Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pelayanan Karyawan Di Hotel Garuda Plaza Medan

(1)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

TERHADAP PELAYANAN KARYAWAN DI HOTEL

GARUDA PLAZA MEDAN

TESIS

Oleh

TRIAS PRILYANTI

077019028/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S E K

O L

A

H

P A

S C

A S A R JA

N


(2)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

TERHADAP PELAYANAN KARYAWAN DI HOTEL

GARUDA PLAZA MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada

Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

TRIAS PRILYANTI

077019028/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN TERHADAP PELAYANAN

KARYAWAN DI HOTEL GARUDA PLAZA MEDAN

Nama Mahasiswa : Trias Prilyanti Nomor Pokok : 077019028

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. Muhammad Zarlis) (Prof. Dr. Rismayani, SE., MS) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Rismayani, SE., MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 11 Desember 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Muhammad Zarlis Anggota : 1. Prof. Dr. Rismayani, SE., MS

2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA 3. Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si 4. Drs. Syahyunan, M.Si


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

“PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP PELAYANAN KARYAWAN DI HOTEL GARUDA PLAZA MEDAN”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara jelas dan benar.

Medan, Desember 2009 Yang membuat pernyataan,

Trias Prilyanti


(6)

ABSTRAK

Perkembangan jasa perhotelan yang dimiliki atau dikelola pihak swasta saat ini, menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi, sehingga tingkat persaingan untuk mendapatkan pelanggan semakin sulit. Sejalan dengan hal tersebut akan menjadi tantangan bagi industri jasa perhotelan. Salah satu strategi yang dilakukan pemilik Hotel Garuda Plaza Medan dalam mempertahankan atau meningkatkan jumlah pelanggan adalah dengan memberikan pelayanan yang paling sesuai dengan harapan pengguna jasa perhotelan. Hal ini mutlak dilakukan dengan mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi dan membangun sistem informasi manajemen yang dibutuhkan oleh hotel. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Sejauhmana pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap pelayanan karyawan hotel kepada tamu hotel di Hotel Garuda Plaza Medan, dan (2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel Garuda Plaza Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori Sistem Informasi Manajemen, berkaitan dengan teori tentang Organisasi, Manajemen, dan Teknologi Informasi, serta teori tentang Pelayanan.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan survei, dan jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Adapun sifat dari penelitian adalah penjelasan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, mengedarkan daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Model analisis data yang digunakan untuk menjawab Hipotesis pertama adalah Analisis Regresi Sederhana dan Hipotesis kedua adalah Analisis Regresi Berganda, dengan melakukan uji t dan uji f.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi manajemen secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap pelayanan pelanggan jasa perhotelan Garuda Plaza Medan dan organisasi, manajemen, teknologi informasi secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel Garuda Plaza Medan. Walaupun ke tiga variabel memiliki pengaruh positif yakni variabel organisasi, manajemen, teknologi informasi, tetapi variabel manajemen memiliki pengaruh paling dominan terhadap kelancaran sistem informasi.

Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Tingkat pengaruh yang sangat signifikan memiliki makna bahwa penerapan sistem informasi manajemen yang dilaksanakan di Hotel Garuda Plaza Medan sangat menentukan dalam meningkatkan pelayanan di Hotel Garuda Plaza Medan. (2) Organisasi, manajemen, dan teknologi informasi sangat menentukan terhadap kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel Garuda Plaza Medan.


(7)

ABSTRACT

Development of hotel service owned or managed privately now shows a sufficiently high growth so that competitive level to recruit customers more difficult. Therefore, it will become a challenge for hotel service industry. One of the strategies made by Garuda Plaza Hotel Medan to maintain or increase the number of customers is to deliver the service that is most adjusted to as expected by the users of service. It is a mandatory to do by follow the advance in technology and develop a management information system as required by the hotel. Definition of the problem of the study included: (1). How far is the effect of implementation of management information system on service of hotel employees delivered to the visitors of Garuda Plaza Hotel Medan and (2). What factors that have effect on the smoothness of management information system at Garuda Plaza Hotel Medan.

The theories used in the study included those of Management Information System related to Organization, Management and Information Technologi and even service.

Method of the study used a survey approach and the type of study is a quantitative descriptive. It is an explanatory. The data were collected by interview, disseminating a questionnaire and study of documentation. The model of data analysis used to test the first hypothesis included a Simple Regression Analysis and to test the second hypothesis included a Multiple Regression analysis by using t-test and F-test.

The result of the study showed that implementation of the information management system simultaneously or partially has significant effect on service delivery of Garuda Plaza Hotel Medan and the organization, management and information technology simultaneously or partially have effect on the smoothness of the management information system of Garuda Plaza Hotel Medan. Although the three variables have positive effect; organization, management, information technology, but, the variable management has the most dominant effect on the smoothness of infomation system.

Conclusion of the study include (1). Significant effect means that the implementation of management information system of Garuda Plaza Hotel Medan significantly determines in improving the service of Garuda Plaza Hotel Medan, (2) Organization, management and information technology significantly determine the smoothness of information management system of Garuda Plaza Hotel Medan.


(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirahiim,

Segala puji hanya bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kupanjatkan syukur kehadirat-Mu atas segala rahmat dan hidayah yang telah Engkau limpahkan kepadaku, dan dari sebagian karunia-Nya tesis ini dapat tersusun.

Tesis ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam rangka mengakhiri masa pendidikan Sekolah Pascasarjana dan untuk mendapatkan gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada penulisan tesis ini, penulis memilih judul: “Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen terhadap Pelayanan Karyawan di Hotel Garuda Plaza Medan”. Dalam tesis ini akan dibahas sejauhmana pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap pelayanan hotel.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan, bimbingan, petunjuk serta dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


(9)

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE., MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tesis ini. 5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si

dan Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Komisi Pembanding yang banyak memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

6. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Staf dan Pegawai Hotel Garuda Plaza Medan yang sangat membantu dalam proses penelitian tesis ini.

8. Semua guru-guruku, baik dalam pendidikan formal maupun non formal yang telah memberiku bekal ilmu dan pengetahuan selama ini.

9. Mertuaku, Prof. dr. Ramsi Lutan Sp.THT KL (K) untuk dukungan dan doa yang tak henti-hentinya, terima kasih atas semuanya.

10.Suamiku tercinta, Rozaldy Ramsi SE, Ak, MBA., dan putra-putraku, Rizqo Taufiandru Rozaldy dan Raihan Zaky Ramadhan Rozaldy, atas motivasi, kesabaran juga doanya selama penulis menjalani pendidikan ini.

11.Rekan-rekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Manajemen khususnya angkatan XII sekelasku atas kebersamaannya.


(10)

12.Semua orang yang kukenal atas persahabatannya.

Penulis yakin Allah SWT. Akan membalas seluruh amal dan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Penulis menyadari betul, bahwa dalam penyusunan tesis ini belum dapat dikatakan sempurna. Hal ini disebabkan oleh masih terbatasnya pengetahuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Amin ya rabbal’alamin. Alhammdullilahirabbil’alamin.

Medan, Oktober 2009 Penulis


(11)

RIWAYAT HIDUP

Trias Prilyanti, lahir di P. Berandan pada tanggal 6 April 1973. Putra kedua dari lima bersaudara, dari pasangan Ayahanda Suradji (Alm) dan Ibunda Umi Kalsum (Alm).

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Pertamina P. Berandan, tamat dan lulus tahun 1986. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Pertamina P. Berandan, tamat dan lulus tahun 1989. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 4 Medan, tamat dan lulus tahun 1992. Kemudian menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 (S-1) Program Studi Teknik Fakultas Teknik Sipil di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tamat dan lulus tahun 1997. Pada tahun 2007 melanjutkan pendidikan Strata 2 (S-2) Program Studi Magister Ilmu Manajemen di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Medan, Oktober 2009


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 5

I.3. Tujuan Penelitian ... 5

I.4. Manfaat Penelitian ... 5

I.5. Kerangka Berpikir ... 6

I.6. Hipotesis ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

II.1. Penelitian Terdahulu ... 13

II.2. Teori Tentang Sistem Informasi Manajemen ... 14

II.2.1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen ... 14


(13)

II.2.3. Pendekatan Sistem Informasi Manajemen ... 26

II.2.4. Pengertian Organisasi ... 27

II.2.5. Pengertian Manajemen ... 32

II.2.6. Pengertian Teknologi Informasi... 36

II.3. Teori tentang Pelayanan ... 38

II.3.1. Pengertian Pelayanan dan Pelayanan Publik ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

III.2. Metode Penelitian ... 40

III.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

III.4. Teknik Pengumpulan Data ... 42

III.5. Jenis dan Sumber Data ... 43

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Serta Model Analisis Data ... 43

III.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel pada Hipotesis Pertama ... 43

III.6.2. Model Analisis Data pada Hipotesis Pertama ... 44

III.6.3. Identifikasi dan Definisi Variabel pada Hipotesis Kedua . 46 III.6.4. Model Analisis pada Hipotesis Kedua ... 48

III.7.Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 50

III.7.1. Uji Validitas ... 50

III.7.2. Uji Reliabilitas ... 55


(14)

III.8.1. Uji Normalitas ... 56

III.8.2. Uji Multikolinearitas ... 56

III.8.3. Uji Heteroskedastisitas ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

IV.1. Hasil Penelitian ... 58

IV.1.1. Gambaran Umum Hotel Garuda Plaza Medan ... 58

IV.1.1.1. Sejarah Berdirinya Hotel Garuda Plaza Medan ... 58

IV.1.1.2. Visi dan Misi Hotel Garuda Plaza Medan ... 60

IV.1.1.3. Struktur Organisasi Hotel Garuda Plaza Medan ... 60

IV.1.2. Karakteristik Responden ... 63

IV.1.2.1. Karakteristik responden pegawai hotel ... 63

IV.1.2.2. Karakteristik responden tamu hotel ... 66

IV.1.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Sistem Informasi Manajemen ... 69

IV.1.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Organisasi ... 75

IV.1.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Manajemen... 77

IV.1.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Teknologi Informasi ... 80

IV.1.7. Penjelasan Responden Atas Variabel Pelayanan ... 83

IV.1.8. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama... 86


(15)

IV.2. Pembahasan ... 91

IV.2.1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 91

IV.2.1.1. Nilai koefisien determinasi hipotesis pertama 92 IV.2.1.2. Hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial ... 93

IV.2.2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 94

IV.2.2.1. Nilai koefisien determinasi hipotesis kedua... 95

IV.2.2.2. Hasil pengujian hipotesis kedua secara serempak ... 96

IV.2.2.3. Hasil pengujian hipotesis kedua secara parsial 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

V.1. Kesimpulan... 100

V.2. Saran... 101


(16)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

I.1. Data Jumlah Tamu yang Menginap di Hotel Garuda Plaza Medan

Bulan Januari – Desember 2008... 2

III.1. Definisi Operasionalisasi Variabel Penelitian Hipotesis Pertama... 44

III.2. Definisi Operasionalisasi Variabel Penelitian Hipotesis Kedua... 47

III.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Sistem Informasi Manajemen... 51

III.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Organisasi... 52

III.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Manajemen... 53

III.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Teknologi Informasi... 54

III.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pelayanan... 54

III.8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel... 55

IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 63

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 64


(17)

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan... 65

IV.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 66

IV.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 67

IV.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 68

IV.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan... 68

IV.9. Hasil Uji Multikolineritas Hipotesis Pertama... 87

IV.10. Hasil Uji Multikolineritas Hipotesis Kedua... 90

IV.11. Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Pertama... 92

IV.12. Hasil Uji Determinasi Hipotesis Pertama... 93

IV.13. Hasil Uji t Hipotesis Pertama... 93

IV.14. Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Kedua ... 94

IV.15. Hasil Uji Determinasi Hipotesis Kedua ... 95

IV.16. Hasil Uji F Hipotesis Kedua ... 96


(18)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

IV.1. Struktur Organisasi PT. Hotel Garuda Plaza Medan... 62

IV.2. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama... 86

IV.3. Hasil Uji Heterokedastisitas Hipotesis Pertama... 88

IV.4. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua... 89


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Karakteristik Responden Pegawai... 106

2. Karakteristik Responden Tamu Hotel... 107

3. Pengujian Validitas... 108

4. Pengujian Reliabilitas... 111

5. Deskriptif Variabel... 112


(20)

ABSTRAK

Perkembangan jasa perhotelan yang dimiliki atau dikelola pihak swasta saat ini, menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi, sehingga tingkat persaingan untuk mendapatkan pelanggan semakin sulit. Sejalan dengan hal tersebut akan menjadi tantangan bagi industri jasa perhotelan. Salah satu strategi yang dilakukan pemilik Hotel Garuda Plaza Medan dalam mempertahankan atau meningkatkan jumlah pelanggan adalah dengan memberikan pelayanan yang paling sesuai dengan harapan pengguna jasa perhotelan. Hal ini mutlak dilakukan dengan mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi dan membangun sistem informasi manajemen yang dibutuhkan oleh hotel. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Sejauhmana pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap pelayanan karyawan hotel kepada tamu hotel di Hotel Garuda Plaza Medan, dan (2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel Garuda Plaza Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori Sistem Informasi Manajemen, berkaitan dengan teori tentang Organisasi, Manajemen, dan Teknologi Informasi, serta teori tentang Pelayanan.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan survei, dan jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Adapun sifat dari penelitian adalah penjelasan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, mengedarkan daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Model analisis data yang digunakan untuk menjawab Hipotesis pertama adalah Analisis Regresi Sederhana dan Hipotesis kedua adalah Analisis Regresi Berganda, dengan melakukan uji t dan uji f.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi manajemen secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap pelayanan pelanggan jasa perhotelan Garuda Plaza Medan dan organisasi, manajemen, teknologi informasi secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel Garuda Plaza Medan. Walaupun ke tiga variabel memiliki pengaruh positif yakni variabel organisasi, manajemen, teknologi informasi, tetapi variabel manajemen memiliki pengaruh paling dominan terhadap kelancaran sistem informasi.

Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Tingkat pengaruh yang sangat signifikan memiliki makna bahwa penerapan sistem informasi manajemen yang dilaksanakan di Hotel Garuda Plaza Medan sangat menentukan dalam meningkatkan pelayanan di Hotel Garuda Plaza Medan. (2) Organisasi, manajemen, dan teknologi informasi sangat menentukan terhadap kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel Garuda Plaza Medan.


(21)

ABSTRACT

Development of hotel service owned or managed privately now shows a sufficiently high growth so that competitive level to recruit customers more difficult. Therefore, it will become a challenge for hotel service industry. One of the strategies made by Garuda Plaza Hotel Medan to maintain or increase the number of customers is to deliver the service that is most adjusted to as expected by the users of service. It is a mandatory to do by follow the advance in technology and develop a management information system as required by the hotel. Definition of the problem of the study included: (1). How far is the effect of implementation of management information system on service of hotel employees delivered to the visitors of Garuda Plaza Hotel Medan and (2). What factors that have effect on the smoothness of management information system at Garuda Plaza Hotel Medan.

The theories used in the study included those of Management Information System related to Organization, Management and Information Technologi and even service.

Method of the study used a survey approach and the type of study is a quantitative descriptive. It is an explanatory. The data were collected by interview, disseminating a questionnaire and study of documentation. The model of data analysis used to test the first hypothesis included a Simple Regression Analysis and to test the second hypothesis included a Multiple Regression analysis by using t-test and F-test.

The result of the study showed that implementation of the information management system simultaneously or partially has significant effect on service delivery of Garuda Plaza Hotel Medan and the organization, management and information technology simultaneously or partially have effect on the smoothness of the management information system of Garuda Plaza Hotel Medan. Although the three variables have positive effect; organization, management, information technology, but, the variable management has the most dominant effect on the smoothness of infomation system.

Conclusion of the study include (1). Significant effect means that the implementation of management information system of Garuda Plaza Hotel Medan significantly determines in improving the service of Garuda Plaza Hotel Medan, (2) Organization, management and information technology significantly determine the smoothness of information management system of Garuda Plaza Hotel Medan.


(22)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Era globalisasi menyebabkan industri jasa yang terdiri dari berbagai macam industri seperti industri telekomunikasi, transportasi, perbankan, dan perhotelan berkembang dengan sangat cepat. Industri perhotelan, khususnya adalah salah satu industri yang memadukan produk dan layanan. Desain bangunan, interior dan eksterior kamar hotel serta restoran, suasana yang tercipta di dalam hotel, kamar, restoran serta makanan minuman yang dijual beserta keseluruhan fasilitas yang ada merupakan contoh produk yang dijual. Sedangkan layanan yang dijual adalah keramah-tamahan dan keterampilan staff/karyawan hotel dalam melayani pelanggannya.

Pihak hotel sebagai penyedia jasa berusaha memberikan pelayanan yang paling sesuai dengan harapan pengguna jasa perhotelan. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk mempertahankan bisnis jasa di bidang perhotelan agar mampu terus bersaing serta meningkatkan pangsa pasar yang akan dimasuki.

Hotel Garuda Plaza Medan dalam menghadapi pesaingnya tidak perlu merasa takut dengan langkah-langkah kebijakan dari pesaingnya. Hal ini dikarenakan Hotel Garuda Plaza sudah cukup mempunyai nama dan mempunyai imej yang baik di mata masyarakat sebagai pengguna jasa perhotelan. Terbukti dengan ramainya jumlah tamu yang menginap di hotel tersebut.


(23)

Pada Tabel I.1 di bawah ini dapat ditunjukkan data jumlah tamu yang menginap di Hotel Garuda Plaza Medan dari bulan Januari-Desember 2008, yaitu: Tabel I.1. Data Jumlah Tamu yang Menginap di Hotel Garuda Plaza Medan

Bulan Januari – Desember 2008

No. Bulan Jumlah Tamu yang Menginap (Orang)

1. Januari 5000

2. Februari 5415

3. Maret 6525

4. April 6799

5. Mei 6828

6. Juni 6637

7. Juli 7137

8. Agustus 6568

9. September 5257

10. Oktober 6318

11. Nopember 6786

12. Desember 6489

Sumber: Hotel Garuda Plaza Medan, 2008 (Data Diolah).

Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah tamu yang menginap di Hotel Garuda Plaza Medan rata-rata setiap bulannya tidak mengalami perbedaan yang terlalu jauh.

Berbagai fasilitas yang diberikan disertai dengan potongan-potongan harga dari tarif Hotel Garuda Plaza Medan yang ditetapkan serta pelayanan yang mengutamakan kenyamanan dan kepuasan pengunjung menjadikannya sebagai daya tarik utama untuk mencari pelanggan. Pihak manajemen hotel berusaha terus untuk meningkatkan pelayanan, fasilitas serta manajemen, yaitu dengan bertambahnya tenaga profesional yang mengelola dan menangani kegiatan sehari-hari, baik yang


(24)

bersifat intern ataupun bersifat ekstern. Dengan adanya peningkatan ini diharapkan terjadinya peningkatan/kenaikan jumlah tamu yang menginap di hotel tersebut.

Kemajuan teknologi komputer di bidang sistem informasi membuat pihak manajemen hotel dapat memberi informasi ke masyarakat luas di mana saja di berbagai tempat tanpa harus menyebarkan brosur atau memasang iklan di berbagai media cetak, radio, dan televisi. Sistem informasi berbasis komputer saat ini mutlak dibutuhkan oleh sebuah perusahaan, sebab manajemen tidak akan dapat bekerja secara optimal jika yang bersangkutan tidak didukung oleh informasi yang menunjukkan secara tepat dan cepat mengenai situasi dan kegiatan usaha yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk mempercepat proses pengambilan keputusan yang benar-benar sesuai dengan dengan efektivitas kegiatan usahanya maka mutlak diperlukan informasi-informasi yang dapat dipercaya, yang hanya dapat dihasilkan melalui pelaksanaan sebuah sistem informasi yang baik dan benar. Sistem informasi juga dipengaruhi oleh organisasi. Struktur organisasi akan menggambarkan dengan jelas pembagian kerja. Wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan bisnis diorganisasikan sebagai suatu hierarki, atau struktur piramida dari wewenang dan tanggung jawab yang semakin bertambah.

Pengembangan sistem informasi manajemen yang berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman, dan memerlukan partisipasi dari para manajer perusahaan. Sistem informasi manajemen yang baik adalah sistem informasi manajemen yang mampu memyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh. Sistem informasi manajemen yang dibuat akan


(25)

dapat menghemat biaya dan meningkatkan pendapatan dari perusahaan yang bersangkutan.

Meskipun Hotel Garuda Plaza sudah memiliki sistem informasi manajemen namun dalam pelaksanaan di lapangan masih banyak ditemui kendala dan kekurangan dalam pelayanan kepada masyarakat sebagai tamu hotel. Sebagai contoh adalah lambatnya prosedur pelayanan pemesanan kamar, informasi ketersediaan kamar hotel tidak dapat tersalur dengan cepat ke pelanggan, adanya keluhan pelanggan yang tidak cepat ditanggapi sehingga mengganggu kenyamanan pemakaian fasilitas hotel. Pada manajemen hotel juga masih terdapat tugas dan tanggung jawab yang saling tumpang tindih, belum terlaksananya pembagian kerja yang jelas pada beberapa departemen menyebabkan hubungan antar departemen tidak lancar, kurangnya peran kepemimpinan seorang manajer dalam mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk melakukan pekerjaannya. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap pengambilan keputusan oleh manajemen hotel untuk mencapai tujuannya.

Untuk jangka panjang, hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan hotel ke depannya. Melihat banyaknya kendala-kendala yang ada, pihak manajemen Hotel Garuda Plaza berusaha mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi, dan membangun sistem informasi manajemen yang dibutuhkan oleh hotel, sehingga pihak hotel mampu memberikan informasi tentang keberadaan hotel secara terus-menerus kepada masyarakat/pengguna hotel. Pihak manajemen hotel berharap dengan adanya


(26)

sistem informasi manajemen dapat meningkatkan pelayanan dan menaikkan tingkat hunian hotel sehingga bisa terus bersaing dengan para pesaingnya.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Sejauhmana pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap pelayanan

karyawan di Hotel Garuda Plaza Medan?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel Garuda Plaza Medan?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh pada penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap pelayanan karyawan di Hotel Garuda Plaza Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel Garuda Plaza Medan.

I.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi manajemen Hotel Garuda Plaza Medan, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk peningkatan pelayanan.

2. Bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, penelitian ini merupakan tambahan pemahaman dan pengetahuan tentang


(27)

penerapan sistem informasi manajemen terhadap pelayanan Hotel Garuda Plaza Medan serta tambahan kekayaan penelitian untuk dapat dipergunakan/ dikembangkan di masa mendatang.

3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan secara ilmiah dalam bidang Ilmu Manajemen khususnya yang berkaitan dengan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan dan mengaplikasikannya dalam tugas sehari-hari.

4. Bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.

I.5. Kerangka Berpikir

Tujuan perusahaan dalam menerapkan sistem informasi manajemen adalah untuk meningkatkan kinerja organisasi khususnya dalam hal ini adalah pelayanan dan menghasilkan laba. Dari perspektif bisnis sistem informasi merupakan instrumen penting untuk menciptakan nilai organisasi. Aktivitas pengolahan informasi mendukung manajemen pengambilan keputusan, meningkatkan pelaksanaan proses bisnis dan pada akhirnya meningkatkan nilai bisnis.

Pengaruh globalisasi mengakibatkan dunia berada dalam era informasi. Melalui informasi, perusahaan dapat langsung mengetahui keinginan, kebutuhan dan keluhan konsumen. Selain itu perusahaan juga dapat memantau pergerakan pasar, pesaing, pemasok, dan pertumbuhan konsumen. Masyarakat modern yang ada sekarang dikenal sebagai masyarakat informasional yaitu dengan memanfaatkan perkembangan dan terobosan teknologi informasi. Semua jenis bisnis, baik yang kecil


(28)

maupun besar, menggunakan sistem informasi, jaringan, dan teknologi internet untuk melakukan sebagian besar bisnis secara elektronik, menuju tingkat keberhasilan efisiensi, daya saing, dan profitabilitas.

Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu (Lucas, 1987). Data dan informasi bagi kebanyakan orang mempunyai makna atau pengertian yang sama. Namun bagi kajian ilmiah atau bagi kaum profesional, dua pengertian ini mengandung perbedaan mendasar. Sesuai yang telah diuraikan oleh Murdick et al (1984), secara singkat dapat dirumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, biasanya dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunakannya untuk membuat keputusan.

Sistem informasi pada perspektif bisnis menekankan sifat organisasional dan manajerial perusahaan. Sistem informasi juga menghadirkan solusi manajemen dan organisatoris, berdasarkan teknologi informasi, untuk suatu tantangan yang ada pada lingkungannya sehingga mampu menciptakan nilai bagi perusahaan. Sebagai tambahan terhadap pendukung pengambilan keputusan, kordinasi, dan kendali, sistem informasi juga berguna membantu para manajer dan karyawan untuk meneliti permasalahan dan menciptakan produk-produk baru.


