PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE MERAH (Zingiber Pengaruh Konsentrasi Sari Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Dan Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah Mikrobia Pada Susu Kedelai.

(1)

PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE MERAH (

Zingiber

officinale var. rubrum)

DAN LAMA PENYIMPANAN

TERHADAP JUMLAH MIKROBIA PADA SUSU KEDELAI

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Gizi

Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

SAFROTUL QOMSAH J 310 120 093

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

1

PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP JUMLAH MIKROBIA PADA SUSU KEDELAI

Abstrak

Pendahuluan : Susu kedelai adalah produk yang berasal dari cairan hasil penggilingan kacang

kedelai dengan menggunakan air panas. Susu kedelai cair yang mengandung banyak gizi, dapat menjadi media pertumbuhan dan penyebaran yang baik bagi bakteri patogen sehingga kandungan zat gizi rusak atau cita rasa menyimpang (basi). Jahe merah memiliki kandungan gingerol lebih tinggi dan rasa yang pedas dibanding jahe lainnya. Kandungan gingerol berperan sebagai senyawa antimikrobia, sehingga dapat mempengaruhi jumlah mikrobia.

Tujuan : Mengetahui pengaruh konsentrasi sari jahe merah dan lama penyimpanan terhadap

jumlah mikrobia pada susu kedelai.

Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan eksperimental dengan rancangan acak

lengkap dan pola faktorial. Konsentrasi sari jahe merah yaitu 0%, 1,5%, 2,5%, dan 3,5%. Variasi lama penyimpanan yaitu 0 jam, 3 jam, 6 jam, dan 9 jam. Jumlah mikrobia diuji dengan metode TPC dan dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis dan GLM-Univariate. Perbedaan hasil dianalisis menggunakan uji Duncan taraf 5%.

Hasil Penelitian : Jumlah mikrobia susu kedelai terendah pada konsentrasi sari jahe merah 1,5%

(2,1x107 cfu/ml), sedangkan berdasarkan lama penyimpanan jumlah mikrobia tertinggi pada penyimpanan 9 jam (5,8x107 cfu/ml).

Kesimpulan : Ada pengaruh konsentrasi sari jahe merah (p=0,024) dan lama penyimpanan

(p=0,032) terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai.

Kata Kunci : susu kedelai, sari jahe merah, lama penyimpanan, dan jumlah mikrobia. Kepustakaan : 55 (1992-2015)

Abstract

Introduction: Soybean milk is a product derived from fluid of soybean grinding by using hot

water. Soybean milk, which is contained of much nutrients, could become growing media and good dissemination for pathogen bacteria so that nutrient content is damaged or flavor become stale. Red gingers have higher gingerol and taste spicier than other gingers. Gingerol acts as anti-microbe compopunds, so it could effect the amount of microbe.

Objective: The purpose of the research was to determine the effect of concentration red ginger

extract and storage time towards the amount of microbes on soybean milk.

Method: The types of research used an experimental design with a completely randomized

design and factorial arrangement. Concentration red ginger was 0%, 1,5%, 2,5%, and 3,5%. Variation of storage time was 0 hour, 3 hours, 6 hours, and 9 hours. The amount of microbe was tested by TPC method. The amount of microbe was analyzed by using Kruskal-Wallis dan GLM-Univariate. The difference of the results were analyzed by using Duncan 5%.

Result: The results of the research showed that the lowest amount of mircobe in soybean milk

was at concentration red ginger of 1,5% (2,1x107 cfu/ml), while based on storage time, the highest amount of microbe was at storage time of 9 hours (5,8x107 cfu/ml).

Conclusion: There was the effect of concentration red ginger extract (p=0,024) and storage time

(p=0,032) on soybean milk.

Keywords: soybean milk, red ginger extract, storage time and the amount of microbe. Literature : 55 (1992-2015).


(6)

2 1. PENDAHULUAN

Susu kedelai adalah cairan hasil ekstraksi protein biji kedelai dengan menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu sapi dan mengandung tinggi protein nabati, rendah lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Susu kedelai cair yang mengandung banyak gizi, dapat menjadi media pertumbuhan dan penyebaran yang baik bagi bakteri patogen sehingga kandungan zat gizi rusak atau cita rasa menyimpang (basi).

Lama penyimpanan berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri pada susu kedelai. Daya tahan susu kedelai cair yaitu 1 hari pada suhu ruang, tetapi apabila pada proses pembuatan tidak bersih atau steril maka akan mengakibatkan daya tahan susu tidak sampai 1 hari dikarenakan adanya kontaminasi dengan mikrobia (Priyanti, 2008). Upaya untuk mencegah adanya kerusakan dan tumbuhnya bakteri patogen adalah dengan menambahkan bahan yang memiliki senyawa antimikrobia yang terdapat pada jahe merah.

