PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG.

(1)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN SISWA

SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

SITI NUR ELIA LAILASARI 0907816

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN SISWA

SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG

Oleh

Siti Nur Elia Lailasari

ST Institut Teknologi Telkom Bandung, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Siti Nur Elia Lailasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kepuasan Siswa SMA Negeri di Kota Bandung

Oleh :

Siti Nur Elia Lailasari (sneljepit@gmail.com) Pembimbing Akademik :

Prof. H. Udin. S. Saud, Ph.D (usaud@upi.edu)

Kepuasan siswa adalah perasaan yang diarasakan siswa sebagai konsumen sekolah saat keinginan atau kebutuhannya terpenuhi. Kepuasaan ini tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya faktor pendorong pemenuhan kepuasan itu sendiri. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan siswa adalah penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah dan dukungan budaya sekolah yang tinggi sehingga proses manajerial dan pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan semestinya. Dua hal tersebut akan sangat mempengaruhi layanan sekolah, baik oleh tenaga pendidik (guru) maupun tenaga administrasi, terhadap siswa- siswanya. Layanan yang baik tentu akan memberikan kepuasaan tersendiri bagi siswa tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum mengenai penerapan SIM Sekolah, budaya sekolah, dan kepuasan siswa, serta besarnya pengaruh yang diberikan oleh penerapan SIM Sekolah terhadap kepuasan siswa , besarnya pengaruh budaya sekolah terhadap kepuasan siswa, dan besarnya pengaruh penerapan SIM dan budaya sekolah terhadap kepuasan siswa.

Penelitian dilakukan di SMA Negeri se-Kota Bandung dengan respondennya adalah siswanya. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket mengenai penerapan SIM sekolah, budaya sekolah, dan kepuasan siswa. Analisis data dilakukan dengan menguji setiap hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian.

Penelitian ini menemukan bahwa gambaran umum mengenai penerapan SIM sekolah, budaya sekolah, dan kepuasan siswa berada pada kategori tinggi. Penerapan SIM Sekolah memberikan pengaruh yang signifikan dengan kategori cukup terhadap kepuasan siswa. Budaya sekolah memberikan pengaruh yang signifikan dengan kategori rendah terhadap kepuasan siswa. Penerapan SIM dan budaya sekolah memberikan pengaruh yang signifikan dengan kategori cukup terhadap kepuasan siswa.

Namun dalam pelaksanaannya, setiap variabel tersebut harus lebih ditingkatkan lagi. Beberapa hal yang perlu tingkatkan adalah faktor interface sebagai penghubung antara SIM dan siswa, memberikan orientasi lebih terhadap setiap individu di sekolah, dan sekolah lebih memperhatikan hal- hal yang bersifat fisik karena hal ini dirasakan dan dilihat langsung oleh siswa.


(5)

ABSTRACT

The Influence of School Management Information System Implementaion and School Culture to The Student Satisfaction in Public Senior High School

in Bandung City By :

Siti Nur Elia Lailasari (sneljepit@gmail.com) Academic Advisor :

Prof. H. Udin. S. Saud, Ph.D (usaud@upi.edu)

Student satisfaction is a feeling of student as school consumer when their wants or needs was fulfilled. This satisfaction will not happen without some driving factor to fullfill it. Some factors that may influence the student satisfaction is the implementation of School Management Information Systems (MIS) and high School culture support so that the managerial and implementation of the learning process in schools can be run properly. Two things will greatly affect school services, both by educators (teachers) or administrative staff to students. Good service would provide its own satisfaction for the student.

This study aims to determine the general picture of MIS implementation, school culture, and student satisfaction, and how much the influence of the MIS implementation to student satisfaction, how much the influence of school culture to student satisfaction, and how much the influence of MIS implementation and school culture to student satisfaction.

The study was conducted in puclic senior high schools in Bandung, which became the unit of analysis the respondents were students at each school . Research data collection is done by distributing questionnaires to the respondents about MIS implementation, school culture, and student satisfaction. Data analysis was done by testing every hypothesis that has been formulated.

This study found that MIS implementation in school, school culture is, and student satisfaction are in high category. School MIS implementation have an significant influence with enough categories to student satisfaction. School culture give the significant influence with low categories to student satisfaction. MIS implementation and school culture give the significant influence with enaugh categories to student satisfaction.

But in practice, each of these variables should be further enhanced . A few things to improve is the interface as the link between the SIM and the students, give more orientation to each individual in school, and schools should pay more attention to the things that are physical in school because it can be felt and seen immediately by the student as school consumer.


(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...i

DAFTAR TABEL ...iii

DAFTAR GAMBAR ...v

DAFTAR LAMPIRAN ...vi

BAB I PENDAHULUAN... ...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... ...6

C. Tujuan Penelitian ... ..8

D. Manfaat Penelitian ... ..8

1. Manfaat Teoritis... ....8

2. Manfaat Praktis ... ....9

E. Struktur Organisasi Tesis ... ...9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...11

A. Kajian Pustaka ... ..11

1. Sistem Informasi Manajemen Sekolah dalam Kajian Administrasi Pendidikan ... ...11

2. Budaya Sekolah dalam Kajian Administrasi Pendidikan ... ...22

3. Kepuasan Siswa dalam Kajian Administrasi Pendidikan ... ....32

B. Kerangka Pemikiran ... ...39

C. Hipotesis Penelitian ... ....41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... ...43

A. Pendekatan Penelitian ... ...43

B. Operasionalisasi Variabel ... ...44

C. Lokasi, Populasi, Dan Sampel Penelitian ... ...52

1. Lokasi ... ...52

2. Populasi ... ...52

3. Sampel ... ...54

D. Pengumpulan Data ... ....57

1. Jenis Dan Sumber Data ... ...57

2. Alat Pengumpulan Data ... ...57

E. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen ... ...65

1. Uji Validitas Instrumen ...65

2. Uji Reliabilitas Instrumen ...70

F. Teknik Analisis Data ... ...70


(7)

A. Hasil Penelitian ... ...74

1. Gambaran Umum Penerapan Sistem Informasi Manajemen (X1) ... 74

2. Gambaran Umum Budaya Sekolah (X2) ... ...78

3. Gambaran Umum Kepuasan Siswa (Y) ... ...81

4. Uji Normalitas Data ... ...84

5. Pengujian Hipotesis ... 89

6. Analisis Korelasi ... 93

B. Pembahasan ... ...94

1. Gambaran Umum Tentang Penerapan Sistem Informasi Manajemen, Budaya Sekolah, Dan Kepuasan Siswa ... ...95

2. Hubungan Antar Variabel ...100

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...105

A. Kesimpulan ... ...105

B. Rekomendasi ... ...106

DAFTAR PUSTAKA ... 109


(8)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Operasional Variabel Y (Kepuasan Siswa) ...45

3.2 Operasional Variabel X1 (Penerapan SIM Sekolah) ...47

3.3 Operasional Variabel X2 (Budaya Sekolah) ...49

3. 4 Data SMA Negeri di Kota Bandung...52

3.5 Populasi dan Sampel...56

3.6 Jenis dan Sumber Data ...57

3.7 Kisi-kisi Instrumen Variabel Penerapan SIM Sekolah (X1)..58

3.8 Kisi-kisi Instrumen Variabel Budaya Sekolah (X2) ...60

3.9 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kepuasan Siswa (Y) ...62

3.10 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Dari Likert Variabel X dan Variabel Y...65

3. 11 Hasil Uji Validitas Variabel XI ...67

3. 12 Hasil Uji Validitas Variabel X2 ...68

3. 13 Hasil Uji Validitas Variabel X3 ...69

3.14 Hasil Uji Reliabilitas ...66

3.15 Kualifikasi Prosentase Rata- Rata Variabel ...70

3. 16 Interpretasi Korelasi Antar Variabel ...73

4. 1 Gambaran Umum Variabel Penerapan SIM (X1) dan dimensinya ...74

4. 2 Gambaran Umum Variabel Penerapan Budaya Sekolah (X2) dan dimensinya ...78


(9)

4. 3 Gambaran Umum Variabel Kepuasan Siswa (Y) dan

dimensinya ...81

4. 4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SIM Sekolah (X1) dan Budaya Sekolah (X2), dan Kepuasan Siswa (Y) ...85 4. 5 Normalitas Distribusi Data Variabel ...85

4. 6 Korelasi Antar Variable ...93


(10)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Model Dasar Sistem Informasi Manajemen ...15

Gambar 2.2 Model Umum Sistem ...18

Gambar 2.3 Siklus Hidup Informasi ...19

Gambar 2.4 Siklus Manajemen Informasai ...20

Gambar 2.5 Elemen Budaya Organisasi ...25

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Penelitian ...41

Gambar 3. 1 Hubungan Antar Variabel X1 dan X2 dengan Y ...44

Gambar 4. 1 Grafik Persentase Rata- Rata Dimensi Variabel X1 ...75

Gambar 4. 2 Grafik Persentase Rata- Rata Dimensi Variabel X2 ...79

Gambar 4. 3 Grafik Persentase Rata- Rata Dimensi Variabel Y ...82

Gambar 4. 4 Grafik Normalitas Penerapan SIM Sekolah (X1) ...86

Gambar 4. 5 Grafik Normalitas Budaya Sekolah (X2) ...87

Gambar 4. 6 Grafik Normalitas Kepuasan Siswa (Y) ...88


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I. Surat dan Dokumen Pendukung Penelitian

LAMPIRAN II. Instrumen Penelitian


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan bangsa yang cerdas dan kreatif, karena itu dalam pendidikan, peserta didik harus secara aktif dan kreatif dapat mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, integritas kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Atas landasan di atas, pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan untuk kemajuan bangsa ini. Oleh karena itu, masyarakat terus mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan.

