PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA DI KELAS X SMK NEGERI 4 MEDAN T.A 2014/2015.

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK
M E N I N G K A TK AN AK T I V I T A S D A N H A S I L B E L A J A R
S IS WA PADA M ATERI S TATIS T IK A DI K ELAS X
SMK NEGERI 4 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/ 2015

Oleh:
Ronauli Purba
4111111020
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Siklus
Belajar untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi
Statistika di Kelas X SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2014/2015” ini
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs.
Yasifati Hia, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd, Bapak Prof. Dr.
Asmin, M.Pd dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih juga
kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan. Ucapan Terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku
Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA
UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya , M,Si selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak

Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si., Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA
UNIMED dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis dan memberikan
kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Gustini Raya
selaku Kepala Sekolah dan Bapak M. Simbolon selaku guru mata pelajaran di
SMK N. 4 Medan dan seluruh Bapak/ Ibu guru beserta Staf Pegawai SMK N. 4
Medan yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang tersayang
Harapohan Purba, Ibunda tercinta Rosmalide Saragih yang selalu memberikan
limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, dan pengorbanan yang tak
ternilai harganya. Serta terima kasih buat abangku Musa Wardiman Purba
sekeluarga dan Ray Jonni Purba yang begitu banyak memberikan semangat, doa,
terlebih dukungan dana dan buat adik tersayang Darwis Purba yang telah memberi
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi, Penulis bangga punya
saudara seperti kalian. Terima kasih juga kepada seluruh keluarga yang tak
hentinya memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayangnya kepada
penulis dalam menyelesaikan studi.

Terima kasih juga buat sahabat penulis yang telah banyak membantu penulis
serta memberikan semangat dan dukungan yaitu Meidy Purba, Devi Sainar Purba,
Lenda Janed Saragih, Frendi Yudistira Saragih, Maksum Ahmadi, Khairul Umam
Rambe, Gerham Gultom dan semua teman-teman sekelas Matematika reguler Dik
A 2011 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Dan Terima kasih juga
kepada teman – teman Teruna Kristus ( B’Jendro Sitorus, Reynold M. Sinambela,
Nova Yanti sinaga, Fronika Munthe) yang sudah menjadi teman penulis dalam
berbagi keluh kesah.
Penulis juga menyampaikan terima kasih buat pengurus DPK Himapsi
Unimed periode 2013 – 2015 dan juga seluruh anggota DPK HIMAPSI UNIMED
yang telah banyak membantu dan memberi dukungan doa dan jasa kepada
penulis.
Atas segala bantuan dan jasa dari mereka penulis tidak dapat membalasnya
selain doa, semoga Allah Bapa memberkati kita semua. Akhirnya Penulis
berharap kiranya Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam
usaha peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.
Medan,

Juni 2015


Penulis,

Ronauli Purba

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE)
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA
MATERI STATISTIKA DI KELAS X
SMK NEGERI 4 MEDAN
TAHUN AJARAN
2014/ 2015
RONAULI PURBA (NIM 4111111020)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan
hasil belajar siswa dengan penerapan model siklus belajar pada materi Statistika di
kelas X SMK N.4 Medan T.A 2014/2015.Jenis Penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing
dilaksanakan 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
KR.5 SMK N. 4 Medan T.A 2014/2015 yang berjumlah 28 orang dan objek dalam
penelitian ini adalalah aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada materi

Statistika dengan menggunakan model Siklus Belajar. Instrument penelitian yang
digunakan adalah observasi dan tes. Tes hasil belajar berentuk uraian yang terdiri
dari 4 soal.
Dari hasil analisis data hasil observasi dan Tes awal diperoleh siswa yang
aktif dalam belajar (PAS ≥ 70%) adalah 3 orang dari 28 siswa atau (10,72%)
sedangkan 25 orang (89,28% ) belum aktif dan ketuntasan belajar siswa pada Tes
awal sebesar 21,43% (6 orang) dengan nilai rata-rata Tes 45,18 sedangkan
78,57% (22 orang lainya) belum tuntas. Pada pemberian tindakan siklus I dengan
menerapkan model siklus belajar diperoleh siswa yang aktif dalam belajar (PAS
≥ 70%) adalah 11 orang (39,29%) sedangkan 17 orang lainya (60,71%) belum
aktif dan ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 50% (14 orang) dengan
nilai rata-rata 67,14 dan 50% (14 orang lainya) belum tuntas sedangkan pada
siklus II siswa yang aktif dalam belajar (PAS ≥ 70%) adalah 22 orang (78,57%),
6 orang lainnya (21,43%) masih cukup aktif dan ketuntasan belajar siswa sebesar
85,71% ( 24 orang) dengan nilai rata-rata Tes 78,21 dan 4 orang lainnya (14,29%)
belum tuntas. Data tersebut menunjukan bahwa aktivitas siswa mengalami
peningkatan dari siklus I dan siklus II yaitu sebesar 39,28% dan Hasil belajar
siswa meningkat sebesar 35,71%.
Dari hasil pengamatan dan analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa model siklus belajar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

pada materi Statistika di kelas X SMK Negeri 4 Medan T.A 2014/2015.
Kata Kunci: Aktivitas dan Hasil Belajar, Model Siklus Belajar

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
iv
v

vi
vii
ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

1
8
8
8
9
9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Model pembelajaran
2.1.2. Model pembelajaran siklus (Learning Cycle)
2.1.2.1
Pengertian Model siklus
2.1.2.2
Manfaat model siklus
2.1.3. Pengertian belajar
2.1.4. Aktivitas belajar
2.1.5. Hasil belajar
2.1.6. Materi Statistika
2.2. Hasil penelitian yang relevan
2.3. Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis Tindakan

10
10
11
12
18

19
21
22
24
26
27
28

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
3.1.2 Waktu penelitian
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
3.2.2 Objek Penelitian

29
29
29
29

29
29

3.3. Jenis penelitian
3.3.1 Defenisi Operasional
3.4. Prosedur dan Rancangan Penelitian
3.5. Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Tes
3.5.2 Observasi
3.6. Tehnik Analisis Data
3.6.1 Reduksi Data
3.6.2 Paparan Data
3.6.3 Menarik Kesimpulan

29
30
30
35
35
35

38
39
39
43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I
4.1.1 Permasalahan I
4.1.2 Perencanaan Tindakan I
4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I
4.1.4 Observasi I
4.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I
4.1.5.1 Hasil observasi
4.1.5.2 Hasil Tes
4.1.6 Refleksi I
4.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II
4.2.1 Permasalahan II
4.2.2 Perencanaan Tindakan II
4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II
4.2.4 Observasi II
4.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II
4.2.5.1 Hasil Observasi II
4.2.5.2 Hasil Tes
4.2.6 Refleksi II
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

44
44
46
47
48
48
48
50
51
52
52
53
53
54
54
54
56
57
58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

63
64

DAFTAR PUSTAKA

65

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Pembelajaran Model model siklus
14
Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
36
Tabel 3.2. Pedoman skala penilaian observasi aktivitas belajar Siswa
39
Tabel 3.3. kriteria rata-rata pengamatan
41
Tabel 3.4. Klasifikasi Interpretasi Nilai Indeks Gain
43
Tabel 4.1. Skor Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
44
Tabel 4.2. Tingkat Penguasaan siswa dalam Tes Awal
45
Tabel 4.3. Tingkat ketuntasan siswa dalam Tes Awal
46
Tabel 4.4. Hasil Observasi Pembelajaran siklus I
48
Tabel 4.5. Rekapitulasi hasil aktivitas siswa siklus I
49
Tabel 4.7. Tabel Nilai Min, Maks dan rata – rata nilai Tes Hasil Belajar I
50
Tabel 4.8. Tingkat Penguasaan Siswa
50
Tabel 4.9. Tingkat Ketuntasan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I
51
Tabel 4.10.Hasil Observasi Akativitas Guru Siklus II
54
Tabel 4.11.Rekapitulasi aktivitas siswa siklus II
55
Tabel 4.11.Nilai Min, Maks dan rata – rata nilai Tes Hasil Belajar II
56
Tabel 4.12.Tingkat Penguasaan Siswa
56
Tabel 4.13.Tingkat Ketuntasan Siswa Pada Tes Hasil Belajar II
57
Tabel 4.14.Persentase Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
59
Tabel 4.15.Peningkatan Ketuntasan Klasikal Belajar Siswa
60

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa

34
59
61

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka
menghasilkan sumber daya manusia yang mampu menjadi penerus dan pelaksana
pengembangan di segala bidang. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia
proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan inti harus ditingkatkan
sehingga tercapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya tingkah laku,
pengetahun maupun keterampilan dalam diri siswa. Dalam hal ini guru memegang
peranan penting untuk dapat mengkondisikan hal tersebut dengan baik, sehingga
guru akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu
mengelola kelasnya sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat terwujud
dengan optimal.
Selain itu, proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar-mengajar tidak
sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan. Melalui proses kegiatan belajar-mengajar yang
optimal diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Belajar sebagai
suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Sedangkan Sadirman dalam bukunya
mengemukakan tentang pengertian belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang
dimaksud belajar adalah usaha merubah segala tingkah laku atau penampilan
seseorang dengan serangkaian kegiatan (Sadirman, 2011: 20).

2

Dalam proses belajar mengajar disekolah, baik Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah, maupun Perguruan Tinggi sering kali ada dijumpai beberapa
siswa/mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Aktifitas belajar
bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar.
Kadang-kadang lancar, kadang- kadang tidak. Kadang-kadang dapat dengan
cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit.
Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga
sulit mengadakan konsentrasi. Karena setiap individu memang tidak ada
yang sama. Perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan
tingkah laku belajar dikalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak
didik/ siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut
kesulitan belajar (Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004:77).
(https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/16/diagnosis-kesulitanbelajar-matematika/ (23 januari 2014)
Terlebih dalam belajar matematika, Matematika menjadi sangat penting
seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat
diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Pembelajaran matematika yang
berkualitas tidak lepas dari peran guru dan peserta didik. Guru dituntut mampu
menciptakan situasi pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran studi
matematika.
Walaupun semua orang harus belajar matematika karena merupakan
sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, masih banyak siswa
yang memandang matematika sebagai bidang studi paling sulit (Abddurahman,
2012 : 202). Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara dengan beberapa siswa
sewaktu mengajar di sekolah tempat peneliti Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL). Dari 22 orang siswa hanya 2 orang siswa yang mengatakan matematika itu
mudah.
Seperti halnya bahasa, membaca, dan menulis, kesulitan belajar
matematika harus diatasi sedini mungkin. Kalau tidak, siswa akan menghadapi
banyak masalah karena hampir semua bidang studi memerlukan matematika yang
sesuai.

3

Menurut Johnson dan dkk (dalam Abdurahman, 2012 : 202-203),
“matematika

adalah

bahasa

simbolis

yang

fungsi

praktisnya

untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan
fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir”. Sedangkan Kline
mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya
adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara
bernalar induktif.
Dari berbagai pendapat tentang hakikat matematika dapat disimpulkan
bahwa pandangan tentang hakikat matematika lebih ditekankan pada metodenya
daripada pokok persoalan matematika itu sendiri. Ada banyak alasan tentang
perlunya siswa belajar matematika. Cornelius (dalam Abdurahman, 2012 : 204),
mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika
merupakan 1). Sarana berfikir yang jelas dan logis. 2). Sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari. 3). Sarana mengenal pola-pola hubungan dan
generalisasi pengalaman. 4). Sarana untuk mengembangkan kreativitas. 5). Sarana
untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya
Menurut survei PISA (Program for International Student Assesment) tahun
2009, Indonesia menempati peringkat ke-61 dari 65 negara yang disurvei dengan
skor rata-rata kemampuan matematika Indonesia yaitu 371, skor tersebut masih di
bawah rata-rata internasional yaitu 496 Litbang Kemendikbud, 2011 ( dalam
Ferdiansyah: 2013). Berdasarkan data tersebut, jelas mutu pendidikan matematika
menurut TIMSS masih rendah dan dibawah rata-rata skor Internasional.
Sedangkan menurut survei PISA, didapat fakta bahwa literasi matematika siswa
Indonesia juga rendah. Siswa Indonesia hanya mampu memecahkan masalah
sederhana, dan ini berarti bahwa hasil belajar matematika siswa Indonesia masih
rendah.
Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dengan keberhasilan
siswa mengikuti aktivitas pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat
dari keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di kelas dan prestasi
belajar matematika. Semakin banyak aktivitas dan bagus prestasi belajar
matematika, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran

4

matematika. Suatu konsep dalam matematika akan mudah dipahami dan diingat
oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah
yang tepat, jelas dan menarik sehingga dapat merangsang perkembangan otak
siswa.
Aktivitas di dalam kelas tidak hanya dari siswa tetapi juga memerlukan
aktivitas guru. Guru juga diharapkan mampu membangkitkan aktivitas belajar
siswa serta mampu membuat siswa lebih memahami materi yang disampaikan.
Kurang aktifnya guru dalam mendekati siswa serta membimbing siswa pada saat
pelajaran berlangsung juga berpengaruh terhadap aktivitas siswa. Menurut
Sanjaya (2009: 130):
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah
berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong
aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik,
akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas
mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh
sikap siswa yang pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak.
Penggunaan model pembelajaran yang monoton masih dipakai guru
(pendidik) sampai sekarang ini. Penggunaan model pembelajaran yang monoton
membuat siswa jenuh dan akan berdampak pada aktivitas siswa dan prestasi
belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model
pembelajaran yang bervariasi yang dapat mempengaruhi cara belajar siswa yang
pasif menjadi aktif dan membuat siswa tertarik bahkan tertantang untuk
mempelajari materi. Menurut Apandi (2014):
Salah satu hal yang banyak mendapatkan sorotan selama implementasi
kurikulum 2013 pada tahun pertama adalah bahwa pelatihan kurikulum
yang diberikan kepada Guru Sasaran (GS) belum bisa mengubah pola
pikir (mind set) mereka dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.
Walau sudah mendapatkan pelatihan, gaya guru mengajar relatif tidak
berubah. Kegiatan pembelajaran masih berpusat kepada guru (teacher
center) dimana peran guru masih dominan sebagai sumber belajar
sementara peserta didik lebih banyak pasif daripada aktif. Guru tidak
menggunakan metode pembelajaran yang variatif. Penyampaian materi
pelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah.

5

Berdasarkan hasil observasi peneliti sewaktu melakukan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL), dari semua kelas yang peneliti masuki menunjukan
aktivitas siswa dalam belajar matematika masih rendah. Pembelajaran matematika
masih didominasi pada aktivitas guru artinya siswa hanya sekedar mendengarkan
ceramah guru dan mengerjakan soal yang diberikan guru tanpa adanya respon dari
siswa sebagai umpan balik dari pembelajaran.
Kondisi yang sama juga ditemukan oleh peneliti sewaktu mengadakan
observasi di SMK Negeri 4 Medan. Aktivitas siswa dalam belajar matematika
masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat dari persentase aktivitas 1).
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru (hanya 62,50%) 2). Berdiskusi
(hanya 58,04%) 3). Mengajukan pertanyaan (hanya 52,68% 4). Menyampaikan
Ide/Pendapat (44,64%) 5). Memberikan jawaban (hanya 38,39%) 6). Membuat
kesimpulan (hanya 32,14%). Selama proses KBM berlangsung guru hanya
menjelaskan materi pelajaran dan memberikan soal untuk dikerjakan siswa.
Bahkan sesuai pengakuan guru matematika kelas X yakni bapak M. Simbolon,
beliau masih menggunakan model pembelajaran konvensional sewaktu mengajar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika masih berpusat
pada guru.
Tidak dapat disangkal, bahwa pembelajaran yang demikian akan
mengakibatkan hasil belajar matematika siswa akan rendah karena siswa hanya
dipandang sebagai individu yang hanya siap menerima informasi yang
disampaikan oleh guru. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung aktivitas
siswa cenderung pada aktivitas pasif yaitu siswa hanya mendengarkan penjelasan
dari guru sehingga pembelajaran monoton.
Berdasarkan data yang diperoleh dari guru matematika kelas X SMK N.4
Medan pada tanggal 21 Januari 2015 menunjukan hasil belajar matematika siswa
masih rendah. Hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa kelas X SMK
N. 4 Medan, dari 35 orang siswa dalam satu kelas hanya sekitar 13 orang (37%)
siswa yang mampu mencapai KKM (70,0) dan 22 orang (63%) siswa ini rata-rata
dibawah nilai KKM.

6

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku.
Berbuat berarti melakukan kegiatan. Terdapat aktivitas dalam belajar, karena
tidak ada belajar kalau aktivitas tidak ada (Sardiman, 2011: 95). Itulah sebabnya
aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi
belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar aktivitas siswa sangat dituntut
agar hasil belajar maksimal. Masalah yang terjadi dalam pembelajaran
matematika adalah rendahnya aktivitas belajar siswa khususnya pada pelajaran
matematika. Siswa diibaratkan sebagai kertas putih, sedangkan unsure yang
menulisi adalah guru. Dalam hal ini terserah guru, mau dibawa kemana, mau
diapakan siswa ini karena aktivitas didominasi oleh guru. Siswa bersifat pasif dan
menerima pembelajaran begitu saja. Proses belajar mengajar yang demikian jelas
tidak mendorong anak didik untuk berpikir.
Oleh karena hal tersebut guru sebagai perencana pembelajaran diharapkan
mampu untuk merencanakan kegiatan belajar - mengajar secara efektif. Untuk itu
ia harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar sebagai
dasar untuk merancang kegiatan belajar-mengajar, seperti merumuskan tujuan,
memilih bahan, memilih metode, menetapkan evaluasi, dan sebagainya.
Pemilihan strategi pembelajaran adalah salah satu alternative yang dipilih
oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar, guna tercapainya tujuan
pembelajaran yang sejalan dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Perbaikan
pembelajaran yakni menggunakan model pembelajaran adalah salah satu contoh
pemilihan strategi dalam proses belajar mengajar.
Menurut Joyce (dalam Suprijono, 2010: 46), fungsi model ialah “each
model quides us as we design instruction to help student achieve various
objectives”. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan
ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti, salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah
model siklus belajar (Learning Cycle). Implementasi model siklus belajar sesuai

7

dengan pandangan konstruktivis juga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Karena dalam pembelajaran siklus peran guru dalam kelas tidak lagi
sebagai satu-satunya sumber informasi, tetapi juga berperan sebagai fasilitator
yang kreatif dan mampu memotivasi siswa serta dapat menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif. Model siklus belajar terdiri dari 5 fase yaitu: 1) tahap
pembangkitan minat (Engagement), pada tahap ini guru berusaha membangkitkan
minat dan keingintahuan siswa sehingga siswa terpacu untuk menanggapi
pertanyaan-pertanyaan

yang

diajukan

oleh

guru.

2)

Tahap

eksplorasi

(Exploration), pada tahap ini siswa didorong untuk menguji hipotesis atau
membuat hipotesis baru, dan mencoba alternative pemecahan masalahnya dengan
berdiskusi dengan teman kelompok. 3) Tahap penjelasan (Explanation), pada
tahap

ini

siswa

didorong

untuk

menjelaskan

suatu

konsep

dengan

kalimat/pemikiran sendiri dan saling mendengar secara kritis penjelasan
antarsiswa atau guru. 4) Tahap Elaborasi (Elaboration), pada tahap ini siswa
didorong untuk menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam
situasi baru atau konteks yang berbeda. 5) Tahap Evaluasi (Evaluation), pada
tahap ini, siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan
terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan
yang diperoleh sebelumnya.
Berdasarkan tahapan dalam strategi pembelajaran siklus (Learning Cycle)
menunjukan aktivitas siswa sangat dibutuhkan. Tidak hanya mendengar
keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis,
mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari dan dengan
demikian diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.
Dari uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul: PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA DI KELAS X
SMK NEGERI 4 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

8

1.2. Identifikasi Masalah
1. Masih banyak siswa yang menganggap bahwa matematika merupakan
mata pelajaran yang sulit
2. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah masih berpusat pada guru
3. Aktivitas siswa dalam belajar matematika rendah
4. Hasil belajar matematika siswa rendah
5. Model pembelajaran yang dipakai guru dalam mengajar kurang
bervariasi
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi maka penelitian
ini perlu dibatasi agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah. Adapun
batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model siklus belajar
(learning Cycle) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi
Statistika di kelas X SMK N. 4 Medan tahun ajaran 2014/2015.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan
diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1.

Apakah aktivitas belajar siswa meningkat setelah menerapkan model
siklus belajar (learning Cycle) pada materi Statistika di kelas X SMK
N. 4 Medan Tahun Ajaran 2014/2015?

2.

Apakah hasil belajar siswa meningkat setelah menerapkan model
siklus belajar (learning Cycle) pada materi Statistika di kelas X SMK
N. 4 Medan Tahun Ajaran 2014/2015?

9

1.5.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang akan diteliti, maka adapun yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan
penerapan model siklus belajar (Learning Cycle) pada materi statistika
di kelas X SMK N. 4 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

2.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan
model siklus belajar (Learning Cycle) pada materi statistika di kelas X
SMK N. 4 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru matematika dalam memilih model
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di
sekolah.
2. Bagi sekolah
Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang pentingnya model
pembelajaran baru dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai

dengan

profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat
diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
4. Bagi peneiti lain
Sebagai bahan masukan awal bagi peneliti lain dalam melakukan kajian
penelitian yang lebih mendalam lagi mengenai pembelajaran matematika.

63

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Model Siklus Belajar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X
KR.5 SMK N.4 Medan. Pada siklus I banyak siswa yang memiliki
persentase aktivitas ≥ 70% secara klasikal adalah 11 orang (39,29%) dari

28 orang siswa dan pada siklus II siswa yang memiliki persentase aktivitas
≥ 70% secara klasikal adalah 22 orang (78,57%) dari 28 orang sehingga
terjadi peningkatan aktivitas sebanyak 39,28%

2. Hasil belajar matematika siswa SMK N.4 Medan kelas X KR.5 Medan
tahun ajaran 2014/2015 meningkat dengan menerapkan model siklus. Pada
siklus I persentase hasil belajar siswa secara klasikal sebanyak 14 orang
(50%) dari 28 orang dengan rata-rata 64,17 dan pada siklus II persentase
hasil belajar secara klasikal sebanyak 24 orang (85,71%) dengan rata-rata
78,21 sehingga terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 35,71 %.

5.2 Saran
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMK N.4 Medan
diharapkan menerapkan model siklus belajar sebagai alternatif dalam
kegiatan pembelajaran khususnya pada pokok bahasan Statistika karena
model ini dapat meningkatkan aktivitas siswa, dapat memotivasi siswa
untuk menjadi pembelajar yang mandiri dan dapat membantu siswa untuk
mengeluarkan ide-ide secara terbuka dengan memperbanyak memberi
pertanyaan-pertanyaan serta dapat melibatkan peran aktif siswa dalam
proses belajar mengajar.

64

2. Kepada guru matematika disarankan agar membuat Lembar Aktivitas
Siswa (LAS) yang bertujuan untuk melatih dan membantu siswa dalam
menyelesaikan soal
3. Kepada guru matematika agar selalu melibatkan siswa secara aktif dalam
proses belajar mengajar yang tujuannya memotivasi dan melatih siswa
untuk belajar aktif bukan dengan membedakan kemampuan siswa tersebut.
4. Kepada siswa SMK N.4 Medan yang belum mencapai tingkat ketuntasan
belajar agar melengkapi catatannya dan berlatih mengerjakan soal yang
ada pada materi yang tidak dikuasai, serta meningkatkan pemahaman dan
ketelitian dalam mengerjakan soal.

65

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi, (2014), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi
Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Apandi,
I.,
(2014),
Mengawali
Implementasi
Kurikulum
2013
(https://apandiidris.wordpress.com/2014/10/02/mengawal-implementasikurikulum-2013/) (Diakses 25 februari 2015).
Asmiatik, (2013), Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan
Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD di kelas VII SMP
Negeri 1 Setia Janji , Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Debora, L., (2010), Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPS Terpadu Menggunakan Model Examples Non
Examples di kelas IX B SMP NEGERI 4 Simanindo, Skripsi, Fakultas
Ekonomi, Unimed, Medan.
Ferdiansyah, F., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Osborn untuk
Meningkatkan Literasi Matematis Siswa SMP, (“https://Repository. UPI.
Edu/’’) (diakses 25 Februari 2015).
Hardini, I dan Puspitasari, D., (2012), Strategi Pembelajaran Terpadu, Familia,
Yogyakarta
Indarsih, Kartini, Suprapto dan Setiyadi, U., (2008), Matematika 2 Kontekstual
Plus, Intan Pariwara, Klaten.
Jainuri, (2014), Model Pembelajaran Learning Cycle,
http://samun16wahnie.blogspot.com/2012/02/pembelajarankontruktivisme-dalam.html (diakses 25 Februari 2015).
Kemendikbud, (2014), Buku Matematika Kelas X (Buku Guru), Kemendikbud,
Jakarta.
Maswatu, S., (2012), Penerapan Model Learning Cycle (Siklus Belajar) Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Pembelajaran
Akuntansi
kelas
X
,
(file:///D:/SKRIPSI/bahan/Skripsi%20%20Model%20Pembelajaran%20Le
arning%20Cycle%207E%20~%20Suardi%20Maswatu.htm) (diakses 23
Januari 2015).

66

Ngalimun, (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo,
Yogyakarta.
Purniati, Tia, (2009), Penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa pada Kapita Selecta
Matematika, http://www.scribd.com/doc/77614935/Jurnal-PenerapanModel-Siklus-Belajar-Learning-Cycle-Untuk-Meningkatkan-PemahamanKonsep-Mahasiswa-pada-Kapita-Selekta-Matematika#scribd, diakses (23
Januari 2015).
Purwanto, (2011), .Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajagrafindo
Persada, Jakarta.
Siregar, A.A, (2012), Penggunaan Model Siklus Belajar dan Media Peta Konsep
untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa di MTsS
Baharuddin Tapanuli Selatan, Fmipa, Unimed, Medan.
Siregar, A., (2013), Upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model siklus belajar (Learning Cycle) pada pokok bahasan
Statistika di kelas X SMA N. 1 Perbaungan, Fmipa, Unimed, Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Factor-faktor yang Mempengaruhinya,
Cipta, Jakarta.

Rineka

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sugiono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Sulastri, E.,dkk, (2010), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok
Bahasan Dimensi Tiga Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle di
kelas XI TKJ SMK N.2 Palembang, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.4
No.1 Edisi Juni 2010, Program Studi Pendidikan Matematika PPs Unsri,
Palembang
(pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/JPM/article/download/.../1038) (23 Januari 2015).
Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Susanto,
H.,
(2013),
Diagnosis
Kesulitan
Belajar
Matematika,
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/16/diagnosis-kesulitanbelajar-matematika/.diakses 23 januari 2015.

67

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kecana,
Jakarta.
Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara,
Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATERI BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN CODO 2 WAJAK

0 10 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA DI SMAN 1 INGIN JAYA

0 4 1

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TERMOKIMIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDA ACEH

1 7 1

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN SEQIP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

2 16 47

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD NEGERI 4 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 27 83

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 4 TANGKIT SERDANG TANGGAMUS

0 22 51

PENERAPAN MODEL TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 03 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

5 45 78

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO

0 5 53

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TEMPURAN LAMPUNG TENGAH

0 12 106

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY – TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPA 8 SMA NEGERI 2 CIREBON TAHUN PELAJARAN 2016-2017

0 0 10