PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH.

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari

syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan

Oleh:

VERINA 1103296

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

ii

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Oleh VERINA

S.Pd Universitas Bengkulu, 2005

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Sekolah Pascasarjana

© Verina 2014

Universitas Pendidikan Indonesia April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

iii

VERINA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing

PEMBIMBING I

Dr. Agus Setiabudi, M.Si NIP 196808031992031002

PEMBIMBING II

Dr. Yayan Sunarya, M.Si NIP 196102081990031004

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPA

Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si NIP 195807121983032002


(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Februari 2014 Yang membuat pernyataan,

Verina

NIM 1103296


(5)

(6)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

(Verina, 1103296)

Abstrak

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran investigasi kelompok, mengimplementasikannya, dan mengetahui dampak implementasi tersebut terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada materi sifat koligatif larutan, khususnya materi kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Pengembangan pembelajaran investigasi kelompok dalam penelitian ini menggunakan metode

weak eksperimen. Desain yang digunakan adalah one group pretest posttest design yang dilaksanakan pada siswa kelas XII di salah satu SMA di Kabupaten Bangka pada tahun pelajaran 2013/2014. Pengumpulan data kemampuan pemecahan masalah dilakukan dengan bantuan LKS, pretes, dan postes; untuk keterlaksanaan model pembelajaran dilakukan dengan bantuan lembar observasi guru dan siswa; serta angket dan wawancara siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran investigasi kelompok. Berdasarkan hasil analisis data, model pembelajaran investigasi kelompok dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata N-Gain kemampuan pemecahan masalah meningkat sebesar 59% dengan kategori sedang untuk keseluruhan kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah yang paling berkembang adalah kemampuan siswa dalam menjalankan strategi. Pada umumnya, siswa memberi tanggapan setuju terhadap pembelajaran investigasi kelompok.

Kata Kunci: pembelajaran investigasi kelompok, kemampuan pemecahan masalah, sifat koligatif larutan.


(7)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C.Batasan Masalah ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ... 7

A.Model Pembelajaran ... 7

B. Model Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 8

1. Pengertian Model Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 8

2. Karakteristik Model Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 9


(8)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Investigasi

Kelompok ... 12

C.Kemampuan Pemecahan Masalah ... 12

D.Tinjauan Materi Kenaikan Titik didih dan Penurunan Titik Beku Larutan ... 16

E. Riset tentang Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 19

F. Kerangka Berpikir Penelitian ... 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A.Subjek dan Lokasi Penelitian ... 25

B. Metode Penelitian ... 25

C.Desain Penelitian ... 26

D.Prosedur Penelitian ... 27

E. Penjelasan Istilah ... 29

F. Instrumen Penelitian ... 29

G.Teknik Pengumpulan Data ... 30

H.Analisis Data ... 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A.Hasil Penelitian ... 35

1. Pembelajaran Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah ... 35

2. Implementasi Model Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 38

3. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Investigasi Kelompok terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah ... 46

a. Secara Umum ... 46

b. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah pada Tiap Tahap .... 52

c. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah pada Tiap Tahap untuk Tiap Kelompok Siswa ... 54


(9)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran

Investigasi Kelompok ... 63

B. Pembahasan ... 65

1. Pengembangan Pembelajaran Investigasi Kelompok Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku Larutan ... 65

2. Implementasi Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku Larutan ... 67

3. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Kenaikan Titik Dididh dan Penurunan Titik Beku Larutan terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah ... 69

a. Secara Umum ... 69

b. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Tiap Tahap ... 72

c. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Tiap Tahap untuk Tiap Kelompok Siswa ... 73

4. Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 76

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A.Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahap Model Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 11

2.2 Tahap Pemecahan Masalah ... 14

2.3 Faktor Van’t Hoff Beberapa Senyawa dalam Berbagai Konsentrasi . 18

3.1 Desain Penelitian One Group Pretest Postest Design ... 26

3.2 Kisi-kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah ... 30

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.4 Kategori Gain Ternormalisasi ... 32

3.5 Kriteria Nilai Total Angket Siswa ... 33

3.6 Kriteria Penafsiran Data Hasil Observasi ... 34

4.1 Pengaturan Kelompok Secara Heterogen ... 41

4.2 Hubungan Nilai Ulangan Siswa Kelompok Tinggi terhadap Nilai N-Gain... 49

4.3 Hubungan Nilai Ulangan Siswa Kelompok Sedang terhadap Nilai N-Gain... 49


(11)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.4 Hubungan Nilai Ulangan Siswa Kelompok Rendah terhadap Nilai N-Gain... 50 4.5 Jumlah Siswa Tiap Kelompok Berdasarkan Nilai N-Gain dan Nilai

Ulangan ... 51 4.6 Rekapitulasi Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Model

Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 63 4.7 Rekapitulasi Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Model

Pembelajaran Investigasi Kelompok Berdasarkan Tiap Indikator yang Diukur ... 65

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 24 3.1 Bagan Alur Penelitian ... 27 4.1 Desain Alur Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 36 4.2 Contoh Rancangan Tabel Pengamatan oleh Kelompok 1 dan

Kelompok 8 ... 42 4.3 Contoh Prosedur Penyelidikan ... 43 4.4 Contoh Analisis Hasil Penyelidikan Kelompok ... 44 4.5 Grafik Nilai Rata-rata Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan

Pemecahan Masalah ... 46 4.6 Grafik Nilai Rata-rata Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan


(12)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.7 Grafik Nilai Rata-rata N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Secara Keseluruhan dan Berdasarkan Kategori Kelompok Siswa .. 48 4.8 Grafik Nilai Rata-rata Pretes, Postes, dan N-Gain tiap Tahap

Kemampuan Pemecahan Masalah ... 53 4.9 Grafik Nilai Rata-rata Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan

Mengklarifikasi Masalah ... 54 4.10 Grafik Nilai Rata-rata Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan

Mempertimbangkan Solusi yang Mungkin untuk Menyelesaikan Masalah ... 56 4.11 Grafik Nilai Rata-rata Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan

Memilih Strategi yang Akan Digunakan ... 57 4.12 Grafik Nilai Rata-rata Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan

Menjalankan Strategi ... 58 4.13 Grafik Nilai Rata-rata Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan

Mendeskripsikan Solusi yang Diperoleh ... 59 4.14 Grafik Nilai Rata-rata Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan

Mengecek Apakah Masalah dapat Terselesaikan ... 60 4.15 Grafik Nilai Rata-rata Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan

Menghubungkan Proses Berpikir yang Digunakan dalam Menyelesaikan Masalah terhadap Konteks Kehidupan Nyata

Lainnya ... 61 4.16 Grafik Nilai Rata-rata N-Gain Tiap Tahap Kemampuan Pemecahan


(13)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran A

A.1 Analisis Konsep ... 85

A.2 Struktur Materi ... 90

A.3 Desain Pembelajaran ... 91

A.4 RPP ... 92


(14)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A.6 LKS 2 ... 112

A.7 LKS 3 ... 119

A.8 LKS 4 ... 126

Lampiran B B.1 Kisi Pretes-Postes ... 134

B.2 Pedoman Penskoran Pretes-Postes ... 145

B.3 Kisi Angket Siswa ... 159

B.4 Lembar Angket ... 160

B.5 Kisi Wawancara ... 162

B.6 Lembar Wawancara ... 163

B.7 Lembar Observasi Guru-Siswa ... 164

B.8 Pengelompokan Siswa ke dalam Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah ... 169

B.9 Hasil Validasi Dosen Ahli ... 170

Lampiran C C.1 Data Nilai Pretes, Postes, dan N-Gain Keseluruhan ... 181

C.2 Data Nilai Prete, Postes, dan N-Gain Tiap Kelompok Siswa ... 184

C.3 Data Nilai Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Tiap Tahap ... 185

C.4 Data Nilai Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Tiap Tahap untuk Tiap Kelompok Siswa ... 186

C.5 Analisis Angket Keseluruhan ... 187

C.6 Analisis Angket Tiap Indikator yang Diukur ... 189


(15)

80

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anderson & Krathwohl. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen: Revisi taksonomi pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anggraini, L., Siroj, R.A. & Putri, I.I. (2010). Penerapan model pembelajaran investigasi kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 27 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, 4 (1), hlm. 33-34.

Anita. (2007). Model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) pada materi larutan penyangga untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Anwar. (2006). Pendidikan kecakapan hidup. Bandung: Alfabeta.

Arends. (2008). Learning to teach: Belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Brady, J.E. (2008). Kimia universitas: Asas & struktur. Jilid satu (terjemahan).

Jakarta: Binarupa Aksara.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Depdiknas.

Devi, P.K. (2011). Pengembangan soalHigher Order Thinking Skill” dalam pembelajaran IPA SMP/MTs. [online]. Tersedia di: http://p4tkipa.net/data-jurnal/HOTs.Poppy.pdf. Diakses 7 Agustus 2013.


(16)

81

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dhina, M.A. (2012). Penerapan model pembelajaran investigasi kelompok untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir kritis siswa SMA. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Dogra, S. K. & Dogra, S. (2008). Kimia fisik dan soal-soal. Jakarta: UI Press. Dogru, M. (2008). The aplication of problem solving method on science teacher

trainees on the solution of the environmental problems. Journal of Environmental and Science Education, 3 (1), hlm. 9-18.

Doymus, K. & Akcay, N.O. (2012). The effect of group investigation and cooperative learning techniques applied in teaching force and motion subjects on students academic achievements. Journal of Sciences Educational Research, 2 (1), hlm. 109-123.

Doymus, K. dkk. (2010). Effect of two cooperative learning strategies on teaching and learning topics of the topics of chemical kinetics. Journal of Turkish Science Education, 7 (2), hlm. 52-65.

Doymus, K. dkk. (2009). Effect of two cooperative learning strategies on teaching and learning topics of thermochemistry. World Applied Science Journal, 7 (1), hlm. 34-42.

Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. (2006). How to design and evaluate research in education. Edisi keenam. New York: McGraw-Hill.

Gerace, W.J. & Beatty, I.D. (2005). Teaching vs. learning: Changing perspectives on problem solving in physics instruction. 9th Common Conference of the Cyprus Physics Association and Greek Physics Association. Cyprus.

Gok, T. & Silay, I. (2010). The effects of problem solving strategies on students achievement, attitude, and motivation. Journal Physical Education, 4 (1). Hake, R.R. (1998). Interactive-engagement vs. traditional methods: A

six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. American Journal of Physics, 66 (1), hlm. 64-74.


(17)

82

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Huda, M. (2013). Cooperative learning: Metode, teknik, struktur, dan model penerapan. Cetakan keenam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. (2007). Cooperative learning: Mengembangkan kemampuan belajar berkelompok. Bandung: Alfabeta.

Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. (2009). Model of teaching. Edisi kedelapan (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Karyadi, F. (2009). Model diskusi belajar abduktif empiris untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP pada materi bunyi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lie, A. (2008). Cooperative learning: Mempraktikkan cooperative learning di ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo.

Lyle, K.S. & Robinson, W. (2001). Teaching science problem solving: An overview of experimental work. Journal of Chemical Education, 78 (9), hlm. 1662-1663.

McGregor, D. (2007). Developing thinking developing learning: A guide to thinking skills in education. New York: McGraw-Hill Companies.

Mettes, C.T.C.W. dkk. (1980). Teaching and learning problem solving in science.

Journal of Chemical Education, 57 (12), hlm. 882-885.

Mitchell, M.G., Montgomery, H. & Stuart, D. (2008). Group investigation as a cooperative learning strategy: An integrated analysis of the literature. The Alberta Journal of Educational Research, 54 (4), hlm. 388-395.

Mutakinati, L. (2010). Pembelajaran kooperatif think pair square untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa pada materi larutan penyangga. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.


(18)

83

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nuraini., Hasan, M. & Winarni, S. (2013). Penerapan pendekatan problem solving pada materi sifat koligatif larutan di MAN Model Banda Aceh Tahun Ajaran 2012/2013. Chimica Didactica Acta, 1 (1), hlm. 54-61.

Pursitasari, I.D. (2012). Pengembangan perkuliahan dasar-dasar kimia analitik dengan open-ended experiment berbasis investigasi kelompok untuk meningkatkan kemampuan problem solving dan penguasaan materi mahasiswa calon guru. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sagala, S. (2012). Konsep dan makna pembelajaran untuk membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2011). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta: Kencana.

