1.

   Parahydroxyl groups 2. Keto groups 3. Double bonds memberikan warna kuning pada Curcuma domestica, terutama pada rhizomanya.

  Gambar 3. Struktur kimia demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin (Cashman, 2008)

  Kurkuminoid merupakan bahan aktif penting yang bertanggung jawab atas aktifitas biologis dari kunyit. Aktifitas utama kurkuminoid adalah sebagai antiinflamasi. Gugus-gugus hidroksi pada kurkumin sangat penting peranannya dalam aktivitas antiinflamasi (Majeed, 1995).

  Kurkumin memiliki kemampuan untuk menghambat aktivasi mediator nyeri yaitu melalui ikatan dengan enzim siklooksigenase-2 dan lipooksigenase (Bengmark, 2006).

  Senyawa kurkumin adalah pigment yang yang dapat terlarut dalam minyak, tidak larut dalam air, dalam pH yang asam atau netral, tetapi larut dalam pH basa. Kurkumin stabil dalam suhu tinggi dan dalam suasana asam, pelarut yang cocok untuk mengekstraksi kurkumin adalah; acetone, karbon dioksida, etil asetat, diklorometan, n-butanol, metanol, etanol, and hexane (Stankovic, 2004).

  C. Asam Jawa Gambar 4. Buah asam Jawa (Tamarindus indica, Linn) (Maguire, 2008)

  1. Keterangan Botani Asam Jawa (Tamarindus indica, Linn.) dari familia Leguminosae merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong (Anonim, 2005a).

  2. Kandungan Kimia Daging buahnya mengandung bermacam-macam asam (seperti: asam tartrat, asam malat, asam sitrat, asam suksinat, asam asetat, pektin, dan gula invert) (Soedibyo, 1998).

  Pada daun mengandung flavonoid, yang juga bersifat anti radang. Senyawa ini juga membantu pengeluaran keringat (Anonim, 2007b).

  3. Kegunaan Asam Jawa dapat digunakan untuk mengobati antara lain asma, batuk, demam, sakit panas, reumatik, sakit perut, morbili, alergi, sariawan, luka baru, eksim, bengkak akibat disengat lipan/lebah (Anonim, 2005a).

  Daging buah asam Jawa berkhasiat sebagai laksan. Adapun kegunaannya adalah untuk mencegah dan mengatasi nyeri haid (jika dicampur bersama kunyit),demam, eksem, kegemukan, pencahar (berkurang khasiatnya bila dimasak), sakit perut, sariawan, wasir dam rematik (obat luar) (Soedibyo, 1998).

D. Ekstrak

  Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 2000b).

  Ekstrak tumbuhan obat yang dibuat dari simplisia nabati dapat dipandang sebagai bahan awal, bahan antara atau bahan produk jadi. Ekstrak sebagai bahan awal dianalogkan dengan komoditi bahan baku obat yang dengan teknologi fitofarmasi diproses menjadi produk jadi. Ekstrak sebagai bahan antara berarti masih menjadi bahan yang dapat diproses lagi menjadi fraksi-fraksi, isolat sebagai produk jadi berarti ekstrak yang berada dalam sediaan obat jadi siap digunakan oleh penderita (Anonim, 2000b).

E. Komposisi Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan Daging Buah Asam Jawa

  Pada penelitian Daya Analgesik dari Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan Ekstrak Daging Buah Asam Jawa dengan Komposisi 20% : 10% dan Optimasi Komposisi Menggunakan Metode Simplex Lattice Design (Fadeli, 2008), dilakukan uji daya analgesik dari campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa komposisi 20% : 10% pada tiga peringkat dosis yaitu 1365, 2730, dan 5460 mg/Kg BB dan dari ketiga peringkat dosis tersebut diperoleh dosis efektif 2730 mg/Kg BB dengan % penghambatan geliat sebesar 71,90%. Penelitian kemudian berlanjut pada pencarian komposisi optimum dari ekstrak rimpang kunyit : ekstrak daging buah asam Jawa, karena itu dilakukan uji daya analgesik pada dosis 2730 mg/Kg BB dengan 4 komposisi lain yaitu (25% : 5%), (15% : 15%), (10% : 20%), dan (5% : 25%). Dari data persentase penghambatan geliat keempat komposisi tersebut diperoleh persamaan melalui perhitungan metode SLD sebagai berikut;

  

Y = 59,69 (A) + 34,73 (B) + 65,28 (A) (B)

  Keterangan : Y : % penghambatan geliat A : komposisi ekstrak rimpang kunyit B : komposisi ekstrak daging buah asam Jawa

  Berdasarkan perhitungan dengan metode F didapatkan hasil bahwa

  hitung

  persamaan SLD untuk % penghambatan geliat dari campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa regresi. F yang diperoleh adalah

  hitung

  sebesar 3,9549, sedangkan F tabel yang diperoleh adalah 3,222, sehingga F

  hitung

  lebih besar daripada F tabel yang berarti ada regresi. Hal ini berarti persamaan yang diperoleh dengan metode SLD dapat digunakan untuk menghitung komposisi campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa yang mempunyai daya analgesik (Fadeli, 2008).

