bab ii sis hukum perad nas
(2)
Waktu : 6 x 45 Menit
(Keseluruhan KD)
Standar
Kompetens
i :
Menampilkan sikap positif ter-hadap sistem hu-kum dan pera-dilan nasionalKompetensi Dasar :
2.1. Mendeskripsikan pengertian sistem
hukum dan peradilan nasional. 2.2. Menganalisis peranan lembaga peradilan.
2.3. Menunjukkan sikap yang sesuai
ngan ketentuan hukum yang berlaku
2.4. Menganalisis upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia
2.5. Menampilkan peran serta dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia.
(3)
Waktu : 4 x 45 Menit
Waktu : 4 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Standar Kompetensi :
Menampilkan sikap positifMenampilkan sikap positif
terhadap sistem hukum dan
terhadap sistem hukum dan
peradilan nasional
peradilan nasional
Kompetensi Dasar :
Kompetensi Dasar :
2.1.
2.1. Mendeskripsikan Mendeskripsikan
tian sistem hukum tian sistem hukum dan
dan
(4)
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :
•
Menguraikan pengertian sistem,
hukum dan sistem hukum.
•
Mendeskripsikan tujuan hukum dan
sumber hukum.
•
Menganalisis penggolongan hukum
dan sanksi hukum
•
Menganalisis sistem peradilan
(5)
SISTEM HUKUM DAN
PERADILAN NASIONAL
(6)
Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang masing-masing tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi berfungsi membentuk kesatuan secara keseluruhan.
1.
1.
SISTEM HUKUM & PERADILAN
SISTEM HUKUM & PERADILAN
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
a.PENGERTIAN
SISTEM
Unsur-unsur dalam sistem
mencakup :
• Seperangkat komponen, elemen, bagian.
• Saling berkaitan dan tergantung.
• Kesatuan yang terintergrasi.
• Memiliki peranan dan tujuan tertentu.
• Interaksi antar sistem membentuk sistem lain yang lebih besar.
(7)
b. PENGERTIAN HUKUM
1.Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan
kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.
2.Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu
diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama & yang pelanggaran terhadapnya akan
menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya.
3.Drs. E. Utrecht, S.H., hukum adalah
himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karenya harus ditaati oleh masyarakat itu.
(8)
UNSUR-UNSUR DALAM PENGERTIAN
HUKUM :
•
Peraturan mengenai tingkah laku
manusia dalam pergaulan masyarakat ;
•
Peraturan itu diadakan oleh
badan-badan resmi yang berwenang;
•
Peraturan itu bersifat memaksa;dan
•
Adanya sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran peraturan tersebut.
Bertolak dari pengertian sistem & hukum
yang telah dikemukakan di atas, yang
dimaksudkan dengan sistem hukum
adalah satu kesatuan hukum yang berlaku
pada suatu negara tertentu yang dipatuhi
(9)
c. TUJUAN HUKUM N
o Tokoh/ Pakar Pendapat Yang Dikemukakan 1. Subekti,
S.H. Hukum itu mengabdi pada tujuan negara, yang mendatangkan atau ingin mencapai kemakmu-ran dan kebahagiaan pada rakyatnya.
2. Van Apeeldoo
rn
Mengatur pergaulan oleh hukum dengan melin-dungi kepentingan-kepentingan hukum manusia tertentu, (kehormatan, kemerdekaan jiwa, harta benda) dari pihak yang merugikan.
3. Y. Van
Kant Tujuan menjaga agar kepentingan tiap-hukum adalah untuk tiap manusia tidak diganggu.
4. Geny Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsur keadilan, ada kepenti-ngan daya guna dan kemanfaatan.
Hukum mempunyai sifat mengatur dan
memaksa. Tujuan dibuatnya hukum menurut sebagian pakar adalah sbb :
(10)
Sumber hukum adalah segala yang
menimbulkan aturan yang mempu-nyai
kekuatan memaksa, yakni
aturan-aturan yang pelanggarannya dikenai
sanki yang tegas dan nyata. Sumber
hukum dibedakan antara sumber
hukum “material” dan sumber hukum
“formal” .
d. SUMBER HUKUM
MACAM-MACAM SUMBER
HUKUM :
1.Undang-undang,
2.Traktat,
3.Kebiasaan (hk tidak
tertulis),
4.Doktrin, dan
5.Yurisprudensi,
(11)
Tata Urutan Peraturan
Perundang-Undangan, merupakan pedoman pembuatan
aturan hukum di bawahnya. Tata urutan
peraturan perundang-undangan Indonesia
adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR-RI
3. Undang-undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang (Perpu)
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden ; dan
7. Peraturan Daerah.
TATA URUTAN PERATURAN
TATA URUTAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
PERUNDANG-UNDANGAN
(TAP MPR No. III/MPR/2003)
(TAP MPR No. III/MPR/2003)
(12)
1. Tuliskan pengertian hukum berdasarkan pendapat para ahli yang anda ketahui dan berikan intisari pendapatnya ! Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem
Hukum, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan sbb :
2. Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa, oleh sebab itu perlu dibuat tujuan hukum. Berikan pendapat dari tokoh ybs. !Prof. Subekti, S.H. Prov. Y. Van Kant
No Tokoh Hukum Intisari Pendapat
1 ……… ………
2 ……… ………
3 ……… ………
3. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa setiap warga negara di dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara harus berpedoman pada
hukum/aturan ! ... ...
(13)
e.
PENGGOLONGAN
HUKUM
Hukum Wuju d Tertilis Tidak Tertulis Ruan g Wakt u Priba di Lokal Nasional Internasio nal Ius ContitutumIus Contituendu m Hukum Antar Waktu Satu GolonganSemua Golongan Antar Gol.I s i
Publik Privat/Pe rdata Hk. Tata Negara Hk. Adm. Negara Hk. Pidana
Hk. Acara Hk.
Perorang n Hk. Keluarga Hk. Kekayaan Hk. Waris Tuga s dan Fung si Material
Formal Pidana Formal
(14)
f.
SANKSI HUKUM
Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10
KUHP) :
1.Hukuman Pokok, yang terdiri dari : a. Hukuman Mati
b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari : 1) Hukuman seumur hidup
2) Hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan
sekurang-kurangnya 1 tahun)
c. Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan
kurangnya 1 hari).
2.Hukuman Tambahan, yang terdiri dari : a. Pencabutan hak-hak tertentu.
b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.
(15)
g.
PERBEDAAN HUKUM PIDANA DAN
PERDATA
(16)
1.Jelaskan, apa yang mendasari pemikiran penulis dengan judul “Hukuman Mati Bukan Solusi Tapi Problem” !
2.Menurut pendapat anda, sudah benarkah negara Indonesia menerapkan hukuman mati bagi
mereka yang bersalah (seperti terhadap kasus Tibo Cs. di Poso). Berikan alasan !
3.Tuliskan bagaimana proses peninjauan kembali (PK) oleh Mahkamah Agung dan pemberian grasi oleh Presiden !
4.Berikan tanggapan, bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh Pengadilan di Indonesia dengan telah diratifikasinya penghor-matan terhadap
hak asasi manusia terhadap kasus Tibo Cs. yang dihukum mati !.
(17)
h.
h.
PERADILAN NASIONAL
PERADILAN NASIONAL
Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan ; Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.Mahkama h Agung Pengadilan Tinggi Umum/Sipil Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi Militer Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Pengadilan Negeri Umum/Sipil Pengadilan Negeri Pengadilan Militer Pengadilan Tata Usaha Negara
(18)
Waktu : 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Menampilkan sikap positif
terhadap sistem hukum dan
peradilan nasional
Kompetensi Dasar :
2.2. Menganalisis peranan lembaga-lembaga
Peradilan
2.3. Menunjukkan sikap yg sesuai dengan keten-
(19)
(Indikator)
Hasil Yang
Diharapkan :
Menguraikan fungsi pengadilan negeri,
tinggi dan MA.
Mendeskripsikan tugas dan kewenangan
pengadilan negeri, tinggi dan MA.
Menganalisis wewenang dan kewajiban
Mahkamah Konstitusi.
