DOCRPIJM 1537892228BAB III RAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA
STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG
CIPTA KARYA

III

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya Dan Arahan
Penataan Ruang
Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya disusun dengan berlandaskan pada berbagai peraturan perundangan dan
amanat

perencanaan

pembangunan.

Untuk

mewujudkan


keterpaduan

pembangunan permukiman, Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten Kota
perlu memahami arahan kebijakan tersebut, sebagai dasar perencanaan,
pemrograman, dan pembiayaanpembangunan Bidang Cipta Karya.
3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Dalam pelaksanaannya, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
dihadapkan pada beberapa isu strategis, antara lain bencana alam, perubahan
iklim,

kemiskinan,

reformasi

birokrasi,

kepadatan

penduduk


perkotaan,

pengarusutamaan gender, serta green economy. Disamping isu umum, terdapat
juga permasalahan dan potensi pada masing-masing daerah, sehingga dukungan
seluruh stakeholders pada penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya sangat
diperlukan.
A.

RPJP Nasional 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007)
RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007,

merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah
dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara
bertahap dalam jangka waktu 2005-2025. Dalam dokumen tersebut, ditetapkan
bahwa Visi Indonesia pada tahun 2025 adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil
dan Makmur”. Dalam penjabarannya RPJPN mengamanatkan beberapa hal
sebagai berikut dalam pembangunan bidang Cipta Karya, yaitu:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018


III-1

a. Dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing maka pembangunan dan
penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya,
seperti industri,perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya
mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan
melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dan
pendekatan terpadu dengan sektor sumber daya alam dan lingkungan hidup,
sumber daya air, serta kesehatan.
b. Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan maka
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi
diarahkan pada (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management)
dalam penyediaan air minum dan sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal
air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan
air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4)penyediaan
sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi
bagi masyarakat miskin.
c. Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan

berkeadilan adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat untuk
mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. Peran pemerintah akan lebih
difokuskan pada perumusan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana,
sementara peran swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin
ditingkatkan terutama untuk proyek-proyek yang bersifat komersial.
d. Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada setiap
tahapan RPJMN, yaitu :
 RPJMN ke 2 (2010-2014): Daya saing perekonomian ditingkatkan melalui
percepatan

pembangunan

infrastruktur

dengan

lebih

meningkatkan


kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha dalam pengembangan
perumahan dan permukiman.
 RPJMN ke 3 (2015-2019): Pemenuhan kebutuhan hunian bagi seluruh
masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-2

perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel.
Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.
 RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga terwujud kota tanpa
permukiman kumuh.
B.

RPJM Nasional 2010 – 2014 (Perpres No. 05 Tahun 2010)
RPJMN 2010-2014 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 5 Tahun


2010

menyebutkan

bahwa

infrastruktur

merupakan

salah

satu

prioritas

pembangunan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial yang
berkeadilan dengan mendorong partisipasi masyarakat Dalam rangka pemenuhan
hak dasar untuk tempat tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD

1945 Pasal 28H, pemerintah memfasilitasi penyediaan perumahan bagi
masyarakat berpendapatan rendah serta memberikan dukungan penyediaan
prasarana

dan

sarana

dasar

permukiman,

seperti

air

minum,

air


limbah,persampahan dan drainase.
Dokumen RPJMN juga menetapkan sasaran pembangunan infrastruktur
permukiman pada periode 2010-2014, yaitu:
1) Tersedianya akses air minum bagi 70 % penduduk pada akhir tahun
2014, dengan perincian akses air minum perpipaan 32 persen dan akses
air minum non-perpipaan terlindungi 38 %.
2) Terwujudnya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) hingga
akhir tahun 2014, yang ditandai dengan tersedianya akses terhadap
sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site) bagi 10% total
penduduk, baik melalui sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kota
sebesar 5% maupun sistem pengelolaan air limbah terpusat skala
komunal sebesar 5 % serta penyediaan akses dan peningkatan kualitas
sistem pengelolaan air limbah setempat (on-site) yang layak bagi 90 %
total penduduk.
3) Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 % rumah
tangga di daerah perkotaan.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018


III-3

4) Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis
perkotaan.
Untuk mencapai sasaran tersebut maka kebijakan pembangunan diarahkan
untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan air minum dan
sanitasi yang memadai, melalui:
a) Menyediakan perangkat peraturan di tingkat Pusat dan/atau Daerah,
b) Memastikan ketersediaan air baku air minum,
c) Meningkatkan

prioritas

pembangunan

kinerja

manajemen

prasarana


dan

sarana

permukiman,
d) Meningkatkan

penyelenggaraan

air

minum,penanganan air limbah, dan pengelolaan persampahan,
e) Meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dan
sanitasi,
f)

Meningkatkan cakupan pelayanan prasarana permukiman,

g) Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS),
h) Mengembangkan alternatif sumber pendanaan bagi pembangunan
infrastruktur

C.

i)

Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta,

j)

Mengurangi volume air limpasan, melalui penyediaan bidang resapan.

MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia)
Dalam

rangka

transformasi

ekonomi

menuju

negara

maju

denganpertumbuhan ekonomi 7-9 persen per tahun, Pemerintah menyusun
MP3EI yang ditetapkan melalui Perpres No. 32 Tahun 2011. Dalam dokumen
tersebut

pembangunan

setiap

koridor

ekonomi

dilakukan

sesuai

tema

pembangunan masing-masing dengan prioritas pada kawasan perhatian investasi
(KPI MP3EI). Ditjen Cipta Karya diharapkan dapat mendukung penyediaan
infrastruktur permukimanpada KPI Prioritas untuk menunjang kegiatan ekonomi di
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-4

kawasantersebut. Kawasan Perhatian Investasi atau KPI dalam MP3EI adalah
satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung
dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI
dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas
kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan
SDM IPTEK yang sama.

D.

MP3KI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan
Indonesia)
Dalam upaya

menekan angka

kemiskinan, pemerintah sejak 2009

mendesain program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan
Kemiskinan di Indonesia (MP3KI). Program ini langsung menyasar masyarakat
bawah yang mengalami kemiskinan ekstrim di Indonesia. Sebagai program
andalan,

MP3KI

ini

juga

bertujuan

untuk

mengimbangi

rencana

besar

pembangunan ekonomi yang terintegrasi dalam Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
MP3EI digulirkan guna menjaga stabilitas makro-ekonomi, mendorong
percepatan pertumbuhan sektor riil, memperbaiki iklim investasi, mempercepat
dan memperluas pembangunan infrastruktur, menguatkan skema kerja sama
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-5

pembiayaan investasi dengan swasta, ketahanan energi, ketahanan pangan,
reformasi birokrasi dan tata kelola, meningkatkan sumber daya manusia (SDM)
dan inovasi teknologi.
Fokus

kerja

penanggulangan

MP3KI

tertuang

kemiskinan

eksisting

dalam

sejumlah

Klaster

I,

program, pertama,

berupa

bantuan

dan

jaminan/perlindungan sosial. Lalu di Klaster II adalah pemberdayaan masyarakat,
Klaster III tentang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM), dan
Klaster IV adalah program prorakyat. Kedua, transformasi perlindungan dan
bantuan

sosial. Ketiga,

pengembangan livelihood,

pemberdayaan,

akses

berusaha & kredit, dan pengembangan kawasan berbasis potensi lokal. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Tahapan pelaksanaan MP3KI menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu:
TAHAP 1 (Periode 2013-2014)
 Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% -10% pada
tahun 2014;
 Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan program
penanggulangan

kemiskinan

yang

berjalan

selama

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

ini,

melalui

cara

III-6

“KEROYOKAN” DI KANTONG-KANTONG KEMISKINAN, SINERGI LOKASI
DAN WAKTU, SERTA PERBAIKAN SASARAN (seperti : Program Gerbang
Kampung di Menko Kesra);
 Sustainable livelihood sebagai penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin,
termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI;
 Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .
TAHAP 2 (Periode 2015 –2019)
 Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;
 Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal
coverage;
 Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;
 Penguatan sustainable livelihood.
TAHAP 3 (Periode 2020-2025)
 Pemantapan system penanggulangan kemiskinan secara terpadu;
 Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-7

E.

KEK (UU No. 39 Tahun 2009)
UU No. 39 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus

adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik

Indonesia

yang

ditetapkan

untuk

menyelenggarakan

fungsi

perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui
penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan
berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan
ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Di
samping zona ekonomi, KEK juga dilengkapi zona fasilitas pendukung dan
perumahan bagi pekerja. Ditjen Cipta Karya dalam hal ini diharapkan dapat
mendukung

infrastruktur

permukiman

pada

kawasan

tersebut

sehingga

menunjang kegiatan ekonomi di KEK.
F.

Direktif Presiden (Inpres No. 3 Tahun 2010)
Dalam Inpres No. 3 Tahun 2010, Presiden RI mengarahkan seluruh

Kementerian,

Gubernur,

Walikota/Bupati,

untuk

menjalankan

program

pembangunan berkeadilan yang meliputi Program pro rakyat, Keadilan untuk
semua, dan Program Pencapaian MDGs. Ditjen Cipta Karya memiliki peranan
penting dalam pelaksanaan Program Pro Rakyat terutama program air bersih
untuk rakyat dan program peningkatan kehidupan masyarakat perkotaan.
Sedangkan dalam pencapaian MDGs, Ditjen Cipta Karya berperan dalam
peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi yang layak serta
pengurangan permukiman kumuh.

3.1.2 Arahan Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola
ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-8

peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budidaya.
Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan
pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman
yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari
penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta
pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang.
A.

RTRW Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah arahan kebijakan

dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Penataan ruang wilayah nasional
bertujuan untuk mewujudkan:
a. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
b. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
c.

Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota;

d. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi dalam kerangka negara kesatuan republik indonesia;
e. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan
dampak negative terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;
f.

Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat;

g. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah;
h. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor; dan
i.

Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-9

RTRWN menjadi pedoman untuk :
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional
c.

Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional

d. Pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
f.

Penataan ruang kawasan strategis nasional; dan

g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
1. Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang Nasional
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan
dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang. Kebijakan
pengembangan struktur ruang meliputi:
a) Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah yang merata dan berhierarki; dan
b) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumberdaya air yang terpadu
dan merata di seluruh wilayah nasional.
Strategi

untuk

peningkatan

akses

pelayanan

perkotaan

dan

pusat

pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi:
1) Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan
dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di
sekitarnya;
2) Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum
terlayani oleh pusat pertumbuhan;
3) Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan
4) Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih
kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-10

5) Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan
prasarana meliputi:
6) Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan transportasi darat,laut, dan udara;
7) Mendorong

pengembangan

prasarana

telekomunikasi

terutama

di

kawasan terisolasi
8) Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan
tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem
penyediaan tenaga listrik
9) Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan
sistem jaringan sumber daya air;dan
10) Meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi, serta
mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi nasional yang
optimal.
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi:
a) kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung;
b) kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya; dan
c) kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional.
2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi:
1) Sistem perkotaan nasional;
Sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW, dan PKL.PKN dan PKW
tercantum dalam Lampiran II yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Pemerintah ini.PKL ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang
RencanaTata

Ruang

Wilayah

Provinsi

berdasarkan

pemerintahkabupaten/kota, setelah dikonsultasikan dengan Menteri.

usulan
PKN,

PKW, dan PKL dapat berupa:
a. Kawasan megapolitan;
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-11

b. Kawasan metropolitan;
c. Kawasan perkotaan besar;
d. Kawasan perkotaan sedang; atau
e. Kawasan perkotaan kecil.
2) Sistem jaringan transportasi nasional
Sistem jaringan transportasi nasional terdiri atas:
a. Sistem jaringan transportasi darat;
b. Sistem jaringan transportasi laut; dan
c. Sistem jaringan transportasi udara.
3) Sistem jaringan energi nasional
Sistem jaringan energi nasional terdiri atas:
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi;
b. pembangkit tenaga listrik; dan
c. jaringan transmisi tenaga listrik.
4) Sistem jaringan sumber daya air.
Sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud merupakan sistem
sumber daya air pada setiap wilayah sungai dan cekungan air tanah.
B.

Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional
Rencana pola ruang wilayah nasional terdiri atas:

a. Kawasan lindung nasional
Kawasan lindung nasional terdiri atas:
a) Kawasan

yang

memberikan

perlindungan

terhadap

kawasan\

bawahannya;
b) Kawasan perlindungan setempat;
c) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
d) Kawasan rawan bencana alam;
e) Kawasan lindung geologi; dan
f) Kawasan lindung lainnya.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-12

b. Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional
Kawasan budi daya terdiri atas:
1. Kawasan peruntukan hutan produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas:
a) Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas;
b) Kawasan peruntukan hutan produksi tetap; dan
c) Kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi .

2. Kawasan peruntukan hutan rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat ditetapkan dengan criteria kawasan
yang dapat diusahakan sebagai hutan oleh orang pada tanah yang
dibebani hak milik.
a. Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian ditetapkan dengan kriteria:
1) Memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan
pertanian;
2) Ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan abadi;
3) Mendukung ketahanan pangan nasional; dan/atau
4) Dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan air.
5) Kawasan peruntukan perikanan;
b. Kawasan peruntukan perikanan ditetapkan dengan kriteria:
1) Wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penangkapan,
budi daya, dan industri pengolahan hasil perikanan; dan/atau
2) Tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
c. Kawasan peruntukan pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan yang memiliki nilai strategis
nasional

terdiri

atas

pertambangan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

mineral

dan

batubara,

III-13

pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan panas bumi, serta
air tanah.
d. Kawasan peruntukan industri;
Kawasan peruntukan industri ditetapkan dengan kriteria:
1) Berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri;
2) Tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan/atau
3) Tidak mengubah lahan produktif.
e. Kawasan peruntukan pariwisata;
Kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan dengan kriteria:
1) Memiliki objek dengan daya tarik wisata; dan/atau
2) Mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan
lingkungan.
f. Kawasan peruntukan permukiman;
Kawasan peruntukan permukiman ditetapkan dengan kriteria:
1) Berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan
bencana;
2) Memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan;
dan/atau
3) Memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung.
g. Kawasan peruntukan lainnya
Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional ditetapkan
sebagai kawasan andalan. Nilai strategis nasional meliputi kemampuan
kawasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di
sekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah.
C.

RTRW Kawasan Strategis Nasional
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:

a.

Pertahanan dan keamanan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-14

Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan
keamanan ditetapkan dengan kriteria:
1) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan
negara berdasarkan geostrategi nasional;
2) diperuntukkan

bagi

basis

militer,

daerah

latihan

militer,

daerah

pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi,
daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem
pertahanan; atau
3) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar
yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
b.

Pertumbuhan ekonomi
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi

ditetapkan dengan kriteria:
1) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
2) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi nasional;
3) memiliki potensi ekspor;
4) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
5) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
6) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional
dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional;
7) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi nasional; atau
8) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
c.

Sosial dan budaya
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan sosial dan budaya

ditetapkan dengan kriteria:
1) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
budaya nasional;

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-15

2) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri
bangsa;
3) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan;
4) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional;
5) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau
6) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
d.

Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber

daya alam dan/atau teknologi tinggi ditetapkan dengan kriteria:
1) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional,
pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
2) memiliki sumber daya alam strategis nasional;
3) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
4) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
5) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
e.

Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup ditetapkan dengan kriteria:
1) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
2) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau
diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
3) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian negara;
4) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
5) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
6) rawan bencana alam nasional; atau

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-16

7) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak
luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai
berikut :
a.

Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

b.

Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;

c.

Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;

d.

Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;

e.

Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan
Infrastruktur Selat Sunda;

f.

Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam,
Bintan, dan Karimun.

D.

RTRW PULAU
Rencana

Tata

Ruang

(RTR)

Pulau

merupakan

rencana

rincidan

operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR
Pulau untuk penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruangantara lain mencakup
arahan

pengembangan

kawasanlindung

dan

budidaya,

serta

arahan

pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan
RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yangmemberikan arahan batasan
wilayah mana yang dapatdikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c.

Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya
untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum,
air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-17

Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;
b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;
c.

Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;

d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.
E.

RTRW Provinsi Kalimantan Tengah
RTRWP merupakan matra spasial dari Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) yang berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan
ruang nasional, Daerah, dan Kabupaten/Kota serta sebagai acuan bagi instansi
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi dan
menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di
Daerah.
Kedudukan RTRWP adalah sebagai pedoman dalam :
a. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
rencana sektoral lainnya;
b. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang;
c. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar
wilayah Kabupaten/Kota, serta keserasian antarsektor;
d. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
e. Penataan ruang KSP; dan
f. Penataan ruang wilayah Kabupaten/Kota

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2018

III-18