PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES MENULIS (WRITING PROCESS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR.

(1)

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES MENULIS

(WRITING PROCESS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh RiaAgusRiyanti

1100447

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

111/S/PGSD-REG/9A/JULI/2015

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES MENULIS

(WRITTING PROCESS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR

Oleh Ria Agus Riyanti

© Ria Agus Riyanti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak cipta dilindungi undang – undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES MENULIS

(WRITTING PROCESS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh RiaAgusRiyanti

1100447

DisetujuidanDisahkanOlehPembimbing Pembimbing,

Dr. BabangRobandi, M.Pd NIP. 19610814 198603 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD

Dr. Dharma Kesuma, M.Pd NIP. 19550927 198503 1 001


(4)

ABSTRAK

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES MENULIS

(WRITTING PROCESS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR Oleh

Ria Agus Riyanti 1100447

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya proses dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia tentang keterampilan menulis karangan narasi. Hal tersebut dapat dilihat bahwa lebih dari 50% hasil nilai peserta didik belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan hasil belajar menulis karangan narasi siswa SD kelas tinggi yang menerapkan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis dan Mc Taggart. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan, terlihat dari peserta didik mulai aktif bekerjasama dalam kelompok dan perolehan nilai peserta didik juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya pada materi menulis karangan narasi. Pada siklus I, nilai rata – rata peserta didik mencapai 70,19 dengan presentase ketuntasan belajar 52%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata – rata peserta didik mencapai 86,4 dengan presentase ketuntasan belajar 95% dan sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar yang peneliti inginkan yaitu 85%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi siswa SD dapat meningkat melalui penerapan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process). Adapun peneliti memberikan saran antara lain: 1) bagi guru, dapat mencoba menggunakan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process) dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. 2)bagi kepala sekolah, diharapkan dapat memotivasi guru untuk menguasai berbagai model pembelajaran sehingga pembelajaran tidak monoton. 3)bagi peneliti lain, diharapkan mampu melakukan penelitian melalui penerapan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process)dengan baik.

Kata kunci : langkah-langkah dalam proses menulis (writting process), Keterampilan menulis, karangan narasi.


(5)

ABSTRACT

APPLICATION PROCESS STEPS IN WRITING (WRITING PROCESS) TO IMPROVE SKILLS WRITING NARRATION

ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS Oleh

Ria Agus Riyanti 1100447

This research is motivated by the low process and the learning outcomes of students in subjects Indonesian about narrative essay writing skills. It can be seen that more than 50% of the value of learners KKM has not reached the predetermined value, namely 70. This study aims to determine the process and learning outcomes narrative essay writing high-grade primary school students to implement measures in the process of writing (writting process ). The method used in this research is a classroom action research (PTK) which adapts the model Kemmis and Mc Taggart. The results showed an increase, as seen from the students began to actively cooperate in a group and the acquisition value of students also increased at each cycle on narrative essay writing material. In the first cycle, value - average learners achieve mastery learning 70.19 with the percentage of 52%. While in the second cycle, value - average learners achieve 86.4 with 95% percentage of mastery learning and mastery learning has already reached the criteria that researchers want ie 85%. Based on the research that has been done, it can be concluded that the ability to write a narrative essay elementary students can be increased through the implementation of the steps in the writing process (writting process). The researchers gave suggestions include: 1) for teachers, can try using the steps in the writing process (writting process) in conducting teaching and learning activities. 2) for principals, is expected to motivate teachers to master a variety of learning models so that learning is not monotonous. 3) for other researchers, are expected to do research through the implementation of the steps in the writing process (writting process) well.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian...

BAB II PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES MENULIS (WRITTING PROCESS) UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

SEKOLAH DASAR ...

A. Langkah-langkah Dalam Proses Menulis (writting Process)... B. Definisi Proses Menulis (writting Process) ... C. Pola Pelaksanaan Langkah-langkah dalam proses menulis (Writting

Process) ... D. Keterampilan Menulis... E. Narasi ... E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... F. Kerangka Berpikir... G. Definisi Oprasional...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

A. Metode Penelitian...

i ii iii iv vii viii ix x 1 1 4 4 5 7 7 7 8 13 17 21 25 28 30 30


(7)

B. Desain Penelitian... C. Lokasi Penelitian... D. Subjek Penelitian... E. Waktu Penelitian... F. Instrumen Penelitian... G. Prosedur Penelitian... H. Rencana Uji Keabsahan Data...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A. Deskripsi Data Awal Penelitian... B. Deskripsi Data Perkembangan Dan Hasil Proses Pembelajaran ... 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I...

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus I... b. Pelaksanaan Siklus I... c. Observasi siklus I... d. Refleksi Siklus I ... 2. Deskripsi Data Hasil Perkembangan Pembelajaran Siklus I... 3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II...

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus II... b. Pelaksanaan Siklus II... c. Observasi Siklus II ... 4. Deskripsi Data Hasil Perkembangan Siklus II... d. Refleksi Siklus II... 5. Pembahasan Hasil Penelitian... C. Keterbatasan Penelitian ...

