Evaluasi penentuan tarif sewa kamar Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar ANGGIT WIBOWO
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi DIII Akuntansi Keuangan
Oleh:
ANGGIT WIBOWO F3307022
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
(3)
(4)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Orang rugi itu adalah orang yang membuang-buang kesempatan untuk beriman, beramal dan saling nasihat-menasihati.
(Qs. Al Ashr (103):1-3)
Karya kecil ini penulis persembahkan kepada:
Bapak – Ibu
Keluarga Besar Eyang Wiryo Suwito(5)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya-Nya. Salam dan Shalawat kepada Rosulullah Muhammad SAW, panutan paling brilian atas keteladanan luhur sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Evaluasi Penentuan Tarif Sewa Kamar Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar”.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama banyak pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1
1.. Bapak Prof.DR.Bambang Sutopo, M.Com.,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakartaa.
2
2.. Ibu Sri Murni ,SE,M.Si,Ak selaku ketua program studi Diploma Akuntansi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.
3
3.. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, Msi., Ak. selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
4
4.. Bapak dr. G. Mariyadi selaku Direktur yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSUD Kab. Karanganyar.
5
5.. Bapak S. Aris Indriyatmoko, SE. MM selaku Kepala Seksi Perbendaharaan dan Akuntansi di RSUD Kab. Karanganyar.
(6)
6
6.. Bapak Agus Edi Cjahdjono selaku pegawai di RSUD Kab. Karanganyar yang telah bersedia mencarikan data yang penulis butuhkan.
7
7.. Seluruh staf dan karyawan RSUD Kab. Karanganyar terutama di bagian kasir yang telah banyak membantu penulis selama melakukan magang kerja dan penelitian.
8
8.. Kedua orang tua ku tercinta yang selalu memberi dukungan dan doa.
9
9.. Kakak dan adik ku yang bersedia tidak memakai computer selama jam menulisku.
1
100.. Teman-teman, Bunda serta semua pihak yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
Penulis menyadari bahwa hasil Tugas Akhir yang disusun ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya pengalaman, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan hasil magang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Surakarta, 7 Juli 2010
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... . iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I GAMBARAN UMUM A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 1
1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 1
2. Lokasi ... 2
3. Tujuan, Visi, dan Misi ... 2
4. Bidang Usaha ... 3
5. Struktur Organisasi ... 5
6. Deskripsi Jabatan ... 6
B. LATAR BELAKANG MASALAH ... 29
C. PERUMUSAN MASALAH ... 31
D. TUJUAN PENELITIAN ... 32
(8)
F. SISTEMATIKA PENULISAN ... 33
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. LANDASAN TEORI ... 35
1. Pengertian Rumah Sakit ... 35
2. Penggolongan Rumah Sakit ... 35
3. Pengertian Tarif ... 37
4. Tujuan Penetapan Tarif ... 38
5. Pengertian Biaya ... 41
6. Penggolongan Biaya... 43
7. Metode Penetapan Tarif ... 45
8. Cara Penentuan Tarif... 46
B. ANALISIS DATA 1. Penentuan Tarif Sewa Kamar Menurut Rumah Sakit ... 48
2. Penentuan Tarif Sewa Kamar Menurut Penulis ... 51
BAB III TEMUAN A. KELEBIHAN ... 63
B. KEKURANGAN... 64
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN ... 67
B. REKOMENDASI ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN
(9)
DAFTAR BAGAN
GAMBAR Halaman
(10)
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
II.1. Biaya-biaya operasional yang dikeluarkan RSUD Kab. Kra. tahun 2009 ... 48
II.2. Jumlah hunian kamar per kelas tahun 2009 ... 50
II.3. Tarif sewa kamar RSUD Kab. Kra. ... 50
II.4. Biaya-biaya operasional yang dikeluarkan RSUD Kab. Kra. tahun 2009 ... 52
II.5. Rumus tarif dasar rawat inap ... 54
II.6. Jumlah hunian kamar per kelas tahun 2009 ... 55
II.7. Perhitungan tarif dasar sewa kamar ... 56
II.8. Tarif sewa kamar per hari RSUD Kab. Kra. tahun 2010... 58
III.1. Ketentuan tarif Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 ... 60
III.2. Jumlah tempat tidur dan persediaan hari hunian tahun 2009 ... 61
III.3. Pendapatan RSUD Kab. Kra. Tahun 2009 ... 62
IV.1. Perbandingan tarif rekomendasi penulis dengan PerDa No.7 tahun 2007... 65
(11)
BAB I
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
RSUD Karanganyar merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Karanganyar. Rumah sakit ini bermula rumah sakit bersalin RB “Kartini” yang didirikan pada tanggal 21 April 1960 oleh tokoh masyarakat dipimpin oleh Bapak Naryo Adirejo, Bupati KHD Karanganyar. Pada tahun 1969 mulai diperluas dan dibangun oleh Pemerintah Daerah menjadi RSU Karanganyar seluas 1,13 Ha.
Dengan makin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kuantitas dan kualitas pelayanan. Pemerintah Daerah Karanganyar merencanakan pemindahan RSU di lokasi dukuh Jengglong, Kelurahan Bejen, Kecamatan Karanganyar. Pada tanggal 11 maret 1995 seluruh fasilitas pelayanan dipindahkan kecuali poliklinik gigi dipindahkan pada tanggal 6 Januari 1997.
Berdasarkan analisis organisasi, fasilitas dan kemampuan RSUD Karanganyar memenuhi syarat menjadi RSU kelas C dikukuhkan dengan keputusan Menkes Republik Indonesia Nomor 009-1/Menkes/I/1993, sehingga pada tahun 1995 Pemerintah Daerah menetapkan Perda No. 10 tahun 1995 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSU Karanganyar.
(12)
Guna meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat agar lebih berdaya guna dan berhasil guna pada tahun 2001 Pemerintah Daerah menetapkan Perda Nomor 15 tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kab. Karanganyar sebagai Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Karanganyar.
Pada bulan Mei 2009 RSUD Kab Karanganyar oleh pemerintah ditransformasikan dari rumah sakit yang disubsidi pemerintah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang kegiatan operasinya dibiayai secara swadana sendiri. Hal ini diharapkan oleh manajemen rumah sakit agar menjadikan rumah sakit yang mandiri tanpa harus mengurangi kualitas pelayanan terhadap pasien.
2. Lokasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar berlokasi di Jl. Laksda Yos Sudarso Jengglong, Bejen, Karanganyar. Lokasi tersebut sangat strategis, karena berada di pusat kabupaten Karanganyar, sehingga akan mudah dijangkau oleh masyarakat.
3. Tujuan, Visi dan Misi
1. Tujuan
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang BUMN, maka tujuan dari Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar adalah:
(13)
1) Menyediakan tenaga medik untuk menjaga kesehatan masyarakat. 2) Menyediakan tenaga medik dalam jumlah dan mutu yang
memadahi.
3) Merintis kegiatan-kegiatan untuk menjaga kesehatan masyarakat. 4) Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang menunjang usaha rumah
sakit untuk menjaga kesehatan masyarakat. 2. Visi
RSUD Kab. Karanganyar sebagai Rumah Sakit Umum Unggulan yang memberikan pelayanan kesehatan prima, mandiri, lengkap dan terjangkau.
3. Misi
1) Pelayanan kesehatan bermutu, cepat, akurat dan aman.
2) Menuju Rumah Sakit swadana dengan kwalitas yang lengkap. 3) Menetapkan pola tarif yang terjangkau dengan subsidi silang. 4) Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
4. Bidang Usaha
RSUD Kab. Karanganyar merupakan penyedia tenaga medis dengan memberikan jasa pelayanan kepada para pelanggan melalui penyelenggaraan di bidang penjualan jasa medik. Secara garis besar bidang usaha RSUD Kab. Karanganyar adalah sebagai berikut:
a. Usaha penyediaan tenaga medik, yang meliputi: 1) Pengobatan tenaga medik.
(14)
2) Konsultasi dengan tenaga medik. 3) Pemberian obat berdasar resep dokter. b. Usaha penunjang tenaga medik, yang meliputi:
1) Penyediaan kamar untuk rawat inap. 2) Penyediaan alat-alat medik.
(15)
5. Struktur Organisasi
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
DIREKTUR dr. MARIYADI
Ka.Bag Tata Usaha Drs.M.IFANEFENDI
Ka.Sub.Bag. Umum dan RT SUTARTO,SE Ka.Sub.Bag. Hukum,Info dan Penanganan Pengaduan PURANTO Ka.Sub.Bag. Kepegawaian SUTARTO,S.So s.Msi Ka.Bid.Penunjang Medik, Non Medik Dr.KASYI HARTATI PLT.Ka.Bid.Pelayanan Medik,Keperawatan dr.RETNO TRI SISWANTI Ka.Seksi Perbendaharaan,Akuntans i SUWARDI ARIS I,SE.MM Ka.Seksi Perencanaan Anggaran THERESIA HERAWATI,S.Sos Ka.Bid.Pengelolaan keuangan Dra.SUMINI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
(16)
6. Deskripsi Masing-masing Jabatan
Susunan organisasi rumah sakit umum daerah karanganyar, terdiri dari:
a. Direktur
b. Bagian tata usaha, membawahkan:
1) Sub Bagian Umum dan Rumah Tangga. 2) Sub Bagian Kepegawaian.
3) Sub Bagian Hukum, Informasi dan Penanganan Pengaduan. c. Bidang pelayanan medik dan keperawatan, membawahkan
kelompok jabatan fungsional.
d. Bidang penunjang medik dan non medik, membawahkan kelompok fungsional.
e. Bidang pengelola keuangan, membawahkan: 1) Seksi perencanaan dan anggaran.
2) Seksi pembendaharaan dan akuntansi.
Tugas dan fungsi masing - masing bagian organisasi: a. Direktur.
1) Direktur mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang pelayanan kesehatan.
2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaiman dimaksud pada ayat 1, direktur mempunyai fungsi:
(17)
b) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan medik dan keperawatan, penunjang medik dan non medik, pengelolaan keuangan dan ketatausahaan. c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesehatan yang
meliputi pelayanan medik dan keperawatan, penunjang medik dan non medik, pengelolaan keuangan serta ketatausahaan.
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepada bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3) Uraian tugas sebagaimana dimaksut pada ayat 1, sebagai berikut:
a) Merumuskan program kegiatan RSUD berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. b) Mengarahkan tugas bawahan sesuai dengan tugasnya baik
secara lisan maupun tertulis guna memperlancar pelaksanaan tugas.
c) Melaksanakan koordinasi dengan instalasi terkait baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
(18)
d) Merumuskan kebijakan bupati dibidang pelayanan kesehatan berdasarkan wewenang yang diberikan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai bahan arahan operasional RSUD.
e) Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan dibidang pelayanan kesehatan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
f) Membina dan mengendalaikan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan pada RSUD sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g) Menjalin dan membina kemitraan dengan pihak ketiga (ke-3).
h) Menyelenggarakan program pemagangan dari Lembaga Pendidikan Kesehatan (LPK).
i) Menetapkan rencana strategi bisnis RSUD.
j) Menyiapkan Rencana Belanja dan Anggaran (RBA) tahunan.
k) Mewakili RSUD di dalam dan di luar pengadilan.
l) Menyampaikan dan mempertanggunjawabkan kinerja operasional serta kinerja keuangan RSUD kepada Bupati. m) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional dibidang
pelayanan kesehatan pada RSUD.
(19)
o) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.
p) Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.
q) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
r) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas dan fungsinya.
b. Kepala Bagian Tata Usaha
1) Kepala bagian tata usaha mempunyai tugas membantu direktur dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan urusan ketatausahaan yang meliputi kepegawaian, umum dan rumah tangga, serta hukum, informasi dan penanganan pengaduan dilingkup RSUD.
2) Uraian tugas sebagaiman dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:
a) Merumuskan program kegiatan bagian tata usaha berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
(20)
b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tulisan guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
d) Melaksanakan koordinasi dengan kepala bidang dilingkup RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk medapatkan masukan informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e) Merumuskan program kegiatan RSUD berdasarkan hasil
rangkuman rencana kegiatan bidang-bidang.
f) Mengkoordinasikan pelayanan administrasi umum, kepegawaian, kearsipan, perpustakaan, perlengkapan rumah tangga, hukum, informasi dan penanganan pengaduan sesuai peraturan yang berlaku.
g) Mengkoordinasikan penyelenggaraan rapat-rapat kedinasan.
h) Mengkoordinasikan pelaksanaan pengadaan barang untuk keperluan rumah tangga RSUD sesuai dengan kebutuhan, anggaran dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(21)
i) Menyusun pedoman dan petunjuk pelayanan administrasi perkantoran sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatan ketatausahaan dilaksanakan secara efektif dan efisien.
j) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dilingkungan RSUD.
k) Mengendalikan pemamfaatan asset RSUD.
l) Mengkoordinasikan pemasaran sosial dan penyampaian informasi RSUD.
m) Mengkoordinasiakn penyusunan laporan RSUD.
n) Mengkoordiansikan penanganan pengaduan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan pada RSUD.
o) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibagian tata usaha.
p) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penilaian prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cermin penampilan kerja.
q) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.
r) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tulisan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
(22)
s) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atsan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
1. Kepala Sub Bagian Umum dan Rumah Tangga
1) Kepala sub bagian umum dan rumah tangga mempunyai tugas membantu kepala bagian tata usaha dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan sub bagian umum rumah tangga.
2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:
a) Menyusun program kegiatan sub bagian umum dan rumah tangga berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang
tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan baik secara lisan maupun tertulis guna memperlancar pelaksanaan tugas.
d) Melaksanakan koordinasi dengan kepala sub bagian dan kepala seksi di lingkungan RSUD baik secara langsung
(23)
maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
e) Memberikan pelayanan urusan administrasi umum, pengurus rumah tangga, perlengkapan/pembekalan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan.
f) Merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang untuk keperluan rumah tangga RSUD sesuai dengan kebutuhan, anggaran dan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g) Menyiapkan kegiatan rapat-rapat kedianasan.
h) Mengatur penggunaan/pemanfaatan kendaraan dinas. i) Melaksanakan iventarisasi dan pemeliharaan barang
karyawan/iventaris RSUD demi terciptanya tertib administrasi.
j) Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di sub bagian umum dan rumah tangga.
k) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cermin penampilan kerja.
l) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.
(24)
m) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun tulisan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
n) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Kepala Sub Bagian Kepegawaian
1) Kepala sub bagian mempunyai tugas membantu kepala bagian tata usaha dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan dibidang kepegawaian.
2) Uraian tugas sebagimana dimaksud ayat 1 sebagai berikut: a) Menyusun program kegiatan sub bagian kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undanggan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c) Membagi tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberi petunjuk dan arahan baik secara lisan maupun tulisan guna meningkatkan kelancaran tugas.
d) Melaksanakan koordinasi dengan kepala sub bagian dan kepala seksi di lingkungan RSUD baik secara langsung
(25)
maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
e) Melaksanakan kegiatan dibidang kepegawaian meliputi kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, cuti, pensiun, kesejahteraan pegawai serta administrasi kepegawaian lainnya.
f) Membuat laporan rutin tentang kepegawaian, Daftar Urut Pangkat (DUK), nominative pegawai, dan laporan kepegawaian lainnya demi terciptanya tertib administrasi kepegawaian.
g) Memproses usulan kenaikan pangkat, mutasi gaji berkala, diklat pegawai, dan urusan kepegawaian lainnya.
h) Menyiapkan melaksanakn pendidikan dan pelatihan bagi pegawai di lingkungan RSUD.
i) Menyiapkan bahan pembinaan disiplin pegawai.
j) Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan sub bagian kepegawaian.
k) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagi cermin penampilan kerja.
(26)
l) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.
m) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun tulisan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
n) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atsan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Kepala Sub Bagian Hukum, Informasi dan Penanganan Pengaduan.
1) Kepala sub bagian hukum, informasi dan penanganan pengaduan mempunyai tugas membantu kepala bagian tata usaha dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan sub bagian hukum, informasi dan penanganan pengaduan. 2) Uraian tugas sebagai mana dimaksud pada ayat 1 sebagai
berikut:
a) Menyusun program kegiatan sub bagian hukum, informasi dan penanganan pengaduan berdasarkan peraturan perundang-undanggan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
(27)
b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c) Membagi tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberi petunjuk dan arahan baik secara lisan maupun tulisan guna meningkatkan kelancaran tugas.
d) Melaksanakan koordinasi dengan kepala sub bagian dan kepala seksi di lingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
e) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dalam bidang pelayanan kesehatan pada RSUD.
f) Mengelola dan mengkaji peraturan perundang-undangan dalam bidang pelayanan kesehatan.
g) Melaksanakan monitoring penerapan peraturan perundang-undangan dibidang kesehatan pada RSUD. h) Mengelola data dan informasi RSUD.
i) Melaksanakan penyusunan Laporan akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) RSUD, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati (LKPJ) dan laporan sejenisnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(28)
j) Mengelola pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) pada RSUD.
k) Melaksanakan pemasaran sosial dan penyampaian informasi RSUD.
l) Menerima, menganalis, menyimpulkan dan melakukan tindak lanjut terhadap pengaduan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan pada RSUD.
m) Menangani permasalahan berkenaan dengan pengaduan atas pelaksanaan pelayanan RSUD.
n) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian. Penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.
o) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.
p) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun tulisan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
q) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4. Kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan.
1) Kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan mempunyai tugas membantu direktur dalam merumuskan kebijakan,
(29)
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan dibidang pelayanan medik dan keperawatan.
