T1 362011021 BAB III

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah Fenomenologi (phenomology).

Fenomenologi menyatakan bahwa upaya studi menegenahi pengetahuan yang timbul adalah dikarenakan rasa kesadaran ingin mengetahui. Objek pengetahuan berupa gejala atau kejadian-kejadian dipahami melalui pengalaman secara sadar (conciuos experience ). Fenomenologi menganggap pengalaman yang aktual sebagai data tentang realitas yang dipelajari. Kata gejala (phenomenon yang berbentuk jamaknya adalah phenomena) merupakan asal istilah fenomenologi dibentuk, dan dapat diartikan sebagai suatu tampilan dari objek, kejadian, atau kondisi-kondisi menurut presepsi (Littlejohn, 2002 : 184).

Stanley Deetz, pendukung fenomenologi lainya, seperti dikutip oleh Littlejohn (2002 : 185), mengidentifikasikan tiga prinsip dasar yang menjadi pilar dari gerakan fenomenologi :

1. Bahwa pengetahuan (knowledge) diperoleh secara langsung melalui pengalaman yang sadar atau disengaja. Hal ini memiliki arti bahwa pengetahuan tidak diperoleh dari (is not inferred from) pengalaman

(experience), tetapi ditemukan (is found) secara langsung dari pengalaman secara sadar (conscious experience).

2. Bahwa makna tentang sesuatau bagi seorang sebenarnya terdiri dari atau terbangun oleh potensi pengalaman seseorang berkenaan dengan objek bersangkutan. Artinya, bagaimana seseorang memiliki hubungan dengan objek akan menentukan makna objek bersangkutan bagi seseorang.

3. Bahwa bahasa merupakan kendaraan yang mengangkut makna-makna. Orang memperoleh pengalaman-pengalaman melalui bahasa yang kita gunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan pengalaman.


(2)

2

Penelitian ini berawal dari rasa kesadaran ingin mengetahui gejala atau kejadian-kejadian yang dipahami melalui pengalaman secara sadar. Kegiatan ingin sadar mengetahui tersebut didapatkan melalui wawancara antara peneliti dengan narasumber yang telah ditentukan. Lalu peneliti akan menyusun temuan dari wawancara yang telah dilakukan tersebut.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan model induktif 1. Menurut Sugiyono (2005), metode peneitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh data yang mendalam dan memperoleh suatu data yang mengandung makna. Makna sendiri mempunyai data yang sebenarnya, data yang pasti, merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Sedangkan menurut Pawito (2007) penelitian kualitatif adalah kategori-kategori substantif dari makna-makna, atau lebih tepatnya interpretasi terhadap gejala yang diteliti, yang pada umumnya memang tidak dapat diukur dengan bilangan. Menggunakan metode induktif kualitatif yang berawal dari fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat kemudian dianalisa dan kemudian menghasilkan sebuah kesimpulan. Maka dari itu, digunakannya metode kualitatif dalam penelitian ini oleh penulis karena penulis ingin mengetahui dan menggali secara lebih detail berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh menurut pemikiran logika mengenai proses pengenalan dan pemahaman simbol pengguna prostitusi online yang sudah menjadi pelanggan tetap agar sebagai pengguna awam mendapat akses masuk pula kedalam layanan virtual seks hingga pada akses secara realita yang berujung pada layanan seks.

1

Model Induktif biasanya dimulai dengan mengobservasi sasaran penelitian secara rinci menuju generalisasi dan ide-ide yang abstrak. Dikatakan juga bahwa cara induktif berawal dari suatu fakta dan realita. Adapun tujuan dari induktif adalah untuk menemukan pola-pola atau tema-tema hasil analisa data yang diperoleh lewat wawancara. (semiawan, Conny R. 2010. "Metode Penelitian Kualitatif". Cikarang : Grasindo)


(3)

3 3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif tersebut karena ingin menggambarkan mengenai gejala-gejala atau realitas dengan memberikan pemahaman mengenai gejala tersebut (Pawito: 2007).