Santyasa, I.W. (2007). Model-model pembelajaran inovatif.Prosiding Seminar Pelatihan Tindakan Kelas bagi Guru – Guru SMP dan SMA. Nusa Penida. [online]. Tersedia di:

www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MODEL_MODEL_PEMBELAJARAN/ pdf. Diakses 22 Juni 2013.

Santyasa, I.W. (2008). Pengembangan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa SMA dengan pemberdayaan model perubahan konseptual berseting investigasi kelompok. [online]. Tersedia di: undiksha.ac.id/images/img_item/628.doc. Diakses 22 Juni 2013.

Slavin, R.E. (2009). Cooperative learning: Teori, riset, dan praktik. Cetakan keempat(terjemahan). Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Cetakan keenam belas. Bandung: Alfabeta.

Taniredja, T., Faridli, E.M. & Harmianto, S. (2012). Model-model pembelajaran inovatif. Bandung: Alfabeta.


(19)

84

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Trianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: Landasan dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Kencana.

Tsoi, M.F., Goh, N.K. & Chia, L.S. (2004). Using group investigation for chemistry in teacher education. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, 5 (6), hlm. 1-12.

Tuan, H.L., Chin, C.C. & Shieh, S.H. (2005). The development of

a questionnaire to measure students’ motivation towards science learning.

Journal of Science Education, 27 (6), hlm. 639-654.

Widoyoko, S.E.P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zoller, U & Pushkin, D. (2007). Making Higher Order Cognitive Skills (HOCS) promotion goals with problem based laboratory practice in a freshman organic chemistry course. Chemical Education Research and Practice, 8


(20)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR KEGIATAN SISWA

(LKS-4)

Permasalahan

Sekelompok siswa ingin menyelidiki pengaruh jumlah zat terlarut yang ditambahkan terhadap kenaikan titik didih larutan. Mereka menyelidikinya dengan cara mengukur titik didih zat pelarut dan mengukur titik didih larutan. Para siswa menyiapkan seperangkat peralatan dan bahan-bahan yang akan mereka pergunakan serta langkah-langkah yang akan ditempuh untuk melakukan penyelidikan tersebut. Setelah berdiskusi, mereka mencoba mengilustrasikan hasil diskusi melalui gambar berikut.

Para siswa mencatat suhu air suling, larutan gula pasir, dan larutan garam dapur yang terdapat dalam wadah tiap 30 detik sampai ketiga zat tersebut mendidih dan suhu konstan (sebagai titik didih).

LAMPIRAN A.8. 126

Air suling 100mL

Gula pasir 100mL; 0,3m

Garam dapur 100mL; 0,3m


(21)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memecahkan masalah di atas, lakukanlah kegiatan berikut. Mengklarifikasi masalah

1. Berdasarkan ilustrasi di atas, buatlah 1 (satu) rumusan masalah dalam penyelidikan ini!

2. Tentukan tujuan sekelompok siswa melakukan penyelidikan!

Mempertimbangkan solusi yang mungkin untuk menyelesaikan masalah

3. Peralatan dan bahan apa saja yang harus dipersiapkan untuk melakukan penyelidikan ini?

No Nama Alat Nama Bahan

4. Data apa saja yang dibutuhkan dalam penyelidikan untuk menjawab permasalahan tersebut?


(22)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Buatlah rancangan tabel pengamatan yang sesuai untuk mengumpulkan data penyelidikan ini!

Memilih strategi yang akan digunakan

6. Rancanglah tahapan-tahapan yang akan dilakukan untuk melakukan penyelidikan guna menyelesaikan masalah?


(23)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menjalankan strategi

7. Lakukanlah penyelidikan berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dibuat! Mendeskripsikan solusi yang diperoleh

8. Apakah yang berperan sebagai zat pelarut, zat terlarut, larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit?

9. Buatlah grafik hubungan suhu dan waktu, di mana suhu sebagai ordinat dan waktu sebagai absis!


(24)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10. Berdasarkan grafik, berapakah titik didih larutan gula pasir, larutan garam dapur, dan air suling?

11. Adakah selisih titik didih antara air suling dengan larutan gula, dan air suling dengan larutan garam dapur? Berapa nilai selisihnya?

12. Bandingkan titik didih air suling dengan titik didih larutan gula dan larutan garam. Bagaimanakah kecenderungan titik didih air suling bila dibandingkan dengan titik didih larutan gula dan larutan garam?

13. Apakah penambahan gula atau garam berpengaruh pada titik didih larutan? Berikan bukti berdasarkan hasil penyelidikan yang kalian peroleh!


(25)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

14. Berdasarkan pertanyaan pada soal nomor 12, berikan penjelasan mengapa hal tersebut dapat terjadi!

15. Bandingkan titik didih larutan gula dengan titik didih larutan garam. Pada konsentrasi yang sama, bagaimanakah perbandingan titik didih larutan gula pasir dan larutan garam dapur?

16. Berdasarkan pertanyaan pada soal nomor 15, berikan penjelasan mengapa hal tersebut dapat terjadi!


(26)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

17. Adakah hubungan antara penurunan titik didih dengan jumlah zat terlarut (dalam satuan molalitas)? Jika ada,bagaimana bentuk hubungannya (berbanding terbalik, berbanding lurus, atau eksponensial)? Buatlah persamaan matematis yang menyatakan hubungan penurunan titik didih larutan (∆Td) dengan jumlah zat terlarut dalam kilogram pelarut (molalitas) yang disimbolkan dengan m!

Mengecek apakah masalah dapat terselesaikan

18. Buatlah kesimpulan dari hasil penyelidikan ini dengan mengacu pada pertanyaan berikut.

a. Bagaimana pengaruh penambahan zat terlarut ke dalam pelarut terhadap titik didih larutan?

b. Bagaimana pengaruh jenis zat terlarut (elektrolit/nonelektrolit) terhadap penurunan titik didih larutan?


(27)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menghubungkan proses berpikir yang digunakan dalan menyelesaikan masalah terhadap konteks kehidupan nyata lainnya

19. Jika diketahui Kd air = 0,52oCm-1, hitunglah jumlah gula pasir yang harus ditambahkan ke dalam 5mL air sehingga memiliki titik didih seperti pada soal nomor 10!


