PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DI KOTA TANGERANG:Studi Tentang Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah Dan Kompetensi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Ma
PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA
MADRASAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP
PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN MADRASAH
ALIYAH DI KOTA TANGERANG
( Studi Tentang Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah Dan Kompetensi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Madrasah Aliyah
Di Kota Tangerang )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
MUKSIN AL ATAS NIM. 0806119
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
PEMBIMBING I
Prof.DR.H. Dadang Suhardan, M.Pd
PEMBIMBING II
(3)
MENGETAHUI
Ketua Program Studi Administrasi SPS Universitas Pendidikan Indonesia
Prof.DR. H. NANANG FATTAH, M.Pd NIP.195305181978031001
(4)
PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN
MADRASAH ALIYAH DI KOTA TANGERANG
(Studi Tentang Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Kompetensi Guru Terhadap Peningkatan kualitas Pendidikan Madrasah Aliyah di Kota Tangerang ) Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah merupakan faktor yang dapat berpengaruh terhadap kompetensi guru dan akan mendorong guru/pegawai bekerja, berperan serta berupaya berusaha melakukan kualitas Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan perkembangan dunia. Guru dituntut untuk memilki kemampuan profesional, kreatif dan inovatif serta bekompensi.
Penelitian ini mencakup tujuh permasalahan pokok, yaitu (1) Bagaimana Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah Aliyah di Kota Tangerang? (2) Bagaimana Kompetensi Guru Madrasah Aliyah di Kota Tangerang? (3) Bagaiamana kualitas Pendidikan Madrasah Aliyah di Kota Tangerang? (4) Seberapa besar Kompetensi guru berpengaruh terhadap kualitas Pendidikan ? (5) Seberapa besar Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah berpengaruh terhadap kopetensi guru? Seberapa besar peningkatan kualitas pendidikan di Madrasah Aliyah secara bersama-sama berpengaruh terhadap kompetensi Guru?
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana instrumen penelitian dalam bentuk angket/skala sikap sangat dominan ditambah dengan instrument lain yang dapat membantu mempertajam analisis.
Hasil penelitian memperoleh gambaran bahwa Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan kompetensi guru di Madrasah Aliyah Kota Tangerang sudah termasuk ke dalam katagori baik, namun masih perlu diadakan pembinaan dan peningkatan terutama yang berkenaan dengan peniningkat kemampuan kepala sekolah/madrasah mengelola sarana dan prasarana dan motivasi guru belajar dari berbagai sumber untuk memperbaharui rencana pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan terutama masalah Peningkatan Mutu masih perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak yang terkait, dan terutama Kanwil Kementerian Agama Kota Tangerang untuk mengadakan pembinaan terhadapkompetesi guru dan kemampuan manajerial kepala Madrasah serta memberikan motivasi dan dorongan kepada guru untuk bekerja kreatif inovatif serta profesionalisme.
Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang amat penting. Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dapat dilakukan melalui optimalisasi peran kepala sekolah,
(5)
KATA PENGANTAR
ا ا ﷲ
ﺪﶵ
ا
,
Puji Syukur Pada Allah SWT dengan segala Rahman dan Rahim Nya, sehinggapenulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul
“ PENGARUH KEMAMPUAN
MANAJERIAL
KEPALA
MADRASAH
DAN
KOMPETENSI
GURU
TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN MADRASAH
ALIYAH DI KOTA TANGERANG )”.
Selanjutnya ucapan Shalawat beriring salam semoga tetap terlimpah dan tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, yang dengan setia mengikuti ajarannya, Risalah dapat membawa Rachmatan lilalamin.Tesis ini berupaya menelaah dan mengkaji fenomena empirik Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Peranserta para dewan guru, tenaga kependidikan serta Masyarakat untuk dapat meningkatkan kualitas Pendidikan Madrasah Aliyah di Kota Tangerang. Dalam Penulisan Tesis ini, penulis berupaya untuk menghasilkan karya ilmiah yang bermutu, namun penulis menyadari sebagai manusia tidak akan terlepas dari kehilapan dan kelemahan serta kekurangan dalam penyelesaian karya tulis ini. Tesis ini dapat selesai karena adanya bantuan dari beragai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, penulis menghaturkan ucapan terima kasih atas bantunnya, semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara tercinta dibalas oleh Allah dengan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Bandung, Juni 2010
(6)
UCAPAN TERIMA KASIH
ا ا ﷲ
ا
ﺪﶵ
Puji Syukur Penulis persembahkan pada Allah SWT dengan segala Rahman danRahimNya penulis dapatr menyelesaikan Tesis ini sesuai dengan target yang di rencankan. Sholawat t beriring salam tetap terlimpah dan tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta kelurga dan sahabat-sahabatNya yang telah setia mengikuti ajarannya, dan menuntun Umat Manusia dari kondisi kehidupan yang jahiliah menuju kehidupan yang penuh dengan keselamatan dengan nilai-nilai ke- Islaman.
Tesis ini berjudul : “ Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Kompetensi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Madrasah Aliyah di Kota Tangerang )”. Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Tesis ini dapat diselesaikan karena atas bimbingan, usul - saran kontribusi baik dalam bentuk pikiran maupun material dari semua pihak. Untuk itu penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada :
1. Pembimbing I, Prof. DR. H. Dadang Suhardan, M.Pd, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Tesis.
2. Pembimbing II, DR. Danny Mairawan, M.Pd, yang telah memberikan, arahan, perhatian, dan bimbingan sehingga menjadi motivasi berharga bagi penulis dalam menyelesaikan Tesis ini.
(7)
3. Ketua Prodi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Prof. Dr. H. Nanang Fattah, M.Pd,
4. Pembimbing Akademik, Prof. DR. H. Akdon, M.Pd, yang telah banyak meluangkan waktu dan perhatian untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam melaksanakan dan menyelesaikan studi.
5. Bapak/ Ibu Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan SPs. UPI yang dengan ikhlas memberikan layanan dan bimbingan perkuliahan sehingga dengan pengetahuan tersebut penulis dapat menjalani dan menyelesaikan studi.
6. Bapak Rektor Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan layanan dan bantuan Administrasi pada penulis selama melaksanakan studi.
7. Bapak Mentri Agama RI, Dirjen Pendidikan Islam, dan Direktur Pendidikan Agama Islam pada Kementerian Agama RI. Beserta segenap jajarannya atas segala kebijakan dan bantunnya dalam memberikan layanan fasilitas beasiswa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
8. Bapak Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten, dan Kepala Bidang Madrasah dan Pendidikan Agama beserta jajarannya, yang telah memberikan layanan dan bantuan administrasi sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
9. Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang dan Kepala Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama beserta seluruh teman sejawat pengawas Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan dukungan moril, materil, dan spirituil sehinga penulis dapat menyelesaikan studi.
10. Bapak /Ibu Kepala Madrasah Aliyah Kota Tangerang atas kerjasamanya disela-sela kesibukannya dalam memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian pada Sekolah/ Madrasah yang Bapak/ Ibu dipimpin.
(8)
pada tempat yang mulia di sisi Allah SWT.
Ibundaku tercinta ( Almarhum ) yang telah melahirkan dan membesarkan dengan kasih sayangnya senantiasa penulis berdo’a untuknya semoga seluruh amal ibadah beliau diterima dan ditempatkan pada tempat yang mulia di sisi Allah SWT.
12. Istri dan Anak-anakku tercinta yang dengan sabar telah membrikan inspirasi dan motivasi serta senantiasa berdo’a untuk kesehatan, keselamatan dan kesuksesan penulis selama menjalankan tugas belajar.
13. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas kerjasama dan segala bantuannya baik moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
Akhirnya, penulis serahkan semua ikhtiar dan amal kebaikan tersebut hanya kepada Allah SWT semoga semuanya tercatat sebagai nilai ibadah. Dan mudah-mudahan tesis ini menjadi sumbangan berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan khusunya di bidang pendidikan dan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Amiin.