  Melalui persamaan di atas dapat juga diketahui data hasil respon penelitian, dimana hasil ini dapat digunakan untuk mengetahui campuran optimum ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa yang menghasilkan efek analgesik optimum. Berdasarkan data yang diperoleh, komposisi optimum ekstrak rimpang kunyit : ekstrak daging buah asam Jawa adalah 69% : 31% dari 100% campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa. Komposisi yang digunakan merupakan campuran dari ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa sebanyak 30%, sehingga komposisi ekstrak rimpang kunyit : ekstrak daging buah asam Jawa yang memberikan efek analgesik optimum adalah 20,7% : 9,3%. Komposisi ini memberikan daya analgesik sebesar 65,91579% jika diminum pada dosis 2730 mg/Kg BB (Fadeli, 2008).

F. Nyeri

  1. Definisi nyeri Nyeri merupakan respon langsung terhadap kejadian/peristiwa yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, seperti luka, inflamasi, atau kanker (Rang et al., 2003).

2. Klasifikasi nyeri

  Nyeri menurut tempat terjadinya dibagi atas nyeri somatik dan nyeri dalaman (viseral) (Mutschler, 1986).

  Nyeri somatik dibagi lagi atas 2 kualitas yaitu nyeri permukaan dan nyeri dalam, nyeri dapat berasal dari kulit, otot persendian, tulang atau dari jaringan ikat. Apabila rangsang bertempat dalam kulit maka rasa yang terjadi disebut nyeri permukaan, sebaliknya nyeri yang berasal dari otot, persendian tulang dan jaringan ikat disebut nyeri dalam (Mutschler, 1986).

  Nyeri dalaman (viseral) atau nyeri perut mirip dengan nyeri dalam sifat menekannya dan reaksi vegetatif yang menyertainya. Nyeri ini terjadi antara lain pada tegangan organ perut, kejang otot polos, aliran darah kurang dan penyakit yang disertai radang (Mutschler, 1986).

  Nyeri timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia, atau listrik melampaui suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri) dan karena itu menyebabkan kerusakan jaringan dengan pembebasan yang disebut senyawa nyeri. Seperti telah disebutkan, rangsang yang cukup untuk menimbulkan rasa nyeri (mediator nyeri), yang menyebabkan perangsangan reseptor nyeri (Mutschler, 1986).

  3. Reseptor nyeri Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nociceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nociceptor) ada yang bermielin dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer (Tamsuri, 2007).

  Berdasarkan letaknya, nociceptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Cutaneus), somatik dalam (deep

  

somatic ), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah,

nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda (Tamsuri, 2007).

  Nociceptor cutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.

  Reseptor jaringan kulit (Cutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :

  a. Serabut A delta Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan. b. Serabut C Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi (Tamsuri, 2007).

  Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya kompleks, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi (Tamsuri, 2007).

  Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal, dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi (Tamsuri, 2007).

4. Teori pengontrolan nyeri (Gate control theory)

  Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.

  Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri.

  Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat korteks yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi P. Tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endorfin (Potter, 2005).

5. Prostaglandin

  Prostaglandin bertanggung jawab terhadap jalannya berbagai respon fisiologi beberapa diantaranya adalah inflamasi, tekanan darah, demam dan nyeri. Semua PG mempunyai kerangka karbon dengan 20 C, 5 cincin dengan C memiliki substituen asam karboksilat dan C memiliki substituen

  7

  8

  hidrokarbon. Prostaglandin disintesis dari asam arakidonat, 20 C asam lemak linoleat (asam linoleat tidak dapat disintesis oleh mamalia, karena itu penting dimasukkan ke dalam diet) (Bruice, 1998).

Dokumen yang terkait

Uji analgesik ekstrak metanol akar eurycoma longifolia jack pada mencit betina galur swiss yang terinduksi asam asetat.

0 0 53

Uji aktivitas analgesik ekstrak metanol biji alpukat (persea americana mill.) pada mencit betina terinduksi asam asetat.

0 0 67

Pengaruh penambahan virgin coconut oil [VCO] pada perasan daging buah makuto dewo [Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.] pada mencit putih betina : kajian terhadap daya analgesik - USD Repository

0 0 119

Uji efek analgesik ekstrak etanol daun senggani [Melastoma polyanthum Bl.] pada mencit putih betina - USD Repository

0 0 141

Efek analgesik jus umbi wortel [Daucus carota L.] pada mencit putih betina - USD Repository

1 2 107

Uji angka lempeng total, angka kapang/khamir ekstrak rimpang kunyit [Curcuma domestica Val.] dan ekstrak daging buah asam Jawa [Tamarindus indica L.] dari PT. X - USD Repository

0 0 90

Uji cemaran logam berat [arsenikum, cadimum dan plumbum] ekstrak rimpang kunyit [curcuma domestica val] dan ekstrak daging buah asam jawa [tamarindus indica l.] dengan spektrofotometer serapan atom - USD Repository

0 0 84

Uji daya analgesik jamu kunyit asam ramuan instan dan jamu kunyit asam ramuan segar pada mencit putih betina - USD Repository

0 0 127

Standarisasi ekstrak rimpang kunyit [curcuma domestica val.] - USD Repository

0 4 88

Daya analgesik dari campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa dengan komposisi 20% : 10% dan optimasi menggunakan metode simplex lattice design - USD Repository

0 1 123