Dunia pendidikan adalah dunia yang terus berkembang dengan segala kebutuhannya. Perkembangan ini tentu harus sejalan dengan perkembangan Sumber daya Manusia yang mengelola pendidikan, sehingga kemajuan dunia pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan SDM-nya. Kulaitas administrasi pendidikan akan meningkatkan kualitas pendidikan, namun sebaliknya jika tingkat kualitasnya rendah tentu akan menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri.

Fungsi utama penataan administrasi pendidikan adalah perencanaan (planning), pelaksanaan (implementing), dan pengawasan (evaluating) pendidikan. Tiga fungsi ini menyangkut tiga bidang garapan utama yaitu: (1) Sumberdaya manusia (SDM) yang terdiri atas peserta didik, tenaga kependidikan, dan masyarakat pemakai jasa pendidikan; (2) Sumber belajar (SB) adalah alat atau rencana kegiatan yang akan dipergunakan sebagai media; dan (3) Sumber fasilitas dan dana (SFD) sebagai faktor pendukung. Semua fungsi dan sumber daya administrasi pendidikan ini diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien, serta produktif untuk kepentingan perorangan maupun lembaga itu sendiri.


(13)

2 Sistem desentralisasi pendidikan menetapkan bahwa setiap sekolah berhak untuk mengatur proses manajerial sekolahnya masing- masing dengan pengawasan dari pemerintah pusat dan daerah. Hal ini mulai diberlakukan setelah diundangkannya peraturan mengenai wewenang pemerintah daerah dalam UU No 22 dan UU No 25 Tahun 1999. Hal ini akan mendorong peningkatan daya saing sekolah dalam membentuk citra yang baik di masyarakat. Siswa, sebagai salah satu konsumen pendidikan, terus menuntut akan pelayanan yang memuaskan dari institusi pendidikan menuntut layanan pendiidkan yang memuaskan dari institusi, karena dengan mengetahui kepuasan peserta didiknya, akan membantu lembaga pendidikan untuk mengetahui kelebihan, kelemahan, dan kebutuhannya.

Untuk membangun kepuasan maka diperlukan manajemen strategik dimana seluruh aspek yang berpengaruh terhadap kepuasan dikelola secara komprehensif. Salah satu strategi yang diterapkan adalah dengan memahami keinginan, kebutuhan, dan tuntutan konsumen. Alma (2005) mengemukakan bahwa satisfaction (kepuasan) adalah respon konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya.

Mendapatkan informasi yang akurat dari sekolah adalah salah satu kepuasan yang ingin didapatkan oleh peserta didik. Oleh karena itu sekolah membutuhkan sebuah proses manajemen untuk memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut. Proses manajerial pada hakikatnya adalah sebuah proses pengambilan keputusan akan suatu hal di lembaga pendidikan. Peserta didik menuntut sebuah proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat guna memenuhi keinginan dan kebutuhannya, karena kepuasan konsumen adalah respon konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya (Alma, 2003). Sebuah proses pengambilan keputusan haruslah didukung oleh sebuah sistem pengambilan keputusan yang dapat memanfaatkan media informasi yang ada. Secara umum, sistem ini lebih dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Sistem Informasi dan Manajemen merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan. Kedua komponen ini memiliki hubungan dalam membentuk karakteristik dunia pendidikan. Manajemen dalam menggambarkan hubungan kedua aspek tersebut,


(14)

3 adalah pendidikan sebagai penggeraknya terhadap sistem informasi pendidikan, sedangkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) akan menjadi penentu kinerja pendidikan. SIM dapat dijadikan alternatif pilihan untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dalam menyajikan aktivitasnya secara lebih cepat dan memiliki nilai tambah sehingga dunia pendidikan akan menghasilkan output yang memiliki daya jual yang tinggi.

Sistem informasi manajemen bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam sebuah lembaga atau dalam subunit lembaga pendidikan. Sistem informasi manajemen yang baik adalah Sistem informasi manajemen yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat. Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.

Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan tentu harus dapat menerapkan SIM dalam proses manajerial sekolah. Manajemen suatu organisasi selalu terlibat dalam serangkaian proses manajerial yang keseluruhan proses tersebut membutuhkan pemanfaatan informasi secara sistematis agar manajerial yang dilakukan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan harapan dan tujuan organisasi. Sekolah sebagai sebuah lembaga/ organisasi tentu akan menerapkan SIM dalam proses pengambilan keputusan demi mencapai kepuasan konsumennya.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, terdapat 27 SMA Negeri yang tersebar di seluruh kota. Dengan standar yang dimiliki setiap sekolah, maka sekolah seharusnya sudah dapat menerapkan Sistem Informasi Manajemen dalam proses manajerial sekolah, baik dalam proses pembelajaran maupun layanan akademik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rahmawati (2013)


(15)

4 pelayanan akademik tenaga pengajar (guru/dosen) dan pelayanan akademik pegawai administrasi, profesionalisme dosen, kemudahan serta kenyamanan, kemudahan akses terhadap informasi akademik dan kenyamanan peserta didik (siswa/ mahasiswa) dalam proses pembelajaran akan mempengaruhi kepuasan siswa terhadap sekolahnya.

Penggunaan dan pengelolaan SIM dipengaruhi oleh pola perilaku dari sekolah itu sendiri. Sekolah adalah rumah kedua bagi para pelajar. Sekolah adalah salah satu tempat untuk mencari pengetahuan, yang menjadikan seseorang menjadi tahu apa yang sebelumnya mereka tidak ketahui. Di sekolah ini lah akan terbentuk norma dan nilai- nilai yang akan memperngaruhi kehidupan para siswa dalam kehidupan sehari- harinya. Sekolah membentuk pola pikir tentang bagaimana mereka menafsirkan ratusan interaksi kegiatan mereka sehari-hari dan memberikan arti dan tujuan interaksi mereka (Deal & Peterson, 2009). Budaya yang berkembang di sebuah sekolah tidak hanya memperngaruhi kehidupan sehari- hari para siswanya saja, melainkan seluruh praktisi sekolah.

Sekolah sebagai sebuah organisasi yang didalamnya terdapat interaksi antara individu harus berupaya mengantisipasi perubahan yang cepat di masyarakat, sehingga sekolah mampu berperan optimal dalam menghadapi perubahan tersebut. Budaya dalam suatu organisasi merupakan istilah yang mendapat banyak perhatian dari ahli tentang organisasi, hal ini karena peranannya yang sangat penting dan budaya tersebut juga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan organisasi. Kata budaya (culture) pertama kali dikemukakan oleh seorang antropolog bernama Edward B.Taylor pada tahun 1871. Menurut Taylor budaya adalah : The complex whole which includes knowledge, belief, art, morals, law, custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society. Pengertian menunjukan bahwa budaya merupakan proses kemasyarakatan yang menghasilkan pengetahuan, keyakinan moral, hukum, kebiasaan, serta kemampuan dan kebiasaan. Dengan demikian terlihat bahwa budaya organisasi terbentuk dan membentuk pola perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.


(16)

5 Budaya sekolah seiring dengan pengertian budaya organisasi di atas diartikan sebagai sekumpulan system nilai yang diakui dan diciptakan oleh semua anggotanya (Kepala Sekolah, Guru, Siswa, Staf Sekolah). Sebagai suatu organisasi sekolah mempunyai budaya yang berbeda-beda sesuai dengan sejarah serta pembentukan budayanya masing-masing. Budaya sekolah semakin mendapat perhatian dalam kajian organisasi serta administrasi pendidikan untuk menunjukan keunikan sosial dari suatu organisasi termasuk sekolah, dan setiap pendidik mengetahui bahwa setiap sekolah pada dasarnya bersifat unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Keunikan ini merupakan suatu kepribadian yang menggambarkan bagaimana sekolah tersebut melaksanakan peran dan tugasnya.

Budaya sekolah yang mendukung terhadap penerapan SIM, tentu akan mempermudah sekolah dalam menjalankan proses manajerialnya. Norma dan nilai yang tertanam dalam sebuah sekolah akan membentuk pola pikir siswa, guru, dan administrator sekolah tersebut. Dari pola pikir akan membentuk sikap dan memberikan output. Budaya yang dijunjung dengan norma dan nilai yang tinggi pada sebuah sekolah, tentu akan menjadikan sekolah tersebut baik di mata konsumen sekolah, dalam hal ini siswa, dengan sikap yang ditunjukkan sekolah. Hal ini akan menarik minat konsumen untuk menggunakan jasa pendidikan pada sekolah tersebut guna memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Jika keinginan dan kebutuhan konsumen pendidikan terpenuhi pada sekolah tersebut, maka akan tercapailah kepuasan bagi siswa.