Penambahan sari jahe merah pada susu kedelai mempengaruhi jumlah mikrobia dan berpotensi lebih awet karena adanya senyawa antimikrobia. Menurut Fuhrman et.al (2000) rasa khas hangat dari jahe merah karena adanya kandungan gingerol, zingeron, dan shogaol tannin. Kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi dibanding jahe lainnya yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escheria coli dan Bacillus subtilis, sehingga jahe merah lebih efektif dalam memperpanjang daya simpan susu kacang kedelai (Rehman dkk, 2011).

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi sari jahe merah dan lama penyimpanan terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap dan pola faktorial. Variasi konsentrasi yaitu 0%, 1,5%, 2,5% dan 3,5%. Selanjutnya Variasi lama penyimpanan yaitu 0 jam, 3 jam, 6 jam, dan 9 jam. Jumlah mikrobia diuji dengan metode TPC. Jumlah mikrobia dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis dan GLM-Univariate. Perbedaan hasil dianalisis menggunakan uji Duncan taraf 5%.

2.1 Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji kacang kedelai, jahe merah, dan air. Biji kedelai diperoleh dari pedagang kacang kedelai di Pasar Kleco, Surakarta, Jawa Tengah. Sedangkan jahe merah diperoleh dari Pasar Legi, Surakarta, Jawa Tengah.

2.2 Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian yaitu timbangan, baskom, blender, sendok, panci, penyaring, parut, pisau, gelas ukur, pipet tetes, tabung reaksi, pipet volume, glasfrin pump, vorteks,


(7)

3 2.3 Pembuatan sari jahe merah

Pembuatan sari jahe merah mengikuti prosedur Khusnul (2014). Jahe merah disortir, dicuci, dikupas, diparut, dan dilakukan pemerasan bubur jahe merah untuk di ambil sari nya.

2.4 Pembuatan susu kedelai dengan penambahan sari jahe merah

Proses pembuatan susu kedelai penambahan sari jahe merah mengikuti prosedur Koswara (2009) dan Feryanto (2007), dan Khusnul (2014) dengan modifikasi perlakuan penambahan konsentrasi jahe merah 0%, 1,5%, 2,5% dan 3,5% dilakukan setelah proses penyaringan kemudian dilakukan proses pemanasan.

2.5 Uji jumah mikrobia

Metode pengujian jumlah total mikrobia mengikuti prosedur Pelczar (1988) yang telah dimodifikasi oleh Purwani dan Ambarwati (2013). Prosedurnya yaitu pengambilan 1 ml susu kedelai kemudian ditambahkan 9ml Aquades dan dihomogenkan dengan cara divortex proses ini dilakukan sampai dengan 5 pengenceran. Sampel yang ditanam adalah pada pengenceran ke 4 dan ke 5 dengan menggunakan media Nutrien Agarkemudian diinkubasi selama 2x24 jam dengan suhu 37oC setelah itu dilakukan penghitungan koloni berdasarkan Standart Plate Count.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum

Susu kedelai pada penelitian ini merupakan produk pangan yang terbuat dari kacang kedelai dengan penambahan konsentrasi sari jahe merah sebesar 0%, 1,5%, 2,5% dan 3,5% dan disimpan pada lama penyimpanan 0 jam, 3 jam, 6 jam, dan 9 jam. Parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas fisik dari susu kedelai adalah dengan menghitung jumlah mikrobia. Parameter pendukung dalam penelitian ini yaitu dilakukan uji daya terima susu kedelai dengan konsentrasi penambahan sari jahe merah sebesar 0%, 1,5%, 2,5% dan 3,5% yang diujikan pada lama penyimpanan 0 jam. Daya terima diujikan pada 0 jam penyimpanan karena untuk menjaga kualitas dan keamanan panelis menilai kualitas susu kedelai. Pada hasil uji daya terima keseluruhan terhadap susu kedelai, konsentrasi penambahan sari jahe merah 3,5% memberikan daya terima yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan penambahan sari jahe merah sangat berperan untuk menyamarkan bau langu dan membuat cita rasa baru pada susu kedelai.


(8)

4

3.2 Pengaruh Konsentrasi Sari Jahe Merah Terhadap Jumlah Mikrobia pada Susu Kedelai Distribusi konsentrasi sari jahe merah terhadap jumlah total mikrobia pada susu kedelai disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1.

Distribusi Konsentrasi Sari Jahe Merah dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Mikrobia pada Susu Kedelai

Lama Jumlah Total Mikrobia (cfu/ml)

Penyimpanan 0% 1,5% 2,5% 3,5%

0 jam 6,6x107 2,1x105 2,2x107 1,6x105 3 jam 4,7x107 3,5x104 5,6x106 3,6x107 6 jam 2,5x107 3,4x107 3,7x107 4,2x107 9 jam 7,3x107 5,0x107 3,1x107 7,7x107

Berdasarkan Tabel 1, susu kedelai dengan perlakuan penambahan konsentrasi sari jahe merah 0%, 1,5%, 2,5%, dan 3,5% pada lama penyimpanan 0 jam, 3 jam, 6 jam, dan 9 jam menunjukkan hasil bahwa jumlah mikrobia terendah terdapat pada perlakuan konsentrasi sari jahe merah 1,5% dengan lama penyimpanan 3 jam sebesar 3,5x104 cfu/ml . Jumlah mikrobia tertinggi terdapat pada perlakuan penambahan konsentrasi sari jahe merah 3,5% dengan lama penyimpanan 9 jam sebesar 7,7x107 cfu/ml.

Pengaruh konsentrasi sari jahe merah terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis. Data pengaruh konsentrasi sari jahe merah terhadap jumlah total mikrobia disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2.

Pengaruh Konsentrasi Sari Jahe Merah Terhadap Jumlah Mikrobia Konsentrasi

Sari Jahe Merah

Jumlah Total Mikrobia (cfu/ml) Mean±SD

I II

0% 5,6x107 4,9x107 5,3x107±2,5x107 b

1,5% 2,0x107 2,2x107 2,1x107±2,4x107 a 2,5% 2,2x107 2,6x107 2,4 x107±1,3x107 a 3,5% 4,4x107 3,4x107 3,9 x107±3,0x107 ab

Nilai p 0,024

Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa susu kedelai yang ditambahkan konsentrasi sari jahe merah (0%, 1,5%, 2,5%, dan 3,5%) memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap jumlah mikrobia dengan nilai p 0,024. Adanya beda nyata maka dilanjutkan dengan uji beda Duncan.

Hasil analisis Duncan menunjukkan adanya perbedaan konsentrasi sari jahe merah 0% dengan konsentrasi sari jahe merah 1,5% dan 2,5%. Konsentrasi sari jahe merah 3,5% tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 0%, 1,5% dan 2,5%. Kecenderungan pengaruh konsentrasi sari jahe merah (0%, 1,5%, 2,5%, dan 3,5%) terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai, disajikan pada Gambar 1.


(9)

5

Gambar 1.

Pengaruh Konsentrasi Sari Jahe Merah Terhadap Jumlah Mikrobia pada Susu Kedelai

Berdasarkan Gambar 1, pengaruh konsentrasi sari jahe merah terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai terjadi penurunan jumlah mikrobia pada konsentrasi sari jahe merah 0% hingga 1,5% dan 2,5%. Konsentrasi sari jahe merah 3,5% cenderung naik tetapi tidak signifikan. Konsentrasi sari jahe merah pada susu kedelai berpengaruh secara nyata terhadap jumlah mikrobia dibandingkan yang tidak diberi sari jahe merah (0%). Jumlah mikrobia pada susu kedelai dengan sari jahe merah 0% jumlahnya lebih banyak. Hal ini disebabkan karena pada susu kedelai tersebut tidak terdapat senyawa antimikrobia yang diperankan oleh jahe merah.

Jumlah mikrobia pada konsentrasi 1,5%, 2,5% dan 3,5% lebih sedikit dibandingkan dengan 0%, karena disebabkan oleh adanya kandungan senyawa antimikrobia yang terdapat dalam sari jahe merah. Menurut, Theresia (2006), antimikrobia merupakan senyawa yang mampu menghambat dan membunuh mikrobia dalam konsentrasi tertentu. Jahe terbukti

mempunyai aktifitas sebagai antimikrobia (Ma’ruf, 2011). Kandungan gingerol pada jahe

merah sebagai senyawa antimikrobia mampu menghambat pertumbuhan bakteri (Rehman, 2011). Senyawa fenol sebagai kelompok utama bahan antimikrobia berfungsi mengkoagulasi protein bakteri sehingga bakteri akan mengalami kematian (Pelczar dan Chan, 2005).

Kerusakan yang dapat terjadi pada sel mikrobia akibat pemberian sari jahe merah adalah penghambatan pada sintesis dinding sel yang didasarkan pada adanya senyawa fenol. Penghambatan pertumbuhan sel mikrobia oleh komponen fenol atau alkohol dari rempah-rempah disebabkan kemampuan fenol untuk mendenaturasi protein dan merusak membran sel dengan cara melarutkan lemak yang terdapat pada dinding sel, karena senyawa ini mampu melakukan migrasi dari fase cair ke lemak (Ajizah dkk, 2007).

53250000

21225000

24188750

39216250

0 20000000 40000000 60000000

0% 1,5% 2,5% 3,5%


(10)

6

3.3 Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah Mikrobia pada Susu Kedelai

Pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai dianalisis menggunakan

uji Kruskal Wallis, hasil uji disajikan pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3.

Pengaruh Lama penyimpanan Terhadap Jumlah Mikrobia Lama

Penyimpanan

Jumlah Total Mikrobia (cfu/ml) Mean±SD

I II

0 jam 5,6x107 4,9x107 2,21x107±2,8x107 a 3 jam 2,0x107 2,2x107 2,24x107±2,2x107 a 6 jam 2,2x107 2,6x107 3,4 x107 ±1,2x107 a 9 jam 4,4x107 3,4x107 5,8 x107 ±2,4x107 b

Nilai p 0,032

Berdasarkan Tabel 3, susu kedelai dengan perlakuan lama penyimpanan (0 jam, 3 jam, 6 jam dan 9 jam) menunjukkan hasil bahwa perlakuan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap jumlah mikrobia dengan nilai p 0,032 pada semua perlakuan. Adanya beda nyata maka dilanjutkan dengan uji beda Duncan.

Hasil analisis Duncan menunjukkan adanya perbedaan jumlah mikrobia pada lama penyimpanan 9 jam dengan lama penyimpanan 0 jam, 3 jam, dan 6 jam. Kecenderungan pengaruh lama penyimpanan 0 jam, 3 jam, 6 jam dan 9 jam terhadap jumlah total mikrobia pada susu kedelai disajikan pada Gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2.

Pengaruh Lama Penyimpanan

Terhadap Jumlah Mikrobia pada Susu Kedelai

Pada penelitian ini susu kedelai diuji pada lama penyimpanan 0 jam, 3 jam, 6 jam dan 9 jam. Berdasarkan Gambar 9, pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai cenderung meningkat. Pada lama penyimpanan 0 jam, 3 jam 6 jam berdasarkan uji beda Duncan tidak terdapat uji beda nyata dan peningkatan jumlah mikrobia tidak signifikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah mikrobia hingga lama penyimpanan 6 jam mengalami fase adaptasi yang merupakan penyesuaian bakteri dalam lingkungan baru (Lay dan Hastowo, 1992). Pada fase adaptasi mikrobia mulai menyesuaikan dengan substrat dan

22195000 22435000 34887500 58362500 0 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000 60000000 70000000

0 jam 3 jam 6 jam 9 jam


(11)

7

kondisi lingkungan di sekitarnya. Lamanya fase ini bervariasi, dapat cepat atau lambat tergantung dengan kecepatan penyesuaian dengan lingkungannya (Fardiaz, 1992).

Pada lama penyimpanan 9 jam terjadi peningkatan jumlah mikrobia, hal ini disebabkan mikrobia mengalami fase pertumbuhan pada tahap logaritmik. Pada fase ini mikrobia membelah dengan cepat yang dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya dan kandungan nutrisi (Fardiaz, 1992). Kandungan nutrisi dan kadar air yang tinggi yang terdapat dalam susu kedelai digunakan mikrobia untuk berkembang biak selama waktu penyimpanan, sehingga kurva pertumbuhan mikrobia meningkat.

3.3 Pengaruh Konsentrasi Sari Jahe Merah dan Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah Mikrobia pada Susu Kedelai

Pengaruh konsentrasi sari jahe merah dan lama penyimpanan terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai dianalisis dengan uji GLM-Univariate pada Tabel 4, sebagai berikut:

Hasil uji GLM- Univariate jumlah mikrobia disajikan pada Tabel 4. Tabel 4.

Nilai Signifikansi Jumlah Mikrobia yang Diuji GLM-Univariate

Keterangan Signifikansi (p)

Konsentrasi Sari Jahe Merah 0,000

Lama Penyimpanan 0,000

Lama Penyimpanan + Konsentrasi Sari Jahe Merah

0,003

Tabel 4 menunjukkan bahwa ada pengaruh antara konsentrasi sari jahe merah dan lama penyimpanan terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai yang dibuktikan dengan nilai p = 0,003.

Besarnya konsentrasi sari jahe merah mempengaruhi jumlah mikrobia pada pembuatan susu kedelai. Hal ini disebabkan oleh kandungan gingerol yang terdapat pada jahe merah mampu menghambat pertumbuhan bakteri (Rehman, 2011). Menurut Jawetz dkk

(2008) jahe memiliki senyawa antimikrobia yang dapat bersifat bakterisidal (membunuh

bakteri), bakteristatik (menghambat pertumbuhan mikrobia). Sehingga semakin banyak konsentrasi sari jahe merah maka semakin lama waktu penyimpanan. Pada perlakuan konsentrasi sari jahe merah yang sama tetapi pada lama penyimpanan yang berbeda jumlah mikrobia yang tumbuh turun lalu naik atau sebaliknya, hal ini dikarenakan kemampuan suatu zat antimikrobia dalam menghambat pertumbuhan mikrobia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Wang (2005), faktor tersebut meliputi konsentrasi zat pengawet, waktu penyimpanan, suhu lingkungan, sifat-sifat mikrobia (jenis, konsentrasi, umur dan


(12)

8

keadaan mikrobia), sifat-sifat fisik dan kimia makanan, termasuk kadar air, pH, serta jenis dan jumlah senyawa di dalamnya.

4. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah jumlah penambahan sari jahe merah memberikan pengaruh terhadap jumlah mikrobia dan lama penyimpanan pada susu kedelai.

5. SARAN

Saran yang diberikan setelah melaksanakan penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menggunakan konsentrasi sari jahe merah dalam pembuatan produk lain untuk mengetahui jumlah mikrobia dan daya terimanya.

DAFTAR PUSTAKA

Ajizah, A., Thihana dan Mirhanuddin. 2007. Potensi Ekstrak Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri T et B) Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah. 4(1): 37-42

Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka: Jakarta.

Feryanto, Agung. 2007. Aneka Olahan dari Kedelai. Sama Mitra Kompetensi. Klaten

Fuhrman, B, M. Rosenbalt, T. Hayek, R. Coleman and M. Aviram, 2000. Ginger Extract Consumption Reduce Plasma Chelosterol,Inhibits LDL Oxidation and Attenuates

Development of Atherosclerosis in Atherosclerotic, Apolipoprotein E Deficient Mice. J.Nutr.,

130: 1124-1131.

Gaman PM. Dan Sherrington KB. 1994. ILMU PANGAN. Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan

Mikrobiologi, Edisi kedua. Murdijati Gardjito, Sri Naruki, Agnes Murdiati, Sardjono.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: The Science of Food: An

Introduction to Food Science, Nutrition, and Microbiology.

Garbutt J. 1997. Essentials of Food Microbiology. London: Arnold

Harmono dan Andoko. 2005. Budidaya dan peluang bisnis jahe. Jakarta: Agromedia Pustaka. Jawetz, E. Melnick, J.L dan Adelberg, E.A. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Surabaya: Salemba. Khusnul, S. 2014. Pembuatan Sari Jahe Merah. Gramedia Pustaka. Jakarta

Koswara, S. 1995. Teknologi Pengolahan Kedelai. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Kedelai (Teori dan Praktek).Ebookpangan.com. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2010.


(13)

9

Leboffe MJ dan Pierre BE. 2011. A Photographic Atlas for the Microbiology Laboratory. Morton Publishing Company.

Ma’ruf. Bioaktifitas Ekstrak Jahe. (Online). 2011. Available from: biologi-fkip.Unri.ac.id. Rehman, R., M. Akram, N. Akhtar, Q. Jabeen, T. Saeed, S.M.A. Shah, K. Ahmed,

G. Shaheen dan H.M. Asif. 2011. Zingiber officinale Roscoe (pharmacological activity). Journal of Medicinal Plants Research. 5: 344-348

Pelczar dan Chan 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta

Priyanti, Esteria. (2008). Perubahan Mutu Susu Kedelai Selama Pengolahan dan

Penyimpanan. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

Tapsell, L.C., I. Hemphill, L. Cobiac, C.S.Patch, D.R. Sullivan, M. Fenech, S. Roodenrys, J.B. Keogh, P.M. Clifton, P.G. Williams, V.A. Fazio dan K.E. Inge. 2006. Health benefits of herbs

and spices: the past, the present, the future. Med. J. Aust. 185 (Suppl. 4), S4-S24.

Theresia, A. 2006. Optimalisasi Penambahan Jahe (Zingiber officinale Rosc.) pada Sponge Cake:

Ditinjau Secara Mikrobiologi dan Sensoris. Skripsi. Semarang: Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Katolik Soegijapranata.

Wang, W.H. dan Z.M. Wang. 2005. Studies of commonly used traditional medicine-ginger. Zhongguo Zhong Yao Za Zhi. 30:1569-1573.


(1)

4

3.2Pengaruh Konsentrasi Sari Jahe Merah Terhadap Jumlah Mikrobia pada Susu Kedelai

Distribusi konsentrasi sari jahe merah terhadap jumlah total mikrobia pada susu kedelai disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1.

Distribusi Konsentrasi Sari Jahe Merah dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Mikrobia pada Susu Kedelai

Lama Jumlah Total Mikrobia (cfu/ml)

Penyimpanan 0% 1,5% 2,5% 3,5%

0 jam 6,6x107 2,1x105 2,2x107 1,6x105 3 jam 4,7x107 3,5x104 5,6x106 3,6x107 6 jam 2,5x107 3,4x107 3,7x107 4,2x107 9 jam 7,3x107 5,0x107 3,1x107 7,7x107

Berdasarkan Tabel 1, susu kedelai dengan perlakuan penambahan konsentrasi sari jahe merah 0%, 1,5%, 2,5%, dan 3,5% pada lama penyimpanan 0 jam, 3 jam, 6 jam, dan 9 jam menunjukkan hasil bahwa jumlah mikrobia terendah terdapat pada perlakuan konsentrasi sari jahe merah 1,5% dengan lama penyimpanan 3 jam sebesar 3,5x104 cfu/ml . Jumlah mikrobia tertinggi terdapat pada perlakuan penambahan konsentrasi sari jahe merah 3,5% dengan lama penyimpanan 9 jam sebesar 7,7x107 cfu/ml.

Pengaruh konsentrasi sari jahe merah terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis. Data pengaruh konsentrasi sari jahe merah terhadap jumlah total mikrobia disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2.

Pengaruh Konsentrasi Sari Jahe Merah Terhadap Jumlah Mikrobia

Konsentrasi Sari Jahe Merah

Jumlah Total Mikrobia (cfu/ml) Mean±SD

I II

0% 5,6x107 4,9x107 5,3x107±2,5x107 b

1,5% 2,0x107 2,2x107 2,1x107±2,4x107 a

2,5% 2,2x107 2,6x107 2,4 x107±1,3x107 a

3,5% 4,4x107 3,4x107 3,9 x107±3,0x107 ab Nilai p 0,024

Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa susu kedelai yang ditambahkan konsentrasi sari jahe merah (0%, 1,5%, 2,5%, dan 3,5%) memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap jumlah mikrobia dengan nilai p 0,024. Adanya beda nyata maka dilanjutkan dengan uji beda Duncan.

Hasil analisis Duncan menunjukkan adanya perbedaan konsentrasi sari jahe merah 0% dengan konsentrasi sari jahe merah 1,5% dan 2,5%. Konsentrasi sari jahe merah 3,5% tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 0%, 1,5% dan 2,5%. Kecenderungan pengaruh konsentrasi sari jahe merah (0%, 1,5%, 2,5%, dan 3,5%) terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai, disajikan pada Gambar 1.


(2)

5

Gambar 1.

Pengaruh Konsentrasi Sari Jahe Merah Terhadap Jumlah Mikrobia pada Susu Kedelai

Berdasarkan Gambar 1, pengaruh konsentrasi sari jahe merah terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai terjadi penurunan jumlah mikrobia pada konsentrasi sari jahe merah 0% hingga 1,5% dan 2,5%. Konsentrasi sari jahe merah 3,5% cenderung naik tetapi tidak signifikan. Konsentrasi sari jahe merah pada susu kedelai berpengaruh secara nyata terhadap jumlah mikrobia dibandingkan yang tidak diberi sari jahe merah (0%). Jumlah mikrobia pada susu kedelai dengan sari jahe merah 0% jumlahnya lebih banyak. Hal ini disebabkan karena pada susu kedelai tersebut tidak terdapat senyawa antimikrobia yang diperankan oleh jahe merah.

Jumlah mikrobia pada konsentrasi 1,5%, 2,5% dan 3,5% lebih sedikit dibandingkan dengan 0%, karena disebabkan oleh adanya kandungan senyawa antimikrobia yang terdapat dalam sari jahe merah. Menurut, Theresia (2006), antimikrobia merupakan senyawa yang mampu menghambat dan membunuh mikrobia dalam konsentrasi tertentu. Jahe terbukti mempunyai aktifitas sebagai antimikrobia (Ma’ruf, 2011). Kandungan gingerol pada jahe merah sebagai senyawa antimikrobia mampu menghambat pertumbuhan bakteri (Rehman, 2011). Senyawa fenol sebagai kelompok utama bahan antimikrobia berfungsi mengkoagulasi protein bakteri sehingga bakteri akan mengalami kematian (Pelczar dan Chan, 2005).

Kerusakan yang dapat terjadi pada sel mikrobia akibat pemberian sari jahe merah adalah penghambatan pada sintesis dinding sel yang didasarkan pada adanya senyawa fenol. Penghambatan pertumbuhan sel mikrobia oleh komponen fenol atau alkohol dari rempah-rempah disebabkan kemampuan fenol untuk mendenaturasi protein dan merusak membran sel dengan cara melarutkan lemak yang terdapat pada dinding sel, karena senyawa ini mampu melakukan migrasi dari fase cair ke lemak (Ajizah dkk, 2007).

53250000

21225000

24188750

39216250

0 20000000 40000000 60000000

0% 1,5% 2,5% 3,5%


(3)

6

3.3 Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah Mikrobia pada Susu Kedelai

Pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis, hasil uji disajikan pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3.

Pengaruh Lama penyimpanan Terhadap Jumlah Mikrobia Lama

Penyimpanan

Jumlah Total Mikrobia (cfu/ml) Mean±SD

I II

0 jam 5,6x107 4,9x107 2,21x107±2,8x107 a 3 jam 2,0x107 2,2x107 2,24x107±2,2x107 a 6 jam 2,2x107 2,6x107 3,4 x107 ±1,2x107 a 9 jam 4,4x107 3,4x107 5,8 x107 ±2,4x107 b

Nilai p 0,032

Berdasarkan Tabel 3, susu kedelai dengan perlakuan lama penyimpanan (0 jam, 3 jam, 6 jam dan 9 jam) menunjukkan hasil bahwa perlakuan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap jumlah mikrobia dengan nilai p 0,032 pada semua perlakuan. Adanya beda nyata maka dilanjutkan dengan uji beda Duncan.

Hasil analisis Duncan menunjukkan adanya perbedaan jumlah mikrobia pada lama penyimpanan 9 jam dengan lama penyimpanan 0 jam, 3 jam, dan 6 jam. Kecenderungan pengaruh lama penyimpanan 0 jam, 3 jam, 6 jam dan 9 jam terhadap jumlah total mikrobia pada susu kedelai disajikan pada Gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2.

Pengaruh Lama Penyimpanan

Terhadap Jumlah Mikrobia pada Susu Kedelai

Pada penelitian ini susu kedelai diuji pada lama penyimpanan 0 jam, 3 jam, 6 jam dan 9 jam. Berdasarkan Gambar 9, pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai cenderung meningkat. Pada lama penyimpanan 0 jam, 3 jam 6 jam berdasarkan uji beda Duncan tidak terdapat uji beda nyata dan peningkatan jumlah mikrobia tidak signifikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah mikrobia hingga lama penyimpanan 6 jam mengalami fase adaptasi yang merupakan penyesuaian bakteri dalam lingkungan baru (Lay dan Hastowo, 1992). Pada fase adaptasi mikrobia mulai menyesuaikan dengan substrat dan

22195000

22435000

34887500

58362500

0 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000 60000000 70000000

0 jam 3 jam 6 jam 9 jam

Lama Penyimpanan


(4)

7

kondisi lingkungan di sekitarnya. Lamanya fase ini bervariasi, dapat cepat atau lambat tergantung dengan kecepatan penyesuaian dengan lingkungannya (Fardiaz, 1992).

Pada lama penyimpanan 9 jam terjadi peningkatan jumlah mikrobia, hal ini disebabkan mikrobia mengalami fase pertumbuhan pada tahap logaritmik. Pada fase ini mikrobia membelah dengan cepat yang dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya dan kandungan nutrisi (Fardiaz, 1992). Kandungan nutrisi dan kadar air yang tinggi yang terdapat dalam susu kedelai digunakan mikrobia untuk berkembang biak selama waktu penyimpanan, sehingga kurva pertumbuhan mikrobia meningkat.

3.3Pengaruh Konsentrasi Sari Jahe Merah dan Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah Mikrobia pada Susu Kedelai

Pengaruh konsentrasi sari jahe merah dan lama penyimpanan terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai dianalisis dengan uji GLM-Univariate pada Tabel 4, sebagai berikut:

Hasil uji GLM- Univariate jumlah mikrobia disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4.

Nilai Signifikansi Jumlah Mikrobia yang Diuji GLM-Univariate

Keterangan Signifikansi (p)

Konsentrasi Sari Jahe Merah 0,000

Lama Penyimpanan 0,000

Lama Penyimpanan + Konsentrasi Sari Jahe Merah

0,003

Tabel 4 menunjukkan bahwa ada pengaruh antara konsentrasi sari jahe merah dan lama penyimpanan terhadap jumlah mikrobia pada susu kedelai yang dibuktikan dengan nilai p = 0,003.

Besarnya konsentrasi sari jahe merah mempengaruhi jumlah mikrobia pada pembuatan susu kedelai. Hal ini disebabkan oleh kandungan gingerol yang terdapat pada jahe merah mampu menghambat pertumbuhan bakteri (Rehman, 2011). Menurut Jawetz dkk (2008) jahe memiliki senyawa antimikrobia yang dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri), bakteristatik (menghambat pertumbuhan mikrobia). Sehingga semakin banyak konsentrasi sari jahe merah maka semakin lama waktu penyimpanan. Pada perlakuan konsentrasi sari jahe merah yang sama tetapi pada lama penyimpanan yang berbeda jumlah mikrobia yang tumbuh turun lalu naik atau sebaliknya, hal ini dikarenakan kemampuan suatu zat antimikrobia dalam menghambat pertumbuhan mikrobia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Wang (2005), faktor tersebut meliputi konsentrasi zat pengawet, waktu penyimpanan, suhu lingkungan, sifat-sifat mikrobia (jenis, konsentrasi, umur dan


(5)

8

keadaan mikrobia), sifat-sifat fisik dan kimia makanan, termasuk kadar air, pH, serta jenis dan jumlah senyawa di dalamnya.

4. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah jumlah penambahan sari jahe merah memberikan pengaruh terhadap jumlah mikrobia dan lama penyimpanan pada susu kedelai.

5. SARAN

Saran yang diberikan setelah melaksanakan penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menggunakan konsentrasi sari jahe merah dalam pembuatan produk lain untuk mengetahui jumlah mikrobia dan daya terimanya.

DAFTAR PUSTAKA

Ajizah, A., Thihana dan Mirhanuddin. 2007. Potensi Ekstrak Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri T et B) Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah. 4(1): 37-42

Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka: Jakarta.

Feryanto, Agung. 2007. Aneka Olahan dari Kedelai. Sama Mitra Kompetensi. Klaten

Fuhrman, B, M. Rosenbalt, T. Hayek, R. Coleman and M. Aviram, 2000. Ginger Extract Consumption Reduce Plasma Chelosterol,Inhibits LDL Oxidation and Attenuates Development of Atherosclerosis in Atherosclerotic, Apolipoprotein E Deficient Mice. J.Nutr., 130: 1124-1131.

Gaman PM. Dan Sherrington KB. 1994. ILMU PANGAN. Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi, Edisi kedua. Murdijati Gardjito, Sri Naruki, Agnes Murdiati, Sardjono. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: The Science of Food: An Introduction to Food Science, Nutrition, and Microbiology.

Garbutt J. 1997. Essentials of Food Microbiology. London: Arnold

Harmono dan Andoko. 2005. Budidaya dan peluang bisnis jahe. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Jawetz, E. Melnick, J.L dan Adelberg, E.A. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Surabaya: Salemba.

Khusnul, S. 2014. Pembuatan Sari Jahe Merah. Gramedia Pustaka. Jakarta

Koswara, S. 1995. Teknologi Pengolahan Kedelai. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Kedelai (Teori dan Praktek).Ebookpangan.com. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2010.


(6)

9

Leboffe MJ dan Pierre BE. 2011. A Photographic Atlas for the Microbiology Laboratory. Morton Publishing Company.

Ma’ruf. Bioaktifitas Ekstrak Jahe. (Online). 2011. Available from: biologi-fkip.Unri.ac.id. Rehman, R., M. Akram, N. Akhtar, Q. Jabeen, T. Saeed, S.M.A. Shah, K. Ahmed,

G. Shaheen dan H.M. Asif. 2011. Zingiber officinale Roscoe (pharmacological activity). Journal of Medicinal Plants Research. 5: 344-348

Pelczar dan Chan 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta

Priyanti, Esteria. (2008). Perubahan Mutu Susu Kedelai Selama Pengolahan dan Penyimpanan. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

Tapsell, L.C., I. Hemphill, L. Cobiac, C.S.Patch, D.R. Sullivan, M. Fenech, S. Roodenrys, J.B. Keogh, P.M. Clifton, P.G. Williams, V.A. Fazio dan K.E. Inge. 2006. Health benefits of herbs and spices: the past, the present, the future. Med. J. Aust. 185 (Suppl. 4), S4-S24.

Theresia, A. 2006. Optimalisasi Penambahan Jahe (Zingiber officinale Rosc.) pada Sponge Cake: Ditinjau Secara Mikrobiologi dan Sensoris. Skripsi. Semarang: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata.

Wang, W.H. dan Z.M. Wang. 2005. Studies of commonly used traditional medicine-ginger. Zhongguo Zhong Yao Za Zhi. 30:1569-1573.


Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Minyak Atsiri Rimpang Jahe Gajah (Zingiber Officinale Roscoe Var. Officinale) Dan Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe Var. Amarum) Menggunakan Alat Stahl

15 90 45

Pengaruh Konsentrasi Bubur Buah Sirsak (Annona Muricata L.) Dengan Jahe (Zingiber Officinale Rosc) Dan Konsentrasi Gum Arab Terhadap Mutu Fruit Leather

6 90 107

ANALISIS NILAI TAMBAH, SALURAN PEMASARAN DAN KELEMBAGAAN JAHE MERAH (Zingiber Officinalle Var. Rubrum) (STUDI KASUS KELOMPOK WANITA TANI JAWAK KUCUR)

16 91 144

ANALISIS NILAI TAMBAH, SALURAN PEMASARAN DAN KELEMBAGAAN JAHE MERAH (Zingiber Officinalle Var. Rubrum) (STUDI KASUS KELOMPOK WANITA TANI JAWAK KUCUR)

0 4 34

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Gambaran Histologis Silia Epitel Trakea Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) yang Terpapar Asap Rokok

1 5 26

Daya Simpan Susu Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan Persentase Penambahan Sari Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum)

0 0 10

Efektivitas Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) terhadap Bakteri Fusobacterium nucleatum secara In Vitro

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jahe 2.1.1 Habitat - Penetapan Kadar Minyak Atsiri Rimpang Jahe Gajah (Zingiber Officinale Roscoe Var. Officinale) Dan Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe Var. Amarum) Menggunakan Alat Stahl

1 1 16

Pengaruh Konsentrasi Bubur Buah Sirsak (Annona Muricata L.) Dengan Jahe (Zingiber Officinale Rosc) Dan Konsentrasi Gum Arab Terhadap Mutu Fruit Leather

0 0 16

Pengaruh Konsentrasi Bubur Buah Sirsak (Annona Muricata L.) Dengan Jahe (Zingiber Officinale Rosc) Dan Konsentrasi Gum Arab Terhadap Mutu Fruit Leather

0 0 17