EVALUASI SUMBER DAYA LAHAN DI KECAMATAN MOJOWARNO, KAB. JOMBANG DALAM UPAYA PENINGKATAN BIOMASSA TANAMAN PADI (Oryza sativa).

EVALUASI SUMBER DAYA LAHAN DI KECAMATAN MOJOWARNO,
KAB. J OMBANG DALAM UPAYA PENINGKATAN BIOMASSA
TANAMAN PADI (Oryza sativa)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
YAHMAN
NPM : 0925010001

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Usulan Penelitian Yang Berjudul :
EVALUASI SUMBER DAYA LAHAN DI KECAMATAN MOJOWARNO,

KAB. J OMBANG DALAM UPAYA PENINGKATAN BIOMASSA
TANAMAN PADI (Oriza sativa)
Diajukan oleh :
YAHMAN
NPM : 0925010001
Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Ir. Maroeto, MP
NIP. 19660719 199103 1001

Ir. Siswanto, MT
NIP. 19631201 199103 1002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Agroteknologi


Ir.Mulyadi,MS.
NIP. 19530503 198503 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN DI KECAMATAN
MOJ OWARNO, KAB. J OMBANG DALAM RANGKA PENINGKATAN
BIOMASSA TANAMAN PADI (Oriza sativa)
Diajukan oleh :
YAHMAN
NPM : 0925010001

Telah dipertahanakan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji J urusan
Agroteknologi Fakultas Pertanian Univer sitas Pembangunan Nasional
“Veteran” J awa Timur Pada Tanggal.........
Telah disetujui oleh :
Pembimbing :

Tim Penguji :


1. Pembimbing Utama

1.Ketua

Ir. Maroeto, MP
NIP. 19660719 199103 1001

Ir. Maroeto, MP
NIP. 19660719 199103 1001
2.Sekr etaris

2.Pembimbing Pendamping

Ir. Siswanto, MT
NIP. 196301201 199103 1002
3.Anggota

Ir. Siswanto, MT
NIP. 19631201 199103 1002


Ir. Pancadewi. S, MT
NIP. 19650516 199203 2001

Mengetahui :
Dekan Fakultas Pertanian

Dr.Ir.Ramdan Hidayat, MS
NIP : 19620205 198703 1005

Ketua Program Studi

Ir.Mulyadi, MS
NIP. 19530503 198503 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Telah direvisi
Tanggal : ............................


Pembimbing Utama

Ir. Maroeto, MP
NIP. 19660719 199103 1001

Pembimbing Pendamping

Ir. Siswanto, MT
NIP. 19631201 199103 1002

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad serta

Hidayah-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul
“EVALUASI SUMBER DAYA LAHAN DI KECAMATAN MOJ OWARNO,
KAB.

J OMBANG

DALAM

UPAYA

PENINGKATAN

BIOMASSA

TANAMAN PADI (Oriza sativa)”. Tidak lupa Shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
perkuliahan semester VII pada Fakultas Pertanian Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur .
Penulis mengucapakan terima kasih kepada :

1. Ir. Maroeto, MP, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan motivasi, solusi, referensi dan kata-kata bijak

hingga

terselesaikannya skripsi ini.
2. Ir. Siswanto, MT, selaku dosen pembimbing pendamping yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr, Ir . Bhakti Wisnu, MP, selaku kepala laboratorium Sumberdaya Lahan
Fakultas Pertanian UPN “veteran” Jatim yang telah banyak membantu
memberikan arahan dan bimbingan untuk terlaksananya penelitian ini.
4. Ir. Mulyadi, MS, selaku Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Dr. Ir. Ramdan Hidayat, Ms, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


6. Ayahanda dan Ibunda atas dukungan moril maupun materi sehingga
penulis dapat menyelesaikan skipsi ini tanpa suatu hambatan yang berarti.
7. Adinda Winanti serta Kakanda Mardi yang berkenan memberikan
dukungan

motivasi sehingga

skripsi

ini

berjalan

lancar

hingga

terselesaikan dengan baik.
8. Teman-temanku Agroteknologi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
dan senantiasa memberikan bantuan baik langsung maupun tidak

langsung.
Kritik maupun saran dalam perbaikan akan menyempurnakan skripsi ini
sangat di harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan baik di Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur khususnya Jurusan Ilmu Tanah.

Surabaya, Juni 2013

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................

i


DAFTAR ISI ................................................................................

iii

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................

4

1.3. Manfaat Peneitian ...............................................................

4

1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................


5

II.TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Sumber Daya Lahan ...........................................................

6

2.2. Survey Tanah ......................................................................

7

2.3. Evaluasi Lahan ....................................................................

8

2.4. Karakteristik Lahan ............................................................

9

2.5. Klasifikasi Lahan ………………………………… ..............

15

2.6. Biomassa…………………………… ...................................

19

2.7. Syarat Tumbuh Tanaman Padi..............................................

21

III.METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................

24

3.2. Bahan dan Alat………………………………………….. ....

26

3.3. Tahapan Penelitian...............................................................

27

IV. KEADAAN UMUN DAERAH PENELITIAN
4.1. Keadaan geologis dan morfologis ........................................

31

4.2. Iklim………………………………………….. ....................

32

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

4.3. Tanah..................................................................................

34

4.4. Tanaman ..............................................................................

34

V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik lahan ..............................................................

37

5.2. Evaluasi Lahan ....................................................................

46

5.3. Potensi Biomassa Tanaman Padi (Oryza sativa) ...................

80

5.4. Pelestarian Lahan Berdasar Potensi Wilayah ........................

82

VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan .........................................................................

85

6.2. Saran ...................................................................................

86

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................

87

LAMPIRAN ..................................................................................

