Hal II - 2 TABEL 2.1 LUAS WILAYAH KABUPATEN INDRAMAYU No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)
PROFIL KABUPATEN INDRAMAYU
BAB
II
2.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
Kabupaten Indramayu merupakan bagian dari wilayah bagian Provinsi Jawa Barat yang
secara definitif menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun
1950 Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam LingkunganProvinsi Jawa Barat
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2851). Secara geografis Kabupaten Indramayu
terletak pada koordinat 1070 51’ – 1080 32’ Bujur Timur dan 060 13’ - 060 40’ Lintang
Selatan, dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut
Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kab. Majalengka, Kab. Sumedang, dan
Kab. Cirebon
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kab. Cirebon dan Laut Jawa
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kab. Subang
Secara administratif, Kabupaten Indramayu mempunyai luas 2.099,42 km2 dari luas
wilayah Provinsi Jawa Barat, yang terbagi dalam 31 kecamatan dan 317 desa/kelurahan.
Kecamatan terluas adalah Kecamatan Gantar dengan luas 20.344 ha dari luas Kabupaten
Indramayu Sedangkan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan Karangampel
dengan luas 2.832 ha dari luas Kabupaten Indramayu Selengkapnya wilayah Kabupaten
Indramayu dapat dilihat pada Tabel-2.1 dan Gambar-2.1.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 1
TABEL 2.1
LUAS WILAYAH KABUPATEN INDRAMAYU
No
Kecamatan
Luas Wilayah (Ha)
1.
Haurgeulis
6.161
2.
Gantar
20.344
3.
Kroya
11.529
4.
Gabuswetan
9.648
5.
Cikedung
12.667
6.
Terisi
11.642
7.
Lelea
5.619
8.
Bangodua
4.073
9.
Tukdana
4.669
10.
Widasari
3.917
11.
Kertasemaya
4.513
12.
Sukagumiwang
3.712
13.
Krangkeng
5.992
14.
Karangampel
2.950
15.
Kedokanbunder
3.209
16.
Juntinyuat
5.087
17.
Sliyeg
5.535
18.
Jatibaang
4.379
19.
Balongan
3.847
20.
Indramayu
6.336
21.
Sindang
3.275
22.
Cantigi
9.120
23.
Pasekan
8.435
24.
Lohbener
3.495
25.
Arahan
3.324
26.
Losarang
11.907
27.
Kandanghaur
7.663
28.
Bongas
4.558
29.
Anjatan
8.150
30.
Sukra
4.336
31.
Patrol
3.919
Jumlah (Ha)
204.011
Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 2
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 3
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu 2011-2015
Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Indramayu
2.2.
GAMBARAN DEMOGRAFI
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah penduduk di
Kabupaten Indramayu sampai dengan tahun 2011 berjumlah 1.675.790 jiwa, yang terdiri
dari 862.846 jiwa penduduk laki-laki dan 812.944 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan
penduduk di Kabupaten Indramayu berbeda-beda untuk setiap kecamatan. Kepadatan
penduduk rata-rata di Kabupaten Indramayu pada tahun 2011 berkisar 1.005,77
jiwa/km2. Kecamatan Karangampel memiliki kepadatan 2.083 jiwa/km2 dan merupakan
kecamatan dengan kepadatan tertinggi di Kabupaten Indramayu. Sedangkan Kecamatan
Cantigi memiliki kepadatan penduduk 248 jiwa/km2 dan merupakan kecamatan dengan
kepadatan terendah. Selengkapnya jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten
Indramayu dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan Tabel-2.2
2.083
KARANGAMPEL
1.691
INDRAMAYU
1.577
JATIBARANG
1.548
LOHBENER
1.513
SINDANG
1.509
JUNTINYUAT
1.436
HAURGEULIS
1.383
PATROL
1.362
KEDOKANBUNDER
1.332
KERTASEMAYA
1.110
KANDANGHAUR
1.077
TUKDANA
1.050
SLIYEG
1.048
KRANGKENG
1.016
BONGAS
99
9
99
8
996
SUKAGUMIWANG
SUKRA
ANJATA
N
BALONGAN
993
949
ARAHAN
861
WIDASAR
I
LELEA
BANGODUA
562
GABUSWETAN
66
6
84
0
528
KROY
A
LOSARANG
464
454
TERISI
307
CIKEDUNG
300
GANTAR
PASEKA
N
CANTIGI
27
9
24
8
Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012
Gambar 2.2 Grafik Kepadatan Penduduk Kabupaten Indramayu (jiwa/km2)
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 4
Tabel 2.2 Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
P END U D U K
UMUR/KEL OMPOK UM UR
Laki-laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
Jumlah
(4)
0
13.781
13.225
27.006
1
2
14.102
14.816
13.441
14.331
27.543
29.147
3
4
0 -4
15.315
15.382
73.396
14.534
14.612
70.143
29.849
29.994
143.539
5
6
14.852
14.970
13.748
14.215
28.600
29.185
7
8
9
15.844
15.532
17.856
14.717
14.538
16.909
30.561
30.070
34.765
5- 9
10
11
79.054
18.675
15.646
74.127
17.550
14.923
153.181
36.225
30.569
12
13
16.599
17.077
15.802
16.026
32.401
33.103
14
10 - 14
15 - 19
16.787
84.784
80.909
15.964
80.265
67.573
32.751
165.049
148.482
20 - 24
25 - 29
30 - 34
68.378
74.885
70.620
54.615
66.887
67.459
122.993
141.772
138.079
35 - 39
40 - 44
71.061
60.384
64.919
58.711
135.980
119.095
45 - 49
50 - 54
55 - 59
52.605
46.243
36.109
52.418
45.676
32.903
105.023
91.919
69.012
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75 +
25.794
17.228
11.417
9.979
28.042
19.895
14.789
14.522
53.836
37.123
26.206
24.501
TAHUN 2011
862.846
812.944
1.675.790
Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012
Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Indramayu dipengaruhi oleh pertumbuhan
alami (lahir dan mati), penduduk datang dan peduduk keluar (migrasi). Berdasarkan data
penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju pertumbuhan penduduk dari
tahun 2006 sampai tahun 2011 sebesar 0,599%. Lebih jelas mengenai laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Indramayu terlihat pada Tabel-2.3.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 5
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Indramayu Tahun 2006 - 2011
TAHUN
KECAMATAN
(1)
2006
2007
2008
2009
2010
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2011
(7)
010. HAURGEULIS
011. GANTAR
020. KROYA
91.041
65.210
62.411
91.505
65.538
62.729
92.412
66.245
63.251
93.086
66.347
63.704
88.065
60.733
60.597
88.468
61.012
60.875
030. GABUSWETAN
040. CIKEDUNG
57.681
38.876
57.976
39.075
58.437
39.386
58.858
39.672
54.007
38.683
54.254
38.860
041. TERISI
050. LELEA
52.287
48.730
52.555
48.981
52.986
49.377
53.364
49.747
52.655
46.976
52.896
47.190
060. BANGODUA
27.694
27.835
28.081
28.286
27.022
27.145
061. TUKDANA
070. WIDASARI
53.298
35.175
53.569
35.353
54.006
35.644
54.406
35.901
50.048
33.578
50.277
33.731
080. KERTASEMAYA
081. SUKAGUMIWANG
59.178
34.268
59.478
34.442
59.975
34.732
60.403
34.986
59.859
36.903
60.133
37.072
090. KRANGKENG
100. KARANGAMPEL
66.386
63.543
66.723
63.865
67.280
64.459
67.774
64.917
62.520
61.182
62.806
61.462
101. KEDOKANBUNDER
43.930
44.153
44.531
44.845
43.493
43.692
110. JUNTINYUAT
120. SLIYEG
82.760
58.966
83.179
59.265
83.855
59.749
84.476
60.193
76.401
57.827
76.751
58.092
130. JATIBARANG
140. BALONGAN
70.466
39.766
70.817
39.967
71.451
40.334
71.969
40.624
68.757
38.018
69.072
38.193
150. INDRAMAYU
160. SINDANG
101.723
49.918
102.216
50.173
103.227 103.980
50.563 50.919
106.672
49.317
107.160
49.543
161. CANTIGI
162. PASEKAN
23.713
23.133
23.832
23.250
24.053
23.465
24.235
23.642
22.525
23.424
22.628
23.531
170. LOHBENER
54.481
54.758
55.274
55.683
53.858
54.105
171. ARAHAN
180. LOSARANG
33.364
56.666
33.534
56.954
33.833
57.458
34.074
57.883
31.388
55.018
31.532
55.270
190. KANDANGHAUR
200. BONGAS
84.881
45.448
85.318
45.680
86.038
45.992
86.657
46.318
84.657
46.104
85.045
46.315
210. ANJATAN
220. SUKRA
85.653
44.940
86.089
45.169
86.793
45.552
87.448
45.875
80.838
43.090
81.208
43.288
53.542
53.815
54.235
54.625
53.938
54.184
221. PATROL
JUMLAH PENDUDUK
1.709.128 1.717.793 1.732.674 1.744.897 1.668.153 1.675.790
Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012
2.3. GAMBARAN TOPOGRAFI
Bentuk permukaan Kabupaten Indramayu bervariatif dari permukaan yang datar sampai
sedikit bergelombang, akan tetapi sebagian besar merupakan daerah rendah atau landai
dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0 - 2 % dan ketinggian 0 - 100 meter diatas
permukaan laut, dimana 89,70 % dari luas keseluruhan berada pada ketinggian 0 - 3
meter diatas permukaan laut.
Selanjutnya klasifikasi ketinggian dan kemiringan lereng tersebut dapat dijadikan salah
satu parameter penilaian untuk kesesuaian lahan baik untuk pengembangan budidaya
pertanian maupun non pertanian.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 6
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 7
Gambar 2.3 Peta Topografi Kabupaten Indramayu
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu 2011-2015
GAMBAR 2.4 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Indramayu
2.4. GAMBARAN GEOHIDROLOGI
Kajian karakteristik hidrologi suatu wilayah sangat diperlukan dalam pengendalian dan
pengaturan tata air wilayah tersebut, di mana pengendalian dan pengaturan tata air
tersebut meliputi masalah sumber air, kebutuhan air tanaman, banjir, peluapan, erosi,
dan sedimentasi. Sumber air suatu wilayah tergantung pada daur hidrologi wilayah
tersebut, baik daur alami maupun yang telah diintervensi manusia. Daur hidrologis alami
dipengaruhi oleh kondisi cuaca, topografi, geologi, dan letak dari wilayah tersebut dalam
satuan wilayah sungai atau daerah tangkapan air.
Dengan kondisi geografis dan fisiografi wilayah yang merupakan dataran rendah dan
pantai serta berada pada bagian hilir daerah aliran sungai yang besar, yaitu DAS
Cimanuk dan Cipunagara, Kabupaten Indramayu menjadi salah satu wilayah di Jawa
Barat sebagai daerah sentra pertanian dan merupakan daerah penyangga pengadaan
stok pangan Provinsi dan Nasional. Selain sebagai lumbung padi di Jawa Barat,
Kabupaten Indramayu juga dikenal sebagai penghasil mangga yang cukup besar
sehingga Kabupaten Indramayu diberi julukan sebagai “Kota Mangga”.
Sumber air yang ada di Kabupaten Indramayu meliputi air tanah, air permukaan. Air
tanah terdiri dari air tanah bebas dan air tanah tertekan, sedangkan air permukaan
berupa sungai dan air genangan.
Berdasarkan data hidrogeologi, karakteristik hidrologi di wilayah Kabupaten Indramayu
adalah sebagai berikut :
1. Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir
Litologi penyusun akuifer ini terdiri dari :
Lanau, apsir, kerikil yang tertutup oleh lempung kelulusan rendah di bagian
atas, sedang hingga tinggi di bagian bawah.
Aluvium endapan sungai, umumnya tersusun oleh bahan berbutir halus
(lempung, lanau) dengan selingan pasiran, dan kelulusan sedang rendah.
Aluvium endapan dataran, berbutir sedang hingga halus (pasir dan
lempung) dengan sisipan pasiran dan kelulusan sedang.
Aluvium endapan sungai tua, umumnya tersusun oleh bahan-bahan
berbutir kasar (pasir, kerikil) dengan kelulusan sedang hingga tinggi.
2. Akuifer bercelah atau bersarang
Litologi penyusun akuifer ini terdiri dari batu pasir tufaan, batu pasir, pasir lanau
tufaan, lempung, breksi tufaan, membentuk dataran luas bergelombang lemah
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 9
di bagian selatan wilayah Kabupaten Indramayu. Kelulusan sedang tinggi, tinggi
terutama pada pelapukan batu pasir tufaan.
Akuifer produktif dengan penyebaran laus. Akuifer ini memiliki keterusan
sedang, muka air tanah atau tinggi pisometris air tanah dekat atau di bawah
muka.
Tanah, mencapai 2,4 - 10 m di bawah muka tanah setempat, debit sumur
umumnya mencapai 5 lt/detik hingga lebih.
Akuifer produktif sedang, dengan penyebaran luas. Akuifer ini mempunyai
keterusan sedang, muka air tanah atau tinggi psikometris air tanah, dekat
atau di bawah muka tanah, denit sumur umumnya kurang dari 5 lt/detik
hingga lebih. Setempat akuifer dengan produktifitas sedang, akuifer ini
tidak menerus, tipis dan rendah keterusannya.
Rata-rata air yang keluar dari sumur di lokasi menghasilkan air tanah berkondisi tertekan
positif dan kualiats baik, dengan kedalaman 90 - 93 m dan daya pancar 0,5 - 0,8 m
dengan debit yang dihasilkan 0,3 - 75 liter/menit.
Dengan kedalaman kurang dari 75 m dapat juga menghasilkan air tawar, terutama yang
berlokasi jauh dari garis pantai. Namun rata-rata dengan kedalaman tersebut airnya
mengandung chlorida yang tinggi sehingga berasa asin atau payau, hal ini terjadi karena
terjadinya intrusi air laut ke daerah ini.
1). Air Tanah
Secara umum keberadaan air tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya curah
hujan, luas daerah peresapan, sifat kelulusan bahan permukaan, lapisan batuan serta
morfologi suatu wilayah. Tipe air tanah terbagi dalam 2 kategori yakni air tanah bebas
dan air tanah tertekan.
1. Air tanah bebas :
Sering disebut dengan air tanah dangkal, karena dapat diperoleh dengan mudah
(menggali pada kedalaman antara 1 - 20 meter). Di daerah dataran umumnya
kedalaman pencapaian air lebih dangkal yakni < 3 meter. Sedangkan di daerah
perbukitan, muka air tanah mencapai > 3 meter dari permukaan tanah, muka air
tanah mencapai 4 - 10 meter dan air tanah terdapat pada rongga-rongga endapan
lahar dan breksi.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 10
2. Air tanah tertekan :
Terdapat dalam lapisan yang terletak antara dua lapisan batuan kedap air. Kualitas air
tanah di Kabupaten Indramayu mengalami pemurunan (terintrusi air laut) terjadi hanya
pada wilayah-wilayah pesisir pantai dan paling kritis kondisinya / kualitas airnya di
wilayah Kecamatan Juntinyuat, Balongan, Indramayu, Kandanghaur, Sukra dan Patrol.
Sedangkan secara umum kualitas air tanah (sumur) di wilayah-wilayah darat diteliti
secara analisa laboratorium tidak ditemukan parameter yang melebihi BML.
2). Air Permukaan
Air permukaan di Wilayah Kabupaten Indramayu hanya berupa sungai. Sungai berfungsi
mengumpulkan air hujan ke daerah aliran sungai. Dengan membandingkan curah hujan
rata-rata dengan volume air sungai, diperkirakan sebagian besar curah air hujan
meresap ke dalam tanah dan sisanya mengalir sebagai air permukaan.
Kabupaten Indramayu meskipun kaya akan sumber daya mineral, akan tetapi
ketersediaan air terbilang miskin dan selama ini, persediaan air hanya bersumber dari air
kiriman melalui belasan sungai besar yang mengalir dan bermuara di daerah tersebut.
Kabupaten Indramayu tidak mempunyai sumber air sendiri untuk memenuhi berbagai
kebutuhan dan selama ini kebutuhan air Kabupaten Indramayu bersumber dari Sungai
Cimanuk di Rentang melalui Saluran Irigasi Cipelang dan Sindupraja, Saluran Jatiluhur,
Waduk Cipancuh, Saluran Irigasi Lebiah, Saluran Irigasi Cibolerang, Cipondoh dan
Situbolang.
Air Permukaan yang berasal dari sungai yang cukup besar diantaranya Sungai Cimanuk
dengan anak sungainya yaitu Sungai Rambatan, Sungai Anyar dan Sungai Cilutung, serta
Sungai Cipanas. Air permukaan yang berasal dari sungai terbagi menjadi 2 (dua) Wilayah
Aliran Sungai (WAS), yaitu WAS Cimanuk dan WAS Cipunagara-Cilamaya. Aliran sungai
besar tersebut pada saat musim hujan menimbulkan banjir dan sedimentasi badan air
namun pada saat musim kemarau Kabupaten Indramayu mengalami kekeringan.
Iklim merupakan jumlah rata-rata dari kondisi peristiwa yang terjadi di atmosfer di suatu
wilayah pada waktu yang lama, atau dapat juga dikatakan bahwa iklim merupakan hasil
pengamatan cuaca yang ukurannya dirata-ratakan berdasarkan fluktuasi waktu tertentu.
Kajian terhadap iklim diperlukan untuk mengetahui potensi yang terdapat di suatu
wilayah dalam berbagai sektor kegiatan sehingga dapat membantu dalam perumusan
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 11
pengembangan sektor-sektor tersebut, sebagai contoh adalah dalam perumusan
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Gambar 2.5 Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Indramayu
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu 2011-2015
rencana pengembangan sektor pertanian.
Hal II - 12
2.5. GAMBARAN GEOLOGI
Ditinjau dari struktur geologi Kabupaten Indramayu dapat diklasifikasikan
menjadi 2 (dua) satuan bentuk lahan, yaitu sebagai berikut :
Satuan Daratan Alluvial dan Pantai
Luas satuan ini diperkirakan mencapai 60 % dan terletak di bagian utara dan
memiliki kemiringan lereng antara 00 - 0,150, beda tinggi relatif < 5 meter. Satuan
bentang alam ini terutama dibentuk rombakan dan bahan limpahan sungai, serta
pasir pantai. Satuan ini diperkirakan memiliki ketinggian tidak lebih dari 10
(sepuluh) meter diatas permukaan laut.
Satuan Daratan Rendah
Satuan ini mencapai 40 % dari daerah secara keseluruhan Kabupaten Indramayu,
terletak di bagian barat laut sampai tenggara dan sedikit di bagian barat. Morfologi
daratan rendah diperkirakan memiliki undulasi atau kemiringan antara 0,150 0,340, dan beda tinggi relative 3 - 5 meter.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 13
Gambar 2.6 Peta Geologi Kabupaten Indramayu
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu 2011-2015
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 14
2.6. GAMBARAN KLIMATOLOGI
Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pesisir pantai utara Pulau
Jawa membuat suhu udara di Kabupaten Indramayu ini cukup tinggi yaitu rata-rata
berkisar antara 22,90 Celcius - 300 Celcius.
1. Curah Hujan
Sementara rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2011 adalah sebesar 1.287 mm
dengan jumlah hari hujan 80 hari. Adapun curah hujan tertinggi terjadi di
Kecamatan Sindang dan Pasekan kurang lebih sebesar 1.720 mm dengan jumlah
hari hujan tercatat 105 hari, sedang curah hujan terendah terjadi di Kecamatan
Patrol kurang lebih sebesar 538 mm dengan jumlah hari hujan tercatat 54 hari.
2. Kecepatan Angin
Secara umum pola angin di Kabupaten Indramayu di bagi menjadi 4 (empat) musim,
yaitu sebagai berikut (sumber : Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kabupaten
Indramayu) :
Musim Barat (Desember - Februari), arah angin dominan barat laut (65,57 %)
dengan kecepatan dominan 3 - 5 m/dt (70,94 %).
Musim Peralihan I (Maret - Mei), arah angin dominan timur laut (42,86 %)
dengan kecepatan dominan 3 - 5 m/dt (64,94 %).
Musim Timur (Juni - Agustus), arah angin dominan timur (65,57 %) dengan
kecepatan dominan 3 - 5 m/dt (59,09 %).
Musim Peralihan II (September - November), arah angin dominan selatan (39,77
%) dengan kecepatan dominan 3 - 5 m/dt (70,67 %).
Menurut pola Windrose tahunan, angin selatan merupakan angin dominan dengan
frekuensi kejadian 21 %, barat daya dengan frekuensi kejadian 16 % dan kecepatan
angin dominan 1 - 3 m/dt dengan frekuensi 51 %.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 15
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 16
Gambar 2.7 Peta Curah Hujan Kabupaten Indramayu
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu 2011-2015
2.7. KONDISI SOSIAL EKONOMI
2.7.1. KONDISI SOSIAL
Pertumbuhan penduduk usia kerja akan meningkatkan jumlah angkatan kerja.
Pertambahan angkatan kerja tersebut dapat ditampung dalam lapangan kerja formal,
dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan lapangan kerja formal, dan sebagian lagi
telah berusaha menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri, yang termasuk sebagai
pekerjaan sektor informal. Namun tidak semua angkatan kerja tersebut dapat
tertampung pada lapangan kerja yang tersedia. Yang termasuk angkatan kerja adalah
penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang
sedang mencari pekerjaan (menganggur). Penduduk yang bersekolah, mengurus rumah
tangga dan tidak melakukan kegiatan apapun termasuk kategori bukan angkatan kerja.
Tabel 2.4 Tabel Pencari Kerja yang Belum Ditempatkan Tahun 2011
BANYAKNYA PENCARI KERJA
YANG BELUM DITEMPATKAN
PENDIDIKAN TERAKHIR
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
(2)
(3)
(4)
1. Tidak/belum tamat SD
-
-
-
2. SD dan yang setingkat
38
6.596
6.634
3. SLTP Umum
121
5.247
5.368
4. SLTA Umum
155
1.011
1.166
5. SLTA Kejuruan
94
38
132
6. Sarjana Muda /D III
7
35
42
7. Sarjana
14
18
32
429
12.945
13.374
(1)
JUM LAH
Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 17
Tabel 2.5 Potensi Industri Kecil Dan Menengah Andalan
Menurut Unit Usaha Dan Tenaga Kerja
No.
KODEFIKASI BIDANG USAHA
JUMLAH UNIT
USAHA
JUMLAH TENAGA
KERJA
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Kerupuk Ik an / Udang
2
Keripik M elinjo
3
253
4.111
79
355
Keripik Tik e
143
429
4
Pengeringan / P engeringan Ikan
359
911
5
Pengawetan Bu ah—Buah an
75
156
6
Kecap
28
84
7
Pengal engan Rajungan
1
23
8
Pengeringan Teri N asi
5
225
9
Tempe
311
703
99
331
1.057
2.116
10
Tehu
11
Garam Curai
12
Batik
61
372
13
Bordir
54
702
14
Furnitur dari Kayu
296
888
15
Perahu / Kap al Kayu
152
649
16
Bahan B angunan dari Kayu
111
334
17
Pande B esi / K erajinan Logam
200
611
18
Keraj inan Perhiasan buk an dari Logam Muli a
233
991
3.517
13.991
TAHUN 2011
Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012
2.7.2. KONDISI EKONOMI
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi makro
yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan dan struktur perekonomian
di suatu daerah. PDRB Kabupaten Indramayu tahun 2011 atas dasar harga berlaku tanpa
migas Rp. 20.727.708,16 milyar. Meningkat 10,22% dibanding tahun sebelumnya yang
mencapai Rp. 18.232.884,94 milyar. Sedangkan menurut harga konstan pada tahun
2011 nilainya mencapai Rp. 8.121.242,98 milyar.
Apabila dibandingkan nilai PDRB dengan migas menurut harga yang berlaku yang
nilainya mencapai 3 kali PDRB tanpa migas dan nilai PDRB dengan migas menurut harga
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 18
konstan yang nilainya mencapai 2 kali PDRB tanpa migas menunjukkan bahwa peranan
produksi migas di indramayu masih sangat dominan. Sementara PDRB nilai harga
berlaku dengan migas yang begitu tinggi dipengaruhi oleh kenaikan harga migas dunia
yang cenderung mengalami kenaikan harga yang tinggi selama periode tersebut.
Tabel 2.6 PDRB Kabupaten Indramayu Tahun 2008 - 2011
Berdasarkan nilai PDRB sektoral dapat teridentifikasi beberapa sektor yang dominan
berkontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Indramayu.
Sektor yang
dominan mendominasi perekonomian pada tahun 2008 - 2011 yaitu sektor
pertambangan dan penggalian di mana di sektor ini kontribusi sub sektor migas sangat
dominan. Kedua adalah sektor pertanian dengan sub sektor yang dominan adalah sub
sektor tanaman pangan. Ketiga adalah sektor industri pengolahan yang didominasi oleh
sub sektor industri pengolahan Migas. Keempat adalah sektoral perdagangan, hotel dan
restoran yang didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 19
Tabel 2.7 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Indramayu Menurut Kelompok Sektor
Tahun 2008 – 2011 Dengan dan Tanpa Migas
Untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu wilayah, dapat dilihat dari Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan suatu ukuran kuantitatif dari hasilhasil pembangunan ekonomi yang telah dilakukan pada suatu saat tertentu untuk
memberikan gambaran mengenai keadaan perekonomian pada masa-masa lalu dan
masa sekarang. Pertumbuhan nilai PRDB Kabupaten Indramayu pada tahun 2011
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 20
mencapai 10,22% mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun
yang sama, pertumbuhan nilai PRDB Provinsi Jawa Barat sebesar 153,11% lebih tinggi.
Tabel 2.8 Perbandingan PDRB Perkapita Kabupaten Indramayu dengan PDRB per
Kapita Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2011
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 21
BAB
II
2.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
Kabupaten Indramayu merupakan bagian dari wilayah bagian Provinsi Jawa Barat yang
secara definitif menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun
1950 Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam LingkunganProvinsi Jawa Barat
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2851). Secara geografis Kabupaten Indramayu
terletak pada koordinat 1070 51’ – 1080 32’ Bujur Timur dan 060 13’ - 060 40’ Lintang
Selatan, dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut
Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kab. Majalengka, Kab. Sumedang, dan
Kab. Cirebon
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kab. Cirebon dan Laut Jawa
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kab. Subang
Secara administratif, Kabupaten Indramayu mempunyai luas 2.099,42 km2 dari luas
wilayah Provinsi Jawa Barat, yang terbagi dalam 31 kecamatan dan 317 desa/kelurahan.
Kecamatan terluas adalah Kecamatan Gantar dengan luas 20.344 ha dari luas Kabupaten
Indramayu Sedangkan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan Karangampel
dengan luas 2.832 ha dari luas Kabupaten Indramayu Selengkapnya wilayah Kabupaten
Indramayu dapat dilihat pada Tabel-2.1 dan Gambar-2.1.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 1
TABEL 2.1
LUAS WILAYAH KABUPATEN INDRAMAYU
No
Kecamatan
Luas Wilayah (Ha)
1.
Haurgeulis
6.161
2.
Gantar
20.344
3.
Kroya
11.529
4.
Gabuswetan
9.648
5.
Cikedung
12.667
6.
Terisi
11.642
7.
Lelea
5.619
8.
Bangodua
4.073
9.
Tukdana
4.669
10.
Widasari
3.917
11.
Kertasemaya
4.513
12.
Sukagumiwang
3.712
13.
Krangkeng
5.992
14.
Karangampel
2.950
15.
Kedokanbunder
3.209
16.
Juntinyuat
5.087
17.
Sliyeg
5.535
18.
Jatibaang
4.379
19.
Balongan
3.847
20.
Indramayu
6.336
21.
Sindang
3.275
22.
Cantigi
9.120
23.
Pasekan
8.435
24.
Lohbener
3.495
25.
Arahan
3.324
26.
Losarang
11.907
27.
Kandanghaur
7.663
28.
Bongas
4.558
29.
Anjatan
8.150
30.
Sukra
4.336
31.
Patrol
3.919
Jumlah (Ha)
204.011
Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 2
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 3
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu 2011-2015
Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Indramayu
2.2.
GAMBARAN DEMOGRAFI
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah penduduk di
Kabupaten Indramayu sampai dengan tahun 2011 berjumlah 1.675.790 jiwa, yang terdiri
dari 862.846 jiwa penduduk laki-laki dan 812.944 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan
penduduk di Kabupaten Indramayu berbeda-beda untuk setiap kecamatan. Kepadatan
penduduk rata-rata di Kabupaten Indramayu pada tahun 2011 berkisar 1.005,77
jiwa/km2. Kecamatan Karangampel memiliki kepadatan 2.083 jiwa/km2 dan merupakan
kecamatan dengan kepadatan tertinggi di Kabupaten Indramayu. Sedangkan Kecamatan
Cantigi memiliki kepadatan penduduk 248 jiwa/km2 dan merupakan kecamatan dengan
kepadatan terendah. Selengkapnya jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten
Indramayu dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan Tabel-2.2
2.083
KARANGAMPEL
1.691
INDRAMAYU
1.577
JATIBARANG
1.548
LOHBENER
1.513
SINDANG
1.509
JUNTINYUAT
1.436
HAURGEULIS
1.383
PATROL
1.362
KEDOKANBUNDER
1.332
KERTASEMAYA
1.110
KANDANGHAUR
1.077
TUKDANA
1.050
SLIYEG
1.048
KRANGKENG
1.016
BONGAS
99
9
99
8
996
SUKAGUMIWANG
SUKRA
ANJATA
N
BALONGAN
993
949
ARAHAN
861
WIDASAR
I
LELEA
BANGODUA
562
GABUSWETAN
66
6
84
0
528
KROY
A
LOSARANG
464
454
TERISI
307
CIKEDUNG
300
GANTAR
PASEKA
N
CANTIGI
27
9
24
8
Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012
Gambar 2.2 Grafik Kepadatan Penduduk Kabupaten Indramayu (jiwa/km2)
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 4
Tabel 2.2 Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
P END U D U K
UMUR/KEL OMPOK UM UR
Laki-laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
Jumlah
(4)
0
13.781
13.225
27.006
1
2
14.102
14.816
13.441
14.331
27.543
29.147
3
4
0 -4
15.315
15.382
73.396
14.534
14.612
70.143
29.849
29.994
143.539
5
6
14.852
14.970
13.748
14.215
28.600
29.185
7
8
9
15.844
15.532
17.856
14.717
14.538
16.909
30.561
30.070
34.765
5- 9
10
11
79.054
18.675
15.646
74.127
17.550
14.923
153.181
36.225
30.569
12
13
16.599
17.077
15.802
16.026
32.401
33.103
14
10 - 14
15 - 19
16.787
84.784
80.909
15.964
80.265
67.573
32.751
165.049
148.482
20 - 24
25 - 29
30 - 34
68.378
74.885
70.620
54.615
66.887
67.459
122.993
141.772
138.079
35 - 39
40 - 44
71.061
60.384
64.919
58.711
135.980
119.095
45 - 49
50 - 54
55 - 59
52.605
46.243
36.109
52.418
45.676
32.903
105.023
91.919
69.012
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75 +
25.794
17.228
11.417
9.979
28.042
19.895
14.789
14.522
53.836
37.123
26.206
24.501
TAHUN 2011
862.846
812.944
1.675.790
Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012
Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Indramayu dipengaruhi oleh pertumbuhan
alami (lahir dan mati), penduduk datang dan peduduk keluar (migrasi). Berdasarkan data
penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju pertumbuhan penduduk dari
tahun 2006 sampai tahun 2011 sebesar 0,599%. Lebih jelas mengenai laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Indramayu terlihat pada Tabel-2.3.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 5
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Indramayu Tahun 2006 - 2011
TAHUN
KECAMATAN
(1)
2006
2007
2008
2009
2010
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2011
(7)
010. HAURGEULIS
011. GANTAR
020. KROYA
91.041
65.210
62.411
91.505
65.538
62.729
92.412
66.245
63.251
93.086
66.347
63.704
88.065
60.733
60.597
88.468
61.012
60.875
030. GABUSWETAN
040. CIKEDUNG
57.681
38.876
57.976
39.075
58.437
39.386
58.858
39.672
54.007
38.683
54.254
38.860
041. TERISI
050. LELEA
52.287
48.730
52.555
48.981
52.986
49.377
53.364
49.747
52.655
46.976
52.896
47.190
060. BANGODUA
27.694
27.835
28.081
28.286
27.022
27.145
061. TUKDANA
070. WIDASARI
53.298
35.175
53.569
35.353
54.006
35.644
54.406
35.901
50.048
33.578
50.277
33.731
080. KERTASEMAYA
081. SUKAGUMIWANG
59.178
34.268
59.478
34.442
59.975
34.732
60.403
34.986
59.859
36.903
60.133
37.072
090. KRANGKENG
100. KARANGAMPEL
66.386
63.543
66.723
63.865
67.280
64.459
67.774
64.917
62.520
61.182
62.806
61.462
101. KEDOKANBUNDER
43.930
44.153
44.531
44.845
43.493
43.692
110. JUNTINYUAT
120. SLIYEG
82.760
58.966
83.179
59.265
83.855
59.749
84.476
60.193
76.401
57.827
76.751
58.092
130. JATIBARANG
140. BALONGAN
70.466
39.766
70.817
39.967
71.451
40.334
71.969
40.624
68.757
38.018
69.072
38.193
150. INDRAMAYU
160. SINDANG
101.723
49.918
102.216
50.173
103.227 103.980
50.563 50.919
106.672
49.317
107.160
49.543
161. CANTIGI
162. PASEKAN
23.713
23.133
23.832
23.250
24.053
23.465
24.235
23.642
22.525
23.424
22.628
23.531
170. LOHBENER
54.481
54.758
55.274
55.683
53.858
54.105
171. ARAHAN
180. LOSARANG
33.364
56.666
33.534
56.954
33.833
57.458
34.074
57.883
31.388
55.018
31.532
55.270
190. KANDANGHAUR
200. BONGAS
84.881
45.448
85.318
45.680
86.038
45.992
86.657
46.318
84.657
46.104
85.045
46.315
210. ANJATAN
220. SUKRA
85.653
44.940
86.089
45.169
86.793
45.552
87.448
45.875
80.838
43.090
81.208
43.288
53.542
53.815
54.235
54.625
53.938
54.184
221. PATROL
JUMLAH PENDUDUK
1.709.128 1.717.793 1.732.674 1.744.897 1.668.153 1.675.790
Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012
2.3. GAMBARAN TOPOGRAFI
Bentuk permukaan Kabupaten Indramayu bervariatif dari permukaan yang datar sampai
sedikit bergelombang, akan tetapi sebagian besar merupakan daerah rendah atau landai
dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0 - 2 % dan ketinggian 0 - 100 meter diatas
permukaan laut, dimana 89,70 % dari luas keseluruhan berada pada ketinggian 0 - 3
meter diatas permukaan laut.
Selanjutnya klasifikasi ketinggian dan kemiringan lereng tersebut dapat dijadikan salah
satu parameter penilaian untuk kesesuaian lahan baik untuk pengembangan budidaya
pertanian maupun non pertanian.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 6
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 7
Gambar 2.3 Peta Topografi Kabupaten Indramayu
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu 2011-2015
GAMBAR 2.4 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Indramayu
2.4. GAMBARAN GEOHIDROLOGI
Kajian karakteristik hidrologi suatu wilayah sangat diperlukan dalam pengendalian dan
pengaturan tata air wilayah tersebut, di mana pengendalian dan pengaturan tata air
tersebut meliputi masalah sumber air, kebutuhan air tanaman, banjir, peluapan, erosi,
dan sedimentasi. Sumber air suatu wilayah tergantung pada daur hidrologi wilayah
tersebut, baik daur alami maupun yang telah diintervensi manusia. Daur hidrologis alami
dipengaruhi oleh kondisi cuaca, topografi, geologi, dan letak dari wilayah tersebut dalam
satuan wilayah sungai atau daerah tangkapan air.
Dengan kondisi geografis dan fisiografi wilayah yang merupakan dataran rendah dan
pantai serta berada pada bagian hilir daerah aliran sungai yang besar, yaitu DAS
Cimanuk dan Cipunagara, Kabupaten Indramayu menjadi salah satu wilayah di Jawa
Barat sebagai daerah sentra pertanian dan merupakan daerah penyangga pengadaan
stok pangan Provinsi dan Nasional. Selain sebagai lumbung padi di Jawa Barat,
Kabupaten Indramayu juga dikenal sebagai penghasil mangga yang cukup besar
sehingga Kabupaten Indramayu diberi julukan sebagai “Kota Mangga”.
Sumber air yang ada di Kabupaten Indramayu meliputi air tanah, air permukaan. Air
tanah terdiri dari air tanah bebas dan air tanah tertekan, sedangkan air permukaan
berupa sungai dan air genangan.
Berdasarkan data hidrogeologi, karakteristik hidrologi di wilayah Kabupaten Indramayu
adalah sebagai berikut :
1. Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir
Litologi penyusun akuifer ini terdiri dari :
Lanau, apsir, kerikil yang tertutup oleh lempung kelulusan rendah di bagian
atas, sedang hingga tinggi di bagian bawah.
Aluvium endapan sungai, umumnya tersusun oleh bahan berbutir halus
(lempung, lanau) dengan selingan pasiran, dan kelulusan sedang rendah.
Aluvium endapan dataran, berbutir sedang hingga halus (pasir dan
lempung) dengan sisipan pasiran dan kelulusan sedang.
Aluvium endapan sungai tua, umumnya tersusun oleh bahan-bahan
berbutir kasar (pasir, kerikil) dengan kelulusan sedang hingga tinggi.
2. Akuifer bercelah atau bersarang
Litologi penyusun akuifer ini terdiri dari batu pasir tufaan, batu pasir, pasir lanau
tufaan, lempung, breksi tufaan, membentuk dataran luas bergelombang lemah
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 9
di bagian selatan wilayah Kabupaten Indramayu. Kelulusan sedang tinggi, tinggi
terutama pada pelapukan batu pasir tufaan.
Akuifer produktif dengan penyebaran laus. Akuifer ini memiliki keterusan
sedang, muka air tanah atau tinggi pisometris air tanah dekat atau di bawah
muka.
Tanah, mencapai 2,4 - 10 m di bawah muka tanah setempat, debit sumur
umumnya mencapai 5 lt/detik hingga lebih.
Akuifer produktif sedang, dengan penyebaran luas. Akuifer ini mempunyai
keterusan sedang, muka air tanah atau tinggi psikometris air tanah, dekat
atau di bawah muka tanah, denit sumur umumnya kurang dari 5 lt/detik
hingga lebih. Setempat akuifer dengan produktifitas sedang, akuifer ini
tidak menerus, tipis dan rendah keterusannya.
Rata-rata air yang keluar dari sumur di lokasi menghasilkan air tanah berkondisi tertekan
positif dan kualiats baik, dengan kedalaman 90 - 93 m dan daya pancar 0,5 - 0,8 m
dengan debit yang dihasilkan 0,3 - 75 liter/menit.
Dengan kedalaman kurang dari 75 m dapat juga menghasilkan air tawar, terutama yang
berlokasi jauh dari garis pantai. Namun rata-rata dengan kedalaman tersebut airnya
mengandung chlorida yang tinggi sehingga berasa asin atau payau, hal ini terjadi karena
terjadinya intrusi air laut ke daerah ini.
1). Air Tanah
Secara umum keberadaan air tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya curah
hujan, luas daerah peresapan, sifat kelulusan bahan permukaan, lapisan batuan serta
morfologi suatu wilayah. Tipe air tanah terbagi dalam 2 kategori yakni air tanah bebas
dan air tanah tertekan.
1. Air tanah bebas :
Sering disebut dengan air tanah dangkal, karena dapat diperoleh dengan mudah
(menggali pada kedalaman antara 1 - 20 meter). Di daerah dataran umumnya
kedalaman pencapaian air lebih dangkal yakni < 3 meter. Sedangkan di daerah
perbukitan, muka air tanah mencapai > 3 meter dari permukaan tanah, muka air
tanah mencapai 4 - 10 meter dan air tanah terdapat pada rongga-rongga endapan
lahar dan breksi.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 10
2. Air tanah tertekan :
Terdapat dalam lapisan yang terletak antara dua lapisan batuan kedap air. Kualitas air
tanah di Kabupaten Indramayu mengalami pemurunan (terintrusi air laut) terjadi hanya
pada wilayah-wilayah pesisir pantai dan paling kritis kondisinya / kualitas airnya di
wilayah Kecamatan Juntinyuat, Balongan, Indramayu, Kandanghaur, Sukra dan Patrol.
Sedangkan secara umum kualitas air tanah (sumur) di wilayah-wilayah darat diteliti
secara analisa laboratorium tidak ditemukan parameter yang melebihi BML.
2). Air Permukaan
Air permukaan di Wilayah Kabupaten Indramayu hanya berupa sungai. Sungai berfungsi
mengumpulkan air hujan ke daerah aliran sungai. Dengan membandingkan curah hujan
rata-rata dengan volume air sungai, diperkirakan sebagian besar curah air hujan
meresap ke dalam tanah dan sisanya mengalir sebagai air permukaan.
Kabupaten Indramayu meskipun kaya akan sumber daya mineral, akan tetapi
ketersediaan air terbilang miskin dan selama ini, persediaan air hanya bersumber dari air
kiriman melalui belasan sungai besar yang mengalir dan bermuara di daerah tersebut.
Kabupaten Indramayu tidak mempunyai sumber air sendiri untuk memenuhi berbagai
kebutuhan dan selama ini kebutuhan air Kabupaten Indramayu bersumber dari Sungai
Cimanuk di Rentang melalui Saluran Irigasi Cipelang dan Sindupraja, Saluran Jatiluhur,
Waduk Cipancuh, Saluran Irigasi Lebiah, Saluran Irigasi Cibolerang, Cipondoh dan
Situbolang.
Air Permukaan yang berasal dari sungai yang cukup besar diantaranya Sungai Cimanuk
dengan anak sungainya yaitu Sungai Rambatan, Sungai Anyar dan Sungai Cilutung, serta
Sungai Cipanas. Air permukaan yang berasal dari sungai terbagi menjadi 2 (dua) Wilayah
Aliran Sungai (WAS), yaitu WAS Cimanuk dan WAS Cipunagara-Cilamaya. Aliran sungai
besar tersebut pada saat musim hujan menimbulkan banjir dan sedimentasi badan air
namun pada saat musim kemarau Kabupaten Indramayu mengalami kekeringan.
Iklim merupakan jumlah rata-rata dari kondisi peristiwa yang terjadi di atmosfer di suatu
wilayah pada waktu yang lama, atau dapat juga dikatakan bahwa iklim merupakan hasil
pengamatan cuaca yang ukurannya dirata-ratakan berdasarkan fluktuasi waktu tertentu.
Kajian terhadap iklim diperlukan untuk mengetahui potensi yang terdapat di suatu
wilayah dalam berbagai sektor kegiatan sehingga dapat membantu dalam perumusan
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 11
pengembangan sektor-sektor tersebut, sebagai contoh adalah dalam perumusan
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Gambar 2.5 Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Indramayu
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu 2011-2015
rencana pengembangan sektor pertanian.
Hal II - 12
2.5. GAMBARAN GEOLOGI
Ditinjau dari struktur geologi Kabupaten Indramayu dapat diklasifikasikan
menjadi 2 (dua) satuan bentuk lahan, yaitu sebagai berikut :
Satuan Daratan Alluvial dan Pantai
Luas satuan ini diperkirakan mencapai 60 % dan terletak di bagian utara dan
memiliki kemiringan lereng antara 00 - 0,150, beda tinggi relatif < 5 meter. Satuan
bentang alam ini terutama dibentuk rombakan dan bahan limpahan sungai, serta
pasir pantai. Satuan ini diperkirakan memiliki ketinggian tidak lebih dari 10
(sepuluh) meter diatas permukaan laut.
Satuan Daratan Rendah
Satuan ini mencapai 40 % dari daerah secara keseluruhan Kabupaten Indramayu,
terletak di bagian barat laut sampai tenggara dan sedikit di bagian barat. Morfologi
daratan rendah diperkirakan memiliki undulasi atau kemiringan antara 0,150 0,340, dan beda tinggi relative 3 - 5 meter.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 13
Gambar 2.6 Peta Geologi Kabupaten Indramayu
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu 2011-2015
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 14
2.6. GAMBARAN KLIMATOLOGI
Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pesisir pantai utara Pulau
Jawa membuat suhu udara di Kabupaten Indramayu ini cukup tinggi yaitu rata-rata
berkisar antara 22,90 Celcius - 300 Celcius.
1. Curah Hujan
Sementara rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2011 adalah sebesar 1.287 mm
dengan jumlah hari hujan 80 hari. Adapun curah hujan tertinggi terjadi di
Kecamatan Sindang dan Pasekan kurang lebih sebesar 1.720 mm dengan jumlah
hari hujan tercatat 105 hari, sedang curah hujan terendah terjadi di Kecamatan
Patrol kurang lebih sebesar 538 mm dengan jumlah hari hujan tercatat 54 hari.
2. Kecepatan Angin
Secara umum pola angin di Kabupaten Indramayu di bagi menjadi 4 (empat) musim,
yaitu sebagai berikut (sumber : Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kabupaten
Indramayu) :
Musim Barat (Desember - Februari), arah angin dominan barat laut (65,57 %)
dengan kecepatan dominan 3 - 5 m/dt (70,94 %).
Musim Peralihan I (Maret - Mei), arah angin dominan timur laut (42,86 %)
dengan kecepatan dominan 3 - 5 m/dt (64,94 %).
Musim Timur (Juni - Agustus), arah angin dominan timur (65,57 %) dengan
kecepatan dominan 3 - 5 m/dt (59,09 %).
Musim Peralihan II (September - November), arah angin dominan selatan (39,77
%) dengan kecepatan dominan 3 - 5 m/dt (70,67 %).
Menurut pola Windrose tahunan, angin selatan merupakan angin dominan dengan
frekuensi kejadian 21 %, barat daya dengan frekuensi kejadian 16 % dan kecepatan
angin dominan 1 - 3 m/dt dengan frekuensi 51 %.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 15
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 16
Gambar 2.7 Peta Curah Hujan Kabupaten Indramayu
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu 2011-2015
2.7. KONDISI SOSIAL EKONOMI
2.7.1. KONDISI SOSIAL
Pertumbuhan penduduk usia kerja akan meningkatkan jumlah angkatan kerja.
Pertambahan angkatan kerja tersebut dapat ditampung dalam lapangan kerja formal,
dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan lapangan kerja formal, dan sebagian lagi
telah berusaha menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri, yang termasuk sebagai
pekerjaan sektor informal. Namun tidak semua angkatan kerja tersebut dapat
tertampung pada lapangan kerja yang tersedia. Yang termasuk angkatan kerja adalah
penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang
sedang mencari pekerjaan (menganggur). Penduduk yang bersekolah, mengurus rumah
tangga dan tidak melakukan kegiatan apapun termasuk kategori bukan angkatan kerja.
Tabel 2.4 Tabel Pencari Kerja yang Belum Ditempatkan Tahun 2011
BANYAKNYA PENCARI KERJA
YANG BELUM DITEMPATKAN
PENDIDIKAN TERAKHIR
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
(2)
(3)
(4)
1. Tidak/belum tamat SD
-
-
-
2. SD dan yang setingkat
38
6.596
6.634
3. SLTP Umum
121
5.247
5.368
4. SLTA Umum
155
1.011
1.166
5. SLTA Kejuruan
94
38
132
6. Sarjana Muda /D III
7
35
42
7. Sarjana
14
18
32
429
12.945
13.374
(1)
JUM LAH
Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 17
Tabel 2.5 Potensi Industri Kecil Dan Menengah Andalan
Menurut Unit Usaha Dan Tenaga Kerja
No.
KODEFIKASI BIDANG USAHA
JUMLAH UNIT
USAHA
JUMLAH TENAGA
KERJA
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Kerupuk Ik an / Udang
2
Keripik M elinjo
3
253
4.111
79
355
Keripik Tik e
143
429
4
Pengeringan / P engeringan Ikan
359
911
5
Pengawetan Bu ah—Buah an
75
156
6
Kecap
28
84
7
Pengal engan Rajungan
1
23
8
Pengeringan Teri N asi
5
225
9
Tempe
311
703
99
331
1.057
2.116
10
Tehu
11
Garam Curai
12
Batik
61
372
13
Bordir
54
702
14
Furnitur dari Kayu
296
888
15
Perahu / Kap al Kayu
152
649
16
Bahan B angunan dari Kayu
111
334
17
Pande B esi / K erajinan Logam
200
611
18
Keraj inan Perhiasan buk an dari Logam Muli a
233
991
3.517
13.991
TAHUN 2011
Sumber : Indramayu Dalam Angka, 2012
2.7.2. KONDISI EKONOMI
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi makro
yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan dan struktur perekonomian
di suatu daerah. PDRB Kabupaten Indramayu tahun 2011 atas dasar harga berlaku tanpa
migas Rp. 20.727.708,16 milyar. Meningkat 10,22% dibanding tahun sebelumnya yang
mencapai Rp. 18.232.884,94 milyar. Sedangkan menurut harga konstan pada tahun
2011 nilainya mencapai Rp. 8.121.242,98 milyar.
Apabila dibandingkan nilai PDRB dengan migas menurut harga yang berlaku yang
nilainya mencapai 3 kali PDRB tanpa migas dan nilai PDRB dengan migas menurut harga
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 18
konstan yang nilainya mencapai 2 kali PDRB tanpa migas menunjukkan bahwa peranan
produksi migas di indramayu masih sangat dominan. Sementara PDRB nilai harga
berlaku dengan migas yang begitu tinggi dipengaruhi oleh kenaikan harga migas dunia
yang cenderung mengalami kenaikan harga yang tinggi selama periode tersebut.
Tabel 2.6 PDRB Kabupaten Indramayu Tahun 2008 - 2011
Berdasarkan nilai PDRB sektoral dapat teridentifikasi beberapa sektor yang dominan
berkontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Indramayu.
Sektor yang
dominan mendominasi perekonomian pada tahun 2008 - 2011 yaitu sektor
pertambangan dan penggalian di mana di sektor ini kontribusi sub sektor migas sangat
dominan. Kedua adalah sektor pertanian dengan sub sektor yang dominan adalah sub
sektor tanaman pangan. Ketiga adalah sektor industri pengolahan yang didominasi oleh
sub sektor industri pengolahan Migas. Keempat adalah sektoral perdagangan, hotel dan
restoran yang didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran.
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 19
Tabel 2.7 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Indramayu Menurut Kelompok Sektor
Tahun 2008 – 2011 Dengan dan Tanpa Migas
Untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu wilayah, dapat dilihat dari Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan suatu ukuran kuantitatif dari hasilhasil pembangunan ekonomi yang telah dilakukan pada suatu saat tertentu untuk
memberikan gambaran mengenai keadaan perekonomian pada masa-masa lalu dan
masa sekarang. Pertumbuhan nilai PRDB Kabupaten Indramayu pada tahun 2011
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 20
mencapai 10,22% mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun
yang sama, pertumbuhan nilai PRDB Provinsi Jawa Barat sebesar 153,11% lebih tinggi.
Tabel 2.8 Perbandingan PDRB Perkapita Kabupaten Indramayu dengan PDRB per
Kapita Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2011
RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015– 2019
Bab II Profil Kabupaten Indramayu
Hal II - 21