Mendeskripsikan dengan memberi contoh
bentuk sikap terbuka, objektif atau rasional, dan mengutamakan kepentingan umum
(20)
Pengadilan Negeri
Pengadilan Tinggi
Mahkamah Agung
Mahkamah Konstitusi
Peranan Lembaga-Lembaga Peradilan
Fungsi Tugas Wewena
ng Fungsi Tugas Wewena
ng Fungsi/Tugas
Wewenang
Kewajiba n
Wewena ng
(21)
a.
a.
PENGADILAN NEGERI (TINGKAT
PENGADILAN NEGERI (TINGKAT
PERTAMA)
PERTAMA)
Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penaha-nan yg diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kpd Ketua Pengadilan
dengan menyebutkan alasan-alasannya.
Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara pidana dan perdata di tingkat pertama. Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs
Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu :
didahulukan, yaitu :
Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika,
Pencucian uang, atau yang ditentukan oleh Pencucian uang, atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang terdakwanya berada UU dan perkara yang terdakwanya berada
di dalam Rumah Tahanan Negara. di dalam Rumah Tahanan Negara.
2.
2.
PERANAN LEMBAGA-LEMBAGA
PERANAN LEMBAGA-LEMBAGA
PERADILAN
(22)
Tugas dan kewenangannya, mencakup :
• Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan.
• Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan pada
tingkat penyidikan atau penuntutan.
• Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada instansi
Pemerintah di daerahnya, apabila diminta.
• Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di daerah hukumnya.
• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan menjaga agar peradilan
diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.
• Memberikan teguran dan peringatan yg dipandang perlu dng tidak mengurangi
kebebasan Hakim dlm memeriksa & memutus perkara.
• Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah hukumnya, dan melaporkan hasil
pengawasannya kepada Ketua Pengadilan Tinggi, Ketua Mahkamah Agung, dan Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi jabatan notaris.
(23)
b.PENGADILAN TINGGI (TINGKAT
KEDUA)
Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukotaProvinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan Tingkat Banding).
Fungsi Pengadilan Tinggi adalah.
• Menjadi pemimpin bagi pengadilan-pengadilan Negeri di dalam daerah hukumnya.
• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan sewajarnya.
• Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim pengadilan negeri di daerah
hukumnya.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan,
Pengadilan Tinggi dpt memberi peringatan, teguran, & petunjuk yg dipandang perlu
kepada Pengadilan Negeri dalam daerah hukumnya.
(24)
Wewenang Pengadilan Tinggi
adalah :
•
Mengadili perkara yang diputus oleh
pengadilan negeri dalam daerah
hukumnya yang dimintakan banding.
•
Berwenang untuk memerintahkan
pengiriman berkas-berkas perkara
dan surat-surat untuk diteliti dan
memberi penilaian tentang kecakapan
dan kerajinan para hakim.
(25)
3. Mahkamah Agung (Tingkat
3. Mahkamah Agung (Tingkat
Kasasi)
Kasasi)
Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan-tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan menjaga/menjamin agar hukum
dilaksanakan dengan sepatutnya.
Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung
:• Melakukan pengawasan tertinggi thd
penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan
kehakiman.
• Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingku-ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya.
• Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim di semua lingkungan peradilan.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan
Mahkamah Agung memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri, maupun dengan surat edaran.
(26)
Wewenang Mahkamah Agung :
• Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan),
• Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan mengadili,
• Memeriksa dan memutus permohonan
peninjauan kembali putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
• Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang,
• Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan,
• Memberi teguran, atau peringatan yang
dipandang perlu kepada Pengadilan di semua
Lingkungan Peradilan, dengan tidak mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan
memutus perkara.
• Memeriksa dan memutus permohonan
peninjauan kembali pada tingkat pertama dan terakhir atas putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
(27)
Permohonan kasasi
,
dapat
dilakukan dalam
perkara :
• Perdata
• Pidana
Dalam hal kasasi
,
yg menjadi wewenang
MA,dikarenakan :
• Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang,
• Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang berlaku,
• Lalai memenuhi syarat-syarat yang
diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu
dengan batalnya putusan yang bersangkutan. Asas-asas
penuntutan bagi seseorang yang
dianggap bersalah,
•
Asas
Opportunitas
(28)
Mahkamah Konstitusi sesuai UU No.