89

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

DAFTAR TABEL

No

Judul

Halaman

1. Luas Daerah Menurut Desa .........................................................

25

2. Data primer yang dikumpulkan ..................................................

26

3. Macam dan Metode Analisis Tanah .............................................

29

4. Luas lahan Kec. Mojowarno Menurut Penggunaannya ................

32

5. Data Curah Hujan Kec. Mojowarno 2008-2012 ...........................

33

6. Data Kelembaban Udara Kec. Mojowarno 2008-2013 .................

33

7. Data Suhu Udara Kec. Mojowarno 2008-2012 ............................

34

8. Data Analisa Kimia Tanah Kec. Mojowarno ................................

40

9. Tabel Kelas Kemampuan Lahan Kec. Mojowarno .......................

47

10. Tabel Kelas Kesuburan Kec. Mojowarno ...................................

61

11. Tabel Kesesuaian Lahan Kec. Mojowarno .................................

64

12. Tabel Pelestarian Lahan Berdasar Potensi Wilayah ....................

83

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

DAFTAR GAMBAR

No

Judul

Halaman

1. Peta Administrasi Kec. Mojowarno .............................................

24

2. Peta Kemapuan Lahan Kec. Mojowarno......................................

48

3. Peta Kelas Kesuburan Tanah Kec. Mojowarno ............................

62

4. Peta Kelas Kesesuaian Lahan Kec. Mojowarno ...........................

65

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

DAFTAR GRAFIK

No

Judul

Halaman

1. Produksi Padi dan Biomassa Tanaman Padi Kec. Mojowarno .....

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

80

PELESTARIAN SUM BER DAYA LAHAN DI KECAM ATAN M OJOWARNO, KABUPATEN JOM BANG DALAM
RANGKA PENINGKATAN BIOM ASSA TANAM AN PADI ( Oryza sat iva )
YAHM AN / 0925010001
PEM BIM BING I : IR, M AROETO. M P
PEM BIM BING II : IR, SISWANTO. M T

Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk
pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi
atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah (Sitorus, 1985)
mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari
iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada
pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat
dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang
ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya (Mather, 1986).
Dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia yang terus berkembang
dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pengelolaan sumberdaya
lahan seringkali kurang bijaksana dan tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutannya
(untuk jangka pendek) sehingga kelestariannya semakin terancam. Akibatnya, sumberdaya
lahan yang berkualitas tinggi menjadi berkurang dan manusia semakin bergantung pada
sumberdaya

lahan

yang

bersifat

marginal

(kualitas

lahan

berimplikasi pada semakin berkurangnya ketahanan pangan,
pencemaran

yang

berat

yang rendah). Hal
tingkat

dan

ini

intensitas

dan kerusakan lingkungan lainnya. Dengan demikian, secara

keseluruhan aktifitas kehidupan cenderung menuju sistem pemanfaatan sumberdaya alam
dengan kapasitas daya dukung yang menurun. Di lain pihak, permintaan akan sumberdaya
lahan terus meningkat akibat tekanan pertambahan penduduk dan peningkatan konsumsi
per kapita. Namun disisi lain meskipun permintaan akan kebutuhan sumber daya lahan terus
meningkat hendakanya tetap menjaga kaelestarianya. Guna menjaga tetap terpenuhinya
kebutuhan sumber daya lahan dan kelestarian sumber daya lahan maka biomassa adalah salah
satu faktor yang mendukung dari dua tuntutan tersebut.
Biomassa merupakan istilah untuk bobot bahan hidup, biasanya dinyatakan sebagai
bobot kering, untuk seluruh atau sebagian tubuh organisme, populasi, atau komunitas.
Biasanya dinyatakan sebagai kerapatan biomassa per unit luas. Biomassa tumbuhan adalah
jumlah total bobot kering semua bagian tumbuhan hidup dan untuk memudahkannya kadangkadang biomassa dibagi menjadi biomassa tumbuhan diatas tanah (daun, cabang, dahan dan
bahan pokok) dan biomassa di dalam tanah (akar-akaran) (Kusmana dan Istomo, 2003).
Pengetahuan tentang biomassa sangat penting untuk aspek-aspek fungsional lahan seperti
produktivitas primer, siklus hara dan aliran energi (Harse et al., 1992). Oleh karena itu data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PELESTARIAN SUM BER DAYA LAHAN DI KECAM ATAN M OJOWARNO, KABUPATEN JOM BANG DALAM
RANGKA PENINGKATAN BIOM ASSA TANAM AN PADI ( Oryza sat iva )
YAHM AN / 0925010001
PEM BIM BING I : IR, M AROETO. M P
PEM BIM BING II : IR, SISWANTO. M T

biomassa penting untuk mengetahui karakteristik ekosistim lahan dalam rangka menentukan
sistim pengelolaan lahan berdasarkan prinsip-prinsip kelestarian hasil (Kusmana et al, 1992).
Padi merupakan tanaman pangan utama bagi masyarakat luas. Maka dari itu diharapkan bila
produksi biomassa meningkat maka produksi padi juga meningkat, begitu pula sebaliknya bila
produksi padi meningkat maka produksi biomassa juga ikut menngkat.
Kebutuhan akan tanaman pangan oleh setiap individu sangatlah vital khususnya tanaman
padi, mengingat sebagian masyarakat kita banyak yang mengkonsumsi dari tanaman padi.
Produktivitas tanaman pangan tergantung pada kualitas lahan yang digunakan. Jika pada
pemilihan lahan pada awal pembangunan tanaman areal -areal yang tidak produktif tidak
disisihkan, maka kerugian (finansial) yang cukup besar akan terjadi nantinya.
Berdasarkan kenyataan diatas mendorong untuk memecahkan masalah tersebut. Salah
satu pendekatan yang dapat memberikan jalan kearah pemecahan masalah tersebut yaitu
melalui konsep pelestarian sumber daya lahan dalam rangka peningkatan biomassa tanaman
padi. Dengan demikian diharapkan dengan semakin meningkatnya produksivitas biomassa
tanaman padi maka produksivitas tanaman padi pun ikut meningkat dan kelestarian sumber
daya lahan tetap terjaga.
Kecamatan Mojowarno adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Jombang, yang
merupakan daerah pertanian dengan komoditi tanaman pangan seperti padi. Informasi yang
berkaitan dengan kelestarian sumber daya lahan di Kecamatan Mojowarno masih sangat
terbatas. Oleh karena itu upaya pelestarian sumber daya lahan dalam rangka peningkatan
produksi biomassa tanaman padi perlu dilakukan, mengingat daerah ini memiliki lahan yang
luas dan berpotensi untuk tanaman padi. Dengan informasi kelas kemampuan lahan, kesuburan,
dan kesesuaian tanaman padi ini maka di harapkan dapat melakukan alternatif manajemen
praktis yang tepat, guna meningkatkan produksi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang secara luasnya guna menjaga pelestarian sumber daya lahan di Kecamatan Mojowarno
Kabupaten Jombang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia,
seperti untuk pertanian, daerah 1rganism, daerah pemukiman, jalan untuk
transportasi,

daerah

rekreasi

atau daerah-daerah

yang dipelihara

kondisi

alamnya untuk tujuan ilmiah (Sitorus, 1985) mendefinsikan sumberdaya lahan
(land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air
dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya
terhadap penggunaan

lahan.