2) Uraian tugas sebagaiman dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:
a) Merumuskan dan menyusun program kegiatan bidang pelayanan medik dan keperawatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c) Membagi tugas pada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
d) Melaksanakan koordinasi dengan kepala bagian tata usaha dan kepal bidang dilingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
e) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bidang pelayanan medik dan keperawatan meliputi instalasi rawat jalan,
(30)
instalasi rawat inap, instalasi gawat darurat, instalasi bedah central, dan instalasi lain sesuai perkembangan.
f) Menyusun pedoman dan petunjuk bidang pelayana medik dan keperawatan sesuai dengan pedoaman dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g) Mengelola data dan informasi yang terkait dengan bidang pelayanan medik dan keperawatan.
h) Mengevaluasi pelaksanaan pelayanan RSUD sebagai bahan perbaikan tahun berikutnya.
i) Melaksanakan monitoring evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.
j) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.
k) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tulisan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
l) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5. Kepala bidang penunjang medik dan non medik.
1) Kepala bidang penunjang medik dan non-medik mempunyai tugas membantu direktur dalam merumuskan kebijakan,
(31)
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan dibidang pelayanan penunjang medik dan non-medik.
2) Uraian tugas sebagimana dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:
a) Merumuskan dan menyusun program kegiatan bidang penunjang medik dan non-medik berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagi pedoman pelaksanaan kegiatan.
b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c) Membagi tugas pada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
d) Melaksanakan koordiansi dengan kepala bidang tata usaha dan kepala bidang di lingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
e) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bidang penunjang medik dan non-medik meliputi instalasi
(32)
radiology, labolatorium, farmasi, gizi, rehabilitasi medik, elektromedik, kesehatan lingkungan, rekam medik, pemulangan jenazah dan instalasi lain sesuai perkembangan.
f) Melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan bidang penunjang medik dan non-medik sesuai dengan pedoman dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. g) Mengelola data dan informasi yang berkaitan dengan
bidang penunjang medik dan non-medik.
h) Melaksanakan monitoring evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagi cermin penampilan kerja.
i) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagi dasar pengambilan kebijakan.
j) Menyampaikan saran dan pertibangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
k) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
6. Kepala Bidang Pengelolaan Keuangan
1) Kepala bidang pengelola keuangan mempunyai tugas membantu direktur dalam merumuskan kebijakan,
(33)
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan dibidang pengelolaan keuangan yang meliputi perencanaan, anggaran, perbendaharaan, akuntansi.
2) Uraian tugas sebagimana dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:
a) Merumuskan dan menyusun program kegiatan bidang pengelolaan keuangan meliputi perencanaan, anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan verifikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagi pedoamn pelaksanaan kegiatan. b) Menjabarkan perintah atsan melalui pengkajian
permasalahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c) Membagi tugas pada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
d) Melaksanakan koordiansi dengan kepala bidang tata usaha dan kepala bidang di lingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
(34)
e) Mengelola pendapatan dan belanja.
f) Menyelenggarakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan.
g) Menyusun pedoman dan petunjuk pengelolaan keuangan pada RSUD sesuai dengan pedoman dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
h) Menyusun laporan pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
i) Merumuskan perencanaan pendapatan dan belanja RSUD. j) Mengkoordinasikan penyusunan dokumen-dokumen
perencanaan kegiatan anggaran dan belanja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
k) Merumuskan Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
l) Menyusun laporan pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
m) Melaksanakan monitoring evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagi cermin penampilan kerja.
n) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagi dasar pengambilan kebijakan.
(35)
o) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
p) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
7. Kepala Seksi Perencanaan dan Anggaran
1) Kepala seksi perencanaan dan anggaran mempunyai tugas membantu kepala bidang pengelola keuangan dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan seksi perencanaan dan anggaran.
2) Uraian tugas sebagimana dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:
a) Menyusun program kegiatan seksi perencanaan dan anggaran berdasarkan peraturan perundang-undanggan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c) Membagi tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberi petunjuk dan arahan baik secara lisan maupun tulisan guna meningkatkan kelancaran tugas.
(36)
d) Melaksanakan koordinasi dengan kepala sub bagian dan kepala seksi di lingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
e) Menyusun pedoman dan petunjuk pengelolaan keuangan pada RSUD sesuai dengan pedoman dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f) Menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
g) Melaksanakan monitoring evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagi cermin penampilan kerja.
h) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagi dasar pengambilan kebijakan.
i) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8. Kepala Seksi Perbendaharaan dan Seksi Akuntansi
1) Kepala seksi pembendaharaan dan seksi akuntansi mempunyai tugas membantu kepala bidang pengelola
(37)
keuangan dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan seksi pembendaharaan dan seksi akuntansi.
2) Uraian tugas sebagimana dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:
a) Menyusun program kegiatan perbendaharaan dan akuntansi berdasarkan peraturan perundang-undanggan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c) Membagi tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberi petunjuk dan arahan baik secara lisan maupun tulisan guna meningkatkan kelancaran tugas.
d) Melaksanakan koordinasi dengan kepala sub bagian dan kepala seksi di lingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidan langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
e) Melaksanakan penatausahaan keuangan.
f) Melaksanakan verifikasi pendapatan, belanja kegiatan dan gaji.
(38)
g) Meneliti kebenaran data yang berhubungan dengan pendapatan, pengeluaran, gaji pegawai, dan insentif. h) Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi
pendapatan.
i) Menyusun laporan keuangan RSUD.
j) Melaksanakan monitoring evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagi cermin penampilan kerja.
k) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagi dasar pengambilan kebijakan.
l) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(39)
B. Latar Belakang Masalah
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit)
Perkembangan rumah sakit pada masa ini mengalami transformasi besar, ditandai dengan munculnya berbagai macam rumah sakit di suatu tempat khususnya di Surakarta. Pada zaman sekarang rumah sakit sedang berada dalam suasana global dan kompetitif, termasuk persaingan dengan pengobatan tradisional. Pendirian rumah sakit merupakan hal yang penting sehingga manfaat didirikannya rumah sakit adalah berikut ini (Serbaguna dan Listriani):
1. Menyediakan pelayanan yang dibutuhkan.
2. Menyediakan petugas yang menyediakan pelayanan dengan biaya minimum tanpa mengorbankan kualitas.
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Kesehatan PERDHAKI (1992:4) menyatakan bahwa organisasi rumah sakit merupakan organisasi yang paling komplek dalam segi kehidupan manusia, sehingga memerlukan pengelolaan manajemen yang profesional. Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dapat dicapai melalui pengembangan SDM pendidikan atau program-program pelatihan sehingga mampu melayani konsumen dengan profesional. Pelayanan di rumah sakit mencakup unsur pelayanan medis (kesehatan) dan pelayanan non-medis (pelayanan bagian dapur, bagian administrasi, bag cleaning service, dan lain-lain). Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat
(40)
diraba) yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen / pelanggan (Groonroos dalam Ratminto dan Winarsih, 2007:2).
Karena persaingan rumah sakit yang begitu kompetitif, maka untuk dapat memenangkan persaingan dan mendapatkan laba (keuntungan), rumah sakit harus menentukan tarif sewa kamar dengan tepat. Rumah sakit harus mampu melakukan analisis unit cost atau biaya operasional yang dikeluarkan dalam periode terentu. Salah satu variabel penting dalam penentuan tarif sewa kamar adalah informasi biaya operasionalnya. Rumah sakit diwajibkan mampu menghitung dan menentukan biaya operasional per-unit yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan tiap jasa pelayanan pada pasiennya. Tarif terdiri dari unit cost ditambah dengan tingkat keuntungan (laba) yang diharapkan akan diperoleh. Unit cost atau biaya satuan merupakan seluruh biaya yang dibebankan dalam melaksanakan kegiatan menghasilkan jasa atau kegiatan tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk jasa yang dihasilkan (Supriono,1999:221). Dalam penerapan penetapan tarif rawat inap (kamar) dalam persaingan sesungguhnya ditentukan berdasarkan pada analisis pesaing. Rumah sakit dalam menghindari kerugian harus dapat mempertimbangkan biaya operasional dengan tingkat keuntungan (laba) yang diharapkan untuk menentukan tarif. Sehingga dengan adanya tarif tersebut mampu menutup semua biaya operasional dan mencapai tingkat laba yang diharapkan.
Dalam penetapan tarif sewa kamar terdapat dua (2) metode penetapan harga pokok, yaitu Variable Costing Method atau Full Costhing Method.
(41)
Variable Costing Method adalah salah satu konsep harga pokok produk yang hanya memasukkan semua elemen biaya variabel ke dalam harga pokok produk. Sedangkan Full Costing Method merupakan salah satu konsep penentuan harga pokok produk dengan memasukkan semua elemen biaya produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel ke dalam harga pokok produk (RA Supriono,1999:469). Informasi harga pokok produk yang akurat dapat memudahkan manajemen dalam pengambilan keputusan penentuan tarif, sehingga dapat mengikuti persaingan dengan rumah sakit yang lain.
Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian sistem atau tatacara penetapan tarif rawat inap (kamar) di RSUD Kabupaten Karanganyar dengan mengambil judul ”EVALUASI PENENTUAN TARIF SEWA KAMAR PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR”.
C. Perumusan Masalah
Berpijak pada latar belakang masalah mengenai penilaian tentang kemungkinan penentuan tarif rawat inap (kamar) rumah sakit dengan metode Full Costing Method, maka penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu:
1. Bagaimana pengumpulan biaya operasional yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar?
2. Apakah masih relevan tarif yang ditentukan oleh pemerintah tahun 2007?
(42)
3. Berapa unit cost untuk masing-masing kelas pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar?
4. Bagaimana penentuan tarif kamar dengan Full Costing Method?
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut ini:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengumpulan biaya operasional yang harus dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar.
2. Mengetahui besarnya unit cost yang digunakan sebagai penentuan tarif sewa kamar pada masing-masing kelas.
3. Mengetahui bagaimana pentuan tarif kamar dengan Full Costing Method.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan mempunyai manfaat berikut ini: 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kawasan pengetahuan dan menemukan kelebihan dan kekurangan dalam penentuan tarif sewa kamar di rumah sakit.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit adalah diharapkan menjadi masukan serta pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusan.
(43)
b. Bagi Kalangan Akademis adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai refrensi untuk penelitian selanjudnya.
c. Bagi Peneliti adalah sebagai sarana untuk menambah pengalaman dan wawasan mengenai lingkungan kerja dan mempunyai kesempatan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perguruan tinggi.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas, maka perlu adanya sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, diskripsi jabatan, tujuan, visi, misi, latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari tinjauan pustaka yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis data kaitannya dengan penentuan tarif sewa kamar di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar.
(44)
Bab ini membahas tentang kelebihan dan kekurangan yang ditemukan pada sistem penetapan tarif sewa kamar di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar yang menjadi objek penelitian.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dan rekomendasi atau saran-saran yang diberikan penulis berdasarkan pada temuan yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
(45)
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Rumah Sakit
Menurut Trisnantoro (2005), Rumah Sakit adalah suatu tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan serta dapat dimanfaatkan untuk tenaga kesehatan dan penelitian.
Menurut Laksono Trisnantoro (2005), sebagai dampak berbagai perubahan lingkungan global, peranan rumah sakit sudah bergeser dari lembaga sosial menjadi lembaga usaha. Anggapan tradisional masyarakat umumnya menganggap rumah sakit milik pemerintah adalah rumah sakit yang segala sesuatunya diatur oleh pemerintah. Dengan adanya PPK-BLU RSUD diberikan keleluasaan dalam pengelolaan keuangan tanpa harus terikat lagi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2003 yang sudah di ubah dengan Nomor 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan adanya hak tersebut maka RSUD diberi kewajiban untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik, kinerja keuangan, kinerja manfaat bagi masyarakat dan sanggup di audit akuntan publik. 2. Penggolongan Rumah Sakit
Rumah sakit di Indonesia berasal dari suatu sistem yang berbasis pada rumah sakit militer, yang diikuti oleh rumah sakit keagamaan dan
(46)
kemudian berkembang menjadi rumah sakit pemerintah serta menunjukkan aspek sosial yang memberikan pengaruh besar pada persepsi masyarakat mengenai rumah sakit.
Penggolongan rumah sakit menurut (Trisnantoro, 2005), rumah sakit dapat digolongkan menjadi enam golongan, yaitu:
a. Rumah sakit milik pemerintah.
Ada dua jenis rumah sakit milik pemerintah, yaitu rumah sakit milik pemerintah pusat (RSUP) dan rumah sakit milik pemerintah provinsi dan daerah (RSUD).
b. Rumah sakit milik militer.
Sebagaian besar rumah sakit di Indonesia berasal dari program pelayanan kesehatan milik militer dimasa kolonial Belanda, contohnya adalah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto (RSPAD Gatot Subroto).
c. Rumah sakit milik swasta milik yayasan keagamaan dan kemanusiaan.
Rumah sakit keagamaan akan menjadi lembaga usaha yang praktis untuk mencari keuntungan atau menghidupi sumber daya manusia, tempat bagi sebagian dokter spesialis untuk meningkatkan pendapatan setinggi-tingginya dan tempat penjualan industri farmasi.
(47)
d. Rumah sakit swasta milik dokter.
Kepemilikan rumah sakit oleh dokter biasanya bersumber dari prestasi klinis seorang dokter.
e. Rumah sakit swasta milik perusahaan yang mencari keuntungan.
Rumah sakit dianggap sebagai tempat yang menarik dan potensial untuk menghasilkan keuntungan.
f. Rumah sakit milik Badan Usaha Milik Negara.
Beberapa Badan Usaha Milik Negara yang mempunyai rumah sakit, misalnya Pertamina, PT Aneka Tambang, PT Pelni, dan berbagai perusahaan perkebunan.
3. Pengertian Tarif
Menurut Trisnantoro (2005) tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai uang tersebut rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada pasien. Sedangkan menurut RA Supriyono (1989), tarif didefinisikan sebagai sejumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.
Tarif rumah sakit merupakan aspek yang sangat diperhatikan oleh rumah sakit swasta juga oleh rumah sakit pemerintah. Bagi rumah sakit pemerintah, tarif ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan atau Pemerintah Daerah, sehingga tidak dapat
(48)
menentukan target laba seperti yang diinginkan. Tarif pemerintah umumnya mempunyai cost-recovery yang rendah. Hal ini menunjukkan adanya kontrol ketat pemerintah sebagai pemilik terhadap rumah sakit sebagai firma atau pelaku usaha.
Tarif pemerintah yang mempunyai cost-recovery (pemulihan biaya) yang rendah, umumnya diberlakukan pada kelas bawah, maka hal tersebut merupakan hal yang layak, sehingga terjadi subsidi pemerintah bagi masyarakat miskin untuk menggunakan pelayanan rumah sakit. Subsidi tidak diberikan langsung kepada rumah sakit, tetapi masyarakat miskin mengunakan Asuransi Kesehatan Miskin (Askeskin) untuk menikmati layanan kesehatan rumah sakit.
Penentuan tarif dalam rumah sakit swasta cenderung lebih tinggi dibanding penetapan tarif pada rumah sakit pemerintah. Hal ini dikarenakan rumah sakit swasta tidak mendapat subsidi pemerintah, sehingga harus dapat membiayai sendiri keseluruhan biaya operasionalnya yang mengakibatkan tarifnya menjadi tinggi.
4. Tujuan Penetapan Tarif
Tujuan penetapan tarif dipengaruhi oleh pemiliknya. Dalam kaitannya dengan misi sosial, penetapan tarif dapat menunjukkan misinya. Tujuan penetapan tarif menurut Trisnantoro (2005) adalah sebagai berikut:
(49)
a. Penetapan tarif untuk pemulihan biaya.
Tarif dapat ditetapkan untuk meningkatkan pemulihan biaya rumah sakit. Keadaan ini terutama terdapat pada rumah sakit pemerintah yang semakin lama semakin berkurang subsidinya. Pada masa lalu kebijakan swadana Rumah Sakit Pemerintah Pusat ditetapkan berdasarkan pemulihan biaya (cost-recovery). Oleh karena itu muncul opini masyarakat yang menyatakan bahwa kebijakan swadana berkaitan dengan naiknya tarif rumah sakit. b. Penetapan tarif untuk subsidi silang.
Dalam manajemen rumah sakit diharapkan ada kebijakan agar masyarakat ekonomi kuat dapat ikut meringankan pembiayaan pelayanan rumah sakit bagi masyarakat ekonomi lemah. Dengan konsep subsidi silang ini maka tarif VIP atau Utama harus berada di atas unit cost agar surplusnya dapat dipakai untuk menutup kekurangan biaya pada kelas II dan III. Selain subsidi silang berbasis pada ekonomi, rumah sakit diharapkan melakukan kebijakan penetapan tarif yang berbeda pada bagian-bagiannya. Kebijakan subsidi silang ini secara praktis sulit dilakukan karena terjadi tarif rumah sakit yang melakukan subsidi silang jauh berada diatas tarif pesaingnya. Apabila rumah sakit memaksakan melakukan
(50)
subsidi silang dari tarif-tarif yang ada dikhawathirkan akan terjadi penurunan mutu pelayanan dibandingkan dengan rumah sakit yamh tidak mempunyai tujuan untuk subsidi silang.
c. Penetapan tarif untuk peningkatan akses pelayanan. Ada rumah sakit yang mempunyai misi melayani masyarakat miskin. Pemerintah mempunyai kebijakan penentuan tarif serendah mungkin maka masyarakat miskin akan menjadi lebih baik.
d. Penetapan tarif untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pada rumah sakit pemerintah, kebijakan penentuan tarif bangsal VIP dilakukan berdasarkan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan peningkatan kepuasan kerja dokter spesialis.
e. Penetapan tarif untuk tujuan lain.
Beberapa tujuan lain, misalnya mengurangi pesaing, memaksimalkan pendapatan, meminimalkan. Penggunaan dan menciptakan co-operate image penetapan tarif untuk mengurangi pesaing dapat dilakukan untuk mencegah adanya rumah sakit baru yang akan menjadi pesaing. Penetapan tarif untuk memaksimalkan pendapatan dapat dilakukan pada pasar rumah sakit yang cenderung dikuasai satu rumah sakit (monopoli).
(51)
5. Pengertian Biaya
Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya merupakan bagian dari dua tipe akuntansi meliputi akuntansi keuangan dan manajemen.
Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki dua persamaan seperti berikut ini:
a. Sistem pengelolaan informasi yang menghasilkan informasi keuangan.
b. Berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang bermanfaat bagi seseorang untuk mengambil keputusan. Perbedaan pokok antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen terletak pada:
a. Karakteristik pemakai informasi dan tujuan mereka. b. Lingkup informasi.
c. Fokus informasi. d. Rentang waktu.
e. Kriteria untuk menilai mutu informasi yang dihasilkan oleh kedua tipe akuntansi tersebut.
f. Disiplin sumber. g. Isi laporan keuangan. h. Sifat informasi.
(52)
Pengertian akuntansi biaya (Mulyadi,1990) adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.
Menurut Mulyadi (1990) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu sebagai berikut ini:
a. Penentuan harga pokok per satuan produksi atau jasa. b. Pengendalian biaya.
c. Penyediaan data bagi pengambilan keputusan khusus, perumusan kebijakan dan perencanaan jangka panjang. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar perusahaan. Dalam hal ini proses akuntansi biaya harus diperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan demikian akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntasi keuangan.
Proses akuntansi biaya dapat ditujukan pula untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam perusahaan. Dalam hal ini akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi manajemen.
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi,1991). Sedangkan biaya menurut Supriono (1999), biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
(53)
Dari berbagai pengertian di atas ada empat unsur pokok biaya seperti berikut ini:
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. b. Diukur dengan satuan uang.
c. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi. d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tetentu.
6. Penggolongan Biaya
Proses pengolongan biaya ke dalam kelompok tertentu menurut persamaan yang ada untuk memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajemen. Batasan tentang penggolongan biaya adalah proses pengelompokan secara sistematis atas keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk memberikan informasi yang lebih mempunyai arti atau lebih penting (R.A. Supriono,1987). Sedangkan menurut Mulyadi (1990) penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut.
Pengolongan biaya menurut Simamora (1999) adalah sebagai berikut ini:
a. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah, terlepas dari perubahan tingkat aktivitas dalam kisaran relevan (relevan range) tertentu.
(54)
b. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlah keseluruhannya berubah sebanding dengan tingkat perubahan aktivitas bisnis.
c. Biaya campuran (mixed cost) adalah biaya yang mengandung unsur-unsur variabel dan tetap.
Menurut Trisnantoro (2004), biaya-biaya yang menjadi unsur unit cost dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsung dapat dibebankan pada produk atau aktivitas tertentu. b. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang
tidak dapat secara langsung dibebankan pada bagian tetentu.
Untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian biaya, maka biaya semi variabel harus dipisahkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Metode pemisahan biaya semi variabel menurut Supriono (1999: 424) adalah
a. Metode titik tertinggi dan terendah (high and low point method), yaitu metode yang memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan mendasarkan kapasitas dan biaya pada titik tertinggi dan terendah, perbedaan biaya antara kedua titik tersebut disebabkan adanya perubahan kapasitas dan besarnya
(55)
tarif biaya variabel satuan, sehingga persamaan y = a + bx dapat ditentukan.
b. Metode biaya bersiap (stand by cost method), adalah metode pemisahan biaya variabel dan biaya tetap dengan cara menghitung besarnya biaya pada keadaan perusahaan atau pabrik ditutup untuk sementara tetapi dalam keadaan siap produksi.
c. Metode grafik stastistical (stastistical scattergraph method), adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menggambarkan biaya setiap bulan pada sebuah grafik dan menarik satu garis lurus di tengah titik-titik biaya tersebut.
d. Metode garis regresi sederhana (regresion line method)
atau metode kuadrat terkecil (last square method), adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menentukan hubungan variabel tergantung (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable) dari sekumpulan data.
7. Metode Penerapan Tarif
Pada perusahaan jasa, tak terkecuali rumah sakit penetapan tarif mungkin menjadi keputusan yang sulit dilakukan karena informasi mengenai biaya produksi mungkin tidak tersedia. Teknik-teknik penetapan tarif pada sebagian besar berlandaskan informasi biaya
(56)
produksi dan keadaan pasar, baik monopoli, oligopoli, maupun persaingan sempurna. Teknik-teknik penetapan tarif menurut Trisnantoro (2005:150-152) adalah sebagai berikut:
a. Full-cost pricing.
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana secara teoritis, tetapi membutuhkan informasi mengenai biaya produksi. Dasar ini dilakukan dengan menetapkan tarif sesuai dengan unit cost ditambah dengan keuntungan.
Ket:
T = Tarif
HP = Harga pokok TS = Target Surplus b. Kontrak dan Cost-plus.
Tarif rumah sakit dapat ditentukan berdasarkan kontrak, misalnya kepada perusahaan asuransi maupun konsumen yang tergabung dalam satu organisasi. Dalam kontrak tersebut perhitungan tarif juga berbasis pada biaya dengan tambahan surplus berbasis rumah sakit. c. Target rate of return pricing.
Cara ini merupakan modifikasi dari metode Full-Cost Pricing. Cara ini dilakukan dengan menetapkan target
(57)
surplus yang akan dicapai. Teknik ini membutuhkan beberapa kondisi antara lain:
1) Rumah sakit harus dapat menetapkan tarif sendiri tanpa harus menunggu persetujuan pihak lain. 2) Rumah sakit harus dapat memperkirakan besar
pemasukan yang benar.
3) Rumah sakit harus mempunyai pandangan jangka panjang terhadap kegiatannya.
d. Acceptance pricing.
Teknik ini digunakan apabila pada pasar terdapat satu rumah sakit yang dianggap sebagai panutan (pemimpin). Harga rumah sakit lain akan mengikuti pola pentarifan yang digunakan oleh rumah sakit.
8. Cara penentuan Tarif
Cara penentuan tarif yang dilakukan penulis dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
a. Mengumpulkan biaya-biaya yang membentuk tarif, baik biaya tetap maupun biaya variabel.
b. Menjumlahkan seluruh jumlah alokasi biaya.
c. Hasil penjumlahan dari alokasi biaya di atas kemudian dibagi dengan tingkat hari hunian kamar tahun 2009, yang disebut harga pokok sewa kamar.
(58)
e. Langkah terakhir adalah menambah harga pokok sewa kamar dengan tingkat keuntungan tertentu (sudah BLUD).
B. ANALISIS DATA
1. Penentuan Tarif Sewa Kamar Menurut Rumah Sakit
RSUD Kabupaten Karanganyar dalam menentukan tarif menggunakan tarif subsidi silang, yaitu kebijakan agar masyarakat yang termasuk ekonomi mampu (individu yang memiliki harta atau kekayaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk kehidupan sehari-hari) dapat ikut meringankan pembiayaan pelayanan rumah sakit bagi masyarakat yang ekonomi yang kurang mampu. Selain itu surplusnya dapat digunakan untuk menutup kekurangan biaya operasionalnya.
Biaya-biaya operasional pada kamar dewasa yang dikeluarkan oleh RSUD Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel II.1
Biaya-biaya operasional yang dikeluarkan RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2009
No. Rekening Biaya-biaya operasional (dlm rupiah) 1.02 . 1.02.02.01 . 01.01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1.544.000 1.02 . 1.02.02.01 . 01.02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air dan Listrik
397.142.260 1.02 . 1.02.02.01 . 01.12 Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
14.999.930
Biaya Telephon, Listrik dan Air. 413.686.190
1.02 . 1.02.02.01 . 01.08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 192.595.780
Biaya Kebersihan. 192.595.780
(59)
1.02 . 1.02.02.01 . 01.14 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 39.047.000
Biaya Penyediaan Kebutuhan. 132.650.730
1.02 . 1.02.02.01 . 02.22 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
265.564.000 1.02 . 1.02.02.01 . 02.37 Pemeliharaan Rutin/Berkala SUmur
WC, Ledeng
28.692.925 1.02 . 1.02.02.01 . 27.17 Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat-Alat
Kesehatan Rumah Sakit
89.775.080 1.02 . 1.02.02.01 . 02.29 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeleur 32.397.372
Biaya Pemeliharaan Bangunan. 416.429.377
1.02 . 1.02.02.01 . 02.23 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan
4.607.000 1.02 . 1.02.02.01 . 02.24 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional
60.501.100
Biaya Pemeliharaan Kendaraan. 65.108.100
1.02 . 1.02.02.01 . 02.26 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
13.009.900 1.02 . 1.02.02.01 . 02.28 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan
Gedung Kantor
9.745.000
Biaya Pemeliharaan Perlengkapan dan
Peralatan.
22.754.900 1.02 . 1.02.02.01 . 26.23 Pengadaan Bahan-Bahan Logistik
Rumah Sakit
643.927.895
Biaya makan dan minum pasien. 643.927.895
1.02 . 1.02.02.01 . 01.18 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam/ Luar Daerah
37.256.040 1.02 . 1.02.02.01 . 01.34 Pembayaran PBB dan Kendaraan
Bermotor
1.836.672 Biaya lain-lain diluar operasional rumah
sakit
39.092.712 JUMLAH BIAYA YANG DIBEBANKAN KE TARIF SEWA
KAMAR
1.926.245.684 Sumber: Data primer
(60)
Tingkat hunian kamar RSUD Kabupaten Karanganyar ditentukan berdasarkan bed yang dipakai oleh pasien dalam satu tahun untuk masing-masing kelas. Penjualan kamar dalam setahun dapat dilihat pada tabel II.2 berikut ini:
Tabel II.2
Jumlah hunian kamar per kelas tahun 2009
No. Kelas TRIB.I TRIB.II TRIB.III TRIB.IV Jumlah 1 Kelas
III
798 745 784 640 2.967
2 Kelas II 995 971 903 885 3.754
3 Kelas I 896 1.137 998 640 3.671
4 Kelas Utama
3.514 3.763 3.474 3.454 14.205 5 Kelas
Teladan
3.149 3.159 3.115 3.198 12.621
Jumlah hunian tahun 2009 37.218
Sumber: Data Primer
Tarif yang diterapkan di RSUD Kabupaten Karanganyar yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No.7 Tahun 2007 adalah:
Tabel II.3 Tarif sewa kamar RSUD Kabupaten Karanganyar
No. Kelas Tarif
1. Kelas III Rp15.000 2. Kelas II Rp20.000
3. Kelas I Rp40.000
4. Kelas Utama Rp70.000
5. Kelas Teladan Rp100.000
(61)
2. Penentuan Tarif Sewa Kamar Menurut Penulis
Pengelompokan biaya dalam penentuan harga pokok tarif sewa kamar pada RSUD Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut:
a. Biaya Telephon, Listrik dan Air.
Biaya ini terdiri dari penyediaan surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik serta penyediaan komponen instansi listrik.
b. Biaya Kebersihan.
Biaya ini terdiri dari penyediaan jasa kebersihan kantor. c. Biaya Penyediaan Kebutuhan.
Biaya ini terdiri dari penyediaan alat tulis kantor dan penyediaan peralatan rumah tangga.
d. Biaya Pemeliharaan Bangunan.
Biaya ini terdiri dari pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin / berkala sumur, WC dan ledeng, pemeliharaan rutin / berkala alat-alat kesehatan rumah sakit dan pemeliharaan rutin / berkala mebeleur.
e. Biaya Pemeliharaan Kendaraan.
Biaya ini terdiri dari pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional dan pemeliharaan rutin / berkala mobil jabatan.
(62)
f. Biaya Pemeliharaan Perlengkapan dan Peralatan.
Biaya ini terdiri dari pemeliharaan rutin / berkala perlengkapan gedung kantor dan pemeliharaan rutin / berkala peralatan gedung kantor.
g. Biaya makan dan minum pasien.
Biaya ini terdiri dari pengadaan bahan-bahan logistik rumah sakit.
h. Biaya lain-lain diluar operasional rumah sakit.
Biaya ini terdiri dari biaya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam / ke luar daerah dan pembayaran PBB dan pajak kendaraan bermotor yang dibebankan kependapatan rawat inap.
Biaya-biaya operasional pada kamar dewasa yang dikeluarkan oleh RSUD Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel II.4
Biaya-biaya operasional yang dikeluarkan RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2009
No. Rekening Biaya-biaya operasional (dlm rupiah) 1.02 . 1.02.02.01 . 01.01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1.544.000 1.02 . 1.02.02.01 . 01.02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air dan Listrik
397.142.260 1.02 . 1.02.02.01 . 01.12 Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
14.999.930
Biaya Telephon, Listrik dan Air. 413.686.190
(63)
Biaya Kebersihan. 192.595.780
1.02 . 1.02.02.01 . 01.10 Penyediaan Alat Tulis Kantor 93.603.730 1.02 . 1.02.02.01 . 01.14 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 39.047.000
Biaya Penyediaan Kebutuhan. 132.650.730
1.02 . 1.02.02.01 . 02.22 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
265.564.000 1.02 . 1.02.02.01 . 02.37 Pemeliharaan Rutin/Berkala SUmur
WC, Ledeng
28.692.925 1.02 . 1.02.02.01 . 27.17 Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat-Alat
Kesehatan Rumah Sakit
89.775.080 1.02 . 1.02.02.01 . 02.29 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeleur 32.397.372
Biaya Pemeliharaan Bangunan. 416.429.377
1.02 . 1.02.02.01 . 02.23 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan
4.607.000 1.02 . 1.02.02.01 . 02.24 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional
60.501.100
Biaya Pemeliharaan Kendaraan. 65.108.100
1.02 . 1.02.02.01 . 02.26 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
13.009.900 1.02 . 1.02.02.01 . 02.28 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan
Gedung Kantor
9.745.000
Biaya Pemeliharaan Perlengkapan dan
Peralatan.
22.754.900 1.02 . 1.02.02.01 . 26.23 Pengadaan Bahan-Bahan Logistik
Rumah Sakit
643.927.895
Biaya makan dan minum pasien. 643.927.895
1.02 . 1.02.02.01 . 01.18 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam/ Luar Daerah
37.256.040 1.02 . 1.02.02.01 . 01.34 Pembayaran PBB dan Kendaraan
Bermotor
1.836.672 Biaya lain-lain diluar operasional rumah
sakit
39.092.712 JUMLAH BIAYA YANG DIBEBANKAN KE TARIF SEWA
KAMAR
1.926.245.684 Sumber: Data primer
(64)
Tarif jasa sarana rawat inap kelas II dijadikan dasar perhitungan untuk penetapan tarif jasa sarana kelas perawatan lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel II.5
Rumus tarif dasar rawat inap No Kelas Rumus Tarif Dasar Sewa Kamar
A Kelas III = 3/4 X tarif rawat inap kelas II (Unit Cost BEP) B Kelas II = 1 X tarif rawat inap kelas II (Unit Cost BEP)
C Kelas I = 2 X tarif rawat inap kelas II (Unit Cost BEP)
D Kelas Utama = 3,5 X tarif rawat inap kelas II (Unit Cost BEP)
E Kelas Teladan = 5 X tarif rawat inap kelas II (Unit Cost BEP)
Sumber: Data primer
Perhitungan tarif sewa kamar per hari dengan biaya akomodasi ruang rawat inap kelas II dihitung sesuai dengan biaya akomodasi rata-rata yang digunakan pasien dan ditetapkan sebagai Unit Cost Break Even Point:
Jumlah biaya = biaya telephon, listrik dan air + biaya kebersihan + biaya penyediaan kebutuhan + biaya pemeliharaan bangunan + biaya pemeliharaan kendaraan + biaya pemeliharaan perlengkapan dan peralatan + biaya makan dan minum pasien + biaya lain-lain di luar operasional
= 413.686.190 + 192.595.780 + 132.650.730 + 416.429.377 + 65.108.100 + 22.754.900 + 643.927.895 + 39.092.712
(65)
Tabel II.6
Jumlah hunian kamar per kelas tahun 2009
No. Kelas TRIB.I TRIB.II TRIB.III TRIB.IV Jumlah
1 Kelas Teladan 798 745 784 640 2.967
2 Kelas Utama 995 971 903 885 3.754
3 Kelas I 896 1.137 998 640 3.671
4 Kelas II 3.514 3.763 3.474 3.454 14.205 5 Kelas III 3.149 3.159 3.115 3.198 12.621
Jumlah hunian tahun 2009 37.218
Sumber: Data primer
Karena yang ditetapkan sebagai Unit Cost Break Even Point adalah kelas II, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Unit Cost BEP = jumlah biaya : total hunian tahun 2009 = 1.926.245.684 : 37218
= 51.755,75485 Sedangkan tarif dasar sewa kamar adalah: Kelas III = ¾ X Unit Cost BEP
= ¾ X 51.755,75485 = Rp 38.816,82 Kelas II = 1 X Unit Cost BEP
= 1 X 51.755,75 = Rp 51.755,75 Kelas I = 2 X Unit Cost BEP
= 2 X 51.755,75485 = Rp 103.511,51
(66)
Kelas Utama = 3.5 X Unit Cost BEP = 3.5 X 51.755,75485 = Rp 181.145,14 Kelas Teladan = 5 X Unit Cost BEP
= 5 X 51.755,75485 = Rp 258.778,77
Tabel II.7
Perhitungan tarif dasar sewa kamar
No. Jumlah
Biaya Kelas
Jumlah Hunian
Unit Cost BEP
Harga Pokok 1 1.926.245.684 Kelas III 37218 51755,755 Rp38.816,82
2 1.926.245.684 Kelas II 37218 51755,755 Rp51.755,75
3 1.926.245.684 Kelas I 37218 51755,755 Rp103.511,51
4 1.926.245.684 Kelas Utama 37218 51755,755 Rp181.145,14
5 1.926.245.684 Kelas Teladan 37218 51755,755 Rp258.778,77
Sumber: Data sekunder yang diolah
Rumus perhitungan tarif sewa kamar per hari dengan tambahan laba yang diinginkan RSUD Kabupaten Karanganyar. Dalam hal ini diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No.7 Tahun 2007 Pasal 9 bahwa tarif RSUD tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan dan ditetapkan berdasarkan asas gotong royong, adil dengan mengutamakan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah. Perhitungan penentuan tarif sewa kamar RSUD Kabupaten Karanganyar adalah:
(67)
a. Rumus tarif RSUD Kabupaten Karanganyar jika masih diberi subsidi oleh pemerintah adalah
Keterangan: T = Tarif
HP = Harga Pokok Sub = Subsidi Pemerintah TS = Target Surplus
b. Rumus dan perhitungan tarif RSUD Kabupaten Karanganyar yang telah menjadi BLUD adalah
Rumus ini telah dipakai oleh rumah sakit swasta, dikarenakan dari awal berdirinya memang tidak pernah di subsidi oleh pemerintah.
Keterangan: T = Tarif
HP = Harga Pokok TS = Target Surplus
TS = 0%T
Sehingga T = HP + 0%T T = HP
T = HP + TS - Sub
(68)
Tabel II.8
Tarif sewa kamar per hari
RSUD Kabupaten Karanganyar Tahun 2010
No. Kelas
Harga
Pokok TS
Tarif Usulan 1. Kelas III Rp38.816,82 Rp0,00 Rp38.816,82
2. Kelas II Rp51.755,75 Rp0,00 Rp51.755,75
3. Kelas I Rp103.511,51 Rp0,00 Rp103.511,51
4. Kelas Utama Rp181.145,14 Rp0,00 Rp181.145,14
5. Kelas Teladan Rp258.778,77 Rp0,00 Rp258.778,77
Sumber: Data sekunder yang diolah
Perhitungan tarif sewa kamar perhari selama tahun 2010 untuk tiap kamar dapat dihitung sebagai berikut:
1) Kelas III
Harga Pokok = Rp 38.816,82
Tarif = Rp 38.816,82
2) Kelas II
Harga Pokok = Rp 51.755,75
Tarif = Rp 51.755,75
3) Kelas I
Harga Pokok = Rp 103.511,51
(69)
4) Kelas Utama
Harga Pokok = Rp 181.145,14
Tarif = Rp 181.145,14
5) Ketas Teladan
Harga Pokok = Rp 258.778,77
(70)
BAB III TEMUAN
Dari ketentuan Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007, penulis mendapatkan harga pokok (unit cost) rawat inap yaitu dengan cara menjumlahkan keseluruhan biaya operasional dibagi dengan hari hunian selama setahun. Harga pokok yang didapat adalah merupakan tarif yang diberlakukan di RSUD. Ketentuan Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel III.1 Ketentuan Tarif
Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007
No. Kelas Tarif
RSUD 1. Kelas III Rp15.000 2. Kelas II Rp20.000
3. Kelas I Rp40.000
4. Kelas Utama Rp70.000
5. Kelas Teladan Rp100.000 Sumber: Data primer
Dalam perjalananya, RSUD Kabupaten Karanganyar perlu mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan baik dari segi kualitas maupun kualitas. Disamping itu, pemenuhan target tingkat hunian kamar yang tinggi adalah target yang ingin dicapai setiap rumah sakit tidak terkecuali RSUD Kabupaten Karanganyar. Hal ini dimaksudkan agar RSUD Kabupaten Karanganyar dapat memimpin peta persaingan yang semakin kompetitif. Dibawah ini penulis
(71)
menyajikan perhitungan rata-rata yang dicapai RSUD Kabupaten Karanganyar selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:
TABEL III.2
Jumlah tempat tidur dan persediaan hari hunian tahun 2009
No. Kelas Jumlah
tempat tidur Hari dalam setahun Persediaan hari hunian Hari rawat inap
1. Kelas III 39 365 14235 12.621
2. Kelas II 55 365 20075 14.205
3. Kelas I 17 365 6205 3.671
4. Kelas Utama 17 365 6205 3.754
5. Kelas
Teladan 10 365 3650 2.976
Sumber: data sekunder yang diolah
BOR = hari rawat inap / ( TT x 365) Keterangan:
BOR = Bed Occopancy Rate
TT = Jumlah tempat tidur 365 = hari dalam satu tahun
Perhitungan BOR-nya adalah sebagai berikut:
Kelas III dengan 39 tempat tidur pada tahun 2009 dihuni sebanyak 12.621 pasien. Jadi BOR-nya adalah 12.621 / ( 39 x 365 ) x 100% = 89%.
Kelas II dengan 55 tempat tidur pada tahun 2009 dihuni sebanyak 14.205 pasien. Jadi BOR-nya adalah 14.205 / ( 55 x 365 ) x 100% = 71%.
Kelas I dengan 17 tempat tidur pada tahun 2009 dihuni sebanyak 3.671 pasien. Jadi BOR-nya adalah 3.671 / ( 17 x 365 ) x 100% = 59%.
(72)
Kelas Utama dengan 17 tempat tidur pada tahun 2009 dihuni sebanyak 3.754 pasien. Jadi BOR-nya adalah 3.754 / ( 17 x 365 ) x 100% = 60%.
Kelas Teladan dengan 10 tempat tidur pada tahun 2009 dihuni sebanyak 2.967 pasien. Jadi BOR-nya adalah 2.967 / ( 10 x 365 ) x 100% = 81%.
Sebagai rumah sakit yang telah menggunakan BLUD sebagai dasarnya maka RSUD Kabupaten Karanganyar harus mengetahui perbandingan pendapatan di tiap-tiap kelasnya. Dibawah ini penulis menyajikan perhitungan pendapatan yang diterima RSUD Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009 dengan menggunakan tarif yang berlaku adalah sebagai berikut:
TABEL III.3
Pendapatan RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2009
No Kelas
Hari Rawat Inap
Tarif Berlaku
Pendapatan Tarif Berlaku 1. Kelas III 12.621 Rp15.000 Rp189.315.000 2. Kelas II 14.205 Rp20.000 Rp284.100.000 3. Kelas I 3.671 Rp40.000 Rp146.840.000 4. Kelas Utama 3.754 Rp70.000 Rp262.780.000 5. Kelas Teladan 2.976 Rp100.000 Rp297.600.000
Sumber: Data sekunder yang diolah
Setelah melakukan penelitian dan analisis data, penulis mendapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Kamar dewasa pada RSUD Kab Karanganyar terdiri dari lima tipe kamar yaitu kelas Teladan, kelas Utama, Kelas I, Kelas II dan kelas III. Kelas III merupakan tipe kamar yang mempunyai penjualan bed paling besar, yaitu 89% dari penjualan bed yang tersedia. Sedangkan Kelas I merupakan tipe
(73)
kamar dengan penjualan bed yang paling kecil yaitu 59% dari jumlah bed yang tersedia.
2. Jumlah hunian kamar pada RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2009 yang paling besar adalah Kelas II jumlah hari hunian 14.205 dan jumlah hari hunian yang paling kecil adalah 2.976 terjadi pada Kelas Teladan. 3. Pendapatan kamar pada RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2009 yang
paling besar adalah Kelas Teladan yaitu sebesar Rp 297.600.000,00 sedangkan pendapatan yang paling kecil terjadi pada Kelas I yaitu sebesar Rp 146.840.000,00
A. KELEBIHAN
1. Dengan menetapkan tarif yang masih bersubsidi di RSUD Kabupaten Karanganyar dipastikan memimpin peta persaingan rumah sakit di Karanganyar.
2. Dengan menetapkan tarif yang masih bersubsidi di RSUD Kabupaten Karanganyar diharapkan tidak kehilangan customernya karena harga tarif sewa kamar yang bersubsidi sebesar 39% x tarif yang tidak bersubsidi. 3. Dengan menetapkan tarif yang masih bersubsidi di RSUD Kabupaten
Karanganyar akan tetap terjangkau oleh masyarakat karena pada Pasal 9 Perda No.7 Tahun 2007 telah ditetapkan bahwa biaya penyelenggaraan RSUD dipikul bersama oleh pemerintah dan masyarakat dengan memperhatikan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah dan keadaan sosial ekonomi masyarakat. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
(74)
B. KEKURANGAN
1. Dengan menetapkan tarif yang masih bersubsidi, RSUD Kabupaten Karanganyar tidak mampu menutup biaya operasional karena pada bulan Mei 2009 telah ditetapkan sebagai BLUD. Sehingga, RSUD Kabupaten Karanganyar harus menutup biaya operasional dengan pendapatan selain sewa kamar.
2. Dengan menetapkan tarif yang masih bersubsidi di RSUD Kabupaten Karanganyar dipastikan dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik, kinerja keuangan dan kinerja manfaat bagi masyarakat masih meminta anggaran APBD Kabupaten Karanganyar dikarenakan RSUD tidak memiliki dana yang cukup untuk memenuhi hal itu.
3. Dengan menetapkan tarif yang masih bersubsidi di RSUD Kabupaten Karanganyar sudah tidak relevan lagi karena biaya yang dikeluarkan tahun 2006 yang dipakai untuk dasar membuat tarif tahun 2007 tidak sama dengan biaya operasional tahun 2009 yang dipakai penulis untuk menentukan tarif yang seharusnya dipakai RSUD Kabupaten Karanganyar.
(75)
BAB IV PENUTUP
Dari hasil perhitungan diatas, penulis mendapatkan harga pokok (unit cost)
rawat inap yaitu dengan cara menjumlahkan keseluruhan biaya operasional dibagi dengan hari hunian selama setahun. Harga pokok yang didapat adalah merupakan tarif yang diberlakukan di RSUD. Perbandingan penentuan tarif rawat inap per hari dari perhitungan penulis dan ketentuan Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.1
Perbandingan tarif rekomendasi penulis dengan Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007
No. Kelas Tarif
RSUD
% Tarif Usulan
% Selisih %
1. Kelas III Rp15.000 39% Rp38.816,82 100% Rp23.817 61% 2. Kelas II Rp20.000 39% Rp51.755,75 100% Rp31.756 61% 3. Kelas I Rp40.000 39% Rp103.511,51 100% Rp63.512 61% 4. Kelas Utama Rp70.000 39% Rp181.145,14 100% Rp111.145 61%
5. Kelas Teladan Rp100.000 39% Rp258.778,77 100% Rp158.779 61% Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil perhitungan yang penulis lakukan, terdapat selisih yang cukup signifikan antara perhitungan penulis dan penentuan tarif yang ditetapkan RSUD Kabupaten Karanganyar. Perhitungan penulis dengan metode full costing lebih mahal dibanding dengan penentuan tarif yang ditetapkan RSUD Kabupaten Karanganyar hal ini dikarenakan penentuan tarif rawat inap RSUD adalah kebijakan pemerintah tahun 2007, dimana harga pokok masih dikurangi subsidi
(76)
untuk mencari tarif sewa kamarnya. Dapat dikatakan bahwa pada tahun 2009 Pemerintah Daerah telah mensubsidi sebesar 61% dari total biaya yang dikeluarkan tahun 2009.
Sebagai rumah sakit yang telah menggunakan BLUD sebagai dasarnya makan RSUD Kabupaten Karanganyar harus mengetahui perbandingan pendapatan di tiap-tiap kelasnya. Dibawah ini penulis menyajikan perhitungan pendapatan yang diterima RSUD Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009 dengan menggunakan tarif usulan maupun tarif yang berlaku adalah sebagai berikut:
TABEL IV.2
Pendapatan RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2009
No Kelas
Hari Rawat Inap Tarif Berlaku Pendapatan
Tarif Berlaku Tarif Usulan
Pendapatan Tarif Usulan
1. Kelas III 12.621 Rp15.000 Rp189.315.000 Rp38.816,82 Rp489.907.085,2 2. Kelas II 14.205 Rp20.000 Rp284.100.000 Rp51.755,75 Rp735.190.428,8 3. Kelas I 3.671 Rp40.000 Rp146.840.000 Rp103.511,51 Rp379.990.753,2 4. Kelas Utama 3.754 Rp70.000 Rp262.780.000 Rp181.145,14 Rp680.018.855,6 5. Kelas Teladan 2.976 Rp100.000 Rp297.600.000 Rp258.778,77 Rp770.125.619,5
Sumber: Data sekunder yang diolah
Pendapatan kamar pada RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2009 yang paling besar adalah Kelas Teladan yaitu sebesar Rp 297.600.000,00 sedangkan pendapatan yang paling kecil terjadi pada Kelas I yaitu sebesar Rp 146.840.000,00. Apabila menggunakan tarif usulan maka pendapatan terbesar terjadi pada Kelas Teladan yaitu sebesar Rp 770.125.619,50 sedangkan pendapatan paling kecil terjadi pada Kelas I yaitu Rp 379.990.753,20.
(1)
(2)
(3)
Rumus tarif dasar rawat inap
No Kelas
Rumus Tarif Dasar Sewa Kamar
A
Kelas III
=
3/
4X tarif rawat inap kelas II (Unit Cost BEP)
B
Kelas II
= 1 X tarif rawat inap kelas II (Unit Cost BEP)
C
Kelas I
= 2 X tarif rawat inap kelas II (Unit Cost BEP)
D
Kelas Utama
= 3,5 X tarif rawat inap kelas II (Unit Cost BEP)
E
Kelas Teladan
= 5 X tarif rawat inap kelas II (Unit Cost BEP)
(4)
5.1.2.2 Belanja Barang Jasa
Realisasi belanja barang dan jasa tahun 2009 adalah sebesar Rp
10.300.305.734, terdiri dari:
Dari APBD
Rp 208.652.592
Dari pendapatan BLUD
Rp 10.091.653.142
JUMLAH
Rp 10.300.305.734
BELANJA APBD BARANG & JASA
1.02 . 1.02.02.01 . 02.65 Pengadaan Komputer Billing System 7.343.000,00 1.02 . 1.02.02.01 . 05.06 Peningkatan Pelatihan Medis, Paramedis dan non medis 44.313.900,00 1.02 . 1.02.02.01 . 19.01 Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat 14.348.000,00 1.02 . 1.02.02.01 . 23.13 BLU Renstra, Kelola Data, SPM, Neraca Keuangan 16.726.011,00 1.02 . 1.02.02.01 . 24.14 Pemberian Bantuan Pelayanan Kesehatan Bagi Gakin 99.921.681,00 1.02 . 1.02.02.01 . 26.22 Pengadaan Perlengkapan RTRS 26.000.000,00
JUMLAH BELANJA APBD 208.652.592,00
BELANJA BLUD
1.02 . 1.02.02.01 . 01.01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1.544.000,00 1.02 . 1.02.02.01 . 01.02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 397.142.260,00 1.02 . 1.02.02.01 . 01.08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 192.595.780,00 1.02 . 1.02.02.01 . 01.10 Penyediaan Alat Tulis Kantor 93.603.730,00 1.02 . 1.02.02.01 . 01.12 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Ktr 14.999.930,00 1.02 . 1.02.02.01 . 01.14 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 39.047.000,00 1.02 . 1.02.02.01 . 01.18 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam/ Luar Daerah 37.256.040,00 1.02 . 1.02.02.01 . 01.34 Pembayaran PBB dan Kendaraan Bermotor 1.836.672,00 1.02 . 1.02.02.01 . 01.49 Pengadaan Barang Catakan dan Penggandaan 125.985.050,00 1.02 . 1.02.02.01 . 02.22 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 265.564.000,00 1.02 . 1.02.02.01 . 02.23 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan 4.607.000,00 1.02 . 1.02.02.01 . 02.24 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 60.501.100,00 1.02 . 1.02.02.01 . 02.26 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor 13.009.900,00 1.02 . 1.02.02.01 . 02.28 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor 9.745.000,00 1.02 . 1.02.02.01 . 02.29 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeleur 32.397.372,00 1.02 . 1.02.02.01 . 02.37 Pemeliharaan Rutin/Berkala SUmur WC, Ledeng 28.692.925,00 1.02 . 1.02.02.01 . 03.03 Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan 15.000.000,00 1.02 . 1.02.02.01 . 06.01 Peny. Lap Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 350.000,00
1.02 . 1.02.02.01 . 06.07 Penyusunan DPA RKA 660.000,00
1.02 . 1.02.02.01 . 06.11 Intensifikasi Pendapatan dan Penagihan Piutang RD 2.670.000,00
1.02 . 1.02.02.01 . 06.17 Penyusunan dokumen UKL/UPL 14.500.000,00
1.02 . 1.02.02.01 . 15.09 Pengadaan Bahan Lab. dan Radiologi 1.064.754.092,00 1.02 . 1.02.02.01 . 15.10 Pengadaan Bahan Pakai Habis Pasien 908.667.743,00
1.02 . 1.02.02.01 . 23.12 Akreditasi Rumah Sakit 9.023.000,00
1.02 . 1.02.02.01 . 26.19 Pengadaan Obat-Obatan Rumah Sakit 5.958.078.573,00 1.02 . 1.02.02.01 . 26.23 Pengadaan Bahan-Bahan Logistik Rumah Sakit 643.927.895,00 1.02 . 1.02.02.01 . 26.30 Perbaikan Canopy Cucian dan Doorlop 59.554.000,00
1.02 . 1.02.02.01 . 26.35 Pengadaan Sumur Dalam 6.165.000,00
1.02 . 1.02.02.01 . 27.17 Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit 89.775.080,00
JUMLAH BELANJA BLUD 10.091.653.142,00
(5)
Ketentuan Tarif
Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007
No.
Kelas
Tarif
RSUD
1.
Kelas III
Rp15.0002.
Kelas II
Rp20.0003.
Kelas I
Rp40.0004.
Kelas Utama
Rp70.000(6)