JU R U SA N T A R B I Y A H PR O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G ER I SALATIGA 2006

  PENGARUH TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI ANGKATAN 2003/2004 S K R I P S I

  Disusun untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

  Gelar Saijana Pendidikan Islam (S. Pd. I.)

ISM IYATI

  NIM : 111 01064 JU R U SA N T A R B I Y A H PR O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G ER I S A L A T I G A 2006

  l)rs. Huhroni, M . Pd.

  Dosen STAIN Sulutigu

  Jl. Stadlon No. 03 Salatifia « (0298) 323706, 323444 Kodc 1‘os 50712

  NOTA PEMBIMB1NG Salatiga, 9 Junuari 2006

  Lamp : 3 eksemplar H a l : Naskah Skripsi

  Sdri. Lsmiyati

NIM : 11101064 K c p a d a

  Yth. K c t u a

  STAIN Salatiga d i- T e m p a t Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi Saudari : a a :

  N m lsmiyati N I M : 11101064

  Jurusan/Program :

  Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

  J u d u l : PENGARUH TA M PILA N DOSEN DALAM M EN G A JA R TER H A D A P M OTIV A SI B E L A JA R M AH A SISW A STAIN SA LATIG A PR O G D I PAI ANGKATAN 2003/2004

  Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian harap menjadikan perhatian.

  W assalamu’alaikum Wr. Wb.

  NIP. 150 269 911

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  • * JL Station No. 03 Salatiga (0298) 23433, 23706 Kode Pos 57021

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudari :

  ISMIYATI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 064 yang

  berjudul : ’’PENGARUH TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR

  

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA

PROGDI PA1 TAHUN 2003/2004”. Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia

  Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada h a r i: Sabtu tanggal 29 Muharam 1427 H, yang bertepatan dengan ta n g g a l: 28 Pebruari 2006 M, dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar

  SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.

  29 Muharam 1427 H Salatiga, ——------- ----- ----------

  28 Pebruari 2006 M Panitia Ujian MOTTO

  

OUanusia dituntul mencari ilmu, dengan ilmu akan menambah

wawasan dan penqetahuan. QiPlmu tidak akan bertambah tanpa

diamalkan, sedangkan kesuksesan di antara keduanpa.

  IV v

  PEKKEMIIAIIAN Skripsi ini kupcrscmbuhkan : • Bapak / Ibuku tercinta, terimakasih atas^doa dan kasih sayangnya.

  • Kakak-kakakku dan adik-adikku yang kusayang.
  • Sahabat-sahabatku senasib dan seperjuangan.
  • Sahabat-sahabat kost, Fida, Mbak Nikmah, Ika, Tami, Ana dan Janah terimakasih atas dorongannya.
  • Mas Aris yang setia membantuku dalam penulisan skripsi, • Special my friend yang selalu setia menemani dan memotivasi diriku.

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan yang telah mengentaskan manusia dari kegelapan dengan pancaran ilmu pengetahuan.

  Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada yang terh o rm at:

  1. Bapak Drs. Badwan, M. Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Drs. Miftahuddin, M. Ag., selaku ketua program PAI.

  3. Bapak Drs. Bahroni, M. Pd., selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini.

  4. Semua dosen STAIN Salatiga, yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

  • 5. Seluruh pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

  Teriring doa semoga amal dan perbuatan yang bapak/Ibu berikan kepada penulis menjadi catatan amal kebaikan di sisi Allah. Amin.

  Wassulamu ’alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 28 Pebruari 2006 P e n u l i s

  D K I'A IM K M K N A (;A M A s i k o i a i i i i i n <;<; i a <; a m a i s l a m ( s t a i n ) s a l a t k ; a Jl. Ionium I'clujar 02 Tclp. (02‘>K) m70<>. liix 32.M.1 \ Siilnlij/.u 50721 Wcl) Nile: WWW. Slulti Siiliillgn.m. ul l -miiil: Ailmmislnisi W'Slilili S i i l u l i d

D K K L A U A S I

  Disinillahirrahmuniruhim Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan baliwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila dikemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 28 Pebruari 2006 Peneliti

  Ismfyati NIM : 111 01 064

  DAFTAR ISI Halaman

  

   B A B I : PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

   B A B

  I I : LANDASAN TEORI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  2. Data Tentang Tampilan Dosen dalam Mengajar

  

  

  

  

  

  

  IV : ANALISIS DATA

   B A B

  

  3. Data tentang Motivasi Belajar Mahasiswa

  47

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  A. Gambaran Umum Sekolah Tinggi Agama Islam

  III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

   B A B

   C. Pengaruh Tampilan Dosen dalam Mcngajar torha - dap Motivasi Belajar Mahasiswa STAIN Salatiga

  4. Faktor-Faktor yang Menumbuhkan Motivasi

   LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  DA FTA R T A B EL Halaman