و ﷲ
رو
م
او
Bandung, Mei 2010 Penulis,
MUKSIN AL ATAS
NIM.0806119
(9)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi Tesis dengan judul
“
PENGARUH
KEMAMPUAN
MANAJERIAL
KEPALA
MADRASAH
DAN
KOMPETENSI
GURU
TERHADAP
PENINGKATAN
KUALITAS
PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAHA
DI KOTA TANGERANG
”
ini, adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam tradisi keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menerima tindakan atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika akademik dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.Bandung, Mei 2010 Yang membuat Pernyataan
MUKSIN AL ATAS
NIM. 0806119
(10)
halaman
JUDUL DAN PERNYATAAN MAKSUD PENULISAN i
TIM PEMBIMBING……… ii
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ….……….……..………… iii
PERNYATAAN…..………...……... iv
KATA PENGANTAR……….…..……… v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
ABSTRAK ………..……… vii
DAFTAR ISI………….……….……... viii
DAFTAR TABEL………..…..…..……… ix
DAFTAR GAMBAR………...………..………… x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..………..………... 1
B. Rumusan Masalah….…………..…..……….…... 5
C. Tujuan Penelitian.………..……… 6
D. Manfaat Penelitian………..……….………. 7
E. Kerangka Fikir ..………..…..……… 7
(11)
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kepala Madrasah Sebagai Manajer Pendidik ....………….… B. Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah ... C. Kompetensi Guru ...………...……… D. Peningkatan Kualitas Pendidikan ...
12 38 44 60
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...……….……….. 64
B. Pradigma penelitian………. C. Populassi dan Penentuan Sampel ...………. 64 66 D. Definisi Operasional ………...……… 69
E. Instrumen Penelitian………....………. 71
F. Teknik Pengumpulan Data……… 79
G. Teknik Analisis Data……… 81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian……….……… B. Analisis Data……… C. Pembahasan ………. 91 97 123 BAB V KESIMPULAN,IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesempulan ... 138
B. Implikasi ... 139
C. Rekomendasi ... 141
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 6 Matrik Kepemimpinan Sekolah Umum dan Suwasta ... 63
Tabel 3.7 Penentuan Jumlah Sampel………... 69
Tabel 3.8 Kisi-kisi Intrumen Penelitian ...………... 72
Tabel 3.9 Uji validitas empirik instrumen Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah (X1)... 77
Tabel 3.10 Uji validitas empirik instrumen Kompetensi Guru (X2) …………... 78
Tabel 3.11 Uji validitas empirik instrumen Peningkatan Kualitas Pendidikan Y) ... 79
Tabel 4. 12 Kecendrungan Rata-rata Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Madrash X1... 92
Tabel 4. 13 Kecendrungan Rata-rata Skor Variabel Kompetensi Guru X2 ....…………... 94
Tabel 4. 14 Kecendrungan Rata-rata Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) ... 95
Tabel 4. 15 Coefficients ... 103
Tabel 4. 16 Anova b ... 104
Tabel 4. 17 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 105
Tabel 4. 18 Coefficients ... 108
Tabel 4. 19 Anova b ... . 109
Tabel 4. 20 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 111
Tabel 4. 21 Coefficients ... 114
Tabel 4. 22 Anova b ... 115
Tabel 4. 23 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 116
Tabel 4. 24 Coefficients ... 119
Tabel 4. 25 Anova b... 120
Tabel 4. 26 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi . model Summary... 121
(13)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian………... 10
Gambar 3.1 Pardigma Penelitian………... 65
Gambar 4.1 Hasil Perhitungan WMS Variabel X1………... 93
Gambar 4.2 Hasil Perhitungan WMS Variabel X2……….... ... 95
Gambar 4.3 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y………... 96
Gambar 4.1a. Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah (X1) terhadap Kualitas Pendidikan (Y).. 106
Gambar 4.1b Arah Garis Regrisi X1 terhadap Y………... 106
Gambar 4.2a Kompetensi Guru (X2)Madrasah Terhadap Peningkatan Kualitas(Y)Pendidikan ... 111
Gambar 4.2b Arah Garis Regrisi X2 Terhadap Y………... 112
Gambar 4.3a Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah (X1) Terhadap Budaya Madrasah( X2)...117
Gambar 4.3b Arah Garis Regresi X1 Terhadap X2... 118
Gambar 4.4a Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah (X1) dan Kompetensi Guru ( X2) Terhadap Kompetensi Guru (X2) ... 122
Gambar 4.4b Arah Garis Regrisi X1 danX2 Terhadap Y………... 122
Gambar 4.5 X1 Terhadap Y, X2 Terhadap Y,X1 Terhadap X2 serta X1 dan X2 bersama – sama terhadap Y... 123
(14)
(15)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kompetensi dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU. Nomor 20 Tahun 2003). Pendidikan adalah sebuah istilah yang penuh Misteri, Ia ibarat Samudera, semakin diarungi semakin menantang. Hanya Nahkoda yang tajam mata pikir dan mata hati yang mampu menaklukkannya. Kepala Madrasah sebagai manajer lembaga pendidikan adalah Nahkoda, dipundaknnyalah segala harapan kualitas pendidikan ini ditambatkan.
Tuntutan era globalisasi mendudukkan pentingnya upaya peningkatan kualitas pendidikan sebagai wahana dalam membangun dan menempa kualitas sumber daya manusia. Kualitas manusia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, Kepala Madrasah mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang strategis. Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah merupakan salah satu kompetensi yang harus
(16)
dimiliki oleh setiap Kepala Madrasah, dimana Kepala Madrasah harus diasah Kompetensinya dalam mengelola lembaga yang dipimpinannya.
Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Kepala Madrasah dalam melaksanakan tugas kepemimpinannnya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kepala Sekolah/Madrasah, dinyatakan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki oleh Kepala Madrasah meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial, yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi Kepala Madrasah tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung. yang dimiliki.
Studi Pendahuluan dan observasi sementara kemampuan Manajerial Kepala Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta di Kota Tangerang dalam kondisi kurang memuaskan. Kepemimpinannya berjalan apa adanya, belum ada usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan kompetensi yang dimilikinya. Standar kompentensi Kepala Madrasah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kepala Madrasah hanya tertulis secara legal formal dan pemenuhan syarat administratif, belum dilaksananak. Kepemimpian berjalan berdasarkan kekuasaan, siapa yang berkuasa dan siapa yang mempunyai kewenangan,
(17)
3
tidak berdasarkan atas musyawarah, dan kurang demokratis nampaknya. Kepala Madrasah belum menghayati sabda Rasulullah yang berbunyi:
•
(
ﻢ
ﻠﺴﻣو
يرﺎﺨﺒﻟا ﻩور
)
ِﺘ ِﻪ
َر ِﻋ َﻴ
ْﻦ
َﻋ
ٌل
ﺆ
ْﺴ ُ
َﻣ
َر ٍعا
ﻞ
َو ُﻛ
َر ٍعا
ْﻢ
ُﻜ
ُﻛ ﻠ
“Kamu semua adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung
jawabannya atas kepemimpinannya”. (R.Bukhor Muslim) (Hadist Bukhori Muslim,1997:123)
Selanjutnya, jika kita amati lebih jauh tentang realita kompetensi guru saat ini agaknya masih beragam. Sudarwan Danim (2002) mengungkapkan bahwa salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja (work performance) yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru. Kompentensi guru yang memadai akan mengangkat derajat dan kualitas guru itu sendiri. Sesuai dengan firman Allah:
َـﻳ ْﺮ َﻓ
ِﻊ
ِﷲا
ﻟا
ِﺬ ْﻳ
َﻦ
آ َﻣ ُـﻨ
ْﻮ
ِﻣ ا
ْﻨ ُﻜ
ْﻢ
َو ﻟا
ِﺬ ْﻳ
َﻦ
ُأ ْو ُﺗ
ْﻟا اﻮ
ِﻌ ْﻠ
َﻢ
َد َر
َﺟ
ٍتﺎ
)
ﺔﻟﺪا
:
١١
(
(18)
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat (tingkatan)”(A.Q.Almujadalah,11)
Penelitian ini akan memaparkan tentang kompetensi guru dan bagaimana upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dilihat dari peran kepala madrasah. Dengan harapan kiranya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi bagi para Kepala Sekolah dan Siswa maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam meningkatkan kualitas pendidikan Madrasah Aliyan Negeri dan Swasta di Kota Tangerang. Rasululllah mengingatkan:
ُ ُ ْ َ َن َ ْ َ
ُ ْ ِ
ٌ ِ َ َ ُ َ ِ ِ ْ َا ْ ِ
,
ِ ٌ ْ َ ُ ُ ْ َ َن َ ْ َ
ٌ ِ اَر َ ُ َ ِ ِ ْ َا ْ
,
ُ ُ ْ َ َن َ ْ َ
ُ َ ْ َا
ٌ ِ َھ َ ُ َ ِ ِ ْ َا ْ ِ
)
"#$ د هور
(
“Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka sesungguhnya ia telah merugi, barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin sesunguhnya dia telah beruntung, Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka sesungguhnya ia terlaknat.''(HR Dailami) (Al Mafuzhot.1987:26)
Fenomena di lapangan, khususnya di Kota Tangerang menunjukkan bahwa terjadi kemerosotan prestasi belajar siswa MAN dan MAS Kota Tangerang. Hasil belajar siswa MAN dan MAS Kota Tangerang dalam Ujian Nasional prestasinya merosot dan stagnan, tidak mengalami peningkatan maupun perkembangan. Kondisi semacam ini tentu tidak terlepas dari peran Kepala MAN dan MAS di Kota Tangerang tersebut. Kepala Madrasah sebagai nahkoda dalam proses belajar mengajar dituntut untuk memiliki kompetensi yang mamadai sebagai seorang manajer yang profesional. Kemampuan manajerial dan kompetensi guru yang baik akan dapat mendorong terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien,
(19)
5
yang pada gililannya nanti akan menghasilkan out-pu maupun out-come yang baik. Untuk itu penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang
“ PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH KOTA TANGERANG ”
B. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan yang akan diteliti adalah mengenai keterkaitan antara Peningkatan Kualitas Pendidikan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan dibatasi pada faktor Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Kompetensi Guru. Adapun permasalahan yang ingin dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah terhadap Peningkatan Kualits Pendidikan di MAN dan MAS Kota Tangerang.
2) Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Peningkatan Kualits Pendidikan di MAN dan MAS Kota Tangerang.
3) Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah terhadap Kompetensi Guru MAN dan MAS Kota Tangerang.
4) Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Kompetensi Guru kedua-duanya terhadap Peningkatan Kualits Pendidikan di MAN dan MAS Kota Tangerang.
(20)
C. Tujuan
1) Tujuan umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui gambaran yang objektif Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah Aliyah dan Kompetensi Guru terhadap kualitas pendidikan di MAN dan MAS Kota Tangerang.
2) Tujuan Khusus
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan khusus penelitian ini adalah:
a) Untuk mengetahui Bagaimana Kemampuan Manajejerial Kepala Madrasah, Kompetensi Guru dan Peningkatan Kualitas Pendidikan di MAN dan MAS Kota Tangerang.
b) Untuk mengetahui sejauhmana Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah berpengaruh terhadap Peningkatan Kualits Pendidikan di MAN dan MAS Kota Tangerang.
c) Untuk mengetahui sejauhmana Kompetensi Guru berpengaruh terhadap Peningkatan Kualits Pendidikan di MAN dan MAS Kota Tangerang.
d) Untuk mengetahui sejauhmana Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah berpengaruh terhadap Kompetensi Guru di MAN dan MAS Kota Tangerang.
e) Untuk mengetahui sejauhmana Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Kompetensi Guru secara bersama-sama berpengaruh
(21)
7
terhadap Peningkatan Kualits Pendidikan di MAN dan MAS Kota Tangerang.
D. Manfaat
a) Dari segi akademik.
Ingin mengungkap dan mengkaji secara empiris tentang sebagian faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan, khusunya dalam proses pembelajaran di kelas, dimana hasil penelitiannya nanti diharapkan dapat berguna, baik dari seggi teoritis maupun dari segi praktis. Untuk itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berdasarkan bukti-bukti empiris tentang bagaimana peningkatan kualitas pendidikan dipengaruhi oleh faktor Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah yang melatarbelakanginya dan juga dipengaruhi oleh faktor Kemampuan Guru.
b) Dari segi praktis.
Penelitian ini nanti diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak-pihak yang berwenang sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan, serta peningkatan Kompetensi guru dalam mengelola kelas
E. Kerangka Pikir
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional berupaya mengadakan perbaikan dan pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia, yaitu dalam bentuk pembaharuan kurikulum, penataan guru, peningkatan manajemen
(22)
pendidikan, serta pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Dengan pembaharuan ini diharapkan dapat dihasilkan manusia yang kreatif yang sesuai dengan tuntutan jaman, yang pada akhirnya mutu pendidikan di Indonesia meningkat.
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator.
Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam
(23)
9
menciptakan dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat
mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas.
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti: MGMP/MGP tingkat sekolah, in house training, diskusi profesional dan sebagainya, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah,
(24)
seperti: kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi kepala sekolah dan guru sangat mendasar sekali dalam meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah. Kepala Madrasah sebagai manajer dan guru sebagai ujung tombak pendidikan akan sangat menentukan arah dan kualitas suatu lembaga pendidikan, yang pada gilirannya akan memberikan umpan balik (feedback) peningkatan sumber daya manusia.
Secara konseptual kerangka pikir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Kompetensi Guru Madrasah
(X2)
Peningkatan Kualitas Pendidikan
(Y) Kemampuan
Manajerial Kepala Madrasah
(X1)
Sumber Daya Manusia ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
FENOMENA - Kemampuan Manajerial
Kepala Madrasah Rendah
- Kepala Madrasah kurang menguasi dasar-dasar manajemen pendidikan - Guru kurang menguasai
dasar-dasar paedagogik - Guru kurang mampu
menguasi kelas
- Pembelajaran di kelas tidak efektif
- Kualitas Pendidikan tidak kompetitif
(25)
11
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, dapat dirancang hipotesis sebagai berikut:
1) Ada pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah terhadap Peningkatan Kualits Pendidikan di MAN dan MAS Kota Tangerang. 2) Ada pengaruh Kompetensi Guru terhadap Peningkatan Kualits Pendidikan
di MAN dan MAS Kota Tangerang.
3) Ada pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah terhadap Kompetensi Guru di MAN dan MAS Kota Tangerang.
4) Ada pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Kompetensi Guru secara bersama-sama terhadap Peningkatan Kualits Pendidikan di MAN dan MAS Kota Tangerang.
(26)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, karena menggunakan data yang tidak mengalami perlakuan khusus dalam pengumpulan data (bersifat alamiah, bukan buatan), maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survey (Sugiyono, 2008:12). Metode survey menurut Sangarimbun dan Effendi (1989:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Menurut Alreck dan Settle (1995:456) mengatakan bahwa:
A research technique where information requirement are specified, a population is identified, a sample selected and systematically questioned, and the results analyzed, generalized to the population, and reported to meet the information needs.
Servey adalah merupakan teknik/metode penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi dari suatu sampel dalam suatu populasi untuk kemudian dianalisis guna memperoleh generalisasi atas populai dimana sampel itu diambil/ditarik.