Keunggulan sekolah juga akan mempengaruhi kepuasan siswa akan sekolahnya tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan sekolah untuk mencapai keunggulan tersebut adalah menanamkan karakter, meningkatkan mutu akademik, memanfaatkan TIK, melakukan penataan sekolah secara komprehensif, Menjaga profesionalisme tenaga, menyelenggarakan program internasional, menyelenggarakan program ekstrakurikuler, menyeleksi input secara transparan dan baik, mepemimpinan efektif, melakukan supervisi dan pengawasan dan menciptakan dan melestarikan budaya sekolah. (Safruddin, 2013)


(17)

6 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Kepuasan siswa menjadi salah satu tujuan tersendiri dari sebuah proses manajerial sekolah. Kepuasan siswa dapat dipengaruhi dari berbagai macam faktor yang ada di sekolah. Rahmawati (2013) menyebutkan bahwa beberapa hal yang dapat mempengaruhi kepuasan seorang konsumen pendidikan (siswa/mahasiwa), yaitu :

1. Pelayanan Akademik

Layanan akademik dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk memberikan kemudahan pada pemenuhan kebutuhan siswa dalam hal yang berkaitan dengan kegiatan akademik. Dalam hal ini, pelayanan akademik dapat dikatakan sebagai sebuah sistem dalam melayani siswa guna memenuhi kebutuhan siswa baik pelayanan akademik oleh guru sebagai tenaga pengajar maupun oleh staf administrasi sekolah. Oleh karena itu, pelayanan dalam hal akademik sangat diperlukan oleh setiap siswa. 2. Profesionalisme tenaga pengajar (guru)

Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus benar-benar membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandangan luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki kewibawaan.

Faktor kepuasan yang didapatkan seorang siswa dari gurunya meliputi ketenangan dan kepercayaan diri, kesahajaan, kerapian dan kesopanan dalam penampilan, kepatuhan dan konsistensi terhadap keputusan/ ketentuan kelas, kesempatan yang diberikan dosen untuk berinteraksi baik secara personal maupun klasikal pada saat kegiatan pembelajaran, penguasaan materi, penyampaian materi secara sistematis oleh dosen, evaluasi yang dilaksanakan dosen dan penggunaan metode mengajar.

3. Kenyamanan dalam proses pembelajaran

Kenyamanan dalam hal ini merupakan segala kemudahan yang diberikan sekolah kepada siswa dalam proses pembelajaran. Suasana yang nyaman dapat mempengaruhi proses belajar siswa serta mempengaruhi hasil


(18)

7 belajarnya juga. Kenyamanan yang dirasakan siswa bisa bersifat fisik maupun non fisik. Kenyamanan secara fisik bisa didapat melalui fasilitas yang tersedia di sekolah untuk mendukung proses pembelajaran. Sedangkan kenyamanan non fisisk merupakan suasana yang ada di sekolah dengan segala nilai dan norma yang ada sehingga sekolah menjadi aman, ramah, dan tenang.

4. Kemudahan dalam mengakses informasi

Informasi merupakan salah satu hal penting yang ingin siswa dapatkan dari sekolah, khususnya mengenai proses pembelajaran dan informasi akademik sekolah.

Merujuk pada beberapa faktor di atas, untuk mendapatkan kemudahan dalam akses informasi dan layanan akademik, maka dibutuhkan sebuah sistem untuk mendukungnya, yaitu Sistem Informasi Manajemen (SIM). Selain itu, faktor lain dalam mencapai kepuasan siswa pun perlu didukung oleh pola perilaku sekolah. Pola perilaku ini terbentuk karena budaya yang berkembang di sekolah mereka (Deal & peterson, 2009).

Oleh karena itu, peneliti mengambil rumusan masalah dengan tiga buah variabel, yaitu SIM (X1), Budaya Sekolah (X2), dan Kepuasan Siswa (Y). Secara rinci rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum tentang penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah, budaya sekolah dan kepuasan siswa SMA Negeri di Kota Bandung?

2. Bagaimana pengaruh penerepan Sistem Informasi Manajemen Sekolah terhadap kepuasan siswa?

3. Bagaimana pengaruh budaya sekolah terhadap kepuasan siswa?

4. Bagaimana pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen Sekolah dan budaya sekolah terhadap kepuasan siswa?


(19)

8 C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh dari penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di sekolah dan budaya sekolah terhadap kepuasan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kota Bandung. Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdeskripsikannya penerapan SIM sekolah, budaya sekolah dan kepuasan siswa SMA Negeri di Kota Bandung.

2. Besarnya pengaruh penerapan SIM sekolah terhadap kepuasan siswa.

3. Besarnya pengaruh budaya sekolah terhadap kepuasan siswa.

4. Besarnya pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) sekolah dan budaya sekolah terhadap kepuasan siswa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat baik dari segi teoritis maupun segi praktis sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu administrasi pendidikan, terutama dalam mengembangkan konsep Sistem Informasi Manajemen dalam pendidikan, khususnya di sekolah dan budaya sekolah yang harus ada sehingga para konsumen sekolah dapat merasakan kepuasan terhadap proses pendidikan yang dilaksanakan sehingga tujuan pendidikan dapat terwujud dengan lebih mudah.

2. Manfaat praktis


(20)

9 a. Sebagai salah satu cara untuk mengembangkan penerepan SIM di sekolah yang dipadukan dengan budaya yang ada sehingga akan terwujud kepuasan bagi konsumen sekolah tersebut.

b. Sebagai bahan rujukan dalam merumuskan materi penerapan SIM di sekolah dan budaya sekolah untuk mewujudkan kepuasan siswa.

c. Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang dalam pengembangan SIM di sekolah dan budaya sekolah untuk mencapai kepuasan siswa.

E. Struktur Organisasi Tesis

Untuk memudahkan pemahaman dan pemecahan masalah secara lebih terstruktur dan sistematis, maka penulis menyusun suatu bentuk penulisan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari tesis. Bagian awal dari bab ini adalah latar belakang penelitian yang menjelaskan alasan mengapa peneliti mengambil topik permasalahan tersebut. Bagian kedua adalah identifikasi dan perumusan masalah yang berisi rumusan dan analisi masalah sekaligus identifikasi variabel- variabel penelitian. Bagian ketiga adalah tujuan penelitian yang menyajikan hasil yang ingin dicapai dalam penelitian. Bagian keempat adalah manfaat penelitian yang menyajikan kegunaan yang diharapkan peneliti untuk penelitiannya. Dan bagian terakhir adalah struktur organisasi tesis yang berisi tentang rincian urutan penulisan dari setiap bab dalam tesis.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab II berisi tentang landasan teoritik, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bagian awal dari bab ini adalah kajian pustaka yang berisi landasan teoritik dalam penyusunan tesis. Bagian kedua adalah kerangka pemikiran sebagai perumusan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian. Dan bagian terakhir adalah hipotesis penelitian yang berisi jawaban sementara mengenai masalah yang dirumuskan dalam penelitian.


(21)

10 BAB III. METODE PENELITIAN

Bagian ini berisi tentang lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, serta teknik pengumpulan dan analisis data.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagian ini berisi keseluruhan data dari hasil observasi dan kuesioner. Memberikan gambaran umum mengenai variabel yang diteiti. Menjelaskan hasil pengolahan data berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan serta hasil analisis data yang dilakukan. Hasil analisis ini kemudian dilakukan pembahasan berkaitan dengan permasalahan penelitian.

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis dan temuan penelitian. Terdiri dari dua bagian yaitu kesimpulan yang merupakan ringkasan mengenai hasil temuan dan analisis penelitian dan rekomendasi yang merupakan masukan bagi pengguna hasil penelitian dan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.


(22)

Siti Nur Elia Lailasari, 2014

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan sebuah proses ilmiah tidak dapat terlepas dari cara-cara ataupun teknik yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti. Cara-cara atau teknik tersebut dalam dunia penelitian disebut metode penelitian. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kasual dan pengujian hipotesis.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatam kuantitatif. Sedangkan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu melalui survey dengan penyebaran angket. Angket yaitu seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian. Jenis angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup, dimana responden diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari variabel-variabel yang ada disertai alternatif jawaban.

Dengan metode yang digunakan dan angket dalam pengumpulan datanya, diharapkan hasil yang diperoleh dari lapangan sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan sebelumnya, dan data yang dikumpulkan akan lebih efisien dam mudah dalam pengolahannya. Juga memberikan kemudahan bagi responden untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan.

Oleh karena itu, dengan metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan kejadian yang dikaji secara sistematis untuk mendapatkan kebenaran dari permasalahan yang diteliti, sehingga hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan sekaligus dipertanggungjawabkan baik secara praktis maupun secara keilmuan.

Penelitian ini mengkaji 3 variabel, yaitu 2 variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas yaitu Penerapan Sistem Informasi Manajemen Sekolah


(23)

4 4 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

(X1) dan Budaya Sekolah (X2), sedangkan variabel terikat adalah Kepuasan Siswa (Y) SMA Negeri di Kota Bandung.

B. Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional. Berdasarkan pengertian tersebut serta untuk menghindari kesalahpahaman dalam mendefinisikan judul penelitian ini, maka dijelaskan pengertian yang terkandung dalam penelitian ini. Sesuai dengan judul

“Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kepuasan Siswa SMA Negeri di Kota Bandung”.

Pada penelitian ini ditetapkan jenis-jenis variable yang akan diukur, yaitu: 1. Variabel bebas (independent variable) dengan notasi (X) yaitu variable yang

memberikan kontribusi kepada variabel terikat. Notasi (X) adalah Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Sekolah (X1) dan Budaya Sekolah (X2).

2. Variabel terikat (Dependent Variabel) dengan Notasi (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Notasi (Y) dalam penelitian ini adalah Kepuasan Siswa (Y).


(24)

4 5 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

X2

Y X1

rx1y

rx2y Rx1x2y

Gambar 3. 1 Hubungan Antar Variabel X1 dan X2 dengan Y

Operasional variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kepuasan Siswa (Y)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Y (Kepuasan Siswa)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator

Kepuasan siswa (Y)

1. “Satisfaction is the consumer’s fulfillment response. It is a judgement that a product

pleasurable level of consumption related

fulfillment” (Zeithaml, 2004). 2. Satisfaction adalah respon konsumen yang sudah terpenuhi

1. Tangibles (yang berwujud)

a. Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan sekolah

Kerapihan sekolah dalam tata ruang (taman, gedung, dsb) Siswa merasa

nyaman berada di sekolah

Guru dan pegawai berpenampilan rapi dan bersih saat melayani siswa b. Kelengkapan

dan kesiapan alat- alat yang

digunakan untuk pembelajaran

sarana komputer dengan jaringan internet

Penerimaaan informasi yang dibutuhkan secara tepat dan cepat


(25)

4 6 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

keinginannya (Alma, 2005). 3. Kepuasan siswa adalah suatu kondisi dimana siswa merasa senang saat kebutuhannya sebagai konsumen telah terpenuhi. 2. Reliability (keandalan) a. Profesionalisme staf sekolah/ guru dalam memberikan pelayanan pada siswa

Pihak sekolah dapat memberikan

informasi yang jelas dan mudah dimengerti 3. Responsiven ess (kemampuan reaksi)

a. Kemampuan pihak sekolah memeberikan informasi pada siswa

a. Ada tindakan cepat saat siswa membutuhkan informasi b. Pemberi informasi memiliki pengetahuan mengenai pengolahan informasi 4. Competence (Kompeten)

a. Pihak pemberi informasi adalah yang kompeten dalam bidangnya

a. Kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan siswa a. Melayani siswa dengan ramah

5. Courtesy (kehormatan) b. Memposisikan siswa sebagai konsumen akan informasi

a. Kesigapan staf dalam memberikan informasi

6.

Credebility (kredibilitas)

a. Informasi yang diberikan dapat dipercaya dan dipertanggungjawa bkan a. kepercayaan terhadap informasi yang di dapat b. Menjaga informasi yang bersifat pribadi 7. Security

(keamanan)

a. Informasi yang diperoleh tidak dibocorkan pad pihak yang tidak berwenang

a. Jaminan terhadap keamanan pelayanan informasi b. Siswa berhak mendapatkan akses informasi secara langsung (misal melalui internet) 8. Access

(akses)

a. Siswa mudah dalam

mendapatkan informasi

a. Kecepatan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan siswa


(26)

4 7 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

2. Penerapan SIM Sekolah (X1)

Berikut merupakan operasional variabel X1 (Penerapan SIM Sekolah) dalam penelitian ini:

Tabel 3.2

Operasional Variabel X1 (Penerapan SIM Sekolah)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Sekolah (X1) 1. Sistem Informasi Manajemen Sekolah (SIM Sekolah) adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mengorganisasikan informasi secara 1.Komponen (components)

a. Adanya orang yang bertugas mengolah informasi sekolah memiliki programmer khusus untuk SIM

sekolah memiliki staf khusus (di TU) untuk menyampaikan informasi pada siswa b. Adanya

alat/ mesin yang digunakan untuk mengolah dan menyampaikan informasi sekolah menggunakan komputer untuk mengolah informasi ada papan pengumuman sebagai saranan penyampaian informasi

b. Tanggap dalam menghadapai keluhan siswa 9. Communicat ions (komunikasi)

a. Pihak sekolah pandai untuk

mengkomunikasika n informasi yang dibutuhkan siswa

a. Siswa mudah dalam mendapatkan informasi yang dbutuhkannya b. Sekolah dapat memenuhi seluruh kebutuhan siswa akan informasi 10. Understandin g the customer (mengerti pelanggan)

a. Sekolah mengerti akan kebutuhan siswanya

a. Perhatian secara individu kepada setiap siswa yang mebutuhkan informasi


(27)

4 8 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

sistematis yang berhubungan dengan perkembangan manajemen pendidikan (Nuresu Wako, 2003).

2. SIM Sekolah awalnya dirancang untuk menjadi alat manajemen, tetapi secara bertahap karena dianggap sebagai alat yang sangat diperlukan dan sistem dukungan untuk perumusan kebijakan pendidikan, manajemen, dan evaluasi mereka (Carizzo & Bella, 2003).

3. SIM adalah kumpulan subsistem yang saling

berhubungan, berkumpul

bersama- sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan bagian yang lainnya dengan cara- cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data. (Sutanta, 2003) 2.Batas (boundary)

a. Ada yang membedakan antara satu informasi dengan informasi lainnya siswa dapat membedakan setiap informasi yang diterimanya pengelola SIM memdedakan atau memisahkan satu informasi dengan informasi lainnya 3.Lingkungan (environtment)

a. Ada orang/ pihak yang mendukung atau merugikan sistem

Guru dan staf yang mendukung penyampaian informasi pada siswa Dukungan pihak manajer (Kepala Sekolah) untuk penyampaian informasi dukungan siswa dalam penyampaian informasi 4.Penghubung/

antar muka (interface)

a. Ada media untuk penyampaian informasi siswa menggunakan komputer untuk mendapatkan informasi tampilan sistem informasi/ media pengumuman mudah dimengerti oleh siswa 5. Masukan

(input)

a. Data yang sesuai dengan sistem

a. Guru dan staf yang cepat dan tepat dalam memberikan informasi b. Siswa yang cepat dan tepat dalam

memberikan informasi c. kesalahan input data yang minimal 6.Pengolahan (processing) a. Program/ aplikasi SIM mampu menerima masukan, mengolahnya, dan menghasilkan informasi secara pengolahan informasi dilakukan dengan tepat pengolahan informasi tidak memakan waktu yang banyak


(28)

4 9 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

4. SIM sekolah diartikan sebagai sebuah sistem untuk

menyediakan informasi bagi siswa baik untuk layanan akademik maupun proses pembelajaran. manual maupun komputerisasi 7.Keluaran (output)

a. Data yang dihasilkan cepat dan tepat

a. Informasi yang cepat dan tepat

c. informasi yang didapat bisa dipertanggungjawabkan 8.Sasaran (objectives) dan tujuan (goals)

a. Informasi yang dihasilkan sesuai dengan sasaran dan tujuan

a. Informasi yang diperoleh siswa sesuai dengan yang

dibutuhkan dan diinginkan siswa b. Informasi yang didapat mendukung prores belajar mengajar c. siswa puas akan informasi yang didapat 9. Kendali

(control)

a. Memiliki bagian kendali untuk SIM

a. Adanya pengawasan dari kepala sekolah mengenai penanganan informasi di sekolah b. informasi yang diperoleh berlangsung normal sesuai waktu yang ditetapkan c. Informasi dikelola sesuai batasan atau fungsi informasinya 10. Umpan Balik (Feedback) a. Perbaikan terhadap kesalahan informasi

a. tanggap terhadap kesalahan informasi b. perbaikan terhadap kesalahan informasi yang disampaikan b. Pengembalian informasi ke dalam bentuk normal

c. cepat dalam

melakukan perbaikan informasi


(29)

5 0 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

Berikut merupakan operasional variabel X2 (Budaya Sekolah) dalam penelitian ini:

Tabel 3.3

Operasional Variabel X2 (Budaya Sekolah)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator

Budaya Sekolah (X2) 1. Budaya organisasi adalah sekumpulan asumsi penting (keyakinan dan nilai- nilai) yang

memperngaruhi opini dan tindakan dalam suatu perusahaan. (Hoy & Miskel, 2008) 2. Budaya adalah sumber dari keyakinan yang memberikan informasi dan nilai-nilai yang

membimbing

manusia. (Hutcheon, 1999)

3. Kultur mengandung pola eksplisit maupun implisit dari dan untuk perilaku yang dibutuhkan dan diwujudkan dalam simbol, menunjukkan hasil kelompok manusia secara berbeda, termasuk benda-benda hasil ciptaan manusia. Inti utama dari kultur terdiri dari ide tradisional (turun temurun dan terseleksi) dan terutama pada nilai yang menyejarah

1. Innovation

a. Kreatifitas siswa, guru, dan staf

Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menonjolkan kreatifitas (pentas seni, menghias kelas, dll)

memiliki ciri khas yang

membedakannya dengan sekolah lain

b. Siswa, guru, dan staf mampu mengambil risiko

menerima tawaran kompetisi dengan sekolah atau lembaga lain tidak takut kalah pada setiap even atau kompetisi yang diikuti 2. Stability a. Filterisasi

budaya asing yang bersifat negative memberikan batasan terhadap akses internet untuk siswa membatasi kegiatan siswa yang kebarat- baratan dan bersifat negative b. Loyal pada

budaya tinggi yang sudah ada dan sudah diterapkan

mempertahankan budaya- budaya yang bersifat positif c. Penjagaan

terhadap kebudayaan lokal dalam

kehidupan sehari- hari di sekolah

mengadakan peringatan- peringatan terhadap acara nasional


(30)

5 1 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

(historitas). (Aan Komariah, 2010) 4. Dari pengertian- pengertian yang ada, maka dapat

disimpulkan bahwa budaya adalah pandangan hidup masyarakat berupa nilai- nila, norma, kebiasaan, hasil karya, pengalaman, dan tradisi yang terus tumbuh sehingga mengakar dalam kehidupan masyarakat dan mempengaruhi sikap serta perilaku setiap orang/

masyarakat tersebut.

3. Attention to detail

a. Teliti dalam melaksanakan setiap tugas menyelesaikan setiap permasalahan dengan teliti b. Detail dalam

melaksanakan dan menjelaskan sesuatu melaksanakan setiap kegiatan dengan persiapan dan pelaksanaan yang detail perhatian terhadap hal- hal yang kecil (detail)

4. Outcome Orientation

a. Perhatian sekolah terhadap kualitas lulusan sekolah memberikan pelajaran tambahan untuk persiapan kelulusan siswa memberikan penghargaan terhadap lulusan- lulusan terbaik b. Perhatian

terhadap kulaitas setiap siswa dalam bidang akademikdan ekstrakurikuler sekolah memberikan fasilitas untuk peningkatan kualitas akademik siswa (misal : perlengkapan laboratorium yang lengkap) sekolah memfalisitasi kegiatan ekstrakurikuler siswa

5. People orientation

a. Perhatian akan kesejahteraan guru dan staf

sekolah memberikan perhatian terhadap kondisi guru dan stafnya

memberikan santunan kepada guru atau pegawai


(31)

5 2 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

yang

membutuhkan

c. Perhatian akan kondisi sosial siswa

memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkan 6. Team

orientation

a. Membentuk tim untuk setiap penyelesaian urusan sekolah sekolah mengajak guru atau karyawannya untuk mengambil suatu keputusan ada panitia khusus untuk setiap kegiatan sekolah dan bergilir siswa dilibatkan dalam kegiatan sekolah (panitia perpisahan, dsb) 7. Agressiveness

a. Siswa mampu berkompetisi pada setiap tingkat kompetisis baik dalam bidang akademik maupun ekstrakulikuler

ada siswa yang ikut dalam olimpiade sains maupun mata pelajaran sekolah mengikuti kompetisi ekstrakurikuler dengan sekolah lain sekolah memenangkan kompetisi ekstrakurikuler maupun olimpiade sains

b. Guru dan staf melakukan

kompetisi secara sehat agar dapat meningkatkan kualitas

guru atau staf aktif mengikuti

kompetisi yang ada (karya ilmiah, karya tulis)


(32)

5 3 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

C. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri di Kota Bandung sebanyak 27 sekolah. Dengan pengambilan lokasi penelitian tersebut, diharapkan dapat memberikan data yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, terutama mengenai gambaran umum dari penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di sekolah dan budaya sekolah terhadap kepuasan siswanya.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono:2002). Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka yang menjadi populasi adalah seluruh siswa di SMA Negeri se- Kota Bandung yang berjumlah 28600 siswa.

Tabel 3. 4

Data SMA Negeri di Kota Bandung (menurut Disdik Kota Bandung)

No. Nama SMA Jumlah Siswa

1 SMAN 1 Bandung 1140

2 SMAN 2 Bandung 1352

3 SMAN 3 Bandung 942

4 SMAN 4 Bandung 1217

5 SMAN 5 Bandung 1089

6 SMAN 6 Bandung 1092

7 SMAN 7 Bandung 1056

8 SMAN 8 Bandung 1467

9 SMAN 9 Bandung 835

10 SMAN 10 bandung 1311

11 SMAN 11 Bandung 1310

12 SMAN 12 Bandung 1064

13 SMAN 13 Bandung 877

14 SMAN 14 Bandung 1001


(33)

5 4 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

16 SMAN 16 Bandung 1605

17 SMAN 17 Bandung 932

18 SMAN 18 Bandung 814

19 SMAN 19 Bandung 965

20 SMAN 20 Bandung 1056

21 SMAN 21 bandung 919

22 SMAN 22 Bandung 1312

23 SMAN 23 Bandung 987

24 SMAN 24 Bandung 1026

25 SMAN 25 Bandung 1022

26 SMAN 26 Bandung 562

27 SMAN 27 Bandung 771

Jumlah Siswa 28600

Sumber :

http://www.disdik.kotabandung.go.id/datasekolah

Siswa menjadi populasi penelitian karena siswa merupakan komponen terbesar yang ada pada pada sebuah sekolah yang mendukung penelitian ini, sehingga diharapkan dapat memberikan data lapangan yang representatif dan sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Sampel

Sugiyono (2007: 91) memberikan pengertian: “Sampel adalah sebagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sampel adalah sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Pengambilan sampel yang dilakukan adalah probability sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Akdon : 2008). Dalam proses pengambilan sampel diperlukan rumus-rumus dan terdapat berbagai rumus untuk menentukan besarnya sampel yang diperlukan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Akdon dan Hadi (2005). Menurut Sugiyono (2007) probability sampling adalah


(34)

5 5 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik yang digunakan adalah simple random sampling, teknik ini digunakan untuk menentukan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

Dengan demikian sampel yang merupakan bagian dari jumlah populasi serta dapat mewakili populasi tersebut. Oleh karena itu dalam pengambilan sampel harus benar-benar representatif. Dalam proses pengambilan sampel diperlukan rumus-rumus dan terdapat berbagai rumus untuk menentukan besarnya sampel yang diperlukan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Akdon dan Hadi (2005: 107):

1 . 2 

d N

N n

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d2 = Presisi yang ditetapkan

Berdasarkan pendapat tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengambil dari jumlah seluruh siswa SMA se Kota Bandung yang menjadi unit sampel penelitian sejumlah 28600 orang. Adapun tingkat presisi yang ditetapkan sesuai dengan Akdon dan Hadi (2005, 107) sebesar 5%. Dengan menggunakan rumus di atas, maka jumlah dengan rincian perhitungan sebagai berikut:

1 ) 05 , 0 .( 8600 2

28600

2 

n

1 0025 , 0 . 8600 2

28600  

n

72,5 28600 


(35)

5 6 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

Untuk menentukan banyaknya siswa yang diambil sebagai sampel pada setiap sekolah, peneliti pun menggunakan proporsional sampling. Proporsi sampel untuk tiap-tiap SMA dihitung dengan mengacu pada pendapat Nazir (1998:365) dengan rumus sebagai berikut:

n N N nii  Keterangan:

n

i = Ukuran sampel yang harus diambil dari Stratum ke-i

i

N = Ukuran Stratum ke-i N = Ukuran populasi

n = Ukuran sampel keseluruhan yang dialokasikan

Sebagai contoh, SMA Negeri 7 Bandung dengan jumlah siswa (Ni) = 1056 orang, jumlah populasi keseluruhan (N) = 28600 orang siswa dan jumlah sampel keseluruhan (n) = 394 orang siswa. Berdasarkan rumus diatas maka rincian perhitungannya sebagai berikut:

n N N nii

i

n 394

28600 1056

i

n 14,548  15 (dibulatkan)

Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari populasi siswa yang masuk dalam unit sampel dari populasi yang ada dan diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3. 5 Populasi dan Sampel

No

. Nama SMA Jumlah

Siswa

Populasi (N)

Sampel

(n) N n

N

n i

i  

Pembu -latan

1 SMAN 1 Bandung 1140 28600 394 15,705 16


(36)

5 7 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

3 SMAN 3 Bandung 942 12,977 13

4 SMAN 4 Bandung 1217 16,766 17

5 SMAN 5 Bandung 1089 15,002 15

6 SMAN 6 Bandung 1092 15,044 15

7 SMAN 7 Bandung 1056 14,548 15

8 SMAN 8 Bandung 1467 20,210 20

9 SMAN 9 Bandung 835 11,503 12

10 SMAN 10 bandung 1311 18,061 18

11 SMAN 11 Bandung 1310 18,047 18

12 SMAN 12 Bandung 1064 14,658 15

13 SMAN 13 Bandung 877 12,082 12

14 SMAN 14 Bandung 1001 13,790 14

15 SMAN 15 Bandung 876 12,068 12

16 SMAN 16 Bandung 1605 22,111 22

17 SMAN 17 Bandung 932 12,839 13

18 SMAN 18 Bandung 814 11,214 11

19 SMAN 19 Bandung 965 13,294 13

20 SMAN 20 Bandung 1056 14,548 15

21 SMAN 21 bandung 919 12,660 13

22 SMAN 22 Bandung 1312 18,074 18

23 SMAN 23 Bandung 987 13,597 14

24 SMAN 24 Bandung 1026 14,134 14

25 SMAN 25 Bandung 1022 14,079 14

26 SMAN 26 Bandung 562 7,742 8

27 SMAN 27 Bandung 771 10,621 11

Jumlah Siswa 28600 394 394

D. Pengumpulan Data

1. Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada siswa SMA Negeri di Kota Bandung, sedangkan data sekunder diperoleh dari data sekolah di http://disdikkota.bandung.go.id/www/index.php/post1/ view/data_sekolah.


(37)

5 8 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

Tabel 3. 6 Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Sumber Data

Tanggapan Responden tentang Penerapan

SIM Sekolah Siswa SMA

Tanggapan Responden tentang Budaya

Sekolah Siswa SMA

Tanggapan Responden tentang Kepuasan

Siswa Siswa SMA

2. Alat Pengumpulan Data

Dalam penyusunan alat pengumpul data, penulis berpedoman pada ruang lingkup variabel-variabel yang terkait. Instrument yang berupa angket terdiri dari angket tentang penerapan SIM Sekolah, budaya sekolah, dan kepuasan siswa di SMA negeri yang ada di Kota Bandung.

Berikut merupakan langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun angket:

a. Menentukan variabel-variabel serta indikator-indikator yang dianggap dapat mewakili permasalah yang akan diteliti, yang dituangkan dalam kisi-kisi instrumen penelitian. Seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 7

Kisi-kisi Instrumen Variabel Penerapan SIM Sekolah (X1)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator No. Item

Penerapan Sistem Informasi

1.Komponen (components)

a. Adanya orang yang

bertugas mengolah

sekolah memiliki

programmer khusus untuk SIM


(38)

5 9 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

Manajemen Sekolah (Sutanta, 2003: 4)

informasi sekolah memiliki staf khusus (di TU) untuk menyampaikan informasi pada siswa

2

b. Adanya alat/ mesin yang digunakan untuk mengolah dan menyampaikan informasi sekolah menggunakan komputer untuk mengolah informasi

3

ada papan pengumuman sebagai saranan

penyampaian informasi

4

2.Batas (boundary)

a. Ada yang membedakan antara satu informasi dengan informasi lainnya

siswa dapat membedakan setiap informasi yang diterimanya 5 pengelola SIM memdedakan atau memisahkan satu informasi dengan informasi lainnya 6 3.Lingkungan (environtment)

a. Ada orang/ pihak yang mendukung atau merugikan system

Guru dan staf yang mendukung penyampaian informasi pada siswa

7

Dukungan pihak manajer (Kepala Sekolah) untuk penyampaian informasi

8

dukungan siswa dalam penyampaian informasi

9 4.Penghubung/

antar muka (interface)

a. Ada media untuk penyampaian informasi siswa menggunakan komputer untuk mendapatkan informasi 10

tampilan sistem informasi/ media pengumuman mudah dimengerti oleh siswa

11

5. Masukan (input)

a. Data yang sesuai dengan system

a. Guru dan staf yang cepat dan tepat dalam memberikan informasi

12

b. Siswa yang cepat dan tepat dalam memberikan informasi

13

c. kesalahan input data yang minimal


(39)

6 0 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

6.Pengolahan (processing) a. Program/ aplikasi SIM mampu menerima masukan, mengolahnya, dan menghasilkan informasi secara manual maupun komputerisasi pengolahan informasi dilakukan dengan tepat

15 pengolahan informasi

tidak memakan waktu yang banyak

16

7.Keluaran (output)

a. Data yang dihasilkan cepat dan tepat

a. Informasi yang cepat dan tepat

17 c. informasi yang didapat

bisa dipertanggungjawabkan 18 8.Sasaran (objectives) dan tujuan (goals)

a. Informasi yang dihasilkan sesuai dengan sasaran dan tujuan

a. Informasi yang diperoleh siswa sesuai dengan yang dibutuhkan dan diinginkan siswa

19

b. Informasi yang didapat mendukung prores belajar mengajar

20

c. siswa puas akan informasi yang didapat

21 9. Kendali

(control)

a. Memiliki bagian kendali untuk SIM

a. Adanya pengawasan dari kepala sekolah mengenai penanganan informasi di sekolah

22

b. informasi yang diperoleh berlangsung normal sesuai waktu yang ditetapkan

23

c. Informasi dikelola sesuai batasan atau fungsi informasinya 24 10. Umpan Balik (Feedback) a. Perbaikan terhadap kesalahan informasi

a. tanggap terhadap kesalahan informasi

25 b. perbaikan terhadap

kesalahan informasi yang disampaikan


(40)

6 1 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

b. Pengembalian informasi ke dalam bentuk normal

c. cepat dalam melakukan perbaikan informasi

27

Tabel 3. 8

Kisi-kisi Instrumen Variabel Budaya Sekolah (X2)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator No.

Item Budaya Sekolah (X2) Hoy (2008:183) 1. Innovation a. Kreatifitas siswa, guru, dan staf

Mengadakan kegiatan-kegiatan yang

menonjolkan kreatifitas (pentas seni, menghias kelas, dll)

1

memiliki ciri khas yang membedakannya dengan sekolah lain

2

b. Siswa, guru, dan staf mampu mengambil risiko

menerima tawaran

kompetisi dengan sekolah atau lembaga lain

3

tidak takut kalah pada setiap even atau kompetisi yang diikuti

4

2. Stability a. Filterisasi budaya asing yang bersifat negative

memberikan batasan terhadap akses internet untuk siswa

5

membatasi kegiatan siswa yang kebarat- baratan dan bersifat negative

6

b. Loyal pada budaya tinggi yang sudah ada dan sudah

diterapkan

mempertahankan budaya- budaya yang bersifat positif

7

c. Penjagaan terhadap

kebudayaan lokal dalam kehidupan sehari- hari di sekolah

mengadakan peringatan- peringatan terhadap acara nasional


(41)

6 2 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

3. Attention to detail

a. Teliti dalam melaksanakan setiap tugas menyelesaikan setiap permasalahan dengan teliti 9

b. Detail dalam melaksanakan dan menjelaskan sesuatu melaksanakan setiap kegiatan dengan persiapan dan pelaksanaan yang detail

10

perhatian terhadap hal- hal yang kecil (detail)

11

4. Outcome Orientation

a. Perhatian sekolah

terhadap

kualitas lulusan

sekolah memberikan pelajaran tambahan untuk persiapan kelulusan siswa

12

memberikan penghargaan terhadap lulusan- lulusan terbaik

13

b. Perhatian terhadap kulaitas setiap siswa dalam bidang akademik dan ekstrakurikuler sekolah memberikan fasilitas untuk peningkatan kualitas akademik siswa (misal : perlengkapan laboratorium yang lengkap) 14 sekolah memfalisitasi kegiatan ekstrakurikuler siswa 15

5. People orientation

a. Perhatian akan

kesejahteraan guru dan staf

sekolah memberikan perhatian terhadap kondisi guru dan stafnya

16

memberikan santunan kepada guru atau pegawai yang membutuhkan

17

c. Perhatian akan kondisi sosial siswa

memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkan

18

6. Team orientation

a.

Membentuk tim untuk setiap penyelesaian

sekolah mengajak guru atau karyawannya untuk mengambil suatu

keputusan


(42)

6 3 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

urusan sekolah ada panitia khusus untuk setiap kegiatan sekolah dan bergilir

20

siswa dilibatkan dalam kegiatan sekolah (panitia perpisahan, dsb)

21

7.

Agressiveness

a. Siswa mampu berkompetisi pada setiap tingkat kompetisis baik dalam bidang akademik maupun ekstrakulikuler

ada siswa yang ikut dalam olimpiade sains maupun mata pelajaran

22

sekolah mengikuti

kompetisi ekstrakurikuler dengan sekolah lain

23

sekolah memenangkan kompetisi ekstrakurikuler maupun olimpiade sains

24

b. Guru dan staf melakukan kompetisi secara sehat agar dapat meningkatkan kualitas

guru atau staf aktif

mengikuti kompetisi yang ada (karya ilmiah, karya tulis)

25

Tabel 3. 9

Kisi-kisi Instrumen Variabel Kepuasan Siswa (Y)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator No.

Item Kepuasan siswa (Y) Zithaml & Bitner (2004: 21-22)

1. Tangibles (yang terukur)

a. Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan sekolah

Kerapihan sekolah dalam tata ruang (taman, gedung, dsb)

1

Siswa merasa nyaman berada di sekolah

2

Guru dan pegawai berpenampilan rapi dan bersih saat melayani siswa

3

b. Kelengkapan dan kesiapan alat- alat

sarana komputer dengan jaringan


(43)

6 4 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

yang digunakan untuk pembelajaran internet Penerimaaan informasi yang dibutuhkan secara tepat dan cepat

5

2. Reliability (keandalan)

a.

Profesionalisme staf sekolah/ guru dalam memberikan

pelayanan pada siswa

Pihak sekolah dapat memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti 6 3. Responsiveness (kemampuan reaksi)

a. Kemampuan pihak sekolah memeberikan

informasi pada siswa

a. Ada

tindakan cepat saat siswa

membutuhkan informasi

7

b. Pemberi informasi memiliki pengetahuan mengenai pengolahan informasi 8

4. Competence (Kompeten)

a. Pihak pemberi informasi adalah yang kompeten dalam bidangnya

a. Kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan siswa

9

a. Melayani siswa dengan ramah

10

5. Courtesy (kehormatan)

b. Memposisikan siswa sebagai konsumen akan informasi

a. Kesigapan staf dalam memberikan informasi

11

6. Credebility (kredibilitas)

a. Informasi yang diberikan dapat dipercaya dan dipertanggungjawabk an a. kepercayaan terhadap informasi yang di dapat

12

b. Menjaga informasi yang bersifat pribadi


(44)

6 5 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

7. Security (keamanan)

a. Informasi yang diperoleh tidak dibocorkan pad pihak yang tidak

berwenang

a. Jaminan terhadap keamanan pelayanan

informasi

14

b. Siswa berhak mendapatkan akses informasi secara langsung (misal melalui internet)

15

8. Access (akses) a. Siswa mudah dalam mendapatkan informasi

a. Kecepatan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan siswa

16

b. Tanggap dalam menghadapai keluhan siswa 17 9. Communications (komunikasi)

a. Pihak sekolah pandai untuk

mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan siswa

a. Siswa mudah dalam mendapatkan informasi yang dbutuhkannya

18

b. Sekolah dapat memenuhi seluruh kebutuhan siswa akan informasi 19 10.Understanding the customer (mengerti pelanggan)

a. Sekolah mengerti akan kebutuhan siswanya

a. Perhatian secara individu kepada setiap siswa yang mebutuhkan informasi 20

b. Menyusun pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan yang dianggap menggambarkan masalah yang sedang diteliti disertai alternatif jawaban yang akan dipilih responden berdasarkan variabel-variabel serta indikator-indikator yang telah ditentukan dalam kisi-kisi instrumen dan nomor item dalam kisi-kisi instrumen penelitian.

c. Menetapkan kriteria penskoran untuk alternatif jawaban dengan


(45)

6 6 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

Tabel 3.10

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Dari Likert Variabel X dan Variabel Y

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan

Selalu/ Sangat Puas Sekali

5

Sering/ Sangat Puas

4

Kadang- kadang/ Puas

3

Pernah/ Kurang Puas

2

Tidak Pernah/ Tidak Puas

1

Sumber: Sugiyono (2004)

E. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

Uji coba instrument penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kualitas instrument yang meliputi sekurang-kurangnya, validitas dan realibilitas instrument.

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus dilakukan peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 158) bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Uji validitas dalam data ini menggunakan bantuan program Ms.Excel dengan memasukkan data yang diperoleh dari 30 orang responden yakni SMA Muhammadiyah 1 Bandung ke dalam rumus yang ditetapkan oleh Pearson yang dikenal dengan korelasi Product Moment. Berikut merupakan langkah-langkah uji validitas dalam penelitian ini:


(46)

6 7 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

a. Menghitung koefisien korelasi Product Moment (r hitung), dengan rumus sebagai berikut:

r xy =

  

 

2 2

2

 

2

. .

. .

Yi Y

n Xi X

n

Yi Xi Yi

Xi n

i

i     

  

Keterangan:

n = Jumlah Responden

∑ XY = Jumlah Perkalian X dan Y

∑ X = Jumlah skor tiap butir

∑ Y = Jumlah skor total

∑ X2

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑ Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

2

1 2

r n r thitung

   Dimana:

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung n= Jumlah responden

b. Distribusi (Tabel t) untuk  = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) adalah 1.701. Kaidah keputusan: Jika thitung ttabel berarti valid, sebaliknya jika thitung ttabel berarti tidak valid.

Dari perhitungan hasil uji coba angket yang telah dilakukan, maka validitas setiap item untuk kedua variabel diperoleh hasil sebagai berikut: a. Validitas Variabel X1 (Penerapan SIM Sekolah)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian variabel X1 (27 item pertanyaan) diperoleh kesimpulan bahwa 21 item alat ukur dinyatakan valid sebagai item. Akan tetapi untuk item alat ukur yang dinyatakan tidak valid dilakukan perbaikan atau dihilangkan . Berikut rinciannya termasuk tindak lanjut terhadap item pernyataan yang dinyatakan tidak valid:


(47)

6 8 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

Tabel 3. 11

Hasil Uji Validitas Variabel XI (Penerpan SIM Sekolah) No. Item

Pertanyaan

r hitung

t hitung

t table

Keputusan Validitas

Tindak Lanjut

1 0.446 2.635 1.701 Valid Digunakan

2 0.443 2.615 1.701 Valid Digunakan

3 0.647 4.492 1.701 Valid Digunakan

4 0.033 0.174 1.701 Tidak Valid Diperbaharui

5 0.379 2.164 1.701 Valid Digunakan

6 0.502 3.071 1.701 Valid Digunakan

7 0.407 2.358 1.701 Valid Digunakan

8 0.246 1.342 1.701 Tidak Valid Diperbaharui

9 0.382 2.185 1.701 Valid Digunakan

10 0.034 0.181 1.701 Tidak Valid Diperbaharui 11 0.241 1.316 1.701 Tidak Valid Diperbaharui

12 0.676 4.852 1.701 Valid Digunakan

13 0.275 1.515 1.701 Tidak Valid Diperbaharui 14 0.097 0.518 1.701 Tidak Valid Diperbaharui

15 0.641 4.422 1.701 Valid Digunakan

16 0.519 3.210 1.701 Valid Digunakan

17 0.460 2.744 1.701 Valid Digunakan

18 0.387 2.221 1.701 Valid Digunakan

19 0.737 5.770 1.701 Valid Digunakan

20 0.498 3.039 1.701 Valid Digunakan

21 0.515 3.180 1.701 Valid Digunakan


(48)

6 9 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

23 0.595 3.912 1.701 Valid Digunakan

24 0.609 4.061 1.701 Valid Digunakan

25 0.563 3.605 1.701 Valid Digunakan

26 0.659 4.634 1.701 Valid Digunakan

27 0.714 5.402 1.701 Valid Digunakan

b. Validitas Variabel X2 (Budaya Sekolah)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian variabel X2 (27 item pertanyaan) diperoleh kesimpulan bahwa 21 item alat ukur dinyatakan valid sebagai item. Akan tetapi untuk item alat ukur yang dinyatakan tidak valid dilakukan perbaikan atau dihilangkan . Berikut rinciannya termasuk tindak lanjut terhadap item pernyataan yang dinyatakan tidak valid:

Tabel 3. 12

Hasil Uji Validitas Variabel X2 (Budaya Sekolah) No. Item

Pertanyaan r hitung t hitung t table Keputusan

Tindak Lanjut

1 0.570 3.669 1.701 Valid Digunakan

2 0.501 3.059 1.701 Valid Digunakan

3 0.483 2.915 1.701 Valid Digunakan

4 0.639 4.395 1.701 Valid Digunakan

5 -0.032 -0.170 1.701 Tidak Valid Diperbaharui 6 0.095 0.507 1.701 Tidak Valid Diperbaharui

7 0.554 3.523 1.701 Valid Digunakan

8 0.552 3.499 1.701 Valid Digunakan

9 0.378 2.158 1.701 Valid Digunakan

10 0.589 3.861 1.701 Valid Digunakan

11 0.488 2.962 1.701 Valid Digunakan

12 0.655 4.590 1.701 Valid Digunakan

13 0.646 4.474 1.701 Valid Digunakan

14 0.496 3.023 1.701 Valid Digunakan


(49)

7 0 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

16 0.612 4.090 1.701 Valid Digunakan

17 0.243 1.326 1.701 Tidak Valid Diperbaharui

18 0.531 3.317 1.701 Valid Digunakan

19 0.235 1.279 1.701 Tidak Valid Diperbaharui 20 0.189 1.019 1.701 Tidak Valid Diperbaharui

21 0.500 3.057 1.701 Valid Digunakan

22 0.564 3.611 1.701 Valid Digunakan

23 0.320 1.788 1.701 Valid Digunakan

24 0.429 2.516 1.701 Valid Digunakan

25 0.360 2.044 1.701 Valid Digunakan

c. Validitas Variabel Y (Kepuasan Siswa)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian variabel Y (20 item pertanyaan) diperoleh kesimpulan bahwa 20 item alat ukur dinyatakan valid sebagai item. Berikut rinciannya termasuk tindak lanjut terhadap item pernyataan yang dinyatakan tidak valid:

Tabel 3. 13

Hasil Uji Validitas Variabel X3 (Kepuasan Siswa) No. Item

Pertanyaan r hitung t hitung t table Keputusan

Tindak Lanjut

1 0.436 2.561 1.701 Valid Digunakan

2 0.634 4.338 1.701 Valid Digunakan

3 0.554 3.524 1.701 Valid Digunakan

4 0.584 3.804 1.701 Valid Digunakan

5 0.666 4.724 1.701 Valid Digunakan

6 0.823 7.667 1.701 Valid Digunakan

7 0.710 5.336 1.701 Valid Digunakan

8 0.819 7.554 1.701 Valid Digunakan

9 0.739 5.810 1.701 Valid Digunakan


(50)

7 1 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

11 0.834 7.998 1.701 Valid Digunakan

12 0.726 5.589 1.701 Valid Digunakan

13 0.668 4.749 1.701 Valid Digunakan

14 0.622 4.200 1.701 Valid Digunakan

15 0.696 5.129 1.701 Valid Digunakan

16 0.627 4.260 1.701 Valid Digunakan

17 0.789 6.800 1.701 Valid Digunakan

18 0.820 7.576 1.701 Valid Digunakan

19 0.713 5.385 1.701 Valid Digunakan

20 0.684 4.960 1.701 Valid Digunakan

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas akan digunakan dengan menghitung nilai alfa atau dengan

Cronbach’s Alpha. Penghitungan Cronbach’s Alpha dilakukan dengan

menghitung rata-rata interkorelasi di antara butir-butir pernyataan dalam kuesioner. Secara umum, bahwa reliabilitas yang ditentukan oleh nilai Cronbach’s Alpha – kurang dari 0,36 dinyatakan kurang baik. Untuk uji reliabilitas yaitu dengan membandingkan antara nilai korelasi gutman split half atau r hitung dengan

r tabel, untuk itu bisa di lihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.14 Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Nilai Korelasi Gulfman Split Halh (r11)

rtabel Kesimpulan

1 X1 0.74 0.36 Reliabel

2 X2 0.84 0.36 Reliabel


(51)

7 2 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

F. Teknik Analisis Data

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket terhadap responden yang telah terpilih sebagai sampel. Kuesioner diminta untuk diisi tanpa harus berdiskusi dengan responden lain. Setelah angket ditarik, selanjutnya dicatat untuk dianalisa datanya. Data-data yang dikumpulkan akan dianalisa untuk menguji hipotesis penelitian dan mengetahui kadar pengaruh antara penerapan SIM sekolah dan budaya sekolah terhadap kepuasan siswa. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis sebagai berikut:

1. Menghitung Persentase Skor Rata-Rata

Menghitung persentase skor rata-rata dari setiap veriabel dan Y dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum jawaban responden terhadap pertanyaan yang ada pada setiap variabel penelitian dengan prosentasi rata- rata setiap variabel. Riduan dan Akdon (2006:158) mengemukakan penghitungan prosentase rata-rata sebagai berikut :

% 100

x X

X P

Id

K e t e r a n g a n : P = Prosentase skor rata-rata yang dicari

X = Skor rata-rata setiap variabel

Xid = Skor ideal setiap variable

Dengan demikian dapat kita lihat hasil prosentase rata-rata setiap variabel maka selanjutnya di interprestasikan dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.15

Kualifikasi Prosentase Rata- Rata Variabel

No Prosentase Kualifikasi

1 0,00 - 0,199 Sangat rendah


(1)

106 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kepuasan Siswa SMA Negeri di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari penerapan SIM Sekolah terhadap kepuasan siswa. Pengaruh yang diberikan oleh penerapan SIM sekolah terhadap kepuasan siswa adalah cukup.

5. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari budaya sekolah terhadap kepuasan siswa. Pengaruh yang diberikan oleh budaya sekolah terhadap kepuasan siswa sebesar adalah rendah.

6. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari penerapan SIM Sekolah dan budaya sekolah terhadap kepuasan siswa. Pengaruh yang diberikan oleh keduanya terhadap kepuasan siswa adalah cukup.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dan setelah melihat gambaran umum mengenai setiap variabel dalam penelitian ini, yaitu penerapan SIM Sekolah, Budaya Sekolah, dan Kepuasan Siswa, terdapat dimensi di masing- masing variabel yang mendapatkan skor rata- rata terendah. Tentunya dimensi variabel dengan skor terendah harus mendapatkan perhatian lebih dari sekolah. Oleh karena itu, penulis menyampaikan beberapa saran untuk hal tersebut, diantaranya :

1. Penerapan SIM sekolah, budaya sekolah mempengaruhi kepuasan siswa. Namun berdasarkan hasil penelitian, walaupun pengaruh yang diberikan signifikan, hubungan antar variabel tidak berada pada kategori tinggi. Sehingga dalam pelaksanaannya, diharapkan pengembangan penerapan SIM di sekolah harus ditingkatkan dan budaya sekolah yang positif harus terus dipertahankan dan diperbaiki lagi. Hubungan yang baik dan tinggi dari penerapan SIM dan budaya sekolah akan meningkatkat pengaruhnya terhadap kepuasan siswa.

2. Dimensi penghubung/ antarmuka (interface) pada variabel penerapan SIM Sekolah mendapatkan skor terendah dibandingkan dengan sembilan dimensi lainnya. Walaupun berdasarkan penelitian, skor tersebut masih masuk dalam


(2)

107 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kepuasan Siswa SMA Negeri di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kategori tinggi, tapi perolehannya diambang batas. Hal ini bisa disebabkan karena media penyampaian informasi dari sekolah kepada siswanya belum dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh sekolah sebagai penyedia informasi, atau siswa belum secara maksimal memahami isi informasi yang disampaikan karena penyajiaannya belum maksimal. Oleh karena itu, sekolah harus lebih memperhatikan interface sebagai penghubung komunikasi antara sekolah dan siswa. Dalam hal ini adalah optimalisasi penggunaan papan pengumuman, surat edaran siswa, dan lain- lain apabila sekolah masih menerapkan SIM Sekolah secara manual. Untuk sekolah yang telah menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung SIM Sekolah, interface ini harus lebih diperhatikan dalam hal kemudahan siswa dalam memahami dan menggunakan alat SIM tersebut, misalkan membuat tampilan situs sekolah yang user friendly.

3. Dimensi orientasi manusia (people orientation) pada variabel budaya sekolah mendapatkan skor rata- rata terendah dibandingkan dengan enam dimensi lainnya. Walaupun skor yang diperoleh masuk dalam kategori tinggi, sekolah harus tetap memberikan perhatian lebih pada hal ini. Dalam hal ini bisa jadi sekolah belum begitu peka akan kebutuhan individual dalam proses pembelajarandari setiap elemen sekolah baik siswa, guru, maupun karyawan/ satf administrasi lainnya.. Meningkatkan perhatian sekolah terhadap setiap individual di sekolah bisa dilakukan dengan memperhatikan kondisi ekonomi atau sosial dari siswa, guru, atau karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja mereka di sekolah, seperti memberikan santunan atau beasiswa untuk siswa kurang mampu, membantu guru- guru yang dikatakan kurang dalam kondisi ekonominya, menjenguk siswa, guru, atau karyawan sekolah yang sakit. Dalam pelaksanaannya, sebaiknya sekolah tidak hanya fokus pada satu dimensi ini saja, dimensi lainnya pun harus tetap ditingkatkan lagi, agar didapatkan hasil yang maksimal.

4. Dimensi tangibles (yang terukur/ berwujud) dari variabel kepuasan siswa


(3)

108 Siti Nur Elia Lailasari, 2014

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kepuasan Siswa SMA Negeri di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor yang diperoleh oleh dimensi ini masih masuk pada kategori tinggi, namun nilainnya diambang batas skor terendah dari kategori tinggi. Sesuatu yang terukur/berwujud (tangibles) seperti kerapihan sekolah, kenyamanan siswa di sekolah, dan lain- lain harus mendapatkan perhatian lebih dari sekolah. Sekolah harus lebih memperhatikan hal- hal yang bersifat fisik di sekolah, karena hal ini bisa dirasakan dan dilihat langsung oleh siswa sebagai konsumen sekolah.

5. Untuk penelitian selanjutnya, akan lebih baik untuk fokus dalam menilai atau meneliti sebuah sekolah yang memang sudah menerapkan SIM sekolah sesuai perkembangan jaman, yaitu SIM yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). SIM yang seperti ini diharapkan akan sangat membantu proses layanan akademik yang diberikan sekolah terhadap siswa.

6. Untuk penelitian selanjutnya, cakupan penelitian dapat diperluas dengan menambahkan variabel lain sebagai suatu hal yang dapat memperngaruhi kepuasan siswa. Beberapa variabel lain yang dapat diangkat untuk penelitian ini adalah profesionalisme guru, kemudahan serta kenyamanan, penanaman karakter sekolah, penigkatan mutu akademik, penataan sekolah yang komprehensif, penyelenggaraan program internasional, penyelenggaraan program ekstrakurikuler, penyeleksian input secara transparan dan baik, kepemimpinan efektif, dan supervisi dan pengawasan sekolah.


(4)

Siti Nur Elia Lailasari, 2014

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kepuasan Siswa SMA Negeri di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Alma, B. (2005). Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan, BAB I: Pemasaran Jasa Pada Umumnya. Bandung: Alfabeta.

Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah. (2013). Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah. [Online]. Tersedia : http://www.ban-sm.or.id/akreditasi/filter [10 Pebruari 2013]

Brown, R. (2004). School Culture and Organization: Lessons from Research and Experience. Denver

Carrizo, L. Sauvageot, C. dan Bella, N. (2003). Information Tools for The Preparation and Monitoring Education Plans. Paris : UNESCO

Dinas Pendidikan Kota Bandung. (2012). Data Sekolah. [Online]. Tersedia: http://disdikkota.bandung.go.id/www/index.php/post1/view/data_sekolah [10 Pebruari 2013]

Fattah, Nanang. (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Hermans, C. M. "Student Satisfaction in Web-enhanced Learning Environments". Hill, N., Self, B., dan Roche, G. (2002). Customer Satisfaction Measurement for

ISO 9000:2000. Oxford: Reed Elsevier plc Group.

Hoy, W.K; Miskel, C.G. (2008). Education Administration: Theory, Research, and Practice (Chapter 5: Culture and Climate in School). New York: McGraw Hill.

Hua, H., dan Herstein, J. (2003). Education Management Information System (EMIS): Integrated Data and Information Systems and Their Implications In Educational Management. Dalam Annual Conference of Comparative and International Education Society. New Orleans, LA : Harvard University Hutcheon, P.D. (1999). Building Character and Culture. Westport : Greenwood

Publishing Inc.

Peter, J. P. dan Olson, J. C. (1999). Consumer Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.


(5)

Siti Nur Elia Lailasari, 2014

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kepuasan Siswa SMA Negeri di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kahaner, L. (1998). Competitive Intelligence. New York: Prentice Hall. Komariah, Aan. dan Triatna, Cepi. (2010). Visionary Leadership : Menuju

Sekolah Efektif. Bandung : Bumi Aksara.

Moekijat. (2005). Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Bandung: CV. Mandar Maju.

Muhtaram, A, Suryadi;. (2009). Sistem Informasi Manajemen. Dalam T. D. Pendidikan, Manajemen Pendidikan (S. 163-188). Bandung: Alfabeta. Parasuraman, Zeithml, dan Berry, L.L. (1985). "A Conceptual Model of Service

Quality and Its Implication for Future Research". Journal of Marketing. Peterson, D.K dan Deal, E. T;. (2009). The Shaping School Fieldbook. San

Francisco: John wiley & Sons, Inc.

Priyatno, D. (2011). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Rahmawati, D. (2013). "Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa". Journal Economia , 52.

Resnick, H. (2006). "Moving From Customer Service To Customer Satisfaction". Jacksonville Bussiness Journal .

Riduan, S. (2013). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Singh, H. (2006). "The Importance of Customer Satisfaction in Relation to Customer Loyalty and Retention". UCTI Working Paper .

Safruddin, Cepi. (2013). Pencapaian Keunggulan pada SMA Negeri dan Swasta di Kota Bandung. [Online]. Tersedia: http: // staff.uny.ac.id/ sites/ default/ files/ 132243758 . [Juli 2013]

Suhardan, D. (2005). Organisasi dan Manajemen Pendidikan Nasional. In T. D. Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan (S. 17). Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan UPI.

Suhardan, D dan Suharto, N. (2009). Filsafat Administrasi Pendidikan. In T. D. Indonesia, Manajemen Pendidikan (S. 1-20). Bandung: Alfabeta.

Supranto, J. (2011). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


(6)

Siti Nur Elia Lailasari, 2014

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kepuasan Siswa SMA Negeri di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Survey, B. C. (2003). Understanding Student Satisfaction. Issue Papaer . Sutanta, E. (2003). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha ilmu.

Wako, T. N. (2003). Education Management System (EMIS): An Overview. Harare: NESIS, UNESCO.

Ziethml, V. A., & Bitner, M.J. (2004). Service Marketing: Integrating Customer Focus Accross the Firm (3rd Edition). New York: The McGraw - Hill Companies