Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Virtual dan Penggunaan Tagar pada Pengguna Media Sosial Instagram Salatiga T1 362011029 BAB V

(1)

BAB V

PROSES TERBENTUKNYA IDENTITAS VIRTUAL

5.1Pengguna dan Instagram

Dengan berkembangnya media daring saat ini seperti Facebook, Twitter, Path dan sebagainya, Instagram merupakan salah satu media sosial yang populer dikalangan pengguna media sosial yang turut mengikuti perkembangan media-media baru. Aplikasi berbasis foto ini mudah didapatkan melalui ponsel pintar dengan sistem android. Aplikasi tinggal di unduh di playstore. Setelah mengunduh dan menginstal aplikasi Instagram di telepon seluler penguna bisa langsung membuka aplikasi dan melakukan pembuatan akun untuk bisa menggunakan aplikasi ini. Hal tersebut juga diakui oleh para pengguna Instagram yang diwawancarai dalam penelitian ini. Mereka mengakui mengenal Instagram karena kepopulerannya dikalangan teman sebaya mereka, sebelum akhirnya membuat akun dan mulai menggunakan Instagram.

“Jadi tahu Instagram itu awalnya dari saya di kasih tahu teman - teman habis itu iseng - iseng apanamanya download di playstore, habis itu memakai istagram” 1

Tampilan Instagram yang didominasi warna biru akan menampilkan beranda atau lebih akrab disebut timeline oleh para penggunanya. Timeline Instagram akan menampilkan foto yang diunggah oleh pengguna yang diikuti oleh pemilik akun. Pengguna juga bisa langsung melakukan interaksi dengan pengguna lain dengan cara memberikan like dan komentar terhadap foto unggahan milik pengguna Instagram lainnya. Saat mengunggah foto, atau memberi komentar pada foto unggahan mereka, para pengguna ini dapat menyertakan tidak saja caption foto, tapi juga tagar (hashtag) yang dapat menghubungan foto-foto lain yang diunggah dengan tagar sama. Beberapa tagar yang digunakan juga disesuaikan dengan jenis foto yang diunggah. Tujuannya agar pengguna dengan gaya foto unggahan dapat terhubung dengan satu tagar yang sama.

1


(2)

“Instagram juga punya hastag jadi kalau kita upload mereka kasih tahu kalau kamu upload tema ini kasih hashtag apa kasih hashtag apa gitu.”2

“Kalau tagar itu harus sesuai tema foto biar nyambung, itukan fungsinya

biar orang – orang yang hobinya sama fotonya sama itu kan tinggal klik

itu pasti akan keluar semua.’’3

“ fungsinya kaya memberikan alamat kaya orang lagi nyari misal hashtag

itu pasti nanti akan kerhubung ke alamat hashtag itu”.4

Penggunaan tagar ini menjadi salah satu alat interaksi antar pengguna Instagram untuk

saling ‘menemukan’ pengguna Instagram lainnya dengan ketertarikan yang sama untuk tema -tema foto unggahan tertentu pada akun mereka. Interaksi ini tidak hanya menghubungkan hobi, dan ketertarikan mereka yang serupa tetapi juga menghubungkan mereka dengan komunitas Instagram lainnya untuk saling bertemu tidak hanya didunia maya tapi juga dunia nyata.

Para pengguna Instagram yang peneliti wawancarai dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berkuliah di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Ada yang tergabung dalam komunitas Instagramers, ada juga yang tidak namun aktif di Instagram.

Mereka juga memilik alasan – alasan tersendiri kenapa bisa menggunakan Instagram, ada yang pertamanya karena iseng, coba-coba dan penasaran sehingga mereka melihat beberapa master pengguna Instagram yang dalam akunnya tersebut tersusun konsep foto yang indah. Ada juga dari mereka yang menggunakan Instagram dikarenakan hobinya hunting foto gunung sehinnga mereka menggunakan Instagram sebagai wadah buat foto-foto biar bisa dinikmati orang lain

“nyoba Instagram dulunya masih berantakan gitu gak karuhan upload asal upload sesuai pasion pengen selfie ya selfie. Terus lama kelaman liat kaya

master – master Instagram kaya Ernanda Putra lha kok apik-apik ora

sembarangan kok ada konsepnya”5

2

Hasil wawancara dengan narasumber Vityan pada 23 Maret 16 jam 13:23

3

Hasil wawancara dengan narasumber Imam pada 28 Maret 16 jam 13:01

4

Hasil wawancara dengan narasumber Guntur pada 04 April 16 jam 15:28

5


(3)

“Jadi tahu Instagram itu awalnya dari saya di kasih tahu teman - teman

habis itu iseng - iseng apanamanya download di playstore”6

Para pengguna Instagram ini memiliki alasan mereka sendiri-sendiri untuk menggunakan Instagram. Seperti beberapa narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini yang mengaku menggunakan Instagram karena penasaran, dan ingin menyalurkan hobbi fotografi mereka. Narasumber juga memilik ciri khas sendiri – sendri dalam mengunggah foto ke dalam Instagram, banyak dari mereka yang menyukai gaya foto atau tema foto yang bertema gunung dan nature. Sehingga dalam akun yang mereka gunakan juga berisi foto – foto ungghan yang bertemakan gunung dan nature. Bahkan salah satu narasumber yang peneliti wawancari dalam satu akunnya itu terdiri dari dua tema yaitu nature dan minimalis.