24/2003, memiliki
wewenang dan kewajiban :
•
Wewenang
,
mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji UU
terhadap UUD, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD
1945, memutus pembubaran partai
politik, dan memutus perselisihan
Pemilihan Umum.
•
Kewajiban
,
yaitu memberi putusan atas
pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut UUD 1945.
d.
MAHKAMAH
(29)
– Sikap Terbuka
Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan hukum.
– Sikap Obyektif/Rasional
Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya.
– Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum
Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil pemerintah untuk kepentingan sarana jalan atau jembatan.
e.
e.
SIKAP SESUAI KETENTUAN
SIKAP SESUAI KETENTUAN
HUKUM
(30)
Penugasan Praktik
Penugasan Praktik
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
2
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Peradilan
Nasional, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan
Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC)
atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Langkah-langkah :
1. Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 3 – 4 orang.
2. Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik pem-belajaran.
3. Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan & menemukan ide pokok serta memberi tanggapan terhadap wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.
4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
5. Buatlah kesimpulan bersama. 6. Penutup.
(31)
Waktu : 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi
:
Menampilkan sikap
positif terhadap sistem
hukum dan peradilan
nasional
Kompetensi Dasar :
2.4. Menganalisis upaya
pemberantasan
korupsi di Indonesia
2.5. Menampilkan peran serta
dalam
upaya pemberantasan korupsi
di
(32)
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :
• Menguraikan pengertian korupsi dan persepsi
masyarakat tentang korupsi.
• Menganalisis fenomena korupsi di Indonesia. • Mendeskripsikan upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia.
• Menampilkan sikap peran serta masyarakat
(33)
Pengertian Korupsi
Gambaran Umum Korupsi
Persepsi Masyarakat
Peran Serta Upaya
Pemberantasan
Korupsi DI
Indone
sia PencegahanUpaya
Fenomena Korupsi
Upaya Penindakan
Upaya Edukasi Masyarakat Upaya Edukasi LSM
(34)
a.Pengertian
Korupsi
Kata “KORUPSI” mrpk penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau
perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau
“ketidak jujuran”.
KOLUSI
, adalahpermufakatan atau kerja sama secara
melawan hukum antar penyelenggaraan
negara atau antara
penyelenggara negara dan lain yang
merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara.
NEPOTISME
, adalah setiap perbuatan penyelenggara negara secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarga dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat bangsa dan negara.3. UPAYA PEMBERANTASAN
KORUPSI
(35)
Pengertian Gratifikasi Menurut
Penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun
2001
• Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
• Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
• Pengecualian, yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) :
– Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima
melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
(36)
b.GAMBARAN UMUM
KORUPSI
Tuntutan masyarakat untuk megakkan
supremasi hukum dan pembe-rantasan KKN, dituangkan dalam TAP MPR No.IV/MPR/1999 dan UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Bebera pa contoh kasus :
Beberapa perusahaan dan pejabat
Indonesia yang menerima suap dari perusahaan Jepang sehingga mampu memenangkan proyek
milyaran yen (Media Indonesia, 15/10/1999),
Berdasarkan audit Price
Waterhouse Cooper (PWC),
terdapat in-efisiensi di Pertamina sejak 1 April 1996 s.d. 31 Maret 1998 sebesar US $ 6,1 milyar
(37)
(38)
(39)
(40)
Ran
k Negara IPK Rank Negara IPK 1 Finlandia 9,7 47 Korea Selatan 4,5 2 New Zealand 9,6 50 Suriname 4,3 3 Denmark 9,5 66 Thailand 3,6 4 Islandia 9,5 70 Srilanka 3,5 5 Singapura 9,3 71 China 3,4 6 Swedia 9,2 72 Saudi Arabia 3,4
7 Swiss 9,1 92 India 2,8
8 Norwegia 8,9 103 Papua N.
Guinea 2,6 9 Australia 8,8 104 Philipina 2,6 16 Hongkong 8,0 106 Vietnam 2,6 24 Jepang 6,9 132 Pakistan 2,1 30 Uni Emirat
Arab
6,1 137 Indonesia 2,0
35 Taiwan 5,6 143 Myanmar 1,7 39 Malaysia 5,0 145 Bangladesh 1,5
INDEKS PERSEPSI KORUPSI (IPK) 2004 TRANSPARENCY INTERNATIONAL
(41)
Ijin-ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, ijin
ekspor, angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll.).