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI...

A. Simpulan... B. Rekomendasi...

DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN - LAMPIRAN...

31 33 33 34 34 35 39 44 44 48 48 49 53 56 60 63 70 70 71 73 76 82 83 86 87 87 88 89 90


(8)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulisan. Menulis adalah suatu proses berpikir dan menuangkan hasil pemikiran dalam bentuk wacana sebagaimana dikatakan Semi (2007, hlm. 40), ”Menulis merupakan suatu proses kreatif, menulis mesti dilakukan dengan sistem kerja yang terprogram di dalam pikiran penulis sebagi seorang yang hendak membangun sebuah rumah, sebelum dimulai sudah ada gambaran umum tentang sosok atau bentuk rumah yang akan dibangun”. Tarigan (1986, hlm. 4) mengemukakan bahwa “Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur”. Semakin sering kegiatan menulis siswa maka semakin terdorong siswa untuk lebih kreatif dalam berpikir.

Kemauan dan kemampuan seorang siswa dalam menulis akan muncul karena seringnya latihan menulis yang diberikan oleh guru. Siswa yang kurang memiliki minat dalam menulis pun akan dapat menulis dengan adanya kesempatan yang cukup untuk berlatih menuangkan pikiran atau gagasan. Melalui latihan yang terarah, siswa akan terampil menggunakan bahasa dengan baik dan benar.

Pembelajaran menulis di kelas tinggi diarahkan pada kegiatan menulis lanjutan. Dalam kegiatan menulis lanjutan siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan menulisnya dalam bentuk yang lebih beragam. Materi pembelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP (2006) memuat beberapa standar kompetensi yang berisi pengembangan kemampuan menulis siswa baik dalam segi kebahasaan maupun nonkebahasaan. Dalam berbagai kegiatan menulis, siswa diharapkan nantinya dapat


(10)

2

menulis dengan memperhatikan unsur-unsur kebahasaan dalam kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar, seperti penggunaan ejaan, huruf, dan tanda baca. Hal itu termuat dalam Kompetensi Dasar pelajaran bahasa Indonesia kelas IV semester II yakni “Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan, penulisan tanda baca dan huruf besar” (Sekolah Dasar, 2011)

Dalam realitasnya kemampuan menulis atau mengarang pada siswa belum terlaksana secara optimal. Kemampuan siswa dalam menulis karangan rata-rata masih tergolong rendah. Dalam penelitian yang dilaksanakan, peneliti memfokuskan pada pembelajaran bahasa Indonesia menulis karangan narasi. Berdasarkan dari hasil pretest yang dilakukan di kelas IV SDN X, disimpulkan bahwa pembelajaran menulis karangan narasi belumlah memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya nilai siswa yang berada dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 70. Dari 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan, hasil belajar siswa yang tuntas hanya sekitar 7 siswa, sedangkan keberhasilan belajar siswa harus mencapai 75% yang harus dicapai untuk rata-rata kelas.

Siswa belum mampu dalam menyusun kalimat dengan baik, pengembangan topik masih sangat sederhana dan masih banyaknya kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca. Keraf (2010, hlm. 136) mengemukakan bahwa “Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas–jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi berusaha menjawab pertanyaan, Apa yang telah terjadi?”. Untuk memudahkan peserta didik dalam menulis karangan narasi, sebaiknya tema yang diambil berdasarkan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari. Dengan demikian, peserta didik akan mudah untuk mengungkapkan kejadian-kejadian yang dialaminya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari teori di atas, yaitu bahwa menulis narasi adalah suatu bentuk karangan atau wacana yang mengisahkan atau menceritakan suatu peristiwa atau kejadian suatu hal atau kejadian secara nyata maupun imajinasi pada satu rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu. Karangan narasi akan lebih baik


(11)

jika di dalamnya terdapat suatu dialog atau konflik yang memperkuat atau membuat cerita tersebut menjadi lebih menarik.

Rendahnya kemampuan menulis karangan narasi disebabkan oleh pembelajaran yang hanya terpaku pada buku ajar atau buku paket yang dimiliki oleh siswa. Dengan demikian pemahaman siswa masih kurang luas mengenai materi yang dipelajarinya serta penilaian yang di berikan oleh guru kelas masih kurang dalam mengevaluasi hasil belajar atau tulisan siswa.

Telah banyak penelitian yang menggunakan Langkah-langkah Dalam Proses Menulis (Writting Process). Salah satunya terdapat penelitian tentang Langkah-langkah Dalam Menulis (Writting Process) yang dilaporkan telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. Dalam penelitian ini menggunakan Langkah-langkah Dalam Proses Menulis (Writting Process) yang lebih menekankan pada proses pembelajaran siswa untuk mencapai hasil yang optimal.

Untuk mengoptimalkan pembelajaran menulis di SD X, perlu dilakukan penelitian tindakan dengan menerapkan Langkah-langkah Dalam Proses Menulis (Writting Process) yang meliputi lima tahap, pramenulis, menulis draf, merevisi, menyunting, dan mempublikasikan. Langkah-langkah Dalam Proses Menulis (Writting Process) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu guru menciptakan pembelajaran dalam bentuk aktivitas menulis yang rasional.

Pengertian tersebut sejalan dengan yang diutarakan oleh Chonny (dalam Heriawan, dkk, 2012, hlm. 45) “Langkah-langkah Dalam Proses Menulis (Writting Process) merupakan pengembangan sistem belajar yang mengefektifkan siswa (CBSA) dengan cara mengembangkan keterampilan proses perolehan pengetahuan sehingga peserta didik akan menemukan, mengembangkan sendiri fakta dan konsep, serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus”.

Penggunaan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process) melatih peserta didik untuk lebih terampil dalam menulis karangan narasi, berani mengeluarkan ide dan pendapat, lebih aktif dalam pembelajaran dan memiliki rasa


(12)

4

percaya diri. Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka penulis memilih judul penelitian “Penerapan Langkah-langkah Dalam Proses Menulis (Writting

Process) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Di

Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah mengetahui “Bagaimana bentuk penerapan langkah -langkah dalam proses menulis (writtng process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa?”

Untuk menjawab pertanyaan itu, dibuat beberapa pertanyaan penelitian yang mengarahkan pada jawaban terhadap permasalahan utama penelitian tersebut.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan langkah-langkah dalam proses menulis (writtng process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD ?

2. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan langkah-langkah dalam proses menulis (writtng process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD ?

3. Bagaimana peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa SD kelas IV pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang menerapkan langkah-langkah dalam proses menulis (writtng process) pada proses pembelajaranya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian. Setelah menguraikan rumusan masalah penelitian maka diperoleh tujuan penelitian, secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk penerapan langkah-langkah dalam proses menulis (writtng process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(13)

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan langkah-langkah dalam proses menulis (writtng process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD.

2. Mendeskripsikan proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan langkah-langkah dalam proses menulis (writtng process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD.

3. Mengetahui perkembangan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang menerapkan langkah-langkah dalam proses menulis (writtng process) pada proses pembelajarannya.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfat dalam dua kerangka berikut.

1. Manfaat Teoretik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai metode alternatif dalam pelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan materi menulis karangan narasi dan menambah wawasan baru pengembangan teori menulis narasi dengan penerapan langkah-langkah dalam proses menulis (writtng process).

2. Manfaat Praksis.

Hasil penelitian ini dasarnya memiliki dua produk, yaitu: (1) langkah-langkah dalam proses menulis (writting Process) yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa; dan (2) data deskriptif tentang keterampilan menulis karangan narasi siswa pada sekolah yang menjadi tempat penelitian. Diharapkan kedua hal ini dapat bermanfaat pada beberapa konteks kepentingan berikut.

a. Bagi Siswa

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.


(14)

6

2) Memberikan variasi belajar kepada siswa dalam memahami pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada materi menulis karangan narasi.

3) Meningkatnya keaktifan dan kekreativitasan siswa dalam proses dan hasil pembelajaran.

b. Bagi Guru

1) Meningkatnya pemahaman atau pengetahuan guru mengenai langkah-langkah dalam pembelajaran menulis yaitu penerapan langkah-langkah dalam proses menulis (writtng process) yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

2) Meningkatnya kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam pembelajaran khususnya materi menulis karangan narasi dengan menggunakan langkah-langkah dalam proses menulis (writtng process).

c. Bagi sekolah

Diharapkan bisa menjadi bahan masukan untuk meningkatkan penerapan dan pengembangan penelitian kelas bagi terciptanya pendidik yang bermutu dan professional.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu peneliti dalam mengatasi masalah menulis karangan narasi siswa dan sebagai alternative memilih pendekatan belajar yang lebih menarik dan menentukan strategi pembelajaran yang efektif dan kondusif. Menambah referensi dalam laporan penelitian tindakan kelas tentang Penerapan Langkah-Langkah Dalam Proses Menulis (Writtng Process) bagi penulis lainnya yang menggunakan Pendekatan pembelajaran.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Resear (CAR). Penelitian tindakan ini dilakukan dengan harapan dapat memperbaiki kualitas pendidikan secara langsung yang melibatkan masalah yang timbul dilapangan. Khususnya masalah yang terdapat di dalam kelas.

Menurut Suhardjono (2007, hlm. 58) penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Asrori (2011, hlm. 4) mengemukakan bahwa:

Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang dilakukan di kelas. Guru juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru juga dapat memberikan praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan efektif.

Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis, metode atau pendekatan yang diguakan adalah Langkah Dalam Proses Menulis (Writing Process). Langkah-Langkah Dalam Proses Menulis (Writing Process) di terapkan dalam penilitian bertujuan agar pembelajaran tidak hanya terfokuskan pada hasil pencapaian peserta didik, namun lebih menekankan pada proses pembelajaran itu sendiri, agar guru dapat mengukur dan melihat secara langsung perkembangan dan proses pembelajaran pada masing-masing peserta didik.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan , mengamati dan merefleksikan dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.


(16)

31

B.Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian adalah model spriral. Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, dkk. 2006, hlm. 16) menjelaskan

bahwa “model spiral terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi”. Langkah-langkah penelitian yang ditempuh yaitu.

1. Perencanaan (planning)

Rencana tindakan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang akan ditetapkan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan peralatan belajar materi pembelajaran, dan penilaian belajar. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang disebut RPP.

2. Pelaksanaan (acting)

Rencana yang disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu proses berdiskusi dengan konsep persiapan kemerdekaan Indonesia sebagai metode dalam pembelajarannya.

3. Observasi (Observing)

Observasi dilakukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh tindakan rencana maupun akibat sampingan. Observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu.

Fungsi diadakan observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan. Yang terpenting dari kegiatan pengamatan adalah dapat mengenali sejak dini apakah tindakan yang dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan proses pembelajaran sesuai yang diharapkan


(17)

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi secepatnya dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaiannya yang efektif pada kegiatan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi tahap berikutnya.

Langkah-langkah penelitian yang ditempuh apabila digambarkan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Alur penelitian tindakan kelas adaptasi model Kemmis dan Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16 )

Pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis sendiri sebagai peneliti sekaligus yang mempraktikkan tindakan dalam pembelajaran di kelas. Dalam tahap ini, peneliti berkalaborasi dengan guru wali kelas IV B di salah satu sekolah dasar negeri di Kecamatan Sukasari dan teman sejawat yang berperan sebagai observer. Peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model langkah-langkah dalam proses menulis (writing process) dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi


(18)

33

Menulis karangan narasi sesuai dengan imajinasi peserta didik secara individual. Sedangkan observer mengamati proses pembelajaran bahasa Indonesia materi Menulis karangan narasi.

Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi Menulis karangan narasi berdasarkan imajinasi peserta didik dengan penerapan langkah-langkah dalam proses menulis (writing process) dilakukan dua siklus.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri yang terletak di wilayah perumahan, di dekat salah satu SMAN di Bandung tepatnya di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Sekolah ini memiliki 15 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 2 toilet siswa dan 1 toilet guru, 1 ruang uks, 1 kantin sehat dan 1 ruang untuk pramuka dan kesenian. Kurikulum di SD ini menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Di sekolah ini terdapat beberapa kegiatan ekstrakulikuler yaitu PRAMUKA, PASKIBRA dan Seni Bela Diri. Setiap Senin dan Rabu selalu diadakan GPS ( Gerakan Pungutan Sampah ) bagi kelas yang sudah ditentukan untuk melakukan operasi semut. Setiap hari Jum’at pagi selalu diadakan shalat duha berjamaah dan kultum yang dilakukan secara bergiliran oleh guru

maupun siswa. Kegiatan PRAMUKA di sekolah ini diadakan setiap hari jum’at dan

sabtu.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Semester II tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Kelas tinggi yang akan dilakukan penelitian merupakan kelas yang rata-rata siswanya kurang dalam pembelajaran. Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas tersebut lebih rendah dibandingkan kelas lainnya. Hal ini dikarenakan karakteristik siswanya yang kurang dapat dikondisikan dengan baik. Di kelas ini hampir sering terjadi konflik internal seperti peserta didik yang tidak mau satu kelompok dengan peserta didik tertentu dan peserta didik yang saling bullying.


(19)

E. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian yaitu selama tiga bulan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2015. Waktu tiga bulan tersebut difokuskan pada kegiatan pengumpulan data, pengorganisasian dan pengkonsepan laporan. Penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang berlaku di kelas IV terutama yang berkaitan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia, sehingga tidak menggangu proses mata pelajaran yang lain.

F. Instrumen Penelitian

Untuk dapat memperoleh kebenaran objektif dalam pengumpulan data, maka diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah yang diteliti dapat terefleksikan dengan baik. Pengumpulan data pada penelitian ini ada dua macam yaitu deskriptif dan kulitatif. Data deskriptif berupa hasil penilaian yang terjadi dilapangan berupa hasil pengamatan langsung dengan dibantu observer, sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang penerapan pendekatan keterampilan proses menulis (writing process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi di kelas. Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP) digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga pada pelaksanaannya teratur dan terarah. Hal ini bertujuan agar pembelajaran yang terlaksana dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. RPP dalam penelitian ini menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan evaluasi bagi peserta didik, sehingga peneliti mengetahui kompetensi yang telah dicapai oleh pesertadidik dari proses belajar sampai dengan tercapainya hasil belajar yang ingin dicapai.


(20)

35

2. Instrumen pengungkapan data penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diangkat, maka dalam penelitian terdapat beberapa instrumen sebagai berikut :

a. Lembar Observasi

Lembar Observasi merupkan alat yang digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dan guru, hal ini bertujuan untuk membandingkan perkembangan guru dan peserta didik selama proses belajar dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses menulis (writing process). b. Lembar Evaluasi/Test Akhir Siklus

Lembar evaluasi/tes akhir siklus dijadikan sebagai evaluasi dari proses belajar yang telah dilaksanakan. Lembar evaluasi termasuk kepada tes tulis.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk membuktikan data secara langsung dengan melampirkan foto – foto pada saat siklus I dan siklus II.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas proses dan hasil belajar dalam menulis karangan narasi pada peserta didik di kelas IV pada mata pelajaran bahasa Indonesia tentang menulis karangan narasi. Sebelum penelitian dimulai, peneliti melakukan tahap pra penelitian yaitu permintaan izin kepada kepala sekolah, melakukan observasi dan wawancara agar dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada peserta didik kelas tinggi rombongan belajar b yang dijadikan subjek penelitian.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncakan sebelumnya, yaitu sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan


(21)

2) Membut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan langkah-langkah dalam proses menulis (writing process). Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan adalah teks cerita karangan narasi yang berkaitan langsung dengan kegiatan atau pengalaman sehari-hari peserta didik dan karangan narasi berdasarkan imajinasi.

3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai tugas kelompok dan membuat lembar tes evaluasi secara individu agar dapat mengukur kemampuan peserta didik dalam menulis karangan narasi.

4) Membuat lembar observasi penampilan guru dan aktivitas peserta didik untuk mengetahui kondisi pembelajaran ketika menggunakan langkah-langkah dalam proses menulis (writing process).

5) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan, semua perencanaan yang telah disusun dicoba dilaksanakan dengan dibantu oleh observer sebagai penilai.

1) Guru menjelaskan materi pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam proses menulis (writing process).

2) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok tanpa membeda-bedakan

3) Guru menyiapkan materi pokok dan media yang akan dipelajari oleh siswa, kemudian memberikan kesempatan untuk siswa berdiskusi dan mempelajari materi pelajaran tersebut.

4) Siswa berdiksuki membahas ide pokok yang akan dijadika acuan dalam penulisan karangan narasi.

5) Setelah siswa sepakat akan ide pokok yang sudah mereka diskusikan, perwakilan kelompok menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja siswa yang sudah diberikan guru.

6) Kegiatan selanjutnya, hasil dari masing-masing kelompok ditukar untuk kemudian direvisi sesuai dengan ketepatan ejaan, penulisan kalimat huruf besar dan kecil, penulisan tanda baca, kesesuaian dengan tema atau judul.


(22)

37

7) Masing-masing anggota kelompok secara individu menyunting atau mengadakan perubahan pada aspek mekanik karangan yang sudah di revisi oleh kelompok lain pada lembar evaluasi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam memahami teks cerita yang disajikan oleh penulis.

8) Perwakilan dari masing-masing kelompok secara bergiliran mempublikasikan hasil karangannya di depan kelas.

9) Siswa yang lain memperhatikan temannya yang berada di depan kelas. 10) Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

c. Observasi

Pengeobservasian dilakukan oleh observer, sesuai atau tidaknya rencana pembelajaran dengan aplikasi pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Tercapai atau tidaknya indikator pelaksanaan pembelajaran denga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

d. Refleksi

Bersama-sama dengan observer menganalis dan merefleksi pelaksanaan hasil tindakan siklus I. Pelaksanaan analisis terhadap siklus I dilakukan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif dari proses pelaksanaan tindakan. Hasil analisis dijadikan acuan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya.

1) Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah 2) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, metode, dan media yang

akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah dalam proses menulis (writing process).

4) Mengembangkan skenario pembelajaran.

5) Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran yang akan digunakan saat kegiatan Pembelajaran.


(23)

6) Mengembangkan format evaluasi dan instrument lain berikut kriteria penilaian pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan Tindakan

1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

2) Guru menjelaskan materi Pembelajaran. 3) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok.

4) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari oleh masing-masing kelompok, kemudian memberikan kesempatan untuk siswa berdiskusi dan mempelajari materi pelajaran tersebut sesuai dengan tema yang diberikan.

5) Guru mengarahkan pembelajaran dengan langkah-langkah dalam proses menulis (writing process).

6) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan langkah-langkah dalam proses menulis (writing process).

7) Memantau perkembangan kemampuan menulis narasi langkah-langkah dalam proses menulis (writing process).

c. Tahap Observasi

Melihat sejauh mana perkembangan pembelajaran siswa dengan menggunakan langkah-langkah dalam proses menulis (writing process) serta pengolahan data dari siklus II yang dilakukan oleh observer selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II melalui pengamatan dan penilaian hasil kemampuan menulis narasi siswa kemudian dianalisis. Dari refleksi siklus pertama ditemukan adanya hambatan yaitu masih ada beberapa siswa yang masih merasa kesulitan dalam mengembangkan ide-ide atau gagasan yang didapatnya, hal ini diperkirakan karena masih banyaknya siswa yang malu-malu atau belum mengerti mengenai materi yang diberikan. Sehingga dalam membuat karangan narasi masih belum dapat berkembang. Hambatan ini kemudian diperbaiki pada siklus II yaitu dengan mendekati dan memberi bimbingan kepada siswa tersebut bagaimana cara


(24)

39

membuat karangan narasi berdasarkan langkah-langkah dalam proses menulis (writing process).

H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data 1. Rencana Pengolahan Data

Pada pegolahannya, data-data yang telah dikumpulkan berupa data mengenai proses dan hasil belajar yang telah dilakukan dalam tiap siklus disusun dari data kualitatif dan kuantitatif. Kemudian peneliti menganalisis data-data tersebut, memisahkan antara yang sudah tercapai dan yang harus diperbaiki agar tujuan penelitian tercapai dengan baik.

a. Data Kualitatif

Data Kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari lembar observasi dan catatan lapangan hasil dari siklus I dan siklus II. Menurut Arifin (2011, hlm. 193),

menyatakan bahwa “Data kualitatif adalah data yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang teliti, seperti baik, buruk, dan sebagainya”.

b. Data Kuantitatif

Menurut Arifin (2011, hlm. 191), menyatakan bahwa “data yang kuantitatif

adalah data yang berhubungan dengan angka-angka atau bilangan, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan jalan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

Langkah-langkah dalam analisis data kuantitatif adalah sebagai berikut : a) Pemberian skor terhadap jawaban siswa

Penyekoran yang dipakai peneliti menggunakan skala 0 - 20 untuk setiap butir penilaian. Dengan indikator skala sebagai berikut:

(1) 0 = jawaban tidak sesuai dengan kriteria penulisan karangan narasi

(2) 5 = kurang munculnya kriteria penulisan karangan narasi pada karangan yang dibuat oleh siswa atau masih banyak terdapat kesalahan dalam sitematika penulisan karangan.


(25)

(3) 10 = terdapat beberapa kesalahan (tidak lebih dari lima) dalam menulis karangan narasi sesuai dengan langkah – langkah pendekatan keterampilan proses.

(4) 15 =karangan narai yang dibuat sudah mulai sesuai dengan kriteria menulis karangan narasi itu sendiri.

(5) 20 = karangan narasi yang dibuat sudah sesuai dengan kriteria pembuatan karangan narasi.

b) Membuat tabel nilai rata-rata berdasarkan nilai yang diperoleh siswa .Menurut Santoso (dalam Pratiwi 2014, hlm. 48) untuk menghitung rata- rata (mean) hasil belajar peserta didik dengan menggunakan rumus :

̅

=

Keterangan :

̅ = Nilai rata – rata kelas

= Total nilai yang diperoleh siswa = Jumlah siswa

c) Menghitung presentase ketuntasan belajar peserta didik

Menurut Santoso (dalam Pratiwi 2014, hlm. 48) untuk menghitung presentase ketuntasan belajar peserta didik ditentukan berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan dengan menggunakan rumus :

x 100%

Keterangan :

= Jumlah peserta didik yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama

dengan 70. = Banyak siswa = Bilangan tetap = Ketuntasan Belajar


(26)

41

d) Menghitung peningkatan kemampuan peserta didik

Menurut Khuswatun (2013, hlm. 55-56) menghitung peningkatan kemampuan peserta didik dari siklus pertama ke siklus berikutnya perlu dihitung untuk memperoleh gambaran peningkatan yang terjadi. Perhitungan ini dilakukan dengan cara mencari selisih skor dari setiap siklusdengan rumusgain dan indeks gain.

Rumus Gain :

g = ( skor tes siklus ke – i + 1 ) - ( skor tes siklus ke – i – 1 ) Rumus Indeks Gain :

< g > = ( skor tes siklus ke – i + 1 ) - ( skor tes siklus ke – i ) ( skor maksimum ) - ( skor tes siklus ke – i )

Tabel 3.1

Interpretasi Indeks Gain

< g > Interpretasi 0.00 – 0.30 Rendah 0.31 – 0.70 Sedang 0.71 – 1.00 Tinggi


(27)

2. Rencana Uji Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability.

Gambar 3.2 Uji Keabsahan Data Dalam Penelitian Kualitatif

Macam-macam cara pengujian kredibilitas data menurut Sugiyono (2013, hlm. 368)

Gambar 3.3 Uji Kredibilitas Data Dalam Penelitian Kualitatif

Uji Keabsahan

Data

Uji credibility

Uji

transferability

Uji

dependability

Uji

Confirmability

Uji Kredibilitas

Data

Perpanjangan

Pengamatan

Peningkatan

Ketekunan

Triangulasi

Diskusi dengan

teman

Member Check


(28)

43

Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan peningkatan ketekunan sebagai uji keabsahan data. Peningkatan ketekunan adalah pengecekan keabsahan data dengan cara menyesuaikan antara tahap yang direncanakan dengan tahap yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan langkah-langkah dalm proses menulis (writting process). Pengecekan keabsahan data adalah ketika melakukan penelitian, peneliti dibantu oleh kolaborator dan observer dalam mengumpulkan data.


(29)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian analisis, refleksi dan pembahasan mengenai penerapan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa sekolah dasar, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait peneliti ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IVB di salah satu sekolah dasar negeri di Kota Bandung terbukti dapat meningkat bagi siswa yang termasuk memiliki kemampuan menulis karangan narasi tinggi dan sedang, untuk siswa yang memiliki keterampilan menulis rendah bisa saja meningkat akan tetapi harus diberi motivasi yang lebih dibandingkan dengan siswa lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran mengalami perkembangan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II, proses pembelajaran khususnya pada tahap menulis karangan narasi meningkat dengan nilai rata-rata pada siklus I adalah 70,19 dengan kriteria baik, siklus II 86,4 dengan kriteria sangat baik. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan skor sebesar 16,21.

2. Keterampilan dalam menulis karangan narasi siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II keyakinan diri, rasa percaya diri siswa dalam mengungkapkan ide atau gagasan mulai meningkat. Hal ini dikarenakan adanya perubahan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam pendekatan keterampilan proses menulis, proses pembelajaran yang berangsung lenih terfokuskan pada kegiatan siswa.


(30)

88

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dia atas, maka beberapa rekomendasi yang disarankan sebagai berikut:

1. Langkah-langkah dalam proses menulis (writting process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi cocok bagi siswa yang memiliki kemampuan menulis karangan narasi tinggi dan sedang, untuk siswa yang memiliki kemampuan menulis karangan narasi rendah bisa untuk meningkatkan keterampilannya dengan cara pembelajaran bersama tutor sebaya.

2. Pembelajaran dengan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process) akan lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa apabila dilakukan pengelompokan siswa sesuai dengan yang diinginkannya.

3. Pembelajaran dengan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process) akan lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa apabila dilakukan penjelasan secara terperinci oleh guru sesuai dengan langkah-langkah dalam pendekatannya. Hal ini dilakukan agar siswa lebih memahami materi pembelajaran sehingga keterampilan menulis karangan narasi-nya meningkat.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Adang, D. Dkk. (2012). Metodelogi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis. Serang-Banten: LP3G.

Arikunto, S. Dkk. (2011) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kusumah, Wijaya. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Indeks.

Rusyana, Y. (1984).Bahasa dan Sastra Dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: C.V.Diponogoro

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Semi, M. Atar.(2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1986). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Keraf, Gorys. (2010). Argumentasi dan narasi. Jakarta: PT Gramedia. Internet:

Yinda, (2010). Pendekatan Keterampilan Proses.[Forum Online].Diakses dari:

http://gindayinda.blogspot.com/2010/10/pendekatanketerampilan-proses.html (5 Oktober 2010)

UPI, (tt). Bahan belajar mandiri Proses Menulis.[Online]. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/MEMBACA_DAN MENULIS DI_SD/ BBM_8.pdf.


(32)

90

Damanik, E. (2015). Pengertian, Tujuan dan Manfaat Menulis Menurut Para Ahli.[Forum Online]. Diakses dari:http://xondis.blogspot.com/2015/0 1/pengertian-tujuan-dan-manfaat menulis.html.

Tompkins, (1994). Pendekatan Keterampilan Proses Menulis Membaca dan

Menulis di SD.[Online]. Diakses dari

http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/MEMBACA_DAN_MEN ULIS_DISD/BBM_8.pdf.

Papas, (1994). Pendekatan Keterampilan Proses Menulis (Writting Process). [Online]. Diakses dari

http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/MEMBACADAN MENULIS DI_SD/BBM_8.pdf.

Skripsi:

Maslakah, E. (2010). Peningkatan kemampuan menulis narasi melalui pendekatan proses menulis pada siswa kelas III SDN janjangwulung II Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan.[online]. Tersedia : http://mulok.library.um.ac.id/home.php?s_data=Skripsi&id=56369& mod=b&cat=4&s_field=2&s_teks=Kelas&fulltext=&s_teks2=&start= 160&page=1690

Malesae, W. (2013). Meningkatkan Keterampilan menulis karangan narasi dengan menerapkan pendekatan proses menulis (writing process). [Online].Tersedia:


(1)

Ria Agus Riyanti, 2015

Penerapan Langkah-Langkah Dalam Proses Menulis (Writting Process) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Rencana Uji Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility,

transferability, dependability, dan confirmability.

Gambar 3.2 Uji Keabsahan Data Dalam Penelitian Kualitatif

Macam-macam cara pengujian kredibilitas data menurut Sugiyono (2013, hlm. 368)

Gambar 3.3 Uji Kredibilitas Data Dalam Penelitian Kualitatif

Uji Keabsahan

Data

Uji credibility

Uji

transferability

Uji

dependability

Uji

Confirmability

Uji Kredibilitas

Data

Perpanjangan

Pengamatan

Peningkatan

Ketekunan

Triangulasi

Diskusi dengan

teman

Member Check


(2)

Ria Agus Riyanti, 2015

Penerapan Langkah-Langkah Dalam Proses Menulis (Writting Process) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Sekolah Dasar

Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan peningkatan ketekunan sebagai uji keabsahan data. Peningkatan ketekunan adalah pengecekan keabsahan data dengan cara menyesuaikan antara tahap yang direncanakan dengan tahap yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan langkah-langkah dalm proses menulis (writting process). Pengecekan keabsahan data adalah ketika melakukan penelitian, peneliti dibantu oleh kolaborator dan observer dalam mengumpulkan data.


(3)

Ria Agus Riyanti, 2015

Penerapan Langkah-Langkah Dalam Proses Menulis (Writting Process) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian analisis, refleksi dan pembahasan mengenai penerapan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa sekolah dasar, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait peneliti ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IVB di salah satu sekolah dasar negeri di Kota Bandung terbukti dapat meningkat bagi siswa yang termasuk memiliki kemampuan menulis karangan narasi tinggi dan sedang, untuk siswa yang memiliki keterampilan menulis rendah bisa saja meningkat akan tetapi harus diberi motivasi yang lebih dibandingkan dengan siswa lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran mengalami perkembangan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II, proses pembelajaran khususnya pada tahap menulis karangan narasi meningkat dengan nilai rata-rata pada siklus I adalah 70,19 dengan kriteria baik, siklus II 86,4 dengan kriteria sangat baik. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan skor sebesar 16,21.

2. Keterampilan dalam menulis karangan narasi siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II keyakinan diri, rasa percaya diri siswa dalam mengungkapkan ide atau gagasan mulai meningkat. Hal ini dikarenakan adanya perubahan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam pendekatan keterampilan proses menulis, proses pembelajaran yang berangsung lenih terfokuskan pada kegiatan siswa.


(4)

Ria Agus Riyanti, 2015

Penerapan Langkah-Langkah Dalam Proses Menulis (Writting Process) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Sekolah Dasar

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dia atas, maka beberapa rekomendasi yang disarankan sebagai berikut:

1. Langkah-langkah dalam proses menulis (writting process) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi cocok bagi siswa yang memiliki kemampuan menulis karangan narasi tinggi dan sedang, untuk siswa yang memiliki kemampuan menulis karangan narasi rendah bisa untuk meningkatkan keterampilannya dengan cara pembelajaran bersama tutor sebaya.

2. Pembelajaran dengan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process) akan lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa apabila dilakukan pengelompokan siswa sesuai dengan yang diinginkannya.

3. Pembelajaran dengan langkah-langkah dalam proses menulis (writting process) akan lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa apabila dilakukan penjelasan secara terperinci oleh guru sesuai dengan langkah-langkah dalam pendekatannya. Hal ini dilakukan agar siswa lebih memahami materi pembelajaran sehingga keterampilan menulis karangan narasi-nya meningkat.


(5)

89

Ria Agus Riyanti, 2015

Penerapan Langkah-Langkah Dalam Proses Menulis (Writting Process) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adang, D. Dkk. (2012). Metodelogi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis. Serang-Banten: LP3G.

Arikunto, S. Dkk. (2011) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kusumah, Wijaya. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Indeks.

Rusyana, Y. (1984).Bahasa dan Sastra Dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: C.V.Diponogoro

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Semi, M. Atar.(2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1986). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Keraf, Gorys. (2010). Argumentasi dan narasi. Jakarta: PT Gramedia. Internet:

Yinda, (2010). Pendekatan Keterampilan Proses.[Forum Online].Diakses dari:

http://gindayinda.blogspot.com/2010/10/pendekatanketerampilan-proses.html(5 Oktober 2010)

UPI, (tt). Bahan belajar mandiri Proses Menulis.[Online]. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/MEMBACA_DAN MENULIS DI_SD/ BBM_8.pdf.


(6)

90

Ria Agus Riyanti, 2015

Penerapan Langkah-Langkah Dalam Proses Menulis (Writting Process) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Sekolah Dasar

Damanik, E. (2015). Pengertian, Tujuan dan Manfaat Menulis Menurut Para

Ahli.[Forum Online]. Diakses dari:http://xondis.blogspot.com/2015/0

1/pengertian-tujuan-dan-manfaat menulis.html.

Tompkins, (1994). Pendekatan Keterampilan Proses Menulis Membaca dan

Menulis di SD.[Online]. Diakses dari

http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/MEMBACA_DAN_MEN ULIS_DISD/BBM_8.pdf.

Papas, (1994). Pendekatan Keterampilan Proses Menulis (Writting Process).

[Online]. Diakses dari

http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/MEMBACADAN MENULIS DI_SD/BBM_8.pdf.

Skripsi:

Maslakah, E. (2010). Peningkatan kemampuan menulis narasi melalui

pendekatan proses menulis pada siswa kelas III SDN janjangwulung II Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan.[online]. Tersedia :

http://mulok.library.um.ac.id/home.php?s_data=Skripsi&id=56369& mod=b&cat=4&s_field=2&s_teks=Kelas&fulltext=&s_teks2=&start= 160&page=1690

Malesae, W. (2013). Meningkatkan Keterampilan menulis karangan narasi dengan menerapkan pendekatan proses menulis (writing process). [Online].Tersedia: