PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA : Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI

PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA

( Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

Tahun Pelajaran 2012/2013 )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Tiara Kurnia

0902831

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI

PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA

( Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

Tahun Pelajaran 2012/2013 )

Oleh Tiara Kurnia

0902831

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi pendidikan guru sekolah dasar

©Tiara Kurnia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnyatanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI

PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA

( Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

Tahun Pelajaran 2012/2013 ) Oleh : Tiara Kurnia (0902831)

Penelitian ini dilatar belakangi dari rendahnya kemampuan menulis narasi siswa kelas IV. Terlihat dari hasil tulisan narasi mereka, segi penulisan, penggunakan tanda baca, perbendaharaan kata yang kacau dan isi karangan yang tidak sesuai. Didukung juga dari data rekapan nilai UTS mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2, terlihat masih banyak siswa yang nilainya dibawah KKM.

Dibutuhkan upaya perbaikan dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Banyuhurip. Untuk itu upaya perbaikan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa.

Pendekatan whole language (Bahasa Menyeluruh) menurut Hartati (2006:107) merupakan suatu pendekatan untuk mengembangkan mengajarkan bahasa yang dilaksanakan secara menyeluruh, meliputi : menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterkaitan pendekatan whole language dengan permainan bahasa (scramble) dapat dilihat dari salah satu komponen whole language yaitu guided writing (menulis terbimbing). Dalam menulis terbimbing, peran guru sebagai fasilitator, membantu menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaiman menulisnya dengan jelas, sistematis dan menarik. Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran permainan bahasa (scramble), siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya dengan dibimbing oleh guru.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan tahap perencanaaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan (observasi), dan tahap refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan sebanyak tiga siklus, siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2013, siklus II 24 Mei 2013, dan siklus III 28 mei 2013. Sehingga diperoleh hasil menulis narasi siswa ditiap siklusnya dengan hasil rata-rata yang diperoleh pada siklus I yaitu 68,3, pada siklus II 78,7, dan pada siklus III 84,5. Dengan tingkat keberhasilan yang diperoleh pada siklus I sebesar 36,7%, siklus II sebesar 70%, dan siklus III sebesar 77%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa (scramble) terbukti mampu meningkatkan ide, imajinasi, menambah kosakata baru, memotivasi, memacu minat siswa, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi.


(5)

ABSTRACT

APPLICATION OF WHOLE LANGUAGE APPROACH TO IMPROVING SKILLS NARRATIVE WRITING THROUGH THE USE OF

LANGUAGE GAMES

(Classroom Action Research on Indonesian Subjects in Class IV SDN Banyuhurip Lembang West Bandung District Academic Year 2012/2013)

By: Tiara Kurnia (0902831)

The research background of a low ability to write narrative fourth grade students. Seen from the results of their narrative writing, in terms of writing, use of punctuation, vocabulary and content chaotic arrangements that do not fit. Also supported the value of the data rekapan UTS Indonesian subjects 2nd semester, many students are still visible under the KKM value.

Improvement efforts are needed to improve the ability to write narratives on subjects Indonesian Banyuhurip Elementary fourth grade. For that improvement efforts will be conducted in this research is to implement a whole language approach through the use of language games.

Whole language approach (Whole Language) by Hartati (2006:107) is an approach to developing language teaching implemented fully, include: listening, speaking, reading and writing. Linkages with the whole language approach to language games (scramble) can be seen from one of the components of whole language is guided writing (guided writing). In guided

writing, the teacher's role as a facilitator, helping find what you wanted to write and how to write with a clear, systematic and interesting. While the language learning activity game (scramble), students can be trained to be creative crafting, sentence, or discourse structure with a random arrangement of meaningful and probably better than the original structure, guided by the teacher.

The method used in this study using action research (PTK) through a qualitative approach. This classroom action research begins with the stage of planning the action, implementing the action stage, the stage of observation (observation), and the phase of reflection. Implementation of the action research were conducted three cycles, the first cycle was conducted on May 21, 2013, May 24, 2013 the second cycle, and cycle III 28 May 2013. So that the results obtained in each cycle, students write narrative with the average yield obtained in the first cycle is 68.3, 78.7 in the second cycle and the third cycle 84.5. With a success rate obtained in the first cycle of 36.7%, the second cycle of 70%, and the third cycle of 77%. So it can be concluded that after the whole language approach through the use of language games (scramble) proved to increase the ideas, imagination, adding new vocabulary, motivate, stimulate students 'interest and improve students' ability in writing narrative.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional... 7

BAB II KAJIAN TEORETIS TENTANG KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE MELALUI PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA ... 9

A. Hakikat Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar ... 9

1. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar ... 9

2. Pengertian menulis ... 10

3. Pembelajaran menulis di kelas IV Sekolah Dasar... 11

4. Fungsi menulis ... 12

5. Kegunaan menulis ... 12


(7)

7. Tahapan-tahapan pada kegiatan menulis ... 13

8. Pengertian narasi ... 14

9. Karakteristik ... 14

10.Ciri-ciri narasi ... 15

11.Jenis-jenis narasi ... 15

12.Perbedaan pokok antara narasi ekspositoris dan narasi Sugestif ... 16

13.Unsur-unsur narasi sugestif ... 16

14.Langkah-langkah menulis narasi ... 17

15.Penilaian kemampuan menulis pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 18

B. Pendekatan Whole Language dan Permainan Bahasa ... 20

1. Teori pembelajaran whole language ... 20

2. Pengertian whole language ... 20

3. Ciri-ciri whole language ... 23

4. Karakteristik whole language ... 24

5. Manfaat pembelajaran whole language ... 25

6. Kelebihan pembelajaran whole language ... 25

7. Keterkaitan pendekatan whole language dengan aspek-aspek keterampilan berbahasa ... 25

8. Prinsip pendekatan whole language ... 27

9. Komponen-komponen whole language ... 27

10.Ciri-ciri kelas whole language ... 29

11.Penilaian dalam kelas whole language ... 30

12.Pengertian permainan bahasa ... 30

13.Kelebihan dan kekurangan permainan bahasa ... 31

14.Jenis-jenis permainan bahasa ... 32

15.Scramble ... 32

16.Hubungan pendekatan whole languae dengan permainan bahasa (scramble)... 34


(8)

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 37

A. Metode Penelitian ... 37

B. Desain Penelitian ... 38

1. Perencanaan tindakan / planning3 ... 39

2. Pelaksanaan tindakan / acting ... 39

3. Pengamatan / observing ... 39

4. Refleksi /reflecting ... 39

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

1. Lokasi penelitian ... 41

2. Waktu penelitian ... 41

D. Subjek Penelitian ... 41

E. Prosedur Penelitian ... 42

1. Refleksi awal ... 42

2. Fact finding analysis ... 42

3. Perencanaan tindakan ... 43

4. Pelaksanaan tindakan ... 43

5. Pengamatan hasil tindakan ... 43

6. Refleksi ... 43

7. (Perencanaan ulang) ... 43

F. Definisi Operasional... 43

1. Menulis ... 44

2. Narasi ... 44

3. Pendekatan whole language ... 44

4. Permainan bahasa ... 44

5. Scramble ... 44

G. Instrument Penelitian ... 44

1. Observasi ... 44

2. Wawancara ... 49


(9)

4. Lembar kerja siswa LKS ... 52

5. Dokumentasi ... 52

H. Pengolahan dan Analisis Data ... 53

1. Tekhnik pengolahan data. ... 53

2. Analisis data ... 53

BAB IV HASIL PENENLITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Hasil Penelitian ... 61

1. Deskripsi data awal penelitian ... 61

2. Deskripsi pelaksanaan penelitian ... 63

3. Deskripsi hasil penelitian Siklus I ... 64

4. Deskripsi hasil penelitian Siklus II ... 89

5. Deskripsi hasil penelitian Siklus III ... 116

B. Pembahasan ... 148

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 152

A. Kesimpulan ... 152

B. Rekomendasi ... 155

DAFTAR PUSTAKA ... 156

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 159

A. Lampiran A ... 160

B. Lampiran B... 220


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbedaan pokok narasi eksipositoris dan narasi sugestif... 16