Oleh karena

itu sumberdaya

lahan dapat

dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara
1rganism yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya (Mather, 1986).
Kebutuhan dan keinginan manusia yang terus berkembang dan untuk
memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pengelolaan sumberdaya
lahan

seringkali kurang

bijaksana

dan

tidak

mempertimbangkan

aspek

keberlanjutannya (untuk jangka pendek) sehingga kelestariannya semakin
terancam. Akibatnya, sumberdaya lahan yang berkualitas tinggi menjadi
berkurang dan manusia semakin bergantung pada sumberdaya lahan yang
bersifat marginal (kualitas lahan yang rendah). Hal ini berimplikasi pada
semakin berkurangnya ketahanan pangan, tingkat dan intensitas pencemaran
yang

berat

dan kerusakan lingkungan lainnya. Dengan demikian, secara

keseluruhan aktifitas

kehidupan

cenderung

menuju

sistem

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pemanfaatan

2

sumberdaya alam dengan kapasitas daya dukung yang menurun. Di lain pihak,
permintaan

akan

sumberdaya

lahan

terus

meningkat akibat

tekanan

pertambahan penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita. Namun disisi lain
meskipun permintaan akan kebutuhan sumber daya lahan terus meningkat
hendakanya tetap menjaga kelestarianya. Guna menjaga tetap terpenuhinya
kebutuhan lahan dan kelestarian sumber daya lahan maka biomassa adalah salah
satu faktor yang mendukung dari dua tuntutan tersebut.
Biomassa merupakan istilah untuk bobot bahan hidup, biasanya dinyatakan
sebagai bobot kering, untuk seluruh atau sebagian tubuh organisme, populasi, atau
komunitas.

Biasanya dinyatakan sebagai kerapatan biomassa per unit luas.

Biomassa tumbuhan adalah jumlah total bobot kering semua bagian tumbuhan
hidup dan untuk memudahkannya kadang-kadang biomassa dibagi menjadi
biomassa tumbuhan diatas tanah (daun, cabang, dahan dan bahan pokok) dan
biomassa di dalam tanah (akar-akaran) (Kusmana dan Istomo, 2003).
Pengetahuan tentang biomassa sangat penting untuk aspek-aspek fungsional
lahan seperti produktivitas primer, siklus hara dan aliran energi (Harse. Et al,
1992). Oleh karena itu data biomassa penting untuk mengetahui karakteristik
ekosistim lahan dalam rangka menentukan sistim pengelolaan lahan berdasarkan
prinsip-prinsip kelestarian hasil (Kusmana. Et al, 1992). Guna tetap menjaga
kelestarian hasil tersebut, padi merupakan tanaman pangan utama bagi masyarakat
luas, diharapkan bila produksi biomassa tanaman padi meningkat maka produksi
padi juga meningkat, begitu pula sebaliknya bila produksi padi meningkat maka
produksi biomassa juga ikut meningkat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Kebutuhan akan tanaman pangan oleh setiap individu sangatlah vital
khususnya tanaman padi, mengingat sebagian masyarakat banyak yang
mengkonsumsi dari tanaman padi. Produktivitas tanaman pangan tergantung pada
kualitas lahan yang digunakan. Jika pada pemilihan lahan pada awal
pembangunan tanaman areal –areal yang tidak produktif tidak disisihkan, maka
kerugian (finansial) yang cukup besar akan terjadi nantinya.
Berdasarkan kenyataan diatas mendorong untuk memecahkan masalah
tersebut. Salah satu pendekatan yang dapat memberikan jalan kearah pemecahan
masalah tersebut yaitu melalui konsep pelestarian sumber daya lahan dalam
rangka peningkatan biomassa tanaman padi. Dengan demikian diharapkan dengan
semakin meningkatnya produksivitas biomassa tanaman padi maka produksivitas
tanaman padi pun ikut meningkat dan kelestarian sumber daya lahan tetap terjaga.
Kecamatan Mojowarno adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten
Jombang, yang merupakan daerah pertanian dengan komoditi tanaman pangan
seperti padi. Informasi yang berkaitan dengan kelestarian sumber daya lahan di
Kecamatan Mojowarno masih sangat terbatas. Oleh karena itu upaya pelestarian
sumber daya lahan dalam rangka peningkatan produksi biomassa tanaman padi
perlu dilakukan, mengingat daerah ini memiliki lahan yang luas dan berpotensi
untuk tanaman padi. Dengan informasi kelas kemampuan lahan, kesuburan, dan
kesesuaian tanaman padi ini maka di harapkan dapat melakukan alternatif
manajemen praktis yang tepat, guna meningkatkan produksi dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang secara luasnya guna menjaga pelestarian sumber
daya lahan di Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul sementara “EVALUASI SUMBER DAYA
LAHAN DI KECAMATAN MOJ OWARNO KABUPATEN J OMBANG
DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI BIOMASSA TANAMAN
PADI (Oryza sativa) ”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah tersebut di atas maka permasalahan
yang ada di daerah penelitian meliputi :
a) Mengetahui tingkat kemampuan lahan di daerah penelitian berdasarkan
tabel klasifikasi kemampuan tanah ditinjau dari kondisi lahan dan peta
pendukung.
b) Mengetahui tingkat kesuburan tanah di daerah penelitian berdasarkan tabel
klasifikasi kesuburan tanah.
c) Mengetahui tingkat kesesuaian tanah di daerah penelitian untuk tanaman
padi berdasarkan tabel klasifikasi kesesuaian tanah.
d) Mengetahui hubungan antara kemapuan lahan, kesuburan lahan dan
kesesuaian lahan terhadap produksi biomassa padi yang ada saat ini.
e) Untuk mengetahui dan menjaga kelestarian lahan di daerah peneltian.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a) Mengkaji karakteristik lahan pada seluruh areal penelitian tanaman padi
(Oryza sativa).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