B. Paradigma Penelitian
Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti disebut sebagai paradigma penelitian (Sugiyono, 2008:65). Secara sederhana paradigma penelitin ini dapat ditunjukkan seperti gambar berikut:
(27)
65
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
X1 : Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah X2 : Kompetensi Guru
Y : Peningkatan Kualitas Pendidikan
Paradigma atau pola hubungan antar variabel penelitian pada dasarnya merupakan rencana studi/penelitian yang menggambarkan prosedur dalam menjawab pertanyaan masalah penelitian. Menurut Stelltiz dalam Umar (2003:90) terdapat tiga jenis desain penelitian yaitu: desain eksploratoris, desain deskriptif, dan desain kausal. Desain eksploratoris merupakan desain penelitian untuk menjajagi dan mencari ide-ide atau hubungan-hubungan yang baru atas persoalan-persoalan yang relatif baru. Desain deskriptif merupakan desain penelitian yang bertujuan menguraikan sifat atau karakteristik suatu gejala atau masalah tertentu, dan desain kausal merupakan desain penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan atau pengaruh antar variabel.
Dengan mengacu pada masalah penelitian serta jenis desain penelitian, maka desain penelitian ini adalah desain kausal, dimana kajiannya dimaksudkan untuk menganalisis hubungan/pengaruh antar variabel yaitu
X1
X2
(28)
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y), Kemampuan Manajejrial Kepala Madrasah (X1) dan Kompetensi Guru (X2).
C. Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi kasus (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Di dalam Encyclopedia of Educational Evaluation disebutkkan bahwa. ”A population is a set (or collection) of all elements processing one or more
attributes of interest”. Sementara Sugiyono (2008:117) memberikan penjelasan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diperlajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dan dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi (Suharsimi Arikunto, 2006:132).
(29)
67
Sedangkan Sugiyono (2008:118) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin memperlajari semua yang ada pada pupulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulan akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif atau mewakili.
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Probability sampling dan Nonprobability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non-Probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling
(Sugiyono, 2008:119).
Suharsimi (2006:133) menjelaskan bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sample (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representative. Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih.
(30)
Teknik pengambilan sampel juga bisa menggunakan rumus Slovin (dalam Husein Umar, 2003:120), yaitu:
2 .
1 N e
N n
+ =
Dimana:
n = sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir (dalam penelitian ini ditetapkan 5%)
Roscoe dalam bukunya yang berjudul Research Methods for Busines
(Sugiyono:74) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:
1) Ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2) Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3) Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variable penelitiannya ada 5 (independent dan dependent), maka jumlah anggota sample = 10 x 5 = 50.
4) Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota sample masing-masing kelompok antara 10 sampai dengan 20. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Kota Tangerang yang terdiri dari 2 Madrasah Aliyah Negeri dan 14 Madrasah Aliyah Swasta, oleh karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua guru MA di ke16 Madrasah Negeri dan Swasta tersebut. Karena jumlah variabel dalam penelitian ini ada 3 (tiga) variabel, yaitu 2 (dua) variabel bebas
(31)
69
(indepensenti) dan 1 (satu) variable terikat (dependent), maka peneliti menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 sampel. Pengambilan sampel sebanyak 45 ini diambil secara acak (random) dan proporsional pada guru-guru di MAN dan MAS di Kota Tangerang, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Penetuan Jumlah Sampel
No. Nama Madrasah
Jumlah Guru
Jumlah Sampel
1 MAN 1 Tangerang 34 3
2 MAN 2 Tangerang 33 3
3 MAS Nurul Huda 25 3
4 MAS At Taiyah 24 3
5 MAS Darussa’adah Cip 30 3
6 MAS Ibnu Rusydi 32 3
7 MAS Manbaulkhoir 22 2
8 MAS Darussa’adah 23 2
9 MAS Al Husna 24 2
10 MAS At Taqwa 31 3
11 MAS Al Makmur 28 3
12 MAS At Tasyri 25 3
13 MAS Darul Ulum 24 3
14 MAS As Salam 26 3
15 MAS Nurul Falah 26 3
16 MAS Tarbiyah Islami 27 3
Jumlah = 434 45
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan dikaji terdiri dari tiga variabel, yaitu Peningkatan Kualaitas Pendidikan (Y), Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah (X1) dan Kompetensi Guru (X2). Dari masing-masing variabel tersebut dikelompokkan ke dalam dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari variabel X1 dan X2, dan variabel terikat (dependent variable) yang terdiri dari variabel Y.
X1
X2 Y 3,6 3,7 3,8 3,5 3,4 3,7 2,5 2,5 2,5 2,4 2,4 2,4 3.0 3.0 3.0 3,2 3,2 3,2 2,2 2,2 2,2 2,3 2,3 2,3 2,4 2,4 2,4 2,8 2,8 2,8 2,5 2,5 2,5 2,4 2,4 2,4 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,7 2,7 2,7
(32)
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan penelitian, maka variabel-variabel tersebut perlu dijabarkan ke dalam bentuk operasional guna melakukan pengukuran bagi kepentingan analisis. Untuk itu berikut ini akan dikemukakan operasional dari variabel tersebut serta penjabarannya ke dalam indikator-indikator sebagai acuan dalam penyusunan instrumen penelitian.
1. Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah (X1)
Kemampuan manajerial kepala madrasah diartikan sebagai keseluruhan kompetensi yang dimiliki oleh kepala Madrasah sebagai pimpinan dalam mengelola keseluruhan sumber daya pendidikan sehingga mampu mendukung tercapainya keberhasilan proses pendidikan di Madrasah
2. Kompetensi Guru (X2)
Kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukkan.
Agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
(33)
71
3. Peningkatan Kualitas Pendidikan
Mutu adalah perasaan menghargai bahwa sesuatu lebih baik daripada yang lain. Perasaan itu berubah sepanjang waktu dan berubah dari generasi ke generasi, serta bervariasi dengan aspek aktivitas manusia.” Definisi lain, “mutu” seperti yang biasa digunakan dalam manajemen berarti lebih dari ratarata dengan harga yang wajar. Mutu juga berarti memfokuskan pada kemampuan menghasilkan produk dan jasa yang semakin baik dengan harga yang semakin bersaing. Mutu juga berarti melakukan hal-hal yang tepat dalam organisasi pada langkah pertama, bukannya membuat dan memperbaiki kesalahan. Dengan memfokuskan hal-hal yang tepat pada kesempatan pertama, organisasi menghindari biaya tinggi yang berkaitan dengan pengerjaan ulang.
E. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:148).
Instrumen penelitan dalam bidang pendidikan sering disusun sendiri, termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen dalam penelitian ini ada tiga, yaitu instrument untuk mengukur Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah, Kompetensi Guru dan Peningkatan Kualitas Pendidikan.
Sesuai dengan karakteristik penelitiian dengan pendekatan kuantitatif, penyusunan instrumen penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data
(34)
menjadi hal yang penting yang akan menentukan pada kualitas hasil penelitian. Dalam hubungan ini alat pengumpul data, khususnya angket, dimaksudkan untuk mengukur variabel-variabel penelitian sehingga dapat diperoleh data kuantitatif untuk kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan formula statistik yang relevan dengan tujuan penelitian.
Untuk lebih jelasnya instrumen penelitian ini disusun dalam bentuk kisi-kisi sebagai berikut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Demensi Indikator No.Item
Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah (X1)
Kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan kompetensi sosial. .
•Menyusun perencanaan 1-2
•Mengembangkan organisasi
3-4
•Memimpin Madrasah 5-6
•Mengelola perubahan 7-8
•Menciptakan budaya dan
iklim Madrasah 9-10
•Mengelola guru dan staff 11-12
•Mengelola sarana dan prasarana
13-14
•Mengelola humas 15-16
•Mengelola peserta didik 17-18
•Mengelola pengembangan
kurikulum 19-20
•Mengelola keuangan 21-22
•Mengelola ketatausahaan 23-24
(35)
73
khusus
•Mengelola system informasi
27
•Memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi 28
•Melakukan monitoring,
evaluasi dan pelaporan 29-30 Kompetensi
Guru (X2)
Kompetensi sebagai agen pembelajaran
pada jenjang
Pendidikan Dasar dan menengah meliputi : Kompetensi
kepribadian, Kompetensi
Profesional, dan Kompetensi Sosial
• Memahami karekateristik peserta didik
1-2
•Memahami latar belakang peserta didik
3-4
•Memahami gaya belajar peserta didik
•Memahami potensi peserta didik
5-6
7-8
•Menguasai teori dan prinsip pembelajaran
9-10
•Menguasai kurikulum 11-12
•Kemampuan merancang dan melaksanaskan pembelajaran
13,14
•Kemampuan
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran 15,16 Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) Peningkatan dalam bidang pencapaian kurikulum, Prestasi Siswa Nilai Ujian Nasional
•Kelengkapan Fasilitas 1,2,3,4
•Pendanaan 5,6,7
•Sistim manajemen 8,9,10,11
•Visi ke depan 12,13,14, 15,16
(36)
1. Pengujian Instrumen a) Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2005:267). Validitas instrumen dalam penelitian ini diawali dengan validitas konstrak (construct validity) dan validitas isi (content validity). Untuk menguji validitas konstrak dan validitas isi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang isi dan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti (Sugiyono, 2008:177).
Setelah pengujian validitas konstrak dan validitas isi dari ahli dan berdasarkan pengalaman selesai, maka diteruskan dengan uji validitas empirik (empirical-validity) di lapangan, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total, dengan menggunakan
rumus Pearson Product Moment:
( )( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
Y Y
N X X
N
Y X XY N rxy
Σ − Σ Σ
− Σ
Σ Σ − Σ =
(37)
75
Ha : instrumen soal valid. Ho : instrumen soal tidak valid
α = 0,05 atau 5%
Ha diterima bila r(hitung)> r(tabel)
b) Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:267). Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan test-retestb (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2005:273).
Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian, dapat digunakan Teknik Belah Dua (split half) yang dianalis dengan rumus Spearman Brown. Untuk keperluan itu, maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen nomor ganjil dan kelompok instrumen nomot genap. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan kelompok genap dicari korelasinya dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment:
( )( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
Y Y
N X X
N
Y X XY N rxy
Σ − Σ Σ
− Σ
Σ Σ − Σ =
(38)
Kemudian hasil korelasi tersebut dimasukkan dalam rumus Spearman Brown:
b b i
r r r
+ =
1 . 2
(Sugiyono, 2008:190)
Riduwan dan Sunarto (2007:348) mengatakan:
Reriabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reiliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal (stability/test retest, equivalent atau gabungan keduanya) dan secara internal (analisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen).
Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid pasti rerliabel (Riduwan dan Sunarto, 2007:353).
2. Uji Coba Instrumen
Untuk melakukan uji coba instrumen secara empirik dalam penelitian ini dilakukan pada 30 responden 16 Kepala Sekolah dan 14 guru-guru MAN dan MAS di Kota Tangerang yang diambil secara acak. Dan hasilnya sebagaimana ditentukan pada tabel berikut:
(39)
77
Tabel 3.3
Uji validitas empirik instrumen
Kemampuan Manajerial Kepala Madarah (X1)
No. Koefisien t t
Keputusan Item
Pertanyaan Korelasi (hitung) (tabel)
1 0,93 10,81 2,05 Valid
2 0,96 13,99 2,05 Valid
3 0,93 10,81 2,05 Valid
4 0,93 10,52 2,05 Valid
5 0,93 10,81 2,05 Valid
6 0,93 10,52 2,05 Valid
7 0,93 10,81 2,05 Valid
8 0,92 10,26 2,05 Valid
9 0,96 13,99 2,05 Valid
10 0,93 10,81 2,05 Valid
11 0,87 7,46 2,05 Valid
12 0,93 10,81 2,05 Valid
13 0,93 10,81 2,05 Valid
14 0,93 10,81 2,05 Valid
15 0,93 10,52 2,05 Valid
16 0,92 10,26 2,05 Valid
17 0,96 13,99 2,05 Valid
18 0,93 10,52 2,05 Valid
19 0,96 13,99 2,05 Valid
20 0,93 10,52 2,05 Valid
21 0,87 7,46 2,05 Valid
22 0,93 10,81 2,05 Valid
23 0,93 10,81 2,05 Valid
24 0,93 10,81 2,05 Valid
25 0,93 10,52 2,05 Valid
26 0,92 10,26 2,05 Valid
27 0,96 13,99 2,05 Valid
28 0,93 10,52 2,05 Valid
29 0,96 13,99 2,05 Valid
30 0,93 10,52 2,05 Valid
Berdasarkan Tabtel 3.3 di atas, ternyata dari 30 item soal yang diujicobakan secara empirik, insturmen penelitian (angket) Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah semuanya terbukti valid (Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 3.3).
(40)
Tabel 3.4
Uji validitas empirik instrumen Kompetensi Guru (X2)
No. Koefisien t T
Keputusan Item
Pertanyaan Korelasi (hitung) (tabel)
1 0,71 4,33 2,15 Valid
2 0,76 4,94 2,15 Valid
3 0,69 4,02 2,15 Valid
4 0,73 4,56 2,15 Valid
5 0,69 4,05 2,15 Valid
6 0,83 6,21 2,15 Valid
7 0,69 4,01 2,15 Valid
8 0,89 8,34 2,15 Valid
9 0,50 2,46 2,15 Valid
10 0,79 5,47 2,15 Valid
11 0,56 2,83 2,15 Valid
12 0,72 4,42 2,15 Valid
13 0,81 5,90 2,15 Valid
14 0,89 8,14 2,15 Valid
15 0,64 3,55 2,15 Valid
16 0,56 2,83 2,15 Valid
Dari Tabtel 3.4 di atas, ternyata dari 16 item soal yang diujicobakan secara empirik, insturmen penelitian (angket) Kompetensi Guru semuanya terbukti valid. Sehingga semua item soal yang sudah diujicobakan akan dipakai dalam penelitian ini (Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 3.4).
(41)
79
Tabel 3.5
Uji validitas empirik instrumen Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
No. Koefisien t t
Keputusan Item
Pertanyaan Korelasi (hitung) (tabel)
1 0,66 3,77 2,15 valid
2 0,78 5,30 2,15 valid
3 0,88 7,97 2,15 valid
4 0,89 8,41 2,15 valid
5 0,57 2,97 2,15 valid
6 0,82 6,05 2,15 valid
7 0,63 3,44 2,15 valid
8 0,89 8,14 2,15 valid
9 0,82 6,05 2,15 valid
10 0,82 6,06 2,15 valid
11 0,66 3,77 2,15 valid
12 0,78 5,30 2,15 valid
13 0,88 7,97 2,15 valid
14 0,89 8,41 2,15 valid
15 0,57 2,97 2,15 valid
16 0,71 4,26 2,15 valid
Melihat Tabtel 3.5 di atas, ternyata dari 16 item soal yang diujicobakan secara empirik, insturmen penelitian (angket) Peningkatan Kualitas Pendidikan semuanya terbukti valid. Sehingga semua item soal yang sudah diujicobakan akan dipakai dalam penelitian ini (Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 3.5).
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
(42)
1. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh data yang disebarkan kepada seluruh responden yang menjadi sampel dalam penelitian.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pemerolehan data melalui tanya jawab dengan pihak yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan para guru, staf dan Kepala MAN dan MAS di Kota Tangerang. Wawancara ini dimaksudkan untuk menambah pemahaman tentang masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini.
3. Observasi
Yaitu teknik pemerolehan data melalui pengamatan langsung kepada obyek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dilakukan kepada semua guru, staf dan Kepala MAN dan MAS di Kota Tangerang untuk lebih menambah pemahaman tentang masalah yang menjadi fokus penelitian.
4. Studi Dokumentasi
Merupakan cara pemerolehan data melalui bukti-bukti atau dokumen tertulis yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dokumen-dokumen yang menjadi sumber data diperoleh dari Kantor TU MAN dan MAS di Kota Tangerang.
(43)
81
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Uji Persyaratan Analisis a) Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Apabila ternyata datanya berdistribusi normal maka olah data yang digunakan adalah dengan statistik parametris, dan apabila datanya tidak normal, maka olah data yang digunakan dengan statistik nonparametris (Sugiyono, 2007:233). Dan rumus yang digunakan untuk uji normalitas data adalah:
(Sugiyono, 2008:241)
b) Uji Linieritas
Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah garis regresi antar variabel independent dan variabel dipendent membentuk garis linier atau tidak. Kalau tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2008:265).
Adapun untuk menguji linieritas hubungan antar variabel dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Merumuskan Hipotesis, yaitu:
Ho : hubungan antar variabel berpola tidak llinier
(
)
∑
−=
t t
f f
f0 2
2
(44)
Ha : hubungan antar variabel berpola linier
2) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE), dengan rumus:
3) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC), dengan rumus:
4) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC), dengan rumus:
5) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE), dengan rumus:
6) Mencari Nilai F(hitung), dengan rumus:
7) Mencari Nilai F (tabel), dengan rumus:
8) Menentukan keputusan pengujian linieritas, dengan ketentuan: Jika, F (hitung) > F (tabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti linier, dan
Jika, F (hitung) < F (tabel), maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti tidak linier (Riduwan, 2007:104).
∑
Σ − Σ = k E n Y Y JK 22 ( )
E s TC JK JK
JK = Re −
2 − = k JK RJK TC TC k n JK RJKE E
− = E TC hitung RJK RJK F = ) ( , ) ( ) 1
(( dkTC dkE tabel F
(45)
83
2. Pengolahan dan Analisis Data
a) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah (X1) terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan
(Y)
Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan antara Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dengan Peningkatan Kualita Pendidikan.
Ha : ada hubungan antara Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dengan Peningkatan Kualita Pendidikan.
.Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:
Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:
(Sugiyono, 2008:259)
Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:
Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.
Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa
) ( )
( x2 y2
xy rxy
Σ Σ
Σ =
2 1
2
r n r t
− − =
(46)
tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261).
Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:
Dimana,
Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta
b = koefisien regresi
X = nilai variabel independen
Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan menggunakan rumus:
(Sugiyono, 2005:245)
Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai
r 2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250).
b) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Kompetensi Guru (X2)
terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y).
Pertama kali yang yang dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan antara Kompentensi Guru dengan Peningkatan Kualitas Pendidikan.
2 2 2 2 2 ) ( ) )( ( ) ( ) )( ( ) )( ( i i i i i i i i i i i i i X X N Y X Y X N b X X N Y X X X Y a Σ − Σ Σ Σ − Σ = Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ = X b a Y= +
(47)
85
Ha : ada hubungan antara Kompentensi Guru dengan Peningkatan Kualitas Pendidikan.
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:
(Sugiyono, 2008:259)
Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:
(Sugiyono, 2008:259)
Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:
Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.
Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261). Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:
Dimana,
Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta
) ( )
( x2 y2
xy rxy
Σ Σ
Σ =
2 1
2
r n r t
− − =
X b a Y= +
(48)
b = koefisien regresi
X = nilai variabel independen
Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan menggunakan rumus:
(Sugiyono, 2005:245)
Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai r2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250).
c) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah (X1) Kompetensi Guru (X2)
Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan antara Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dengan Kompetensi Guru.
Ha : ada hubungan antara Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dengan Kompetensi Guru.
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:
(Sugiyono, 2008:259) )
( )
( x2 y2
xy rxy Σ Σ Σ = 2 2 2 2 2 ) ( ) )( ( ) ( ) )( ( ) )( ( i i i i i i i i i i i i i X X N Y X Y X N b X X N Y X X X Y a Σ − Σ Σ Σ − Σ = Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =
(49)
87
Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:
(Sugiyono, 2008:259)
Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:
Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.
Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261). Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:
Dimana,
Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta
b = koefisien regresi
X = nilai variabel independen
Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan menggunakan rumus: 2 1 2 r n r t − − = X b a Y= +
2 2 2 2 2 ) ( ) )( ( ) ( ) )( ( ) )( ( i i i i i i i i i i i i i X X N Y X Y X N b X X N Y X X X Y a Σ − Σ Σ Σ − Σ = Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =
(50)
(Sugiyono, 2005:245)
Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai
r 2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250).
d) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah (X1) dan Kompetensi Guru (X2) secara
bersama-sama dengan Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan antara Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Kompetensi Guru secara bersama-sama dengan Peningkatan Kualitas Pendidikan.
Ha : ada hubungan antara Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Kompetensi Guru secara bersama-sama dengan Peningkatan Kualitas Pendidikan.
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:
Dimana,
Ryx1x2 : korelasi antaran X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y.
r yx1 : korelasi Product Moment antara X1 dengan Y. r yx2 : korelasi Product Moment antara X2 dengan Y.
2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 x x r x x r yx r yx r yx r yx r x yx R − − + =
(51)
89
r x1x2 : korelasi Product Moment antara X1 dengan X2. (Sugiyono, 2008:266)
Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:
Dimana,
R : koefisien korelasi ganda k : jumlah variable independen n : jumlah sampel
(Sugiyono, 2008:266)
Kemudian nilai F-hitung dibandingkan dengan nilai F-tabel dengan derajat kebebasan, dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5%, dengan ketentuan:
Ho: diterima, jika nilai F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel dan Ha: diterima, jika nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel.
Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresi ganda. Persamaan regresi ganda ini dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai kedua variabel independen secara bersama-sama dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:267). Adapun persamaan regresi ganda yang dimaksud adalah:
) 1 (
/ ) 1 (
/ 2
2
− − −
=
k n R
k R Fh
(52)
Dimana,
Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta
b1 = koefisien regresi independen 1 b2 = koefisien regresi independen 2 X1 = nilai variabel independen 1 X2 = nilai variabel independen 2
Untuk mencari nilai a, b1 dan b2 pada persamaan regresi ganda,
dengan menggunakan persamaan:
) 3 ( . . . ) 2 ( . . . ) 1 ( . . . 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 X b X X b X a Y X X X b X b X a Y X X b X b n a Y + Σ + Σ = Σ + Σ + Σ = Σ Σ + Σ + = Σ (Sugiyono, 2005:252) 2 2 1
1 X b X
b a
(53)
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Peningkatan Kualitas Pendidikan dengan fokus pada Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Kompetensi Paedagogik Guru, yang mengambil lokasi di Kota Tangerang dengan obyek penelitiannya adalah Guru Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta. Dari hasil penelitian di lapangan dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah MAN dan MAS di Kota Tangerang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan MAN dan MAS di Kota Tangerang.
2. Kompetensi Guru MAN dan MAS di Kota Tangerang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan MAN dan MAS di Kota Tangerang.
3. Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah MAN dan MAS di Kota Tangerang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kompetensi Guru MAN dan MAS di Kota Tangerang.
4. Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Kompetensi Guru MAN dan MAS di Kota Tangerang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan MAN dan MAS di Kota Tangerang.
(54)
B. Implikasi
Dengan mengacu pada hasil penelitian dan kesimpulan sebagaimana di kemukakan di atas, terdapat beberapa implikasi yang perlu dicermati dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kompetensi guru. Hal ini dikarenakan tantangan yang diakibatkan oleh perubahan yang cepat di era global, dimana kemampuan daya saing bangsa pada akhirnya akan ditentukan oleh kemampuan SDM bangsa untuk mampu bersaing. Guru sebagai perancang masa depan anak sudah barang tentu dituntut untuk mendidik siswa ke arah yang demikian, dan hal ini hanya dapat dilakukan secara efektif apabila guru melaksanakan peran dan tugasnya secara dengan benar.
1. Upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi guru agar berkinerja secara optimal harus ditempatkan dalam konteks organisasi Madrasah secara keseluruhan. Hal ini dimaksudkan agar peningkatan dan pengembangan kompetensi guru merupakan bagian yang terintegrasi dengan program Madrasah, sehingga pengembangannya dapat berkesinambungan, karena mendapat dukungan dari organisasi.
2. Peningkatan Kualitas Pendidikan apabila berhasil dikembangkan secara terus menerus akan membantu dalam keberhasilan pengembangan guru dalam tataran teknis melalui pelaksanaan peran dan tugas guru dalam proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan upaya untuk mengintegrasikan berbagai
perkembangan baru dan kebijakan baru dalam bidang
(55)
140
sehingga pengembangannya akan menjadi komitmen bersama seluruh anggota organisasi Madrasah. Hal itu berarti bahwa pengembangan manajemen Madrasah perlu didorong untuk dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangannya sikap kreatif guru yang pada gilirannya kreatif ini akan berdampak pada kompetensi paedagogik guru. Kebijakan baru pemerintah untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan dapat
terintegrasi dengan manajeman pendidikan di Madrasah. Dengan
terintegrasinya hal tersebut, maka organisasi Madrasah akan terdorong untuk melakukan pembelajaran dari mulai tataran individu sampai pada tataran organisasi.
3. Dalam upaya mengintegrasikan berbagai perkembangan baru dalam bidang pendidikan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam organisasi Madrasah, ke dalam manajemen Madrasah, maka manajemen berbasis Madrasah perlu terus diperkuat dan untuk itu faktor kepemimpinan kepala Madrasah perlu menjadi perhatian utama, dari mulai rekrutmen sampai pada pengembangan profesi. Kepemimpinan kepala Madrasah perlu didorong dan dikembangkan, mengingat kemampuan manajerial kepala madrasah akan sangat berpengaruh pada penciptaan dan perubahan Kompetensi Paedagogik Guru ke arah yang lebih adaptif, antisipatif, serta kebijakan yang lebih dapat mendorong guru berkinerja prima/superior, proaktif serta lebih terbuka pada perubahan yang pada akhirnya berdampak pada kinerja/perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Untuk itu diperlukan suatu praktek
(56)
manajemen kompetensi paedagogik guru/SDM pendidik yang tepat yang dapat memotivasi pegawai agar mempunyai sikap kreatif dan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
C. Rekomendasi.
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan implikasi sebagaimana dikemukakan terdahulu, maka berikut ini akan dikemukakan beberapa rekomendasi:
1. Untuk MAN dan MAS; (a) Kepala Madrasah perlu mengembangkan kegiatan
yang dapat mendorong pada peningkatan kompetensi/kemampuan guru baik yang langsung terkait dengan proses pembelajaran, maupun kompetensi lain yang dapat menunjang pada peningkatan kualitas pembelajaran sebagai bagian dari pengembangan profesional guru; (b) Kepala Madrasah perlu mendorong tercapainya lingkungan Madrasah yang terbuka terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat. Hal ini akan mendorong pada pemerolehan wawasan/ide/hal baru yang berkembang, yang nantinya diharapkan terjadi transfer of learning melalui pelaksanaan pembelajaran di kelas, yang pada akhirnya melalui pembelajaran bersama di Madrasah hal tersebut akan berpengaruh pada seluruh guru yang menjadi anggota organisasi Madrasah. Dan dalam kontek ini peran kepala Madrasah akan menentukan pada terjadinya pembelajaran organisasi yang bila hal tersebut berlangsung secara berkesinambungan akan menjadikan Madrasah sebagai organisasi pembelajar (learning schoolI).
(57)
142
2. Untuk Kementerian Agama (Mapenda); (a) Perlu upaya/kebijakan yang dapat
memperkuat manajemen Madrasah agar posisi kepala Madrasah menjadi suatu profesi tersendiri, bukan hanya sekedar guru yang diberi tugas tambahan. Dengan kepala Madrasah menjadi profesi yang khusus, maka
rekrutmen kepala Madrasah akan lebih menitikberatkan pada
kompetensi/kemampuan manajerial dan kepemimpinan, serta pengembangan profesinya akan lebih mengacu pada penguatan menajemen dan kepemimpinan pendidikan kepala Madrasah; (b) Menggiatkan kembali pengembangan manajemen berbasis Madrasah agar Madrasah menjadi makin mandiri dalam menjalankan peran dan fungsinya di masyarakat. Oleh karena itu berbagai pengaturan yang cenderung mengurangi inisiatif Madrasah melakukan kegiatan yang produktif bagi peningkatan kualitas pendidikan secara bertahap perlu dikurangi, sehingga kepala Madrasah mempunyai kebebasan yang cukup untuk berekspresi dalam menjalankan kepemimpinan di sekoloh; (c) Seiring dengan kebijakan sertifikasi pendidik/guru yang mendasarkan pada kualifikasi pendidikan sarjana serta penilaian akan kompetensi guru, yang kemudian diiringi dengan tambahan kompensasi dengan diberikannya tunjangan profesi, maka Kementerian Agama (Mapenda) perlu mengembangkan manajeman kinerja yang dapat mendorong pada peningkatan dan pengembangan kompetensi paedagogik guru secara berkesinambuangan. Hal ini dimaksudkan agar tambahan/peningkatan
(58)
financial reward melalui tunjangan profesi dapat terkait dengan meningkatnya kompetensi paedagogik guru ke arah yang lebih baik.
3. Untuk penelitian lebih lanjut; Perlu peningkatan lebih jauh dan mendalam tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas dan Peningkatan Kualitas Pendidikan dengan pendekatan yang berbeda, misalnya pendekatan kualitatif, agar dapat diketahui secara lebih cermat dan mendalam tentang faktor penentu dari Peningkatan Kualitas Pendidikan. Dan untuk pendekatan yang sama, yakni kuantitatif, pengukuran variabel secara substantif bukan didasarkan persepsi atas suatu kondisi, perlu dikembangkan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang lebih akurat.
(1)
142
2. Untuk Kementerian Agama (Mapenda); (a) Perlu upaya/kebijakan yang dapat memperkuat manajemen Madrasah agar posisi kepala Madrasah menjadi suatu profesi tersendiri, bukan hanya sekedar guru yang diberi tugas tambahan. Dengan kepala Madrasah menjadi profesi yang khusus, maka rekrutmen kepala Madrasah akan lebih menitikberatkan pada kompetensi/kemampuan manajerial dan kepemimpinan, serta pengembangan profesinya akan lebih mengacu pada penguatan menajemen dan kepemimpinan pendidikan kepala Madrasah; (b) Menggiatkan kembali pengembangan manajemen berbasis Madrasah agar Madrasah menjadi makin mandiri dalam menjalankan peran dan fungsinya di masyarakat. Oleh karena itu berbagai pengaturan yang cenderung mengurangi inisiatif Madrasah melakukan kegiatan yang produktif bagi peningkatan kualitas pendidikan secara bertahap perlu dikurangi, sehingga kepala Madrasah mempunyai kebebasan yang cukup untuk berekspresi dalam menjalankan kepemimpinan di sekoloh; (c) Seiring dengan kebijakan sertifikasi pendidik/guru yang mendasarkan pada kualifikasi pendidikan sarjana serta penilaian akan kompetensi guru, yang kemudian diiringi dengan tambahan kompensasi dengan diberikannya tunjangan profesi, maka Kementerian Agama (Mapenda) perlu mengembangkan manajeman kinerja yang dapat mendorong pada peningkatan dan pengembangan kompetensi paedagogik guru secara berkesinambuangan. Hal ini dimaksudkan agar tambahan/peningkatan
(2)
143
financial reward melalui tunjangan profesi dapat terkait dengan meningkatnya kompetensi paedagogik guru ke arah yang lebih baik.