3.1 Lembar observasi aktivitas guru ... 45

3.2 Lembar observasi aktivitas siswa ... 47

3.3 Pedoman wawancara pada guru kelas IV (sebelum penelitian) ... 49

3.4 Pedoman wawancara pada guru kelas IV (sesudah penelitian) ... 50

3.5 Pedoman catatan lapangan ... 52

3.6 Format penilaian hasil narasi siswa ... 54

3.7 Keterangan skala ... 55

3.8 Deskripsi skala nilai ... 55

3.9 Pedoman skala nilai narasi ... 60

4.1 Hasil kemampuan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa pada Siklus I ... 70

4.2 Analisis kemampuan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa pada Siklus I ... 85

4.3 Perolehan presentase nilai penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa pada Siklus I ... 88

4.4 Hasil kemampuan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa pada Siklus II ... 95

4.5 Analisis kemampuan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa pada Siklus II ... 111

4.6 Perolehan presentase nilai penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa pada Siklus II ... 114


(11)

4.7 Hasil kemampuan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui

penggunaan permainan bahasa pada Siklus III ... 120 4.8 Analisis kemampuan penerapan pendekatan whole language

dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui

penggunaan permainan bahasa pada Siklus III ... 136 4.9 Perolehan presentase nilai penerapan pendekatan

whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa

pada Siklus I ... 141 4.10 Perbandingan nilai penerapan pendekatan whole language

dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui


(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Grafik presentase hasil perkembangan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan

kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan

bahasa per siklus ... 145 4.2 Grafik perbandingan nilai tertinggi dan nilai terendah

penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan

bahasa per siklus ... 146 4.3 Grafik rata-rata nilai penerapan pendekatan whole language

dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui

penggunaan permainan bahasa per siklus ... 146 4.4 Grafik tingkat presentase keberhasilan per siklus penerapan

pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A ... 160

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I ... 161

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ... 172

3. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus III... 181

4. Lembar kerja siswa dan penilaian siklus I ... 191

5. Lembar kerja siswa dan penilaian siklus II ... 206

6. Lembar kerja siswa dan penilaian siklus III ... 217

7. Lembar observasi aktivitas guru siklus I ... 278

8. Lembar observasi aktivitas siswa siklus I ... 281

9. Lembar observasi aktivitas guru siklus II ... 283

10. Lembar observasi aktivitas siswa siklus II ... 286

11. Lembar observasi aktivitas guru siklus III ... 288

12. Lembar observasi aktivitas siswa siklus III ... 291

13. Hasil wawancara (sebelum penelitian)... 293

14. Hasil wawancara (sesudah penelitian) ... 294

15. Lembar catatan lapangan... 296

16. Foto dokumentasi ... 297

Lampiran B ... 230

1. Lembar bimbingan skripsi

2. Surat keterangan penelitian dari SDN Banyuhurip 3. SK dosen pembimbing

4. Surat permohonan ijin mengadakan penelitian dari fakultas 5. Halaman pengesahan pergantian judul skripsi

6. Surat permohonan ijin mengadakan penelitian dari BAAK 7. Surat permohonan ijin mengadakan penelitian dari KESBANG


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rendahnya kemampuan menulis narasi menjadi permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang, hal ini dilatar belakangi dari hasil observasi, wawancara, dan turun langsungnya peneliti kedalam proses KBM. Tercermin dari data awal yang diperoleh peneliti dalam pemberian tugas menulis narasi yang diberikan kepada siswa dan ternyata hasil karangan mereka, dalam segi penulisan karangan siswa tidak mampu menggunakan tanda baca yang baik. Selain itu terlihat dengan jelas bahwa siswa kesulitan dalam memahami lebih dalam tentang judul dan tema padahal sudah dijelaskan berulang kali.

Perbendaharaan kata yang masih kacau terlihat dalam hasil karangan mereka. Sehingga sangat terlihat bahwa siswa kesulitan dalam merangkai kata-kata yang nantinya akan menjadi sebuah paragraf dalam sebuah narasi. Dan ketika melihat secara keseluruhan, hasil karangan yang di tulis siswa dinilai dari segi judul, tema, dan isinya terlihat tidak sesuai (tidak nyambung) dan paragrafnya pun acak-acakan.

Bukti lain dari rendahnya kemampuan menulis narasi didukung juga dari data rekapan nilai UTS pada mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2 yang peneliti dapatkan, pada pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang dengan jumlah siswa 30 orang, nilainya antara lain : (1) Siswa yang mempunyai nilai 0  50 sebanyak 4 orang ; (2) Siswa yang mempunyai nilai 51  60 sebanyak 12 orang ; (3) Siswa yang mempunyai nilai 61  74 sebanyak 10 orang ; (4) dan Siswa yang mempunyai nilai 75  100 sebanyak 4 orang. Dengan nilai KKM pada mata pelajaran bahasa Indonesia 75.

Selain itu dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti ketika memasuki kelas dan melakukan wawancara dengan siswa kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang, didapatkan hasil bahwa (1) Motivasi belajar siswa sangat rendah sehingga siswa malas belajar, (2) Minat siswa dalam menulis karangan masih rendah sehingga siswa menjadi malas menulis karangan, (3)Siswa


(16)

2

juga mengatakan guru tidak benar-benar mengajarkan sebuah materi dalam sebuah pelajaran dengan baik sampai siswa mengerti, sehingga terlihat jelas rasa malas siswa ini timbul dikarenakan siswa kurang mendapat bimbingan dari guru.

Dan ketika peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang, hasil yang peneliti dapat dari hasil wawancara dengan guru didapatkan kesimpulan bahwa menurut guru minat belajar siswa dalam semua mata pelajaran yang ada sangat rendah, kurang motivasi belajar, siswa sulit menangkap sebuah materi yang telah diajarkan.

Selain masalah yang peneliti temukan diatas, masalah lain yang bisa juga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang dalam menulis narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia antara lain :

Pengajaran bahasa Indonesia yang memisahkan empat aspek kemampuan bahasa, padahal sudah dijelaskan bahwa keempat aspek yang terdapat dalam aspek-aspek kemampuan bahasa merupakan sebuah kesatuan yang mempunyai keterkaitan antara satu sama lain sehingga apabila suatu pembelajaran lebih condong kepada salah satu aspek kebahasaan dan kurang dalam aspek yang lainnya sehingga menyebabkan permasalahan pada proses-proses yang mendasari bahasa.

Guru terlalu menganggap mudah pebelajaran bahasa Indonesia sehingga cara mengajar menjadi tidak variatif dan cenderung statis. Terlebih lagi ketika dalam sebuah pengajaran guru hanya berpatok pada buku yang diberikan pemerintah yaitu buku sekolah elektronik (BSE), yang menyebabkan terjadinya kekakuan pembelajaran akibatnya siswa pun akan terkurung kekreatifitasannya dikarenakan pembelajaran yang berlangsung sangat terasa membosankan dan pembelajaran sangat tidak inovatif.

Kurangnya penggunaan media sebagai alat pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis karangan menyebabkan kreatifitas dan daya imajinasi yang dimiliki siswa kurang mampu berkembang dengan baik.


(17)

3

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD pada umumnya guru dan sekolah lebih memfokuskan kegiatan pembelajaran hanya pada materi teoritik yang ditekankan pada keberhasilan siswa dalam ujian nasional. Selain itu berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa rendahnya kemampuan tersebut disebabkan oleh sebagian besar guru yang selama ini juga masih menggunakan pendekatan konvensional seperti ceramah yang membuat pembelajaran menjadi teacher center. Terlebih dalam pembelajaran menulis narasi, peran guru belum optimal. Dalam pembelajaran menulis narasi, guru tidak mengembangkan keempat aspek keterampilan bahasa. Jadi ketika pengajaran menulis narasi guru hanya mengembangkan aspek menulis tidak mengembangkan aspek keterampilan bahasa lainnya.

