PENGARUH PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KOMPETENSI SOSIAL SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI PHUKET, THAILAND :Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata.

(1)

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KOMPETENSI SOSIAL SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI PHUKET, THAILAND.

(Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Menperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPS

Oleh

MAHADEE SIYA NIM: 1107064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2013

PENGARUH PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KOMPETENSI SOSIAL SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI PHUKET, THAILAND.

(Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Oleh Mahadee Siya

Prince of Songkla University, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Pasaca Sarjana

© Mahadee Siya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing Tesis:

Dosen Pembimbing I,

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS NIP. 196001211985032001

Dosen Pembimbing II,

Dr. Kokom Komalasari, M. Pd. NIP. 19721001 200112 1 001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M. Pd., MA NIP. 196207021986011


(4)

iv

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket, Thailand. (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Masalah penelitian ini dilatarbelakangi masih banyaknya pengangguran siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan di Thailand. Hal ini menemukan masih rendahnya kompetensi sosial siswa SMK, sedangkan pembelajaran IPS sudah menanamkan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan kompetensi sosial. Dengan masalah itu peneliti ingin melihatkan apakah pembelajaran IPS ada pengaruh terhadap kompetensi sosial siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pembelajaran IPS terhadap kompetensis sosial siswa SMK di Phuket, Thailand yang meliputi pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan kerja sama siswa, pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan ketegasan diri siswa, pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan berempati siswa, pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan berkomunikasi siswa dan pengaruh pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi korelasional untuk melihat pengaruh pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket, Thailand. Penelitian ini dilakukan pada Phuket Vocational Collage, Phuket Technology School dan Phuket Polytechnic Collage. Dengan subjek penelitian sebanyak 111 siswa. Instrument yang digunakan yaitu angket dan dianalais data dengan menggunakan program statistik SPSS for Windows versi 16.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa dengan hasil analisis data diperoleh pengaruh signifikan pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa sebesar 22,1%, terhadap kemampuan kerja sama siswa sebesar 18,4%, terhadap kemampuan ketegasan diri sebesar 12,2%, terhadap kemampuan berempati siswa sebesar 16,3% dan terhadap kemampuan berkomunikasis siswa sebesar 13,9%. Rekomendasi dalam pembelajaran IPS hendaknya guru berbasis selalu menggunakan model, pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran kontekstual yang relevan kompetensi sosial untuk mengembangkan secara optimal.


(5)

v

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The Influence of Social Studies teaching on Students’ Social Competence of Vocational High School at Phuket, Thailand (Correlational Study on Students of Tourism Department)

The research was prompted by a great number of unemployment among graduates of vocational high schools in Thailand. This was caused by the low social competence of vocational high school students; meanwhile, the teaching and learning of social science education is actually aimed to develop social competence. Departing from this issue, the researcher would like to see whether the teaching and learning of social science education has impacts on students’ social competence. Thus, the research aimed to describe the impacts of social science education teaching and learning on vocational high school students’ social competence in Phuket, Thailand, which includes the impact of social science education teaching and learning on students’ ability to cooperate, the impact of social science education teaching and learning on students’ self-assertiveness, the impact of social science education teaching and learning on students’ ability to empathize, the impact of social science education teaching and learning on students’ ability to communicate, and the impact of social science education teaching and learning on students’ social competence. The research is categorized into correlational study to see the impacts of social science teaching and learning on vocational high school students’ social competence in Phuket, Thailand. It was conducted in Phuket Vocational College, Phuket Technology School, and Phuket Polytechnic College. There were 111 students as the subjects, and the instruments used were questionnaires. Data were analyzed using SPSS for Windows version 16.

The outcomes of the research have shown that social science education teaching and learning had impacts on students’ social competence, with results of data analysis demonstrating that there was a significant impact of social science education teaching and learning on students’ social competence, with the value of 22.1%. The impacts were similarly significant on students’ ability to cooperate, with a value of 18.4%, on students’ self-assertiveness as much as 12.2%, on students’ ability to empathize as much as 16.3%, and on students’ communicative ability as much as 13.9%. It is, therefore, recommended that in the teaching and learning of social science education, teachers always use contextual models, approaches, strategies and methods of teaching and learning which are relevant to the optimal development of social competence.


(6)

vi

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keywords: Social Science Education Teaching and Learning, Social Competence, Vocational High School


(7)

viii

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ... ii

PENYATAAN ... ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL………... x

DAFTAR GAMBAR………... xi

DAFTAR LAMPIRAN………... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian / Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Struktur Organisasi Tesis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Hakikat Pembelajaran IPS ... 9

1. Pengertian Sosial Studies (IPS) ... 9

2. Tujuan Pendidikan IPS ... 13

3. Pola Pendidikan IPS ... 16

4. Karakteristik Pembelajaran IPS ... 16

5. Komponen-Komponen Pembelajaran ... 18

B. Kompetensi Sosial ... 24

1. Pengertian Kompetensi Sosial ... 25

2. Aspek Kompetensi Sosial ... 28

3. Faktor-faktor Penentu Kopetensi Sosial ... 40

C. Kerangka Berfikir ... 42

D. Hipotesis Penelitian ... 43

E. Penelitian Yang Relevan... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 45

B. Populasi dan Sampel ... 45

C. Jenis Penelitian ... 46

D. Definisi Operasional ... 47

E. Variabel Penelitian... 49

F. Metode Pengumpulan Data ... 49

G. Validitas Dan Rialibilitas ... 52


(8)

ix

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Prosedur Penelitian ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gabaran Umun Subjek Penelitian ... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

C. Penguji Hipotesis ... 65

D. Pembahasan ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 85

B. Rekomendasi ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88


(9)

x

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Sampel dan Populasi Penelitian ... 46

3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket ... 50

3.3 Rentang Skala Pembelajaran IPS ... 51

3.4 Rentang Skala Kerja Sama ... 51

3.5 Rentang Skala Ketegasan Diri ... 51

3.6 Rentang Skala berempati... 52

3.7 Rentang Skala berkomunikasi ... 52

3.8 Koefisien Korelasi ... 54

3.9 Hasil uji Validitas Instrumen Angket Pembelajaran IPS ... 55

3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Kompetensi Sosial ... 56

3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 58

4.1 Hasil Angket Pembelajaran IPS ... 62

4.2 Hasil Angket Kemampuan Kerja Sama ... 62

4.3 Hasil Angket Kemampuan Ketegasan Diri ... 63

4.4 Hasil Angket Kemampuan Berempati ... 63

4.5 Hasil Angket Kemampuan Berkomunikasi ... 64

4.6 Hasil perhidungan SPSS Kerja Sama Siswa ... 65

4.7 Hasil perhitungan SPSS Ketegasan Diri Siswa ... 66

4.8 Hasil perhitungan SPSS kemampuan Berempati Siswa ... 67

4.9 Hasil Perhitungan SPSS Kemampuan Berkomunikasi Siswa ... 68

4.10 Hasil Perhitungan SPSS Kemampuan Berkomunikasi Siswa ... 70

4.11 Hasil Perhitung SPSS Pembelajaran IPS terhadap Kompetensi Sosial ... 71


(10)

xi

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Perbandingan Tingkat Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2011 Dan 2012 ... 4 2.1 Kerangka Berfikir... 42 3.1 Prosedur Penelitian... 60


(11)

xii

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian ... 93

2. Hasil Instrumen Penelitian ... 96

3. Hasil Uji Coba Instrumen... 119

4. Hasil Pengelohan Data ... 133


(12)

1

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi dan sosial Negara Thailand pada periode 11 (2012-2016) menggunakan konsep pengembangan secara terpadu dan menyeluruh. Aspek pembangunan yang dikembangkan secara terpadu diantaranya adalah aspek pendidikan, sosial, ekonomi, lingkungan dan politik. Semua aspek pembangunan tersebut memiliki partisipasi yang sangat penting bagi manusia untuk bertahan dan siap menghadapi perubahan yang terjadi, baik pada individu, keluarga, masyarakat dan Negara.

Departemen Pendidikan Kerajaan Thailand mempunyai misi utama mengelola dan mengembangkan system pendidikan di semua tingkatan. System pendidikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Thailand sebagai manusia yang bermoral, dapat mengembangkan diri dan memiliki keunggulan dalam tataran internasional, saling menghormati dan memiliki kesempatan untuk belajar sepanjang hidupnya.

Program pendidikan tahun 2010 pada kerajaan Thailand memiliki tujuh isu strategis, yaitu 1) Memberikan kesempatan memperoleh pendidikan seumur hidup, 2) Meningkatkan kualitas dan Standar Pendidikan, 3) Kapasitas negara dengan menggunakan isu-isu berbasis pengetahuan, 4) Pendidikan pembangunan untuk keamanan negara, 5) Pengembangan, pengelolaan dan hukum pendidikan, 6) Pendidikan dan penelitian dalam rangka memberikan perawatan dan promosi kesehatan,dan 7) Merangsang kesadaran dan mendorong seni dan budaya (Ministry of Education, Laporan Departemen Pendidikan Thailand tahun 2010).

Undang-undang pendidikan nasional kerajaan Thailand tahun 2547 (2003) pasal 6 tentang Pelaksanaan Pendidikan menyatakan bahwa: "Pelaksanaan pendidikan


(13)

2

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk mengembangkan warga Negara Thailand menjadi manusia yang sempurna secara akal, jiwa, ilmu pengetahuan, moral, akhlak, dan budaya di dalam kehidupan sehari-harinya”. Jadi pelaksanaan pendidikan Thailand memprioritaskan reformasi pembelajaran yang merupakan inti dari reformasi pendidikan.

Dikutip dari Jurnal Penelitian Vol 9, Nomor 1 (Maryani, 2009: 1) Social

Studies di Indonesia mempunyai tujuan yaitu

Social Studies mempunyai tugas mulia dan menjadi fondasi penting bagi

pengembangan intelektual, emosional, kultural, dan sosial peserta didik, yaitu mampu menumbuhkembangkan cara berfikir, bersikap, dan berperilaku yang bertanggungjawab selaku individual, warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia. Selain itu Social Studies pun bertugas mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif untuk perbaikan segala ketimpangan, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang di masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran Social Studies di sekolah diorganisasikan secara baik.”

Sedangkan tujuan Social Studies di Thailand menurut Departemen Pendidikan Nasional (2010) yaitu “Membentuk kehidupan sosial dibawah kelembagaan Thailand dan sebagai warganegara dunia yang damai, menjadi warga negara yang baik, dan percaya pada aturan agama yang dianut, dan dapat memahami nilai sumberdaya alam yang ada, mencintai negara dan bangga sebagai warga negara Thailand”.

Salah satu kompetensi yang sangat penting dikembangkan dalam pembelajaran Social Studies di Thailand dan di Indonesia adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial adalah kemampuan untuk melihat standar dalam hubungan antarpribadi. Goleman (2007: 435) mengemukakan bahwa terdapat dua kunci penting dalam hubungan antarpribadi, yaitu tingkat hubungan untuk mencapai tujuan yang mapan dan tingkat hubungan yang mendukung dalam menciptakan kebaikan dan menumbuhkan pribadi orang yang bersangkutan. Ketika hubungan mencapai tujuan dan berperan untuk menciptakan kesejahteraan dan pertumbuhan pribadi,


(14)

3

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut adalah yang baik atau hubungan yang sehat, ketika hubungan tidak mencapai tujuan atau bertentangan dengan kesejahteraan dan pertumbuhan pribadi dapat diuraikan sebagai hubungan yang tidak sehat atau salah.

Davidson & Janet (2006) mengemukakan bahwa kompetensi sosial adalah suatu kondisi yang memiliki keterampilan sosial, emosional, intelektual dan perilaku yang dibutuhkan untuk berhasil menjadi anggota masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk bertindak dan bertingkah laku secara efektif dan positif dalam menghadapi tuntutan sosial atau kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan, yang ditunjukkan dengan kemampuan mengemukakan persepsi terhadap orang lain secara tepat dan asertif.

Phuket merupakan salah satu provinsi yang berada di Thailand bagian Selatan yang memiliki keindahan alam terutama pada keindahan pantainya. Beberapa pantai yang terkenal dan sering dikunjungi oleh para wisatawan diantaranya yaitu Patong Beach, Kalim Beach, Kamala Beach, Surin Beach, Rawai Beach dan sebagainya. Phuket memiliki beberapa Sekolah Menengah Kejuruan dalam bidang Pariwisata. Salah satu tujuan dari Sekolah Mengengah Kejuruan adalah untuk “Menciptakan siswa yang berkepribadian baik dan mempunyai keterampilan”. Sebagai daerah tujuan wisata utama di Thailand, kompetensi sosial menjadi patokan utama dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan.

Keterampilan sosial yang sangat penting dikembangkan dalam pembelajaran IPS terutama pada SMK jurusan pariwisata, sesuai dengan pernyataan Nilam (2009:

6) bahwa “untuk dapat diterima oleh lingkungan sosial atau untuk bekerja dalam

situasi tertentu kita perlu memiliki dasar pengetahuan dan keterampilan sosial. Tanpa kompetensi sosial, kita akan tersingkir dan tidak mampu mencapai tujuan”.


(15)

4

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: National Statistical Office Thailand (2012)

Bagan 1.1 Perbandingan tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikantahun 2011 dan 2012

Berdasarkan data di atas, pengangguran lulusan SMK di Thailand pada tahun 2554 (2011) mengalami peningkatan di tahun 2555 (2012). Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yaitu masih kurangnya kompetensi sosial yang dimiliki siswa lulusan SMK. Keterampilan sosial yang dikembangkan dalam pembelajaran IPS, seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup siswa, karena dengan adanya kompetensi sosial yang baik, siswa dapat bersosialisasi lebih baik terhadap masyarakat luas.

Dalam konteks faktual sekarang ini terdapat berbagai kesenjangan kompetensi sosial antara harapan dan kenyataan. Di era globalisasi yang penuh kompetisi ini siswa menjadi lebih individual dan kurang mengembangkan kerja sama baik siswa secara individu di dalam kelas dan sekolah ataupun dalam konteks masyarakat secara keseluruhan. Kemampuan bekerja sama akan sangat berguna bagi kehidupan siswa pada masa sekarang dan di masa yang akan datang. Era globalisasi menuntut seseorang mampu berkompetisi sekaligus mampu bekerja sama dengan orang lain.


(16)

5

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu kemampuan siswa dalam memiliki empati juga masih kurang. Di tengah kondisi yang invidualistik tersebut, empati terhadap individu lain, empati terhadap berbagai situasi dan kondisi menjadi lemah, dan mempunyai kecenderungan untuk menurun. Persoalan-persoalan dalam masyarakat menjadi kurang mendapat perhatian siswa karena kemampuan berempatinya rendah, sehingga mereka mempunyai kecenderungan menjadi generasi yang apatis. Tanggungjawab mereka sebagai individu dan masyarakat menjadi terabaikan karena kompetensi sosial siswa yang rendah.

Kelemahan utama lainnya yang berhubungan dengan kompetensi sosial adalah siswa kurang memiliki ketegasan diri dalam sikap, tutur kata, dan perbuatan. Ketegasan diri dalam menyatakan sikap, ekspresi, gagasan, dan pendapatnya secara bebas, tanpa ada tekanan dan perasaan takut belum terasah secara optimal dalam diri siswa sehingga memiliki kompetensi sosial yang lemah.

Lemahnya ketegasan diri dapat berakibat kepada kemampuan berkomunikasi yang kurang. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan siswa, bagaimana berinteraksi dengan orang lain dimulai dari kemampuan berkomunikasi. Pada umumnya kemampuan berkomunikasi siswa masih rendah, komunikasi yang kurang efektif, kurang memiliki keterbukaan dan kepercayaan, fleksibelitas dalam merespon, dan berbagai hambatan komunikasi lainnya.

Berdasarkan permasalahan faktual inilah kompetensi sosial menjadi hal utama yang dikembangkan dalam membangun karakter peserta didik. Pendidik terutama dalam pembelajaran IPS mendesain pembelajaran yang lebih mementingkan aspek kerjasama siswa dibandingkan dengan aspek kompetisi. Pada pembelajaran IPS di Sekolah Mengengah Kejuruan terdapat beberapa mata pelajaran yang dapat mengembangkan kompetensi sosial diantaranya hubungan sosial dan masyarakat, sopan santun dalam masyarakat dan kebudayaan lokal pada mata pelajaran tersebut membahas tentang karakteristik yang di harapkan dalam pembelajaran Social Studies


(17)

6

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi diri dan masyarakat. Karakteristik tersebut antara lain sesuai dengan tugas dan tanggung jawab, bermurah hati, menyayangi orang lain, kompak dan kerjasama, saling membantu sesama, berbudi luhur, berbudaya, bangga dan mencintai social masyarakat. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin melihat Bagaimana

“Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah

Kejuruan di Phuket, Thailand. (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)”

B. Fokus Penelitian/Rumusan masalah

Berdasarkan konteks penelitian yang dipaparkan di atas, maka fokus dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Bagaimana pengaruh pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa pada Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket Thailand. Jika dirinci lagi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan kerja sama siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket?

2. Bagaimana pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan ketegasan diri siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket?

3. Bagaimana pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan berempati siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket?

4. Bagaimana pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan berkomunikasi siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket?

5. Bagimana pengaruh pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket?


(18)

7

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa SMK di Phuket Thailand, adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan kerja sama siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket

2. Mengetahui pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan ketegasan diri siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket

3. Mengetahui pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan berempati siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket

4. Mengetahui pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan berkomunikasi siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket

5. Mengetahui pengaruh pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis:

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan kajian dalam pengembangan keilmuan terutama dalam pemebelajaran IPS dan Kompetensi Sosial.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak. 1) Siswa, mengembangkan kompetensi sosial siswa sehingga menjadi pribadi yang baik dan memiliki keterampilan sosial sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS. 2) Guru,


(19)

8

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan pembelajaran metodologi pembelajaran IPS yang mampu mengembangkan kompetensi sosial secara optimal.

E. Struktur Organisasi Tesis

Penelitian ini disajikan dalam laporan yang memuat lima bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa bagian subbab. Sistematika pembahasan dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi tentang; latar belakang masalah, fokus penelitian/rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Selanjutnya Bab II, merupakan kajian teoritis yang terdiri dari; pembahasan tentang pembelajaran IPS, yang meliputi; pengertian sosial studi, tujuan pembelajaran IPS, pola pendidikan IPS, karakteristik pembelajaran IPS dan komponen-komponen pembelajaran. Selanjutnya pembahasan mengenai kompetensi sosial meliputi; pengertian kompetensi sosial, aspek kompetensi sosial dan faktor-faktor penentu kompetensi sosial. Selanjutnya dengan kerangka berfikir, hipotesis penelitian dan penelitian yang relevan.

Sedangkan Bab III, penulis menyantumkan metodologi penelitian yang terdiri dari; lokasi penelitian, populasi dan sampel, devinisi operasional, variabel penelitian, metode pengumpulan data, viliditas dan rialibilitas, teknik analaisis data dan prosedur penelitian.

Untuk Bab IV, penyajian hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi; gambaran umum tentang subjek penelitian, deskripsi hasil penelitian, penguji hipotesis dan pembahasan penelitian tentang pengaruh pembelajaran IPS terhadap, kemampuan kerja sama, ketegasan diri siswa, kemampuan berempati, kemampuan berkomunikasi dan kompetensi sosial siswa.


(20)

9

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diakhiri dengan Bab V, yaitu penutup, berisi kesimpulan yaitu jawaban atas rumusan masalah yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dan selanjutnya dimuat saran-saran atau rekomendasi.


(21)

45

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tiga sekolah menengah kejuruan di Phuket, Thailand pada siswa jurusan Pariwisata, tiga sekolah yang digunakan yaitu; Phuket Vocational Collage, Phuket Technology School dan Phuket Polytechnic Collage. Pemilihan lokasi didasarkan karena ditiga Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket tersebut memiliki jurusan pariwisata dan berada di kawasan wisata yang menuntut siswanya untuk memilki kompetensi sosial.

B. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini mengambil sampling jenuh. Menurut Sugiyono, (2013: 124) sampling jenuh disebut juga dengan sample total adalah teknik penentuan sampel yang semua anggota populasi digunakan sebagai sampel dan diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi bersangkutan.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah total siswa-siswi kelas III di Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket, Thailand yaitu sekolah Phuket Vocational Collage, sekolah Phuket Technology School dan sekolah Phuket Polytechnic Collage, untuk lebih jelas sebagai tabel berikut;


(22)

46

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Sampel dan populasi penelitian

No Sekolah Populasi Sampel

1 Phuket Polytechnic College 39 39

2 Phuket Vocational College 39 39

3 Phuket Technology College 33 33

Total 111 111

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode survey korelasional. Kriyantono (2008, 55) mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Smith (Rakhmat, 2005:24) mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau yang dianalisis dengan menggunakan statistik) untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

Penelitian survei merupakan salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi yang digambarkan oleh sampel. Survei juga dapat dilakukan untuk mengumpulkan data terkait sikap, nilai, kepercayaan, pendapat, pendirian, keinginan, cita-cita, sikap, dan prilaku. Menurut Prasetyo, (2005: 143) penelitian survei adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis. Pertanyaan yang terstruktur biasanya disebut kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden untuk mengukur


(23)

variabel-47

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel, berhubungan di antara variabel yang ada, atau bisa juga pengalaman dan opini dari responden.

Dalam penelitian yang peneliti lakukan, peneliti ingin mencari jawaban mengenai apakah suatu variabel dapat mempengaruhi variabel yang lain. Dalam hal hal ini variabel (x) yaitu pembelajaran IPS dan variabel (y) kompetensi sosial untuk memperoleh jawaban tersebut peneliti melakukan survey. Penelitian kuantitatif dengan metode survey dapat dilakukan dengan pengumpulan data yang menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada siswa di Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket. Respon yang diberikan memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan mengenai keseluruhan kategori siswa-siswa yang diwakili oleh responden.

Penelitian ini bersifat korelasional yaitu suatu model penelitian yang menitik beratkan pada masalah atau peristiwa yang sedang berlangsung dengan memberikan gagasan yang jelas tentang situasi dan kondisi yang ada yaitu hubungan antara pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial diantaranya adalah kerja sama, ketegasan diri, berempati dan berkomunikasi.

D. Definisi Operasional 1. Kompetensi Sosial.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan seseorang dalam bertindak dan bertingkah laku secara efektif dalam menghadapi tuntutan sosial pada lingkungan sosial di masyarakat. Indikator dari kompetensi sosial antara lain:

a. Kerja sama adalah sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama.

b. Asertif (Ketegasan Diri) adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan


(24)

48

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak-hak lain.

c. Empati adalah sebagai keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengindentifikasikan dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

d. Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran dan perasaan pertukaran tersebut dapat dilaksanakan dengan setiap bentuk bahasa seperti: isyarat, ungkapan emosional, bicara, atau bahasa tulisan.

2. Pembelajaran IPS

Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. IPS berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan Negara. Pembelajaran IPS memiliki indikator sebagai berikut:

1. Tujuan Pembelajaran adalah komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan harus jelas, karena dengan tujuan yang jelas guru dapat memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai setelah siswa belajar.

2. Materi Pembelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dipelajari oleh siswa, materi pembelajaran yang diterima siswa harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi dimasa di masa depan.

3. Kegiatan Pembelajaran adalah kegiatan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu. 4. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan


(25)

49

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

6. Sumber Belajar adalah segala sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tempat di mana materi sumber belajar terdapat.

7. Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu dalam pembelajaran.

E. Variable Penelitian

Variable penelitian ini terdiri atas dua variable yaitu variable X (pembelajaran-IPS) dan variable Y (komepetensi sosial), untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Variabel Penelitian

Pembelajan IPS Kompetensi Sosial ( X ) ( Y )

Indikator;

1. Tujuan Pembelajaran 2. Materi Pembelajaran 3. Kegiatan Pembelajaran 4. Metode

5. Media

6. Sumber Belajar 7. Evaluasi

Indikator;

1. Kerja sama

2. Asertif (Ketegasan Diri) 3. Empati

4. Komunikasi

F. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer dengan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan secara akurat dan valid. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:


(26)

50

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam pembuatan angket ini peneliti menggunakan jenis pertanyaan berstruktur yaitu pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban kepada beberapa alternatif “Selalu”, “Sering”, “Kadang-Kadang”, “Jarang”, “Tidak Pernah”. Pertanyaan berstruktur digunakan untuk mengetahui fakta atau opini yang cukup jelas dan subyek tidak perlu menjawab pertanyaan yang panjang lebar.

Tabel 3.2

Kisi-kisi instrumen angket Variable

Penelitian

Indikator Sub Indikator No

Item Pembelajaran

IPS

1. Tujuan Pembelajaran

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

1-3 2. Materi

Pembelajaran

- Materi pembelajaran yang digunakan guru bervariasi

4-5 3. Kegiatan

Pembelajaran

- Kegiatan pembelajaran diberikan secara terstruktur

6-8 4. Metode - Guru menggunakan berbagai

metode dalam pembelajaran

9-11 5. Media - Respon siswa terhadap media

pembelajaran

12-13 6. Sumber

Pembelajaran

- Sumber belajar yang digunakan guru bervariasi

14-16 7. Evaluasi - Evaluasi yang diberikan

bervariasi

17-20 Diadaptasi dari Sutikno, (2013:34)

Kompetensi Sosial

1. Kerja Sama - Kemampuan menyelesaikan konflik dengan orang lain

- Kemampuan untuk meminta pertolongan atau bantuan saat


(27)

51

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diperlukan

2. Ketegasan Diri

- Kemampuan untuk mempertahankan diri dari tuduhan yang tidak benar

25-32

3. Empati - Menciptakan tindakan-tindakan untuk mempertahankan

hubungan yang telah dibina

33-40

4. Komunikasi - Melalui

berinteraksi/berkomunikasi dengan orang lain.

- Menciptakan hubungan antar pribadi dengan orang yang baru atau belum di kenal

41-45

Rentang skala dihitungkan berdasar nilai minimal dan maksimal yang diperoleh masing indikator.

a. Rentang skala indikator pembelajaran IPS

Dengan nilai minimal 20 dan maksimal 100, maka diperoleh rentang skala pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Rentang skala pembelajaran IPS

Rentang skala Kategori

71-100 51-70 20-50

Baik Cukup Kurang b. Rentang skala indikator kerja sama

Dengan nilai minimal 4 dan maksimal 20, maka diperoleh rentang skala pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Rentang skala kerja sama

Rentang skala Kategori


(28)

52

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11-14

4-10

Cukup Kurang c. Rentang skala indikator ketegasan diri

Dengan nilai minimal 8 dan maksimal 40, maka diperoleh rentang skala pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Rentang skala ketegasan diri

Rentang skala Kategori

29-40 21-28 8-20

Baik Cukup Kurang

d. Rentang skala indikator berempati

Dengan nilai minimal 8 dan maksimal 40, maka diperoleh rentang skala pada tabel berikut:

Tabel 3.6

Rentang skala berempati

Rentang skala Kategori

29-40 21-28 8-20

Baik Cukup Kurang e. Rentang skala indikator berkomunikasi

Dengan nilai minimal 8 dan maksimal 40, maka diperoleh rentang skala pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Rentang skala berkomunikasi

Rentang skala Kategori

19-25 13-18

Baik Cukup


(29)

53

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5-12 Kurang

2. Dokumentasi

Dokumentasi dari kata document yang artinya barang-barang atau tulisan. Di dalam pelaksanaan metode dokumentasi, yang dilakukan adalah menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, transkip, surat kabar, notulen, agenda, peraturan-peraturan, catatan harian, dan lain sebagainya yang diperlukan sesuai dengan variabel yang diteliti.

G. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

Di dalam penelitian, pengujian instrumen penelitian mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan gambaran variable yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Seperti pendapat Arikunto (2006:144) bahwa, ”benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data.”

1. Validitas

Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunujukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila instrumen ukur tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan pengukuran tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data penelitian, maka butir-butir yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan alat ukur yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian.


(30)

54

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji coba untuk mengetahui validitas instrumen dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

  

 

Y

 

2

2 2 2               

NY

N X X N Y X XY rxy (Arikunto, 2002:124) Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

X : Jumlah variabel pertama Y : Jumlah variabel kedua

XY : Jumlah product moment dari hasil kali kedua variabel X2 : Jumlah variabel pertama yang dikuadratkan

Y2 : Jumlah variabel kedua yang dikuadratkan N : Jumlah responden (populasi yang diteliti)

Uji Validitas, dilakukan dengan tahap-tahap berikut: 1. Menentukan hipotesis untuk hasil uji coba

Ho = Skor butir indikator berkorelasi positif dengan skor faktor (total)

H1 = Skor butir indikator tidak berkorelasi positif dengan skor faktor (total)

2. Menentukan r tabel

Melihat r tabel dengan tingkat signifikan 5% atau 1%. 3. Mencari r hitung

4. Membandingkan r hitung dan r hitung tabel

1) Jika r hitung  r tabel maka H0 diterima dan HI ditolak, artinya skor butir

indikator berkorelasi positif dengan skor faktor (total)

2) Jika r hitung  r tabel, maka Ho ditolak dan HI diterima, skor butir indikator


(31)

55

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Mengambil keputusan

Dasar pengambilan keputusan

Jika r hitung positif dan  r tabel, maka butir tersebut valid.

Jika r hitung negatif dan atau  r tabel, maka butir tersebut tidak valid. TABEL 3.8

KOEFISIEN KORELASI

Besarnya Nilai Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah Sumber: Arikunto (2002:245)

Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 20 soal untuk instrument pembelajaran IPS dan 25 soal untuk kompetensi sosial siswa dengan tingkat signifikansi 5% dan dengan N=37, maka didapat nilai rtabel sebesar 0,325.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software komputer SPSS.16 menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung

lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,325. Untuk lebih rincinya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Pembelajaran IPS No Butir Soal Angket rhitung rtabel Keterangan


(32)

56

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 1 1,000 0,325 Valid

2 2 0,367 0,325 Valid

3 3 0,340 0,325 Valid

4 4 0,329 0,325 Valid

5 5 0,396 0,325 Valid

6 6 0,367 0,325 Valid

7 7 0,630 0,325 Valid

8 8 0,396 0,325 Valid

9 9 0,329 0,325 Valid

10 10 0,367 0,325 Valid

11 11 0,340 0,325 Valid

12 12 0,630 0,325 Valid

13 13 0,396 0,325 Valid

14 14 0,329 0,325 Valid

15 15 0,630 0,325 Valid

16 16 0,367 0,325 Valid

17 17 1,000 0,325 Valid

18 18 0,367 0,325 Valid

19 19 0,340 0,325 Valid

20 20 0,396 0,325 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Kompetensi Sosial Siswa

No Butir Soal rhitung rtabel Keterangan

1 1 1,000 0,325 Valid

2 2 0,412 0,325 Valid

3 3 0,435 0,325 Valid

4 4 0,436 0,325 Valid

5 5 0,490 0,325 Valid

6 6 0,444 0,325 Valid

7 7 0,368 0,325 Valid


(33)

57

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 9 0,435 0,325 Valid

10 10 0,516 0,325 Valid

11 11 0,572 0,325 Valid

12 12 0,444 0,325 Valid

13 13 0,562 0,325 Valid

14 14 0,516 0,325 Valid

15 15 0,572 0,325 Valid

16 16 0,412 0,325 Valid

17 17 0,479 0,325 Valid

18 18 0,368 0,325 Valid

19 19 0,412 0,325 Valid

20 20 0,490 0,325 Valid

21 21 0,574 0,325 Valid

22 22 0,444 0,325 Valid

23 23 0,436 0,325 Valid

24 24 0,435 0,325 Valid

25 25 0,412 0,325 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Yang dimaksud dengan reabilitas adalah menunjukan suatu Pengertian bahwa suatu intrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan tertentu (Arikunto, 2006:247)

Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara 1-5 menggunakan rumus Cronbach alpha, yaitu:


(34)

58

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r                

2

2 11 1 1 t b k k   Keterangan:

r1 1 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan

2 t

 = Varians total

2

b

 = Jumlah varian butir

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir, kemudian jumlahkan, seperti berikut ini:

n n X X

 

 2 2 

(Husein Umar, 2002:147)

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika koefisian internal seluruh item (ri) rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka

item pertanyaan dikatakan reliabel.

2) Jika koefisian internal seluruh item (ri) < rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka

item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen diketahui bahwa semua butir soal reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan nilai rtabel

yang bernilai 0,325. Agar lebih terpirinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.11


(35)

59

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Variabel Rhitung Rtabel Keterangan

1. Pembelajaran IPS 0.944 0.325 Reliabel

2. Kompetensi Sosial 0.941 0.325 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

H. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data hasil angket atau kuesioner, penulis menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Setelah itu data akan dikumpulkan kemudian dilakukan pemeriksaan apakah responden telah mengisi angket dengan benar, kemudian akan dilakukan pengkodean, yaitu memberikan hasil tertentu pada data yang telah diperiksa untuk menyederhanakan jawaban responden. Teknik analasis data data yang penulis gunakan adalah teknik analisis korelasional

1. Uji Normalitas.

Asumsi normalitas merupakan prasyarat kebanyakan prosedur statistika inferential. Pada penelitian ini asumsi normalitas dieksplorasi menggunakan uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov Smirnov) melalui SPSS 18 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0 : angka signifikan (Sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal H1 : angka signifikan (Sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal

Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value adalah jika P-value < α maka H0 ditolak dan jika P-value ³ α maka H0 tidak dapat ditolak. Dalam program SPSS 18 digunakan istilah significance yang disingkat Sig untuk P-value, dengan kata lain P-value = Sig.


(36)

60

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui distribusi data, apakah homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan cara membandingkan varian terbesar dan varian terkecil dengan menggunakan table.

Sementara Akdon (2008) merincikan langkah-langkah uji homogenitas sebagai berikut:

a. Mencari nilai varian terbesar dan terkecil dengan rumus:

b. Membandingkan nilai dengan dengan criteria; jika Ftabel , maka varians adalah homogeny, dan uji komparatif dapat

dilakukan.

Jika menggunakan program SPSS, maka dapat dilakukan dengan Analisis Non

Parametrik Tes yaitu dengan menggunakan Two Related Sample Tes yaitu dengan

membandingkan angka signifikan (Sig) dengan nilai alfa (α) dengan kriteria; jika angka signifikan (Sig)< alfa (α), maka Ho ditolak. Sebaliknya, jika angka signifikan (Sig) > alfa (α), maka Ho diterima. selengkapnya kaidah uji homogenitas dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov adalah sebagai berikut:

Ho : kedua varian populasi adalah tidak homogen. H1 : kedua varian populasi homogen

3. Analisis Korelasi dan Regresi

Untuk mengukur tingkat hubungan (korelasi) antara dua variabel dalam penelitian ini digunakan rumus Pearson’s Product moment Corelation. Alasan

penulis menggunakan rumus ini adalah mengetahui koefesien korelasinya atau derajat kekuatan adanya pengaruh pembelajaran ips terhadap kompetensi social siswa keseluruhan analisa dibantu oleh komputasi data dilakukan melalui fasilitas komputer program SPSS 16 for Windows.


(37)

61

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu I. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Pemilihan awal penelitian

Merumuskan masalah dan judul penelitian

Metode penelitian

- Survey

- Dukumentasi

Penggujian - Uji Validitas

Person Product Moment - Uji Realibilitas

Cronbach Alpha

Analisis data

- Persiapan

- Tabulasi

- Penerapan Data

Penarikan dan penyusunan kesimpulan


(38)

85

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Merujuk kepada hipotesis penelitian yang di ajukan, maka secara umum kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran IPS memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kompetensi sosial siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket, Thailand. Secara khusus kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran IPS dengan kemampuan kerjasama pada siswa kelas III Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Phuket Thailand, sebesar 18,4%. Terdapat pengaruh terhadap ketegasan diri, sebesar 12,2%. Terdapat pengaruh terhadap kemampuan berempati, sebesar 16,3%. Terdapat pengaruh terhadap kemampuan berkomunikasi, sebesar 13,9%. Dan terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa pada siswa kelas III Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Phuket Thailand, kompetensi sosial siswa terdiri dari kemampuan kerja sama, ketegasan diri, kemampuan berempati, dan kemampuan berkomunikasi sebesar 22,1%. Hal ini menunjukkan pengaruh positif pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa.

Dalam pembelajaran IPS, pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi sosial, terbukti dapat menumbuhkan semangat dan motivasi belajar. Belajar bukan hanya guru sebagai nara sumber, siswa juga yang harus aktif untuk mencari, menemukan dan mempresentasikan temuannya di depan kelas. Keadaan ini menumbuhkan siswa rasa kepercayaan diri, mandiri, kompetensi secara sehat, berkomunikasi, mendengar dan bertanya secara proposional, bekerja sama, kompromi dalam mengambil keputusan dan kesimpulan, saling mendukung, mengembangkan kepemimpinan dan berbagi pengetahuan. Semua itu tidak hanya membekali siswa dari sudut kecerdasan intelektual saja, tapi jauh lebih penting adalah mengembangkan


(39)

86

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kecerdasan emotional, sosial, kinestetis, yang sangat bibutuhkan sebagai bekal di kehidupan masa depannya.

Dalam pembelajaran IPS guru harus mempunyai peranan kunci dalam mengembangkan stategi pembelajaran IPS bermuatan kompetensi sosial dan guru harus menguasai materi, variasi metode, media, sumber belajar, dan assessment, serta komitmen yang tinggi akan pentingnya proses pembelajaran untuk mencapai tujuan kompetensi sosial siswa, bagaimana siswa dapat membentuk konsep diri dan respon positif dalam membangun dan memelihara hubungan yang positif antara siswa dalam keluarga, teman sebaya, lingkungan sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan. Kepala sekolah, sarana dan prasarana, kesiapan masyarakat sebagai sumber pembelajaran, dan tenaga pendidikan lain, dapat menjadi pendukung guru dalam menghasilkan pembelajaran IPS berbasis kompetensi sosial.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, dan dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi sosial siswa dalam pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket, Tahiland, maka beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Pihak sekolah

Untuk meningkatkan kompetensi sosial siswa (kerja sama, ketegasan diri, berempati dan berkomunikasi) maka kepala sekolah sebaiknya memberikan dukungan kepada guru-guru untuk melalui pelatihan guru mata pelajaran IPS sehingga di dalam pembelajaran IPS guru dapat meningkatkan aspek-aspek yang ada di dalam หลักสูตรการศึกษา (skenario pembelajaran) yang bervariasi. Skenario pembelajaran tersebut meliputi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, media, sumber belajar dan evaluasi


(40)

87

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun upaya meningkatkan kompetensi sosial siswa (kerja sama, ketegasan diri, berempati dan berkomunikasi) dalam pembelajaran IPS, guru sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Dalam setiap pembelajaran hendaknya guru selalu menggunakan model, pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran berbasis kontekstual yang relevan dengan pengembangan kompetensi sosial siswa, serta dapat mengolah berbagai potensi siswa, untuk lebih meningkatkan efektivitas dan hasil belajar, serta dapat mencapai tujuan pengembangan potensi kompetensi sosial secara lebih optimal.

b. Pembelajaran hendaknya mengembangkan situasi atau iklim belajar yang konstruktif bagi perkembangan potensi kompetensi sosial siswa, sehingga lahir gagasan-gagasan baru ataupun berkembangnya siswa secara lebih optimal. Untuk itu pembelajaran perlu pengembangan tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai-nilai yang relevan menuju perkembangan siswa secara lebih optimal.

c. Dalam pembelajaran IPS hendaknya guru lebih menyeimbangkan secara proporsional antara berbagai aspek kompetensi sosial, sehingga mampu mewujudkan siswa menjadi manusia yang mampu memahami realitas diri dan lingkungan sosialnya.

d. Dalam penilaian aspek kompetensi sosial membutuhkan strategi dan keterampilan khusus dari guru. Sebab penilaian aspek kompetensi sosial merupakan penilaian yang lebih sulit dibandingkan menilai aspek penguasaan konsep. Untuk itu guru hendaknya lebih menguasai strategi penilaian aspek kompetensi sosial.

3. Mengingat berbagai kelemahan dalam penelitian ini, peneliti menyarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian korelasional


(41)

88

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serupa dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk dapat hasil yang optimal. Disamping itu dapat melakukan penelitian kualitatif untuk memperoleh gambaran utuh pross pembelajaran IPS dalam meningkatkan kompetensi sosial.


(42)

88

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sanusi, Dt. (1971). Studi sosial di Indonesia. Bandung : IKIP

Akdon, (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan. Manajemen. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Banks, James A. (1990). Teaching Strategiesfor The Social Studies, Inquiry,

Valuing, and Decion Making. NewYork&London: Longman.

Bambang Prasetyo. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Chiplin, J. P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Goleman, Daniel. (2007). Social Intelligence. (Alih Bahasa). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Goleman, Daniel. (1998). Emotional Intelligence. (Alih Bahasa). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Departemen Pendidikan Nasional (2010) rambu-rambu dan standar-standar isi

Pembelajaran ilmu Pengetahuan, agama dan budaya dalam kurikulum pendidikan dasar, badan percetakan sarana pembelajaran, Bangkok.

กระทรวงศึกษาธิการ. (

2553

). สาระและมาตรฐานการเรียนรู้ กลุ่มสาระ สังคมศึกษา

ศาสนาและวัฒนธรรม ในหลักสูตรการศึกษาขั้นพื้นฐาน

.

กรุงเทพฯ

:

โรงพิมพ์องกรณ์รับส่งสินค้าและพัสดุภัณฑ์.

Department of Curriculum and Instruction Development.(1996) Network learning,

Enhance the learning process at Primary Education.Bangkok : kurusapa.

Desvi Yanti. (2005). Keterampilan Sosial Pada Anak Menengah Akhir Yang

Mengalami Gangguan Perilaku. [online]. http://f4jar.multiply.com/

journal/

Didi Tradisi. (2002). Kompetensi Sosial Anak Tunanetra. Tesis PPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.


(43)

89

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Faizah. (2008). Program Bimbingan dan Konseling Untuk Meningkatkan

Kompetensi Sosial Siswa. Tesis Bimbingan Konseling Pasca Sarjana UPI

Bandung : tidak diterbitk

Fraenkel, Jack (1980). Helping Students Think Value Strategies for Teaching

Social Studies, New Jersey: Prentice-Hall. UT

Hurlock, Elizabeth. B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Husein Umar, 2002, Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran, Gramedi

Pustaka Utama, Jakarta.

Kokom Komalasari. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Lismainar. (2005). Intergrasi antara Proses belajar mengajar dan bimbingan

dalam meningkatkan kompetensi sosial anak berdakat. Tesis UPI.

Bandung

Maryani Enok.(2009). Pengembangan Program Pembelajaran Ips Untuk

Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial. Dalam Jurnal Penelitian

Vol. 9 No. 1

Maryani, Enok. 2009. Pengembangan Program Pembelajaran Ips Untuk

Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial. Jurnal UPI. Bandung.

Maryani Enok, (2010). Makalah Seminar Nasional Revitalisasi Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai momentum membangun kebersamaan, pada tangal 22 Desember 2010, Sekolah Pasca Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia Bandung

M. Budyatna dan Nina M. (2005). Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Universitas Terbuka

Muhammad Numan. (2001). Menggagas Pendidikan Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Posdakarya

Mulyono Tj. (1980) Materi pokok konsep dasar IPS. Jakarta, Penerbit: Karunika Nilam Widyarini. (2009). Psikologi Populer: Relasi Ortu&Anak. Jakarta. PT Elex

Media Komputindo.

Numan Somantri, (2001), Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Rosda, Bandung


(44)

90

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oemar hamalik. 2009. Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. Grafika Offset

Office of the national economic and social development board.(2512).The

eleventh national economic and social development plan (2012-2016).Bangkok : kuruspa.

Rakhmat, J. (2005). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Saidiharjo & Sumadi HS. (1996). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. (Buku 1). Yogyakarta: FIP IKIP.

Sapriya.(2012). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja RosdaKarya.

Sastradipoera, K. (2005). Mencari Makna di Balik Penunisan, Tesis, dan

Disertasi. Bandung: kappa-Sigma.

Seksi Kearsipan, Denas Pendidkan Nasional Thailand (1997), Buku panduan

pembelajaran IPS, Bangkok, Badan percetakan dan penyiapan sarana

ก ร ม วิ ช า ก า ร ก ร ะ ท ร ว ง ศึ ก ษ า ธิ ก า ร

.

(

2540

)

.

คู่มือการจัดการเรียนรู้กลุ่มสาระการเรียนรู้สังคมศึกษา ศาสนา และวัฒนธรรม, กรุงเทพฯ

:

โรงพิมพ์องค์การรับส่งสินค้าและพัสดุภัณฑ์(ร.ส.พ)

Sobry Sutikno. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica

Solihatin, Etin dan Raharjo. (2005), Dasar-dasr Proses Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Spradley, J.P. 1997. The Etnographic Interview. Terjemahan Misbah Zulfa Elizabet. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Surya Mohammad. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: CV Pustaka Bani Quraisy

Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

T. Safaria. (2005). Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan

Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books


(45)

91

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adiyanti, Martini. (2008). Definisi Kompetensi Social [Online] Tersedia: http://fazleey.blogspot.com/2007/08/kompetensi-kecerdasan-emosi.html. Gunawan, Uju. (2009). Definisi Kompetensi Sosial. [Online]. Tersedia: http//:

ujugunawan.blogspot.com

Imam Setyawan. (2008). Fungsi Sosio-Emosional Empati. [online]. Tersedia: http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/psikologi/psi6.htm

Jacinta Rini. (2001). Asertivitas. [online]. http//www.epsikologi.com/dewasa/ assertif.htm

Kuswara, Restu. (2009). Definisi Kompetensi Sosial. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/54857250/KOMPETENSI-SOSIAL.

Nanath. 2008. Proses Sosial dan Interaksi Sosial. [Online], http://kuliahkomunikasi.com/2008/06/proses-sosial-dan-interaksi-sosial/ Tish Davidson, & Janet Welsh. (2006). Kompetensi Sosial.

http://www.answers.com/topic/social-competence#ixzz1IMCeNHcQ. Tarsidi, Didi. (2007). Perkembangan Kompetesi Sosial Pada Anak. [Online]

Tersedia: http://d-tarsidi.blogspot.com/2007//11perkembangan-kompetensi -sosial pada.html.


(1)

87

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun upaya meningkatkan kompetensi sosial siswa (kerja sama, ketegasan diri, berempati dan berkomunikasi) dalam pembelajaran IPS, guru sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Dalam setiap pembelajaran hendaknya guru selalu menggunakan model, pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran berbasis kontekstual yang relevan dengan pengembangan kompetensi sosial siswa, serta dapat mengolah berbagai potensi siswa, untuk lebih meningkatkan efektivitas dan hasil belajar, serta dapat mencapai tujuan pengembangan potensi kompetensi sosial secara lebih optimal.

b. Pembelajaran hendaknya mengembangkan situasi atau iklim belajar yang konstruktif bagi perkembangan potensi kompetensi sosial siswa, sehingga lahir gagasan-gagasan baru ataupun berkembangnya siswa secara lebih optimal. Untuk itu pembelajaran perlu pengembangan tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai-nilai yang relevan menuju perkembangan siswa secara lebih optimal.

c. Dalam pembelajaran IPS hendaknya guru lebih menyeimbangkan secara proporsional antara berbagai aspek kompetensi sosial, sehingga mampu mewujudkan siswa menjadi manusia yang mampu memahami realitas diri dan lingkungan sosialnya.

d. Dalam penilaian aspek kompetensi sosial membutuhkan strategi dan keterampilan khusus dari guru. Sebab penilaian aspek kompetensi sosial merupakan penilaian yang lebih sulit dibandingkan menilai aspek penguasaan konsep. Untuk itu guru hendaknya lebih menguasai strategi penilaian aspek kompetensi sosial.

3. Mengingat berbagai kelemahan dalam penelitian ini, peneliti menyarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian korelasional


(2)

88

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serupa dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk dapat hasil yang optimal. Disamping itu dapat melakukan penelitian kualitatif untuk memperoleh gambaran utuh pross pembelajaran IPS dalam meningkatkan kompetensi sosial.


(3)

88

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sanusi, Dt. (1971). Studi sosial di Indonesia. Bandung : IKIP

Akdon, (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan. Manajemen. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Banks, James A. (1990). Teaching Strategiesfor The Social Studies, Inquiry,

Valuing, and Decion Making. NewYork&London: Longman.

Bambang Prasetyo. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Chiplin, J. P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Goleman, Daniel. (2007). Social Intelligence. (Alih Bahasa). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Goleman, Daniel. (1998). Emotional Intelligence. (Alih Bahasa). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Departemen Pendidikan Nasional (2010) rambu-rambu dan standar-standar isi

Pembelajaran ilmu Pengetahuan, agama dan budaya dalam kurikulum pendidikan dasar, badan percetakan sarana pembelajaran, Bangkok.

กระทรวงศึกษาธิการ. (

2553

). สาระและมาตรฐานการเรียนรู้ กลุ่มสาระ สังคมศึกษา

ศาสนาและวัฒนธรรม ในหลักสูตรการศึกษาขั้นพื้นฐาน

.

กรุงเทพฯ

:

โรงพิมพ์องกรณ์รับส่งสินค้าและพัสดุภัณฑ์.

Department of Curriculum and Instruction Development.(1996) Network learning,

Enhance the learning process at Primary Education.Bangkok : kurusapa.

Desvi Yanti. (2005). Keterampilan Sosial Pada Anak Menengah Akhir Yang

Mengalami Gangguan Perilaku. [online]. http://f4jar.multiply.com/

journal/

Didi Tradisi. (2002). Kompetensi Sosial Anak Tunanetra. Tesis PPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.


(4)

89

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Faizah. (2008). Program Bimbingan dan Konseling Untuk Meningkatkan

Kompetensi Sosial Siswa. Tesis Bimbingan Konseling Pasca Sarjana UPI

Bandung : tidak diterbitk

Fraenkel, Jack (1980). Helping Students Think Value Strategies for Teaching

Social Studies, New Jersey: Prentice-Hall. UT

Hurlock, Elizabeth. B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Husein Umar, 2002, Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran, Gramedi

Pustaka Utama, Jakarta.

Kokom Komalasari. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Lismainar. (2005). Intergrasi antara Proses belajar mengajar dan bimbingan

dalam meningkatkan kompetensi sosial anak berdakat. Tesis UPI.

Bandung

Maryani Enok.(2009). Pengembangan Program Pembelajaran Ips Untuk

Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial. Dalam Jurnal Penelitian

Vol. 9 No. 1

Maryani, Enok. 2009. Pengembangan Program Pembelajaran Ips Untuk

Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial. Jurnal UPI. Bandung.

Maryani Enok, (2010). Makalah Seminar Nasional Revitalisasi Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai momentum membangun kebersamaan, pada tangal 22 Desember 2010, Sekolah Pasca Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia Bandung

M. Budyatna dan Nina M. (2005). Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Universitas Terbuka

Muhammad Numan. (2001). Menggagas Pendidikan Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Posdakarya

Mulyono Tj. (1980) Materi pokok konsep dasar IPS. Jakarta, Penerbit: Karunika Nilam Widyarini. (2009). Psikologi Populer: Relasi Ortu&Anak. Jakarta. PT Elex

Media Komputindo.

Numan Somantri, (2001), Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Rosda, Bandung


(5)

90

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oemar hamalik. 2009. Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. Grafika Offset

Office of the national economic and social development board.(2512).The

eleventh national economic and social development plan (2012-2016).Bangkok : kuruspa.

Rakhmat, J. (2005). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Saidiharjo & Sumadi HS. (1996). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. (Buku 1). Yogyakarta: FIP IKIP.

Sapriya.(2012). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja RosdaKarya.

Sastradipoera, K. (2005). Mencari Makna di Balik Penunisan, Tesis, dan

Disertasi. Bandung: kappa-Sigma.

Seksi Kearsipan, Denas Pendidkan Nasional Thailand (1997), Buku panduan

pembelajaran IPS, Bangkok, Badan percetakan dan penyiapan sarana

ก ร ม วิ ช า ก า ร ก ร ะ ท ร ว ง ศึ ก ษ า ธิ ก า ร

.

(

2540

)

.

คู่มือการจัดการเรียนรู้กลุ่มสาระการเรียนรู้สังคมศึกษา ศาสนา และวัฒนธรรม, กรุงเทพฯ

:

โรงพิมพ์องค์การรับส่งสินค้าและพัสดุภัณฑ์(ร.ส.พ)

Sobry Sutikno. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica

Solihatin, Etin dan Raharjo. (2005), Dasar-dasr Proses Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Spradley, J.P. 1997. The Etnographic Interview. Terjemahan Misbah Zulfa Elizabet. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Surya Mohammad. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: CV Pustaka Bani Quraisy

Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

T. Safaria. (2005). Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan

Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books Sumber Internet:


(6)

91

Mahadee Siya, 2013

Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Phuket,Thailand (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adiyanti, Martini. (2008). Definisi Kompetensi Social [Online] Tersedia: http://fazleey.blogspot.com/2007/08/kompetensi-kecerdasan-emosi.html. Gunawan, Uju. (2009). Definisi Kompetensi Sosial. [Online]. Tersedia: http//:

ujugunawan.blogspot.com

Imam Setyawan. (2008). Fungsi Sosio-Emosional Empati. [online]. Tersedia: http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/psikologi/psi6.htm

Jacinta Rini. (2001). Asertivitas. [online]. http//www.epsikologi.com/dewasa/ assertif.htm

Kuswara, Restu. (2009). Definisi Kompetensi Sosial. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/54857250/KOMPETENSI-SOSIAL.

Nanath. 2008. Proses Sosial dan Interaksi Sosial. [Online], http://kuliahkomunikasi.com/2008/06/proses-sosial-dan-interaksi-sosial/ Tish Davidson, & Janet Welsh. (2006). Kompetensi Sosial.

http://www.answers.com/topic/social-competence#ixzz1IMCeNHcQ. Tarsidi, Didi. (2007). Perkembangan Kompetesi Sosial Pada Anak. [Online]

Tersedia: http://d-tarsidi.blogspot.com/2007//11perkembangan-kompetensi -sosial pada.html.