Evaluasi Prosedur Klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar Binder24

(1)

EVALUASI PROSEDUR KLAIM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

Oleh :

DWI MARWATI NIM F3308004

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

(3)

(4)

commit to user

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

¾ Tidak ada kat a t er lambat di dunia ini, lebih baik t er lambat dar ipada

t idak melakukan apapun

¾ Sekecil apaun usaha yang t elah kit a lakukan, past i akan membuahkan

hasil j ika kit a ber sungguh-sungguh dalam melakukannya

¾ J adikan pengalaman yang t elah kit a per oleh sebagai gur u yang sangat

bij aksana bagi kit a

¾ Car ilah ilmu sebanyak-banyaknya kar ena ilmu yang kit a per oleh akan

selalu ber kembang j ika digunakan dan kar ena ilmu akan mengangkat der aj at kit a

PERSEM BAHAN

Penulis persembahkan kepada:

¾ Allah Swt

¾ Almamat erku

¾ Ayah dan ibu t ercint a

¾ K eluarga besarku

¾ Sahabat -sahabat ku


(5)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat

tugas akhir perkuliahan, dalam mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi

Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Santosa T. H, M.Si., Ak selaku Pembiming Magang dan Tugas

Akhir dan Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Ibu Sri Murni, SE., M.Si., Ak selaku Pembimbing Akademik dan Ketua

Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Bapak maupun Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu praktik dan teori

selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret


(6)

commit to user

5. Seluruh tenaga administrasi (kepala bagian tata usaha, bagian pendidikan,

bagian kemahasiswaan, bagian keuangan dan kepegawaian serta bagian

umum dan perlengkapan) Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

6. Bapak dr. G. Maryadi selaku direktur Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

melakukan magang kerja dan mengadakan penelitian di Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Karanganyar.

7. Bapak Drs. Aris Suwito Indriyatmoko, SE., MM. selaku pembimbing penulis

di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar yang telah

membimbing penulis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Karanganyar.

8. Ibu Dra. Sumini selaku kepala bagian keuangan Rumah Sakit Umum Daerah

Karanganyar yang telah memberikan pengarahan kepada penulis.

9. Staf karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar yang

telah membantu penulis selama melakukan magang dan penelitian di Rumah

Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar.

10. Ayah dan Ibu serta keluaga besarku yang telah memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis.

11. Mas Tri, Erna, Resta, Ita, Diyan, Destia, Cerli dan seluruh keluarga besar

Kos Nadia yang telah mendukung penulis dan memberikan inspirasi kepada


(7)

commit to user

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini yang

tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini

jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari

pembaca untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini

bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

Surakarta, 29 Mei 2011


(8)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 1

B. LATAR BELAKANG MASALAH ... 20

C. PERUMUSAN MASALAH ... 26

D. TUJUAN PENELITIAN ... 27

E. MANFAAT PENELITIAN ... 27

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA ... 29


(9)

commit to user

BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN ... 58

B. KELEMAHAN ... 59

BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN ... 61


(10)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

1.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Karanganyar... 5

2.1 Prosedur Klaim yang Berjalan Di Bagian Kasir... 51


(11)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumen Surat Tanda Keterangan Gratis

2. Biaya Tindakan

3. Fotokopi Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat

4. Surat Keabsahan Peserta

5. Surat Rujukan Puskesmas

6. Rincian Biaya Rawat Inap

7. Daftar Pemberian Harga Obat


(12)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A.GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Berdirinya Instansi

Rumah Bersalin Kartini didirikan pada tanggal 21 April 1960, oleh Bapak-bapak dan Ibu-ibu istri pejabat yang diketuai oleh Ny. S. Nario

Adiredjo, istri Bupati Daerah Tingkat II Kabupaten Karanganyar. Pada

tahun 1963 Kabupaten Karanganyar dilanda musim kemarau panjang

sehingga mengakibatkan gagal panen pada petani. Dengan keadaan ini

banyak penduduk yang kekurangan makanan dan kurang gizi, maka timbul

penyakit yang disebut KHO, HO, KKM. Sementara pelayanan kesehatan di

Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar pada saat itu hanya ada satu

yaitu Balai Pengobatan berada di Desa Dompon (sekarang Apotek

Sukowati), dengan fasilitas yang sederhana dan jumlah tenaga sebanyak 5

orang.

Kejadian luar biasa atas penyakit HO tersebut semakin hari semakin bertambah. Hingga pada tahun 1964 masyarakat yang terkena penyakit

KHO, HO, dan KKM tersebut ditampung di Balai Pengobatan. Jumlah

kasus yang terjadi rata-rata setiap hari adalah 161 orang, sehingga pasien

yang datang dilayani dengan fasilitas yang seadanya (tanpa tempat tidur).

Pada tahun 1964 masyarakat Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar

yang difasilitasi oleh dr. Tan Tiauw An sebagai Kepala Dinas Kesehatan


(13)

membangun Rumah Sakit yang berlokasi di Jetu (sekarang Jalan Lawu)

dengan mendapat sisa bantuan Anggaran pemerintah untuk korban bencana

banjir dan ditambah pendapatan dari Rumah Sakit sendiri, kumpulan dari

iuran sebesar Rp1,00 / Kepala Keluarga dan beberapa diantaranya ada yang

berupa material pembangunan yang dilakukan oleh orang-orang Partai

Komunis Indonesia.

Pada tanggal 6 Juni 1965 Balai Pengobatan tersebut pindah di Rumah

Sakit yang telah dibangun, Rumah Sakit tersebut merupakan gabungan

antara Rumah Bersalin Kartini (swasta) yang letaknya bersebelahan dengan

Rumah Sakit. Adapun jumlah tempat tidur adalah 34 buah. Dan mulai saat

itu nama Rumah Sakit menjadi “RUMAH SAKIT BERSALIN KARTINI”.

Pada tahun 1970 Rumah Sakit Bersalin Kartini dijadikan Rumah Sakit

Kartini yang dikepalai oleh dr. Srijanto Hardjomigoeno, dengan jumlah karyawan 20 orang dan jumlah tempat tidur 80-100 tempat tidur. Dengan

makin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan, Pemerintah

Daerah Karanganyar merencanakan pemindahan Rumah Sakit Umum di

lokasi dukuh Jengglong, Kelurahan Bejen, Kecamatan Karanganyar. Pada

tanggal 11 Maret 1995 seluruh fasilitas pelayanan dipindahkan kecuali

poliklinik gigi yang dipindahkan pada tanggal 6 Januari 1997.

Berdasarkan analisis organisasi, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit

Umum Daerah Karanganyar memenuhi syarat menjadi Rumah Sakit Umum

kelas C dikukuhkan dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik


(14)

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum

Karanganyar.

2. Tujuan Didirikannya Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar

Tujuan didirikannya Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Karanganyar terdiri atas 2 tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan. Tujuan

tersebut antara lain:

a. Tujuan Umum:

1) Terwujudnya derajat kesehatan pelanggan Rumah Sakit Umum

Daerah (pelayanan spesialistik, profesional dan terjangkau dan

memuaskan).

b. Tujuan Khusus:

1) Terselenggaranya pelayanan medik spesialistik lengkap dan terjangkau

2) Pelayanan rujukan spesialistik profesional

3) pelayanan kesehatan tepat waktu, tepat sarana dan penuh empati

sehingga memuaskan pasien

4) penurunan angka kematian di Rumah Sakit Umum Daerah.

3. Tugas dan Fungsi Didirikannya Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar

Tugas Utama didirikannya Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten


(15)

a. Membantu Bupati dalam Penyelenggaraan Pemerintah di bidang

Pelayanan Kesehatan.

Fungsi didirikannya Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar:

a. Pelayanan Medis

b. Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis

c. Pelayanan Keperawatan

d. Pelayanan Rujukan

e. Pendidikan dan Pelatihan

f. Penelitian dan Pengembangan

4. Struktur Organisasi Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 83 Tahun 2009 pasal 2 tentang

susunan organisasi dan tata kerja pada Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut ini: a. Direktur

b. Bagian Tata Usaha:

1) Subbagian Umum dan Rumah Tangga

2) Subbagian Kepegawaian

3) Subbagian Hukum, Informasi dan Penanganan Pengaduan

c. Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan,

d. Bidang Penunjang Medik dan Non Medik,

e. Bidang Pengelolaan Keuangan:

1) Seksi Perencanaan dan Anggaran


(16)

 

Ka. Bid. Pelayanan Medik, Keperawatan Dr. RETNO TRI SIAWANTI NIP. 19700801.200501.2.015

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

DIREKTUR

dr. MARYADI

Ka. Bid. Penunjang Medik Non Medik Dr. KASYFI HARTATI NIP. 198010.199903.2.007

Ka. Seksi Perbendaharaan dan Akuntansi SUWARDI ARIS I, SE.MM NIP. 19660102.199803.1.003 Ka. Seksi Perencanaan

Anggaran THERESIA HERAWATI, S. Sos

NIP. 19701128.199703.2.003 Ka. Bid. Pengelolaan

Keuangan Dra. SUMINI NIP. 19571017.198503.2.006 Ka. Bag Tata Usaha Drs. M. IFAN EFENDI, M. Pd

NIP. 19610215.199103.1.006

Ka. Sub. Bag Umum dan Rumah Tangga

SUTARTO, SE NIP. 19620516.198607.1.001

Ka. Sub. Bag Kepegawaian SUTARTO, S.Sos.Msi NIP. 1950611.198703.1.004

Ka. Sub. Bag Hukum, Informasi

SURANTO NIP. 19610515198201.0.009

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


(17)

commit to user

5. Deskripsi Jabatan

a. Direktur

1) Tugas Direktur adalah sebagai berikut:

a)Merumuskan program kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan.

b)Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara

lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas.

c)Melaksanakan koordinasi dengan instalasi terkait baik secara

langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,

informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh

hasil kerja yang optimal.

d)Merumuskan kebijakan Bupati di bidang pelayanan kesehatan

berdasarkan wewenang yang diberikan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sebagai arahan operasional Rumah Sakit

Umum Daerah.

e)Membina dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pelayanan

kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

f) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang


(18)

g)Mengkoordinasi dan memfasilitasi kegiatan di bidang pelayanan

kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

h)Menjalin kemitraan pelayanan kesehatan dengan pihak ketiga.

i) Menyelenggarakan program pemagangan dari lembaga pendidikan

kesehatan.

j) Menetapkan rencana strategi bisnis Rumah Sakit Umum Daerah.

k)Menyiapkan Rencana Belanja dan Anggaran tahunan.

l) Mewakili Rumah Sakit Umum Daerah di dalam dan di luar

pengadilan.

m) Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja

operasional serta kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah

kepada Bupati.

n)Menetapkan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan.

o)Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem

penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.

p)Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

dasar pengambilan keputusan.

q)Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan

maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran


(19)

r) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2) Fungsi Direktur adalah sebagai berikut:

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang di bidang pelayanan

kesehatan.

b) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan di

bidang pelayanan kesehatan.

c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan.

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan

fungsinya.

a. Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Direktur

dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan urusan ketatausahaan yang meliputi kepegawaian,

umum dan rumah tangga, serta hukum, informasi dan penanganan

pengaduan di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah.

Uraian tugas Kepala Bagian Tata Usaha adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan program kegiatan bagian Tata Usaha berdasarkan

peraturan perundang-undangan yanag berlaku dan sumber data

yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan


(20)

3) Membagi tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis

guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.

4) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang di lingkungan

Rumah Sakit Umum Daerah baik secara langsung maupun tidak

langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang

optimal.

5) Mengkoordinasikan pelayanan urusan administrasi umum,

kepegawaian, kearsipan, perpustakaan, perlengkapan rumah

tangga, hukum, informasi dan penanganan pengaduan sesuai

ketentuan yang berlaku

6) Merumuskan program kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah berdasarkan hasil rangkuman rencana kegiatan bidang-bidang.

7) Mengkoordinasikan penyelenggaraan rapat-rapat dinas.

8) Mengkoordinasikan pelaksanaan pengadaan untuk keperluan

rumah tangga Rumah Sakit Umum Daerah sesuai dengan

kebutuhan, anggaran dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

9) Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan


(21)

10) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem

penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.

11) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar

pengambilan kebijakan.

12) Menyampaikan saran pertimbangan kepada atasan baik lisan

maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

b. Kepala Subbagian Kepegawaian

Kepala Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas membantu

Kepala Bagian Tata Usaha dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian

kegiatan di Bidang Kepegawaian.

Uraian tugas Kepala Subbagian Kepegawaian adalah sebagai berikut:

1) Menyusun program kegiatan Subbagian Kepegawaian

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan.

2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan


(22)

3) Membagi tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis

guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.

4) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala

Seksi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah baik secara

langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,

informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh

hasil kerja yang optimal.

5) Melaksanakan kegiatan di bidang kepegawaian meliputi kenaikan

pangkat, kenaikan gaji berkala, cuti, pensiun, kesejahteraan

pegawai serta administrasi kepegawaian lainnya.

6) Membuat laporan rutin tentang kepegawaian, daftar urut

kepangkatan, nominatif pegawai, dan laporan kepegawaian lainnya.

7) Memproses usulan kenaikan pangkat, mutasi, gaji berkala, diklat

pegawai, dan urusan kepegawaian lainnya.

8) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem

penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.

9) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar


(23)

10) Menyampaikan saran pertimbangan kepada atasan baik lisan

maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

c. Kepala Subbagian Hukum, Informasi, dan Penanganan Pengaduan

Kepala Subbagian Hukum, Informasi dan Penanganan Pengaduan

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan

Subbagian Hukum, Informasi dan Penanganan Pengaduan.

Uraian tugas Kepala Subbagian Hukum, Informasi, dan Penanganan

Pengaduan adalah sebagai berikut:

1)Menyusun program Kegiatan Subbagian Hukum, Informasi dan

Penanganan Pengaduan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai

pedoman pelaksanaan kegiatan.

2)Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan

tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3)Membagi tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis


(24)

4)Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang dan Kepala Seksi

di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah baik secara langsung

maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi

serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja

yang optimal.

5)Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dalam pelayanan

kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah.

6)Mengelola dan mengkaji peraturan perundang-undangan dalam

bidang pelayanan kesehatan.

7)Melaksanakan monitoring penerapan peraturan

perundang-undangan di bidang kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah.

8) Mengelola data dan informasi Rumah Sakit Umum Daerah.

9) Melaksanakan pemasaran sosial dan penyampaian informasi Rumah Sakit Umum Daerah.

10) Menerima, menganalisis, menyimpulkan dan melakukan tindak

lanjut terhadap pengaduan tentang pelaksanaan pelayanan

kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah.

11) Menangani permasalahan yang berkenaan dengan pengaduan atas

pelaksanaan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah.

12) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem


(25)

13) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar

pengambilan kebijakan.

14) Menyampaikan saran pertimbangan kepada atasan baik lisan

maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

15) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

d. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan

Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan mempunyai

tugas membantu Direktur dalam merumuskan kebijakan,

mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di Bidang

Pelayanan Medis dan Keperawatan.

Uraian tugas dari Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan program kegiatan Bidang Pelayanan Medik dan

Keperawatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yanag

berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman

pelaksanaan kegiatan.

2) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan Bidang Pelayanan

Medik dan Keperawatan meliputi Instalasi Rawat Jalan, Instalasi

Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Central, dan


(26)

3) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bagian Tata Usaha dan

Kepala Bidang di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan

masukan, informasi serta mengevaluasi permasalahan agar

diperoleh hasil kerja yang optimal.

4) Membagi tugas bawahan sesuai dengan dengan bidang tugasnya,

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna

meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.

5) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan

tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.

7) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar

pengambilan kebijakan.

8) Menyampaikan saran pertimbangan kepada atasan baik lisan

maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas


(27)

e. Kepala Bidang Penunjang Medik dan Non Medik

Kepala Bidang Penunjang Medik dan Non Medik mempunyai

tugas membantu Direktur dalam merumuskan kebijakan,

mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di Bidang

Pelayanan Penunjang Medik dan Non Medik.

Tugas Kepala Bagian Penunjang Medik dan Non Medik adalah

sebagai berikut:

1) Merumuskan dan menyusun program kegiatan Bidang Penunjang

Medik dan Non Medik berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai

pedoman pelaksanaan kegiatan.

2)Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3)Membagi tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis

guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.

4)Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bagian Tata Usaha dan

Kepala Bidang di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan

masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar


(28)

5) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan Bidang Penunjang

Medik dan Non Medik meliputi Instalasi Radiologi,

Laboratorium, Farmasi, Gizi, Rehabilitasi Medik, Elektromedik,

Kesehatan Lingkungan, Rekam Medik, Pemulasaraan Jenazah

dan Instalasi lain sesuai perkembangan.

6) Melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan Bidang

Penunjang Medik dan Non Medik sesuai dengan pedoman dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7) Mengelola data dan informasi yang berkaitan dengan bidang

Penunjang Medik dan Non Medik.

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

f. Kepala Bidang Pengelolaan Keuangan

Kepala Bidang Pengelolaan Keuangan mempunyai tugas

membantu Direktur dalam merumuskan kebijakan,

mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di Bidang

Pengelolaan Keuangan yang meliputi perencanaan, anggaran,

perbedaharaan dan akuntansi.

Uraian tugas Kepala Bidang Pengelolaan Keuangan adalah sebagai

berikut:

1) Merumuskan dan menyusun program kegiatan Bidang Pengelolaan


(29)

sumber data yang tersedia sebagia pedoman pelaksanaan

kegiatan.

2)Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan

tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3)Membagi tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis

guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.

4)Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang di lingkungan

Rumah Sakit Umum Daerah baik secara langsung maupun tidak

langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang

optimal.

5) Mengelola pendapatan dan belanja

6) Menyelenggarakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan.

7) Menyusun pedoman dan petunjuk pengelolaan keuangan pada

Rumah Sakit Umum Daerah sesuai dengan pedoman dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8) Menyusun laporan pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

9) Merumuskan perencanaan pendapatan dan belanja Rumah Sakit

Umum Daerah


(30)

11) Mengkoordinasikan penyusunan dokumen-dokumen perencanaan

kegiatan, anggaran dan belanja dengan ketentuan yang berlaku.

12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

g. Kepala Seksi Perencanaan dan Anggaran

Kepala Seksi Perencanaan dan Anggaran mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Pengelolaan Keuangan dalam

melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,

pembinaan dan pengendalian kegiatan Seksi Perencanaan dan

Anggaran.

Uraian tugas Kepala Seksi Perencanaan dan Anggaran adalah sebagai

berikut:

1) Menyusun program kegiatan Seksi Perencanaan dan Anggaran berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan.

2) Menjabarkan perintah atasan melalui tugas pengkajian

permasalahan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Membagi tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,

memberi petunjuk dan arahan baik secara lisan maupun tertulis


(31)

4) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala

Subbagian si lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah baik

langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,

informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh

hasil kerja yang optimal.

5) Menyusun dokumen-dokumen perencanaan dan anggaran sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

6) Menyusun Rencana Bisnis Anggaran.

7) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem

penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.

8) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar

pengambilan keputusan.

9) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan

maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

B.LATAR BELAKANG MASALAH

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan

pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat


(32)

bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya

termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

Tetapi kenyataan yang terjadi, derajat kesehatan masyarakat miskin masih

rendah, hal ini tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat

miskin tiga setengah sampai dengan empat kali lebih tinggi dari kelompok

masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakit

dan mudah terjadi penularan penyakit karena berbagai kondisi seperti

kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling berhimpitan,

perilaku hidup bersih masyarakat yang belum membudaya, pengetahuan

terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih rendah.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat miskin, pemerintah

menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Program ini

khusus ditujukan kepada masyarakat miskin. Program ini bertujuan agar masyarakat miskin tetap bisa mendapatkan fasilitas pengobatan dari rumah

sakit secara gratis sehingga derajat kesehatan masyarakat miskin di Indonesia

berkurang. Untuk menyelenggarakan program ini pemerintah bekerjasama

dengan rumah sakit, balkesmas atau puskesmas. Salah satu rumah sakit yang

bekerjasama dengan pemerintah untuk menyelenggarakan program Jaminan

Kesehatan Masyarakat adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Karanganyar.

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar sebagai salah satu


(33)

Masyarakat. Rumah sakit ini memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat

yang terdaftar sebagai anggota Jaminan Kesehatan Masyarakat. Rumah sakit

kemudian mengajukan klaim kepada pemerintah sebagai ganti rugi atas

pelayanan yang telah diberikan kepada pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat.

Program yang diselenggarakan oleh pemerintah ini sebenarnya telah

diselenggarakan sejak beberapa tahun lalu. Pada setiap tahunnya ada perbedaan

dalam penyelenggaraan program ini. Untuk penyelenggaraan program Jaminan

Kesehatan Masyarakat yang terbaru adalah pada tahun 2010. Program Jaminan

Kesehatan Masyarakat yang diselenggarakan pada tahun 2010 ini berbeda dari

tahun-tahun sebelumnya.

Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 sedikit berbeda dari

pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2009. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan

program Jaminan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2009, sehingga

pelaksanaan program ini mengalami perubahan secara nasional. Kelemahan-

kelemahan yang terjadi pada penyelenggaraan program pada tahun 2009 antara

lain:

1. Kepesertaan

Database peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat sampai dengan

sekarang masih mengacu pada data makro Badan Pusat Statistik Tahun

2005, dan ditetapkan by name by address oleh Bupati/ Walikota Tahun


(34)

seperti banyaknya kelahiran baru, kematian, pindah tempat tinggal,

perubahan tingkat sosial ekonomi, dan lain-lain. Melalui pedoman

pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2009, Kementerian

Kesehatan meminta seluruh Bupati/ Walikota untuk melakukan up dating

data sehingga menjadi data kepesertaan Tahun 2009. Tetapi hanya

sebagian kecil yang merespons hal tersebut. Karena kondisi ini diperlukan

kebijakan untuk melakukan up dating data peserta Jaminan Kesehatan

Masyarakat.

2. Pelayanan Kesehatan

Kendala dalam pelayanan kesehatan antara lain adalah keterlambatan

implementasi INA-DRG di beberapa Rumah Sakit serta masih belum

komprehensifnya pemahaman penyelenggaraan pelayanan berbasis paket

dengan INA-DRG, terutama oleh dokter dan petugas pemberi pelayanan langsung sehingga belum terlaksananya pelayanan yang efisien dan

mengakibatkan biaya pembayaran paket seringkali dianggap tidak

mencukupi. Di sisi lain, clinical pathway sebagai instrumen untuk

pemberian pelayanan yang adekuat dan rasional belum digunakan di

banyak Rumah Sakit. Demikian pula, penugasan Menteri Kesehatan

kepada konsorsium Badan Usaha Milik Negara Sektor Farmasi, belum

ditindaklanjuti pada tingkat Rumah Sakit agar terjaminnya ketersediaan


(35)

3. Pendanaan Program

Pertanggungjawaban pendanaan Pemberi Pelayanan Kesehatan pada

pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat 2009 masih ditemukan

permasalahan ketidaktepatan waktu, jumlah dan sasaran. Bahkan masih

ditemukan beberapa rumah sakit belum dapat menggunakan format

INA-DRG secara benar. Dengan demikian, perlu kerja keras Rumah Sakit agar

pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan pengaturannya.

4. Pengorganisasian, Peran dan Fungsi Pemerintah Daerah

a) Peran, tugas dan fungsi Tim Pengelola dan Tim Koordinasi Provinsi/ Kabupaten/ Kota belum dapat berjalan secara optimal. Kegiatan

sosialiasi, advokasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam

keuangan serta kinerja pelayanan kesehatan masih belum berjalan

sebagaimana seharusnya. Karena itu diperlukan komitmen dari seluruh Dinas Kesehatan sebagai penanggung jawab pengelolaan Jaminan

Kesehatan Masyarakat didaerahnya. Perhatian khusus juga untuk

pelaksanaan kegiatan pada Tim Koordinasi Jaminan Kesehatan

Masyarakat di daerah, terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dalam

pelaksanaannya memerlukan koordinasi seperti kebijakan

penatalaksanaan kepesertaan yang melibatkan seluruh sektor terkait.

b) Komitmen yang masih kurang terutama terhadap kontribusi Pemerintah

Daerah dalam pendanaan Jaminan Kesehatan masyarakat diluar kuota.

Harmonisasi kegiatan dengan mekanisme Jaminan Kesehatan


(36)

sudah melaksanakan Jamkesda. Hal tersebut amat penting agar kedua

kegiatan tersebut dapat bersinergi dengan baik dalam rangka

mempercepat pelaksanaan jaminan kesehatan semesta serta

menghindari duplikasi anggaran (Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), duplikasi

sasaran dan manfaat yang diterima oleh peserta.

c) Masih banyak Pemerintah Daerah yang memasukkan dana belanja

bantuan sosial ini kedalam Pendapatan Asli Daerah. Hal ini akan

mengganggu pelayanan kesehatan peserta Jaminan Kesehatan

Masyarakat, seharusnya dana belanja bantuan sosial sepenuhnya

diperuntukan bagi pelayanan kesehatan peserta sebelum menjadi

pendapatan Rumah Sakit.

Demikian pula dengan adanya berbagai kelemahan yang terdapat dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan pada

Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar antara lain yaitu adanya double entry

dalam penggunaan software, pengawasan dokumentasi yang lemah, dan

pencairan dana dari klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat yang tidak tepat.

Dalam penyelenggaraan suatu program, setiap instansi pasti membutuhkan

evaluasi atas prosedur yang telah dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk menilai

prosedur yang telah ditetapkan apakah sudah sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan oleh instansi terkait. Oleh karena itu evaluasi terhadap


(37)

Evaluasi terhadap prosedur pelaksanaan klaim Jaminan Kesehatan

Masyarakat adalah salah satu upaya untuk menilai efektivitas dan efisiensi dari

pelaksanaan klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat yang telah dilaksanakan

oleh rumah sakit. Dengan adanya evaluasi dari pelaksanaan program ini maka

dapat diketahui pula kelebihan dan kelemahan dari prosedur yang telah

dilaksanakan. Adanya keterbatasan terhadap data yang diperoleh penulis maka

dasar yang digunakan penulis untuk mengevaluasi prosedur pelaksanaan klaim

adalah pelaksanaan klaim program Jaminan Kesehatan Masyarakat pada tahun

2010. Evaluasi prosedur klaim program Jaminan Kesehatan Masyarakat yang

dilakukan oleh penulis bertujuan untuk menilai efektifitas dan efisiensi

prosedur yang telah dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Karanganyar.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik membuat Tugas Akhir mengenai “EVALUASI PROSEDUR KLAIM PROGRAM

JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR”

C.PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian yang terdapat diatas, dalam tugas akhir ini penulis

merumuskan masalah yaitu :

1. Bagaimanakah prosedur pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat


(38)

2.Bagaimana kelebihan dan kelemahan atas prosedur klaim Jaminan

Kesehatan Masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Karanganyar?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan atas penelitian yang dilakukan adalah menemukan pemecahan atas

permasalahan yang diuraikan diatas, yaitu:

1.Untuk mengetahui bagimana prosedur klaim program Jaminan Kesehatan

Masyarakat tahun 2010 pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Karanganyar.

2.Untuk mengetahui bagaimana kelemahan dan kelebihan atas pelaksanaan

klaim program Jaminan Kesehatan Masyarakat tahun 2010 pada Rumah

Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar.

E. MANFAAT PENELITIAN 1.Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman dalam mempraktekan ilmu dan teori

Akuntansi Sektor Publik yang diperoleh selama mengikuti pendidikan

Program Diploma III Akuntansi ke dalam kenyataan dunia kerja yang

ada pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar.

2.Bagi Instansi

Memberikan pertimbangan dan masukan bagi instansi untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi pada pelaksanaan program


(39)

3. Bagi Pembaca

Memberikan beberapa manfaat, seperti tambahan pengetahuan,

wawasan dan informasi tentsng prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Masyarakat dan sebagai referensi bacaan dalam pembuatan tugas akhir di


(40)

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Prosedur

Menurut Mulyadi (2001: 5), prosedur adalah suatu kegiatan klerikal

yang biasanya melibatkan beberapa orang di dalam suatu departemen atau

lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi

perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Menurut Cole seperti yang telah diterjemahkan oleh Baridwan

(1982: 2), prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani, biasanya

melibatkan beberapa orang dalam satu atau lebih departemen, dibuat

untuk memastikan penanganan seragam dari transaksi bisnis yang

berulang-ulang.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur

adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara teratur oleh orang-orang

yang saling berkaitan dalam organisasi untuk memudahkan pelaksanaan

kegiatan dan pencapaian keseragaman penanganan suatu transaksi.

2. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Dalam evaluasi prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat

pada Rumah Sakit Umum Daerah hal ini sangat berkaitan dengan

pengendalian intern / pengawasan intern yang dijalankan oleh instansi


(41)

Menurut Mulyadi (2001: 163) sistem pengendalian intern meliputi

struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan

untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan

data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya

kebijakan manajemen.

Pengertian pengawasan intern menurut American Institute of

Certified Public Accountants yang dikutip oleh Baridwan (1985: 46) menyebutkan, pengawasan intern meliputi struktur organisasi, semua

cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam

perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik

perusahaan, memeriksa ketelitian data dan kebenaran data akuntansi,

memajukan efisiensi didalam usaha dan membantu mendorong

dipatuhinya kebijaksanaan menejemen yang telah ditetapkan. 3. Pengertian Jaminan Kesehatan Masyarakat

Jaminan kesehatan masyarakat adalah bentuk belanja bantuan sosial

untuk pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu serta

peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh pemerintah. Program ini

diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka

mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat

miskin.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada peserta Jaminan


(42)

a. Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata

peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin.

b. Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik

yang cost effective dan rasional.

c. Pelayanan terstruktur, berjenjang dengan portabilitas dan ekuitas.

d. Efisien, transparan dan akuntabel.

Tujuan dan Kepesertaan

a. Tujuan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Tujuan Umum:

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan sehingga

tercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien bagi

seluruh peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat.

Tujuan Khusus:

1)Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada

peserta di seluruh jaringan Pemberi Pelayanan Kesehatan Jaminan

Kesehatan Masyarakat.

2)Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi

peserta, tidak berlebihan sehingga terkendali mutu dan biayanya.

3)Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan


(43)

b. Kepesertaan

Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah masyarakat miskin

dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak

termasuk penduduk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan

lainnya.

B. PEMBAHASAN

Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 sedikit berbeda dari

pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2009. Hal

ini dikarenakan adanya beberapa kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan

program Jaminan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2009, sehingga

pelaksanaan program ini mengalami perubahan secara nasional.

4. Kelemahan- kelemahan yang terjadi pada penyelenggaraan program pada tahun 2009 antara lain:

a) Kepesertaan

Database peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat sampai dengan

sekarang masih mengacu pada data makro Badan Pusat Statistik

Tahun 2005, dan ditetapkan by name by address oleh Bupati/

Walikota Tahun 2008. Dengan demikian banyak

perubahan-perubahan data di lapangan seperti banyaknya kelahiran baru,

kematian, pindah tempat tinggal, perubahan tingkat sosial ekonomi,

dan lain-lain. Melalui pedoman pelaksanaan Jaminan Kesehatan


(44)

Bupati/ Walikota untuk melakukan up dating data sehingga menjadi

data kepesertaan Tahun 2009. Tetapi hanya sebagian kecil yang

merespons hal tersebut. Karena kondisi ini diperlukan kebijakan untuk

melakukan up dating data peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat.

Badan Pusat Statistik pada akhir Tahun 2008 telah mengeluarkan data

baru dimana jumlah masyakat miskin sesuai kriteria, by name dan by

address telah menurun menjadi 60,3 juta jiwa. Data Badan Pusat Statistik terbaru ini menjadi dasar acuan untuk diterbitkannya

kepesertaan Jaminan Kesehatan Masyarakat yang baru. Sementara

sasaran kepesertaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat 2010,

tetap sama yaitu 76,4 juta jiwa.

b) Pelayanan Kesehatan

Kendala dalam pelayanan kesehatan antara lain adalah keterlambatan implementasi INA-DRG di beberapa Rumah Sakit serta

masih belum komprehensifnya pemahaman penyelenggaraan

pelayanan berbasis paket dengan INA-DRG, terutama oleh dokter dan

petugas pemberi pelayanan langsung sehingga belum terlaksananya

pelayanan yang efisien dan mengakibatkan biaya pembayaran paket

seringkali dianggap tidak mencukupi. Di sisi lain, clinical pathway

sebagai instrumen untuk pemberian pelayanan yang adekuat dan

rasional belum digunakan di banyak Rumah Sakit. Demikian pula,


(45)

terjaminnya ketersediaan obat dan vaksin untuk pelayanan Jaminan

Kesehatan Masyarakat.

c) Pendanaan Program

Pertanggungjawaban pendanaan Pemberi Pelayanan Kesehatan

pada pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat 2009 masih

ditemukan permasalahan ketidaktepatan waktu, jumlah dan sasaran.

Bahkan masih ditemukan beberapa rumah sakit belum dapat

menggunakan format INA-DRG secara benar. Dengan demikian,

perlu kerja keras Rumah Sakit agar pertanggungjawaban keuangan

sesuai dengan pengaturannya.

d) Pengorganisasian, Peran dan Fungsi Pemerintah Daerah

1) Peran, tugas dan fungsi Tim Pengelola dan Tim Koordinasi Provinsi/ Kabupaten/ Kota belum dapat berjalan secara optimal. Kegiatan sosialiasi, advokasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan

dalam keuangan serta kinerja pelayanan kesehatan masih belum

berjalan sebagaimana seharusnya. Karena itu diperlukan komitmen

dari seluruh Dinas Kesehatan sebagai penanggung jawab

pengelolaan Jaminan Kesehatan Masyarakat di daerahnya.

Perhatian khusus juga untuk pelaksanaan kegiatan pada Tim

Koordinasi Jaminan Kesehatan Masyarakat di daerah, terkait

dengan kebijakan-kebijakan yang dalam pelaksanaannya

memerlukan koordinasi seperti kebijakan penatalaksanaan


(46)

2) Komitmen yang masih kurang terutama terhadap kontribusi

Pemerintah Daerah dalam pendanaan Jaminan Kesehatan

masyarakat diluar kuota. Harmonisasi kegiatan dengan mekanisme

Jaminan Kesehatan Masyarakat harus perlu terus dilakukan

terutama bagi daerah yang sudah melaksanakan Jaminan Kesehatan

Daerah. Hal tersebut amat penting agar kedua kegiatan tersebut

dapat bersinergi dengan baik dalam rangka mempercepat

pelaksanaan jaminan kesehatan semesta serta menghindari

duplikasi anggaran (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), duplikasi sasaran

dan manfaat yang diterima oleh peserta.

3) Masih banyak Pemerintah Daerah yang memasukkan dana belanja

bantuan sosial ini kedalam Pendapatan Asli Daerah. Hal ini akan mengganggu pelayanan kesehatan peserta Jaminan Kesehatan

Masyarakat, seharusnya dana belanja bantuan sosial sepenuhnya

diperuntukkan bagi pelayanan kesehatan peserta sebelum menjadi

pendapatan Rumah Sakit.

5. Kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2010

Kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 pada

prinsipnya sama dan merupakan kelanjutan pelaksanaan program Jaminan

Kesehatan Masyarakat Tahun 2009 dengan tetap melakukan perbaikan


(47)

a. Tata Laksana Kepesertaan

1) Sasaran Tahun 2010 adalah sama dengan Tahun 2009 yakni 76,4

juta meski data masyarakat miskin menurut Badan Pusat Statistik

Tahun 2008 telah turun menjadi 60,39 juta. Baseline data

kepesertaan Tahun 2010 tetap menggunakan data sebelumnya.

Sedangkan masih ada yang miskin di luar kuota yang ada (bagi

peserta luar kuota yang menggunakan Surat Keterangan Tidak

Mampu) tetap menjadi tanggungan Pemerintah Daerah. Perhatian

khusus kepada peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat yang belum

masuk database seperti bayi baru lahir dari keluarga miskin, anak

terlantar/ gelandangan/ pengemis (rekomendasi Dinas Sosial),

peserta Program Keluarga Harapan.

2) Dalam rangka memperluas cakupan kepesertaan pada Tahun 2010, terdapat kelompok peserta baru menjadi sasaran peserta Jaminan

Kesehatan Masyarakat, yaitu:

a) Masyarakat miskin penghuni Lapas/ Rutan dengan melampirkan

surat keterangan dari Kepala Rutan / Lapas setempat.

b) Masyarakat miskin penghuni panti-panti sosial melalui, melalui

Kepala Dinas/ Institusi Sosial Kabupaten/ Kota setempat,

selanjutnya Kementerian Kesehatan akan segera membuatkan

kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat.

c) Masyarakat miskin akibat bencana paska tanggap darurat


(48)

d) Untuk semua kepesertaan diatas, Surat Keabsahan Peserta

diterbitkan petugas PT Askes (Persero).

b. Tata Laksana Pelayanan Kesehatan

Tata laksana pelayanan dilakukan beberapa perubahan meliputi:

1) Diberlakukan pola pembayaran dengan INA-DRG versi 1.6

terhitung mulai 1 Maret 2010. Dengan demikian, semua pasien

rawat jalan dan rawat inap setelah episode perawatan

penyakitnya selesai tanggal 1 Maret dan seterusnya

dipertanggungjawabkan/ diklaimkan dengan software

INA-DRG versi 1.6. Melalui pola pembayaran ini mendorong

Pemberi Pelayanan Kesehatan untuk lebih efisien dan lebih

efektif karena pengendalian biaya dan peningkatan mutu

pelayanan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemberi Pelayanan Kesehatan. Untuk pelaksanaan INA-DRG versi 1.6

dilakukan peningkatan kapasitas tenaga koder dan tenaga

administrasi klaim di Rumah Sakit.

2) Penyediaan obat dan vaksin sebagaimana Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 885/ Menkes/ SK/ X/ 2009 tentang

penugasan PT Indofarma (Persero) Tbk, PT Kimia Farma

(Persero) Tbk, PT Phapros Tbk, dan PT Biofarma (Persero)

sebagai penyedia obat dan vaksin dalam penyelenggaraan


(49)

perlu ditindak lanjuti pada tingkat rumah sakit. Penugasan

tersebut ditindak lanjuti oleh distributor setempat sebagai

wakil dari konsorsium Badan Usaha Milik Negara sektor

Farmasi dengan rumah sakit dalam bentuk perjanjian kerja

sama. Menjadi kewajiban pihak rumah sakit untuk

melaksanakan penyediaan obat dan vaksin program Jaminan

Kesehatan Masyarakat mengacu pada Keputusan Menteri

Kesehatan tersebut. Untuk memberi kejelasan pelaksanaan

penugasan tersebut, diterbitkan petunjuk teknis khusus untuk

hal tersebut agar dapat dipedomani rumah sakit.

3) Anak terlantar, pengemis dan gelandangan yang belum

teridentifikasi dan belum mempunyai kartu Jaminan Kesehatan

Masyarakat, dapat dilayani dengan membawa rekomendasi dari Dinas Sosial setempat.

4) Masyarakat miskin dan tidak mampu penghuni panti sosial dan

lapas/ lembaga pemasyarakatan, dapat dilayani dengan

membawa kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat atau

pengantar dari lapas/ rutan disertai surat rujukan dari klinik

lapas/ rutan atau puskesmas setempat.

5) Upaya-upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan

peningkatan efisiensi baik di Puskesmas maupun di Rumah

Sakit dan Pemberi Pelayanan Kesehatan lainnya terus


(50)

dilakukan untuk menilai kewajaran pelayanan kesehatan yang

dilakukan.

c. Tata Laksana Pendanaan dan Pengorganisasian

Untuk aspek pendanaan, pengorganisasian dan manajemen

secara prinsip dan mekanisme pelaksanaannya sama seperti yang

telah ditetapkan pada pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat

2009.

6. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan yang Diberikan kepada Pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat

a. Rawat Jalan

1) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan

oleh dokter spesialis maupun umum

2) Rehabilitasi medik

3) Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi dan

elektromedik

4) Tindakan medis

5) Pemeriksaan dan pengobatan gigi lanjutan

6) Pelayanan Keluarga Berencana, termasuk kontap efektif, kontap

pasca persalinan/ keguguran, penyembuhan efek samping &

komplikasinya (kontrasepsi disediakan Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional)


(51)

9) Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit

b. Rawat inap

1) Akomodasi rawat inap pada kelas III

2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan

3) Penunjang diagnostik: patologi klinik, patologi anatomi,

laboratorium mikro patologi, patologi radiasi dan elektromedik

4) Tindakan medis

5) Operasi sedang, besar, dan khusus

6) Pelayanan rehabilitasi medis

7) Perawatan intensif

8) Pemberian obat mengacu pada formularium

9) Pelayanan darah

10) Bahan dan alat kesehatan habis pakai 11) Persalinan dengan resiko tinggi dan penyulit

c. Instalasi Gawat Darurat

d. Seluruh penderita Thalasemia dijamin termasuk bukan peserta non

Jaminan Kesehatan Masyarakat.

7. Pelayanan yang Tidak Dijamin Oleh Jaminan Kesehatan Masyarakat a. Pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan

b. Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika

c. General check up


(52)

e. Pengobatan alternatif dan pengobatan lain yang belum terbukti secara

ilmiah

f. Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya

mendapatkan keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan

impotensi

g. Pelayanan kesehatan pada masa tanggap bencana alam, kecuali

memang yang bersanagkutan sebagai peserta Jaminan Kesehatan

Masyarakat

h. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosial

8. Prosedur Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2011

Syarat-syarat yang diperlukan pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat

untuk memperoleh pelayanan kesehatan antara lain: a. Fotokopi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat

b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk

c. Fotokopi Kartu Keluarga

d. Surat Rujukan Dari Puskesmas

Unsur-unsur yang terkait dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan

program Jaminan Kesehatan Masyarakat meliputi:

a. Loket Pendaftaran

b. Poliklinik (Instalasi Rawat Jalan)


(53)

e. Instalasi Gawat Darurat

f. Kasir (Bagian Keuangan)

Unsur-unsur tersebut merupakan bagian yang terpadu dalam prosedur

pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Antara unsur

tersebut saling berkaitan mendukung pelaksanaan program Jaminan

Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Karanganyar.

Unit-unit yang terkait dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar

antara lain:

a. Loket Pendaftaran

b. PT Askes

c. Poliklinik (Instalasi Rawat Jalan) d. Instalasi Farmasi (Apotek)

e. Instalasi Gawat Darurat

f. Intensive Care Unit

g. Instalasi Rawat Inap

h. Bagian Keuangan (tim input data dan verifikasi)

Prosedur-prosedur yang berjalan dalam setiap unit-unit yang berlaku

dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada pasien yang menggunakan

kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat antara lain:

a. Loket Pendaftaran


(54)

1) Pasien datang kerumah sakit dengan membawa fotokopi kartu

Jaminan Kesehatan Masyarakat dan surat rujukan dari

Puskesmas serta kelengkapan lain seperti fotokopi Kartu Tanda

Penduduk dan Kartu Keluarga setelah itu melakukan

pendaftaran di loket pendaftaran.

2) Petugas loket pendaftaran kemudian melakukan input data pada

komputer dan berdasarkan data-data yang dibawa oleh pasien.

3) Petugas kemudian membuat kartu pendaftaran dan menerbitkan

Rekam Medik

4) Sedangkan dari pihak PT Askes yang berada di dalam rumah

sakit melakukan verifikasi kepesertaan pasien dengan cara

mencocoKartu Keluargaan data-data yang dibawa pasien dengan

database peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat pada PT Askes. 5) PT Askes kemudian menerbitkan Surat Keabsahan Peserta

sebanyak 3 lembar sebagai salah satu bukti bahwa pasien

benar-benar peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat.

Surat Keabsahan Peserta yang diterbitkan oleh PT Askes antara

lain berisi tentang:

a) Nomor peserta

b) Nama peserta

c) Tanggal lahir


(55)

f) Nomor Surat Keabsahan Peserta

b. Poliklinik ( Instalasi Rawat Jalan)

1)Setelah mendapatkan Surat Keabsahan Peserta, pasien kemudian

dirujuk ke poliklinik masing-masing untuk menjalani

pemeriksaan, sebelum pasien masuk ke poliklinik masing-masing

petugas dari bagian pendaftaran memberikan dokumen-dokumen

pasien dan rekam medik ke petugas klinik sedangkan pasien

menunggu dipanggil petugas poliklinik masing-masing

berdasarkan no urut pendaftaran dan no Rekam Medik.

2)Penentuan untuk pemeriksaan pasien pada masing-masing

poliklinik dapat dilihat pada loket pendaftaran.

3)Setelah itu petugas poliklinik kemudian memanggil pasien

berdasarkan no urut atas Rekam Medik yang dimasukan ke poliklinik.

4)Petugas berdasarkan Surat Keabsahan Peserta, kartu pendaftaran,

fotokopi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat, fotokopi Kartu

Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga untuk mengisi data pada

buku register rawat jalan.

5)Dokumen surat keterangan pemberian tindakan ada dua-duanya

yaitu berwarna putih. Dokumen putih dijadikan lembar satu

dengan fotokopi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat, fotokopi

Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga serta Surat


(56)

ke kasir oleh petugas. Sedangkan dokumen berwarna putih

lembar kedua dijadikan sebagai arsip poliklinik.

6)Dokumen berwarna putih lembar satu yang disatukan dengan

fotokopi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat, Surat Keabsahan

Peserta dan berkas lainnya diserahkan ke bagian kasir oleh

petugas poliklinik pada saat jam kerja berakhir atau pada

keesokan harinya.

c. Instalasi Gawat Darurat

Prosedur yang berjalan di Instalasi Gawat Darurat antara lain:

1)Pasien datang ke rumah sakit kemudian masuk ke Instalasi Gawat

Darurat.

2)Pihak lain dari pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat

mendaftarkan pasien ke loket pendaftaran dengan membawa fotokopi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat, fotokopi Kartu

Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga serta surat rujukan dari

puskesmas .

3)Pihak loket pendaftaran kemudian mencatat dan memasukan data

sesuai dengan jenisnya, bila pasien dirujuk untuk rawat inap,

maka pihak yang mendaftar juga ikut mendaftar dan petugas

memasukan data pada komputer serta mengeluarkan kartu

pendaftaran dan Rekam Medik.


(57)

dirujuk rawat inap, maka pasien masuk ke bangsal sesuai rujukan

dokter.

5)Pihak pasien juga harus mendaftar ke PT Askes untuk

mendapatkan Surat Keabsahan Peserta.

6)Pengisian hasil tindakan pada status yang kemudian dalam status

Rekam Medik masuk ke bangsal sesuai dengan bangsal pasien

yang dirawat. Pelayanan untuk pasien peserta Jaminan Kesehatan

Masyarakat rawat inap adalah bangsal kelas III.

7)Pelayanan kemudian dilanjutkan oleh pihak bangsal.

8)Pasien dari Instalasi Gawat Darurat apabila akan pulang atau

keluar dari rumah sakit maka petugas Instalasi Gawat Darurat

akan menghitung rincian biaya dan memberikannya ke bagian

kasir bersama dengan dokumen-dokumen pasien.

9)Pihak pasien akan mendapatkan kupon berisi keterangan gratis dari

kasir yang akan diberikan kepada petugas Instalasi Gawat Darurat

sebagai bukti pelunasan meskipun pasien tidak mengeluarkan

uang sedikitpun.

10)Sedangkan dokumen-dokumen yang diberikan akan diarsip

sebagai bukti pengklaiman dan arsip rumah sakit.

d. Intensive Care Unit

Prosedur yang berjalan di Intensive Care Unit antara lain:

1)Pasien dirujuk dari Instalasi Gawat Darurat untuk mendapatkan


(58)

petugas mencatat dalam buku register pasien berdasarkan

data-data pasien.

2)Kemudian Rekam Medik yang masuk diisi oleh petugas lain dan

diserahkan ke dokter pemeriksa untuk diisi.

3)Petugas mendokumentasikan semua surat keterangan yang

diotorisasi oleh dokter/ perawat.

4)Surat Keabsahan Peserta dan kelengkapan lain dari pasien seperti

fotokopi identitas, kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat

diserahkan ke bagian kasir (bagian keuangan).

5)Pasien kemudian diberikan kupon berisi keterangan gratis dari

kasir sebagai syarat agar pasien dapat pulang.

6)Pasien diijinkan pulang setelah menyerahkan kupon berisi

keterangan gratis dari kasir kepada petugas Intensive Care Unit. e. Instalasi Rawat Inap

Prosedur yang berjalan pada rawat inap hampir sama dengan

prosedur yang ada pada Intensive Care Unit. Prosedur-prosedur

tersebut antara lain:

1)Pasien yang masuk ke rumah sakit masuk ke Instalasi Gawat

Darurat

2)Setelah diperiksa di Instalasi Gawat Darurat pasien kemudian

masuk ke bangsal.


(59)

fotokopi kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat, dan surat rujukan

dari puskesmas.

4)Petugas bangsal kemudian mencatat data pasien pada buku register

pasien rawat inap.

5)Pihak bangsal menerbitkan Surat Persetujuan Rawat Inap apabila

Instalasi Gawat Darurat belum menerbitkan untuk digunakan

untuk mencari Surat Keabsahan Peserta dari PT Askes dan

Rekam Medik dari bagian pendaftaran.

6)Selama pasien dirawat dirumah sakit semua jenis pelayanan dan

tindakan yang diberikan kepada rumah sakit dimasukan dalam

Rekam Medik.

7)Semua tindakan yang diberikan dimasukan dalam formulir

tindakan oleh pihak bangsal sesuai dengan instruksi dokter.

8)Pengumpulan semua tindakan dimasukan dan dijumlah pada

bagian/ pihak bangsal dan diserahkan ke kasir beserta dengan

dokumen kelengkapan pasien termasuk Surat Keabsahan Peserta

lembar 1, sementara Surat Keabsahan Peserta lembar 2 diberikan

ke pihak farmasi untuk disatukan dengan Daftar Pemberian Harga

Obat yang jumlahnya juga akan ditotal dan diberikan kepada

kasir.

9)Dalam pengumpulan berkas ke kasir juga dimasukan surat hasil


(60)

10)Pihak petugas bangsal kemudian membawa Surat Keabsahan

Peserta lembar 1 yang disatukan dengan fotokopi Kartu Tanda

Penduduk dan Kartu Keluarga, fotokopi kartu Jaminan Kesehatan

Masyarakat serta rujukan puskesmas dan juga Surat Keabsahan

Peserta lembar 2 yang dijadikan satu dengan Daftar Pemberian

Obat yang dikeluarkan bagian Farmasi ke bagian Kasir.

11)Pihak pasien kemudian diberikan kupon berisi keterangan gratis

oleh kasir.

12)Pasien diperbolehkan pulang setelah menyerahkan kupon berisi

keterangan gratis tersebut ke petugas bangsal.

f. Kasir (Bagian Keuangan)

Prosedur-prosedur yang berlaku di bagian kasir (keuangan) antara

lain:

1)Dokumen-dokumen yang masuk ke kasir antara lain:

a) Surat tindakan dari Instalasi Gawat Darurat

b) Surat tindakan dari Intensive Care Unit

c) Rekam medik dan rincian biaya.

d) Surat Keabsahan Peserta lembar 1, fotokopi kartu Jaminan

Kesehatan Masyarakat, fotokopi kartu keluarga, dan fotokopi

identitas pasien serta surat rujukan dari kelurahan.


(61)

2)Dokumen-dokumen yang masuk ke bagian kasir kemudian

dipilah-pilah berdasarkan tanggal pemberian pelayanan untuk rawat jalan

dan tanggal keluar untuk rawat inap serta jenis dan nama pasien.

3)Kemudian setelah dokumen dipilah-pilah, dilakukan koding oleh

bagian rekam medik, data kemudian dikembalikan ke bagian

keuangan setelah dilakukan koding.

4)Data yang sudah dikoding kemudian dilakukan entry data ke dalam

software INA-DRG versi 1.6.

5)Setelah melakukan entry data diperoleh nominal sebagai dasar

untuk mengajukan klaim ke Departemen Kesehatan.

6)Semua berkas dan saldo nominal kemudian diverifikasi ulang oleh

verifikator independen.

7)Setelah dinilai layak oleh verifikator kemudian dilakukan pengajuan klaim ke Departemen Kesehatan setelah form

pengajuan ditandatangani oleh direktur rumah sakit dan


(62)

Gambar 2.1

Prosedur Klaim yang Berjalan di Bagian Keuangan (Kasir)

SKP Lb.2 DPO

F.C. Identitas F.C.KK

Rekam Medik F.C.K.

Jamkesmas

Mulai

Pemilahan Dokumen

Koding Diagnosa

Entry Data

File Txt

1

Surat Tindakan

Surat Rujukan puskesmas

Rincian biaya SKP Lb. 1


(63)

commit to user

Gambar 2.2

Prosedur Klaim yang Berjalan di Verifikator 

Ya

Tidak

Kembali ke Bagian Keuangan

1

File Txt

Verifikasi Kelayakan

Ditandatangani Direktur

Hardcopy form 3 Softcopy File Txt LPJ. Jamkesmas di Otorisasi Direktur

Hardcopy form 3 Softcopy File Txt Lap. Pertanggung jawaban

Klaim ke Depkes


(64)

9. Tata Laksana Pendanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar

a) Ketentuan Umum

1) Pendanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat merupakan jenis

belanja sosial.

2) Pembayaran ke Puskesmas disalurkan langsung dari Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara melalui PT POS, sedangkan

pembayaran ke Pemberi Pelayanan Kesehatan lanjutan (Rumah

Sakit) dikucurkan langsung dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara ke rekening masing-masing Pemberi Pelayanan Kesehatan

lanjutan Jaminan Kesehatan Masyarakat melalui Bank.

3) Pertanggungjawaban dana luncuran tetap menggunakan pola

pembayaran dengan INA-DRG dan berlaku untuk seluruh Pemberi Pelayanan Kesehatan lanjutan. Pada saatnya apabila semua

Pemberi Pelayanan Kesehatan dan Tim Pengelola Pusat telah siap,

akan dilakukan perubahan pola pertanggungjawaban dana dengan

pola klaim.

4) Peserta tidak boleh dikenakan iuran biaya dengan alasan apapun.

b) Sumber dan Alokasi Dana

Sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara sektor Kesehatan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja


(65)

pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu di

daerah masing-masing meliputi antara lain:

1) Masyarakat miskin dan tidak mampu yang tidak termasuk dalam

pertanggungan kepersertaan Jaminan Kesehatan Masyarakat.

2) Biaya transportasi rujukan dari rumah sakit yang merujuk ke

pelayanan kesehatan lanjutan beserta biaya pemulangan pasien

menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah asal pasien.

3) Biaya transportasi petugas pendamping pasien yang dirujuk.

4) Dukungan biaya operasional manajemen Tim Koordinasi dan Tim

Pengelola Jaminan Kesehatan Masyarakat Provinsi/ Kabupaten/

Lokal.

5) Biaya lain-lain diluar pelayanan kesehatan, sesuai dengan spesifik

daerah dapat dilakukan oleh daerahnya. c) Lingkup Pendanaan

Pendanaan dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat meliputi:

1) Dana Pelayanan Kesehatan

Adalah dana yang diperuntukan untuk pelayanan kesehatan di

Pemberi Pelayanan Kesehatan

2) Dana Operasional Manajemen

Adalah dana yang diperuntukan untuk operasional manajemen Tim

Pengelola dan Tim Koordinasi Pusat/ Provinsi/ Kabupaten/ Kota


(66)

d) Penyaluran Dana Jaminan Kesehatan Masyarakat untuk Rumah Sakit

1) Dana untuk pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Karanganyar disalurkan dari Kantor Pusat

Perbendaharaan Negara ke rekening rumah sakit di bank.

Pengucuran dana dilakukan secara bertahap.

2) Pelayanan Dana Pelayanan ke rumah sakit berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang

mencantumkan nama rumah sakit dan besaran dana yang

dikucurkan.

3) Perkiraan besaran dana luncuran pelayanan kesehatan dilakukan

berdasarkan atas perhitungan atas laporan pertanggungjawaban

dana rumah sakit.

4) Dana Jaminan Kesehatan Masyarakat yang disalurkan ke rekening

rumah sakit belum menjadi pendapatan rumah sakit dan tidak dapat

dicairkan sebelum dipertanggungjawabkan melalui mekanisme

INA-DRG.

5) Apabila terjadi kekurangan dana luncuran pelayanan kesehatan

pada akhir tahun anggaran, akan diperhitungkan dan dibayarkan

pada tahun selanjutnya dan sebaliknya bila terjadi kelebihan dana

luncuran, maka akan menjadi sumber dana pelayanan kesehatan


(67)

e) Pertanggungjawaban dan Pencairan Dana Jaminan Kesehatan Masyarakat pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar

1) Pertanggungjawaban

a) Rumah sakit membuat pertanggungjawaban dana luncuran

dengan menggunakan software INA-DRG versi 1.6. yang

berlaku sejak 1 Maret 2010.

b) Selanjutnya pertanggungjawaban tersebut akan diverifikasi

oleh verifikator independen dengan menggunakan software

verifikasi Klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat.

c) Setelah verifikasi dinyatakan layak oleh verifikator

independen, selanjutnya pertanggungjawaban tersebut

ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar.

d) Pertanggungjawaban dana Jaminan Kesehatan Masyarakat di

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar menjadi

sah setelah ditandatangani oleh dan disetujui oleh direktur

rumah sakit dan verifikator independen.

e) Selanjutnya rumah sakit mengirimkan secara resmi laporan

pertanggungjawaban dana Jaminan Kesehatan Masyarakat

dalam bentuk hard copy yaitu form 1C, 2C, 3 dan koreksi serta

soft copy dalam 1 CD yaitu memuat file txt INA-DRG, file txt administrasi klaim, raw data VI kepada Tim Pengelola Jaminan


(68)

Kesehatan Masyarakat Pusat dan hard copy form 3 kepada Tim

Pengelola Jaminan Kesehatan Masyarakat Provinsi/ Kabupaten

sebagai bahan monitoring dan evaluasi.

f) Pelaporan pertanggungjawaban dana disertai dengan hasil

kinerja atas pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit.

2) Pencairan

a) Dengan telah ditandatanganinya pertanggungjawaban dana

oleh direktur rumah sakit dan verifikator independen, maka

rumah sakit sudah dapat mencairkan dana pelayanan kesehatan

tersebut dengan batas pencairan sejumlah dana yang

dipertanggungjawabkan.

b) Untuk rumah sakit yang sudah berstatus Badan Layanan Umum

Daerah, pencairan dananya mengikuti ketentuan Badan Layanan Umum Daerah.

c) Pemanfaatan atas dana luncuran yang telah menjadi hasil

kinerja pelayanan sebagai penerimaan/ pendapatan atas klaim

pelayanan dapat digunakan sesuai kebutuhan dan ketentuan

rumah sakit.

d) Seluruh berkas dokumen pertanggungjawaban dana disimpan

oleh rumah sakit dan akan diaudit oleh Aparat Pengawas


(69)

commit to user

BAB III TEMUAN

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan oleh penulis terhadap pelaksanaan

prosedur Jaminan Kesehatan Masyarakat yang telah dilaksananakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar, penulis menemukan beberapa

kelebihan dan kelemahan atas prosedur yang telah dijalankan tersebut. Kelebihan

dan kelemahan tersebut antara lain:

A. KELEBIHAN

Kelebihan dari prosedur pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat

yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar

antara lain:

1. Sudah adanya pemisahan fungsi yang jelas

Dalam pelaksanaan prosedur Jaminan Kesehatan Masyarakat yang

dijalankan oleh rumah sakit sudah terdapat pembagian fungsi antara lain

fungsi yang mencatat pemberian kepada pihak pasien, pihak yang

melakukan koding, pihak yang melakukan entry data data serta pihak

yang melakukan verifikasi sebelum dilakukan pengajuan klaim sehingga

tidak mungkin terjadi kecurangan dalam pengajuan klaim.

2. Sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh rumah sakit sudah cukup

baik.

Dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Karanganyar sistem pengendalian intern atas


(70)

adanya pengawasan intern dalam pelaksanaan program tersebut,

pelaksanaannya sudah sesuai dengan pedoman yang ditentukan oleh

Departemen Kesehatan, serta ada koordinasi yang bagus antara

pihak-pihak yang terkait.

3. Adanya sumber daya karyawan yang cakap sehingga dapat membantu

kelancaran pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat.

Dapat dikatakan karyawan yang cakap merupakan aset yang dimiliki

oleh perusahaan. Karyawan yang mengetahui tentang seluk beluk

prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat sampai pada proses

pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat sangat membantu

kelancaran proses pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat menjadi

kas yang akan diterima rumah sakit.

B. KELEMAHAN

1. Adanya double entry dalam input data dengan software INA-DRG versi

1.6

Dalam melakukan entry data seringkali terjadi entry data lebih dari

satu kali, hal ini disebabkan karena software yang digunakan tetap

menyimpan entry data yang dilakukan walaupun sebelumnya telah

dilakukan entry data dengan waktu dan data-data lain yang sama.

2. Pengawasan dokumentasi yang lemah

Pada saat mendokumentasikan dokumen seringkali terjadi dokumen


(71)

menjadi kurang lengkap dan tidak bisa dilakukan klaim atas pelayanan

tersebut sehingga rumah sakit akan mengalami kerugian.

3. Kelemahan yang terdapat pada pencairan dana dari Departemen Kesehatan

yang kadang-kadang tidak bisa cair tepat waktu.

Pencairan dana dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia atas

klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat yang diajukan oleh rumah sakit

terkadang mengalami keterlambatan pencairan dana untuk rumah sakit.

Akibatnya rumah sakit terkadang mengalami kekurangan dana untuk


(72)

BAB IV PENUTUP

A.SIMPULAN

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah bentuk belanja bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu serta

peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh pemerintah. Program ini

diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka

mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.

Unit-unit yang terkait dalam prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar antara

lain:

i. Loket Pendaftaran

j. PT Askes dalam rumah sakit

k.Poliklinik (Instalasi Rawat Jalan)

l. Instalasi Farmasi (Apotek)

m. Instalasi Gawat Darurat

n.Intensive Care Unit

o.Instalasi Rawat Inap

p.Bagian Keuangan (tim input data dan verifikasi)

Bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit dalam

program Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah rawat jalan dan rawat inap.


(73)

Kelebihan yang terdapat dalam prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Masyarakat yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Karanganyar adalah:

1.Sudah adanya pemisahan fungsi

2.Sistem pengendalian intern yang dilaksanakan oleh rumah sakit sudah

cukup bagus

3.Adanya sumber daya karyawan yang cakap sehingga membantu

kelancaran pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat kepada

Departemen Kesehatan.

Kelemahan yang terdapat dalam prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Masyarakat yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Karanganyar adalah:

1.adanya double entry dalam input data dengan software INA-DRG versi 1.6

2.pengawasan dokumentasi yang lemah

3.kelemahan yang terdapat pencairan dana dari Departemen Kesehatan yang


(74)

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kelemahan yang terdapat pada prosedur pelaksanaan

Jaminan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Karanganyar, maka penulis memberikan rekomendasi agar

prosedur yang dijalankan menjadi lebih baik dan kelemahan-kelemahan yang

terjadi bisa diminimalisir. Adapun rekomendasi dari pihak penulis antara lain:

1.Untuk mengatasi dokumen yang terselip diperlukan atau tercecer maka

diperlukan usaha yang optimal dalam pemberdayaan karyawan yang

mendokumentasikan dokumen-dokumen yang dijadikan dasar dalam

administrasi pengklaiman. Karyawan yang cakap di bidang

pendokumentasian maka akan memperlancar jalannya prosedur yang

dilaksanakan.

2.Untuk mengatasi adanya double entry pada software yang digunakan diperlukan perbaikan dari software yang digunakan sehingga software

tidak akan menyimpan lagi data yang pernah disimpan sebelumnya.

Karyawan yang melakukan entry data pada software pun harus memiliki

tingkat ketelitian yang tinggi. Pemberian tanda pada dokumen-dokumen

sebagai bukti sudah dilakukan entry data harus dilakukan untuk

menghindari adanya double entry pada software.

3.Untuk menanggulangi adanya kekurangan dana untuk operasional Jaminan

Kesehatan Masyarakat maka bisa digunakan dana yang berasal dari


(75)

sehingga kegiatan operasional untuk kegiatan lainnya menjadi lancar


(76)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1990. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode.Edisi Kedua. Yogyakarta : AAYKPN

.1985.Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN

Departemen Kesehatan. 2010. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas). Jakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Nugroho, Alif Fitri. 2007. Analisis Sistem Penggunaan Kartu Askeskin di RSUD Panembahan Senopati di Kab. Bantul. Tugas Akhir tidak dipublikasikan. UNS Surakarta.


(1)

commit to user

menjadi kurang lengkap dan tidak bisa dilakukan klaim atas pelayanan tersebut sehingga rumah sakit akan mengalami kerugian.

3. Kelemahan yang terdapat pada pencairan dana dari Departemen Kesehatan yang kadang-kadang tidak bisa cair tepat waktu.

Pencairan dana dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia atas klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat yang diajukan oleh rumah sakit terkadang mengalami keterlambatan pencairan dana untuk rumah sakit. Akibatnya rumah sakit terkadang mengalami kekurangan dana untuk operasional rumah sakit itu sendiri.


(2)

commit to user

BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah bentuk belanja bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu serta peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh pemerintah. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Unit-unit yang terkait dalam prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar antara lain:

i. Loket Pendaftaran

j. PT Askes dalam rumah sakit k.Poliklinik (Instalasi Rawat Jalan) l. Instalasi Farmasi (Apotek) m. Instalasi Gawat Darurat n.Intensive Care Unit o.Instalasi Rawat Inap

p.Bagian Keuangan (tim input data dan verifikasi)

Bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit dalam program Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah rawat jalan dan rawat inap. Alat bantu yang digunakan dalam klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah software INA-DRG 1.6.


(3)

commit to user

Kelebihan yang terdapat dalam prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar adalah:

1.Sudah adanya pemisahan fungsi

2.Sistem pengendalian intern yang dilaksanakan oleh rumah sakit sudah cukup bagus

3.Adanya sumber daya karyawan yang cakap sehingga membantu

kelancaran pengklaiman Jaminan Kesehatan Masyarakat kepada Departemen Kesehatan.

Kelemahan yang terdapat dalam prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar adalah:

1.adanya double entry dalam input data dengan software INA-DRG versi 1.6 2.pengawasan dokumentasi yang lemah

3.kelemahan yang terdapat pencairan dana dari Departemen Kesehatan yang kadang-kadang tidak bisa cair tepat waktu.


(4)

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kelemahan yang terdapat pada prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar, maka penulis memberikan rekomendasi agar prosedur yang dijalankan menjadi lebih baik dan kelemahan-kelemahan yang terjadi bisa diminimalisir. Adapun rekomendasi dari pihak penulis antara lain: 1.Untuk mengatasi dokumen yang terselip diperlukan atau tercecer maka

diperlukan usaha yang optimal dalam pemberdayaan karyawan yang mendokumentasikan dokumen-dokumen yang dijadikan dasar dalam administrasi pengklaiman. Karyawan yang cakap di bidang pendokumentasian maka akan memperlancar jalannya prosedur yang dilaksanakan.

2.Untuk mengatasi adanya double entry pada software yang digunakan diperlukan perbaikan dari software yang digunakan sehingga software tidak akan menyimpan lagi data yang pernah disimpan sebelumnya. Karyawan yang melakukan entry data pada software pun harus memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Pemberian tanda pada dokumen-dokumen sebagai bukti sudah dilakukan entry data harus dilakukan untuk menghindari adanya double entry pada software.

3.Untuk menanggulangi adanya kekurangan dana untuk operasional Jaminan Kesehatan Masyarakat maka bisa digunakan dana yang berasal dari pasien rawat jalan dan rawat inap non Jaminan Kesehatan Masyarakat


(5)

commit to user

sehingga kegiatan operasional untuk kegiatan lainnya menjadi lancar kembali.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1990. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode.Edisi Kedua. Yogyakarta : AAYKPN

.1985.Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN

Departemen Kesehatan. 2010. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas). Jakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Nugroho, Alif Fitri. 2007. Analisis Sistem Penggunaan Kartu Askeskin di RSUD Panembahan Senopati di Kab. Bantul. Tugas Akhir tidak dipublikasikan. UNS Surakarta.