Hal lain yang menjadi masalah bagi siswa kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang dalam segi pendidikan karakter adalah kurangnya sikap disiplin yang diterapkan sekolah sehingga membentuk pola tingkah anak yang susah diatur pun menjadi sebuah masalah yang tentunya harus dibenahi demi membentuk pribadi siswa yang bertanggung jawab pada kewajibannya. Sehingga sebagai guru kita tidak hanya mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran saja tetapi dari sisi moril pun kita harus mengajarkan hal-hal yang tidak tercatat didalam buku.

Oleh karena itu, rendahnya kemampuan menulis narasi siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang membutuhkan sebuah upaya perbaikan yang nantinya akan mampu meningkatkan kemmpuan siswa dalam menulis narasi. Dalam penelitian ini upaya yang akan dilakukan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi adalah dengan menerapkan pendekatan whole language dalam kegiatan pembelajaran dan menggunakan permainan bahasa dalam kedalam proses kegiatan pembelajaran.

Penggunaan pendekatan whole language yang merupakan pendekatan yang menyajikan pembelajaran bahasa secara menyeuruh, utuh dan padu dalam mengajarkan keempat aspek pada kemampuan bahasa, yang terdiri dari menyimak, membaca, berbicara, dan menulis secara bersamaan dalam


(18)

4

pengajaraan bahasa Indonesia diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas pemngajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.

Seperti pengertian whole language yang dikatakan Syafi’ie (dalam Resmini, 2009:16) bahwa dalam pembelajaran bahasa mengacu pada pendekatan whole language sehingga dalam implementasinya digunakan pendekatan integratif. Sehingga dalam pengertian yang luas, integratif dapat diartikan sebagai penyatuan berbagai aspek kedalam satu kesatuan yang padu. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berasarkan konsep integratif mengacu pada pengembangan dan penyajian materi pembelajaran bahasa secara terpadu. Lingkungan proses belajar mengajar bahasa yang dilandasi keterpaduan mengacu pada pandangan tentang hakikat bahasa yang terkait dengan whole language.

Selain itu penggunaan pendekatan whole language yang mengemas empat aspek kemampuan bahasa akan membuat pengajaran bahasa Indonesia terlebih pada pembelajaran kegiatan menulis narasi yang diangkat peneliti menjadi sebuah suasana baru yang lebih variatif didalam pengajarannya. Karena didalam kegiatan menulis narasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan pendekatan whole language tidak hanya kemampuan menulis saja yang dikembangkan, tetapi tiga keterampilan bahasa yang lainnya seperti menyimak, berbicara, dan membaca pun ikut dikembangkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran yang dikemas secara padu dan menyenagkan.

Istilah belajar sambil bermain menjadi salah satu hal yang mendasari alasan penggunaan permainan bahasa dalam penelitian ini. Hal ini berkaitan dengan fungsi permainan yang merupakan alat pendidikan. Karena, pendidikan yang baik akan menggunakan bermain sebagai alat pendidikan. Sehingga anak tidak akan merasa terbebani dalam kegiatan belajar dan juga kegiatan pembelajaran yang berlangsung akan terasa lebih menyenangkan.

Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Seto (2004:53) yang mengemukakan bahwa, bermain dapat dikembangkan menjadi semacam alat untuk mengaktualisasi potensi-potensi kritis pada anak, mempersiapkan fungsi intelektual, dan aspek sosialnya. Dengan demikian, bermain berkembang bukan hanya menjadi sarana yang dapat dinikmati dan menyenangkan saja tetapi juga bersifat mendidik.

Pendapat lain juga dikatakan Resmini (2007:256) dalam bukunya, ia berpendapat bahwa, Permainan bahasa dalam pelaksanaannya tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan permainan bahasa ialah : (1) Permainan bahasa sebagai metode pembelajaran dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam


(19)

5

proses belajar mengajar, (2) Aktifitas yang dilakukan siswa bukan saja fisik tapi mental, (3) Dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (4) Dapat memupuk rasa solidaritas dan kerjasama, (5) dan Dengan permainan materi lebih mengesankan sehingga sukar dilupakan.

Sehingga penggunaan permainan bahasa dalam penelitian ini sangat diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran, dengan penggunaan permainan dalam pembelajaran selain pembelajaran menjadi inovatif diharapkan akan lebih meningkatkan kreatifitas siswa sehingga menimbulkan minat siswa dalam kegiatan menulis khususnya dalam kegiatan menulis narasi. Sehingga permainan bahasa menjadi sebuah sarana untuk memancing imajinasi siswa dalam menentukan kata-kata untuk menjadi kalimat-kalimat yang nantinya akan menjadi sebuah paragraf-paragraf yang nantinya yang akan menjadi sebuah narasi yang kreatif.

Berdasarkan permasalahan yang berkembang diatas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada “Penerapan Pendekatan Whole language Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Penggunaan Permainan Bahasa” ( Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 ).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan kedalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa ?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV setelah mengikuti pembelajaran dengan Penerapan Pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa?


(20)

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perencanaan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi lingkungan pendidikan yaitu : 1. Siswa

Melalui penelitian ini siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi dengan baik dan benar, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia. Dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Guru

Melalui penelitian ini guru dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya keterampilan menulis narasi, guru mampu menerapkan pendekatan whole language dan menggunakan permainan bahasa sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pengajaran sebagai seorang guru yang aktif, kreatif dan inovatif dimasa yang akan datang. 3. Peneliti

Melalui penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam menerapkan pendekatan whole language dan menggunakan permainan bahasa sebagai alat bantu pembelajaran juga dapat mengetahui tingkat keberhasilannya. Serta motivasi diri membuat sebuah karya ilmiah


(21)

7

yang berguna untuk meningkatkan proses belajar mengajar yang kreatif dan inovatif dalam dunia pendidikan.

4. Sekolah

Melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi sekolah dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran bagi sekolah dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran bahasa indonesia pada khusunya pembelajaran menulis narasi. Dan dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran di sekolah

E. Definisi Operasional

Untuk memahami istilah yang digunakan serta tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda dalam judul penelitian ini, peneliti akan mendefinisikan secara singkat istilah yang digunakan sebagai berikut :

1. Menulis

Kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.

2. Narasi

Narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang pernah dialami atau dilihat. Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Karangan atau paragraf narasi disusun dengan merangkaikan peristiwa yang berurutan atau secara kronologis.

3. Pendekatan whole language

Pendekatan whole language merupakan suatu pendekatan untuk mengembangkan mengajarkan bahasa yang dilaksanakan secara menyeluruh, meliputi : mendengar, berbicara, membaca dan menulis. 4. Permainan bahasa

Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan.


(22)

8

5. Scramble

Scramble adalah permainan menyusun kembali huruf baik yang diacak, kata yang diacak, atau kalimat yang diacak.


(23)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti). Di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto 2009:57).

Selain itu, Hopkins (Wiriaatmadja 2007:11) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Selain itu Penelitian tindakan kelas (PTK) juga merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memeperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran menulis karangan disekolah dasar dengan harapan adanya perubahan dan peningkatan kualitas pembelajaran menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis narasi. Perubahan itu berupa perilaku peserta didik dan guru, serta hasil kerja peserta didik dalam pelajaran menulis narasi dengan pendekatan whole language dan juga dengan penggunaan permainan bahasa, oleh karena itu penelitian yang dilakukan bersifat desktiptif kualitatif.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Arikunto (1991) yang

menegaskan bahwa “Dalam penelitian kualitatif, data digambarkan dengan kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan”.


(24)

38

Selain itu, dalam penelitian kualitatif tidak boleh memandang individu ke dalam hipotesis atau perkiraan, tapi perlu memandangnya sebagai suatu bagian dari suatu keutuhan, Sugiyono (2005:1).

Metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menkankan makna daripada generalisasi.

Fokus penelitian kualitatif adalah kompleks dan luas. Peneliti kualitaif bermaksud untuk memberi makna atas fenomena secara holistik dan harus memerankan dirinya secara aktif dalam keseluruhan proses. Oleh karena itu, temuan dalam metode kualitatif sangat dipengaruhi oleh nilai dan presepsi peneliti. Hal inilah yang menyebabkan dalam metode kualitatif, manusia berperan sebagai instrument penelitian.

Disamping itu dasar pertimbangan menggunakan metode penelitian kualitatif ini adalah seperti yang diungkapkan oleh Moleong, 2002 (dalam Roswati,2008) sebagai berikut :

Metode penelitian kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengn banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

B. Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus yang di adaptasi dari Kemmis dan MC Taggart (1988). Adapun kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahapan secara berulang mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi (perenungan, pemikiran, dan evaluasi).

Penjelasan empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut :


(25)

39

1. Perencanaan tindakan / planning

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap perencanaan, peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Pelaksanaan tindakan / acting

Dalam tahap ini pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu menekankan tindakan kelas.

3. Pengamatan / observing

Dalam tahap ini, kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

4. Refleksi /reflecting

Dalam tahap ini, merupakan sebuah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas tersebut adalah unsur-unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi, satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi,yang tidak lain adalah evaluasi.


(26)

40

Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Model Kemmis dan MC Taggart (1988).

Identifikasi masalah

Rumusan masalah

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.1

Perencanaan Siklus I Perencanaan

Tindakan

Refleksi Observasi

Perencanaan Siklus II Perencanaan

Tindakan

Refleksi Observasi


(27)

41

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan ditempat penulis melaksanakan kegiatan program latihan profesi (PLP) yaitu di SDN Banyuhurip yang berlokasi di Kampung Keramat Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan, dimulai pada bulan maret hingga juni 2013. Dan waktu penelitian ini dilaksanakan pada waktu mata pelajaran bahasa Indonesia

D. Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang bersekolah di SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Ditinjau dari letak geografis, SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang terletak diantara perkotaan dan pedesaan, lokasinya cukup strategis terletak di pinggir jalan yang dilalui oleh angkutan umum.

Latar belakang sosial ekonomi masyarakat sebagian besar adalah golongan ekonomi kelas menengah kebawah. Hal tersebut dapat dilihat dari data absensi harian siswa yang menunjukan bahwa orang tua wali murid sebagian besar adalah petani, peternak, pedagang, dan PNS.

Kelas yang menjadi subjek penelitinan merupakan kelas heterogen yang terdiri dari siswa perempuan dan laki laki dengan kisaran umur antara10 sampai 11 tahun dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan.

Adapun bahasa yang mereka gunakan sehari-hari termasuk kedalam dwibahasa karena selain bahasa mereka menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa sunda, mereka juga menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan lancar.


(28)

42

E. Prosedur penelitian 1. Refleksi awal

Berdasarkan pengamatan awal selama pelajaran di kelas IV, peneliti nemukan masalah yaitu masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis narasi.

2. Fact finding analysis

Terlihat dari Rendahnya kemampuan siswa kelas 4 dalam menulis narasi terlihat dari hasil tulisan narasi mereka, baik dalam segi penulisan, penggunakan tanda baca, Kesulitan dalam memahami lebih dalam tentang judul dan tema, perbendaharaan kata yang masih kacau, hasil narasi yang di tulis siswa dinilai dari segi judul, tema, dan isinya terlihat tidak sesuai (tidak nyambung) dan paragrafnya pun acak-acakan.

Rendahnya kemampuan menulis narasi didukung juga dari data rekapan nilai UTS pada mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2 yang peneliti dapatkan. Terdapat nilai yang kurang dari KKM, dengan nilai KKM pada mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 75. Selain itu dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti ketika memasuki kelas dan melakukan wawancara dengan siswa, didapatkan kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa sangat rendah, minat siswa dalam menulis narasi masih rendah, siswa kurang mendapat bimbingan dari guru. Dan hasil yang peneliti dapat dari hasil wawancara dengan guru didapatkan kesimpulan bahwa menurut guru minat belajar siswa dalam semua mata pelajaran yang ada sangat rendah, kurang motivasi belajar, siswa sulit menangkap sebuah materi yang telah diajarkan.

Selain masalah yang peneliti temukan diatas, masalah lain yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam menulis narasi antara lain : (1) Pengajaran empat aspek kemampuan bahasa dilaksanankan secara terpisah sehingga terjadi ketimpangan dalam pembelajaran bahasa yang lebih condong kepada salah satu aspek kebahasaan dan kurang dalam aspek yang lainnya ; (2) Kekakuan pembelajaran yang hanya berpusat


(29)

43

pada buku paket ; (3) kurangnya penggunaan media pembelajaran; (4) kurangnya sikap disiplin.

3. Perencanaan tindakan

Atas dasar masalah dan penyebabnya peneliti berencana untuk : Melakukan perbaikan proses dari hasil pengamata awal; Mempersiapkan skenario pembelajaran dengan menerapkan pendekatan yang akan digunakan dalam pembelajaran beserta materi yang lengkap dan sesuai; Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.

4. Pelaksanaan tindakan

Peneliti akan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat lengkap dengan penerapan pendekatan whole language dan juga penggunaan permainan bahasa

5. Pengamatan hasil tindakan

Dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi, tes (LKS), catatan lapangan , wawancara dan juga dokumentasi selama proses tindakan berlangsung.

6. Refleksi

Dari hasil observasi (pengamatan hasil tindakan) yang telah dilakukan, data tersebut dianalisis untuk ditindak lanjuti pada siklus berikutnya.

7. (Perencanaan ulang)

Tahap ini peneliti melakukan perbaikan proses dari hasil yang telah didapat di siklus I. kemudian hasil observasi (pengamatan hasil tindakan) dianalisis dan direvisi pada siklus II dan siklus selanjutnya sehingga dapat

diketahui secara optimal bahwa “Penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa dapat meningkatkan kemampuan

menulis narasi”. F. Definisi Operasional

Untuk memahami istilah yang digunakan serta tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda dalam judul penelitian ini, peneliti akan mendefinisikan secara singkat istilah yang digunakan sebagai berikut :


(30)

44

1. Menulis

Kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.

2. Narasi

Narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang pernah dialami atau dilihat. Dalam karangan atau paragraph narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Karangan atau paragraf narasi disusun dengan merangkaikan peristiwa yang berurutan atau secara kronologis.

3. Pendekatan whole language

Pendekatan whole language merupakan suatu pendekatan untuk mengembangkan mengajarkan bahasa yang dilaksanakan secara menyeluruh, meliputi : mendengar, berbicara, membaca dan menulis.

4. Permainan bahasa

Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan.

5. Scramble

Scramble adalah permainan menyusun kembali huruf baik yang diacak, kata yang diacak, atau kalimat yang diacak.

G. Instrument penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, salah satu penelitian kualitatif adalah berlatar alami dan adanya sumber data yang berlangsung. Oleh sebab itu, kehadiran peneliti di lapangan mutlak diharuskan. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi aktifitas guru dan siswa, wawancara, catatan lapangan, lembar penilaian terhadap kemampuan menulis narasi (LKS), dan dokumentasi.

1. Observasi

Arikunto (2008:30) observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk


(31)

45

mengamati keadaan kelas, mencatat perilaku dan semua kejadian yan berlangsung pada saat pembelajaran. Pengamatan dilakukan mulai dari awal sampai akhir pada setiap siklus yang dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan menulis narasi melaui pendekatan whole language dengan menggunakan permainan bahasa.

Berikut adalah lembar lembar observasi penilaian tindakan kelas yang terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa :

Lembar Observasi Aktivitas Guru Tabel 3.1

No Hal yang Diamati Ya Tidak

1 Kemampuan Membuka Pelajaran (Pendahuluan) a. Berdo’a

b. Memeriksa kehadiran siswa

c. Mengkondisikan kelas dan menyanyikan yel-yel

d. Apersepsi dengan tanya jawab, sebagai bahan acuan untuk pembuatan karangan

2 Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran (Eksplorasi) a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

rangsangan yang mendukung siswa mengemukakan pengetahuan awal siswa mengenai bagaimana langkah-langkah menulis karangan

b. Menyediakan media berupa contoh kerangka karangan dan karangan

c. Menjelaskan langkah-langkah membuat karangan

d. Melakukan tanya jawab tentang contoh kerangka karangan dan karangan yang


(32)

46

ditempel dipapan tulis

e. Membimbing siswa yang belum mengerti 3 Proses Pembelajaran (Elaborasi)

a. Menyediakan media berupa gambar dan scramble kata/kalimat/paragraf yang nantinya dapat disusun menjadi sebuah kerangka karangan

b. Membagikan lembar kerja siswa c. Menjelaskan langkah kerja siswa

d. Membimbing siswa menyusun kata-kata acak dan kemudian merangkainya menjadi sebuah kerangka karangan

e. Memantau kegiatan siswa dalam merangkai kemudian menyusun kerangka karangan

f. Membimbing siswa menentukan pokok pikiran yang akan dibuat menjadi sebuah karangan g. Membimbing siswa mengembangkan kerangka

karangan menjadi sebuah karangan yang padu dengan mempertahankan penggunaan ejaan h. Menugaskan siswa untuk menuliskan tugas

menulis karangannya di lembar LKS

i. Menugaskan siswa untuk membacakan hasil karangan yang telah ditulisnya

j. Meminta siswa lain untuk mendengarkan siswa yang sedang membacakan karangan.

k. Membimbingan dan mengomentari hasil karangan siswa

l. Menilai hasil karangan siswa

m. Menyimpulkan kegiatan membuat karangan yang telah dilaksanakan siswa dengan baik


(33)

47

4 Evaluasi (Konfirmasi)

a. Mereview keseluruhan materi yang sudah dipelajari

b. Membuat kesimpulan dari keseluruhan materi yang telah di pelajari

c. Mengumpulkan hasil kerja menulis karangan yang telah dilaksanakan.

d. Menilai hasil karangan yang telah ditulis siswa. 5 Kemampuan Menutup Pelajaran

a. Menyimpulkan materi secara keseluruhan b. Memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan

rumah

Komentar mengenai aktivitas guru :

Keterangan : Observer mengisi lembar observasi dengan memberikan tanda cheklis () pada format yang telah tersedia.

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Tabel 3.2

No Hal yang Diamati Jumlah

1 Aktivitas siswa selama mengikuti KBM

a. Mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah dalam menulis karangan diantaranya dengan membuat kerangka karangan

b. Menyimak media yang dibawa guru


(34)

langkah-48

langkah membuat karangan melalui contoh yang telah dibawanya

d. Mendapat bimbingan dari guru dan diberi kesempatan untuk menanyakan hal – hal yang kurang jelas.

e. Mendapat lembar kerja siswa yang telah dibuat guru

f. Menyimak penjelasan guru tentang kegiatan yang harus dilakukan siswa

g. Mengamati gambar yang tersedia di LKS

h. Menyusun kata-kata acak dan kemudian merangkainya menjadi sebuah kerangka karangan i. Merangkai kemudian menyusun kerangka karangan j. Menentukan pokok pikiran yang akan dibuat

menjadi sebuah karangan k. Menentukan judul karangan

l. Mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah karangan yang padu dengan mempertahankan penggunaan ejaan

m. Menuliskan tugas menulis karangannya di lembar LKS

n. Membacakan hasil karangan yang telah ditulisnya o. Mendengarkan siswa lain yang membacakan hasil

karangannya

p. Mengomentari hasil karangan siswa q. Menanyakan hal yang kurang dimengerti 2 Perilaku siswa yang tidak sesuai dengan KBM

a. Tidak menyimak penjelasan guru

b. Tidak menanyakan hal yang kurang dimengerti c. Tidak mengerjakan tugasnya dengan baik


(35)

49

d. Tidak mau membacakan karangan yang telah dituliskannya

e. Mengobrol dengan temannya f. Melakukan pekerjaan lain g. Membuat corat-coret dikertas

2. Wawancara

Wawancara yaitu salah satu cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, apersepsi, dan keyakinan dari individu atau responden.

Pedoman Wawancara Pada Guru Kelas IV (sebelum penelitian) Tabel 3.3

Nama guru :

Tempat wawancara : Waktu wawancara :

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia khususnya dalam kegiatan menulis karangan? 2 Bagaimana cara menaggulangi

masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia khususnya dalam kegiatan menulis karangan? 3 Apa saja media yang biasa


(36)

50

pelajaran bahasa indonesia khususnya dalam kegiatan menulis karangan?

4 Apa saja hambatan selama mengajarkan pelajaran bahasa indonesia khususnya dalam kegiatan menulis karangan? 5 Menurut ibu Apakah ada

perbedaan hasil belajar yang dicapai jika menggunakan strategi, pendekatan, metode dan model dibandingkan dengan belajar biasa saja?

Pedoman Wawancara Pada Guru Kelas IV (sesudah penelitian) Tabel 3.4

Nama guru :

Tempat wawancara : Waktu wawancara :

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah ibu sebelumnya pernah menerapkan pendekatan whole language dan menggunakan metode permainan bahasa

scramble” dalam pelajaran mengarang?

2 Apa yang ibu ketahui tentang pendekatan whole language dan metode permainan bahasa


(37)

51

scramble” ?

3 Apa yang ibu rasakan ketika menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan

permainan bahasa “scramble” dalam pelajaran mengarang? 4 Apakah terlihat adanya

perbedaan hasil belajar yang dicapai setelah menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan

bahasa “scramble” dalam pelajaran mengarang?

5 Sesuaikah pembelajaran mengarang dengan menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan

bahasa “scramble” pada siswa kelas IV di SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang? Jelaskan alasannya!

6 Kelebihan apa yang ibu dapat rasakan setelah melaksanakan pembelajaran mengarang dengan menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan

permainan bahasa “scramble” ? 7 Apakah kedepannya ibu akan

terus menerapkan pendekatan whole language melalui


(38)

52

penggunaan permainan bahasa

scramble” dalam pelajaran mengarang siswa kelas IV di SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang?

3. Catatan lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat semua informasi yang didengar, dilihat, dan dialami, serta diperkirakan berkaitan dengan data yang dikumpulkan. Catatan lapangan memuat tentang interaksi belajar mengajar baik antar guru dan siswa atau siswa dengan siswa.

Pedoman Catatan Lapangan Tabel 3.5

Catatan Lapangan Kendala/Kesulitan Saran

4. Lembar kerja siswa LKS

Lembar kerja siswa yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penilaian yang dilakukan melalui penuangan kemampuan siswa dalam mengembangkan ide-ide kedalam sebuah tulisan yang dituangkan melalui lembar kerja siswa (LKS) sehingga dapat dinilai. Sebagai evaluasi serta untuk menilai dan sejauh mana hasil kemampuan siswa dalam menulis narasi melaui pendekatan whole language dengan menggunakan permainan bahasa yang dilakukan peneliti pada tiap siklus.

5. Dokumentasi

Kegiatan dokumentasi dapat dilakukan dengan menggunakan kamera, hal tersebut bertujuan untuk mengabadikan peristiwa atau kegiatan penting selama proses pembelajaran berlangsung berupa visualisasi foto.


(39)

53

H. Pengolahan dan analisis data 1. Tekhnik Pengolahan data

Pada dasarnya prosedur pengolahan data dilakukan sepanjang penelitian secara berkelanjutan dari hasil pendahuluan, pelaksanaan, dan akhir pelaksanaan program tindakan. Data akan diolah dengan menggunakan tekhnik analisis kualitatif untuk menunjukan proses dengan memberikan pemaknaan konseptual, pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam menyusun dan mengkaji data yang diperoleh sehingga mampu menyajikan informasi untuk menjawab masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu data hasil kemampuan menulis narasi siswa.

2. Analisis Data

Kegiatan proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari sejak kegiatan observasi, wawancara, dan pengumpulan data dilaksanakan yaitu selama tindakan diberikan. Kemudian ketika semua data sudah terkumpul diadakan penyusunan data dan pengkategorian data. Karena analisis data dilakukan dengan mengacu pada prinsip on-going analisis, maka rambu-rambu analisis dibuat agar temuan data dari siklus I dan seterusnya agar dapat dianalisis dengan segera. Data hasil pengamatan berupa prilaku empirik dan hasil kerja siswa dikumpulkan dan dipilah sesuai dengan fokus yang telah ditetapkan, data yang tidak relevan direduksi, data didiskusikan, dimaknai dan digunakan sebagai dasar melakukan tindakan. Selanjutnya dilakukan penafsiran data dan penarikan simpulan. Penentuan kualifikasi hasil apresiasi (menulis) didasarkan pada munculnya ciri deskriptor. Teknik penyekoran pada penelitian ini menggunakan teknik penyekoran analitik, yaitu teknik penyekoran narasi yang dilakukan dengan cara penyekoran dikenakan pada komponen-komponen pembentuk narasi dengan melakukan perhitungan secara rinci kesalahan-kesalahan yang ada dalam narasi. Berikut adalah pedoman penyekoran analitik :


(40)

54

Format Penilaian Hasil Narasi Siswa Tabel 3.6

No Aspek yang Diamati

Skala Penilaian

Bobot

Nilai=

x 100 SB B C K SK

1 Memuat judul dan tema sesuai isi karangan

2 Kesesuaian dan keruntutan isi karangan dengan kerangka karangan yang telah dibuat

3 Keterpaduan antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

4 Memahami unsur-unsur pembentuk karangan (tema, gagasan pokok, alur, penokohan, latar, Sudut pandang) dengan baik 5 Alur

6 Tokoh 7 Latar

8 Sudut pandang 9 Diksi

10 Ejaan dan tanda baca


(41)

55

Keterangan Skala Tabel 3.7

Bobot Kategori Keterangan Nilai

5 SB Sangat baik 91  100

4 B Baik 75  90

3 C Cukup 74  56

2 K Kurang 55  41

1 SK Sangat kurang 40  0

Deskripsi Skala Nilai Tabel 3.8

Aspek Yang Diamati Bobot Kriteria

1. Memuat judul dan tema sesuai isi karangan

5

Karangan memuat judul dan tema yang sesuai dengan isi karangan dengan tepat dan menarik.

4

Karangan memuat judul dan tema yang sesuai dengan isi karangan dengan tepat tetapi tidak menarik.

3

Karangan memuat judul dan tema yang sesuai dengan isi karangan tetapi tidak tepat dan tidak menarik.

2

Karangan memuat judul dan tema yang menyimpang dengan isi karangan tetapi menarik.

1

Karangan memuat judul dan tema yang menyimpang dengan isi karangan dan tidak tepat dan tidak menarik.

2. Kesesuaian dan keruntutan isi karangan dengan

5

Isi karangan memiliki banyak kesesuaian dan keruntutan dengan kerangka karangan yang telah dibuat sebelumnya.


(42)

56

kerangka karangan yang telah dibuat

4

Isi karangan memiliki kesesuaian dan keruntutan dengan kerangka karangan yang telah dibuat sebelumnya, namun terdapat sedikit kesalahan.

3

Isi karangan hanya memiliki sedikit kesesuaian dan keruntutan dengan kerangka karangan yang telah dibuat sebelumnya.

2

Isi karangan hanya memiliki sedikit kesesuaian dan sedikit keruntutan dengan kerangka karangan yang telah dibuat sebelumnya.

1

Isi karangan tidak memiliki kesesuaian dan keruntutan dengan kerangka karangan yang telah dibuat sebelumnya.

3. Keterpaduan antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

5

Keterpaduan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah karangan sangat baik.

4

Keterpaduan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah karangan baik.

3

Keterpaduan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah karangan cukup baik.

2

Hanya terdapat sedikit keterpaduan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah karangan.

1

Tidak terdapat keterpaduan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah karangan.


(43)

57

unsur pembentuk karangan (tema, gagasan pokok, alur, penokohan, latar, Sudut pandang) dengan baik

karangan dengan baik dan tepat.

4 Memahami unsur-unsur pembentuk karangan tetapi terdapat sedikit kesalahan. 3 Hanya memahami beberapa unsur-unsur

pembentuk karangan.

2 Memahami sedikit unsur-unsur pembentuk karangan.

1 Tidak memahami unsur-unsur pembentuk karangan sama sekali.

5. Alur

5

Alur cerita disusun sesuai tema atau judul karangan, lengkap (memuat awal, tengah, dan akhir cerita) dan menarik.

4

Alur cerita disusun sesuai tema atau judul karangan, lengkap (memuat awal, tengah, dan akhir cerita).

3

Alur disusun sesuai tema atau judul karangan tetapi tidak lengkap (hanya ada awal dan akhir atau awal dan tengah cerita).

2

Alur disusun menyimpang dari tema atau judul karangan tetapi lengkap (memuat awal, tengah dan akhir cerita).

1

Alur disusun menyimpang dari tema atau judul karangan dan tidak lengkap (hanya ada awal dan tengah cerita atau awal dan akhir cerita saja).

6. Tokoh

5 Tokoh digambarkan secara jelas, lengkap dan menarik.

4 Tokoh digambarkan secara jelas, lengkap tetapi tidak menarik.


(44)

58

lengkap dan tidak menarik.

2 Tokoh digambarkan tidak jelas, tidak lengkap dan tidak menarik.

1 Tokoh disusun kacau atau acak-acakan. 7. Latar

5 Latar digambarkan secara jelas, rinci, dan menarik.

4 Latar digambarkan secara jelas, rinci tetapi tidak menarik.

3 Latar digambarkan secara jelas tetapi tidak rinci dan tidak menarik.

2 Latar digambarkan tidak jelas, tidak rinci dan tidak menarik.

1 Tidak ada latar dalam karangan 8. Sudut pandang

5 Menggunakan Sudut pandang orang pertama dan ke-3 dengan benar.

4

Menggunakan Sudut pandang orang pertama dan ke-3 tetapi terdapat sedikit kesalahan dalam penggunaannya.

3

Terdapat banyak kesalahan dalam penggunaan Sudut pandang tetapi masih dapat dimengerti maksudnya.

2 Hanya menggunakan Sudut pandang orang pertama.

1

Banyak kesalahan dalam penggunaan Sudut pandang yang membuat cerita menjadi tidak dapat dimengerti.

9. Diksi

5

Penggunaan diksi dalam kalimat sangat tepat, dapat dipahami dan tidak terdapat kesalahan.


(45)

59

diksi, tetapi dapat dipahami maksudnya. 3 Penggunaan diksi dalam kalimat tidak tepat,

tetapi dapat dipahami maknanya.

2 Penggunaan diksi dalam kalimat tidak tepat dan maknanya pun tidak dapat dipahami. 1 Tidak menguasai kosa kata.

10.Ejaan dan tanda

baca 5

Tidak ada kesalahan dalam ejaan dan tanda baca.

4

Penerapan tanda baca baik, menguasai aturan penulisan, hanya sedikit terjadi kesalahan.

3

Ejaan dan tanda baca yang digunakan cukup baik tetapi terjadi kesalahan yang menunjukkan ketidak tentuan.

2

Ejaan dan tanda baca yang digunakan kurang baik, terdapat kesalahan yang dapat mengaburkan makna.

1 Banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca.

Sumber : Resmini (2007) dengan modifikasi peneliti sendiri

Rumus perhitungan nilai karangan siswa :

Nilai :

X 100

:

x 100

Rumus perhitungan presentase yang digunakan bersumber dari Santoso (2005:57) dan hasil penganalisisan dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis berdasarkan deskripsi penilaian yaitu :


(46)

60

P=

x 100

Keterangan : P = presentase

F =jumlah siswa yang memenuhi kategori N = jumlah keseluruhan siswa

100 = bilangan konstanta

Pedoman Skala Nilai Narasi Tabel 3.9

Kategori Nilai

SB 91  100

B 75  90

C 74  56

K 55  41

SK 40  0

Pelaksanaannya dilakukan dengan mengamati dan mencatat pembelajaran yang dilakukan siswa, membandingkannya dengan kriteria proses yang tercantum dalam rambu-rambu analisis dan selanjutnya melakukan pemaknaan. Adapun pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui verifikasi terhadap temuan data.


(47)

Tiara Kurnia, 2013

Penerapan Pendekatan Whole Language Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Melalui

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Perencanaan tindakan yang dilakukan mengenai upaya meningkatkan kemampuan menulis narasi dengan penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa yang pertama adalah, dengan penerapan pendekatan whole language melalui permainan bahasa senantiasa mengacu pada standar isi, standar kompetensi, indikator dan tujuan pembelajaran yang kemudian diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), media pempelajaran, sumber belajar, dan lembar kerja siswa (LKS).

Hal ini merupakan salah satu upaya perbaikan yang peneliti lakukan pada perencanaan tindakan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi dengan menerapkan pendekatan whole language dan juga penggunaan permainan bahasa (scramble) untuk membangkitkan motivasi siswa dalam menulis narasi mampu memberikan stimulus minat dan ide siswa serta membantu memperbanyak kosakata siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi.

Dalam kegiatan pelaksanaan yang dilaksanakan peneliti untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas IV di SDN Banyuhurip, peneliti melaksanakan tiga siklus kegiatan pembelajaran, yang setiap siklusnya baik dari siklus I sampai dengan siklus III memfokuskan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa.

Adapun Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya meliputi, kemampuan memuat judul dan tema yang sesuai dengan isi karangan, kemampuan


(48)

153

meyesuaikan dan meruntutkan isi karangan dengan kerangka karangan yang telah dibuat, kemampuan memadukan satu paragraf dengan paragraf yang lain, kemampuan memahami unsur-unsur pembentuk karangan dengan baik, kemampuan menggunakan alur, tokoh, latar, dan sudut pandang, juga kemampuan menggunakan diksi, ejaan dan tanda baca.

Dalam setiap kegiatan pelaksanaan ditiap siklusnya, pada siklus I guru menggunakan metode permainan bahasa (scramble) kalimat dengan bantuan media gambar yang nantinya scramble kalimat tersebut disusun menjadi sebuah kerangka karangan dan kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan, sedangkan pada tahap pelaksanaan siklus II, siswa diberikan metode permainan bahasa yaitu scramble kata, sehingga pada kegiatan pembelajarannya siswa menyusun kata-kata kedalam sebuah kalimat yang nantinya dapat dikembangkan menjadi sebuah karangan, dan pada kegiatan pelaksanaan siklus ke III, dalam kegiatan pembelajaran siswa menggunakan metode scramble kalimat dan media gambar, yang nantinya dapat siswa urutkan kemudian siswa kembangkan menjadi karangan. Penggunaan permainan bahasa (scramble) dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan sebuah inovasi baru yang digunakan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi, hal ini dikarenakan dengan menggunakan metode permainan bahasa, secara langsung siswa belajar dengan baik tetapi dengan cara menggembirakan sehingga siswa tidak merasa bosan ataupun terbebani. Hal tersebut dikarenakan metode permainan bahasa yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berupaya meningkatkan kemampuan menulis narasi ini siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya sehingga kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa (scramble) dapat memacu minat siswa dalam kegiatan menulis narasi. Selain itu pelaksanaan kegiatan pembelajaran pun tidak pernah luput dari penerapan pendekatan whole language, karena dalam kegiatan pembelajaran ditiap siklusnya tidak pernah terlepas dari bimbingan guru, sehingga selain pendekatan whole


(49)

154

language merupakan pendekatan pembelajaran bahasa yang menyatukan keempat keterampilan berbahasa baik itu dalam kemampuan membaca, menyimak, berbicara dan menulis yang sudah diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, guru juga selalu mendampingi siswa dalam kegiatan menulis narasi, hal ini sesuai dengan salah satu komponen dalam komponen pendekatan whole language, yaitu guided writing atau menulis terbimbing. Dalam menulis terbimbing peran guru adalah sebagai fasilitator, membantu siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaiman menulisnya dengan jelas, sistematis dan menarik. Guru bertindak sebagai pendorong bukan pengatur, sebagai pemberi saran bukan pemberi petunjuk. Sehingga dalam kegiatan pelaksanaan disetiap siklusnya terlihat terus mengalami peningkatan, dan bahkan nilai yang didapatkan dari hasil siklus II dan siklus III yang mampu melebihi KKM yang ada.

Hasil dari kegiatan pembelajaran menulis narasi di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat setelah menerapkan pendekatan whole language melalui permainan bahasa (scramble) terbukti mampu meningkatkan ide, imajinasi, menambah kosakata baru, memotivasi dan memacu minat siswa dalam kegiatan menulis narasi. Hal tersebut terbukti dari hasil narasi siswa ditiap siklusnya dengan hasil rata-rata yang diperoleh pada siklus I yaitu 68,3. Pada siklus II hasil rata-rata pembelajaran menulis narasi yang didapat siswa yaitu 78,7, dan pada siklus III rata-rata yang didapat dari hasil menulis narasi pun meningkat, rata-rata yang didapat pada siklus III yaitu 84,5. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam menulis narasi sangat baik, terlihat dari tingkat keberhasilan yang diperoleh selama tiga siklus yaitu, tingkat keberhasilan yang diperoleh pada siklus I sebesar 36,7% , tingkat keberhasilan pada siklus II sebesar 70%, dan tingkat keberhasilan pada siklus III sebesar 77%. Artinya bahwa dengan menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa (scramble) pada kegiatan pembelajaran menulis narasi, telah mampu memacu minat siswa dan meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam kegiatan menulis narasi siswa di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.


(50)

155

B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran berlangsung, penulis akan menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi para pendidik maupun calon pendidik, penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa mampu membantu memberikan konstribusi terhadap kemajuan proses pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa mampu membangkitkan motivasi siswa dalam menulis narasi, meningkatkan daya imajinasi, mampu memberikan stimulus, mampu meingkatkan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran menulis narasi, memudahkan siswa dalam menuangkan ide atau gagasan siswa, memudahkan siswa dalam mencari kata yang akan dituangkan kedalam bentuk tulisan narasi, dan membantu memperbanyak kosakata siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi. Selain itu,dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa serta meningkatkan kemampuan berbahasa lainnya (menyimak, berbicara, dan membaca) dengan baik dalam pembelajaran secara seimbang, sehingga tidak hanya meningkatkan satu kemampuan berbahasa saja walaupun dalam penelitian ini lebih memusatkan pada peningkatan kemampuan menulis narasi.

2. Bagi peneliti selanjutnya, melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan penerapan whole language dengan penggunaan permainan bahasa, mampu menggunakan pendekatan, teknik, metode, serta media yang lebih variatif. Selain itu diharapkan mampu menggunakan waktu yang lebih luas agar hasil penelitian lebih maksimal dan menggunakan jenis penelitian yang lebih mendalam dan dalam lingkup yang lebih luas sehingga para guru lebih mengenal berbagai inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.


(51)

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. C. dan Suzanna, A. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama

Amanah, S. (2011). “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Scramble Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Apriyadi, A. (2010). “Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 2 Lembang)”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Arikunto, S, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Cahyati, I dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD.

Bandung : UPI Press

Fathurohman, P dan Sobry, S. (2009). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refka Aditama Ghazali, S. (2010). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan

Komunikatif-Interaktif. Bandung: Refka Aditama

Guntur-Tarigan, H. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara

Keraf, G. (1981). Argumentasi Dan Narasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Lismayanti, E. (2011). “Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi

Melalui Penggunaan Media Gambar Seri pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pusakaresmi Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung “.Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan Novi, R, dkk. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra dikelas Tinggi. Bandung :

UPI Press

Novi, R, dkk. (2006). Membaca Dan Menulis di SD : Teori dan Pengajarannya. Bandung : UPI Press


(53)

157

Novi, R, dkk. (2009). Pembinaan Dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI Press

Nurcholis, H dan Mafrukhi. (2006). Saya Senang Berbahasa Indonesia Jilid 4 Untuk SD Kelas 4. Jakarta:Erlangga

Panitia Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Rayon 110. (2013). Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD/MI.Bandung :UPI Press

Purwandari, S. (2012). “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas Iv Sd Mangir Lor Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul”. Skripsi pada FIP Universitas Negeri Yogyakarta: Tidak Diterbitkan

Resmini, N dan Tatat, H. (2006). Kapita Selekta Bahasa Indonesia. Bandung:UPI Press

Ruswandi, H, dkk. (2010). Metode Penelitian di SD. Bandung: UPI Press [Tersedia] Http://Reporsitory.UPI.Edu

Roswati, E. (2008). “Peningkatan Keterampilan Membaca Dalam Hati Dengan Pendekatan Whole Language Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan Semi, A. (2002). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung : Angkasa

Suryani, I. (2011). “Penerapan Pendekatan Whole Language Dalam Rangka Meningkatkan Minat Baca Anak Kelas II SDN Kayuambon I Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Tatat, H, dkk. (2006). Pendidikan Bahasa Dan Sastra di Kelas Rendah. Bandung : UPI Press

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Utami, R.V. (2010). “Penerapan Teknik Permainan Bahasa Melalui Teka-Teki

Silang Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Arkostik pada Siswa Kelas V SDN Lembang XI Kabupaten Bandung Barat”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Utaminingsih, S. (2011). “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Karangan Narasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode


(54)

158

Unsur-Unsur Berita (5w+1h) Siswa Kelas V SD Negeri Kadupugur Kec. Warungkondang, Kab. Cianjur”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Wiriaatmadja, R. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya

Wuryanto, A. (2010). Pendekatan Whole Language. Tersedia : Http://Aguswuryanto.Wordpress.Com/2010/08/20/Pendekatan-Whole Language/ [12 Desember 2012].