“kalau aku kan hmm tema kebayakan yang aku upload khususnya kan

gunung gitu ya tapi mereka juga ada yang pantai”7

“pasti menggunakan hashtag, dan tema yang sering digunakan itu nature jadi sesuai tema foto.”8

“sekarang gini ada beberapa evolusi di Instagramku pertama ngawur kedua mulai alam alam wah dulu kan eksplore terus kan ketiga pas ngumpul sama wiffthefolks dia tu lebih kearah minimalis.”9

6

Hasil wawancara dengan narasumber Vityan pada 23 Maret 16 jam 13:23

7

Hasil wawancara dengan narasumber Vityan pada 23 Maret 16 jam 13:23

8

Hasil wawancara dengan narasumber Imam pada 28 Maret 16 jam 13:01

9


(4)

Gambar 9

gambaran isi Instagram Imam

Sumber :https://www.instagram.com/imaammm/

Gambar 10

gambaran isi Instagram akun Vityan Sumber:https://www.instagram.com/tyan_christotia/


(5)

Gambar 11

gambaran isi Instagram akun Guntur Sumber:https://www.instagram.com/guntursegara/

Dari ketiga gambar dia atas bisa dilihat bagaimana mereka pemilik akun memiliki rasa sendiri untuk mengekspresikan hasil foto mereka dengan tema foto yang mereka inginkan dalam akunnya. Dari gambar nomor 9 bisa dilihat foto yang di ungguh adalah foto yang bertemakan tentang natur, gambar nomor 10 melihatkan bagaimana pemilik akun lebih suka mengunggah foto bertemakan gunung dan gambar nomor 11 memperlihatkan foto unggahan mengenai alam dan tema foto white minimalis disertai penggunaan tagar yang sesuai.

5.2Tagar (Hashtag) dan Citra Virtual

Penggunaan tagar dalam unggahan di Instagram seperti yang disebutkan oleh para narasumber yang telah diwawancara, adalah untuk menghubungkan satu unggahan dengan unggahan lainnya yang bertema serupa. Keuntungan dari unggahan yang terhubung adalah akun-akun Instagram lainnya yang memiliki unggahan se-tema bisa saling mengecek


(6)

unggahan pengguna lain, saling berinteraksi juga, seperti memberi like atau komentar pada unggahan tersebut.

“itu Instagram juga punya hastag jadi kalau kita upload mereka kasih tahu kalau kamu upload tema ini kasih hashtag apa kasih hashtag apa gt.”10

Kalau tagar itu harus sesuai tema foto biar nyambung, itukan fungsinya biar orang – orang yang

hobinya sama fotonya sama itu kan tinggal klik itu pasti akan kluar semua.”11

”Biasanya dari tag people dan tagar itu jadi kaya sebelum aku tidur pasti aku crk hashtagku biasanya dari situ aku mulai komunikasi. Kaya kalau ada foto yang bagus gitu nanti aku coment dan like bagus folks dan dari situ nanti mereka biasanya minta folback heheh.”12

Tidak semua pengguna Instagram menggunakan tagar pada unggahan mereka. Hal ini dikarenakan fungsi fitur Instagram bukan fitur yang wajib digunakan. Foto unggahan yang tidak menggunakan tagar jelas tidak dapat ditemukan oleh pengguna Instagram lain yang tidak mem-follow akun tersebut. Tapi para pengguna yang memang ingin terhubung harus menggunakan tagar. Tagar yang digunakan juga sesuai dengan tema foto unggahan ini secara tidak langsung membangun citra unggahan mereka, yang juga berdampak bagi citra akun mereka. Sebagai contoh akun milik narasumber kami (vityan) yang memiliki hobi mendaki gunung, unggahannya pun tentang keindahan pendakian dengan tagar-tagar sesuai tema tersebut seperti #indotraveller, #exploregunung dan #id_pendaki. Bahkan ada tagar yang dibuat sendiri yaitu #hellobackpacker yang sudah mencapai 9400 kiriman dalam waktu setahun. Tagar-tagar ini digunakan, seolah memberi ‘label’ pada akun Instagram tertentu. Saat Vityan menggunakan tagar bertemakan pendakian, citra yang tercipta adalah bahwa Vityan adalah pecinta alam dan seorang pendaki.

Citra-citra virtual yang mengarah pada pembentukan identitas virtual ini tidak akan membentuk identitas seorang individu secara utuh dalam realitasnya. Melainkan hanya

10

Hasil wawancara dengan narasumber Vityan pada 23 Maret 16 jam 13:23

11

Hasil wawancara dengan narasumber Imam pada 28 Maret 16 jam 13:01

12


(7)

sebagian saja13 yang hendak ditampilkan oleh pemilik akun Instagram tersebut melalui foto-foto unggahan serta tagar yang ia gunakan.

Penggunaan tagar yang dapat mengumpulkan semua foto unggahan bertema sesuai tagar ini bisa berakhir dengan pembentukan komunitas. Guntur Segara yang menggunakan tagar #wiffthefolks memiliki komunitas yang sering melakukan hunting foto bertema minimalis. Foto-foto tersebut kemudian akan diunggah dengan menggunakan tagar tersebut. Selain membentuk citra virtual yang mengarah pada pembentukan identitas virtual, penggunaan tagar ini juga membentuk kelompok virtual yang tidak hanya berinteraksi di Instagram (dunia virtual), tapi juga interaksi tatap muka (realitas).

Gambar 12

Pola pembentukan citra virtual di Instagram

Polanya dengan mudah dapat dilihat seperti siklus pada gambar diatas. Dimana saat foto-foto yang diuggah dengan menggunakan tagar akan memiliki citra tersendiri dimata para pengguna Instagram lain yang melihat feed dari akun tersebut. Pola yang berulang ini akan membangun identitas virtual seseorang, dalam hal ini para Instagramers. "Our world, and our lives, are being shaped by the conflicting trends of globalization and identity", papar Castells (2002:1). Ia berusaha menunjukan bahwa semua interaksi yang berlangsung di dunia (virtual) Instagram terbentuk oleh perpaduan tren-tren yang dihubungkan oleh tagar-tagar yang kemudian menyebar dengan cepat, dan digunakan oleh semakin banyak pengguna setiap harinya.

13

http://www.kompasiana.com/kangarul/identitas-virtual-di-internet_ , diakses pada Minggu, 10 April 2016 pada pukul 17:17 WIB

Tagar

Citra

Akun

Foto


(8)

Replikasi yang dilakukan para Instagramers untuk mengikuti tren dengan menggunakan tagar ini seperti yang dipaparkan Castells diatas yakni membentuk,

menegaskan identitas secara virtual yang tidak jarang juga menjadi ‘cap’di dunia realitas bagi

pengguna Instagram tersebut. Vityan contohnya, dikenal sebagai pendaki oleh kawan-kawan mahasiswanya yang juga mefollow dia di Instagram.

Selain itu para pengguna Instagram yang diwawancarai ini mengaku bahwa memang ada tagar khusus yang terus mereka gunakan saat mengunggah foto di Instagram. Salah satunya adalah (#journeywaytoexplore) yang sering digunakan karena selain sesuai dengan tema foto unggahan, juga untuk mempromosikan tagar buatan tersebut. Ini digunakan pengguna tidak hanya sekali dalam unggahannya. Proses yang terus-menerus mengulang pola pada gambar 11 diatas inilah yang terus memperkuat citra virtual dari akun, berdasarkan tagar yang digunakan penggunanya. Seperti yang disinggung pada alinea sebelumnya, pembentukan interaksi yang berbuah citra virtual ini berulang dan terjadi tanpa para penggunanya sendiri sadari sampai bentuk itu mewujud. Menjadi ciri khas, identitas virtual itu sendiri. Identitas yang dimiliki para Instagram yang memberikan kekhasan pada akun serta feed mereka juga tagar yang digunakan.

5.3Citra dan Identitas Virtual

Citra-citra virtual yang kemudian tercipta dari berbagai foto unggahan beserta tagar yang digunakan ini kemudian akan menciptakan identitas virtual didunia maya dari para penggunanya, dalam hal ini identitas virtual para pengguna Instagram. Untuk mengetahui pembentukan identitas virtual ini lebih jauh, peneliti menggunakan konsep teori yang dikembangkan oleh Manuel Castells yang mengungkapkan tiga bentuk identitas yaitu ;

Legitimizing Identity, Resistance Identity dan Project Identity.

Lebih luas Castells menyebutkan bahwa identitas yang ia paparkan adalah identitas yang dibangun berdasarkan pemaknaan dan bukannya peran sebagaimana ranah sosiologis mendefinisikannya (Castells, 2002:6). Sebagaimana terjadi pada para Instagramers ini, dengan citra virtual yang dibangun dari tagar pada foto unggahan mereka. Akun Instagram milik Vityan misalnya @hallobackpacker, konsisten mengunggah foto-foto bertema pendakian. Lalu akun Instagram milik Guntur, @guntursegara, konsisten mengunggah foto dengan tema putih minimalis dan alam. Begitu juga dengan akun milik Imam, @imaammm


(9)

dengan tema folk yang juga marak digunakan banyak pengguna di Instagram. Konsistensi pada unggahan mereka juga tagar yang mereka gunakan berhasil memberikan citra virtual yang datang dari pengguna Instagram yang ikut menikmati feed mereka. Dengan demikian citra virtual datang dari pemaknaan para pengguna yang terhubung dengan tagar yang digunakan.

Castells juga menekankan bahwa aktivitas pemaknaan itu sendiri melibatkan pengalaman-pengalaman dari mereka yang, dalam kasus penelitian ini, adalah penikmat feed Instagram(Castells, 2002:8). Beberapa interaksi terbukti dengan akun-akun yang ketiga narasumber ini kelola kerap ditag pada foto unggahan yang bertema sesuai. Juga dengan menggunakan tagar yang mereka buat seperti #journeywaytoexplore dan #hellobackpacker pada foto unggahan pengguna lain yang bertema sesuai. Interaksi ini membuktikan bahwa ada citra virtual yang sudah terbangun sedemikian rupa dari tagar-tagar tertentu yang digunakan oleh satu akun Instagram pada saat mengunggah foto mereka yang bertema sesuai.

Identitas Legitimasi

Legitimasi identitas, identitas akan terbentuk yang merupakan ciri utama ketika sebuah institusi yang dominan berupa pikiran yang dirasionalisasikan dalam bentuk dominasi. Identitas inilah yang kemudian membentuk masyarakat sipil yang terdiri dari unsur institusi.

Identitas legitimasi disini bisa diterjemahkan sebagai Instagram itu sendiri. Sebagai institusi yang dominan yang mengatur jalannya interaksi melalui berbagai fitur-fiturnya yang dikenalkan pada para penggunanya.Inilah yang disebutkan oleh Castells sebagai identitas yang sahih yang datangnya dari pihak dominan yang memiliki otoritas (Castells, 2002).

Pertama kali membuka aplikasi Instagram kita akan di suguhkan dengan halaman

home dimana halaman tersebut berisi tentang semua foto unggahan dari orang-orang yang kita follow dan unggahan milik kita sendiri. Kita bisa melakukan interaksi melalui unggahan tersebut, yaitu dengan cara memberikan like dan memberikan komentar. Selain kita bisa mengunggah foto kita ke publik, pengguna juga bisa mengunggah foto kepada orang tertentu atau yang di sebut mengirimkan pesan pribadi. Hanya orang tertentu yang kita pilih sebagai orang yang bisa mlihat foto yang kita kirim melalui pesan pribadi.


(10)

Disebelah laman home terdapat juga tombol lamanexplore, dimana dihalaman tersebut berisi tentang beberapa unggahan dari beberapa pengguna Instagram yang kita kenali maupun unggahan foto yang sedang populer. Kemudian tombol paling tengah merupakan tombol kamera, dimana dalam tombol tersebut kita bisa memulai mengunggah foto dari yang langsung foto di tempat atau kita pilih foto dari galeri ponsel kita. Selain digunakan untuk kamera penggambil gambar juga terdapat juga fungsi lain yaitu perekam video. Selanjutnya tombol News yang digunakan untuk melihat semua pemberithuan baru atau melihat kegiatan dari pengguna yang pengguna follow ataupun dari followers kita yang baru. Tombol terakhir yaitu profil, disini kita bisa melihat berapa banyak total unggahan foto, pengikut dan pengguna yang kita ikuti.

Dalam mengunggah foto tidak lupa pengguna biasanya menyertakan tagar dalam unggahannya, dimana tagar tersebut memudahkan pengguna dalam mengelompokkan foto-foto yang mereka unggah dalam suatu label. Jika ada pengguna Instagram lain yang menggunakan tagar yang sama hal tersebut akan lebih menarik karena kita bisa melihat dan menjelajahi semua foto yang bertemakan tentang tagar yang kita sertakan .

Identitas Resistensi

Identitas Resistensi adalah bagaimana proses bertahannya identitas sebagai bentuk perlawanan atau dalam hal ini dihasilkan oleh mereka yang sedang dalam posisi atau keadaan yang lemah karena stigma dari pihak yang mendominasi, dan biasanya digunakan lebih mengarah kepada kegunaan politik identitas. Kemudian dari identitas tersebut nantinya akan berpengaruh pada pembentukan suatu komunitas sehingga melalui perlawanan secara kolektif terhadap tekanan yang ada Komunitas tersebut dapat merupakan dasar dari munculnya suatu jaringan yang kuat dan solid.

Para pengguna Instagram ini kemudian tidak terbatas atau membatasi diri mereka dengan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi Instagram tapi juga ‘mengembangkang’ dengan melakukan interaksi tatap muka langsung seperti WWIM. Bertemu sesama pengguna tagar tertentu seperti Guntur dan para temannya yang mengunggah foto bertema putih minimalis. Sebagaimana disebutkan Castells bawa ini adalah identitas yang membangkang otoritas yang dimiliki kaum dominan, dalam hal ini Instagram (Castells, 2002).


(11)

Dalam hal ini seperti narasumber yang telah diwawancari mereka bisa bertemu atau berinteraksi dengan pengguna lain yaitu melalui tagar yang mereka tulisakan dalam ungghan

foto mereka. Sebelum mereka mengunggah foto mereka memberikan caption atau pemberitahuan terlebih dahulu sebelum mereka melakuan kegiatan. dari situlah interaksi mulai terjadi dimana nanti para pengguna lain mulai mengomen foto ungghan yang kemudian bisa melalukan meet up atau tatap muka dengan pengguna lainnya.

jadi misal kita mau pergi kita upload foto di Instagram semisal wiffthefolks mau pergi kemana kaya woro-woro dulu gitu mas. Mau ke Jakarta nanti bayak yang koment eh mau dong ketemuan

sama anak-anak wiffthefolks ya jadi kalau ke jakarta kita langsung bisa ada teman melalui itu.14

Identitas Proyek

Identitas Proyek adalah ketika aktor membangun identitas dan mentransformasi struktur sosial. Identitas dalam hal ini juga terkait dengan posisi kelompok sosial, khususnya organisasi. Kelompok identitas juga sebagai sebuah asosiasi signifikan secara politik yang menarik seseorang karena identifikasi bersama. Kelompok identitas juga merujuk kepada kelompok terorganisasi yang memiliki ekspetasi sosial dan kemudian mengkreasikan sebuah perilaku kolektif. Kelompok identitas juga terjadi karena adanya keikutsertaan dari anggota, dukungan kelompok, dan identifikasi bersama.

Dapat diterjemahkan sebagai identitas yang dicita-citakan yang berusaha dibentuk dengan mengupayakan fitur-fitur yang disediakan oleh Instagram. Salah satunya adalah dengan membuat tagar sendiri dengan tema yang paling sering diunggah pada akunnya, yang pada akhirnya akan menjadi kekhasan akunnya, dan menjadi identitas proyek yang dimilikinya di Instagram.

Dari beberapa pengguna aplikasi Instagram yang telah peneliti wawancari ada beberapa narasumber yang seutuhnya membuat tagar sendiri untuk mengelompokkan foto unggahannya. Mereka membuat tagar dikarenakan mereka memilik hobi-hobi tertentu

travelling ataupun explore, sehingga mereka membuat wadah buat foto-foto mereka dengan membuat tagar supaya bisa mudah dilihat dan ditemukan oleh pengguna lain juga.

14


(12)

Pembuatan tagar merekapun juga disambut antusias oleh pengguna Instagram lainya yang turut andil bagian dalam menggunakan hastag saat mengunggah foto dalam Instagram. Pencapain pengguna tagar merekapun cukup bnyak dari hastag yang mereka buat kurang lebih 2 tahunan yang lalu ini sudah mencapai angka kiriman 4900 untuk

#journeywaytoexplore dan 9400 kiriman untuk #hallobackpacker.

kalau yang temaninstgrampeduliandong undah 1rb kiriman lebih sedangkan yang

hellobackpaker itu sudah menembus 9400rb dalam jangka wktu 1th.15

Jadi ya udah aku buat aja tema jalan jalan journeywaytoeexplore hehe perjalanan ada cara untuk mengexplore tempat satu ketempat lain. kiriman juga sudah mencapai 4100 dalam

waktu 2 tahun.16

Dari hasil pembuatan tagar tersebut selain dari pencapaian kiriman yang sudah banyak, narasumber pembuat tagar ini juga mendapat keutungan dari hasil pembuatan tagar mereka. Keutungan berupa materi bahkan juga ada endorse dari pihak yang ingin mengenalkan barang melalui akun pembuat tagar tersebut.

Dalam sub bab 5.3 ini, peneliti lalu memahami bahwa ketiga konsep identitas yang dipaparkan oleh Castells berbicara mengenai tentang bagaimana cara identitas virtual dibentuk. Legitimasi berbicara tentang identitas virtual yang dibentuk dengan menyesuaikan aturan-aturan yang diciptakan oleh Instagram. Resistensi berbicara tentang identitas virtual yang terbentuk dengan melawan aturan-aturan dalam media yang digunakan dalam hal ini instagram. Lalu identitas proyek adalah identitas ciptaan untuk membentuk posisi baru dengan mentransformasi ide baru yang akan memberi identitas bagi mereka, sebagaimana yang terjadi dalam gerakan Save Gunung Andong.

5.4#Temaninstagrampedulindong dan Project Identity

Hashtag #temaninstagrampeduliandong merupakan hashtag yang dibuat untuk kampanye gerakan untuk bersih-bersih Gunung Andong. Tagar yang dibuat melalui gerakan

15

Hasil wawancara dengan narasumber Vityan pada 23 Maret 16 jam 13:23

16


(13)

ini merupakan gambaran yang terjadi saaat Gunung Andong rusak akibat ulah para pendaki yang membuang sampah sembarangan dan melakukan vandalisme. Karena alasan inilah Vityan, salah satu narasumber dalam penelitian ini mempunyai ide untuk melakukan bersih-bersih dan penanaman pohon di Gunung Andong. Sebelumnya Vityan juga membicarakan gerakan ini dengan kepala basecamp Taruna Jaya Giri, bapak Sutikno Aji beserta sekretariat dan anggota basecamp. Awalnya Vityan bergerak sendiri untuk melakukan kampanye ini tapi setelah melakukan promosi di media sosial Instagram banyak pihak yang ingin bergabung yaitu dari para kalangan pendaki dan Duta wisata kota Magelang. Acara Save Andong ini berlangsung pada kamis 2 April 2015, dengan peserta yang hadir 30 Orang dan banyak juga Instagramer yang turut memberikan sumbangan untuk berjalannya acara tersebut. kiriman foto beseta hashtag #temaninstagrampeduliandong sudah mencapai 1618 kiriman.

Vityan sangat senang karena acara ini bisa berlangsung dan juga banyak yang mendukung bahkan mereka turun tangan langsung untuk membantu meski mereka tidak dibayar. Dengan melakuakan gerakan melalui Instagram ini dianggp lebih efektif karena sekarang Instagram merupakan medsos yang sering digunakan oleh semua kalangan khususnya para pencinta hiking.

Project Identity di Gerakan Save Gunung Andong

Peneliti menemukan bahwa gerakan save gunung Andong yang digalakan pertama kali oleh Vityan lewat akunnya @hallobackacker, adalah bentuk identitas yang disebut Castell identitas proyek itu sendiri (Project Identity). Berikut peneliti coba menjabarkan proses pembentukannya.


(14)

Gambar 13

Project Identity di Gerakan Save Gunung Andong

Dilihat dari gambar diatas, tampak jelas bagaimana proses identitas proyek (project identity) berlangsung dalam penelitian ini. Citra virtual yang dimiliki oleh Vityan dalam akun instagramnya @hallobackpacker ini membangun identitasnya sedemikian rupa. Dimana identitasnya tersebut yang kemudian memberinya kemudahan saat menggalakan tagar peduli Andong. Dengan cepat tagar tersebut 'menarik' pengguna instagram lain untuk 'bergerak' virtual sebelum akhirnya mereka berkumpul tatap muka untuk membersihkan area pendakian Gunung Andong.

Sebagaimana disebutkan bahwa konsep project identity disini adalah upaya 'aktor' yang mengtranformasi sebuah identitas sebagai pemaknaan menjadi identitas sebagai peran dalam bentuk yang lebih riil. Ide untuk mengembalikan kebersihan gunung Andong ini, berangkat dari satu orang yang kemudian menjadi poros atau aktor proyek identitas ini. Vityan memanfaatkan identitas virtual yang ia miliki untuk menggerakan transformasi atau perubahan yang diidam-idamkan tersebut. Identitas akun Instagramnya @hallobackpacker

memang sudah terkenal citranya sebagai akun pendaki dan penjelajah gunung. Vityan memanfaatkan citra virtualnya tersebut untuk menarik perhatian sesama pendaki yang juga aktif di Instagram untuk mewujudnyatakan gerakan ini.


(15)

Dengan menggunakan fitur tagar yang dimiliki Instagram, Vityan lalu membentuk tagar #temaninstagrampeduliandong dengan tujuan bukan hanya sekedar promosi kegiatan. Tapi tagar yang dibuat ini juga 'mengumpulkan' sesama Instagramers yang peduli dengan kebersihan Andong untuk dapat berinteraksi dengan mudah satu sama lain. Berbagi informasi kegiatan, informasi kebutuhan untuk kegiatan tersebut, juga berbagi semangat gerakan yang dipelopori oleh pengguna Instagram.

Vityan dalam hal ini, sebagaimana yang dipaparkan oleh Castells telah melakukan proyek identitas dengan menggunakan tagar di Instagram sebagai motor penggerak dari gerakan Save Gunung Andong ini. Vityan tidak hanya membangun identitas virtualnya sebagai pendaki, tapi juga mengklasifikasikan pengguna Instagram lain yang peduli andong dan terlibat dalam gerakan ini, sampai pada tahap mentransformasikannya menjadi gerakan riil yang dilakukan secara fisik oleh para pendaki, dan pengguna Instagram tersebut.

5.5Refleksi Hasil Penelitian

Dalam bab tinjauan pustaka, peneliti mencantumkan penelitian-penelitian sebelumnya yang juga mengkaji pada area yang sama dengan kajian yang dilakukan oleh peneliti. Temuannya juga mendukung hasil penelitian yang didapat oleh peneliti setelah melakukan analisa.

Novy Wulandari dalam penelitiannya tentang penggunaan tagar oleh mahasiswa di kampusnya juga menunjukkan kecenderungan yang sama dengan yang didapati oleh peneliti dalam melakukan analisis ini. Wulandari mengungkapkan bahwa penggunaan tagar di Instagram ini menjadi tren yang lalu berubah menjadi kebutuhan dalam menjaga eksistensi penggunanya didunia maya. Hal tersebut juga diakui oleh para pengguna Instagram yang mengatakan bahwa mereka pakai tagar pada unggahan selain agar dapat ditemukan oleh pengguna lain, juga agar mendapat like dan follower.

Dalam penelitian yang lain yang juga disebutkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara presentasi diri dan penggunaan tagar17. Temuan yang serupa juga peneliti dapatkan dari hasil analisa bersama pengguna Instagram. Penggunaan tagar disesuaikan

17


(16)

dengan tema foto yang diunggah, dan foto yang diunggah tersebut adalah presentasi diri pengguna Instagram tersebut.

Dua penelitian berikutnya yang juga peneliti cantumkan pada bab tinjauan pustaka berbicara lebih banyak tentang proses pembangunan identitas pengguna secara virtual di media baru. Proses yang dilalui tidak banyak perbedaan, terutama pembangunan identitas yang terjadi secara virtual.

Sebagaimana tercermin dalam pembahasan, pembangunan identitas yang terjadi secara virtual yang dianalisa oleh peneliti dalam penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Castells, tentang identitas yang dipahami sebagai pemaknaan. Begitu pula proyek identitas yang dikemukan Castells, dalam penelitian ini mendukung konsep-konsep tersebut. Dimana identitas yang dibangun merupakan transformasi dari dunia virtual ke kehidupan sehari-hari pengguna Instagram, salah satunya terbukti dengan gerakan #temaninstagrampeduliandong.


(1)

Dalam hal ini seperti narasumber yang telah diwawancari mereka bisa bertemu atau berinteraksi dengan pengguna lain yaitu melalui tagar yang mereka tulisakan dalam ungghan foto mereka. Sebelum mereka mengunggah foto mereka memberikan caption atau pemberitahuan terlebih dahulu sebelum mereka melakuan kegiatan. dari situlah interaksi mulai terjadi dimana nanti para pengguna lain mulai mengomen foto ungghan yang kemudian bisa melalukan meet up atau tatap muka dengan pengguna lainnya.

jadi misal kita mau pergi kita upload foto di Instagram semisal wiffthefolks mau pergi kemana kaya woro-woro dulu gitu mas. Mau ke Jakarta nanti bayak yang koment eh mau dong ketemuan sama anak-anak wiffthefolks ya jadi kalau ke jakarta kita langsung bisa ada teman melalui itu.14

Identitas Proyek

Identitas Proyek adalah ketika aktor membangun identitas dan mentransformasi struktur sosial. Identitas dalam hal ini juga terkait dengan posisi kelompok sosial, khususnya organisasi. Kelompok identitas juga sebagai sebuah asosiasi signifikan secara politik yang menarik seseorang karena identifikasi bersama. Kelompok identitas juga merujuk kepada kelompok terorganisasi yang memiliki ekspetasi sosial dan kemudian mengkreasikan sebuah perilaku kolektif. Kelompok identitas juga terjadi karena adanya keikutsertaan dari anggota, dukungan kelompok, dan identifikasi bersama.

Dapat diterjemahkan sebagai identitas yang dicita-citakan yang berusaha dibentuk dengan mengupayakan fitur-fitur yang disediakan oleh Instagram. Salah satunya adalah dengan membuat tagar sendiri dengan tema yang paling sering diunggah pada akunnya, yang pada akhirnya akan menjadi kekhasan akunnya, dan menjadi identitas proyek yang dimilikinya di Instagram.

Dari beberapa pengguna aplikasi Instagram yang telah peneliti wawancari ada beberapa narasumber yang seutuhnya membuat tagar sendiri untuk mengelompokkan foto unggahannya. Mereka membuat tagar dikarenakan mereka memilik hobi-hobi tertentu travelling ataupun explore, sehingga mereka membuat wadah buat foto-foto mereka dengan membuat tagar supaya bisa mudah dilihat dan ditemukan oleh pengguna lain juga.

14


(2)

Pembuatan tagar merekapun juga disambut antusias oleh pengguna Instagram lainya yang turut andil bagian dalam menggunakan hastag saat mengunggah foto dalam Instagram. Pencapain pengguna tagar merekapun cukup bnyak dari hastag yang mereka buat kurang lebih 2 tahunan yang lalu ini sudah mencapai angka kiriman 4900 untuk #journeywaytoexplore dan 9400 kiriman untuk #hallobackpacker.

kalau yang temaninstgrampeduliandong undah 1rb kiriman lebih sedangkan yang hellobackpaker itu sudah menembus 9400rb dalam jangka wktu 1th.15

Jadi ya udah aku buat aja tema jalan jalan journeywaytoeexplore hehe perjalanan ada cara untuk mengexplore tempat satu ketempat lain. kiriman juga sudah mencapai 4100 dalam waktu 2 tahun.16

Dari hasil pembuatan tagar tersebut selain dari pencapaian kiriman yang sudah banyak, narasumber pembuat tagar ini juga mendapat keutungan dari hasil pembuatan tagar mereka. Keutungan berupa materi bahkan juga ada endorse dari pihak yang ingin mengenalkan barang melalui akun pembuat tagar tersebut.

Dalam sub bab 5.3 ini, peneliti lalu memahami bahwa ketiga konsep identitas yang dipaparkan oleh Castells berbicara mengenai tentang bagaimana cara identitas virtual dibentuk. Legitimasi berbicara tentang identitas virtual yang dibentuk dengan menyesuaikan aturan-aturan yang diciptakan oleh Instagram. Resistensi berbicara tentang identitas virtual yang terbentuk dengan melawan aturan-aturan dalam media yang digunakan dalam hal ini instagram. Lalu identitas proyek adalah identitas ciptaan untuk membentuk posisi baru dengan mentransformasi ide baru yang akan memberi identitas bagi mereka, sebagaimana yang terjadi dalam gerakan Save Gunung Andong.

5.4#Temaninstagrampedulindong dan Project Identity

Hashtag #temaninstagrampeduliandong merupakan hashtag yang dibuat untuk kampanye gerakan untuk bersih-bersih Gunung Andong. Tagar yang dibuat melalui gerakan

15

Hasil wawancara dengan narasumber Vityan pada 23 Maret 16 jam 13:23 16


(3)

ini merupakan gambaran yang terjadi saaat Gunung Andong rusak akibat ulah para pendaki yang membuang sampah sembarangan dan melakukan vandalisme. Karena alasan inilah Vityan, salah satu narasumber dalam penelitian ini mempunyai ide untuk melakukan bersih-bersih dan penanaman pohon di Gunung Andong. Sebelumnya Vityan juga membicarakan gerakan ini dengan kepala basecamp Taruna Jaya Giri, bapak Sutikno Aji beserta sekretariat dan anggota basecamp. Awalnya Vityan bergerak sendiri untuk melakukan kampanye ini tapi setelah melakukan promosi di media sosial Instagram banyak pihak yang ingin bergabung yaitu dari para kalangan pendaki dan Duta wisata kota Magelang. Acara Save Andong ini berlangsung pada kamis 2 April 2015, dengan peserta yang hadir 30 Orang dan banyak juga Instagramer yang turut memberikan sumbangan untuk berjalannya acara tersebut. kiriman foto beseta hashtag #temaninstagrampeduliandong sudah mencapai 1618 kiriman.

Vityan sangat senang karena acara ini bisa berlangsung dan juga banyak yang mendukung bahkan mereka turun tangan langsung untuk membantu meski mereka tidak dibayar. Dengan melakuakan gerakan melalui Instagram ini dianggp lebih efektif karena sekarang Instagram merupakan medsos yang sering digunakan oleh semua kalangan khususnya para pencinta hiking.

Project Identity di Gerakan Save Gunung Andong

Peneliti menemukan bahwa gerakan save gunung Andong yang digalakan pertama kali oleh Vityan lewat akunnya @hallobackacker, adalah bentuk identitas yang disebut Castell identitas proyek itu sendiri (Project Identity). Berikut peneliti coba menjabarkan proses pembentukannya.


(4)

Gambar 13

Project Identity di Gerakan Save Gunung Andong

Dilihat dari gambar diatas, tampak jelas bagaimana proses identitas proyek (project identity) berlangsung dalam penelitian ini. Citra virtual yang dimiliki oleh Vityan dalam akun instagramnya @hallobackpacker ini membangun identitasnya sedemikian rupa. Dimana identitasnya tersebut yang kemudian memberinya kemudahan saat menggalakan tagar peduli Andong. Dengan cepat tagar tersebut 'menarik' pengguna instagram lain untuk 'bergerak' virtual sebelum akhirnya mereka berkumpul tatap muka untuk membersihkan area pendakian Gunung Andong.

Sebagaimana disebutkan bahwa konsep project identity disini adalah upaya 'aktor' yang mengtranformasi sebuah identitas sebagai pemaknaan menjadi identitas sebagai peran dalam bentuk yang lebih riil. Ide untuk mengembalikan kebersihan gunung Andong ini, berangkat dari satu orang yang kemudian menjadi poros atau aktor proyek identitas ini. Vityan memanfaatkan identitas virtual yang ia miliki untuk menggerakan transformasi atau perubahan yang diidam-idamkan tersebut. Identitas akun Instagramnya @hallobackpacker memang sudah terkenal citranya sebagai akun pendaki dan penjelajah gunung. Vityan memanfaatkan citra virtualnya tersebut untuk menarik perhatian sesama pendaki yang juga aktif di Instagram untuk mewujudnyatakan gerakan ini.


(5)

Dengan menggunakan fitur tagar yang dimiliki Instagram, Vityan lalu membentuk tagar #temaninstagrampeduliandong dengan tujuan bukan hanya sekedar promosi kegiatan. Tapi tagar yang dibuat ini juga 'mengumpulkan' sesama Instagramers yang peduli dengan kebersihan Andong untuk dapat berinteraksi dengan mudah satu sama lain. Berbagi informasi kegiatan, informasi kebutuhan untuk kegiatan tersebut, juga berbagi semangat gerakan yang dipelopori oleh pengguna Instagram.

Vityan dalam hal ini, sebagaimana yang dipaparkan oleh Castells telah melakukan proyek identitas dengan menggunakan tagar di Instagram sebagai motor penggerak dari gerakan Save Gunung Andong ini. Vityan tidak hanya membangun identitas virtualnya sebagai pendaki, tapi juga mengklasifikasikan pengguna Instagram lain yang peduli andong dan terlibat dalam gerakan ini, sampai pada tahap mentransformasikannya menjadi gerakan riil yang dilakukan secara fisik oleh para pendaki, dan pengguna Instagram tersebut.

5.5Refleksi Hasil Penelitian

Dalam bab tinjauan pustaka, peneliti mencantumkan penelitian-penelitian sebelumnya yang juga mengkaji pada area yang sama dengan kajian yang dilakukan oleh peneliti. Temuannya juga mendukung hasil penelitian yang didapat oleh peneliti setelah melakukan analisa.

Novy Wulandari dalam penelitiannya tentang penggunaan tagar oleh mahasiswa di kampusnya juga menunjukkan kecenderungan yang sama dengan yang didapati oleh peneliti dalam melakukan analisis ini. Wulandari mengungkapkan bahwa penggunaan tagar di Instagram ini menjadi tren yang lalu berubah menjadi kebutuhan dalam menjaga eksistensi penggunanya didunia maya. Hal tersebut juga diakui oleh para pengguna Instagram yang mengatakan bahwa mereka pakai tagar pada unggahan selain agar dapat ditemukan oleh pengguna lain, juga agar mendapat like dan follower.

Dalam penelitian yang lain yang juga disebutkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara presentasi diri dan penggunaan tagar17. Temuan yang serupa juga peneliti dapatkan dari hasil analisa bersama pengguna Instagram. Penggunaan tagar disesuaikan

17


(6)

dengan tema foto yang diunggah, dan foto yang diunggah tersebut adalah presentasi diri pengguna Instagram tersebut.

Dua penelitian berikutnya yang juga peneliti cantumkan pada bab tinjauan pustaka berbicara lebih banyak tentang proses pembangunan identitas pengguna secara virtual di media baru. Proses yang dilalui tidak banyak perbedaan, terutama pembangunan identitas yang terjadi secara virtual.

Sebagaimana tercermin dalam pembahasan, pembangunan identitas yang terjadi secara virtual yang dianalisa oleh peneliti dalam penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Castells, tentang identitas yang dipahami sebagai pemaknaan. Begitu pula proyek identitas yang dikemukan Castells, dalam penelitian ini mendukung konsep-konsep tersebut. Dimana identitas yang dibangun merupakan transformasi dari dunia virtual ke kehidupan sehari-hari pengguna Instagram, salah satunya terbukti dengan gerakan #temaninstagrampeduliandong.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Virtual dan Penggunaan Tagar pada Pengguna Media Sosial Instagram Salatiga T1 362011029 BAB I

1 2 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Virtual dan Penggunaan Tagar pada Pengguna Media Sosial Instagram Salatiga T1 362011029 BAB II

3 32 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Virtual dan Penggunaan Tagar pada Pengguna Media Sosial Instagram Salatiga T1 362011029 BAB IV

0 1 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Virtual dan Penggunaan Tagar pada Pengguna Media Sosial Instagram Salatiga T1 362011029 BAB VI

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Virtual dan Penggunaan Tagar pada Pengguna Media Sosial Instagram Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Virtual dan Penggunaan Tagar pada Pengguna Media Sosial Instagram Salatiga

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Penggunaan Mariyuana Bagi Mantan Pengguna di Kota Salatiga T1 132009701 BAB V

0 0 6

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Daya Tarik Klien Make Up Artist dengan Pengguna Melalui Promosi Media Instagram T1 BAB V

0 0 3

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Sosial sebagai Strategi Konvergensi pada Radio di Salatiga: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial pada Radio Suara Salatiga FM, Radio Zenith FM, dan Radio Elisa FM T1

0 0 11

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Penggunaan Media Kampanye Politik: Studi Kasus Pemilihan Pilkada Kota Salatiga 2017 T1 BAB V

0 1 12