Menurut Subyantoro dan Suwarto (2006:74) bahwa penelitian eksploratif disebut juga penelitian penjajagan atau penelitian penelitian penjelajahan (explorative research), merupakan penelitian ilmiah yang bertujuan mencari dan menemukan masalah-masalah baru dalam mengisi kekosongan atau kekurangan dari pengetahuan, baik yang belum maupun yang telah ada. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian ekploratif bertujuan memperdalam pengetahuan tentang suatu gejala dalam rangka merumuskan masalah secara terperinci. Selanjutnya, ini dapat dipakai untuk dapat mengembangkan suatu hipotesis. Kadang-kadang penelitian ini juga bertolak dari masalah, tetapi keadaan masalahnya masih terbuka dan belum mempunyai hipotesis. Oleh karena itu, bila masalahnya telah berkembang maka hipotesis pun dapat berkembang setelah penelitian eksploratif selesai.

3.4 Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil untuk penelitian ini kawasan lokalisasi Bandungan. Tepatnya berada di kawasan lokalisasi Citra Dewi, Kalinyamat, Bandungan. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan hal yang pertama penulis akan lakukan adalah membuka simbol-simbol dari system pekerja seksnnya. Penulis ingin mengupas lokalisasi Citra Dewi yang terlihat mudah untuk dimasuki semua kalangan namun memiliki jaringan yang sebenarnya terstruktur untuk mendapatkan pekerja seks yang pilihan atau pekerja kelas atas lainya. Sedangkan untuk tempat selanjutnya mengambil sample mucikari dari Kota Salatiga dan Kota Semarang yang juga menjadi bidikan penulis, melihat maraknya juga bisnis prostitusi online saat ini. Beberapa tempat yang penulis pilih berdasarkan refrensi dari pengguna yang menjadi pelanggan di tempat yang penulis pilih. Pekerja yang ada juga adalah bagian dari relasi dari pengguna yang menjadi kerabat penulis. Sehingga pemilihan lokasi yang


(4)

4

ada juga sesuai pertimbangan dan kemudahan dalam masuk ke jaringan prostitusi melalui responden pembantu penulis.

3.5 Unit Pengamatan dan Unit Analisa

a. Unit Amatan

Yang menjadi unit pengamatan dalam penelitian ini adalah mucikari dari salatiga dan semarang serta salah seorang pekerja seks.

b. Unit Analisa

Sedangkan untuk unit analisa dalam penelitian ini adalah proses pengenalan tanda komunikasi virtual seks dari penyedia jasa layanan seks (mucikari dan pekerja seks) kepada pengguna baru atau pengguna pemula prostitusi online.

3.6 Sumber Data

a. Data Primer

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah premier. Sumber data yang didapat atau dikumpulkan oleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya yaitu pekerja seks komersial yang tergabung dalam bisnis prostitusi online. Pengambilan informasi dalam penelitian ini tidak melalui perantara, dan dapat berupa kata-kata atau tindakan.

b. Data Sekunder

Guna mendukung data juga digunakan sumber data sekunder, yaitu data yang berasal dari sumber lain seperti foto, sosial media accounts, buku, dan pendukung lainnya yang berkaitan sehingga memperkuat informasi.


(5)

5 3.7 Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a. Wawancara

Tehnik pengumpulan data yang pertama diawali dengan tahap wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-dept interview) adalah metode yang memungkinkan pewawancara untuk bertanya kepada responden dengan harapan untuk memperoleh informasi mengenai fenomena yang diteliti. Wawancara mendalam dilihat oleh peneliti sebagai kolaborasi antara pewawancara dan partisipan, di mana apa yang ingin didiskusikan oleh partisipan sama pentingya dengan apa yang ingin didiskusikan oleh pewawancara. Arah komunikasi yang terjadi dalam wawancara mendalam ditentukan oleh responden dalam wawancara. Selain itu peneliti juga harus menyiapkan pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian agar mendapat informasi yang sesuai dengan topik. Wawancara dilakukan peneliti kepada salah seorang mucikari kota semarang, kota salatiga, dan beberapa sample pekerja seks dari lokalisasi kalinyamat, Bandungan. Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel bola salju (snowball sampling), yaitu pengambilan sampel dengan metode berantai yang berawal dari 1 informan kemudian menemukan informan lain yang direkomendasikan oleh informan sebelumnya dengan syarat yang telah ditentukan. Peneliti juga menggunakan wawancara

purposive sample yaitu percakapan yang dilakukan dengan suatu tujuan. Jadi peneliti akan menggunakan snowball sampling guna menemukan informan lain yang direkomendasikan sehingga jaringan yang ingin peneliti cari dapat terpetakan dengan baik dan terstruktur. Wawancara yang dibangun oleh peneliti dilakukan dengan satu tujuan yaitu memetakan jaringan, menemukan kode dan memahami benar kode-kode tersbut serta memaknai proses yang terjadi untuk system prostitusi online yang dijalankan.


(6)

6

b. Observasi

Teknik pengumpulan data mengenakan metode pengamatan atau observasi

(observation research) biasanya dilakukan untuk melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan yang diangkat . Kata langsung memiliki pengertian bahwa peneliti hadir dan mengamati kejadian-kejadian dilokasi. Kemudian untuk kata sistematis meninjuk kepada karakter, seperti disarankan oleh Weick (1985 : 569) dan juga Lindlof (1995 : 134) sebagai berikut:

i. Engages the phenomenon for a prolonged period of time (sustained) / Peneliti mengamati gejala yang diteliti untuk waktu yang relatif lama dan terus – menerus. Dalam hubungan ini kerapkali peneliti harus tinggal bersama di lokasi dan berbaur dengan khalayak yang diteliti.

ii. Makes self – conscious and full, clearly expressed notations of how the observing is done (explicit) / Peneliti memiliki kesadaran penuh terhadap gejala atau realitas yang diteliti, dan membuat catatan-catatan lapangan yang jelas mengenai bagaimana pengamatan berlangsung, apa yang ditemui, dan mengungkapkan kesan-kesan terhadap gejala yang diamati.

iii. Goes abaout the observing activity in an alert manner that allows for tactical improvisation (methodological) / peneliti terus – menerus melakukan pengamatan secara seksama sambil berimprovisasi, mengatasi persoalan demi persoalan yang ditemui, mungkin dengan menggunakan taktik tertentu, namun tetap berpegang pada strategi-strategi yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan penelitian.


(7)

7

iv. Imparts attention to object in ways that are in some sense standardized, yet individually trained (observing)/ peneliti sangat disarankan untuk senantiasa menyadari posisinya sebagai peneliti agar dapat bekerja secara objektif.

v. Textually constructs and adits the observing (paraphrasing) /

peneliti membuat konstruksi laporan, persoalan demi persoalan, dengan mengacu pada catatan lapangan. Konstruksi di sini termasuk berupa kutipan tidak langsung (paraphase) dari apa yang dikemukakan subjek penelitian atau informan yang menjadi pijakan peneliti dalam mengemukakan pandangan-pandangan (claims) mengenai gejala yang diteliti.

vi. Embeds the observing in the interdependencies of place, actors, and activities (social situation) / peneliti menjalin data (yang terekam dalam catatan lapangan) dengan mengkaitkan dengan tempat, pelaku (actor), dan kegiatan-kegiatan.

vii. Differentiates the background elements of sosial situations that inform the object on which observing is focused (in relation to their naturally occurring contexts)/ peneliti membedakan unsur-unsur latar belakang situasi sosial yang memberikan keterangan pada objek yang menjadi fokus penelitian sehingga pandangan atau penilaian yang dibuat oleh peneliti memiliki konteks yang jelas.

Dengan teknik observasi nantinya peneliti akan mengamati atau melihat proses pemahaman kode-kode yang pengguna (pengguna awam) gunakan untuk dapat mengakses masuk kedalam ruang virtual sex. Peneliti akan mengamati secara terus menerus dan apabila memungkinkan akan tinggal bersama PSK maupun mucikari untuk mendapatkan informasi yang lebih dari pada yang ditargetkan, catatan-catatan lapangan yang jelas menegenai bagaimana pengamatan berlangsung, apa yang


(8)

8

ditemui, dan mengungkapkan kesan-kesan terhadap gejala yang diamati juga akan penulis lakukan. Dengan menggunakan taktik – taktik tertentu namun masih berpegang pada strategi yang ada peneliti akan terus melakukan pengamatan secara seksama sambal berimprovisasi, mengatasi pemecehan kode demi kode yang dapat peneliti temui guna mencapai tujuan peneliti, Dalam jalanya pengamatan juga peneliti bekerja secara objektif terhadap pekerja seks yang ada atau bekerja secara objektif (tidak menaruh kepentingan apapun entah ingin mencoba penyedia jasa, dan lain sebagainya namun bekerja sesuai standart serta mungkin mengembangkan improvisasi-improvisasi tertentu), Apa yang terjadi dilapangan peneliti akan kosntruksikan dalam sebuah laporan, persoalan demi persoalan yang ada mengacu pada catatan lapangan. Peneliti juga akan menjalin data (yang terekam dalam catatan lapangan) dengan mengaitkan tempat, pelaku (actor), serta kegiatan-kegiatan.

c. Dokumentasi

Pengambilan data melalui dokumen gambar, suara, maupun video merupakan usaha untuk mengumpulkan informasi atau data penunjang dari studi pustakaan seperti buku, jurnal, serta dokumen-dokumen lain. Pengambilan data mengenakan dokumen dapat diperoleh mlalui lokasi penelitian atau diluar lokasi penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data melalui wawancara dengan beberapa pekerja seks yang tersedia maupun dengan mucikari sekalipun khususnya yang tergabung dalam bisnis prostitusi online, observasi secara langsung juga dilakukan peneliti guna mendapatklan kelengkapan data yang diinginkan. Dari data yang diperoleh dilakukan analisa dengan deskriptif eksplanatori. Deskriptif untuk menggambarkan mengenai gejala prostitusi online yang terjadi melalui pekerja seks yang ada Citra Dewi, dan salah seorang mucikari asal Semarang dan Salatiga. Sedangkan eksplanatori untuk menjelaskan bagaimana proses pengenalan dan pemahaman kode agar pengguna awam atau amatiran dapat mengakses masuk dalam ruang virtual prostitusi yang ada dan merealisasikan dalam kencan atau hubungan badan.


(9)

9

Proses analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data agar data dapat dengan mudah diolah. Komponen utama dalam proses analisis adalah reduksi, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Reduksi data bukan asal membuang data yang tidak diperlukan, melainkan merupakan upaya yang dilakukan peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah yang tak terpisahkan dari analisis data. Dalam penyajian data peneliti melibatkan langkah-langkah untuk mengorganisasi data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam prespektif. Sedangkan pada penarikan kesimpulan, peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan tau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Dalam kesimpulan peneliti masih harus mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin merevisi kesimpulan – kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai kepada kesimpulan final berupa proposisi – proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti.

3.9 Keabsahan Data

Uji keabsahan data haruslah dilakukan sebagai standarisasi data-data yang diperoleh sehingga sesuai dan tidak menghambat proses analisis. Di dalam pengujian keabsahaan data, metode penelitian kualitatif menggunakan validitas internal

(credibility) pada aspek nilai kebenaran, lalau pada penerapanya ditinjau dari validitas eksternal (transferability), dan reabilitas (dependability) pada aspek konsistensi, serta obyektivitas (confirmability) pada aspek naturalis (Sugiyono, 2014). Pada penelitian kualitatif, tingkat keabsahan lebih ditekankan pada data yang diperoleh. Kepercayaan data hasil penelitian dapat dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan sebuah penelitian. Proses Triangulasi, yaitu pemeriksaan kebenaran data yang diperoleh kepada pihak lain yang dapat dipercaya, merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Langkah- langkah triangulasi yaitu :

1. Triangulasi sumber data, yang dilakukan dengan cara mencari data dari banyak sumber informan, yaitu orang yang terlibat langsung dengan objek kajian.


(10)

10

2. Triangluasi pengumpul data, dilakukan dengan mencari data dari banyak sumber informan

3. Triangulasi metode, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan bermacam metode pengumpulan data (observasi,

interview, studi dokumentaasi dan focus group)

4. Triangulasi teori, dilakukan dengan cara mengkaji berbagai teori relevan, sehingga dalam hal ini tidak digunakan teori tunggal tapi dengan teori yang jamak.2

2

Endraswara, Suwardi.2006.”Metode Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan Ideologi, Epistemologi, dan


(1)

5 3.7 Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a. Wawancara

Tehnik pengumpulan data yang pertama diawali dengan tahap wawancara

mendalam. Wawancara mendalam (in-dept interview) adalah metode yang

memungkinkan pewawancara untuk bertanya kepada responden dengan harapan untuk memperoleh informasi mengenai fenomena yang diteliti. Wawancara mendalam dilihat oleh peneliti sebagai kolaborasi antara pewawancara dan partisipan, di mana apa yang ingin didiskusikan oleh partisipan sama pentingya dengan apa yang ingin didiskusikan oleh pewawancara. Arah komunikasi yang terjadi dalam wawancara mendalam ditentukan oleh responden dalam wawancara. Selain itu peneliti juga harus menyiapkan pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian agar mendapat informasi yang sesuai dengan topik. Wawancara dilakukan peneliti kepada salah seorang mucikari kota semarang, kota salatiga, dan beberapa sample pekerja seks dari lokalisasi kalinyamat, Bandungan. Peneliti menggunakan

teknik pengambilan sampel bola salju (snowball sampling), yaitu pengambilan

sampel dengan metode berantai yang berawal dari 1 informan kemudian menemukan informan lain yang direkomendasikan oleh informan sebelumnya dengan syarat yang telah ditentukan. Peneliti juga menggunakan wawancara purposive sample yaitu percakapan yang dilakukan dengan suatu tujuan. Jadi

peneliti akan menggunakan snowball sampling guna menemukan informan

lain yang direkomendasikan sehingga jaringan yang ingin peneliti cari dapat terpetakan dengan baik dan terstruktur. Wawancara yang dibangun oleh peneliti dilakukan dengan satu tujuan yaitu memetakan jaringan, menemukan kode dan memahami benar kode-kode tersbut serta memaknai proses yang terjadi untuk system prostitusi online yang dijalankan.


(2)

6

b. Observasi

Teknik pengumpulan data mengenakan metode pengamatan atau observasi (observation research) biasanya dilakukan untuk melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan yang diangkat . Kata langsung memiliki pengertian bahwa peneliti hadir dan mengamati kejadian-kejadian dilokasi. Kemudian untuk kata sistematis meninjuk kepada karakter, seperti disarankan oleh Weick (1985 : 569) dan juga Lindlof (1995 : 134) sebagai berikut:

i. Engages the phenomenon for a prolonged period of time (sustained) / Peneliti mengamati gejala yang diteliti untuk

waktu yang relatif lama dan terus – menerus. Dalam hubungan

ini kerapkali peneliti harus tinggal bersama di lokasi dan berbaur dengan khalayak yang diteliti.

ii. Makes self – conscious and full, clearly expressed notations of how the observing is done (explicit) / Peneliti memiliki kesadaran penuh terhadap gejala atau realitas yang diteliti, dan membuat catatan-catatan lapangan yang jelas mengenai bagaimana pengamatan berlangsung, apa yang ditemui, dan mengungkapkan kesan-kesan terhadap gejala yang diamati.

iii. Goes abaout the observing activity in an alert manner that allows for tactical improvisation (methodological) / peneliti

terus – menerus melakukan pengamatan secara seksama sambil

berimprovisasi, mengatasi persoalan demi persoalan yang ditemui, mungkin dengan menggunakan taktik tertentu, namun tetap berpegang pada strategi-strategi yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan penelitian.


(3)

7 iv. Imparts attention to object in ways that are in some sense standardized, yet individually trained (observing)/ peneliti sangat disarankan untuk senantiasa menyadari posisinya sebagai peneliti agar dapat bekerja secara objektif.

v. Textually constructs and adits the observing (paraphrasing) / peneliti membuat konstruksi laporan, persoalan demi persoalan, dengan mengacu pada catatan lapangan. Konstruksi di sini

termasuk berupa kutipan tidak langsung (paraphase) dari apa

yang dikemukakan subjek penelitian atau informan yang menjadi pijakan peneliti dalam mengemukakan pandangan-pandangan (claims) mengenai gejala yang diteliti.

vi. Embeds the observing in the interdependencies of place, actors, and activities (social situation) / peneliti menjalin data (yang terekam dalam catatan lapangan) dengan mengkaitkan dengan tempat, pelaku (actor), dan kegiatan-kegiatan.

vii. Differentiates the background elements of sosial situations that inform the object on which observing is focused (in relation to their naturally occurring contexts)/ peneliti membedakan unsur-unsur latar belakang situasi sosial yang memberikan keterangan pada objek yang menjadi fokus penelitian sehingga pandangan atau penilaian yang dibuat oleh peneliti memiliki konteks yang jelas.

Dengan teknik observasi nantinya peneliti akan mengamati atau melihat proses pemahaman kode-kode yang pengguna (pengguna awam) gunakan untuk dapat mengakses masuk kedalam ruang virtual sex. Peneliti akan mengamati secara terus menerus dan apabila memungkinkan akan tinggal bersama PSK maupun mucikari untuk mendapatkan informasi yang lebih dari pada yang ditargetkan, catatan-catatan lapangan yang jelas menegenai bagaimana pengamatan berlangsung, apa yang


(4)

8 ditemui, dan mengungkapkan kesan-kesan terhadap gejala yang diamati juga akan

penulis lakukan. Dengan menggunakan taktik – taktik tertentu namun masih

berpegang pada strategi yang ada peneliti akan terus melakukan pengamatan secara seksama sambal berimprovisasi, mengatasi pemecehan kode demi kode yang dapat peneliti temui guna mencapai tujuan peneliti, Dalam jalanya pengamatan juga peneliti bekerja secara objektif terhadap pekerja seks yang ada atau bekerja secara objektif (tidak menaruh kepentingan apapun entah ingin mencoba penyedia jasa, dan lain sebagainya namun bekerja sesuai standart serta mungkin mengembangkan improvisasi-improvisasi tertentu), Apa yang terjadi dilapangan peneliti akan kosntruksikan dalam sebuah laporan, persoalan demi persoalan yang ada mengacu pada catatan lapangan. Peneliti juga akan menjalin data (yang terekam dalam catatan lapangan) dengan mengaitkan tempat, pelaku (actor), serta kegiatan-kegiatan.

c. Dokumentasi

Pengambilan data melalui dokumen gambar, suara, maupun video merupakan usaha untuk mengumpulkan informasi atau data penunjang dari studi pustakaan seperti buku, jurnal, serta dokumen-dokumen lain. Pengambilan data mengenakan dokumen dapat diperoleh mlalui lokasi penelitian atau diluar lokasi penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data melalui wawancara dengan beberapa pekerja seks yang tersedia maupun dengan mucikari sekalipun khususnya yang tergabung dalam bisnis prostitusi online, observasi secara langsung juga dilakukan peneliti guna mendapatklan kelengkapan data yang diinginkan. Dari data yang diperoleh dilakukan analisa dengan deskriptif eksplanatori. Deskriptif untuk menggambarkan mengenai gejala prostitusi online yang terjadi melalui pekerja seks yang ada Citra Dewi, dan salah seorang mucikari asal Semarang dan Salatiga. Sedangkan eksplanatori untuk menjelaskan bagaimana proses pengenalan dan pemahaman kode agar pengguna awam atau amatiran dapat mengakses masuk dalam ruang virtual prostitusi yang ada dan merealisasikan dalam kencan atau hubungan badan.


(5)

9 Proses analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data agar data dapat dengan mudah diolah. Komponen utama dalam proses analisis adalah reduksi, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Reduksi data bukan asal membuang data yang tidak diperlukan, melainkan merupakan upaya yang dilakukan peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah yang tak terpisahkan dari analisis data. Dalam penyajian data peneliti melibatkan langkah-langkah untuk mengorganisasi data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam prespektif. Sedangkan pada penarikan kesimpulan, peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan tau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Dalam kesimpulan peneliti masih harus mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin

merevisi kesimpulan – kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai kepada

kesimpulan final berupa proposisi – proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas

yang diteliti. 3.9 Keabsahan Data

Uji keabsahan data haruslah dilakukan sebagai standarisasi data-data yang diperoleh sehingga sesuai dan tidak menghambat proses analisis. Di dalam pengujian keabsahaan data, metode penelitian kualitatif menggunakan validitas internal (credibility) pada aspek nilai kebenaran, lalau pada penerapanya ditinjau dari validitas

eksternal (transferability), dan reabilitas (dependability) pada aspek konsistensi, serta

obyektivitas (confirmability) pada aspek naturalis (Sugiyono, 2014). Pada penelitian kualitatif, tingkat keabsahan lebih ditekankan pada data yang diperoleh. Kepercayaan data hasil penelitian dapat dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan sebuah penelitian. Proses Triangulasi, yaitu pemeriksaan kebenaran data yang diperoleh kepada pihak lain yang dapat dipercaya, merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Langkah- langkah triangulasi yaitu :

1. Triangulasi sumber data, yang dilakukan dengan cara mencari data dari

banyak sumber informan, yaitu orang yang terlibat langsung dengan objek kajian.


(6)

10

2. Triangluasi pengumpul data, dilakukan dengan mencari data dari

banyak sumber informan

3. Triangulasi metode, pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan bermacam metode pengumpulan data (observasi, interview, studi dokumentaasi dan focus group)

4. Triangulasi teori, dilakukan dengan cara mengkaji berbagai teori

relevan, sehingga dalam hal ini tidak digunakan teori tunggal tapi

dengan teori yang jamak.2

2

Endraswara, Suwardi.2006.”Metode Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan Ideologi, Epistemologi, dan