(1)

154

language merupakan pendekatan pembelajaran bahasa yang menyatukan keempat keterampilan berbahasa baik itu dalam kemampuan membaca, menyimak, berbicara dan menulis yang sudah diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, guru juga selalu mendampingi siswa dalam kegiatan menulis narasi, hal ini sesuai dengan salah satu komponen dalam komponen pendekatan whole language, yaitu guided writing atau menulis terbimbing. Dalam menulis terbimbing peran guru adalah sebagai fasilitator, membantu siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaiman menulisnya dengan jelas, sistematis dan menarik. Guru bertindak sebagai pendorong bukan pengatur, sebagai pemberi saran bukan pemberi petunjuk. Sehingga dalam kegiatan pelaksanaan disetiap siklusnya terlihat terus mengalami peningkatan, dan bahkan nilai yang didapatkan dari hasil siklus II dan siklus III yang mampu melebihi KKM yang ada.

Hasil dari kegiatan pembelajaran menulis narasi di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat setelah menerapkan pendekatan whole language melalui permainan bahasa (scramble) terbukti mampu meningkatkan ide, imajinasi, menambah kosakata baru, memotivasi dan memacu minat siswa dalam kegiatan menulis narasi. Hal tersebut terbukti dari hasil narasi siswa ditiap siklusnya dengan hasil rata-rata yang diperoleh pada siklus I yaitu 68,3. Pada siklus II hasil rata-rata pembelajaran menulis narasi yang didapat siswa yaitu 78,7, dan pada siklus III rata-rata yang didapat dari hasil menulis narasi pun meningkat, rata-rata yang didapat pada siklus III yaitu 84,5. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam menulis narasi sangat baik, terlihat dari tingkat keberhasilan yang diperoleh selama tiga siklus yaitu, tingkat keberhasilan yang diperoleh pada siklus I sebesar 36,7% , tingkat keberhasilan pada siklus II sebesar 70%, dan tingkat keberhasilan pada siklus III sebesar 77%. Artinya bahwa dengan menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa (scramble) pada kegiatan pembelajaran menulis narasi, telah mampu memacu minat siswa dan meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam kegiatan menulis narasi siswa di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.


(2)

B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran berlangsung, penulis akan menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi para pendidik maupun calon pendidik, penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa mampu membantu memberikan konstribusi terhadap kemajuan proses pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa mampu membangkitkan motivasi siswa dalam menulis narasi, meningkatkan daya imajinasi, mampu memberikan stimulus, mampu meingkatkan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran menulis narasi, memudahkan siswa dalam menuangkan ide atau gagasan siswa, memudahkan siswa dalam mencari kata yang akan dituangkan kedalam bentuk tulisan narasi, dan membantu memperbanyak kosakata siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi. Selain itu,dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa serta meningkatkan kemampuan berbahasa lainnya (menyimak, berbicara, dan membaca) dengan baik dalam pembelajaran secara seimbang, sehingga tidak hanya meningkatkan satu kemampuan berbahasa saja walaupun dalam penelitian ini lebih memusatkan pada peningkatan kemampuan menulis narasi. 2. Bagi peneliti selanjutnya, melakukan penelitian tindakan kelas (PTK)

dengan penerapan whole language dengan penggunaan permainan bahasa, mampu menggunakan pendekatan, teknik, metode, serta media yang lebih variatif. Selain itu diharapkan mampu menggunakan waktu yang lebih luas agar hasil penelitian lebih maksimal dan menggunakan jenis penelitian yang lebih mendalam dan dalam lingkup yang lebih luas sehingga para guru lebih mengenal berbagai inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. C. dan Suzanna, A. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama

Amanah, S. (2011). “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Scramble Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Apriyadi, A. (2010). “Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 2 Lembang)”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Arikunto, S, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Cahyati, I dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD.

Bandung : UPI Press

Fathurohman, P dan Sobry, S. (2009). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refka Aditama Ghazali, S. (2010). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan

Komunikatif-Interaktif. Bandung: Refka Aditama

Guntur-Tarigan, H. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara

Keraf, G. (1981). Argumentasi Dan Narasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Lismayanti, E. (2011). “Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi

Melalui Penggunaan Media Gambar Seri pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pusakaresmi Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung “.Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan Novi, R, dkk. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra dikelas Tinggi. Bandung :

UPI Press

Novi, R, dkk. (2006). Membaca Dan Menulis di SD : Teori dan Pengajarannya. Bandung : UPI Press


(5)

157

Novi, R, dkk. (2009). Pembinaan Dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI Press

Nurcholis, H dan Mafrukhi. (2006). Saya Senang Berbahasa Indonesia Jilid 4 Untuk SD Kelas 4. Jakarta:Erlangga

Panitia Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Rayon 110. (2013). Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD/MI.Bandung :UPI Press

Purwandari, S. (2012). “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas Iv Sd Mangir Lor Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul”. Skripsi pada FIP Universitas Negeri Yogyakarta: Tidak Diterbitkan

Resmini, N dan Tatat, H. (2006). Kapita Selekta Bahasa Indonesia. Bandung:UPI Press

Ruswandi, H, dkk. (2010). Metode Penelitian di SD. Bandung: UPI Press [Tersedia] Http://Reporsitory.UPI.Edu

Roswati, E. (2008). “Peningkatan Keterampilan Membaca Dalam Hati Dengan Pendekatan Whole Language Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan Semi, A. (2002). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung : Angkasa

Suryani, I. (2011). “Penerapan Pendekatan Whole Language Dalam Rangka Meningkatkan Minat Baca Anak Kelas II SDN Kayuambon I Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Tatat, H, dkk. (2006). Pendidikan Bahasa Dan Sastra di Kelas Rendah. Bandung : UPI Press

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Utami, R.V. (2010). “Penerapan Teknik Permainan Bahasa Melalui Teka-Teki

Silang Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Arkostik pada Siswa Kelas V SDN Lembang XI Kabupaten Bandung Barat”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Utaminingsih, S. (2011). “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Karangan Narasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode


(6)

Unsur-Unsur Berita (5w+1h) Siswa Kelas V SD Negeri Kadupugur Kec. Warungkondang, Kab. Cianjur”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Wiriaatmadja, R. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya

Wuryanto, A. (2010). Pendekatan Whole Language. Tersedia : Http://Aguswuryanto.Wordpress.Com/2010/08/20/Pendekatan-Whole Language/ [12 Desember 2012].


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN SUKAMENAK Kec. Cikeusal-Serang Tahun Ajaran 2014/2015.

0 0 40

PENERAPAN METODE SUGESTOPEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 6 Cikidang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014).

11 72 56

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIa : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN 1 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 0 45

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS V SDN 4 CIBODAS KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 2 44

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelaj

0 0 39

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 20

0 0 41

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL PADA SISWA KELAS III SDN BUAHBATU KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 3 41

PENERAPAN TEKNIK STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA: Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan Pada Siswa Kelas V SDN 4 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012 / 2013.

0 1 34

IMPLEMENTASI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAGI SISWA KELAS V DI SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 37

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Bukanagara Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 0 30