b) Untuk mengetahui tingkat kemapuan tanah, kesuburan tanah, dan
kesesuaian lahan serta hubungannya terhadap produksi biomassa untuk
tanaman padi (Oryza sativa).
1.4. Kegunaan Penelitian
a) Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya yang mengarah pada
pelestarian sumber daya lahan pada daerah penelitian.
b) Sebagai masukan bagi pihak terkait untuk pengelolaan lahan pada daerah
penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Sumber Daya Lahan
Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti
untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah
rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus
(2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik
terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya
sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya
lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara
organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya (Mather, 1986).
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan
planet bumi yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat
pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief
tertentu selama jangka waktu tertentu pula (Darmawijaya, 1997).
Pengembangan pertanian pada suatu daerah merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan produktifitas pertanian. Secara umum kegiatan pengembangan daerah tersebut
meliputi juga pengenalan pola pertanian secara tepat dan sesuai dengan potensi lahannya.
Potensi lahan perlu dijabarkan secara baik agar dapat digunakan sesuai dengan rencana
pengembangannya (Abdullah, 1993).
Guna mendapatkan gambaran tentang potensi lahan dan tindakan yang diperlukan bagi
setiap lahan untuk pengembangan usaha pertanian diperlukan adanya informasi tentang
potensi lahan. Melalui sistem klasifikasi kemampuan tanah, kesuburan tanah dan kesesuaian
tanah diharapkan dapat memperoleh informasi tentang potensi lahan. Untuk mendapatkan
informasi tersebut diperlukan tahapan-tahapan pelaksanaan guna mencapai tujuan penelitian
(Soedjoko, 2002).

6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Dalam sebuah penelitian terdahulu oleh Pratiwi, 2010 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Adanya
peningkatan jumlah penduduk maka akan meningkatkan kebutuhan akan sandang, pangan
dan papan serta energi. Akibatnya akan terjadi peningkatan pengurangan areal hutan untuk
keperluan lain. Peningkatan intensitas perubahan alih fungsi hutan ini akan berpengaruh
negatif terhadap kondisi hidrologis DAS seperti menurunnya resapan air ke dalam tanah,
meningkatnya debit puncak, fluktuasi debit antar musim, meningkatnya aliran permukaan,
banjir dan kekeringan. Pengelolaan lahan dan air merupakan suatu kegiatan yang menjaga
fungsi daya dukung lahan dan air bagi kehidupan flora,fauna dan manusia. Pengelolaan lahan
dan air dilakukan antara lain dengan senantiasa menjaga penggunaan lahan dan air yang
disesuaikan atau tidak melebihi daya dukungnya agar sistem lahan dan air tidak rusak dan
jasa sistem tersebut optimal dan terus menerus (sustainable) bagi kesejahteraan masyarakat.
Disamping itu, untuk memperbaiki lahan-lahan yang terdegradasi terutama di daerah hulu,
dapat dilakukan dengan merehabilitasi lahan-lahan tersebut, agar kualitas lingkungan di
daerah hilir dapat menjadi lebih baik. Untuk itu diperlukan pengelolaan sumberdaya lahan
dan air di dalam DAS dari hulu sampai ke hilir yang dilakukan secara terpadu oleh semua
pihak dengan mempertimbangkan aspek biofisik,sosial dan ekonomi.
2.2. Survey Tanah
Survey tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik, dan biologi di
lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan penggunaan lahan umum
maupun khusus. Suatu survey tanah baru memiliki kegunaan yang tinggi jika teliti dalam
memetakanya . Hal itu berarti (a). Tepat mencari tempat yang refepresentif, tepat meletakan
tempat pada peta yang harus didukung oleh peta dasar yang baik, (b) Tepat dalam
mendeskripsi profilnya atau benar dalam menetapkan sifat-sifat morfologinya, (c) Teliti
dalam mengambil contoh tanah, dan (d) Benar dalam menganilisnya di laboratorium.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Relevansi sifat-sifat yang ditetapkan dengan pengguanaanya atau tujuan pengguanaanya
harus tinggi. Untuk mencapai kegunaan tersebut perlu untuk menetapkan pola penyebaran
tanah yang dibagi-bagi berdasarkan kesamaan sifat-sifatnya sehingga terbentuk soil mapping
unit atau satuan peta tanah (SPT). Dengan adanya pola penyebaran tanah ini maka
dimungkinkan untuk menduga sifat-sifat tanah yang dihubungkan dengan potensi
pengguanaan lahan dan responya terhadap perubahan pengelolaannya (Abdullah, 1993).
Survey tanah merupakan proses pnelitian dan pemetaan permukaan bumi dimana
istilah unitnya disebut tipe tanah. Proses sebenarnya survey terdiri dari berjalan diatas lahan
dengan interval yang sama dan mencatat perbedaa-perbedaan tanah dan gambaran yang
berhubungan dengan permukaan seperti tingkat kemiringan, erosi yang terjadi, pengguanan
lahan, penutup vegetatif serta gambaran alami (Sitorus, 1985).
2.3. Evaluasi Lahan

Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaan lahan jika
dipergunakan untuk tujuan tertentu, yang meliputi pelaksanaan dan interpretasi survey dan
studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim, dan aspek lahan lainnya. Evaluasi lahan merupakan
penghubung antara berbagai aspek fisik, biologi, dan teknologi penggunaan lahan dengan
tujuan sosial ekonominya. Tergantung pada tujuan evaluasi lahan dapat berupa klasifikasi
kemampuan lahan atau klasifikasi kesesuaian lahan (Arsyad, 2000).
Salah satu cara evaluasi lahan adalah melakukan klasifikasi lahan untuk pengguanaan
tertentu. Penggolongan kemampuan lahan didasari tingkat produksi pertanian tanpa
menimbulkan kerusakan dalam jangka waktu yang sangat panjang (Sitorus, 1985).
Untuk memperoleh lahan yang benar-benar sesuai diperlukan suatu kriteria lahan
yang dapat dinilai secara objektif. Acuan penilaian kesesuaian lahan digunakan digunakan
kriteria klasifikasi kesesuaian lahan yang sudah dikenal, baik yang secara khusus maupun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

secara umum. Tetapi pada umumnya disusun berdasarkan pada sifat-sifat yang dikandung
lahan, artinya hanya sampai pada pembentukan kelas kesesuaian lahan, sedangakan
menyakngkut produksi hanya berupa dugaan berdasarkan potensi kelas kesesuaian lahan
yang terbentuk (Karim, dkk, 1996).
Hasil penelitian terdahulu oleh Widyana Rahmantika tahun 2009 tentang
pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa) akibat penggunaan bahan organik dan presentase
N yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan organik terhadap produksifitas suatu
lahan padi. Penggunaan

pupuk

anorganik

secara

terus-menerus

serta

kurangnya

memperhatikan penggunaan bahan organik dalam sistem produksi padi sawah telah
mengakibatkan terganggunya keseimbangan hara tanah yang mengakibatkan penurunan
kualitas sumberdaya lahan. Perkembangan konsumsi pupuk anorganik di Indonesia terus
meningkat sejak tahun 1975 hingga sekarang. Selama kurun waktu

sampai sekarang ini

terjadi kenaikan penggunan pupuk anorganik hampir 5 kali lipat. Hal ini menunjukkan
bahwa

penggunaan

pupuk

anorganik

sudah

sangat

tidak

efisien

dan

bahkan

kecenderungan yang ada justru terjadi penurunan produktivitas lahan karena menurunnya
kandungan bahan organik tanah. Penggunaan bahan organik dalam suatu proses produksi
bidang pertanian maka secara tidak langsung turut serta dalam mejaga sumber daya lahan
agar tetap lestari.
2.4. Karakteristik Lahan
2.4.1. Aspek Lahan
2.4.1.1. Bentuk Lahan
Bentuk lahan (landform) menguraikan tentang jenis-jenis terrain khusus

dan

menempatkan satuan peta inventarisasi ke dalam bentang lahan (landscape). Cara
yang

mudah

untuk

identifikasi

di foto udara menggunakan bentang

lahan dan

kelerengan (topografi). Klasifikasi bentuk lahan dapat diperoleh dari Katalog Bentuk
Lahan (Abdullah, 1993).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Bentuk lahan memberikan gambaran pada kita tentang kondisi lokasi secara
umum. Melalui informasi bentuk lahan juga dapat diperoleh gambaran karakteristik
lahan yang lain, misalnya bentuk lahan yang bergunung akan mempunyai jenis-jenis
tanah tertentu, biasanya kelerengannya curam dan solum tanahnya relatif dangkal.
Sebaliknya bentuk lahan aluvium akan memberi gambaran tentang kondisi yang datar
dengan drainase

yang

kurang

baik, teksturnya halus dan solum tanahnya dalam

(Kucera, 1988).
2.4.1.2. Kemiringan dan Arah Lereng
Informasi kemiringan dan arah lereng sangat diperlukan bagi pengelolaan
lahan. Parameter kelerengan juga digunakan untuk klasifikasi beberapa keperluan,
misalnya untuk penentuan fungsi lindung dan budidaya. Jadi informasi ini sangat
dibutuhkan untuk keperluan pengelolaan termasuk pengelolaan hutan (Hardjowigeno,
1993).
Keterkaitan kelerengan lahan dengan parameter lain cukup dominan. Biasanya
pada topografi yang berbeda, yang berarti kemiringan lerengnya berbeda, maka
perkembangan tanahnya juga berbeda. Perbedaan perkembangan tanah juga berarti
ada perbedaan karakteristiknya. Perkembangan tanah juga dipengaruhi oleh arah
lereng, karena perbedaan lereng akan mempengaruhi kecepatan pelapukan batuan
menjadi

tanah. Dengan demikian maka kemiringan

lereng

biasanya

mengandung

konsekuensi perbedaan tekstur tanah, kondisi drainase, jenis tanaman dan kedalaman
tanah (Sitorus, 1985).
2.4.1.3. Kondisi Drainase
Menurut CSR/FAO (1983), drainase tanah merupakan kecepatan perpindahan air tanah
baik berupa aliran permjukaan maupun perembesan air kedalam tanah. Keadaan drainase
adalah tanda dari kondisi basah dan kering tanah tersebut, drainase tanah juga dipengaruhi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

oleh beberapa faktor yaitu topografi, tekstur, permeabilitas dan ketersediaan air yang
berasal dari curah hujan. Tingkat drainase tanah alami dipengaruhi oleh kecepatan
perkolasi air melalui tanah, aerasi dan bagian tanaman-tanaman yang khusus. Komposisi
udara tergantung pada aerasi. Pada drainase tanah yang baik, tanah memiliki kelembaban
dan kandungan karbon dioksida lebih tinggi dari atmosfir. Kondisi drainase yang terbatas
di dalam tanah dan drainase yang sangat jelek atau pada kondisi yang tergenang maka
kandungan oksigen akan menurun dan kecepatan difusi ke akar tanaman terbatas. Pada
tanah yang drainasenya sangat tinggi maka kehilangan unsur hara melalui pencucian juga
akan meningkat (Bunting, 1981), sedangkan menurut Hakim. Et al (1986), tujuan drainase
tanah adalah untuk menurunkan muka air tanahsehingga dapat meningkatkan kedalaman
ekfetif perakaran.
2.4.1.4. Kondisi Per mukaan
Kondisi permukaan lahan dinyatakan dalam persentase batuan singkapan (badrock)
dan adanya batu di permukaan (rockness) terhadap luas unit lahan Informasi kondisi
permukaan lahan yang menyangkut batuan singkapan dan bebatuan di permukaan
sangat diperlukan dalam kaitannya dengan kemungkinan untuk penerapan tumpangsari
tanaman semusim. Pada kondisi tanah yang berbatu atau tersingkap, tidak mungkin
dilaksanakan pengolahan

tanah yang baik

karena

adanya

gangguan

tersebut.

Disamping itu, persentase batuan tersingkap yang cukup luas mengurangi jumlah
tanaman per satuan luas karena pada bebatuan tersebut tidak mungkin dilaksanakan
penanaman (Siswanto, 2006).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.4.2. Aspek Tanah
2.4.2.1. J enis Tanah
Jenis
vegetasinya,

tanah

akan

Klasifikasi

sangat
tanah

dipengaruhi
yang

umum

oleh

jenis

batuan

induk, iklim,

dilaksanakan menggunakan US Soil

Taxonomy atau klasifikasi Indonesia. Apapun metode klasifikasi yang digunakan jenis
tanah akan selalu berkaitan dengan karakteristik fisik lahannya. Cara klasifikasi tanah
yang umum digunakan akan diuraikan tersendiri. Pembentukan solum tanah Inceptisol
yang terdapat di dataran rendah umumnya tebal, sedangkan pada daerah-daerah berlereng
curam solum yang terbentuk tipis. Warna tanah Inceptisol beranekaragam tergantung dari
jenis bahan induknya. Warna kelabu bahan induknya dari endapan sungai, warna coklat
kemerah merahan karena mengalami proses reduksi, warna hitam mengandung bahan
organik yang tinggi. Sifat fisik dan kimia tanah Inceptisol antara lain; bobot jenis 1,0
g/cm3, kalsium karbonat kurang dari 40 %, pH mendekati netral atau lebih (pH < 4 tanah
bermasalah), kejenuhan basa kurang dari 50 % pada kedalaman 1,8 m, nilai porositas 68 %
sampai 85 %, air yang tersedia cukup banyak antara 0,1 – 1 atm. Informasi jenis tanah
biasanya dapat diperoleh dari peta tanah yang tersedia. Pada umumnya peta tanah
yang ada mempunyai skala kecil (1:100 000 atau 1:250 000) hanya lokasi-lokasi
tertentu saja yang dipetakan secara detail (Hardjowigeno, 1993).
2.4.2.2. Tipe batuan dan Kedalaman Regolit
Tipe batuan penting untuk diketahui karena menentukan parameter yang lain.
Adanya perbedaan tipe batuan pembeda tanah akan membedakan cara pengelolaan
tanah tersebut. Pengelolaan tanah yang berkembang dari batu kapur, misalnya, akan
berbeda dengan pengelolaan tanah yang berkembang dari batuan vulkanik. Oleh
karena itu tipe batuan sering digunakan untuk kriteria klasifikasi kemampuan lahan pada
tingkat Unit (Sitorus, 1985).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.4.2.3. Kedalaman Tanah
Kedalaman efektif adalah dalamnya akar tanaman yang dapat menembus
lapisantanah dimana perakaran dapat tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa adanya
hambatan atau pembatas. Kedalaman efektif merupakan kedalaman sampai kerikil,
padasdan kropos (Hardjowigeno, 1993). Kedalaman efektif merupakan faktor pembatas
yang tidak dapat diberikan input.Dan kedalaman efektif suatu tanah tidak sesuai dengan
tanaman yang akan dibudidayakan,maka lahan tersebut tidak dapat digunakan untuk
tanaman yang dibudidayakan.
2.4.2.4. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah yang penting untuk pengelolaan lahan dan dideskripsikan di
lapangan mencakup tekstur tanah dan struktur tanah. Tekstur tanah dapat didifinisikan
sebagai perbandingan antara fraksi tanah (pasir, debu dan lempung/ Sand, silt dan
clay) sedangkan struktur tanah adalah bentuk spesifik dari agregat tanah. Tekstur tanah
relatif tidak berubah tetapi struktur tanah mudah berubah terutama apabila ada
pengolahan tanah. Parameter ini sangat berkaitan dengan parameter lainnya antara
lain, kemiringan lereng, kondisi drainase, tipe batuan dan bentuk lahan (Siswanto, 2006).
2.4.2.5. Sifat Kimia Tanah
Bahan penting yang diabsorbsi tanaman dan dipindahkan dari tanah adalah air dan
unsur hara. Tanaman dapat mengalami kekurangan (defisiensi) unsur hara bila unsur
tersebut tidak terdapat dalam tanah atau unsur tersebut terdapat dalam jumlah cukup
tetapi sangat sedikit terlarut atau tidak tersedia untuk menopang kebutuhantanaman.
Tanaman

tahunan

relatif

lebih

tahan

terhadap

defisiensi unsur hara. Dampak

kekurangan unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman juga berlangsung dalam jangka
panjang dibandingkan dengan tanaman semusim. Oleh karena itu sifat kimia tanah
hanya digunakan

dalam

penentuan

kesesuaian

lahan

pada

tanaman semusim

(Soegiman, 1982).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.4.2.6. Keasaman Tanah (pH)
Keasaman tanah (pH) adalah gambaran diagnostik dari nilai yang khusus atau
konsentrasi ion H. Tanah dikatakan masam, jika pH nya kecil dari 7, netral jika sama
dengan 7 dan basa jika pHnya diatas 7. Jika konsentrasi ion H dalam tanah naik maka pH
tanah turun dan jika ion H dalam tanah turun maka pH tanah akan naik (Soegiman, 1982).
Faktor kemasaman tanah digunakan sebagai salah satu faktor pembatas kesesuaian
lahan, karena kemasaman tanah merupakan satu faktor yang berpengaruh terhadap
ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Kemasaan tanah merupakan perwujudan dari proses
hancuran iklim dan faktor kimiawi yang berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah
(Hakim. Et al, 1986).
2.4.3. Kondisi Erosi
Erosi merupakan pembatas utama dari penggunaan

lahan yang berkelanjulan.

