PENGARUH KEKUATAN PEMASOK TERHADAP STRATEGI PRODUK DAN IMPLIKASINYA PADA PENJUALAN.

(1)

No. 541/UN.40.7.DI/LT/2013

PENGARUH KEKUATAN PEMASOK TERHADAP STRATEGI PRODUK DAN IMPLIKASINYA PADA PENJUALAN

(Studi pada Pengrajin Boneka di Sentra Boneka Sukamulya Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh:

ARINA ANJAINA 0807074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENGARUH KEKUATAN PEMASOK TERHADAP STRATEGI PRODUK DAN IMPLIKASINYA PADA PENJUALAN

(Studipada Pengrajin Boneka di Sentra Boneka Sukamulya Bandung)

Oleh Arina Anjaina

0807074

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Arina Anjaina 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KEKUATAN PEMASOK TERHADAP STRATEGI PRODUK DAN IMPLIKASINYA PADA PENJUALAN

(Studi pada Pengrajin Boneka di Sentra BonekaSukamulya Bandung)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Prof. Dr. H.Agus Rahayu,M. Si. NIP. 19620607 198703 1 002

Mengetahui, DekanFakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua ProgramStudi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 196904041999031001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Arina Anjaina NIM. 0807074


(4)

Arina Anjaina(0807074), “

Implikasinya Pada Penjualan(Studi pada Pengrajin Boneka di Sentra Boneka Sukamulya Bandung)”.Di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Agus Rahayu,M.Si.

Pemasok bahan baku dalam pembuatan boneka memiliki peran yang penting, hal ini berpengaruh terhadap strategi produkdan penjualan produk pada perusahaan boneka tersebut. Kemampuan masing-masing pelaku bisnis dalam mengelola manajemen pemasaran, agar dapat merencanakan strategi produk dan penjualan boneka tetap stabil satu sama lainnya berbeda . Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan pemasok di dalam menyediakan bahan baku untuk pengusaha boneka. Sehingga, pengusaha boneka pun perlu untuk memiliki strategi yang baik guna meningkatkan penjualan boneka.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperolehgambaran mengenai kekuatan pemasok, strategi produk dan penjualan di sentra boneka Sukamulya Bandung 2) memperolehgambaran mengenai kekuatan pemasok terhadap strategi produk di sentra boneka Sukamulya Bandung 3)memperoleh gambaran mengenai strategi produk terhadap penjualan di sentra boneka Sukamulya Bandung 4) memperoleh temuan mengenai gambaran kekuatan pemasok terhadap penjualan di sentra boneka Sukamulya Bandung.Objek penelitian ini sentra boneka Sukamulya Bandung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kekuatan pemasok, variable antara strategi produk dan penjualan sebagai variabel tidak bebas. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik sample jenuh, dengan jumlah sampel 13 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier sederhanadengan alat bantu software komputer SPSS 20.0. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa kekuatan pemasok berpengaruh terhadap strategi produk sebesar 49,1%, strategi produk terhadap penjualan sebesar 40,3% dan kekuatan pemasok terhadap penjualan sebesar 39,9%. Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis regresi linier sederhana terdapat pengaruh yang signifikan antara kekuatan pemasok terhadap strategi produk, strategi produk terhadap penjualan dan kekuatan pemasok terhadap penjualan. Pengaruh ketiga variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial.

Penulis merekomendasikan agar perusahaan lebih meningkatkan kinerja pemasaran agar strategi produk yang direncanakan dapat tercapai sehingga penjualan produk boneka tersebut dapat meningkat. Perusahaan pun tetap perlu menjalin hubungan kerja yang baik dengan pemasok bahan baik agar keberlangsungan usaha tetap terjaga.


(5)

Arina Anjaina (0807074), "The Effect of Supplier Power Of Product Strategy and Its Implications On Sale ( Studies in Craftsmen Doll in Dolls Sukamulya Bandung Sentra )”. Under the guidance of Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.Sc.

Suppliers of raw materials in the manufacture of dolls has an important role , this contributes to product strategy and product sales on the doll company. The ability of each business to manage marketing management, in order to plan a strategy and product sales remained stable dolls differ from each other. It is influenced by the power suppliers in the supply of raw materials for entrepreneurs doll. Thus, employers also need to have a doll a good strategy to increase sales doll.

This study aims to 1)obtain discovery regarding our power supplier, product strategy and sales in centers doll Sukamulya 2)to obtain an overview of the findings of the power suppliers in the product strategy centers Sukamulya doll Bandung 3)obtain discovery regarding our product strategy centers on sales Bandung Sukamulya doll 4)gain an overview of the findings of the supplier of the sales force in the center of Bandung Sukamulya doll. The object of research centers Sukamulya doll Bandung. The independent variable in this study is the power supplier, variable intervening product strategy and sales as the dependent variable. This type of research is descriptive, verification, and the method used is explanatory survey with saturated sample technique, a sample of 13 respondents. Data analysis technique used is simple linear regression with SPSS computer software tools 20.0. The results obtained in the study stated that the effect on the power supplier for 49.1 % of product strategy, product strategy on sales of 40.3 % and a power supplier to the sale of 39.9 %.

Based on the research results through simple linear regression analysis a significant difference between the power supplier for product strategy, product strategy to sales and suppliers to the sales force. The influence of these three variables has a significant effect either simultaneously or partially.

The author recommends that further improve the performance marketing company that planned product strategy can be achieved so that the doll product sales can be increased. The company also still need to establish a good working relationship with both material suppliers in order to maintain business continuity.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR... ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 11

1.3 Rumusan Masalah ... 11

1.4 Tujuan Penelitian ... 12

1.5 Kegunaan Penelitian... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 14

2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 KonsepKekuatan Pemasok ... 14

2.1.1.1 Konsep Kekuatan Pemasok dalam Lingkungan Pemasaran ... 14


(7)

Arina Anjaina, 2013

2.1.1.3 Dimensi Kekuatan Pemasok ... 25

2.1.2Konsep Strategi Produk ... 27

2.1.2.1 Definisi Strategi Produk ... 27

2.1.2.2Dimensi Strategi Produk ... 34

2.1.3Konsep Penjualan ... 37

2.1.3.1Definisi Penjualan ... 37

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan…. . 39

2.1.4 Pengaruh Kekuatan Pemasok Terhadap Strategi Produk……… ... 43

2.1.5 Pengaruh Strategi Produk Terhadap Penjualan………… . 43

2.1.6 Pengaruh Kekuatan Pemasok Terhadap Penjualan…….. . 44

2.1.7 Orisinalitas Penelitian………. .. 45

2.2 Kerangka Pemikiran ... 47

2.3 Hipotesis ... 53

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 55

3.1 Objek Penelitian ... 55

3.2 Metode Penelitian... 55

3.2.1 Jenis dan MetodePenelitian ... 55

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 56

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 62

3.2.3.1 Jenis Data... 62

3.2.3.2 Sumber Data……… .. 62


(8)

3.2.4.1 Populasi ... 63

3.2.4.2 Sampel ... 63

3.2.4.3 Teknik Sampling………. .. 64

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 64

3.2.6Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ……… 66

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ……… . 66

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ……… 72

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 74

3.2.7.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 74

3.2.7.2 Rancangan Analisis Verifikatif ... 75

3.2.7.3Rancangan Uji Hipotesis ... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 82

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 82

4.1.1 Profil Sentra Boneka Sukamulya Bandung ... 82

4.2 Karakteristik dan Pengalaman Responden ... 83

4.2.1 Karakteristik Responden ... 83

4.2.1.1 Karakeristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 84

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 85

4.2.2 Pengalaman Responden ... 86 4.2.2.1 Pengalaman Responden Berdasarkan Lama


(9)

Arina Anjaina, 2013

Berdirinya Usaha ... 86

4.2.2.2 Pengalaman Responden Berdasarkan Mengikuti Seminar Bisnis ... 87

4.2.2.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Mengikuti Pameran Boneka... 88

4.2.2.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Mengikuti Pelatihan Bisnis ... 89

4.3 Tanggapan Responden Terhadap Kekuatan Pemasok ... 90

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Pemasok Bahan Baku ... 91

4.3.2 Tanggapan Responden TerhadapKemampuan Pemasok Dalam Mengendalikan Bahan Baku……… 92

4.3.3 Tanggapan Responden TerhadapKemampuan Pemasok Dalam Mengendalikan Harga Bahan Baku ... 94

4.3.4 Tanggapan Responden Terhadap Hubungan Pemasok Dengan Perusahaan ... 96

4.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kepentingan Bahan Baku Yang Dipasok... 98

4.3.6 Gambaran Terhadap Kekuatan Pemasok ... 99

4.4Tanggapan Responden Terhadap Strategi Produk... 101

4.4.1 Tanggapan Responden Terhadap Variasi Produk ... 102

4.4.2Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Produk ... 103


(10)

4.4.4 Tanggapan Responden Terhadap Ukuran Produk……... 106

4.4.5Tanggapan Responden Terhadap Pelayanan ... 107

4.4.6 Gambaran Terhadap Strategi Produk ... 108

4.5 Gambaran Penjualan Responden... 110

4.6 Pengujian Hipotesis ... 112

4.6.1 Uji Normalitas ... 112

4.6.2 Analisis Regresi ... 115

4.6.2.1 Analisis Regresi Kekuatan PemasokTerhadap Strategi Produk……… 116

4.6.2.2 Analisis Regresi Kekuatan PemasokTerhadap Penjualan……… 117

4.6.2.3 Analisis Regresi Strategi ProdukTerhadap Penjualan… 118 4.6.3 Analisis Korelasi……….. 120

4.6.3.1 Pengaruh Kekuatan Pemasok Terhadap Strategi Produk 120 4.6.3.2 Pengaruh Kekuatan Pemasok Terhadap Penjualan……. 120

4.6.3.3 Pengaruh Strategi Produk Terhadap Penjualan……….. 121

4.6.4 Koefisien Determinasi……….. 121

4.6.4.1 Besar Pengaruh Kekuatan Pemasok Terhadap Strategi Produk……… 121

4.6.4.2 Besar Pengaruh Kekuatan Pemasok Terhadap Penjualan. 122 4.6.4.3 Besar Pengaruh Strategi Produk Terhadap Penjualan….. 122

4.6.5 Uji Hipotesis (Uji F)……….. 122 4.6.5.1 Uji F Pengaruh Kekuatan Pemasok Terhadap Strategi


(11)

Arina Anjaina, 2013

Produk……… 122

4.6.5.2 Uji F Pengaruh Kekuatan Pemasok Terhadap Penjualan… 123 4.6.5.3 Uji F Pengaruh Strategi Produk Terhadap Penjualan…… 124

4.7Pembahasan ... 125

4.7.1Pembahasan Kekuatan Pemasok ... 125

4.7.2 Pembahasan Strategi Produk... ... 128

4.7.3Pembahasan Penjualan ... 130

4.7.4 Pengaruh Kekuatan Pemasok Terhadap Strategi Produk danImplikasinya Pada Penjualan... 132

4.8 Implikasi Hasil Penelitian……….. 133

4.8.1 Gambaran Penelitian Bersifat Empirik Deskriptif……… . 133

4.8.2 Gambaran PenelitianBersifat Verifikatif……… 134

4.8.3 Implikasi Penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 135

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………… ... 140

5.1 Kesimpulan ……….. ... 1405.2 Rekomendasi ………... ... 141

DAFTAR PUSTAKA ... 144


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Asian Development Bank (ADB) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia akan melemah sejalan dengan kondisi ekonomi dunia yang semakin sulit. Salah satu faktor penghambat pertumbuhan ekonomi adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi China dan India. Dikutip dari Laporan Asian Development Outlook Edisi Juli 2012, ADB mengakui perekonomian global tengah mengalami goncangan selama tahun 2012 dan 2013. Bahkan proyeksi terbaru menunjukan tingkat pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah dari prediksi ADB. Pada tahun 2012, ADB yang semula memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negara berkembang di Asia yaitu China, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam, akan berada di kisaran 6,9 persen, harus menurunkan proyeksinya ke level 6,6 persen. (Sumber: www.fokus.news.viva.co.id, diakses 08.45, 14 Juli 2012).

Selain pernyataan tersebut, dampak dari krisis global sudah kita rasakan dengan menurunnya angka ekspor. Penurunan tersebut bukan hanya disebabkan oleh faktor harga, tetapi juga volume. Permintaan dari negara-negara tujuan ekspor cenderung melemah akibat krisis yang mereka hadapi. Pertumbuhan ekonomi kita memang tidak terlalu tergantung kepada ekspor. Kontribusi ekspor terhadap produk domestik bruto tidak lebih dari 30 persen. Namun kekuatan ekonomi dalam negeri itu


(13)

tergantung kepada daya beli masyarakat. (Sumber: www.metrotvnews.com, diakses 10.10, 14 Juli 2012)

Faktor produksi masyarakat menjadi potensi utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tahun 2012 investasi terus menunjukkan pertumbuhan yang positif didukung oleh kondisi perekonomian domestik yang semakin kondusif sehingga dapat digunakan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Negara-negara saling berlomba untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari berbagai sektor, terutama perdagangan. Indonesia termasuk negara yang memiliki kenaikan di dalam stabilitas ekonominya.

Sumber: BPS dan berbagai sumber diolah Riset SWA (Majalah SWA 02, 19 Januari-1Februari 2012 /XXV

GAMBAR 1.1

TARGET PERTUMBUHAN DAN NILAI PDB INDONESIA 2006-2012


(14)

Berdasarkan Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa perekonomian Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan, ditandai dengan peningkatan Product Domestic Bruto (PDB). PDB mencerminkan nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia dalam kurun waktu 1 tahun. Tahun 2009-2010 PDB Indonesia hanya mengalami kenaikan sebesar Rp 819.047,0 miliar, sedangkan pada tahun 2010-2011 naik dari Rp 6.422.918,2 milyar menjadi Rp 7.435.760 miliar atau sebesar 1.012.841,8 miliar. PDB yang terus mengalami kenaikan didukung oleh berbagai sektor industri, salah satunya industri kreatif.

Data Pertumbuhan PDB sub sektor industri kreatif Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

TABEL 1.1

PERTUMBUHAN PDB SUB SEKTOR INDUSTRI KREATIF TAHUN 2011

No Sub Sektor Industri Kreatif Jumlah

1 Permainan Interaktif 14,9%

2 Layanan Komputer dan Piranti Lunak 12,5%

3 Periklanan 12%

4 Riset dan Pengembangan 7,2%

5 Seni Pertunjukan 6,6%

6 TV dan Radio 6%

7 Film, Video, Fotografi 5,9%

8 Kerajinan 5,5%

9 Arsitektur 2,7%

10 Fashion 2,6%

11 Desain 2,4%

12 Musik 0,6%

13 Penerbitan dan Percetakan -0,2%

14 Pasar dan Barang Seni -3,9%


(15)

Berdasarkan Tabel 1.1, terdapat 14 sub sektor industri kreatif dengan jumlah presentase PDB nya yang berbeda-beda. Dimulai dari sub sektor permainan interaktif sebesar 14,9%, kemudian diakhiri oleh sub sektor pasar dan barang seni sebesar -3,9%. Hal ini mengindikasikan bahwa industri kreatif memiliki kontribusi yang penting dalam pertumbuhan PDB Indonesia.

Tingkat inflasi Jawa Barat yang saat ini relatif terkendali, dan pendapatan nominal yang membaik, memberikan kontribusi pada perekonomian Jawa Barat yang memiliki potensi besar dalam peningkatan ekonomi domestik. Industri kreatif merupakan salah satu industri yang memiliki peran penting dalam mendukung peningkatan ekonomi tersebut.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal I/2012 pertumbuhan ekonomi Jabar mencapai 6,22%. Menurut Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah VI Jabar-Banten, Lucky Fathul Aziz Hadibrata, angka tersebut terkoreksi tipis, 0,1%, menjadi 6,1% pada kuartal II/2012 karena tekanan krisis Eropa. (Sumber:www.pikiran-rakyat.com, diakses 08.55, 14 Juli 2012).

Menurut pernyataan tersebut, diketahui bahwa keadaan ekonomi Jawa Barat mengalami pertumbuhan hingga 6,22% hingga kuartal I Tahun 2012. Dimana hal tersebut dapat didukung oleh meningkatnya hasil produksi sektor industri di daerah Jawa Barat. Kota Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki kontribusi cukup besar di dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tersebut.

Industri kreatif adalah salah satu potensi ekonomi terbesar yang dimiliki Kota Bandung. Sektor ini dari tahun ke tahun menunjukan pertumbuhan yang signifikan


(16)

dibanding sektor lain. (Sumber: www.bisnis-jabar.com, diakses 15:20, 14 Juli 2012). Salah satu sub sektor industri kreatif yaitu kerajinan. Boneka adalah hasil kerajinan tangan yang diminati konsumen dari berbagai kalangan usia serta memiliki variasi produk. Salah satu sentra kerajinan boneka di Bandung berlokasi di jalan Sukamulya Kelurahan Sukagalih Kecamatan Sukajadi. Di daerah tersebut ditetapkan menjadi kawasan sentra boneka sejak tahun 2009. Berikut merupakan data jumlah penduduk Kelurahan Sukagalih pada bulan Juni 2012 .

TABEL 1.2

JUMLAH PENDUDUK KELURAHAN SUKAGALIH JUNI TAHUN 2012

No Mata Pencaharian Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1 Pegawai Negeri 462 330 792

2 TNI 289 264 553

3 Pegawai Swasta 1571 1083 2654

4 Tani 107 171 278

5 Dagang 730 439 1169

6 Pelajar 1713 2131 3844

7 Mahasiswa 1731 724 2455

8 Pensiunan 527 269 796

9 Lain-lain 1344 2846 4190

Jumlah 8474 8258 16731

Sumber: Kelurahan Sukagalih, 2012

Berdasarkan Tabel 1.2 penduduk Kelurahan Sukagalih yang memiliki mata pencaharian dagang berjumlah 1.169, tujuh diantaranya berprofesi sebagai pengrajin boneka. Dari angka tersebut maka dapat diketahui bahwa mata pencaharian dagang (wirausaha) menempati peringkat ke-lima yang mengindikasikan bahwa wirausaha merupakan salah satu mata pencaharian yang berpotensi untuk kelangsungan hidup penduduk Kelurahan Sukagalih.


(17)

Industri boneka kain Sukamulya di Kelurahan Sukagalih terbentuk sejak tahun 1986 sebanyak 100 pengrajin boneka termasuk industri kecil dan rumah tangga yang pada umumnya kegiatan produksi dan para pekerjanya berdomisili di tempat sekitar industri produksi tersebut. Kemudian pada tahun 1997 seiring krisis ekonomi di Indonesia, pengrajin boneka di Sukamulya menurun hingga 86 orang, di tahun 2002 kembali mengalami penurunan hingga tersisa 57 orang dan sekarang hanya berjumlah tiga belas pengrajin boneka. ( Hasil wawancara dengan Eva, 06 Juli 2012)..

Karakter boneka yang diproduksi dipengaruhi oleh trend yang sedang diminati konsumen. Saat ini karakter boneka yang sedang menjadi trend adalah

emoticon. Peminat boneka emoticon meliputi berbagai kalangan usia, sehingga pengrajin boneka tersebut perlu memproduksi boneka emoticon dengan jumlah yang banyak agar dapat memenuhi pesanan dari konsumen. Dengan demikian, produksi boneka trend emoticon tersebut dapat berdampak pada penjualan pengrajin di sentra boneka tersebut. disamakan dengan uang,atau kombinasinya.

Menurut Marwan (2003:283) Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada perusahaan untuk pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan keuntungan (laba).

Penjualan pada Sentra Boneka Sukamulya dapat dilihat pada Tabel 1.4 dibawah ini.


(18)

TABEL 1.4

PENJUALAN SENTRA BONEKA SUKAMULYA TAHUN 2010-2012 No Nama Perusaha an Tahun

2010 2011 2012

Produks i /unit (ribu) Jumlah Pesana n Pelang gan (ribu) Perse ntase (%) Produks i /unit (ribu) Jumlah Pesana n Pelangg an (ribu) Perse ntase (%) Produ ksi/uni t (ribu) Jumla h Pesan an Pelan ggan (ribu) Perse ntase (%)

1 Motekar 240 240 100 250 300 75,7 340 360 94,4

2 A And Bi Collection

70 70 100 60 65 92,3 80 90 88,8

3 Pi do'a sepuh

43,05 43,2 99,6 36 40,5 88,8 33 40,5 81,4

4 Gersata 36 36 100 43,2 43,2 100 37,8 37,8 100

5 Minimous e

30 30 100 30 30 100 30 30 100

6 PD.Sawar gi

23,4 24,6 95 20,4 22,5 90 18 21 85,7

7 Sarfaat 23,1 24 96,2 20,1 21 95,7 16,5 20 82,5

8 Ivy

Collection

22,5 23,4 96 19,5 21 92,8 15 21 71,4

9 Ucu 15 15 100 18 19,5 92,3 18 24 75

10 Aang 15 21 71,4 15 18 83,3 12 18 66,6

11 Yedi 14,4 14,4 100 25,2 25,2 100 36 36 100

12 Wardoyo 14,1 15 94 13,5 15 90 12 13 80


(19)

No

Nama Perusaha

an

Tahun

2010 2011 2012

Produks i /unit (ribu) Jumlah Pesana n Pelang gan (ribu) Perse ntase (%) Produks i /unit (ribu) Jumlah Pesana n Pelangg an (ribu) Perse ntase (%) Produ ksi/uni t (ribu) Jumla h Pesan an Pelan ggan (ribu) Perse ntase (%)

Jumlah 560,05 570,1 1252,

2

562 635,3 1193,

4

657,9 721,8 1117,2

Rata-rata 43,08 43,85 96,32 43,23 48,86 91,8 50,60 55,52 85,93

Sumber: Data Pra Penelitian 2013

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa penjualan produk pengrajin sentra boneka dari tahun 2010 sampai 2012 mengalami fluktuasi. Kondisi pertumbuhan penjualan yang fluktuatif cenderung menurun ini berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh pengrajin boneka.

Penjualan yang fluktuatif disebabkan oleh keadaan ekonomi pengrajin yang tidak menentu, jumlah pesanan dari pelanggan, dan bahan baku yang sulit diperoleh. Hambatan dalam produksi boneka saat ini adalah keterbatasan bahan baku, karena boneka emoticon yang menjadi trend ini sedang banyak diproduksi oleh pengrajin, sehingga harus berlomba dalam mendapatkan bahan baku tersebut. Selain itu melakukan pengurangan pada isi atau mengganti bahan dan warna pada boneka yang mereka produksi. ( Hasil wawancara dengan Epa Sekretaris CV Motekar, Jumat, 14.50, 06 Juli 2012, Sentra Boneka Sukamulya, Bandung).


(20)

Dalam jurnal Irwan Hermansah dan Eva Ariesti (2008:2) Kegiatan penjualan adalah salah satu faktor penentu atas perolehan laba yang optimal sehingga kontinuitas perusahaan terjamin dengan perkembangan perusahaan yang diharapkan akan terus meningkat. Dalam setiap penjualan harus ada perencanaan dan strategi serta kerjasama antara bagian yang terkait untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Penjualan dapat dijadikan sebagai alat penunjang membayar segala beban yang menjadi tanggungan dalam setiap kegiatan operasional.

Penjualan produk harus berdasarkan strategi produk yang direncanakan oleh pengrajin. Menurut Fandy Tjiptono (2008:95) Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Produk yang dihasilkan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku dalam memproduksi barang. Kesulitan bahan baku dapat terjadi karena kenaikan BBM, krisis ekonomi global dan sulitnya bahan mentah untuk pembuatan bahan baku yang di eksport dari Cina sehingga mempengaruhi produk yang dihasilkan oleh pengrajin (Hasil wawancara dengan Epa Sekretaris CV Motekar, 2012, Sentra Boneka Sukamulya, Bandung). Bahan baku diperoleh dari pemasok dimana pemasok merupakan pelaku utama dalam sistem pemasaran.

Menurut Kotler&Armstrong (2012:32) Pemasok merupakan salah satu elemen utama dalam sistem pemasaran modern. Dalam situasi yang umum, pemasaran melibatkan pelayanan pasar konsumen akhir di hadapan para pesaing. Perusahaan dan


(21)

para pesaingnya memberikan penawaran dan pesan kepada konsumen, baik secara langsung atau melalui perantara pemasaran. Semua pelaku dalam sistem ini dipengaruhi oleh kekuatan lingkungan utama (demografi, ekonomi, fisik, teknologi, politik/hukum, dan sosial budaya).

Pemasok membentuk hubungan penting dalam keseluruhan sistem penghantar nilai perusahaan. Pemasok menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasanya. Masalah pemasok sangat mempengaruhi pemasaran karena apabila pemasok bermasalah akan mengurangi penjualan perusahaan dan mengurangi nilai kepuasan pelanggan. (Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_Pemasaran, diakses 22 Mei 2013, 20:33 WIB).

Pemasok di dalam penelitian ini merupakan produsen yang mengirim bahan baku seperti kain boneka, isian boneka, dan hiasan untuk boneka tersebut. Bahan baku merupakan salah satu hal penting di dalam produksi boneka, maka dari itu sangatlah penting bagi pengrajin untuk memilih dan memiliki pemasok yang memproduksi bahan baku dengan kualitas yang baik.

Pada sentra boneka Sukamulya ini terdapat beberapa pemasok diantaranya, PT. Putra Pile Indah, PT. Karindo, PT. Sinta Wasung, PT. Cantik, Pak Yuyu, Pak H. Yaya, Koh Amen, Pak H. Maman, Mbak Retno, Ibu Ewod, dan Pak H. Iin. Para pemasok tersebut berasal dari berbagai daerah diantaranya Bekasi, Cikarang, Karawang, Moh.Toha, dan Cigondewah. ( Hasil wawancara dengan Epa Sekretaris CV Motekar, 2012, Sentra Boneka Sukamulya, Bandung).


(22)

Berdasarkan uraian tersebut pemasok pada sentra boneka ini memiliki persaingan yang sama kuatnya dikarenakan peluang yang dimiliki oleh pemasok sama besarnya dengan pemasok lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh kualitas bahan baku dan harga yang ditawarkan pemasok pun tidak berbeda jauh dengan pemasok lainnya.

Pada dasarnya pemasok dapat mempengaruhi pendapatan laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini dapat terjadi ketika telah terjadi kesepakatan harga antara konsumen dan pihak perusahaan, namun pemasok tidak dapat memenuhi pesanan bahan baku yang telah dipesan oleh perusahaan. Dengan kondisi tersebut, maka laba yang di dapat berkurang. ( Hasil wawancara dengan Epa Sekretaris CV Motekar, Rabu, 14.24, 19 September 2012, Sentra Boneka Sukamulya, Bandung).

Berdasarkan masalah tersebut, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kekuatan Pemasok terhadap Strategi Produk dan Penjualan maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH KEKUATAN PEMASOK TERHADAP

STRATEGI PRODUK DAN IMPLIKASINYA PADA PENJUALAN”

( Studi pada Pengrajin di Sentra Boneka Sukamulya Bandung) 1.2Identifikasi Masalah

Penjualan yang mengalami fluktuasi namun didominasi menurun pada Tahun 2011 mengindikasikan bahwa jumlah produksi di Sentra Boneka Sukamulya berkurang. Kekuatan pemasok dapat menjadi salah satu hal yang mempengaruhi dalam proses penjualan boneka.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut :


(23)

Penjualan boneka yang mengalami fluktuasi namun cenderung menurun disebabkan oleh sulitnya bahan baku yang terjadi di Sentra Boneka Sukamulya Bandung. Pemasok merupakan pelaku utama dalam sistem pemasaran yang menyediakan bahan baku untuk produsen, sehingga produsen mampu memproduksi produk sesuai strategi yang telah direncanakan oleh produsen tersebut.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kekuatan pemasok, strategi produk dan penjualan di Sentra Boneka Sukamulya Bandung.

2. Bagaimana gambaran kekuatan pemasok terhadap strategi produk di Sentra Boneka Sukamulya Bandung.

3. Bagaimana gambaran kekuatan pemasok terhadap penjualan boneka di Sentra Boneka Sukamulya Bandung.

4. Bagaimana gambaran strategi produk terhadap penjualan boneka di Sentra Boneka Sukamulya Bandung.

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai :

1. Gambaran kekuatan pemasok, strategi produk dan penjualan di Sentra Boneka Sukamulya Bandung.


(24)

2. Gambaran kekuatan pemasok terhadap strategi produk di Sentra Boneka Sukamulya Bandung.

3. Gambaran kekuatan pemasok terhadap penjualan boneka di Sentra Boneka Sukamulya Bandung.

4. Gambaran pengaruh strategi produk terhadap penjualan boneka di Sentra Boneka Sukamulya Bandung.

1.5Kegunaan Penelitian

Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan teoritis maupun praktis, diantaranya:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran, khususnya mengenai pengaruh kekuatan pemasok terhadap strategi produk dan implikasinya pada penjualan boneka di Sentra Boneka Sukamulya Bandung. 2. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan.saran bagi pengrajin di Sentra Boneka Sukamulya Bandung mengenai pengaruh kekuatan pemasok terhadap strategi produk dan implikasinya pada penjualan boneka di Sentra Boneka Sukamulya Bandung. Sehingga dapat memecahkan berbagai masalah yang menghambat kemajuan usaha pada Sentra Boneka Sukamulya Bandung.


(25)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan pemasok terhadap strategi produk dan implikasinya pada penjualan di sentra boneka Sukamulya Bandung. Adapun yang menjadi variabel yaitu kekuatan pemasok variabel bebas atau independent variabel (X). Variabel antara atau intervening variable (Z) adalah strategi produk. Dan penjualan sebagai dependent variabel (Y) atau sebagai variabel terikat. Objek penelitian ini adalah sentra boneka Sukamulya Bandung dan subjek dari penelitian ini adalah pengrajin boneka di sentra boneka Sukamulya Bandung.

Penelitian yang dilakukan adalah crosss sectional method karena penelitian dilakukan kurang dari satu tahun. Menurut Sugiyono (2010:45) Pendekatan cross sectional method, yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam

satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode Penelitian

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:8). menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel. Sedangkan sifat penelitian verifikatif


(26)

pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan”.

Penelitian deskriptif ini mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh kekuatan pemasok terhadap strategi produk dan implikasinya pada penjualan pengrajin boneka di sentra boneka Sukamulya Bandung. Sedangkan penelitian verifikatif bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji pengaruh kekuatan pemasok terhadap strategi produk dan implikasinya pada penjualan pengrajin di sentra boneka Sukamulya Bandung.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2010:11) yang dimaksud dengan metode survei adalah:

Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

3.2.2Operasionalisasi Variabel

Menurut Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2010:58) “Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.”


(27)

Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2010:58) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Sedangkan menurut Kidder dalam Sugiyono (2010:59) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan.”

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini kekuatan pemasok.

2. Variabel antara (Z)

Variabel ini merupakan variabel penyela / antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.

3. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah penjualan.

Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.1 berikut


(28)

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel/Sub Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item Kekuatan

Pemasok (X)

Pemasok merupakan organisasi yang menyediakan

input bagi

perusahaan seperti bahan baku, jasa dan tenaga kerja.

Daya tawar

pemasok, menunjukkan kemampuan yang dimiliki

oleh pemasok

untuk menaikkan harga input atau menaikkan biaya produksi

perusahaan dengan menyediakan

input yang

kurang berkualitas. Ismail Solihin (2012:42)

Jumlah

pemasok bahan baku

 Tingkat

jumlah pemasok bahan baku kain boneka

Interval 1

 Tingkat

jumlah pemasok bahan baku pelengkap boneka

Interval 2

 Tingkat

jumlah pemasok bahan baku isian boneka

Interval 3

Kemampuan pemasok dalam mengendalikan bahan baku

 Tingkat

persediaan bahan baku kain boneka

Interval 4

 Tingkat

persediaan bahan baku pelengkap boneka

Interval 5

 Tingkat

persediaan bahan baku isian boneka

Interval 6

Kemampuan pemasok dalam mengendalikan

harga bahan

baku

 Tingkat

kenaikan harga bahan baku kain boneka

Interval 7

 Tingkat

kenaikan


(29)

Variabel/Sub Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item harga

bahan baku pelengkap boneka

 Tingkat

kenaikan harga bahan baku isian boneka

Interval 9

Hubungan pemasok dengan perusahaan  Tingkat jangka waktu hubungan dengan pemasok bahan baku kain boneka

Interval 10

 Tingkat jangka waktu hubungan dengan pemasok bahan baku pelengkap boneka

Interval 11

 Tingkat jangka waktu hubungan dengan pemasok bahan baku isian boneka

Interval 12

Tingkat kepentingan bahan baku yang dipasok  Tingkat kepentinga n pemasok bahan baku kain boneka

Interval 13


(30)

Variabel/Sub Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item kepentinga

n pemasok bahan baku pelengkap boneka

 Tingkat

kepentinga n pemasok bahan baku isian boneka

Interval 15

Strategi Produk (Z)

Terdapat empat cara strategi bauran produk yanag digunakan oleh perusahaan yaitu menambah lini produk baru sehingga

memperlebar bauran produknya, memperpanjang lini produknya, menambah lebih banyak varian

produk dan

memperdalam bauran

produknya guna meningkatkan penjualan.

Kotler dan

Armstrong (2008:398) Variasi produk  Tingkat keragaman bentuk boneka

Interval 16

 Tingkat

keragaman warna boneka

Interval 17

Kualitas

 Tingkat

kerapihan jahitan boneka

Interval 18

 Tingkat

kehalusan kain boneka

Interval 19

Design

 Tingkat

keunikan bentuk boneka

Interval 20

 Tingkat

keindahan bentuk boneka

Interval 21

Ukuran  Tingkat

kesesuaian


(31)

Variabel/Sub Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item ukuran boneka  Tingkat keragaman ukuran boneka

Interval 23

Pelayanan  Tingkat kemudahan memberika n pelayanan terhadap konsumen

Interval 24

 Tingkat

personalisa

si dalam

memberika n

pelayanan terhadap konsumen

Interval 25

Penjualan (Y) Penjualan bersih dari laporan laba perusahaan. Penjualan bersih ini diperoleh perusahaan melalui hasil penjualan seluruh produk selama jangka waktu tertentu

dan hasil

penjualan yang

dicapai dari

pangsa pasar

yang merupakan penjualan potensial yang dapat terdiri dari kelompok territorial dan kelompok pembeli selama

Keseluruhan

barang yang

terjual

 Tingkat

jumlah barang yang terjual

Interval 26

 Tingkat

kenaikan jumlah barang yang dijual pada waktu tertentu

Interval 27

Modal Kerja

 Tingkat

penambaha

n modal

kerja pada waktu tertentu

Interval 28

 Tingkat

kenaikan modal kerja pada waktu tertentu


(32)

Variabel/Sub Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item

jangka waktu

tertentu.

Irawan dan Basu Swastha

(2008:141)

Sumber : Hasil Pengolahan Data 3.2.3 Jenis dan Sumber Data 3.2.3.1 Jenis data

Jenis data yang diambil adalah data primer. Menurut Husein Umar (2008:47) berpendapat bahwa:

“Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau suatu pengisian hasil kuesioner.”

Sedangkan jenis data sekunder menurut Sugiyono (2009:402) data yang yang sumber yang tidak langsung, misalnya lewat orang atau lewat dokumen memberikan data kepada pengumpul data.

3.2.3.2 Sumber Data

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan atau hasil penelitian pihak lain. Adapun data sekunder dari penelitian ini adalah data pendukung dari buku lain yang diperoleh penulis yang dianggap relevan dengan topik penelitian.

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No Jenis Data Jenis Data Sumber

1 Target Pertumbuhan Dan Nilai

Pdb Indonesia 2006-2012

Sekunder BPS dan berbagai sumber

diolah Riset SWA (Majalah


(33)

Januari-No Jenis Data Jenis Data Sumber 1Februari 2012 /XXV

2 Pertumbuhan Pdb Sub Sektor

Industri Kreatif Tahun 2011

Sekunder www.tabloiddiplomasi.org

3 Jumlah Penduduk Kelurahan

Sukagalih

Bulan Juni Tahun 2012

Sekunder Kelurahan Sukagalih, 2012

4 Penjualan Sentra Boneka

Sukamulya Tahun 2010-2012

Sekunder Diolah dari data sentra

boneka Sukamulya Bandung 2012

Sumber: Data Pra penelitian 2012

3.2.4 Populasi dan Sampel 3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian di atas maka populasi yang peneliti ambil adalah 13 pengrajin boneka di daerah sentra boneka Sukamulya Bandung.

3.2.4.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Dikarenakan populasi berjumlah 13 orang, maka populasi yang diambil sama yaitu sebanyak 13 orang.


(34)

3.2.4.3Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2009:116) “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2009:122) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Hal ini dilakukan karena populasi dan sampel sama.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam penelitian ini sampel yang diambil peneliti adalah pengusaha atau pengrajin boneka Sukamulya Bandung yang berjumlah 13 orang.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2010:401) “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.

Berdasarkan sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2010:402) “Sumber Primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Menurut Sugiyono (2010:402) “Jika dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya”.


(35)

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk kepentingan penelitian. Data yang telah terkumpul digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian seperti berikut :

1. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.

Pada penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi partisipatif dimana pengamat terlibat langsung pada kegiatan. Dan melalui kegiatan observasi ini pula penulis melakukan studi pendahuluan dimana melalui teknik ini dapat melihat, mengenal, mengidentifikasikan masalah yang diteliti.

2. Kuesioner (angket)

Angket adalah alat pengumpul data yang berisi sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:151) yang menyatakan bahwa ”Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”


(36)

3. Studi Literatur

Dengan teknik ini penulis berusaha untuk mencari informasi serta data baik berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai landasan teoritis khususnya mengenai masalah dan variabel yang diteliti yaitu kekuatan pemasok, strategi produk dan penjualan. Studi literatur tersebut didapat dari berbagai sumber, yaitu:

a. Perpustakaan UPI, STMB b. Skripsi, Tesis

c. Jurnal pemasaran

d. Media cetak dan media elektronik (internet). 4. Wawancara

Metode pengumpulan data melalui wawancara ditujukan langsung oleh peneliti kepada pihak perusahaan yang bersangkutan yaitu pengrajin boneka dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai :

1. Data pemasok bahan baku 2. Data strategi produk 3. Data penjualan.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Menurut Sugiyono (2010:172), “Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Validitas


(37)

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah. (Suharsimi Arikunto, 2010:168).

Dapat diketahui rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

(Sugiyono, 2010:248) Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item

Y = Skor total

X

= Jumlah skor dalam distribusi X

Y

= Jumlah skor dalam distribusi Y

2

X

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

2

Y

s= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan Tabel 3.4 di bawah ini:

TABEL 3.3

INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,7 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,6 sampai dengan 0,500 Tinggi


(38)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,5 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,4 sampai dengan 0,300 Sedang

Antara 0,3 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,2 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi

Antara 0,1 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 245)

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf kesalahan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :

2

1 2

r n r t

 

 (Sugiyono 2010:250)

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf

signifikasi

2. Jika thitung > ttabel maka instrumen valid


(39)

4. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 13 kasus dengan tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (13-2=11), maka didapati nilai rtabel sebesar 0,553.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kekuatan pemasok berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel

yang bernilai 0,553. Jumlah pertanyaan untuk Variabel X adalah 15, terdapat pertanyaan yang tidak valid, sehingga yang valid hanya 11 item. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X (KEKUATAN PEMASOK)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Jumlah Pemasok Bahan Baku

1. Jumlah pemasok bahan baku kain 0,613 0,553 Valid

2. Jumlah pemasok bahan baku isian 0,706 0,553 Valid

Kemampuan Pemasok dalam Mengendalikan Bahan Baku

3. Persediaan bahan baku kain selalu sulit di dapat 0,891 0,553 Valid

4. Persediaan bahan baku isian selalu sulit di dapat 0,963 0,553 Valid

5. Persediaan bahan baku pelengkap selalu sulit di dapat 0,916 0,553 Valid

Kemampuan Pemasok dalam Mengendalikan Harga Bahan Baku

6. Harga bahan baku kain selalu tinggi 0,778 0,553 Valid

7. Harga bahan baku isian selalu tinggi 0,593 0,553 Valid

8. Harga bahan baku pelengkap selalu tinggi 0,704 0,553 Valid

Hubungan Pemasok dengan Perusahaan


(40)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket. pemasok bahan baku kain

10. Memiliki hubungan kerja yang sudah lama dengan

pemasok bahan baku isian 0,823 0,553 Valid

Tingkat Kepentingan Bahan Baku yang Dipasok

11. Ketersediaan bahan baku kain berpengaruh sangat tinggi

terhadap perusahaan 0,623 0,553 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

Berdasarkan Tabel 3.4 pada instrumen variabel kekuatan pemasok dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator kemampuan pemasok dalam mengendalikan bahan baku dengan item pernyataan persediaan bahan baku isian selalu sulit di dapat yang bernilai 0,963 sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator kemampuan pemasok dalam mengendalikan harga bahan baku dengan item harga bahan baku isian selalu tinggi yang bernilai 0,593 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel strategi produk berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,553. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Z (STRATEGI PRODUK)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Variasi produk


(41)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket. dalam membuat variasi produk boneka

2. Bagaimana tingkat pertimbangan atas pemilihan warna

dengan kesesuaian model boneka 0,748 0,553 Valid

Kualitas

3. Bagaimana tingkat pertimbangan atas kerapihan jahitan

boneka yang diproduksi 0,775

0,553 Valid

4. Bagaimana tingkat pertimbangan atas kualitas bahan baku

boneka yang digunakan untuk memproduksi boneka 0,819

0,553 Valid Design

5. Bagaimana tingkat pertimbangan atas kreatifitas dalam

berinovasi pada boneka yang diproduksi 0,555

0,553 Valid

Ukuran

6. Bagaimana tingkat pertimbangan atas kesesuaian ukuran

boneka dengan yang telah ditentukan 0,792

0,553 Valid

7. Bagaimana tingkat pertimbangan atas keragaman ukuran

boneka 0,765

0,553 Valid Pelayanan

8. Bagaimana tingkat pertimbangan atas kemudahan akses

layanan untuk konsumen 0,619

0,553 Valid

Sumber: Pengolahan Data 2013

Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrumen variabel strategi produk dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator kualitas dengan item pernyataan bagaimana tingkat pertimbangan atas kualitas bahan baku boneka yang digunakan untuk memproduksi boneka yang bernilai 0,819 sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator design dengan item 0,555 bagaimana tingkat pertimbangan atas kreatifitas dalam berinovasi pada boneka yang diproduksi sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.


(42)

3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Realibitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Reliabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan tertentu (Suharsimi Arikunto, 2010:178). Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

              

2 2 1 1 11 t b

s

s

r

k k

(Husein Umar, 2008:170)

Keterangan: 11


(43)

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal 2

t

s

= Deviasi standar total 2

s

b = Jumlah deviasi standar butir

Sedangkan rumus variansnya adalah:

 

1 2 2

2

    

n N

x X

s

(Husein Umar, 2008:172)

Keterangan: N = Jumlah sampel

n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih

2

s

= Nilai varians

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung ˃ rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2) Jika koefisian internal seluruh item rhitungrtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel yang

bernilai 0,553 hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.5 berikut ini:

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Kekuatan Pemasok 0,928 0,553 Reliabel

2 Strategi Produk 0,869 0,553 Reliabel


(44)

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.7.1Rancangan Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2010:147) menyatakan analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel penelitian, antara lain :

1. Analisis deskriptif tentang kekuatan pemasok yang terdiri dari jumlah pemasok bahan baku, kemampuan pemasok dalam mengendalikan bahan baku, kemampuan pemasok dalam mengendalikan harga bahan baku, hubungan pemasok dengan perusahaan dan tingkat kepentingan bahan baku yang dipasok

2. Analisis deskriptif tentang strategi produk yang terdiri dari variasi produk, kualitas, design, ukuran, dan pelayanan

3. Analisis deskriptif tentang penjualan terdiri dari keseluruhan barang yang terjual dan modal kerja.

Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan dalam bentuk Tabel 3.7 sebagai berikut:


(45)

TABEL 3.7

KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN

NO KRITERIA

PENAFSIRAN KETERANGAN

1 0% Tidak Seorangpun

2 1% - 25% Sebagian Kecil

3 26% - 49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51% - 75% Sebagian Besar

6 76% -99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber: Moch. Ali (1985: 184) 3.2.7.2Rancangan Analisis Verfikatif

Teknik analisa data yang digunakan untuk melihat analisis kekuatan pemasok (X) terhadap strategi produk (Z) implikasinya pada penjualan (Y) yaitu menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis korelasi karena penelitian ini menganalisis tiga variabel.

Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas kekuatan pemasok (X) terhadap strategi produk (Z) implikasinya pada penjualan (Y), baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggambarkan struktur hipotesis di bawah ini:

GAMBAR 3.1

STRUKTUR HUBUNGAN KAUSAL ANTARA X, Z dan Y Sumber: Sugiyono (2010:44)

X Z Y


(46)

Keterangan

X : Kekuatan pemasok

Z : Strategi Produk

Y : Penjualan

ԑ : variabel residu

: Hubungan kausalitas

Struktur hubungan di atas mengisyaratkan bahwa kekuatan pemasok berpengaruh positif terhadap strategi produk dan strategi produk berpengaruh positif terhadap penjualan.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution). Untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak digunakan cara membaca interprestasi grafik yaitu data berdistribusi normal jika semua pencaran titik-titik yang diperoleh berada disekitar garis lurus. Untuk menguji normalitas data dengan SPSS, maka lakukan langkah-langkah berikut :

1. Entry data atau buka file data yang akan dianalisis

2. Pilih menu berikut ini, Analyze, Descriptives Statistics, Explore misalnya Kolmogorov–Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal


(47)

GAMBAR 3.2

OUTPUT UJI NORMALITAS

Dari Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa titik-titik tersebar disekitar garis lurus, sehingga dapat disimpulkan semua populasi berdistribusi normal. Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut.

1. Tetapkan taraf signifikansi uji α= 0.05

2. Bandingkan α dengan taraf signifikansi yang diperoleh

3. Jika signifikansi yang diperoleh > α , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

4. Jika signifikansi yang diperoleh < α , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen yaitu kekuatan pemasok, variabel intervening yaitu strategi produk dan dengan satu variabel dependen yaitu penjualan. Persamaan regresi sederhana X atas Y dan Y atas Z adalah sebagai berikut:


(48)

Y = a + bX + ԑ dan Z = a + bY + ԑ Sumber: Moh. Nazir (2011:463)

Keterangan: Z = strategi produk Y = penjualan

X = kekuatan pemasok a = intersep

b = koefisien arah regresi ԑ = variabel residu

Dimana:

3) Analisis Korelasi

Tujuan perhitungan dengan menggunakan analisis korelasi adalah untuk mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua atau lebih variabel terdiri dari dua macam hubungan yang positif dan negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti kenaikan (penurunan) Y.

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara variabel disebut koefisien korelasi ( r ). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1 ( -1  r  1 ), artinya jika:

r = 1, berarti korelasinya sangat kuat (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif)

   2 2 X X n XY X Y X2 a

2

2

   X X n Y X XY n b (Sugiyono, 2010:262)


(49)

r = -1, berarti korelasinya negatif sempurna (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif)

r = 0, berarti tidak ada korelasi.

Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson’s Product Moment Coefficient of Correlation. Rumus dari analisis

Korelasi Product Moment adalah:

Sumber: Sugiyono (2010:213) Keterangan:

r = Koefisien korelasi Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.

Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.8 di berikut:

TABEL 3.8

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2010:62)

4) Koefisien Determinasi (r2)

Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukan seberapa besar pengaruh antara variabel yang diteliti, maka dihitung koefisien detrminasi (Kd) dengan asumsi


(50)

faktor-faktor lain diluar variabel dianggap konstan/tetap (cateris paribus). Adapun rumusnya sebagai berikut:

KD = r ² x 100 % (Sugiyono, 2010: 210) Keterangan :

KD = koefisien determinasi r = koefisien korelasi

Nilai koefisien determinasi berada pada rentang 0 R 1 jika R mendekati satu, maka kontribusi tes formatif terhadap tes submatif semakin besar, sedangkan jika nilai koefisien R mendekati 0 maka semakin kecil kontribusi tes formatif yang diberikan terhadap perolehan skor tes submatif. Sugiyono (2010:214) adalah sebagai berikut :

TABEL 3.9

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN DETERMINASI KOEFISIEN DETERMINASI

Interval Koefisien Hubungan

0 – 19,99% Sangat rendah 20 – 39,99% Rendah 40 – 59,99% Sedang 60 – 79,99% Kuat 80 – 100% Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2010:214) 3.2.7.3Uji Hipotesis

1) Uji F

Riduwan (2012:117) Uji F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.


(51)

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Derajat kepercayaan = 5 %

2. Derajat kebebasan F tabel ( α, k, n-k-1 ) α = 0,05

k = jumlah variabel bebas n = jumlah sampel

3. Menentukan kriteria pengujian Ho ditolak apabila F hitung > F tabel Ha ditolak apabila F hitung < F tabel 4. Menentukan F dengan rumus:

F= R2 / k

( 1 - R2 ) / ( n – k – 1 ) Dimana:

R2 = koefisien determinan berganda n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas Kesimpulan :

Apabila F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh secara simultan.

Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh secara simultan.


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Gambaran kekuatan pemasok dapat dilihat dari indikator-indikator yang terdiri dari jumlah pemasok bahan baku, kemampuan pemasok dalam mengendalikan bahan baku, kemampuan pemasok dalam mengendalikan harga bahan baku, hubungan pemasok dengan perusahaan dan tingkat kepentingan bahan baku yang dipasok. Indikator yang memiliki nilai tertinggi yaitu indikator kekuatan pemasok dalam mengendalikan harga bahan baku, sedangkan indikator yang memiliki nilai terendah adalah jumlah pemasok bahan baku.

2. Gambaran dari strategi produk dapat dijelaskan melalui indikator-indikator diantaranya variasi produk, kualitas, design, ukuran dan pelayanan dimana strategi produk memiliki hubungan yang kuat dengan penjualan. berpengaruh. Kualitas memiliki nilai paling tinggi untuk indikator startegi produk sedangkan ukuran memiliki nilai terendah.

3. Penjualan yang memiliki indikator, keseluruhan barang yang terjual dan modal kerja pada sebagian besar pengrajin boneka di sentra boneka Sukamulya berada pada skala sedang, hal ini mengindikasikan rendahnya tingkat penjualan yang terdapat pada pengrajin sentra boneka Sukamulya Bandung.


(53)

Arina Anjaina, 2013

4. Berdasarkan hasil pembahasan dari masing-masing variabel, maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan pemasok terhadap strategi produk memiliki pengaruh yang terbesar dengan persentase 49,1% sedangkan kekuatan pemasok terhadap penjualan memiliki persentase terendah dengan nilai 39,9%.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai kekuatan pemasok terhadap strategi produk dan implikasinya pada penjualan yaitu:

1. Jumlah pemasok bahan baku merupakan indikator dalam kekuatan pemasok yang memiliki nilai terendah sebesar 54,39% hal ini dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah pemasok bahan baku melalui penambahan relasi hubungan kerja dengan pemasok bahan baku atau mencari info pemasok bahan baku, sehingga dapat menjadi alternatif pilihan pemasok untuk pengrajin dalam memilih bahan baku yang akan digunakan, yang dapat dipertimbangkan dari faktor kualitas bahan baku, harga bahan baku, serta biaya yang dikeluarkan untuk memilih bekerjasama dengan pemasok bahan baku tersebut.

2. Ukuran produk merupakan indikator yang memiliki nilai terendah dalam strategi produk yang memiliki nilai sebesar 31,50%. Hal ini dikarenakan ukuran boneka yang diproduksi oleh semua pengrajin memiliki keragaman ukuran yang sama, maka dari itu hal tersebut dapat ditingkatkan dengan pengrajin menambah variasi ukuran boneka agar


(54)

menjadi pertimbangan pembeli dalam membeli boneka tersebut, atau menambah jumlah produk ukuran yang terbanyak dipilih oleh pembeli. 3. Penjualan pada pengrajin boneka di sentra boneka Sukamulya Bandung

diindikasikan sebagian besar memiliki penjualan pada skala rendah. Hal ini dapat ditingkatkan dengan cara menambah promosi sentra boneka tersebut di media cetak, ataupun elektronik, agar sentra boneka tersebut dapat lebih dikenal oleh masyarakat khususnya di Kota Bandung, sehingga dapat memberikan peningkatan terhadap penjualan boneka di sentra boneka Sukamulya Bandung tersebut. Kegiatan promosi tersebut dapat didikung oleh Pemerintah Kota Bandung karena sentra boneka Sukamulya Bandung merupakan kawasan sentra industri yang berpotensi dalam meningkatkan perekonomian Kota Bandung.

4. Keterkaitan antara kekuatan pemasok dengan strategi produk berada pada skala sedang maka dapat ditingkatkan dengan perbaikan hubungan kerja dengan pemasok atau memiliki strategi yang lebih baik untuk perkembangan dan inovasi produk boneka. Sedangkan keterkaitan antara kekuatan pemasok terhadap penjualan berada pada skala rendah, hal ini perlu diperhatikan lebih baik lagi oleh pengrajin boneka di sentra boenka Sukamulya Bandung, agar penjualan boneka dapat meningkat dan keterkaitan antara strategi produk terhadap penjualan memiliki skala sedang yang mana perlu adanya sinergi yang lebih baik antara pemasok bahan baku yang menjadi modal utama dalam pembuatan boneka guna meningkatkan penjualan boneka di sentra boneka Sukamulya Bandung.


(55)

Arina Anjaina, 2013

5. Penulisan skripsi ini memiliki kelemahan yaitu ketidaktepatan di dalam memilih indikator strategi produk untuk ukuran dalam operasional variabel serta instrument penelitian. Penulis menggunakan indikator diantaranya, kualitas, variasi, ukuran, design, dan pelayanan, dimana indikator tersebut merupakan alat ukur produk. Sehingga akan lebih tepat jika penulis menggunakan indikator diantaranya menambah lini produk baru, memperpanjang lini produknya, menambah lebih banyak varian produk dan memperdalam bauran produknya, dikarenakan indikator tersebut merupakan indikator yang sesuai untuk strategi produk.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Rahayu. 2008. Strategi Pemasaran Model Untuk Keunggulan. Bandung: Rizqi Press

Aller-Alaez Ricardo, Juan Carlos Longas Garcia. Dynamic supplier management in the automotive industry.2010.Vol 30

Basu, Swastha. 2005. Manajemen Penjualan. Yogyakarta: BPFE

Buchari, Alma. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

. 2009. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Carr Amelia S, Kaynak Hale, Hartley L Janet, Rose Anthony. Supplier dependence:

Impact on Supplier’s participation and performance. 2008. Vol .28

Conto Ana Gueimonde, Benito Javier Gonzalez, Vasquez Jose Manuel Garcia.

Competitive Effects of Co-Operation with Suppliers and buyers in The Sawmill Industry. 2011. Vol 26

Craven S, D dan Piercy, N. 2009. Strategic Marketing Nineth Edition. Singapore: Mc Graw-Hill Companies, inc

David R Fred. 2011.Strategic Management 13thEdition. New Jearsey. Pearson . 2010. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta. Salemba Empat Fandy, Tjiptono. 2010. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: PT ANDI Offset

Gunawan, Adisaputra&Marwan Asri. 2003. Anggaran Perusahaan, Buku I, Edisi Pertama. Yogyakarta:BPFE

Henry, Simamora,. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Hill L W Charles, Gareth R Jones. 2012. Strategic Management: An Integrated Approach. South Western. Cengage Learning


(57)

Hitt A Michael, R Duane Ireland, Robert E Hoskisson. 2008. Strategic Management: Competitiveness&Globalization: Concepts and Cases 10th Edition. South Western. Cengage Learning

Hopkins Harold. Applying Michael Porter’s extended rivalry model to the robotics

industry. 2008. Vol 35

Hoque Zahirul and Chia Maybelle. Competitive Forces and The levers of Control Framework in a Manufacturing Setting. 2012. Vol 9

Husein, Umar. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Irwan, Hermansah dan Eva, Ariesti. Pengaruh Volume Penjualan Buku Cetak Terhadap Peningkatan Laba Bersih. 2008. Vol 3

Johnson A David and Kristal Murat Mehmet. The Climate For Co-Operations:Buyer-Supplier Beliefs and Behaviour. 2008. Vol 28

Kim Wook Soo. An investigation of information technology investments on buyer-supplier relationship and supply chain dynamics. 2012. Vol 13

Komaruddin, Sastradipoera. 2003. Manajemen Marketing Suatu Pendekatan Ramuan Marketing. Bandung: Kappa Sigma

Kotler, Philip & Gary Armstrong. 2012. Principles Of Marketing, 14th Edition Pearson International Edition. New Jersey: Prentice Hall

Kotler, Philip & Kevin L Keller.2012. Marketing Management. 14th Global Edition. Pearson Edition. Pearson Education International

.2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas Jilid 2 (Terjemahan). Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

M, Suyanto. 2008. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta: PT. ANDI Offset

Marom, Chairul. 2002. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Edisi ke dua. Jakarta:Grasindo


(58)

Moch, Ali. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa Munir Akhtar, Afnan Khan Saddozai, Khattak Bakhtiar, Hashim Shumaila. Porter

Five Forces Analysis of Pakistan Mobile Communication Limited (Mobilink): A Critical Approach. 2011. Vol 3

Papakiriakupoulos Dimitris and Pramatari Katerina. Collaborative Performance Measurement in Supply Chain. 2010. Vol 110

Porter E Michael. 2008. Competitive Advantage (Keunggulan Bersaing). Tangerang: Karisma

Riduwan. 2012. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sadono, Sukirno. 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: ANDI

Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara

Suyanto M. 2008. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta: PT. ANDI Offset

Swastha dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Thamrin, Abdullah & Tantri, Francis.2012. Manajemen Pemasaran. Depok: Rajawali Pers

Warren, Reeve, Fess. Penerjemah Aria Farahmita, Amarugrahi, dan Taufik Hendrawan. 2006. Accounting Pengantar Akuntasi Buku I Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat

Situs web:

http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_Pemasaran,

www.tabloiddiplomasi.org www.emeraldinsight.com


(1)

140

Arina Anjaina, 2013

PENGARUH KEKUATAN PEMASOK TERHADAP STRATEGI PRODUK DAN IMPLIKASINYA PADA PENJUALAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Berdasarkan hasil pembahasan dari masing-masing variabel, maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan pemasok terhadap strategi produk memiliki pengaruh yang terbesar dengan persentase 49,1% sedangkan kekuatan pemasok terhadap penjualan memiliki persentase terendah dengan nilai 39,9%.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai kekuatan pemasok terhadap strategi produk dan implikasinya pada penjualan yaitu:

1. Jumlah pemasok bahan baku merupakan indikator dalam kekuatan pemasok yang memiliki nilai terendah sebesar 54,39% hal ini dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah pemasok bahan baku melalui penambahan relasi hubungan kerja dengan pemasok bahan baku atau mencari info pemasok bahan baku, sehingga dapat menjadi alternatif pilihan pemasok untuk pengrajin dalam memilih bahan baku yang akan digunakan, yang dapat dipertimbangkan dari faktor kualitas bahan baku, harga bahan baku, serta biaya yang dikeluarkan untuk memilih bekerjasama dengan pemasok bahan baku tersebut.

2. Ukuran produk merupakan indikator yang memiliki nilai terendah dalam strategi produk yang memiliki nilai sebesar 31,50%. Hal ini dikarenakan ukuran boneka yang diproduksi oleh semua pengrajin memiliki keragaman ukuran yang sama, maka dari itu hal tersebut dapat ditingkatkan dengan pengrajin menambah variasi ukuran boneka agar


(2)

141

Arina Anjaina, 2013

PENGARUH KEKUATAN PEMASOK TERHADAP STRATEGI PRODUK DAN IMPLIKASINYA PADA PENJUALAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi pertimbangan pembeli dalam membeli boneka tersebut, atau menambah jumlah produk ukuran yang terbanyak dipilih oleh pembeli. 3. Penjualan pada pengrajin boneka di sentra boneka Sukamulya Bandung

diindikasikan sebagian besar memiliki penjualan pada skala rendah. Hal ini dapat ditingkatkan dengan cara menambah promosi sentra boneka tersebut di media cetak, ataupun elektronik, agar sentra boneka tersebut dapat lebih dikenal oleh masyarakat khususnya di Kota Bandung, sehingga dapat memberikan peningkatan terhadap penjualan boneka di sentra boneka Sukamulya Bandung tersebut. Kegiatan promosi tersebut dapat didikung oleh Pemerintah Kota Bandung karena sentra boneka Sukamulya Bandung merupakan kawasan sentra industri yang berpotensi dalam meningkatkan perekonomian Kota Bandung.

4. Keterkaitan antara kekuatan pemasok dengan strategi produk berada pada skala sedang maka dapat ditingkatkan dengan perbaikan hubungan kerja dengan pemasok atau memiliki strategi yang lebih baik untuk perkembangan dan inovasi produk boneka. Sedangkan keterkaitan antara kekuatan pemasok terhadap penjualan berada pada skala rendah, hal ini perlu diperhatikan lebih baik lagi oleh pengrajin boneka di sentra boenka Sukamulya Bandung, agar penjualan boneka dapat meningkat dan keterkaitan antara strategi produk terhadap penjualan memiliki skala sedang yang mana perlu adanya sinergi yang lebih baik antara pemasok bahan baku yang menjadi modal utama dalam pembuatan boneka guna meningkatkan penjualan boneka di sentra boneka Sukamulya Bandung.


(3)

142

Arina Anjaina, 2013

PENGARUH KEKUATAN PEMASOK TERHADAP STRATEGI PRODUK DAN IMPLIKASINYA PADA PENJUALAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Penulisan skripsi ini memiliki kelemahan yaitu ketidaktepatan di dalam memilih indikator strategi produk untuk ukuran dalam operasional variabel serta instrument penelitian. Penulis menggunakan indikator diantaranya, kualitas, variasi, ukuran, design, dan pelayanan, dimana indikator tersebut merupakan alat ukur produk. Sehingga akan lebih tepat jika penulis menggunakan indikator diantaranya menambah lini produk baru, memperpanjang lini produknya, menambah lebih banyak varian produk dan memperdalam bauran produknya, dikarenakan indikator tersebut merupakan indikator yang sesuai untuk strategi produk.


(4)

Arina Anjaina, 2013

PENGARUH KEKUATAN PEMASOK TERHADAP STRATEGI PRODUK DAN IMPLIKASINYA PADA PENJUALAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Rahayu. 2008. Strategi Pemasaran Model Untuk Keunggulan. Bandung: Rizqi Press

Aller-Alaez Ricardo, Juan Carlos Longas Garcia. Dynamic supplier management in the automotive industry.2010.Vol 30

Basu, Swastha. 2005. Manajemen Penjualan. Yogyakarta: BPFE

Buchari, Alma. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

. 2009. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Carr Amelia S, Kaynak Hale, Hartley L Janet, Rose Anthony. Supplier dependence:

Impact on Supplier’s participation and performance. 2008. Vol .28

Conto Ana Gueimonde, Benito Javier Gonzalez, Vasquez Jose Manuel Garcia.

Competitive Effects of Co-Operation with Suppliers and buyers in The Sawmill Industry. 2011. Vol 26

Craven S, D dan Piercy, N. 2009. Strategic Marketing Nineth Edition. Singapore: Mc Graw-Hill Companies, inc

David R Fred. 2011.Strategic Management 13thEdition. New Jearsey. Pearson . 2010. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta. Salemba Empat Fandy, Tjiptono. 2010. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: PT ANDI Offset

Gunawan, Adisaputra&Marwan Asri. 2003. Anggaran Perusahaan, Buku I, Edisi Pertama. Yogyakarta:BPFE

Henry, Simamora,. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Hill L W Charles, Gareth R Jones. 2012. Strategic Management: An Integrated Approach. South Western. Cengage Learning


(5)

Arina Anjaina, 2013

PENGARUH KEKUATAN PEMASOK TERHADAP STRATEGI PRODUK DAN IMPLIKASINYA PADA PENJUALAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hitt A Michael, R Duane Ireland, Robert E Hoskisson. 2008. Strategic Management: Competitiveness&Globalization: Concepts and Cases 10th Edition. South Western. Cengage Learning

Hopkins Harold. Applying Michael Porter’s extended rivalry model to the robotics

industry. 2008. Vol 35

Hoque Zahirul and Chia Maybelle. Competitive Forces and The levers of Control Framework in a Manufacturing Setting. 2012. Vol 9

Husein, Umar. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Irwan, Hermansah dan Eva, Ariesti. Pengaruh Volume Penjualan Buku Cetak Terhadap Peningkatan Laba Bersih. 2008. Vol 3

Johnson A David and Kristal Murat Mehmet. The Climate For Co-Operations:Buyer-Supplier Beliefs and Behaviour. 2008. Vol 28

Kim Wook Soo. An investigation of information technology investments on buyer-supplier relationship and supply chain dynamics. 2012. Vol 13

Komaruddin, Sastradipoera. 2003. Manajemen Marketing Suatu Pendekatan Ramuan Marketing. Bandung: Kappa Sigma

Kotler, Philip & Gary Armstrong. 2012. Principles Of Marketing, 14th Edition Pearson International Edition. New Jersey: Prentice Hall

Kotler, Philip & Kevin L Keller.2012. Marketing Management. 14th Global Edition. Pearson Edition. Pearson Education International

.2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas Jilid 2 (Terjemahan). Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

M, Suyanto. 2008. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta: PT. ANDI Offset

Marom, Chairul. 2002. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Edisi ke dua. Jakarta:Grasindo


(6)

Arina Anjaina, 2013

PENGARUH KEKUATAN PEMASOK TERHADAP STRATEGI PRODUK DAN IMPLIKASINYA PADA PENJUALAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moch, Ali. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa Munir Akhtar, Afnan Khan Saddozai, Khattak Bakhtiar, Hashim Shumaila. Porter

Five Forces Analysis of Pakistan Mobile Communication Limited (Mobilink): A Critical Approach. 2011. Vol 3

Papakiriakupoulos Dimitris and Pramatari Katerina. Collaborative Performance Measurement in Supply Chain. 2010. Vol 110

Porter E Michael. 2008. Competitive Advantage (Keunggulan Bersaing). Tangerang: Karisma

Riduwan. 2012. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sadono, Sukirno. 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: ANDI

Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara

Suyanto M. 2008. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta: PT. ANDI Offset

Swastha dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Thamrin, Abdullah & Tantri, Francis.2012. Manajemen Pemasaran. Depok: Rajawali Pers

Warren, Reeve, Fess. Penerjemah Aria Farahmita, Amarugrahi, dan Taufik Hendrawan. 2006. Accounting Pengantar Akuntasi Buku I Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat

Situs web:

http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_Pemasaran, www.tabloiddiplomasi.org

www.emeraldinsight.com