3. Untuk penelitian lebih lanjut; Perlu peningkatan lebih jauh dan mendalam tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas dan Peningkatan Kualitas Pendidikan dengan pendekatan yang berbeda, misalnya pendekatan kualitatif, agar dapat diketahui secara lebih cermat dan mendalam tentang faktor penentu dari Peningkatan Kualitas Pendidikan. Dan untuk pendekatan yang sama, yakni kuantitatif, pengukuran variabel secara substantif bukan didasarkan persepsi atas suatu kondisi, perlu dikembangkan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang lebih akurat.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M.I. (2000).Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, Bandung Alfabeta
Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
.
Danim. S, (2002). Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Danim.S (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Daud Muhammad.et.al (1982).Bukhori Muslim. Jakarta: F.A Wijaya Cetakan Pertama
Depdiknas Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. (1983). Pedoman Pengembangan Sekolah Standar Nasional.
Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagakerjaan. (2007). Pedoman Penyusunan Usulan dan Laporan Pengembangan Inovasi Pembelajaran di Sekolah Tahun 2007.
Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagakerjaan. (2007). Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran LPTK (PPKP) Tahun Anggaran 2007.
Depdiknas Dirjen Dikdasmen Direktorat Tenaga Kependidikan (2004). Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar.
Kantaiah Sri, T. Kanti, and Michael E. D. Koenig. (2000). Konwledge Management for the
Information Professional. New Jersey, Information Today, Inc.
Engkoswara (2002). Lembaga Pendidikan Sebagai Pusat Pembudayaan, Cetakan Pertama, Bandung Yayasan Amal Keluarga,..
Fattah N.(2008). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya Fulan, Michael. & Suzanne Stigelbever (1999). The New Meaning of Educational Change. New York : Teacher College Press.
Gibson, Donnely, et al, 1982. Organization, Perilaku, Struktur, Proses. Terj. Nunuk andiarni, Jilid 1 dan 2, Jakarta, Binarupa Aksara.
Harold Kootz dan Cyrill, O Donnel( 1993). Public analysis-an Introduction, Second Edition, Prentice Hll, Inc USA.
Hersey and, Blanchard , . (1982). The Change Agent’s Guide, 2nd Edition. New Jersey : Educational Technology publications Engelwood Cliffs.
Luther Gulick,(1965). Educational Administration,Edition, New Yor,McGraw Hill co.
Mulyati Siti, Yati dan Komariah,Aan. (2008). Pengelolaan Pendidikan: Bandung.Jurusan Administrasi Pendidikan
(4)
Mulyat Siti, Yati dan Komariah,Aan (2003). Sistem Informasi untuk Pengambilan
Keputusan, Jakarta: Gunung Agung.
Mulyati Siti, Yati dan Komariah,Aan. (2008). Pengelolaan Pendidikan: Bandung.Jurusan Administrasi Pendidikan
Mulyat Siti ,Yati dan Komariah,Aan (2000),Supervisi Pendidikan Dalam Rngka Program
Inservice Education, Jakarta. Reneka Cipt
Mulyasa, E .(2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Remaja Rosda, Bandung.
Murphy, Joseph, & Karen seashore Louis. (1999). Educational Administration. San Francisco : Jossey-Bass.
N.A.Amatembun (1981) Supervisi Pendidikan,Bandung.Suri
Nawawi Hadari,(1992) Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi,Yogyakarta:Gajah Mada Universiti Press
Peraturan Pemerintah No.19 (2006) Standart Nasional Pendidikan,Jakarta:Derjen- Pendidikan Islam
Pierce, John L., John W Newstorm (2006). Leader and The Leadership Process, New York, MicGraw Hill.
Quible, Zane K. (2005). Administrative Office Management. Pearson Prentice.
Rampersad, Hubet K. (2003). Total Performance Scorecard, Redefining Management to
Achieve Performance With Integrity, Wildwood Avenue: Woborn, MA, E;sivier
Ltd.
Riduwan dan Sunarto. (2007). Pengantar Statistika, untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,
Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Riyanti Benedict Prihatin Dwi. (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi
Kepribadian. Jakarta: Grasindo.
Rifa’i Moch.dan Abdulgani Rosihin( 2002). Al-Qur’an dan Terjemahnya: Semarang.CV Wicaksana
Robet, Hersey, & James C. Robinson. (1985). Performance Consulting, Moving Beyond
Training. San Francisco: Berrett-Kohler Publisher.
Ruky, Ahmad S. (2001). Sistem Manajemen Kinerja, Jakarta: Gramedia.
Sanusi,A.(1991). Pendidikan Alternatif. Bandung:Program Pascasarjana dan PT.Grafindo Media Pratama.
(5)
---,.(2006), Supervisi Bantuan Profesional, Bandung, Mutiara Ilmu. Suhardan Dadang. (2010), Supervisi Profesional, Bandung, Alfabeta.
Sujana. (2000). Innovation Management. Jakarta: Hrvarindo.
Suyanto,Hisyam, (2000) Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia
MemasukMillenium III. Yogyakarta.Adi Cipta.
Suhertian (1981),Supervisi Pendidikan Dalam Rngka Program Inservice Education, Jakarta.Reneka Cipta
Sugiyono, (2005). Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta. Surya M. (2003). Percikan Perjuangan Guru. Semarang: Aneka Ilmu.
Sutarto, (1980). Dasar-dasar Organisasi, Yogyakarta, Gajahmada University Press.
Suharsimi.Arikunto( 2006).Dasar-Dasar Supervisi.Buku Pegangan Kuliah, Jakarta.Rineka Cipta.
Sumidjo, W. (2001). Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali Press.
Schermerhorn, John D., James G Hunt, Richard N Osborn (2005). Organiizational Beaviour, John Willey and Son Inc.
Scheerens Jaap. (2000). Improving School Effectiveness. United Nation Educational, Scientific, & Cultural Organization UNESCO.
Schermerhorn, John R., Jr. (1984). Management for Productivity. New York: John Willey & Sons Inc.
Shilver paula, Randal S., Susan E. Jackson. (1983). Manajemen Sumber Daya Manusia, terj. Nurdin Sobari, Jakarta: Erlangga Jilid 1 dan 2.
Senge, Peter M. (1990). The Fifth Disciline, The Art and Practice of The Learning
Organization. New York: Doubleday-Dell Publishing Group. Inc.
Sergiovanny, (1987)Educational Governance and Administration. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Sweeney, Paul D., McFarlin, Dean B. (2002). Organizational Behaviour. Soluution for
Managemant, New York: McGraw Hill.
(6)
Terrey, C, (2005). The School Manager. Sydney: Allen & Unwin.
Umar, Husein. (2002). Evaluasi Kinerja Perusahaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Umar,Husein (2003). Metode Riset Perilaku Organisai, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Umar,Husein (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Usman, (2003) Menjadi Guru Profesional, Bandung.PT.Remaja Rosda Karya.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007. Tentang Kepala
Sekolah/Madrasah.
Usman, (2003). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wankat, Philip C., Frank S. Oreovicz, (1993). Teaching Engineering, New York: Mc-Graw Hill.
Werther, Keith Davis. (1989). Human Resources and Personal Management. New York: Mc Graw-Hill.
Winardi. (1996) Perencanaan dan Pengawasan dalam Bidang Management, Mandar Maju, Bandung.