Peran Internal Auditor Terhadap Audit Atas Penjualan Produk Kartu Halo PT. Telkomsel Area Sumatera

(1)

SKRIPSI

PERAN INTERNAL AUDITOR TERHADAP AUDIT ATAS

PENJUALAN PRODUK KARTU HALO PT. TELKOMSEL

AREA SUMATERA

OLEH:

NAMA : LINDA HERAWATY SIREGAR

NIM : 040522066

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi


(2)

“ Peran Internal Auditor terhadap Audit atas Pejualan Produk Kartu HALO PT. Telkomsel Area Sumatera”

adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 10 February 2008 Yang membuat pernyataan

Linda Herawaty Siregar Nim : 040522066


(3)

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Peran Internal Auditor terhadap Audit atas Penjualan Produk Kartu HALO PT. Telkomsel Area Sumatera” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa untuk menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dorongan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Katio MM, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan saran – saran yang berguna bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs.Rasdianto, MSi, Ak dan Bapak Drs.Sucipto, MM, Ak selaku dosen penguji.

5. Seluruh dosen pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

yang sangat membantu bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Buat saudaraku tersayang Efrida Yanty, Ferry Suhairy, dan Taufik Hidayat, terima kasih untuk supportnya.

10.Teman – teman terbaikku. Ita, Lina, Eka, Fatimah, Lenni, Bela, tanks atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukannya.

Medan, 10 February 2008 Penulis,

Linda Herawaty Siregar Nim : 040522066


(5)

auditor dalam melaksanakan audit atas berlangsungnya aktivitas penjualan kartu HALO pada PT. Telkomsel dan sejauhmana peran internal auditor tersebut membantu pihak manajemen mengendalikan pengendalian intern secara efektif dan efisien.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dimana penulis melakukan serangkaian kegiatan dengan cara mengumpulkan data, mengklasifikasikannya dan menganalisa data, sehingga memberikan informasi sehubungan dengan masalah yang sedang dihadapi dan dapat terpecahkan dengan jelas dari objek yang diteliti.

Selama penulis mengadakan penelitian, penulis menyarankan sebaiknya letak internal audit jangan diposisikan sebagai sub direktorat, karena akan terjadi kekakuan dalam menyampaikan laporan hasil audit yang seharusnya langsung ditujukan kepada Presiden Direktur, hal ini untuk mempertahankan sifat independen dari internal auditor itu sendiri.


(6)

internal control effectively and efficiently.

The method of research used is descriptive method, in which the writer takes a set of activities by collecting the data, classifyng data and analyzing them, and then it will present the information related to the problem at hand.

In the process of research, it is suggested that the internal audit should not be posited as subdirectorat, because there will be a rigidity in presesntation of actual audit result to President Director. This will maintain the independence of internal auditor it self.


(7)

Pernyataan ... i

Kata Pengantar ... ii

Abstrak... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Gambar ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Kerangka Konseptual ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Internal Audit 1. Pengertian Internal Audit ... 7

2. Peranan Internal Auditor ... 10

3. Fungsi Internal Auditor ... 11

a. Tanggung jawab Internal Auditor ... 11

b. Wewenang Internal Auditor ... 12

4. Standar dan Pedoman Praktik Audit Internal... 12

B. Proses Audit 1. Perencanaan Audit ... 16

2. Persiapan Audit ... 17

3. Program Audit ... 17

4. Pelaksanaan audit ... 18


(8)

2. Cara Penjualan ... 23

3. Tahap Penjualan ... 23

4. Proses Penjualan ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Jenis Data ... 30

C. Tehnik Pengumpulan Data ... 30

D. Metode Analisis Data ... 31

E. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1.Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah dan Struktur Organisasi Perusahaan ... 32

b. Deskripsi Pekerjaan ... 37

2. Prosedur Penjualan PT. Telkomsel a. Penjualan ... 47

b. Kebijakan Penjualan ... 48

c. Pertanggung jawaban Penjualan ... 48

3. Pelaksanaan Internal audit dalam membantu PT. Telkomsel a. Pedoman Internal Audit Pt. Telkomsel ... 51

b. Audit Program atas Penjualan Kartu HALO ... 59

B. Analisa Hasil Penelitian


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 78 B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN


(10)

Gambar 1 ... 28

Gambar 2 ... 29

Gambar 3 ... 36

Gambar 4 ... 57


(11)

auditor dalam melaksanakan audit atas berlangsungnya aktivitas penjualan kartu HALO pada PT. Telkomsel dan sejauhmana peran internal auditor tersebut membantu pihak manajemen mengendalikan pengendalian intern secara efektif dan efisien.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dimana penulis melakukan serangkaian kegiatan dengan cara mengumpulkan data, mengklasifikasikannya dan menganalisa data, sehingga memberikan informasi sehubungan dengan masalah yang sedang dihadapi dan dapat terpecahkan dengan jelas dari objek yang diteliti.

Selama penulis mengadakan penelitian, penulis menyarankan sebaiknya letak internal audit jangan diposisikan sebagai sub direktorat, karena akan terjadi kekakuan dalam menyampaikan laporan hasil audit yang seharusnya langsung ditujukan kepada Presiden Direktur, hal ini untuk mempertahankan sifat independen dari internal auditor itu sendiri.


(12)

internal control effectively and efficiently.

The method of research used is descriptive method, in which the writer takes a set of activities by collecting the data, classifyng data and analyzing them, and then it will present the information related to the problem at hand.

In the process of research, it is suggested that the internal audit should not be posited as subdirectorat, because there will be a rigidity in presesntation of actual audit result to President Director. This will maintain the independence of internal auditor it self.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini Indonesia sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, salah satunya adalah bidang telekomunikasi yang mendapat perhatian yang memadai dari pemerintah dan masyarakat. Gencarnya usaha pemerintah untuk mengembangkan dan menggarap sektor telekomunikasi itu mengakibatkan meningkatnya minat para investor yang ingin terjun didalam bisnis ini, apalagi dengan adanya perkembangan telekomunikasi selular. Dalam upaya untuk tetap tegak ditengah – tengah persaingan yang semakin keras, perusahaan – perusahaan yang bergerak disektor telekomunikasi dituntut untuk lebih meningkatkan kegiatan dan kualitas pelayanannya.

Konsekuensi logis dengan adanya peningkatan kegiatan perusahaan, baik ruang lingkup maupun ukuran perusahaan, mengakibatkan jumlah operasi yang menjadi tanggung jawab manajemen semakin meningkat dan kompleks, sehingga manajemen akan menghadapi banyak kesulitan didalam menjalankan fungsi pengendalian dan pengawasan setiap tahapan operasi yang terjadi didalam perusahaan.

Akibat dari keadaan yang demikian , pimpinan memerlukan suatu alat bantu untuk mengatasi hal tersebut yaitu, suatu sistem pengendalian manajemen


(14)

yang dapat menilai apakah para aparat pelaksana telah melakasanakan kegiatan usaha sesuai dengan kebijaksanaan dan rencana yang telah digariskan.

Salah satu unsur sistem pengendalian manajemen tersebut adalah pengendalian intern yang dilakukan oleh internal auditor.Pemeriksaan intern yang bebas merupakan suplemen untuk memperkuat pengendalian – pengendalian lainnya.

Sesuai dengan fungsinya , staf pemeriksaan internal akan melakukan berbagai penilaian, pengukuran serta pemeriksaan secara independent terhadap berbagai catatan pembukuan , keuangan serta pelaksanaan operasional perusahaan seperti penjualan , pembelian yang hasilnya diharapkan berupa saran – saran yang bersifat konstruktif bagi kepentingan manajemen.

Penulis mencoba melakukan penelitian pada perusahaan yang bergerak disektor telekomunikasi. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk yaitu PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR ( Telkomsel).

PT. Telkomsel merupakan perusahaan pertama yang menjalankan usaha selular di Indonesia. Telkomsel merupakan perusahaan selular yang memiliki asset yang besar, ini dibuktikan dengan banyaknya pelanggan yang sampai saat ini mencapai kurang lebih empat puluh empat juta pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia, yang memakai produk Pasca bayar ( Kartu HALO) maupun Pra bayar ( Kartu SimPATI dan Kartu AS).

Beberapa alasan mengapa PT. Telkomsel banyak diminati oleh pelanggannya, dikarenakan PT. Telkomsel mengeluarkan banyak pilihan produk.


(15)

Contohnya seperti Produk Pasca Bayar ( Kartu HALO), PT. Telkomsel mengeluarkan berbagai macam jenis seperti HALO bebas Abonemen, HALO bebas bicara, HALO bebas 150 sms, HALO bebas komunitas. Dan untuk Pra bayar ( SimPATI dan AS), PT.Telkomsel memberikan bonus dan kemurahan tarif di jam jam tertentu.

Adanya berbagai jenis produk tersebut, membuat masyarakat Indonesia melirik cara berkomunikasi yang praktis yaitu berkomunikasi menggunakan teknologi selular yang salah satunya dijalankan oleh Telkomsel. Selain itu hal yang membuat masyarakat menggunakan teknologi ini adalah rendahnya harga perangkat pendukung yaitu telepon selular atau handphone.

Karena banyaknya peminat dari produk – produk ini , PT. Telkomsel pastilah melakukan suatu transaksi penjualan secara kredit maupun kas. Secara garis besar, hal ini akan menimbulkan terjadinya pembayaran atau bahkan piutang usaha. Dan transaksi – transaksi tersebut akan berpengaruh pada laporan keuangan, yang merupakan kunci penting dalam pengambilan keputusan baik dari pihak perusahaan maupun diluar perusahaan. Hal ini menyebabkan pentingnya keakuratan dan keandalan data di dalam transaksi yang perlu dipertanggungjawabkan dan disajikan secara memadai dalam laporan keuangan.

Maka dari itu diperlukan suatu pengendalian intern yang tepat agar penyelewengan – penyelewengan yang timbul dapat dihindari. Pemeriksaan ini dapat digunakan juga untuk mendeteksi dan memperbaiki kelemahan – kelemahan pengendalian intern dan juga memodifikasi sesuai dengan keadaan yang berubah.


(16)

Selain itu dengan pengendalian intern, tujuan yang didinginkan oleh perusahaan dapat dilaksanakan.

Disini penulis hanya akan membahas mengenai penjualan produk pasca bayar atau yang lebih dikenal dengan nama kartu HALO yang merupakan produk utama PT. Telkomsel.

Dari uraian tersebut diatas, penelitian yang dilakukan adalah :

“ PERAN INTERNAL AUDITOR TERHADAP AUDIT ATAS PENJUALAN PRODUK Kartu HALO PT. TELKOMSEL AREA SUMATERA “

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah:

1. Apakah Internal Auditor sudah melaksanakan audit internal atas penjualan kartu Halo dengan efektif dan efisien ?

2. Apakah saran dan rekomendasi yang diberikan Internal Auditor dapat meningkatkan pengendalian intern atas penjualan ?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak dari latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :


(17)

1. Agar dapat diketahui langkah - langkah yang dilakukan internal auditor dalam melakukan pemeriksaan atas berlangsungnya aktivitas penjualan Kartu HALO PT. Telkomsel.