(28)

1

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan mata pelajaran kimia di SMA adalah agar siswa mempunyai kemampuan memahami konsep-konsep dan saling keterkaitan serta penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi (Depdiknas, 2006). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006). Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karena itu kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Hal ini berarti bahwa dalam pembelajaran kimia siswa harus diajak untuk menggunakan proses berpikir untuk menemukan konsep-konsep kimia. Selain itu, tidak hanya dalam proses menguasai konsep, tetapi siswa juga harus selalu aktif berpikir dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan fenomena kehidupan sehari-hari dan teknologi (Devi, 2011). Keterampilan berpikir merupakan salah satu aspek penting kecakapan hidup yang harus dikembangkan dalam pembelajaran (Depdiknas, 2006).

Salah satu keterampilan berpikir yang harus dikembangkan dalam pembelajaran adalah kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah berdasarkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang telah dimiliki siswa


(29)

2

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebelumnya. Menurut Marzano, pemecahan masalah merupakan suatu proses, yaitu proses berpikir dan aplikasi pengetahuan yang telah diperoleh (Anita, 2007). Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide (Sagala, 2012). Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah menjadi hal yang penting karena kemampuan ini paling utama menentukan seseorang dapat berkembang (Anwar, 2006). Guru mempunyai kewajiban untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dengan berbagai metode (Dogru, 2008). Kemampuan pemecahan masalah juga menjadi hal yang penting bagi siswa, karena dalam belajar siswa cepat lupa jika pembelajaran hanya diberikan secara lisan, mereka ingat jika diberikan contoh, dan akan memahami jika diberi kesempatan untuk memecahkan masalah (Santyasa, 2008). Strategi pemecahan masalah dapat meningkatkan motivasi dan sikap siswa (Gok & Silay, 2010).

Namun kenyataannya, pembelajaran kimia belum sepenuhnya mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil studi literatur diungkapkan bahwa guru biasanya memberikan soal-soal rutin kepada siswa. Terbiasanya siswa mengerjakan soal-soal rutin membuat siswa tidak dapat memecahkan suatu masalah apabila diberikan suatu masalah dalam bentuk soal tidak rutin. Siswa tidak terbiasa untuk memecahkan masalah secara bebas dan mencari solusi penyelesaiannya dengan cara mereka sendiri. Siswa hanya bisa mengerjakan soal-soal yang bentuknya sama dengan yang dicontohkan guru. Apabila diberikan soal dengan bentuk yang berbeda, maka siswa akan kebingungan karena tidak memahami langkah-langkah dalam memecahkan suatu masalah (Anggraini dkk., 2010). Dalam pemberian tugas oleh guru, biasanya siswa memang memecahkan masalah dalam tugasnya, tetapi itu hanya sebagai kewajiban saja. Hanya sedikit siswa yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kebanyakan siswa tidak tahu dari mana harus menyelesaikannya. Mereka hanya membolak-balikkan halaman buku untuk menemukan rumus yang tepat,


(30)

3

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau hanya menunggu guru untuk memberikan petunjuk atau solusi yang tepat (Mettes dkk., 1980). Dalam mengajar, guru selalu menuntut siswa untuk belajar, namun jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana cara untuk belajar. Guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah tetapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah (Arends, 1997 dalam Trianto, 2010). Guru lebih banyak memaparkan konsep yang sudah tertulis di buku. Jadi, proses pembelajaran hanya sebatas transfer informasi tentang suatu konsep dari buku kepada siswa tanpa disertai bagaimana menemukan konsep tersebut.

Hasil studi lapangan di salah satu SMA di Kabupaten Bangka juga menunjukkan bahwa pembelajaran cenderung berpusat pada guru dibandingkan peran aktif siswa. Di dalam kelas, guru menjelaskan materi ajar, memberikan contoh dan bukan contoh, latihan soal, kemudian memberikan pekerjaan rumah. Kebermaknaan pelajaran kimia yang terkait dengan kehidupan sehari-hari belum diintegrasikan dalam proses belajar mengajar. Siswa kurang dipersiapkan untuk menghadapi permasalahan yang lebih kompleks.

Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran kimia tercapai, perlu diterapkan model pembelajaran yang cocok. Artinya, model pembelajaran yang dipilih harus memiliki karakteristik yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan kemampuan yang akan dikembangkan. Menurut Lie (2008) alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa lainnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya kemampuan pemecahan masalah, keaktifan siswa, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama serta saling berinteraksi dengan sesama siswa adalah model pembelajaran investigasi kelompok.

Model pembelajaran investigasi kelompok merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa kepada pemecahan masalah. Model


(31)

4

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran ini lebih menekankan pada pengembangan pemecahan masalah dalam suasana yang demokratis, artinya pengetahuan tidak diajarkan secara langsung kepada siswa, tetapi diperoleh melalui proses pemecahan masalah (Slavin, 2009). Siswa dalam pembelajaran investigasi kelompok dikondisikan untuk aktif mencari informasi dari berbagai sumber. Strategi pemecahan masalah lebih efektif diajarkan melalui pembelajaran kooperatif (Gok & Silay, 2010). Hal ini berarti bahwa model pembelajaran investigasi kelompok mempunyai potensi yang besar dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.

Ada beberapa penelitian tentang investigasi kelompok yang telah dilakukan. Doymus dkk. (2009) menyatakan bahwa investigasi kelompok memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik dan pemahaman konsep termokimia. Investigasi kelompok merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menyelesaikan tugas atau permasalahan yang sulit (Tsoi dkk., 2004). Investigasi kelompok cocok untuk siswa berkemampuan rendah dan sedang. Melalui investigasi kelompok kemampuan sosial dan kognitif siswa meningkat (Mitchell dkk., 2008).

Materi sifat koligatif larutan, khususnya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan merupakan salah satu materi kimia yang fenomenanya dapat dilihat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, materi sifat koligatif larutan merupakan salah satu materi kimia yang di dalamnya terdapat pengetahuan konseptual dan prosedural. Pengetahuan konseptual menyangkut keterkaitan banyak konsep, sedangkan pengetahuan prosedural berkaitan dengan tahap-tahap atau urutan pekerjaan yang harus dilakukan dan setiap tahap memerlukan penguasaan konsep-konsep tertentu (Dahar, 1996). Hal ini sesuai dengan pemecahan masalah yang melibatkan beberapa informasi atau konsep dan untuk penyelesaiannya memerlukan informasi atau konsep tersebut. Namun, materi sifat koligatif larutan menjadi


(32)

5

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah satu materi yang kurang disukai siswa karena memerlukan pemahaman konsep dalam perhitungan kimia (Nuraini dkk., 2013).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan pengembangan model pembelajaran investigasi kelompok pada materi sifat koligatif larutan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan masalah pokok penelitian ini yaitu:

“Bagaimana pengembangan model pembelajaran investigasi kelompok pada materi sifat koligatif larutan yang dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah?”

Untuk mempermudah pengkajian secara sistematis terhadap masalah yang akan diteliti, maka rumusan masalah tersebut dirinci dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana desain pembelajaran investigasi kelompok dalam materi sifat koligatif larutan yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah? 2. Bagaimana implementasi model pembelajaran investigasi kelompok yang

dikembangkan pada siswa SMA kelas XII IPA?

3. Bagaimana pengaruh implementasi model pembelajaran investigasi kelompok yang dikembangkan untuk materi sifat koligatif larutan terhadap kemampuan pemecahan masalah?

C. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian, maka permasalahan dibatasi dalam lingkup sebagai berikut.

1. Kemampuan pemecahan masalah yang ditinjau pada penelitian ini mengacu pada tahapan pemecahan masalah yang dikemukakan oleh McGregor (2007), meliputi mengklarifikasi masalah, mempertimbangkan solusi yang mungkin


(33)

6

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menyelesaikan masalah, memilih strategi yang akan digunakan, menjalankan strategi, mendeskripsikan solusi yang diperoleh, mengecek apakah masalah dapat terselesaikan, dan menghubungkan proses berpikir yang digunakan dalam menyelesaikan masalah terhadap konteks kehidupan nyata lainnya.

2. Materi kimia yang ditinjau pada penelitian ini adalah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh model pembelajaran investigasi kelompok dalam materi sifat koligatif larutan yang mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Memberikan wawasan dan informasi kepada guru tentang alternatif

pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. 2. Memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada siswa dalam

proses pembelajaran kimia.

3. Sebagai sumbangan bagi pengembangan proses belajar mengajar dalam upaya meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa.


(34)

25

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan tentang subjek dan lokasi penelitian, metode dan desain penelitian, langkah-langkah penelitian, penjelasan istilah, instrumen penelitian, serta teknik pengolahan dan analisis data penelitian.

A. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA Tahun Pelajaran 2013/2014 pada salah satu SMA di Kabupaten Bangka. Subjek penelitian berjumlah 34 siswa yang dipilih dengan cara purposive sampling, yaitu peneliti memilih sampel berdasarkan kebutuhan. Pemilihan sampel secara purposive

dilakukan dengan alasan bahwa pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, sehingga siswa yang dijadikan sampel penelitian berasal dari siswa yang terdapat dalam kelas yang heterogen.

B. Metode Penelitian

Pada penelitian ini subjek penelitian diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok yang telah dikembangkan. Pembelajaran ini diberikan sebanyak tiga kali pertemuan pada satu kelas dan selama itu dilakukan observasi secara sistematis. Karakter penelitian seperti ini termasuk dalam metode penelitian weak eksperimen (Fraenkel dkk., 2006). Pemilihan metode weak eksperimen dilakukan dengan alasan pada penelitian ini peneliti hanya ingin mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui pembelajaran investigasi kelompok yang dapat diketahui dari selisih hasil pretes dan postes, sehingga tidak diperlukan kelas kontrol.


(35)

26

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah One-Group Pretest-Postest Design (Fraenkel dkk., 2006). Desain One-Group Pretest-Postest Design

adalah desain penelitian yang hanya menggunakan satu kelas; sebelum dan setelah perlakuan diberikan tes.

Pelaksanaan penelitian diawali dengan memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat sebelum subjek diberikan perlakuan. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah. Selanjutnya memberikan perlakuan terhadap subjek berupa pembelajaran kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok yang telah dikembangkan. Setelah perlakuan, memberikan postes untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan. Perbedaan hasil pretes dan postes diasumsikan sebagai efek dari perlakuan. Gambaran desain penelitian yang digunakan tersaji pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1.

Desain Penelitian One-Group Pretest-Postest Design Pretes Perlakuan Postes

O1 X O2

Keterangan:

O1 = Pretes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah sebelum diberi perlakuan

O2 = Postes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah setelah diberi perlakuan

X = Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Untuk pengaturan kelompok dalam pembelajaran investigasi kelompok pada penelitian ini mengacu pada pengaturan kelompok secara heterogen yang dikemukakan oleh Slavin (2009). Dalam pengaturan kelompok secara heterogen


(36)

27

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini dilakukan pengurutan peringkat siswa di dalam kelas dari siswa berkemampuan tinggi sampai siswa yang berkemampuan rendah. Untuk pembagian siswa menjadi siswa berkemampuan tinggi (selanjutnya disebut siswa kelompok tinggi), sedang (selanjutnya disebut siswa kelompok sedang), dan rendah (selanjutnya disebut siswa kelompok rendah). Pengelompokkan siswa menjadi kelompok tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian pada kelas XI semester genap yang diperoleh dari dokumen sekolah. Kriteria pengelompokkan tersebut didasarkan pada patokan nilai rata-rata dan standar deviasi (Arikunto, 2012), yaitu (1) kelompok tinggi dipatok dari nilai rata ditambah satu standar deviasi; (2) kelompok rendah dipatok dari nilai rata-rata dikurangi satu standar deviasi; dan (3) kelompok sedang terdiri dari nilai yang terletak di antara kelompok tinggi dan kelompok rendah.

D. Prosedur Penelitian

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian maka digunakan alur penelitian seperti pada Gambar 3.1.

Analisis standar isi mata pelajaran kimia

SMA/MA

Studi literatur model pembelajaran investigasi kelompok

Studi literatur kemampuan pemecahan masalah

Perumusan Model pembelajaran

p e r s i a p a n

Analisis materi kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan

Analisis hubungan model pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah

Pembuatan RPP, LKS, butir soal kemampuan pemecahan masalah,

lembar observasi, dan angket

Perumusan model pembelajaran investigasi kelompok kenaikan titik didih

dan penurunan titik beku larutan

Validasi dan revisi

Model pembelajaran investigasi kelompok kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan


(37)

28

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut.

a. Melakukan analisis standar isi mata pelajaran kimia SMA/MA, studi literatur mengenai model pembelajaran investigasi kelompok, dan kemampuan pemecahan masalah.

b. Menganalisis materi kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. c. Menganalisis hubungan model pembelajaran dan kemampuan pemecahan

masalah.

d. Merumuskan model pembelajaran investigasi kelompok kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan.

e. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), butir soal kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi pembelajaran, angket dan pedoman wawancara.

f. Validasi isi butir soal tes kemampuan pemecahan masalah oleh dosen ahli. g. Merevisi butir soal tes kemampuan pemecahan masalah.

h. Menentukan sekolah lokasi penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut.

a. Melaksanakan pretes sebelum pelaksanaan model pembelajaran investigasi Pembelajaran dengan model pembelajaran investigasi kelompok

kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan pretes

postes

wawancara angket

Analisis data dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

p e l a k s a n a a n a k h i r

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian


(38)

29

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan.

b. Melaksanakan model pembelajaran investigasi kelompok dan melakukan observasi kegiatan pembelajaran.

c. Melaksanakan postes.

d. Menyebarkan angket kepada siswa.

e. Melaksanakan wawancara terstruktur kepada siswa.

3. Tahap Akhir

Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut. a. Mengumpulkan data hasil penelitian.

b. Mengolah data hasil penelitian.

c. Menganalisis data hasil penelitian dan membahasnya. d. Menyimpulkan hasil penelitian.

e. Menuliskan laporan hasil penelitian dalam draf tesis.

E. Penjelasan Istilah

1. Model pembelajaran investigasi kelompok merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif, di mana siswa membentuk kelompok untuk merencanakan dan melaksanakan penyelidikan untuk menyelesaikan suatu masalah (Slavin, 2009).

Model pembelajaran investigasi kelompok yang dikembangkan mengikuti sintaks yang dikemukakan oleh Slavin (2009), meliputi 6 tahap yaitu mengidentifikasi topik dan mengatur siswa dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari, melakukan penyelidikan, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir, dan mendapatkan evaluasi pencapaian. 2. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa untuk

menyelesaikan masalah berdasarkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya.


(39)

30

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahapan pemecahan masalah dalam penelitian ini meliputi 7 tahap, yaitu mengklarifikasi masalah, mempertimbangkan solusi yang mungkin untuk menyelesaikan masalah, memilih strategi yang akan digunakan, menjalankan strategi, mendeskripsikan solusi yang diperoleh, mengecek apakah masalah dapat terselesaikan, dan menghubungkan proses berpikir yang digunakan dalam menyelesaikan masalah terhadap konteks kehidupan nyata lainnya (McGregor, 2007).

F. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Lembar tes tertulis, bertujuan untuk menjaring data kemampuan pemecahan

masalah, yang terdiri dari tujuh soal kemampuan pemecahan masalah. Kisi-kisi soal kemampuan pemecahan masalah disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Kisi-kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah

Kemampuan Pemecahan Masalah

Nomor Soal

Mengklarifikasi masalah 1a, 1b, 3a, 3b, 7a, 7b

Mempertimbangkan solusi yang mungkin untuk

menyelesaikan masalah 1c, 7c

Memilih strategi yang akan digunakan 1d, 3a, 3b, 7d

Menjalankan strategi 3a, 3b

Mendeskripsikan solusi yang diperoleh 5a, 6a Mengecek apakah masalah dapat terselesaikan 5b, 6b Menghubungkan proses berpikir yang digunakan

dalam menyelesaikan masalah terhadap konteks kehidupan nyata lainnya

2a, 2b, 2c, 4a, 4b

2. Lembar observasi, digunakan untuk menjaring informasi secara langsung mengenai keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok, yang


(40)

31

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan pada aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran yang dilakukan oleh satu orang guru kimia.

3. Lembar angket, bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran investigasi kelompok yang dilakukan. Angket ini berupa skala sikap yang penilaiannya menerapkan skala Likert yang terdiri dari 30 butir pernyataan yang terdiri dari 16 pernyataan positif dan 14 pernyataan negatif. 4. Lembar wawancara terstruktur untuk siswa, bertujuan untuk mengungkap

hal-hal yang tidak terungkap pada angket. Lembar wawancara terstruktur terdiri dari 12 butir pertanyaan beralasan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Teknik Pengumpulan

Data Keterangan

1 Kemampuan

pemecahan masalah

Tes (pretes dan postes) Dilakukan di awal dan akhir pembelajaran 2 Aktivitas guru dan

siswa selama pembelajaran Lembar observasi kegiatan pembelajaran Dilakukan selama pembelajaran oleh satu orang

observer

3 Tanggapan terhadap model pembelajaran

Angket dan wawancara siswa

Dilakukan setelah


(41)

32

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Analisis Data Penelitian

Pada penelitian ini analisis data yang dilakukan, yaitu:

1. Validasi instrumen tes

Setelah instrumen tersusun, langkah selanjutnya melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing untuk instrumen berupa soal pretes dan postes. Selain dilakukan konsultasi kepada dosen pembimbing dilakukan konsultasi juga kepada dosen ahli.

Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila butir soal yang membangun tes dapat mengukur setiap aspek berpikir yang tercantum dalam indikator pembelajaran (Arikunto, 2012). Validitas isi dilakukan dengan meminta bantuan dosen ahli.

Berdasarkan hasil validasi kepada dosen ahli, terdapat saran dan beberapa bagian dari butir soal yang harus diperbaiki, seperti pada butir soal nomor 6, ada prinsip dasar sifat koligatif, yaitu zat terlarut harus nonvolatile dan larutan harus sangat encer. Kriteria larutan harus sangat encer untuk wacana pada soal nomor 6 tidak terpenuhi. Setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing, maka diputuskan bahwa butir soal berdasarkan judgement dosen ahli diperbaiki dan butir soal yang telah diperbaiki digunakan untuk pretes dan postes. Hasil validasi dari dosen ahli selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.9. Butir soal yang telah diperbaiki selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.1.

2. Uji data hasil penelitian

Setelah penelitian, dilakukan analisis data dengan teknik sebagai berikut. 1. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif yang dilakukan meliputi analisis data pretes dan postes. Pengolahan data hasil pretes dan postes bertujuan untuk mengetahui hasil belajar berupa kemampuan siswa memecahkan masalah sebelum dan setelah pembelajaran.


(42)

33

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menghitung nilai pretes- postes kemampuan pemecahan masalah.

Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2010. Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut.

Nilai =

x 100

b. Menghitung gain ternormalisasi (N-gain) antara nilai pretes-postes.

Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2010. N-Gain menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah setelah pembelajaran dilakukan guru. Nilai N-Gain menunjukkan tingkat efektivitas perlakuan daripada perolehan nilai. Peningkatan yang terjadi sesudah pembelajaran tersebut dihitung dengan rumus:

N-Gain= pretes Nilai -maksimum Nilai pretes Nilai -postes Nilai (Hake, 1998) Kategorisasi perolehan nilai N-Gain (Hake, 1998) disajikan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Kategori Gain Ternormalisasi

Gain ternormalisasi (g) Kriteria Peningkatan

g < 0,30 Rendah

0,30 ≤ g < 0,70 Sedang

g ≥ 0,70 Tinggi

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif berupa angket, hasil observasi dan wawancara terstruktur.

a. Analisis Angket Siswa

Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dalam bentuk skala Likert. Tanggapan terhadap masing-masing pernyataan dinyatakan dengan 4 kategori, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Untuk pernyataan positif, maka bobot untuk kategori SS = 4; S = 3; TS


(43)

34

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= 2; dan STS = 1. Untuk pernyataan negatif, bobot untuk kategori SS = 1; S = 2; TS = 3; dan STS = 4. Menurut Sugiyono (2013) perhitungan secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan nilai total masing-masing tanggapan. Kriteria angket siswa tercantum pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5.

Kriteria Nilai Total Angket Siswa

Rata-rata Nilai Kelas

3315 ≤ nilai total < 4080 Sangat setuju 2550 ≤ nilai total < 3315 Setuju 1785 ≤ nilai total < 2550 Tidak setuju 1020 ≤ nilai total < 1785 Sangat tidak setuju

b. Analisis Hasil Observasi

Lembar observasi memuat daftar keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok berdasarkan aktivitas yang teramati pada guru dan siswa. Analisis terhadap keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan data yang terekam dalam lembar observasi guru dan siswa. Hasil perhitungan yang diperoleh dipersentasekan dengan rumus sebagai berikut.

Hasil perhitungan yang berupa persentase kemudian ditafsirkan berdasarkan kualifikasi seperti yang tercantum pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6.

Kriteria Penafsiran Data Hasil Observasi

Persentase (P) Kriteria


(44)

35

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persentase (P) Kriteria

0 < % P < 25 Sebagian kecil 25 < % P < 50 Hampir setengahnya

% P = 50 Setengahnya

50 < % P < 100 Hampir seluruhnya

% P = 100 seluruhnya

(Widoyoko, 2012)

c. Analisis Wawancara Terstruktur

Data hasil wawancara dianalisis secara deskriptif kualitatif dan digunakan sebagai data pelengkap.


(45)

78

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dan saran dari hasil temuan penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Pembelajaran investigasi kelompok kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah merupakan pembelajaran yang menerapkan enam tahap pembelajaran investigasi kelompok, yang mengintegrasikan kemampuan berpikir, kegiatan penyelidikan dalam kelompok berdasarkan fenomena kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan, dan partisipasi aktif siswa untuk mencari sendiri informasi yang relevan tentang kedua konsep tersebut.

2. Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok diperoleh hasil bahwa seluruh kegiatan terlaksana, tetapi masih terdapat beberapa bagian dari tahapan yang hasilnya tidak sesuai rencana, yaitu pada pelaksanaan tahap 2 siswa belum sepenuhnya melaksanakan tugas belajar. Pada pelaksanaan tahap 3, terutama pada bagian menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan, siswa masih bingung dan kesulitan. Namun, semuanya dapat diatasi guru melalui bimbingan dan motivasi.

3. Model pembelajaran investigasi kelompok dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata N-Gain sebesar 59% (kategori sedang). Nilai rata-rata N-Gain untuk masing-masing kemampuan pemecahan masalah yaitu: mengklarifikasi masalah sebesar 50%


(46)

79

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(kategori sedang), mempertimbangkan solusi yang mungkin untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% (kategori sedang), memilih strategi yang akan digunakan sebesar 80% (kategori tinggi), menjalankan strategi sebesar 86% (kategori tinggi), mendeskripsikan solusi yang diperoleh sebesar 17% (kategori rendah), mengecek apakah masalah dapat terselesaikan sebesar 23% (kategori rendah), menghubungkan proses berpikir yang digunakan dalam menyelesaikan masalah terhadap konteks kehidupan nyata lainnya sebesar 62% (kategori sedang). Berdasarkan hasil tersebut, maka kemampuan pemecahan masalah yang paling berkembang adalah kemampuan siswa dalam menjalankan strategi.

B. Saran

Adapun saran-saran demi perbaikan model pembelajaran ini antara lain: 1. Agar menghasilkan dampak yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

diharapkan, maka model pembelajaran investigasi kelompok ini harus diterapkan dengan pengelolaan waktu yang cukup dan efisien, serta perencanaan yang matang baik dari siswa maupun guru.

2. Guru hendaknya selalu melatih siswa untuk belajar memecahkan masalah dengan berbagai strategi pemecahan masalah agar siswa menjadi terbiasa. Hal ini diperlukan agar siswa dapat menghadapi tantangan kehidupan yang semakin hari semakin kompleks.

3. Perlu dikembangkan soal-soal kimia yang berkaitan dengan pemecahan masalah kimia, agar siswa menjadi terbiasa mengerjakan soal pemecahan masalah.

4. Dalam penyusunan soal kemampuan pemecahan masalah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan akan lebih baik jika ada variasi untuk jenis zat terlarut.


(47)

80

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Dalam penyusunan LKS kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan akan lebih baik jika mengutamakan fenomena riil yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan akan lebih baik juga jika ada variasi untuk jenis zat terlarut yang dipakai dalam penyelidikan.


(1)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Menghitung nilai pretes- postes kemampuan pemecahan masalah.

Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2010. Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut.

Nilai =

x 100

b. Menghitung gain ternormalisasi (N-gain) antara nilai pretes-postes.

Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2010. N-Gain menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah setelah pembelajaran dilakukan guru. Nilai N-Gain menunjukkan tingkat efektivitas perlakuan daripada perolehan nilai. Peningkatan yang terjadi sesudah pembelajaran tersebut dihitung dengan rumus:

N-Gain= pretes Nilai -maksimum Nilai pretes Nilai -postes Nilai (Hake, 1998) Kategorisasi perolehan nilai N-Gain (Hake, 1998) disajikan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Kategori Gain Ternormalisasi

Gain ternormalisasi (g) Kriteria Peningkatan

g < 0,30 Rendah

0,30 ≤ g < 0,70 Sedang

g ≥ 0,70 Tinggi

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif berupa angket, hasil observasi dan wawancara terstruktur.

a. Analisis Angket Siswa

Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dalam bentuk skala Likert. Tanggapan terhadap masing-masing pernyataan dinyatakan dengan 4 kategori, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Untuk pernyataan positif, maka bobot untuk kategori SS = 4; S = 3; TS


(2)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= 2; dan STS = 1. Untuk pernyataan negatif, bobot untuk kategori SS = 1; S = 2; TS = 3; dan STS = 4. Menurut Sugiyono (2013) perhitungan secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan nilai total masing-masing tanggapan. Kriteria angket siswa tercantum pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5.

Kriteria Nilai Total Angket Siswa Rata-rata Nilai Kelas 3315 ≤ nilai total < 4080 Sangat setuju 2550 ≤ nilai total < 3315 Setuju 1785 ≤ nilai total < 2550 Tidak setuju 1020 ≤ nilai total < 1785 Sangat tidak setuju

b. Analisis Hasil Observasi

Lembar observasi memuat daftar keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok berdasarkan aktivitas yang teramati pada guru dan siswa. Analisis terhadap keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan data yang terekam dalam lembar observasi guru dan siswa. Hasil perhitungan yang diperoleh dipersentasekan dengan rumus sebagai berikut.

Hasil perhitungan yang berupa persentase kemudian ditafsirkan berdasarkan kualifikasi seperti yang tercantum pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6.

Kriteria Penafsiran Data Hasil Observasi Persentase (P) Kriteria


(3)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persentase (P) Kriteria

0 < % P < 25 Sebagian kecil 25 < % P < 50 Hampir setengahnya

% P = 50 Setengahnya 50 < % P < 100 Hampir seluruhnya

% P = 100 seluruhnya

(Widoyoko, 2012)

c. Analisis Wawancara Terstruktur

Data hasil wawancara dianalisis secara deskriptif kualitatif dan digunakan sebagai data pelengkap.


(4)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dan saran dari hasil temuan penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Pembelajaran investigasi kelompok kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah merupakan pembelajaran yang menerapkan enam tahap pembelajaran investigasi kelompok, yang mengintegrasikan kemampuan berpikir, kegiatan penyelidikan dalam kelompok berdasarkan fenomena kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan, dan partisipasi aktif siswa untuk mencari sendiri informasi yang relevan tentang kedua konsep tersebut.

2. Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok diperoleh hasil bahwa seluruh kegiatan terlaksana, tetapi masih terdapat beberapa bagian dari tahapan yang hasilnya tidak sesuai rencana, yaitu pada pelaksanaan tahap 2 siswa belum sepenuhnya melaksanakan tugas belajar. Pada pelaksanaan tahap 3, terutama pada bagian menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan, siswa masih bingung dan kesulitan. Namun, semuanya dapat diatasi guru melalui bimbingan dan motivasi.

3. Model pembelajaran investigasi kelompok dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata N-Gain sebesar 59% (kategori sedang). Nilai rata-rata N-Gain untuk masing-masing kemampuan pemecahan masalah yaitu: mengklarifikasi masalah sebesar 50%


(5)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(kategori sedang), mempertimbangkan solusi yang mungkin untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% (kategori sedang), memilih strategi yang akan digunakan sebesar 80% (kategori tinggi), menjalankan strategi sebesar 86% (kategori tinggi), mendeskripsikan solusi yang diperoleh sebesar 17% (kategori rendah), mengecek apakah masalah dapat terselesaikan sebesar 23% (kategori rendah), menghubungkan proses berpikir yang digunakan dalam menyelesaikan masalah terhadap konteks kehidupan nyata lainnya sebesar 62% (kategori sedang). Berdasarkan hasil tersebut, maka kemampuan pemecahan masalah yang paling berkembang adalah kemampuan siswa dalam menjalankan strategi.

B. Saran

Adapun saran-saran demi perbaikan model pembelajaran ini antara lain: 1. Agar menghasilkan dampak yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

diharapkan, maka model pembelajaran investigasi kelompok ini harus diterapkan dengan pengelolaan waktu yang cukup dan efisien, serta perencanaan yang matang baik dari siswa maupun guru.

2. Guru hendaknya selalu melatih siswa untuk belajar memecahkan masalah dengan berbagai strategi pemecahan masalah agar siswa menjadi terbiasa. Hal ini diperlukan agar siswa dapat menghadapi tantangan kehidupan yang semakin hari semakin kompleks.

3. Perlu dikembangkan soal-soal kimia yang berkaitan dengan pemecahan masalah kimia, agar siswa menjadi terbiasa mengerjakan soal pemecahan masalah.

4. Dalam penyusunan soal kemampuan pemecahan masalah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan akan lebih baik jika ada variasi untuk jenis zat terlarut.


(6)

Verina, 2014

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Dalam penyusunan LKS kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan akan lebih baik jika mengutamakan fenomena riil yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan akan lebih baik juga jika ada variasi untuk jenis zat terlarut yang dipakai dalam penyelidikan.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI DINAMIKA ROTASI.

1 6 31

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI ARITMRTIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 27 MEDAN.

1 11 25

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 TARUTUNG.

0 2 23

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA.

0 3 31

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMK PADA MATERI TERMOKIMIA.

0 0 37

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK PESERTA DIDIK SMA KELAS XII.

0 0 1

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH - repository UPI T IPA 1103296 Title

0 0 5

Pengaruh Model Pembelajaran Investigasi Kelompok berbantuan Perangkat Lunak Maple terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

0 0 7

A. KONSENTRASI LARUTAN B. PENGERTIAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN C. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NONELEKTROLIT D. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT - Sifat Koligatif Larutan

0 0 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP

0 0 15