   TABEL

  74 TABEL XI : PRODUCT MOMENT .................................................

   TABEL X : TABEL KERJA PRODUCT MOMENT TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI ANGKATAN 2003/2004

  IX : DATA TENTANG MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI

   TABEL

  V III: PERSENTASE TENTANG MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI

   TABEL

  V II: NILAI NOMINASI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI

  VI : DATA TENTANG TAMPILAN DOSEN DALAM

   TABEL

   TABEL

  

  IV : NILAI NOMINASI TAMPILAN DOSEN DALAM

   TABEL

  III: HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI

   TABEL

  I I : HASIL ANGKET TAMPILAN DOSEN DALAM

  78

  BAH 1 PKNDAIIULL'AN

A. Latar Kclakang Masalah

  Dalam proses belajar mengajur, seorang guru atau dosen mempunyai hubungim yang sangat oral. Waluupun pengajar tidak dapat berbuat lebih dari mengajur murid-murid, akan tetapi pengajaran yang efektif adalah cukup memberi bimbingan pada para murid (mahasiswa), pelajar perlu diberi stimulasi.

  Guru atau dosen adalah seorang benteng pertahanan demokrasi. Anak- anak tidak saja diajar tentang demokrasi, akan tetapi selama mereka di sekolah harus diberi kesempatan untuk mengalami cara-cara hidup yang demokrasi.1 Seorang pengajar mempunyai tanggung jawab yang berat terhadap pendidikan. Tanggung jawab mana bukan terletak pada jumlah jam-jam atau unit-unit pekerjaan yang dapat dilakukan yang biasanya dipakai sebagai ukuran cakap atau tidaknya seseorang guru. Mengajar adalah lebih dari pada kumpulan jumlah perbuatan-perbuatan yang berhubungan dengan ruang kelas, guru atau bulat dalam bidang. Dengan demikian pendidikan harus mampu memanfaatkan potensi yang berupa ketidak pedulian pada sesama dan lingkungannya. Sehingga sebagai seorang dosen sekaligus sebagai figur dalam pendidikan diharapkan mampu memelihara karakteristik diri karena perilaku

'Drs. Z. Kasijan, Psikologi Pendidikan, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1984. him. 31.

  

1

  2 dosen akan menjadi cerminan bagi proses pembentukan sikap siswa dalam belajar.

  Dalam dunia pendidikan dosen menempati posisi yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena tugas dosen dalam masyarakat mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki masyarakat. Maka keberadaan para pengajar dapat mendidik mereka mencapai kehidupan yang sempuma, dan untuk itu diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari setiap mahasiswa untuk meningkatkan cara belajamya sehingga mendapatkan hasil yang optimal.

  Lingkungan kampus sangat menentukan keberhasilan mahasiswa dalam melaksanakan dan menyelesaikan pembelajaran, hasil yang kurang memuaskan dari setiap evaluasi belajar kemungkinan besar dipengaruhi oleh dosen dan mahasiswa itu sendiri. Untuk dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, dosen harus dapat mengarahkan, membimbing, menimbulkan motivasi, membantu dalam mengembangkan sikap yang baik dan selalu memperbaiki teknik dalam mengajar serta mengusahakan terbentuknya pribadi-pribadi yang kuat.2 Selain itu juga seorang dosen harus mencerminkan sikap-sikap terpuji, profesional dan patut diteladani. Adanya penurunan motivasi belajar mahasiswa ditandai dengan mahasiswa lebih suka mencatat dari pada memperhatikan, malas, sehingga kalau ditanya kcsulitan menjawab dan kalau disuruh bertanya jarang sekali ada yang bertanya, belajar tidak pemah optimal dan sebagainya.

  7Ibid. him. 32.

  3 Oleh karena itu, seorang pengajar harus memiliki performansi mengajar yang baik untuk memacu motivasi mahasiswa dalam belajar.

  Melihat kenyataan demikian, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian "PENGARUH TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PA I ANGKATAN 2003/2004".

  B. Pcnegasan Istilah Untuk mcmperjelas dan mempertegas judul di atas, penulis perlu menjelaskan arti-arti istilah tersebut:

  1. Pcngaruh yaitu sesuatu yang diberikan atau diperoleh dari suatu pihak kepada pihak lain sehingga dapat mengubah tindakan.

  2. Tampilan yaitu berasal dari kata tampil yang berarti melangkah maju (ke muka, ke depan).3 Jadi yang penulis maksud disini adalah penampilan dalam mengajar yang meliputi aspek tujuan, aspek perkembangan, sikap, aspek teknik, aspek pribadi dan kcmpetensi mengajar yang semuanya terjadi dalam proses belajar mengajar.

  3. Dosen adalah pengajar di perguruan tinggi. Ada dosen tctap dan dosen tidak tetap, atau dosen biasa dan dosen luar biasa. 4

  4. Mengajar memiliki arti yang sangat komplek dan beraneka macam sesuai dcngan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan. Menurut

  3W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta him. 750

  4Prof. Dr. R. Soegarda Pocrbakawatja, H.A.H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta, 1982, him. 83 J

  4 Tabrani Rusyan dan kawan-kawan dalam bukunya mengemukakan arti mengajar sebagai berikut: a. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa.

  b. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberikan kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Sasaran akhir dari proses pengajaran adalah siswa belajar.5

  Jadi mengajar adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan, memberi perangsang, bimbingan serta arahan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

  5. Motivasi adalah berasal dari kata motif yang berarti sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai penggerak dari dalam dan luar subjek untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai tujuan, bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap-siagaan). Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.6

  y sDrs. A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1989, him. 26.

  

6Abu Ahmadi, Teknik Mengajar yang Efektif Rineka Cipta, Jakarta, 1991, him. 14.

  (>.

   Dclujttr

  Mcmirut llilgurd, belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.7

  Selanjutnya untuk melengkapi penegasan istilah dari variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini, diuraikan pula indikator-indikator dari variabel tersebut sebagaimana berikut in i:

  1. Tampilan dosen dalam mengajar dengan indikator sebagai berikut:

  • Mengarahkan dan membimbing
  • Menimbulkan motivasi
  • Membantu mengembangkan sikap yang baik - Profesional dalam mengajar .
  • Mengusahakan terbentuknya pribadi yang
  • Patut diteladani

  2. Motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004, dengan indikator sebagai berikut:

  • Raj in membuat catatan
  • Mengikuti pelajaran dengan aktif
  • Memanfaatkan waktu senggang atau luang untuk belajar

  ?Abd. Rohman Abror, Psikologi Pendidikan, PT. Tiara Waeana, Yogyakarta, 1995 him. 66.

  6 Mempelajari kembali pelajaran yang baru diterima Bersungguh-sungguh dalam menjelaskan tugas dari dosen Bersikap kritis dalam menerima pelajaran.

  C. Rumusan Masalah Dra. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa permasalahan yang paling baik apabila masalah itu datang dari dirinya sendiri, karena didorong dari kebutuhan memperoleh jawabannya.* Sehingga dalam penelitian ini pcnulis merumuskan suatu masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

  1. Bagaimana tampilan dosen dalam mengajar pada mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004 ?

  2. Sejauhmana tingkat motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004 ?

  3. Adakah pengaruh tampilan dosen dalam mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004?

D. Tujuan Penelitian Suatu penelitian dilaksanakan tentu ada tujuan yang hendak dicapai.

  Dalam penelitian ini penulis merumuskan tujuan penelitian dengan rumusan sebagai berikut:

  I. Untuk mengetahui tampilan dosen dalam mengajar pada mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

  "Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rincka Cipta Jakarta, 1993, him. 25.

  7

  2. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

  3. Untuk mengetahui adakah pengaruh tampilan dosen mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

  E. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah kesimpulan pertama atau proporsi tentang hubungan dua variabel atau lebih. Hipotesis mempunyai jawaban sementara terhadap penelitian yang masih perlu diuji kebenarannya.9 Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah : "Ada pengaruh positif antara tampilan dosen dalam mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004". Artinya semakin baik tampilan dosen dalam mengajar, maka semakin baik pula motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

F. Metode Penelitian

  Untuk membantu dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil beberapa metode untuk dijadikan landasan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan, yakni :

  Musri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta 1982, him. 2 1.

  8

  1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.10 * Sedangkan sampel adalah sebagian dari pada populasi yang diteliti." Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

  Teknik pengambilan sampel penulis menggunakan random sampling, yaitu seluruh mahasiswa menjadi sampel. Dalam populasi dan sampel apabila subjeknya kurang dari 100 orang dapat dilakukan semuanya. Selanjutnya jika subjeknya banyak / besar dapat dilakukan 10 -

  15 % atau 20 - 25 % bahkan lebih.12 Karena jumlah populasi ada 50 mahasiswa berarti jumlah sampel yang diambil adalah seluruh jumlah populasi. Jadi penelitian ini adalah penelitian populasi.

  2. Metode Pengumpulan data Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, ditempuh beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Angket

  Adalah alat untuk mengumpulkan data yang berisi sejumlah pertanyaan untuk mengungkapkan pendapat, aspirasi, dan sikap seseorang atau kelompok.13 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang tampilan mengajar dosen dan motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

  l0Suharsimi Arikunto, op.cil., him. 115.