2. Dari langkah – langkah tersebut dapat dilakukan penilaian atas keefektifan pelaksanaan pengendalian intern dalam pelaksanaan penjualan Kartu HALO oleh perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penulisan skripsi ini adalah :

1. Memperluas dan memperdalam pengetahuan penulis di bidang auditing khususnya tentang internal audit.

2. Pihak manajemen dapat menilai apakah sistem pengendalian manajemen sudah memadai atau tidak karena internal audit merupakan salah satu unsur terpenting dari sistem tersebut. Bila belum memadai maka pihak manajemen dapat menegetahui kekurangan – kekurangannya dan berusaha untuk memperbaikinya demi tercapai tujuan perusahaan.

3. Sebagai bahan informasi dan sumbang saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.


(18)

E. Kerangka Konseptual

Proses Penjualan Kartu HALO

Pemesanan Barang

Hasil Audit

Pengiriman Barang Penagihan Biaya Internal Auditor

PT. Telkomsel


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Internal Audit

1 Pengertian Internal Audit

Pada perusahaan – perusahaan kecil pimpinan atau pemilik dapat mengamati dan mengendalikan sendiri semua operasinya . Baginya tentu mudah untuk mengamati operasional perusahaan , mendeteksi ketidak efisienan atau keadaan yang tidak wajar untuk dapat diperbaiki. Melalui pengetahuannya yang mendalam atas perusahaannya, pemilik atau pimpinan melakukan komunikasi kepada staf atau pegawai, dalam rangka mengendalikan dan mengatasi efektifitas jalannya perusahaan.

Akan tetapi, apabila organisasi telah berkembang, dan menjadi besar dan luas maka pengawasan langsung oleh pemilik atau pimpinan tidak dapat dilakukan lagi, maka untuk itu diperlukan Internal audit didalam perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan perusahaan agar berjalan secara efektif dan efisien.

Internal Auditing adalah suatu penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai keakuratan, dapat dipercaya, efisiensi dan kegunaan dari catatan – catatan ( akuntansi) perusahaan dan pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan.Informasi yang disajikan hendaknya didukung dengan bukti atau fakta yang dikumpulkan selama proses penilaian, sehingga hasil penilaian tersebut dapat diandalkan keakuratannya.


(20)

Berkaitan dengan makin berkembangnya kegiatan Internal audit, maka jasa yang diberikan semakin luas. Selain pemberian jasa pemeriksaan intern kepada manajemen, juga membantu mengawasi seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya secara efektif.

Internal audit adalah suatu kegiatan memberikan jaminan dan konsultasi yang independent dan obyektif agar dapat membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuan melalui pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen resiko , pengendalian dan proses pengelolaan ( Sawyer’s, 2005:9 ).

Untuk menjalankan suatu pemeriksaan yang efektif dan efisien , diperlukan independensi dari seorang internal auditor. Secara obyektif, independensi dari Internal audit amatlah penting. Internal audit tidak boleh turut serta dalam merancang dan menerapkan prosedur , catatan, atau turut dalam kegiatan yang biasanya akan direview atau dinilai sendiri oleh internal auditor karena akan mengurangi independensinya. Namun, obyektivitas evaluasi Internal audit dipengaruhi oleh ketentuan dan standar pengendalian yang ditetapkan.

Hal tersebut memuat istilah – istilah yang penting dan memerlukan penjelasan lebih lanjut, yaitu :

a. Independen dan Obyektifitas

Independen terhadap pihak dan aktvitas yang diperiksa, sehingga hasil pemeriksaan lebih obyektif dan juga secara obyektif memberi bantuan kepada manajemen.


(21)

b. Kegiatan memberikan jaminan dan konsultasi

Memberikan jaminan (assurance) mempunyai makna bahwa kegiatan Internal audit memberikan nilai tambah dengan memberikan penilaian keandalan dan relevansi data dan operasional. Melalui metode pemecahan masalah, konsultasi mencari jalan untuk memperbaiki perilaku.

c. Dirancang untuk memberikan nilai lebih pada kegiatan organisasi Internal audit dipandang dapat menciptakan nilai tambah ( Value Creation). Tujuan dari Internal audit tidak hanya terbatas untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi, tetapi juga untuk memberikan nilai tambah pada kegiatan organisasi.

d. Membantu suatu organiasai untuk mencapai tujuan

Fokus Internal audit tidak hanya terbatas pada kegiatan organisasi sehari – hari, tetapi juga membantu organisasi dalam pencapaian tujuan.

e. Pendekatan Sistem dan Disiplin

Internal audit adalah pendekatan yang sistematis dan disiplin internal auditor harus dapat memberikan mutu jasa yang tinggi sesuai dengan standar yang berlaku umum.

f. Mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen resiko, pengendalian dan proses – proses pengelolaan.

Jika tujuan utama untuk meminimalisasi resiko, maka diperlukan evaluasi atas keefektifitasan manajemen resiko, pengendalian


(22)

untuk membantu organisasi mengelola resiko dan meningkatkan pengelolaan efektifitas dan efisiensi.

2 Peranan Internal Auditor

Menurut Yayasan Pendidikan Internal Audit yang disampaikan oleh Soekardi Hoesodo, Internal Audit terus mengalami perkembangan sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan departemen Internal Audit.

a) Internal auditor sebagai Watch Dog

Auditor dalam pelaksanaan tugas auditnya akan selalu ada temuan yang diperiksa dan akan dicari solusi perbaikan akan temuan – temuan tersebut.

b) Internal auditor sebagai Konsultan

Internal auditor tidak hanya berperan sebagai pemeriksa jasa saja, tetapi juga sebagai konsultan yang akan memberikan saran – saran perbaikan pada manajemen, sebagai partner pihak manajemen untuk dapat melaksanakan pengendalian intern perusahaan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien.

c) Internal auditor sebagai Catalist

Sebagai Catalist internal auditor harus melihat hasil atau dampak jangka panjang dari saran – saran yang telah diberikan kepada manajemn untuk memperbaiki pengendalian intern suatu perusahaan.


(23)

3. Fungsi Internal Auditor

Dalam melaksanakan tugas pokoknya internal auditor mempunyai fungsi, sebagai berikut :

1. Memberikan bimbingan dan pembinaan dalam bidang pengawasan kepada satuan organisasi dilingkungan tersebut.

2. Merumuskan program pelaksanaan pengawasan.

3. Melaksanakan pemeriksaan terhadap setiap satuan organisasi dilingkungan perusahaan yang dipandang membutuhkan, meliputi pemasaran, operasi, administrasi umum, pelayanan pelanggan, keuangan , sumber daya manusia dan lainnya serta hasil – hasil fisik dari pelaksanaan proyek – proyek perusahaan.

4. Melaksanakan pengujian serta penilaian atas hasil laporan berkala atau sewaktu – waktu dari setiap satuan organisasi dilingkungan perusahaan.

5. Membina dan melaksanakan kerjasama dibidang pengawasan dengan instansi pemerintah sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku dan kebijaksanaan pemerintah.

a. Tanggung Jawab Internal Auditor

Menurut Statement of Respond of Internal Audit, tanggung jawab pemeriksaan Internal adalah :

‘The respond of Internal Auditor in the organization should be clearly estabilished by management policy.”The Internal Auditors should be :


(24)

a. To Inform and advice manager and to discharge this responsible in a manner that is consistent with code of ethic of the instansion of internal auditor.

b. To coordinate Internal Audit activity with other, so as to best achieve the audit objective and the objective of the organization.

Tanggung jawab Internal auditor dalam suatu organisasi harus ditetapkan secara jelas dalam bentuk manajemen.

a. Memberikan informasi dan saran kepada manajer dengan tetap berpegang pada kode etik.

b. Mengkoordinasi tugas pemeriksa dengan pihak lain agar tujuan pemeriksa maupun tujuan perusahaan dapat tercapai.

b. Wewenang Internal Auditor

Tanggung jawab dan wewenang tetap berada pada pimpinan atau pelaksanaan kegiatan operasional yang bersangkutan, bukan pada Internal auditor. Internal auditor diberikan wewenang untuk meneliti catatan – catatan, harta perusahaan serta pegawai atau karyawan dari bagian yang menjadi obyek. Internal auditor harus bebas memeriksa dan menilai kebijakan , rencana, prosedur, dan catatan perusahaan.

4. Standar dan Pedoman Praktik Audit Internal

Pada konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal di Jakarta, tanggal 12 Mei 2004 dijelaskan sebagai berikut :


(25)

1. SPAI terdiri atas Satandar Atribut , Standar Kinerja, dan Standar Implementasi. Standar Atribut berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu, dan pihak – pihak yang melakukan kegiatan audit internal. Standar kinerja menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan merupakan ukuran kualitas pekerjaan audit. Standar kinerja memberikan praktik – praktik terbaik pelaksanaan audit mulai dari perencanaan sampai dengan pemantauan tindak lanjut. Standar Atribut dan Standar Kinerja berlaku untuk semua jenis penugasan audit internal.

2. Standar implementasi hanya berlaku untuk satu penugasan tertentu. Standar implementasi yang akan diterbitkan dimasa mendatang adalah standar implementasi untuk kegiatan assurance (A), standar implementasi untuk kegiatan consulting (C), standar implementasi kegiatan investigasi (I), dan standar implementasi Control Self Assesment (CSA).

3. Standar – standar tersebut terdahulu merupakan bagian dari pedoman praktik audit internal. Keseluruhan pedoman praktik audit internal terdiri atas :

a. Defenisi Audit Internal

b. Kode Etik Profesi Audit Internal c. Standar Profesi Audit Internal,dan

d. Interpretasi dari pedoman tersebut diatas.

4. Pada masa yang akan datang, penerbitan standar – standar implementasi dan pedoman lainnya akan didahului dengan penyebarluasan rancangan standar (exposure draft –ED). Standar dan pedoman akan disahkan setelah paling sedikit dua bulan diedarkan dalam bentuk ED, dan mendapatkan respon yang


(26)

memadai. ED akan dimuat dalam media komunikasi, jurnal, dan website yang dimiliki oleh masing – masing organisasi profesi anggota konsorsium, serta dalam publikasi lain yang relevan.

Standar Perilaku Auditor Internal

Pada kode etik Profesi Audit Internal memuat standar perilaku sebagai pedoman bagi seluruh Auditor Internal yang isinya sebagai berikut :

1. Auditor internal harus menunjukkan kejujuran, objektivitas, dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan memenuhi tanggungjawab profesinya.

2. Auditor internal harus menunjukkan loyalitas terhadap organisasinya atau terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian , auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan – kegiatan yang menyimpang atau melanggar hukum.

3. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau mendiskreditkan organisasinya.

4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan – kegiatan yang dapat menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya, atau kegiatan – kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka, yang meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan memenuhi tanggungjawab profesinya secara objektif.


(27)

5. Auditor internal tidak boleh menerima imbalan dalam bentuk apapun dari karyawan, klien, pelanggan, pemasok, ataupun mitra bisnis organisasinya, sehingga dapat mempengaruhi pertimbangan profesionalnya.

6. Auditor internal hanya melakukan jasa – jasa yang dapat diselesaikan dengan menggunakan kompetensi professional yang dimilikya.

7. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa memenuhi Standar Profesi Audit Internal.

8. Auditor internal harus bersikap hati – hati dan bijaksana dalam menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor internal tidak boleh menggunakan informasi rahasia untuk mendapatkan keuntungan pribadi, secara melanggar hukum, atau yang dapat menimbulkan kerugian terhadap organisasinya.

9. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus mengungkapkan semua fakta – fakta penting yang diketahuinya, yaitu fakta – fakta yang jika tidak diungkap dapat mendistorsi kinerja kegiatan yang direview, atau menutupi adanya praktik – praktik yang melanggar hukum.

10.Auditor internal harus senantiasa meningkatkan keahlian serta efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib mengikuti pendidikan professional berkelanjutan.


(28)

B. Proses Audit

1. Perencanaan Audit

Internal Auditor harus merencanakan setiap tugas audit yang akan dilaksanakannya , yaitu pemilihan obyek audit serta menentukan survey pendahuluan. Menurut Modul Pelatihan Internal Audit Intern II Tingkat lanjutan II ( 2002 : 1), terdapat dua aspek penting , yaitu:

a. Pemilihan Obyek Audit

Pemilihan obyek audit perlu dilakukan berkenaan dengan keterbatasan sumberdaya audit dibandingkan dengan kebutuhan audit. OLeh karena itu, tidak setiap unit yang potensial untuk diaudit dari seluruh unit yang ada ( audit universe) dapat dimasukkan kedalam rencana audit tahunan. Acuan dasar untuk memilih auditable unit adalah skala prioritas audit berdasarkan besaran ( magnitude ) dan tingkat signifikan dari resiko yang melekat pada setiap auditable unit. ( YPIA, 2002:2) b. Survey Pendahuluan

Survey Pendahuluan merupakan proses audit yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai resiko dari suatu auditable unit yang telah dijadwalkan dan atau telah dibuatkan penugasan auditnya.

Survey pendahuluan dapat dilakukan dengan menggunakan sejumlah teknit audit. Penggunaan berbagai macam tehnik audit tersebut dimaksudkan agar tercapai kombinasi optimal dari berbagai upaya untuk memperoleh dan menganalisis informasi yang relevan


(29)

dengan penilaian resiko secara efisien dan efektif . Terdpat dua klasifikasi utama dari tehnik – tehnik audit pada tahap survey pendahuluan , yaitu yang berkaitan dengan langkah – langkah survey pendahuluan di kantor internal ( on desk/ off site unit) dan dilokasi auditable unit ( on site unit). ( YPIA, 2002;8-9)

2. Persiapan Audit

Untuk melakukan Internal audit, harus mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan mendokumentasikan semua bukti – bukti dan informasi yang digunakan untuk menunjang hasil audit supaya cukup, kompeten, relevan dan berguna. Informasi yang cukup adalah informasi yang meyakinkan orang yang diberikan informasi mempunyai kesimpulan yang sama oleh auditor. Informasi yang kompeten adalah informasi yang dapat dipercaya sedangkan informasi yang relevan adalah informasi yang dapat menunjang temuan serta rekomendasi yang dapat membantu dalam pencapaian sasaran.

3. Program Audit

Menurut Modul Pelatihan Internal Audit Intern II Tingkat Lanjutan II (2002:24), Audit program berisikan seperangkat prosedur analitis atau langkah – langkah pengumpulan dan pengujian – pengujian bukti – bukti audit, langkah – langkah ini bertujuan untuk :

a. Pengumpulan bukti


(30)

c. Penilaian efisiensi, ekonomis, dan efektivitas dari kegiatan yang direview

Audit program disusun berdasarkan informasi yang diperoleh pada survey pendahuluan. Oleh karena itu, isi audit program akan disesuaikan dengan sasaran, tujuan dan cakupan audit untuk masing – masing auditable unit. Berdasarkan langkah – langkah audit yang disusun dalam audit program, auditor diharapkan mampu mengungkapkan kelemahan sekaligus membantu auditee meningkatkan cakupan dan efektifitas control atas resiko yang berdampak signifikan

4.Pelaksanaan Audit

a. Kertas Kerja Audit

Kertas Kerja Audit merupakan dokumentasi dari program audit. Tiga aspek utama yang didokumentasi menurut Institute Pendidikan dan Pelatihan Internal audit adalah, langkah – langkah audit dalam tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan hasil audit, bukti – bukti yang dikumpulkan selama proses audit, dan analisa, kesimpulan, temuan dan laporan yang dihasilkan , ditulis oleh auditor. (YPIA, 2002;47)

Kertas Kerja Audit harus lengkap sehingga dapat mendukung kesimpulan hasil audit. Oleh karena itu, Menurut Modul Penelitian Internal Audit Intern II Tingkat Lanjutan II ( 2002 : 48) Kertas Kerja Audit harus berisikan :


(31)

1) Dokumentasi persiapan dan perencanaan audit, dan audit program

2) Kuesioner, flowchart, checklist dan narasi yang menguraikan sistem pengendalian internal

3) Catatan dan memo hasil wawancara 4) Data organisasi auditee

5) Salinan kontrak dan perjanjian yang penting 6) Uraikan kebijakan operasi dan keuangan auditee 7) Hasil pengujian atas pengendalian internal

8) Surat hasl konfirmasi dan representasi dari manajemen auditee 9) Analisa dan pengujian atas transaksi, proses dan laporan

kegiatan auditee

10)Hasil analisa dan pengujian serta kesimpulan audit 11)Temuan audit

12)Laporan hasil audit dan tanggapan managemen audit atas laporan

b. Review

Menurut Modul Pelatihan Internal Audit Intern II Tingkat Lanjutan II (2002: 54). Ada beberapa hal umum yang harus diperhatikan Internal Audit dalam melakukan review, yaitu :


(32)

1) Kesesuaian dengan tujuan audit 2) Ketaatan pada standar profesi 3) Ketepatan langkah pengujian 4) Cakupan data dan informasi

5) Keberadaan bukti yang cukup, kompeten, relevan dan berguna 6) Ketepatan perhitungan

7) Kewajiban analisa dan kesimpulan kecermatan judgement auditor 8) Kemungkinan potensi temuan audit yang terlewatkan

9) Kemungkinan penyempurnaan dan perbaikan Kertas Kerja Audit

5.Temuan Sementara

Temuan sementara yang didapat oleh auditor dengan hanya melihat secara garis besar saja berdasarkan bukti, laporan dan informasi yang didapat.

6. Temuan Akhir

Temuan akhir dari seluruh yang didapat, yang sudah disimpulkan oleh Internal Audit.

7. Laporan Internal Audit

Laporan pemeriksaan yang ditulis secara professional memperhatikan beberapa unsur, yaitu :


(33)

a. Struktur b. Kejelasan c. Keringkasan d. Nada Laporan e. Pengeditan

Dalam Internal Audit Report terdapat berbagai hal yang harus ada, yaitu : a. Disclosure of Findings

b. Discription of Findings c. Suggestion for Correction

d. Documentation of plans and Clarification of View of Audite e. Balanced Audit Report Presesntation Guidelines

Dalam laporan internal audit tersebut haruslah mengungkapkan positif audit findingsnya juga, tidak hanya negative findingsnya saja.

8. Tindak Lanjut Internal Audit

Setelah dilakukan seluruh pelaksanaan audit oleh internal auditor, selanjutnya akan ditemukan apakah terdapat kejanggalan – kejanggalan yang berarti atau tidak bagi lapran perusahaan. Hal ini amat bermanfaat bagi peningkatan produktivitas kerja. Pelaksanaan rekmendasi yang diajukan oleh internal auditor, merupakan tanggung jawab pimpinan unit atau perusahaan, dimana mereka mempunyai wewenang dalam pelaksanaan rekomendasi kepada bawahan mereka. Oleh karena itu, hendaknya internal auditor diberikan wewenang untuk


(34)

mengawasi sampai berapa jauh tindakan yang diambil dan dilaksanakan atas rekomendasi yang diberikan oleh internal auditor.

C. Penjualan

Penjualan merupakan suatu kondisi yang tidak tetap. Jika kita dapat menjual dengan jumlah yang besar, maka pendapatan akan bertambah. Menurut Weygant, Kieso dalam bukunya yang berjudul Accounting Priciples ( 2000:196)

“Sales are goods that are transferred from the seller to the buyer or services that are performed and billed”

Penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan yang terpentingkarena sebagian besar perusahaan memperoleh pendapatan melalui hasil dari penjualan barang atau jasa. Oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan fungsi penjualan dengan serius, karena penjualan memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

1. Konsep Penjualan

Dalam buku Marketing Management ( 2000:18), Philip Kotler memberikan konsep penjualan sebagai berikut,

“The Selling Concept holds that consumer and business, if let alone, will ordinarily has buy enough of the organizations productions. The organization must, therefore, undertake an agree selling and promotion effort.”


(35)

Dalam melakukan penjualan, perusahaan perlu memperhatikan dan menarik konsumen untuk membeli produksi yang dihasilkan dalam jumlah yang cukup. Perusahaan harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.

2. Cara Penjualan

Antara pengusaha yang satu dengan yang lainnya sering terdapat perbedaan. Cara yang dapat dilakukan adalah

a. Lansung

Penjual langsung berhubungan atau bertatap muka dengan pembeli. Disini pembeli dapat langsung mengemukakan keinginan, bahkan sering terjadi tawar menawar.

b. Tidak lansung

Penjual tidak berhadapan atau bertatap muka langsung dengan pembeli.

3. Tahap Penjualan

a. Persiapan Sebelum Penjualan

Tahap pertama dalam penjualan adalah menyiapkan kemampuan bagian penjualan ataupun marketing dengan memberikan pengertian tentang produk yang dijual, pasar yang dituju dan tehnik penjualan yang harus dilakukan.

b. Penentuan Karakteristik Pembeli

Cara menetukan karakteristik calon pembeli atau pembeli potensial adalah dengan menggunakan data pembelian yang lalu atau sekarang. Dapat juga


(36)

dilakukan segmentasi pasar, contohnya menggolongkan pembeli dengan berdasarkan penghasilan.

c. Pendekatan Pendahuluan

Sebelumnya bagian penjualan harus mempelajari semua masalah tentang individu atau perusahaan yang diharapkan sebagai pembeli. Penjual harus mengetahui produk yang digunakan dan reaksi dari informasi yang didapat untuk melakukan tawar menawar, seperti kebiasaan membeli atau kegemaran dari pembeli potensial.

d. Melakukan Penjualan

Penjualan bermula dari suatu usaha untuk memikat perhatian dari konsumen, lalu diusahakan untuk mengetahui daya tarik pembeli. Jika minat diikuti dengan keinginan membeli, maka penjual tinggal merealisir penjualan produk.

e. Pelayanan Purna Jual

Kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pemesanan telah terpenuhi, masih harus dilanjutkan dengan melakukan pelayanan atau servis, seperti pemberian garansi, jasa reparasi, latihan tenaga operasional dan cara penggunaan barang sampai ke tempat reparasi.

Dalam pengawasan penjualan perlu diperhatikan permasalahan fungsi – fungsi sebagai berikut :

1) Mendapat pesanan dari pelanggan 2) Memeriksa kredit


(37)

4) Merakit barang untuk dikirim 5) Mengirim barang pesanan 6) Menagih pelanggan

7) Menerima dan menyetor pembayaran tunai 8) Menangani Piutang

9) Membukukan transaksi ke buku besar umum 10)Menyiapkan laporan keuangan

.4. Proses Penjualan

Untuk melakukan penjualan terhadap pelanggan harus melalui suatu proses. Proses yang dilakukan harus berjalan secara tepat supaya tidak terjadi kesalahan. Menurut James Hall (2001 : 185), proses penjualan meliputi

a. Pelanggan menghubungi bagian penjualan, bisa melalui telepon, surat atau dating secara langsung. Departemen penjualan akan menangkap seluruh detail informasi dari kejadian tersebut dan mencatat pada pesanan penjualan. Informasi ini akan memnyebabkan terjadinya kegiatan.

b. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengesahan transaksi dengan melalui proses persetujuan kredit untuk pelanggan. c. Saat kredit tersebut sudah disetujui, informasi penjualan akan

diteruskan ke departemen penagihan, pergudangan dan pengiriman.


(38)

d. Mengirimkan barang dagangan harus segara dilakukan setelah persetujuan kredit diperoleh. Jika proses tersebut terlalu lama, pelanggan kemungkinan akan membatalkan pesanan dan mencari pemasoklainnya. Proses pengiriman akan merekonsiliasi barang lain yang diterima dari gudang dengan informasi penjualan yang sudah diterima terlebih dahulu. Langkah ini digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan mengirimkan barang yang tepat ke pelanggan. Apabila ditemukan kesalahan, seperti salah pengambilan barang atau salah dalam kuantitas barang dari gudang, harus dapat diidentifikasi dalam langkah ini. Diasumsikan bahwa semua kondisi sudah sesuai dengan pesanan, maka barang dagangan akan dikembalikan dan dikirimkan melalui perusahaan angkutan umum ke pelanggan. Kemudian informasi pengiriman akan diteruskan ke proses penagihan.

e. Proses penagihan akan mengumpulkan dokumen yang relevan dengan transaksi tersebut ( produk, harga, biaya pengurusan, angkutan, pajak dan syarat – syarat potongan harga) dan menagih ke pelanggan. Informasi ini akan diteruskan ke proses pengendalian persediaan.

f. Bagian piutang menerima informasi penagihan dan mencatat kedalam catatan atau laporan pelanggan.


(39)

g. Demikian juga bagian pengendalian persediaan menggunakan informasi dari bagian penagihan dalam menyesuaikan data persediaan untuk menggambarkan penurunan persediaan

h. Secara berkala ( setiap hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya ) proses penagihan piutang dan pengedalian persediaan melakukan perhitungan rekapitulasi dan meneruskan informasi ini ke proses buku besar umum. Rekapitulasi ini termasuk total penjualan dari penagihan, total kenaikan jumlah piutang dan total penurunan persediaan. Berdasarkan informasi tersebut , buku besar umum melakukan proses kesetiap rekening yang dipengaruhi oleh transaksi penjualan selama perbulan. Sebagai tambahan, proses rekonsiliasi perhitungan – perhitungan rekapitulasi ini dilakukan secara independen agar dapat mengidentifikasi kesalahan pencatatan data.


(40)

BAB III

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang akan menjelaskan keadaan dan karakteristik sebenarnya dari suatu objek penelitian berdasarkan informasi yang diperoleh.

B . Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan dengan cara melakukan penelitian secara langsung pada objek penelitian melalui wawancara maupun observasi untuk memperoleh data yang diperlukan berkaitan dengan masalah penelitian.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan diperoleh langsung dari objek penelitian. Contohnya adalah laporan-laporan maupun data lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

C. Teknik Pengumpulan Data


(41)

1. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan melakukan penelitian terhadap dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan

2. Teknik Wawancara, yaitu dilakukan melalui tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memberikan keterangan yang berhubungan dengan pengelolaan aktiva produktif

D. Metode Analisis Data.

Dalam hal penganalisaan data yang telah dikumpulkan dalam penulisan skripsi ini maka penulis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data, menggolongkan, menginterpretasikan dan kemudian dianalisa.

E. Waktu dan Tempat Penelitian.

Penelitian ini dimulai pada bulan Agusutus 2007 sampai dengan selesai untuk Audit Semester I ( Januari – Juni 2006) dan akan dilaksanakan di PT. Telkomsel Area , JL. Diponegoro 35 Gedung Danamon Lt. 8 Medan


(42)

BAB IV

A. DATA PENELITIAN

1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah dan Struktur Organisasi Perusahaan

Pada mulanya PT. Telkomsel adalah nama layanan dari jasa sistem komunikasi bergerak selular yang dikelola oleh PT. Telkom. Dimulai dengan proyek percontohan pada akhir tahun 1993 di pulau Batam dan pulau Bintan dengan menggunakan teknologi GSM ( General Service Mobile ) yang telah dikenal luas di dunia internasional. Proyek yang pertama kali menggunakan teknologi GSM di Indonesia ini, berhasil membangun jaringan komunikasi selular dari awal sehingga dapat melakukan pembicaraan pada sistem telekomunikasi bergerak hanya dua bulan sejak dimulainya proyek tersebut. Proyek percontohan ini, berkembang ke propinsi – propinsi lain di Indonesia, dan dengan inilah didirikan PT. Telkomsel pada tanggal 26 Mei 1995 sebagai salah satu dari tiga pemegang izin nasional penyelenggara GSM di Indonesia.

Pada saat pendirian, saham PT. Telkomsel dipegang oleh penyelenggara Telekomunikasi domestic PT. Telkom (51%) dan perusahaan telekomunikasi Internasional PT. Indosat (49%). PT. Telkom dan PT. Indosat tercatat pada bursa efek di Jakarta dan New York. Setelah satu tahun melewati proses tender terbuka, masuklah dua pemegang saham baru yaitu Telecom Netherlands, yang merupakan anak perusahaan dari publik komunikasi Belanda KPN dan PT. Setco Megasell


(43)

Asia, perusahaan lokal yang dimotori oleh pengusaha Indonesia Setiawan Jodi. Kedua pemegang saham ini masuk, sehingga komposisi saham menjadi PT. Telkom (42,72%), PT. Indosat (35%), KPN (17,28%), dan Setco (5%). Pada tahun 2000 KPN mengakuisisi sahamnya menjadi 22,28% dan pada tahun 2001 PT. Telkom membeli saham milik PT. Indosat sebesar 35% yang menyebabkan naiknya saham PT. Telkom menjadi 77,72% dan Singtel membeli saham KPN sebesar 22,28%. Pada tahun 2002 Singtel membeli saham PT. Telkom, yang menyebabkan berubahnya komposisi saham , PT. Telkom 65% dan Singtel 35%.

Setelah proyek percontohan tersebut, PT. Telkomsel mulai meluaskan layanan GSM keseluruh Indonesia, seperti Medan, Surabaya, Bandung dan Denpasar, dan pada 26 Mei 1996 PT. Telkomsel meluncurkan layanannya di Jakarta. Berkat pengenalan yang baik sambutan dari pasarpun sangat memuaskan sehingga jaringannya semakin diperluas.

1. Visi, Misi dan Strategi

a. Visi

Visi PT. Telkomsel adalah menjadi penyedia solusi telekomunikasi jaringan tanpa kabel ( nirkabel ) terkemuka di Indonesia. PT. Telkomsel menginginkan posisi kuat untuk menjadi yang terdepan didalam mobile network dan service provider di Indonesia. Dan juga sebagai salah satu operator selular yang tertinggi di Asia.

b. Misi

Misi yang ingin dicapai oleh PT. Telkomsel adalah menjadi pilihan utama sebagai penyedia solusi telekomunikasi nirkabel di Indonesia yang


(44)

bekerjasama dengan para pemegang saham dan mitra usaha lainnya untuk menghasilkan nilai tambah bagi investor, karyawan dan negara.

c. Strategi

Untuk mendapatkan misi seperti yang diinginkan oleh perusahaan , PT. Telkomsel melakukan beberapa cara untuk memuaskan pelanggan serta menjadi pemimpin dari perusahaan selular lainnya. Antara lain:

a) Menaikkan sinergi Telkom dan Singtel untuk menemukan nilai kreasi b) Membangun tampilan organisasi yang tinggi

c) Mengembangkan inovasi dan mesin pasar d) Mengembangkan data servis incubator e) Mengembangkan Infrastruktur

f) Membangun budaya pelayanan

2. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah suatu kumpulan nilai yang membedakan satu perusahaan dengan yang lainnya sesuai dengan core business serta arah yang ingin dicapai. Budaya perusahaan penting dimiliki karena budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain, sebagai rasa identitas bagi anggota organisasi serta menyebabkan adanya sinergi dalam bekerja. Budaya juga meruapakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi dengan memberikan standar yang tepat tentang apa yang harus dilakukan oleh karyawan.

Budaya yang dimiliki oleh PT. Telkomsel adalah : a. Customer Intimacy


(45)

Mengutamakan keakraban dan kepedulian untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

b. Profesionalisme

Mengutamakan keahlian, komitmen, dedikasi, obyektivitas dan orientasi jangka panjang

c. Team Work

Kemampuan untuk bekerjasama secara sinergis untuk mencapai tujuan

2.Struktur Organisasi

Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan suatu kerjasama antara orang – orang yang terkait pada fungsinya. Orang – orang tersebut mempunyai peranan penting demi tercapainya tujuan perusahaan yang telah dicanangkan melalui visi, misi, dan strategi.

Maka dibuatlah struktur organisasi untuk pengelompokan tugas, wewenang dan tanggung jawab ke unit – unit dalam perusahaan agar memiliki otonomi untuk menjalankan fungsi manajemen secara utuh. Karena materi hanya membahas mengenai peran Internal Audit, maka struktur organisasi Internal Audit di PT. Telkomsel akan diterangakn secara terperinci.


(46)

(47)

b. Deskripsi Pekerjaan

Berikut ini merupakan susunan tugas dan wewenang dari beberapa unit dalam perusahaan PT. Telkomsel :

Organisasi Direktorat (Directorate Organization) a. Direktorat Perencanaan & Pengembangan

1. Sub Direktorat Corporate Planning

Memastikan adanya penyusunan, implementasi dan adanya srategi business plan jangka panjang agar dapat berkembang. Memastikan adanya corporate strategy ( High level), adanya jalan penyusunan financial, adanya technology straregy dan technology roadmap, adanya network fundamental plan serta performance product and service dalam level kompetisi.

2. Sub Direktorat Information Technology

Bertanggung jawab dalam memastikan pembangunan sistem teknologi informasi serta terlaksananya strategi teknologi informasi, architecture, secure system, Policy dan program. Menyediakan Infrastruktur, application, system berbasis teknologi informasi untuk mencapai sasaran strategis perusahaan. Mendeteksi penipuan dan isu sekuritas.

3. Sub Direktorat Procurement & Logistic

Bertanggung jawab dalam pengadaan dan persediaan barang yang lancar yang sesuai dengan kebutuhan yang efektif dan efisien.


(48)

Mengembangkan, mengelola, melakukan perbaikan, supervise, identifikasi, diskusi, anggaran, menaikkan usaha organisasi dalam menjalankan kerjasama yang baik dan menguntungkan dengan partner internasional atau domestic dalam meningkatkan tingkat kompetisi perusahaan. Dan semua itu dibuat business plan jangka panjang mengenai strategic issue yang terkait dengan sinergi, regulasi, interconnection serta kualitas.

b. Direktorat Operasi

1. Sub Direktorat Network Design

Membuat perencanaan bisnis, kebijakan program kerja dalam mencapai tujuan dan target organisasi , bertanggung jawab untuk memberikan kualitas terbaik dan keandalan atas desain dan kapasitas jaringan.

2. Sub Direktorat Project Management

Memastikan adanya bangunan teknik dan infrastruktur jaringan yang termasuk perizinan lokasi, pengawasan proyek bangunan, serta pengadministrasian dokumen proyek.

3. Sub Direktorat Network Operation

Membuat perencanaan bisnis, kebijakan dan program kerja, bertanggung jawab terhadap pengoperasian dan pemeliharaan kapasitas secara keseluruhan.

c. Direktorat Commerce


(49)

Bertanggung jawab untuk memastikan perencanaan keektifitasan dari pengenalan produk, harga dan promosi, pembentukan brand awareness, cost loyal dan corporate identity, keefektifitasan dari strategi pasar, koordinasi yang efektif dari sub direktorat. Untuk pengimplementasian strategi, memastikan seluruh pemasaran yang berhubungan dengan informasi dan analisis yang tersedia untuk membuat keputusan bisnis, memastikan pengembangan, pengelolaan dan pendapatan produk sesuai dengan kebutuhan dan dapat mengakomodasi perkembangan teknologi telekomunikasi mobile.

2. Sub Direktorat Sales

Memastikan ketepatan waktu distribusi produk ke pasar, mengembangkan panduan, kebijakan serta strategi untuk pencapaian target, memastikan alokasi produk, mendukung peningkatan penjualan dan pendapatan segmen corporate.

3. Sub Direktorat Corporate Accountan Management

Bertanggung jawab atas pengelolaan penyelenggaraan corporate dan identifikasi kebutuhan pelanggan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan dan EBITDA margin yang diinginkan .

4. Sub Direktorat Costumer Service

Memperbaiki pelayanan pelanggan dengan cara menjamin adanya level yang konsisten seperti keakuratan dan ketetapan waktu billing dan process collection.


(50)

d. Direktorat Finance

1. Sub Direktorat Business Control

Memastikan penyediaan informasi dan rekomendasi untuk pengambilan keputusan dan penyediaan informasi yang berhubungan baik dengan pihak eksternal contohnya investasi dan analisis. Menjamin kesesuaian aktiva unit dan memonitor evaluasi dari performa perusahaan serta pencapaian target.

2. Sub Direktorat Accounting

Memastikan laporan keuangan yang disusun dan laporan keuangan yang diaudit sudah benar akurat dan tepat waktu. Analisis perbandingan antara laporan keuangan perusahaan dengan industri telekomunikasi lainnya, Mengawasi dan mengadakan pembaharuan kebijakan yang berhubungan dengan kebijakan keuangan.

3. Sub Direktorat Corporate Financial

Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan keuangan dan investasi perusahaan secara komprehensif yang meliputi perencanaan kegiatan pendanaan, modal kerja dan perpajakan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan sesuai dengan core core business.

e. Area

Sejajar dengan direktorat yang lain terdapat area yang mencakup Sumatera, Jabotabek dan Jabar, Jawa dan Bali, serta Pamasuka ( Papua, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan). Area ini dipimpin oleh VP Area yang


(51)

membawahi Regional Sales dan Customer Service serta Regional Network Operation.

Aktifitas Regional Sales dan Customer Service adalah sebagai berikut : a) Memonitori kinerja dari Dealer dan Outlet dengan :

Memonitor aktivitas penjualan dan kualitasnya, memonitor kinerja staff/outlet, barang dagangan in pint of sales, ketersediaan produk, lokasi dealer dan outlet.

b) Memonitor kinerja dan operasional hotline dari Gerai dengan :

Memonitor review atas bisnis model dan non bisnis model,, hal – hal yang berkaitan dengan layanan pelanggan dan penjualan, serta proses penerimaan pembayaran.

c) Berkoordinasi dengan regional perihal penyediaan pengadaaan pos material untuk mendukung penjualan.

d) Menyiapkan, mendristibusikan dan mendukung pos material kepada rekanan Dealer, Outlet dan Gerai untuk meningkatkan kinerja.

e) Memberikan laporan kinerja dan pencapaian target bulanan dan rekanan Dealer, Outlet dan Gerai kepada GM Divisi Regional Sales dan Customer Service.

f) Menyusun strategi untuk penjualan langsung atas target penjualan dan regional.

g) Melakukan aktivitas penjualan langsung ( aktif) baik melalui account telesales atau teleforce mobile GraPARI


(52)

Organisasi Non Direktorat

a. Sub Direktorat Human Resource Management

Mengembangkan dan mengimplementasi business plan, strategi, kebijakan dan program yang mendukung bisnis perusahaan dari Sub Direktorat Human Resource.

b. Sub Direktorat Corporate Secretary

Mengembangkan dan mengimplementasikan business plan, strategi, kebijakan dan program yang mendukung bisnis perusahaan dari Sub Direktorat Corporate Secretary

c. Sub Direktorat Internal Audit

Memastikan semua proses di Telkomsel diimplementasikan dengan benar sesuai dengan ketentuan untuk mencapai tujuan perusahaan. Mengesahkan kecukupan kontrol mengenai harta, utang dan juga akuisisi dan penggunaan sumber daya. Menyediakan jasa audit khusus untuk mendeteksi penipuan serta melaksanakan peran strategi dalam mengindetifikasi dan meminimalkan resiko bisnis yang bekerjasama dengan Grup Risk Analyst.

Sub Direktorat Internal Audit membawahi dua divisi, yaitu :

1. Divisi Management Audit

Memastikan semua proses di Telkomsel diimplementasikan dengan efektif dan efesien serta proses tujuan audit sesuai dengan kebijakan, prosedur dan persyaratan eksternal. Menyediakan jasa audit special


(53)

untuk dapat menyelidiki, mengidentifikasikan serta meminimalkan resiko dan penipuan.

a) Grup Management Audit Aktivitas ( Scope of Work )

1. Melakukan semua aktivitas audit untuk manajemen, operasional dan teknologi informasi

2. Mengembangkan program audit manajemen, teknologi informasi, dan Risk Mapping

3. Mengembangkan program audit opersional dari masukan audit periode sebelumnya, informasi pihak luar, pihak internal yang dibutuhkan, risk mapping, rekomendasi dari Departemen Financial Audit.

4. Bekerjasama dengan departemen terkait dalam melaksanakan compliance dan substantive test.

5. Mendiskusikan findings, meringkas audit findings, serta melaksanakan audit follow – up review untuk mengesahkan resolusi audit findings.

6. Membuat laporan audit akhir dan menyerahkan kepada BOD ( Bord of Director )

b) Melaksanakan Consulting Services pada Departemen lain.

Menganalisa permintaan, isu atau pernyataan dari departemen lain dan BOD serta memberikan rekomendasi, opini atau bantuan yang berhubungan dengan BOD


(54)

c) Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko melalui kerjasama dengan Grup Risk Analyst.

Output :

1. Hasil audit manajemen, operasional dan teknologi informasi

2. Rekomendasi audit

3. Laporan audit akhir untuk BOD

2. Divisi Finansial Audit

Mengesahkan kecukupan control seperti harta, hutang, penerimaan, pengeluaran dan lain – lain, menyediakan spesial jasa audit untuk menyelidiki aktivitas yang tidak regular, penipuan dan perbaikan serta pengidentifikasian, dan meminimalisasi resiko bisnis yang berhubungan dengan aspek keuangan.

b) Grup Finansial Audit Aktivitas ( Scope of Work) 1. Melaksanakan finansial audit

a) Mendiskusikan ruang lingkup dan tujuan audit

b) Mengembangkan program audit keuangan dengan masukan informasi dari pihak eksternal dan internal

c) Melaksanakan kesesuaian dan substantive test berdasarkan stndar yang relevan, prosedur, regulasi serta memperoleh bantuan legal.


(55)

d) Mendiskusikan penemuan penting dengan departemen yang berhubungan.

e) Menyimpulkan financial audit findings, kesimpulan dan rekomendasi untuk draft diskusi laporan keuangan.

f) Melaksanakan exit conferences

g) Membuat laporan audit keuangan akhir termasuk rekomendasi untuk special audit yang berhubungan dengan proses keuangan.

h) Melaksanakan audit follow-up review untuk mengesahkan resolusi audit findings dan menyerahkan laporan kepada BOD

2. Spesial Audit

a. Mengembangkan program audit khusus berdasarkan petunjuk BOD dan melaksanakannya untuk tujuan audit dan mendapat bantuan legal dari Departemen Corporate Counsel

b. Mendiskusikan dan mengkonfirmasikan departemen yang berhubungan untuk menjelaskan findings

c. Menganalisa, mendiskusikan hasil investigasi serta mempersiapkan laporan audit special

d. Memonitor penyerahan laporan audit special akhir kepada BOD


(56)

3. Melaksanakan Consulting Services kepada departemen lain : a. Menganalisa permintaan, isu atau pertanyaan dari

departemen lain dan BOD

b. Memberikan rekomendasi, opini atau bantuan yang berhubungan kepada BOD dan permintaan departemen lain. Output :

a) Hasil audit keuangan b) Rekomendasi audit

c) Laporan audit akhir untuk BOD

2. Prosedur Penjualan PT. Telkomsel

PT. Telkomsel merupakan suatu perusahaan yang menjual jasa telekomunikasi berupa media kartu yang diperdagangkan.Antara lain :

1. Kartu HALO

Kartu ini merupakan kartu pasca bayar dimana pemakai menggunakan jasa dan fasilitas terlebih dahulu baru membayarnya (post paid). Pembayarannya dilakukan pada setiap tanggal yang telah ditentukan. Jenis kartu ini terdiri dari HALOBebas Abonemen, HALOBebas Bicara, HALOBebas 150 sms, dan HALOBebas Komunitas.

2. Kartu SimPATI

Kartu ini pembayarannya terlebih dahulu dilakukan baru bisa dipergunakan. Ada beberapa jenis Kartu SimPATI yang pernah diluncurkan yaitu SimPATI


(57)

HOKI,SimPATI Jitu, SimPATI Extra dan yang terbaru sekarang ini adalah SimpATI Pede.

3. Kartu AS

Kartu ini pembayarannya sama dengan SimPATI sama - sama kartu Pre paid. Kartu AS tarifnya lebih murah karena sasarannya adalah anak sekolah.

Kegiatan penjualan di kantor pusat lebih bersifat kebijakan, yaitu penetapan kuota regional dan jadwal distribusi serta pemantauan realisasi penjualan regional. Yang melakukan penjualan secara fisik adalah kantor - kantor regional yang disebut Divisi Regional Sales dan Customer Service serta GraPARI yang merupakan bagian dari Regional Sales dan Customer Service. Kantor Regional yang dimiliki PT. Telkomsel saat ini antara lain kantor Regional Sumbagut, Regional Sumbagsel, Regional NO Jabotabek, Regional Sumalirja, Regional Bali Nusra, Regional NO Jawa Timur, Regional Kalimantan, Regional Jawa Barat serta Regional Jateng dan Yogyakarta.

a. Penjualan

Penjualan disini berupa penjualan kartu, yang terdiri dari SIM card kartu HALo, perdana SimPATI dan AS, dan Voucher.Kegiatan dalam proses penjualan meliputi :

a). Perencanaan penjualan dan distribusi b). Penjualan melalui Channel


(58)

b. Kebijakan Penjualan

1. Penjualan melalui Channel

Channel adalah mitra usaha PT. Telkomsel sebagai agen penjualan kartu, terdiri atas Dealer, Gerai atau Outlet. Penjualan melalui Channel dilakukan ditingkat regional sales secara cash and carry. Channel hanya boleh mendapatkan kartu jika kuota sudah terlunasi seluruhnya. Pembayaran Channel dilakukan via bank langsung ke rekening koran regional.

2. Penjualan Langsung

Penjualan ini dilakukan kepada customer secara langsung, melalui :

a) Customer Agent Management di Regional, terutama untuk penjualan SIMcard pasca bayar (Kartu HALO)

b) Shop di GraPARI, untuk seluruh produk dengan menggunakan cash and carry.

3. Penjualan Konsinyasi

Penjualan ini hanya dilakukan di Kantor Pusat untuk voucher elektronik melalui bank channel.

c. Pertanggung Jawaban Penjualan

Yang dipertangggungjawabkan meliputi aktivitas distribusi sebagai berikut : 1. Tingkat Kantor Perusahaan

a) Dibuat oleh GM Channel Management

b) Disampaikan kepada Director of Comerce, melalui tembusan GM Accounting


(59)

c) Sumber datanya berasal dari tembusan laporan distribusi dari Supply Chain Division, serta laporan manajemen distribusi dan penjualan dari Regional Sales dan CS

2. Tingkat Regional Sales dan Customer Service

a) Dibuat oleh Manager Dealer Dan Gerai, disampaikan kepada GM Regional dengan tembusan kepada GM Channel Manajemen dikantor pusat, dan Supervisor Accounting pada Manager Human Research & Administrator. b) Sumber datanya berasal dari:

a) Buku penjualan Dealer dan Gerai

b) Tembusan laporan Manajemen Penjualan dan GraPARI.

3. Tingkat GraPARI

a) Dibuat oleh supervisor keuangan dan administrasi

b) Disampaikan kepada manager GRaPARI dengan tembusan kepada Manager Dealer & Gerai di Regional Sales & CS

c) Sumber data berasal dari penjualan Shop

3. Pelaksanaan Internal Audit dalam membantu PT. Telkomsel

Internal Audit dilingkungan PT. Telkomsel dilaksanakan oleh internal auditor yang memiliki kedudukan yang independent.Kedudukan ini memiliki fungsi penilaian dengan tujuan menguji dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan


(60)

organisasi sampai seluruh kegiatan bisnis dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Internal Audit PT. Telkomsel sudah dapat dikatakan mempunyai kriteria efektif karena mempunyai landasan kebijakan seperti standar audit proses, kode etik dan charter. Internal Audit Charter merupakan pedoman pelaksanaan pengendalian intern perseroan bagi sub direktorat internal audit PT. Telkomsel. Internal Audit Charter menjelaskan tugas, sasaran, kewajiban, independensi, netral dan obyektif serta hubungan dan tanggung jawab sub direksi internal audit sampai dalam hal pelaporan serta peran sub direktorat internal audit dalam mewujudkan Good Corporate Governance. Di dalam isi Internal Audit Charter mengatakan bahwa internal audit adalah suatu divisi non departemen yang dipimpin oleh General Manager Internal Audit yang bertanggung jawab langsung secara struktural kepada Direktur Utama dan secara fungsional kepada komite audit.

.Untuk melaksanakan audit, terlebih dahulu auditor menyiapkan rencana kegiatan audit yang berisi proses tahapan audit yaitu tujuan, ruang lingkup, lama pelaksanaan serta jumlah personil yang terlebih dahulu dibuatkan surat tugas yang diberikan dan disetujui oleh General Manager. Tujuan perencanaan audit ini adalah sebagai alat pencapaian tujuan audit. Internal auditor PT. Telkomsel telah melaksanakan seluruhnya dengan baik dan sesuai dengan tahapan - tahapan yang ada.


(61)

a. Pedoman Internal Audit PT. Telkomsel ( Standar Audit Process )

1 Pendahuluan

a. Latar Belakang

Pelaksanaan audit menurut persyaratan profesional auditor yang didukung sifat - sifat obyektif, netralitas, independent dan aturan - aturan lainnya yang ada didalam Audit Charter. Untuk itu disusun standar audit proses sebagai petunjuk atas pedoman yang merupakan langkah - langkah dalam melaksanakan audit.

b. Maksud dan Tujuan

Agar dapat dijadikan pedoman oleh Internal Auditor PT. Telkomsel dalam melaksanakan tugasnya, sehingga pelaksanaan fungsi auditor dapat terarah atau terfokus.

2 Perencanaan

Setiap kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Internal Auditor harus direncanakan secara memadai agar audit ( financial, manajemen operasional dan teknologi informasi audit ) dapat dilaksanakan secara efisien, efektif serta dapat didokumentasikan, yaitu :

a. Program Kerja Audit Tahunan (PKAT)

Rencana kegiatan audit selama satu tahun yang disusun secara

sistematis berdasarkan prioritas tingkat resiko yang akan berdampak bagi potensial loss dan profitabilitas perusahaan.


(62)

Rencana kegiatan audit diluar program kerja audit tahunan dalam rangka meningkatkan kompetisi dan profesionalisme internal auditor.

c. Anggaran

Program kerja disusun, dihitung dan harus dituangkan dalam satuan moneter.

d. Kecukupan Sumber Daya

Rencana kegiatan audit tahunan maupun non audit tahunan harus mempertimbangkan kecukupan sumber daya yang dimiliki dari sisi jumlah personel dan kompetisi sehingga tujuan program kerja dapat tercapai. e. Persetujuan

Program kerja audit tahunan maupun non audit tahunan harus mendapatkan persetujuan dari manajemen dan Audit Comitee. Perencanaan terhadap spesial audit tidak dilakukan secara detail karena bersifat kaukatis, sehingga proses pelaksanaannya adalah bersifat instruksi dari direksi.

3 Persiapan Administrasi

Kegiatan administrasi harus disiapkan sebelum pelaksanaan tugas audit, sebagai berikut :

a. Surat Tugas Audit

Setiap melaksanakan tugas audit, internal auditor dibekali dengan surat tugas audit sebagai dasar hukum pelaksanaan audit. Surat ini tanda tangani oleh General Manager Internal Audit apabila PKAT mendapat persetujuan.


(63)

Untuk audit khusus, surat tugas telah ditandatangani oleh GM Internal Audit berdasarkan instruksi dari Direktur Utama.

b. Surat Pemberitahuan Audit

Internal Auditor berkewajiban memberitahukan pelaksanaan audit kepada auditee sebelum audit dilaksanakan. Surat pemberitahuan audit ditandatangani oleh General Manager Internal Audit. Untuk spesial audit harus diadakan pemberitahuan terlebih dahulu.

4 Audit Pendahuluan

Dalam meakukan kegiatan audit, Internal auditor harus mempersiapkan dan melakukan hal - hal berikut :

a. Pertemuan Awal

Dilksanakan untuk menyampaikan maksud, tujuan dan ruang lingkup kepada auditee agar dapat memahami obyek yang periksa dan dapat memberikan bantuan.

b. Pengumpulan Referensi

Pengumpulan bahan materi yang berkaitan dengan ruang lingkup audit. c. Review Proses Bisnis, Identifikasi Poin kritis dan Resiko Proses Bisnis

Pemahaman terhadap proses bisnis obyek audit untuk mengidentifikasikan poin kritis dan resiko yang melekat agar dapat diberikan saran untuk perbaikan.


(64)

Penilaian terhadap struktur pengendalian internal yang memadai dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan sifat, waktu dan lingkup pengujian yang dilakukan.

e. Program Audit

Setelah memahami seluruh rangkaian proses kegiatan yang diaudit berikut tingkat resiko yang melekat pada proses bisnis, auditor wajib menyiapkan program audit yang berisi proses tahapan audit yang dilaksanakan oleh internal auditor.

5 Pekerjaan Lapangan

Pelaksanaan audit terhadap obyek audit yang telah direncanakan dan diseujui sebelumnya, sesuai lingkup dan jadwal audit dalam program audit :

a. Pengujian Kepatuhan (Commpliance Test)

Mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti dengan tujuan untuk menentukan apakah kegiatan financial dan operasional tertentu dari suatu entitas sesuai dengan prosedur, aturan - aturan dan regulasi yang telah ditentukan dan atau best practice.

b. Pengujian Substansi (Subtantive Test)

Merupakan pengujian rinci dan prosedur analitis yang dilakukan untuk meyakini :


(65)

Menilai tingkat kualitas informasi serta telah diimplementasikannya prinsip - prinsip akuntansi yang diterima umum (PSAK dan US GAAP) dan menerbitkan laporan temuan serta saran.

2). Management Audit

Menilai tingkat efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan untuk merealisasikan tujuan kegiatan dan menerbitkan laporan temuan dan saran.

3). Operasional Audit

Menilai tingkat ketaatan para pelaksana terhadap sistem dan prosedur (aturan) yang telah ditetapkan dan menerbitkan laporan temuan serta saran perbaikan.

4). Informasi dan Teknologi Audit

Meyakini bahwa seluruh end to end process IT terintegrasi dengan baik dan benar serta telah diimplementasikan internal control.

c. Ringkasan hasil audit dan rekomendasi

Setelah melaksanakan kedua pekerjaan lapangan, auditor menyiapkan ringkasan hasil audit. Ringkasan hasil audit pada tahap ini merupakan kesimpulan dan rekomendasi sementara dari hasil pelaksanaan audit sebagai bahan diskusi akhir dengan pihak auditee.

6 Pelaporan


(66)

Pelaksanaaan diskusi antara auditor dengan auditee untuk membahas hasil audit dan rekomendasi yang akan digunakan sebagai pengayaan atas laporan finalhasil audit, agar pada laporan final dimaksud menjadi lebih obyektif, netral dan independen.

c. Laporan Final Hasil Audit

Sebagai tanggung jawab profesional, pada akhir pelaksanaan audit, auditor wajib membuat laporan final hasil audit yang berisi temuan, pendapat dan saran.

7 Tindak Lanjut

Internal auditor berkewajiban melakukan monitoring atas tindak lanjut yang telah dilakukan oleh auditee berdasarkan saran yang telah diberikan. Menurut penulis dengan adanya urutan pelaksanaan audit yang telah dibuat oleh Internal auditor PT. Telkomsel, dapat mempermudah pelaksanaan Internal audit dan urutan pelaksanaan tersebut sudah baik.


(67)

(68)

(69)

2. Audit Program atas Penjualan KartuHALO

Audit program disusun setelah internal auditor mengetahui prosedur kegiatan yang telah diperiksa dan hasil penilaian resiko ( risk scoring ) yang dilakukan oleh internal audit PT. Telkomsel. Audit program terdiri dari tujuan pemeriksaan ( audit obyektif ) dan prosedur pemeriksaan. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan penjualan PT. Telkomsel yang terdiri dari penjualan kartuHALO ( postpaid) juga SimPATI dan AS ( prepaid). Sesuai dengan tema yang diangkat, disini penulis hanya membahas mengenai penjualan kartuHALO.

Program Kerja Audit

Prosedur Pemeriksaan KertuHALO

Area : Siklus Pendapatan untuk Produk KartuHALO Sub Proses : Penjualan Pasang Baru (PSB)

Informasi atau dokumen yang diperlukan : Kantor Pusat :

1. Dokumentasi bisnis proses atau kebijakan yang terkait dengan penjualan pasang baru (PSB)

2. Hasil Review GL Reconsiliation Report & Bank Statement Report

3. Internal memo atau nota dinas atau laporan lain yang berkaitan dengan pemberitahuan Kantor Pusat kepada Regional mengenai perbedaan hasil rekonsiliasi dan tindak lanjut yang harus dilakukan oleh Regional

4. Internal memo atau nota dinas atau laporan lain yang berkaitan dengan tindak lanjut perbedaan rekonsiliasi yang dilakukan oleh Regional


(70)

5. GL Reconciliation Report 6. Bank Statement Report Kantor Regional :

1. Laporan Rekonsiliasi kartuHALO GraPARI 2. Laporan Rekonsiliasi kartuHALO Regional Office 3. Rekening Koran

4. Bank Statement Report 5. GL Reconciliation Report

6. Surat Konfirmasi/Verifikasi ke Bank 7. Journal voucher untuk reconciling items GraPARI :

1. Prosedur aktivasi kartuHALO untuk pelanggan baru 2. Prosedur penerimaan kas

3. Prosedur customer care module aplikasi Geneva 4. Prosedur pencatatan penerimaan penjualan ke Paradise

5. Formulir berlangganan kartuHALO dan dokumen pendukung ( KTP ) 6. Dokumen Survey

7. Invoice

8. Dokumen Aktivasi

9. Data pelanggan dari aplikasi Geneva

10.Dokumen hasil rekonsiliasi antara jumlah pelanggan baru kartuHALO yang disetujui dengan jumlah yang diaktivasi


(71)

12.Formulir pembayaran /Invoice yang dicetak dari Geneva 13.Laporan pendapatan PSB

14.Bukti setoran ke rekening Bank Regional

15.Laporan rekonsiliasi penjualan harian dengan penerimaan kas 16.Dokumen rekonsiliasi penjualan harian dengan penerimaan kas

17.Dokumen rekonsiliasi antara penerimaan PSB dengan setoran rekening Bank Regional

18.Interface Report yang dihasilkan oleh sistem secara otomatis ( journal entry penjualan dan cost of card di interface secara langsung dari Paradise ke GL Oracle melalui Integration Application)

19.Laporan penjualan harian yang dihasilkan dari sistem Paradise dan dokumen pendukung

Audit Objective KartHALO 1. Tujuan Umum

a. Memahami proses penjualan pasang baru (PSB) b. Memahami sistem yang terkait dengan PSB

c. Melakukan follow up terhadap temuan audit sebelumnya 2. Tujuan Spesifik

a.Kantor Pusat

1) Rekonsiliasi di review oleh kantor pusat on timely basis dan terdapat tindak lanjut yang memadai untuk setiap perbedaan b. Kantor Regional :


(72)

1) Regional office telah melakukan rekonsiliasi secara regular dan tepat waktu

2) Rekonsiliasi bank telah dilakukan secara akurat, lengkap dan tepat waktu

3) Memastikan terdapat tindak lanjut yang memadai untuk reconcling items yang masih outstanding

4) Jurnal entry penjualan dan cost of card kartuHALO dalam GL Oracle dan journal entry reconciling items telah diverifikasi oleh accounting

b. GraPARI :

1) Memastikan permohonan berlangganan untuk pelanggan baru telah divalidasi dan diimput ke Geneva dengan benar

2) Memastikan aktivasi hanya dilakukan untuk pelanggan baru yang telah disetujui

3) Memastikan pendapatan penjualan telah diterima seluruhnya 4) Jurnal untuk penjualan dan cost of card telah dicatat secara

lengkap dan akurat di Paradise dan GL Oracle 5) Memastikan cash account dilakukan setiap hari

Audit program yang dibuat oleh Internal Audit PT. Telkomsel menggunakan format General Audit Program. Audit program ini menurut penulis sudah baik. Jika Internal auditor PT. Telkomsel ingin membuat programnya lebih spesifik lagi, sebaiknya dipergunakan internal audit questionare atau format detailed audit program. Program ini lebih jelas karena ditampilkan tentang personal yang


(73)

melakukannya, seluruh pihak terlibat, serta jadwal kerja dan pelaksanaan dari audit program tersebut.

B. ANALISA HASIL PENELITIAN

1. Analisa terhadap audit penjualan kartuHALO PT. Telkomsel

Setelah melakukan proses bisnis melalui flowchart dan audit prosedur ditemukan beberapa masalah yang ditemukan pada penjualan. Temuan didapati setelah auditor melakukan audit. Kesimpulan pemeriksaan atas laporan dari Internal Auditor PT. Telkomsel atas temuan, analisa temuan, rekomendasi serta pendapat auditor adalah sebagai berikut :

1) Penjualan KartuHALO Regional Sumbagsel a.Temuan :

2) Pencatatan untuk revenue PSB kartuHALO dilakukan secara mingguan berdasarkan laporan penerimaan penjualan kartuHALO. 3) Hasil penjualan yang diterima tunai atau cash tidak diakui sebagai

sebagai kas mengingat tidak digunakannya akun kas yang disediakan, dan jumlah yang tidak dicatat diakun kas tersebut dimunculkan sebagai reconcling item.

Operasional:

a) Pencatatan untuk revenue PSB HALO dilakukan secara mingguan berdasarkan laporan penerimaan penjualan kartuHALO. Namun hasil penjualan yang diterima tunai tidak diakui sebagai kas melainkan dicatat sebagai penambahan akun bank. Hal ini tidak


(74)

menunjukkan kondisi yang sebenarnya yang dapat menimbulkan terjadinya hal yang tidak diinginkan.

b) Penyebab terjadinya kesalahan perhitungan dan pencatatan akun – akun kartuHALO dilaporan harian penjualan dan penerimaan GraPARI Sumbagsel, yaitu:

1) Karena petugas tidak melakukan perhitungan sesuai dengan ketentuan akuntansi yang berlaku

2) Kurangnya fungsi kontrol dari pejabat yang berwenang mengakibatkan salah pencatatan

3) Kurangnya koordinasi regional dengan kantor pusat

Akibat yang timbul dari hal diatas, yaitu:

a. Laporan keuangan tidak menyajikan kondisi yang sebenarnya b. Informasi yang dihasilkan menjadi bias

b. Analisa Temuan

Account Receivable

1) Keputusan Direksi No. 53 tentang fasilitas sambungan kartuHALO dan telephone (fixed phone) dinas bagi karyawan Telkomsel, namun masih terdapat beberapa pelanggan yang seharusnya tidak mendapatkan fasilitas B0 memperoleh fasilitas tersebut.


(75)

a) Pemberian fasilitas B0 untuk dinas pegawai dan test selalu merujuk pada Nota Dinas dari SEKPER/HRD kantor pusat.

b) Untuk pelanggan corporate , merujuk pada service level agreement antara PT. Telkomsel dengan pelanggan corporate dan Nota Dinas corporate

2) Semua pelanggan dinas patner yang ada di Ganeva saat ini berasal dari migrasi BIANCA ( regional tidak melakukan aktivasi baru untuk grup Dinas Patner )

Resiko yang timbul dari hal diatas yaitu :

1) Kondisi tersebut akan berpengaruh pada pengurangan pendapatan perusahaan

2) Adanya pelanggan yang mempunyai tunggakan tiga bulan berturut – turut dan tidak pernah melakukan pembayaran sebanyak 48 pelanggan, hal ini disebabkan oleh :

a) Pemblokiran massal yang dilakukan oleh regional Sumbagsel mengacu pada KD.37 /KD-KD/ 2005 yaitu pelanggan yang diblokir dipastikan tidak termasuk kategori pelanggan Corporate, Auto debet, Nomor Dinas, HU, test apabila pembayaran belum masuk atau belum terkumpul di TOP.

b) Khusus pelanggan HALOkeluarga tidak bisa dilakukan deaktivasi secara masal tetapi harus dilakukan secara manual oleh GraPARI yang selanjutnya akan mengakibatkan


(76)

terlambatnya proses deaktivasi terhadap pelanggan HALOkeluarga.

3) Penyimpanan atas dokumen – dokumen penerimaan harian seperti kuitansi dan print out harian di GraPARI telah difiling dengan baik. Kondisi ini harus dipertahankan, jadi apabila pelanggan melakukan complain mudah untuk menelusuri data dan dokumen pembayaran.

c. Pendapat Auditor

1) Sistem pengendalian intern yang diterapkan ternyata masih lemah, yaitu :

Account Receivable

a) Pemberian fasilitas B0 belum dikelola dengan baik

b) Perlu dilakukan evaluasi untuk pelanggan corporate berdasarkan service level agreement dengan PT. Telkomsel mengenai periode jatuh tempo pembayaran dan pemblokiran.

c) Pemberian fee abonemen temporer untuk pelanggan regular normal user belum dikelola dengan baik.

d) Tidak dilakukannya control atas jurifikasi open blokir.

e) Maintenance tunggakan pelanggan belum dikelola dengan baik.

2) Revenue PSB kartuHALO

a) Pencatatan pendapatan telah sesuai dengan prinsip Akuntansi yang berlaku umum, namun pencatatan kas belum dilakukan.


(77)

b) Internal control masih lemah, baik di GraPARI maupun diregional, khususnya dalam perhitungan kartuHALO dalam laporan harian penjualan dan penerimaan GraPARI – GraPARI Sumbagsel.

d. Rekomendasi : Account Receivable

1) Identifikasi pelanggan mengenakan abonemen bagi pelanggan yang tidak seharusnya mendapatkan fasilitas B0

2) Untuk selanjutnya dibuatkan form untuk justifikasi pemberian fasilitas B0 dengan ditandatangani oleh pejabat yang mempunyai wewenang untuk pemberian fasilitas B0.

3) Dilakukan rekonsiliasi antara data open blokir dengan data pembayaran.

4) Dilakukan control terhadap open blokir. Revenue PSB kartuHALO

a) Pencatatan revenue untuk SP SimPATI, Voucher dan PSB kartuHALO agar selalu mengikuti kebijakan akuntansi yang diatur oleh perusahaan. b) Melakukan koreksi jurnal terhadap akun – akun yang bersangkutan c) Petugas yang terkait harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, sehingga laporan yang dibuat menjadi valid dan akurat.

d) Pejabat yang berwenang harus selalu mereview yang dilakukan staffnya sehingga kontrol dapat dijalankan dan resiko kesalahan dapat diminimalkan.


(78)

e) Regional harus melaksanakan monitoring terhadap laporan harian penjualan dan penerimaan serta petugas regional harus melakukan review terhadap laporan yang dikirim GraPARI.

f) Agar tetap konsisten dalam menyusun laporan rekonsiliasi bank pada penerimaan PSB kartuHALO perperiode.

g) Agar dilakukan pengawasan terhadap transfer otomatis dari bank dan kantor pusat, juga melakukan monitoring terhadap transfer otomatis tersebut.

2). Penjualan kartuHALORegional Sumbagut a. Temuan

Account Receivable

1) Ditemukan adanya ketidaksesuaian data antara penerimaan TOP dengan catatan yang dimaintain oleh unit Billing Collection

2) Berdasarkan data BBS bulan February 2005, ditemukan adanya pelanggan bebas abonemen sebanyak 3248 pelanggan dengan justifikasi kurang jelas.

3) Berdasarkan report collection smiling force dari GraPARI Medan, ditemukan pengelolaan penerimaan piutang ( yang berumur 60 hari dan lebih dari 90 hari) yang tidak dikelola dengan baik.

Revenue PSB kartuHALO

a) Pencatatan revenue PSB kartuHALO dan unearned revenue tidak sesuai dengan kondisi yang seharusnya


(79)

b Pendapat Auditor

Account Receivable & Collection

1) Account Receivable belum dikelola dan belum dikontrol dengan baik

2) Collection belum dikelola dan belum dikontrol dengan baik 3) Pemberian fasilitas B0 belum dikelola dengan baik.

Revenue PSB kartuHALO

a) Pengelolaan pencatatan revenue, belum dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.

b) Internal kontrol masih lemah, baik di GraPARI maupun di Regional, dalam pengelolaan pencatatan revenue.

c Rekomendasi Account receivable

1) Agar secara rutin berkoordinasi dengan Divisi Customer Service kantor pusat mengenai jumlah collection sebenarnya.

2) Menggunakan TOP sebagai satu – satunya sistem untuk mengendalikan/mengontrol piutang, jumlah collection dan sebagai pencatatan ke GL.

3) Mendesain form untuk justifikasi pending blokir dengan ditandatangani oleh pejabat yang yang mempunyai kewenangan yang memberikan pending blokir.


(1)

manajemen memerlukan saran – saran dan sebagai catalyst karena Internal auditor PT. Telkomsel juga menganalisa dampak apa saja yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

2. Internal audit PT. Telkomsel sudah dapat dikatakan mempunyai kriteria yang efektif dikarenakan internal audit PT. Telkomsel memiliki landasan kebijakan seperti standar audit proses, kode etik dan charter. Internal Audit Charter yang merupakan pedoman pelaksanaan pengedalian intern perseroan bagi sub direktorat internal audit PT. Telkomsel. Internal Audit Charter menjelaskan tugas, sasaran kewajiban, independensi, netral dan obyektif serta hubungna dan tanggung jawab sub direksi internal audit sampai dalam hal pelaporan serta peran sub direktorat internal audit dalam mewujudkan Good Corporate Governance. Didalam Internal Audit Charter ini juga menerangkan behwa sub direktorat internal audit termasuk didalam organisasi non direktorat.

3. Letak struktur organisasi internal audit di PT. Telkomsel berada didalam organisasi non direktorat. Internal audit berada dibawah Presiden Direktur dan sejajar dengan posisi sub direktorat, serta membawahi dua divisi yaitu divisi financial audit dan divisi manajemen audit. Internal audit di PT. Telkomsel berusaha untuk memastikan semua proses di PT. Telkomsel diimplementasikan dengan benar sesuai dengan ketentuan untuk mencapai tujuan perusahaan..


(2)

4. Internal auditor PT. Telkomsel bukan saja memeriksa tetapi juga membantu pihak manajemen dalam meningkatkan pengendalian intern penjualan, hal ini dapat dilihat selain temuan dan analisa temuan juga terdapat rekomendasi serta pendapat auditor kepaa masing - masing regional dalam pelaporan hasil audit dan juga mensosialisasikan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum kepada masing – masing regional sehingga pengendalian intern dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

5. Langkah – langkah yang dilakukan internal auditor PT. Telkomsel dalam melaksanakan audit sudah sesuai dengan teori yang berlaku. Mulai dari perencanaan audit hingga pemantauan tindak lanjut hasil audit yang telah dikomunikasikan kepada pihak manajemen dan memastikan tindak lanjut tersebut telah dilaksanakan dengan baik.

B. SARAN – SARAN

Disini penulis mencoba memberikan saran – saran perbaikan sehubungan dengan audit atas penjualan produk kartuHALO PT. Telkomsel. Saran – saran tersebut antara lain :

1. Menurut penulis terdapat satu kekurangan didalam laporan audit, hal ini dikarenakan tidak adanya keseimbangan didalam temuan – temuan yang ada pada masing – masing regional (Balanced Audit Report Presentation). Temuan – temuan yang diberikan oleh internal audit hanya bersifat negatif


(3)

(negative findings report) tidak ada satupun temuan yang bersifat positif (positive findings report). Hal tersebut amat disayangkan karena kedua unsure tersebut harus ada, agar dapat diketahui langkah apa yang sudah tepat dilakukan oleh pihak manajemen dalam pengendalian intern untuk dapat dipertahankan tindakan yang sudah dilakukan dengan tepat dan merubah langkah yang kurang tepat atau melakukan langkah – langkah yang sudah ditetapkan oleh perusahaan tetapi belum dilaksanakan oleh pihak manajemen. Maka penulis menyarankan agar internal audit PT. Telkomsel lebih memperhatikan lagi keseimbangan diantara negative findings report dan positive findings report.

2. Penulis menyarankan sebaiknya letak internal audit jangan diposisikann sebagai sub direktorat, hal ini untuk mempertahankan sifat independent dari internal auditor itu sendiri. Independensi ini penting karena Internal auditor harus melakukan sebuah penilaian dan pengidentifikasian ketidakefisienan yang dapat terjadi dalam perusahaan dan penilaian ini tidak terganggu oleh pihak – pihak lain yang berada diatas internal audit. Maka penulis menyarankan agar posisi internal audit berada dibawah posisi presidan direktur agar internal audit hanya melaporkan pemeriksaannya hanya kepada presiden direktur. Karena apabila internal audit berada di sub direktorat, akan terjadi kekakuan dalam meyampaikan laporan hasil audit yang seharusnya laporan audit tersebut langsung ditujukan kepada presidan direktur.


(4)

3. Audit program yang dibuat oleh Internal Audit PT. Telkomsel menggunakan format General Audit Program. Penulis menyarankan, jika ingin lebih terperinci lagi sebaiknya digunakan Internal Audit Questionare atau format detailed audit program. Program ini lebih jelas karena ditampilkan tentang personal yang melakukannya , seluruh pihak terlibat , serta jadwal kerja dan pelaksanaan dari audit program tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arens et.al, 2005, Auditing and Assurance Services An Integrated Approach, Ninth Edition, Upper Saddler River, New jersey

Arens, Alvin and Loebbecke, James K, 2000, Auditing Pendekatan Terpadu, alih bahasa Amir Abadi Jusuf, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta

Hall, James A, 2001, Sisitem Informasi Akuntansi, Edisi ketiga, Salemba Empat, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standard Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2002, Auditing, Buku I, Salemba Empat, Jakarta

Murtanto, 2005, Sisitem Pengendalian Internal untuk bisnis, PT. Hecca Mitra Utama, Jakarta

Philip E. Fess, C. R. Niswonger, 2000, Prinsip – prinsip Akuntansi, alih bahasa Supranoto, Erlangga, Jakarta

Sukarno, Edy, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen : suatu pendekatan praktis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Sawyers, Lawrence B., 2005, Audit Internal , alih bahasa Desi Adhariani, Salemba Empat, Jakarta

Wirakusumah, Arifin, 2003, Tanya Jawab Praktik Auditing, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta


(6)

Gambar 3 Gambar 3

4 5 4 5