Pajak (restitusi pajak, penghitungan pajak,
dispensasi pajak).
Pengadaan barang dan jasa pemerintah
(prosedur tender, penunjukan langsung, mark up dll.).
Proses pengeluaran dan pemasukan barang
di pelabuhan (bea cukai).
Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi,
tenaga kerja.
Proses pembayaran termin proyek dari
KPPN.
PRAKTEK-PRAKTEK KORUPSI DALAM
URUSAN BISNIS
(42)
Tidak kurang dari 2,7 triliun rupiah uang negara yang
dikorupsi pada tahun 2004
(Lap. Cawu II ICW).
AKTOR PELAKU KORUPSI
Korupsi pada Januari - Agustus 2004
(43)
1.Kelompok mahasiswa sering
menanggapi masalah korupsi dengan
protes-protes terbuka. Mereka
sangat sensitif terhadap perbuatan
korup dan yang merugikan negara
dan masyarakat luas.
2.Pada umumnya, mereka masih
memiliki idealisme tinggi dan berfikir
jauh kedepan.
3.Kritik-kritik mahasiswa, pada
umumnya karena faktor ketidak
puasan dan kegelisahan psikologis
(psychological insecurity).
Tema-tema demonstrasi sering
mengangkat permasalahan
“penguasa yang korup” dan “derita
rakyat”.
c. PERSEPSI MASYARAKAT
TENTANG KORUPSI
(44)
d.FENOMENA KORUPSI DI
INDONESIA
Pada kehidupan masyarakat yang
mengalami proses perubahan, selalu
muncul kelompok kelompok sosial baru
yang ingin berpartisipasi dalam bidang
politik, namun sesungguhnya banyak
diantara mereka yang tidak mampu.
Di lembaga-lembaga politik,
mereka (
politikus instan
)
sering hanya ingin
memuaskan ambisi
pribadinya dengan dalih
“kepentingan rakyat”. Tapi
tidak jarang diantara
mereka sering terjebak
pada ambisi pribadi dan
kepentingan kelompok
(45)
Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal
berikut :
• Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum,
sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan. Lembaga-lembaga politik
cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum pemimpinnya.
• Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai “obyek politik” dalam bentuk keuntungan materiil,
sehingga terjadi “kehampaan motivasi perjuangan”.
• Terjadilah erosi loyalitas kepada bangsa dan negara, karena lebih menonjolkan
dorongan pemupukan harta kekayaan dan kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang korup.
(46)
PENYEBAB UTAMA KORUPSI DI INDONESIA
•
Lemahnya komitmen dan konsistensi
penegakan hukum;
•
Rendahnya integritas dan
profesio-nalisme ;
•
Adanya peluang di lingkungan kerja,
karena jabatan dan lingkungan
masyarakat;
•
Merasa selalu kurang dalam
memperoleh penghasilan (gaji PNS);
•
Sikap yang tamak, lemah iman,
(47)
(48)
e.UPAYA PEMBERANTASAN
KORUPSI
1) Upaya Pencegahan,
antara lain :
Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau
untuk memberikan keteladanan, dengan
mematuhi pola hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggungjawab sosial yang tinggi.
Menanamkan aspirasi, semangat dan spirit
nasional yang positif dengan mengutamakan kepentingan nasional, kejujuran serta
pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non formal dan
pendidikan agama.
Melakukan sistem penerimaan pegawai
berdasarkan prinsip achievement atau keterampilan teknis dan tidak lagi
berdasarkan norma ascription yang dapat membuka peluang berkembangnya
(49)
RENCANA AKSI NASIONAL
(RAN)
PEMBERANTASAN KORUPSI
• Pencanangan sebuah Rencana Aksi Nasional yang
efektif, terpadu, dan menyeluruh (national integrity system) dalam mencegah dan memberantas
korupsi dengan melibatkan seluruh komponen bangsa (masyarakat madani, swasta, eksekutif, legislatif, yudikatif, media dan pemuka agama)
• RAN diharapkan dapat mengidentifikasi gap antara
Konvensi PBB menentang Korupsi dan situasi dalam negeri saat ini.
• Dalam pencanangan RAN pada tanggal 9 Desember
2004, Presiden mengeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
(50)
2) Upaya Penindakan, antara
lain :
UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi pasal 43 yang mengatakan perlu
dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi melalui Undang-Undang sehingga
(51)
a.Tahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang Kasasi
– Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan
Negara Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H. (Kabag. Keu Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan Sekditjen Hubla, masing-masing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara;
– Tahap Penuntutan
– KPU (MWK)
b.Tahap Penyidikan
– Kasus PLCC Pertamina
– Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan)
– Penjualan aset negara (indosat)
c. Dilimpahkan ke Kepolisian dan Kejaksaan d.Dihentikan Penyelidikannya
e.Pending
f. Tahap Penyelidikan – Pengumpulan alat bukti
Strategi Penindakan Kasus Ditangani
Sendiri Oleh KPK & Yang &
(52)
Beberapa contoh penanganan kasus &
penindakan
yg sudah dilakukan oleh pemerintah
melalui KPK :
• Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik
Pemda NAD (2004).
• Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, SLTP, yang dibiayai oleh Bank
Dunia (2004),
• Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keuangan Dirjen
Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan negara Rp10
milyar lebih. (2004),
• Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement
deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui Bank BNI (2004).
(53)
• Kasus Pembelian Helikopter MI-2 merk PLC (Rusia) dgn terdakwa A.P. (Gub. NAD).
• Putusan
PN = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 3,683 M PT = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt &
membayar uang pengganti Rp 3,683M
MA = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 6,4 M
CONTOH KASUS KORUPSI
CONTOH KASUS KORUPSI
YANG TELAH DIPUTUSKAN
YANG TELAH DIPUTUSKAN
PENGADILAN
(54)
3) Upaya Edukasi Masyarakat,
antara lain :
1.Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial, terkait
dengan kepentingan-kepentingan publik, 2.Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh,
karena hal ini justru akan merugikan masyarakat itu sendiri,
3.Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa, kecamatan dan seterusnya sampai tingkat pusat/nasional,
4.Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyeleng-garaan pemerintahan negara dan aspek-aspek hukumnya,
5.Mampu memposisikan diri sebagai subyek
pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan
(55)
4) UPAYA EDUKASI MASYARAKAT,
antara lain :
INDONESIA CORRUPTION WATCH atau
disingkat ICW adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia. ICW memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan
rakyat untuk terlibat/berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi.
TRANSPARENCY INTERNATIONAL (TI),
adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik. Publikasi tahunan terkenal yang diluncurkan TI adalah Laporan Korupsi Global. Survei Tahun 2005, IPK Indonesia adalah 2,2, sejajar dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak dan Uzbekistan, Menurut hasil survei ini, Islandia adalah
(56)
• Makin meningkatnya beban masyarakat akibat badan usaha milik Negara kurang efisien dalam mengelola
kebutuhan publik seperti telekomunikasi, bahan bakar minyak, listrik dan lain sebagainya.
• Rendahnya kualitas pelayanan publik;
• Rendahnya kualitas sarana dan prasarana yang
(57)
SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di tinjau dari Proses Hukumnya !
2. Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa keputusan Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi Hakim dalam memutuskan suatu perkara.
Jelaskan Jawaban Anda !
3. Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah
Agung dan Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan seseorang melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung !
4. Identifikasikan faktor-faktor apasajakah yang
menyebabkan gejala korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara !
5. Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak korupsi di Indonesia !
(58)
INQUI
INQUI
RI
RI
Bagilah kelas anda ke dalam 8 kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri dari 4 atau 5 orang, kemudian kerjakan tugas-tugas sebagai
berikut !
1. Susunlah daftar pertanyaan terbuka (10 pertanyaan) dengan topik bahasan sekitar perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan
ketentuan hukum !
2. Tentukan sendiri lokasi atau tempat yang akan
dijadikan obyek observasi dan wawancara (misalnya : sekitar pasar, sekolah, terminal atau masyarakat
sekitar anada) !
3. Setelah wawancara, identifikasikanlah perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan hukum !
4. Buatlah kesimpulan dari hasil analisis kelompok anda, dan berikan tanggapan dengan berpedoman pada dua hal berikut :
a. Cara meningkatkan kesadaran bagi masyarakat yang sudah melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan hukum !
b. Cara membina/menertibkannya bagi masyarakat yang masih melaksanakan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum !
(1)
• Kasus Pembelian Helikopter MI-2 merk PLC
(Rusia) dgn terdakwa A.P. (Gub. NAD).
• Putusan
PN = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 3,683 M PT = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt &
membayar uang pengganti Rp 3,683M
MA = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 6,4 M
CONTOH KASUS KORUPSI
CONTOH KASUS KORUPSI
YANG TELAH DIPUTUSKAN
YANG TELAH DIPUTUSKAN
PENGADILAN
(2)
3) Upaya Edukasi Masyarakat,
antara lain :
1.Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial, terkait
dengan kepentingan-kepentingan publik, 2.Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh,
karena hal ini justru akan merugikan masyarakat itu sendiri,
3.Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa, kecamatan dan seterusnya sampai tingkat pusat/nasional,
4.Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyeleng-garaan pemerintahan negara dan aspek-aspek hukumnya,
5.Mampu memposisikan diri sebagai subyek
pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan
(3)
4) UPAYA EDUKASI MASYARAKAT,
antara lain :
INDONESIA CORRUPTION WATCH atau
disingkat ICW adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia. ICW memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan
rakyat untuk terlibat/berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi.
TRANSPARENCY INTERNATIONAL (TI), adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik. Publikasi tahunan terkenal yang diluncurkan TI adalah Laporan Korupsi Global. Survei Tahun 2005, IPK Indonesia adalah 2,2, sejajar dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak dan Uzbekistan, Menurut hasil survei ini, Islandia adalah
(4)
• Makin meningkatnya beban
masyarakat akibat badan usaha milik Negara kurang efisien dalam mengelola
kebutuhan publik seperti telekomunikasi, bahan bakar minyak, listrik dan lain sebagainya.
• Rendahnya kualitas
pelayanan publik;
• Rendahnya kualitas sarana
dan prasarana yang dibangun pemerintah,
(5)
SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di tinjau dari Proses Hukumnya !
2. Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa keputusan Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi Hakim dalam memutuskan suatu perkara.
Jelaskan Jawaban Anda !
3. Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah
Agung dan Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan seseorang melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung !
4. Identifikasikan faktor-faktor apasajakah yang
menyebabkan gejala korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara !
5. Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak korupsi di Indonesia !
(6)
INQUI
INQUI
RI
RI
Bagilah kelas anda ke dalam 8 kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri dari 4 atau 5 orang, kemudian kerjakan tugas-tugas sebagai
berikut !
1. Susunlah daftar pertanyaan terbuka (10 pertanyaan) dengan topik bahasan sekitar perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan
ketentuan hukum !
2. Tentukan sendiri lokasi atau tempat yang akan
dijadikan obyek observasi dan wawancara (misalnya : sekitar pasar, sekolah, terminal atau masyarakat
sekitar anada) !
3. Setelah wawancara, identifikasikanlah perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan hukum !
4. Buatlah kesimpulan dari hasil analisis kelompok anda, dan berikan tanggapan dengan berpedoman pada dua hal berikut :
a. Cara meningkatkan kesadaran bagi masyarakat yang sudah melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan hukum !
b. Cara membina/menertibkannya bagi masyarakat yang masih melaksanakan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum !