PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI GAYA GESEK (Penelitian Mixed Method pada Siswa Kelas V SD Negeri Cigentur dan SD Negeri Cimuncang Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang).

(1)

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI

PADA MATERI GAYA GESEK

(Penelitian Mixed Method pada Siswa Kelas V SD Negeri Cigentur dan SD Negeri Cimuncang Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Hania Wahdatul Fuad 0903267

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

2013


(2)

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

SEKOLAH DASAR KELAS V MELALUI PEMBELAJARAN

INKUIRI PADA MATERI GAYA GESEK

(Penelitian Mixed Method pada Siswa Kelas V SD Negeri Cigentur dan SD Negeri Cimuncang Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang)

Oleh

Hania Wahdatul Fuad

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

© Hania Wahdatul Fuad 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pemecahan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Batasan Istilah ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ... 8

B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 9

1. Tujuan Pembelajaran IPA ... 9

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA ... 10

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA... 11

C. Keterampilan Proses Sains ... 12

D. Hasil Belajar ... 15

E. Model Pembelajaran Inkuiri ... 15

1. Pengertian ... 15

2. Karakteristik ... 16

3. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri ... 16

4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri... 17

F. Gaya Gesek ... 18


(4)

ii

H. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Metode dan Strategi Penelitian ... 22

1. Metode Penelitian... 22

2. Strategi Penelitian ... 23

B. Subjek Penelitian ... 24

1. Populasi ... 24

2. Sampel ... 24

C. Prosedur Penelitian... 24

D. Instrumen Penelitian... 26

1. Data Kuantitatif ... 26

2. Data Kualitatif ... 26

E. Validasi Instrumen ... 26

1. Validitas Instrumen ... 26

2. Reliabilitas ... 27

3. Tingkat Kesukaran ... 28

4. Daya Pembeda ... 29

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 30

1. Data Kualitatif ... 30

2. Data Kuantitatif ... 31

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Data Hasil Penelitian ... 33

1. Data Kuantitatif ... 32

2. Data Kualitatif ... 43

B. Pengujian Hipotesis ... 46

C. Pembahasan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(5)

iii

DAFTAR TABEL Tabel

2.1Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Kelas V

Semester 2 Materi Gaya Gesek ... 12

2.2Keterampilan Proses dan Ciri-cirinya ... 13

3.1Makna koefisien korelasi product moment ... 27

3.2Makna koefisien korelasi product moment ... 28

3.3Kriteria tingkat kesukaran ... 28

3.4Tingkat kesukaran soal keterampilan proses sains ... 29

3.5Tingkat kesukaran soal hasil belajar ... 29

3.6Kriteria daya pembeda ... 29

3.7Daya pembeda soal keterampilan proses sains ... 30

3.8Daya pembeda soal hasil belajar ... 30

4.1Data Pretest Keterampilan Proses Sains ... 33

4.2Data Posttest Keterampilan Proses Sains ... 35

4.3Data Pretest Hasil Belajar ... 38

4.4Data Posttest Hasil Belajar ... 40

4.5Hasil Observasi di SDN Cigentur dan SDN Cimuncang ... 44

4.6Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains ... 47

4.7Rata-rata skor Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains... 48

4.8Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar ... 49


(6)

iv

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1Gaya gesek terjadi ketika menarik benda... 18

2.2Gaya gesek terjadi ketika mendorong lemari ... 19

3.1Strategi Triangulasi Konkuren ... 23

3.2Alur Penelitian ... 25

3.3Rumus Kolmogorov-Smirnov ... 31

3.4Rumus Levene’s test ... 31

3.5Rumus Mann-Whitney ... 32

3.6Rumus Uji T ... 32

3.7Rumus korelasi ... 32

4.1Hasil Catatan Lapangan SDN Cigentur ... 43


(7)

v

DAFTAR DIAGRAM Diagram

4.3Normalitas Data Pretest Keterampilan Proses Sains ... 37

4.4Normalitas Data Posttest Keterampilan Proses Sains ... 37

4.5Normalitas Data Pretest Hasil Belajar ... 42


(8)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 55

Lampiran B : Instrumen Tes ... 70

1. Soal Keterampilan Proses Sains dan Kunci Jawaban ... 71

2. Soal Tes Hasil Belajar dan Kunci Jawaban... 74

3. Penskoran Soal Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar ... 75

Lampiran C : Instrumen Non Tes ... 76

1. Observasi Aktivitas Siswa... 77

2. Catatan Lapangan ... 80

Lampiran D : Hasil Uji Coba Instrumen ... 81

1. Validitas Tes Keterampilan Proses Sains ... 83

2. Reliabilitas Tes Keterampilan Proses Sains ... 83

3. Tingkat Kesukaran Tes Keterampilan Proses Sains... 83

4. Daya Pembeda Tes Keterampilan Proses Sains ... 83

5. Validitas Tes Hasil Belajar ... 85

6. Reliabilitas Tes Hasil Belajar ... 85

7. Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar ... 85

8. Daya Pembeda Tes Hasil Belajar ... 85

Lampiran E : Data Hasil Penelitian ... 86

1. Data Hasil Tes Awal dan Akhir ... 87

2. Analisis Data Hasil Tes Awal dan Akhir ... 125

3. Data Hasil Observasi ... 126

4. Catatan Lapangan ... 130

5. Dokumentasi ... 131

Lampiran F : Tabel Statistik ... 137

1. Normalitas Data Pretest Keterampilan Proses Sains ... 138

2. Normalitas Data Posttest Keterampilan Proses Sains ... 138

3. Normalitas Data Pretest Hasil Belajar ... 139


(9)

vii

Lampiran G : Surat-surat ... 140

1. Surat Pengangkatan Pembimbing Penulisan Skripsi ... 141

2. Surat Izin Penelitian dari perguruan Tinggi ... 142

3. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SD ... 144


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini semakin diperkuat dalam pasal 31 Undang-undang Dasar 1945 yang mengatur tentang pendidikan. Bahkan dalam pasal 31 ayat 1 ini disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Bahkan dalam Islam pun mencari ilmu merupakan suatu kewajiban.

Pendidikan sudah didapatkan oleh seorang anak dari orang tuanya sejak dia lahir. Namun, secara formal seorang anak akan mendapatkan pendidikan di sekolah. Salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah dasar (SD) adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam sekitar, sehingga sangat penting bagi seorang anak untuk memahami peristiwa-peristiwa tersebut.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menurut Standar Isi Kurikulum 2006, bertujuan untuk.

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.


(11)

2

Tercapainya tujuan pembelajaran biasanya dapat dilihat dari hasil belajar siswa setelah pembelajaran dilakukan. Namun, hasil belajar hanya salah satu indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan dan pemahaman konsep. Berdasarkan tujuan IPA yang telah disebutkan, dapat dilihat bahwa pembelajaran IPA tidak hanya mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA tapi juga mengembangkan berbagai keterampilan diantaranya keterampilan proses sains, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan berpikir kreatif. Seperti yang disampaikan oleh Bundu (2006: 11) bahwa IPA secara garis besar memiliki tiga komponen yaitu, proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap ilmiah. Ketiga komponen ini tidak bisa dipisahkan, karena dalam proses ilmiah terdapat langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk memahami suatu peristiwa sehingga menghasilkan suatu produk ilmiah berupa teori, hukum, dan lainnya yang harus didukung oleh sikap ilmiah berupa keinginan, kehati-hatian dalam mencari dan mengembangkan suatu pengetahuan. Kebanyakan di sekolah dasar belum benar-benar mengembangkan keterampilan proses sains. Dengan tidak adanya sistem penilaian terhadap keterampilan proses sains sulit mengetahui sejauh mana keterampilan proses sains yang dimiliki siswa. Sehingga perlu dikembangkannya penilaian terhadap keterampilan proses sains siswa.

Keterampilan proses sains (KPS) menurut Bundu (2006: 12) “merupakan sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya.” Selanjutnya, Trianto (2012: 148) mengemukakan bahwa Keterampilan proses sains perlu dikembangkan dalam pembelajaran IPA karena berperan untuk.

1. Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya

2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan 3. Meningkatkan daya ingat

4. Memberikan kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu 5. Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.

Keterampilan proses sains yang harus dikembangkan dalam diri siswa terdiri dari berbagai jenis keterampilan. Banyak diantara para ahli yang mengemukakan macam-macam keterampilan tersebut, diantaranya Carin dan


(12)

3

Evan yang mengemukakan 12 macam keterampilan proses, Hadiat yang mengemukakan sembilan macam keterampilan proses (Bundu, 2006: 23), dan Harlen yang mengemukakan lima macam keterampilan proses (Bundu, 2006: 24). Selain itu, terdapat keterampilan proses sains yang dirangkum dari berbagai sumber khususnya Wynne Harlen dengan modifikasi hasil penelitian Dahar dan Rustaman yang terdiri dari 11 keterampilan proses, yaitu „observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, berkomunikasi, dan

melaksanakan percobaan‟ (Rustaman, 2011: 1.28-1.30). Sedangkan keterampilan proses yang akan diukur dalam penelitian ini adalah observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, dan menggunakan alat/bahan.

Untuk mengembangkan keterampilan proses sains ini diperlukan suatu model pembelajaran yang mendukung dan dapat mengarahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran inkuiri. Hal ini sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006, yang menyebutkan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilakukan secara inkuiri.

Pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2008: 196) adalah “rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan.” Langkah-langkah pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2008: 201) yaitu.

1. Orientasi

2. Merumuskan masalah 3. Mengajukan hipotesis 4. Mengumpulkan data 5. Menguji hipotesis

6. Merumuskan kesimpulan

Selain itu, Sanjaya (2008: 196) juga mengemukakan beberapa karakteristik dari pembelajaran inkuiri yaitu.

1. Menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).


(13)

4

3. Tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Berdasarkan karakteristik tersebut, bisa dilihat bahwa pembelajaran inkuiri ini benar-benar memaksimalkan keaktifan siswa dalam mencari dan menemukan jawaban dari suatu permasalahan. Dengan menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran dan kegiatan yang menekankan pada keaktifan siswa, maka model pembelajaran inkuiri ini dianggap mampu untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Di lingkungan sekolah dasar, siswa masih sangat membutuhkan bimbingan guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran inkuiri ini siswa tidak bisa dilepaskan begitu saja, namun dengan bimbingan guru dalam mencari dan menemukan suatu konsep.

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dilaksanakan suatu penelitian yang berjudul Pengembangan Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Dasar Kelas V melalui Pembelajaran Inkuiri pada Materi Gaya Gesek.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, muncul suatu rumusan masalah umum yaitu adakah perkembangan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa SD kelas V melalui pembelajaran inkuiri pada materi gaya gesek?. Secara khusus rumusan masalah dari kegiatan penelitian ini adalah. 1. Adakah peningkatan keterampilan proses sains siswa SD kelas V setelah

diterapkan pembelajaran inkuiri pada materi gaya gesek?

2. Adakah peningkatan hasil belajar siswa SD kelas V setelah diterapkan pembelajaran inkuiri pada materi gaya gesek?

3. Bagimana hubungan antara keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa?

C. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan di atas, diperlukan pemecahan masalah untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa SD


(14)

5

kelas V dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains tersebut. Model pembelajaraan inkuiri ini memiliki beberapa tahapan, seperti yang disampaikan oleh Sanjaya (2008:201) yaitu sebagai berikut.

1) Orientasi

Pada langkah ini guru mengondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan siswa pada kegiatan-kegiatan pembelajaran.

2) Merumuskan masalah

Pada langkah ini guru memberikan sebuah topik yang akan dipelajari kepada siswa, kemudian siswa merumuskan sendiri rumusan masalah berdasarkan topik tersebut dengan bimbingan dari guru.

3) Merumuskan hipotesis

Pada langkah ini siswa harus mampu untuk memperkirakan jawaban (berhipotesis) dari permasalahan yang dikaji. Hal ini bisa dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk memperkirakaan jawaban dari permasalahan tersebut.

4) Mengumpulkan data

Mengumpulkan data merupakan kegiatan mencari dan menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji perkiraan jawaban (hipotesis) yang telah diajukan. Pada langkah ini, guru bertugas mendorong siswa untuk berpikir mencari jawaban yang dibutuhkan.

5) Menguji hipotesis

Melalui informasi yang telah diperoleh siswa saat pengumpulan data, siswa bisa menentukan jawaban sebenarnya dari permasalahan yang diajukan. 6) Merumuskan kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, siswa dapat merumuskan sendiri kesimpulan dari permasalahan yang akan dipecahkan. Dalam proses ini, guru harus membimbing siswa sehingga kesimpulan terfokus pada permasalahan yang akan dipecahkan tersebut.


(15)

6

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui adakah perkembangan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa SD kelas V melalui pembelajaran inkuiri pada materi gaya gesek. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui.

1. Adanya peningkatan keterampilan proses sains siswa SD kelas V setelah diterapkan pembelajaran inkuiri pada materi gaya gesek.

2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa SD kelas V setelah diterapkan pembelajaran inkuiri pada materi gaya gesek.

3. Bagaimana hubungan antara keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah. 1. Bagi siswa

a. Memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan membuat siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b. Pembelajaran ini dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa untuk membuat siswa lebih paham akan apa yang dipelajarinya.

2. Bagi guru

Penelitian ini bisa dipakai sebagai bahan rujukan bagi guru dalam pembelajaran IPA untuk mengembangkan kemampuan KPS siswa melalui pembelajaran inkuiri.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah dalam kegiatan pembelajaran.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini membuat peneliti memahami lebih jauh tentang bagaimana mengembangkan keterampilan proses sains siswa SD kelas V pada materi gaya gesek melalui pembelajaran inkuiri.


(16)

7

F. Batasan Istilah

1. Model pembelajaran inkuiri adalah „suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan

sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.‟ Langkah-langkah pembelajaran inkuiri yaitu observasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. (Sanjaya, 2008)

2. Keterampilan Proses Sains adalah „sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan

pengembangan ilmu itu selanjutnya.‟ Keterampilan proses yang dirangkum dari berbagai sumber khususnya Wynne Harlen dengan modifikasi hasil

penelitian Dahar dan Rustaman, terdiri dari „observasi, klasifikasi, interpretasi,

prediksi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, berkomunikasi, dan

melaksanakan percobaan‟ (Rustaman, 2011:1.28-1.30).

Dalam penelitian ini, keterampilan proses yang akan diukur adalah observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, dan menggunakan alat/bahan.

3. Hasil belajar adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai.

4. Gaya gesek adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua permukaan benda yang saling bersentuhan. Gaya gesek dapat diperbesar dan diperkecil tergantung pada kasar dan halusnya permukaan benda yang bersentuhan.

5. Mixed method merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau


(17)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Strategi Penelitian

Metode dan Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan keterampilan proses sains siswa dan hasil belajar siswa SD kelas V melalui pembelajaran inkuiri pada materi gaya gesek. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian metode campuran (mixed method). Menurut Creswell (2010: 5) “penelitian metode campuran adalah penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif.”

Pengertian metode penelitian campuran yang lain disampaikan oleh Creswell dan Clark (Creswell, 2008: 552) adalah sebuah prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mencampurkan baik penelitian kuantitatif dan kualitatif dan metode dalam suatu studi tunggal untuk memahami masalah suatu penelitian. Seperti disebutkan dalam teks aslinya “a mixed methods research design is a procedure for collecting, analyzing, and “mixing” both quantitative and qualitative research and methods in a single study to understand a researh problem.”

Jadi, penelitian metode campuran (mixed methods) adalah penelitian yang mengombinasikan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif untuk memahami masalah dari suatu penelitian.

Aspek penting dalam merancang prosedur-prosedur penelitian metode

campuran menurut Creswell (2010: 308) terdiri dari “timing (waktu), weighting

(bobot), mixing (pencampuran), dan teorizing (teorisasi)”.

Timing (waktu) penelitian harus dipertimbangkan dengan matang, apakah data kualitatif atau data kuantitatif yang dikumpulkan terlebih dahulu. Selain itu perlu dipertimbangkan pengumpulan data dilakukan pada saat yang bersamaan atau tidak.


(18)

23

Weighting (bobot) juga perlu dipertimbangkan. Bobot data kualitatif seimbang dengan data kuantititatif atau terdapat data yang lebih diprioritaskan.

Pencampuran (mixing) bisa saja kedua data ditulis secara terpisah tapi tetap dihubungkan satu sama lain secara implisit. Selain itu kedua data juga bisa dihubungkan selama tahap penelitian. Atau dengan menancapkan (embedding) data sekunder ke dalam data primer dalam penelitian.

Penelitian ini melibatkan kelas V di dua sekolah dasar (SD) di Kecamatan Tanjungkerta. Pada kelas tersebut diberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa. Selanjutnya dilakukan pembelajaran materi gaya gesek melalui pembelajaran inkuiri untuk mengukur keterampilan proses sains siswa. Terakhir dilakukan tes akhir (posttest) pada kelas tersebut untuk melihat perkembangan keterampilan proses sains siswa.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang digunakan adalah strategi triangulasi konkuren. Menurut Creswell (2010: 320) dalam strategi konkuren “peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren (dalam satu waktu), kemudian membandingkan dua database ini untuk mengetahui apakah ada konvergensi, perbedaan-perbedaan, atau beberapa kombinasi.” Bentuk strategi penelitiannya adalah sebagai berikut.

KUAN KUAL

KUAN Pengumpulan

Data

KUAL Pengumpulan

Data

KUAN Analisis

Data

Hasil-hasil Data yang Dikomparasikan KUAL

Analisis Data

Gambar 3.1

Strategi Triangulasi Konkuren (Creswell, 2010: 314)


(19)

24

Pada bentuk strategi ini terlihat bahwa pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif dilakukan pada waktu yang sama. Data yang sudah terkumpul dianalisis hingga pada akhirnya terjadi pencampuran data kualitatif dan kuantitatif pada tahap interpretasi dan pembahasan.

B. Subjek Penelitian

Penentuan subjek penelitian dilakukan melalui pemilihan populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek yang diteliti pada suatu penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V di Kecamatan Tanjungkerta yang peringkat sekolahnya termasuk dalam kelompok tinggi.

2. Sampel

Pada penelitian ini ditentukan jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi. Sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan untuk memudahkan penelitian. Penentuan sampel dilakukan secara acak, sehingga terpilih dua SD yaitu Sekolah Dasar Negeri Cigentur dan Sekolah Dasar Negeri Cimuncang di Kecamatan Tanjungkerta.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menurut Sugiyono (2010: 30) terdiri dari rumusan masalah, landasan teori, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, serta kesimpulan dan saran. Penelitian ini terdiri dari lima tahapan, yaitu tahap studi pendahuluan, tahap validasi data, tahap implementasi pembelajaran, tahap pengolahan data, dan kesimpulan. Pada tahap studi pendahuluan, dilakukan pemilihan materi pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian, kemudian dilakukan strategi model pembelajaran, dan yang terakhir dilakukan penyusunan instrumen penelitian. Pada tahap selanjutnya dilakukan validasi instrumen penelitian yang meliputi pengujian validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari instrumen yang digunakan. Setelah diketahui hasilnya dilakukan revisi terhadap instrumen tersebut.


(20)

25

Tahap implementasi pembelajaran dimulai dengan memberikan tes awal pada siswa sampel untuk mengetahui kemampuan awal dari siswa. Setelah diketahui kemampuan awal siswa, dilakukan pembelajaran materi gaya gesek melalui pembelajaran inkuiri. Kegiatan akhir pada tahap implementasi yaitu melakukan tes akhir untuk mengetahui perkembangan keterampilan proses sains siswa setelah kegiatan pembelajaran.

Pengolahan data dilakukan terhadap hasil kegaiatan pembelajaran yang terdiri dari tes awal, pembelajran, dan tes akhir. Setelah diperoleh hasil dari penelitian dilakukan kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan. Adapun alur penelitian digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.2 Alur Penelitian Studi

Pendahuluan

Pemilihan materi pembelajaran

Mendesain model pembelajaran

Penyusunan Instrumen

Validasi Data

Pengujian Instrumen

Analisis Instrumen

Revisi Instrumen

Implementa si

Pretest

Tindakan

Postest

Pengolaha n Data

Analisis Data Kuantitatif

Analisis Data Kualitatif

Kesimpula n

Perkembangan Keterampilan Proses Sains


(21)

26

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Data Kuantitatif

Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan lembar tes keterampilan proses sains dan lembar tes hasil belajar. Lembar tes keterampilan proses sains dan lembar tes hasil belajar tidak begitu saja diberikan, namun dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dari soal tersebut. Hal yang pertama dilakukan adalah mengkonsultasikan soal tersebut kepada ahli yang dalam hal ini adalah dosen. Setelah dikonsultasikan pada dosen baru kemudian dilakukan uji coba instrumen soal tersebut. Setelah uji coba dilakukan, terbentuklah soal keterampilan proses sains yang terdiri dari enam soal pilihan ganda beralasan dan soal hasil belajar yang terdiri dari lima soal.

2. Data Kualitatif

Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan dan lembar observasi aktivitas siswa. Hal ini dilakukan untuk mendukung data kualitatif sehingga lebih akurat. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang tidak terduga yang terjadi selama pembelajaran. Sedangkan lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

E. Validasi Instrumen

Validasi instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dari instrumen keterampilan proses sains dan hasil belajar.

1. Validitas instrumen

Cara yang digunakan untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang akan digunakan adalah dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar (Mulyasa, 2009: 58)

rxy

=

�∑ − ∑ (∑ )


(22)

27

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

N = Banyaknya peserta tes X = Nilai hasil uji coba

Y = Nilai rata-rata ulangan harian siswa

Setelah diketahui koefisien korelasi antara X dan Y, selanjutnya adalah menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi dengan menggunakan kriteria sebagai berikut (Mulyasa, 2009:59).

Tabel 3.1

Makna koefisien korelasi product moment

Angka korelasi Makna

0,800 – 1,000 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,000 – 0,200 Sangat rendah

Hasil dari uji coba menunjukkan bahwa secara keseluruhan koefisien korelasi dari soal keterampilan proses sains yang dibuat adalah 0,75 yang berarti validitas instrumen tes keterampilan proses sains ini tinggi berdasarkan Tabel 3.1. koefisien korelasi dari soal hasil belajar yang dibuat adalah 0,74 yang berarti validitas instrumen tes hasil belajar ini tinggi.

2. Reliabilitas

Perhitungan reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien alpha (α) (Mulyasa, 2009: 114) sebagai berikut.

r11 =

−1

(1

Σ� ²

��²

)

Keterangan:

r11 = reliabilitas soal

k = jumlah soal

S1² = jumlah varian dari skor soal

St² = jumlah varian dari skor total

Koefisien korelasi reliabilitas ini menggunakan koefisien korelasi product moment, sebagai berikut.


(23)

28

Tabel 3.2

Makna koefisien korelasi product moment

Angka korelasi Makna

0,800 – 1,000 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,000 – 0,200 Sangat rendah

Hasil dari uji coba instrumen menunjukkan bahwa koefisisen korelasi dari soal yang dibuat adalah 0,90 yang berarti reliabilitas instrumen tes keterampilan proses sains ini sangat tinggi.

Hasil dari uji coba instrumen tes hasil belajar menunjukkan bahwa koefisisen korelasi dari soal yang dibuat adalah 0,97 yang berarti reliabilitas instrumen tes hasil belajar ini sangat tinggi.

3. Tingkat kesukaran

Perhitungan tingkat kesukaran dilakukan dengan menggunakan rumus.

TK =∑� � Keterangan:

TK = tingkat kesukaran soal

∑� = banyaknya siswa yang menjawab benar N = banyaknya siswa yang memberi jawaban

Kriteria tingkat kesukaran adalah sebagai berikut (Wahyudin, dkk., 2006) Tabel 3.3

Kriteria tingkat kesukaran Tingkat kesukaran Kriteria

0,71 – 1,00 Mudah 0,31 – 0,70 Sedang 0,00 – 0,30 Sukar

Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa tingkat kesukaran soal keterampilan proses sains adalah sebagai berikut.


(24)

29

Tabel 3.4

Tingkat kesukaran soal keterampilan proses sains No Soal Tingkat kesukaran Kriteria

1 0,32 Sedang

2 0,48 Sedang

3 0,13 Sukar

4 0,08 Sukar

5 0,08 Sukar

6 0,12 Sukar

Tingkat kesukaran untuk soal hasil belajar adalah sebagai berikut. Tabel 3.5

Tingkat kesukaran soal hasil belajar No Soal Tingkat kesukaran Kriteria

1 0,32 Sedang

2 0 Sukar

3 0,08 Sukar

4 0,28 Sukar

5 0,16 Sukar

4. Daya pembeda

Perhitungan daya pembeda pada instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus.

DP = �− � � Keterangan:

DP = daya pembeda

WH = jumlah testi dari kelompok unggul yang menjawab benar WL = jumlah testi dari kelompok asor yang menjawab benar n = 27% N (dengan N jumlah seluruh testi)

Kriteria daya pembeda adalah sebagai berikut (Wahyudin, dkk., 2006) Tabel 3.6

Kriteria daya pembeda

Daya pembeda Kriteria

0,71 – 1,00 Baik sekali 0,41 – 0,70 Baik 0,21 – 0,40 Cukup 0,00 – 0,20 Rendah


(25)

30

Berdasarkan hasil uji coba, daya pembeda untuk soal keterampilan proses sains adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7

Daya pembeda soal keterampilan proses sains

No Soal Daya pembeda Kriteria

1 0,57 Baik

2 0,86 Baik sekali

3 0,43 Baik

4 0,29 Cukup

5 0,29 Cukup

6 0,29 Cukup

Sedangkan daya pembeda untuk soal hasil belajar adalah sebagai berikut. Tabel 3.8

Daya pembeda soal hasil belajar

No Soal Daya pembeda Kriteria

1 0,71 Baik sekali

2 0,00 Rendah

3 0,29 Cukup

4 0,57 Baik

5 0,43 Baik

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan terhadap data kualitatif dan kuantitatif. 1. Data Kualitatif

Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara memberikan persentase terhadap lembar observasi aktivitas siswa sehingga diketahui siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, berpartisipasi, disiplin, dan bekerjasama dengan baik. Sedangkan untuk validasi data kualitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. A peer debriefing (melakukan tanya-jawab dengan sesama rekan peneliti)

yaitu melakukan diskusi dengan peneliti lain untuk melibatkan interpretasi lain mengenai data yang diperoleh serta menambah validitas atas hasil penelitian.

b. Expert Opinion (pendapat ahli) yaitu melakukan konsultasi kepada ahli, dalam hal ini dosen mengenai validitas hasil penelitian.


(26)

31

2. Data Kuantitatif

Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Memeriksa hasil pretest-postest serta memberikan skor mentah pada hasil pretest-postest.

b. Memberikan nilai pada hasil pretest-postest

c. Memeriksa normalitas data pretest-postest Keterampilan Proses Sains dan hasil belajar dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut.

T = sup |F*(x) – S(x)|

Gambar 3.3

Rumus Kolmogorov-Smirnov Keterangan:

T = supremum (batas atas) untuk harga mutlak selisih F* dengan S F* = fungsi distribusi kumulatif untuk distribusi normal

S = distribusi empiris

Nilai T dibandingkan dengan nilai W1-α maka H0 ditolak (data tidak

berdistribusi normal) atau tolak H0 jika nilai-P < α.

d. Jika data berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji homogenitas pada data pretest-postest tersebut. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan menggunakan Levene’s test, sebagai berikut.

W =

(

�−

)

(

1)

=1

(

.− ..

=1

=1

(

.

)²`

Gambar 3.4 Rumus Levene’s test Keterangan:

W = hasil tes

= banyaknya kelompok � = jumlah sampel

� = jumlah sampel di kelompok = jumlah sampel dari kelompok

Nilai W dibandingkan dengan nilai α yaitu 0,05. Jika W ≥ 0,05 maka data berdistribusi homogen.

e. Jika data tidak normal dilakukan pengujian non-parametrik dengan menggunakan rumus Mann-Whitney.


(27)

32

U =

1

2 +�(�+1)

2 - R

Gambar 3.5 Rumus Mann-Whitney Keterangan:

U = hasil

�1 = jumlah sampel 1 �2 = jumlah sampel 2 R = jumlah rangking

f. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Rumusan hipotesis:

H0 : pretest = postest

H1 : pretest < postest

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah.

T = 1− 2 −�0

1/�1 + (1/�2)

Gambar 3.6 Rumus Uji T Keterangan:

T = Thitung

Sp = sampel

�1 = jumlah sampel kelompok 1 �2 = jumlah sampel kelompok 2

Untuk mengetahui H0 diterima atau ditolak dilakukan dengan melihat

tabel distribusi t. Tolak H0 jika nilai-P < α. Dengan kata lain H1 diterima.

g. Perhitungan normalitas, homogenitas, dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan software Minitab version 13.

h. Menghitung korelasi keterampilan proses sains dan hasil belajar dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi sebagai berikut.

rxy =

�∑ − ∑ (∑ )

�∑ 2− ∑ 2 {�∑ 2− ∑ 2} Gambar 3.7

Rumus korelasi Keterangan :


(28)

51 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran inkuiri dalam materi gaya gesek pada kelas V dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa secara signifikan. Hal ini diketahui setelah dilakukan pengujian hipotesis diperoleh nilai significant sebesar 0,000 < α. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain nilai

posttest lebih besar dari nilai pretest. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini bahwa pembelajaran inkuri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Sehingga pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses sains siwa.

2. Pembelajaran inkuiri dalam materi gaya gesek pada kelas V juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah dilakukan pengujian hipotesis diperoleh P-value data untuk hasil belajar adalah 0,000. Sehingga H0 ditolak

dan H1 diterima karena nilai 0,000 < α. Dengan kata lain, nilai pretest hasil

belajar lebih kecil dari nilai posttest. Hal ini sesuai dengan salah satu keunggulan pembelajaran inkuiri yang menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. 3. Meningkatnya keterampilan proses sains berpengaruh terhadap peningkatan

hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari perhitungan korelasi antara keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa dengan rhitung 0,603. Dengan

kata lain rhitung > rtabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan proses sains dan hasil belajar.


(29)

52

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan untuk beberapa pihak diantaranya.

1. Bagi Guru

a. Pengembangan keterampilan proses sains siswa sebaiknya lebih ditingkatkan lagi dalam kegiatan pembelajaran. Selain membuat pembelajaran lebih bermakna, melalui keterampilan proses sains siswa dapat lebih aktif dan senang selama pembelajaran.

b. Sebaiknya dilakukan persiapan yang matang untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri supaya materi pelajaran benar-benar tersampaikan pada siswa.

2. Bagi Pihak Sekolah

a. Pihak sekolah juga sebaiknya dapat lebih memfasilitasi kegiatan belajar siswa terutama untuk kebutuhan percobaan pada pembelajaran IPA.

b. Melalui kegiatan percobaan siswa dapat menemukan sendiri teori, konsep, dan pengetahuan suatu hal sekaligus melatih keterampilan proses sains sehingga harus terus diberikan motivasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Perlu dilakukan lagi penelitian untuk mengembangkan keterampilan proses sains dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri pada materi lain. b. Perlu dilakukan juga penelitian dalam penggunaan model pembelajaran inkuiri

pada materi dan keterampilan lain. 4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

Pihak lembaga sebaiknya terus mendorong para mahasiswa untuk semakin kreatif dan lebih mendalami keterampilan mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

5. Bagi Siswa

a. Siswa sebaiknya belajar untuk berkonsentrasi selama pembelajaran.

b. Siswa sebaiknya belajar untuk mengendalikan diri selama kegiatan belajar, supaya tidak mengganggu konsentrasi teman-temannya.


(30)

53

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiyanto. (2013). Macam-macam Gaya Gesekan. Tersedia:

http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-x/macam-macam-gaya-gesekan/. [23 Juni 2013]

Bundu, Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Choiril Azmiyawati, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati. 2008. IPA Salingtemas 5 Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Creswell, John W. (2008). Educational Research. New Jersey: Pearson Prentice Hall

Creswell, John W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approaches. Terjemahan oleh Achmad Fawaid. (2010). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: Dharma Bhakti Jakarta

Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Heri Sulistyanto, dan Edy Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Komalasari. (2012). Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada FIP PGSD Bumi Siliwangi. Bandung: tidak diterbitkan.

Mulyasa, E.. (2009). Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rustaman, Nuryani dkk. (2011). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.


(31)

54

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sudjana, Nana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyanto, Heri dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk SD dan MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Tn. (2011). Pendalaman Materi dan Metodologi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI. Bandung: UPI

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Wahyudin, U., dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press

Warco. (2012). Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Kelas V pada Topik Gaya. Skripsi pada FIP PGSD Bumi Siliwangi. Bandung: tidak diterbitkan.


(1)

2. Data Kuantitatif

Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Memeriksa hasil pretest-postest serta memberikan skor mentah pada hasil

pretest-postest.

b. Memberikan nilai pada hasil pretest-postest

c. Memeriksa normalitas data pretest-postest Keterampilan Proses Sains dan hasil belajar dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut.

T = sup |F*(x) – S(x)|

Gambar 3.3

Rumus Kolmogorov-Smirnov Keterangan:

T = supremum (batas atas) untuk harga mutlak selisih F* dengan S F* = fungsi distribusi kumulatif untuk distribusi normal

S = distribusi empiris

Nilai T dibandingkan dengan nilai W1-α maka H0 ditolak (data tidak

berdistribusi normal) atau tolak H0 jika nilai-P < α.

d. Jika data berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji homogenitas pada data

pretest-postest tersebut. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan

menggunakan Levene’s test, sebagai berikut.

W =

(

�−

)

(

1)

=1

(

.

..

=1

=1

(

.

)²`

Gambar 3.4

Rumus Levene’s test Keterangan:

W = hasil tes

= banyaknya kelompok � = jumlah sampel

� = jumlah sampel di kelompok = jumlah sampel dari kelompok

Nilai W dibandingkan dengan nilai α yaitu 0,05. Jika W ≥ 0,05 maka data berdistribusi homogen.

e. Jika data tidak normal dilakukan pengujian non-parametrik dengan menggunakan rumus Mann-Whitney.


(2)

32

U =

1

2 +�(�+1) 2 - R Gambar 3.5 Rumus Mann-Whitney Keterangan:

U = hasil

�1 = jumlah sampel 1 �2 = jumlah sampel 2 R = jumlah rangking

f. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Rumusan hipotesis:

H0 : pretest = postest

H1 : pretest < postest

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah. T = 1− 2 −�0

1/�1 + (1/�2)

Gambar 3.6 Rumus Uji T Keterangan:

T = Thitung

Sp = sampel

�1 = jumlah sampel kelompok 1 �2 = jumlah sampel kelompok 2

Untuk mengetahui H0 diterima atau ditolak dilakukan dengan melihat

tabel distribusi t. Tolak H0 jika nilai-P < α. Dengan kata lain H1 diterima.

g. Perhitungan normalitas, homogenitas, dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan software Minitab version 13.

h. Menghitung korelasi keterampilan proses sains dan hasil belajar dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi sebagai berikut.

rxy =

�∑ − ∑ (∑ )

�∑ 2− ∑ 2 {�∑ 2− ∑ 2} Gambar 3.7

Rumus korelasi Keterangan :


(3)

51

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran inkuiri dalam materi gaya gesek pada kelas V dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa secara signifikan. Hal ini diketahui setelah dilakukan pengujian hipotesis diperoleh nilai significant sebesar 0,000 < α. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain nilai posttest lebih besar dari nilai pretest. Hal ini sesuai dengan karakteristik

pembelajaran inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini bahwa pembelajaran inkuri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Sehingga pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses sains siwa.

2. Pembelajaran inkuiri dalam materi gaya gesek pada kelas V juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah dilakukan pengujian hipotesis diperoleh P-value data untuk hasil belajar adalah 0,000. Sehingga H0 ditolak

dan H1 diterima karena nilai 0,000 < α. Dengan kata lain, nilai pretest hasil

belajar lebih kecil dari nilai posttest. Hal ini sesuai dengan salah satu keunggulan pembelajaran inkuiri yang menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. 3. Meningkatnya keterampilan proses sains berpengaruh terhadap peningkatan

hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari perhitungan korelasi antara keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa dengan rhitung 0,603. Dengan

kata lain rhitung > rtabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan proses sains dan hasil belajar.


(4)

52

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan untuk beberapa pihak diantaranya.

1. Bagi Guru

a. Pengembangan keterampilan proses sains siswa sebaiknya lebih ditingkatkan lagi dalam kegiatan pembelajaran. Selain membuat pembelajaran lebih bermakna, melalui keterampilan proses sains siswa dapat lebih aktif dan senang selama pembelajaran.

b. Sebaiknya dilakukan persiapan yang matang untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri supaya materi pelajaran benar-benar tersampaikan pada siswa.

2. Bagi Pihak Sekolah

a. Pihak sekolah juga sebaiknya dapat lebih memfasilitasi kegiatan belajar siswa terutama untuk kebutuhan percobaan pada pembelajaran IPA.

b. Melalui kegiatan percobaan siswa dapat menemukan sendiri teori, konsep, dan pengetahuan suatu hal sekaligus melatih keterampilan proses sains sehingga harus terus diberikan motivasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Perlu dilakukan lagi penelitian untuk mengembangkan keterampilan proses sains dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri pada materi lain. b. Perlu dilakukan juga penelitian dalam penggunaan model pembelajaran inkuiri

pada materi dan keterampilan lain. 4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

Pihak lembaga sebaiknya terus mendorong para mahasiswa untuk semakin kreatif dan lebih mendalami keterampilan mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

5. Bagi Siswa

a. Siswa sebaiknya belajar untuk berkonsentrasi selama pembelajaran.

b. Siswa sebaiknya belajar untuk mengendalikan diri selama kegiatan belajar, supaya tidak mengganggu konsentrasi teman-temannya.


(5)

53

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiyanto. (2013). Macam-macam Gaya Gesekan. Tersedia:

http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-x/macam-macam-gaya-gesekan/. [23 Juni 2013]

Bundu, Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam

Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Choiril Azmiyawati, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati. 2008.

IPA Salingtemas 5 Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Nasional.

Creswell, John W. (2008). Educational Research. New Jersey: Pearson Prentice Hall

Creswell, John W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed

Method Approaches. Terjemahan oleh Achmad Fawaid. (2010).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

SD/MI. Jakarta: Dharma Bhakti Jakarta

Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Heri Sulistyanto, dan Edy Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI

Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Komalasari. (2012). Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada FIP PGSD Bumi

Siliwangi. Bandung: tidak diterbitkan.

Mulyasa, E.. (2009). Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rustaman, Nuryani dkk. (2011). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu


(6)

54

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sudjana, Nana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyanto, Heri dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk SD dan MI kelas

V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Tn. (2011). Pendalaman Materi dan Metodologi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam SD/MI. Bandung: UPI

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Wahyudin, U., dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press Warco. (2012). Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Kelas V pada Topik Gaya. Skripsi pada FIP PGSD Bumi Siliwangi. Bandung: tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAK BOLA MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

0 6 49

PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAK BOLA MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

1 7 28

PENGEMBANGAN ALAT PEWARNAAN BATIK PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA KETERAMPILAN SISWA KELAS V SD NEGERI SENDANGREJO KABUPATEN PATI

6 41 319

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI POKOKGAYA GESEK MELALUI PENGGUNAAN STRATEGIPEMBELAJARAN INKUIRI KELAS V SD NEGERI.

0 2 21

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS V DI SD KADUJAJAR 1 TANJUNGKERTA KABUPATEN SUMEDANG.

1 12 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD KELAS V PADA MATERI GAYA MAGNET (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ckareo I dan SDN Cikareo II di Kabupaten Sumedang).

0 0 51

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V MELALUI PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) PADA MATERI GAYA MAGNET (Suatu Penelitian Mixed Methode terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Werasari III di Kecamatan Malausma Kabu

0 0 35

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA SD KELAS V PADA MATERI GAYA GESEK DAN GAYA GRAVITASI (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN I Pamijahan,di Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon).

3 6 34

MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAKAN DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN GALAH JIDAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BANGKIR KABUPATEN SUMEDANG.

2 11 32

this PDF file PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS V PADA MATERI GAYA GESEK MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL | Gusdiantini | Jurnal Pena Ilmiah 1 SM

0 0 10