STRATEGI BERTAHAN HIDUP PENGHUNI PEMUKIMAN KUMUH (STUDI KASUS DI BANTARAN REL KERETA API KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II MEDAN).

(1)

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PENGHUNI PEMUKIMAN

KUMUH ( Studi Kasus di Bantaran Rel Kereta Api

Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan )

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Antropologi

OLEH :

AFRIANI SIMANJUNTAK NIM : 309122001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(2)

(3)

(4)

iv ABSTRAK

Afriani Simanjuntak, 309122001, Strategi Bertahan Hidup Penghuni Pemukiman Kumuh (Studi Kasus di Bantaran Rel Kereta Api Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan) , Skripsi : Medan, Fakultas Ilmu Sosial, Program Studi Pendidikan Antropologi, Universitas Negeri Medan.

Arus urbanisasi yang pesat di perkotaan ditandai oleh timbulnya pemukiman-pemukiman kumuh menggambarkan kemiskinan suatu daerah. Banyak anggapan masyarakat bahwa kumuh identik dengan kemiskinan. Kondisi lingkungan yang kotor dan bau tak sedap serta bentuk rumah yang mereka tempati, secara fisik dapat dikategorikan masyarakat miskin. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik kemiskinan serta strategi-strategi yang dilakukan untuk bertahan hidup di pemukiman kumuh bantaran rel kereta api Kelurahan tegal Sari Mandala II Medan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu teknik penelitian yang memaparkan data yang ada berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui penelitian lapangan (field research) dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian lapangan bahwa kemiskinan yang terjadi di pemukiman kumuh bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan adalah kemiskinan yang terjadi karena faktor individual dan struktural yang kerap menjerat mereka dalam lingkaran kemiskinan. Hambatan-hambatan struktural yang menjerat di perkotaan membuat mereka untuk mengambil pilihan untuk bekerja dalam lingkup starta sosial rendah di perkotaan. Motif warga di kawasan pemukiman bantaran rel memilih untuk tinggal di kawasan tersebut adalah karena daerah atau kawasannya startegis bagi mereka untuk memelihara hewan berkaki empat (babi). Karena jauh dari wilayah perkotaan (pinggiran kota) mereka memilih untuk mempertahankan dan meingkatkan perekonomian keluarga dengan beternak babi dan bekerja sebagai pemulung.

Butuh strategi untuk mencoba keluar dari jerat kemiskinan yang sulit untuk dilepas bagi masyarakat miskin di perkotaan. Apa yang ada dalam pandangan pihak luar merupakan tindakan irrasional, dalam kenyataannya, mungkin merupakan satu-satunya pemecahan dari himpitan kesulitan sosial ekonomi. Adapun strategi atau yang digunakan adalah dengan meningkatkan asset dengan melibatkan lebih banyak anggota keluarga untuk bekerja, memulai usaha kecil-kecilan, memulung barang-barang bekas, menyewakan kamar, menggadaikan barang, meminjam uang di bank atau lintah darat. Meningkatkan asset merupakan salah satu cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya.


(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Manha Esa, karena hanya dengan karunia-Nyalah skripsi yang berjudul Strategi Bertahan Hidup Penghuni Pemukiman Kumuh (Studi Kasus di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan) telah selesai.

Strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh para penghuni pemukiman kumuh merupakan hal yang menarik untuk di kaji ditengah kimiskinan individu dan structural yang menjerat. Kemiskinan itu sendiri terjadi karena faktor individu dan struktural yang memjadikan mereka sulit untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Sehingga banyak strategi yang mereka lakukan guna untuk keluar dari lingkar kemiskinan tersebut. Untuk mengetahui itu semua, penulis memerlukan waktu yang cukup lama untuk bersosialisasi dengan mereka agar mereka terbiasa dengan peneliti sehingga apa yang dipikirkan dan dilakukannya sama dengan sebelum krhadiran penulis.

Daerah sasaran penelitian merupakan daerah yang sering dijadikan bahan penelitian yang senantiasa berkenaan dengan masalah-masalah ekonomi. Oleh sebab itu penulis menjadikaan keadaan ekonomi mereka dan kondisi fisik lingkungan mereka sebagai dasar untuk meneliti strategi bertahan hidup di tengah kemiskinan yang menjerat mereka. Substansi penelitian ini bersifat sosiologis

Selesainya tulisan ini adalah berkat dukungan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak kepada penulis. Oleh karena itu penulis bermaksud menyatakan terimakasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada :

1. Ayahanda dan ibunda tercinta. Segala saran, nasehat, perhatian dan dukungan moril dan materiil merupakan anugerah terbesar dari Tuhan yang maha Esa bagi penulis.

2. Bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial (FIS) yang telah memberikan surat ijin penelitian dari fakultas.


(6)

ii 4. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan dosen penguji I yang senantiasa membimbing penulis selama perkuliahan

6. Bapak Bakhrul Khairil Amal, M.Si selaku dosen pembimbing penulis. 7. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si selaku dosen penguji II dan Ibu Sulian

Ekomila,S.Sos,MSP selaku dosen penguji III yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam perbaikan proposal.

8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Antropologi, sekaligus staff administrasi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

9. Teman-teman seperjuangan satu dosen pembimbing skripsi ( Haposan, Musdarwinsyah dan Irna) yang senantiasa memberi semangat untuk bersama-sama menyelesaikan skripsi.

10. Teman-teman satu PPL (Rara, Yani, Siti Khadijah, Rahma) yang selalu memberi dukungan untuk dengan segera menyelesaikan skripsi ini.

11. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada abang Niko Sitorus yang sudah banyak meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.

12. Buat adikku Junita Simanjuntak yang dengan senang hati membantu penulis selama penelitian dalam hal mengambil gambar/foto.

13. Teman-temaan seperjuangan Maria, Dewi, Afril, Lisa, Yolanda, Devi , Ramika, Happy yang senatiasa memberikan dukungan dan motivasinya. 14. Buat seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Antropologi stambuk


(7)

iii 15. Mamopar, Maltus dan Fernandes yang telah membantu membacakan isi

skripsi dalam pengetikannya.

16. Teman-teman dan kakak seperjuangan di departemen Sosiologi/Pkn BT/BS Medica (kak Eninta, bang Gio, Friska, kak Tarulina, kak Iros ) yang memberi dukungan dan masukan kepada penulis.

Medan, Agustus 2013


(8)

v DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Pembatasan Masalah ... 5

1.4. Perumusan Masalah ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Konseptual ... 8

2.1.1. Konsep Strategi Bertahan Hidup... 8

2.1.2. Pengertian Pemukiman Kumuh ... 10

2.1.3. Konsep Kemiskinan ... 12

2.2. Kerangka Teoritis ... 15

2.2.1. Teori Slum ... 15

2.2.2. Teori Strategi Survival ... 16


(9)

vi BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian ... 21

3.2. Pendekatan Penelitian ... 21

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 22

3.3.1. Observasi ... 22

3.3.2. Wawancara ... 23

3.3.3. Dokumentasi ... 24

3.4. Subjek dan Objek Penelitian ... 25

3.5. Pengolaan dan Analisa Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ... 27

4.1.1. Kondisi Geografis Kelurahan Tegal Sari Mandala II... 27

4.1.2. Kondisi Fisik Pemukiman ... 31

4.2. Kehidupan Sosial Budaya Penduduk Pemukiman ... 33

4.3. Karakteristik Kemiskinan di Bantaran Rel K.A ... 36

4.4. Motif Penghuni Pemukiman Tinggal di Kawasan Kumuh (Bantaran Rel Kereta Api . ... 39

4.5. Strategi Bertahan Hidup Penghuni Pemukiman... 43

4.5.1. Peningkatan Aset……….. ... 42

4.5.1.1. Aset Tenaga Kerja (Labour Asets)………... 45

4.5.1.2. Aset Modal Manusia ( Human Capital Asets)……… ... 48

4.5.1.3. Aset Produktif (Produktive Asets) ………….. ... 49

4.5.1.4. Aset Relasi Rumah Tangga (Houseland Relation Asets)……….. ... 52


(10)

vii

4.3.2. Pengontrolan Konsumsi dan Pengeluaran ... 55

4.3.3. Pengubahan Komposisi Keluarga ... 57

4.6. Persepsi masyarakat luar terhadap Pemukiman ... 58

4.7. Skema Hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ….. ... 61

5.2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA

PEDOMAN WAWANCARA DAFTAR INFORMAN HASIL DOKUMENTASI


(11)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Ibu Nurmala sedang membersihkan dan memilah botol-botol bekas Gambar 2 : Anak-anak mencari barang-barang bekas yang masi layak guna Gambar 3 : Seorang ibu memikul barang-barang bekas