Identifikasi erosi di lahan hutan diperlukan untuk mengetahui jenis dan tingkat erosi
serta persentase luasan tererosi pada satuan peta sehingga upaya konservasi tanah
yang efektif dapat direncanakan. Pengalaman lapangan menunjukkan bahwa erosi
biasanya terjadi cukup besar pada saat awal penebangan atau pembukaan lahan sampai
tanaman berumur 2 tahun (Siswanto,2006).
2.4.4. Aspek Tanaman
Inventarisasi parameter tanaman dilakukan karena kinerja tanaman yang ada
merupakan pencerminan kondisi

lahan, sehingga identifikasi kondisi

tanaman bisa

digunakan sebagai indikator kondisi lahan saat itu. Informasi ini penting terutama
bagi lokasi baru yang akan dibuka untuk tanaman (Hardjowigwno,1991).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.4.5. Aspek Iklim
Iklim

yang

dibahas

dalam

kesempatan

ini

hanya

curah hujan,

karena

terbatasnya stasiun meteorologi. Mengingat bahwa areal hutan banyak terletak di
pegunungan, maka sangat dimungkinkan terpengaruh hujan orografis. Akibatnya pola
hujan dan distribusi hujan antar petak sangat berlainan. Oleh karena itu diperlukan
beberapa

stasiun

hujan

pada

satu

bagian

hutan

agar rekaman

hujan

dapat

mencerminkan kondisi realistis. Pengalaman lapangan menunjukkan bahwa antar
petak dalam satu bagian bisa mempunyai pola dan curah hujan yang berbeda
tergantung elevasi dan arah lerengnya (Arsyad, 2000).

2.5. Klasifikasi Lahan
Menurut Siswanto (2006) : Klasifikasi lahan merupakan sebagai pengaturan satuansatuan lahan ke dalam berbagai kategori berdasar sifat-sifat lahan atau kesesuaiannya
untuk berbagai penggunaan. Klasifikasi lahan merupakan pengembangan sistem logika
berbagai macam lahan berdasar sifat lahan yang dapat diamati secara langsung atau
sifat yang ditetapkan karena penyidikan (Kesuburan tanah).
Pada dasarnya evaluasi lahan membutuhkan keterangan yang menyangkut 3 aspek:
1. Lahan. Data lahan diperoleh survei lahan
2. Penggunaan lahan. Keterangan penggunaan lahan diperoleh dari keterangan
agronomis, kehutanan dan disiplin ilmu lain yang sesuai.
3. Ekonomis diperoleh dari kelayakan usaha yang akan diterapkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.5.1. Klasifikasi Kemampuan Lahan
Kemampuan penggunaan lahan adalah suatu sistematika dari berbagai penggunaan
lahan berdasarkan sifat-sifat yang menentukan potensi lahan untuk berproduksi secara lestari.
Lahan diklasifikasikan atas dasar penghambat fisik. Sistem klasifikasi ini membagi
lahan menurut

faktor-faktor

penghambat

serta

potensi

bahaya

lain

yang dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman. Jadi, hasil klasifikasi ini dapat digunakan untuk
menentukan arahan penggunaan lahan secara umum (misalnya untuk budidaya tanaman
semusim, perkebunan, hutan produksi dsb). Di areal HTI hasil klasifikasi ini terutama
akan bermanfaat untuk alokasi areal sistem tumpangsari (Sitorus,1985).
Klasifikasi kemampuan lahan adalah penilaian komponen lahan yang menurut Arsyad
(1989) adalah penilaian komponen lahan secara sistematis dan pengelompokan ke dalam
kategori berdasar sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaan
lahan.
Sistem kategori delakukan dengan car menguji nilai-nilai dari sifat tanah dan lokasi
terhadap seperangkat kriteria untuk masing-masing kategori melalui proses penyaringan.
Nilai-nilai tersebut pertama-tama diuji terhadap kriteria untuk kelas lahan yang terbaik, dan
jika tidak semua kriteria dapt terpenuhi, lahan tersebut secara otomatis jatuh kedalam kelas
yang lebih rendah. Kemudian nilai-nilai tersebut diuji dengan kriteria kelas yang lebih rendah
dan selanjutnya, hingga kelasnya ditemukan dimana semua kriteria terpenuhi. Pada umunya
lahan dapt dengan mudah memenuhi banyak faktor dari krieria yang ditentukan untuk kelas
yang lebih tinggi, tetapi juga turun kedalam kelas yang lebih rendah hanya disebabkan
kegagalan memenuhi salah satu faktor dari kriteria (Sitorus, 1985).
Struktur Klasifikasi Kemampuan Lahan dikelompokkan menjadi tiga tingkat yaitu :
1. Kelas KPL : Mengungkapkan derajat pembatas (penghambat), 0 kelas I ekstrem kelas VIII (Kelas KPL ditulis dalam huruf Romawi).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2. Sub Kelas KPL : menunjukkan jenis pembatas utama yaitu erosi (e),
kebasahan (w), karakteristik tanah (s), iklim (c) dan gradien (g),

Contoh Sub

kelas Vie.
3. Satuan KPL: Pengelompokkan beberapa satuan peta inventarisasi yang;
- mempunyai kemiripan respon thd pengelolaan yang sama,
- mempunyai hasil potensial yang hampir sama.
- memerlukan upaya konservasi tanah yang sama Contoh Vie1, Vie2 dsb.
2.5.2. Klasifikasi Kesuburan Tanah
Dibidang

Pertanian

“Tanah”

merupakan

faktor

penting

yang menentukan

pertumbuhan dan hasil tanaman yang dibudidayakan karena tanah merupakan media
tumbuh bagi

tanaman, gudang dan penyuplai unsur hara, serta tempat penyedia air.

Kemampuan tanah dalam mendukung pertumbuhan ditentukan oleh kesuburan kimia dan
fisika tanah (Siswanto,2006).
Untuk evaluasi kesuburan tanah diperlukan data sifat fisik dan kimia tanah
sampai dengan kedalaman 60 cm.

Data ini diperoleh langsung dilapang (diskripsi tanah)

dan analisis contoh tanah di laboratorium.
Evaluasi Kesuburan tanah ditunjukkan untuk menilai sifat dan menentukan
kendala utama kesuburan seri tanah serta mencari alternatif pemecahannya dalam
rangka meningkatkan produktivitas tanah (Syekfani, 1994).
Klasifikasi Kemampuan Kesuburan Tanah (FCC) pada dasarnya terdiri dari tiga
kategori yaitu:
a. Tipe : terdiri dari 4 kelas yang mencerminkan tekstur lapisan olah (0 – 20 cm)
b. Subtipe : terdiri dari 4 kelas yang mencerminkan tekstur atau adanya lapisan
tidak tembus akar di lapisan bawah (20-50 cm)
c. Modifier : terdiri dari 16 kelas yang mencerminkan sifat tanah yang menjadi
faktor pembatas atau kendala kesuburan tanah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Secara terperinci konsep dan prosedur penggunaan sistem klasifikasi kemampuan
kesuburan tanah dalam evaluasi kesuburan tanah dikenal adanya suatu sistem klasifikasi,
salah satu sistem tersebut adalah sistem yang disusun oleh (Suprihartono, 2003) yaitu sistem
klasifikasi kesuburan tanah.
Sistem ini dirancang dan dikembangkan untuk berbagai kepentingan, antara lain :
a.

Sebagai alat untuk mempresentasikan hasil laporan penilaian status kesuburan dan
cara pengelolaan tanah.

b.

Untuk menduga faktor pembatas yang berkaitan erat dengan pengelolaan tanah.

c.

Sebagai alat untuk merupakan hasil penelitian kesuburan tanah yang dilakukan
dari suatu daerah yang lain.

d.

Pengambilan keputusan dalam perencanaan prioritas penelitian kesuburan tanah.

e.

Pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian kesuburan tanah.

f.

Pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian kesuburan tanah yang dilakukan
pada berbagai lahan dengan sifat yang berbeda.

2.5.3. Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Klasifikasi Kesesuaian tanah untuk pertanian dan kehutanan biasa digunakan di
berbagai negara. Berbeda dengan klasifikasi kemampuan lahan yang merupakan klasifikasi
tentang

potensi lahan untuk

penggunaan secara

umum, kesesuaian Lahan

lebih

menekankan pada kesesuaian lahan untuk jenis tanamanan tertentu. Dengan demikian
klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan akan saling melengkapi dan memberikan
informasi yang menyeluruh tentang potensi lahan (Siswanto, 2006).
Pada prinsipnya klasifikasi kesesuaian lahan dilaksanakan dengan cara memadukan
antara kebutuhan tanaman atau persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan.
Oleh karena, itu klasifikasi ini sering juga disebut species matching. Klas kesesuaian lahan
terbagi menjadi empat tingkat, yaitu : sangat sesuai (S I), sesuai (S2), sesuai marjinal (S3)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

dan tidak sesual (N). Sub Klas pada klasifikasi kesesualan lahan ini juga mencerminkan
jenis penghambat. Ada tujuh jenis penghambat Yang dikenal, yaitu e (erosi), w
(drainase), s (tanah), a (keasaman), g (kelerengan) sd (kedalaman tanah) dan c (lklim).
Pada klasifikasi kesesuaian lahan tidak dikenal prioritas penghambat. Dengan demikian
seluruh hambatan Yang ada pada suatu unit lahan akan disebutkan semuanya. Akan
tetapi dapat dimengerti bahwa dari hambatan yang disebutkan ada jenis hambatan ang mudah
(seperti a, w, e, g dan sd) atau sebaliknya. Hambatan yang sulit untuk ditangani (c dan
s). Dengan demikian maka hasil akhir dari klasifikasi ditetapkan berdasarkan klas
terjelek dengan memberikan seluruh hambatan yang ada. Perubahan klasifikasi menjadi
setingkat lebih baik dimungkinkan terjadi apabila seluruh hambatan Yang ada pada unit
lahan tersebut dapat diperbaiki. Untuk itu maka unit lahan Yang mempunyai faktor
penghambat c atau s sulit untuk diperbaiki keadaannya.Klasifikasi kesesuaian lahan
dilakukan dengan melalui sortasi data karakteristik lahan berdasarkan kriteria kesesuaian
lahan untuk setiap jenis tanaman (FAO, 1983).
2.6. BIOMASSA
Biomassa merupakan istilah untuk bobot bahan hidup, biasanya dinyatakan sebagai
bobot kering, untuk seluruh atau sebagian tubuh organisme, populasi, atau komunitas.
Biasanya dinyatakan sebagai kerapatan biomassa per unit luas. Biomassa tumbuhan adalah
jumlah total bobot kering semua bagian tumbuhan hidup dan untuk memudahkannya kadangkadang biomassa dibagi menjadi biomassa tumbuhan diatas tanah (daun, cabang, dahan dan
bahan pokok) dan biomassa di dalam tanah (akar-akaran) (Kusmana dan Istomo, 2003).
Pengetahuan tentang biomassa sangat penting untuk aspek-aspek fungsional lahan
seperti produktivitas primer, siklus hara dan aliran energi (Harse et al., 1992). Oleh karena
itu data biomassa penting untuk mengetahui karakteristik ekosistim lahan dalam rangka

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

menentukan sistim pengelolaan lahan berdasarkan prinsip-prinsip kelestarian hasil (Kusmana.
et al, 1992).
Biomassa dapat dibedakan kedalam dua kategori, yaitu biomassa di atas permukaan
tanah (above ground biomass) dan biomassa di bawah permukaan tanah (below ground
biomass). Lebih lanjut dikatakan bahwa biomassa di atas permukaan tanah adalah berat
bahan unsur organik per unit area di atas permukaan tanah pada suatu waktu tertentu yang
dihubungkan ke suatu fungsi; system produktivitas, umur tegakan, dan distribusi organik
(Sitompul. et al, 1995).
Biomassa merupakan ukuran yang berguna dan mudah diperoleh, tetapi tidak
memberikan petunjuk dinamika populasi. Ahli-ahli ekologi tertarik pada produktivitas karena
bila bobot kering suatu komunitas dapat ditentukan pada waktu tertentu dan laju perubahan
bobot kering dapat diukur, data itu dapa