  " ib id , him. 117. n !bid., him. 120. l3Drs. Cecc Wijaya, Drs. A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses PT. Rcmaja Rosdakarya, Bandung, 1991, him. 169

  Belajar Mengajar,

  9

  b. Dokumentasi Adalah metode yang digunkan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya. 14

  Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data mengenai keadaan sekolah dengan mengambil dari dokumen yang tersedia.

  I G. Teknik Analisis Data

  Sehubungan dengan penelitian ini dan setelah data terkumpul, maka penulis menggunakan teknik analisis sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui teknik frekuensi dari masing-masing variabel penulis menggunakan teknik analisis persentase frekuensi penyajian tabel dengan rumus sebagai berikut:

  P = — x 100% N

  Keterangan : ' * P : Persentase

  F : Frekuensi N : Jumlah subjek yang digunakan / jumlah sampel

  2. Untuk mengetahui korelasi antara dua variabel dengan menggunakan korelasi produk moment, yaitu :

  l4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praklek, Rineka Cipta, Jakarta, 19%, him. 234

  10

  x y -

  (£*)(£.y) r.

  N X V

  Ketcrangan : x

  y

  2

  xy N x

  : Koefisiensi korelasi antara x dan y : Jumlah variabel x : jumlah variabel y : Kuadrat dari variabel x : Kuadrat dari variabel y : Product dari variabel x dan y : Jumlah individu yang diteliti

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Dalam penulisan ini penulis akan membahas masalah-masalah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, sebelumnya penulis sajikan sistematika penulisan skripsi yang terdiri dari lima bab, yaitu :

  BAB 1 : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis mengemukakan Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II : LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini penulis mengemukakan kepada para pembaca agar mengetahui dasar-dasar teori ini yang meliputi : prinsip-prinsip mengajar, metode mengajar, kompetensi mengajar, macam-macam strategi belajar.

  11 Sedang tentang motivasi belajar meliputi komponen motivasi, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi belajar dan faktor-faktor yang menumbuhkan belajar siswa. Dan selanjutnya tentang pengaruh tampilan dosen dalam mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa S TAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004 yang mencakup : pentingnya tampilan dan pengaruh tampilan dosen dalam mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

  BAB 111 : LAPORAN HASIL PENELITIAN Laporan hasil penelitian berisikan seluruh hasil penelitian yang meliputi gambaran umum Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang mencakup tinjauan historis, letak geografis, sarana dan prasarana, dan struktur oraganisasi. Dan juga tentang data responden yang berisikan hasil nilai angket mahasiswa tentang tampilan dosen dalam mengajar dengan motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

  BAB IV : ANALISIS DATA Pada bab ini dibahas tentang pengolahan data dan interpretasi data. BAB V : PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.

  BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Tampilan Dosen dalam Mengajar Tampilan berasal dari kata daSar tampil yang mendapat akhiran an, berarti melangkah maju, menampakkan diri. 1 Sedangkan tampilan adalah hasil dari apa yang dilaksanakan sebagai pertunjukkan atau tontonan.

  Jadi, yang penulis maksud di sini adalah tampilan seorang dosen dalam mengajar yang merupakan hasil dari pelaksanaan mengajar dan terjadi dalam proses belajar mengajar yang berkaitan dengan cara penyampaian, menjelaskan bahan ajar, dan melatih mahasiswa untuk mencapai tujuan pengajaran, menciptakan situasi interaksi antara dosen dan mahasiswa, sehingga mahasiswa belajar dengan nyaman.

  Dalam hal inidosen sebagai tenaga yang profesional yang befungsi untuk mendidik anak, memberi pengajaran berupa ilmu pengetahuan baik teori maupun praktek dan dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 45 disebutkan bahwa; Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasm ani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.2

  1W. J. S. Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, him.

  2Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Mendiknas No. 11 Tahun 2005, Citra Umbara Bandung, 2006, him. 27

  13 Yang dimaksud sehat jasmani dan rohani adalah kondisi kesehatan fisikdan mental yang memungkinkandosen dapat melaksanakan tugas dengan baik.

  Selain itu, dalam tampilan mengajar terdapat juga prinsip-prinsip mengajar, metode mengajar, tujuan mengajar, serta kompetensi mengajar yang semua itu akan membantu dosen dalam mencapai tujuan pengajaran yang baik.

  Mengajar merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang dosen kepada mahasiswa di mana tindakan itu adalah menyampaikan ilmu pengetahuan, menanamkan sikap, nilai-nilai, pengetahuan dan memiliki ketrampilan serta membimbing ke arah yang lebih baik atau setidaknya mahasiswa pola belajamya berhasil.3

1. Prinsip-prinsip Mengajar

  Dosen dalam melaksanakan proses belajar agar memiliki tampilan mengajar yang baik, maka harus menguasai dan mepiahami prinsip-prinsip mengajar. Adapun prinsip-prinsip mengajar tersebut adalah sebagai b e rik u t: a. Apersepsi

  Apersepsi bertitik tolak dari kesan mental states atau kesan- kesan atau sensasi-sensasi. Pengalaman-pengalaman appersepsi mengajar tersebut merupakan integrasi dari tiga unsur b e rik u t:

  

3Engkoswara, D asar-D asar M etodologi Pengajaran Bina Aksara, Jakarta, 1984, him. 1

  14 1) Kesan-kesan terdahulu.

  2) Bayangan atau tanggapan terdahulu yang telah berasosiasi. 3) Senang dan tak senang. * keseluruhan pengalaman ini disebut persepsi. 4

  Pengajaran akan lebih efektif bila dosen pandai menggunakan bahan apersepsi dalam proses belajar mengajar.

  Dengan apersepsi, interaksi antara dosen dan mahasiswa akan harmonis dan keduanya saling membutuhkan untuk memuaskan rasa ingin tahu dari penjelasan yang disampaikan oleh dosen.

  b. Motivasi Di sini penulis hanya akan mengulas mengenai pengertian motivasi yang merupakan bagian dari prinsip-prinsip mengajar.

  Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan pada uraian selanjutnya.

  Motivasi adalah dorongan yang tumbuh karena tingkah laku dan kegiatan manusia. 5 Tingkah laku dan kegiatan manusia bukanlah suatu tingkah laku yang terjadi begitu saja melainkan karena adanya faktor-faktor yang mendorongnya. Adanya prinsip motivasi ini dosen mampu memahami keinginan mahasiswa dan senantiasa memberi motivasi karena hal itu akan membantu

  4A. Tabrani Rusyan, Atang Kusainan dan Zaenal Arifin, Pendekatan dalam P roses, Belajar M engajar Remaja Rosda Karya, Bandung, 1989, him. 90 him. 93

  5Ibid.,

  15 untuk mengembangkan diri, baik sebagai makhluk pribadi maupun sosial.

2. Metode Mengajar

  Metode mengajar adalah alat yang merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar m engajar.6

  Ada beberapa metode mengajar antara lain :

a. Metode ceramah

  Metode ceramah adalah penyampaian bahan pelajaran dengan komukasi lisa n .7 Dalam metode ini dosen akan menguraikan dan menjelaskan materi yang kadang-kadang diselingi dengan memberi pertanyaan kepada mahasiswa, kemudian melanjutkan kembali penjelasan-penjelasan materi.

  b. Metode diskusi Suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai altem atif pemecahan, masalah.

  6Drs. JJ Hasibuan, DIP., Ed., Proses Belajar M engajar, Remaja Karya, Bandung, 1988, him. 3

1 Ibid., him. 12

  }

  16 Metode ini kedudukan siswa sebagai penanya dan yang menjawab, sedangkan dosen sebagai pengarah, pembimbing dan atau membantu dalam merumuskan pendapat.

  c. Metode demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan atau mempertunjukkan sesuatu proses dan hasil proses itu untuk mencapai tujuan pengajaran.8 Metode ini memberikan latihan dan ketrampilan serta memudahkan dalam memberikan penjelasan,karene anak didik secara langsung melihat apa yang dijelaskan oleh pengajar.

  d. Metode eksperimen Di mana metode ini mahasiswa melakukan uji cobanya tentang apa yang telah dijelaskan dalam proses belajar mengajar dan dosen sebagai pemandunya. Eksperimen sama artinya dengan percobaan-percobaan untuk mengetahui faktor-faktor tertentu terhadap sesuatu. Contoh : bagaimanakah pengaruh pupuk terhadap tanaman tertentu, bagaimanakah pengaruh metode belajar terhadap hasil belajar.

  e. Metode keija kelompok Adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran di mana guru menyuruh pelajar mengeijakan tugas tertentu untuk mencapai

  8Ign S. Ulih Bukit Karo-Karo, dkk., M etodologi Pengajaran, CV. Saudara, Salatiga, 1977, him. 39

  f

  17 tujuan pengajaran. 9 Kerja kelompok ini berdasarkan pada pandangan bahwa anak didik merupakan satu kesatuan yang dapat dikelompokan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai tujuan pengajaran, dapat dilihat dari umur, kemampuan siswa, fasilitas, media yang ada dan sebagainya.

3. Kompetensi Mengajar

  Dengan diilhami pendapat A. S. Lardizabal, sebagaimana dikutip oleh A. Samana, macam kompetensi mengajar yang perlu dimiliki oleh dosen (guru) adalah :

  a. Kompetensi kepribadian dan sosial, dengan ciri-ciri sebagai b erik u t: 1) Guru menghayati serta mengamalkan nilai luhur tersebut

  (termasuk nilai moral, dan iman). Pengalaman nilai luhur tersebut dalam situasi tahu, mau dan berbuat nyata.

  2) Guru hendaknya bertindak jujur dan bertanggung jawab, kejujuran dan kesediaan bertanggung jaw ab atas segala tindak keguruan tersebut merupakan pengakuan atas berbagai keterbatasannya yang perlu dibenahi atau diperbaiki terus menerus. 3) Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di dalam sekolah mauptm di luar sekolah.

  9Ibid., him. 60

  r

  18 4) Guru bersikap bersahabat dan mampu berkomunikasi, bekerja sama dengan siapapun demi tujuan yang baik.

  5) Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakat. Budaya masyarakat selalu digerakkan oleh sistem nilai tertentu. 6) Dalam persahabatan dan kerja sama dengan siapapun, guru hendaknya tidak kehilangan prinsip serta nilai hidup luhur yang diyakininya, juga dituntut mampu menghargai pribadi lain secara tulus yang berbeda dengan dirinya.

  7) Guru bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial, baik dalam lingkup kesejawatannya maupun di luar kesejawatannya. 8) Guru hendaknya bermental sehat dan stabil. Ciri orang yang bermental sehat dan stabil antara lain, realistis, mengenali diri, serta potensinya, sadar akan kelebihan dan kelemahannya, dan ulet mendayagunakan seluruh kemampuannya untuk kebaikan diri serta karimya. 9) Guru tampil secara pantas dan necis (dalam tata cara bertindak, bertutur kata, berpakaian, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya). 10) Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan.

  Tugas keguruan tidak dapat dipolakan secara mekanik, eksak, dan dengan resep tunggaj.

  19 11) Dalam keseluruhan relasi sosial dan profesional guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji serta penyelesaian tugas-tugasnya. Guru dituntut mampu mengelola waktunya secara rasional dan disiplin.

  12) Guru diharap mampu menggunakan waktunya secara bijaksana dan produktif.

  b. Kompetensi dasar 1) Guru dituntut menguasai bahan ajar.

  Bahan ajar adalah media pencapaian tujun pengajaran, pendalaman bahan ajar memiliki kemungkinan banyak dalam pembentukan diri siswa. Guru hendaknya menguasai bahan ajar wajib (pokok), bahan ajar penunjang dan bahan ajar pengayaan secara mendalam, berpola (berstruktur) dan fungsional.

  2) Guru mampu mengelola program belajar-mengajar. Guru hendaknya menguasai secara fungsional tentang pendekatan sistem dalam perencanaan, pelaksanaan pengajaran, menguasai asas-asas pengajaran, menguasai prosedur, metode, strategi, teknik pengajaran, menguasai bahan ajar, mampu merancang, mendayagunakan fasilitas, media, sumber, pengajaran.

  20 3) Guru mampu mengelola kelas yang kondusif untuk belajar siswa. Guru mampu menciptakan situasi sosial kelas yang kondusif untuk belajar secara efektif-efisien. 4) Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.

  Media pengajaran adalah alat penyalur pesan pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung (rekaman). Sumber pengajaran adalah acuan dalam menjabarkan serta mengorganisasikan bahan ajar yang dilakukan oleh guru.

  5) Guru menguasai landasan-landasan kependidikan. Yang tergolong kajian landasan kependidikan adalah : ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, adminsitrasi pendidikan, bimbingan konseling dan filsafat pendidikan.

  6) Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar.

  Pengajaran dapat disebut pembelajaran siswa. 7) Guru mampu mengelola penilaian hasil belajar siswa demi kepentingan pembelajaran siswa. Penilaian hasil belajar adalah bagian integral dari sistem pengajaran. 8) Guru mengenal fungsi bimbingan dan konseling, serta mampu berperan serta di dalamnya.

  9) Guru mengenal dan^ mampu berperan aktif dalam penyelenggaraan administrasi sekolah, peran serta guru dalam kegiatan administrasi sekolah hendaknya mencakup

  21 pengertian administrasi secara luas (yaitu pengelolaan) dan pengertian administrasi secara sempit (yaitu : ketata usahaan). 10) Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu melaksanakan atau mentafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran.

4. Macam-macam Strategi Belajar Mengajar a. Dari segi pengaturan guru dan siswa.

  1) Pengaturan guru : seorang guru dan tim guru. 2) Pengaturan siswa : kelompok kelas, kelompok kecil dan perorangan.

  3) Pengaturan hubungan guru-siswa ; tatap muka dan melalui media (cetak atau audiovisual) b. Dari segi struktur peristiwa belajar mengajar 1) Tertutup artinya relatif ketat mengikuti persiapan guru.

  2) Terbuka artinya selama kegiatan guru, siswa berlangsung dikembangkan tujuan, bahan dan prosedur kegiatan.

  c. Dari segi peranan guru dan siswa dalam mengolah pesan (bahan pelajaran) 1) Bahan diolah tuntas oleh guru dan disajikan kepada siswa disebut ekspositorik.

  2) Bahan diolah sendiri oleh siswa dengan bantuan guru disebut heuristik atau hipotetitik, ada dua sub strategi.

  22

  a. Penemuan (discovery), artinya siswa menemukan sendiri prinsip atau hubungan yang sebelumnya tidak ia ketahui, sebagai akibat dari pengalaman belajamya yang diatur oleh guru secara seksama.

  b. Inkuiri (inquiry) artinya struktur peristiwa belajar sepenuhnya bersifat terbuka, siswa dilepas untuk menemukan dan mengakomodasikanya dengan apa yang sudah ia kuasai sebelumnya.

  d. Dari segi proses pengolahan pesan (bahan pelajaran) Proses pengolahan pesan mengikuti pola-pola penalaran. Ada dua m acam :

  1) Proses deduktif artinya pengolahan bahan pelajaran dengan menggunakan prinsip atau dalil atau hukum yang sudah diketahui sebelumnya untuk menemukan kasus. 2) Proses induktif, artinya proses pengolahan pesan dengan mencermati kasus-kasus* khusus, menemukan hubungan dan menarik keismpulan umum (generalisasi).

  e. Dari segi tujuan belajar Ada berbagai kategori dengan mengikuti taksonomi., yang biasanya taksonomi dari Gagne atau Bloom, dan kawan-kawan.

  21 B. I'cngertian Motivasi Belajar Motivusi udaluh kecenderungun orgunisme melakukan sualu sikap utuu pcrilaku yang dipenguruhi oleh kchutuhan clan diaruhkan kepada tujuan teratur yang tclah direncana. 10

  Dari pcngortiun di alas motivasi bclajar bcrarti keseluruhun daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajaryang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah yang baik agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Sebagaimana ditunjukan dalain hadist n a b i:

  ’’Sesungguhnya semua amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi seseorang adalah tergantung dari apa yang ia niatkan”. 11 Motivasi merupakan suatu pendorong dalam melakukan aktivitas guna mencapai tujuan. Seorang siswa yang memiliki intelegensi tinggi, boleh jadi gagal, karena kurangnya motivasi. Hasil belajar itu akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Dengan ini tugas seorang pengajar adalah mendorong siswa agar dapat mendorong dan memiliki motivasi belajar dalam dirinya.

  l0Dali Gulo, Kamus Psikologi, Penerbit Tonis, Bandung, 1982, him. 168 "jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Ali Sutyathi, Sunan Nasa'i, A l M ajalatuts Darul Kutub, Beirut, tt., him. 158 Tsalils,

  24 Guru merupakan penggerak belajar para siswa. Ia harus menyusun suatu rencana tentang cara-cara melakukan tindakan serta mengumpulkan bahan-bahan yang dapat membangkitkan serta mendorong para siswa agar mereka terus melakukan usaha-usaha yang efektif untuk mencapai tujuan belajar.

  Dari uraian tersebut jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta merubah tingkah laku.

1. Komponen Motivasi

  Motivasi memiliki dua komponen, yaitu :

  a. Inner component (komponen dalam) ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaannya merasa tidak puas dan terjadi ketegangan psikologi. Dalam komponen ini berhubungan dengan kebutuhan, perbuatan, kelakuan, tujuan, dan kepuasan yang telah memberikan kepuasan terdapat hubungan dan kaitan yang kaut. Kelakuan yang telah memberikan kepuasan akan cenderung diulang kembali, sehingga perbuatan menjadi lebih kaut, dan lebih mantap.

  b. Outer component (komponen luar) ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. l2Komponen ini mendomg seseorang melakukan sesuatu tindakan yang menginginkan ada perubahan dalam dirinya demi tujuan yang ingin

i::Drs. M. Ngalim Purwanto, M. Pd., Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987, him. 70

  25 dicapai dan komponen ini ada rangsangan dari luar yang dapat mendorongnya untuk bertindak.

2. Macam-macam Motivasi Belajar

  Pada dasamya motivasi belajar dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain : a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

  1) Motivasi oleh bawaan yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi tanpa dipelajari, seperti dorongan untuk makan, minum, bekerja, dorongan seksual, dorongan bergerak dan beristirahat. M otif-motif ini sering juga disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis, artinya dalam warisan biologis manusia. 2) Motivasi yang dipelajari yaitu motivasi yang timbulnya karena dipelajari, contohnya, dorongan belajar dan mengajar suatu cabang ilmu pengetahuan.

  b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Wood Worth dan Margius.

  1) M otif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum, makan bemafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat. 2) M otif-m otif darurat, yang termasuk dengan jenis m otif ini antara lain dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, dan untuk memburu. 3) M otif-motif objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk

  26 menaruh minat, motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia secara efektif.

  c. . Motivasi jasmaniah dan rohaniah Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refleks, instink otomatis, nafsu, sedangkan yang termausk motivasi ruhaniyah, yaitu keimanan.

  d. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik 1) Motivasi instrinsik

  Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan. Contoh : seorang yang sedang membaca, tidak usaha ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah raj in mencari buku- buku untuk dibacanya. 2) Motivasi ekstrinsik

  Yang dimaksud motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

  Contoh : seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji temannya atau pacamya. 13 i:>Sardiman, Interaksi dan M otivasi B elajar M engajar, Rajawali Pers, Jakarta, 1992, him.

  8 5 - 9 0

  27

3. Fungs! Motivusi

  Motivusi yang baik dalam bclajar akan mcnunjukkun hasil yang buik pula, ilasil bclajar akan dapul dicapai bila ada motivusi dalam mclaksanakannya. Mai ini sesuai dcngan pcndapat Tabrani Rusyan, yaitu ’’Motivusi memberikan semangat terhadap seorang peserta didik dalam kcgiatan bclajamya, olch karcna itu motivasi menjadi pcndukung yang sangat penting dalam belajar”. 14

  Semangat atau gairah belajar anak, tidak akan ada tanpa didukung adanya motivasi. Motiivasi akan selalu menentukan usaha belajar anak.

  Ngalim Purwanto membagi fungsi motivasi dalam 3 bagian, y a itu : a. Motivasi itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak.

  M otif itu sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

  b. Motivasi menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.

  c. Motivasi berfungsi menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan mana perbuatan yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu. 15

  14A. Tarbrani Rusyan, Atang Kusainan dan Zaenal Arifin, Pendekatan dalam Proses Remaja Rosda Karya, Bandung, 1980, him. 96 B elajar M engajar, l5Drs. M. Ngalim Purwanto, op. tit., him. 8 r

  28

4. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Motivasi Belajar Mahasiswa

  Motivasi merupakan faktor yang dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif dalam mengarahkan dan memelihara ketekunan untuk melakukan kegiatan belajar.

  Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan b e la ja r: a. Memberi angka ..* !* * * • (»> •••

  Angka dalam hal ini sebagai simbul dari nilai kegiatan belajamya. Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai angka, nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai raport angkanya baik- baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.

  b. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekeijaan tersebut.

  c. Saingan / Kompetisi Saingan / kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. cl. I {go / In v n lv c m c u M e n u m b u h kn n kesndarnn kcpada sisw a agar m erasii p cn tin g n y a tugas dan m c n e rim a n y a scbagai tantangan schingga bekcrju kerns dcngan m e m p e rla lin n ka n lu irga d ir l, a d a la li salali salu bcntuk m o tiv a s i y a n g c u k u p p cn tin g .

c. M c m b c ri ulangan

  Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan adanya ulangan. Olch karcna itu mcmbcri ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

  f. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

  g. Pujian Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.

  h. Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. i. Hasrat untuk belajar

  Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan

  30 dengan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar. Sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

Dokumen yang terkait

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

H U B U N G A N A N T A R A P R O F E S I O N A L I S M E P E G A W A I D E N G A N K U A L I T A S P E L A Y A N A N P E N E R B I T A N K T P D A N K K D I K A N T O R K E C A M A T A N G A M B I R A N K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 6 22

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

I N V E S T A S I B I D A N G E N E R G I M I N Y A K D A N G A S B U M I P E R U S A H A A N M U L T I N A S I O N A L P E T R O C H I N A D I I N D O N E S I A

0 4 16

R E S P O N TA N A M A N C A B E M E R A H T E R H A D A P P U P U K N K M A J E M U K YA N G D I A P L I K A S I K A N S E C A R A L A N G S U N G M E L A L U I TA N A M A N

0 0 10

Muhammad Agus Widiyanto 111 01 042 JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISLAM SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2006

0 3 91

J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) S A L A T IG A

0 0 95

JU R U SA N T A R B IY A H PR O G R A M STU D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SEK O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2008

0 2 95

P E N G A R U H K E D E K A T A N H U B U N G A N M A H A S IS W A D E N G A N D O SE N T E R H A D A P O B J E K T IV IT A S P E N IL A IA N D O S E N P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M S T A IN S A L A T IG A T A H U N A K A D E

0 1 111

JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N EG E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2008

0 0 103