FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU.

(1)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI

PROVINSI KEPULAUAN RIAU Adi Pranata (1101854)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rencana Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau untuk memekarkan kabupaten baru yaitu Kabupaten Kundur yang semula tergabung dalam Kabupatn Karimun. Untuk menunjang hal tersebut dilakukan kajian terhadap kelayakan dari kabupaten tersebut, namun tidak disertai dengan respon masyarakat daerah pemekaran Kabupaten Kundur. Rumusan masalah yang dimunculkan diantaranya : (1) Bagaimana dukungan kondisi fisis geografi daerah pemekaran, (2) Bagaimana dukungan kondisi sosial ekonomi daerah pemekaran, (3) Respon masyarakat terhadap rencana pemekaran wilayah tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode pengambilan sampel dengan cara stratified random sampling. Penentuan sampel menurut Dixon dan B.Leach dalam Tika, hasilnya sebanyak 78 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi lapangan, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi. Setelah itu, dilanjutkan dengan teknik analisis data dengan menggunakan persentase dan skala likert.

Faktor-faktor geografi dilihat dari dukungan kondisi fisis geografis, kondisi sosial ekonomi dan respon masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi fisik pada daerah pemekaran memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi kabupaten baru, karena berdasarkan luas wilayah, iklim, topografi, hidrologi, geologi dan topografi yang memumpuni dalam melakukan pemekaran wilayah terutama dalam luas wilayahnya dan geologinya, sedangkan dukungan terhadap kondisi sosial ekonomi daerah pemekaran kundur belum sepenuhnya mendukung, karena belum banyak terdapat aktivitas manusia dalam pengelolaanya dalam hal penggunaan lahan, infastruktur dan fasilitas, namun memiliki potensi kependudukan, pendidikan dan mata pencaharian yang cukup besar apabila dapat dikembangkan menjadi kabupaten baru, dan respon masyarakat terhadap rencana pemekaran wilayah kabupaten kundur secara subyektif hampir seluruhnya masyarakat mendukung, namun melihat dari respon masyarakat terhadap dukungan kondisi fisik dan sosial ekonomi termasuk dalam kategori cukup, artinya sebagian masyarakat mempunyai respon yang kurang mendukung dan sebagian masyarakat memiliki respon yang mendukung terhadap rencana pemekaran wilayah, hal ini tentunya akan mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam rencana pemekaran wilayah, apakah Kabupaten Kundur layak atau tidaknya untuk dimekarkan menjadi kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau.


(2)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 Kata Kunci : Dukukungan kondisi fisis geografi, Dukungan kondisi sosial ekonomi, Respon masyarakat

ABSTRACT

THE GEOGRAPHY OF SEGREGATION OF THE DISTRICT KUNDUR AS NEW DISTRICTS IN RIAU ISLANDS

This research plans supported by the provincial government riau islands to burgeoned new districts namely district kundur which was joined in district karimun. To support this research on the feasibility of the district, but not accompanied by regional public response segregation kundur district. The formulation problems raised are: (1) How the response of the community to support the regional geography fisis segregation, (2) How the response of the community to support the condition of social segregation of the local economy, (3) The response of the community of the segregation of the region

This reseach used a descriptive method. The sampling method with stratified random sampling method. The samples according to Dixon and B.Leach in Tika , the results are as many as 78 respondents. Techniques of data collection using field observations, interviews, literature review, and documentation. After that, proceed with data analysis techniques using percentages and Likert scale.

Geography factors seen from support the condition fisis geographical, the conditions socio-economic community and response. The results of the study showed that the physical condition of the segregation in the area have the potential large enough to be developed into new districts, because based on wide area, climate, topography, hydrology, geology and topographically in doing the segregation of a region especially in vast their region and his geology, while support on social and economic conditions the segregation of kundur regions has not been fully support, because they have not been there are many human activity in management in terms of land use, for infrastructure and facilities, but it has got the potential population, education and livelihoods that are large enough if it is developed into new districts, and the response from the community for the plan of the region between district kundur in almost entirely subjective the community support, but looking from a response from the community for support the condition

Keywords : Support physical geography, Support socio-economic, The response of society


(3)

vi

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. .... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH………... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL………. . viii

DAFTAR GAMBAR……… .. x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah……….... ... 5

C. Tujuan Penelitian………. ... 5

D. Manfaat Penelitian………... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi……….. ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Dukungan Terhadap Pemekaran Wilayah……….. ... 7

1. Dimensi Fisik Geografi dalam Pemekaran Wilayah ... 7

2. Dimensi Sosial Ekonomi dalam Pemekaran Wilayah ………… ... 9

3. Faktor-Faktor Geografi yang Menunjang Pemekaran. ... 10

B. Respon ... 12

1. Pengertian Respon……… ... 12

2. Faktor Pengaruh dan Klasifikasi Respon………. ... 13

3. Faktor yang Melatarbelakangi Respon………... ... 14

C. Masyarakat……….. ... 17

1. Pengertian Masyarakat……….... ... 17

2. Komponen-Komponen Masyarakat………. ... 17

3. Proses Terbentuknya Masyarakat……… ... 18

D. Pemekaran Wilayah………... 19

1. Teori Pemekaran Wilayah………... ... 19

2. Tujuan dan Manfaat Pemekaran Wilayah……… ... 21


(4)

vii

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

4. Tata Cara Pengusulan Pemekaran Wilayah………...…. ... 24

5. Syarat dan Indikator Pemekaran Wilayah……….. ... 27

BAB III PROSEDUR PENELITIAN……… ... 31

A. Metode Penelitian……….. ... 31

B. Populasi dan Sampel……….. ... 31

C. Variabel Penelitian... ... 37

D. Definisi Operasional……….. ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data……… ... 39

F. Alat Pengumpulan Data……… ... 40

G. Cara Pengambilan Data……….... ... 41

H. Teknik Pengolahan Data……….. ... 41

I. Teknik Analisis Data………... ... 43

J. Alur Penelitian……….... ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… ... 47

A. HASIL. ... 47

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian……… ... 47

2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian……… ... 62

3. Dukungan Kondisi Fisik dan Sosial Ekonomi… ... 69

4. Karakteristik Responden Daerah Pemekaran. ... 88

B. PEMBAHASAN... ... 102

1. Dukungan Kondisi Fisis Geografi………. 102

2. Dukungan Kondisi Sosial Ekonomi……… ... 105

3. Respon Masyarakat Terhadap Pemekaran Wilayah. ... 107

C. ANALISIS………. ... 109

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… ... 121

A. Kesimpulan……… ... 121

B. Rekomendasi………. ... 122

DAFTAR PUSTAKA……….. ... 124 LAMPIRAN


(5)

viii

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Luas Calon Kabupaten Kundur……… 3

2.1 Faktor aan Indikator Pembentukan Kabupaten Baru Berdasarkan PP No 78 Tahun 2007………. ... 27

2.2 Tabel Lanjutan……….. ... 28

2.3 Bobot dan Indikator………... 28

2.4 Tabel Lanjutan… ... 29

2.5 Analisis Data………. ... 30

3.1 Data Luas Daratan Perkecamatan. ... 32

3.2 Data Jumlah Penduduk Perkecamatan. ... 32

3.3 Penentuan Sampel Penduduk Perkecamatan. ... 35

3.4 Penentuan Sampel Penduduk Kecamatan Kundur. ... 36

3.5 Penentuan Sampel Penduduk Kecamatan Ungar ... 36

3.6 Penentuan Sampel Penduduk Kecamatan Kundur Barat. ... 37

3.7 Klasifikasi Skor Persentase. ... 43

3.8 Skala Likert. ... 44

3.9 Kriteria Interpretasi Skor... 45

4.1 Luas Kabupaten Karimun. ... 48

4.2 Luas Kabupaten Kundur. ... 49

4.3 Rata-Rata Temperatur Udara di Kabupaten Karimun, 2013. ... 54

4.4 Kelembapan Udara, Arah Dan Kecepatan Angin, 2013. ... 54

4.5 Penyinaran Matahari, Curah Hujan Dan Jumlah Hari Curah Hujan. ... 55

4.6 Ketinggian Dari Permukaan Laut Menurut Kecamatan,2013. ... 56

4.7 Jumlah Penduduk dan Sex Ratio. ... 64

4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia. ... 65

4.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan. ... 66


(6)

ix

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 4.11 Potensi Perikanan Dan Kelautan Daerah Pemekaran Kabupaten

Kundur 2013. ... 70

4.12 Produksi Pertanian Kabupaten Kundur. ... 71

4.13 Produksi Peternakan Kabupaten Kundur. ... 72

4.14 Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri. ... 74

4.15 Jenis dan Akomodasi Pariwisata Kabupaten Kundur. ... 76

4.16 Kondisi Jalan Kabupaten Kundur Permeter. ... 77

4.17 Unit Pembangkit Listrik Kabupaten Kundur. ... 78

4.18 Jumlah Produksi Air dan Jumlah Pelanggan Air. ... 79

4.19 Jumlah Penduduk dan Kepadatanya... 80

4.20 Banyaknya Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Kundur. .. 81

4.21 Banyaknya Tenaga Pendidik pada Jenjang Pendidikan. ... 82

4.22 Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan 2011-2013. ... 84

4.23 Tempat Layanan Kesehatan Kabupaten Kundur. ... 85

4.24 Jumlah Tenaga Medis Kabupaten Kundur. ... 86

4.25 Jumlah Pemeluk Agama Kabupaten Kundur. ... 87

4.26 Jumlah Rumah Ibadah Kabupaten Kundur. ... 87

4.27 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. ... 89

4.28 Jumlah Responden Berdasarkan Usia. ... 90

4.29 Jumlah Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal. ... 91

4.30 Jumlah Responden Berdasarkan Lama Tinggal. ... 92

4.31 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. ... 93

4.32 Jumlah Responden Berdasarkan Mata Pencaharian. ... 94

4.33 Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan. ... 95

4.34 Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan. ... 96

4.35 Komposisi Tingkat Umur dengan Tingkat Pendidikan. ... 97

4.36 Komposisi Tingkat Umur dengan Jumlah Tanggungan... 98

4.37 Komposisi Tingkat Umur dengan Mata Pencaharian. ... 98

4.38 Komposisi Tingkat Umur Dengan Status Tempat Tinggal. ... 99


(7)

x

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

4.40 Komposisi Tingkat Pendidikan dengan Mata Pencaharian. ... 100

4.41 Komposisi Jumlah Pendapatan dengan Jumlah Tanggungan. ... 101

4.42 Rekaptulasi Respon Masyarakat Terhadap Pemekaran Wilayah……….108

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Model Pemekaran Wilayah. ... 26

4.1 Peta Administrasi Kabupaten Karimun. ... 52

4.2 Peta Administrasi Daerah Pemekaran Kabupaten Kundur. ... 53

4.3 Peta Kemiringan Lereng Daerah Pemekaran Kabupaten Kundur... 59

4.4 Ketinggian Dari Permukaan Laut Daerah Pemekaran Kundur. ... 57

4.5 Peta Geologi Daerah Pemekaran Kabupaten Kundur...59

4.6 Sumber Air Permukaan. ... 61

4.7 Peta Penggunaan Lahan Daerah Pemekaran Kabupaten Kundur. ... 63

4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Pemekaran Kundur. ... 67

4.9 Diagram Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian. ... 68

4.10 Potensi Perikanan Daerah Pemekaran Kundur. ... 70

4.11 Potensi Pertanian Daerah Pemekaran Kundur. ... 72

4.12 Potensi Peternakan Daerah Pemekaran Kundur. ... 73

4.13 Potensi Perindustrian Daerah Pemekaran Kundur. ... 74

4.14 Akomodasi Pariwisata Daerah Pemekaran Kundur. ... 76

4.15 Banyaknya Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan. ... 82

4.16 Banyaknya Tenaga Pendidik Menurut Jenjang Pendidikan. ... 82

4.17 Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Pemekaran Kundur. ... 84

4.18 Tempat Layanan Kesehatan Pemekaran Kundur. ... 85

4.19 Jumlah Pemeluk Agama Pemekaran Kundur. ... 87

4.20 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. ... 89

4.21 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Usia. ... 90

4.22 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal. ... 91


(8)

xi

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 4.24 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan. ... 93 4.25 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Mata Pencaharian. ... 94 4.26 Diagram Karakteristik Responden Jumlah Tanggungan... 95 4.27 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah


(9)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sejak munculnya suatu aturan yang mengatur tentang kebijakan otonomi suatu daerah khususnya Indonesia, cenderung menyebabkan maraknya daerah-daerah melakukan pemekaran wilayah dengan tujuan untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Secara normatif dalam melakukan pemekaran wilayah atau pembentukan suatu daerah, baru dapat terlaksana setelah mengikuti proses, tahapan dan perencanaan dalam pemekaran wilayah. Menurut Tarigan (2008, hlm.3) mengemukakan bahwa :

“Perencanaan wilayah merupakan perencanaan penggunaan ruang wilayah dan perencanaan aktivitas pada ruang wilayah tersebut. Perencanaan ruang wilayah tercakup dalam kegiatan perencanaa tata ruang, sedangkan perencanaan aktivitas pada ruang wilayah (terutama aktivitas ekonomi) tercakup dalam kegiatan perencanaan pembangunan wilayah, baik jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek. Perencanaan wilayah sebagai langkah dalam menciptakan kehidupan yang efisien, nyaman, serta lestari. Pada akhirnya, menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan, baik pihak pemerintah maupun pihak swasta”.

Perkembangan atau pemekaran suatu wilayah akan terus terjadi dan berevolusi sejalan dengan kebutuhan masyarakat, bertambahnya jumlah penduduk, aspek-aspek sosial ekonomi yang menunjang serta fasilitas-fasilitas atau infrastruktur yang menyertainya, untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang matang dalam menyikapi hal tersebut agar tercipta kesejahteraan yang merakyat. Pengembangan infrastruktur yang terarah dan terencana tentunya akan memberikan arti dan manfaat tersendiri bagi masyarakat dalam upaya meningkatkan pelayanan yang benar-benar berbasis kepada masyarakat terutama dalam pengembangan kawasan tertinggal, daerah perbatasan, pulau-pulau kecil, dan kawasan yang menjadi andalan perkotaan sehingga tercipta perkenomian pembangunan yang produktif.


(10)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 Berdasarkan Undang-undang No.22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 jo Undang-undang No.12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah mengisyaratkan perlunya pembentukan daerah baru. Pada undang-undang tersebut disebutkan bahwa pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat disamping sebagai sarana pendidikan politik ditingkat lokal. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 129 tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, pada pasal 2 menyebutkan pemekaran daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melalui :

1. Peningkatan pelayanan kepada masayarakat; 2. Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi;

3. Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah; 4. Percepatan pengelolaan potensi daerah;

5. Peningkatan keamanan dan ketertiban;

6. Peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah di atas, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya argumen yang diajukan untuk mendukung pemekaran, yaitu adanya kebutuhan untuk mengatasi jauhnya jarak rentang kendali antara pemerintah dan masyarakat, serta memberi kesempatan pada daerah untuk melakukan pemerataan pembangunan. Alasan lain adalah diupayakannya pengembangan demokrasi lokal melalui pembagian kekuasaan pada tingkat yang lebih kecil tetapi kenyataan dilapangan pembangunan lebih diutamakan pada bagian fisik tanpa memperhatikan kepentingan sosial hal ini senada dengan pendapat Dagur (2004, hlm.12) bahwa :

“Pembangunan yang berlangsung selama ini sebagian besar lebih berorientasi kepada pembangunan fisik semata. Sementara itu pembangunan dibidang sosial hanya sebagai pelengkap saja. Dengan kondisi yang seperti itu pada sebagian daerah akhirnya timbul kesenjangan pembangunan khususnya pembangunan fisik dan sosial”.


(11)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 Peran masyarakat bagi daerah pemekaran wilayah merupakan salah satu syarat utama yang sangat dibutuhkan dalam proses pemekaran wilayah. Menurut Syaukani (2001, hlm.260) menyatakan bahwa : Bagaimanapun juga daerah kota/ kabupaten merupakan basis pembangunan dari sebuah Negara yang berdaulat. Sehingga boleh dikatakan keberhasilan otonomi atau pemekaran daerah itu tergantung dari sejauh mana partisipasi masyarakat daerah kota/kabupaten terhadap pembangunan”. Dalam arti masyarakat kota/kabupaten harus diberi kepercayaan dan kewenangan yang cukup membangun kemandirian yang sesuai dengan potensi dan sumber daya setempat perlunya aspirasi masyarakat dalam perencanaan pemekaran wilayah sangatlah penting karena masyarakat ikut turut memajukan pembangunan suatu daerah

Aspek geografis, mengasumsikan bahwa kondisi geografis suatu daerah akan berpengaruh terhadap pembentukan identitas suatu kelompok masyarakat yang akhirnya akan berkembang menjadi satu kesatuan politik, misalnya masyarakat daerah pantai, gunung atau pulau, masyarakat yang terpisah secara geografis, cenderung membentuk komunitas tersendiri dan akan menjadi dasar pembentukan kelompok masyarakat. Dukungan terhadap kondisi fisik dan kondisi sosial serta keterkaitan antara respon masyarakat memiliki peran yang signifikan dalam proses perencanaan pemekaran wilayah, karena dukungan-dukungan kondisi tersebut serta aspirasi masyarakat yang nantinya akan menilai apakah daerah yang dijadikan daerah pemekaran wilayah layak atau tidaknya untuk dimekarkan,

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sejak tahun 2010 telah merencanakan untuk memekarkan kabupaten baru yang terletak dibagian utara Provinsi Kepulauan Riau yaitu Kabupaten Kundur yang semula tergabung dalam Kabupaten Karimun, pemekaran ini dimaksudkan agar pembangunan dan pelayanan pada daerah pemekaran Kabupaten Kundur dapat merata pada setiap daerah terutama daerah-daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar dari Provinsi


(12)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 Kepulauan Riau (JPNNRida, 2014,April). Berikut adalah luas calon Kabupaten Kundur berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karimun 2013 :

Tabel 1.1

Luas Calon Kabupaten Kundur

Kecamatan Jumlah Luas Wilayah (KM2) Total

Luas Kelurahan Desa Daratan Lautan

Durai - 4 52 1.480,54 1.532,54

Ungar 1 3 - - -

Belat - 6 - - -

Kundur * 3 3 34,3 449,93 484,23

Kundur Utara** 1 4 29,5 509,15 538,65

Kundur Barat 1 4 21,7 267,12 297,82

Total 6 24 137,5 2706,74 2844,24

*) Luas tergabung dengan Kec. Ungar **) Luas tergabung dengan Kec. Belat Sumber : BPS Kabupaten Karimun 2013

Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa calon Kabupaten Kundur memiliki luas wilayah daratan 137,5 km2 dan lautan 2706,74 km2 atau 35,64% dari luas wilayah Kabupaten Karimun, sementara secara administratif Kabupaten Kundur terdiri atas 105 pulau dan hanya 21 pulau yang berpenghuni, dan terdiri atas 6 kecamatan yaitu, Kecamatan Durai, Kecamatan Kundur, Kecamatan Ungar, Kecamatan Kundur Utara, Kecamatan Belat, Kecamatan Kundur Barat, serta 6 kelurahan dan 24 desa.

Secara garis besar calon kabupaten Kundur baru memiliki kondisi fisik geografi dan kondisi sosial ekonomi yang harus diperhatikan dalam rencana pemekaran wilayah agar kondisi-kondisi tersebut nantinya dapat dijadikan acuan pemerintah maupun masyarakat dalam hal pengelolaan potensi-potensi daerah secara maksimal dan efesien. Keadaaan yang demikian akan memunculkan


(13)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 keterkaitan antara fisik dan fisik, maupun sosial dan fisik yang menunjang rencana pemekaran wilayah pada daerah tersebut. Pada penelitian ini akan dikaji dukungan kondisi fisik geografis, kondisi sosial ekonomi dan tanggapan masyarakat terhadap dukungan pemekaran wilayah yang nantinya akan diperoleh suatu faktor-faktor geografi terhadap rencana pemekaran wilayah. Kenyataan ini membuat peneliti tertarik mengangkat penelitian ini dengan judul Faktor-Faktor Geografi Terhadap Rencana Pemekaran Wilayah Kabupaten Kundur Sebagai Kabupaten Baru Di Provinsi Kepulauan Riau”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana dukungan kondisi fisis geografis terhadap rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur sebagai kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau ?

2. Bagaimana dukungan kondisi sosial ekonomi terhadap rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur sebagai kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau ?

3. Bagaimana respon masyarakat terhadap rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur sebagai kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau ?

C. Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan maslah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi dukungan kondisi fisis geografis terhadap rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur sebagai kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau.


(14)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 2. Mengidentifikasi dukungan kondisi sosial ekonomi terhadap rencana

pemekaran wilayah Kabupaten Kundur sebagai kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau

3. Menganalisis respon masyarakat terhadap rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur sebagai kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau

D. Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain : 1. Bagi Pemerintah, penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pemerintah

Kabupaten Karimun maupun pemerintah terkait dalam mengambil keputusan mengenai rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur sebagai kabupaten baru sehingga pemekaran wilayah tersebut benar-benar bermanfaat, dan bukan menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat setempat

2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi masyarakat di Kabupaten Karimun untuk lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur sebagai kabupaten baru

3. Bagi ilmu pengetahuan diharapkan dapat menjadi salah satu masukan pengayaan pengajaran materi geografi tentang materi Perencanaan Wilayah 4. Bagi peneliti yang lain dapat menjadi salah satu bahan penelitian lebih lanjut

mengenai masalah yang sama pada masa yang akan datang.

E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN

Bab I menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi BAB II KAJIAN PUSTAKA


(15)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 Bab II menguraikan berbagai teori yang terkait dengan permasalahan yang dibahas, yang meliputi pengertian Respon, Masyarakat, Pemekaran Wilayah dan Dukungan Terhadap Pemekaran Wilayah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Bab III menguraikan tentang metode penelitian, sampel dan populasi penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan alur penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV menguraikan tentang kondisi fisik dan kondisi sosial rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur,dan analisis hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab V menguraikan tentang kesimpulan dan rekomendasi terhadap hasil penelitian.


(16)

31

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 BAB III

PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian memerlukan metode untuk memudahkan penulis dalam proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. Penggunaan metode dalam penelitian begitu penting karena berdampak terhadap kebutuhan suatu penelitian. Penelitian menurut Surachmad dalam Tika (2005, hlm.1) mendefinisikan bahwa “Penelitiaan atau penyelidikan sebagai kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru dari sumber-sumber primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umum, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif pada umumnya pada penelitian difungsikan sebagai penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa-peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.

Adapun alasan penulis menggunakan metode deskriptif untuk mengungkapkan dan menggambarkan secara menyeluruh tentang bagaimana Faktor-Faktor Geografi Terhadap Rencana Pemekaran Wilayah Kabupaten Kundur Sebagai Kabupaten Baru di Provinsi Kepulauan Riau. Metode deskriptif juga bertujuan untuk mengungkapkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai hubungan kondisi fisik geografi dan kondisi sosial ekonomi terhadap tanggapan responden dalam rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur. B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sumaatmadja (1988, hlm.122) dalam mengumpulkan dan menganalisis data, langkah yang penting, peneliti harus menentukan populasi, karena populasi merupakan sumber data penelitian yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian seperti keseluruhan gejala (fisis, sosial, ekonomi, budaya, politik)


(17)

32

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 individu (manusia baik perorangan maupun kelompok), kasus (masalah, peristiwa tertentu) yang ada pada ruang tertentu.

Berdasarkan pengertian yang telah diungkapkan sebelumnya, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah :

a. Populasi wilayah dalam penelitian ini merupakan wilayah administratif pemekaran Kabupaten Kundur baru, yang mencakup 6 kecamatan diantaranya Kecamatan Kundur, Kecamatan Kundur Utara, Kecamatan Kundur Barat, Kecamatan Durai, Kecamatan Ungar dan Kecamatan Belat dalam hal ini dengan luas seluruh 2844,2 km2

Tabel 3.1

Data Luas Daratan Per Kecamatan

No Nama Kecamatan Luas Kecamatan (km2)

Luas Daratan Luas Lautan

1 Ungar - -

2 Belat - -

3 Durai

4 Kundur*

5 Kundur Utara**

6 Kundur Barat

Total

*) Tergabung dengan Kecamatan Ungar **) Tergabung dengan Kecamatan Belat

Sumber : BPS Kabupaten Karimun 2013 dan Hasil Perhitungan

b. Populasi penduduk yang termasuk dalam wilayah administratif pemekaran Kabupaten Kundur baru yaitu sebanyak 93.000 jiwa yang tercatat dalam BPS Kabupaten Karimun Tahun 2013

Table 3.2

Data Jumlah Penduduk Per Kecamatan

No Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK

1 Ungar

2 Belat

3 Durai

4 Kundur

5 Kundur Utara


(18)

33

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

Total

Sumber : BPS Kabupaten Karimun 2013

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini, setelah mengambil populasi selanjutnya diambil beberapa sampel yang mewakili masing-masing kecamatan daerah pemekaran. Banyaknya sampel tergantung pada: Kemampuan peneliti dalam segi waktu, tenaga dan biaya, Sempit dan luasnya pengamatan setiap sampel, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data dan besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Menurut Arikunto (2010, hlm.177), untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan lebih baik.

Sampel yang baik, apabila sampel yang refresentatif sehingga mencerminkan karakteristik populasi secara optimal. selain itu sampel harus valid yang berarti mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini sampel dibagi menjadi dua yaitu sampel wilayah dan sampel penduduk.:

a. Sampel wilayah,

Untuk menentukan sampel wilayah mencakup daerah pemekaran Kabupaten Kundur yaitu 6 Kecamatan, 6 Kelurahan, 24 Desa di pilih lokasi berdasarkan sampel pertimbangan jumlah penduduk dengan kriteria sebagai berikut : penduduk tinggi, sedang dan jarang. Sampel wilayah itu mencakup :

 Penduduk tinggi yaitu Kecamatan Kundur,

 Penduduk sedang yaitu Kecamatan Kundur Barat, dan

 Penduduk rendah yaitu Kecamatan Ungar. (lihat pada table 3.2) b. Sampel Penduduk

Sampel penduduk yang terdapat di 3 kecamatan. Penduduk yang dijadikan responden merupakan jumlah Kepala Keluarga (KK) dari 3 kecamatan. Ukuran sampel yang diambil dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Dixon dan B Leach dalam Tika (2005, hlm.25) formulanya sebagai berikut :


(19)

34

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

= 28,36 %

 Menentukan variabelitas V =√

V =√ V = 45.07

 Menentukan jumlah sampel [ ]2

Keterangan : n = Jumlah Sampel

Z = Convidence level atau tingkat kepercayaan 95% dari dalam table z hasilnya (1,96)

V = Variabel yang diperoleh dengan rumus diatas C = Convidence limit atau batas kepercayaan (10)

[

]

2 = [8,8337]2 = 78,03

= 78 dibulatkan  Koreksi sampel


(20)

35

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

Keterangan :

N’ = Jumlah sampel yang dikoreksi

n = Jumlah sampel yang dihitung dalam rumus sebelumnya N = Jumlah populasi

= 77,84 ( 78 dibulatkan )

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diketahui jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 78 KK. Kemudian setelah mengetahui jumlah sampel pada penelitian ini, maka tahap selanjutnya adalah menentukan teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel secara rambang proporsional (Proportional Random Sampling). Dalam menentukan proporsi sampel yang diambil dari tiap kecamatan, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :

Hasil perhitungan jumlak KK yang dijadikan sampel dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 3.3

Penentuan Sampel Penduduk Per Kecamatan

Sumber: Perhitungan data sekunder 2014

NO Kecamatan Jumlah KK Formula Jumlah Sampel

1 Ungar 1.918

8,22 dibulatkan menjadi 8

2 Kundur 10.757

46,11 dibulatkan menjadi 46

3 Kundur Barat 5.521

23,66 dibulatkan menjadi 24

Total 18.196 78 Sampel

� �� � � �


(21)

36

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 Berdasarkan tabel 3.3 di atas (penentuan sampel penduduk) sampel yang paling banyak adalah Kecamatan Kundur dengan jumlah sampel 46 penduduk, sedangkan jumlah sampel yang paling sedikit adalah Kecamatan Ungar dengan jumlah sampel 8 penduduk. Selanjutnya dari masing-masing kecamatan dibagi menjadi beberapa desa dan kelurahan dengan perhitugan sampel menggunakan rumus sebagai berikut :

Hasil perhitungan jumlak KK yang dijadikan sampel dapat dilihat pada table dibawah ini :

 Kecamatan Kundur

Tabel 3.4

Penentuan Sampel Penduduk Kecamatan Kundur

Sumber: Perhitungan data sekunder, 2014

 Kecamatan Ungar

Tabel 3.6

Penentuan Sampel Penduduk Kecamatan Ungar Desa/ Kelurahan Jumlah KK Formula Jumlah Sampel

Tg. Batu Kota 2.226

9.51 dibulatkan menjadi 9

Tg. Batu Barat 4.893

20,92 dibulatkan menjadi 21

Gading Sari 627

2,68 dibulatkan menjadi 3

Sei. Sebesi 1.062

4,54 dibulatkan menjadi 5

Sei.Ungar 1.129

4,82dibulatkan menjadi 5

Lubuk 820

3,50 dibulatkan menjadi 3

Total 10.757 46


(22)

37

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

Sumber: Perhitungan data sekunder 2014

 Kecamatan Kundur Barat :

Tabel 3.5

Penentuan Sampel Penduduk Kecamatan Kundur Barat

Sumber: Perhitungan data sekunder 2014 C. Variabel Penelitiaan

Menurut Arikunto (2010, hlm.159), Variabel penelitian dalam penelitian memiliki fungsi sebagai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

Alai 852

3,55 dibulatkan menjadi 4

Batu Limau 522

2,17 dibulatkan menjadi 2

Sei. Buloh 332

1,38dibulatkan menjadi 1

Pulau Ngal 212

0,88 dibulatkan menjadi 1

Total 1.918 8 Sampel

Desa/ Kelurahan Jumlah KK Formula Jumlah Sampel

Sawang 1.540

6,69 dibulatkan menjadi 7 Sawang Selatan 1.300

5,65 dibulatkan menjadi 6

Sawang Laut 810

3,52 dibulatkan menjadi 3

Kundur 915

3,97 dibulatkan menjadi 4

Semuruh 956

4,15 dibulatkan menjadi 4

Total 5.521 24 Sampel

Variabel Bebas (X) Faktor-Faktor Geografi 1. Kondisi Fisik Geografis


(23)

38

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 Variabel Terikat (Y)

Pemekaran Wilayah Kabupaten Kundur Sebagai Kabupaten Baru

D. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Geografi Terhadap Rencana Pemekaran Wilayah Kabupaten Kundur Sebagai Kabupaten Baru Di Provinsi Kepulauan Riau”. Agar permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai lebih terarah, serta untuk menghindari kesalahpahaman, penulis menguraikan definisi operasional mengenai konsep-konsep yang terdapat dalam penelitian :

1. Faktor-faktor geografi merupakan jenis-jenis di dalam faktor alam yang mempunyai pertalian langsung atau tak langsung dengan kehidupan manusia dalam arti memberikan fasilitas kepadanya untuk menghuni permukaan bumi sebagai wilayah. Faktor-faktor geografi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang mendukung dalam pemekaran wilayah Kabupaten Kundur

2. Kondisi fisis geografis merupakan suatu keadaan yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang meliputi tanah, air, udara dan pembangunan fisik yang mempengaruhi suatu wilayah dengan segala proses dan dinamikanya. Penekanan kondisi fisik geografis pada penelitian ini adalah gejala alamiah permukaan bumi yang menunjang dalam pemekaran wilayah seperti lokasi dan luas, iklim, topografi, geologi dan hidrologi

- Luas dan Lokasi Wilayah - Iklim

- Topografi - Geologi - Hidrologi

2. Kondisi Sosial Ekonomi - Penggunaan Lahan - Kependudukan - Mata Pencaharian - Pendidikan

3. Respon Masyarakat - Persepsi

- Sikap - Prilaku


(24)

39

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 3. Kondisi sosial ekonomi masyarakat merupakan suatu keadaan atau kedudukan

yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Penekanan sosial ekonomi pada penelitian ini adalah yang mempengaruhi aktivitas masyarakat dalam pemekaran wilayah seperti penggunaan lahan, kependudukan, mata pencaharian dan pendidikan. 4. Respon merupakan proses menerima, menafsirkan dan memberi arti

rangsangan melalui indra. Respon masyarakat adalah tingkah laku balas atau tindakan masyarkat yang merupakan wujud dari persepsi dan sikap masyarakat terhadap suatu objek yang dapat dilihat melalui proses pemahaman, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan terhadap objek tersebut. Respon dalam penelitian ini merupakan respon masyarakat terhadap rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur sebagai kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau

5. Pemekaran wilayah sama halnya dengan pemekaran daerah dalam PP RI No 129 tahun 2000 pasal 1 : 4 disebutkan bahwa pemekaran daerah merupakan pemecahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota menjadi lebih dari satu daerah. Pemekaran wilayah dalam penelitian ini yang akan dikaji merupakan respon masyarakat terhadap pemekaran wilayah Kabupaten Kundur dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya :

1. Data Primer

Menurut Hasan (2004, hlm.19) data primer digunakan untuk memperoleh data atau data yang dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau orang yang bersangkutan yang memerlukanya. Data primer ini juga disebut data asli atau baru. Untuk memperoleh data primer dalam penelitian menggunakan observasi dan wawancara.


(25)

40

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 Menurut Sumaatmadja (1981, hlm.105) mengemukakan bahwa observasi lapangan pada dasarnya merupakan pengetahuan hasil pengumpulan data, fakta, dan kenyataan dilapangan. Observasi ini memiliki ciri yang cukup spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejal-gejala alam. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk melihat fenomena pemekaran wilayah didaerah Kabupaten Karimun sebagai kabupaten induk guna memperoleh kondisi fisik dan kondisi sosial ekonomi sebagai rencana pemekaran Kabupaten Kundur sebagai Kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau.

b. Wawancara

Menurut Sumaatmadja (1981, hlm.106) mengatakan bahwa teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang membantu dan melengkapi pengumpulan data yang tidak dapat diungkapkan oleh teknik observasi. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden dengan menggunakan pedoman wawancara atau daftar pertanyaan kepada responden. Teknik wawancara dilakukan dengan cara peneliti datang langsung, kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat pada pedoman wawancara kepada penduduk yang dijadikan sampel responden, sehingga menghasilkan data yang dibutuhkan seperti untuk mengetahui respon penduduk terhadap daya dukung kondisi fisis geografis dan kondisi sosial ekonomi penduduk daerah pemekaran Kabupaten Kundur Baru.

2. Data Sekunder

Data sekunder diartikan sebagai suatu data yang terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instasi diluar diri peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(26)

41

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 Melalui studi literatur, penulis mendapatkan berbagai konsep yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik pendapatnya sebagai dasar teori maupun sebagai pembanding dalam pemecahan masalah ini.

b. Dokumentasi

Studi dokumentasi, dilakukan dengan cara mencari data-data yang dapat menunjang penelitian, biasa diperoleh dari buku, majalah, atau dokumentasi-dokumentasi yang terdapat pada suatu instansi sehingga dapat memperoleh data sekunder dari lembaga dan instansi tersebut mengenai masalah yang sedang diteliti. Melalui teknik ini penulis memperoleh teori-teori atau konsep-konsep yang relevan berhubungan dengan masalah-masalah penelitian yang penulis kumpulkan dari beberapa literature terkait.

F. Alat Pengumpul Data

Peralatan yang dibutuhkan untuk membantu dalam pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah :

1. Peta Dasar (base map) terdiri dari : a. Peta BAPPEDA Kabupaten Karimun b. Peta administrasi Kabupaten Karimun

c. Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Karimun

2. Monografi tiga kecamatan daerah pemekaran yang dijadikan sampel penelitian 3. GPS digunakan untuk menentukan lokasi daerah pemekaran

4. Kamera Digital 5. Cheklist lapangan

G. Cara Pengambilan Data

1. Survey ke lokasi penelitian dan mengumpulkan data-data sekunder berupa dokumen-dokumen dari dinas atau instansi terkait seperti Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kabupaten Karimun, BAPPEDA KABUPATEN KARIMUN, dan BPS Provinsi Kepulauan Riau


(27)

42

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 2. Melakukan pemotretan fenomena-fenomena di lapangan dengan

menggunakan kamera digital

3. Mengunjungi tiga kecamatan yang dijadikan sampel penelitian untuk memperoleh data primer.

H. Teknik Pengolahan Data

1. Editing: Sebelum data dianalisis, maka data hasil wawancara diedit terlebih dahulu, pertanyaan dalam wawancara yang terkumpul dibaca kembali kemudian diperbaiki jika masih terdapat hal-hal yang salah atau meragukan. Catatan penagamatan dipastikan harus lengkap dalam pengertian semua kolom atau pertanyaan harus terjawab atau terisi.

2. Peneliti melakukan pekerjaan seperti memperjelas catatan, seperti mengubah kependekan-kependekan yang dirubah menjadi kata-kata atau kalimat-kalimat penuh, melihat apakah data tersebut konsisten atau tidak, mengecek apakah instruksi dalam daftar pertanyaan diikuti secara seksama oleh penjawab atau tidak, mengecek pertanyaan yang jawabanya tidak cocok. Jika terjadi penyimpangan-penyimpangan tersebut maka peneliti mengumpulkan dan mengklasifikasikan data-data yang bermasalah dalam satu kelompok.

3. Coding: dilakukan agar memudahkan analisis pada jawaban pertanyaan tertutup maka jawaban perlu diberi kode berupa angka atau huruf.

4. Skoring : langkah dalam penentuan skor atas setiap jawabandari setiap responden yang dijadikan sampel dari penelitian serta dilakukan dengan membuat beberapa klasifikasi yang cocok tergantung terhadap pemahaman dari responden. Perhitungan skoring dilakukan dengan menggunakan skala Likert dengan pengukuran sebagai berikut :

a. Pernyataan positif

Skor 5 untuk jawaban sangat setuju Skor 4 untuk jawaban setuju Skor 3 untuk jawaban netral Skor 2 untuk jawaban tidak setuju


(28)

43

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju

b. Pernyataan negatif

Skor 5 untuk jawaban sangat tidak setuju Skor 4 untuk jawaban tidak setuju Skor 3 untuk jawaban netral Skor 2 untuk jawaban setuju

Skor 1 untuk jawaban sangat setuju.

5. Entry : memasukan data yang telah diberi kode dengan memasukan data kedalam kolom- kolom yang terdapat pada Ms Exel 2010

6. Tabulasi : Data-data yang terkumpul dibuat kedalam tabel-tabel, dalam proses tabulasi peneliti memasukan data ke dalam table dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel.

7. Interpretasi data : langkah ini dilakukan dalam rangka mendeskripsikan data yang telah diperoleh melalui beberapa tahap seperti tahap editing, coding, skoring dan Entry untuk pada akhirnya di tabulasikan serta di analisis untuk memberikan gambaran terhadap data atau informasi yang didapat dari para responden yang dijadikan sampel penelitiaan.

I. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul ditabulasi maka selanjutnya dilakukan analisis. Adapun tahapan dalam analisis data adalah sebagai berikut :

a. Analisis persentase digunakan untuk melihat seberapa banyak kecenderungan frekuensi jawaban responden dan fenomena-fenomena dilapangan. Langkah ini juga digunakan untuk menghitung besarnya proporsi dalam setiap alternatif jawaban yang dipilih oleh responden. Rumus prosentase yang digunakan sebagai berikut :

P =

Keterangan:


(29)

44

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 P = Prosentase

f = Frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih

n = Jumlah seluruh frekuensi alternatif jawaban yang jadi pilihan 100 = Konstanta

Setelah dilakukan perhitungan maka hasil prosentase tersebut diklasifikasikan dengan kategori sebagai berikut :

Tabel 3.7

Klasifikasi Skor Prosentase

No Persentase Keterangan

1 0% Tidak Seorang pun

2 1% - 24% Sebagian Kecil 3 25% - 49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51% - 74% Sebagian Besar 6 75% - 99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber : Singarimbun(1987, hlm.263)

b. Skala Likert

Menurut Suryabrata (2004, hlm.186) “Pada model skala Likert perangsangnya merupakan pernyataan. Respon yang diharapkan diberikan oleh subyek menurut taraf kesetujuan atau ketidak setujuan dalam variasi : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak tentu (TT), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS)”, dengan menggunakan skala Likert ini, maka setiap variabel yang telah ditentukan di dalam penelitian ini dijabarkan ke dalam beberapa sub variabel yang akhirnya menjadi indikator yang menjadi bahan kajian yang akan diketahui didalam penelitian ini yang dituangkan ke dalam bentuk instrumen yang berupa beberapa pertanyaan atau pernyataan dari setiap jawaban yang didapatkan dari reponden yang dijadikan sampel penelitian, dengan menggunakan skala Likert mempunyai rentang dari sangat positif sampai sangat negatif.

Table 3.8 Skala Likert


(30)

45

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

Positif Negatif

SS Sangat Setuju 5 1

S Setuju 4 2

N Netral 3 3

TS Tidak Setuju 2 4

STS Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber : Suryabarata (2004)

Setiap jawaban yang diberikan oleh responden yang dijadikan sampel pada penelitian ini maka didapatkan beberapa kategori yang telah disebutkan pada kriteria Likert untuk setiap jawaban pada wawancara yang telah dibuat dengan menggunakan skala Likert dalam dengan perhitungan skor sebagai berikut : a. Pernyataan Positif

Skor Indeks = ((F1x1)+(F2x2)+(F3x3)+(F4x4)+(F5x5)) Keterangan

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 ( Sangat Tidak Setuju ) F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 ( Tidak Setuju )

F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 ( Ragu ) F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 ( Setuju )

F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 ( Sangat Setuju ) b. Pernyataan Negatif

Skor Indeks = ((F1x1)+(F2x2)+(F3x3)+(F4x4)+(F5x5)) Keterangan

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 ( Sangat Setuju ) F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Setuju )

F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 ( Ragu )

F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 ( Tidak Setuju )

F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 ( Sangat Tidak Setuju ) Untuk melihat sikap dan persepsi masyarakat secara keseluruhan, dilakukan dengan langkah-langkah berikut :

1) Menentukan total skor maksimal : skor tertinggi x jumlah responden 2) Menentukan total skor minimal : skor terendah x jumlah responden


(31)

46

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 Untuk melihat hasil dari perhitungan tersebut, maka dilakukan interpretasi skor yang mencakup hasil dari setiap analisis data yang telah dilakukan dalam analisis data dari setiap jawaban responden yang dijadikan sampel penelitian.

Berikut merupakan kriteria interpretasi skor dapat dilihat pada Tabel 3.9 Table 3.9

Kriteria Interpretasi Skor

Angka 0 % - 20 % Sangat Lemah

Angka 21 % - 40 % Lemah Angka 41 % - 60 % Cukup Angka 61 % - 80 % Kuat Angka 81 % - 100 % Sangat Kuat Sumber : Riduwan (2011, hlm.23)

J. Alur Penelitian

Provinsi Kepulauan Riau

Kabupaten Karimun


(32)

47

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 Pemekaran Wilayah

Rencana Pemekaran Wilayah

Kesimpulan

Rekomendasi

Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian

Kabupaten Baru Kundur

Dukungan Kondisi Fisis Geografi Dukungan Kondisi Ekonomi


(33)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

121 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada daerah pemekaran Kabupaten Kundur Provinsi Kepulauan Riau tentang faktor-faktor geografi terhadap rencana pemekaran wilayah, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Kondisi fisik pada daerah penelitian memiliki potensi yang cukup besar dalam melakukan rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur terutama dalam lokasi dan luas wilayahnya karena dapat dimanfaatkan dalam bidang perikanan, pariwisata, bidang transportasi jasa serta jalur perdagangan antar daerah dan pada kondisi geologi yang sebagian besar berupa batu granit hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam bidang pertambangan batu granit sebagai penambah pendapatan asli daerah pemekaran Kabupaten Kundur, namun masih diperlukan modal dan sumber daya manusia yang berkualitas serta pengawasan dari pemerintah dalam memanfaatkan dukungan kondisi fisik geografi daerah pemekaran

2. Kondisi sosial ekonomi pada daerah penelitian belum sepenuhnya mendukung pemekaran wilayah, hal ini dikarenakan belum banyak terdapat aktivitas manusia dalam pengelolaanya dalam hal penggunaan lahan, infastruktur dan fasilitas, namun memiliki potensi yang cukup besar dalam melakukan rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur, potensi yang paling dominan terdapat pada penggunaan lahan, karena pada daerah penelitian terdapat banyak lahan kosong yang dapat dimanfaatkan sebagai pertanian, permukiman, peternakan, perkebunan, tegalan dan pusat industri lainya, selain itu pula terdapat pendidikan yang hampir merata disetiap wilayah serta pembangunan fasilitas pendidikan yang baik dan berkualitas baik. Untuk itu diperlukan pengoptimalan yang berupa


(34)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

122 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

peningkatan dari berbagai sarana dan infrastruktur yang memadai dan berbasis kepada kebutuhan masyarakat.

3. Respon masyarakat terhadap rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur secara keseluruhan dilihat dari kedua tanggapan tersebut, yang termasuk dalam kategori cukup. Hal tersebut menggambarkan bahwa sebagian masyarakat mempunyai respon yang mendukung dan respon yang kurang mendukung terhadap rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur. Berdasarkan penelitian rata-rata hampir seluruhnya masyarakat setuju dan ikut mendukung rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur, masyarakat sangat berantusiasme serta berharap agar pemekaran ini dapat secepatnya terealisasikan, namun melihat pada tanggapan masyarakat terhadap dukungan kondisi fisis geografi dan kondisi sosial ekonomi yang belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, tentunya akan menjadi masukan bagi pemerintah dan masyarakat, apakah rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur layak untuk dimekarkan atau tidak.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, menunjukan gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan. Maka dapat dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi peningkatan respon masyarakat terhadap rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur. Rekomendasi tersebut adalah :

1. Bagi pemerintah

Bagi pihak pemerintah sebaiknya memperhatikan dukungan-dukungan kondisi fisik geografis dan kondisi sosial ekonomis untuk rencana pemekaran wilayah agar dukungan tersebut benar-benar dirasakan oleh masyarakat dan sepenuhnya memenuhi kebutahan masyarakat, serta pensosialisasian dalam rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur merata di setiap kalangan dan tidak hanya terfokus pada suatu titik tertentu, karena sosialisasi ini memiliki maksud dan


(35)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

123 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

tujuan untuk memaparkan dan menjelaskan realisasi dari pembentukan Kabupaten Kundur serta mewujudkan kemerataan pembangunan disetiap wilayah demi kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat yang termauk dalam rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur. Dalam hal ini pemerintah sebaiknya melibatkan partisipasi masyarakat yang berkelanjutan agar masyarakat dapat menyebarkan sosialisai dari pemerintah ke masyarakat luas agar tercipta suasana yang saling berkesinambungan antar pemerintah dan masyarakat daerah pemekaran Kabupaten Kundur.

2. Bagi Masyarakat Daerah Pemekaran Kabupaten Kundur

Bagi masyarakat rencana pemekaran wilayah menjadi barisan terdepan dalam menyukseskannya rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur sebagai kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau. Dengan melihat dukungan kondisi fisis geografi dan kondisi sosial ekonomi yang belum sepenuhnya memadai dan berbasis kepada kebutuhan masyarakat, ini tentunya akan menjadi perhatian bagi masyarakat agar ikut berpartisipasi atau ikut andil dalam meminamilisir kelemahan-kelemahan dalam dukungan-dukungan tersebut, sehingga tercipta suasana yang saling berkesinambungan antara harapan dan dukungan-dukungan kondisi fisis geografis dan kondisis sosial ekonomi dalam rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur kedepannya.


(36)

124

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015 DAFTAR PUSTAKA

A. Buku dan Internet

Ahmadi, Abu. (1984). Pengantar Sosiologi. Jakarta : Ramadhani

Arikunto, Suharsimi, (1998). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Azwar Syarifudin.(1995) Sikap Manusia Teori dan pengukuranya. Edisi 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun Dalam Angka Tahun 2013. Tidak Diterbitkan

Calhoun, J,F, (1990). Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang : IKIP Semarang Press

Dagur, Antoni Bagur, (2004). Prospek dan Strategi Pembangunan Kabupaten Manggarai Dalam Persepektif Masa Depan. PT. IndoMediaGlobal : Jakarta. Daryanto, (1995). Masalah Pencemaran Kota Bandung. Tarsito : Bandung

Hartomo. H. dan Aziz Arnicun,(1999). Ilmu Sosial Dasar. Bumi Aksara : Jakarta Hasan, Iqbal. (2004). Analisis data penelitian dengan statistik. Jakarta : Bumi Aksara Idi. Abdullah (2011). Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan

Pendidikan.Jakarta

Kalloh. J (2007). Mencari Bentuk Otonomi Daerah. Jakarta : rineka cipta

Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, implementasi dan Kontrol, Edisi Sebelas. Alih Bahasa, Hendra Teguh. Jakarta: Penerbit PT. Prenhallindo.

Kuncoro, Mudrajad, Ph.D. (2004).Otonomi Dan Pembangunan Daerah Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta : Erlangga 2004.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Karimun Tahun 2012. Tidak Diterbitkan


(37)

125

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

Mar’at. D.R. (1981). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukuranya. Jakarta Timur

: Ghalia Indonesia

Milwan, (2007) Model Pemekaran Daerah Yang Menyejahterakan Masyarakat Mutalib. Umar (1987). Desentralisasi dalam daerah. Jakarta : PT Nusa Dua

Ostrom, Vincent (1991), The Mining of American Federalism: Constituting Self-GoverningSociety, San Francisco: ICS Press.

Notoadmodjo Soekidjo (2010). Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Prabundu, M.Tika (2005). Meode Penelitian Geografi. Jakarta : PT. Bumi Askara Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rafi’i, Suryatna. (1986). Metode Statistika Analisis. Bandung : Binacipta.

Riduwan. (2011). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta

Rondinelli, Dennis A, John R. Nellis & G. Shabbir Cheema (1983),Decentralization in Developing Countries: A Review of Recent Experience, Washington D.C.: The World Bank

Samadi. 2007. Geografi pemekaran wilayah untuk SMA. Jakarta : Yudhistira Singarimbun, Masri.(1987).Metode Penelitian Survei. Yogyakarta : LP3ES

Smith, B.C. (1985), Decentralization: The Territorial Dimension of The State. London: AsiaPublishing House

Soekanto, Soerjono (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Rajawali

Suryabarata, Sumadi (2004). Pengembangan alat ukur Psikologis. Andi Offset : Yogyakarta

Sumaatdmadja, Nursid (1996). Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, Dan Lingkungan Hidup. Bandung : CV Alfabeta

Syaukani. HR. (2001). Pemulihan Ekonomi Dan Otonomi Daerah. ( Refleksi Pemikitan Partai Golkar ). Jakarta : Lembaga Studi Pembangunan Indonesia


(38)

126

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

Syah, Muhibin, (1995), Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Ilmu Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tarigan,Robinson.(2004) Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara,

Uyono, Bambang (2012), Geografi Membuka Cakrawala Dunia. Jakarta : PT Setia Purna

Wirawan, Sarwono Sarlito, (199), Psikologi Umum, Jakarta : Bulan Bintang

http://www.jpnn.com/read/2014/08/06/250170/Kepulauan-Kundur-Segera-Diketok-Palu-jadi-Kabupaten-Baru-

B. Perundang-Undangan dan Peraturan Pemerintah

Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2003, Tentang Kependidikan

Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah, No. 32 Tahun 2004, LN No. 125 tahun 2004, TLN No. 4437, ps. 1

Peraturan Pemerintah No 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 129/00 maupun PP No. 78/07 Tata Cara Pembentukan Daerah


(1)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

121 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada daerah pemekaran Kabupaten Kundur Provinsi Kepulauan Riau tentang faktor-faktor geografi terhadap rencana pemekaran wilayah, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Kondisi fisik pada daerah penelitian memiliki potensi yang cukup besar dalam melakukan rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur terutama dalam lokasi dan luas wilayahnya karena dapat dimanfaatkan dalam bidang perikanan, pariwisata, bidang transportasi jasa serta jalur perdagangan antar daerah dan pada kondisi geologi yang sebagian besar berupa batu granit hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam bidang pertambangan batu granit sebagai penambah pendapatan asli daerah pemekaran Kabupaten Kundur, namun masih diperlukan modal dan sumber daya manusia yang berkualitas serta pengawasan dari pemerintah dalam memanfaatkan dukungan kondisi fisik geografi daerah pemekaran

2. Kondisi sosial ekonomi pada daerah penelitian belum sepenuhnya mendukung pemekaran wilayah, hal ini dikarenakan belum banyak terdapat aktivitas manusia dalam pengelolaanya dalam hal penggunaan lahan, infastruktur dan fasilitas, namun memiliki potensi yang cukup besar dalam melakukan rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur, potensi yang paling dominan terdapat pada penggunaan lahan, karena pada daerah penelitian terdapat banyak lahan kosong yang dapat dimanfaatkan sebagai pertanian, permukiman, peternakan, perkebunan, tegalan dan pusat industri lainya, selain itu pula terdapat pendidikan yang hampir merata disetiap wilayah serta pembangunan fasilitas pendidikan yang baik dan berkualitas baik. Untuk itu diperlukan pengoptimalan yang berupa


(2)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

122 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

peningkatan dari berbagai sarana dan infrastruktur yang memadai dan berbasis kepada kebutuhan masyarakat.

3. Respon masyarakat terhadap rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur secara keseluruhan dilihat dari kedua tanggapan tersebut, yang termasuk dalam kategori cukup. Hal tersebut menggambarkan bahwa sebagian masyarakat mempunyai respon yang mendukung dan respon yang kurang mendukung terhadap rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur. Berdasarkan penelitian rata-rata hampir seluruhnya masyarakat setuju dan ikut mendukung rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur, masyarakat sangat berantusiasme serta berharap agar pemekaran ini dapat secepatnya terealisasikan, namun melihat pada tanggapan masyarakat terhadap dukungan kondisi fisis geografi dan kondisi sosial ekonomi yang belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, tentunya akan menjadi masukan bagi pemerintah dan masyarakat, apakah rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur layak untuk dimekarkan atau tidak.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, menunjukan gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan. Maka dapat dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi peningkatan respon masyarakat terhadap rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur. Rekomendasi tersebut adalah :

1. Bagi pemerintah

Bagi pihak pemerintah sebaiknya memperhatikan dukungan-dukungan kondisi fisik geografis dan kondisi sosial ekonomis untuk rencana pemekaran wilayah agar dukungan tersebut benar-benar dirasakan oleh masyarakat dan sepenuhnya memenuhi kebutahan masyarakat, serta pensosialisasian dalam rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur merata di setiap kalangan dan tidak hanya terfokus pada suatu titik tertentu, karena sosialisasi ini memiliki maksud dan


(3)

Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

123 No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

tujuan untuk memaparkan dan menjelaskan realisasi dari pembentukan Kabupaten Kundur serta mewujudkan kemerataan pembangunan disetiap wilayah demi kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat yang termauk dalam rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur. Dalam hal ini pemerintah sebaiknya melibatkan partisipasi masyarakat yang berkelanjutan agar masyarakat dapat menyebarkan sosialisai dari pemerintah ke masyarakat luas agar tercipta suasana yang saling berkesinambungan antar pemerintah dan masyarakat daerah pemekaran Kabupaten Kundur.

2. Bagi Masyarakat Daerah Pemekaran Kabupaten Kundur

Bagi masyarakat rencana pemekaran wilayah menjadi barisan terdepan dalam menyukseskannya rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur sebagai kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau. Dengan melihat dukungan kondisi fisis geografi dan kondisi sosial ekonomi yang belum sepenuhnya memadai dan berbasis kepada kebutuhan masyarakat, ini tentunya akan menjadi perhatian bagi masyarakat agar ikut berpartisipasi atau ikut andil dalam meminamilisir kelemahan-kelemahan dalam dukungan-dukungan tersebut, sehingga tercipta suasana yang saling berkesinambungan antara harapan dan dukungan-dukungan kondisi fisis geografis dan kondisis sosial ekonomi dalam rencana pemekaran wilayah Kabupaten Kundur kedepannya.


(4)

124 Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

DAFTAR PUSTAKA A. Buku dan Internet

Ahmadi, Abu. (1984). Pengantar Sosiologi. Jakarta : Ramadhani

Arikunto, Suharsimi, (1998). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Azwar Syarifudin.(1995) Sikap Manusia Teori dan pengukuranya. Edisi 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun Dalam Angka Tahun 2013. Tidak Diterbitkan

Calhoun, J,F, (1990). Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang : IKIP Semarang Press

Dagur, Antoni Bagur, (2004). Prospek dan Strategi Pembangunan Kabupaten Manggarai Dalam Persepektif Masa Depan. PT. IndoMediaGlobal : Jakarta. Daryanto, (1995). Masalah Pencemaran Kota Bandung. Tarsito : Bandung

Hartomo. H. dan Aziz Arnicun,(1999). Ilmu Sosial Dasar. Bumi Aksara : Jakarta Hasan, Iqbal. (2004). Analisis data penelitian dengan statistik. Jakarta : Bumi Aksara Idi. Abdullah (2011). Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan

Pendidikan.Jakarta

Kalloh. J (2007). Mencari Bentuk Otonomi Daerah. Jakarta : rineka cipta

Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, implementasi dan Kontrol, Edisi Sebelas. Alih Bahasa, Hendra Teguh. Jakarta: Penerbit PT. Prenhallindo.

Kuncoro, Mudrajad, Ph.D. (2004).Otonomi Dan Pembangunan Daerah Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta : Erlangga 2004.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Karimun Tahun 2012. Tidak Diterbitkan


(5)

125 Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

Mar’at. D.R. (1981). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukuranya. Jakarta Timur

: Ghalia Indonesia

Milwan, (2007) Model Pemekaran Daerah Yang Menyejahterakan Masyarakat Mutalib. Umar (1987). Desentralisasi dalam daerah. Jakarta : PT Nusa Dua

Ostrom, Vincent (1991), The Mining of American Federalism: Constituting Self-GoverningSociety, San Francisco: ICS Press.

Notoadmodjo Soekidjo (2010). Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Prabundu, M.Tika (2005). Meode Penelitian Geografi. Jakarta : PT. Bumi Askara Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Rafi’i, Suryatna. (1986). Metode Statistika Analisis. Bandung : Binacipta.

Riduwan. (2011). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta

Rondinelli, Dennis A, John R. Nellis & G. Shabbir Cheema (1983),Decentralization in Developing Countries: A Review of Recent Experience, Washington D.C.: The World Bank

Samadi. 2007. Geografi pemekaran wilayah untuk SMA. Jakarta : Yudhistira Singarimbun, Masri.(1987).Metode Penelitian Survei. Yogyakarta : LP3ES

Smith, B.C. (1985), Decentralization: The Territorial Dimension of The State. London: AsiaPublishing House

Soekanto, Soerjono (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Rajawali

Suryabarata, Sumadi (2004). Pengembangan alat ukur Psikologis. Andi Offset : Yogyakarta

Sumaatdmadja, Nursid (1996). Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, Dan Lingkungan Hidup. Bandung : CV Alfabeta

Syaukani. HR. (2001). Pemulihan Ekonomi Dan Otonomi Daerah. ( Refleksi Pemikitan Partai Golkar ). Jakarta : Lembaga Studi Pembangunan Indonesia


(6)

126 Adi Pranata, 2015

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP RENCANA PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN KUNDUR SEBAGAI KABUPATEN BARU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar Skripsi : 4450/un.40.2.4/PL/2015

Syah, Muhibin, (1995), Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Ilmu Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tarigan,Robinson.(2004) Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara,

Uyono, Bambang (2012), Geografi Membuka Cakrawala Dunia. Jakarta : PT Setia Purna

Wirawan, Sarwono Sarlito, (199), Psikologi Umum, Jakarta : Bulan Bintang

http://www.jpnn.com/read/2014/08/06/250170/Kepulauan-Kundur-Segera-Diketok-Palu-jadi-Kabupaten-Baru-

B. Perundang-Undangan dan Peraturan Pemerintah

Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2003, Tentang Kependidikan

Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah, No. 32 Tahun 2004, LN No. 125 tahun 2004, TLN No. 4437, ps. 1

Peraturan Pemerintah No 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 129/00 maupun PP No. 78/07 Tata Cara Pembentukan Daerah