(29)

Sistem informasi berisi informasi tentang orang-orang tertentu, tempat-tempat dan hal-hal di dalam organisasi atau di lingkungan sekitarnya. Informasi berisi data yang telah dibentuk ke dalam suatu format yang mempunyai arti dan berguna bagi manusia. Sebaliknya, data merupakan sekumpulan baris fakta yang mewakili peristiwa yang terjadi pada organisasi atau pada lingkungan fisik sebelum diolah ke dalam suatu format yang dapat dipahami dan digunakan orang. Informasi menjadi penting karena berdasarkan informasi tersebut para pengelola dapat mengetahui kondisi obyektif perusahaannya. Informasi yang ada merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang dikumpulkan dengan cara tertentu. Informasi disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan untuk menambah wawasan bagi pemakainya guna mencapai suatu tujuan.

Menurut Laudon dalam Philippus (2005), “Penerapan sistem informasi secara efektif memerlukan pemahaman mengenai organisasi, manajemen, dan teknologi informasi yang mempengaruhi sistem tersebut. Untuk dapat sepenuhnya memahami sistem informasi, seorang manajer harus memahami organisasi secara lebih luas, manajemen dan dimensi-dimensi teknologi informasi dari sistem serta kekuatannya untuk memberi solusi atas masalah dan tantangan dalam lingkungan bisnis”.

Menurut Stoner (1996), “Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan pengendalian.

Menurut Scott dalam Budiman (1996), “SIM adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian


(30)

cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan”.

SIM dipengaruhi oleh banyak disiplin ilmu dengan mengkombinasikan teori-teori pengetahuan komputer, pengetahuan manajemen, dan operasi riset dengan suatu orientasi praktis ke arah pengembangan solusi sistem atas permasalahan nyata dan mengelola sumber-sumber teknologi informasi. Perlu juga diperhatikan isu-isu perilaku yang melingkupi pengembangan, penggunaan, dan dampak sistem informasi yang disebabkan oleh sosiologi, ekonomi dan psikologi. Sistem informasi manajemen dipengaruhi oleh organisasi. Unsur-unsur pokok dari organisasi adalah orang-orang yang berperan di dalamnya, struktur, prosedur pelaksanaan, politik dan budaya (Oetomo, 2002).

Menurut Nisjar dan Winardi (1997), “Secara tradisional, setting keorganisasian, telah dipandang sebagai suatu kombinasi formal yang terdiri dari aktivitas-aktivitas serta tugas-tugas, di mana manajemen menyediakan suatu landasan otoritas dalam bidang perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi”.

Pandangan lebih modern tentang organisasi bahwa ia merupakan sebuah sistem sosial, yang terdiri dari: manusia, teknik-teknik informasi, struktur dan tujuan, dengan manajemen sebagai sumber daya spesifik guna mencapai dan memelihara integritas serta ketahanan sistem melalui performa tanggung jawabnya yang saling berinterelasi.

Lingkungan organisasi sangat menentukan jenis informasi apakah yang harus diberikan oleh suatu sistem informasi, juga tentang bentuk yang diinginkan dari suatu


(31)

informasi, serta tentang bagaimana suatu sistem informasi seharusnya diorganisasi. Dapat dilihat betapa pentingnya peranan informasi sebagai pendukung seluruh kegiatan organisasi dengan tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang tinggi (Siagian, 1999).

Menurut Scott (1996), “Lingkungan suatu organisasi adalah kekuatan-kekuatan ekonomi, budaya, dan politik yang mempengaruhi kehidupan organisasi”.

Pada suatu organisasi yang memiliki manajemen dituntut untuk dapat menjalankan berbagai peranan strategis demi keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

Manajemen adalah suatu proses yang menekankan keterlibatan dan aktivitas yang saling terkait untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Oetomo (2002) menyatakan bahwa: “Manajemen biasanya didefinisikan sebagai empat fungsi manajer, yaitu: 1). Perencanaan, merupakan proses di mana manajer secara matang dan bijaksana memikirkan dan menetapkan sasaran serta tindakan berdasarkan beberapa metode yang diperlukan untuk mencapainya, 2). Pengorganisasian adalah proses untuk menata dan mengalokasikan pekerjaan dan sumber daya manusia serta pendistribusian wewenang, sehingga sasaran organisasi dapat dicapai. Pengorganisasian perlu memperhatikan sasaran organisasi karena sasaran yang berbeda akan memerlukan pengorganisasian yang berbeda pula, 3). Kepemimpinan. Kepemimpinan seorang manajer dapat dilihat dari sejauhmana ia mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan untuk melakukan pekerjaannya, 4). Pengendalian merupakan proses untuk memastikan bahwa aktivitas organisasi yang sedang atau telah berlangsung sudah benar serta sesuai dengan metode dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Manajemen yang sehat di dalam suatu organisasi sangat berpengaruh dalam mendapatkan informasi yang tepat. Manajemen yang tidak baik mengakibatkan


(32)

sistem informasi manajemen tidak lancar sehingga informasi yang didapat tidak lengkap dan dapat berakibat pada kesimpulan yang tidak benar yang pada gilirannya bermuara pada keputusan yang tidak tepat (Siagian, 1999).

Teknologi informasi merupakan salah satu dari sekian banyak alat bantu yang digunakan para manajer untuk menjembatani perubahan. Teknologi informasi (TI) merupakan sebutan lain dari teknologi berbasis komputer, yang dikhususkan untuk pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat bagi organisasi. TI terus mengalami perkembangan baik dari segi bentuk, ukuran, kecepatan, dan kemampuan untuk mengakses multimedia dan jaringan komputer.

“Komputer adalah sebuah alat elektronik yang menyimpan data dan program serta memproses data dengan mengikuti instruksi-instruksi dalam sebuah program sehingga diperoleh output data” (Nickerson, Computers, Harper Collin Publisher, 1992)”.

Menurut Oetomo (2002), “Komputer adalah suatu perangkat elektronika yang bekerja secara otomatis, terintegrasi dan terkordinasi sehingga dengan prosedur tertentu, mengingat (baik masukan maupun hasil proses) dan menampilkan hasil proses tersebut”.

Organisasi yang besar pada umumnya menganut pandangan bahwa penggunaan teknologi informasi sangat berpengaruh dalam kelancaran sistem informasi manajemen yang dibutuhkan oleh organisasi tersebut. Pemakaian teknologi informasi merupakan pilihan yang tepat untuk mendapatkan informasi dalam jumlah yang sangat besar, sangat bervariasi dan digunakan untuk pengambilan keputusan yang sangat beraneka ragam (Siagian, 1999).


(33)

Pemahaman tentang sistem informasi dapat dilakukan melalui pendekatan perilaku dan teknis. Sistem informasi adalah sistem sosioteknis. Walaupun sistem informasi terdiri atas mesin dan perangkat keras teknologi fisik, namun memerlukan investasi intelektual, organisatoris, dan substansial sosial agar dapat bekerja dengan baik. Disiplin ilmu yang berperan dalam pendekatan teknis adalah ilmu pengetahuan komputer, pengetahuan manajemen, dan proyek penelitian. Bagian penting dari sistem informasi berkaitan dengan isu perilaku yang muncul dalam pengembangan pemeliharaan sistem informasi jangka panjang, dan dampak sistem informasi yang disebabkan oleh sosiologi, ekonomi dan psikologi.

I.6. Hipotesis

Sesuai dengan perumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Penerapan sistem informasi manajemen berpengaruh terhadap pelayanan karyawan di Hotel Garuda Plaza Medan.

2. Organisasi, manajemen dan teknologi informasi berpengaruh terhadap kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel Garuda Plaza Medan.


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Fajrin (2008) meneliti dengan judul “Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer terhadap Kinerja Karyawan pada PT Golden Gate Mandiri”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner, dan wawancara. Penelitian ini dilakukan pada seluruh karyawan PT Golden Gate Mandiri yang kerjanya berhubungan atau menggunakan komputer yaitu sebanyak dua puluh orang. Berdasarkan penelitian sarana Sistem Informasi Manajemen yang dimiliki PT Golden Gate Mandiri sampai saat ini untuk mempermudah kebutuhan akan pengolahan data sampai membantu manajer dalam proses pengambilan keputusan bagi perusahaan. Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai analisis korelasi Rank Spearman sebesar 0,73. Ini berarti antara Sistem Informasi Manajemen berbasis komputer dengan Kinerja Karyawan mempunyai hubungan yang cukup kuat atau tinggi. Dari hasil perhitungan menggunakan koefisien determinasi diperoleh kd sebesar 53,29%. Ini berarti kinerja karyawan PT Golden Gate Mandiri yang dipengaruhi oleh Sistem Informasi Manajemen berbasis komputer adalah sebesar 53,29%. Sedangkan sisanya sebesar 46,71% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diukur. Hasil ini telah diuji signifikan atau kecocokan dengan menggunakan uji t satu sisi di mana diperoleh t (hitung) 4,533 lebih besar dari t (tabel) 2,552 pada tingkat signifikan 1%. Hal ini membuktikan


(35)

bahwa hipotesis yang diajukan bahwa apabila perusahaan dapat menerapkan Sistem Informasi Manajemen berbasis komputer yang tepat maka kinerja karyawan akan meningkat, dapat diterima.

Rockiano (2006) meneliti dengan judul “Peningkatan Sistem Informasi Manajemen pada Departemen General Affair dan Quality Control di PT Akso Nobel Raung Resins”. Penelitian ini merupakan studi kasus dan dilakukan pada karyawan Departemen General Affair dan Quality Control di PT Akso Nobel Raung Resins. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner, dan wawancara. Berdasarkan penelitian diperoleh peningkatan yang terjadi setelah penerapan sistem informasi manajemen yaitu dengan kemudahan dokumentasi data, mendapatkan informasi, dan pembuatan laporan kerja. Ini berarti didapatkan KPI untk penerapan sparepart manajemen mencapai 80% dan 75% untuk penerapan finished good manajemen. Hal ini jelas merupakan indikator adanya sistem informasi manajemen (> 60%). Peningkatan yang terjadi juga dinilai berdasarkan database pada aktivitas kerja departemen. Hal ini disebabkan, perusahaan tentu tidak akan menerapkan program database bila tidak memberikan value aded pada aktivitas kerjanya.

II.2. Teori tentang Sistem Informasi Manajemen II.2.1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen (management information system atau sering dikenal dengan singkatannya MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam


(36)

organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen (Pangestu, 2007).

Menurut Loudon (2005) menyatakan bahwa, “SIM (Sistem Informasi Manajemen) dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian”.

Pengolahan data menjadi informasi itu merupakan suatu siklus, yang terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan suatu proses pengumpulan data yang asli dengan cara tertentu, seperti sampling, data transaksi, data warehouse, dan lain sebagainya yang biasanya merupakan proses pencatatan data ke dalam suatu file.

2. Input. Tahap ini merupakan proses pemasukan data dan prosedur pengolahan data ke dalam komputer melalui alat input seperti keyboard. Prosedur pengolahan data itu merupakan urutan langkah untuk mengolah data yang ditulis dalam suatu bahasa pemograman yang disebut program.

3. Pengolahan data. Tahap ini merupakan tahap di mana data diolah sesuai dengan prosedur yang telah dimasukkan. Kegiatan pengolahan data ini meliputi pengumpulan data, klasifikasi (pengelompokan), kalkulasi, pengurutan, penggabungan, peringkasan baik dalam bentuk tabel maupun grafik, penyimpanan dan pembacaan data dari tempat penyimpanan data.


(37)

4. Output. Hasil pengolahan data akan ditampilkan pada alat output seperti monitor dan printer sebagai informasi.

5. Distribusi. Setelah proses pengolahan data dilakukan, maka informasi yang dihasilkan harus segera didistribusikan. Proses pendistribusian ini tidak boleh terlambat dan harus diberikan kepada yang berkepentingan, sebab hasil pengolahan tersebut akan menjdi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau menjadi data dalam pengolahan data selanjutnya.

Secara teori, komputer tidak harus digunakan di dalam SIM, tetapi kenyataannya tidaklah mungkin SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen komputer.

Lebih lanjut, bahwa SIM selalu berhubungan dengan pengolahan informasi yang didasarkan pada komputer (computer-based information processing). SIM merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi. SIM tergantung dari besar kecilnya organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem informasi sebagai berikut (Pangestu, 2007):

1. Sistem informasi akuntansi (accounting information system), menyediakan informasi dari transaksi keuangan.

2. Sistem informasi pemasaran (marketing information system), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.


(38)

3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information system).

4. Sistem informasi personalia (personnel information systems). 5. Sistem informasi distribusi (distribution information systems). 6. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems). 7. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).

8. Sistem informasi analisis kredit (credit analiysis information systems).

9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems).

10. Sistem informasi teknik (engineering information systems).

Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.

Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data).


(39)

Tidak semua informasi berkualitas. Oleh karena itu, sudah seharusnya dilakukan penyaringan terhadap informasi yang beredar atau yang dapat ditangkap.

Menurut Oetomo (2002), “Kualitas informasi ditentukan oleh beberapa faktor: 1). Keakuratan dan teruji kebenarannya. Artinya informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak bias, dan tidak menyesatkan. Kesalahan-kesalahan itu dapat berupa kesalahan perhitungan maupun akibat gangguan (noise) yang dapat mengubah dan merusak informasi tersebut, 2). Kesempurnaan informasi. Untuk mendukung faktor pertama di atas, maka kesempurnaan informasi menjadi faktor penting, di mana informasi disajikan lengkap tanpa pengurangan, penambahan, atau pengubahan, 3). Tepat waktu. Informasi harus disajikan secara tepat waktu, mengingat informasi akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Keterlambatan informasi akan mengakibatkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan, 4). Relevansi. Informasi akan memiliki nilai manfaat yang tinggi, jika informasi tersebut diterima oleh mereka yang membutuhkan, dan menjadi tidak berguna jika diberikan kepada mereka yang tidak membutuhkan, 5). Mudah dan murah. Kini, cara dan biaya untuk memperoleh informasi juga menjadi bahan pertimbangan sendiri. Bilamana cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal, maka orang menjadi tidak berminat untuk memperolehnya, atau mencari alternatif subtitusinya. Biaya mahal yang dimaksud di sini, jika bobot informasi tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan. Dan melalui teknologi internet, kini orang atau perusahaan dapat memperoleh informasi dengan mudah dan murah”.

Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.

Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang


(40)

mengikuti suatu prosedur standar tertentu. Komputer bermanfaat untuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi menajemen melaksanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem pengolahan data. Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida di mana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.

Menurut Sanjoyo (2006), “Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.

II.2.2. Kegunaan/Fungsi Sistem Informasi Manajemen

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang


(41)

bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.

Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara sistem informasi.

2. Menjamin tersedianya kualitas dan ketrampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.

3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan ketrampilan pendukung sistem informasi.

5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.

6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.

7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.

8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan.


(42)

9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.

10.Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.


(43)

11.SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan.

Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:

a. Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing

b. Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.

c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan, atau kegunaan.

Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang rasional yang secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan kepentingan hasilnya, dan memilih alternatif yang membawa kepada hasil yang terbaik/maksimal. Model kuantitatif pengambilan keputusan biasanya adalah model sistem keputusan tertutup.

Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya


(44)

dalam batas yang dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif, kemampuan menangani suatu model keputusan, dan sebagainya.

12.SIM Berdasarkan Aktivitas/Kegiatan Manajemen.

Kegiatan dan proses informasi untuk tiga tingkat adalah saling berhubungan. Contohnya pengendalian inventaris pada tingkatan operasional bergantung pada proses yang tepat dari transaksi; pada tingkat dari pengendalian manajemen, pembuatan keputusan tentang keamanan persediaan dan frekuensi memesan lagi bergantung pada pembetulan ringkasan dari hasil operasi-operasi; pada tingkat strategi, hasil dalam operasi-operasi dan pengendalian manajemen yang dihubungkan pada tujuan-tujuan strategi, saingan tindak tanduk dan sebagainya untuk mencapai strategi inventaris. Tampaknya terdapat kontras tajam antara ciri-ciri informasi untuk perencanaan pengendalian dan taktis berada di tengahnya.

13.Sistem Informasi untuk Pengendalian Operasional.

Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang sudah ditentukan lebih dahulu. Sebagian besar keputusan bisa diprogramkan. Pendukung pemrosesan untuk pengendalian operasi terdiri dari:


(45)

b. Proses laporan. c. Proses pemeriksaan.

Beberapa contoh di bawah ini menggambarkan jenis dukungan keputusan yang dapat dibuat dalam sistem pengendalian operasional:

a. Suatu transaksi penarikan kembali sediaan menghasilkan suatu dokumen transaksi. Pengolahan transaksi juga dapat menyelidiki persediaan yang ada, dan memutuskan apakah suatu pesanan pembelian sediaan harus diadakan. b. Suatu pemeriksaan terhadap file pegawai menjelaskan keperluan untuk suatu

posisi. Komputer menyelidiki file pegawai menggunakan program untuk memilih kandidat secara kasar.

c. Laporan rutin dihasilkan secara periodik. Tetapi suatu aturan keputusan yang diprogramkan dalam suatu prosedur pengolahan laporan bisa menciptakan laporan khusus dalam suatu bidang masalah. Contoh: suatu analisis pesanan yang masih belum dilayani setelah 30 hari.

14.Sistem Informasi untuk Pengendalian Manajemen.

Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh manajer departemen untuk mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional, dan mengalokasi sumber daya. Proses pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi berikut:

1. Pekerjaan yang telah direncanakan (standar, ekspektasi, anggaran, dan lain-lain).


(46)

2. Penyimpangan dari pekerjaan yang telah direncanakan. 3. Sebab penyimpangan.

4. Analisis keputusan atau arah tindakan yang mungkin.

Database untuk pengendalian manajemen terdiri dari dua elemen utama: (1) database dari operasional, dan (2) rencana, anggaran, standar, dll yang mendefinisikan perkiraan tentang pelaksanaan, juga beberapa data eksternal seperti perbandingan industri dan indeks biaya.

Proses untuk mendukung keputusan kegiatan pengendalian manajemen adalah sebagai berikut:

1) Model perencanaan dan anggaran.

2) Program-program laporan penyimpangan. 3) Model-model analisis masalah.

4) Model-model keputusan.

5) Model-model pemeriksaan/pertanyaan.

Keluaran dari sistem informasi pengendalian manajemen adalah: rencana dan anggaran, laporan yang terjadwal, laporan khusus, analisis situasi masalah, keputusan untuk penelaahan, dan jawaban atas pertanyaan.

15.Sistem Informasi untuk Perencanaan Strategis.

Tujuan perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan strategi di mana suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horison waktu untuk


(47)

perencanaan strategis cenderung lama, sehingga perubahan mendasar dalam organisasi bisa diadakan.

Aktivitas perencanaan strategis tidak harus terjadi dalam suatu siklus periode seperti kegiatan pengendalian manajemen. Kegiatan ini memang agak tidak teratur, meskipun beberapa perencanaan strategis bisa dijadwalkan ke dalam perencanaan tahunan dan siklus penganggaran. Beberapa jenis data yang berguna dalam perencanaan strategis menunjukkan ciri data:

a. Prospek ekonomi bagi bidang kegiatan perusahaan dewasa ini. b. Lingkungan politik dewasa ini dan perkiraan masa mendatang

c. Kemampuan dan prestasi organisasi menurut pasaran, negara, dan sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa ini).

d. Proyeksi kemampuan dan prestasi masa mendatang menurut pasaran, negara, dan sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa ini).

e. Prospek bagi industri di daerah lain.

f. Kemampuan saingan dan saham pasar mereka. g. Peluang bagi karya usaha baru.

h. Alternatif strategi.

i. Proyeksi kebutuhan sumber daya bagi alternatif beberapa strategi.

Dukungan sistem informasi untuk perencanaan strategis tidak bisa selengkap seperti bagi pengendalian manajemen dan pengendalian operasional. Namun demikian sistem informasi manajemen dapat memberi bantuan yang cukup pada proses perencanaan strategis, misalnya:


(48)

a. Evaluasi kemampuan yang ada didasarkan atas data internal yang ditimbulkan kebutuhan pengolahan operasional.

b. Proyeksi kemampuan mendatang dapat dikembangkan oleh data masa lampau dan diproyeksikan ke masa mendatang.

c. Data pasar dan persaingan yang mungkin bisa direkam dalam database komputer.

16.SIM Berdasarkan Fungsi Organisasi.

Sistem informasi manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Masing-masing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi untuk membentuk semua proses informasi yang berhubungan dengan fungsinya, walaupun akan menyangkut database, model base dan beberapa program komputer yang biasa untuk setiap subsistem fungsional. Dalam masing-masing subsistem fungsional, terdapat aplikasi untuk proses transaksi, pengendalian operasional, pengendalian manajemen, dan perencanaan strategis.

II.2.3. Pendekatan Sistem Informasi Manajemen

Secara umum, SIM dapat dibagi melalui pendekatan teknis dan perilaku. Pendekatan teknis untuk SIM dipengaruhi oleh disiplin dari berbagai ilmu antara lain:

1. Ilmu pengetahuan komputer yang berkaitan dengan teori-teori komputasi, metoda perhitungan, dan metode penyimpanan data yang efisien, dan akses data.


(49)

2. Pengetahuan manajemen yaitu apa yang diketahui tenteng manajemen lebih menekankan pada pengembangan model untuk pengambilan keputusan dan praktik manajemen.

3. Operasi riset memusatkan perhatian pada teknik matematika untuk mengoptimasi parameter organisasi tertentu seperti transportasi, pengendalian persediaan, dan biaya-biaya transaksi.

Dalam usaha pengembangan pemeliharaan sistem informasi jangka panjang dilakukan pendekatan secara perilaku dengan disiplin-disiplin perilaku yang menekankan konsep dan metode penting, contohnya:

1. Sosiologi, para ahli soiologi mempelajari sistem informasi dengan tujuan mendapatkan pemahaman bagaimana organisasi dan kelompok membentuk pengembangan sistem dan bagaimana sistem mempengaruhi individu, kelompok, dan organisasi.

2. Psikologi, para ahli psikologi mempelajari sistem informasi dengan tujuan mendapat pemahaman bagaimana manusia pembuat keputusan merasa dan menggunakan informasi formal.

3. Ekonomi, para ahli ekonomi mempelajari sistem informasi dengan tujuan meneliti dampak sistem tersebut pada kendali dan struktur biaya dalam perusahaan dan pasar.


(50)

Organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan seorang pimpinan dengan organisasi yang tercipta di perusahaan yang bersangkutan. Jadi keberhasilan perusahaan tergantung pada organisasi terutama struktur organisasi yang dianut. Menurut Boone dan Katz, definisi organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi mencakup 3 (tiga) elemen pokok:

1. Interaksi manusia.

2. Kegiatan yang mengarah pada tujuan. 3. Struktur organisasi itu sendiri.

Kebutuhan perusahaan akan pentingnya peranan organisasi akan disesuaikan dengan seberapa besar anggota perusahaannya. Karena semakin sedikit anggota perusahaan semakin sederhana fungsi-fungsi pengorganisasian yang dilakukan. Demikian juga kalau perusahaan yang mula-mula anggotanya sedikit kemudian berkembang sehingga jumlah anggota terus bertambah semakin banyak maka kebutuhan akan organisasi semakin besar. Misalnya: perusahaan yang memproduksi pakaian jadi, kalau mula-mula hanya mengkhususkan di bidang pakaian jadi wanita maka setelah berkembang dan melihat situasi pasar yang mengakibatkan perlunya perusahaan melakukan diversifikasi produk akan memerlukan tambahan karyawan tidak hanya pada bagian produksi saja tetapi juga bagian penjualan, pemasaran, pembukuan dan lain-lain. Jadi agar lebih jelas dan terarah kewajiban dan wewenang


(51)

masing-masing karyawan perusahaan sesuai dengan tugas dan kemampuannya masing-masing.

Pola organisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Umumnya setiap organisasi formal biasanya mengandung kedua unsur pola tersebut di mana organisasi formalnya yang dijadikan pedoman tegas dalam struktur organisasinya. Sedangkan organisasi informal akan dengan sendirinya muncul karena kebutuhan karyawan untuk bermasyarakat atau bersosialisasi dengan dan berhubungan dengan karyawan yang lain.

Organisasi formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan mempunyai tujuan tertentu yang disadari pula dengan menggunakan sistem tugas, hubungan wewenang, tanggung jawab maupun pertanggungjawaban dirancang oleh manajer agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah disepakati bersama.

Dalam organisasi formal semua hubungan kewenangan maupun responsibility akan terlihat dalam bagan struktur organisasi perusahaan, di mana pada bagan tersebut akan diperlihatkan seberapa besar wewenang maupun tanggung jawab yang hams dipikul untuk masing-masing pekerjaan yang merupakan bagian dari pekerjaan yang lebih besar dengan (sasaran yang tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan).


(52)

Pada bagan struktur organisasi perusahaan ada 4 (empat) hal yang penting untuk dimengerti dan dipahami sehingga dalam menjalankan tugas atau pekerjaan yang telah menjadi bagian masing-masing tidak terjadi kebimbangan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun bagan struktur organisasi adalah wewenang, tanggung jawab, koordinasi maupun pendelegasian wewenang.

Organisasi informal pada struktur organisasi tidak akan terlihat tetapi akan selalu mengikuti keberadaan organisasi formal. Organisasi informal ini keberadaannya tidak direncanakan tetapi terjadi secara otomatis karena hubungan antar perseorangan pada sesama anggota organisasi formal (perusahaan).

Organisasi informal merupakan organisasi yang tercipta karena adanya hubungan antar pribadi yang secara tidak sadar terjadi keberadaannya tanpa didasarkan pada hubungan wewenang formal pada struktur organisasi maupun kesepakatan tujuan bersama. Organisasi informal ini terjadi karena adanya komunikasi antar sesama karyawan yang dengan cepat menyebarkan informasi melalui desas-desus dari mulut ke mulut. Adapun desas-desus itu bisa saja berlebihan, salah, kurang tepat maupun merupakan kebocoran informasi dari atasan yang mungkin benar. Untuk itulah agar organisasi informal bermanfaat bagi perusahaan maka sudah sepantasnya kalau setiap atasan harus bisa menggunakan segi positif keberadaan organisasi informal ini terutama dalam menyampaikan perintah.


(53)

Menurut Laudon dalam Philippus (2005) bahwa, “Organisasi adalah struktur sosial resmi yang stabil yang memiliki sumber-sumber berasal dari lingkungan dan memproses sumber-sumber itu agar menghasilkan output”.

Secara luas sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi. Sistem informasi harus disesuaikan denagn organisasi agar memberi informasi yang dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting pada organisasi. Pada saat yang sama, organisasi harus waspada dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi supaya mendapat keuntungan dari teknologi baru. Interaksi antara teknologi informasi dan organisasi sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor mediasi yang besar, yaitu:

1. Struktur organisasi, prosedur operasi standar, politik, kultur, lingkungan sekitar, dan keputusan manajemen. Menurut Max Weber, Sosiolog Jerman, semua biokrasi modern memiliki pembagian yang jelas mengenai tenaga kerja dan spesialisasi. Organisasi mengatur tenaga ahli dalam sebuah struktur hierarki otoritas di mana setiap orang bertanggung jawab terhadap seseorang dan otoritas terbatas pada tindakan-tindakan tertentu. Hierarki adalah hubungan antara atasan dan bawahan di dalam suatu organisasi, yang menyebabkan adanya rantai komando sehingga menyebabkan adanya pelapisan atau tingkatan personil di dalam suatu organisasi. Hierarki dalam organisasi mempengaruhi sistem informasi dan struktur hierarki merupakan kerangka dasar di mana sistem informasi diorganisasikan.


(54)

2. Prosedur Operasi Standar. Organisasi yang bertahan selama periode waktu tertentu menjadi sangat efisien, menghasilkan jumlah produk dan jasa terbatas dengan mengikuti aturan-aturan standar. Aturan-aturan rutinitas standar ini dikumpulkan menjadi aturan-aturan, prosedur, dan praktik-praktik yang seksama dan rasional yang disebut prosedur standar pengoperasian (PSP) yang dikembangkan untuk dapat mencakup semua situasi yang mungkin dihadapi. 3. Lingkungan adalah tempat organisasi mengambil sumber-sumber dan

menyediakan barang-barang dan jasa ke lingkungan. Organisasi dan lingkungan memiliki hubungan timbal balik. Pada satu sisi, organisasi terbuka dan tergantung pada lingkungan sosial dan fisik di sekitarnya. Lingkungan biasanya berubah secara lebih cepat daripada organisasi. Alasan utama atas kegagalan organisasi adalah ketidakmampuan untuk mengadaptasi perubahan lingkungan yang cepat dan kurangnya sumber-sumber daya khususnya diantara perusahaan-perusahaan muda untuk bertahan pada masa sulit bahkan dalam periode pendek sekalipun (Freeman et al, 1983).

4. Kultur/budaya. Semua organisasi memiliki asumsi-asumsi yang mendasar, tak diragukan lagi, dan tak terungkapkan (oleh anggotanya) yang menentukan sasaran dan produk mereka. Kultur organisasi adalah kumpulan asumsi fundamental mengenai produk apa yang harus dihasilkan organisasi, bagaimana prosesnya, di mana, dan untuk siapa. Umumnya, asumsi-asumsi kultural ini seluruhnya diyakini begitu saja dan jarang diutarakan secara publik (Schein, 1985).


(55)

5. Keputusan manajemen. Pada organisasi pengambilan keputusan oleh para manajer penting dilakukan dalam usaha mengubah organisasi agar sesuai dengan teknologi atau mengatur baik teknologi maupun organisasi untuk mendapatkan kesesuaian yang optimal.

6. Politik. Para anggota organisasi menduduki beragam posisi dengan beragam spesialisasi, perhatian, dan perspektif. Akibatnya mereka memiliki susut pandang yang berbeda mengenai bagaimana sumber-sumber, penghargaan dan hukuman dilaksanakan. Perbedaan-perbedaan ini menjadi persoalan bagi manajer dan karyawan, dan hasilnya adalah pergolakan politik, persaingan, dan konflik di dalam organisasi.

II.2.5. Pengertian Manajemen

Definisi manajemen menurut Lee dalam Sanjoyo (2006) adalah, “Ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dengan memanfaatkan alat yang tersedia semaksimum mungkin. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa dalam mencapai tujuan perusahaan harus memperhatikan secara optimal terhadap kepentingan-kepentingan yang menyangkut kepentingan konsumen (penanam) modal, anggota perusahaan (karyawan), pemerintah, masyarakat dan supplier. Fungsi manajemen merupakan perincian dan kegiatan yang dilakukan oleh


(56)

seorang manajer dalam mengelola perusahaan, di mana secara garis besar fungsi manajemen dibagi menjadi 5 (lima) bagian yaitu:

a. Planning. b. Organizing. c. Directing. d. Coordinating. e. Controlling.

a. Planning (perencanaan)

Planning adalah suatu fungsi pemilihan alternatif melalui suatu proses yang rasional untuk mengambil keputusan terhadap objective perusahaan, policy, program maupun prosedur untuk memperbaikinya. Fungsi planning dalam manajemen merupakan fungsi dasar dari fungsi-fungsi yang lainnya, karena perencanaan merupakan tujuan, arah, strategi, aturan maupun program yang akan selalu menjadi bagian penting dari pelaksanaan fungsi, manajemen yang lainnya.

b. Organizing (pengorganisasian)

Fungsi pengorganisasian adalah kegiatan dalam menentukan macam kegiatan beserta jumlah kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan maupun pengelompokan kegiatan-kegiatan beserta orang-orangnya yang sesuai dengan kegiatannya disertai adanya pendelegasian wewenang. Ada empat bagian penting yang perlu diketahui dalam pengorganisasian, yaitu:


(57)

a. Staffing, merupakan suatu kegiatan yang melakukan pembagian kelompok-kelompok kerja menurut jenisnya beserta pengisian orang-orang yang sesuai dengan keahliannya.

b. Delegation of Authority, yaitu pendelegasian wewenang dari seorang atasan kepada bawahannya sesuai dengan struktur organisasi maupun kedudukan bawahan/kemampuan bawahan.

c. Departementasi, yaitu pengelompokan kegiatan-kegiatan yang sejenis untuk kemudian dipisahkan dengan kegiatan yang lainnya di mana di antara pengelompokan kegiatan tersebut tetap terjalin koordinasi dalam bekerja sama. d. Personalia, kepegawaian ini sangat penting dalam hubungannya dengan para

bawahan baik hubungan yang bersifat formal (sesuai dalam struktur organisasi) maupun informal (timbul karena kebutuhan sosialisasi di dalam anggota).

c. Directing

Directing atau pengarahan adalah kegiatan yang khususnya ditujukan untuk mengatasi dan mengarahkan bawahan sehingga seorang pimpinan secara manusiawi bisa mengikat bawahan untuk bekerja sama secara sukarela menyumbangkan tenaganya seefisien dan seefektif mungkin untuk mencapai tujuan organisasi.

d. Koordinasi

Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan seorang manajer agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan perbedaan kegiatan sehingga bisa tercapai tujuan organisasinya. Agar koordinasi terlaksana, setelah


(58)

manajer melakukan fungsi perencanaan, pengarahan dan pengorganisasian maka seorang manajer harus dapat menciptakan suasana atau lingkungan kerja yang mendorong terlaksananya koordinasi, misalnya: memberikan latihan dan training, memilih karyawan yang trampil, menciptakan suasana kerja yang nyaman dan sebagainya. Dan yang lebih penting adalah adanya kesadaran para karyawan tentang pentingnya koordinasi yang diperlukan guna mencapai tujuan organisasi yang juga akan berarti tercapainya tujuan pribadi masing-masing karyawan.

e. Controlling (pengawasan)

Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir yang akan dilakukan manajer guna melengkapi fungsi yang sudah dilakukan lebih dahulu. Pengawasan merupakan fungsi yang bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan jika terjadi penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan perencanaan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan fungsi biasanya dilakukan dengan cara membandingkan segala sesuatu yang dijalankan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Fungsi pengawasan mempunyai 3 (tiga) kegiatan yang harus dilakukan:

1. Menetapkan standar yang dipakai.

Standar ditetapkan berdasarkan pada kemampuan seorang bekerja secara normal baik normal secara kualitatif (normal menurut pendapat umum, langsung, pimpinan) maupun normal secara kuantitatif (bisa diukur melalui standar jam kerja, pendapatan, investasi).


(59)

2. Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standar. 3. Melakukan koreksi.

Dalam mengkoreksi di sini sudah ditelaah masalah-masalah yang dihadapi, analisa dan pemilihan alternatif yang memungkinkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan kegiatan.

II.2.6. Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi informasi adalah suatu teknolgi yang digunakan untuk mengolah data termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu yang diperlukan untuk keperluan pribadi, bisnis dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

Menurut William dan Sawyer (2003), “Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (computer) dengan jalur komunikasi yang membawa data, suara ataupun video”.

Teknologi informasi ini merupakan subsistem dari sistem informasi terutama dalam tinjauan dari sudut pandang teknologinya. Teknologi informasi merupakan salah satu dari sekian banyak alat bantu yang digunakan para manajer untuk menjembatani perubahan. Teknologi informasi (TI) merupakan sebutan lain dari teknologi berbasis komputer, yang dikhususkan untuk pengolahan data menjadi


(60)

informasi yang bermanfaat bagi organisasi. TI terus mengalami perkembangan baik dari segi bentuk, ukuran, kecepatan, dan kemampuan untuk mengakses multimedia dan jaringan komputer.

Komputer adalah sebuah alat elektronik yang menyimpan data dan program serta memproses data dengan mengikuti instruksi-instruksi dalam sebuah program sehingga diperoleh output data (Nickerson, Computers, Harper Collin Publisher, 1992).

Mnurut Oetomo (2002), “Komputer adalah suatu perangkat elektronika yang bekerja secara otomatis, terintegrasi dan terkordinasi sehingga dengan prosedur tertentu, mengingat (baik masukan maupun hasil proses) dan menampilkan hasil proses tersebut”.

Elemen-elemen yang ikut membangun infrastruktur teknologi adalah:

1. Perangkat keras komputer. Secara garis besar perangkat keras komputer terdiri dari empat bagian, antara lain: peranti input, yaitu peranti yang berfungsi sebagai alat untuk memasukkan data dan instruksi, seperti keyboard, mouse dan sebagainya, Peranti process, yaitu peranti yang melakukan operasi pengolahan terhadap data berdasarkan instruksi yang diberikan, misalnya CPU (Central Processing Unit), Peranti output, yaitu peranti yang berfungsi untuk menampilkan hasil pengolahan data, misalnya monitor, printer dan lain-lain, Peranti storage, yaitu peranti yang berfungsi untuk mengingat atau menyimpan masukan dan keluaran untuk kebutuhan di masa mendatang, misalnya RAM (Random Acces


(61)

Memory) sebagai pengingat utama serta disket, harddisk dan CD-ROM (Compact Disk read-only memory) sebagai pengingat sekunder.

2. Perangkat lunak komputer, terdiri dari rincian intruksi praprogram yang mengendalikan dan mengkoordinasi perangkat keras komponen komputer di dalam sebuah sistem informasi. Ada 2 (dua) jenis utama perangkat lunak, yaitu perangkat lunak untuk sistem adalah sekumpulan program yang sudah dibakukan untuk mengelola sumber-sumber komputer, seperti prosesor utama, hubungan komunikasi, dan perangkat-perangkat periperial, sedangkan perangkat lunak aplikasi menggambarkan program yang dibuat untuk atau oleh pengguna komputer untuk tujuan khusus, contohnya perangkat lunak untuk memproses pesanan atau membuat daftar surat.

3. Teknologi penyimpanan meliputi media fisik untuk penyimpana data, seperti tape atau disk optik dan magnetis, dan untuk mengatur organisasi data pada media fisik ini.

4. Teknologi komunikasi, terdiri dari perangkat lunak dan alat fisik yang menghubungkan berbagai bagian perangkat keras dan perpindahan data dari satu lokasi fisik ke lokasi fisik yang lain.

5. Jaringan. Sebagian besar sistem informasi yang digunakan memerlukan jaringan dan teknologi komunikasi. Telekomunikasi adalah komunikasi informasi dalam bentuk elektronik, biasanya dilaksanakan secara jarak jauh. Jaringan telekomunikasi terdiri dari beragam komponen perangkat lunak dan perangkat keras yang harus bekerja bersama untuk mengirimkan informasi. Beragam


(62)

komponen dalam jaringan bisa berkomunikasi dengan mengikuti aturan tertentu sehingga mereka bisa “berbicara” satu sama lain.

II.3. Teori tentang Pelayanan

II.3.1. Pengertian Pelayanan dan Pelayanan Publik

Menurut Kotler (2000), “Pelayanan merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”.

Menurut Umar (2003), “Pelayanan secara umum adalah rasa menyenangkan yang diberikan kepada orang lain disertai kemudahan-kemudahan dan memenuhi segala kebutuhan mereka”.

Sedangkan Payne (2000) menyatakan bahwa, “Pelayanan adalah rasa menyenangkan atau tidak menyenangkan yang oleh penerima pelayanan pada saat memperoleh pelayanan”.

Payne juga mengatakan bahwa pelayanan pelanggan mengandung pengertian:

1. Segala kegiatan yang dibutuhkan untuk menerima, memproses, menyampaikan dan memenuhi pesanan pelanggan dan untuk menindak lanjuti setiap kegiatan yang mengandung kekeliruan.

2. Ketepatan waktu dan reliabilitas penyampaian jasa kepada pelanggan sesuai dengan harapan mereka.


(63)

3. Serangkaian kegiatan yang meliputi semua bidang bisnis yang terpadu untuk menyampaikan produk-produk dan jasa tersebut sedemikian rupa sehingga dipersepsikan memuaskan oleh pelanggan dan merealisasikan pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

4. Total pesanan yang masuk dan seluruh komunikasi dengan pelanggan.

5. Penyampaian produk kepada pelanggan tepat waktu dan akurat dengan segala tindak lanjut serta tanggapan keterangan yang akurat.


(1)

Asymp. Sig. (2-tailed) .075 a Test distribution is Normal.


(2)

Pengujian Hipotesis Kedua

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered Variables Removed Method

1

Teknologi_Informasi, Organisasi, Manajemen(a) . Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Sistem_Informasi_Manajemen

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .815(a) .664 .648 2.17000

a Predictors: (Constant), Teknologi_Informasi, Organisasi, Manajemen b Dependent Variable: Sistem_Informasi_Manajemen

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 587.010 3 195.670 41.553 .000(a)

Residual 296.661 63 4.709

Total 883.672 66


(3)

b Dependent Variable: Sistem_Informasi_Manajemen

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.327 1.219 4.369 .000

Organisasi .407 .176 .254 2.305 .024 .437 2.286

Manajemen .461 .178 .346 2.598 .012 .300 3.331

Teknologi_Info

rmasi .350 .151 .293 2.327 .023 .335 2.981


(4)

-2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Residual

0 2 4 6 8 10 12 14

Fre

qu

e

nc

y

Mean = 1.43E-16 Std. Dev. = 0.977 N = 67

Dependent Variable: Sistem_Informasi_Manajemen Histogram


(5)

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 E x p e c te d C u m P ro b

Dependent Variable: Sistem_Informasi_Manajemen Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

-1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value -4 -2 0 2 4 R e g res si o n S tu d en ti z ed R e si d u al

Dependent Variable: Sistem_Informasi_Manajemen Scatterplot


(6)

Lampiran 6. Uji Npar

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 67

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation 2.12011075

Most Extreme Differences Absolute .132

Positive .132

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z 1.080

Asymp. Sig. (2-tailed) .194

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.