Gambar 4 : Ternak babi Ibu Simatupang Denah Lokasi Penelitian


(12)

viii DAFTAR TABEL


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persoalan permukiman merupakan masalah yang serius karena dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kantong-kantong kemiskinan yang fatal dan kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan sosial di luar kontrol atau kemampuan pemerintah kota untuk menangani dan mengawasinya. Permukiman kumuh merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Hal ini mendapat sorotan dari para sosiolog dan antropolog ialah masalah kemiskinan yang dialami oleh golongan tertentu di kota-kota besar. Kota yang mempunyai hampir semua fasilitas untuk meningkat taraf dan kualitas hidup penghuninya, namun masih saja terdapat kelompok masyarakat yang hidup dalam keadaan menyedihkan atau tidak sesuai dengan standar hidup yang layak.

Sunartiningsih, (Orientasi Nilai Budaya Penghuni Pemukiman Kumuh : 2000) mengatakan bahwa kota sendiri belum mampu untuk memberikan lapangan kerja kepada pendatang-pendatang baru tersebut, yang biasanya terdiri dari orang-orang yang rendah pendidikannya, kurang mempunyai keterampilan dan kurang modal. Dengan demikian mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan memadai di kota. Pada akhirnya mereka mengerjakan pekerjaan apa saja asal dapat


(14)

mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Penghasilan mereka rendah dan penuh ketidakpastian. Mereka inilah yang termasuk golongan miskin di kota.

Kehidupan mereka yang tergolong miskin tersebut merupakan masalah sosial akibat terjadinya ketidakcukupan materi atau uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, termasuk biaya pendidikan dan tempat bermukim. Maka kawasan kumuhpun muncul di kota-kota besar. Pemukiman ini justru menjadi beban bagi pemerintah untuk selalu diberikan bantuan dalam bentuk materi.

Pemukiman kumuh identik dengan kemiskinan. Karakteristik dan kriteria yang digunakan untuk mengenali penduduk miskin bervariasi, tetapi umumnya yang dijadikan acuan adalah penguasaan tanah, jenis pekerjaan atau tingkat pendapatan, kondisi kehidupan sehari-hari, dan hubungan dengan anggota masyarakat lainnya. Hasil studi konsolidasi memperlihatkan bahwa karakteristik penduduk miskin yang paling banyak dijadikan acuan adalah kondisi fisik rumah, pendidikan anak, jenis pekerjaan atau upah, dan pemenuhan kebutuhan pangan. Jika ditelusuri lebih dalam, meskipun karakteristik yang digunakan sebagai acuan sama, namun standar kemiskinannya berbeda. Perbedaan standar tersebut mencerminkan perbedaan standar kehidupan, budaya, dan ketersediaan sumber daya lokal. Perbedaan ini juga mencerminkan subyektivitas ukuran kemiskinan yang digunakan masyarakat ( Smeru News No. 11: Juli-Sep/2004 ).

Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka mulai dari sandang, pangan dan tempat tinggal yang layak, untuk mendapatkan itu semua harus dilakukan usaha yang ekstra. Mendapatkan kehidupan yang lebih baik adalah hak asasi setiap manusia, oleh karena itu usaha atau kegiatan manusia


(15)

mencari kehidupan yang lebih baik tidak dapat dipisahkan dari sekitar kita. Maka muncul keinginan warga desa untuk melakukan migrasi ke kota yang dibarengi pola pikir bahwa kota merupakan tempat untuk mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.

Namun tidak sedikit warga desa yang tersingkir akibat kurang mampunya melakukan persaingan di kota demi meningkatkan taraf kehidupan. Karena tersingkirnya persaingan kehidupan kota maka segelintir kaum yang bersaing memilih alternatif yang salah, akibat kurangnya pengertian akan hidup yang layak dan kurannya modal yang cukup yaitu pekerjaan yang tetap sebagai pegangan untuk dapat bertahan hidup di tengah-tengah kehidupan kota. Sementara kota sendiri tidak dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka pendatang baru yang dimana kurang memiliki keterampilan dan rendah pendidikan. Sehingga mereka mau mengerjakan pekeerjaan apa saja agar mereka bisa bertahan hidup. Penghasilan yang rendah dan penuh ketidakpastian membuat mereka memilih untuk tinggal dimana saja selama mereka merasa aman.

Akhirnya mereka mendiami daerah tertentu yang disebut daerah kumuh (slum area), yaitu daerah yang terletak termasuk dalam lahan yang di perebutkan, sebagai tempat yang layak unuk dapat digunakan bagi masyarakat kumuh. Dampak dari terbentuknya pemukiman kumuh di perkotaan menyebabkan rendahnya tingkat kualitas pemukiman. Menno, (1994 : 64) menjelaskan bahwa fakta yang bersifat fisik yang jelas dari penghuni liar/ kumuh ini ialah bentuk rumahnya yang tidak teratur dan terbuat dari bahan-bahan bekas, sehingga lebih cocok disebut sebagai ‘teratak’.


(16)

Maka penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi apa saja yang menjadi motif bagi penghuni pemukiman kumuh bertahan dalam kondisi kumuh demi mempertahankan kelangsungan hidupnya. Fenomena pemukiman kumuh yang ada di sepanjang bantaran rel kereta api kelurahan Tegal Sari Medan merupakan salah satu fenomena kemiskinan yang perlu kita ketahui sifatnya. Apakah kemiskinan yang terjadi dikarenakan kebudayaan kemiskinan, struktur sosial atau kemiskinan yang bersifat kondisional. Kemiskinan memiliki pemaknaan yang berbeda-beda pada setiap individu. Peneliti pun belum dapat mengkategorikan bahwa penduduk di kawasan bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Medan mayoritas adalah warga miskin.Uuntuk itu perlu diketahui sifat dari kemiskinan yang ada di kawasan bantaran rel kereta api. Setelah mengetaui sifat kemiskinan yang ada di kawasan kumuh sepanjang bantaran rel kereta api, maka peneliti tertarik untuk mengetahui apa saja strategi-strategi yang dilakukan untuk bertahan hidup di pinggiran kota besar dan motif mereka tinggal di kawasan kumuh bantaran rel kereta api.

Daerah sasaran penelitian merupakan daerah yang senantiasa berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi yang menjadi dasar untuk meneliti strategi bertahan hidup penghuni pemukiman kumuh. Substansi dalam penelitian ini bersifat sosiologis. Sehingga dapat dirumuskan sifat kemiskinan yang ada di permukiman kumuh dan bagaimana strategi yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup.


(17)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan apa yang dikemukakan pada latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Kondisi fisik daerah pemukiman kumuh di bantaran rel kereta api 2. Struktur kehidupan sosial penghuni pemukiman kumuh di sekitar

bantaran rel kereta api.

3. Motif penghuni pemukiman kumuh bertahan dalam kondisi kumuh (kemiskinan)

4. Pandangan masyarakat luar terhadap lingkungan kumuh di bantaran rel kereta api

5. Pengaruh kawasan kumuh bantaran rel kereta api terhadap lingkungan sekitar

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latarbelakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan yang akan dikaji dan diteliti adalah tentang strategi bertahan hidup penghuni pemukiman kumuh di sepanjang bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Mandala.


(18)

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apa faktor penyebab munculnya kawasan kumuh di perkotaan 2. Bagaimana kondisi sosial budaya daerah bantaran rel kereta api

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi penghuni pemukiman kumuh bertahan dalam kondisi kemiskinan

4. Bagaimana strategi bertahan hidup yang dilakukan penghuni pemukiman kumuh untuk bertahan hidup

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor penyebab munculnya kawasan kumuh di perkotaan

2. Untuk mengetahui kondisi sosial budaya daerah bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan

3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penghuni pemukiman kumuh bertahan dalam kondisi kemiskinan

4. Untuk mengidentifikasi strategi bertahan hidup yang dilakukan penghuni pemukiman kumuh untuk bertahan hidup di kawasan kumuh


(19)

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi/ masukan pada pemerintahan daerah kota Medan agar dapat membuat kebijakan-kebijakan dalam mengatasi masalah permukiman kumuh dengan mengetahui strategi-strategi yang dilakukan penghuni pemukiman kumuh untuk bertahan hidup di kota Medan khususnya yang ada di sepanjang bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal Sari Mandala II dan kajian bagi pengembangan wilayah kota Medan.

Melalui penelitian ini pun diharapkan dapat membantu pembaca dalam menambah bahan referensi penulisan karya ilmiah dan sejenisnya.


(20)

1 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1 Ketidakmampuan dalam menghadapi berbagia tuntutan di kota menyebabkan tanah-tanah di kota menjadi tempat tinggal seperti di bantaran rel kereta api. Kemiskinan yang terjadi di kawasan pemukiman kumuh bantaran rel kereta api disebabkan karen faktor individu dan struktural yang kerap menjerat mereka dalam lingkaran kemiskinan. Kemiskinan bukanlah keinginan seseorang, namun keasadaran manusia dan sebuah sistem yang tidak fungsional membuat mereka harus masuk dalam zona kemiskinan. Berbagai kebijakan yang sudah dilakukan pemerintah belum bisa menjadi sebuah solusi untuk memberantas kemiskinan. Meski masyarakat di bantaran rel kereta apI adalah masyarakat batak Toba yang memiliki jiwa dan semanagat yang kuat namun hambatan struktural menjebak mereka untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.

2 Usaha-usaha yang mereka lakukan dengan berbagai strategi untuk keluar dari jerat kemiskinan justru membawa mereka dalam lingkran kemiskinan. Meski mereka mampu mengcukupi kebutuhan sehari-hari mereka namun sulit untuk memutus lingkaran kemiskinan tersebut. Kurangnya pendidikan dan keterampilan membawa mereka dalam pekerjaan yang berstatus rendah di perkotaan.


(21)

2

3 Kemiskinan perkotaan telah menjadi ‘model’ dari perkembangan kota, dan

juga merupakan masalah bagi pemerintahan dan manajemen perkotaan. Karena dari cara hidup para migran di perkotaan inilah telah lahir pola adaptasi, nilai-nilai yang diyakini, respons dalam tindakan/sikap, dan pola-pola kelakuan yang khas penduduk miskin kota yang oleh para ahlinya disebut dengan kebudayaan kemiskinan. Sama halnya pada masyarakat migran di kawasan pemukiman bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal Sari mandala II Medan.

1.2. Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:

1. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa masyarakat di kawasan kumuh masih terjerat dalam lingkaran kemiskinan yang disebabkan oleh faktor individu dan struktural. Maka bagi masyarakat ini perlu lebih meningkatkan kesadaran akan kemiskinannya dan memperluas pergaulan. Pergaulan bisa diperluas dengan cara mendekatkan mereka dalam suatu ajang komunikasi dengan orang-orang di sekitar mereka yang telah sukses sehingga wawasan mereka menjadi terbuka lebih luas dalam melihat masa depan.

2. Kasus kemiskinan struktural juga bisa dicari pemecahannya dengan cara memanfaatkan ikatan kekerabatan yang ada. Masyarakat batak Toba terkenal dengan ikatan kekerabatannya, maka dari itu mereka yang masih terjerat dalam kemiskinan dapat memanfaatkan ikatan kekerabatan dengan


(22)

3 melibatkan diri dengan hubungan kerjasama dengan kerabat-kerabat yang tergolong kaya.

3. Bantuan pihak luar dan pemerintah masih diperlukan. Aset yang mereka miliki dan strategi bertahan hidup yang mereka lakukan masih sulit untuk mengeluarkan mereka dari jerat kemiskinan. Sebaiknya bantuan yang diberikan dalam bentuk keterampilan dan kerja keras serta penyuluhan yang berhubungan dengan etos kerja dan aplikasi nilai-nilai yang mendorong pembangunan. Dari pengakuan masyarakat bahwa bantuan- bantuan dari pemerintah mbelum sampai ke daerah ini secara merata. Dengan demikian kemiskinan bisa diputus sehingga ada peluang bagi mereka untuk keluar dari jerat kemiskinan.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah ( BAPEDA ). 2011. Penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Blitar 2011-2016. Blitar Departemen komunikasi dan Informatika. Jurnal Dialog Kebijakan Publik: 2008 Departemen komunikasi dan Informatika. Jurnal Dialog Kebijakan Publik: 2012 Kanarji & Sudarso. 2005. Penelitian Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Peran

Serta Masyarakat Mampu di Provinsi Jawa Timur. Surabaya : Lutfansah Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. 1984.

Gelandangan Pandangan Ilmu Sosial. Jakarta : Midas Surya Grafindo

Menno, S dan Mustamin Alwi. Antropologi Perkotaan. 1994. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. 2010. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Ritzer, George. 2008. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Kencana

Setiawati, Endah. 2000. Orientasi Nilai Budaya Penghuni Pemukiman Kumuh. Bogor : Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Simanjuntak, Bungaran Antonius dan J. Nasikoen. 2008. Kapita Selekta Teori-Teori Antropologi dan Sejarah Sosiologi. Medan : Bina Media Perintis

Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Suharto, Edi. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. Bandung :

Alfabeta

Sumarmi, Mamik.2010. Jurnal Survival Mechanism Victim Housland of Lumpur Lapindo in Sidoarjo, Jawa Timur. UPBJ-UT : Surabaya


(24)

Wignjosoebroto, Soetandyo & Bagang Suyanto. 2005. Upaya Penaggulangan Kemiskinan & Pengangguran di Propinsi Jawa Timur. Surabaya : Lutfansah

Sumber internet :

http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/permukiman-kumuh-pengertian-dan-ciri.html www.arismaduta.org/index.php?option=com_content&view=article&id=90:survival

&catid

http://newblueprint.wordpress.com/2008/10/21/strategi-survival-penduduk-miskin-lahan-kering/


(1)

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi/ masukan pada pemerintahan daerah kota Medan agar dapat membuat kebijakan-kebijakan dalam mengatasi masalah permukiman kumuh dengan mengetahui strategi-strategi yang dilakukan penghuni pemukiman kumuh untuk bertahan hidup di kota Medan khususnya yang ada di sepanjang bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal Sari Mandala II dan kajian bagi pengembangan wilayah kota Medan.

Melalui penelitian ini pun diharapkan dapat membantu pembaca dalam menambah bahan referensi penulisan karya ilmiah dan sejenisnya.


(2)

1 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1 Ketidakmampuan dalam menghadapi berbagia tuntutan di kota menyebabkan tanah-tanah di kota menjadi tempat tinggal seperti di bantaran rel kereta api. Kemiskinan yang terjadi di kawasan pemukiman kumuh bantaran rel kereta api disebabkan karen faktor individu dan struktural yang kerap menjerat mereka dalam lingkaran kemiskinan. Kemiskinan bukanlah keinginan seseorang, namun keasadaran manusia dan sebuah sistem yang tidak fungsional membuat mereka harus masuk dalam zona kemiskinan. Berbagai kebijakan yang sudah dilakukan pemerintah belum bisa menjadi sebuah solusi untuk memberantas kemiskinan. Meski masyarakat di bantaran rel kereta apI adalah masyarakat batak Toba yang memiliki jiwa dan semanagat yang kuat namun hambatan struktural menjebak mereka untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.

2 Usaha-usaha yang mereka lakukan dengan berbagai strategi untuk keluar dari jerat kemiskinan justru membawa mereka dalam lingkran kemiskinan. Meski mereka mampu mengcukupi kebutuhan sehari-hari mereka namun sulit untuk memutus lingkaran kemiskinan tersebut. Kurangnya pendidikan dan keterampilan membawa mereka dalam pekerjaan yang berstatus rendah di perkotaan.


(3)

2

3 Kemiskinan perkotaan telah menjadi ‘model’ dari perkembangan kota, dan

juga merupakan masalah bagi pemerintahan dan manajemen perkotaan. Karena dari cara hidup para migran di perkotaan inilah telah lahir pola adaptasi, nilai-nilai yang diyakini, respons dalam tindakan/sikap, dan pola-pola kelakuan yang khas penduduk miskin kota yang oleh para ahlinya disebut dengan kebudayaan kemiskinan. Sama halnya pada masyarakat migran di kawasan pemukiman bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal Sari mandala II Medan.

1.2. Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:

1. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa masyarakat di kawasan kumuh masih terjerat dalam lingkaran kemiskinan yang disebabkan oleh faktor individu dan struktural. Maka bagi masyarakat ini perlu lebih meningkatkan kesadaran akan kemiskinannya dan memperluas pergaulan. Pergaulan bisa diperluas dengan cara mendekatkan mereka dalam suatu ajang komunikasi dengan orang-orang di sekitar mereka yang telah sukses sehingga wawasan mereka menjadi terbuka lebih luas dalam melihat masa depan.

2. Kasus kemiskinan struktural juga bisa dicari pemecahannya dengan cara memanfaatkan ikatan kekerabatan yang ada. Masyarakat batak Toba terkenal dengan ikatan kekerabatannya, maka dari itu mereka yang masih terjerat dalam kemiskinan dapat memanfaatkan ikatan kekerabatan dengan


(4)

3 melibatkan diri dengan hubungan kerjasama dengan kerabat-kerabat yang tergolong kaya.

3. Bantuan pihak luar dan pemerintah masih diperlukan. Aset yang mereka miliki dan strategi bertahan hidup yang mereka lakukan masih sulit untuk mengeluarkan mereka dari jerat kemiskinan. Sebaiknya bantuan yang diberikan dalam bentuk keterampilan dan kerja keras serta penyuluhan yang berhubungan dengan etos kerja dan aplikasi nilai-nilai yang mendorong pembangunan. Dari pengakuan masyarakat bahwa bantuan- bantuan dari pemerintah mbelum sampai ke daerah ini secara merata. Dengan demikian kemiskinan bisa diputus sehingga ada peluang bagi mereka untuk keluar dari jerat kemiskinan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah ( BAPEDA ). 2011. Penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Blitar 2011-2016. Blitar Departemen komunikasi dan Informatika. Jurnal Dialog Kebijakan Publik: 2008 Departemen komunikasi dan Informatika. Jurnal Dialog Kebijakan Publik: 2012 Kanarji & Sudarso. 2005. Penelitian Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Peran

Serta Masyarakat Mampu di Provinsi Jawa Timur. Surabaya : Lutfansah Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. 1984.

Gelandangan Pandangan Ilmu Sosial. Jakarta : Midas Surya Grafindo

Menno, S dan Mustamin Alwi. Antropologi Perkotaan. 1994. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. 2010. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Ritzer, George. 2008. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Kencana

Setiawati, Endah. 2000. Orientasi Nilai Budaya Penghuni Pemukiman Kumuh. Bogor : Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Simanjuntak, Bungaran Antonius dan J. Nasikoen. 2008. Kapita Selekta Teori-Teori Antropologi dan Sejarah Sosiologi. Medan : Bina Media Perintis

Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Suharto, Edi. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. Bandung :

Alfabeta

Sumarmi, Mamik.2010. Jurnal Survival Mechanism Victim Housland of Lumpur Lapindo in Sidoarjo, Jawa Timur. UPBJ-UT : Surabaya


(6)

Wignjosoebroto, Soetandyo & Bagang Suyanto. 2005. Upaya Penaggulangan Kemiskinan & Pengangguran di Propinsi Jawa Timur. Surabaya : Lutfansah

Sumber internet :

http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/permukiman-kumuh-pengertian-dan-ciri.html www.arismaduta.org/index.php?option=com_content&view=article&id=90:survival

&catid

http://newblueprint.wordpress.com/2008/10/21/strategi-survival-penduduk-miskin-lahan-kering/


Dokumen yang terkait

Pola Permukiman Masyarakat di Pinggiran Rel Kereta Api (Studi Kasus : Permukiman Lingkungan XII Jalan Arteri Ringroad Medan)

47 311 77

Analisa Tingkat Kebisingan Kereta Api Pada Jalan Rel Segmen Medan – Tebing Tinggi

22 178 85

Studi Pengaruh Perlintasan Sebidang Jalan Dengan Rel Kereta Api Terhadap Karakteristik Lalulintas (Studi Kasus: Perlintasan Kereta Api Jalan Sekip)

22 130 107

Analisis Strategi Bertahan Hidup Penghuni Pemukiman Kumuh Di Sepanjang Bantaran Rel Kereta Api Di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Kota Medan

0 0 14

Analisis Strategi Bertahan Hidup Penghuni Pemukiman Kumuh Di Sepanjang Bantaran Rel Kereta Api Di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Kota Medan

0 0 2

Analisis Strategi Bertahan Hidup Penghuni Pemukiman Kumuh Di Sepanjang Bantaran Rel Kereta Api Di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Kota Medan

0 1 9

Analisis Strategi Bertahan Hidup Penghuni Pemukiman Kumuh Di Sepanjang Bantaran Rel Kereta Api Di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Kota Medan

0 3 42

Analisis Strategi Bertahan Hidup Penghuni Pemukiman Kumuh Di Sepanjang Bantaran Rel Kereta Api Di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Kota Medan Chapter III V

1 1 38

Analisis Strategi Bertahan Hidup Penghuni Pemukiman Kumuh Di Sepanjang Bantaran Rel Kereta Api Di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Kota Medan

0 2 3

Analisis Strategi Bertahan Hidup Penghuni Pemukiman Kumuh Di Sepanjang Bantaran Rel Kereta Api Di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Kota Medan

0 1 6